Dasar - Dasar Public Relations
Pengertian Public Relations
Public Relations adalah sebuah ilmu dari rumpun ilmu sosial, bagian ilmu dari induknya ilmu komunikasi, serta menjadi sebuah profesi di bidang komunikasi, yakni profesi Public Relations Officer di lembaga atau perusahaan ; konsultan PR ; event organizer ; konsultasi bidang penelitian PR ; krisis PR, krisis komunikasi, dan krisis manajemen ; perancang iklan untuk kegiatan PR ; expert of PR; dan sebagainya( Ardianto, 2011).
Istilah lain dari PR adalah hubungan masyarakat (humas), komunikasi korporat, komunikasi, hubungan korporat, hubungan publik perusahaan, pemasaran dan komunikasi perusahaan, hubungan perusahaan, hubungan publik, dan informasi publik(Elvinaro, 2011).
Masyarakat dalam humas memiliki arti bahwa masyarakatnya mempunyai cakupan yang amat luas, bersifat heterogen, dan tidak terkait satu sama lain. Sedangkan publik dalam public relations memiliki arti bahwa publiknya bersifat homogen, lebih spesifik, dan terkait satu sama lain, atau memiliki minat atau kepentingan yang sama terhadap suatu objek tertentu.
Definisi Public Relations
Menurut Frank Jefkins, PR adalah semua semua komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan – tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.
Menurut Denny Grisworld, PR adalah suatu fungsi manajemen yag menilai sikap publik, menunjukkan kebijaksanaan dan prosedur dari invidu atau organisasi atas dasar kepentingan publik dan melaksanakan rencana kerja untuk memperoleh pengertian dan pengakuan publik.
Yang harus dipahami dalam definisi PR adalah (1)PR merupakan fungsi manajemen karena PR bertugas untuk mengevaluasi sikap masyarakat, mengidentifikasi kebijakan dan prosedur sebuah organisasi dengan kepentingan masyarakat, dan melakukan komunikasi untuk mendapatkan pengertian oleh masyarakat. (2) PR terkait erat dengan komunikasi. PR bertanggung jawab untuk menjadi komunikator mengenai kebijakan perusahaan kepada publik, baik itu publik internal ataupun eksternal. (3) PR berkaitan erat dengan opini publik karena seorang PR harus mempengaruhi pandangan publik dengan teknik persuasif sehingga menghasilkan opini positif. (4) Praktif PR merupakan seni dan ilmu. sebagai seni, PR mampu menciptakan keharonisan antara organisasi dengan semua pihak yang terkait. Sedangkan sebagai ilmu, praktik PR harus dilandasi dengan teori dan referensi yang memadai.
Model Komunikasi dalam Public Relations
Seperti yang kita ketahui, model komunikasi terdiri dari sumber, komunikator, pesan, komunikan, dan efek. Di dalam praktik PR, model komunikasi yang dilakukan adalah Perusahaan, lembaga, atau organisasi memnjadi sumber, PR atau divisi public relations berperan sebagai komunikator, PR ini kemudian menyampaikan pesan, yang ditujukan kepada komunikan yaitu publik – publik PR, yang kemudian memberikan efek yaitu pembentukan citra publik terhadap perusahaan.
Ciri dan Fungsi Public Relations
Cir - ciri utama humas disebut sebagai karakteristik humas, diantaranya adalah adanya upaya komunikasi yang bersifat dua arah, sifatnya terencana, berorientasi pada organisasi atau lembaga, dan sasarannya adalah publik.
Menurut Cutlip and Center (1992), fungsi PR adalah menunjang kegiatan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi, menciptakan komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik, melayani publik dan memebrikan nasehat kepada pimpinan terkait pimpinan umum, dan membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik.
Sejarah Public Relations
Ivy Led Better Lee dijuluki sebagai The Father of Public Relations. Lee memulai kegiatannya dalam bidang PR pada tahhun 1996. Lee memberikan gagasan untuk membantu pemecahan masalah pada kasus pemogokan buruh di perusahaan batu bara di Amerika yaitu meminta diberikan kedudukan sebagai top management dan diberikan wewenang untuk menyebarluaskan kepada publik tentang informasi faktual yang patut diketahui publik. Tidakan sensasional ini ternyata dapat membantu menangani masalah di perusahaan batu bara tersebut. Keberhasilan Ivy Lee sebagai PR kemudian mendapatkan banyak tawaran untuk menyelesaikan kasus lain. Hal ini kemudian menjadikan Ivy Lee mendapatkan gelar bapak Public Relations sebagai perintis, pelaksana, dan pembina PR.
Selain itu, ada juga Edward L. Bernays (1891-1995( yang dijuluki sebagai bapak PR Modern. Ia merupakan orang yang pertama kali meyakinkan kaum bisnis bhwa PR merupakan urusan eksekutif. Bernays membuat puluhan buku tentang PR dan membuat konsep PR modern yang masih diikuti sampai sekarang. Bernays juga merupakan orang yang pertama memasukkan PR dalam ranah pendidikan di perguruan tinggi.
James Grunig dan Todd Hunt memaparkan 4 model suat menyurat Humas di periode sejarah dan perkembangan modern PR(Grunig & Hunt, 1984). Teori zamannya adalah publisitas(teori penyiaran, teori informasi publik), Advokasi (teori asimetris), Hubungan (teori asimetris).
Pada zaman publisitas 1800-an, praktik PR berfokus pada cara penyebaran info dan cara untuk mendapatkan perhatian. Komunikasi yang dilakukan ini bersifat komunikasi satu arah. Pada tahun 1820, Amos Kendall seorang Sekretaris Pers Gedung Putih yang pertama melakukan kegiatan PR seperti menulis pidato, koran, melakukan siaran berita kenegaraan, membuat angket tentang opini masyarakat, serta mengembangkan surat kabar milik pemerintah. Setelah itu, pada pertengahan ke-2 abad 19 Harriet Beecher Stowe melakukan pergerakan penghapusan perbudakan dengan menggunakan taktik publikasi dan public speaking. Pada tahun 1896, Bryan-Mckinley melakukan kampanye untuk membentuk opini publik dengan cara membuat poster, pamflet, rilis berita, berpidato, dan melakukan pertemuan langsung dengan publik di setiap pemberhentian kereta. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan citra yang baik oleh publik sehigga tertarik untuk memilihnya sebagai presiden. Saat ini, kegiatan pada zaman publisitas dilakukan dalam dunia hiburan, olahraga, dan marketing.
Pada zaman informasi awal 1900-an, praktik PR berfokus pada komunikasi satu arah yang menyebarkan info secara jujur dan akurat untuk memberikan daya tarik pesan serta memberikan pemahaman pada publik. Pada zaman ini mulai banyak kantor yang membuat departemen humas yang memberikan info akurat, jujur, dan disuai oleh publik. Tokoh yang sangat penting pada zaman ini adalah Ivy Led Better Lee yang mengusung “Declaration of Principle” atau komunikasi yang jujur pada public. Saat ini, kegiatan pada zaman informasi dilakukan dalam pemerintahan, lembaga nonprofit, dan lembaga bisnis.
Pada zaman advokasi di pertengahan 1900, praktik PR berfokus pada komunikasi dua arah yang dilakukan oleh organisasi untuk memengaruhi sikap dan perilaku dengan menunjukkan sikap serta memberikan opini. Pada masa ini bayak penelitian yang berhubungan dengan propaganda, pencucian otak, dan manipulasi sosial. Setelah perang selesai, penelitian ini dilanjutkan untuk mengetahui tentang komunikasi persuasi. Biasanya kantor PR memberikan layanan advokasi untuk klien yangproduk jasanya memiliki pesaing. Saat ini, kegiatan zaman advokasi dilakukan dalam lembaga bisnis yang bersaing serta lazim digunakan dalam dunia politik PR.
Pada zaman hubungan di akhir 1900 – sekarang, praktik PR berfokus pada komunikasi dua arah yang berdasarkan pada prinsip komunikasi sebagai kegiatan mendengarkan dan menyelesaikan masalah untuk keuntungan dua belah pihak. PR menjadi penelitian berdasarkan fakta dan data sehingga dapat menjalankan konsep manajemen dan kepemimpinan dari sebuah organisasi.
Saat tahun – tahuna awal abad ke-20 banyak wartawan investigasi yang menguak kasus korupsi yang terjadi di dunia bisnis dan pemerintahan sehingga menyebabkan kedua pihak diserang habis - habisan, akhirnya perusahaan – perusahaan memutuskan untuk mempromosikan perusahaannya dengan cara yang positif. Salah satu pemimpin perkembangan PR sebagai profesi adalah Ivy L. Lee yang mengelola kampanye Seth Low, menjadi wartawan untuk Democratic National Commitee, menjadi direktur publisitas Pennsylvania Railroads. Ivy L. Lee memilih terbuka pada wartawan tentang info apa saja yang dianggap penting untuk diketahui oleh publik.
Pada PD I, Presiden Woodrow Wilson mengesahkan Committee on Public Relations untuk mengadakan kampanye nasional agar publik mendukung adanya perang, meningkatkan pendaftaran anggota bersenjata, dan mempromosikan penjualan Liberty Bonds. Setelah PD II, didirikan United States Information Agency (USIA) yang salah satu kegiatannya adalah untuk melakuka siaran radio Voice of America, mengirim berita dan fitur tentang USA ke seluruh dunia. Setelah PD II banyak didirikan organisasi PR seperti PRSA/Public Relations Society of America(1936), IPRA/ International Public Relations Association(1955), dan lain – lain.
Pada zaman ini Edward L. Bernays mulai mengajar mata kuliah PR pertama kalinya di New York University tahun 1923. Sekolah PR pertama didirikan di Boston University pada tahun 1947.
Di Indonesia, belum ada catatan pasti tentang kapan profesi PR ada di Indonesia, namun praktik PR diyakini sudah ada di Nusantara sebelum kedatangan Belanda. Salah satunya adalah usaha Panembahan Senopati untuk menyebarkan citra positif bahwa ia dan keturunannya akan menjadi pasangan Nyai Roro Kidul(Anggoro,2000).
Menurut Ruslan (1998), perkembangan PR di Indonesia terbagi menjadi empat periode. Periode pertama yaitu tahun 1962 yang merupakan cikal bakal pembentukan PR di Indonesia secara resmi untuk mengintruksikan setiap instansi pemerintah agar membentuk bagian/ divisi PR.
Periode kedua yaitu tahun 1967-1971 dibentuknya Badan Koordinasi Kehumasan (Bakohumas) yang tata kerjanya adalah untuk ikut serta diberbagai kegiatan pemerintah dan pembangunan khususnya di bidang penerangan dan kehumasan, serta melakukan pembinaan dan pengembangan profesi kehumasan.
Periode ketiga yaitu tahun 1972 dan 1987 didirikan Perhumas (Public Relations Association of Indonesia) pada 15 Desember 1972, penetapan Kode Etik Kehumasan Indonesia (KEKI), dibentuknya APPRI (Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia).
Periode keempat yaitu tahun 1995 sampai sekarang, semakin tumbuhnya spesialisasi humas di kalangan swasta sebagai bidang profesional khusus. Ditandai dengan terbentuknya Humas Hotel Berbintang (H-3) pada 27 November 1995, berdirinya Forum Humas Komunikasi Perbankan (Forkamas) pada 13 September 1996, dan terbentuknya Forkamas(Forum Komunikasi Humas Perbanas) yang khusus menghimpun pejabat PR di lingkungan perbankan.
Identitas, Citra, dan Reputasi Perusahaan
Menurut Elinor Salame, dalam bukunya The Company Image mengatakan, identitas perusahaan adalah apa yang senyatanya ada pada atau ditampilkan perusahaan. Identitas menyatakan apa yang diinginkan perusahaan untuk diketahui oleh masyarakat. Identitas ini juga yang membedakan satu perusahaan dengan perusahaan lainnya(Sutojo,2004 : 13-14).
Identitas perusahaan memiliki empat elemen dasar yakni (1) nama organisasi atau perusahaan, (2) bentuk logo, (3) bentuk huruf, dan (4) jenis warna. Nama dan logo perusahaan menjadi faktor penentu penjualan produk karena dari nama dan logo konsumen mengetahui siapa produsen barang atau jasa yang mereka beli.
Identitas dapat diciptakan dalam jangka waktu relatif pendek namun citra harus dibangun dalam jangka menengah atau panjang. Identitas merupakan salah satu faktor penting dalam pembentukan citra perusahaan di masyarakat, karena identitas yang baik dan kuat dapat menciptakan citra baik perusahaan di kemudian hari.
Citra perusahaan adalah perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan, organisasi atau lembaga ‘ kesan yang dengan sengaja diciptakan dari suatu objek, orang atau organisasi). Citra sengaja dibuat agar bernilai positif yang merupakan aset yang paling penting bagi perusahaan atau organisasi.
Citra memiliki enam jenis, yang pertama adalah citra bayangan. Citra ini merupakan pandangan – pandangan yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap organisasinya. Namun, citra ini hampir selalu tidak tepat dengan kenyataan yang ada. Kedua, citra yang berlaku. Citra ini merupakan pandangan yang dianut oleh pihak – pihak luar mengenai suatu organisasi. Ketiga, citra yang diharapkan. Citra ini adalah suatu citra yang diharapkan lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada. Keempat, citra perusahaan atau citra lembaga.citra ini merupakan citra dari suatu organisasi secara keseluruhan. Kelima, citra majemuk. Citra ini merupakan citra dari individu, cabang, atau perwakilan dari suatu perusahaan yang belum tentu sama dengan citra organisasi atau perusahaan secara keseluruhan dan harus ditekan seminimal mungkin.
Reputasi adalah intangible asset yang sulit diukur dan dijelaskan keberadaannya karena reputasi bukanlah sebuah produk yang dapat dilihat. Meskipun demikian, keberadaan reputasi yang baik dapat memperkuat posisi perusahaan ketika berhadapan dengan pesaing. Reputasi dimulai dari identitas korporat sebagai titik pertama yang tercermin melalui nama perusahaan, laporan tahunan, brpsur, kemasan produk, interior kantor, seragam karyawan, dan lain sebagainya. Misi perusahaan memengaruhi identitas perusahaan, identitas perusahaan kemudian memengaruhi citra perusahaan, dan akhirnya citra membentuk reputasi sebuah perusahaan.
Reputasi menjadi baik atau buruk tergantung pada strategi yang dibuat serta komitmen manajemen untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, serta keterampilan dengan segala komponen program yang akan direalisasikan dan dikomunikasikan. Bila reputasi yang dihasilkan oleh suatu perusahaan baik, maka laba perusahaan tersebut akan naik. Begitu juga sebaliknya.
Publik dalam Public Relations
Publik adalah semua orang maupun kelompok-kelompok yang berinteraksi atau memiliki hubungan dengan suatu organisasi, baik internal maupun eksternal. Publik diklasifikasikan menjadi dua yaitu, publik internal dan eksternal serta publik tradisional dan publik masa datang.
Publik internal merupakan publik yang berada dalam suatu perusahaan seperti pemegang saham, pegawai, direktur pegelola, dan supervisor. Sedangkan publik eksternal merupakan publik yang berkaitan secara tidak langsung seperti pers, konsumen, komunitas, dan lain – lain. Publik internal dan eksternal ini kemudian dibagi menjadi tiga yaitu publik primer yang merupakan publik yang paling berpengaruh dalam perusahaan, publik sekunder yang merupakan publik yang tidak terlalu memiliki kepentingan dalam perusahaan, dan publik marjinal atau publik yang paling sedikit kepentingannya terhadap suatu perusahaan.
Publik tradisional merupakan publik yang sebelumnya dan saat ini memiliki hubungan dengan perusahaan. Sedangkan publik masa kini adalah publik yang berpotensi akan menjalin hubungan dengan perusahaan. Publik tradisional dan publik masa kini dibagi menjadi tiga, yaitu publik pendukung, penentang, dan tidak peduli. Sebuah lembaga harus bertransaksi dengan publik yang mendukung dan yang menentang organisasi atau perusahaan. Bertransaski dengan publik pendukung digunakan agar dapat memperkuat kepercayaan mereka terhadap perusahaan, sedangkan transaksi dengan publik penentang dan publik tidak peduli digunakan untuk mengubah opini publik tersebut.
Hubungan Internal dan Hubungan Eksternal
Agar citra dan reputasi organisasi perusahaan tetap positif di mata publik baik internal maupun eksternal, harus dibentuk hubungan internal dan hubungan eksternal yang baik pula. Hubungan internal dalah kegiatan public relations untuk membina hubungan dengan publik didalam perusahaan seperti karyawan, para manajer, top management, dan para pemegang saham. Kegiatan dalam membangun hubungan internal bertujuan untuk menciptakan citra positif dalam internal suatu perusahaan.
Hubungan yang baik antar karyawan dapat dimulai dari komunikasi yang baik. Karyawan harus diberikan informasi dan informasi aktual yang terkait dengan perusahaan, karena jika karyawan tidak diberikan informasi atau informasi yang diberikan tidak akurat, maka akan sulit untuk mendapatkan hubungan yang baik antar komunitas. Kegagalan yang serius dalam komunikasi karyawan dapat menciptakan masalah besar dalam perusahaan karena dapat berdampak pada kelambanan, ketidakefisienan, dan yang paling parah adalah timbulnya mogok kerja oleh karyawan.
Hubungan dengan pemegang saham juga tak kalah penting dalam hubungan internal suatu perusahaan. Bagian hubungan pemegang saham pada bagian PR yaitu untuk menyediakan informasi mengenai status finansial dan prospek perusahaan mendatang kepada para investor. Tujuan hubungan pemegang saham adalah untuk mengembangkan perhatian pemilik pada perusahaan, membujuk para pemegang saham untuk memakai dan menganjurkan pembelian produk perusahaan, meningkatkan gengsi sebuah perusahaan dimata para pemilik, menciptakan minat para investor baru dan menigkatkan modal tambahan, serta manfaat lainnya yang menguntungkan perusahaan.
PR juga bertugas untuk membuat laporan tahunan yang merupakan media utama komunikasi dalam hubungan pemegang saham dan media sekunder komunikasi dengan karyawan yang bukan pemegang saham, komunitas penyalur atau pemasok. Laporan tahunan ini berisi tentang apa yang telah, sedang, dan akan dikerjakan perusahaan. Laporan ini mencerminkan kesan perusahaan dan mutu manajemennya, dan juga dapat menarik para investor baru dan memengaruhi harga sahamnya.
Hubungan eksternal adalah kegiatan PR yang melakukan hubungan dengan publik di luar organisasi atau perusahaan untuk sebagai penyambung antara kepentingan manajemen organisasi dan kepentingan publiknya.
Hubungan Distributor – dealer, perusahaan tidak dapat maju tanpa organisasi dealer yang berhasil. Dan begitu juga dengan dealer yang tidak dapat berhasil jika tidak menjual barang dari perusahaan yang berhasil. Pelaksanaan hubungan antara dealer ini dilakukan untuk mempertahankan kesinambungan hubungan dengan para grosir dan pengecer agar semua pihak dapat diuntungkan.
Hubungan pemasok (supplier) merupakan hubungan yang harus dijaga oleh perusahaan karena pemasok memberikan bahan dan produk – produk teknis kepada perusahaan untuk diolah dan dioperasikan yang kemudian akan menghasilkan produk untuk dijual kepada konsumen. Seorang PR harus membangun hubungan baik antara perusahaan dengan pemasok agar pemasok dan pembeli sama sama merasa untung dan dapat bekerja secara profesional sesuai dengan kesepakatan yang telah dilakukan sebelumnya.
Hubungan komunitas, perusahaan harus membangun hubungan yang baik dengan komunitas karena adanya hubungan saling bergantung satu dengan lainnya antara komunitas dengan lembaga – lembaganya. Perusahaan harus membantu komunitas dengan membeli barang dan jasa dari pemasok lokal, menyumbangkan dana untuk kegiatan sosial dan kebudayaan, dan lain – lain.
Hubungan pendidikan, perusahaan bisnis wajib menyumbangkan sejumlah besar dana untuk pendidikan, dana modal untuk bangunan baru, haidah dan bantuan bagi pelajar atau mahasiswa. Hubungan antara PR dengan pendidik harus dibangun dengan baik agar para guru dapat meningkatkan hubungannya dengan perusahaan untuk mengetahui fungsi industri serta mengetahui bantuan apa saja yang dibutuhkan oleh sekolah atau universitas yang dituju.
Hubungan pemerintah, kegiatan dalam bisnis selalu dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, sehingga tiap perusahaan harus memiliki perwakilan untuk turut dalam penyusunan dan mengambil bagian dalam penentuan iklim politik.
Hubungan legislatif, perusahaan bekerja sama dengan organisasi bisnis yang lain untuk melaksanakan program pendidikan guna memberikan informasi kepada karyawan dan masyarakat mengenai persoalan politik.
Organisasi Hubungan Pemerintah dengan menjalin hubungan legislatif dan masalah masyarakat merupakan tugas PR. Dalam keseluruhan kegiatan, pelaksanaan program ini menjadi tanggung jawab manajemen, yang dibantu pimpinan perusahaan dan staf.
Lobi dan hubungan pemerintah. Seorang PR melakukan pertemuan informal kepada pemerintah yang bertujuan untuk mengubah atau memengaruhi undang – undang yang telah ditetapkan agar dapat menguntungkan perusahaannya.
Hubungan konsumen dibangun agar memperoleh citra positif dari para konsumennya. Tujuan hubungan konsumen adalah untuk menentukan apakah konsumen memikirkan dan membicarakan perusahaan, memahami apakah semua informasi yang diberikan kepada konsumen tidak dibut – buat, menganalisis keluhan dari konsumen serta memperbaiki kekurangan, mendidik para karyawan untuk memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen, menyebarluaskan informasi kepada publik pemakai tentang produk perusahaan, menjawab pertanyaan konsumen, menghasilkan produk atau pelayanan yang memuaskan konsumen, memberi nama produk yang dapat dipahami oleh konsumen, menetapkan harga serendah mungkin sesuai mutu,bekerja sama dengan komunitas konsumen, dan menyebarluaskan buku buku tentang penggunaan produk untuk memperoleh kepuasan konsumen(Moore, 2004: 515-516).
0 notes