Tumgik
nanas-manis · 5 years
Text
Welcome Home :)
Setelah bertanya dan menunggu sekian waktu, akhirnya rindu mewujud temu.
Karena fungsionalitas tumblr bukan sekedar salah satu sosial media. Tumblr adalah rumah tempat saling berbagi, menghangatkan, menenangkan. Sebuah keluarga yang disusun dari persamaan DNA dalam tulisan dan karya tercipta di sini.
Tumblr bukan media sosialita. Tumblr semacam tempat mengasah daya literasi, antusiasme menulis dan mengembangkan minat baca.
Happy to see you again. Enjoy reading, keep writing. Jangan lupa kasih tau yang lain :)
- Quraners
Kota Pahlawan, 26 Desember 2018
420 notes · View notes
nanas-manis · 5 years
Text
pantas.
Aku harap, kau sendiri dulu. Agar aku bisa memantaskan diri untuk masa depanmu kelak.
0 notes
nanas-manis · 5 years
Text
Tumblr media
TUMBLR SUDAH BISA DIBUKA LAGI! AKU MAU CRYYYYYY:))
0 notes
nanas-manis · 6 years
Text
mau berapa kali pun mengelak, hatiku hanya milikmu seorang.
3 notes · View notes
nanas-manis · 6 years
Text
konversasi rindu;
—teruntuk kau yang jauh; kedai kecil di sebelah kantor, adalah tempat kami berkumpul saling menyapa, hingga konversasi demi konversasi mengalun dari dua bibir ranum acap kali kami berkelakar hingga masa habis terbakar ketika waktu tengah padat-padatnya, aku sering mencuri pandang—berharap di meja kerja sana, ada sepotong rindu yang tersemat barangkali kaupun begitu—tetapi, dengan tempo pandang berbeda selain berlabun-labun, kami senang memesan espresso dingin saling menyesap kopi menghilangkan kering terkadang rinai turun hingga timbul nyenyat di dalam, hiruk pikuk di luar pada hari-hari sebelumnya, hujan pun turun, yang menebar aroma petrikor dan kemudian, setelah ragib memandang luar jendela, cakap-cakap kembali mengalir namun, dua minggu berlalu kau tak duduk di depanku, maupun di meja kerja sana ah, agaknya aku abai bahwa engkau sudah pergi fotomu di figura ini amat manis tuk mereda renjana, kubercakap pada visual fanamu—di kedai ini
1 note · View note
nanas-manis · 6 years
Text
waini.
Udah gitu aja
Sudah berapa lama kamu nggak nulis? Nggak nulis di sini juga nggak nulis di buku. Sudah berapa lama La?
Beberapa waktu terakhir lagi males banget nulis, jadi cuma baca-baca, scroll ke bawah, bosen, yaudah. Apalagi ada pemblokiran Tumblr yang bikin makin males nulis, makin males baca karna tulisan-tulisan di dashboard hampir nggak ada pembaruan.
Udah sih, pengen bilang gitu aja. Sedih, tulisan-tulisan di dashboard makin sedikit. Mau nulis juga sering nggak mood nya, karna pas lagi mood Tumblr nya enggak bisa di buka. Bisa buka tapi pake VPN. Pas udah nyalain VPN, udah nggak mood lagi. Repot kan.
Udah gitu aja.
14 notes · View notes
nanas-manis · 6 years
Text
Delay Post;
Tumblr media
Dikarenakan Tumblr sedang diblokir oleh Yang Maha Benar Menkominfo; dengan sangat berat hati, puisi, kutipan, dan lain-lainnya akan saya delay post-nya.
Yah, tinggal doakan saja semoga Yang Maha Benar Menkominfo terbuka mata hatinya, hehe.
0 notes
nanas-manis · 6 years
Text
Kebohongan
Aku setiap hari di cumbu oleh kepura-puraanmu yang melenakan
Oh tuhann bahkan untuk sebatas pura-pura cinta itu mengasyikan
Apalagi ketika sudah ku kerahkan semua hati dan perasaanku untuk mencintainya
Berbahagialah dia!!!
Sangat bahagia harusnya. Sayangnya dia menganggap ini hanya kepura-puraan.
Karena katanya “ aku tidak bisa melihatmu terpuruk”
Bahhhh lantas terpuruk yg seperti apa lagi yg bisa aku rasakan setelah kau bongkar semua itu?
Aku memang munafik menganggap sudah mati-matian mengkorbankan segalanya untuk kau.
Untuk sesuatu yg bisa kau pijak aku rela kau injak-injak.
Untuk sesuatu yg bisa kau singgahi sewaktu-waktu aku rela jadi rumah .
Tapi apakah kamu sadar wahaiii engkau sang pembohong besar dengan kepura-puraan mu.
Bahwa ketika aku telah bersedia meninggalkanmu dengan muka sengak dan ogah untuk menengokmu lagi. Karma itu akan mulai meracunimu perlahan.
Kau akan seperti sekarang merengek-rengek dan meminta maaf.
4 tahun sudah kau bolak balik hatiku macam menggoreng ikan. Gosong pula
Tapi aku masih sabar. Tenang aku tetap jadi diriku yg sabar tapi bukan diriku yang bodoh
-udl-
2 notes · View notes
nanas-manis · 6 years
Text
if i die tomorrow;
Pukul 20.09, pada tanggal 24 Februari 2018; di sana—di sudut kamar itu, ditemukan seorang gadis terkulai lemah. Di samping kirinya, ada sebuah kertas kecil nan usang bertuliskan huruf-huruf tak keruan bentuknya. Beberapa kata dari tulisan itu berwarna merah—semerah cairan kental pembawa hidup. Kertas itu, berisikan puisi—atau hanya sekadar ungkapan hati pendek dengan beberapa babak. Ayo, kau yang di sana, mari kita baca satu-satu babak tersebut! . /1/ Tolong! Tolong katakan! Siapa? Siapa—yang akan sudi membayangkan dirinya sendiri meninggalkan raganya esok hari? Oh, jangan sebut namaku. Sebab sukmaku, perlahan telah padam dalam keadaan raga yang hidup. . /2/ Sebut saja aku si gadis lancang—yang suka membayangkan tubuh dan jiwanya mati. Pokoknya, apa pun dibayangkan; mau itu mati secara wajar, atau pun tak wajar. Namun, bagaimana reaksi orang-orang yang mengenalku jika aku tiada? 1) Mungkin—mungkin saja, Ibu dan Ayahku 'kan menangis pilu. Menyesal tak memberi waktu berharga pada anaknya, lalu mencoba ikhlas melepas kepergiannya. . 2) Mungkin—mungkin saja, keluarga selain orang tuaku 'kan ((ikut-ikutan)) menangis pilu. Menyesali pergiku, lalu mencoba menjalani hari seperti biasanya. ((Memangnya, mereka sering bertemu denganku, apa? Sehingga menyesali pergiku?)) . 3) Mungkin—mungkin saja, kekasih hatiku 'kan menangis pilu. Jika ... jika, yah, dia tidak merasa capek berhubungan denganku. Barangkali ia akan tertawa kemudian berkata; "Gadis overprotektif itu telah pergi". ((Bukan—bukan kumenganggap bahwa ia akan membunuhku. Sama sekali tidak.)) Tapi, untuk seseorangku sekarang—(yang semoga benar apa dikatanya); ia tak akan mau membayangkan jika aku mati. Terasa hampa, katanya. Tak ada alasan untuk lebih kuat, katanya. . 4) Mungkin—mungkin saja, teman-temanku akan merasa kehilangan. Barangkali ikut memberi doa dan turut berduka. Namun, ada saja teman palsu. Diam-diam, dengan sorot mata palsu itu; Diam-diam, dengan wajah sendu palsu itu; Diam-diam, dengan kalimat turut berduka palsu itu; Mereka tertawa dalam hati. . 5) Yang terakhir, mungkin—mungkin saja, aku akan masuk Neraka. Hei, amalanku masih buruk. Aku penuh cela. Aku tidak baik—sebaik yang diinginkan para makhluk palsu itu. Dan lagi, aku sering berbuat dosa. Tuhan akan kecewa; Malaikat pencabut nyawa akan menari girang; Dan aku, akan meringis menjerit menahan dera dari gunungan dosa. . /3/ Walau kemungkinan-kemungkinan tersebut nampak kejam; Tetapi, sampai saat ini, benda tajam yang mengilap ini masih senang memberi goresan cinta di pergelangan tanganku. Cairan merah marun mengalir pelan; Sensasi perih bercampur girang menyesakkan dada; Senyum bahagia sebagai tanda masih bernyawa merekah.
2 notes · View notes
nanas-manis · 6 years
Quote
Aku kedinginan di sini. Bisakah kau hangatkan aku dengan jaket dan pelukanmu?
nanas manis.
2 notes · View notes
nanas-manis · 6 years
Text
in the end, i'm not yours; (1)
Dalam sebuah ruang kosong, di tengah tumpukan kursi-kursi rusak, sesosok gadis muda duduk dengan secarik kertas usang di tangan kanannya. Berwajah sendu; Bermata teduh; Bertubuh ringkih. Bertemankan cahaya lilin kecil, matanya menelisik kertas di tangannya. Lalu, bibir mungilnya berucap: "Mari ... dengarkan. Kisah yang mungkin—mungkin kau rasakan." . /1/ Aku tidak pernah menyangka, bahwa kau—kau yang sedari dulu seenaknya hilir mudik dalam pikiranku, melontarkan sebuah kalimat ajaib terkesan jenaka. "Kamu mau, tidak, menjadi milikku?" Dan aku pun menjawab dengan sama bercandanya: "Ya, terserahmu saja." —Namun, aku tidak menyangka, bahwa pernyataan iseng ini menjadi perihal serius. . /2/ Seperti pasangan pada umumnya; Kita dekat, Kita tertawa bersama, Kita berbagi cerita, Kita bertengkar, Kita saling memahami, Dan kita saling mencinta. (Tapi, maaf, aku kadang berpikir sampai kapan hal-hal manis ini bertahan?) . /3/ Sudah berapa lama? Sudah berapa lama? Sudah berapa lama—kita bersama? Satu tahun? Dua tahun? Tiga tahun? Empat tahun? Dengan waktu yang terbilang cukup lama itu, kau telah mengenalku, aku telah mengenalmu. (Tapi maaf, hingga sekarang aku masih berpikir, sampai kapan hal-hal manis ini bertahan?) . /4/ Sikapmu perlahan berubah. Pelan-pelan menjauh, Pelan-pelan datar, Pelan-pelan tak acuh, Pelan-pelan kerap salah paham, Pelan-pelan jarang berbagi, Dan pelan-pelan tak ada rasa. (Maaf, apakah ini awal dari akhir?) . /5/ "... Kita putus, maaf, ya?" Satu kalimat—hanya satu kalimat; dan aku pun runtuh. Satu kalimat—hanya satu kalimat; dan aku pun melebarkan senyum getir. Satu kalimat—hanya satu kalimat; dan aku pun bergeming. Satu kalimat—hanya satu kalimat; dan aku pun seketika kalap mencari petikan aksara sendu. Satu kalimat—hanya satu kalimat; dan aku pun menetes. (Mau seberapa lama pun, jika bukan jodoh, pada akhirnya akan saling melepas jua.) . Sembari menyudahi bacaannya, gadis itu melipat kertas usangnya. "Terima kasih sudah mendengarkan. Maukah kau di lain waktu datang dan mendengar kisahku lagi?"
2 notes · View notes
nanas-manis · 6 years
Text
About U; (1)
—I'm not sure if u can read this as fast as u can. But, right now, i want u to stay happy. Omong-omong, aku ingin: Berterima kasih; Terima kasih; Terima kasih; Terima kasih; —Padamu. Maaf jika awal pertemuan kita terasa janggal. Pada saat itu; aku bertemu denganmu, kamu bertemu denganku. Apakah takdir atau hanya kebetulan belaka, aku tidak peduli. Yang terpenting adalah, bagaimana aku membuat pertemuan ajaib tersebut menjadi lebih ajaib lagi. Ya, katakan aku agresif, tidak bisa memberi kode, dan sebagainya. Setelah bertemu kamu, dengan alasan sederhana—sesederhana tulisan kecil ini, aku berniat untuk lebih dekat. Apakah nantinya akan berjalan mulus atau tidak, aku tak peduli. Kala itu kamu seperti mengingatkanku pada seseorang—yang tragisnya, dulu, dulu sekali sebelum bertemu denganmu, aku rindukan. Bahkan aku jadikan pegangan tuk bertahan di sini. Walau, seseorang tersebut tidak peduli. Aku bagai bayang-bayang, figuran kecil, debu, dan—ah! Apa pun andaiannya, asalkan bermakna tidak penting. Namun, sekali lagi aku masih terjebak untuk mencari pengganti yang tidak jauh (fisiknya) dari masa lalu tersebut. Awal perkenalan, aku mencoba sebaik mungkin. Walau terkesan memaksa, tapi memang itulah adanya bagaimana aku mencoba mendekati seseorang. Lantas aku berpikir, apakah kamu mau menjadi pengganti tersebut? Tetapi, ternyata aku salah. Aku malah menemukan seseorang yang: Baru; Baru; Baru; Dengan rasa berbeda; Dengan tingkat bawa perasaan yang berbeda. Aku seperti menemukan rumah baru. Jadi, sekali lagi kukatakan: —Terima kasih.
3 notes · View notes
nanas-manis · 6 years
Text
Kau yang berulah, kenapa kau yang merasa tersakiti? Kau yang membuat semuanya berantakan. Kenapa kau yang menyalahkan? Bukankah harusnya kau menyadari, segala kemalangan ini sebab ulahmu sendiri. Sudahlah, jangan terus ingin membuat semuanya seperti maumu. Jika tidak kesampaian, kau merasa sudah dikorbankan. Padahal, yang merintis jalan kau sendiri.
–boycandra
907 notes · View notes
nanas-manis · 6 years
Quote
Jangan sampai, hati itu berharga, kalau terluka, akan meninggalkan bekas.
someone
0 notes
nanas-manis · 6 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
gentle abuse, repeated over and over in “that box” the sky flickers, like traffic lights
6K notes · View notes
nanas-manis · 6 years
Text
Girl’s “Fall-In-Love” Phase - from delusional to self-acceptance
I don’t know about boys, tho. But what I know, cewek punya beberapa fase dalam memandang dinamika percintaan selama mereka lagi growing up and growing mature. Oh ya, ini bukan sebagai tolok ukur bahwa semua cewek kayak gini ya. Mungkin ada juga yang nggak ngalamin. Pokoknya, ini bukan nge-judge semua cewek sama ya. Ini cuma sebagian aja.
  Fase ke-1: the delusional phase.
Pokoknya masa ini, si cewek masih muda, mungkin dari SD-SMP lah. Tapi kadang ada yang sampai kebawa sampai mereka udah dewasa sih. Cewek dalam fase ini masih delusif, menganggap hidup akan berjalan sesuai keinginan kita, menganggap ketika kita naksir cogan nan pinter, maka kita bisa mendapatkan dia, pokoknya ngarepnya ketinggian dah. Nah, karena cewek-cewek di fase ini ngayalnya suka ketinggian, maka dari itulah kalian bisa lihat media massa kita (novel, drama, dll) lebih banyak menjual sesuatu yang memuat mimpi-mimpi delusif cewek di fase pertama ini. Kayak, kisah di mana si cewek biasa bisa dapetin cowok ganteng pemain basket/ketua OSIS/badboy kaya raya dsb. Itu untuk teenfiction. Kalau buat romance mungkin penaklukan CEO ganteng player kaya raya???
Tapi tenang, saya nggak apatis. Hal-hal seperti di atas (cewek biasa bisa dapetin cowok ganteng kaya raya) itu memang pernah terjadi di dunia nyata kok.
Tapi, kisah di dunia nyata jelas nggak semanis di novel kan ya? Hehe.
Fase ke-2: the low self-esteem phase
Pada akhirnya, cewek-cewek dari fase pertama pun sadar bahwa dunia ini kejam.
Dunia tidak berjalan sebagaimana kehendak mereka. Cowok ganteng nan pintar yang mereka taksir justru naksir cewek lain yang sama pintar (atau mungkin lebih pintar) dan cantik banget (cantik yang sudah masuk ke ��standar society’). Kemudian cewek pun sadar, bahwa sejatinya mereka bukan apa-apa, bahwa dunia tidaklah berputar untuk mereka, bahwa dia nggak cantik, bahwa dia nggak pintar, bahwa dia tuh pokoknya bukan apa-apa dibanding si cewek cantik nan pintar yang ditaksir sama cowok pujaannya. Fase ini bisa berlangsung cukup lama, mungkin sampai dewasa.
Pada fase ini, cewek-cewek mulai jera. Dia mulai muak sama novel-novel atau drama yang cuma jualan mimpi, cuma ngayal babu. Dan saat dia naksir cowok, mulai ada self-defense mechanism yang mereka ciptakan entah secara sadar ataupun tidak. Contohnya bisa macem-macem sih, kayak, pas dia naksir cowok dia langsung menyugesti diri sendiri bahwa dia bukan apa-apa, gak layak bersanding sama si cowok karena cowok tersebut terlalu menyilaukan dengan segala macam prestasi/jabatan yang pernah/akan dia emban. Pokoknya nggak pedean gitu dah, menganggap diri sendiri cuma butiran debu yang nggak pantas mendapatkan sosok cowok pujaan yang WOW di mata dia.
Padahal si cowok mungkin diem-diem klepto. Siapa tau kan.
Dan, yah, biasanya—biasanya ya, biasanya—pada akhirnya si cowok yang ditaksir ini bakal naksir sama cewek lain yang lebih cantik (versi standar society) dan lebih pintar (secara akademik) sih.
Di fase kedua, cewek akan menganggap dirinya bukan apa-apa dibanding si cowok yang dia taksir. Hal ini jelas berpengaruh buruk ke tingkat kepercayaan diri (self-esteem) dia. Cewek akan berpikir dia nggak layak dapat kebahagiaan sebagaimana mestinya. Dan dia mulai merasa bahwa pikiran ‘gue bukan siapa-siapa, bukan apa-apa dibanding cewek-cewek cantik dan pinter yang hits’ itu bisa menyelamatkan mereka dari halusinasi atau dari ngarep ketinggian. Padahal, fase kedua ini adalah pedang bermata dua. Di satu sisi pemikiran ini (mungkin) bisa membuat cewek nggak ngarep ketinggian, tapi di sisi lain malah menurunkan tingkat kepedean si cewek. Akhirnya mereka nggak embrace themselves.
Fase ke-3: the self acceptance phase.
It’s really, really, really, really, REALLY, REALLY, HARD to accept yourself for who you are.
Makanya, fase ini sangat bervariasi dari satu cewek ke cewek lainnya. Karena selain emang background tiap orang beda-beda, lingkungan mereka juga beda-beda. Banyak faktor yang bisa memicu cara berpikir kita. Dan menurutku, faktor yang paling besar adalah faktor pendidikan karakter. Pendidikan karakter itu bukanlah pendidikan formal (kayak sekolah sampai setinggi apa lalalala). Orang yang udah kuliah atau bahkan udah lulus S2 aja kadang masih ada kok yang bahkan masih ada di fase satu; delusif. Jadi, maksudnya pendidikan karakter itu bukan tingginya tingkat pendidikan formal kalian (sekolah, S1, S2, S3), tapi tentang tingkat kedewasaan mental.
Fase ketiga itu, cewek bakal lebih nge-value diri mereka sendiri. Mereka nggak lagi berusaha buat jadi seperti cewek yang diinginkan oleh cowok yang mereka suka. Misal, ada cewek yang kulitnya gelap natural, trus naksir sama cowok yang emang demennya sama cewek berkulit putih lucu-lucu gitu. Kalau udah di fase acceptance, si cewek nggak akan berusaha jadi putih demi cowok yang dia suka. She already embrace herself. Dia cinta sama warna kulitnya, meski banyak orang yang lebih mengagungkan ‘cantik itu berkulit putih’.
Ketika sudah masuk tahap acceptance, cewek bakal sadar bahwa kita tidak selalu harus jadi cewek cantik (standar Indonesian’s society), pintar (secara akademik), high class, lalala yang jadi pemeran utamanya. Hidup menurutku itu selalu punya dua sisi bahkan lebih. Tidak selamanya kita adalah pemeran utama, pun tak selamanya kita adalah figuran.
Sebenernya penjelasan lebih lanjut tentang fase acceptance itu ada di cerita non fiksi saya yang berjudul “The Heartbreak Therapy”. Saya rujuk ke sana karena kalau dijelasin di sini kayaknya jadi kurang ngena. Saya lebih mudah menjelaskan sesuatu lewat sebuah cerita sih daripada menjelaskan langsung.
Dan setelah berada pada fase ini, mungkin kalian akan mulai menyadari bahwa orang-orang yang selama ini kalian nilai bukan apa-apa atau biasa aja, mungkin sebenarnya punya potensi lain.
49 notes · View notes
nanas-manis · 6 years
Text
Bad Boy Tobat Sejak Ketemu Akuh
Actually I kinda triggered dari salah satu pendapat perempuan yang pernah gue baca.
Jadi dia bilang, “Gue mau sama badboy yang jadi goodboy pas pacaran sama gue.”
And I definitely triggered karena, well, cewek2 yang berpendapat seperti itu banyak. Gue cuma mikir, apa cewek indo kebanyakan emg senaif itu? Mikir kalau bakal ada cowok badboy yang bakal tobat pas pacaran sama mereka? Heran. Emangnya kualitas apa yang mereka punya sampai-sampai mereka merasa bisa bikin badboy tobat? Nolan yang bukan badboy (walau punya traits buruk) aja nggak akan berubah cuma demi cewek yang dia taksir mati-matian. Dan Kartini yang secerdas itu aja nggak pernah berpikir dia bisa mengubah Nolan; karena yang bisa mengubah Nolan hanya Nolan sendiri.
Darah gue mendidih kalau masih ada cewek yang berpikir semurahan ini. Iya, gue tahu gue omongannya jahat. Tapi, duh, seandainya kalian sadar betapa perempuan seolah dibodoh-bodohi untuk jadi penghamba cinta. Tengoklah itu media massa mulai dari film, drama, novel, dsb yang menggembar-gemborkan cinta, seolah cinta adalah segalanya, dan ketika ada cewek yang menganggap dia bisa mengubah badboy jadi goodboy sejak si badboy kenal dia (padahal entah kualitas apa yang dimiliki si cewek sampai bisa berpikir demikian), ntar si cewek bakal ngelakuin apa pun buat si badboy dengan harapan bahwa si badboy nanti akan tobat setelah melihat ‘ketulusan’ cinta si cewek.
UGHHHHH.
Gue cuma mau mengingatkan aja, kalau kalian cewek, gue mohon dengan amat sangat, please jangan membodoh-bodohi diri lo atas nama cinta kayak contoh tadi. You deserve better. Ketulusan cinta tuh nggak gitu. Tulus itu kalau lo udah tahu kekurangan dia, trus lo tetap mau menerima dia apa adanya tanpa berharap dia berubah. Jadi, kalau dia badboy, yaudah lo terima dia badboy apa adanya, nggak ngarep dia berubah jadi goodboy buat elo.
Gue nggak peduli lo beneran mau pacaran atau nikah sama badboy. Itu pilihan lo. Lo mau nangis darah setelah si badboy selingkuh sama cewek lain karena udah bosen ‘mainan’ sama lo itu juga risiko lo. Gue cuma mau lo paham betul risiko dari apa yang lo lakukan. Udah tahu badboy, ya pastilah dia nakal. Ya lo jangan ngarep dia berlaku hal baik forever buat elo dan hanya elo. Yang namanya badboy mah pasti bad. Kalau dia nakal-nakal sikit, tapi aslinya masih baik ya, itu namanya bukan badboy, duh!
Ini gue kesel bukan karena cerita Wattpad mainstream lalala, ya. Ini gue ngomongin media massa secara keseluruhan, gue lagi ngomong masalah tingkat sistem. Seriusan dah, kita itu lagi dijajah dalam hal pemikiran. Makanya orang-orang Indonesia itu malas baca karena emang kita udah dari dulu nggak diperbolehkan baca sama Belanda. Dulu sih, pakai kekerasan melarangnya. Kalau sekarang pakai pemikiran yang disisipkan lewat media massa biar kita nggak banyak baca. Dan kampretnya, itu ampuh. Buktinya sekarang minat baca (dan memahami bacaan) di Indonesia itu rendah. Kenapa? Karena kita dijajah. Apa hubungannya sama badboy? Itu cuma salah satu cara untuk bikin kita jadi penghamba cinta jadi sebenernya secara gak langsung kita lagi dibego-begoin untuk berjuang mewujudkan hal-hal yang super-dreamy… kayak judul post ini, yang mengharapkan “bad boy tobat sejak ketemu akuh”.
Anjir sih ini gue ngomong nggak difilter kayak teori konspirasi. Tolong kalian filter sendiri ya. Siapa tahu emang gue yang salah. Niat gue nulis ini cuma mau memperingatkan ke cewek-cewek biar kalian nggak gampang dibego-begoin. Badboy itu sukanya main sama cewek bego, cewek yang bakal tetap mengejar-ngejar badboy entah karena alasan apa (mainly sih karena berharap one day badboy ini bakal tobat karena si cewek). Tolong dipikirkan bahwa kalian bakal berkeluarga dan punya anak, jadi jangan mau dibego-begoin dan jangan mau buang-buang waktu demi sesuatu yang nggak guna.
24 notes · View notes