Tumgik
penaamaylia · 2 months
Text
Berakhirnya suatu hubungan bukan berarti awal dari permusuhan, dewasalah dalam bersikap. Beberapa hal mungkin ada yang harus berhenti dan berjalan masing-masing, sebab tujuannya berbeda, meski awalnya sama. Biasa saja.
Perjumpaan dan perpisahan itu saudara kembar, akan selalu berdampingan dan selalu begitu. Mustahil kita memilih berjumpa tapi tidak mau dengan perpisahan.
Entah pada pertemanan, rekan kerja, sahabat yang dulu bersama, keluarga, dan semua hal yang berhubungan dengan hidup kita pasti akan begitu.
Tidak apa-apa, sikapi saja dengan dewasa. Semoga apapun yang menjadi pilihan kita, selalu hadir bersamanya hati yang lapang dan kuat, untuk menerima setiap konsekuensinya.
@jndmmsyhd
— Meninggalkan Gambir dengan kereta Manahan, ramai oleh orang-orang tapi tenang dengan turunnya hujan ❤️
321 notes · View notes
penaamaylia · 4 months
Text
Sedang mencoba untuk biasa saja pada dunia yang ada pada saudara kita, dan berusaha kagum pada akhirat yang dimiliki oleh saudara kita. Seperti kagum pada orang-orang yang selelah apapun ia bekerja, raganya tetap bisa bangun tengah malam dan mendirikan salat, subuhnya tidak terlewat, dan pagi harinya ia bisa kembali bekerja tanpa merasa lelah karena ibadah malamnya.
Hanya mau bertanya kepada diri sendiri, sudah menyiapkan bekal untuk akhirat kah?
@jndmmsyhd
591 notes · View notes
penaamaylia · 5 months
Text
Pelaku Utama adalah Diri Sendiri
Memang sulit sekali mengakui bahwa ada hal-hal yang salah di dalam diri ini. Pengedalian diri terhadap emosi, terhadap ekspektasi, terhadap lisan, terhadap pikiran, dan hal-hal yang selama ini merusak banyak sekali hal dalam hidup sendiri.
Membuat tangisan, menjauhkan orang-orang baik, menjauhkan rezeki, membuat orang tak ingin dekat, hingga menutup kesempatan-kesempatan yang tak kita tahu sama sekali.
Memang sulit mengakui bahwa segala sesuatu yang terjadi selama ini - yang sering kali diri merasa sebagai korban, ternyata diri adalah pelaku sebenarnya. Pelaku yang selama ini tak pernah belajar dari satu kesalahan ke kesalahan lainnya.
Bahkan saat diri sedang membaca tulisan ini pun, diri menolak bahwa apa yang tertulis ini benar. Seketika muncul di dalam benak, ragam alasan dan pembenaran yang selama ini menjadi bentuk pertahanan diri. Bertahan dari rasa bersalah karena tidak bisa menerima bahwa selama ini diri bukan korban, tapi pelaku utama.
447 notes · View notes
penaamaylia · 5 months
Text
Nyess 😭
Dear, people pleaser.
Jika tidak sanggup, kenapa tidak katakan saja sedari mula? Padahal gampang loh kamu cukup berucap semisal, "Maaf tidak bisa, sedang ada tanggung jawab lain yang harus saya selesaikan."
Kamu harus tahu batasan dirimu. Bukan hal bijak untuk harus dan terus 'perform' baik di hadapan semua orang. Kamu ini manusia biasa, diciptakan lemah dan terbatas. Bisa capek, bisa penat, bahkan sakit.
Memangnya apa sih yang ditakutkan? Takut distempel buruk jika tidak mengiyakan seseorang?
Berbuat baik itu memang kewajiban kok, tapi bukan yang untuk mencari validasi atau pengakuan dari seseorang, melainkan yang muncul karena dorongan hati. Ada keikhlasan, kebijaksanaan dan ketulusan.
Hal itu hanya dapat dilakukan ketika kamu punya batasan yang sehat, yang kamu mulai dengan mengenali dan memahami siapa dirimu. Sebab, kalau bukan kamu, siapa lagi yang akan memahamimu?
Lagipula, apasih yang diharapkan dari manusia, tidak kapok apa sering dikecewakan? Dengan berkata tidak, jika memang orang itu butuh bantuan, dia akan mencari orang lain. Kalau dia memang orang yang baik, pasti akan memahami keadaanmu. Percayalah, seseorang malah lebih menghargai kejujuran daripada sekedar ucapan kesanggupan padahal sebaliknya.
Berusaha menyenangkan semua orang, tanpa memperhatikan diri, justru malah dapat berdampak buruk terhadap diri sendiri loh. Sudah kamu korbankan semua milikmu, tetapi yang berbalik justru kecewa, akibat tidak diapresiasilah, dianggaplah, dsb.
Jadi, intinya jika ingin berbuat baik, berbuat baiklah kepada seseorang karena dirimu. Karena kamu bisa, dan bahkan butuh, misalnya sebagai jalan menempuh ridho Rabb-mu. Ingat, jika ingin menolong seseorang, pastikan terlebih dulu kamu tidak menyakiti dirimu ya..
Jadi mulai sekarang, berhenti ya buat merasa nggak enakan dalam mengiyakan seseorang. Mulai buat belajar kenali diri. Kamu bukan sosok yang sempurna, yang harus selalu ada. Pun kebahagiaan orang lain juga bukan tanggungjawabmu kok~
Jadi santai aja, jadilah manusia yang merdeka. Yang bebas dari 'belenggu' dan 'sekat' orang lain. Your life is precious!✨
260 notes · View notes
penaamaylia · 5 months
Text
Agar tenang hati dan pikiranmu, yakinlah bahwa tidak ada kebaikan apapun yang Allah ambil darimu. Semuanya baik kok, pada setiap yang hadir dan yang pergi. Sudah, tenang, ya.
Syukuri apa yang datang, syukuri pula pada apa yang pergi. Sebab hadir dan pamit itu sesuatu yang tidak bisa kamu pisahkan.
Tidak apa-apa jika harus kehilangan, toh kehilangan pun tanda akan ada pengganti yang datang, dan tentunya jauh lebih baik.
Maha Suci Tuhan, yang dalam setiap takdir dan ketentuannya selalu berisikan kebaikan.
— Jundi Imam Syuhada
736 notes · View notes
penaamaylia · 6 months
Text
Berpikir Positif pada Hidup Sendiri
Dulu aku sempat bertanya-tanya pada guruku,"Mengapa kita membuat rencana sedemikian rupa buat masa depan, padahal ujung-ujungnya kalau takdirnya berkata lain - ya bubar semua."
Aku pernah berpikir buruk tentang masa depanku sendiri. Sewaktu kuliah dan bingung harus ke mana setelah itu, aku masih tidak yakin bahwa masa depanku akan bisa mencapai hal-hal yang pernah kutulis dalam rencanaku.
Guruku mengajarkan untuk tidak pernah putus harapan kepada Tuhan. "Jika saat ini kamu memiliki bibit tanaman ditanganmu, tetaplah tanam sekalipun kamu tahu besok pagi akan kiamat." Aku belajar untuk berpikir positif dengan hidupku sendiri.
Karena dari hidup yang telah berjalan, aku diajarkan oleh mereka jika orang pertama yang "hijack" hidupku adalah diriku sendiri.
Diriku sendiri yang mematahkan mimpi.
Diriku sendiri yang tidak yakin sama diri sendiri. Diriku sendiri yang menghalangi untuk mengambil kesempatan karena terus menerus memelihara rasa takut.
Diriku sendiri yang tidak pernah memberi penghargaan yang layak untuk apa-apa yang sudah dilakukan.
Diriku sendiri yang mengerdilkan apa-apa yang aku lakukan.
Diriku sendiri yang menghalangiku mendapatkan pelajaran karena terus menerus merasa benar dan keras kepala, tidak bisa menerima nasihat.
Diriku sendiri yang menghalangiku dari orang-orang baik karena aku berdiam diri, mengurung diriku, tak mau mulai berkenalan dengan orang dan membuka diri.
Diriku sendiri, yang selama ini melakukan semua itu. Dan aku tidak bisa menerima kenyataan itu, melempar kesalahan-kesalahan diri sendiri ke orang lain. Orang lain yang jahat, orang lain yang begini dan begitu. Seolah-olah hidupku paling menderita dan tidak bisa melihat orang lain yang kubenci juga bahagia. Hidupku penuh dengan rasa benci.
Dulu.
Kini aku merasa telah melewati semua itu. Banyaknya orang yang silih berganti dalam hidup. Ada yang membawa kebaikan, ada yang membawa pelajaran. Yang penting bisa terus melihat dari sisi positif, melihat ke dalam diri dan banyak refleksi.
Dunia ini terus berjalan dengan beragam situasi. Ada kondisi baik, ada kondisi yang mungkin tidak sejalan dengan apa yang kita inginkan. Tetaplah membuat rencana buat hidup sendiri. Hal-hal baik di masa yang akan datang yang ingin diraih, yang ingin diperjuangkan. Percaya terus kepada Tuhan yang memiliki hidup, Dia tidak mungkin membuat takdir yang buruk. Semua takdir itu baik, kita sajalah yang sering salah memahami maksudNya. Mungkin karena keterbatasan ilmu kita, atau mungkin karena bebalnya diri kita, kerasnya hati kita untuk menerima nasihat dan kebenaran.
Semoga diri ini terus dimudahkan untuk bisa memahami hal-hal tersirat dalam hidup. Semoga hati ini dilembutkan sehingga mudah menerima kebenaran. Semoga lisan dan tangan ini juga mudah dikendalikan, agar tidak keluar kata-kata buruk yang menyakiti orang lain. Dan juga, menyakiti diri sendiri.
512 notes · View notes
penaamaylia · 9 months
Text
Kejar apa yang kamu inginkan. Jangan takut ditinggalkan orang. Di hidup orang lain mungkin kamu juga menjadi yang meninggalkan. People come and go itu nyata, setiap orang ada masanya, setiap masa ada orangnya.
Jangan batasi diri, prosesmu ngga harus sama dengan yang lain. Kalau diumur sekian yang lain sudah bisa a, b, c kamu belum ya gapapa. Kalau lebih lambat bukan berarti bodoh, kalau belum bisa bukan berarti gagal.
Cukup kenali dirimu, dengarkan bisingnya kepalamu, validasi, evaluasi, tapi jangan lupa aksi. Hal-hal yang datangnya dari luar sifatnya ngga wajib semuanya didengar dan diimplementasikan. Harus sudah bisa memilih mana yang bisa dipakai mana yang cukup dihargai saja, tidak perlu dipikirkan dan diikuti.
Ngejar apa sih (?).
Hidup bukan untuk lomba kan(?).
0 notes
penaamaylia · 9 months
Text
Seni Hidup di Muka Bumi #18 : Merawat Impian
Betapapun tingginya impian yang kamu miliki saat ini, apapun itu, dan betapa susahnya hal itu kamu gapai melihat kondisimu saat ini, bahkan seakan mustahil kamu raih, jangan berpikir untuk menguburnya rapat-rapat ditengah rasa keputus-asaan yang kamu alami.
Selama itu baik, benar dan memang layak kamu perjuangkan, maka pertahankan. Sebab sebelum takdir seseorang sampai pada dirinya, Allah akan turunkan terlebih dahulu sebab-musababnya kenapa takdir itu diberikan untukmu. Sehingga memudahkan akalmu untuk menerimanya.
Termasuk diantaranya, merawat impianmu itu, meringkas jarak realita dan harapan dengan do'a-do'a yang senantiasa kamu rapalkan, dan mengkonkretkan itu semua dengan ikhtiar-ikhtiar yang kamu mampu hadirkan.
Meskipun jika pada akhirnya nanti, takdir yang sampai padamu ternyata bukan sebagaimana yang kamu mau, maka itu adalah jawaban terbaik untukmu.
Bukan, bukan karena kamu tidak layak mendapatkan itu setelah berusaha semaksimalmu, melainkan bentuk kasih Rabb-mu terhadapmulah yang membuat Dia menginginkan pemberian yang jauh lebih baik untukmu.
Pada hasil apapun yang kamu dapati pada akhirnya nanti, setidaknya ada satu hal penting yang kamu ajarkan pada dirimu sendiri, yaitu betapapun peluang menyerah terhampar luas bahkan sedari awal kamu mengawali langkamu, kamu tetap memilih berjuang dan bertahan atas apa yang layak kamu perjuangkan.
213 notes · View notes
penaamaylia · 9 months
Text
Namanya, Tegas.
Kalau ia membuatmu bingung, berarti ia bukanlah tujuanmu.
Kalau ia membuatmu berseteru dengan kedua orang tuamu - sementara hubungan dengan orang tuamu baik-baik saja sebelumnya, berarti dia bukanlah yang kamu butuhkan.
Kalau ia membuatmu ragu sama tujuanmu, berarti ia bukanlah teman yang bisa kamu ajak jalan jauh.
Kalau ia membuatmu harus mengubah values baik yang kamu miliki selama ini, berarti kamu sedang menghancurkan dirimu sendiri. Kalau apa lagi? @kurniawangunadi
1K notes · View notes
penaamaylia · 10 months
Text
Memelihara Pikiran Buruk
Bertumbuhnya diri, semakin sadar bahwa memiliki pikiran yang buruk apalagi terus dipelihara adalah hal yang paling merungsingkan. Selain membebani diri, gara-gara pikiran buruk tersebut bisa menghambat laju diri, merusak relasi, dan banyak hal lainnya yang tanpa disadari telah membuat diri semakin jauh dari tujuan sebab mudah teralihkan.  Kayak rasanya negatif terus. Ketika melihat orang lain yang usia sepantara tapi banyak lebihnya, nggak suka. Sebab banyak tidak sukanya hingga mengajak orang disekitarnya untuk juga tidak suka pada apa yang kita tidak sukai. Rasanya, bagaimana mungkin bisa hidup tenang jika pikiran buruk itu terus kita beri makan? Semakin bertambahnya usia, rasanya diri semakin yakin dan percaya dengan apa yang dijalani dan dipikirkan. Tapi, bagaimana jika apa yang dipikirkan itu adalah tumpukan kekecewaan, kekhawatiran, ketakutan, yang menggunung menjadi satu dari lama yang akhirnya membentuk cara pandang kita?  Bagaimana jika semua yang kita pikirkan inilah yang membuat hidup kita tak beranjak ke mana-mana, karena kita terjebak dalam dimensi yang kita buat sendiri, dunia yang hanya kita yang benar, dan dunia yang tak mau diusik orang lain tapi kita sering mengusik orang lain dengan pikiran kita?
Jauh sekali rasanya tenang itu ya? ©kurniawangunadi
272 notes · View notes
penaamaylia · 10 months
Text
Ya Allah, tanpa sadar, diri ini udah makin jauh dari-Mu.
Dulu apa-apa inget Engkau. Sekarang, rasanya pikiranku duniawi banget.
Dulu kalau ada masalah selalu melibatkan Engkau. Sekarang, seolah aku bisa menyelesaikan semuanya sendiri. Padahal nggak, nggak bisa.
Tapi aku sadar, Engkau selalu hadir dalam kehidupan kami.
Banyak keberkahan yang bahkan kami ngga usahakan, tapi Engkau berikan.
Maafkan aku, ya Allah.
Terima kasih karena tidak pernah meninggalkan kami.
Izinkan aku kembali menghadirkan-Mu dalam hidup kami.
670 notes · View notes
penaamaylia · 10 months
Text
Ternyata Buat Sampai Sana itu Pusing Banget.
Untuk bisa naik level ke tingkatan berikutnya memang sesuatu yang akan kita hadapi, rasanya berkali-kali lipat. Lebih capek, lebih sakit kepala, lebih stres, lebih banyak waktu yang harus dialokasikan, perasaan yang naik turun, dan sebagainya. 
Akan ada opsi untuk mundur tentunya dengan konsekuensinya, ada opsi untuk tidak menghadapi, ada opsi untuk diam saja membiarkan, ada opsi untuk menyerah. Tapi, ingat-ingat lagi apa yang sedang dituju jauh di depan, tentu usahanya tidak bisa dengan cara yang sama seperti saat ini.
Perlu lebih taktis, lebih berani, lebih siap dengan risiko, nggak apa-apa ketemu konflik, nggak apa-apa juga kalau sedih. Ini semua akan terlewati seiring semakin lihainya kita menghadapi masalah. Dan nggak mungkin, masalah yang akan dihadapi lebih mudah dari sekarang. Dan pasti masalahnya akan hal baru, sesuatu yang harus dipelajari lagi. Hal baru yang benar-benar akan membuat berpikir lagi, “Apakah jalan yang kuambil ini tepat?” Kayak gitu terus :’)
322 notes · View notes
penaamaylia · 10 months
Text
Butuh Allah
Semakin kesini, semakin kesana; semakin seharusnya kita butuh sama Allah
Akui saja kalau kita ini lemah tak berdaya, tak memiliki apapun, bahkan tak bisa berbuat banyak tanpa izin dan kuasanya Allah
Banyak hal di luar kemampuan kita yang terjadi, banyak hal tidak ideal di luar rencana kita yang hadir, menunjukkan satu hal; kita butuh Allah
Sebanyak-banyak kita baca teori perubahan, dicatat, lalu diterapkan, pasti ada satu masa dimana tidak semua bisa berjalan semulus yang dibayangkan
Seniat-niatnya kita, melakukan banyak hal, kebaikan yang bermanfaat, pasti ada satu masa dimana tidak semua bisa terjadi sesuai rencana
lalu, kita kecewa
kita marah, merasa lemah, dan berputus asa, seakan kita gagal, kita salah
tapi kita lupa satu hal; butuh Allah
Padahal ayatnya jelas "Allah tidak akan mengubah suatu kaum"
Mintalah izin kepada Allah, mintalah dimampukan oleh Allah, mintalah kekuatan kepada Allah, tunjukkan kalau kita butuh Allah
380 notes · View notes
penaamaylia · 10 months
Text
i am a different person than who i was last year. my hair is longer and i cry less and i am stronger. i am a different person than who i was six months ago. i am free and different and am embracing change. i am a different person than who i was a month ago. i sit in the sunlight without worry and i don’t let things stick and i look up and smile. i am a different person than who i was last week. i explore more and look at the sky and laugh more. i am a different person than who i was yesterday. i let go and breathe. i am whole.
27K notes · View notes
penaamaylia · 10 months
Text
Surat untukmu yang mulai putus asa...
Bukan sikap orang beriman yang selalu pesimis akan takdir hari esoknya. Perihal seberapa banyak rezeki yang ia akan terima, siapa yang akan menjadi jodohnya, bagaimana menyikapi beratnya amanah yang ia terima, dsb. dan hal ini Allah tegaskan dalam firman-Nya :
"....jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.” (Q.S. Yusuf : 87)
Sebaliknya, justru sifat orang beriman dalam memandang hari esok adalah sikap optimis. Sebab, ia punya Allah yang menjamin segala hajatnya, dan selalu bisa memberi jalan keluar dalam keadaan sempit maupun lapang.
Akan tetapi, memang bantuan itu tidak ujug-ujug hadir begitu saja. Ada prasyarat yang wajib dihadirkan, yaitu upaya-upaya yang didalamnya ada keberkahan. Pada saat perang Ahzab, Rasulullah sampaikan pesan penyemangat pada para sahabatnya :
فَسِيْرُوا بِبَرَكَةِاللهِ وَانَتُمْ فَائِزُون
“Berangkatlah kalian dengan keberkahan Allah, maka kalian akan menang.”
Maka, jika hari ini ditengah segala keruwetan hidup yang melahirkan rasa amarah, kecewa bahkan putus asa, coba cek adakah upaya-upaya barokah yang sudah dihadirkan? Atau justru malah menjauh dari itu?
Terakhir sebagai penutup, teringat pesan Hasan Al Banna :
“Janganlah kalian berputus asa karena putus asa bukanlah akhlak muslim. Sesungguhnya realita hari ini impian kemarin dan impian hari ini adalah realitas hari esok.”
Optimislah, ujian memang berat, tapi kita selalu punya pilihan dan kesempatan untuk bangkit dan bergerak!
195 notes · View notes
penaamaylia · 10 months
Text
Benarlah, semakin dirimu mempunyai rasa hasad, iri dan dengki kepada orang lain. Semakin jauh pula rasa syukur dan bahagia yang kamu rasakan. Sebab dirimu terlalu sibuk mengurusi urusan dan kebahagiaan orang lain. Sehingga kamu menderita seorang diri, dan hancur dengan sendirinya.
Sekali ini saja, lembutkanlah hatimu dengan kebahagiaan yang sudah Allaah takdirkan untukmu. Takdirmu tak akan pernah tertukar dengan siapapun sekalipun hatimu kau penuhi dengan amarah, kau penuhi dengan perasaan iri yang terus menerus kau pupuk setiap harinya.
Jangan kau bebankan hatimu dengan sesuatu yang kau sendiri tidak bisa mengatasinya. Pulanglah, wahai diri. Pulanglah kepada Allaah dengan penuh penyesalan dirimu. kamu punya Allaah yang akan mengabulkan setiap pintamu. kamu punya Allaah yang bisa menyembuhkan rasa sakit dari perasaan iri, hasad dan dengkimu itu. Jangan biarkan dirimu hancur, atas perasaan yang sampai kapanpun tak bisa kau menangi dengan segala pencapaianmu selama hidupmu.
Berbahagialah dengan kebahagiaan meski itu kecil, bersyukurlah atas nikmat sekalipun itu masih kecil menurutmu. Sebab pada rasa syukur akan kau temui syukur yang lainnya. Demikianlah janjiNya...
168 notes · View notes
penaamaylia · 10 months
Text
Ilmu itu luaasss bgt. Rasa-rasanya tidak cukup hanya belajar dipendidikan formal saja, ilmu tidak melulu tentang akademik. Ada banyak ilmu lain yang perlu untuk dipelajari. Makanya banyak orang bilang, sebagai manusia kita harus punya prinsip menjadi "long life learner". Karena pada dasarnya, setiap manusia di dunia adalah pembejar. Kehidupan adalah sekolahnya. Dan hidup adalah jalan yang diberikan Tuhan untuk kita belajar, mencari bekal sebanyak-banyaknya. Semoga kita senantiasa diberikan hati yang lapang, kesabaran, dan keikhlasan dalam menuntut ilmu.
Kost, 21 Juni 2023
0 notes