Tumgik
silentnicious · 8 months
Text
Nasihat berharga dari Sahabat Fudhail bin Iyadh Rahimahullah
"Berbuat baiklah di sisa usiamu Maka engkau akan diampuni atas keburukan hidupmu di masa silam. Namun jika kau masih berbuat buruk di sisa usiamu, Allah akan menghukummu untuk keburukan di sisa usiamu dan seluruh keburukanmu di masa silam."
423 notes · View notes
silentnicious · 8 months
Text
Salah satu red flag yang saya terapkan saat komunikasi dengan orang—terutama orang baru kenalan—adalah etika membalas pesan. Saat kita sapa “Halo, bagaimana kabarnya?” Lalu dibalas “baik” saja tanpa ada pertanyaan balik seperti “Baik. Kamu sendiri bagaimana kabarnya?” itu langsung saya putus dan hapus. Komunikasi itu selain representasi pesan ekstrinsik, dia juga punya pesan tersirat soal kemauan dan ketertarikan untuk berkomunikasi. Sifatnya dua arah dan mutualisme. Jika hanya satu yang aktif dan satunya merasa penting, tinggalkan. Bibit-bibit kita mengemis perhatiannya sudah nampak dari sini. Hargai diri kita sendiri.
378 notes · View notes
silentnicious · 8 months
Text
Sedih sekali melihat pemberitaan di palestina saat ini.
Disaat aku belajar menata hidup untuk lebih waras dan tidak terlalu menuntut banyak akan segala ambisiku di usia sekarang. Lalu mulai tenang dengan segala kedamaian tanpa melihat keberhasilan orang lain.
Nyatanya diluar sana ada saudara semuslim yang lagi, lagi, dan lagi sedang berjuang mempertahankan hak dan sejarah umat muslim. Rasanya bersalah dan juga bersyukur menjadi perasaan yang satu namun tidak karuan.
Diposisi seperti itu, rasanya aku tidak ingin melihat pemberitaan itu. Perasaanku tidak bisa abai, meski ingin abai.
Terkirim doa yang tiada henti buat mereka. Berharap setiap derai air mata tulus dari kami saudara -saudara semuslim dimanapun berada menjadi saksi bahwa kami pun turut berjuang bersama mereka di Palestina.
Maafkan kami wahai saudara/ri dan adik-adik kami disana. Raga kami belum seberani kalian dan para pejuang disana. Namun tiada henti bibir kami melantunkan dzikir dan doa agar Allah menolong dan melindungi kalian. Menguatkan mereka yang ditinggal karena telah berjuang. Syahidnya kalian di jalan Allah. Menolong agama Allah.
29 notes · View notes
silentnicious · 10 months
Text
Tumblr media
Disebuah pinggir muara laut ditempat sepi ini. Ditempat orang-orang melepaskan penatnya hanya untuk memancing dan mencari suasana tenang nan damai sambil merasakan hembusan angin laut dan hanya duduk dititian kayu ini. Jauh dari pemukiman padat jauh dari hiruk piruk sibuknya aktifitas manusia. Rasanya betah duduk berlama-lama.
kudatangi tempat ini tak hanya satu kali waktu, tapi berkali-kali disaat matahari ingin naik dan disaat matahari mulai tenggelam. Rasanya sama tenang nan damai. Dititian ini pula kadang jadi sandaran para nelayan menjemput ABK kapalnya untuk mencari rezeki ditengah laut selama sepekan. Obrolan dengan seseorang yang kutemui seputar kegiatan warga disini membuat ku betah berbagi cerita dari hal budaya hingga hal kecil lainnya.
Setiap balik kedalam mobil, diperjalanan menuju pulang. Aku baru tersadar ternyata selama ini aku terlalu penat terlalu pusing dengan pemikiran-pemikiran aktifitas hari-hari yang rasanya penuh. Terlalu jenuh dengan semua kegiatan rasanya banyak yang ingin diluapkan banyak yang ingin dilepaskan. Banyak hal yang baru aku sadari. Terutama tentang menggebukan sebuah keinginan menargetkan sesuatu yang diluar kendali kita.
Ah rasanya aku malu kepada sang pencipta, mungkin aku kurang syukurnya mungkin aku dan suami terlalu capek terlalu memikirkan kesenangan dunia yang tak ada habisnya. Disini kami banyak terdiam sambil merenung menyadari bahwa banyak hal yang diluar kendali kami. Saat mulai menggebu menginginkan semua wishlist tercapai secepatnya dan ketika semua keinginan kami alhamdulilah satu persatu dipermudah dan dijawab, disisi lain kami sadar. Setelah semua itu didapatkan kami merasa masih banyak ngeluhnya ada aja hal yang masih kami keluhkan.
Itulah manusia, tak luput dari salah. Tapi baiknya rahmat dan kasih sayangnya sang pencipta disadarkan kami ditempat ini. Bersyukur dalam lamunan. Ah, Alhamdulilah ya Rabb Lumayan kerecharge pikiran ini.
Kutuliskan memori perasaan ini saat aku sudah kembali kekota kembali menjalani aktifitas seperti biasanya :)
1 note · View note
silentnicious · 1 year
Text
Tidak ada yang mudah selain Dia (Allah) yang membuat mudah.
Setiap diri memiliki kesulitannya tersendiri. Jangan sesekali meremehkan apa yang sedang orang lain jalani. "Ah begitu aja ngeluh, ah begitu aja udah nyerah."
Sebab apa-apa yang mudah bagi kita, bisa jadi adalah hal sulit bagi orang lain.
Dan apa-apa yang mudah bagi orang lain, pun bisa jadi adalah hal yang tersulit bagi kita.
Menjadi istri sekaligus ibu adalah hal luar biasa yang dimiliki perempuan. Sebab di sana ada begitu banyak pahala yang akan Allah berikan, tentu tidak sedikit pula ujiannya.
Bunda... jangan lupa untuk terus melapangkan hati, meluaskan sabar, dan memperbanyak syukur. 😊
Tidak mudah memang,
Namun, yakinlah ada hadiah yang sedang Allah persiapkan untuk kita, entah di dunia atau pun di akhirat nantinya. 🍁
Semangat mengumpulkan pahala untuk meraih surga-Nya. 🌸
8 notes · View notes
silentnicious · 2 years
Text
I never would have imagined that i would have such strong feelings for you with so many differences, i dont know he more before, pure the staranger for me. But he know me more 😝 heheh, But Allah guide me, so many question the reason why i said yes is how and the way he think, how he can solve problem, and how the mature he is, how he loves his family, how he talks to my parents all packaging his caracter is , and gentelman 😝 most of All my parent family and people around me said yes they are Ridho " Ridho Allah bersama Ridho orang tua" ... the last he is the good discussion buddy and the funny ones. thank you for waiting patiently to know me more, try to understand me and break the hard stone in my heart for month by month. Finally I fall with no reason, your name is locked in my heart 💕
Tumblr media
1 note · View note
silentnicious · 2 years
Text
how beautiful is the fact that God has protected us from things we will never know or answered prayers we never said aloud
7K notes · View notes
silentnicious · 2 years
Text
Kamu bisa melejit cepat bila bersama dengan orang yang tepat
21 notes · View notes
silentnicious · 3 years
Text
Setiap gundah ketika dihadapkan pada sebuah masalah; kita bisa memilih untuk menyalahkan keadaan, atau belajar menekankan ke diri sendiri (sembari tetap usaha): "Aku mau tanya Allah dulu".
Sebelum minta saran orang lain, sebelum berkeluh kesah pada manusia, ada Dia yang bahkan tidak satu detik pun menghilang dari hidup kita.
Always listening, always understanding.
Cara kita mencintai Allah mungkin memang berbeda-beda. Tapi yang terpenting ialah bahwa dengan bahasa cinta masing-masing, kita bisa selalu belajar untuk tetap menomorsatukan Ia dalam meminta pertimbangan.
@faramuthiaa
Malang, 6 November 2021 || 19.22 wib
225 notes · View notes
silentnicious · 3 years
Text
GOD is always on time :)
0 notes
silentnicious · 3 years
Text
Tentang dominan.
Ngobrol dijalan menurut aku adalah salah satu healing yg aku senangi versi aku, jenuh dengan rutinitas kayaknya kalo udah diajak ngobrol sambil muter-muter itu rasanya lega aja beban berkurang.
Kemaren aku mendadak pergi kebali 4 hari bener-bener random mendadak ngajak kaka adek booking tiket tengah malam. Karna apa? Aku merasa benar-benar suntuk banget sampai insomnia aku kambuh. Cerita kebapa ibu dan mereka ngerti anak-anak perempuannya terlalu bekerja keras sampai lupa waktu untuk self love. tidak sulit meminta izin malah mereka mendukung ponakanku dititipkan ke ibu aku. kaka ku yg kerja di rumah sakit kuakui fisik dan pikirannya lelah.
Sedangkan aku hanya lelah dengan pikiran saja ngatur ini itu berurusan divisi lain fisik ku mungkin tidak terlalu lelah karna semua masih bisa diremote semua pekerjaan termasuk ngontrol anak buah dilapangan. Semua pekerjaan ku masih serba online. Tapi pikiran ku benar-benar terkuras jadwal gmeet yg full huftt.
Akhirnya kami memutuskan ke nusa penida.
Dapat resort di sanur yg suasananya sepi damai banget tenang sampai mikir perlu nih solo traveling sendiri diresort ini karna bener2 enak, belakang resort pantai kolam renangnya banyak bisa sepedahan pagi-pagi bisa joging mau wo sendiri enak ada spanya pokoknya gak kemana mana aja stay diresort aja sudah menyenangkan buat menyendiri nenangin pikiran.
Selama perjalanan aku yg biasanya diandalkan dirumah dan dominan terhadap kaka adik ku kebawa juga. Hampir semua yg ngurus aku dri transport tiket hotel destinasi makan pcr dll. Mereka cuma ngikut aja, tentunya tidak semulus yg diliat dan pujian dm instagram yg berisi pujian akur ya seneng liatnya, ohhh tidak ferguso pasti ada perdebatan setiap traveling. Misal pengambilan keputusan aku ingin ngajak mereka diskusi tapi mereka bukan tipe yg mau mikir apapun yg kuambil mereka setuju karna mereka tau aku orangnya detail prepare hal kecil apapun. Itu yg membuat ku capek. Kadang berantem kadang ngambek selama dijalan. Kaya dalam hati marah-marah helowwww enak banget lo gak mikir mau terima jadi ajaaaa😭
"kalian tu bisa gak sih mikir, gantian deh aku yg ngikut kalian mau makan dimana terserah, aku males ngurus-ngurus". Tapi apa ujungnya mereka gk gerak malah mengulur waktu sebalkan. Aku terbiasa sat set sat set ngeliat mereka yg slow motion itu menyebalkannnnn arrrghhh makanya sampai ibu sering banget wa akur-akur yaaaa jgn debat terus :') yagustii gemes banget. Kalo udah dititik sebal aku cuma diam.
Ada waktu di diamond beach habis lelah turun tebing kami ngobrol dipinggir pantai bertiga cerita-cerita ketawa semua jadi satu. Aku dan ade aku yg beda kota dia stress skirpsinya, dua kaka perempuannya penat kerja merasa benar-benar meraskan healing bareng bonding antar saudara, quality time bareng. Ada rasa semua lepas.
Selama dijalan kami ambil private tour guidenya yg asli nusped masih muda dia cerita tentang kebudayaan di nusapenida dri hal mistis kebiasaan masyarakatnya hal didepan mata yg kami liat kami tanyakan kaya ngecharge pikiran dapat hal baru yg bisa diambil. Habis itu kita mampir ke chillin cafe pinggir pantai yg cozy sambil tiduran menghadap laut biru udah cukuplah melepas semua penat.
Emang dari awal kami maunya kenusapenida jd explore bali untuk 4hari itu kurang. Tpi lumayanlah kami bisa kebanyak spot benar-benar foto banyak itu cuma di nusped sampai pulang merasa gk bgtu banyak foto ditempat lain saking malesnya foto ngepost di ig jga beberapa hari kemudian wkwk bener2 nikmatin liburan paling cuma pas ke nusped atau pas diresort aja paling banyak punya foto dan video eh di tanah lot juga. Padahal males kesana karna daerah macet. Pas dimelasti yg tempatnya bagus juga gk foto malah cuma bertiga dipintu gerbang udah sisanya kami benar2 nyimpen hp ditas.
Balik kedominan tadi mungkin karna aku terbiasa ngasih instruksi keorang karna kerjaan keseharian kayagitu jadi aku merasa dominan ini kebawa kehidupan sehari-hari. Ngerasa capek sendiri. Kadang aku sedih ngerasa kaya aku suka merintah2 orang padahal gak gitu sampai insekyur duh gimana nanti kalo aku ketemu pasangan yg gk bisa ngerti yg merasa bosan dengan pembawaan aku yang gk bisa ngeredam emosi dan ego. apalgai aku yg kalo apa2 dipikirin kerjaan apa2 yang gak beres gk turun tangan langsung gelisah gak bisa tidur.
Sampai orang sekeliling bilang, kamu kalo cari suami jangan punya jiwa pemimpin yg kuat karna dominan aku kental banget takutnya nanti kalian banyak bertengkar. Sampai mikir ya Allah setidak sabaran itukah aku dihadapan mereka sedih banget dengernya. Umur segini itu lebih banyak mikir realistis ketimbang perasaan apakah aku bisaaa :')
Sampai satu doa kuselipkan, semoga kelak dipertemukan yang bisa saling menerima dan mengerti. Punya jiwa menghargai yg luas tidak saling memandang rendah satu sama lain tidak punya sifat egois dan merasa paling benar. Bisa saling menyeimbangkan karakter masing-masing dan tau porsi dan tugasnya dalam rumah tangga tanpa mengurangi rasa hormat satu sama lain. :')
Dan satu lagi, semoga ketika ada yg datang lagi, ntah siapapun itu semoga Allah percepat kehadirannya jalannya dipermudah gk ribet :') dan aku tidak mendahului prasangkaku yg begitu pede merasa yakin dia yang paling pas dan terbaik hingga mendahului perasangka-Ny. Padahal terbaik menurutku belum tentu terbaik menurut Allah.
Jangan pernah mendahului Allah kalo kata ibu. Kamu jangan kepedean nanti kecewa ketika Allah tidak mengizinkan. :')
Bismillah.
0 notes
silentnicious · 3 years
Text
Kamu boleh nolak kalau memang gak mau.
Kamu boleh istirahat kalau memang capek.
Dan kamu gak perlu nyalahin diri sendiri untuk kesalahan yang memang bukan kesalahanmu.
Taufik Aulia
407 notes · View notes
silentnicious · 3 years
Text
Kita tidak pernah tau bagaimana ujung dari sebuah upaya yang tengah kita perjuangkan. Ranah hasil itu mutlak haknya Allah. Hanya Dia yang menentukan bagaimana kesudahannya.
Kita hanya perlu menyiapkan hati yang cukup lapang untuk menerima taqdir terbaik dari Allah. Baik itu hal yang kita senangi atau sebaliknya.
Tetap berbaik sangka adalah koentji
36 notes · View notes
silentnicious · 3 years
Text
Apakah Waktunya Sudah Tepat?
Hai hai hai. Hari ini mau berteori tentang, apakah orang yang tepat datang di waktu yang salah bisa dikatakan orang yang tepat? 
Atau orang yang tepat memang seharusnya datang di waktu yang tepat juga? 
Apakah benar, “timing is everything?”
Kenapa ada orang yang tepat tapi datang di waktu yang salah?
Kita hidup selalu dibayang-bayangi oleh definisi ‘kesempurnaan.’ Ingin mengejar kesuksesan dalam hal karir, pendidikan, atau mimpi-mimpi lainnya yang belum tercapai karena kita mau menjadi ‘sempurna.’ Bagi sebagian orang, salah banget kalau menjalani hidup tuh B aja.
Karena kita sibuk ingin menggapai semuanya, ketika orang yang tepat datang, kita menganggap “yah sayang banget, dia datang di waktu yang salah.” Karena kita sedang ‘sibuk’ untuk menggapai semua yang kita impikan, kecuali menikah.
Apakah orang yang tepat datang di waktu yang salah bisa menjadi orang yang tepat?
Menurut mamah, papah itu pria yang tepat tapi datang di waktu yang salah, namun tetap papah adalah pria yang tepat untuknya.
Dulu, papah menunda menikahi mamah karena kakak perempuan papah belum menikah. Ya sudah, mamah memilih pergi daripada disuruh menunggu. Tapi, papah memilih untuk memperjuangkan mamah dan pada akhirnya menikah. 
Apakah ada orang yang tepat, datang di waktu yang salah dan menjadikan dia orang yang salah?
Ya. Kalau di kisah gue, pernah diceritain di sini. Laki-laki yang gue jumpai di tahun 2017 adalah laki-laki yang tepat, tapi datang di waktu yang salah. Pada akhirnya, tiga tahun kemudian ketika mimpi sudah tercapai, waktunya sudah tepat dan kita dipertemukan kembali, namun sayang seribu sayang, akhirnya ditunjukkan bahwa dia bukan orang yang tepat juga.
Kalau pendapat gue adalah laki-laki yang tepat datang di waktu yang salah itu bukan pria yang tepat. Kenapa? Karena orang yang tepat itu, kita atau dianya sama-sama gak akan mengeluarkan kata ‘tapi’, kita berdua sudah siap. Contoh untuk kasus gue, ada kata tapi ketika itu: “tapi aku masih mau mengejar mimpi.”
Itu sih buat gue udah pertanda bahwa bisa jadi bukan dia orangnya. 
Apakah timing is indeed everything?
Menurut gue, selain values, gaya hidup, sefrekuensi apa tidak, ada hal lain yang tidak luput dari pertimbangan yaitu waktu yang tepat. 
Waktu yang tepat ini lumayan luas ya definisinya. Misalnya, gue atau dia bertemu ketika sudah siap secara finansial. Atau sudah menyembuhkan luka batin dan siap secara emosi. Dan definisi tepat yang lainnya.
Hal-hal seperti itu bisa menjadi ukuran “orang yang tepat datang di waktu yang tepat.” Atau simple-nya adalah urusan yang sudah terselesaikan sebagai individu di diri dia ataupun gue sebelum akhirnya memutuskan untuk berkomitmen.
Bagaimana solusinya jika orang yang tepat datang di waktu yang salah?
Ya komunikasi. Kalau dalam kasus gue, waktu itu terbentur impian di mana gue lebih memilih mengejar mimpi dan mengatakan ke laki-laki tersebut untuk tidak menunggu. 
Untuk kasus orang tua: Mamah mengatakan ingin segera dinikahi dan ketika papah bilang belum mau, mamah memilih untuk pergi daripada menunggu. 
Jadi, biasakan untuk mengatakan apa yang kalian inginkan dalam suatu hubungan, agar nantinya jelas mau bermuara ke mana.
Setelah dikomunikasikan lalu bagaimana?
Mungkin bisa saling menunggu satu sama lain, tapi tetep akan ada pressure atau tekanan untuk kedua belah pihak. Tekanan ini memicu orang tersebut jadi gak percaya diri, atau ngerasa gak dihargai, dan lain-lain.
Contoh untuk kasus nyokap: mamah gak mau nunggu karena nanti keburu tua dan mamah juga gak mau maksain papah untuk menikahi dirinya, jadi mamah memilih pergi dan cari yang lain aja. Kenapa? karena gengsi, mamah gak mau mohon-mohon dan gak mau kalau papah menikahi dirinya karena dipaksa. 
Tapi, setelah beberapa bulan papah mengejar mamah dan akhirnya mereka menikah.
Jadi sebagai pengingat juga bahwa ketika kita ngerasa klik satu sama lain, bukan berarti kita memaksakan untuk bersama. Pada akhirnya ketika kita memilih pergi bukan berarti kita gak suka sama orangnya, atau gak mau berusaha lebih, tapi ada beban yang lebih berat dipikul oleh salah satu pihak. Kalau salah satu pihak sudah diberatkan atau sudah merasa keberatan, akan ada yang merasa dirugikan. 
Mau kalian pacaran atau taaruf, tapi kalau tujuan akhirnya menikah harusnya realistis aja. Karena kalau menurut artikel yang gue baca; tidak selamanya mengkompromikan sebuah hubungan akan berhasil.
Setelah kompromi, baiknya lanjut dengan orang tersebut atau tidak?
Ustadz Tuasikal pun selalu bilang, “taaruf tuh bukan berarti kalian udah sreg sama satu orang trus memilih nunggu dia karena orang ini udah janji A B C. Saya akan katakan, tetap sebar CV kalian ke banyak-banyak calon. Jangan fokus ke satu orang saja dan usahain senetral mungkin ketika proses seperti ini jadi cepet move on kalau gagal.”
Seperti yang gue bilang di awal, “jangan ada kata ‘tapi’ di antara kita.” Ini sih pengalaman gue yang udah-udah ya. Gue sebagai perempuan males kalau udah ada kata tapi dari pihak laki-laki. Sebaliknya juga, kalau gue yang mengeluarkan kata tapi, gue gak akan nyuruh dia untuk berubah demi gue atau menunggu gue. 
Apakah ketika waktunya sudah tepat, dua orang yang sudah dipisahkan bisa bersatu kembali?
Untuk kasus gue; tiga tahun sebelumnya, kita merasa klik dan cocok banget. Tapi, setelah menggapai mimpi masing-masing lalu ketemu lagi di waktu yang tepat, ada preferensi dan prioritas yang berubah dari satu sama lain. 
Artinya apa? Ya jangan dipaksain karena tetep harus realistis bahwa, dua hal itu penting sebagai dasar pernikahan. Beda dengan orang tua gue, ketika mereka bertemu lagi, values-nya masih sama.
Ustadz Tuasikal juga cerita kalau tetangganya ada yang taarufan, si cowoknya janji mau nikahin cewek itu lima tahun lagi dan ceweknya dengan sabar menunggu. Lima tahun kemudian, si cewek dapet bingkisan dari cowok tersebut yang mana ini kebiasaan orang Gunung Kidul; ngasih bingkisan sebelum menikah. 
Wah itu keluarga si cewek berbondong-bondong ke rumah si cowok, marah dan nangis karena ngerasa si cowok ingkar janji.
Kenapa waktu adalah segalanya?
Salah satu alasan kita menunda menikah itu pasti keinginan mengejar mimpi, gak lain dan gak bukan, mengejar mimpi untuk kehidupan finansial dan status sosial yang lebih baik. Ketika dari segi finansial dan status sosial sudah lebih baik, selera terhadap laki-laki/perempuan pun akhirnya sudah berubah.
Untuk kasus ortu gue, mereka sudah selesai mengejar mimpi ketika bertemu pertama kali, yang mana umur mereka sudah hampir 30 tahun ketika itu. makanya juga untuk values dan lain-lainnya udah ‘mateng.’
Nah untuk gue ketika itu, kita pertama bertemu di usia 24 dan 25 yang mana masih belum puas sama diri sendiri, values juga belum ada-ada banget. Tiga tahun kemudian, gue dan dia usia 27 dan 28 values kita sudah berubah dan ternyata kita menjadi tidak cocok. 
Hikmah dari bertemu orang yang tepat di waktu yang salah tuh cuma satu: realistis. 
Ok gak cuma satu hikmah, ada tiga lagi
Bagi gue, bertemu orang yang tepat di waktu yang salah adalah pembuka jalan bahwa kita semakin dekat untuk bertemu dengan orang yang tepat di waktu yang tepat.
Karena seriusan, dulu gue gak tau rasanya bertemu orang yang tepat itu gimana. Pas udah ketemu tuh, oh begini definisi ‘orang yang tepat.’ Yang jelas beda aja gitu. Rasain deh sendiri. Hihihi
Akhirnya kita tau apa yang membuat hubungan tersebut tidak berhasil, kita tau apa yang berubah di diri kita atau orang tersebut. Lalu ada lagi kah yang harus diperbaiki? Atau ada yang harus di expect dari calon selanjutnya apa gak? 
Sekian anabel (analisa gembel) gue Senin ini. Semoga orang dan waktu yang tepat itu segera tiba. Aamiin insya Allah.
20 notes · View notes
silentnicious · 3 years
Text
Curhat Time: Antara si Dia dan Jawaban Istikharah
Hiyaa hiyaa hiyaaa judulnya kok bikin greget. Padahal biasa aja sih yang mau diceritain wkwkkwwk udah lama gak curhat. Hari ini mau curhatin apa yang terjadi selama sebulan kemarin, yang mana pertama, rahasia istikharah. Kedua, perkenalan dengan pria.
Gue menggali pemahaman tentang sholat tersebut dari beberapa ustadz karena masih banyak kebingungan tentang arti dari sholat ini. Akhirnya setelah menonton beberapa video, disimpulkan:
Pertama, istikharah bukan melulu soal dua pilihan, satu pilihan pun boleh. Istikharah artinya adalah kita berdoa minta diberikan petunjuk atas apa yang kita sedang, akan atau sudah lakukan dan menyerahkan hasil yang terbaik sama Allah.
Pada umumnya, ada yang istikharah karena mau mengambil keputusan akhir, padahal dalam proses awal pun udah boleh di istikharahin. Termasuk dari masa perkenalan sama si dia karena berdoa itu seperti menabung ya, jangan dinanti-nanti tapi dimulai aja dulu. 
Kedua, jawaban istikharah. Jujur gue kurang sreg dengan konsep kecondongan hati, ini bisa jadi bias. Musyawarah pun gue kurang ok karena sekarang ada di titik di mana, nyokap ngizinin gue nikah sama siapa aja asal cowoknya baik hahahaha. 
Seorang Ustadz selalu mengatakan jawabannya kecondongan hati trus sebelum berdoa harus sudah menentukan satu pilihan. Ada juga ustaz yang lain mengatakan jangan dipilih salah satu, pasrah saja dari awal berdoa, dan beliau kasih contoh jawaban yang menurut gue kurang lebih sama.
Sampailah gue nonton 5 video ustadz berbeda. Ada 2 ustadz di Malaysia yang memberikan pendapat serupa dengan ustadz di Indo, tapi ada dua jawaban lagi yang belum pernah gue denger sebelumnya, mereka mengatakan, “apa-apa yang terjadi setelah istikharah lah jawabannya dan harus selalu aware sama petunjuk Allah di keseharian kita.” Gue lebih cocok sama pendapat yang ini.
Kenapa gue pengen sampe se-detail itu tentang istikharah? Dulu pernah istikharahin cowok dan hati kita satu sama lain condong tapi gak berakhir bersama karena ada aja kendalanya. Ternyata kendala itu lah jawaban istikharahnya.
Selain itu, baru-baru ini istikharahnya memang ditujukan untuk berkenalan dengan dua orang pria dan ingin dibimbing sama Allah dari pertemuan awal sampai akhir.
Selama proses kenalan, ketika akhirnya mau ketemu, ada aja gitu kendalanya. Ntah yang temen gue tiba-tiba WFO jadi gak bisa nemenin. Atau si cowok yang ada meeting dadakan. Dan yang paling ajaib pas akhirnya ketemuan, selama ngobrol gue ngantuk. WOY ngantukkkk mana ada sihhhh kan lagi ketemu ‘calon’ hahahahahaha. Tapi gue yakin itu petunjuk dari Allah.
Gila sih kenalan sama cowok di usia 25+ tuh semakin menguras energi. Tapi gue rasa, siapa pun yang melalui fase pencarian pasti lelah secara mental juga. Dalam proses kenalan di usia yang sudah tidak lagi muda, gue menjadi seorang perempuan dengan dua kepribadian berbeda:
Pertama, ingin menyegerakan sebuah perkenalan menjadi pernikahan.
Kedua, ingin menyabotase sebuah perkenalan dan tidak ingin ada pernikahan.
Untuk sabotase, bukan sabotase secara harfiah ya, tapi selama perkenalan selalu pengennya udahan dengan memberikan seribu alasan gak masuk akal hanya karena dari pertemuan pertama sudah tau kalau bukan dia orang yang diinginkan. Sejujurnya, temen-temen masih pengen gue melanjutkan ke pertemuan berikutnya, sedangkan gue tuh males. Kenapa? Karena gue males kenalan sama cowok yang gak yakin sama gue. Maksudnya gimana?
Begini, orang selalu nanya, “lo mau gak sama si ini? Si ini begini loh.” Masalahnya adalah gue mau sama laki-laki yang yakin sama gue bahkan dari pertama ketemu. Sebelum ketemuan, temen kita saling ngasih tau background satu sama lain, tujuan perkenalan ini adalah untuk menikah dan harapan masing-masing dari kita dalam pernikahan tuh ini dan itu.
Gue tau ini berlebihan, banyak yang bilang gak mungkin ada cowok yang begitu tapi gue tidak mengharapkan validasi dari siapa pun atas pemikiran tersebut. Di bawah ini gue akan ceritakan kisah nyata kalo cowok yang berani dan yakin dari pertemuan pertama tuh ada.
Ini cerita influencer Malaysia yang melalui proses sama kayak gue. Dikenalin sama temen, trus temennya saling menceritakan background, tujuan perkenalan tersebut adalah menikah dan akhirnya ketemuan. Lo tau? Sama halnya kayak gue, dia melalui fase di mana cowoknya tuh selalu tidak yakin dan ngebuang waktu padahal ya udah dijelasin sebelum ketemuan bahwa dia itu cari suami.
Sampai suatu hari, ketika cewek ini udah males kenalan-kenalan gak berujung, dia dikenalin sama cowok (sekarang udah jadi suami), trus mereka akhirnya memutuskan untuk bertemu di sebuah restoran. Ketika itu, bahkan masakannya mungkin belum mateng ya di dapur, tapi si cowok langsung nanya, “jadi tipe seperti apa yang kamu inginkan dari seorang suami?”
That moment guys, that moment of assurance we all women need. Momen ketika seorang pria yakin sama kita itu adalah momen berharga. Tentu ceweknya kaget banget, karena yang udah-udah, pertanyaan tersebut akan muncul setelah sebulan lebih kenalan. 
Tiga hari kemudian si cowok langsung ketemu ortu si cewek kwkwkwkw ekstrim sih. Tapi bagi cewek kayak gue yang susah membuka diri dan tidak gampang luluh, gue akan luluh sama cowok yang yakin sama gue ketika kita pertama ketemu dan berani ambil keputusan dalam kurun waktu yang singkat.
Bisa dibaca ceritanya di sini pake bahasa inggris sih heheheu. 
Menurut gue wajar kalau sebagai perempuan, udah 25+ pula, kita hanya ingin laki-laki yang yakin sama kita the moment our eyes meet. 
Setelah menerapkan istikharah di awal perkenalan dan membiasakan diri untuk bertanya sama Allah, gue gak takut sama hasil akhirnya karena yakin Allah tau yang terbaik. Selalu percaya sama Al-baqarah ayat 216 lah pokoknya.
32 notes · View notes
silentnicious · 3 years
Text
Jika Nanti
Jika nanti aku bisa tertawa dengan orang selain dirimu, maka ingat lah, kamu pernah menjadi yang tak terganti.
Jika nanti aku menemukan orang lain yang lebih baik darimu, maka percaya lah, kamu pernah menjadi alasanku tidak menginginkan siapa pun lagi.
Jika nanti aku memilih untuk pergi, jika nanti aku merelakanmu dan jika nanti aku baik-baik saja tanpa adanya hadirmu, itu semua karena, ada ikhtiar yang sudah ditekadkan. Ada doa yang sudah dilafalkan. Ada air yang terjatuh karena mata melepaskan.
51 notes · View notes
silentnicious · 3 years
Text
Setiap dari Kita Berharga
Hai perempuan-perempuan yang masih penasaran siapa jodohnya, sama hey sama karena kalian adalah aku.
Anyway, hari ini mau bahas soal self-worth seperti yang dijanjikan dari minggu lalu. Kenapa penting mengetahui self-worth sebelum menikah? 
Orang yang mengetahui self-worth-nya cenderung memiliki long-term relationship yang stabil, karena mereka sudah tau sebelum menikah bahwa penting untuk menemukan their worth, kepercayaan diri, dan kebahagiaan dalam diri mereka. Sehingga, nantinya, diharapkah bisa memperlakukan pasangan dengan baik pula.
Selain itu, self-worth ini penting dimiliki karena kita ini adalah manusia yang berhak diperlakukan dengan cara yang baik.
Menurut gue, salah satu self-worth yang diajarkan nyokap ke gue pertama kali waktu kecil adalah ketika pulang sekolah, gue balik ke rumah selalu kehilangan pensil dan penghapus. 
Gue bilang kalau anak laki-laki yang ambil, dia selalu kayak gitu ke murid  perempuan dan gue takut untuk ngelawan. Nyokap marah dan bilang, “Mengambil tanpa izin itu perbuatan yang gak baik dan jangan mau kalah sama laki-laki. Kalau diam aja, ya bakal digangguin terus. Mamah gak bisa ke sekolah dan belain kamu, kamu selesaiin masalah kamu sendiri.” umur 5 tahun coba disuruh selesaiin masalah sendiri hahahaha tapi itu membentuk diri gue yang sekarang.
Bagaimana kita meningkatkan self-worth?
1. Terima diri sendiri apa adanya
Ini yang gue pelajari dari penyesalan yang pernah gue lalui selama bertahun-tahun. Apapun kekurangan kita, pertama maafkan diri sendiri lalu coba lah untuk hidup dengan kekurangan itu. 
Hal yang gue tulis di journal salah satunya adalah kekurangan yang gue lakukan setiap harinya, contoh, “tadi menunda-nunda beresin kamar. Gak papa, kamu butuh me time”
2. Tingkatkan self-love
Setelah bisa menerima diri sendiri, lalu cintailah diri lo. Ini susah juga, ya namanya juga perempuan, selalu banding-bandingin dirinya dengan orang lain. Merasa gak cantik karena ini dan itu. 
Pada akhirnya, berdamailan dengan hidup ini dan akan lebih tenang jika sudah mencintai diri sendiri.
3. Cari tau self-worth kalian
Di sini, kalian sudah harus mulai untuk mencari tau self-worth dan menghargai diri sendiri. Di sini lah kita diuji, apakah kita akan membiarkan orang lain memperlakukan kita dengan semena-mena atau tidak. Jadi, mulai lah bertanggung jawab atas nilai diri sendiri di titik ini. 
Bagi gue, setelah kita bertanggung jawab atas self-worth, nantinya kita punya gut feeling atau firasat yang tiba-tiba muncul saat berinteraksi dengan orang yang bakal ngeremehin kita. Saking peka sama sekitar, kalau ada yang buat gak nyaman atau akan merendahkan, kayak kerasa aja gitu. Kalau gue, merasakan salah satu dari beberapa hal ini: dada berdebar / perut mules / tanpa sadar melipat tangan di depan dada dan bersender.
Di bawah ini adalah self-worth menurut gue dan bagi gue orang lain gak berhak menilai hanya dari beberapa hal ini :
1. Usia
Contohnya adalah pengalaman taaruf yang pernah diceritakan di sini (hahahah ini muluuu, tapi yang paling membagongkan emang ini doang)
Ketika itu perantaranya bertanya, “pasti temennya umur segini udah pada nikah dan punya anak? kenapa kamu belum” wuiiihh langsung memaki dalam hati.
Guys, nobody has the right to tell you, “umur 28 tuh harusnya udah nikah dan punya anak.” atau “umur 28 udah harus jadi manager.” nooo. Jangan biarkan orang-orang bagong ini mendikte hidup berdasarkan usia. Pernah gue tulis juga di post yang ini. Ada beberapa red flags yang harus diketahui ketika lagi masa perkenalan dengan calon pasangan, ini one of the red flags.
Contoh gut feeling yang gue rasakan ketika ditanyakan hal itu, dada gue berdebar karena kaget dan gak pantes aja menurut prinsip hidup gue. Tapi tetep dijawab dengan sopan.
Otomatis gue gak bisa bales marah-marah dan sok-sokan membuktikan diri, ya udah karena gue udah tau self-worth jadinya affirmasi, “what they have said about you; it defines who they are, not who you are.”
Kalau kalian gak mengerti self-worth, kalian akan anggap biasa aja pertanyaan itu. Tapi bagi gue, itu merendahkan wanita. Selalu deh wanita itu harus “sempurna”.
Padahal dia itu paham agama, lagi-lagi yah kita tidak bisa expect orang lain untuk tau bagaimana cara menghargai kita, oleh karena itu kalau omongan seperti itu buat kalian jadi rendah diri dan mempertanyakan your self-worth, mulai dengan tulis di journal, “lo itu umur 28 dan sudah menggapai banyak hal, bahkan sebelum usia lo 25 tahun.”
2. Penampilan
Kadang orang menganggap gak selevel hanya karena apa yang kita pakai. Dalam relationship juga, pasangan gak jarang menuntut ini dan itu dari kita.
Contohnya gak mengizinkan kita memakai lipstik atau terang-terangan bilang kita makin keliatan gemuk pakai baju model tertentu padahal kita pede aja biasanya. Yah coba untuk membedakan ya mana yang masukan mana yang hinaan.
3. Achievements/Job
Ketika melakukan taaruf yang membagongkan itu, gue lagi menganggur. Trus muka perantaranya pihak laki-laki langsung gak enak ketika gue bilang baru saja resign dan balik ke Indo, mungkin mikirnya gue mau nikah untuk menyelesaikan masalah finansial kali ya. Hey, gue gak lagi rebahan, tapi lagi cari kerja sekalian jodoh juga.
4. Your to-do-list 
Dulu gue juga punya mentality bahwa harus meng-achieve hal besar. Tapi setelah melalui depresi, gue sadar, hal kecil kayak bisa bangun dari kasur aja adalah achievement. 
Sekarang gue gak akan menuntut diri sendiri, orang lain, atau kelak suami dan anak-anak gue untuk mempunyai daily, monthly, yearly to-do-list. Karena hidup dengan menghargai hal kecil itu juga penting. 
5. Relationship status
Pas banget hari ini ada yang nanya, “gimana menjawab kalau ditanya kapan nikah?”
Ada temen-temen gue yang masih agak shallow dan ngajak ketemuan cuma untuk ajang pamer pacar dan suami, ok ini sih bukan temen ya hahhaha jadi gue bye aja alias chat mereka gak gue bales di group. 
Beda ceritanya kalau mereka niatnya baik, ngajak ketemuan untuk mengenalkan temennya yang lagi single ke kita. Untuk grup pertemanan yang ini pun gue udah kurang lebih lima tahun menjaga jarak, karena dulu waktu baru lulus self-worth didefinisikan dengan achievements, “oh gue kerja di sini, dengan gaji sekian.”
Beberapa kali gue menulis bagaimana seorang temen depresi karena menikah. Seperti yang gue tulis di atas, self-worth ini juga penting terutama dalam long-term relationship seperti pernikahan.
Kadang karena terlalu terisolasi menjadi IRT atau hidup dengan pasangan yang sama selama belasan bahkan puluhan tahun, membentuk pola pikir yang jadinya mirip sama pasangan kita. Namanya juga menikah, kan intinya harus sejalan dan banyak kompromi. Tapi, jangan sampai kompromi itu menjadikan kita lupa self-worth.
Dalam agama kan istri selalu dibilang harus nurut sama suami. Tapi bagi gue dan yang diajarkan nyokap, “ikutin suami itu kewajiban. Tapi ajak diskusi itu juga penting.” Karena kalau kita gak diskusi, yang ada malah kita berada di unhappy marriage. Bahayanya, bisa membuat kita percaya bahwa apa yang dikatakan ke kita itu benar semua. Gak jarang jadinya kita malah kehilangan jati diri dan gak percaya sama potensi sendiri karena pemikiran kita selalu diintervensi.
Oleh karena itu, tahap mengenali diri sendiri dan mengetahui self-worth ini perlu ditempuh sebelum menikah supaya kita terhindar dari toxic relatinoship. Untuk mengenali diri sendiri pernah gue bahas di sini dan sini. 
Jadi, sudah kah kalian menyadari betapa berharganya diri kalian?
49 notes · View notes