Tumgik
#bacalaginanti
langitrasa ยท 7 years
Text
Beda, Minoritas
Habis baca caption seorang ibu sholihah ini. Kaya semacam ada perenungan. Kaya semacam merasa kayanya aku pernah ada dalam situasi yang sama tapi dengan perasaan yg berbeda dari yang si kecil rasakan.
Alhamdulillah bisa belajar banget dari postingan beliau. Saya kagum dengan cara pandang si kecil yang justru merasa bahwa yang 'berbeda' bukan kita (yang memakai kerudung dan menutup aurat sesuai syari'at) tapi mereka yang pakaiannya belum sesuai dengan perintah Allah SWT.
Kita yang sudah lebih dewasa ini mungkin paham benar, tentang batas aurat yang harus kita jaga dengan sebenar-benarnya. Tapi ketika kita ada dalam kondisi kaya mereka (katakanlah berada di luar negeri dan islam minoritas) perasaan merasa bahwa 'kita ini udah bener loh, kenapa merasa minder ketika kita minoritas dan dianggap berbeda, kenapa merasa kurang percaya diri dan bla bla bla kaya menandakan seberapa dalam pemahaman kita saat menjalani syari'atnya.
Well, karena saya pernah berada di posisi seperti itu dan justru saya merasa 'beda' dari mereka saya seperti merasa kalah telak sama si kecil. Kaya merasa pemahamanku ternyata masih cetek banget ya gitu.
Bener-bener keinget waktu dulu berada di tengah-tengah orang-orang yang pake hotpant (bener g sih tulisannya, bodo ah ya ๐Ÿ˜…) waktu berada di kereta menuju Nanning city, dan saya memakai gamis plus jilbab segiempat standar yg menutup dada dan lagi musim summer di sana. Kebetulan waktu itu nomor tempat duduk saya melancong jauh dari rombongan, dan di tengah" perjuangan temen saya mencari cara biar kita duduk barengan saya disuruh duduk dulu di posisi itu sampai dapet tukeran. Jadilah saya duduk di situ. Di tengah mbak mbak dan ibu ibu yang pada pakai hotpan dan tank top karena lagi hot summer di kereta ekonominya China.
Saat itu, ada ibu-ibu di depan saya yang berbicara dengan bahasa mereka (saya gapaham apa yg mereka bicarakan) yang sambil senyum senyum liatin saya. Saya gatau ya apa yang mereka bicarakan, sampe ada mbak-mbak sebelah yang nanya "mbak dari mana asalnya? Nggak panas pakai baju gitu."
Well, ketika ditanya gitu saya merasa, hemm gini ya rasanya jadi minoritas gaenak, diliatin banyak orang dan gatau apa yang mereka bicarakan tentang kita. Dulu bahkan saya menggambarkan situasiku kaya misal ada mbak" pake hotpan dan tank top lagi jalan di pesantren putri, alias kaya saltum. Saya jadi malu dengan perumpamaan yang saya buat itu.
Harusnya saya berpandangan bahwa, hei apanya yang salah kostum. Justru pakaian kita lah yang benar menurut tuntunan. Justru kita yang udah bener apabila menutup aurat sesuai perintah Al-Qur'an. Jadi bukan saya yang saltum justru mereka. Harusnya begitu. Tapi itu sudah berlalu. Sudahlah. Hemm.
Tapi, paling gak saya jadi paham benar bahwa. Ketika ada banyak orang yang bilang iya bener, tapi tidak sesuai syariat ya itu tetep gak bener. Dan ketika hanya sedikit yang bilang bener tetapi sesuai sama apa yang Allah dan Rasul-Nya bilang ya itu tetep yang bener.
ย  So, Darling, dont be afraid, ashame, or less confident even when you're just a minority. As long as it follows Allah's order, you're right. And you should not be afraid when you are in right way.
Islam itu rahmatan lil alamin dan jalan yang dilaluinya itu gak lurus mulus kaya jalan tol, penuh jalan liku liku terjal dan menanjak. Just, be strong beb.
Bekasi, 28 November 2017
Nb: gambar postingan yang saya baca ada di bawah ini ya. Bisa dibaca dulu ๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š
Tumblr media Tumblr media
0 notes