Tumgik
#catatankemenangan
mamadkhalik · 20 days
Text
Catatan Kemenangan : Syahadat Adalah Perlombaan!
Ingatkah kamu akan ambisi Umar untuk mengungguli Abu Bakar? 2 sahabat ini memiliki kisah yang berbeda dalam mendeklarasikan Syahadat. Pada akhirnya kita tahu siapa pemenangnya dan dari kedua tokoh ini kita juga tahu apa yang mereka persembahkan untuk dunia Islam.
Tumblr media
Tapi sekali lagi, kita harus bersepakat bahwa setiap memiliki latar belakang berbeda, pemahaman berbeda, dan juga pengalaman spiritualitas berbeda (proses memahami Islam).
Namun kita juga harus bersepakat dengan start yang berbeda, semua memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi terhadap Islam. Dengan syarat pemaknaaan syahadat yang baik sebagai titik tolak perubahan.
Syahadat itu adalah pemusnah belenggu kebodohan. Berapa banyak kebodohan zaman yang berulang, berapa banyak penyeru tauhid yang datang, dan berapa banyak orang-orang mereka seru jatuh dalam lubang yang sama dan menyekutukanNya? Sekali lagi, semua kembali atas pemaknaan syahadat.
Syahadat itu adalah kebersamaan. Kita ingat akan penaklukan Konstantinopel oleh Sebaik-baik pemimpin dan sebaik-baiknya pasukan. Kita ingat bagaimana kisah Itsarnya para sahabat ketika dilanda kehausan saat perang. Kita juga ingat betapa bergantinya masa Pemerintahan Islam, dipergilirkan dari satu kaum ke kaum lainya untuk memegang amanah ini karena keyakinan dan amal jamai yang kuat.
Tapi ketika syahadat bermakna kebersamaan, dimana kaum muslimin ketika saudaranya dibantai? bahkan dari sebagian mereka ada yang bekerja sama dengan kaum kafir untuk membantai saudaranya sendiri.
Apa jawaban kaum beriman itu? "
Jangan sedih, Allah Bersama kita
"Hanya Allahlah sebaik-baiknya penolong"
Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan (hanya dengan) berkata, "Kami telah beriman, sedangkan mereka tidak diuji? (QS Al-Ankabut: 2)
Kaum beriman ini adalah contoh yang nyata di tengah zaman yang penuh fitnah.
Rasullullah Shalallahu alaihi wassalam menjadikan syahadat, tauhid sebagai dasar pendidikan pertama untuk menyambut perubahan.
Tidak seperti seperti kaum barat akan kapitalismenya, tidak seperti kaum komunis sebagai antitesa kapitalis yang menyerukan revolusi, juga bukan Hitler dengan ideologi Fasisnya. Tapi sekali lagi, bukan itu solusinya.
Beliau hadir ditengah peradaban yang kehilangan akhlak dan melupakan fitrah sebagai manusia. Dengan penuh sabar dan keikhlasan, peradaban itu berubah menjadi peradaban yang besar dan menyebar ke seluruh dunia. Bahkan anak keturunan dari bangsa yang menghancurkan peradaban Islam setelahnya, ketika mereka melafalkan syahadat, mereka menjadi mulia dengan Islam. Sebut saja Bangsa Tatar, Mongol, dan Turki.
Abu Bakar, Umar bin Khatab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib dan Para Generasi Terbaik menjadi contoh realisasi syahadat untuk berlomba-lomba di jalan kebaikan. Fastabiqulkhairat.
Juga untuk generasi kita hari ini, jangan pernah merasa puas akan sebuah ilmu yang sedikit itu. Ingatlah sebaik-baiknya ilmu adalah yang diamalkan, untuk berlomba-lomba dalam kebaikan juga.
"Jalan Allah ini panjang sekali, untunglah kita tidak diwajibkan sampai ke ujungnya. Kita hanya diperintahkan untuk mati di atasbya." - Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani
(Ditulis setelah membaca buku "Menggali Ke Puncak Hati" Karya Ust. Salim A. Fillah)
Surakarta, 6 Syawal 1445 H.
youtube
26 notes · View notes
mamadkhalik · 6 days
Text
Catatan Kemenangan : Satu Alasan Bangkit
Kalau seandainya saat ini lelah, carilah satu alasan agar kamu segera bangkit.
Tumblr media
Aku sarankan, lihatlah Palestina hari ini, lalu lihatlah kondisi imanmu. Jleb sampai ulu hati.
Di belahan bumi sana, mahasiswa kampus Amerika melakukan protes dilindungi border dosenya. Mereka direpresi pihak keamanan tapi mereka konsisten.
Jujur, hati ini sangat malu. Sekadar aksi Palestina reaktif, akomodir massa, minim followup, lalu kembali ke kos masing-masing.
Tapi diri ini tersadar, sekecil apapun perbuatan kita, lakukan saja, mulai saja. Dengan atau sendirian. Jangan takut atau malu kalau terlihat reaktif. Tak mengapa.
Kejahatan disana terang-terangan, apakah kita hanya diam saja?
Mari bangunkan lagi iman, mari berjamaah di waktu subuh, mari memperdalam ilmu dan adab. Sebentar lagi kita sholat berjamaah di Al-Quds. Baju seperti apa yang hendak kita pakai? Apakah kau tak ingin bersama saudaramu?
Sungguh, kita harus banyak-banyak bersyukur atas kenikmatan yang ada. Kita gunakan itu untuk membantu saudara kita.
Sekali lagi, seandainya kamu sedang lelah hari ini, cari satu alasan untuk segera bangkit, dengan melihat Palestina, seperti mengingatkan kembali manusia atas kelalainya, karena terlalu dekat dengan dunia.
21 notes · View notes
mamadkhalik · 23 days
Text
Catatan Kemenangan : Adab Komunikasi dalam Silaturrahmi
Tumblr media
1. Tidak Jumawa Akan Ilmu
Seandainya kamu bertemu dengan orang yang lebih berilmu, dengarkan dan jangan memotong pembicaraanya. Barangkali ada satu pelajaran yang dapat kamu ambil dari nasihatnya.
Pengalaman saat menjadi ADK anyaran, pasti akan mengalami sindrom merasa paling paham medan dakwah, tahu permasalahan umat, dan tahu solusi penyelesaianya. Tapi ketika silaturrahmi ke Kyai Kampung saya, kontribusi dakwah yang ku lakukan ternyata tak ada apa-apanya dibanding beliau.
Beliau dengan segala keluasan ilmu itu dengan sederhana mengaplikasikan dalam penyelesaian masalah sosial dan dengan tekun membersamai masyarakat agar selalu dekat dengan agama.
Maka, jangan jumawa akan sebuah ilmu. Apalagi hanya berbekal ikut lembaga dakwah kampus atau baca buku ringkasan Ihya Ulumuddin. Tetap ilmu padi abangkuh.
2. Belajar Mendengar
Ketika ada orang yang berbicara akan suatu hal, sedangkan kamu lebih paham akan hal tersebut, dengarkanlah selama tidak mengarah kepada syirik dan kemudharatan.
Pengalaman poin kedua ini hampir setiap hari saya dengarkan. Mendapat cerita yang sangat tidak masuk akal seperti berjalan di air lah, bermimpi ketemu ini dan itu lah, atau bisa mengatasi genderuwolah. Ya intinya nggak masuk akal pokoknya.
Lama kelamaan, saya mencoba memahami apa yang dibicarakan. Mendengar dengan niat tidak menyepelekan, meskipun kita paham kadang itu cuman cerita rekayasa tanpa arti. Tapi, itulah wajah masyarakat kita, setidaknya apa yang saya lihat dan dengarkan.
Akhirnya hanya saya jadikan hiburan dan dari lingkungan itu secara tidak langsung juga sadar itu hanya bualan. Dengerkan agar senang.
3. Memperbaharui basa-basi
Lebaran kali ini tidak basa-basi ke ponakan dengan kalimat, "wah udah gede ya". Hendak menjadi om-om yang ramah dengan gen-Z.
Setidaknya saya sudah menyiapkan poin basa-basi yang tidak basi untuk ponakan :
Gimana kuliah/sekolahnya?
Di kampus makanya masak sendiri atau pokwe?
Rektor kampusmu bersahabat nggak?
Di kampus tahu KAMMI nggak?
Kemarin nyoblos siapa?
Tapi ya baru disiapin, belum ditanyain juga sih wkwk
Intinya, Selamat Hari Raya Idulfitri 1445 H. Selamat Hari Raya Makan-Makan. Mohon maaf kalau ada khilaf mutual tumblrku. Menyala abangku.
Ngawi, 03 Syawal 1445 H.
33 notes · View notes
mamadkhalik · 20 days
Text
Catatan Kemenangan : Adab Tak Lekang Zaman
Tumblr media
Ceritanya paklik saya ini dapat undangan menjadi pembicara di suatu kampung. Tiba-tiba saat perjalanan beliau dikabari panitia bahwa ada seorang gus dari pondok ngalongnya dulu datang dan bersilaturahmi di pengajian kampung tersebut.
Setelah merenung di perjalanan, paklik saya akhirnya memutuskan untuk memberikan ruang bagi gus tersebut untuk ceramah dahulu. Meskipun menjadi pembicara utama dan lebih tua, gus tersebut lebih berilmu dibandingkan beliau yang hanya kyai kampung sederhana, disisi lain ini sebagai bentuk adab dan penghormatan bagi Pak Kyai tempat ngalongnya dulu.
Menjadi pembicara utama tentu paklik sudah menyiapkan materi, tapi realitanya apa yang ingin disampaikan sudah cukup dijelaskan oleh gus tadi. Beliau akhirnya improvisasi menyampaikan materi lain dengan maksud tak ingin menambahkan materi sebelumnya.
Tak disangka, salah satu niat gus tadi hadir adalah sebagai rutinan untuk menyambung silaturahmi dengan warga, juga ingin ngalap berkah kepada pembicara utama. Setelah berbincang pasca agenda itu, akhirnya beliau ini baru tau kalau paklik pernah ngalong di pondoknya. Paklik sengaja tidak memberitahu di awal karena tentu akan mempengaruhi cara berkomunikasi gus itu kepadanya.
Sekali lagi ini, bentuk adab antara orang-orang berilmu.
Kisah paklik ini cukup menampar saya, terkhusus bab tentang adab. Nasihat beliau, memang akan ada masanya kita itu merasa jumawa akan ilmu, manusiawi. Tapi saat kita sadar, tugas kita harus mengejar ketertinggalan kebodohan akan ilmu, tapi yang tak kalah penting, adab harus menjadi laku utama di setiap zamanya. Itu menjadi tanda keberkahan ilmu yang kita dapatkan.
Kerten, 06 Syawal 1445 H.
21 notes · View notes
mamadkhalik · 13 days
Text
TAPAK JEJAK
Lagi belajar nulis. Kumpulan kabar gembira bagi umat manusia sekaligus pengingat bagi diri sendiri.
Berikut beberapa tulisan tematik yang semoga bermanfaat bagi para pembaca.
#CatatanKemenangan
Kumpulan tulisan yang ditulis saat bulan Syawal 1445 Hijriyah sebagai ikhtiar menjemput kemenangan abadi.
Adab Komunikasi Dalam Silaturrahmi
Amanah Rasul
Syahadat Adalah Perlombaan!
Adab Tak Lekang Zaman
Cinta dan Kacaunya Dunia Kita
Kenapa Dakwah?
Overthinking Hari Buku
Satu Alasan Bangkit
#PerihalCinta
Kumpulan tulisan yang mencoba tidak bucin tapi mengajak untuk memahami arti cinta sejati.
Realitas Cinta
Absurditas Cinta : Cerita Buku
Seni Menanti Cinta : Cerita Buku
Ibadah Terlama
Cinta dan Perang Suci
#DakwahKampus
Kumpulan tulisan perihal dakwah kampus. Mayoritas berdasar keresahan dan pengalaman pribadi.
Soal Waktu
Amal Jamai
Tahu Tempe Dakwah
Teruslah Bergerak
Amal Yaumi
Kemenangan Dakwah Kampus
Pendewasaan
Perbaikan Diri
Dai dan Murrabi
Post Crisis Dakwah Kampus
#CeritaBuku
Aku juga menulis buku :
Bahtera Dakwah 2024 (Kumpulan tulisan tentang Dakwah Kampus) Kalau mau membeli, DM saja.
Menyala Kesatuan 2024 (Kumpulan tulisan menyambut Milad KAMMI ke-26) bisa baca di sini.
Kalau ingin membaca cerita buku yang pernah kubaca, bisa ke sini.
9 notes · View notes
mamadkhalik · 12 days
Text
Catatan Kemenangan : Overthinking Hari Buku
Saya sepakat, menara gading intelektual itu nyata. Pengalaman pribadi, dengan membaca buku genre sosial akan memberikan pemahaman yang konstruktif atas fenomena sosial, sampai akhirnya kita mencapai kedewasaan intelektual dan memantapkan diri untuk bergerak menyongsong perubahan.
Menyambut hari buku sedunia, aku rekomendasikan 2 buku yang cukup mencengangkan. Setidaknya bagi saya yang naif ini.
1. Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur - Muhiddin M. Dahlan
Dulu membaca judulnya saja sangat anti. Pasti isinya agak tabu, pikirku sebagai seorang ADK anyaran. Ternyata isinya sangat menampar.
Tumblr media
Berkisah tentang seorang muslimah hijrah yang memiliki pergulatan pemikiran. Bersentuhan dengan kelompok sufi, Tarbiyah, hingga Negara Islam Indoneisa, membuat tokoh utama memiliki kekecewaan berat dengan jamaah hingga akhirnya masuk dalam kubangan maksiat.
Ketika perasaan itu memuncak, tidak banyak orang hadir untuk sekadar menjadi teman bicara, akhirnya orang-orang yang 'tidak bertanggungjawab itu' hadir silih berganti, memberikan kenyamanan semu, lalu pergi meninggalkan luka begitu mendalam
Cerita di dalamnya sangat relate sekali, terkhusus bagi kita yang aktif dalam jamaah dakwah. Ketika ghiroh mengalahkan amaliyah, ketika pertanyaan tidak terjawab dengan rasional, ketika kekecewaan tidak terkelola dengan baik, ketika ukhuwah sebatas lip service, dan judgment kekhilafan tanpa tabayyun.
Bagian yang sangat mengiris hati adalah ketika tokoh utama di cap pengkhianat dakwah hanya gara-gara mempertanyakan anomali dalam aktivitas dakwah.
Bukan hendak mengeneralisir tapi fenomena-fenomena itu memang banyak saya temui. Buku ini memang cerita satu arah, emosional, belum tentu kebenaranya, hanya dilakukan oknum dalam jamaah, tapi cukup memberi refleksi yang mendalam bagaimana sebuah jamaah dakwah Islam mengelola organisasinya.
Buku ini baru saja saya baca tapi cukup memvalidasi tulisan sebelumnya. Bahwa dalam dakwah bukan berarti otomatis menjadi orang baik tapi Allah menjaga dari hal-hal yang merugikan, dan menegaskan bahwa kita hanya sekumpulan manusia yang tak luput dari dosa.
Semua itu kembali lagi ke kita dalam menyikapi segala dinamika dan jamaah dakwah hanyalah wasilah. Ini penting saya utarakan.
2. Gerakan Dakwah Islam dan Kelas Menengah Muslim - Eko Novianto
Bagi kita yang aktif di tarbiyah, buku ini menyadarkan betapa pentingnya kita menganalisis mad'u dan juga kita sendiri sebagai seorang aktivis dakwah. Bagaimana melihat karateristiknya dan akhirnya memberika n pendekatan yang sesuai bagi 2 sisi.
Tumblr media
Buku ini mengupas perihal pengalaman penulis dalam melihat gerakan tarbiyah, dampak dari dakwahnya, dan fenomena sosial yang hadir setelahnya. Tak bisa dipungkiri gerakan tarbiyah cukup dominan di era pertengahan orde baru hingga saat ini dan menjadi role model kelas muslim menengah.
Tapi muncul dari kelas menengah muslim yang memiliki ghiroh tinggi, ternyata tak cukup memberikan dampak yang signifikan, terkhusus dampak elektoral. Tak bisa dipungkiri tarbiyah-PKS adalah sebuah komunitas epistemik yang memiliki ikatan kuat dalam sejarah.
Dengan gerakan yang semakin membesar akan memunculkan karateristik kader yang beragam, kebutuhan yang semakin luas, dan juga tantangan pembaharuan yang perlu disikapi dengan cepat.
Buku ini menjelaskan 2 fenomena :
a. Kelas Menengah Muslim Yang Konsumtif.
Media Sosial menjadi aktor utama pembentuk kultur masyarakat ini. Di sisi lain masyarakat sudah aware akan kajian keislaman, prinsip-prinsip Islam dalam muamalah (Bank Syariah, Kosmetik Halal) tapi itu tidak berbanding lurus dengan penerapan Islam dalam ruang yang lebih luas dalam seperti kebijakan publik dan pendidikan reguler.
Akhirnya umat hanya dijadikan komoditas bisnis dan politik, tidak memiliki bargaining position yang kuat dan mudah di pecah belah oleh oligarki dan kaum nasionalis.
b. Sindrom Eksklusifitas Gerakan
Melihat poin sebelumnya, akhirnya jamaah terkesan ekslusif, jumud, curiga satu sama lain akhirnya tidak fokus dalam penyelesaian masalah umat.
Padahal kelas menengah ini harapanya dapat menjadi jembatan untuk mengurangi disparitas antar kelas borjuis dan proletar. Apalagi mereka yang tergolong kaum terdidik dan tershibgah dengan nilai-nilai Islam tentu menjadi peluang besar untuk membumikan nilai-nilai Islam.
Tapi realitanya tidak begitu. Curiga satu sama lain bukan hanya antar gerakan, mungkin juga orang yang ada di dalamnya. Mungkin hal ini yang mengakibatkan peristiwa di buku pertama terjadi. Mungkin saja.
Sekali lagi, kejayaan Islam hanya akan tercapai ketika antar gerakan Islam saling bekerja sama satu sama lain, menghilangkan sekat-sekat perbedaan, dan fokus kepada pemberdayaan umat. Sederhana tapi sulit, namun bukan berarti tak bisa.
***
Setidaknya 2 buku ini cukup membuat overthinking. Ternyata realitas tak bisa dipandang teori saja, bukan hitam putih.
PR kita masih banyak. Untuk memperbaiki diri, menjaga komunikasi antar sesama, memberbaiki sistem gerakan, hingga akhirnya Islam berjaya kembali, menjadi soko guru perdaban, dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Selamat Hari Buku. Jangan Lupa Baca Buku.
Arroyan, 16 Syawal 1445 H.
13 notes · View notes
mamadkhalik · 13 days
Text
Catatan Kemenangan : Kenapa Dakwah?
*Baca judul pake nada, "Kenapa Bandung?
Kenapa dakwah? kenapa harus capek-capek ngurusin orang lain? ngurus diri sendiri saja belum selesai.
Tumblr media
Pernahkah kamu ketika aktif di Lembaga Dakwah Kampus merasa lebih baik dari orang lain? pernahkah kamu sekadar membaca satu atau dua buku tentang dakwah lantas merasa paling paham akan masalah umat? Saya pernah!
Satu realitas yang perlu dipahami, ketika aktif dan masih istiqomah dalam agenda dakwah, belum tentu kita lebih baik dari orang lain yang tidak ikut LDK, atau belum tentu juga kita lebih baik dari mereka yang "berguguran di Jalan Dakwah"
Pernah suatu masa saya membuka lockscreen HP seorang kawan yang bukan golongan "ukhti-ukhti LDK". Apa yang terpampang sangat mencengangkan. Checklist amal yaumi yang cukup penuh dan sangat jauh dibandingkan saya yang aktif di LDK.
Boleh jadi mereka itu lebih unggul dalam amalan ibadah lain, bedanya mereka tidak share di medsos seperti kita saat share agenda-agenda LDK. Jangan pernah ujub diri.
Saya sadar bahwa diri ini sangatlah jauh dari kata sempurna, masih banyak melakukan dosa dan tidak memiliki ilmu yang banyak untuk melakukan agenda dakwah yang besar. Maka, prinsip saya adalah menjadikan aktivitas dakwah hari ini sebagai amalan unggulan untuk meraih pahala, bukan untuk menjudge orang lain, sembari memperbaiki diri, dan mencari ilmu dari orang-orang yang shaleh.
Dalam keberjalanya, saya mengetahui realitas kedua bahwa apa yang kita lakukan melalui LDK ternyata belum cukup. Problem erasa lebih baik dari orang lain adalah satu dari banyak sindrom yang menjangkiti ADK. Kita masih dipandang ekslusif oleh mereka. Banyak gunung es yang belum kita lihat. Sungguh, amanah kita begitu berat kalau hanya dipikul oleh satu orang.
Di jalan dakwah ini, alhamdulillah saya banyak bertemu orang-orang yang memiliki kemampuan sebagai pendengar yang baik. Saya menyimpulkan bahwa salah satu kunci keberhasilan dakwah mungkin sesederhana menjadi pendengar yang baik.
Kita tentu memiliki segudang masalah kehidupan dan terkadang kita juga sudah tahu penyelesaianya. Tapi di hati kita yang terdalam butuh validasi dan didengarkan. Mungkin dari tahap ini akan meluluhkan mad'u dakwah dan perlahan siap untuk menerima fikrah islam yang lurus.
Realitas ketiga, banyak yang tidak menyadari bahwa sejak kecil model pendidikan Islam kita adalah membiasakan ibadah tapi minim pemahaman kenapa kita harus berislam. Maka tak heran munculnya gelombang hijrah sebagai sarana mencari jati diri dan alasan untuk berislam. Banyak yang berhasil, banyak juga yang gugur.
Kembali ke bagian sebelumnya, ini menjadi tantangan terkhusus untuk LDK menjadi perantara bagi orang di luar sana, agar kembali memahami esensi kenapa harus berislam, dimulai dengan menjadi teman yang baik, mendengarkan setiap keluh kesah mereka, lalu mengajaknya dalam proyek kebaikan.
Terdengar mudah tapi sulit dipraktekan. Kurang lebih itu alasan saya kalau ditanya kenapa berdakwah.
Arsa Coffee & Library, 13 Syawal 1445 H.
youtube
16 notes · View notes
mamadkhalik · 14 days
Text
Catatan Kemenangan : Cinta dan Kacaunya Dunia Kita
Hari ini adalah hari bahagia, setidaknya bagi beberapa kawan saya yang telah menyempurnakan separuh agamanya. Barakallahulaka wa baarakaa alaika wa jamaa bainakumaa fii khoir. Semoga Allah mudahkan jalannya. Aamiin.
Tumblr media
Akan tetapi, ada satu hal penting yang perlu saya utarakan dan perlu menjadi perhatian bersama.
Ini tentang bagaimana makna pernikahan yang suci itu oleh musuh-musuh Islam seakan-akan dibuat menjadi hal yang menakutkan, perlu dilawan, bahkan dijadikan alasan untuk membenarkan maksiat.
Yang pertama, media sosial kita dipenuhi oleh kampanye yang mendegradasi makna pernikahan seperti LGBTQ+. Mereka-mereka ini menantang moralitas dan mencari pembenaran atas maksiat yang dilakukan. Dari propaganda langsung dan tidak langsung, banyak orang mulai terbiasa dengan istilah mereka dan tak jarang membela dengan dalih hak asasi manusia.
Terlebih juga, ada gerakan-gerakan yang mengatasnamakan perjuangan perempuan yang sangat masif mengkampanyekan narasi merusak pernikahan seperti childfree, kebebasan keluarga, dan juga zina. Masalahnya, banyak juga Muslimah yang secara sadar atau tidak sadar ikut mengkampanyekan itu!
Kedua, di medsos banyak bertebaran aib-aib keluarga yang mudah menjadi konsumsi umum. Perceraian, perselingkuhan, aib suami-istri, dan bahkan rumah tangga ulama sekalipun.
Akibatnya isu-isu tersebut menjadi gorengan oleh pejuang kepalsuan itu untuk menjadi pembenaran, yang sebenarnya kita tidak tahu duduk perkara masalahnya. Ini bahaya.
Di sisi lain, awam sangat rentan terbawa arus sampai-sampai menjadikan makna pernikahan terlihat menakutkan. Dari satu kasus ke kasus, validasi, sampai menjadi perbincangan umum yang muaranya agama menjadi kambing hitam.
Benar, kita itu manusia yang tak luput dari khilaf, pun juga keluarga yang memiliki segudang masalah. Tapi sekali lagi, kita hanya manusia, justru kalau tak memiliki masalah, bukankah itu menjadi masalah juga?
Kita sebagai makhluk yang beriman, perlu menyadari bahwa semua itu sudah diatur, bahkan dari hal yang paling kecil sekalipun, termasuk pernikahan. Di mulai dari mempersiapkanya, merawatnya, dan apa-apa yang menjadi batasanya.
Dengan kondisi seperti itu, tugas kita adalah belajar, mencari ilmu atas segala hal yang tidak kita ketahui. Carilah guru yang mampu membimbing dalam proses tersebut, terkhusus pernikahan.
Selanjutnya, untuk mengurangi prasangka dengan sesasama manusia, batasilahh dirimu dengan hal-hal yang tak perlu kamu ketahui, terkhusus masalah keluarga orang lain.
Jagalah lisan, pendengaran, dan perbuatan agar kelak keluarga kita menjadi terbiasa dan terjaga pula. Ingatlah medsos begitu mudah membuka aib-aib manusia, jangan menjadi bensin atas api yang terbakar.
Di tengah zaman yang penuh fitnah ini, pentingnya untuk menjadikan agama sebagai pedoman dalam kehidupan. Semoga kita menjadi manusia yang senantiasa terjaga dan senantiasa berusaha menjadi lebih baik lagi.
Setelah ini, berdoalah lebih lama, agar kebaikan selalu menyertai kita, diberikan umur yang panjang, dilanggengkan pernikahan kita kelak, dan yang pasti tetap istiqomah di jalanNya. Aamiin.
Jebres, 12 Syawal 1445 H.
9 notes · View notes
mamadkhalik · 21 days
Text
Catatan Kemenangan : Amanah Rasul
Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainya. Begitu perintah Rasulullah Shallalahualaihi Wassalam kepada kita para umatnya.
Satu mindset penting yang ditanamkan oleh guru kami adalah ketika kita menyelamatkan satu orang dan mengajaknya dalam kebaikan, sesungguhnya kita sedang menyelamatkan satu peradaban suatu hari kelak.
Cerita Abdur tentang membaca buku Saksikan Aku Seorang Muslim tulisan Ustadz Salim ini menyadarkan tentang bagaimana ikhtiar kita untuk memberikan kebermanfaatan pasti akan menemukan jalan kebaikan lainya, dan tentu akan kembali kepada kebermanfaatan untuk pribadi baik dunia dan akhirat.
Ustadz Salim dengan dinamika penulisan buku tersebut, mungkin tak akan pernah berpikir akan mempengaruhi satu komika yang cukup berpengaruh di skena Stand Up Comedy Indonesia saat ini. Beliau hanya mengazamkan diri untuk bermanfaat melalui tulisan.
Memang benar, kebermanfaatan itu akan terkapitalisasi dengan sendirinya. Tugas kita itu sederhana, bermanfaat dengan mengoptimalkan apa yang kita miliki saat ini untuk mengajak dalam kebaikan mendekat kepada takwa.
Tentu dalam perjalananya pasti akan muncul perasaan takut, ragu, dan akhirnya mengurungkan niat. Namun Ustadz Salim memberikan analogi yang menarik dengan mencontohkan seorang Muadzin. Dia belum menjalan sholat dan belum memperoleh 'kemenangan' tapi tetap menyeru untuk mengajak kepada 2 hal tersebut. Itu menjadi dasar kenapa kita harus tetap yakin dalam menyeru dan mengajak dalam kebaikan, syaratnya tetap dibarengi dengan niat tulus yang ikhlas.
Jadi seorang muslim memang semudah itu. Tinggal kita saja yang mau bergerak dengan apa yang kita yakini, tentunya mengharap apa yang kita lakukan menjadi hujjah untuk masuk di SurgaNya kelak. Semoga.
Surakarta, 05 Syawal 1445 H.
youtube
15 notes · View notes
mamadkhalik · 5 days
Note
Pernah ga sih mas antum capek dakwah? Ngeliat orang lain udah meniti karir pasca kampus, sininya masih ngurusin dakwah entah di kampus atau profesional. Jujur agak ke trigger sejak pemilu kemarin karena dakwah kampus yang selama ini saya jalani ujung2nya politik juga. Saya butuh nasihat sebenernya, sedang suntuk lihat bahasan tentang dakwah. Syukron
Wajar. Saya pernah merasakan. Untuk jawabanya bisa cek di bab revitalisasi KAMMI dan Tulisan Milad KAMMI ke-25. Baca di sini
Biar nggak tambah suntuk. Baca tulisan ini. Semoga menjawab.
3 notes · View notes