Tumgik
#perawatanlansia
sockodestyantissa-blog · 10 months
Text
Serba Serbi Kaigo
Bicara mengenai kaigo, orang awam masih banyak yang belum tahu bahwa istilah kaigo tidak hanya untuk perawatan atau pengasuhan lansia saja, tapi juga termasuk perawatan atau pengasuhan anak-anak maupun orang disabilitas.
Pekerjaan kaigo di Jepang sendiri sangat dibutuhkan dikarenakan kurangnya sumber daya manusia yang berminat untuk memilih pekerjaan ini. Bekerja sebagai seorang kaigo sendiri tidak semudah dan seindah yang dibayangkan. Tidak semudah seperti apa yang ditampilkan pada iklan lowongan kerja di Jepang demi menarik minat pencari kerja. Tidak hanya Bahasa Jepang minimal level N4 serta nursing skills yang dibutuhkan, tetapi lebih dari itu. Banyak orang awam yang mengira bekerja kaigo hanya sekedar mengurus lansia saja yaitu hanya sekedar kaijyo seperti misalnya memberi makan, membantu mengganti pakaian, membantu ke toilet, dan membantu mandi. Kaigo lebih dari itu. Mungkin masih banyak yang berpikir pekerjaan ini mudah seperti asisten rumah tangga atau TKW yang bekerja di Taiwan atau Malaysia yang juga mengurus majikan yang sudah berusia lanjut. Kenyataannya, sangatlah tidak semudah itu. Kaigo adalah pekerjaan berat. Selain kita bisa sakit pinggang atau lebih parahnya tulang punggung menjadi bengkok, otak kita juga dipaksa untuk dapat berpikir dan memikirkan bagaimana dapat memberikan bantuan yang aman dan juga nyaman kepada para lansia tersebut.
Rupanya untuk dapat memperoleh sertifikat kaigofukushishi diperlukan banyak perjuangan. Tetapi memang jerih payah yang dilalui untuk mencapai hal tersebut akan berbuah memuaskan. Setelah bekerja 5 tahun sebagai Tokutei Ginou, kita dapat memperpanjang visa dan memboyong keluarga inti entah itu orangtua maupun suami/istri untuk tinggal Bersama di Jepang. Sebuah pencapaian yang luar biasa. Lagipula, jika memiliki sertifikat kaigofukushishi, karir sebagai kaigo dapat berkembang dan tidak terus menerus sebagai staff saja, namun dapat naik level menjadi Leader, Care Manager, Kachou, dan bahkan Buchou. Memikirkan pencapaian tersebut memang menggiurkan. Sebanding dengan pekerjaannya yang berat.
Sebagai seorang kaigo atau caregiver, banyak sekali hal yang harus dipikirkan. Tidak heran jika Perusahaan yang baik akan memfasilitasi karyawan mereka dengan sejumlah training terus menerus. Hal hal yang harus dipelajari seperti teknik kaijyo yaitu berpindah, memberi makan, mandi, berganti pakaian, dan toilet. Setiap pointnya tidak hanya di permukaan saja tetapi dibahas dan dikupas dengan mendalam.
Sebelum beranjak ke point-point mengenai kaijyo, para pekerja harus mengerti terlebih dahulu mengapa para lansia membutuhkan keperawatan. Perawatan lansia memang sudah lumrah atau normal di Jepang dan fasilitas semacam panti jompo maupun rumah sakit yang menyediakan perawatan lansia menyebar di Jepang baik di Kota besar hingga desa kecil sekalipun. Budaya Masyarakat Jepang yang tidak mengurus orangtua di rumah, sangat berbeda dengan budaya di Indonesia. Masyarakat Jepang bekerja sedari muda dan menyimpan uangnya untuk digunakan sebagai perawatan di panti jompo saat mereka tua nanti. Sebuah kenyataan dan fenomena yang menyedihkan. Kembali ke soal perawatan, semua orang saat beranjak tua dan menjadi lansia akan mengalami apa yang dinamakan demensia. Demensia atau yang biasa dikenal dengan pikun meruapakan penyakit para lansia. Meskipun pada kenyataannya demensia ini bukanlah suatu penyakit.
Demensia menyebabkan orang menjadi lupa, pelupa, bahkan lebih dari itu. Orang jadi tidak mengerti apa-apa dan tidak tahu apa-apa seperti kembali menjadi anak kecil. Orang yang mengalami demensia akan bingung dan lupa dimana kamarnya berada apabila melihat dihadapannya ada beberapa kamar sekaligus. Orang yang menderita demensia menjadi tidak tahu cara makan bahkan ke toilet. Orang yang menderita demensia bahkan berhalusinasi melihat sejumlah serangga di atas nasi padahal nasi diatasnya ditaburi furikake. Pun orang yang menderita demensia mengalami penurunan daya ingat dan berpikir sehingga tidak jelas ketika berbicara. Itu hanya gambaran singkat mengenai demensia. Jika dibahas secara rinci, tulisan ini dapat menjadi satu buku khusus mengenai demensia.
Selain mengalami demensia, para lansia pun secara fisik sudah tidak sekuat saat mereka muda. Tulang mereka menjadi rawan dan rentan jatuh. Otot-otot tubuh mereka menjadi tidak sekuat dulu untuk dapat menggenggam alat dan berdiri. Sebagian besar lansia yang berada di fasilitas panti jompo dibantu dengan kursi roda untuk dapat berpindah.
 Bekerja sebagai seorang kaigo harus dapat berpikir bagaimana membantu para lansia dengan tetap menjaga martabat dan harga diri mereka sebagai seorang manusia seutuhnya. Jangan karena mereka pikun dan kembali seperti anak kecil lagi, kita asal saja membuat pilihan atas sesuatu yang justru mereka tidak sukai. Tentunya seorang kaigo harus tetap membantu para lansia membuat pilihan mereka sendiri seperti ingin memakan makan apa mereka hari itu atau ingin memakai pakaian berwarna apa. Kemudian saat mereka pergi ke toilet atau mandi, hal-hal privasi harus tetap dijaga misalnya dengan menutup pintu atau gorden dan menggunakan partisi atau tirai penyekat. Pun saat memasang gigi palsu, tidak boleh memasangkan di depan lansia lainnya. Berikutnya adalah pantang membicarakan mengenai masalah toilet atau saluran pencernaan lansia di depan lansia lainnya seperti menjelaskan bahwa lansia tersebut sudah tiga hari tidak buang air besar maka diperlukan adanya tambahan obat. Jangan pernah membicarakan hal tersebut di publik apalagi dengan suara keras-keras.
Selanjutnya melakukan komunikasi dengan para lansia. Gunakan bahasa yang singkat dan mudah dimengerti adalah pilihan terbaik. Sebab itu tadi, demensia menyebabkan otak menjadi tidak lagi mudah mengerti dan memahami hal-hal disekeliling maupun bahasa yang sulit.
Banyak sekali hal yang dapat diutarakan mengenai pekerjaan kaigo. Meskipun terdengar berat seperti yang telah diungkapkan sebelum-sebelumnya, tetapi untuk orang-orang yang senang pekerjaan memanusiakan manusia dan memuliakan orang tua, pekerjaan ini adalah tepat. Merawat seorang lansia apalagi yang memiliki banyak keterbatasan fisik dan penyakit, merupakan suatu pekerjaan mulia dan berpahala.
Jadi menurut pembaca, apakah setuju bahwa pekerjaan ini adalah pekerjaan yang berat tetapi juga banyak keuntungannya?
1 note · View note