Tumgik
#sedulur papat limo pancer
Text
paguyuban paranormal pesugihan tuyul pohon ketos tanpa tumbal
PAGUYUBAN PARANORMAL PESUGIHAN INDONESIA SDH TERSERTIFIKASI OLEH SELURUH PARANORMAL INDONESIA KHUSUS BIDANG PESUGIHAN, SEHINGGA BISA MENJAGA KEPERCAYAAN UNTUK MEMPROSES JALAN PESUGIHAN ANDA DNG JALAN YG BENAR TANPA UNSUR PENIPUAN !!
pesugihan tuyul sedulur papat limo pancer adalah cara yg paling aman untuk mendapatkan uang secara instan, krn kami mengaktifkan saudara kembar anda untuk membantu dalam hal kekayaan, tuyul tsb bisa anda gunakan dimana pun & kpn pun tnp batas waktu, tidak pakai tumbal ataupun menyusui, kami garansi ritual anda sampai berhasil, sdh banyak yg memakai tuyul ini untuk mendapatkan kekayaaan secara instan, sekarang giliran anda…
info lengkap di : https://pesugihankliwon.com/tuyul-putih
KAMI TIDAK ADA HUBUNGAN NYA DENGAN ABANG666 / NOCTURNAL666 !!!! KAMI TIDAK KENAL & KAMI TIDAK PERNAH BERTEMU
Tumblr media
0 notes
borobudurnews · 2 years
Text
Misteri Apakah Kata "Sedulur Papat Limo Pancer" Menurut Orang Jawa ?
Misteri Apakah Kata “Sedulur Papat Limo Pancer” Menurut Orang Jawa ?
BNews–MAGELANG– Dari kecil, istilah ‘Sedulur Papat Limo Pancer‘ sudah akrab di masyarakat jawa. Terminologi ini merupakan bukti luasnya falfasah Jawa yang tak kalah enigmatis dan ilmiah dibandingkan ilmu-ilmu modern era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0. Masalahnya, orang Jawa, Nusantara, tidak mencari rumusan epistomologi, ontologi, dan aksiologinya, namun justru hanyut dalam gelombang…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
trinugroho · 2 months
Link
0 notes
fajarpendidikan · 2 years
Text
4 Tanda Khodam Ingin Menyampaikan Pesan Kepada Kita Menurut Primbon Jawa https://www.fajarpendidikan.co.id/4-tanda-khodam-ingin-menyampaikan-pesan-kepada-kita-menurut-primbon-jawa/?feed_id=14146&_unique_id=629c5d92bbb7d
0 notes
pesugihantuyul · 3 years
Text
pesugihan tuyul sedulur papat limo pancer / tuyul putih / tuyul hitam / tuyul gunung suru / tuyul sendang pepeh / tuyul sendang kucur / tuyul pohon ketos / tuyul tidak netek / tuyul tidak tumbal
Dengan tirakat tingkat tinggi & dng bimbingan langsung kanjeng nyai roro kidul kami membuat tuyul golongan putih / QHARIN, Qharin adalah jin yang mempunyai keahlian diatas tuyul, tidak memerlukan kamar khusus, tidak menyusui (cukup diberi jeroan ayam setiap 35hr 1X) dan tidak ada ritual yang memberatkan saat memeliharanya, aman tanpa tumbal.
Qharin dapat menghasilkan uang untuk anda setiap hari 50jt tanpa henti dan tanpa disuruh, DIJAMIN BERHASIL DAN GARANSI !! BEBAS AGAMA / BEBAS SUKU / BEBAS RAS, KAMI MEMBUAT QHARIN SDH PULUHAN TAHUN SECARA TURUN TEMURUN, TUYUL QHARIN HANYA ADA DI TMP KAMI JIKA DI TMP LAIN ADA YG MENAWARKAN DNG NAMA & CARA YG SAMA, SAYA JAMIN ITU PASTI PENIPUAN !!,
kami juga menyediakan jenis tuyul hitam tanpa T*mbal dengan penghasilan yang lebih besar
TIDAK MELAYANI MANUSIA YG MALAS BACA & MALAS MEMPELAJARI WEBSITE KAMI !!!
info detail TUYUL PUTIIH silahkan buka : https://pesugihan666.com/tuyul-putih-50jt-malam/ info detail TUYUL HITAM silahkan buka : https://pesugihan666.com/tuyul-hitam/
nocturnal0666
youtube
1 note · View note
pusakadunia · 2 years
Text
Pusaka Pesugihan Tuyul Keramat
Pusaka Pesugihan Tuyul Keramat
Pusaka Pesugihan Tuyul Keramat Apakah bisnis Anda tidak berkembang? Apakah Anda terjebak di tempat yang sama secara finansial? Berhentilah berjuang dan mulailah meningkatkan kekayaan Anda dengan kekuatan Pusaka Pesugihan Tuyul Keramat! Pusaka Pesugihan Tuyul Keramat adalah pusaka keramat yang telah turun temurun untuk menambah kekayaan dan mendatangkan rejeki. Dibuat dengan bahan alami yang mampu…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
Text
Day 6: Cerita Hantu yang Kamu Alami
Saya bersyukur kali ini tidak akan ada dunia perhantuan yang akan ditulis disini, karena jujur ngga pernah mengalami sebelumnya, dan jangan sampe (amit-amit na'udzubillah). Soalnya orangnya penakut, tapi terkadang suka nonton film horor, atau konten horor di youtube.
Mungkin cerita ini mirip-mirip, tapi menurut saya bukan hantu. Cerita ini hubungannya tentang falsafah kejawen, sedulur papat limo pancer (empat saudara dan yang kelima tengah). Empat saudara ini adalah kakang kawah (air ketuban), adi ari-ari (plasenta), getih (darah), dan puser (tali plasenta). Sedangkan yang kelima sebagai tengahnya adalah diri kita sendiri. Orang jawa menganggap empat saudara adalah pelindung kita sebagai kelima, yang di tengah. Apakah saya percaya? Percaya ngga percaya, tetapi memang sepertinya ada. Macam kata penguji tesis saya, Prof. Sigit dulu bilang, "percoyo keno, ora yo keno, namung lek kedadeyan yo ojo maido", artinya percaya boleh, engga juga boleh, tapi kalau kejadian, ya jangan komplain.
Nah, ketika saya dulu akan berangkat ke Manado, ke tempat dimana saya tidak lagi merantau sebagai pelajar, tetapi sebagai orang mandiri yang bekerja, ada orang bernama simbok (bukan nenek saya, tetapi orang yang dituakan di keluarga saya, bukan keluarga, tetapi sudah seperti keluarga karena dekatnya) berpesan kepada saya. Pesannya seperti ini. Sebelum keberangkatan saya ke Manado, alangkah baiknya saya "berpamitan" terlebih dahulu kepada pelindung saya. Ya kepada saudara empat saya tadi. Saudara sebagai pelindung saya, saudara yang dikubur di rumah sebagai bentuk dari simbol bahwa kemanapun saya pergi, saya akan tetap rindu dan pulang di tempat saudara saya dikuburkan. Intinya sebelum keluar rumah, saya harus berpamitan kepada empat saudara. Waktu itu dini hari saya sudah harus berangkat ke bandara, dan dalam hati sebelum keluar rumah berpamitan.
Pesan beliau bukan itu saja, tetapi sebelum saya menempati tempat huni saya pertama kali di Manado, saya juga harus bilang pada empat saudara, bahwa saya sudah sampai dan akan menempati tempat ini. Dan ya saya lakukan, waktu itu. Waktu itu saya menempati indekost yang baru saja selesai dibangun. Hanya ada tiga orang penghuninya, saya sendiri, ada cewek satu anak kuliah semester lima (kalo ngga salah), dan Om penjaga kost. Kamar lain belum berpenghuni. Saya memilih tempat itu karena saya pengen sendiri, sebenarnya beberapa teman kerja banyak yang tinggal di satu kost, tetapi saya memilih sendiri, males grudak gruduk kesana kemari bareng, ribet, haha. Jadilah saya mau ngapain pun sendiri, kemana-mana sendiri.
Seminggu awal saya ngga pernah kepikiran dengan empat saudara tadi. Jadi ya aman aman aja rasanya hidup sendiri. Tetapi kemudian waktu itu di satu malam asam lambung saya naik, mau minta tolong ke siapa, dan saya ngga bisa tidur semalaman karena sakit. Ini berefek ke malam-malam setelahnya. Saat itu sedang dingin-dinginnya, dan angin di wilayah Sulawesi Utara sedang kencang-kencangnya, dan beberapa malam saya ngga bisa tidur. Antara takut karena ngga tau kenapa teringat empat saudara, dan suara angin yang kencang. Saya merasa tidak sendirian di dalam kamar itu selama beberapa malam. Macam ada yang dekat dengan saya tapi saya ngga tahu itu apa. Akhirya saya menelepon salah satu teman kerja saya dulu, dan bercerita. Dia berpesan untuk saya mengaji mulai dari surat Al-Baqarah kembali, dan mengirim Al-Fatihah untuk keluarga. Dan ya selesai begitu saja. Saya masih sering tidak bisa tidur mungkin hampir dua bulan, sampai akhirnya bertemu laki-laki yang sekarang jadi suami, dan rajin buat menemani telepon sampai saya mengantuk. Intinya saat itu saya akhirnya ada teman, tidak sendiri lagi.
Beberapa minggu yang lalu, ada beberapa teman suami, yang teman kerja saya juga datang ke rumah buat bantuin memperbaiki instalasi listrik. Ketika itu sedang makan malam, dan tiba-tiba suami nanya dimana tempat beli gerabah untuk wadah plasenta anak kami nanti ketika dia sudah lahir. Dan obrolan pun akhirnya membahas seputar empat saudara. Akhirnya saya ingat lagi dan cerita waktu itu saya ceritakan kembali. Teman kami, oknum W, seorang Hindu, ternyata juga punya pengalaman yang mirip dengan saya. Diminta untuk berpamitan pada empat saudara sebelum dia meninggalkan Bali menuju Manado. Bedanya dia diberi semacam pegangan (benda, macam jimat mungkin) oleh orangtuanya.
Begitulah cerita empat saudara. Percoyo keno, ora yo keno, namung lek kedadeyan yo ojo maido.
Tomohon, 17 September 2020
3 notes · View notes
pesugihankliwon · 3 years
Photo
Tumblr media
PAGUYUBAN PARANORMAL PESUGIHAN INDONESIA SDH TERSERTIFIKASI OLEH SELURUH PARANORMAL INDONESIA KHUSUS BIDANG PESUGIHAN, SEHINGGA BISA MENJAGA KEPERCAYAAN UNTUK MEMPROSES JALAN PESUGIHAN ANDA DNG JALAN YG BENAR TANPA UNSUR PENIPUAN !!
Anda sedang mencari jalan instan yg aman tnp tumbal? Kami dari PAGUYUBAN PARANORMAL PESUGIHAN menawarkan pesugihan memelihara tuyul putih yg tdk pakai tumbal & menyusu, kami aktifkan tuyul tsb dari saudara kembar anda sendiri (sedulur papat limo pancer) jadi tuyul tsb tdk ganas ataupun membahayakan nyawa siapapun, kami garansi ritual anda sampai berhasil, sdh banyak yg memakai tuyul ini untuk mendapatkan kekayaaan secara instan, sekarang giliran anda..
info lengkap di : https://pesugihankliwon.com/tuyul-putih
KAMI TIDAK ADA HUBUNGAN NYA DENGAN ABANG666 / NOCTURNAL666 !!!! KAMI TIDAK KENAL & KAMI TIDAK PERNAH BERTEMU
0 notes
restuak · 5 years
Photo
Tumblr media
⁣⁣ Masjid Pesarean Syaikhona Kholil Bangkalan⁣ —31 Maret 2019⁣⁣ ⁣⁣ Dalam konteks sejarah, kita ketahui bersama Mbah Kholil lekat sekali dengan perjalanan sejarah Islam di Indonesia pada abad ke-19, terutama dalam perjalanan pendirian ormas islam di Indonesia, seperti Nahdlatul Ulama. Maka, diperjalankan ke Bangkalan (Madura), Jawa Timur dan menziarahi pesarean Syaikhona Kholil Bangkalan adalah salah satu cara "nyinaoni" tapak tilas kearifan mbah-mbah kita terdahulu.⁣ ⁣⁣ manjing wonten⁣ kasunyatan gesang⁣ /⁣ guyub rukun seduluran⁣ iku laku utomo⁣ /⁣ menarilah, nak⁣ hidup adalah⁣ getaran yang mengalir⁣ /⁣ sedulur papat⁣ limo pancer⁣ /⁣ cinta kasih⁣ tak memilih⁣ /⁣ miskin ilmu jadi banyak bicara⁣ sehelai ide diyakini⁣ kitab suci kebenarannya⁣ /⁣ dereng jejeg⁣ ngambah pepener⁣ /⁣ diperjalankan⁣ dan⁣ dipertemukan⁣ /⁣ puncak keindahan ilahiah⁣ ⁣ ///⁣⁣ ⁣⁣ dipotret & ditulis @restuak_⁣ ⁣ _⁣ tagar:⁣ #syaikhonakholilbangkalan #madura #bangkalan #pesarean #masjid #ziarah #makam #jawatimur #mbahkholil #makammbahkholil #mertajasah #nahdlatululama @mytripmyziarah (di Makam Syaikhona Holil Bangkalan) https://www.instagram.com/p/Bvyq4KHla4K/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=19c3wumqzp1jr
0 notes
jayamarenthika · 5 years
Text
Sedulur Papat Kalimo Pancer
Revealing the Mystery of Sedulur Papat Kalimo Pancer "PURPOSE OF PANCER KALIMER" The fourth day and night the magic warriors are faithfully waiting for us. When it's urgent and dangerous, he drags us to a safe place. This magical guardian is not a genie nor a gendruwo. The longer we learn the teachings of the Javanese ancestors, the more amazed our ancestors will be. The knowledge they teach is not in conflict with religion, even according to and enriches the understanding of religion that we profess. Unfortunately many still look to the eyes of the teachings of these Javanese ancestors. Some even accused him of being shirk, khurofat and superstition. These accusers may forget that Javanese teachings were conveyed simply so that they were easily understood by the Javanese. Indeed, our ancestors sometimes did not eloquently pronounce Arabic words. These ancestors are also people who still stutter science and technology. However, do not misunderstand first. In terms of wisdom, your inner mind and the taste of our ancestors were reliable. They were clairvoyants who were able to build the Borobudur temple, Prambanan and were able to build a building with geometric and geological precision. Not inferior to the ancestors of the Egyptians who were able to build a pyramid, or the ancestors of the Incas, the Peruvian people who could build Manchu Picchu. When Islam entered the archipelago, while in Java at that time Hinduism, Buddhism and various animist beliefs, dynamism, polytheism had developed. Islam melts slowly and peacefully, assimilates and berosmosis without bloodshed. Islam is a religion of peace and does not force. Javanese people are submissive, simple, direct, sincere and rely on the feeling of pangrasa.
So? Close it already!  Images may contain: 2 people, smiling people, text For Javanese, the inclusion of Islam which is rich in aspects of kebatinan (tasawuf) is very appropriate. Even the Javanese are not confused with the mystical teachings that are in it. But the Javanese managed to simplify these mystical teachings with terminology and simple and easy to understand sentences. Please be aware, the Javanese people used to live in rural areas, which were simple and did not have much scientific discourse. One of the teachings of Kejawen which discusses the existence of an angel of human life companion is SEDULUR PAPAT LIMO PANCER. Pancer is the cornerstone of human life, which is itself. We are surrounded by four invisible beings (metaphysics).They are brothers who faithfully accompany our lives. Began to be born in the world until we die to barzakh (permanence). Before the presence of Islam, Javanese did not understand the concept of angels. So they called human guardian angels in a row. This concept of "grasping" by the Javanese is imagined through an observation / niteni. Starting when the fetus grows in the mother's stomach, the fetus is protected in the uterus by amniotic fluid. Next is the placenta, blood and navel. That is the human brother from the beginning he lived and then these "four brothers" were later buried. But the Javanese believe that these "four brothers" still accompany human beings to the grave. Because Amniotic Water is the first time that comes out when a mother gives birth, the Javanese call it SAUDARA TUA. This brother protects the physical body from danger. Then he is a PHYSICAL PROTECTOR. Furthermore, the more YOUNG is the placenta, placenta or placenta. Wrapping the fetus in the womb. It covers the actions of the fetus in the womb which then leads us to the destination. Then he is THE INTRODUCTION. Our next brother is BLOOD. This blood helps a small fetus to grow into a complete baby. Blood is HIS IRADAT MEANS AND WAHANA in humans. Blood can be called life for the fetus. So, the blood is called the HUMAN FAITH HELP FINDING MYSELF AS THE LORD'S FAITH, THE MIRROR OF THE LORD. Our last supernatural brother is the belly button. According to Kejawen's understanding, the navel is NABI. Biologically navel is a rope that connects the baby's stomach in the uterus and placenta. Belly button distributes food consumed by mothers to babies. The Navel thus DISTRIBUTES THE HUMAN "MOTHER" REVELATION of Gusti Allah SWT to us. These four supernatural brothers are actually FOUR ANGELS of human guardians. Which is on the right-left, front-back us. So, it's not wrong if you greet and be friendly with them. Magically, God gives indirect teaching to our hearts. But through them the teaching was delivered. The four guards (angels) are: JIBRIL (Successor of God's information for us), IZRAFIL (Readers of God's Plan Book for us), MIKAIL (dividing sustenance for us) and IZRAIL (Awaiting the end of life for us). The four angels were considered by the Javanese to be SEDULUR's close to human life. If we understand that the journey of life to meet God is essentially the journey to "in" not "Out". The journey through the seventh sky is essentially a "false self" journey to "true self" and finds MY SELF, PERFECT PERSON / GOD. To find MY SELF (limo pancer) that's why we are accompanied by FOURTH GAIB / MALIKIK PENUNGGU (brother four). Where are they now? They are now watching over us. The Dhikr glorifies his asthma. We can make them the closest one to know how to communicate with them.
How to do it? Close the eyes, turn off the entire electrical activity in the left and right brain and turn on the LIFE that is inside you. Yes, it is only self-capable to communicate with these unlucky brothers and sisters.
How unfaithful, whenever we are there the four are. When we walk, they fly. When our body sleeps, they will continue to chat with our spirits. So, when we wake up in the daytime our minds will feel fresh because our souls will again rehearse ourselves with His revelations. Unfortunately, as time goes by day lust pollution / ego is more dominant so the silence of mind becomes drowned.
How can our lives always be remembered by the presence of this fourth faithful who keeps us safe? Gusti Kanjeng Sunan Kalijaga has a good song: There is a song of premati We grow up in your countryside Realize the creation My crater is To keep in touch with your body Do it You are the owner of your property He has a power in his power Good day Get blood on the night Defile God's power Give it to him His power plant Sweetheart laughing mama Take care of the panerha Kuwasireku Enough sometimes four His heart has become one The only one is real
(There's a song about our brother who cared for caution. Preserve it based on its power. What is created is realized. The amphibians kept my body. Deliver the will with its power. The owner's brother is based on his command-line behavior. The night of the night helps the Almighty God. Creating his will. The whirlwind of his power paid attention to me. Satisfied with my request. So, the four brothers were complete. The five centers are one. Manunggal in my present embodiment)
Wallohu a'lam ... xpdc5M with #persaudaraansetiahatiterate_
0 notes
wrwijaya · 4 years
Text
Sedulur papat limo pancer
Sedulur papat yo iku petang nafsu
Pancer yo iku keberadaan
Sopo siro engkang saget menang sedulur papat limo pancer isoh di jenengke merdeka, jumeneng Ruh e
Klaten, 10 Juli 2020
0 notes
mocha71mi08dja11 · 4 years
Link
KEJAWEN Untuk siapa saja yang ingin mengetahui kejawen lebih mendalam ▼ 12 FEB 2012 SANGKAN PARANING DUMADI SRI JOYOBOYO Aliran Kejawen ”Sangkan Paraning Dumadi Sri Jayabaya” adalah aliran kepercayaan yang mempercayai adanya silsilah manusia yang digabungkan dengan cerita dalam pewayangan. Berikut adalah sedikit penjelasannya. Menurut kepercayaan ini, sebenarnya pohon silsilah itu ada tiga golongan, yaitu: sejarah silsilah manusia, sejarah silsilah banu jan (yang sama sekali tidak diketahui manusia) dan sejarah silsilah campuran manusia dan banu jan (inipun tidak banyak diketahui kecuali dari Nabi Sis as. Berikut ini adalah silsilah itu yang akhirnya menurunkan silsilah Raja Kadiri Jayabaya: 1. Nabi Adam (Sang Hyang Janmawalijaya / Sang Hyang Adhama) 2. Nabi Sis (Sang Hyang Syta) 3. Sayid Anwar (Sang Hyang Nur Cahya) 4. Sang Hyang Nurasa 5. Sang Hyang Wenang (Sang Hyang Wisesa) 6. Sang Hyang Manik Maya (Betara Guru) 7. Betara Brama / Sri Maha Punggung / Dewa Brama 8. Betara Sadana (Brahmanisita) 9. Betara Satapa (Tritusta) 10. Bambang parikanan 11. Resi Manumayasa 12. Resi Sekutrem 13. Begawan Sakri 14. Begawan Palasara 15. Begawan Abiyasa (Maharaja Sanjaya) 16. Pandu Dewanata 17. Dananjaya (R.Arjuna) 18. R. Abimanyu 19. Prabu Parikesit 20. Prabu Yudayana 21. Prabu Yudayaka (Jaya Darma) 22. Prabu Gendrayana 23. Prabu Jayabaya 24. Prabu Jaya Amijaya 25. Prabu Jaya Amisena 26. Raden Kusumawicitra 27. Raden Citrasuma 28. Raden Pancadriya 29. Raden Anglingdriya 30. Prabu Suwelacala 31. Prabu Sri Maha Punggung 32. Prabu Kandihawan (Jayalengkara) 33. Resi Gatayu 34. Resi Lembu Amiluhur 35. Raden Panji Asmara Bangun (Inu Kertapati) 36. Raden Kudalaweyan (Mahesa Tandreman) 37. Raden Banjaran Sari 38. Raden Munding Sari 39. Raden Munding Wangi 40. Prabu Pamekas 41. Raden Jaka Sesuruh (R. Wijaya / raja Majapahit) 42. Prabu Taruma (Bhre Kumara) 43. Prabu Hardaningkung (Brawijaya I) 44. Prabu Hayam Wuruk 45. Raden Putra 46. Prabu Partawijaya 47. Raden Angkawijaya (Damarwulan) 48. Bethoro Kathong 49. nDoro Prenggo SANGKAN PARANING DUMADI ... Berikut ini adalah beberapa pengertian dari terjemahan yang mungkin berasal dari Kitab Sangkan Paraning Dumadi yang merupakan warisan leluhur Tanah Jawa. Sebelum manusia itu lahir (dumadi) ke dunia adalah belum mempunyai nama (asmo/ asma/ nami/ aran/ jejuluk/ tetenger) yang bisa dikatakan belum ada. Dan setelah manusia itu lahir barulah akan diberi nama atau dengan kata lain mempunyai nama, dengan begitu artinya manusia itu asalnya tidak ada menjadi ada dan kemudian pada akhirnya menjadi tidak ada lagi /sempurna. Kemudian syarat-syarat agar supaya bisa mendapatkan tempat hidup sebenarnya (sejatine urip) yang kekal, adalah bukan karena kata-kata siapa tetapi hanya melulu karena pengetahuan yang benar-benar karena diberi penglihatan batin (kawruh). Dan sekali lagi syarat-syarat itu bukan karena manusia (oleh manusia), tetapi benar adalah karena (......) orang Jawa tidak berani menyebutnya karena dianggap njangkar (tidak sopan), yaitu Gusti yang menciptakan jagat gumelar (bumi dan seisinya). A. Pengertian Tentang Roso lan Ros-rosing (Rasa dan Ruas-ruasnya) Roso adalah alat untuk hidup, dan ruas-ruasnya (ros-rosing roso) adalah penggalan-penggalannya yang diberi nama, artinya ada rasa begini, ada rasa begitu (asin, manis, pahit, dingin, panas, dll) dan itu semua adalah termasuk dalam rasa seutuhnya (roso sejati). Roso sejati adalah rasa tidak dapat berubah. Ruas-ruas dari rasa itu semua tadi akan lengket menempel di badan halus maupun badan kasar kita. Ruas-ruas rasa yang lain seperti: kerasan, kesepian, cinta, dendam, bahagia itu juga merupakan bagian dari ruas-ruas rasa yang akan menempel pada hati (perasaan). Sedangkan rasa mujur, sengsara, ingat, waspada, curiga, kasihan, menyesal, ikhlas itu dimana-mana ada (di batin, di budi, di badan), dan itu dinamakan rasa pikiran (rosoning pikir). Sebagai contoh: misalnya ketika membuat sayur dan ternyata rasanya hambar kurang garam, itu kan cukup diberi garam, bukannya lantas bertengkar. Bila hanya masalah sayur yang kurang garam saja menjadikan sebuah pertengkaran itu namanya belum tahu (mengerti) tentang rasa. B. Pengertian Tentang Reh Mangukut (Warongko Manjing Curigo) Artinya reh mangukut ialah jiwa yang mengukut raga atau jiwa yang meringkes raga (badan), keadan biasa seperti ini maka badan atau raga ada di luar sedangkan jiwa ada di dalam, dan sebaliknya apabila terkukut maka jiwa akan meringkes raga dengan kata lain raga akan masuk kedalam jiwa. Yang dimaksud jiwa disini adalah badan halus, dan hal inilah yang dilambangkan sebagai warongko manjing curigo. Banyak ahli kebatinan kasampurnan yang menginginkan hal seperti ini. Apabila seseorang sudah memahami apa yang disebut reh mangukut ini maka bisa dianggap Sarjono / Sujono atau juga Sesepuh (liring sepuh) yang dimaksud adalah: sepi howo (tanpa kemauan), sepi ing pamuring (tanpa amarah) dan sepi ing pepengin (tanpa keinginan). Jadi menjalani hidup dengan menjadi manusia biasa yang sebiasa-biasanya (sepi howo awas loroning atunggal). C. Tentang Kebatinan. Aetinya olah batin yaitu menjalankan hal-hal yang baik-baik saja dan meninggalkan semua yang jelek-jelek. Berkata harus jujur, sama antara yang diucapkan dan yang dilakukan. Hal ini adalah agar manusia itu selamat dan sempurna hidupnya di dunia dan akherat. D. Tentang Ngelmu. Ngelmu iku kelakone kanthi laku. Sebuah pepatah Jawa namun banyak sekali orang yang tidak mengerti artinya. Tetapi mungkin ini berbeda dengan hal itu. Ngelmu itu sendiri adalah sesuatu penglihatan yang didapatkan secara batiniah. Jadi bukan ilmu yang biasa kita sebut sebagai Ilmu Pengetahuan (IPA/IPS). Sebuah ngelmu mestinya orang harus mendapatkannya dengan syarat-syarat laku atau yang sering disebut sebagai laku prihatin. Namun demikian banyak orang mendapatkan ilmu itu dengan cara membeli atau dengan bahasa halus mahar. Maka bila kita ibaratkan orang yang melamar pekerjaan dengan menggunakan ijazah palsu, saat diwawancarai maka akan dijawab dengan lancar karena memang yang diketahui hanya kulitnya saja. Namun demikian apabila orang itu sudah mendapatkan kerjaan yang sesungguhnya apapun yang dikerjakan rasanya tidak benar alias ngawur. Demikian pula halnya ngelmu yang tidak diperoleh dengan laku. E. Tentang Gusti. Gusti itu berasal dari kata bagus ing ati. Hati yang bagus itu adalah hati yang selalu bersih dari kotoran alias suci yang berarti pula berada pada hyang widhi (pencipta alam semesta). Maka dari itu manusia yang dapat membersihkan hatinya dari kotoran dan selalu berbuat kebaikan disebut pula sebagai orang yang telah dapat menyatukan antara lahir dan batin, dan itulah yang disebut manunggaling kawulo lan gusti. F. Tentang Ghaib. Yang disebut ghaib adalah sesuatu yang samara, tidak dapat diraba dengan tangan, tidak dapat dilihat dengan mata. Hal ini juga yang dikatakan dekat tanpa singgungan dan jauh tak terhingga yang ukurannya sebesar mrica dibubut. G. Pengertian Tentang Loro-loroning Atunggal Artinya dua tetapi satu, yaitu antara jiwa dan raga. Jiwa itu pengganti gusti dan raga pengganti kawulo, jadi bersatunya antara kawulo dan gusti, dan itulah yang disebut sebagai loro-loroning atunggal tadi dan benar-benar bersatu dan menyatu. Sedangkan teluning atunggal adalah bersemayam pada: nama (jeneng/ asmo/ asma/ nami/ aran/ juluk/ tetenger), ingsun (aku/ rogo/ wadag) dan urip (ALLAH). Sembah rogo adalah sembah yang dilakukan dengan raga, misalnya: sembahyang dan semedi. Sembah cipto (kalbu) adalah sembah dengan pikiran/akal. Sembah jiwa adalah sembah dengan mental atau budi (karakter). Yang terakhir sembah rasa adalah alat untuk hidup dimana selalu ada korban perasaan. H. Pengetahuan Tentang Angka Nol (0) Sampai Dengan Angka Duapuluh (20) Angka 0 (nol), artinya itu memberitahukan bila kosong, bersemayam pada anak kecil yang belum tahu apa-apa (wang-wung). Angka 1 (satu/siji), dari kata isine aji, tetapi bukan untuk barang-barang berharga seperti mas berlian tetapi ajining diri, yang berada pada orang-orang yang baik pribadinya yang akan dihormati oleh sesama, maka dari itu angka satu itu bersemayam pada gusti yang berasal dari kata bagusing ati yang menjadikan angka satu berasal dari angka nol. Angka 2 (dua/loro), berada pada ayah dan ibu, yang bersemayam pada isi dunia yang selalu berpasangan, ada bahagia ada sedih, ada raga ada jiwa, ada siang ada malam, ada pria ada wanita, dsb. Angka 3 (tiga/telu), adanya manusia yang selalu mempunyai sifat tiga perkara, hidup, rasa dan raga atau berkarya. Makan dan mati, dan bagi rumah tangga ada bapak, ibu dan anak. Angka 4 (empat/papat), menurut kepercayaan Jawa manusia mempunyai empat saudara: mutmainah (putihnya air), amarah (merahnya darah), supiah (kuningnya angin) dan aluamah (hitamnya tanah). ONGKO 4= (PAPAT) , dununge.manungso due sedulur papat, atau mingkin dapat juga diberi nama keblat papat. Angka 5 (lima/limo), berada pada keblat papat limo pancer, bersemayam bila dijabarkan maka terdapat pada jenazah dan empat orang yang membawa/memikul keranda. Angka 6 (enam/nem), tang berasal dari kata nemu, bersemayam pada sedulur papat limo pancer, yang ke-enam adalah bayangannya, dan bila diutarakan maka menjadi arah mata angin: Timur, Barat, Utara, Selatan, bawah dan atas. Angka 7 (tujuh/pitu), bersemayam pada tujuh nama hari: Senin, Selasa, Rabo, Kamis, Jum’at, sabtu dan Minggu. Bisa juga dengan adanya rambut, kulit, daging, tulang, sunsum, urat dan darah. Angka 8 (delapan/wolu), maksudnya jangan menghindar (owal) terhadap barang yang diperlukan, dan mestinya jangan lupa terhadap perbuatan yang baik tadi, bersemayam pada windu (8 tahun) atau wali wolu (di Jawa ada pemahaman wali yang bener hanya 8 orang). Angka 9 (sembilan/songo), pengertiannya adalah seorang bayi ada dalam kandungan selama sembilan bulan, bersemayam pada wali wolu dengan penutup yang ke-sembilan. Angka 10 (sepuluh), terdiri dari angka 1 dan 0. Angka ini sudah memberikan sasmita kepada manusia, bahwa itu merupakan bersatunya antara kawulo dan gusti, yang bisa dikatakan sebagai pinjam-meminjam. Artinya hidup itu apabila tidak meminjam raga tidak dapat bergerak sedikitpun dan tidak berarti apa-apa, demikian pula raga apabila sudah tidak bernyawa mau apa lagi. Lebih sederhananya begini: angka satu (1) apabila tanpa angka nol (0) tidak bisa berbunyi sepuluh. Angka 11 (sebelas/sewelas), menjelmanya angka sebelas ini adalah perlambang kepada kita ketika bapak/ibu bersanding di pelaminan. Angka 12 (duabelas/rolas), 1 (satu) artinya hidup, 2 (dua) artinya laki-laki/perempuan yaitu bapak dan ibu yang diartikan sebagai rong elas (rong iji = dua buah). Hidup yang satu itu bersemayam (ngerong) pada dua (loro) orang, yaitu bapak dan ibu. Angka 13 (tigabelas/telulas), artinya hidup itu menghidupi tiga perkara: manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Angka 14 (empatbelas/patbelas), artinya hidup itu mempunyai empat unsur: air, api, udara dan tanah. Angka 15 (limabelas/limolas), artinya hidup itu menggunakan lima macam alat yang disebut panca indra: telinga, mata, hidung, mulut dan lidah (indra perasa termasuk kulit). Angka 16 (enambelas/nembelas), artinya hidup itu terdiri dari enam bagian: mutmainah, amarah, supiah, aluamah, bayangan dan badan kasar. Angka 17 (tujuhbelas/pitulas), artinya hidup sebagai manusia itu harus memiliki: bulu/rambut, kulit, otot (daging), tulang, sunsum, urat (otot) dan darah. Angka 18 (delapanbelas/wolulas), artinya hidup itu harus menghidupi wali wolu, disamping menghidupi raganya juga keluhuran budinya, dan ini bisa dibuktikan sampai sekarang keharuman nama beliau masih terasa, banyak orang yang datang untuk berziarah ke makam beliau-nya ini. Itulah contoh orang yang bisa mencapai hidup yang sebenarnya (urip kang sejati). Angka 19 (sembilanbelas/songolas), artinya hidup itu harus menghidupi 9 jalan keluar: telinga (2), mata (2), hidung (2), mulut (1), anus (1) dan kemaluan (1). Angka 20 (duapuluh/rongpuluh), artinya hidup itu bersembunyi (ngerong) di dalam bapak dan ibu, dua orang yang bisa dipakai untuk ngerong urip siji menjadi dua tetapi satu (loro-loroning atunggal), dan itulah terjemahannya maka dari itu duduknya sepasang penganten di pelaminan itu bisa disebut sebagai sastro jendra hayuningrat. SASTRO JENDRO HAYUNINGRAT: Tulising gusti kang cetho dumunung ono wujud ing manungso lanang lan wadon. mulo manungso bisane nggayuh budi luhur/rahayuning wiwitan lan pungkasan, senajan manungso iku diwenangake duwe karep nggayuh donyo brono kudu manut marang krenteg-ke ati kang resik, biso-o ngemong urip kang suci, nuli biso sampurno lair lan batine. (Sabda dari YME yang terang benderang ada pada manusia itu sendiri sebagai laki-laki dan perempuan, maka dari itu apabila manusia mempunyai keinginan untuk berbudi luhur (selamat dari permulaan hingga akhir), meskipun manusia itu sudah digariskan untuk mempunyai keinginan kebendaan duniawi, namun demikian haruslah mengikuti hati kecil (hati kecil biasanya selalu jujur) yang bersih, sebisa mungkin mengemban hidup yang suci, dan nantinya akan bisa sempurna lahir dan batin) H. Pengertian Tentang Huruf Jawa Huruf Jawa (dasar) itu ada 20 macam, yaitu: ho no co ro ko, do to so wo lo, po dho jo yo nyo dan mo go bo tho ngo. Ke-20 macam huruf ini mempunyai sifat masing-masing yang bila diterjemahkan adalah sebagai jari-jari manusia, dan masing-masing mempunyai arti sendiri-sendiri. Ho = hurip (hidup), no = nur, co = cahaya, ro = roh, ko = kumpul, do = dzat, to = tes, so = siji, wo = wujud, lo = langgeng (kekal), po = papan, dho = dhawuh (perintah), jo = jasad, yo = nyaguhi (sanggup), nyo = ngelungake (memberikan), mo = margo (jalan), go = gaib, bo = babar (lahir), tho = thukul (tumbuh) dan terakhir ngo = ngalam gumilang. I. Tentang Huruf Jawa Yang Disusun Yang Paling Depan Dengan Paling Belakang. Ho ngo = hangen-hangen (angan-angan), no tho = nuthuk (memukul), co bo = coblong/bolong, ro go = raga, ko mo = benih, do nyo = ndonyo (dunia), to yo = air, so jo = siji, wo dho = wadhah (tempat) dan lo po = lampus. Huruf pertama dan huruf ke-9 adalah ho wo. Howo adalah udara, dan sifat ini ada pada laki-laki karena laki-laki mempunyai lobang jumlah sembilan. Dan apabila 20 dikurangi sembilan (9) akan ada sebelas (11), sifat itu ada pada wanita karena wanita mempunyai 11 lobang, selisih dua dengan laki-laki yaitu pada puting susu. J. Pengertian Tentang Hawa Nafsu Hawa artinya angkara murka, nafsu adalah daya kekuatan. Jadi hawa-nafsu secara keseluruhan berarti angkara murka yang didorong oleh kekuatan syetan. K. Tentang Sedulur Papat Limo Pancer 1. Mutmainah: bersemayam di jantung berwujud air berwarna putih, dengan watak yang suci dan sungguh-sungguh, pintunya ada di hidung. Hidung adalah alat atau panca indra yang tak pernah bohong. Contoh: ketika hidung mencium bau ikan asin maka bisa dipastikan du dapur ada yang memasaknya meskipun mata belum malihat. Ketika hidung mencium bau trasi yang kagak enak, tetapi tetap juga dimakan atau dibutuhkan meski sekedar hanya sebagai bumbu. Ketika hidung mencium bau harumnya kembang toh ketika dimakan rasanya tidak enak, pahit. 2. Amarah: bersemayam di empedu, berwarna merah dan berwatak keras, angkara murka, dan pintunya ada di telinga. Keterangannya: manusia bisa merasakan baik dan buruk karena mempunyai telinga, dan ketika mempunyai keinginan yang jahat atau yang baik maka itu karena darah yang berwarna merah. Darah itulah yang menyebabkan manusia bisa berbuat sesuatu, dan manusia tanpa darah yang berwarna merah itu maka dunia ini akan sepi dan tidak akan seperti sekarang ini. 3. Supiyah: bersemayam di lobang tali plasenta (wudel), berwujud angin yang berwarna kuning, berwatak mengumbar hawa nafsu (mau menangnya sendiri), pintunya ada di mata. Maka dari itu mata bisa dikatakan lanange jagad (yang paling berkuasa). Mata dipakai untuk melihat semua hal yang tergelar, maka manusia mempunyai keinginan karena mata melihat. Supiah pintunya ada di mata tetapi berwujud angin kuning yang akan keluar dari hidung. 4. Aluamah: bersemayam di lambung yaitu tempat menyimpan makanan, kalau usus merupakan tempat kotoran. Aluamah berwujud tanah yang berwarna hitam, mempunyai kesenangan untuk merasakan makanan yang enak-enak, maunya hanya senang dan enak. Pintunya ada di mulut, maka dari itu bisa celaka karena kata-kata yang keluar dari mulut sendiri. Mulut yang dalam bahasa Jawa cangkem mempunyai arti cancangen supoyo mingkem (ikatlah agar tertutup), kata-kata yang baik maupun buruk asalnya sama saja maka akan lebih baik jika mulut digunakan untuk berkata-kata yang baik-baik saja. Diam adalah emas. 5. Pelengkap agar menjadi lima adalah hidup, yaitu yang menghidupi empat perkara yang diatas tadi. Atau yang disebut sedulur papat kalimo pancer, ya hidup itu adalah pancernya. Jadi mutmainah, amarah, supiyah dan alumah semua dipinyai oleh hidup. L. Keblat Papat(4) Limo (5) Pancer dalam Keseharian. Manusia mempunyai tangan kanan, tangan kiri, kaki kanan, kaki kiri dan yang ke-lima adalah teluning atunggal, yaitu: baitul makmur, baitul mukarom dan baitul mukodas. M. Bibit Dumadi 1. Bayi umur sebulan dilambangkan dengan huruf jo, disebut nukat ghaib, airnya nur mani, laut berupa layar putih, bangunannya kumalah yang berarti juga riris tangis. 2. Bayi umur dua bulan dilambangkan dengan huruf yo, disebut koat ghaib, airnya nur buat, lautnya rantai yang disebut juga kismo djati. 3. Bayi umur tiga bulan dilambangkan dengan huruf nyo, disebut rijalolah ghaib, airnya nur roso, lautnya kumolah, yang berarti juga Hyang Widhi. 4. Bayi berumur empat bulan dilambangkan dengan huruf mo, disebut rikmo djati. Airnya nur kumoro djati, lautnya bindari suci yang disebut juga Sang Hyang Adji. 5. Bayi berumur lima bulan dilambangkan dengan huruf go, disebut jo kumolo, airnya nur kismoyo, lautnya imoloyo, yang disebut juga Sang Hyang Brahma yang berwujud sedulur limo. 6. Bayi berumur 6 bulan dilambangkan dengan huruf bo, disebut roso hendro moyo, airnya nur cahyo, lautnya kumoro danu, yang disebut sebagai manu maningkem manunggale kawulo lan gusti dengan wujud rasa yang enam itu. 7. Bayi berumur 7 bulan dilambangkan dengan huruf tho, disebut waringin sungsang, airnya tali roso, lautnya madu nirmolo, yang berarti Heru Seto Jinggo Moyo Jati. Berwujud air ketuban dan ari-ari. 8. Bayi berumur 8 bulan dilambangkan dengan huruf ngo, disebut mayang kumoro sari, airnya manik gito, lautnya cupu purbo miseso yang disebut juga Jono Loko Jati, berwujud kakak tertua dan si bontot. 9. Bayi berumur 9 bulan dilambangkan dengan huruf wo, disebut Hendro Loko Jati, airnya nur tirto moyo, lautnya tak bertepi yang disebut pula Sastro Jendro Hayuningrat dengan wujud sadad tanpa sabdu. Setelah itu bayi akan lahir dan melihat terangnya dunia yang dilambnagkan dengan Bintang Johar sebagai kelahiran (dumadi ingsun), yang disebut pula bintang Al Ghoniyyu. N. Pengertian Tentang Tempat Bersemayamnya Angkara Di Triloko Triloko (Jagat Telu) terbagi menjadi 3 yaitu: Guru Loko (ada di otak), Indro Loko (ada di hati) dan Jono Loko (ada di syahwat/dzakar). Apabila nafsu angkara itu baru berada di otak (pikiran) maka keinginan orang itu adalah: drajat/ pangkat/ semat/ kramat. Bila nafsu angkara itu berada di Indro Loko (panca indra) maka orang itu akan mempunyai keinginan untuk menjadi yang paling unggul/ paling kuat (menange dewe). Dan ketika nafsu angkara itu berada di syahwat maka bisa dipastikan orang itu mempunyai tenaga yang super (sangat kuat). Dan yang terakhir apabila ketiga nafsu itu menyerang bersama-sam pada manusia, maka bisa diibaratkan manusia itu hidup dengan memelihara Dosomuko (seorang tokoh jahat dalam cerita Ramayana). Artinya kita semua akan merugi karena tidak akan bisa menerima wahyu/ wangsit / pepadanging Gusti, dan tentunya akan menjadi penghalang dalam menjalani kehidupan ini. Dan inilah yang bisa terjadi apabila manusia itu menjalankan /mencari ngelmu tanpa laku. (Ada pepatah jawa: Ngelmu iku kalakone kanthi laku.) O. Sempurnanya Dumadi. Manusia itu harus dapat mengetahui keberadaan tirto pawitro mahening suci(air kehidupan yang bersih dan suci). Dimana sebenarnya itu berada dalam diri sendiri masing-masing. Dengan cara harus menempuh jalan lakyono yo (mati di dalam hidup) dan harus juga menengok ke alam lokantoro (antoro = batas), yaitu perbatasan antara alam halus dan alam kasar. Maka disana akan kita jumpai perwujudan yang menyerupai gumuk (rumah rayap yang membesar)/ tawon golek jumono, yaitu perwujudan dari saudara kita yang disebut kawah ari-ari (air ketuban). Golek jumono yaitu suatu perlengkapan hidup manusia, disana akan dijumpai persimpangan jalan (perempatan) yang merupakan wujud dari 4 cahaya: Cahaya berwarna merah adalah sumber amarah. Cahaya berwarna kuning adalah sumber kesenengan. Cahaya berwarna putih adalah sumber kesucian. Cahaya berwarna hitam adalah sumber kekuatan (energi). Dan apabila nanti manusia itu kembali kepada Gusti maka harus tetap memilih jalan suci, artinya akan dapat kembali kepada Gusti Yang Maha Suci. P. Kunci Sangkan Paraning Dumadi Hyang Sukmo Sejati, seksenono ingsun kirim gondo arum kang dak kirim sedulurku kang lahir bareng sedino kang dak sebut kakang kawah adi ari-ari, kakang mbarep adine wuragil. Kang adoh tanpo wangenan cedak tanpo senggolan, yo iku titipane wong tuwaku lanang lan wadon. Kakang kawah adi ari-ari moro tampanono kiriman gondo arum iki, dak suwun jumbuh dadi siji karo Sang Hyang Sukmo Sejati. (Hyang Sukma Sejati, saksikanlah aku mengirim wewangian yang aku alamatkan kepada saudara yang terlahir bersamaku yang saya sebut sebaga kakang kawah adi ari-ari, kakang sebagai si sulung dan adik sebagai bontot. Yang jauh tanpa wewangian dan yang dekat tanpa singgungan, yaitu titipan dari kedua orang tuaku laki-laki dan perempuan. Kakang kawah adi ari-ari segera terimalah kiriman wewangian ini, dan saya minta agar menyatu dengan Sang Hyang Sukma Sejati.) Q. Bibit Sangkan Paraning Dumadi. Tes putih soko bopo, tes abang soko biyung, wujud gedong cagak papat lawange songo, gumantung tanpo centhelan isen-isene Hyang Sukmo Sejati. Lungguhe ono batinku kang suci, kanggonan wekasan urip sejati, kang aran dzat lan sifat weruh sak-durunge winarah, tetep madhep mantep langgeng sak kodrat ingsung, dadio sak ciptaningsun. (Bijih putih dari bapak dan bijih merah dari ibu, berwujud bangunan dengan tiang empat dan sembilan pintu, tergantung tanpa cantelan dan berisi Hyang Sukma Sejati. Bersemayam di batinku yang suci, sebagai awal hidup sejati, yang mempunyai dzat dan sifat weruh sak-durunge winarah, tetap setia dan taat bersamaan dengan diriku, dan jadilah apa yang kukehendaki.) Ngerti sak-durunge winarah adalah pepatah Jawa yang kira-kira berarti: dapat mengerti tentang beberapa hal sebelum ada yang memberi tahu. R. Tentang Pedoman Hidup. (Tri Prakoro) Sebenarnya banyak sekali pedoman hidup untuk manusia di Jawa ini (lihat: Ki Demang Sokowaten), namun demikian disini mencoba untuk meringkasnya. Dengan itu pedoman hidup bisa digolongkan menjadi 3, yaitu: Wiryo, Harta dan Tri Winasis. 1. Wirya. Mempunyai pengertian untuk menjunjung tinggi trah orang-orang besar. Mestinya adalah yang luhur itu budi dan drajat hidupnya, tetapi disini bisa saja biar keturunan orang yang luhur budinya tetapi ternyata tidak. Sebagai contoh berikut ini adalah bersumber dari cerita wayang. Begawan Wisrowo adalah seorang biksu yang luhur, dan dipercaya oleh Prabu Sumali, tetapi anakanya yang bernama Dosomuko tidak juga menjadi anak yang berbakti (luhur budi) malahan menjadi kekecewaan di dunia, mejadi sampah dunia. Begawan Durno, adalah seorang Pandito/Resi dan juga anak dari Begawan Barat Wojo, tetapi dalam cerita wayang (versi Jawa) selalu menjadi orang yang berwatak angkara murka dan bermuka dua, selalu bersikap memuji kepada Pandawa di depannya, tetapi akan berusaha untuk menghancurkan Pandawa demi membela Kurawa. Santrin Kinono adalah orang sangat sudra dengan anggota badan yang kurang lengkap, tetapi mempunyai hati yang lurus, dan berbudi luhur. Adalah ketika dia bisa menolong kepada Pandawa dan terhindar dari marabahaya kebakaran yang diciptakan oleh Kurawa. Jadi makna sebenarnya disini tentang berbudi luhur itu bukan pada turunannya, tetapi ada pada budi yang dibawa masing-masing. 2. Harta. Arti sebenarnya adalah kaya akan harta benda, tetapi pengertian disini bukan hanya itu saja, yang penting adalah kaya akan ilmu pengetahuan. Dengan kaya akan ilmu pengetahuan maka bisa dipastikan akan menjadi pemaaf, menjadi orang yang menerima (nrimo), penyabar, sangat sungguh-sungguh, sangat berhati-hati dan banyak mempunyai teman yang rukun terhadap sesame, karena keilmuannya itu dapat bermanfaat buat semua saudara maupun teman-teman semua. 3. Wasis Yang dimaksud wasis disini adalah kepintaran (pandai). Orang yang pintar/pandai akan mempunyai banyak pengetahuan, dan orang yang banyak mempunyai pengetahuan tidak akan pernah kesusahan, yang penting agar kepandaiannya itu bukan untuk mengakali orang atau teman-temannya sendiri, atau juga bukan untuk malakukan hal-hal yang menyimpang dari pedoman hidup. Jadi ketiga diatas tadi mestinya harus bisa menjangkaunya, dan apabila ketiga diatas tadi sama sekali tidak punya, maka kan hilanglah sifat manusia tadi, dan yang tertinggal hanya sifat hewani saja. Ya begitu itulah manusia, apabila tidak mengindahkan akan pedoman hidup dan juga tidak waspada terhadap Tri Prakoro (Wirya, Harta, Wasis). S. Tentang Jagad Raya. Permulaan terjadinya jagat raya ini, adalah ketika jaman masih awang-uwung (tidak ada apa-apa sama sekali) yang ada hanya Gusti Allah sendiri. Keadaan yang tanpa apa-apa itu tidak dapat terlihat oleh mata (tan keno kinoyo ngopo), tetapi ada, karena adanya kekuasaan dari Gusti Allah. Kemudian diciptakannyalah tiga perwujudan dan kemudian juga menyatu kepada ketiga perwujudan tadi yang disebut sebagai Trimurti (telu-teluning atunggal). Tiga warnanya, juga tiga kelihatannya dan tiga macam pula pekerjaannya, tetapi satu yaitu Gusti (Tuhan) Yang Maha Esa. 1. Perwujudan yang pertama adalah Surya sebagai Matahari dengan kekuasaannya memberikan kehidupan di seluruh jagad. Baik kasar maupun halus semua adalah kekuasaannya. 2. Perwujudan yang kedua adalah Condro sebagai Rembulan dengan kekuasaannya memberikan perlindungan, memberikan sandang-pangan dan kemakmuran dengan pemeliharaannya. 3. Perwujudan yang ketiga adalah Kartiko sebagai Bintang yang mempunyai daya keadilan dan mati, dengan tugas menghilangkan semua perwujudan yang bersifat tidak kekal. Ketiga daya penguasaan tadi selalu beredar (hanyokro manggilingan), berputar terus berganti-ganti tanpa ada putusnya. Suryo yang membuat hidup, dipelihara dan dirawat oleh Condro, dan akhirnya dimusnahkan oleh Kartiko, begitulah seterusnya. Suryo sebagai Matahari, selain mempunyai daya kekuasaan kehidupan juga mempunyai daya panas yang bisa berubah menjadi api, selanjutnya bersemayam di antariksa. Condro sebagai Rembulan, selain mempunyai mengayomi/melindungi juga mempunyai daya dingin yang bisa berwujud sebagai air, seperti juga matahari selanjutnya akan bersemayam di antariksa. Begitu juga Kartiko sebagai bintang, selain mempunyai kekuasaan atas keadilah dan kematian maka mempunyai daya udara yang netral dan mempunyai wujud sebagai angin, selanjutnya juga akan bersemayam di antariksa. Perwujudan yang tiga warna tadi seterusnya berkumpul menjadi satu di antariksa, tertiup angin dari atas kebawah, dari Selatan ke Utara, dari Timur ke Barat, lama-lama api, air dan angin tadi berhenti berhenti di tengah-tengah jagad raya, dan gumantung tanpa canthelan (tergantung tanpa penyangga) dan perwujudan akhir ini yang disebut sebagai maghma.. Lama kelamaan maghma tadi menjadi berkerak dan berwujud sebagai mineral, besi, baja, emas, perak, dan lain-lain. Mineral-mineral tadi terus berkembang menjadi batu, dan batu berkembang menjadi pasir, pasir berkembang menjadi tanah. Karena maghma tadi adalah perwujudan yang sangat panas dan terbungkus oleh batu, pasir, tanah dan sebagainya maka lama-kelamaan akan menguap dan air akan meresap kedalam tanah. Tanah yang basah oleh air dan mendapat sinar matahari lama-kelamaan di bumi ini terjadi berbagai macam tumbuhan yang beraneka warna. Ya keadaan seperti itulah yang kemudian dinamakan bumi sap pitu (lapis tujuh): Maghma, Mineral, Batu, Pasir, Tanah, Air dan Tumbuh-tumbuhan. Dan bumi sendiri itu mempunyai cahaya yang berwarna hitam. Itu semua tadi adalah asal-usul jagad raya (Jagad Agung) ini. Dan berputarnya bumi itu diatur oleh kekuasaan Surya maka kemudian dinamakan Tata Surya. Dan secara lengkap alam semesta ini mempunyai empat macam cahaya, yang masing-masing berwarna: merah (dari surya), kuning (dari condro), putih (dari kartiko) dan hitam (dari bumi). Tetapi karena dari keempat tadi hanya cahaya hitam yang tidak tampak dan tidak bisa memancar, maka cahaya merah, kuning dan putih akan memancar kan cahayanya ke bumi, dan inilah Dumadine Jagad Agung, Sangkan Paraning Dumadi. T. Tentang Asal-Usul Jagad Alit (Bwaono Setro/ Badan Kasar) Pada uraian diatas tentang terjadinya Jagad Agung, sudah dipahami bahwa bumi berasal dari api yang cahayanya merah dengan daya panas, dari air yang cahayanya kuning dan punya daya dingin, serta angin yang cahayanya putih dan bersifat netral. Berkumpulnya api. Air dan angin tadi akan menjadi maghma, yaitu pusat bumi yang dapat memberikan wadah sebagai bumi lapis tujuh. Berkumpulnya daya panas, dingin dan hampa (angin) akan mewujudkan cipta, rasa, dan karsa, adalah berkumpulnya dzat yang merupakan asal-usulnya kehidupan. Berkumpulnya tiga macam warna (merah, kuning dan putih) adalah mewujudkan sukma, yaitu badan halus yang juga dianggap sebagai para dewa, dewi, bathara, jin, peri, dsb. Day panas, dingin dan netral tadi sebelum menyatu menjadi dzat maka akan memenuhi antariksa (awang-wung) dan dalam pengetahuan modern hal ini disebut sebaga: proton, elektron dan netron, yang bersatu membentuk dzat yang dinamakan atom. Berkumpulnya 4 macam cahaya tadi akan mewujudkan nafsu, yaitu yang akan dipergunakan sebagai syarat mutlak untuk hidup manusia. Sedangkan berkumpulnya sari-sari dari api, air, angin dan tanah (bumi), akan menjadi badan kasarnya manusia. Dan sebelum di jagad raya ini terdapat makhluk-makhluk berbadan kasar, maka terlebih dahulu yang ada adalah makhluk-makhluk berbadan halus, yaitu suksma, dan pada waktu itu semua makhluk itu yang dinamakan sebagai dewa-dewi, bethoro-bethari, jin, peri, prayangan, dsb. Dari kesemua macam titah (makhluk) yang berbadan halus itu maka dewa-dewi, bethoro-bethari dianggap yang paling tinggi kedudukannya, dan kehidupan dari makhluk-makhluk itu tanpa menyentuh tanah, dan perkembang-biakannya tidak menggunakan hukum-hukum kelahiran tetapi dengan sabda (kun fayakun). Keadaan seperti itu berlangsung hingga beribu-ribu tahun lamanya, dan akhirnya pada suatu waktu salah satu dewa dan bethoro yang baru saja melakukan kesalahan-kesalahan besar terhadap Gusti (Tuhan YME), maka atas kekuasaan Sang Hyang Tunggal dewa tadi disabda menjadi manusia, yaitu makhluk berbadan kasar dan harus menghuni bumi. Dan setelah itu maka kemudian berlangsung hukum kelahiran, dan dewa-dewi yang disabda mau bisa disebut sebagai manu. Yang dikatakan manu adalah karena menurut hukum kodrat dari penjelmaan para dewa/bethoro yang berbadan kasar. Dan manusia adalah menurut hukum kodrat sebagaimana manusia biasa, artinya berkembang biak dengan hukum-hukum kelahiran. Para manu tadi yang menurunkan manusia yang berasal mula dari hukum kodrat kelahiran disebut sebagai swayambu manu. U. Asal Mula Makhluk Berbadan Halus. Berkumpulnya rasa, cipta dan karsa yang akhirnya mewujudkan dzat yang asalnya dari Trimurti (Surya, Candra dan Kartika), yaitu dzat yang suci yang kesuciannya hampir menyamai Yang Maha Suci, karena memang dzat tadi berasal dari daya Gusti Kang Moho Suci dan bisa disebut sebagai Dzatullah. Perbedaannya sucinya Gusti akan memenuhi jagad raya, sedangkan sucinya dzat tadi hanya dapat memenuhi badan satu saja, Gusti Yang Maha Agung akan menguasai jagad dan seisinya, maka dzat itu hanya menguasai badan kasar dan seisinya. Dan dzat tadi yang menjadi utusan Gusti untuk memayu hayuning bawono dan seisinya dengan hukum-hukum kelahiran dan hukum-hukum sabda. Hukum kelahiran menggunakan badan kasar dan hukum sabda menggunakan badan hakus atau suksma. Apabila dzat melakukan kesalahan (mendapat karma) maka akan menjadi utusan lewat hukum sabda dengan sarana badan halus (suksma). Karma berasal dari kata karya manah (perbuatan hati). Semua perbuatan yang berasal dari pikiran itu pasti akan berbuah. Perbuatan yang baik juga akan berbuah kebaikan dan sebaliknya maka perbuatan yang buruk juga akan berbuah keburukan. Maka ada pepatah Jawa mengatakan: ngundhuh wohing pakarti. Dan itulah hukum karma, semua manusia hanya tinggal memetik hasil perbuatannya. Karena dzat (badan kasar yang ditempati suksma) adalah selalu meiliki karma (baik maupun buruk), maka dzat itu harus menjadi utusan melalui penjelmaannya dengan hukum-hukum kelahiran. Dengan begitu semua orang (manusia) hidup yang dilahirkan ke alam dunia akan mempunyai dosa (karma), dan apabila tidak mempunyai karma maka tidak akan dilahirkan. Juga apabila tidak mempunyai karma berarti masih berbadan halus (alam kedewaan) dan yang berlaku adalah hukum sabda. Penjelmaan dzat hidup dari alam kedewaan ke manusia adalah melalui hukum-hukum kelahiran, jadi haruslah melewati perseteruan antara pri dan wanita. Mungkin kisah berikut ini bisa menjabarkan hal tersebut. Dan kala itu, ketika ibu masih gadis dan bapak masih jejaka, sebenarnya diriku sudah ada. Saya berada (bersemayam) di cipta rasa dan karsa dari kedua orang-tuaku, dan bisa disebut sebagai sir atau grenjet. Dan setelah bapak dan ibu mendapatkan sir selanjutnya sire bapak dan ibu membuahkan budi. Dan setelah itu bapak dan ibu menabur benih budi dan disemayamkan di jonoloko yang disebut guwo garbo (kandungan). Saya keluar dengan warna putih suci yang beasal dari warna cahaya merah, kuning dan putih, ya itulah yang disebut air mani (sperma), wadi, suksmo, roso, dzat yang maha suci. Telu-telune atunggal, yaitulah saya (hidup) kekal yang tidak mati, yaitu dzat dari Gusti Yang Maha Suci, dan akan membangun badan kasar di dalam guwo garbo ibu, sebagai rumahku untuk hidup di alam raya untuk menjalankan kewajiban hidup sebagai utusan dari Gusti Yang Maha Kuasa. Aku di dalam kandunga ketika berumur sebulan di dalam membentuk badan kasar itu, maka ibuku terus berhenti (tidak datang bulan) kemudian ibu akan selamatan bubur suro. Selanjutnya setiap tanggal 1 Suro maka para ibu-ibu akan membuatkan Bubur Suro. Bubur Suro ini merupakan beras biasa yang akan dihias dengan irisan cabe merah dan telor dadar berwarna kuning. Itu mempunyai arti: bahwa keadaanku (yang akan menjadi badan kasar) adalah berasal dari tiga macam warna, merah berasal dari sarinya api, kuning dari sarinya angin dan putih dari sarinya air. Dan pada waktu itu saya juga mendapatkan sarinya warna hitam yang berasal dari bumi yaitu makanan yang dimakan ibu dan meresap melalui tali plasenta (sumber makanan bayi). Ketika kandungan sudah berumur 2 bulan, maka wujud badan kasarku bisa dikatakan pating grendhul, maka dari itu kemudian diselamati dengan membuat jenang grendhul. Jenang grendhul ini juga dinamakan jenang sapar atau Saparan. Ketika kandungan sudah berumur 3 bulan, maka badan sudah berwujud. Maka sudah ada bagian kepala, bagian perut, bagian tangan, bagian kaki, bagian mata, bagian telinga, bagiaan hidung dan bahkan bagian kelamin sudah ada. Dan maka dari itu ketiga.tempat sudah terbentuk juga yang disebut: giriloko, indroloko dan jonoloko. Maka dari itu kemudian dibuatkan selamatan telonan yang berarti: kadaton yang tiga tempat itu sudah jadi, yaitu sebagai arah atas, tengah dan bawah (otak, hati dan kelamin). Lama setelah kandungan menginjak umur tujuh bulan, maka rumah yang dibilang cagak papat lawang songo sudah jadi dan komplit dengan segala ornamenya: tulang, sungsum, urat, darah, otot, kulit dan rambut (bulu). Maka dari itu kemudian dibuatkan tanda dengan selamatan tujuh bulanan (mitoni, lingkepan) yang mempunyai arti bahwa rumah yang tujuh warna atau bumi yang tujuh lapis itu sudah lengkap, yang keseluruhan berbunyi: bumi lapis pitu cagak papat lawang songo. Kandungan umur 9 bulan adalah sudah waktunya untuk lahir (mrocot), maka dibuatkan selamatan berupa: bubur procot, kue apam dan pisang. Selamatan tadi disebut dengan procotan lan megengan. Procotan yang mengandung arti agar kelahiranku kelak akan mudah tanpa suatu halangan apapun, dan megeng adalah ketika saya akan lahir ke dunia keluar dari perut ibu, maka ibu akan megeng (meregang) napas, dan selanjutnya setiap tanggal 1 Poso akan diadakan selamatan megengan. Hidup yang ada di badan kasar ini adalah bersemayam di telenging ati (pusat hati, ada yang mengatakan hati kecil), yang mempunyai kekuasaan untuk membuat baaik atau buruk bangunan rumah itu (jagad cilik). Dan setelah itu maka setiap 1 Syawal kan dibuatkan sego punar yang dinamakan syawalan. Artinya, saya sudah terpisah dari badan ibu (guwo garbo, kandungan) menjadi utusan Gusti dan berkewajiban menjalankan hidup di alam raya ini. Mulai dari awal kandungan hingga hari kelahiran ibu juga masih mempunyai kekuasaan untuk menyelamatkan badan kasar, dan begitu juga saya masih berkuasa dalam Trimurti. Dan setelah lima hari (sepasaran) kekuasaan yang ada di giriloko akan pindah ke sedulur papat limo pancer, yang berasal dari cahaya yang empat macam itu. Mereka akan bersemayam di telinga, hidung dan mulut, dan menguasai 7 pintu, maka kemudian disebutkan sebagai tujuh hari. Mereka mempunyai lima kekuasaan yang disebut sebagai panca indra, yaitu: indra pendengar, indra penglihat, indra pencium, indra pengucap dan indra perasa. Dan disebut sebagai pasaran limo. Setelah masuk kedalam kedaton roso (rasa) yang ada di indraloka dan bersemayam di hati-sanubari. Umur 35 hari (selapanan, dimana misalnya lahir hari Jum’at dan pasaran Legi maka hari itu adalah sama) kemudian dibuatkan selamatan selapanan. Mempunyai arti bahwa kekuasaanku yang kedaton ketiga itu sudah diambil-alih (selapi) oleh sedulur papat limo pancer. Seorang anak yang sudah berumur 105 hari (tiga selapanan) akan dibuatkan selamatan nasi tumpeng yang diberi nama telung lapan. Ini mempunyai arti: bahwa kekuasan yang telu-telune atunggal (cipta, rasa dan karsa) sudah dikuasai oleh pancaindra. Dan sejak saat itulah maka kekuasaan di tiga kedaton itu sudah tidak ada sama sekali, mulai dari Trimurti hingga bumi lapis tujuh semuanya sudah diakui oleh sedulur papat limo pancer, dan keadaanku makin merasuk kedalam makin dalam ada di pusat hati (telenging ati), dan rumahku sendiri sudah ditempati, dikuasai, diatur dan dijaga oleh saudara sendiri sedulur papat limo pancer. Seperti itulah keadaan rumahku yang harus hidup terbelenggu oleh saudara sendiri, dengan tempat yang sangat rumit, dan kekuasaan hanya tinggal bagaimana untuk menghidupi badan kasar ini, dengan tujuan hidup untuk memayu hayuning bawono, tetapi semua sudah hilang, dan pada akhirnya nanti harus dipertanggung-jawabkan di depan Gusti Kang Moho Kuwoso. SERAT SABDO JATI (Ronggowarsito) Megatruh: 1. Hawya pegat ngudiya RONGing budyayu / MarGAne suka basuki / Dimen luWAR kang kinayun / Kalising panggawe SIsip / Ingkang TAberi prihatos (Jangan berhenti selalulah berusaha berbuat kebajikan, agar mendapat kegembiraan serta keselamatan serta tercapai segala cita-cita, terhindar dari perbuatan yang bukan-bukan, caranya haruslah gemar prihatin) 2. Ulatna kang nganti bisane kepangguh / Galedehan kang sayekti / Talitinen awya kleru / Larasen sajroning ati / Tumanggap dimen tumanggon (Dalam hidup keprihatinan ini pandanglah dengan seksama, intropeksi, telitilah jangan sampai salah, endapkan didalam hati, agar mudah menanggapi sesuatu) 3. Pamanggone aneng pangesthi rahayu / Angayomi ing tyas wening / Eninging ati kang suwung / Nanging sejatining isi / Isine cipta sayektos (Dapatnya demikian kalau senantiasa mendambakan kebaikan, mengendapkan pikiran, dalam mawas diri sehingga seolah-olah hati ini kosong, namun sebenarnya akan menemukan cipta yang sejati.) 4. Lakonana klawan sabaraning kalbu / Lamun obah niniwasi / Kasusupan setan gundhul / Ambebidung nggawa kendhi / Isine rupiah kethon (Segalanya itu harus dijalankan dengan penuh kesabaran. Sebab jika bergeser (dari hidup yang penuh kebajikan) akan menderita kehancuran. Kemasukan setan gundul, yang menggoda membawa kendi berisi uang banyak) 5. Lamun nganti korup mring panggawe dudu / Dadi panggonaning iblis / Mlebu mring alam pakewuh / Ewuh mring pananing ati / Temah wuru kabesturon (Bila terpengaruh akan perbuatan yang bukan-bukan, sudah jelas akan menjadi sarang iblis, senantiasa mendapatkan kesulitas-kesulitan, kerepotan-kerepotan, tidak dapat berbuat dengan itikad hati yang baik, seolah-olah mabuk kepayang.) 6. Nora kengguh mring pamardi reh budyayu / Hayuning tyas sipat kuping / Kinepung panggawe rusuh / Lali pasihaning Gusti Ginuntingan dening Hyang Manon (Bila sudah terlanjur demikian tidak tertarik terhadap perbuatan yang menuju kepada kebajikan. Segala yang baik-baik lari dari dirinya, sebab sudah diliputi perbuatan dan pikiran yang jelek. Sudah melupakan Tuhannya. Ajaran-Nya sudah musnah berkeping-keping.) 7. Parandene kabeh kang samya andulu / Ulap kalilipen wedhi / Akeh ingkang padha sujut / Kinira yen Jabaranil Kautus dening Hyang Manon (Namun demikian yang melihat, bagaikan matanya kemasukan pasir, tidak dapat membedakan yang baik dan yang jahat, sehingga yang jahat disukai dianggap utusan Tuhan.) 8. Yeng kang uning marang sejatining dawuh / Kewuhan sajroning ati / Yen tiniru ora urus / Uripe kaesi-esi / Yen niruwa dadi asor (Namun bagi yang bijaksana, sebenarnya repot didalam pikiran melihat contoh-contoh tersebut. Bila diikuti hidupnya akan tercela akhirnya menjadi sengsara.) 9. Nora ngandel marang gaibing Hyang Agung / Anggelar sakalir-kalir Kalamun temen tinemu / Kabegjane anekani / Kamurahane Hyang Manon (Itu artinya tidak percaya kepada Tuhan, yang menitahkan bumi dan langit, siapa yang berusaha dengan setekun-tekunnya akan mendapatkan kebahagiaan. Karena Tuhan itu Maha Pemurah adanya.) 10. Hanuhoni kabeh kang duwe panuwun / Yen temen-temen sayekti / Dewa aparing pitulung / Nora kurang sandhang bukti / Saciptanira kelakon (Segala permintaan umatNya akan selalu diberi, bila dilakukan dengan setulus hati. Tuhan akan selalu memberi pertolongan, sandang pangan tercukupi segala cita-cita dan kehendaknya tercapai.) 11. Ki Pujangga nyambi paraweh pitutur / Saka pengunahing Widi / Ambuka warananipun / Aling-aling kang ngalingi / Angilang satemah katon (Sambil memberi petuah Ki Pujangga juga akan membuka selubung yang termasuk rahasia Tuhan, sehingga dapat diketahui.) 12. Para jalma sajroning jaman pakewuh / Sudranira andadi / Rahurune saya ndarung / Keh tyas mirong murang margi / Kasekten wus nora katon (Manusia-manusia yang hidup didalam jaman kerepotan, cenderung meningkatnya perbuatan-perbuatan tercela, makin menjadi-jadi, banyak pikiran-pikiran yang tidak berjalan diatas riil kebenaran, keagungan jiwa sudah tidak tampak.) 13. Katuwane winawas dahat matrenyuh / Kenyaming sasmita sayekti Sanityasa tyas malatkunt / Kongas welase kepati / Sulaking jaman prihatos (Lama kelamaan makin menimbulkan perasaan prihatin, merasakan ramalan tersebut, senantiasa merenung diri melihat jaman penuh keprihatinan tersebut.) 14. Waluyane benjang lamun ana wiku / Memuji ngesthi sawiji / Sabuk tebu lir majenum / Galibedan tudang tuding / Anacahken sakehing wong (Jaman yang repot itu akan selesai kelak bila sudah mencapat tahun 1877 S (1945 M). Ada orang yang berikat pinggang tebu perbuatannya seperti orang gila, hilir mudik menunjuk kian kemari, menghitung banyaknya orang.) 15. Iku lagi sirap jaman Kala Bendu / Kala Suba kang gumanti / Wong cilik bisa gumuyu / Nora kurang sandhang bukti / Sedyane kabeh kelakon (Disitulah baru selesai Jaman Kala Bendu. Diganti dengan jaman Kala Suba. Dimana diramalkan rakyat kecil bersuka ria, tidak kekurangan sandang dan makan seluruh kehendak dan cita-citanya tercapai.) 16. Pandulune Ki Pujangga durung kemput / Mulur lir benang tinarik / Nanging kaseranging ngumur / Andungkap kasidan jati / Mulih mring jatining enggon (Sayang sekali “pengelihatan” Sang Pujangga belum sampai selesai, bagaikan menarik benang dari ikatannya. Namun karena umur sudah tua sudah merasa hampir datang saatnya meninggalkan dunia yang fana ini.) 17. Amung kurang wolung ari kang kadulu / Tamating pati patitis / Wus katon neng lokil makpul / Angumpul ing madya ari / Amerengi Sri Budha Pon (Yang terlihat hanya kurang 8 hari lagi, sudah sampai waktunya, kembali menghadap Tuhannya. Tepatnya pada hari Rabu Pon.) 18. Tanggal kaping lima antarane luhur / Selaning tahun Jimakir / Taluhu marjayeng janggur / Sengara winduning pati / Netepi ngumpul sak enggon (Tanggal 5 bulan Sela (Dulkangidah) tahun Jimakir Wuku Tolu, Windu Sengara kira-kira waktu Lohor, itulah saat yang ditentukan sang Pujangga kembali menghadap Tuhan (24 Desember 1873)) 19. Cinitra ri budha kaping wolulikur / Sawal ing tahun Jimakir / Candraning warsa pinetung / Sembah mekswa pejangga ji / Ki Pujangga pamit layoti (Dari sananya memang tidak diterjemahkan) Ref: http://agungpambudi72.blogspot.com/
1 note · View note
admherlambang · 7 years
Text
Konstelasiku tentang Al Jinn
Surat Al Jinn, surat nomor 72 di dalam Al Quran, adalah surat yang dulu hanya sekedar ku baca tanpa memperhatikan informasi unik yang terkandung di dalamnya. Dulu aku hanya memahami bahwa hanya Al Quran saja kitab suci yang membahas khusus tentang jin, selain itu ada juga informasi tentang sihir dan dukun. Ketika liqo di masa SMA, pembimbingku  pernah menyinggung surat Al Jinn dan sempat membuatku tertarik mempelajari ruqyah dan akhirnya terhenti karena mungkin memang aku tidak punya bakat di situ. Waktu itu aku lebih antusias belajar konsep suluk jawa daripada yang lain, seperti apa itu naptu, pasaran, weton, rijal dino, nogo dino, sedulur papat limo pancer, kakang kawah lan adi ari-ari, mutih, pati geni, dan sebagainya.Simpulan awalku waktu itu, dari Al Quran kita dikasih tahu hal yang menurut era modern ini adalah hal yang klenik, mistis, dan di luar nalar dimensi makhluk manusia. Jin, makhluk hidup yang unsur bakunya dari api  tak berasap, ada pula yang menyebut api itu sebagai gas yang sangat ringan sehingga raga jin sangat dinamis, fleksibel, bisa berubah-ubah ukuran dan bentuknya.
Sampai suatu saat, entah mengapa aku menjadi antusias mengulang-ulang membaca surat Al Jinn itu secara rutin hampir setiap hari sambil menikmati makna uraian cerita tentang jin dengan alur cerita khas bahasa Al Quran. Mungkin gara-gara aku sudah mulai jenuh dengan ubo rampe hal-hal klenik yang  aku sendiri mual bila mendengar cerita-ceritanya dan ingin mencari paradigma lain. Lalu aku kembali lagi baca pelan-pelan kisah pada surat Al  Jinn. Intinya, kita ini hidup di dunia ini tidak sendiri. Kita ditemani atau hidup bersama makhluk tak nampak oleh pancaindera kita, yaitu jin. Jin memiliki tabiat seperti manusia, bisa taat atau ingkar dalam beriman, kuat lemah, cowok cewek, berbudaya, beranak, dan sebagainya. Intinya nuansa hidupnya seperti manusia pada umumnya. Kadang aku berpikir mungkin di dimensi ruang dan waktu jin ada juga sekolah, masjid, gereja, rumah sakit, polsek, koramil, pasar, mall, bioskop, film, musik, kerajaan, presiden, kewilayahan semacam negara, KTP, kaya miskin, barang mewah, acara infoteintment, perang saudara, dan lainnya sebagaimana seperti kita ini. Mungkin juga ada fenomena narsis, kuliner, fashion, kecantikan cinta alam, hijab menor, eksis di media sosial, bullying, kisah cinta, pacaran, kawin cerai, selingkuh, miss universe, dan lain-lain. Mungkin juga ada keprofesian seperti dokter, polisi, guru, tentara, maling, copet, atlet, artis, dukun, dan lain-lain. Tidak menutup kemungkinan, mereka juga memiliki teknologi untuk mempermudah pemenuhan kebutuhan mereka baik sandang, pangan, maupun papan.
Jin pada kewajarannya mampu melihat manusia bahkan masuk ke aliran darah manusia dan tak mungkin nampak di dimensi ruang dan waktu manusia, sedangkan manusia pada kewajarannya tidak mampu melihat jin atau merasakannya dengan panca indera yang lain. Artinya, manusia tidak bisa berkomunikasi secara langsung dengan jin. Analoginya, seperti kita tidak bisa komunikasi dengan bakteri yang menyebabkan kita diare. Lalu, apakah masih bisa kita bisa berkomunikasi dengan mereka secara langsung? Iya, dalam bentuk mukjizat dan hanya para nabi yang bisa dapat mukjizat. Seperti Nabi Sulaiman yang mampu menguasai bangsa jin bahkan level ifrit atau anak cucu iblis. Lalu di surat Al Jinn diceritakan bahwa manusia biasa bisa berkomunikasi dengan jin untuk saling memenuhi keperluan, walaupun ini sebenarnya tidak wajar atau lazim. Bagaimana caranya? Aku juga tidak paham, yang jelas ini bukan mukjizat. Mukjizat Nabi Sulaiman adalah menundukkan bangsa jin secara total, kalau manusia biasa seperti kita ini ya komunikasinya jelas transaksional. Gampangnya, transaksional berarti ada jual beli, untung rugi, atau upah yang harus diberikan kepada jin yang kita ajak komunukasi langsung. Surat Al Jinn juga menceritakan tabiat jin bahwa jin yang melakukan transaksi dengan manusia pasti cenderung merugikan manusia.
Aku coba pakai logika transformatif seperti ini. Selama ini, dari sisi manusia, orang-orang yang mengaku mampu berkomunukasi dengan jin adalah paranormal bukan? Taruhlah kita percaya dengan skill itu. Kita semua juga perlu paham SOP paranormal, orang pintar, atau dukun itu. Umumnya perlu tata cara tertentu untuk melakukan komunikasi langsung dengan jin, misal dengan mantra dan situasi khusus. Orang lain selain paranormal, sewajarnya tidak akan mampu berkomunikasi dengan jin secara langsung. Begitu pula dengan jin, sewajarnya mereka tidak bisa berkomunikasi langsung dengan manusia. Adapun bila ada jin yang mampu berkomunikasi langsung dengan manusia berarti mereka adalah kalangan jin praktisi yang berprofesi sebagai paranormal juga.  Itu hanya logika versiku. Tidak semua jin punya banyak waktu untuk mengusili atau mempermainkan manusia atau bahkan wasting time untuk komunikasi langsung dengan manusia. Ingat, jin sama seperti manusia, mereka juga punya kesibukan sendiri. Mereka perlu mencari nafkah untuk keluarganya, sekolah, dagang, bersih-bersih rumah, mencuci pakian, beribadah, bakti sosial antar jin, dakwah, masak, nulis paper, seminar, dan lain-lain. Seharusnya, waktu terlalu berharga untuk dibuang-buang mengusili manusia. Jadi, siapa yang selama ini mengusili manusia dalam bentuk penampakan, mimpi, bisikan jahat, dan lain-lain? Mereka adalah kalangan jin yang memang sangat nganggur sekali, pengangguran, atau memang spesialis atau hobi ganggu manusia. Mungkin juga di dunia jin ada profesi untuk penganggu manusia yang gajinya lumayan besar untuk menghidupi keluarga atau bayar angsuran kredit rumah mereka. Para jin butuh skill khusus atau minta bantuan paranormal dari kalangan jin untuk bisa berkomunikasi langsung dengan manusia, baik komunikasi melalui suara maupun interaksi fisik.
Kalau manusia bisa takjub dengan keindahan Al Quran, maka jin juga bisa takjub dengan Al Quran.Kalau manusia takut dengan jin, maka kondisinya juga sama bahwa jin juga takut dengan manusia. Kalau manusia berani dengan jin, maka kondisinya juga sama bahwa ada jin yang tidak takut dengan manusia. Tapi, asal muasalnya tidak bisa dibantah bahwa jin bahkan malaikat sekalipun diperintahkan oleh Allah agar hormat atau respect kepada manusia sebagai pengelola jagat fisik ini. Kalau ada jin yang tidak respect kepada manusia, maka dia tidak patuh pada ketentuan Allah. Namun, kita sebagai manusia juga tidak perlu congkak atau mengintimidasi jin gara-gara mereka harus respect ke kita.
0 notes
pusakadunia · 2 years
Text
Mustika Pesugihan Putih Janin Lelembut Pusaka Dunia
Mustika Pesugihan Putih Janin Lelembut Pusaka Dunia
Mustika Pesugihan Putih Janin Lelembut Pusaka Dunia Mustika Pesugihan Putih Janin Lelembut Pusaka Dunia merupakan batu akik yang memiliki energi alam murni. Mustika ini bukan hanya sekedar aksesoris belaka karena batu mustika ini di dapat dari penarikan alam ghaib dengan ritual khusus dan sarana khusus. Batu Mustika ini memiliki khasiat yang sangat akurat karena sebelum kami maharkan ( alih rawat…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
Text
Thought via Path
SANGKAN PARANING DUMADI ====================== SAKDURUNGE MANUNGSO DUMADI/UTOWO SAKDURUNGE MANUNGSO LAIR ONO ING ALAM NDONYO IKI Manungso iku durung duwe jeneng (asmo/asma/nami/nama/aran/juluk/tetenger) ateges durung ono (utowo ORA ONO). sak wise Manungso lahir/Dumadi ..lagi duwe jeneng (asmo/asma/nami/nama/aran/juluk) ateges ONO, yen mangkono Manungso iku asale ORA ONO banjur ONO lan mbesuk bakal bali ORA ONO maneh utowo (NIRWONO)/SAMPURNO . kawedar ndamel boso ngoko..supados saget dipun penggalih ..sedulur ingkang mboten saget kromo..inggil..pangapunten . DENE Syarat-Syarat'e kanggo bisane Anggayuh papan kang bakal tekan sejatine urip kang langgeng mau.ora ujare sopo-sopo nanging amung anetepi kawruh kang temen-temen lahir bathin di weruhi yo iku jeneng kaweruh,ateges temen-temen weruh jeneng kaweruh. syarat-syarat iku bener dudu bener tumrape Manungso..hananging bener tumrape (........) WONG JOWO ORA WANI NYEBUT ASMANE AMARGO NJANGKAR /ORA SOPAN...yo iku GUSTI KANG AKARYO JAGAT GUMELAR SAGUNG DUMADI. PANGERTEN BAB ROSO LAN ROS ROSING ROSO yoiku pirantine urip... ROS ROSING ROSO yoiku getetane tetenger (utowo pilah2 ing roso) tegese roso iki ,roso ngene,roso ngono,roso mau kabeh..kawengku ing roso sawutuh (ROSO SEJATI) ROSO SEJATI yoiku roso kang ora biso owah gingsir. pilah pilahing roso sarono ros rosing roso.....roso mau kabeh kelet lengket ing badan alus lan wadag.. conto..roso kecut ,legi ,pedes ,asin,getir ,pahit ,gurih ,lan liyane iku roso..ono ing rosone ilat,termasuk roso ing badan wadag.. ono ing kene krasan ono ing kono krasan ..ono ngendi2 krasan, semono ugo roso gething,roso tresno,gemes ,pegel ,dendam, susah,bungah,iku mau ono ing ROSONING ATI (manah) ROSO kojur,mujur,eling,lali,getun,iklash,welas asih,nelongso..puniko .ono ngendi-ngendi ono lan ugo kroso ing bathin/budi/angono iku kalebu ROSONING PIKIR rehne wis cetho kabeh ROS ROSING ROSO,conto yen jangane kurang asin..lha iki cukup ditambahi uyah,ora susah banjur pegel..lan yen pekoro jangan kurang uyah bae banjur pegel ,nesu,lan muring-muring..yo iki sing di arani durung weRUH (ngerti) marang ROS ROSING ROSO PANGERTEN BAB (REH MANGUKUT/WARONGKO MANJING CURIGO Tegese..REH MANGUKUT iku..JIWO angukut ROGO,JIWO angringkes badan wadag.yen samongso iki badan wadag ono ing njobo,jiwo ono ing njero.. HANANGING YEN KAKUKUT, SANG jiwo angringkes badan wadag lumebu sak jeroning JIWO, JIWO ing kene ateges badan alus,banjur linambangake WARONGKO MANJING CURIGO poro ahli kebatinan/kasampurnan podho nggayuh sing koyo mangkono iku..yen manungso wis mangerti bab REH MANGUKUT..wong mau keno diarani SARJONO /SUJONO..keno ugo diarani WONG SEPUH,LIR ING SEPUH./wongsepuh mau.. 1.sepi howo 2.sepi ing pamuring 3.sepi ing pepinginan 4. anane mung urip sak lumrahe manungso lumrah. (SEPI HOWO AWAS LORONING ATUNGIL/ATUNGGAL) "BAB TEMBUNG KEBATHINAN" Tegese:OLAH BATHIN/NGOLAH BATHIN..ingih puniko ngladi tumindak engkang sae sae..jumbuh..antarane tumindak lan pangucap jumbuh lair lan bathine supoyo manungso gesang iku biso sampurno uripe ono donyo aherat tansah tumindak samubarang kabecik an ninggal sekabehing laranganipun GUSTI ING MOHO SUCI. "BAB TEMBUNG NGELMU" NGELMU iku kelakone kanti lelaku ..ngono iku cetho banget lan wenteh. yen wis ngerti kudu di lakoni/ditindak ake,yen to ora banjur aran ORA KELAKON...ateges muspro ngelmune,kasare rembug ono unen unen PINTER CRITO NANGING TINDAKE CACAT ORA RUMONGSO..opoto sejatine ngelmu iku.? NGELMU yoiku..KAWERUH SESURUPANING BATHIN, Lha yen wis katindakake kudu kanthi mantepe budi,nelukake angkoro murko ninggal tindak kang sarwo olo. "BAB TEMBUNG GUSTI" GUSTI iku soko tembung bagus ati utowo (bagusing ati) ati kang bagus iku ati kang resik suci/dumunung ono hyang widhi (gusti kang akaryo jagat ) mulo manungso yen biso nyucek ake atine lurus tumindak e luhur budine ,temen suci,/resik. ateges biso njumbuhake lahir lan bathine yo iku sing di arani Manunggale Kawulo lan Gusti. "BAB GHAIB ING GUSTI" kang di arani tembung ghaib iku tegese sawijining barang kang SAMAR. barang kang samar iku tegese,sawijining barang kang ora keno di grayang nganggo tangan,kang ora keno di deleng nganggo mripat,kang di arani cedak tanpo senggolan wadoh tanpo wangenan,gedene sak mrico binubut. DUNUNGE TEMBUNG AKU LAN SIR A =ALLAH KU =KUASA SI =SIFAT ROHMAN R =ROHIM PANGERTEN BAB LORO 2 NING ATUNGGAL... tegese...loro nanging nyawiji.. dununge: ono ing jiwo lan rogo JIWO iku pindane GUSTI ROGO:iku pindane KAWULO manunggale kawulo lan gusti yo iku kang di arani LORO 2 NE ATUNGGAL temenan kang sinebut AMOR. "TELU NING ATUNGGAL (DUNUNGE) ONO " 1.tetenger:(jeneng/asmo/asma/nami/nama/aran/juluk/tetenger) 2.ingsun:(AKU)rogo wadag(rogo sawutuh) 3. urip: (ALLAH) SEMBAH ROGO: sembahing awak/rogo(utowobadan wadag) CONTO:sembahyang semedi SEMBAH CIPTO(KALBU):sembahe pikir/akal SEMBAH JIWO: sembahe mental,budi (karakter) SEMBAH ROSO: pirantosing gesang ingkang tansah wonten korban perasaan. KAWERUH BAB ONGKO 0 NGANTI 20 KANG ONO GANDENGE MARANG SIFAT 20 ONGKO 0 = nol ,tegese nunjuk ake yen kosong,lungguhe ono bocah cilik isih kosong durung duweni kaweruh/pangerten opo opo/wang -wung. ONGKO 1 = SIJI , tegese soko tembung isi lan aji (isine aji) dudu ajine mas picis rojo brono.nanging ajine DIRI PRIBADI, dununge wong kang becik diri pribadine bakal di aji 2 karo sak podo padane mulo siji lungguhe ono ing GUSTI soko tembung BAGUSING ATI sing mujudake ongko siji (1) iku ongko 0 (nol) utowo ujude ongko siji iku soko ongko nol. ONGKO 2 = (LORO), dununge ono bopo lan biyung,lungguhe isi donyo iku loro cacahe,ono bungah ono susah,ono rogo ono sukmo,ono awan ono bengi,ono lanang ono wadon..lan sakteruse. ONGKO 3 = (TELU) dununge manungso duwe sifat telung prakoro, URIP,ROSO,ROGO/GOLEK.NYEKEK,MATEK,tumrap bebrayan BOPO,IBU , ANAK. ONGKO 4= (PAPAT) , dununge.manungso due sedulur papat, 1. mutmainah rupane putih-banyu. 2.amarah rupane abang- getih. 3. supiah rupane kuning-angin. 4.aluamah rupane ireng- lemah. yen ono petungan keno ugo keblat papat. ONGKO 5-(LIMO) dununge ono keblat papat limo pancer/lungguhe yen ono toto lahir ono ing ZISIM lan sing mikul pendoso. ONGKO 6=(NEM) soko tembung= nemu dununge ono sedulur papat limo pancer 6,ono ing ayang2an , toto lahir ono ing wetan,kidul,kulon ,lor,duwur lan ngisor. ONGKO 7 =(PITU) lungguhe ono dino akad,senin,seloso,rebo,kamis,jum'at,sabtu /onone kulit,daging,balung,sungsum,otot,lan getih. ONGKO 8 =(WOLU) tegese ojo uwal marang barang kang sing perlu ,tamtunipun tindak ingkang sae sampun ngatos lirwa ake ,lungguhe ono SEWINDHU 8 wolong tahun (WALI WOLU). ONGKO 9- (SONGO) iku pangertene bayi iku topo ono guwo garbane ibu suwene 9 sasi (umumipun), lungguhe ono ing wali wolu songo tinari/tinutup. ONGKO 10=(SEPULUH) dumadi soko ongko 1 lan 0...ongko iki wis paring sasmito marang manungso yoiku kumpule kawulo lan gusti,kang diarani SILIH -SINILIHAN.tegese= urip yen ora nyilih/nganggo ROGO biso mobah mosik kasampar kasandung prasasat tanpo aji.semono ugo ROGO yen wis dioncati dening URIP yo yo wis ora mobah mosik,tanpo aji,terange maneh,ongko 1,(siji) yen ora nganggo ongko nol (0) ora biso muni ongko sepuluh. ONGKO 11=(SEWELAS) dumadine ongko sewelas paring pasemon marang kito naliko bopo lan biyung dadi temanten di jejerake/di temok ake. ONGKO 12 =(RO LAS) 1.SIJI tegese URIP 2. tegese lanang /wadon yo bopo yo biyung pangertene 12 (rong elas) UTOWO RONG IJI / URIP 1 SIJI ngerong ono / manggon ono wong 2 (loro)yo bopo biyung. Ongko 13= (telulas) tegese URIP iku nguripi telung prakoro, dununge 1.nguripi manungso. 2. nguripi kewan2. 3.nguripi wit witan lan jagad sak isine. ONGKO 14=(PAT BELAS) tegese URIP IKU NGURIPI PATANG PRAKORO. 1.NGURIPI BANYU. 2.NGURIPI GENI. 3. NGURIPI ANGIN. 4.NGURIPI LEMAH. ONGKO 15=(LIMOLAS) tegese URIP NGURIPI LIMANG PRAKORO. 1.NGURIPI KUPING.(PANGRUNGU) 2.NGURIPI MRIPAT.(PANDELENG) 3.NGURIPI IRUNG.(PANGAMBU) 4.NGURIPI CANGKEM/LAMBE (PANGRAOS) 5.NGURIPI ILAT(PENGECAP) ONGKO 16=(ENEM BELAS) tegese URIP NGURIPI 6 PRAKORO. 1.NGURIPI MUTMAINAH 2.NGURIPI AMARAH. 3.NGURIPI SUPIAH 4.NGURIPI ALUAMAH 5.NGURIPI AYANG-AYANGAN 6. NGURIPI WUJUD GLEGER. ONKO 17 = (PITULAS) tegese URIP NGURIPI 7 PRAKORO. 1.NGURIPI WULU 2.NGURIPI KULIT 3.NGURIPI DAGING. 4.NGURIPI BALUNG. 5. NGURIPI SUNGSUM. 6. NGURIPI OTOT. 7. NGURIPI GETIH. ONGKO 18 -(WOLU LAS) tegese URIP IKU NGURIPI WALI 8 KAJOBO NGURIPI ROGONE UGO NGURIPI KALUHURANE/ASMANE. contone... nganti sak iki isi NGGONDO ARUM KALUHURANE LAN ASMANE. buktine nganti sak iki akeh wong kang podo sujud sumungkem ono ing PASAREANE. koyo ngono iku contone yen titah iku biso ngemong marang URIP KANG SEJATI. ONGKO 19 = ( SONGO LAS) ateges URIP IKU NGURIPI 9 PRAKORO. 1.NGURIPI KUPING......................... 2.(LORO). 2.NGURIPI MRIPAT.......................... 2 (LORO) 3.NGURIPI BOLONGAN IRUNG.... 2 (LORO) 4.NGURIPI LESAN ............................1 (SIJI) 5. NGURIPI DUBUR.......................... 1 (SIJI) 6. NGURIPI WADI.............................. 1 (SIJI). .------------ JUMLAH...............................................9 (SONGO) ONGKO 20 =(RONG PULUH?YO SIFAT RONG PULUH tegese.. URIP IKU NGERONG ONO BOPO LAN BIYUNG WONG LORO KANGGO NGERONG URIP 1 (SIJI) DADI LORO LORONING ATUNGGAL TOTO LAIR ONO ING KONO MULO IKU JEJERE MANUNGSO KENO DI ARANI (SASTRO JENDRO YUNINGRAT) . (SASTRO JENDRO YUNINGRAT) tegese TULISING GUSTI KANG CETHO DUMUNUNG ONO WUJUD ING MANUNGSO LANANG LAN WADON.MULO MANUNGSO BISANE NGGAYUH BUDI LUHUR/RAHAYUNING WIWITAN LAN PUNGKASAN,SENAJAN MANUNGSO IKU DIWENANG AKE DUWE KAREP NGGAYUH DONYO BRONO KUDU MANUT MARANG KRENTEG KE ATI KANG RESIK ,BISO O NGEMONG URIP KANG SUCI, NULI BISO SAMPURNO LAIR LAN BATHINE. BAB SEDULUR PAPAT LIMO PANCER 1. MUTMAINAH : lungguhe ono djantung wujude arupa banyu rupane putih wateke suci tur temen lawange ono IRUNG irung kuwi perangone awak kang temen dewe conto: ono wong goreng gerih.mripat dulung weruh nanging irung wis weruh,,buktine mambu.yen dinyatakke jebul yo nggoreng gerih temenan.ewo semono isih biso goroh. conto: trasi ambune ora enak nanging yen di pangan rasane enak,buktine di butuh ake wong akeh. conto maneh: kembang iku ambune wangi nanging yen di pangan rasane pahit. 2.AMARAH :lungguhe ono empedu (peru) wujude getih ,rupane abang wateke,keras ,angkoro murko/brangasan,lawange.ono.ing kuping.katerangane manungso biso ngrasakake olo l;an becik.margo duwe kuping ,manungso duwe karep olo lan becik margo soko doyone GETIH sebab getih kang gawe mobah mosike karepe manungso. mulo manungso tanp[o getih abang kahanan jagadora bakal rame koyo kang kito lungguhi sak iki. 3.SUPIYAH: lungguhe ono pusuh.wujude angin rupane kuning,wateke nggugu kasenengan utowo ngumbar HOWO NAFSU lawange ono ing mripat.mulo mripat iku keno di arani lanange jagad. mripat kanggo deleng barang gumelar, mulo manungso duwe roso pengen margo mripate weruh,supiah lawangane ono mripat wujude angin kang metu soko IRUNG. 4. ALUAMAH :lungguhe ono ing waduk dene waduk iku gedonge panganan.yen usus gedonge kotoran.ALUAMAH Wujud lemah rupane ireng .wateke seneng ngrasak ake panganan sing enak2 butuhe mung seneng/lan enak2 lawangane ono ing CANGKEM mulo biso ciloko yo soko cangkem soko tembunge dewe.mulo CANGKEM duwe teges: CANCANGEN SUPOYO MINGKEM, tembung olo lan becik iku manggone podo wae mulo tinimbang guneman tembung sing olo olo aluwung sing becik2. 5.DJANGKEPE 5.LIMO yo iku sing di arani URIP KANG NGURIPI PATANG PRAKORO ,KANG KASEBUT ING DUWUR utowo sing di arani sedulur papat(4) kalimo pancer yoiku pancere ono ing URIP KATERANGANE:MUTMAINAH,AMARAH,SUPIYAH,ALUAMAH ..kabeh di wengku deening URIP. KEBLAT PAPAT(4) LIMO (5) PANCER ING TOTO LAHIR manungso duwe tangan tengen manungso duwe tangan kiwo manungso duwe sikil tengen manungso duwe sikil kiwo kang kalimo(5) yoiku gembung: kang di arani a.BAITUL MAKMur B.BAITUL MUKAROM (MUHARAM) C, BAITUL MUKADAS (MAQDIS) TETELU MAU keno di arani TELU TELU NING ATUNGGAL. ********************1******************* – Read on Path.
0 notes
pusakadunia · 5 years
Text
Mustika Khodam Pendamping 5 Penjuru
Mustika Khodam Pendamping 5 Penjuru
Mustika Khodam Pendamping 5 Penjuru
Mustika Khodam Pendamping 5 Penjuru merupakan mustika bertuah yang memiliki pamor sangat unik dan langka, mustika ini biasa di sebut juga dengan nama mustika sedulur kembar/sedulur papat limo pancer. Selain itu mustika tersebut salah satu mustika yang paling diburu banyak orang.
Keterangan Mustika.
Produk Jenis ini bernama Batu Gambar . Produk jenis ini…
View On WordPress
0 notes