Tumgik
vrmdlng · 2 years
Text
i wanna talk to my mom and tell her that i'm not okay, that i'm afraid of the future and getting older, that things are getting harder, that i still need her.
2 notes · View notes
vrmdlng · 3 years
Photo
Tumblr media
12K notes · View notes
vrmdlng · 4 years
Text
Tumblr media
475 notes · View notes
vrmdlng · 4 years
Text
life updates (again), 21/8 2020, 10:46 pm
hi, there. it’s me, of course.
honestly, i don’t know how to start this paragraph. i’m so confused about everything lately, like literally everything. life’s so strange. 
if august was a person, probably he’s that kind of person who makes me smile and happy today, then cry on the other day, and it goes over and over again. it feels like my life is a series of unfortunate events. 
i got rejected most of the times. it makes me feel unworthy for everything that i want to pursue, because it seems like those things are too shiny, too bright, too big for me. i’m too ordinary, i don’t feel like i have something to be proud of, i don’t have any achievements as proof.
several months ago, i said i don’t want to overthink about anything that will happen to me today. i can’t. how am i supposed to be happy when i faced failures repeatedly? sometimes, disappointment is just inevitable.
those things make me second guessing myself. 
sometimes, i also lost faith in myself. i don’t know where to go. i don’t know anymore what to believe at a time like this.
0 notes
vrmdlng · 4 years
Photo
Tumblr media
633 notes · View notes
vrmdlng · 4 years
Text
5/5 2020 life updates
dear me in the next few months,
how are you? how’s life? i hope you’re doing great. well, i just wanna write some thoughts and what i feel recently. 
today is ramadan day 12, i write this at 1:52 am, i woke up from my sleep last night and decided not to go back to sleep because i’m afraid that i’m going to late to wake up for suhoor.
this ramadan is literally different from the usual, because of the coronavirus outbreak. we can’t do the tarawih in mosque (eventho i always do it at home by myself), i can’t meet my friends to do iftar together, and other restrictions that we have to do to prevent the wider spread of covid-19.
but, you know, what i miss the most is when my friends & i share some foods to those in need while waiting for iftar time. i miss the moments and my friends as well.
i miss my mom when she used to wake me up for suhoor, serve our family with the dishes she made, and make me a glass of milk. this is the fourth year i’m fasting without her. i still remember how she would wake up at 3 am to cook for suhoor, i miss the sound of the kitchen utensils she uses while cooking.
by the way, all these coronavirus things really stressed me out. i’m afraid to read the news about covid-19 in indonesia, so i’m trying to avoid it. don’t even know when will these things get better, but i really hope that it’s as soon as possible.
in the next few months i will have some university entrance exams, and whatever the result is, i don’t want to overthink about it. i’ll just do whatever i have to do, life must go on. i don’t want to compare myself anymore about achievements that others might have but i don’t. because, i think, it’s okay to be ordinary, there’s nothing wrong about it. i just wanna live my life the way i want, without stress and worry about the future. i just want to be happy & grateful for every single thing i have.
0 notes
vrmdlng · 4 years
Text
random thoughts
makin dewasa kok rasanya hidup makin berat. banyak hal-hal kecil yang sebetulnya gak perlu dipikirkan, tapi nyatanya tetep aja teringat terus di otak. makin dewasa juga aku ngerasa jadi gampang sakit. entah itu pusing, pegel-pegel, dan sakit-sakit lainnya. masih muda kok udah kayak jompo rasanya.
kadang tuh ya, kalo lagi di kamar sendirian, aku suka mikir: kenapa kok aku gini-gini aja ya? sedang temen-temenku yang lain udah pada mulai lari, lah aku masih di garis start aja.
kadang kalo imajinasi lagi ga karuan, ngayalnya suka kelewatan. pengin kuliah s1 di luar negeri lah, dapet beasiswa lah, ikutan student exchange/summer course/volunteer, traveling keliling dunia, kuliah lagi s2 di wageningen uni., kerja di tempat yang bisa bawa manfaat buat banyak orang, dan tentunya masih banyak yang lain. tinggi juga ya mimpiku? kadang itu yang bikin aku takut. takut gagal, takut akan ekspektasi yang sudah dipasang sendiri.
sebetulnya aku pengin banget nerima segala kekurangan yang aku punya, sekalian juga sama mimpi-mimpi tinggi yang entah akan tercapai atau engga tadi. tapi, nyatanya mencintai diri sendiri emang ga gampang. aku masih belajar, masih cari caranya gimana.
sebetulnya juga, harapanku banyak, tapi untuk saat ini aku pengin banget dikelilingi sama hal-hal, orang-orang, dan lingkungan yang bisa bikin aku makin cinta sama diri sendiri, yang bisa bikin aku merasa nyaman, yang bisa ngingetin aku untuk selalu bersyukur. lagi-lagi, aku masih mencari. semoga segera ketemu ya. semoga.
0 notes
vrmdlng · 5 years
Quote
But they plan, and Allah plans. And Allah is the best of planners.
Quran 8:30
Favorite Quranic Verse Of @mehlaniin
(via islam-reflections)
258 notes · View notes
vrmdlng · 5 years
Text
kadang takut gagal kayaknya sah-sah aja, selalu ada waktu yang tepat, asalkan ga nyerah gitu aja sih. jadi, paling engga ya coba dulu aja, kalo pun nantinya gagal ya gapapa, at least gagalnya ga sia-sia.
huhu aslinya ini gua lagi menyemangati diri yang kemaren-maren gagal mulu nentuin pilihan, semoga ke depannya dikasih jalan terang, amin.
0 notes
vrmdlng · 5 years
Text
Tumblr media
I don’t want to leave :(
124 notes · View notes
vrmdlng · 5 years
Text
“A person came to Messenger of Allah (ﷺ) and asked, “Who among people is most deserving of my fine treatment?” He (ﷺ) said, “Your mother”. He again asked, “Who next?” “Your mother”, the Prophet (ﷺ) replied again. He asked, “Who next?” He (the Prophet (ﷺ)) said again, “Your mother.” He again asked, “Then who?” Thereupon he (ﷺ) said,“ Then your father.””
— Al-Bukhari 
71 notes · View notes
vrmdlng · 5 years
Photo
this scene tho 😂
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Precious little Seung Jae 
2K notes · View notes
vrmdlng · 6 years
Text
Ever just pause for a minute and wonder how nice it would be just to leave everything and go away?
Imagine sitting in Masjid Nabawi, such a simple and a peaceful life.
318 notes · View notes
vrmdlng · 6 years
Text
💕
Rahasia Langit
Tentang doa-doa kita di penghujung sujud itu, kiranya kita tidak perlu ingin tahu tentang langit manakah yang akan bergetar karenanya. Boleh jadi langit di atas ruang di sebuah sudut kota, langit musim lain di negara tetangga, atau mungkin langit di atas atap kita sendiri yang tak pernah kita cermati. Biar, biarlah itu jadi urusan-Nya: pemilik langit, samudera, negara, dan alam semesta. Sebab, ada rahasia langit yang akan tetap menjadi rahasia, hingga waktunya tiba. Kita hanya perlu terus memastikan bahwa kita tidak putus melangitkan doa, meski lirih, meski pelan-pelan.
Tentang cerita-cerita yang setiap baitnya menjelma selaksa doa, kiranya kita tidak perlu ingin tahu tentang kapan kita bisa berhenti menceritakannya sebab ia telah sampai pada ujungnya. Boleh jadi hari ini, besok, lusa, atau dalam satuan waktu yang tak mampu kita terka. Biar, biarlah itu menjadi urusan-Nya: pemilik dan pencerita terbaik di seluruh jagad alam raya. Sebab, ada rahasia langit yang akan tetap menjadi rahasia, hingga waktunya tiba. Kita hanya perlu terus memastikan bahwa kepada-Nyalah kita memulangkan setiap harap dan cita-cita, bukan kepada manusia; meski tertatih, meski terbata-bata.
Tentang setiap doa dan cerita yang berputar dan terucap berulang-ulang, kiranya kita tidak perlu ingin tahu tentang bagaimana akhirnya. Boleh jadi sesuai dengan apa yang pernah kita terka, sebaliknya, atau bahkan justru berubah menjadi sebuah cerita baru yang tak pernah kita duga. Biar, biarlah Dia menunjukkan dan menuntun kita pada apa yang menurut-Nya baik dan membahagiakan. Sebab, ada rahasia langit yang akan tetap menjadi rahasia, hingga waktunya tiba. Kita hanya perlu terus memastikan bahwa tak ada yang tersampaikan dalam doa dan cerita selain doa-doa baik sejak awal sampai akhirnya, meski dalam bisik, meski tak terdengar suaranya.
Ada rahasia langit, yang entah bagaimana kita bisa mengetahuinya; dan kita hanya perlu mengetuk bumi dengan sepenuh yakin dan percaya  :”)
341 notes · View notes
vrmdlng · 6 years
Text
Cekat, bukan Sekadar Cepat
“Kecepatan gerak adalah kunci dari pembebasan, seluruh sumber daya yang kita miliki harus dikumpulkan secara cepat, diorganisir dengan tepat, agar bisa memberikan pukulan mematikan bagi musuh!”
–Sultan Muhammad Al-Fatih
Saat itu, medio tahun 1451, Muhammad bin Murad, Sultan Dinasti Utsmani bertolak dari Ibukota Utsmani di Asia; Bursa, menuju ibukota kerajaan Islam Utsmani di Eropa, Edirne –yang sebelumnya bernama Adrianopel. Ia baru saja menerima amanah menjadi Sultan bagi Kesultanan Utsmani yang besar meraksasa. Tahun-tahun itu akan jadi pekerjaan besar baginya, karena mimpi besar kaum muslimin selama 860 tahun akan ia laksanakan; menaklukkan Konstantinopel.
Saat itu, kekuasaan Kekhalifahan Utsmani mencakup wilayah raksasa yang membentang dari Anatolia di kawasan Asia, dan berujung di Kawasan Balkan Benua Eropa, sedangkan di tengah-tengahnya ada Kota Konstantinopel yang saat itu belum bisa sedikitpun ditembus. Dua benua dalam satu kuasa, bukan hal yang mudah, kawan. Setiap orang yang ingin menyebrang dari Bursa menuju Edirne di Eropa, harus melewati lautan luas Selat Dardanela, dan sayangnya lautan itu dalam kekuasaan Orang-orang Italia. Seperti biasa, cara itu mereka lakukan untuk membenamkan kekuasaan Muslim di tanah Eropa.
Termasuk Sultan sendiri. Saat hendak menyeberang, di tengah perjalanan kapan Sultan Muhammad dihadang kapal-kapal perang Italia, hal itu membuat beliau terpaksa menyebrang dari Selat Bosporus yang memakan waktu lebih lama dibanding jika menyeberang lewat Selat Dardanela. Maka dari itu, beliau memasukkan masalah ini dalam daftar teratas dari deretan masalah yang harus diselesaikan sepeninggal ayahnya, Sultan Murad II.
Di tengah perjalanan melalui Selat Bosporus, Sultan Muhammad melihat benteng peninggalan leluhurnya, Sultan Bayazid. Namanya Anadolu Hisari. Benteng di bibir Bosporus bagian Asia yang gagah setinggi 25 meter ini dibangun 1393-1394 oleh Bayazid I. Selat Bosphorus nampak membelah Asia dan Eropa, sementara Anadolu Hisari berada di bagian Asia. Jika hanya ada satu benteng saja, dan itu berada di Asia, maka fungsinya tak akan signifikan. Harus ada sebuah benteng baru dan kuat yang dibangun di Eropa berhadapan lurus dengan Anadolu Hisari, agar penyebrangan dari Asia ke Eropa berjalan lancar dan aman.
Juga, selama ini, Orang-orang Venesia dan Genoa banyak mengekspor senjata, makanan, mesiu, dan beberapa logistik perang lainnya ke Konstantinopel lewat Selat Bosporus. Maka, jika ada benteng baru dibangun di kawasan Eropa, berhadapan langsung dengan Anadolu Hisari di Asia, suplai makanan dan senjata dari Genoa dan Venesia akan tersumbat. Ibarat nadi, maka dua benteng itu menjadi pemutusnya, memutus secara total.
Satu hal yang Sultan Muhammad pikirkan; bagaimana membuat benteng itu, sementara letaknya ada di kawasan Utsmani bagian Eropa?, musuh bisa menyerang kapan saja, apalagi jaraknya ke Konstantinopel tidaklah jauh. Sangat beresiko jika membuat benteng itu dengan perkiraan waktu yang biasa saja. Tapi jika tidak dilaksanakan, masalah ini akan makin runcing dan berujung semakin kuatnya Konstantinopel walaupun diserang ribuan kali. Harus ada solusi besar agar proyek besar ini terlaksana.
Akhirnya, dalam perjalanan itu Sultan Muhammad memutuskan akan tetap membuat Benteng megah itu, di Eropa. Proyek besar itu, jika berhasil akan memengaruhi banyak hal; akan menambah izzah Kaum Muslimin, akan menghambat Suplai makanan dan Logistik Perang dari Laut Hitam ke Konstantinopel, dan yang paling dinanti-nanti; akan menjadi markas besar pasukan Utsmani meluncurkan serangan ke Konstantinopel. Satu syaratnya; Cekatan! Harus Cepat dan tepat. Jika hanya mengandalkan cepat saja, memang bisa jadi benteng itu bisa berdiri, namun mudah roboh tak kokoh pasaknya.
Cepat dan tepat. Sesampainya beliau ke Edirne –Ibukota Kesultanan Utsmani di Eropa-, dikumpulkanlah para Arsitek, Ahli Bangunan, Geografer, Geolog dan Para Ahli Militer. Sampai-sampai beliau mengundang Arsitek Italia yang non-muslim untuk merencanakan pembangunan Benteng ini, secepatnya, setepatnya.
Beliau tak hanya sekedar mengumpulkan. Bahkan rancangan kasar benteng telah dibuatnya sendiri jauh-jauh hari. Didatangkan olehnya berbagai bahan bangunan, mulai dari tembaga, kapur, besi, timah, dan beton terbaik dari penjuru negeri Utsmani. Diumumkannya proyek besar ini ke seluruh sudut negeri, mengutus duta-duta dan utusan untuk mengabarkan kaum muslimin bahwa Sultan akan membuat benteng kokoh di hadapan Anadolu Hisari. Sesegera mungkin beliau kumpulkan para pekerja cekatan dan seluruh ahli bangunan.
Cepat dan Tepat. Pada awal 1452, telah terkumpul banyak bahan bangunan dan 5000 pekerja ahli dari saentero negeri di Edirne. Kabar ini begitu mengagetkan Kaisar Constantine XI di pusat Konstantinopel. Rakyat pun terbelalak dan takjub betapa ringkasnya gerakan Sultan dan betapa cepatnya segala keperluan dikumpulkan.
Kaisar Constantine tak membiarkan hal itu terjadi. Segera setelah itu, ia mengirimkan surat berisi ancaman agar Sultan Muhammad tak membuat benteng itu. Dilayangkannya juga pesan bahwa dahulu leluhurnya Sultan Bayazid pun sebelum membangun Anadolu Hisari meminta izin terlebih dahulu dari Kaisar.
Apa jawaban Sultan Muhammad? Ia menjawab surat itu dengan jawaban memukau, “Apapun yang ada di dalam Kota Konstantinopel yang dilindungi temboknya maka itu adalah miliknya, selebihnya dari tembok itu maka ia tidak memiliki apapun! Bila saya ingin membangun benteng di tempat itu maka Konstantinopel tidak dapat menghalangiku. Pergi dan katakan kepada Kaisar kalian hal ini, ‘Sultan yang sekarang memimpin tidaklah sama seperti sultan sebelumnya. Apapun yang tak dapat mereka capai, dapat dia capai dengan mudah dalam sekejap; dan segala sesuatu yang tidak mereka inginkan, dia akan lakukan. Orang berikutnya yang datang dengan tujuan seperti ini maka tidak akan pergi dalam keadaan hidup!’”
Cepat dan Tepat. Pada 15 April 1452, proyek besar itu dimulai. Sultan Muhammad langsung yang memimpinnya. Bersama para menteri dan pekerja terbaiknya, Benteng itu dibangun secepat mungkin. Sultan Muhammad mengkombinasikan antara hadiah dan hukuman dalam setiap waktu penyelesaian benteng, agar setiap pekerja termotivasi dan terpacu untuk memberikan kinerja terbaiknya. Beliau juga memasang target kapan dan bagaimana pekerja harus menyelesaikan bangunan benteng setiap harinya. Kepada Arsiteknya, Muslihuddin, Sultan merincikan dimana letak menara, bagaimana postur bangunan dan jarak masing-masing menara.
Kengerian. Kengerian melanda rakyat Konstantinopel ketika mereka melihat ke utara. Dari tiada menjadi bangunan raksasa. Mereka begitu ngeri sekaligus takjub, bagaimana mungkin Sultan Muhammad dan pekerjanya membangun Benteng besar dan gagah dengan kecepatan yang sulit ditandingi Arsitek dan pekerja manapun. Ya, kecepatan dan ketepatan itu membuat dunia merinding, seakan-akan Orang-orang Muslimin Turki tak punya rasa lelah.
Tumblr media
Apakah pembangunan aman-aman saja? tidak, Constantine mengirim beberapa gerombolan pengacau dan kapal-kapal perang untuk menakut-nakuti kaum muslimin yang sedang melakukan konstruksi Benteng. Namun jauh sebelum itu Sultan Muhammad –dengan ketepatan taktiknya- telah membariskan armada lautnya di perairan Marmara dan juga membentuk garis penjagaan di Selat Dardanela hingga kapal-kapal Genoa dan Venesia pun sulit menembusnya.
Cepat dan Tepat. Kawan tahu kapan benteng besar ini selesai dibangun? Dengan penuh ketakjuban, Para Sejarawan menuliskan bahwa Benteng ini selesai dibangun pada tanggal 31 Agustus 1452. Apakah bentengnya kecil? Bailklah jika kau masih ragu, benteng ini berdiri di atas tanah seluas 31.250 meter persegi, dengan 3 menara utama yang tingginya kisaran 22-28 meter, disusul 14 menara penjaga dengan ketebalan dinding sekitar 5-7 meter! Dari 15 April 1452 sampai 31 Agustus 1452. Hanya 4 bulan 15 hari, benteng besar yang kata Sejarawan asal Yunani, Kristovoulos “lebih mirip kota kecil daripada benteng” itu selesai dibangun, mengalahkan kemegahan Anadolu Hisari buatan Sultan Bayazid dari 1393-1394 yang hanya punya beberapa menara setinggi 25 meter.
Dengan kecepatan memutuskan, kecepatan mengorganisir, kecepatan memaksimalkan waktu, dan ketepatan taktiknya, Sultan Muhammad telah membuat karya besar yang menggetarkan Eropa, terlebih bagi Konstantinopel. Benteng raksasa ini diberi nama Bogazkesen, artinya Pemotong Selat. Namun orang lebih mengenalnya dengan nama ‘Rumeli Hisari’ atau ‘Benteng Romawi’, karena benteng itu dibangun di wilayah yang dekat dengan Konstantinopel.
Wajar saja Sultan Muhammad pernah menuangkan prinsip kecekatannya pada pasukannya, dari salah satu orasinya, ”Kecepatan gerak adalah kunci dari pembebasan, seluruh sumber daya yang kita miliki harus dikumpulkan secara cepat, diorganisir dengan tepat, agar bisa memberikan pukulan mematikan bagi musuh!”
Semenjak benteng itu berdiri, saat itu pula kapal-kapal yang datang dari arah utara –laut hitam- dikenakan biaya tol ketika melewati Rumeli Hisari di kanannya dan Anadolu Hisari di kirinya. JIka kapal-kapal itu bersikeras tak mau membayar pajak, maka di setiap menara penjaga telah terpasang meriam besar yang dapat menembakkan peluru seberat 300 kilogram. Siap membabat lambung kapal sampai terserak di lautan. Hal ini dilakukan untuk memutus suplai senjata dan peralatan perang hingga Konstantinopel siap untu dibebaskan dari cengkraman Byzantium.
Cepat dan tepat. Itulah sifat yang sampai hari ini menjadi cirikhas dari Sultan Muhammad Al-Fatih, yang pada tanggal 29 Mei 1453 berhasil membebaskan Kota Konstantinopel setelah mengepungnya 57 hari lamanya. Beliau bukanlah sekadar Agents Of Change, lebih dari itu, beliau adalah Producer Of Change, Yang memproduksi aneka perubahan besar di waktu mudanya hingga wafatnya. Ya, kecepatan dan ketepatan adalah hal mutlak bagi Penggagas Perubahan.
Cepat. Cepat menerka kejadian, cepat mengalisa keadaan, dan cepat mengambil tindakan. Ada kisah seorang Da’i yang ditugaskan berdakwah di pelosok Papua. Pertama-tama ia mengajak masyarakatnya dengan cara yang biasa saja, memanggil untuk sholat, mengajak untuk masuk Islam, mengenalkan cara berpakaian yang baik, dan cara-cara lainnya yang biasa. Namun hal yang terjadi sungguh diluar perkiraannya. Masyarakat yang berpakaian saja masih menggunakan –maaf- koteka malah mengancam akan membunuhnya dan membakarnya hingga tak ada sisa.
Semakin Da’I itu mengajak salah satu masyarakat disana untuk masuk Islam, mereka makin marah, mengancam kehidupannya dan menuduhnya yang bukan-bukan. Nah, Da’i ini Alhamdulillah tidak terlambat untuk menerka keadaan sebenarnya. Ia mulai menganalisa masyarakat pedalaman Papua ini, melihatnya semakin dalam. Dan itu tak bisa dengan gayanya sekarang.
Kecepatan dan ketepatan. Da’i itu –dengan ketepatannya- berusaha membiasakan dirinya terlebih dahulu dengan masyarakat sekitar, dengan cara : berpakaian seperti mereka. Makan seperti mereka, dan berbudaya seperti mereka, tanpa menyimpang dari Syariat. Bagiamana lagi?, memang begitu konsekuensinya. Jika tidak menyadari hal itu dari awal, mungkin sudah jadi abu badannya.
Hari demi hari dilaluinya semakin terbiasa. Kini ia bisa berdialog dengan beberapa anggota masyarakat di pedalaman Papua itu, namun jika terus begini, ia akan tertahan disini tanpa ada hasil apa-apa. Langkah selanjutnya adalah; bagaiamana agar masyarakat masuk Islam, tanpa harus ada pertumpahan darah. Cepat dan tepat, maka ia cari sebab-sebab kepada apa masyarakat taat, di saat bagaimana masyarakat mudah menerima perkataan, dan kepada siapa mereka mengadukan masalah mereka.
Kepala Suku; itu jawabannya. Sang Da’i, masih dengan pakaiannya yang menyerupai penduduk asli walaupun tak sama, dengan berbekal kecepatannya belajar beberapa kalimat suku Asli, dan dengan ketepatan strateginya, menemui Kepala Suku mereka. Awalnya hanya datang dan mengutarakan masalah. Kedua, ketiga, datang mencari hal yang paling Kepala Suku menyukainya. Setelah benar-benar matang, ketika relasi antara Sang Da’i dan Kepala Suku telah erat, barulah ia jelaskan Islam pada Sang Pimpinan, menjelaskannya pelan-pelan, ia jelaskan hal-hal yang indah, tentang Surga dan kenikmatannya, tentang BIdadari dan Istana di Surga bagi yang beriman.
Di Akhir cerita, atas karunia Allah yang Mahabesar, Sang Da’i berhasil mengajak Pemimpin Suku untuk masuk Islam. Berita ini terdengar oleh masyarakat sampai sudut-sudutnya. Yang mereka yakini adalah ketika pemimpin mereka melakukan ini, mereka akan melakukannya. Ketika pemimpin mengatakan itu, mereka melaksanakannya. Sekarang mereka dapati Sang Kepala Suku telah memeluk Islam, maka sebuah kelaziman bagi mereka untuk sama-sama memeluk agama yang dianut pemimpin mereka, semuanya, seluruhnya. Islam.
Cepat dan Tepat. Setelah keislaman Kepala Suku, Sang Da’i langsung berkomunikasi dengan Majelis Dakwah Pusat di Jakarta dan meminta rekomendasi untuk memberangkatkan Kepala Suku pergi Haji ke Makkah Al-Mukarromah. Setelah melalui proses penyampaian ilmu pada Masyarakat, Sang Kepala Suku yang telah lebih dahulu mendalami Islam mendapat kesempatan untuk menunaikan Ibadah Haji. Masyarakat begitu antusias mengiringi keberangkatan Pemimpinnya. Begitupula Sang Da’i. Yang ia yakini, setelah kepulangannya dari Haji, akan makin kokohlah keislaman Sang Kepala Suku.
Dan itu terbukti, tepat. Setelah 4 tahun berkontribusi dalam penyebaran Islam di tanah pedalaman Papua itu, sebagian besar penduduk telah memeluk Islam. Kecepatan dan ketepatan perhitungan Da’i dan tentunya pertolongan Allah, telah menjadikan proyek besar itu begitu mengangumkan dan begitu indah ketika terselesaikan. Kecepatan dan ketepatan, hal itu akan lahir dari hati yang penuh keyakinan akan pertolongan Allah.
Kisah ini kisah nyata yang diceritakan Murobbi pada kami setelah membahas materi Halaqah Tarbawiyah di rumah beliau. Nyata, bukan isapan jempol belaka.
Ketika Allah sudah merestui, maka otak akan cerdas berfikir, cekatan dalam memutuskan perkara. Mengapa? Jelas, karena Allah akan menolong siapapun yang menolong agama-Nya. Dengan cara apapun, termasuk kecepatan dan ketepatan yang membuat musuh begitu takjub. Kecepatan Kaum Muslimin merangsek maju dalam beberapa belas tahun menguasai wilayah yang lebih luas dari wilayah mereka sebelumnya di masa Khulafaur Rasyidin benar-benar membuat musuh terbelalak.
Begitulah Agen-agen perubahan sebelum kita telah bekerja, bagaimana dengan kita? Jika sudah ada sejarah yang berkisah dengan aroma kejayaan yang khas seperti yang kita baca, maka sudah sepantasnya kita melanjutkan jalan yang telah dilalui Agen-Agen perubahan di masa lalu itu. Dengan cepat, tepat, lalu Bismillah! Perform to Reform!
147 notes · View notes
vrmdlng · 7 years
Text
#selfreminder
When a day has passed by and you haven’t recited the Qur'aan, do not say ‘I did not have time’.
Rather, speak the truth.
Admit that you did have time, but your priorities were messed up. Admit that you were given the time, but your heart was occupied with the Dunya.
Admit your flaws, your lacking, and then you will be able to fix what you need to fix. Speak the truth about yourself to yourself. Humble and submit yourself to Allāh swt and strive to do what you have to do as a Believer, as a Servant.
Excuses will not suffice, excuses are not good enough for a Believer.
1K notes · View notes
vrmdlng · 7 years
Photo
Tumblr media
The truth is that if you can’t pray with it, you probably shouldn’t be leaving the house wearing it 💭
831 notes · View notes