Tikam aku lebih dalam
Beri aku abu
Beri perih dari luka
Agar tak ada lagi yang tersisa
Tak lagi terangkat kata
Untuk mendendam, untuk membenci
Untuk menemukan jalan pulang.
0 notes
Pagi
Alangkah cahayanya menyelamatkan
pohon tua malang itu
Yang terjaga sepanjang malam
menyaksikan dirinya di terjang badai sepi sendirian
Hingga menyisakan ranting-ranting yang jatuh berserakan
Pagi ialah sebaiknya harapan yang datang,
dimana seseorang akan menemukannya dan merawatnya.
0 notes
Selamat Malam
Tidurlah kekasih ku
Pejamkan lelahmu di pangkuan malam
Biarlah esok apa adanya
Tak usah kau risaukan cuaca
Meski kemarau, hati ku takkan layu padamu
Istirahatlah kekasih ku
Sandarkan sedihmu sejenak di bahu malam
Biarkan dunia bekerja dengan caranya
Tak perlu kau cemaskan waktu
Aku adalah hari yang kan selalu tekun menghiasimu
Mimpi indah kekasih ku
Berdamailah pada luka-luka di dada mu
Usah kau ragu seberapa kuat langit menopang mendung
Dada ku lebih luas menyimpan hujan, dari air mata mu
0 notes
Sayang
Sayang
Entah berapa ribu hujan turun sudah
Dinding-dinding bisu ini membicarakanmu
Sayang
Entah berapa bisik sayang ku ucapkan kala memejam kelam
Sayang
Entah berapa malam ku belai wajahmu dalam lamunan
Sayang
Entah berapa bayang-bayang yang kan datang dan hilang
Hati kian kemarau membentuk ranting-Ranting kering pada pohon tua
Melewati hari, menunggu hujanmu turun Sayang
@dhedline
0 notes
Usia
Usia memang begitu adanya, adinda.
Tak mengingatkan apa-apa, tak pula memberi.
Kita hanya penerima, sampainya senja mengerut dibawah kedua pipi.
Waktu adalah tempat kita menenun asa.
Di sana terdapat banyak jalan menuju rumah, yang biasa kita sebut bahagia.
Mungkin butuh ribuan musim, tawa dan air mata melewatinya.
Salah.. Tidak, kita tidak salah adinda.
Hanya saja terkadang jarak membuat kita berbeda arah.
@dhedline
0 notes
Jangan mengubah dirimu menjadi yang bukan dirimu demi orang lain, karena saat ketika ia pergi, semakin banyak hal yang akan kau sesali.
0 notes
1 note
·
View note
Seseorang
Ia biarkan kedua matanya tetap terjaga sepanjang malam penuh dengan masa silam
Menyusuri lorong waktu yang tak pernah temukan tujuan
Jarak tempuhnya sejauh seribu suka sewindu duka.
Ia hanya mampu berbaring menopang lelah di dadanya,
menatap bulan yang kian mirip cermin raksasa
Melihat dirinya disana sedang dirundung hujan
Sepi,
hanyalah dirinya yang melihat langit malam dan berharap ada satu bintang memberinya cahaya dan jalan pulang.
@dhedline
0 notes
Sebuah kabar
Aku tak ada, Apa hari ini kau bahagia? Jika iya, ingatlah aku, seorang yang dulu bersusah payah mencari cara membuatmu bahagia, hingga satu-satunya jalan aku memilih tak ada.
0 notes
Angkuh
Hei kau angkuh!
Yang berdiam di kepalaku, enyahlah dari pikiranku.
Hei kau angkuh!
Sifatku bukanlah rumahmu, menjauh.
Di matamu semua tampak kecil bagimu, itu bukanlah aku.
Liar, kata-katamu bagai hujan paku menusuk jantung, itu bukanlah lidahku.
Hei kau angkuh!
Berhenti mengendus dari hidungku, bau busuk perangaimu, muntahkan amarahku.
Hei kau angkuh!
0 notes
Ingin dan kamu
Ingin ku curi sepasang kedua bola matamu dan meletakkannya pada mataku agar ku tahu bagaimana rasanya melihat dunia dari sebuah keindahan Ingin kurangkai namamu pada langit-langit sebagai penerang kegelapan agarku tak lagi sendiri mengarungi malam Ingin ku buat mantel dari sepasang lenganmu, agar ketika hujan tiba aku tak lagi menggigil rindu Ingin ku jadikan hatimu rumah sebagai tempat berdiam agar ku tahu kemana harus pulang mendulang kebahagiaan.
0 notes
Sebuah kisah
Dalam kisah ini aku seekor burung,
Beterbangan kesana kemari mencari,
Sesekali bertanya pada langit yang murung,
Dimana bisa menemukan sebuah arti.
Berbagai musim ku lewati untuk mencari jalan pulang, membangun sebuah sarang. Selalu ada dahan dibalik rimbun daun-daun pepohonan, mempersilahkanku untuk berteduh, namun angin bagiku adalah waktu, kadang ku jatuh perihal cinta, juga luka karenanya. Barangkali arti bukanlah tujuan melainkan perjalanan itu sendiri.
1 note
·
View note
Dalam Diam Kita
Bodohnya kita masih saja saling mengamati diam-diam meski kita tahu tak ada gunanya berdiam,
Saling tersenyum pada fantasi yang kita buat sendiri, saling mencoba menerka-nerka apa yang tersimpan di dalam hati.
Kita seolah begitu serakah memendam rasa ini sendiri tanpa mau saling berbagi, seolah kata telah lama tiada hingga kita tak tahu lagi bagaimana caranya bicara.
Dalam diam ini kita memenjarakan jiwa, membiarkan kita menyiksa diri sendiri, membiarkan suka menjadi duka yang kita pilih pelihara setiap hari.
Apa kita sedang berharap pada waktu?, waktu tak mau tahu siapa yang harus berkata lebih dulu, ia tak bisa menunggu, ia akan terus berlalu, mengacuhkan kita yang saling menyimpul bisu
5 notes
·
View notes
Jatuh
Suratan karya ilahi tertulis menjelang pagi
Mahkota menangis dan terjatuh
Kilauannya meredup, memadamkan sebagian cahaya terang dalam jiwa.
Aku harus bangkit dan iya aku harus bangkit
Meski ular-ular dan anjing galak di luar sana siap menerkam langkahku
Memecahkan nyaliku sebesar remah-remah roti
Namun tekadku adalah doa ibu
Berlayar menuju impian baru
Tapi apa mau di kata
Sampai badai itu tiba menerpa langkahku
Biduk patah kemudi, lalu karam dan terasing begitu dalam.
1 note
·
View note
Cinta Dalam Foto
Untuk cinta yang tak mampu ku sentuh
Mengapa kau terasa begitu jauh…
Untuk cinta yang tak mampu ku sentuh
Mengapa kau tak henti-hentinya bertamu di benak ku…
Untuk cinta yang tak mampu ku sentuh
Berhentilah mempermainkan harapan ku…
Dan sekali lagi,
Untuk cinta yang tak mampu ku sentuh
Aku benci menyimpan foto mu.
1 note
·
View note