Tumgik
standbymeee · 30 days
Text
Tentang Menulis
Aku baru sadar, ternyata dari 2017 menulis sudah jadi salah satu hobi yang meskipun jarang ku lakukan, tapi paling bermanfaat dan dibutuhkan oleh diriku sendiri.
Aku emang tidak setiap hari menulis di tumblr atau sosial media lainnya, tapi ketika aku membaca tulisan-tulisan ku terdahulu, aku jadi bisa throwback dan mengingat masa-masa itu. Membaca tulisanku terdahulu, seperti menemukan aha moment bahwa ternyata "Dulu aku sebijak itu ya?" " Oh dulu aku pernah merasakan hal tersebut" "Ternyata semuanya masih baik-baik aja dan berlalu seperti yang sudah-sudah" Dan masih banyak aha lainnya yang dipikir-pikir ternyata bermanfaat juga untukku di masa sekarang atau masa depan nanti.
Menulis sering kali menjadi ajang untuk aku mengingatkan diriku sendiri, bahwa ketika dunia sedang tidak berpihak kepadaku, bahwa ketika hidup rasanya terlalu menyesakkan, dan banyak perasaan negatif lainnya yang ku miliki. Menulis jadi ajang untuk aku berefleksi diri sekaligus sebagai penguat dan pengingat dalam kesendirian, kalau pada akhirnya yakin Allah akan mampukan dan semuanya akan berlalu begitu saja seperti yang sudah-sudah.
Ketika aku tidak bisa benar-benar menceritakan apa yang aku rasakan, menulis jadi cara untukku mengekspresikan perasaan yang ku miliki. Menulis jadi wadah untukku ketika aku tidak punya siapa-siapa untuk bercerita dan berkeluh kesah. Menulis jadi salah satu cara bahwa dalam kesendirian pun aku akan tetap baik-baik saja.
Kebanyakan tulisan yang ku tulis di sosial media, seringkali dalam kondisi yang sebaliknya. Seringkali aku mengingatkan diriku sendiri untuk belajar percaya bahwa apa yang Allah kasih adalah baik, bahwa semuanya butuh waktu untuk kita maknai. Tapi pada kenyataannya, aku sedang dalam kondisi merutuki takdir dan marah kepada diriku sendiri atas apa yang terjadi serta pada serangkaian takdir yang tak kunjung mampu ku mengerti. Dengan menulis, aku seperti mampu untuk mendokumentasikan sejarah hidupku sendiri dan mengingatnya sebagai hal baik yang akan selalu ku syukuri.
Sehingga sebuah nasehat yang akan ku berikan untuk diriku sendiri "Menulislah, bukan untuk menyenangkan atau menginspirasi banyak orang, tapi menulislah untuk dirimu sendirimu, menulislah untuk hidupmu, menulislah untuk keabadian dirimu sendiri. Disukai atau tidak tulisanmu oleh orang lain, biarlah itu menjadi bonus yang tidak perlu terlalu kau pikirkan dan khawatirkan".
0 notes
standbymeee · 1 month
Text
Pesan cinta untuk saudara suadara ku para Akhwat.
Sedikit kutipan dari laman kak @laksmi2001
izin mengutip beberapa ya kak.
Berpikirlah rasional wahai mas, mbak!
1. Se-dekat atau se-lama apapun hubungan kisah asmara yang dijalin tanpa adanya ikatan yang suci itu tidak menjamin akan mengantarkan kita kepada pelaminan. Walaupun antara dua pihak sama- sama paham agama, tetapi kalau nyatanya tidak ada kesungguhan di antara keduanya, maka pernikahan itu tidak akan terjadi. Saya tidak bisa menilai bahwa kedua sejoli ini sama sama paham agama, karena ini sudah bukan hak saya, melainkan hak Allah. Saya hanya melihat dari background mereka berdua yang sama sama pernah menjadi aktivis dakwah, sering menghadiri majelis ilmu, dan sering membaca buku buku berbau religi.
2. Wahai lelaki, jangan mudah tebar jaring. Sungguh, saya sangatlah geram dengan tipe lelaki demikian. Laki laki yang mudah sekali tebar pesona, lelaki yg mudah menebar janji manis, laki laki yang mudah memberi harapan, apalagi laki laki yang mudah membuat hati wanita terbang setinggi awan kemudian menjatuhkan hati wanita itu ke dasar lautan. Bagi saya, laki laki seperti itu sangat tidak pantas diperjuangkan, buang saja ke dasar lautan, tenggelamkan! Mohon maaf, saya sedikit emosi ketika menuliskan ini. Tetapi sungguh, saya sangat geram terhadap laki laki bermodel buaya seperti ini, baiknya diapakan ya? Tendang saja kali ya? Hahaha
3. Kepada wanita termasuk saya, saya akan utarakan pesan ini kepada kalian semua termasuk saya. Tolong jangan bego² amat ketika sedang jatuh cinta. Maaf, saya pakai kata 'bego' alias bodoh karena saking geramnya saya mendengar kisah ini. Wanita itu harus punya standar nilai nilai yang dipegang, harus bisa menentukan batasan, harus tegas, jangan menye², jangan mudah luluh. Ingat, dia bukan siapa siapa kamu. Dia bukanlah suami kamu, bukan ayah kamu. Lalu mengapa kamu se-penerurut ini padanya? Tolong, berpikirlah rasional, Mba! Tolong lah mba, sayangi dirimu. Saya itu kasihan dengan wanita wanita seperti ini. Kita itu terlalu berharga gais. Kita adalah mutiara, kita adalah berlian. Sama seperti kita tahu bahwa berlian itu susah sekali didapatkan. Maka, kita juga seperti itu. Untuk laki laki bisa bersanding dan memberi kasih sayang seutuhnya kepada kita itu memang butuh perjuangan, butuh ikatan yang suci, alias butuh dihalalkan dulu. Ingatlah, kita se-ber-har-ga itu!
4. Kepada wanita, tolong jangan polos polos amat ketika ada seorang lelaki yang sedang berupaya mendekatimu. Gunakanlah intuisimu, feelingmu, firasatmu, kecenderungan batinmu, perhatikan dengan saksama bagaimana tingkah laku lelaki tersebut, apakah ada potensi untuk menuju jenjang serius atau hanya main main? Kalau hanya main-main, sebaiknya tendang saja ke laut lepas sana, hehe. Ya ga gitu juga kali Mba. Kejam sekali dong saya, hehe. Yang pasti, kita harus pintar dalam menilai. Bila pun kelihatannya tidak ada upaya pendekatan tetapi kalian memang sedang terlibat dalam suatu projek atau kolaborasi, ya berhati hatilah. Tetaplah bersikap elegan dan sewajarnya. Intinya, untuk perkara yang tidak ada faedahnya, tinggalkan saja. Waktu kita terlalu berharga mba kalau hanya dihabiskan untuk chattingan dengan seorang lelaki yang main-main.
5. Kepada wanita, tolong jangan merasa rendah diri. Jangan merasa nggak punya kelebihan, nggak punya skill, nggak punya pengalaman, dsb. Wahai mba mba, semua hal itu tadi bisa kita bentuk, kita ciptakan citra kita sendiri. Di waktu penantian ini, bagi saya ini adalah masa emas untuk kita membenahi segala yang kurang, memperbaiki diri, mengupgrade kualitas diri, memperbanyak ilmu, memperbanyak diskusi dengan orang yang lebih pengalaman, dan juga berkarya. Mumpung waktu luang kita saat single masih banyak mba, maka jangan sampai kita menyia nyiakan kesempatan emas ini.
6. Kepada lelaki dan wanita, sebelum memutuskan tuk lanjut ke fase kehidupan 'berumah tangga', alangkah lebih baik kita perbaiki komunikasi kita dengan orangtua. Kita bangun hubungan yang lebih harmonis lagi dengan orangtua. Kita sempurnakan bakti kita ke orangtua. Kita senangkan orang tua kita dulu. Boro boro mau nyenengin anak orang, orangtua aja belum dituruti maunya apa, belum bisa nyenengin orang tua. Duarr!! Jleb banget gak tuh?! Komunikasi yang baik antara kita dengan orangtua ini sangatlah berguna banget untuk kita di lini apapun, tak terkecuali ketika kita sudah berumah tangga. Ketika belum berumah tanggapun juga berguna, salah satunya adalah ketika kita memohon doa dari ibu. Seperti yang sudah kita tahu bahwa doa ibu kepada anaknya menjadi salah satu doa yang mudah dikabulkan oleh Allah. Maka dari itu, mari sempurnakan bakti kita dulu kepada orang tua kita.
7. Kepada lelaki dan wanita, termasuk saya (wanita), saya ingin berpesan bahwa memperjuangkan cinta butuh biaya. Ya, saya ulangi sekali lagi bahwa memperjuangkan cinta butuh biaya. Memperjuangkan cinta butuh biaya waktu yang tidak sebentar, butuh biaya perasaan yang tidak sedikit, juga biaya dalam arti yang sebenarnya yaitu materi yang tidak sedikit. Maka dari itu, berpikir rasional lah mas mba, terutama kepada Mba. Ya memang, biaya pernikahan perempuan biasanya orangtua perempuan atau orangtua laki laki yang menanggung, tetapi tidakkah kita malu kalau kita tidak menyumbang sepeserpun untuk biaya pernikahan kita sendiri? Maka Mba, mumpung sudah dibekali pendidikan dari orangtua sampai perguruan tinggi, maka manfaatkanlah itu. Yang semangat gitu lho mba, jangan mudah menyerah. Kesempatan di depan itu masih banyak jika mba mau membuka mata lebar lebar.
8. Kepada lelaki dan wanita, ingatlah bahwa hidup ini bukanlah perlombaan siapa yang paling cepat menikah. Sing sabar tho (yang sabar). Lihatlah, masih banyak peran peran yang belum kamu isi. Kok buru buru mau nikah tho? Sedangkan lihat, bagaimana keadaanmu sekarang? Memang sudah ada yang benar benar niat ingin serius? Atau lebih penting lagi, memang sudah mempersiapkan ilmunya? Atau sudah mempersiapkan bekal materinya? Maka, ingatlah itu mas mba. Berpikir yang rasional gitu lho. Kita tidak sedang berlomba dengan siapapun. Tenang saja, semua sudah Allah atur. Yang penting kita tetep bertakwa dan biarlah kuasa Allah yang bekerja.
Jazakillah khairan kak @laksmi2001 untuk reminder kita semua, khususnya bagi akhwat. Jangan percaya hanya karena dia sudah mengenal sunnah atau sudah paham ilmu agama, postingan dan semua sosmed nya tentang dakwah, karena kata @kang-islah, yang ditampilkan di sosmed belum tentu sama dengan kenyataannya.
Alhamdulillah jika Allah masih menjaga, melindungi dan menyelamatkan kita dari ikhwan ikhwan bakwan. Cara Allah memberi sinyal kepada hamba-Nya itu sangat menakjubkan, begitu maha baiknya Allah, jadi para akhwat di luar sana hati hati ya. Jangan mudah luluh, mudah mengagumi apalagi mudah percaya.
point pentingnya, jangan mudah kagum dengan apa yang orang lain tuliskan, posting, atau tampilan atau tutur kata nya, karena Allah lah yang menutupi semua keburukan atau kekurangan apa yang kita kagumi tersebut.
Semoga Allah selalu menjaga kita dan mendekatkan kita kepada yang baik baik. Dipertemukan dengan yang baik.
Aamiin.
75 notes · View notes
standbymeee · 1 month
Text
Titik Kebahagiaan tertinggi adalah Ketenangan
Dari kecil sering kali kita diajarkan oleh orang tua bahwa menangis adalah sesuatu hal yang buruk. Bahwa ketika segala sesuatu terjadi, entah kita terjatuh karena belajar menaiki sepeda, terpentok meja, ataupun tidak dibelikan barang-barang yang kita mau, seringkali kita dilarang oleh orang tua untuk menangis dikarenakan menganggu ataupun membuat suasana tidak nyaman. Padahal ketika kita menjadi anak-anak, menangis adalah bagian dari proses mengekspresikan perasaan.
Semakin beranjak usia kita, membuat kita seringkali melarang diri kita sendiri untuk merasakan kesedihan. Menganggap bahwa bersedih adalah hal yang buruk, menganggap bahwa hidup harus terus berbahagia dan senang-senang semata. Sehingga manusia selalu dituntut untuk terus-menerus mencari bahagiaa.
Kebahagiaan yang kata orang akan diperoleh hanya pada saat kita memperoleh hal-hal ideal yang kita inginkan. Anggapan bahwa bahagia adalah tentang memperoleh gelar tertentu, memiliki keluarga ideal, menemukan pendamping hidup yang sempurna, dan banyak hal lainnya yang berusaha kita definisikan tentang standar kebahagiaan ideal sebagai sesuatu hal yang hanya bisa dirasakan ketika kita mencapai hal-hal tertentu saja.
Seringkali mayoritas orang tua mengajarkan bahwa bersedih itu buruk, dan bahagia itu baik. Sehingga kita cenderung sulit menerima ketika kesedihan itu hadir dalam hidup kita. Padahal hidup sejatinya selalu punya porsi untuk keduanya. Hidup adalah tentang kesedihan dan kebahagiaan yang terjadi secara berulang dan terus-menerus.
Kita tidak bisa memilih untuk selalu berbahagia, ataupun selalu bersedih. Setiap momen yang hadir selalu berharga, setiap momen yang hadir adalah bentuk ujian yang Allah beri untuk kita agar terus dan selalu mengingat-Nya. Kita tidak bisa mengetahui bagaimana standar kebahagiaan itu apabila kita tidak pernah merasakan kesedihan.
Maka ketika sesuatu hal buruk terjadi dalam hidup kita, yang membuat kita nangis berkepanjangan dan sesegukan, maka Terima saja semuanya. Berterima kasihlah atas hal tersebut, karena dengan memiliki kesempatan untuk merasakan kesedihan, akan membuat kita kembali belajar memaknai hal-hal kecil sederhana dalam hidup kita dengan bijaksana.
Semakin dewasa usiaku, semakin aku memiliki konsep yang berbeda dalam memaknai kebahagiaan. Dulu aku selalu mengira kebahagiaan adalah tentang segala sesuatu ideal yang tercipta sesuai standar ku dan standar masyarakat dimana aku tinggal. Kebahagiaan akan tercipta hanya pada saat aku memperoleh pencapaian tertentu, memperoleh hasil tertentu, ataupun tinggal dalam hidup yang katanya ideal seperti keluarga harmonis, pasangan yang romantis, ataupun pertemanan yang humoris.
Pada akhirnya, sepanjang hidup aku hanya terus-menerus mencari kebahagiaan-kebahagiaan semu yang menjerumuskan ku pada pencarian yang tidak berujung.
Pada akhirnya aku menyadari bahwa titik tertinggi kebahagiaan adalah ketenangan. Aku tenang bahwa segalanya telah Allah Jamin. Aku tenang bahwa setiap momen yang terjadi selalu berharga, entah itu kesedihan atau kebahagiaan yang hadir aku menerima nya dengan penuh penerimaan sebagai bagian dari proses kehidupan. Aku tenang ketika sesuatu hal buruk terjadi, aku akan menyadari bahwa aku akan mampu menjalani dan menghadapinya. Aku tenang karena Allah ada. Aku tenang bahwa setiap pertemuan, setiap kejadian, setiap moment, hadir karena atas izin-Nya.
Sehingga aku belajar untuk memfokuskan diri mengontrol dan melakukan yang bisa aku lakukan sebagai individu saat itu juga. Aku belajar untuk hidup dengan baik dari hari ke hari, sembari mengusahakan yang terbaik. Aku belajar untuk hidup di moment hari ini, tanpa terbelenggu masa lalu, ataupun mengkhawatirkan masa depan.
Aku tenang, karena segala yang terjadi biarlah terjadi, toh pada akhirnya selama aku percaya Allah ada, selama aku tidak hanya mengandalkan diriku sendiri, aku akan selalu mampu menjalani dan menghadapinya. Selama aku percaya Allah ada, selama itu pula aku akan baik-baik saja.
2 notes · View notes
standbymeee · 1 month
Text
Love-Hate Relationship With Jakarta
Sebagai salah satu alumni perantau di Jakarta selama kurang lebih 5 tahunan, gue ga nyangka kalau gueee bakal bisa bertahan, jatuh cinta, sekaligus benci sama kota ini hahaha. Karena dulu pas pertama kali ke Jakarta (lagi) buat daftar kuliah setelah sekian lama (Terakhir pas masih SD soalnya). Gue bilang ke temen guee, kalau gue ga suka banget sama kota ini wkwkwk. Lebih pengen tinggal dan merantau ke Jogja yang tenang, guyub, dan less ambition (for me). Tapi ternyata rezekinya bukan di Jogja, tapi di Jakarta wkwk. Jadi mau gamau ya kudu memaksakan diri buat bertahan dan suka sama kotanya.
So, this is a little bit reason why I love & also hate relationship at the same time with Jakarta.
Pertama, banyaknya akses kesempatan untuk belajar dan mendengar inspirasi dari orang-orang penting di Negeri ini Secara FREE alias cuma-cuma. Jujur, selama merantau di jakarta gue tu sering bgt ngajak teman gue buat ikut seminar, workshop, pameran, atau event-event lainnya. Ga jarang gue juga beberapa kali berkesempatan buat ketemu sama role model gue dalam berbagai bidang seperti maudy ayunda, panji pragiwaksono, bu Retno marsudi, bu sri mulyani, dll tanpa perlu beli tiket ekslusif untuk ketemu mereka di event-event tertentu.
I still remember gimana tahun lalu gue bisa nonton tulus gratis, nonton stand up panji gratis juga, ketemu mentri, bahkan pernah nge MC di Balai Kota acara Indonesia Mengajar yang dihadiri langsung oleh pa anies. I am beyond gratefull for that ❤
Kedua, aksesbilitas transportasi. Salah satu culture shock gue di Jakarta adalah bagi orang Jakarta selama masih ke akses busway, KRL, MRT, ataupun LRT. Meski perjalanannya 2-3 jam tapi itu masih deket wkwkw 😭 Jauhnya tempat bukan diukur dari jarak, tapi waktu tempuh perjalanan dan tergantung kapan berangkatnya. Telat lima menit aja sebelumnya bisa dateng tepat waktu bahkan mungkin lebih cepet dari janji, tapi pas kalau telat lima menit bisa janjian telat ampe sejam 😭🤣
Gue pernah ngerasain dulu pas kerja berangkat dari Jaktim - BSD wkwkwk, gue berangkat jam 5 shubuh, ternyata nyampe sana kecepatan setengah jam dari jadwal kerja, besoknya di telatin setengah jam, ternyata nyampe nya malah telat sejam lebih 😭😭
Jadi di Jakarta kalian akan menemukan orang-orang yang rela berangkat kerja jam 4-5 shubuh dan PP bogor-jakpus 🤣 Fyi, sampe sekarang gue masih ga sanggup kalau harus PP sejauh itu dan harus jadi pepes di KRL 😭🙏
Ketiga, gue gatau apa ini berkah atau musibah wkwkwk. Kalau hidup di kampung, gue rasa kalau kita ngelakuin apa-apa berasa di perhatiin dan sungkan kalau ga saling peduli ke antar tetangga. Tapi pas di Jakarta, selama 3 tahun ngekos, karena dua tahunnya numpang hidup di saudara dan tinggal di asrama. Gue pernah di posisi yang ga kenal tetangga kosan kanan kiri 😭 kenalnya cuma sama yang punya kosan doang hahaha, ketemu nya jarang soalnya, ditambah lagi pas pulang ke kosan gue udah gaada energi buat ketemu dan ngobrol sama orang 😭 jadi alhamdulillah ga pernah ngerasain drama ribut karena ga betah sama tetangga kosan ataupun hal-hal lainnya. Kayak yaudah hidup aja sendiri-sendiri gitu wkwkw. Tapi kekurangannya, pas gue balik ke desa jadi harus menyesuaikan untuk kembali budaya ngobrol dan berani ngajak ngobrol tetangga kanan kiri bahkan sampe satu dusun 🤣🤣 ya meskipun karena tuntutan pekerjaan wkwk
Keempat, mau cari lingkungan kayak gimana aja semuanya ada, tergantung mau ikut yang mana. I am beyond gratefull karena meskipun gue tinggal di Jakarta yang katanya "Keras" Tapi emang beneran keras hahah, gue bersyukur karena Allah hadirkan lingkungan yang baik untuk membersamai hidup gye. Gue ketemu teman-teman kuliah, yang less drama, mau nolongin kalau gue butuh bantuan, ya meskipun kita ga cukup sweet karena ya yaudah temenan ga harus ngerayain ulang tahun atau hafal ulang tahun setiap orang nya, ga harus makan dan nongkrong di tempat-tempat fancy wkwk, karena jujur lebih sering dan seneng ngobrol berjam-jam meskipun makannya gofood promoan haha. Thanks to my friends yang ga banyak nuntut dan saling mengerti satu sama lain. ❤
Kelima, kesempatan untuk berjejaring dan berkomunitas. Seperti tagline yang pernah diusung pa anies pas jadi gubernur kalau #JakartaKotaKolaborasi gue juga bersyukur dan senang karena hal itu. Sepanjang perjalanan panjang kuliah gue, hal besar yang gue syukuri adalah punya akses kesempatan luas untuk berjejaring dan berkomunitas.
Gue banyak belajar berbagai macam role di Organisasi, gue ketemu sama banyak orang, punya banyak temen lintas fokus, dan hal-hal baik lainnya yang tidak terhitung.
Akses kesempatan untuk belajar di Komunitas membuat sudut pandang gue semakin berkembang, membuat gue belajar lebih banyak soal kebijaksanaan dalam menghadapi berbagai konflik kehidupan, I really gratefull for that.
Now, I really miss this city. Gue kangen dengan kehidupan penuh was wes wos di Jakarta alias so fast and really ambisius orang-orangnya wkwk. Yang kayanya kalau nafas bentar aja berasa ketinggalan jauh, padahal ga ketinggalan apa-apa wkwkwk. Gue kangen Jakarta dengan orang-orang yang ada di dalamnya, dengan mimpi-mimpi yang berusaha dirajut dan digapai satu persatu, dengan banyaknya akses kesempatan untuk belajar dan mendengar.
Tapi ya sekarang gue lagi menikmati hidup slow living di desa, kehidupan yang gaakan pernah gue dapetin kalau balik di jakarta wkwkwk. Kehidupan yang mungkin akan membuat gue punya makna baru tentang hidup, makna bahwa hidup bukan hanya tentang terus-menerus mencapai sesuatu. Tapi juga tentang menghargai hal-hal kecil yang dimiliki setiap hari ❤
Terima kasih Jakarta, U are Always having place in my heart ❤🌻
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
1 note · View note
standbymeee · 2 months
Text
Ramadan #3
Kebutuhan kita saat dewasa sebeda itu dengan saat kita masih remaja tanggung. Dulu mungkin berpikir bahwa cinta itu cukup dengan label paling populer di sekolah, ketua OSIS, perhatian, dan lain sebagainya yang melekat sebagai label yang disepakati oleh lingkungan. Kini, kebutuhan akan cinta itu sangat berbeda.
Karena kita akan membawa dimensi cinta sebagai bagian dari ibadah panjang yang akan kita jalani seumur hidup. Memilih labuhan yang tepat untuk menambatkan komitmen yang panjang sebelum berlayar bersama.
Kemudahan-kemudahan dalam menjalani ibadah panjang ini menjadi sangat penting untuk diperhatikan saat memilih pasangan. Agar dari kemudahan itu, melahirkan banyak sekali kebaikan yang menumbuhkan ketenangan dalam hidup. Rasa tenang yang kemudian menciptakan kepribadian yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Maka, jika kita mendengarkan nasihat orang lain untuk hati-hati memilih pasangan. Pilih sebaik-sebaiknya, karena satu-satu keluarga yang bisa kita pilih untuk masuk ke dalam kehidupan kita adalah pasangan. Kita tidak bisa memilih anak, tidak juga bisa memilih orang tua. Pasangan adalah satu-satunya yang bisa kamu pilih. Maka pilihlah yang benar-benar bisa memudahkan ibadah-ibadah nantinya.
Tumblr media
288 notes · View notes
standbymeee · 2 months
Text
Low Maintenance Relationship
Semakin dewasa usia kita, semakin sedikit waktu kita untuk bermain. Semakin sedikit energi kita untuk kita habiskan dengan orang-orang yang sejatinya ga cocok kita, jadi ya boleh juga buat kita makin pilih-pilih circle pertemanan dan tidak memaksa diri untuk berteman dengan semua orang.
Salah satu hal terkait menjadi dewasa yang aku syukuri perihal pertemanan adalah meskipun kita jarang ketemu, jarang ngobrol, jarang chatan, tapi sekalinya ketemu kita bisa cerita selama berjam-jam. Seperti rasanya rentangan waktu dan jarak yang membelenggu tidak pernah ada artinya selama ini.
Ada orang-orang yang terkadang kita ga pernah denger kabarnya, tapi ternyata masih saling memperhatikan dan mendoakan. Pertemanan yang no drama, ya meskipun banyak wacana.
Aku berterima kasih untuk orang-orang yang masih saling menanyakan kabar dan merawat pertemanan meskipun intensitas bertemu tidak selalu setiap tahun. Aku berterima kasih untuk orang-orang yang masih meluangkan waktu untuk saling mendengarkan cerita serta berbagi kekuatan dan kenyamanan.
Aku berterima kasih untuk setiap doa-doa baik yang dipanjatkan dalam setiap kabar yang disampaikan ataupun pertemuan yang disengajakan. Semoga dimanapun teman-teman ku berada, hal-hal baik selalu hadir dan mengiringi hidupnya.
Tumblr media Tumblr media
Ps : masih banyak si doa-doa baik dan hal-hal yang ku syukuri dari circle pertemenanku (cuma dah ilang dokumentasinya hehe), utamanya tahun ini bisa ketemu sama keluarga ka ima & ka bhakti yang bela-belain ke daerah penempatan ku waktu kena musibah padahal ketemu dan ngobrol aja ga pernah. Sehat-sehat ya orang baik, semoga ga nyesel pernah mengenalku hehe ❤
0 notes
standbymeee · 2 months
Text
Sebuah catatan dan Doa untuk pasangan ku nanti
Aku menulis ini pada momen dimana aku mungkin belum mengenalmu, lebih tepatnya aku tidak pernah mengira mungkin bahwa kamu orangnya. Tapi semoga tulisan ini kelak akan dibaca olehmu pada saat kita sudah sama-sama selesai dengan urusan diri kita sendiri, pada saat kita sudah sama-sama bukan lagi orang yang menuntut untuk dibahagiakan, tapi justru menjadi orang yang saling berusaha membahagiakan.
Sebelum akad selesai diucapkan, aku akan berusaha sekeras tenaga untuk tidak memberikan hatiku padamu. Bukan karena kamu tidak pantas untuk kucintai, tapi justru itu adalah sebaik-baiknya penjagaan diriku pada dirimu agar kelak ketika kita bersama Ridho Allah sudah kita genggam bersama. Semoga kelak cinta yang kita tumbuhkan bersama adalah cinta untuk mencari Ridho dan berkah-Nya, bukan cinta yang membawa kita pada hal-hal yang dibenci oleh-Nya (Semoga).
Aku tidak tahu apa yang lebih dulu menimpaku, apakah kematian atau pernikahan, tapi semoga apapun itu aku selalu berusaha menjadi orang yang mengutamakan mencari Ridho dan Cinta-Nya diatas segalanya.
Melalui tulisan ini, izinkan lah aku menyampaikan pesan untukmu yang mungkin akan membersamai ku nanti dalam proses beribadah dan mencari Cinta-Nya, serta sebuah catatan pengingat bagi diriku sendiri di masa depan nanti.
1. Pertama, aku berterima kasih, dari sekian juta bahkan milyar-milyar manusia di dunia ini, kamu telah memilihku seseorang yang banyak kurang, takut, dan ragunya ini.
Aku berharap, semoga kita sama-sama menjadi orang yang saling beruntung karena telah saling menemukan dan memiliki. Semoga 5 tahun, 10 tahun, 20 tahun, atau berapapun usia pernikahan kita nanti rasa tentram, kehangatan, dan syukur saling memiliki ini akan terus hadir dalam rumah tangga kita ke depannya. Tidak peduli betapa besar cobaan atau ujian yang Allah berikan dalam proses perjalanan hidup kita, kita akan menjadi orang yang sama-sama percaya bahwa itu adalah kejadian yang Allah berikan untuk kita sebagai bukti tanda Cinta-Nya kepada kita.
Semoga kita menjadi orang yang mampu saling menguatkan dan melembutkan bagaimanapun kondisi atau fase hidup apapun yang kita jalani. Aku percaya, selama Allah menjadi tujuan hidup kita, selama itu juga kita akan mampu menghadapi apapun.
2. Kedua, sebelum aku bertemu denganmu aku adalah individu yang punya banyak mimpi dan keinginan, begitupun juga denganmu. Sehingga aku berharap semoga kita tidak hanya bertindak sebagai pasangan, tetapi juga teman, orang tua, adik ataupun kaka yang akan selalu berusaha sama-sama mendukung proses perkembangan setiap individu yang ada dalam pernikahan ini.
Aku berharap semoga kamu mampu menjadi temanku dalam memperjuangkan impian-impian yang aku miliki, dan semoga aku juga mampu menjadi teman yang akan selalu mendukung mimpi-mimpi baikmu.
Aku percaya bahwa pernikahan seharusnya menjadi tempat yang paling aman untuk mendukung mimpi-mimpi tiap individu yang ada di dalamnya. Pernikahan seharusnya tidak membatasi ruang gerak diri kita untuk berkembang dan bermimpi.
Tapi aku juga percaya, bahwa ketika kita memutuskan menjadi satu dalam sebuah ikatan pernikahan, mimpi-mimpi yang kita punya bukan hanya milik kita sendiri. Sehingga sebesar apapun keinginan atau impian yang kita miliki, semoga kita mampu mengambil keputusan-keputusan yang tidak hanya mementingkan ego pribadi tetapi juga keputusan yang baik dan tidak memberatkan salah satu pihak.
Semoga kelak kamu mampu menjadi temanku dan aku juga menjadi temanmu dalam bertumbuh dan belajar untuk bisa menjadi sebaik-baiknya Hamba yang Allah hadirkan di bumi ini.
3. Ketiga, sebesar apapun masalah yang kita hadapi, semoga kita bisa sama-sama menjadi orang yang saling menutupi aib pasangannya sendiri. (Sebuah nasehat untuk aku sendiri)
Beberapa bulan ke belakang, banyak sekali aib pernikahan orang lain yang tersebar di internet, dibaca oleh banyak orang, dan diaminkan atau bahkan dihujat ramai-ramai oleh netizen, yang mungkin kebenarannya pun masih dipertanyakan.
Sehingga salah satu doa yang aku punya untuk aku pribadi adalah semoga aku mampu menjadi orang yang menahan diri untuk tidak bercerita ke banyak pihak apalagi sosial media ketika sebuah ujian menimpa pernikahan kita. Semoga kita sama-sama mampu berpikir dengan baik dan menyelesaikannya berdua ketika suatu masalah menimpa hidup kita.
Kalaupun pada akhirnya kita membutuhkan pertolongan orang lain, semoga cerita-cerita kita cukup diketahui oleh orang terdekat yang kita percaya ataupun oleh profesional jika hal tersebut memang dibutuhkan.
4. Keempat, aku tahu bahwa di dunia ini tidak ada orang yang sempurna. Aku tumbuh dengan beragam kegagalan, kekurangan, dan luka-luka yang aku miliki. Begitupun juga denganmu.
Sehingga mungkin dalam beberapa waktu atau perjalanan kita terkadang aku marah, menggerutu, ataupun menyesal telah memilihmu hahaha (Mungkin juga kamu begitu wkwkw).Tapi aku berharap, semoga kita berdua adalah dua orang yang sama-sama mau mendengarkan dan memperbaiki.
Aku berharap kamu akan jadi orang yang pertama yang menasehatiku ketika aku sudah salah jalan, ketika aku sudah kehilangan arah dan tidak lagi fokus mencari Ridho-Nya, dan aku juga berharap aku juga orang pertama yang akan selalu mengingatkanmu.
Aku tidak mencari seseorang yang sempurna, karena sungguh manusia itu sejatinya penuh kekurangan. Aku hanya mencari orang yang mau saling mendengar dan belajar, seseorang yang tidak selalu merasa benar sendiri, seseorang yang mau mengakui kesalahan dan kekurangannya. Karena aku percaya, bahwa proses mengakui ketidaksempurnaan adalah jalan menuju kesempurnaan itu sendiri. Sehingga semoga kita menjadi orang yang mau saling mendengar, memperbaiki, dan saling melengkapi satu sama lain.
5. Kelima, aku berharap kita sudah sama-sama menjadi orang yang selesai dengan masa lalu kita masing-masing, dan mensyukuri untuk setiap hal yang kita miliki pada hari ini.
Aku tumbuh dan berkembang dengan ragam pengalaman dan pertemuan dengan banyak orang yang membentuk aku saat ini, begitupun juga denganmu. Sehingga, semoga ketika kita sudah memutuskan untuk saling bersama, kita sudah selesai dengan urusan masa lalu kita masing-masing.
Semoga aku selalu bersyukur karena telah memilihmu yang menjadi titik akhir dari perjalanan ini, dan semoga kamu juga bersyukur karena telah memilihku yang menjadi akhir dari titik perjalananmu. Semoga rasa syukur itu terus kita hadirkan dan upayakan sebesar apapun kekurangan dan kesalahan yang kita miliki.
Selama kamu tidak membawa ku pada hal-hal yang menjauhi ku dari proses mencari Ridho-Nya, selama itu juga aku akan terus membersamaimu dan mensyukuri kehadiranmu.
6. Keenam, dan terakhir, semoga aku dipertemukan dengan seseorang yang Allah lah menjadi tujuan akhirnya. Semoga tujuan pernikahan yang kita upayakan adalah tujuan untuk mencari Ridho-Nya. Semoga kamu adalah orang yang mampu mendekatkanku pada-Nya, semoga Ridho Allah selalu menjadi tujuanmu dan tujuanku.
Kita pasti punya banyak mimpi duniawi, kita punya banyak hal yang ingin kita capai sebagai individu ataupun keluarga. Tapi semoga apapun mimpi dan tujuan hidup yang kita miliki, tidak sebesar mimpi dan tujuan kita untuk menjadi sebaik-baiknya Hamba di dunia.
Semoga keluarga yang kita bangun, mampu menjadi wasilah kebaikan bagi banyak orang, semoga kita tidak hanya memikirkan perut atau ego pribadi, tetapi juga mampu bersama-sama membangun keluarga yang mampu bermanfaat bagi umat. Semoga kamu mampu menjadi temanku dalam mewujudkan kebaikan-kebaikan di dunia baik bagi diri sendiri, keluarga kita, maupun alam semesta hahaha. Wkwkwk berat bgt amanahnya bund 🤣
Tentunya masih banyak catatan dan doa-doa yang akan aku panjatkan nanti, tapi kayanya udah kepanjangan hahaha. Mari kita cukupkan sampai disini, semoga doa-doa dan catatan ini mampu menjadi pengingat untuk aku pribadi ketika sudah kehilangan arah. Semoga ini adalah doa yang di dengar oleh Allah sehingga aku mampu dibersamai dengan orang yang tepat, yang denganya segala keresahan dan ketakutan dunia akan mampu ku hadapi. Sekarang juga mampu si wkwkwk tapi semoga lebih mampu lagi wkwk.
Dimanapun kamu saat ini, bagaimana pun kamu sekarang, ataupun siapapun kamu. Semoga Allah selalu membersamaimu. Semoga kebaikan selalu menyertai hidupmu dan tentu juga hidupku, hingga pada saatnya Allah mempertemukan kita pada waktu terbaik menurut-Nya.
18 notes · View notes
standbymeee · 2 months
Text
SENI MENANTI CINTA
Tumblr media
Review ala @langitawaan
Sebenarnya buku ini tiba di rumah dengan selamat tepat di hari pertama launching, 26 Februari 2024. Tapi, karena waktu itu aku diharuskan istirahat jadilah bukunya belum terbaca dengan sempurna. Maafin ya, Bu Dok.
Mana nih fansnya @kkiakia , kalian wajib beli yak! Kudu, harus! Buku "Seni Menanti Cinta" ini berisi 3 bab. Yok kita kupas tipis-tipis;
1. Cinta Tak Perlu Tergesa-Gesa
Di bab ini kita akan dapati tulisan Kia yang menekankan betapa berharganya diri kita, jadi sebelum kita akhirnya mencintai manusia lain, yang wajib kita cintai terlebih dahulu ya diri kita sendiri + kelapangan hati jika akhirnya lagi-lagi kita bertemu seseorang yang belum tepat untuk membersamai :).
"Percayalah, kita akan sangat berharga bagi seseorang yang tulus dan menyadari bahwa kita adalah kepingan rasa syukur yang indah, yang selama ini tersembunyi untuk ditemukan" —halaman 24.
2. Berbagai Upaya Memaknai Cinta
Boleh dibilang bab ini yang paling aku sukai. Setelah sebelumnya galau dan patah hati berkepanjangan di bagian ini Kia menuliskan nasihat yang menegaskan bahwa kita harus percaya jika Allah sudah mengatur takdir setiap makhluk-Nya dengan sangat sempurna termasuk perihal si dia yang masih rahasia. Jadi, tunggu, tenang sembari tawakal.
"Di mata seseorang yang tidak tepat, menjadi diri sendiri pun akan tampak salah." —halaman 50.
3. Cinta yang Sedang Tuhan Persiapkan
Pada bab ini aku paling suka bagian "Hati Seorang Ayah Saat Putrinya Menikah". Secara keseluruhan bagian ini berisi tentang nasihat pernikahan yang begitu hangat teruntuk yang telah dan/atau akan menikah. Jadi kalian semua bisa banget baca ini.
"Saat kita bersama orang yang tepat, tanpa kepercayaan diri pun kita akan tetap bersinar". —halaman 88.
Sebagai salah satu teman yang menjadi saksi perjalanan Kia sampai akhirnya menikah dengan pujaan hati ditambah kami pernah konslet bareng pada masanya :(( memang mantap betul temanku satu ini, galaunya dijadikan karya yang insyaAllaah bermanfaat.
Jadi aku mau ajak kalian buat beli dan baca buku ini. Nah kabar baik sekaligus buruk tersisa waktu 1 hari lagi buat meminang buku ini. Aku ulang ya, 1 hari lagi alias cuma sampai besok :") jadi buruan ygy sebelum menyesal karena nggak kebagian ^0^.
Kalian bisa beli di sini atau di sini.
Selamat menyelami dan menemukan kehangatan selama membaca buku ini 🌻.
Rebah, 19.20 | 05 Maret 2024.
90 notes · View notes
standbymeee · 2 months
Text
Ar-Rahman
Sebagai seorang muslim, tentunya sebagian besar orang memiliki ayat favoritnya masing-masing. Ayat Al-Quran yang jadi pedoman, yang ketika kita mendengar lantunan ayat atau artinya seakan-akan semua beban dan kesengsaraan dalam hidup ini sirna dan belajar untuk tenang menghadapi segalanya.
Begitupun juga dengan aku, kayanya kalau denger ayat ini bahkan ketika aku sedang menangis sesegukan aku akan berusaha sekuat tenaga menyadarkan diriku sendiri bahwa yaaa semuanya akan berlalu seperti yang sudah-sudah, bahwa yaaa masih banyak hal-hal baik yang aku miliki dalam hidup ini, sehingga aku tidak seharusnya terlalu menyalahkan keadaan, orang lain, ataupun diri sendiri.
Mungkin ayat ini bagi sebagian orang juga memiliki makna yang mendalam, satu ayat yang diulang-ulang sebanyak 31x dalam satu surah yang sama
"Maka Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"... " Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"... "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"
Hahaha jujur aja nulis artinya aja aku bisaaa se sedih itu, karena selama aku hidup, aku merasa sepertinya terlalu banyak menggerutu. Meskipun beberapa hal terkadang menyesakkan, tapi sungguh aku percaya "Entah itu kesedihan atau kebahagiaan yang Allah hadirkan, selama hal tersebut membuatku semakin dekat dengan-Nya. Sungguh aku rela, Aku rela ya Allah". (Meskipun sambil haduh haduh 😭)
Dulu aku pernah bertanya-tanya ke diri sendiri, bagaimana standar penilaian suatu kejadian dapat dinilai baik atau buruk? Apakah kebaikan itu adalah hal-hal yang membuat kita bahagia tidak karuan? Lantas apakah setiap kesedihan selalu dinilai sebuah keburukan?
Sampai akhirnya aku memperoleh jawaban dari Series Kajian Ngeslow Aqidah yang dibawakan oleh Ustadz Weemar : "Beliau bilang bahwa sejatinya setiap takdir yang terjadi dalam hidup kita itu bersifat netral, sesuatu hal dinilai baik ketika kejadian tersebut mampu membawa kita pada keberkahan dan kedekatan kepada Allah, dan suatu kejadian dianggap buruk ketika hal tersebut membawa kita menjauhi Allah"
Rasanya setiap dengar ayat ini aku selalu ingin menangis sesegukan dan memohon pengampunan pada-Nya yang telah banyak memberikan banyak kebaikan dalam hidupku namun aku terlampau banyak kekurangan dan kesalahan. Dia yang tidak pernah barang sedetik pun meninggalkanku, tapi aku sering kali meninggalkan-Nya berkali-kali. Sungguh ya Allah, rasanya diri ini masih banyak kufur nya dibanding syukurnyaa.
Terlepas banyak nya hal yang sudah berlalu. Terlepas banyaknya kurang dan khilaf ku. Semoga aku tidak henti-hentinya untuk memohon pengampunan-Nya. Sungguh ya Allah, jika kau tinggalkan ku sendirian, aku tidak akan pernah mampu menjalani hidupku ini. Temani aku terus ya Ya Allah, semua orang boleh meninggalkanku, tapi Engkau jangan. Karena dengan-Mu aku akan cukup, tanpa-Mu aku tak bisa hidup.
1 note · View note
standbymeee · 2 months
Text
People come and go
Beranjak dewasa aku mulai belajar menerima bahwa beberapa orang datang dan pergi. Menerima Bahwa pertemuan dalam suatu circle pertemanan semakin sulit untuk dilakukan. Menerima bahwa beberapa orang sibuk untuk merangkai mimpi akan cita dan cintanya sendiri. Menerima bahwa pada akhirnya aku sendiri lagi. Menerima bahwa tidak ada satupun orang yang akan selalu menemani, menguatkan, dan membersamai perjalanan ini selain diri sendiri.
Rasanya susah sekali menerima rasa kesepian ini, menerima bahwa beberapa orang telah berubah, menerima bahwa pertemuan semakin sulit dilakukan, menerima bahwa kita udah ga sesering itu tertawa dan bermain bersama lagi.
Tapi seperti kata orang-orang perihal makna "People come and go", pada akhirnya untuk setiap kehilangan kita akan kembali menemukan, pada akhirnya setiap perpisahan akan membuat kita menemui perkenalan-perkenalan baru, dan pada akhirnya kita akan dipertemukan dengan apa yang kita cari.
Tidak ada yang abadi di dunia ini, begitupun untuk setiap pertemuan akan selalu berujung dengan perpisahan, entah dipisahkan oleh impian atau kematian. Pada akhirnya, kita akan sendiri lagi.
Terima kasih untuk orang-orang yang hadir membawa kehangatan sehingga mampu membuatku bertahan dalam menjalani hidup yang terkadang menyesakkan. Terima kasih untuk orang-orang yang hadir untuk memberiku pelajaran tentang ketabahan. Terima kasih, terima kasih, dan Terima kasih untuk setiap pertemuan yang Allah hadirkan, yang karena nya aku mampu mengambil banyak hikmah dan pelajaran untuk membentuk diriku saat ini.
Tidak ada satupun pertemuan yang ku sesali, meskipun sebagian pertemuan pernah membuatku nangis tak berkesudahan, meski sebagian pertemuan pernah membuatku sesak tidak karuan, tapi aku sungguh berterima kasih untuk itu.
Terima kasih diri, meskipun pada akhirnya aku akan selalu sendiri lagi. Aku menyadari bahwa tidak ada teman terbaik selain diri sendiri yang selalu mendukung dan mencintai dengan sepenuh hati. Aku menyadari bahwa tidak ada yang selalu menemaniku selain Dia yang selalu mendengar doa-doa pada malam-malam panjangku.
Aku menyadari bahwa pada akhirnya aku akan selalu berteman dengan kesepian ini dan aku berterima kasih untuk itu, yang karenanya aku belajar merasa cukup pada apa-apa yang ku miliki dan belajar mengelola ekspektasi untuk tidak mengantungkan pada hal-hal yang sejatinya tak pernah benar-benar aku miliki.
5 notes · View notes
standbymeee · 2 months
Text
AKU INGIN JATUH CINTA SEPERTI ORANG-ORANG
Sejak SMA aku mulai berkomitmen untuk tidak menaruh banyak ekspektasi kepada orang lain, tidak menjalin hubungan yang tidak jelas arahnya akan kemana, dan juga tidak memberi harapan kepada siapapun. Karena hal-hal itulah yang pada akhirnya membuatku lebih banyak menahan diri. Setiap kali aku menyukai seseorang, aku selalu merasa berpikir terlalu jauh yang ujungnya adalah pertanyaan "Apakah ia orang yang tepat untuk aku nikahi nanti? ". Sehingga banyak hal yang selalu ku tanyakan pada diriku sendiri.
"Apakah benar ia orang yang ingin ku ajak hidup untuk seumur hidup? Apakah aku mampu menerima kekurangannya? Apakah dia orang yang aku butuhkan? Apakah aku sudah siap kalau memutuskan menikah dalam waktu dekat? Dan banyak pertanyaan lainnya yang muncul dan ku pikirkan"
Pertanyaan-pertanyaan yang pada akhirnya membuatku menahan diri untuk jatuh cinta pada ia dengan sepenuh hati. Pertanyaan yang pada akhirnya akan membuatku kembali fokus kepada diriku sendiri. Fokus terhadap hal-hal yang ingin aku lakukan, fokus kepada mimpi-mimpi yang aku punya, dan fokus untuk kembali mengenal dan memperbaiki diriku sendiri.
Terkadang aku juga ingin jatuh cinta seperti orang pada umumnya, ingin merasakan diantar dan dijemput oleh seseorang, ingin punya seseorang yang bisa diandalkan dalam berbagai hal, ingin berbagi cerita dan mimpi dengan ia setiap hari, ingin merasakan hati yang berbunga-bunga karena sikap manisnya.
Terkadang aku bertanya-tanya "Apakah tidak ada satupun orang yang menyukaiku? Apakah tidak ada orang yang berpikir ingin menghabiskan seluruh waktunya untuk bersamaku? Apakah aku tidak semenarik itu? Atau apakah aku tidak terlalu peka?"
Aku ingin jatuh cinta seperti orang-orang. Orang yang dengan mudah mencintai dan juga melupakan. Orang yang tidak perlu berpikir terlalu jauh untuk menjalin sebuah hubungan. Orang yang mudah memulai, memulai, dan memulai lagi tanpa takut jatuh karena cinta. Aku ingin seperti orang-orang yang tak perlu takut jatuh karena cinta dan menjalaninya tanpa banyak berpikir bagaimana nanti?.
Dulu aku pernah ditanya oleh saudara dan beberapa kenalanku. "Dek kamu ga pernah suka sama orang apa? Ka kamu pernah suka sama orang ga si? Terus kalau lu ga pernah menjalin hubungan, gimana cara lu belajar untuk menjalin hubungan yang serius dengan orang lain? Dan pertanyaan lainnya yang membuat aku bertanya pada diriku sendiri "Kenapa aku terlalu takut untuk jatuh cinta? Kenapa aku terlalu menahan diri? Kenapa sulit sekali untuk mengekspresikan perasaan kalau aku menyukainya? Aku harus apa kalau suka dengan seseorang? Normalkah aku ini?"
Aku ingin jatuh cinta seperti orang-orang. Tapi seperti apa? Siapakah standar yang aku jadikan patokan ini? Apakah memang benar itu yang terbaik? Apakah itu memang hal yang aku inginkan?
Siapakah standar yang aku jadikan pedoman dalam hidup ini? Perintah Tuhankah? Ataukah penilaian manusia yang bias dan semu?
Bukankah ini adalah cara Allah untuk menjagaku dari banyaknya keburukan yang akan hadir dalam suatu bentuk hubungan sebelum pernikahan? Bukankah seharusnya aku bersyukur karena mampu menahan diri untuk tidak terburu-buru dalam menjustifikasi perasaaan seakan-akan ini hal yang benar untuk aku lakukan? Seakan-akan ini adalah bentuk suatu kebutuhan?
Mungkin kesendirian ini adalah bentuk penjagaan Tuhan untuk aku memperbaiki diriku sendiri, untuk aku belajar makna cukup dalam kesendirian dan kesepian.
Aku memang tidak punya seseorang yang membawakan ku bunga dan coklat pada hari kasih sayang. Aku memang tidak punya orang yang selalu jadi teman cerita dalam perjalanan mengarungi kehidupan. Aku memang tidak punya seseorang yang mendukung dan menguatkan dikala dunia tidak dalam genggaman.
Tapi bukankah aku punya Allah yang dariNya aku memperoleh ketenangan? Yang dariNya aku memperoleh kekuatan? Yang juga dariNya aku memperoleh kebahagian?
Bukankah seharusnya orang-orang yang ku jadikan panutan adalah ia yang selama kesendiriannya mampu menjaga diri dari buruknya hubungan sebelum pernikahan?
Ya, memang aku ingin jatuh cinta seperti orang-orang. Orang-orang yang tak perlu takut dalam kesendirian dan kesepian, orang-orang yang percaya bahwa yang ditakdirkan untukmu akan tetap untukmu betapa pun irasional dan tidak mungkinnya suatu pertemuan dan kebersamaan.
Aku ingin jatuh cinta seperti orang-orang, orang-orang yang menjadikan perintah Allah sebagai pedoman hidupnya. Aku ingin jatuh cinta seperti orang-orang, orang-orang yang hanya mencintai pasangan halalnya. Aku ingin jatuh cinta seperti orang-orang, orang-orang yang mampu menjaga dirinya dalam kesendirian menanti ia yang ditakdirkan untuknya.
Semoga akulah orang itu, orang yang Allah jaga dan jauhkan dari kemaksiatan yang tidak seharusnya dilakukan sebelum pernikahan.
4 notes · View notes
standbymeee · 2 months
Text
34 Tahun
Hi semuanya, mungkin ada di antara teman-teman di sini yang telah mengikuti akun ini sejak tahun 2014? Artinya itu sudah 10 tahun yang lalu dan 10 tahun yang lalu, tepat di bulan Januari 2014 saya baru menyelesaikan sidang tugas akhir di ITB saat itu. Kemudian mengerjakan revisi dan akhirnya wisuda di bulan Mei nanti. Di tahun 2014 juga lahir buku pertamaku, Hujan Matahari. Buku yang menjadi penanda titik balik hidup dan jalan pintu gerbang keluar dari Quarter Life Crisis. Hehe...
Tumblr media
Tahun itu, umurku masih 23 tahun - mau 24 ditahun 2014 akhir. Bagaimana rasanya melewati 10 tahun dari masa itu ke sekarang, nah ini yang ingin kucatat dalam tulisan panjang kali ini. Barangkali, ada teman-teman baru di sini yang baru mengikuti akun ini beberapa waktu lalu, sementara akun ini telah aktif sejak 2010 (14 tahun lalu!). Barangkali juga, saat 2014 lalu beberapa teman-teman di sini yang baru mengikuti halaman ini, mungkin masih SD, SMP, atau SMA mungkin? Sehingga dinamika di tahun yang sama saat itu, tahun2014, antara kita berbedanya luar biasa. Dinamika mahasiswa yang baru lulus kuliah dan dinamika anak SD/SMP/SMA. Tapi sekarang, di tahun 2024 ini, saat usiamu mungkin seusiaku pada saat itu. Jarak usia kita yang 10 tahun mungkin tidak begitu terasa, apalagi jika bertemu langsung. Kamu sudah cukup dewasa bahkan untuk memulai berumah tangga, dan seharusnya sudah cukup matang untuk menghadapi beragam dinamika kehidupan dewasa.
Pertama, jangan pernah takut buat memiliki mimpi. Sekalipun hanya kamu yang memiliki mimpi itu sendirian diantara keluargamu atau teman-temanmu. Nanti seiring berjalan waktu, saat tanggungjawab bertambah dan mungkin membuatmu semakin realistis, kamu akan berhitung dengan mimpimu sendiri. Justru pada saat ini, saat masih besar energinya - beranikan diri untuk mengejarnya.
Kedua, setahun-dua tahun atau bahkan beberapa tahun yang kamu perlukan untuk mengenal dirimu sendiri, ambilah! Karena setahun-dua tahun itu tidak akan ada artinya sama sekali dibandingkan dengan puluhan tahun berikutnya yang akan kamu jalani dengan badan dan pikiranmu sendiri.
Kalau kamu ingin pekerjaan A dan itu mentuntutmu untuk belajar 2 tahun lagi, ambil!
Kalau kamu ingin memperbaiki diri - berjuang- apapun itu untuk mendapatkan pasangan hidup yang paling ideal menurutmu dan itu membutuhkan beberapa tahun ke depan, ambil!
Kalau kamu ingin membangun usahamu dan itu butuh waktu beberapa tahun untuk sampai ke titik idealnya, ambil!
Kalau kamu perlu beberapa tahun untuk membujuk orang tuamu agar merestui jalan hidup yang sedang kamu perjuangkan demi memperbaiki pola kehidupan keluarga kecilmu nanti, ambil!
Jangan takut untuk mengorbankan beberapa tahunmu untuk puluhan tahun berikutnya. Apalagi kalau kamu tahu itu sangat berharga. Anggap aja kamu seperti lagi ngambil gap year, lulus SMA - jeda dulu untuk mempersiapkan diri lagi demi mendapatkan bidang/jurusan kuliah yang benar-benar sesuai keinginanmu.
Ketiga, jangan takut untuk jatuh cinta tapi bersikaplah dewasa. Kalau kamu suka sama seseorang,
Kalau kamu laki-laki - maka lihat keadaan dirimu apakah sudah cukup mampu untuk bertanggungjawab pada kehidupan lain, kalau masih ngandelin duit orang tua, lupakan! Kalau ngaji aja gak bisa, belajar dulu! Kalau masih belum bisa ngatur skala prioritas diri, lupakan! Pesanku, kalau sudah yakin siap - yakin matang emosinya dan pikirannya - berani menjadi imam yang baik, kalau suka sama seseorang, sampaikan langsung aja, kalau diterima ya dinikahi, kalau ditolak - cari yang lain, tidak perlu diperjuangkan berkali-kali. Kalimat terakhir barusan memang sangat subjektif, tapi based on experience, xixixii.... Apalagi kalau yang nolak orang tuanya, dah lupakan aja, segera move on!
Kalau kamu perempuan (ditambah sekarang saya udah punya 2 anak perempuan, heuheu...). Memiliki perasaan kepada lawan jenis itu wajar sekali, tapi terbukalah dan diskusikanlah dengan orang yang cukup matang pikirannya menurutmu, bisa orang tua, guru, mentor, siapapun yang menurutmu - pendapatnya bisa menjadi dasar dari keputusan-keputusan baikmu. Sebab, salah satu tantangannya di sini adalah dominasi perasaan, sehingga ketika perasaan itu muncul, logikanya agak eror. Padahal, di momen seperti itu sangat dibutuhkan pikiran yang jernih dan terang benderang. Agar jangan sampai mengorbankan hal-hal yang fundamental dan esensial dalam hidupmu. Apalagi sampai terjebak dalam toxic relationship, dsb. Belajarlah untuk memiliki sikap yang teguh, kuat, dan yakin. Fokus aja sama impianmu, nanti pasti ada orang yang sejalan di impian itu.(Ini agaknya nasihatku buat anak-anakku nanti). Keempat. Bekerja karena uang, di awal, itu nggak apa-apa, apalagi kalau memang ada tuntutan finansial misal membiayai adik-keluarga, dsb. Namun, tetaplah cari sebanyak-banyaknya pengalaman. Jika ada kesempatan, jangan langsung mengkonversi kesempatan tersebut dengan uang. Lihat lebih teliti, benefit apa yang bisa kamu dapatkan dengan kesempatan itu, apa yang bisa kamu pelajari, jaringan apa yang bisa kamu dapatkan, dan sebagainya. Kalau pun orang lain menilaimu - gampang dimanfaatin orang - eits, tunggu dulu dan jangan langsung menelan itu mentah-mentah ya. Lihat lagi, lebih cermat, seberapa besar manfaat yang kamu bisa dapatkan dari kesempatan. Dan kamu perlu tahu dan menyadari, kenapa kesempatan belajar itu hadir ke kamu, bukan ke orang lain? Kelima. WAJIB BANGET PUNYA MENTOR! Kalau belum ada, cari sampai ketemu - sampai dapat. Orang yang bisa kamu jadikan sebagai guru-penasihat untuk bertanya dan bertukar pikiran. Cari untuk mengisi ruang kosong dan gap yang kamu miliki. Tahukah gap nya apa? Kebijaksanaan dan pengalaman!
Anak muda itu penuh semangat, minim pengalaman. Orang tua itu, energinya udah abis, tapi pengalamannya sangat kaya. Nah, ambil kebijaksanaan dan pengalaman itu. Dari orang-orang yang lebih senior, lebih berilmu. Cari mentor di pekerjaanmu, di kehidupan spiritualmu, di soal asmaramu, apapun. Itu benar-benar akan membantumu melewati fase krisis dengan lebih efektif. Membantumu mengurai benang kusut di pikiran, membantumu melihat jauh ke depan terhadap masalah yang sedang kamu hadapi. Bahkan, sesekali membantumu membuat keputusan saat logikamu lagi super eror karena jatuh cinta.
Keenam, ketujuh, ke seterusnya mungkin lain kali kuteruskan. Hehe.. punten XD. Tapi mungkin teman-teman di sini, yang mungkin sudah umur 30an dan mau berbagi pelajaran-pelajaran berharganya, boleh banget lengkapi di fitur komentar ya. Akan senang sekali jika tulisan ini menjadi ruang refleksi bersama-sama. Salam hangat, Kurniawan Gunadi
286 notes · View notes
standbymeee · 7 months
Text
Hi, I am back.
0 notes
standbymeee · 11 months
Text
Aturan Menjadi Orang Dewasa : Tahu Batasan
Aku tahu kalau beberapa di antara keluarga teman-temanku sedang tidak baik-baik saja, mau bagaimanapun caranya itu ditutupi. Selalu ada jalan untuk diketahui, karena memang sulit sekali menyembunyikan diri saat ini. Saat kamu mulai menghapus seluruh foto pasanganmu, saat kamu mulai membicarakan luka-lukamu secara terbuka, dan hal-hal lain yang memang membuat semua hal tersebut terang benderang.
Tapi, ada satu aturan bagi orang dewasa yang perlu untuk dipegang. Tidak perlu bertanya, tidak perlu kepo, tidak perlu menguliti semua itu, kecuali memang ia bercerita, meminta pertolongan, atau hal-hal lain yang memang ia sendiri yang melibatkanmu dan kamu pun tidak masalah terlibat dalam cerita itu. Kita juga tidak perlu mencari siapa yang benar dan siapa yang salah, kecuali perkara itu kemudian melibatkan diri kita atau orang-orang terdekat kita. Kita tidak perlu menanyakan alasan mereka berpisah, karena untuk mengutarakan itu, mereka harus mengulang memori rasa sakit yang tidak ingin mereka rasakan.
Rasanya cukup dengan mendoakan yang terbaik. Bukan hal yang menyenangkan untuk membahas hidup orang lain. Apalagi jangan sampai kita melewati batas-batas, kita tidak pernah tahu trauma-trauma orang lain itu berada dititik mana. Jangan bercanda pada urusan-urusan yang demikian.
Cukup tahu saja, setelah itu diam, tidak perlu membicarakannya di manapun. Tidak ada yang ingin mengalami hal itu, tidak bijak jika kita sok bijak ingin menarik pelajarannya, ingin mendapatkan hikmahnya. 
Hati-hati dengan batasan. 
615 notes · View notes
standbymeee · 11 months
Text
Di perjalanan nan melelahkan ini, izinkan aku ya Rabb untuk tetap dibersamai oleh orang-orang baik. Orang-orang yang tidak akan pernah berhenti menepuk-nepuk pundak ku di saat sedih. Orang-orang yang akan menegurku bila aku keliru. Orang-orang yang sentiasa memperhatikan ku walau dari jauh, lalu bersiap menarik ku jika aku ada di jalan yang salah. Orang-orang yang selalu mensyukuri kehadiran ku di tengah-tengah mereka. Ya Rabb, atas ketidakberdayaan ku sebagai seorang hamba, aku mohon temani aku dengan bersamai selalu aku dengan orang baik.
Bandung, 26 Desember 2022
503 notes · View notes
standbymeee · 11 months
Text
Manusia yang paling menyayangimu adalah diri sendiri. Dan yang lain yang paling mencintaimu adalah Allah.
Dari sekian babak belur yang sudah dirasakan, bukankah cuma Allah yang paling membuka tempat untukmu menjadi diri sendiri?
Allah yang paling menyambutmu dengan bahagia. Manusia? Memang mengecewakan.
@terusberanjak
490 notes · View notes
standbymeee · 11 months
Text
MENJADI UTUH
Aku hanya ingin berusaha dan belajar menjadi utuh, untuk diriku sendiri. Tidak terkekang pada harapan orang lain yang mereka sematkan pada hidupku.
Terkadang, kita perlu berlari secepat yang kita bisa, untuk mengejar ketertinggalan. Terkadang kita perlu mengambil jeda, untuk kembali meluruskan perjalanan. Terkadang kita juga perlu untuk mundur, untuk belajar dari pengalaman.
Dalam hidup, tidak selamanya kita harus berlari secara terus-menerus. Kita perlu jeda dan mundur, untuk kembali menghargai proses perjalanan. Untuk kembali merawat makna. Untuk kembali belajar menerima diri sendiri dengan seutuhnya pada lebih dan kurangnya.
Tidak apa-apa jika kamu saat ini merasa tertinggal jauh oleh teman-temanmu. Tidak apa-apa jika kamu berada dalam fase kamu tidak tahu mau kemana dan mau apa. Nikmati setiap moment yang hadir pada hidupmu.
Kamu tidak sedang berlomba dengan siapapun selain dirimu sendiri. Kamu tidak harus selalu menjadi cahaya yang menyinari dunia. Kamu hanya perlu menjadi cahaya untuk dirimu sendiri. Temukan dirimu pada setiap kesendirian yang kamu miliki, selami dirimu lebih dalam. Sadari, syukuri, dan teruslah hidup dengan baik kini ataupun nanti. Aku selalu bangga padamu apapun yang terjadi.
1 note · View note