Tumgik
#estafets
dhyzas-blog · 4 months
Text
Jangan sampai setiap hari berlalu tanpa kita mencicip ilmu atau tambahan pengetahuan baru, sebab itulah perkara terbesar dalam mempertahankan kehidupan menuju lebih baik dan Kebahagiaan yang Panjang...
Ilmu adalah Nafas yang berharga yang harus kita hirup setiap waktu..
Ia adalah lentera yang harus kita bawa dan simpan sebagai penunjuk jalan yang menuntun kita..
Ilmu adalah Ruh untuk Jasad.. Cahaya yang Haqiqi dan Semerbaknya Membuat Jiwa betah dan ingin terus dalam genggaman ketenangan..
Sebab Kehidupan bersama ilmu adalah Ke Syahduan kerinduan Yang tak dapat dilukiskan..
Ia adalah Rasa yang Allah titipkan di Hati Hamba yg terpilih..
So Syukurilaah Taufiq dan setiap Detak hidayah yang Allah titipkan kepadamu..
Biarkanlah menjadi Estafet penerang kehidupan.. Peliharalah sekuat mungkin, Cintailah dan seluruh yang berupaya dalam melestarikannya.. Bahagialah dan Banggalah Menjadi dari Bagian Ilmu ,Dakwah, dan Amal Shalih..
Tumblr media
1 note · View note
askarava · 1 month
Text
Tumblr media
Bolehkah sekedar menyapa cukup sebentar saja, tuk melepas rindu setelah hampir dua pekan tak berkabar. Tak bisa ku pungkiri kerinduan ini semakin menjadi-jadi hingga masuk kedalam nadi mengaliri syaraf-syaraf pun nyeri di relung hati.
Meskipun aku yang berkata "jangan merindu" tapi aku yang tak sanggup "menahan temu".
-
Ketahuilah tatkala dalam prosesku menjadi sosok yang lebih baik, menyiapkan segalanya untuk menjemputmu dengan izinNya, namun kau malah mencari sosok yang lebih menawan dariku, maka runtuhlah semua impianku, usahaku tuk merengkuhmu, semua hancur menjadi kepingan-kepingan nestapa.
-
Asal kau tahu sepanjang malam menjelang fajar aku selalu mengadukan namamu pada pemilik semesta supaya dikemudian hari kita bisa bersanding bersama menjadi sepasang kehidupan yang saling mencukupkan, juga menjadi sahabat dalam taat tuk melanjutkan estafet perjuangan amanah Ummi.
"Aku tahu takdir bisa mengubah siapapun yang tadinya tak cinta menjadi cinta, namun sayangnya cinta tak bisa mengubah ketetapan, yang bukan takdir menjadi takdir.
Namun aku yakin Allah takkan membiarkan hambanya kecewa dan merana atas semua pengharapan yang dilangitkan dengan penuh kesungguhan, sungguh tak ada yang bisa mengabulkan segala impian kecuali engkau Ya Rabb...!". 
-
Ku sandarkan segalanya padamu, perasaanku, impianku, hidupku kepadamu Dzat yang takkan lekang oleh waktu.
Monday, 18 March 2024
5 notes · View notes
abubuaa · 16 days
Text
Tumblr media
Kematian sudah tertulis bersama dengan kehidupan, tidak ada tarik ulur untuk perkara itu. Mempersiapkan diri adalah salah satu tips jitu utuk menghapinya.
Mengingatkan diri secara terus menerus dengan sangat bahwa dunia ini tidaklah selalu bernafas panjang. Dengan segala macam hal yang telah hadir untuk dirasa, semua akan bermuara pada kematian.
Untuk ketidaktahuan yang diluar kuasa, aku hanya memiliki secercah harapan sebagai permintaan kepadaNya yang menghidupkan serta mematikan makhluk.
Abbi ku pernah berpesan bahwa hidup kita sebagai muslim memiliki tiga tahapan salah satunya yakni perihal apa yang akan kita wariskan kepada mereka yang akan kita tinggalkan.
Jika dalam usia muda, sebab usia muda akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah, maka pastikan kewajiban sebagai hamba dan sebagai seorang anak telah terlaksana dengan maksimalsebagai saudara telah memberikan teladan, kepada teman, sahabat telah meninggalkan jejak yang baik untuk terkenang yang memudahkan keluarnya doa doa baik dari lisan mereka semua yang senantiasa terus diucapkan.
Pun terkhusus kepada dakwah beserta amanahnya yang harus menjadi ladang amal kebaikan yang tidak berhenti mengalir ketika kita sudah tiada.
Dan jika sudah memiliki keluarga, sebagai tambahan wariskanlah anak-anak yang Sholeh dan Sholeha yang telah diberikan pemahaman agama yang baik agar doanya terus mengalir tanpa putus dan menjadi aset yang melanjutkan estafet dakwah dimasa yang akan datang.
Maka, teruslah berdoalah untuk dimatikan dengan akhiran yang baik Husnul khotimah, tidak meninggalkan hutang, dan meninggalkan jejak tidak baik yang mengurangi nilai keridhoanNya.
Sebab ketidaktahuan kapan waktu itu tiba, memaksimalkan setiap nikmat dan kesempatan yang Allah berikan untuk mempersiapkan bekal diri menjadi bentuk ikhtiar terbaik yang bisa dilakukan saat ini.
Tumblr media
*Bismillah,
-Abubua
4 notes · View notes
azmiputra16 · 2 years
Text
Muda itu keadaan, sementara pemuda itu pemikiran yang di implementasikan secara nyata pada suatu keadaan. Yang muda mungkin diam tapi Pemuda tak bisa tenang sebelum cita-cita terwujudkan.
Kita adalah penerus estafet perjuangan para generasi terbaik anak bangsa, pemuda adalah harapan. Mari kawan kita satukan pemikiran untuk suatu peradaban yang kita impikan.
Batu Bara, 28 Oktober 2022
40 notes · View notes
ceritasannah · 2 months
Text
Parameter sebuah keberhasilan tidaklah dilihat dari seberapa besar pencapaian yang sudah kita raih pada masa kini.
Melainkan dilihat dari seberapa besar nilai-nilai itu tetap terjaga dan memberikan petunjuk serta arahan yang jelas. Agar estafet kepemimpinan berpikir ini tetap akan hidup dan lestari hingga generasi selanjutnya.
[ Syaikh Muhammad Taqiyyuddin An-Nabhani ]
2 notes · View notes
faizaalbi · 1 year
Text
Aku ingin dirimu bahagia #3
Tumpukan laporan mahasiswa yang terjilid rapih menumpuk di atas mejaku. Aku berniat untuk membacanya dan memberi nilai laporannya. Saat aku membuka laporan pertama dan siap membaca, nada dering teleponku berbunyi. Yang menelpon adalah Bu Tina, wali kelas Airi. Aku mengangkatnya.
"Assalamualaikum Bu. Maaf mengganggu waktunya. Saya Tina wali kelas Airi. Saya boleh minta waktunya sebentar, Bu?"
"Waalaikumussalam, Bu. Silahkan, Bu. Ada apa ya?"
"Begini, Bu. Saya mau mengonfirmasi mengenai kehadiran orang tua pada festival olahraga tahun ini, tanggal 5 minggu depan. Karena sepertinya Airi belum cerita-cerita ke ibu. Kali ini kami membuat acara ini dengan berharap orang tua bisa ikut berpatisipasi. Ada perlombaan untuk orang tua juga. Untuk ayahnya, ada lomba estafet bersama anaknya. Untuk ibunya, ada lomba lompat tali bersama anaknya. Sorenya ada pertandingan sepak bola para ayah antar kelas. Kalau berhalangan hadir bisa juga digantikan dengan paman atau saudaranya, bu."
"Tanggal 5 hari Sabtu ya."
"Iya, bu."
"Kapan terakhir konfirmasinya ya?"
"Apa boleh malam ini ya, bu?"
"Malam ini ya. Baik, bu. Secepat mungkin saya kabarif ya, bu."
"Baik, uu. Terima kasih ya, bu."
"Terima kasih kembali, Bu."
Aku terdiam, memikirkan kenapa Airi tidak cerita?  Teringat kata Fatih kemarin, peran ayah bisa digantikan. Tapi kalau lomba estafetnya khusus ayah, tidak mungkin bisa kuikuti. Siapa ya? Kepada siapa aku minta tolong? Aku tidak ingin Airi sendiri tidak bisa mengikuti lombanya. Dan aku takut Airi merasa sendirian.
Fatih? Gapapa aku meminta tolong kepadanya?
Aku langsung keluar dari ruangan, menuju ruangan Nami.
Setelah mengetuk pintunya, aku memasuki ruangannya dan langsung bercerita tentang festival olahraga Airi.
"Nam, jadi kan di sekolah Airi ada acara. Tapi orang tuanya kalo bisa ikut. Ada lomba buat ayah, ada lomba buat ibu. Siapa ya yang bisa aku minta tolong?"
"Tanggal berapa?"
"Tanggal 5, hari sabtu."
"Minta tolong Fatih aja. Sini aku yang nelpon." Nami dengan gesitnya membuka handphonenya. Nada dering berbunyi.
Tuut.... tuut....
"Assalamualaikum. Halo? Iya Mi?"
"Waalaikumussalam, Tih. Lu tanggal 5, hari Sabtu nganggur ga?"
"...Kayaknya nganggur. Kenapa, Mi?"
"Diajak main estafet bareng Airi, anaknya Hana."
"Boleh. Mau banget."
"Jam berapanya nanti dikabarin lagi sama Hana ya. Makasih, Tih."
Nami menutup teleponnya. Percakapan yang singkat, padat, dan jelas.
"H-1 kamu ingetin lagi aja, Han. Kasih tau juga jam berapa dan lokasinya ya." Gesitnya Nami emang ga ada yang bisa ngalahin ya.
*****
Tok tok
Aku mengetuk pintu kamar Airi.
"Bunda boleh tidur bareng Airi lagi?" Sambil menolehkan kepalaku ke dalam kamarnya. Tanganku memeluk bantal.
"Boleh, bunda." Airi yang sudah siap untuk tidur, bangun untuk duduk dan membuka selimut untukku. Aku masuk ke kamarnya dan duduk di sampingnya.
Aku membelai rambutnya yang panjang dan harum.
"Airi udah ngantuk?"
Airi menggelengkan kepalanya.
"Boleh bunda nanya sesuatu ke Airi?"
Airi mengangguk. Menatap kakinya yang terselimuti.
"Airi kenapa ga pernah nanya tentang ayah lagi?"
Airi terdiam.
"Airi ga kangen sama ayah?"
Airi tetap terdiam.
"Airi... Boleh Airi lihat mata bunda?"
Ia melihat mataku. Matanya mulai berkaca-kaca.
"Apa Airi bahagia tinggal sama bunda aja?"
Air matanya menetes. Ia mengangguk.
"Apa bunda juga bahagia tinggal sama Airi aja?"
Aku langsung memeluknya. Saat itu tangisannya pecah. Air matanya mengalir deras.
"Apa bunda ga terlihat bahagia di mata Airi?" Aku tidak menyangka Airi akan menanyakan seperti itu. Apa selama ini aku terlihat sengsara hidup bersamanya?
"Airi tau, bunda udah susah payah membesarkan Airi sendirian. Bunda kerja dari pagi sampai sore, tapi tetep masakin sarapan buat Airi. Tetep buatin bekal untuk Airi. Tetep antar jemput Airi. Kapan bunda ada waktu untuk bunda sendiri?" Mendengar suaranya yang serak, dadaku terasa sesak. Kenapa Airi harus menjadi dewasa sebelum waktunya?
"Setiap ngeliat Airi makan masakan bunda dengan lahap. Setiap bunda ngeliat bekal Airi bersih, ga ada sisa makanan. Setiap bunda ngeliat Airi bangga dengan rambut Airi yang bunda kuncir. Setiap Airi peluk bunda. Itu buat bunda bahagia. Itu buat bunda kuat.
"Bunda sayang banget sama Airi. Ngeliat Airi tumbuh besar aja, bunda udah seneng banget." Aku tetap memeluknya. Kali ini aku yang ingin memberikan pelukan hangat untuknya. Aku ingin Airi yakin bundanya selalu ada untuknya.
Aku ingin mengajarkan kepada Airi, kita memang hidup di keluarga yang tidak sempurna. Tapi bukan berarti kita ga bisa bahagia dengan cara kita. Aku berharap dengan Airi melihat kegagalanku, ia bisa tumbuh dengan lebih kuat, lebih bijak, dan mengerti kebahagiaan itu hal yang harus diperjuangkan. Kebahagiaan itu tidak tergantung oleh orang lain, tapi tanggung jawab diri sendiri.
Setelah Airi mulai tenang, aku melepas pelukannya dan berkata, "Hari Sabtu minggu depan, bunda datang ya." Sambil tersenyum nyengir.
"Bunda tau?"
Aku mengangguk. "Bunda bakal dateng sama paman, temennya Bunda dan Onty Nami. Nanti bunda kenalin."
Sejak Airi kecil, kami sudah pindah ke kota ini. Tidak ada saudara dekat. Aku anak tunggal dan orang tuaku sudah meninggal. Tidak ada orang yang bisa Airi panggil sebagai paman. Hanya Nami, satu-satunya Onty bagi Airi. Mungkin mulai sekarang aku harus membangun relasi, tidak hanya untukku, tapi juga untuk Airi.
Bersambung.
15 notes · View notes
lamyaasfaraini · 8 months
Text
Easy Run atau MageRUN?
Sudah diplanning semalem kalo kita mau lari ke paskal aja yg deket. Loh gmn lari kan bawa anak? Ya gantian. Sekitar jam 6 siap2, ajak anak yg msh ngantuk dan mager wkwk alhamdulillah tp mau wlpn agak lelet. Bapake @sagarmatha13 udah gas duluan kesana. Sementara kita cuci muka-sikat gigi-ganti baju buru2 ikut nyusul jg jalan santai sampe ke paskal 23. Kita nunggu di deket taman mall, cek gps suami udah deket ternyata masih lari kenceng katanya mau 1km lg kagok, yaa bolee namun lama nungguinnya aku yg udah gasabar lariiii abisan udah siang dan makin rame banyak mobil malesin, sambil stretching aja dulu udah mulai panas dikit2 badan. Pas suami finish.. Switch lsg dah kaya lari estafet gt loh. Strava nya finish dulu trus start lg aku pake strava yg suamiku, males donlot di hp sendiri ah dah penuh. Pengen ngepush diri naikin pace, mayan hah heh hoh.. Jalannya jg cm dikit gas lari lg, makin siang mobil makin banyak karagok lari banyak ngerem, ternyata pace naik lelahnya cepet jg ketambah makin rame tracknya (yaiyalah di pelataran mall wkwk). Aku finish aja deh.. Coba kita cek strava~
Tumblr media Tumblr media
Durasi suamiku lebih lama pace nya lebih lambat dikit dr aku, durasiku lebih sedikit tp pacenya lebih cpt haha gakuaddd. Mau jalan jg keganggu keramaian mobil ampuuun. Gpp lah mayan naik pace wlpn durasi lebih sedikit. Begitulah easy run atau mageRUN? Wkwk. Easy run mulu atuh.. Long run sampe diatas 5km nya kapan? Yaa pankapan ajalah yaa hahaha.
Ini dia tim hore kami, yg setia nunggu ibu ayahnya ikhtiar pgn sehat. Makasih naaak.. Habis finish selfie dulu dikit, muka keringetannya~
Tumblr media Tumblr media
Mari kita lanjut jalan ke griya beli bumbu masakan yg kurang. Sebelumnya mampir dulu ke indomaret poin di pasir kaliki biasalah pgn kopi saku sambil jajan cakue haha
Tumblr media
Kalo aplikasi masih nyala, brp step ya nemo dari rumah? Ada kali 3km lebih ya? Jalan terusss, ngeluh cape pgn gendong jalan lagiii..
5 notes · View notes
yasmijn · 1 year
Text
1. What are some of the challenges you face during fasting month and how do you overcome them?
Untuk Ramadan 2019-2020, itu tantangan yang kerasa banget adalah puasa super lama sih karena udah deket-deket summer. Paling panjang itu subuh jam 3 pagi dan magrib jam 10 malam. Lebih ke... bosen aja sih ngga bisa mengunyah. Terus capek nungguin magrib, jadi kalo gak salah inget kayaknya waktu itu aku seringkali makan sekali aja ngerapel sahur dan buka. 
Cara overcome-nya adalah... I guess I just spent a lot of times hanging out with friends. Dan juga masak untuk buka bersama. Atau join acara makan dimana gitu. Selama jadi grad student pokoknya kegiatan memang diisi sama ngumpul dan makan bareng, tak terkecuali pas Ramadan. I love it. Dan paling sambil nonton film sih, ngabuburit yang kurang bermakna. 
Kalau tantangan lain yang susah banget di-overcome adalah mengatur emosi. Hehe. Kenapa ya w gampang banget kesel sama orang, bikin senewen aja gitu. Terutama dalam konteks pekerjaan. Sebagai manusia yang satset, w emang gak suka banget liat orang-orang letoy yang kerjanya iya nanti iya nanti. Gak sadar apa ya kita tuh bekerja sebagai sebuah sistem, kayak tim lari estafet gitu loh. Lah ini, jam 10 WA bilangnya lagi nyetir. Jam 4 sore w follow up, bilangnya lagi nyetir lagi. Situ driver Grab, ya? Duh jadi emosi lagi.
Istigfar.
Tantangan lainnya... berusaha untuk khatam quran tiap Ramadan - yang berarti harus konsisten nyicil 10 lembar per hari dan itu tuh susah juga nih sebagai manusia sok sibuk. Idealnya adalah baca 2 lembar setiap habis solat, tapi karena kadang w mager seringnya dirapel aja. Selama tiga tahun terakhir w alhamdulillah berhasil khatam selama Ramadan hehe semoga tahun ini bisa lagi. Cara untuk overcome-nya ya.. cuma ngasih batasan ke diri sendiri kalau tiap hari ya harus beres 10 lembar, karena kalau di-ntar-ntar jadi besok jadi numpuk jadi wasalam banget deh untuk ngejarnya lagi nanti.
Kalau secara overall yah tantangan paling besar adalah menjaga kualitas ibadahku - semoga di Ramadan ini bisa mendapatkan lebih dari sekedar lapar dan dahaga, dan semoga bisa menjadi muslim yang lebih baik :)
10 notes · View notes
haihanny · 1 year
Text
Mendidik anak perempuan
Islam begitu perhatian terhadap sosok ibu. Ada banyak ayat di dalam al-qur’an yang membahas tentang ibu dan perjuangannya. Menunjukkan betapa islam begitu menghargai dan menganggap sosok ibu. Begitupun Rasulullaah. Ada banyak hadits yang menjelaskan seberapa mulianya ibu. Seberapa kita harus berbakti padanya karena jasa dan perjuangannya yang begitu besar bagi kita.
Islam sama sekali tidak mengecilkan peran ibu. Yang seringnya mengecilkan dan merendahkan justru manusia itu sendiri. Menganggap ibu sama sekali tidak spesial. Sama sekali bukan status yang layak dihormati dan dimuliakan. Hanya karena ibu bekerja mengurus rumah. Mengerjakan pekerjaan-pekerjaan “remeh”. Tidak diperlukan gelar. Tidak ada jabatannya. Tidak ada career path-nya. Tidak ekslusif karena semua perempuan bisa jadi ibu. Semua perempuan “terlihat” bisa mengurus anak. Apa spesialnya? Manusia sendirilah yang akhirnya meremehkannya. Mempersepsikan dan memaknai sosok ibu dan berupaya untuk menyejajarkan ibu dengan ayah. Perempuan dengan lelaki. Karena kitalah, manusia sendiri, yang beranggapan kewajiban-kewajiban ibu, tanggung jawabnya, dan kedudukannya sama sekali tidak berharga. Kitalah, yang tidak adil, bahkan sejak di dalam pikiran. Bukan Allaah. Bukan Rasulullaah. Bukan islam.
Padahal perempuan dan laki-laku tidak perlu disejajarkan. Tidak perlu disamaratakan. Perempuan tidak perlu berada di level yang sama dengan lelaki. Sama seperti tangan kiri yang tak perlu ada di tangan kanan. Sama seperti kaki yang tak perlu dipaksa ada di kepala. Sama seperti piring yang tak perlu dipaksa menjadi garpu. Sama seperti sungai yang tak perlu dipaksa menjadi gunung. Sama seperti langit yang tak perlu dipaksa menjadi bumi.
Setiap hal di dunia ini, diciptakan berpasang-pasangan. Dengan keberbedaan karakteristik, fungsi, fitur, peruntukkan. Bukan untuk merendahkan yang satu dengan yang lain. Bukan untuk menjadikan yang satu terlihat buruk dibanding yang lain. Sesederhana untuk melengkapi. Untuk bekerja sama. Untuk menghadirkan harmoni. Untuk menunjukkan ke Maha Besar an Penciptanya, Allaa ‘azza wa jalla…
Karena kalau kita mau adil sejak dalam pikiran bahwa kewajiban ibu seperti mendidik, mengasuh, merawat anak di rumah sama sekali bukan pekerjaan remeh temeh, bukan pekerjaan yang tidak prestisius, bukan pekerjaan yang mematikan potensi dan daya juang perempuan, bukan pekerjaan yang menjadikan perempuan duduk di kelas sosial rendah, kita tetap akan bisa menerima “pembagian tugas” ini dengan lapang dada, dengan penuh penerimaan, dengan penuh kesiapan dan ketundukan. Tidak menganggapnya sebagai ketidakadilan, ketimpangan, pendiskreditan kepada perempuan.
Jika kita mau mengakui bahwa dalam hidup ini memang diperlukan kerjasama… Diperlukan saling bahu membahu dalam kebaikan. Diperlukan koordinasi antara dua keahlian yang berbeda… Diperlukan saling melengkapi antara satu sisi yang berbeda dengan sisi lainnya… Agaknya kita akan mudah saja untuk menerima pembagian peran laki-laki dan perempuan ini…
Maka, semoga kitapun, para orang tua yang memiliki anak perempuan, tidak menganggap bahwa menyiapkan mereka menjadi istri dan ibu itu tidak perlu atau sepele. Tidak.
Di dalam islam, itulah salah satu tujuan yang perlu dipegang oleh para orang tua yang memiliki anak perempuan; menyiapkan mereka menjadi istri dan ibu. Dua peran yang begitu krusial di dalam masyarakat. Dua peran yang begitu dibutuhkan dalam lingkungan. Istri yang berbakti pada suami. Dan ibu yang mendidik anak-anak di rumah.
Jika seorang perempuan bisa menjalankan dua peran mulia ini dengan sebaik-baiknya, dengan penuh dedikasi, dengan penuh ketaqwaan pada Allaah… Insyaa Allaah akan membawa banyak manfaat untuk masyarakat. Para suami dapat berkontribusi, bekerja, dan menebar manfaat seluas-luasnya untuk ummat dengan dukungan, do’a, dan bantuan para istri. Dan anak akan mendapatkan pendidikan, bekal, untuk kelak mereka meneruskan estafet perjuangan para orang dewasa untuk menjadi khalifah di muka bumi dan memberikan manfaat yang seluas-luasnya.
Menyiapkan anak perempuan untuk menjadi istri dan ibu, tidak sama dengan mengungkung, membatasi, memutus kesempatannya untuk bereksplorasi, hanya mengajarkannya soal urusan dapur-kasur-sumur. Tidak.
Kita bisa menyiapkan anak perempuan kita untuk menjadi istri dan ibu, dan tetap memberikan mereka pendidikan dan fasilitas terbaik. Dengan tetap menjadikan qur’an dan sunnah sebagai pedoman. Dengan tetap memiliki rambu-rambu yang berpatokan pada syari’at.
Menjadi ibu bukanlah pekerjaan yang sederhana dan remeh temeh. Tentu ada banyak skill dan ilmu yang perlu dibekalkan kepada anak-anak perempuan kita ketika kita berupaya untuk menyiapkan mereka menjadi ibu di masa depan.
Skill meregulasi emosi. Skill mengatur waktu. Skill problem solving. Skill mengatur prioritas. Skill mendidik. Skill menyusun kurikulum/pembelajaran. Skill masak. Skill kedisplinan. Skill kemandirian. Skill meresolusi konflik. Skill mengorganisir sesuatu. Skill komunikasi. Skill menata rumah. Skill keindahan. Ilmu gizi. Ilmu kesehatan. Ilmu psikologi. Ilmu matematika. Ilmu pendidikan. Ah banyak sekali.
Ini semua dibutuhkan oleh seorang istri dan ibu. Sama sekali tidak sedikit dan remeh, bukan? Jadi, menyiapkan anak perempuan untuk menjadi istri dan ibu bukan berarti menyepelekan pendidikannya. Ada banyak tanggung jawab, kewajiban, yang akan diembannya dengan dua peran tersebut :) Itu berarti diperlukan pendidikan yang sebaik-baiknya untuk mereka menjalani peran itu.
Dan… Salah satu langkah paling pertama untuk kita menyiapkan anak perempuan kita menjadi istri dan ibu adalah… dengan menjadi teladan terbaik bagi mereka tentang bagaimana menjadi istri dan ibu yang baik :”)
Bagaimana kita berbakti pada suami Bagaimana kita berinteraksi dengan suami Bagaimana kita memberi nasihat pada suami Bagaimana kita mendukung dan menghargai suami Bagaimana kita mengasuh anak Bagaimana kita mendidik anak Bagaimana kita merawat anak
Ini semua akan terekam dalam ingatannya. Akan menjadi pelajaran dan pengalaman hidup yang akan dibawanya sepanjang usianya. Akan membentuk impresinya tentang sosok istri dan ibu. Akan menentukan pemaknaannya tentang dua peran tersebut.
Maka, jadilah contoh dan teladan yang baik, bun. Agar anak perempuan kita bersemangat untuk menjadi istri dan ibu shalihah. Agar ia mengganggap bahwa menjadi istri dan ibu itu membahagikan karena kita menjalaninya dengan penuh kebahagiaan. Agar ia memiliki bayangan yang indah jika kita katakan pada mereka bahwa kelak insyaa Allaah mereka akan menjadi istri dan ibu. Agar ia menganggap bahwa berbakti pada suami bukanlah tugas yang menjadikannya terlihat lemah, payah, dan rendah. Agar ia memiliki hati yang utuh dan siap untuk kelak bisa membesarkan anak-anak mereka dengan penuh cinta. Agar ia menerima pembagian tugas yang telah Allaah tetapkan ini dengan keimanannya pada Allaah. Ia percaya bahwa Allaah adalah Dzat yang paling menyayanginya, jauh lebih penyayang daripada bundanya sendiri. Yang paling tau apa yang terbaik untuknya. Yang tak pernah zhalim. Maka jika Allaah sudah memberikan pembagian tugas ini, pastilah ini yang terbaik. Mari disambut dengan penerimaan, ketaatan, dan prasangka yang baik ❤️
Semua dimulai dari kita ❤️
9 notes · View notes
maynuverse · 8 months
Text
Masih Dalam Rangka Merayakan HUT RI 78
Sudah menjadi kegiatan rutin tahunan di bulan Agustus mulai dari tingkat RT, RW, Kelurahan, Desa, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi sampai Nasional untuk mengadakan lomba-lomba serta kegiatan yang menyemarakkan HUT RI yang jatuh pada tanggal 17 Agustus.
Kegiatan yang paling sering ditemukan biasanya pawai budaya, karnaval tingkat kecamatan dan kota, kebersihan lingkungan, gerak jalan unik, lomba puisi kemerdekaan bahkan lomba unik yang diadakan oleh setingkat RT, RW dan Kelurahan.
Memperingati HUT RI bukan hanya meningkatkan rasa nasionalisme namun juga turut bersolidaritas dengan masyarakat sekitar. Kita akan berkontribusi dengan lomba, menjadi panitia serangkaian acara hingga menjadi bagian luar biasa untuk menyemarakkan di tingkat-tingkat yang lebih tinggi. Yang aku notice dari adanya kegiatan #agustusan ini adalah tetangga yang biasanya sibuk bekerja dan susah berkumpul menjadi kompak lagi karena sering berkumpul untuk membicarakan perayaan #agustusan.
Ini merupakan salah dua gambar yang berhasil aku tangkap pada Minggu, 20 Agustus 2023. Kegiatan RTku dimulai dengan Jalan Jalan Sehat, lomba estafet sarung untuk semua kategori dan pembagian hadiah lomba serta doorprize dari kupon JJS.
Harapanku untuk negara yang sudah merdeka 78 tahun lamanya ini cukup banyak. Semoga negara ini selalu dilindungi, diberkahi banyak kebaikan dan kekayaan (baik manusia, alam) serta merdeka dalam pikiran dan tindakan.
Tumblr media Tumblr media
2 notes · View notes
kbanews · 9 months
Text
Ini Poin Penting yang Diucapkan dalam Diskusi Relawan Anies Jawa Barat (I)
BANDUNG | KBA – Ada banyak poin yang disampaikan oleh para pengurus lintas simpul relawan Anies Baswedan Provinsi Jawa Barat ketika berdiskusi dengan difasilitasi oleh kanal Youtube Saeful Zaman dan Perkumpulan Indonesia Muda (PIM) 98 Jabar di Jl. Suryalaya No. 37a, Kota Bandung, Selasa, 15 Agustus 2023. Secara estafet, pandangan dan gagasan tersebut diucapkan oleh Asep Hendra Maulana selaku…
Tumblr media
View On WordPress
2 notes · View notes
mamadkhalik · 2 years
Text
Di Bawah Panji Estergon
Sejarah selalu berulang, tinggal kita saja yang mau belajar atau tidak. 
Tumblr media
Umat mulia ini memiliki tugas yang besar sebagai Rahmatan lil Alamin, maka belajar sejarah adalah sebuah keharusan. Setiap masa memiliki fase kejayaan, juga fase yang selalu jatuh di lubang yang sama. 
Dalam buku “Di Bawah Panji Estergon” yang ditulis Dr. Kasori Mujahid, saya menangkap sebuah pesan, bahwa tugas kita yang mengaku aktivis dakwah adalah melanjutkan estafet dan meminimalisir kesalahan yang sama. 
Kita tarik kebelakang, bagaimana peralihan Khulafaurrasyidin ke Bani Umayah memiliki sisi buruk dalam sejarah Islam, padahal sebagian dari mereka hidup di zaman Rasulullah. Sama halnya juga di zaman melemahnya Abbasiyah, dari pusat peradaban dunia, hancur seketika oleh bangsa mongol kala itu. 
Di Bumi Nusantara, kegemilangan Demak yang masyhur sampai timur tengah, hanya beberapa abad hilang karena perebutan tahta oleh generasi selanjutnya. Padahal, dakwah di Jawa adalah proses yang panjang para wali dengan segala dinamika yang ada di masing-masing zaman. 
Tapi, tak jauh dari setiap zaman juga, Allah menghadirkan hambanya yang tulus untuk memenangkan risalah dakwah. Sebut saja Umar bin Abdul Aziz permata Bani Umayah, Generasi Shalahuddin dengan penaklukan Al-Quds, dan yang tak kalah mentereng adalah Pangeran Mangkubumi dengan seruan jihad melawan penjajah yang akhirnya dilanjutkan juga oleh para cucunya, salah satunya Pangeran Diponegoro. 
Kemenangan Islam itu nyata dan kuasa Allah, semua itu tergantung ikhtiar dari masing-masing generasi, membaca perintah Allah dan bergerak dengan ketulusan hati.
Ibnu Khaldun dalam pengamatanya melihat bagaimana bangkit dan runtuhnya generasi-generasi saat genap  memiliki empat generasi.
Generasi pertama adalah pembangun. Generasi yang menciptakan dasar-dasar dan asas tegaknya sebuah masa. Generasi kedua, adalah yang melanjutkan pembangunan asas tadi.
Generasi ketiga, adalah masa ketika puncak kejayaan itu diraih. Sampai pada generasi keempat, bagaimana tatanan yang dibentuk sedemikian rupa hancur karena nafsu kekuasaan. 
Namun, di generasi ke empat itulah akan lahir-lahir para pembaharu, yang diantara mereka memegang teguh prinsip dan ketulusan dalam berdakwah, ditengah gempuran perang dengan musuh Islam atau bahkan antara umat Islam itu sendiri. 
Mengambil cuplikan dari buku Serpihan Identitas :
Ketika membaca sejarah peradaban, kita akan menemukan satu kaidah bahwa saat sebuah peradaban sedang naik, maka sesungguhnya peradaban itu sedang dikendalikan oleh ruh. Sementara ketika peradaban berjalan mendatar maka yang mengendalikan adalah rasio dan akal. Dan ketika peradaban sedang menukik turun, maka berarti ia sedang dikendalikan oleh hawa nafsu dan syahwat.
PR kita masih banyak, saatnya bergerak atau tergantikan, dalam misi menghantarkan umat di bawah Panji Estergon kembali, di bawah panji yang menciptakan kehidupan adil dan sejahtera untuk seluruh alam.
#DiBawahPanjiEstergon #BookReview
24 notes · View notes
aeshale · 9 months
Text
Taleyin, estafet ağacı deyil, Hərə bir mənzilə apara səni.
2 notes · View notes
nugrohopitoro · 1 year
Text
Hai,
Terima kasih untuk kesabarannya hingga hari ini dalam menyertaiku. Aku sadar tidak mudah, maka dari itu aku sangat bersyukur atas kehadiranmu.
Maaf aku masih berproses, sehingga belum bisa menjadi sedemikian hebat untuk kamu banggakan.
Namun, aku berjanji bahwa aku berusaha yang terbaik untuk bisa menjadi imammu. Memang kadang kala aku lelah dan berpikir untuk menyerah, tapi sekejap sirna setiap teringat tawa bahagiamu.
Aku berusaha memegang dengan serius perkataanku pada Ayahmu, bahwa aku ingin menggantikannya dalam membahagiakanmu. Tentu bukan untuk menggantikan posisinya karena niatku adalah estafet meneruskan kerja kerasnya.
Semoga aku dan kamu akan bisa menjadi kita. Kita yang dibentuk sesuai dengan bagaimana kemauanku dan kemauanmu.
8 notes · View notes
auliadyahp-blog · 11 months
Text
Duduk sebentar, apa sih yang dikejar?
Sudah lebih dari seperempat abad hidup bebas untuk bernafas, menghirup dengan perlahan, lalu dihempaskan dengan tenang. Namun, 3 tahun belakangan ini, sedikit sesak rasanya. Masih dengan pola menghirup dengan tenang, tapi hembusannya sedikit berat.
Ini bukan tentang udara.
Justru, beberapa tuntutan menuju satu tingkat lebih bermakna yaitu dewasa. Setiap hari rasanya seperti berlari, bukan lagi estafet, mungkin maraton. Sayangnya, bukan untuk merebutkan kejuaraan, lebih tepatnya pengakuan. Semakin banyak hasil yang bisa kamu banggakan, semakin banyak juga pengakuan tentang keberadaanmu didunia.
Kalau aku?....(hening) sepertinya kasat mata.
Aku hanya sedang mengubah pola pikir bagaimana cara bertahan hidup dizaman ini. Setidaknya dalam 1 hari aku bisa mendapat entah itu ilmu, rejeki, atau relasi. Rasanya itu cukup.
Rasanya dunia terlalu sempit kalau kita memburu validasi, masih banyak sisi bumi yang belum dipelajari. Aku tidak sedang dikejar dan mengejar. Memilih duduk sambil belajar, tentang ilmu kehidupan yang diiringi dengan rasa sabar.
#tulisanuwil
4 notes · View notes
ramengir · 1 year
Text
Tumblr media
Habis ikut webinar manajemen emosi tadi pagi meski dengerinnya on off karena anak anak minta ditemenin. Ada beberapa yang patut direnungi
1. Jika sejak kecil fitrah anak tidak tersalurkan / teroptimalkan maka tak jarang kita menemukan orang Dewasa yang kekanakan
2. Menvalidasi emosi anak seperti halnya mereka manusia sesuai umurnya membuat mereka mengerti bagai mana menghadapi dirinya sendiri dikemudian hari. Kecewa, sedih, senang, ambisi, egosentris, caring adalah perasaan lumrah bagi manusia ga ada lelaki ga boleh nangis, perempuan harus kuat. Ya sesuai fitrah aja
3. Mendidik anak sesuai fitrahnya akan mengantarkan mereka pada jalur yang tepat mengenai perannya di dunia.
a. Perannya sebagai hamba
Darimana seorang anak mengenal Tuhannya tentu orang tua adalah informasi pertama dan utama soal keimanan. Jadi ya memang mengenalkan Pencipta untuk 0-7 tahun adalah dengan cinta dan keteladanan bukan rasa takut.
b. Perannya sebagai anak
Anak = beban
Orang tua = beban
Seringkali mendengar hal ini tuh bikin miris. Banyak pula yang merasa rumah bukanlah rumah untuk kembali pulang, kembali tenang atau me recharge kebahagiaan.
"Ibu / ayah ngedidik kamu keras biar kamu siap menghadapi kerasnya kehidupan." Adalah pemikiran keliru kemana lagi seorang anak merasa diterima selain di keluarganya sendiri?
Seorang anak (kasarnya) ga minta dilahirkan kedunia. Para orang tua lah yang menginginkan kehadiran anak. Kasihan sekali hidupnya jika cinta kasih tidak tumbuh dalam hati mereka.
Lalu kepikiran
Terus yang ga diterima keluarganya gimana yang "bermasalah" dengan dirinya? Kejauhan ya ? Tapi memang jadi orang tua tuh serba salah terlalu ngekang anak Jadi pembangkang terlalu longgar anak kebablasan. Mana anak itu amanah Tuhan gimana coba pertangggungjawaban ke Tuhan kalo anaknya banyak menyimpang? Ngeri
Tapi ada satu yang jadi pengingat "kadang bukan parentingmu yang jadi penentu seorang anak baik atau buruk tapi do'amu." Banyak banyak do'a yang baik ya.
Ada juga amalan yang tak terputus meski kau meninggal yaitu do'a anak yang shaleh.
Anak bukan investasi di masa tua tapi berkah di akhir hayat.
c. Perannya sebagai manusia
Sebagai tongkat estafet kebaikan yang telah kau didik dengan baik.
Semoga kita semua diberi kemudahan menjadi istri dan ibu ....
5 notes · View notes