Tumgik
#ratapan
rumahtanpawajah · 8 months
Text
Jika saja kita berkaca pada yang sudah berkala, apakah semua akan baik - baik saja? Rasanya semua sudah cukup jelas pada setiap ratapan yang kau lantunkan pada elegi tak tercukupi. Kita pernah ada.
2 notes · View notes
trisfant · 3 days
Text
Kamis, 23 Mei 2024
Apsintus (Wahyu 8:10-11) Wahyu 8:10-11 Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah dari langit sebuah bintang besar, menyala-nyala seperti obor, dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air. (11) Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi apsintus, dan banyak orang mati karena air itu, sebab sudah menjadi pahit. Wahyu 8:10-11…
Tumblr media
View On WordPress
#"Ingatlah akan penderitaan dan pengembaraanku#23 Mei 2024 https://youtu.be/4ronZ7XBdE0 Apsintus (Wahyu 8:10-11) Wahyu 8:10-11 Lalu malaikat yang ketiga meniup sangkakalanya dan jatuhlah#agar terhindar dari penghakiman Allah. Biarlah hidup kita menjadi berkat yang menyegarkan#airnya menjadi pahit seperti apsintus. Ini merupakan kebalikan dari mukjizat di Mara di mana Musa melemparkan sebatang pohon ke dalam air ya#akan apsintus dan empedu!" (Lam. 3:19#amin. Johannis Trisfant GKIm Ka Im Tong#ampunilah kami atas dosa-dosa yang telah mencemari hidup kami. Sucikanlah hati kami dan tolonglah kami untuk hidup dalam kekudusan. Jauhkanl#apsintus digunakan sebagai simbol kepahitan dan dukacita. Ketika bintang besar itu jatuh ke sungai dan mata air#apsintus digunakan sebagai simbol kepahitan dan kesedihan. Amsal memperingatkan tentang wanita asing yang bibirnya mencurahkan madu tetapi p#Bandung#bukan kepahitan yang meracuni orang lain. Doa: Bapa Surgawi#bukan sepertiga orang#dan akibatnya sepertiga air menjadi pahit dan banyak orang mati karena air tersebut. Bintang ini dinamai sesuai dengan efek yang ditimbulkan#dan banyak orang mati karena air itu#dan ia menimpa sepertiga dari sungai-sungai dan mata-mata air. (11) Nama bintang itu ialah Apsintus. Dan sepertiga dari semua air menjadi ap#dan manusia harus bertobat atau menanggung murka-Nya yang akan datang. Sekali lagi#dan memberi mereka air empedu untuk diminum" (Yer. 9:15#Dia akan "memberi mereka makan ... dengan apsintus#dosa menuntun pada kehancuran. Marilah kita menghindari dosa dan hidup dalam pertobatan#ini merupakan simbol penghakiman ilahi. Allah bergerak dalam penghakiman#Kamis#mati karena meminum air tersebut. Tujuannya adalah untuk memperingatkan dan menuntun pada pertobatan. Bintang Apsintus yang mengubah air men#menunjukkan lingkup penghakiman yang terbatas. Banyak orang#menyala-nyala seperti obor#NKJ). Karena Israel telah meninggalkan Allah#NKJ). Penulis kitab Ratapan berdoa#NKJ; bdk. Yer. 23:15). Dalam Perjanjian Lama#penghakiman Allah hanya menimpa sepertiga bagian#sebab sudah menjadi pahit. Wahyu 8:10-11 menggambarkan tiupan trompet ketiga di mana sebuah bintang besar yang menyala seperti obor jatuh da
0 notes
generasbir · 2 years
Text
Presiden Rusia Vladimir Putin sangat hati-hati walaupun menyangkut Agama
Negara-negara “Barat Besar” selalu “berhati-hati” secara strategis dengan Rusia, tidak terkecuali Israel. Namun, hanya dalam kaitannya dengan negara Yahudi itulah Putin memanifestasikan “kejujuran”, “keadilan” dan “kelezatan” kebijakannya sekeras mungkin. Ambil contoh, dukungan terbuka terhadap Hamas dan Hizbullah.”Kebijaksanaan” Israel dalam kaitannya dengan presiden Rusia dapat dipahami, karena akan sangat tidak masuk akal, berdampingan dengan musuh, untuk melawan negara yang hukum internasionalnya merupakan ungkapan kosong.
0 notes
diksifaa · 4 months
Text
Berhentilah dari ratapan salah yang berkepanjangan. Sebab hidup memang berdampingan dengan kesalahan. Nyatanya, selalu ada ruang-ruang perbaikan di tiap kesempatan.
Menepilah sejenak untuk mendamaikan nurani yang terbelenggu dosa. Bukan berlari sejauh mungkin dari segala masalah yang telah tercipta.
Sebentar saja, jiwa hanya butuh hening. Berdiam diri dan merenungi tiap-tiap luka yang menganga, dan tiap perasaan bersalah yang menderita. Juga merombak hati dari desahan pilu yang kian menggerogoti seisi raga.
Pada akhirnya, hidup tetap dilanjutkan. Dan kita telah meraih penerimaan yang utuh, hati yang membaik, jiwa yang pulih, dan ketenangan untuk memperbaiki semua salah dan berusaha tak mengulanginya lagi.
~Faa
56 notes · View notes
yunusaziz · 2 years
Text
Tumblr media
#3 Wahai Diri,
"Kuat itu adalah menginjak-injak deritamu di bawah kakimu, dan berjalan sembari tersenyum di hadapan semua orang yang menunggu kejatuhanmu."
Siapa sangka ternyata kaki yang terlihat semakin lusuh itu sudah sejauh itu dalam melangkah, menempuh jarak yang begitu jauh. Melibas segala keraguan, nestapa, bahkan cacian yang selama ini menggeluti.
Air mata yang hampir tiap malam berderai itu, akibat kepayahan yang sering kali sendiri kau alami, kini sudah kering, tiada lagi tangisan, tiada lagi ratapan, pun rasa takut melingkupi. Itu semua sirna, entah kemana.
Kamu yang dulunya seorang penakut, bahkan seorang pengecut katamu, tanpa kau sadari, kini tubuhmu sudah semakin kuat, semakin teguh, tiada lagi ketakutan dalam melewati segala rintangan, pun segala keputusasaan yang melingkupi.
Hari ini kamu tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, pribadi yang lebih dewasa dalam menyikapi setiap persoalan, tidak lagi gampang menyerah akan keadaan. Itu semua berkat kamu, berkat kamu yang terus dan tetap percaya bahwa kamu mampu.
Maka pertahankanlah itu.
193 notes · View notes
bersuara · 26 days
Text
"Ketimbang ratapan duka dan nyanyian elegi sepanjang hari, aku lebih memilih untuk mengenang semua hal baik selama proses mengenal kasih ibu dan ayah".
"Jemalaku sudah riuh, jangan kamu tambahkan kembali dengan pertanyaan tak masuk akal".
"Jika kamu tahu sedalam apa palung laut, maka kamu tidak akan merepotkan dirimu untuk menanyakan seberapa dalam duka yang dimiliki seseorang".
8 notes · View notes
Text
Ratapan Penyesalan
ditulis oleh puan @penaalmujahidah
Tumblr media
Mengapa segala sesuatu terasa sangat berarti setelah berakhir? Aku mengutuki diri, betapa bodohnya aku yang tak pandai menikmati setiap peristiwa yang terjadi dalam kurun waktu yang aku lalui.
Ingin mengulang, tapi tak ada lagi jalan pulang. Yang ada hanya ratapan penyesalan yang menyelimuti diriku yang malang.
Semua peristiwa itu telah menjelma kain usang yang tidak bisa dipakai lagi.
Jika ada cara untukku mengulang lagi, akan aku lakukan apa saja untuk mendapatkannya.
Kini, aku benar-benar ingin kembali. Aku butuh waktu untuk itu, sekali lagi. Hanya sekali saja, sungguh.
Jika memang bisa, aku tidak akan menyia-nyiakannya. Karena kini aku sudah menyadari bahwa semua hal yang telah kulewatkan ternyata sangat berharga.
Kuningan, 25 Mei 2023
35 notes · View notes
shofiyah-anisa · 1 year
Text
Nona.
Pergilah mengembara sejauh maumu. Di sini terlalu sesak untuk segala asa yang telah kau ramu. Banyak bisikan dan ratapan yang kiranya dapat mengubur pintamu. Bisa jadi banyak bidikan yang di tujukan ke arahmu.
Pergilah menelusuri benua dan samudra. Pijakilah bumi namun junjung tinggi asa dan cita. Sembari tetap tunduk padaNya pemilik semesta. Agar apa yang hendak di capai tidak menjadi sia.
Jika suatu hari dunia sudah membuatmu bosan. Pulanglah nona. Banyak hati dan jiwa yang mengharapkan kepulanganmu. Ilmumu tidak boleh berhenti dalam fikiran dan tulisan. Umat telah menunggumu nona.
65 notes · View notes
guratpena · 10 months
Text
layu
mungkin memang aku sudah layu. karena merasa telah banyak berupaya namun belum mendapat. meski besaran upaya lagi-lagi tergantung sudut pandang.
mungkin memang aku sudah layu. karena merasa telah banyak waktu terlalui namun belum melangkah maju. meski besaran waktu sebetulnya hanya penilaian manusia.
mungkin memang aku sudah layu. karena merasa telah banyak meratap namun belum dikasihani. meski besarnya ratapan tidak menggambarkan kepasrahan.
mungkin sebenarnya aku belum berserah.
16 notes · View notes
telusursejati · 10 months
Text
Tumblr media
Ratapan Ego • Dari Buku: “Tentang, Untuk, Karena”• Pre Order tanggal 25 July
Tersedia di market place Telusur Sejati (shoope, tokopedia, lazada, ttshop, dan whatsapp) Akses lewat link di bio atau telusursejati . Com. Bonus personal note & tanda tangan.
12 notes · View notes
kindredjoy · 1 month
Text
Fiddlesticks
the Ancient Fear
Tumblr media
Sesuatu telah terbangun di Runeterra. Sesuatu yang kuno. Sesuatu yang mengerikan. Ketakutan abadi yang dikenal sebagai Fiddlesticks mengintai tepi masyarakat, tertarik pada wilayah yang penuh paranoia di mana dia memangsa para korban yang diteror. Sambil memegang sabit bergerigi, makhluk kurus kering dan seadanya menuai ketakutan itu sendiri, menghancurkan pikiran orang-orang yang kurang beruntung untuk bertahan hidup setelahnya. Waspada terhadap suara burung gagak, atau bisikan sosok yang mirip manusia... Fiddlesticks telah kembali.
Zaman dahulu, di sebuah menara di tepi laut, seorang penyihir muda yang bodoh memanggil sesuatu ke dunia yang dia tidak siap untuk kendalikan. Apa yang terjadi di hadapan anak laki-laki itu adalah sesuatu yang lebih tua dari catatan sejarah. Sesuatu yang lebih gelap dari malam yang menganga dan tanpa bintang. Sesuatu yang dunia coba lupakan dengan susah payah—dan dalam sekejap, sang penyihir, makhluk itu, dan menara itu sendiri lenyap ditelan waktu.
Setidaknya, itu yang diceritakan dalam kisahnya.
Di Freljord, anak-anak saling menakuti di sekitar api dengan cerita tentang monster yang muncul dari kuburan tidak terawat di dalam es, tubuhnya berupa helm, gesper, bulu, dan kayu yang berantakan. Di Bilgewater, para pelaut yang mabuk bertukar cerita tentang sesuatu yang berdiri sendirian di sebuah atol kecil yang jauh dan tidak ada seorang pun pernah kembali. Legenda Targon kuno bercerita tentang bagaimana seorang anak senja mencuri satu-satunya kegembiraan dari sesuatu yang mengerikan yang berbisik dan compang-camping, sementara tentara veteran Noxus lebih menyukai dongeng tentang buruh tani yang kesepian yang disalahkan atas hasil panen yang buruk dan diumpankan ke burung gagak, lalu kembali ke dunia sebagai iblis.
Demacia. Ixtal. Piltover. Ionia. Shurima. Di setiap sudut Runeterra, mitos-mitos ini masih ada—dibentuk kembali, diputar ulang, dan diwariskan oleh generasi pendongeng yang tidak terhitung jumlahnya. Cerita tentang sesuatu yang terlihat mirip seperti manusia dan mengintai di berbagai tempat yang dipenuhi rasa takut.
Namun ini hanya dongeng untuk menakut-nakuti anak kecil. Tidak ada seorang pun akan takut pada monster tua konyol bernama Fiddlesticks…
Sampai sekarang.
Sesuatu telah terjadi di daerah pedalaman Demacia, yang disebabkan oleh meningkatnya ketakutan dan paranoia. Daerah perlindungan pedesaan, yang dipisahkan dari ibu kota oleh ratusan mil lahan pertanian, mulai kosong hanya dalam beberapa hari. Pelancong menghilang dari jalan setapak lama. Patroli penjaga gagal melaporkan kembali dari pinggiran kerajaan. Dan para penyintas dengan mata liar mencakar wajah mereka dari kedai minuman pinggir jalan yang aman, ratapan gagak yang bukan gagak, suara yang bukan suara, dan sesuatu yang mengerikan yang timpang dalam bentuk orang-orangan sawah yang bersuara serak dalam suara orang mati yang dicuri.
Kebanyakan menyalahkan penyihir jahat. Tuduhan seperti itu biasa terjadi di masa pemberontakan saat ini.
Namun kenyataannya jauh lebih buruk. Sesuatu telah kembali, seperti yang terjadi dalam kisah fiktif penyihir muda di menara tepi lautnya. Kejahatan telah hilang dari dunia selama berabad-abad—cukup lama hingga peringatan-peringatan umat manusia yang baru lahir berubah menjadi rumor, kemudian mitos, lalu legenda… hingga yang tersisa hanyalah dongeng belaka. Suatu entitas yang benar-benar asing sehingga menentang hampir semua pengetahuan sihir masa kini. Sangat kuno hingga selalu terjadi. Begitu ditakuti secara universal sehingga hewan pun menjadi gugup ketika seseorang menyebut namanya.
Setelah kebangkitan ini, kisah lain, yang hampir hilang dari ingatan, muncul kembali di seluruh daerah pedalaman. Legenda kejahatan besar yang tidak memiliki bentuk, tidak memiliki pikiran, dan tidak memiliki pemahaman tentang dunia yang dihuninya, membangun dirinya menjadi bentuk kasar dari orang-orang yang takut padanya. Teror semua makhluk hidup, diberikan kehidupan dalam jeritan penciptaan yang pertama dan mengerikan. Iblis sebelum iblis dikenal.
Setidaknya, itulah yang diceritakan dalam kisahnya.
Akan tetapi, Fiddlesticks itu nyata.
2 notes · View notes
penaalmujahidah · 11 months
Text
Malam berlalu, menyisakan luka sayatan sembilu. Bebat luka masih saja basah, seolah pulih hanyalah harap yang tak akan pernah terjamah. Ada ratapan yang tertahan dalam relung jiwa paling dalam. Rasanya hampa, saat mengharuskan latar kenangan tertinggalkan. Berjuta kali kata tabah terdengar, nyalar menguar. Mudah dilisankan, sulit direalisasikan. Sesak, sampai kata-kata tak bisa lagi terlontar.
Pagi menyapa, menyajikan kejutan tak terduga. Berjuta tanya masih bertengger dalam benak. Menyisakan keyakinan yang tertutup onak, terkoyak.
Kapankah ini berakhir? "Tenanglah, sayang. Semuanya akan baik-baik saja." Teman imaji turut menenangkan.
Tepislah semua getir, dengan senyuman yang terukir.
Biarlah waktu yang berbicara. Tuhan tidak pernah tuli dan buta. Melangkahlah dengan bismillah, sebab ia akan menguatkanmu di setiap jalan yang kau lewati.
Tetaplah bertumbuh 🥀
@penaalmujahidah
11 notes · View notes
afrianajeng · 5 months
Text
in frame: tembok ratapan yang sedang kosong
2013, 10 Tahun lalu di bulan yang sama mungkin aku sedang bersiap-siap untuk libur semester dan pulang ke rumah selama 2 minggu. Mengitari dulu sudut kampus dan mengambil memori sebanyak-banyaknya melalui hp dengan casing berwarna biru yang kubeli dari menyisihkan beasiswa dengan harga 600 ribu. Rasa haru sebelum tahu bahwa nilai di ratapan tembok fisika dan laman olx itb itu lebih kecil dari tensi darah rendahku.
Satu dekade berlalu dan banyak hal terlewati setelah itu. Ujian fisika yang sangat susah sudah tak lagi membayangiku. Stasiun Kiaracondong dengan warna-warni jahim-jafak sudah lama tak memenuhi retina mataku. Bau seblak dan kotoran kuda juga sudah tak lagi mampir di indra penciumanku. Aku akui, belajar di kampus gajah adalah salah satu memori terbaik di hidupku.
Aku menulis ini setelah tak sengaja membaca blog stranger di tahun 2019 dan sedang bernostalgia tentang memori terbaiknya 1 dekade lalu saat SMA. Lalu, ia juga menceritakan hal konyol yang ia lakukan pada masanya.
Aku juga punya hal semacamnya. Saat OSKM, bisa-bisanya naksir mas-mas tambang taplok sebelah karena wajahnya yang manis tapi jadi lucu karena kaos kuning yang dikenakannya. Bahasan ini juga yang menjadi topik awal dengan kawan dekatku saat TPB setelah lama tak bertukar pesan di social media. Bahkan saat itu terpikir, kenapa dulu gak ambil FTTM lalu masuk tambang sesuai rencana awal saja. Padahal kan bisa saja kalau aku masuk kesana, ternyata ia malah masuk minyak gimana. Atau bisa juga malah gak keterima. Semua itu sudah ada garisnya, tapi begitulah pemikiran anak yang baru lulus SMA dan baru punya KTP beberapa bulan lamanya. Namun, perasaan itu berlalu begitu saja setelah dihantam mafiki yang harus dipelajari lewat buku yang kurasa lebih enak dijadikan bantal dibanding materi. Tebal sekali dan harus dipahami berkali-kali.
Tumblr media
Akhirnya ikutan jadi taplok/mentor setahun kemudian hahaha (facebook ada juga nih kenangannya). Saat menulis ini kebetulan sedang memakai kaos coklat yang sama (kaos ke13umian). Hal yang kusuka menjadi taplok adalah menyanyikan yel-yel nya. Favoritku angkatan 2009, yang 2013 tuh banyak banget lirik dan koreo-nya.
Tulisan ini tidak ada maknanya, jadi tidak perlu dibaca dengan seksama. Aku juga gak tau arahnya mau kemana. Mari kita akhiri saja dengan menyanyikan lagu berikut untuk bernostalgia!
youtube
3 notes · View notes
rembulansenja1997 · 8 months
Text
Tumblr media
Bisakah kau berpikir positif?
Mungkin situasi yang tak kau inginkan sekarang adalah jalan menuju surga. Kau mungkin telah telanjur dengan ratapan air mata. Atau terlanjur dengan rasa benci dan kecewa. Namun belajarlah untuk tidak terus menerus mengungkung harimu dalam kelam. Tetaplah berjalan. Jangan meratapi takdir yang tak bisa kau ubah. Jangan pula menyesali masa yang telah berlalu, pun khawatir akan ketidakpastian masa depan.
Boleh jadi kegelisahanmu sekarang adalah kasih sayang Tuhan, yang akan menyelamatkanmu dari kesedihan yang tak berkesudahan. Boleh jadi malammu yang tanpa bintang adalah bekalmu melihat rembulan yang meneduhkan. Bukankah kau meminta pada-Nya agar hal hal baik saja yang didatangkan? Jika kau menerima sebaliknya, berbaiksangkalah, mungkin dengan hal itu kau akan melihat kenyataan mimpimu lebih indah,
Tenanglah, kau tak pantas bersedih, manis.
3 notes · View notes
ginaputritiwi · 8 months
Text
Jarak Langit dan Bumi itu semakin Besar
Kemarin, akhirnya aku tau kabar dari seseorang yang sudah aku tunggu-tunggu setelah setiap hari semakin ditelan rindu.
Dia sudah berhasil, mencapai step kedua dalam hidupnya yang sudah dia perjuangkan.
Selamat kak selamat, percayalah aku selalu bangga apapun yang lakukan dan usahakan seberapa besar dan kecilnya itu.
Setelah 8 tahun lamanya, kamu selalu membuatku bangga dengan hal-hal kecil ataupun besar. Dan tidak terasa air mataku mengalir.
Disatu sisi air mataku tanda bahagia akan kabar yang sudah aku tunggu-tunggu keberadaannya.
Tapi di sisi lain air mata itu juga tanda ratapan bahwa nyatanya aku tidak akan menyangkal kabar tentang dia membuatku menangisi diriku sendiri.
Langit dan bumi itu semakin jauh jaraknya kak.
Aku malu pada dia yang melalangbuana, sementara aku disini hanya berdiri di tempat yang sama. Jika dia adalah sebongkah berlian, aku hanyalah debu-debu kecil yang menutupinya.
Jujur saja, jarak itu semakin melebar dan insecure ku semakin besar.
Aku bangga pada kenyataan dia berhasil atas pencapaiannya, tapi kenyataannya aku juga memikirkan keberadaan diriku yang tidak ada apa-apanya.
Sekali lagi, selamat kak, apapun tujuanmu setelah ini, apapun rencana yang sudah dirimu buat, percayalah akan ada namaku yang selalu mendukungmu dalam doa-doa dan penantian.
Jakarta, 19 september 2023
3 notes · View notes
salmonmentai · 9 months
Text
To-do List
Satu bulan aku mengantisipasi hari keberangkatanku ke Aarhus, dua hari penuh aku menempuh perjalanan, tapi kelegaan bahwa aku sudah sampai tujuan dengan selamat bahkan tidak bertahan dalam satu hari. Kelegaan itu dihentikan oleh to-do list baru hari itu, yaitu beli tisu di supermarket untuk hidungku yang meler hebat. Mumpung ke supermarket, aku bermaksud sekaligus belanja keperluan lainnya. Setelah berkeliling supermarket dan memenuhi keranjang belanjaku, pergilah aku ke kasir untuk membayarnya dengan kartu debitku yang berlogokan Visa. Ternyata, kartu debitku ditolak.
Kasir menyarankanku untuk membatalkan satu keranjangku yang penuh barang belanjaan. Pulanglah aku dengan tangan hampa tanpa tisu, sehingga aku bolak-balik ke toilet untuk membersihkan hidungku yang meler hebat itu. Muncullah to-do list selanjutnya, yaitu mengurus kartu debit yang ditolak ke customer service bank tersebut. Tentu segera kulakukan agar aku bisa segera membeli tisu.
Keesokan paginya, begitu bangun aku mendapat instruksi dari bank tersebut untuk restart akunku. Segeralah kulakukan to-do list tersebut. Ternyata, setelah di-restart, akunku malah terkunci sehingga aku tidak bisa mengakses rekeningku sama sekali.
Tentu saja aku panik, karena selain untuk beli tisu, uang itu juga untuk membayar sewa tempat tinggalku yang jumlahnya lumayan juga. Muncullah to-do-list lainnya, yaitu mengurus lagi permasalahanku ke customer service. Ternyata, keluhanku juga ditolak oleh customer service.
Muncullah serentetan to-do-list yang bisa kucoba, walau lebih mungkin gagal daripada berhasil untuk mengembalikan akses rekeningku. Kemungkinan bertemu kegagalan lagi dalam waktu dekat membuatku sangat overwhelmed. Tenggelamlah aku dalam lautan to-do-list, penolakan, dan rasa kesepian yang menyesakkan. Rasanya begitu sendirian. Semua itu bisa begitu menyiksa, hanya gara-gara aku tidak bisa membeli tisu. “Membeli tisu pun tidak bisa,” begitulah aku meratap di hari itu. 
To-undo List
“You’ll be fine.”
Di tengah ratapan hari itu, seorang anak bilang bahwa aku akan baik-baik saja dan hanya butuh istirahat. Muncullah to-do-list baru, yaitu untuk not doing anything. Dengan berat hati kulakukan lagi to-do-list yang counterproductive itu. Tidak melakukan apa pun, kan, tidak akan membuatku bisa beli tisu?
Tumblr media
Terlampir fotoku dan tisu yang kutunggu-tunggu.
Sudah berjalan begitu jauh namun menemukan bahwa ternyata jalannya buntu membuatku kalang kabut. Kecewa karena ingin segera menemukan tujuan perjalanan. Takut tidak akan menemukan tujuan perjalanan itu selamanya. Takut terus hidup tanpa bisa menemukan tujuan itu selamanya. Takut berpisah dengan tujuan itu selamanya. Setelah panik dan berusaha mendobrak jalan buntu itu (yang tentu saja mustahil), aku kembali ke kenyataan bahwa aku hanya bisa bengong. The act of doing nothing.
Saat bengong, aku bisa menatap kebuntuan itu. Agar tetap bengong, aku katakan dengan lantang bahwa aku sudah melakukan semua yang kubisa. Berkat tetap bengong, baru aku sadar bahwa kakiku sakit. Butuh waktu lama untukku menyadari bahwa aku sudah begitu tegangnya menjalani hari-hariku, sehingga krisis membuatku meledak begitu saja. Rupanya, yang lebih aku butuhkan adalah berhenti berjalan saja.
Menelan Jalan Buntu
Setelah bengong dengan nyaman, jalan itu akan tetap buntu, tapi aku akan punya energi untuk menelan jalan buntu itu. Kalau sekiranya rekeningku tidak bisa diakses lagi, uang sewaku hilang begitu saja, aku hanya bisa mengiyakannya. Seolah-olah perjalanan jauh ini sia-sia, tapi menemui jalan buntu memang salah satu bahasa yang digunakan oleh seluruh dunia untuk berkomunikasi.
Setelah jalan buntu ditelan, aku jadi mau kembali ke kenyataan bahwa ternyata semua jalan di dunia ini sama-sama buntu dan tidak ada yang menjamin akan mempertemukanku dengan tujuan itu. 
Beberapa opsi untuk transaksi internasional adalah bank dengan logo mastercard dan visa. Beberapa bank punya tarif IDR25,000 per transaksi, misalnya bank BCA yang customer service-nya sangat mapan. Ada juga bank yang tarifnya hanya IDR6,500, misalnya Jago virtual bank. Sebaiknya:
Gunakan kartu Jago reguler, bukan syariah, karena (sepertinya) punya keleluasaan dalam penggunaannya.
Tabungan disebar di lebih dari satu rekening, misalnya Wise virtual bank. 
Jangan lupa isi pulsa nomor Indonesia secara berkala karena berkaitan dengan berbagai akun dan rekening yang sudah dibuat dengan nomor tersebut, sehingga nomor itu tidak bisa dibiarkan mati begitu saja.
Jangan lakukan dan buat keputusan dalam kondisi auto-pilot, ketika baru bangun tidur, misalnya.
3 notes · View notes