Tumgik
asqinajah · 21 days
Text
Muhasabah Ramadhan 1445: Ego
Aku bergelut dengan egoku.
Aku berharap dimengerti.
Aku berharap senangku dirayakan. Dan sedihku ditenangkan.
Aku berharap diberi sikap sebagaimana yang aku mau.
Tapi, apakah aku sudah memahami bahwa orang lain pun memiliki egonya sendiri?
Bahwa ia pun ingin dimengerti.
Bahwa ia juga ingin dipahami.
.
Lalu, ketika aku masih mengeja untuk senantiasa menjinakkan egoku, dan melakukan yang terbaik untuk orang lain demi ridha Rabbku;
Saudara-saudaraku di Palestina sudah kenyang, bahkan muak dengan ego manusia seluruh dunia; yang hanya bisa "diam" dengan kenyataan yang mereka hadapi.
Mereka sudah tak menaruh harap setitik pun pada manusia. Sudah tak ada ego yang memenuhi hati mereka. Hanya pada Rabb mereka berharap;
Berharap dipahami.
Berharap dibasuh luka dan kesedihannya.
Dan berharap dibalaskan berkali lipat kebahagiaan, atas ujian yang dihadapi.
.
Lalu aku pun bertanya,
Kapan aku bisa menaklukkan egoku?
Sungguh malu, aku.
...
(08/04/24)
Ramadhan 1445 H, yang hampir habis
12 notes · View notes
asqinajah · 1 month
Text
Ramadhan terus berjalan dengan tiap napas keberkahannya.
Saudara-saudara di Palestina juga masih terus berjuang sampai akhir napas mereka.
Dan kau, yang hidup dalam keamanan; jangan sampai menghabiskan napas dalam kesia-siaan. Sebab sungguh merugikan, lagi memalukan!
(20/03/24)
5 notes · View notes
asqinajah · 1 month
Text
Ramadhan ini, aku belajar menyederhanakan.
Bukan, bukan hendak "menyepelekan" kebesaran bulan Ramadhan yang jelas penuh dengan keberkahan. Tapi sedang belajar untuk menikmati dan melihat kemampuan dalam menjalankan berbagai ibadah, baik ibadah shalat, puasa, dll; dengan ibadah yg berupa peran seperti taat pada suami, mendidik anak, dll.
Aku sedang tidak memasang target yg muluk², hanya selalu berharap supaya tiap detik waktu yang terjalani adalah penuh dengan mengingat Allah dan pengharapan atas ridha dan ampunan-Nya.
(17/03/24)
16 notes · View notes
asqinajah · 2 months
Text
Muhasabah Ramadhan 1445: Rumah Tangga
Kehidupan setelah menikah itu, ibarat mengkuliti diri sendiri. Topeng-topeng yang selama ini dipasang, seakan perlahan terlepas satu persatu. Sebab, interaksi dengan suami dan anak, akan memperlihatkan sisi terdalam diri kita yang sebenarnya.
Adakah ia mudah menangis? Adakah mudah marah? Adakah mudah tersenyum saja meski badai-badai datang menghampiri? Ambil lah saja satu contoh keadaan: saat anak rewel, dan si ibu sedang merasa lelah, bagaimana ia kemudian bersikap dalam menghadapi anaknya? :)
Nyatanya, sebagaimana orangtua yang berusaha menanamkan sifat-sifat baik pada anaknya; orangtua pun sama, ia perlu mendidik dirinya sendiri agar bisa menjadi pribadi yang terbaik. Yaitu, bagi dirinya sendiri, dan juga untuk keluargnya.
Dan dua sifat/sikap utama yang perlu ditanamkan adalah: syukur dan sabar. Agar kehidupan rumahtangga penuh dengan ketenangan, meski Allah beri rangkaian ujian di dalamnya.
Semoga Allah mudahkan!
Dan semoga, di bulan Ramadhan ini kita bisa belajar untuk terus meningkatkan kualitas diri! :)
(14/03/24)
31 notes · View notes
asqinajah · 2 months
Text
Tumblr media
Repost dari @agirlwithimaan
(21/02/24)
6 notes · View notes
asqinajah · 2 months
Text
Uninstall Instagram (lagi), biar ingat kembali:
Al Qur'an itu obat, kawan hidup, juga hiburan terbaik. Entah dengan dibaca, didengar, dipelajari atau ditadaburi isinya. Ini yang utama.
Bahwa pikiran itu tergantung apa yang 'dimakan'. Kebanyakan liat media sosial -dalam kasusku Instagram-, maka bisa bikin aku cuma makan remah-remah yang kurang berkhasiat.
Makanan terbaik buat akal, adalah membaca buku. Nggak cuma bikin kenyang, tapi juga bikin akal bisa terus berjalan sebagaimana mestinya -sebab dikonsumsi dengan kesadaran, bukan semata kecanduan-.
Selain membaca, yuklah hidupkan diri dengan menulis juga. Rasanya, terlalu banyak bahan pikiran yang terkadang sayang bila dilewatkan begitu saja, tanpa direkam dan disimpan dengan tulisan. Pun, bisa jadi wasilah menata hati juga kan?
Dan masih banyak hal baik yang mungkin bisa aku dapatkan dengan satu langkah ini. Semoga istiqamah dan semakin produktif!
(20/02/24)
108 notes · View notes
asqinajah · 3 months
Text
Allah... Allah... Allah...
Rasanya, memang asma-Nya saja yang bahkan sekedar disebut, dapat mengobati keruwetan hati, pikiran, dan bahkan permasalahan negri ini dan dunia.
Ya Allah, di tangan-Mu semua urusan, maka permudahlah segalanya.
(05/02/24)
6 notes · View notes
asqinajah · 3 months
Text
Halo, gimana kabarmu?
Rasanya, ini salah satu keinginan kecil yang dimiliki saat ini. Saat hari-hari dipenuhi dengan kehidupan bersama keluarga kecil, dan aku sendiri sedang tak banyak bersosialisasi dengan orang lain di dunia nyata. Alhasil, malah berharap disapa oleh kawan lama, padahal aku sendiri tidak demikian terhadap mereka.
Memang, salah dua hal yang paling mahal untuk dimiliki adalah rasa syukur dan perasaan cukup, untuk kemudian tak muluk-muluk untuk memburu suatu yang tidak ada. Tak muluk-muluk terhadap hal yang tidak esensial. Sehingga, hati akan bisa tenang dan sanggup bahagia, bagaimanapun keadaan yang ada.
Berumah tangga jelas bukan hal yang mudah. Tapi apapun dan bagaimanapun keadaan yang ada, pasti bisa menjadi bahan baku bahagia~~~
Selamat berjuang bagi setiap insan, di lini perjuangannya masing-masing :)))
(29/01/24)
14 notes · View notes
asqinajah · 3 months
Text
Rasanya memang benar, sebuah nasihat yang kurang lebih bermakna:
Semakin jauh kita tahu kehidupan orang lain, semakin selamat.
Ya, alangkah hidup akan menjadi lebih manis tatkala kita asing dengan kehidupan orang lain. Agar, tak tumbuh benih iri, hasad, atau bahkan rendah diri. Sebab, memang tak semua orang bisa cuek begitu saja saat disajikan kehidupan orang lain. Sehingga barangkali mengasingkan diri bisa menyelamatkan hati yang begitu lemah ini. Iya, kan? :)
(20/01/24)
77 notes · View notes
asqinajah · 4 months
Text
Menjadi ibu, adalah tentang mengemban misi besar dalam tindakan sederhana.
Menyiapkan makanan dengan niat menyiapkan masa depan buah hati dan generasi yang cerdas bermanfaat, misalnya.
:)
50 notes · View notes
asqinajah · 4 months
Text
Dalam sekian hari ini, darah Palestina yang mengalir di tubuh mereka, baik yang telah syahid maupun masih terus berjuang; telah mengajarkan kita banyak hal. Salah satunya, adalah yang tergambar di atas; senyum yang tetap terkembang meski ujian kehidupan masih begitu tampak jelas di hadapan mereka.
Level kita memang berbeda dengan mereka, sehingga ujian yang kita dapati dari Allah pun berbeda. Tapi, satu hal sama adalah: Bersyukurlah pada Allah, atas apapun yang kau hadapi hari ini. Sebab, barang pasti, banyak hal yang dapat disyukuri!
:)
(04/01/24)
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Displaced Palestinian children. Despite the bombardment, they still try to smile. Are these children less deserving of what children in the west have? Because they’re Palestinian!? Being Palestinian isn’t a crime. They do have names, and they have dreams. THEY TOO ARE HUMAN.❤️‍🩹
1K notes · View notes
asqinajah · 4 months
Text
Kalau kamu seorang ibu, yakinlah bahwa apapun yang kau lakukan akan mempengaruhi dunia! Sebab, dengan tanganmu lah kau didik anak-anakmu, yang esok hari akan mewarnai dunia; entah dengan kebaikan atau keburukan.
Seriuslah untuk selalu belajar, dan mendidik anakmu dengan kesungguhan. Dan, kuatkan doa dan ibadahmu, agar Allah berikan kemampuan dan keistiqomahan.
(03/01/24)
47 notes · View notes
asqinajah · 5 months
Text
Ya Allah, betapa banyak hal yang seharusnya aku pelajari untuk menjalani peran ibu, betapa banyak hingga aku sendiri merasa tak sanggup. Maka dari itu ya Allah, aku ‘serahkan’ pendidikan anakku kepada-Mu dengan tanpa menghilangkan ikhtiar yang harus aku lakukan.
Dan bila kemudian hari anakku bisa menjadi pribadi yg sholih, taat, baik, lagi sehat; maka aku tahu bahwa itu semua adalah karena-Mu… Sebab aku hanyalah hamba-Mu, dan segala kuasa hanyalah milik-Mu.
Dan aku berlindung dari segala malas yg mungkin sebenarnya menjadi dalih atas kekuranganku…
(07/12/23)
51 notes · View notes
asqinajah · 5 months
Text
Genap! Selama masa perang di Palestina sampai kini dilakukan gencatan senjata, Tumblr sama sekali nggak kubuka. Sedang lebih aktif di sosmed sebelah dengan niatan mendapatkan update berita terbaru dan tercepat. Jadi, apakah Tumblr ramai dengan tulisan dukungan buat saudara muslim di sana?
Sebuah pertanyaan yg tidak hendak kucari jawabannya.
Selamat malam wahai diri. Teruslah belajar dan menjadi baik, bahkan lebih baik. Jangan bergantung pada orang lain, bahkan orang terdekatmu. Sebab, bagaimana pun hanya Allah yg dapat memberikanmu kemudahan dan jalan keluar, atas segala hal yg kamu hadapi. Tetap tersenyum dan berbuat baik pada sesama ya! :)
(27/09/23)
14 notes · View notes
asqinajah · 7 months
Text
Sadari hal yang kecil dan sederhana, dan berterimakasih atasnya, dan jangan lupa bersyukur pada Dzat yang Memberi. Barangkali, inilah salah satu kunci keharmonisan dalam rumah tangga. :)
15 notes · View notes
asqinajah · 8 months
Text
Ya Allah, aku tidak tahu tinggal berapa lama lagi aku hidup di dunia ini. Tinggal berapa lama lagi aku bisa bersama orang-orang yang aku cintai. Tinggal berapa lama lagi aku bisa berusaha beramal sholih.
Semoga, di sisa waktu yang aku punya ini, benar-benar bisa aku maksimalkan dalam mencari bekal kebahagiaan di akhirat, dan bisa pula aku menjauh dari berbagai kelalaian. Sebab, maut pasti akan menjemput dan aku tidak ingin menyesal. Allahul Musta'an...
(15/09/23)
110 notes · View notes
asqinajah · 8 months
Text
Semoga bisa kembali jadi reminder :)
Mengulang kembali pertanyaan yang sering disampaikan oleh seorang guru, yang ternyata memang jadi perhatian ulama terdahulu:
Apa keresahanmu hari ini?
Bila masih sebatas diri sendiri, barangkali inilah yang jadi faktor tak segera mendewasanya diri.
Dan mengulang kembali tulisan yang tertempel di dinding kamar:
Bagaimana hendak berpikir tentang PERADABAN, apabila dirimu sendiri masih BERANTAKAN.
Perbanyak doa dan istighfar, kawan. :'
(19/03/22)
39 notes · View notes