Tumgik
greyskullzzz · 6 months
Text
Meninjau Teknik Kutukan “Blood Manipulation” Choso Menurut Sudut Pandang Biologi
Choso merupakan seorang karakter antagonis pendukung di seri manga Jujutsu Kaisen oleh Gege Akutami yang kini menjadi salah satu manga yang paling digandrungi oleh para penikmat karya anime. Dalam dunia persihiran Jujutsu Kaisen, ia memiliki kemampuan fisik dan teknik kutukan yang hebat dan bahkan dapat membuat karakter utama dalam seri ini, Yuji, kewalahan. Teknik kutukan sendiri merujuk pada berbagai macam kemampuan magis unik dalam karakteristik serta aplikasinya yang dimiliki oleh karakter-karakter dalam seri ini. Teknik kutukan milik Choso yang bernama “blood manipulation” memungkinkannya untuk memanipulasi arah gerak, kepadatan, dan koagulasi darahnya sendiri di dalam maupun di luar tubuhnya. Dengan mengulas penggunaan teknik kutukan tersebut serta strategi karakter utama untuk mengunggulinya, karakteristik darah beserta komponen penyusunnya secara umum dapat dipahami. Tidak seluruh kemampuan teknik kutukan Choso akan dibahas pada artikel ini, tapi kini kita akan fokus membahas perihal skill manipulasi koagulasi darah miliknya.
Seperti yang telah disinggung sedikit sebelumnya, teknik kekuatan Choso dapat digunakan untuk mengontrol koagulasi darahnya. Untuk menghadapi musuhnya dalam jarak yang jauh, Choso mengompres cairan darahnya di dalam tangannya lalu menembakkannya bagaikan semburan selang air yang terkonsentrasi ke satu titik (Gambar 1). Untuk menambah keefektifan serangan tersebut, ia harus memperlambat koagulasi darah yang ia tembakkan. Dalam serial anime ini, tidak dijelaskan secara detail mengenai teknis kerja dari bagaimana ia melakukannya, tapi kita dapat mengajukan suatu hipotesis dari sudut pandang biologi.
Tumblr media
Pada saat tubuh terluka dan darah mengalir keluar, baik itu di luar kulit maupun di pembuluh darah dalam kulit, tubuh akan melakukan mekanisme koagulasi atau pembekuan darah (blood clotting) untuk mengehentikan kehilangan darah dari pembuluh darah. Darah sendiri terdiri atas beberapa komponen, yakni plasma yang menempati 55% dari total volume darah dan mengandung protein plasma, sel darah merah, sel darah putih, serta platelet/keping darah. Proses pembekuan darah berkaitan erat dengan kehadiran keping darah, suatu sel yang berbentuk seperti cakram terfragmentasi. Fungsi platelet dalam tubuh ialah melepaskan senyawa kimia untuk menginisiasi proses clotting, membentuk tambalan sementara pada dinding pembuluh darah yang rusak, dan mereduksi area kerusakan pada pembuluh darah seiring berjalannya waktu.
Pada tubuh, pembekuan darah termasuk ke dalam rangkaian proses hemostasis. Hemostasis atau pemberhentian pendarahan sendiri memiliki tiga tahap sekuensial, yaitu fase vaskular, fase platelet, dan fase koagulasi. Fase vaskular dimulai ketika pembuluh darah mengalami kejang dan kontraksi setelah terjadinya pendarahan. Penyempitan pembuluh darah yang diakibatkannya akan memperlambat atau bahkan memberhentikan pendarahan pada dinding pembuluh darah. Pada fase ini pula, sel endotel akan melepaskan faktor kimiawi pembuluh dan hormon lokal, salah satunya adalah hormon peptida endotelin. Hormon lokal tersebut dapat menstimulasi kontraksi otot polos serta pembelahan sel endotel, sel otot polos, dan fibroblas untuk mempercepat proses perbaikan. Selanjutnya, membran plasma sel endotel tersebut akan menjadi “lengket” bagi platelet untuk menempel di sana sehingga hemostasis dapat berlanjut ke fase platelet.
Pada permulaan fase platelet, platelet yang menempel akan melepaskan senyawa adenosin difosfat yang dapat menstimulasi agregasi dan sekresi platelet, tromboksan A2 dan serotonin yang menstimulasi kejang vaskular, faktor clotting, platelet-derived growth factor (PDGF) yang berperan dalam perbaikan pembuluh, serta ion kalsium yang dibutuhkan untuk agregasi platelet dan beberapa tahap dalam proses clotting. Platelet yang terus menempel dan menumpuk akan menjadi platelet plug yang dapat menutup pendarahan secara langsung apabila luka tidak parah. Akumulasi platelet selanjutnya menandai fase koagulasi, yakni pembekuan darah, hingga luka dan lendarahan dapat tertutup secara menyeluruh.
Dalam dunia Jujutsu Kaisen, hal-hal magis seperti sihir yang di luar nalar sudah menjadi hal wajar. Seseorang dapat mengasumsikan bahwa kemampuan Choso untuk menghambat koagulasi darah merupakan hasil dari aktivitas sihir yang membuat segala hal menjadi mungkin terjadi. Namun, kita juga dapat mencoba menjelaskan proses tersebut dengan pendekatan saintifik. Penghambat alami yang dapat mencegah koagulasi darah adalah antitrombin III, protein S, dan protein C. Setelah diaktifkan, ketiga protein tersebut akan menonaktifkan faktor clotting tertentu sehingga menyediakan mekanisme regulasi yang dapat mengontrol respon koagulasi dan membatasi ekstensi penggumpalan darah. Dengan demikian, dari sudut pandang biologi, dapat dikatakan bahwa salah satu kemampuan Choso adalah melakukan overexpression terhadap ketiga protein inhibitor agar molekul tersebut dapat diproduksi secara masif.
Daftar Pustaka:
Akutami, G. (2020). Jujutsu Kaisen, Chapter 103. Tokyo: Shueisha.
Martini, F. H., Nath, J. L., & Bartholomew, E. F. (2018). Fundamentals of Anatomy & Physiology, 11th Edition. London: Pearson.
Sallah, S. (1997). Inhibitors to clotting factors. Annals of hematology, 75, 1-7.
1 note · View note