Tumgik
marvinaanan · 6 days
Text
Aku pernah patah sepatah patahnya. Ditinggalkan seseorang karena keadaan. DIpikir begitu dicintai, ternyata hanya pikirku saja. Dicintai karena keadaan ternyata sangat menyesakkan.
Sekarang aku merasakan lagi. Logikaku berjalan lebih baik. Tapi hatiku tak bisa mengelak. Aku sangat rindu. Aku sangat cinta. Aku sangat ingin memilikinya. Menyerah karena dipaksa untuk menyerah menyakitkan ternyata. Atau jangan-jangan mencintai cukup dengarkan kata hati saja? Atau sebaiknya memang aku masih harus berjuang ya?
Mengapa perasaan tercipta sebegini rumitnya Tuhan.
2 notes · View notes
marvinaanan · 7 days
Text
Kopiku tanpamu
Pagi ini terasa hangat. Pukul 9.58 tidak dingin juga tidak menyengat. Seperti biasa di coffeeshop langgananku aku memesan Latte hot no sugar. Sebenarnya aku lebih ingin cappucino tapi disini tidak ada menu tersebut.
Aku merasa lebih mampu menikmati kopi dengan rasa pahit miliknya. Terasa apa adanya, sekalipun menu kali ini dibantu dengan susu. Namun, esspressonya masih bisa kurasa.
Lebih getir. Lebih mencekam. Kopi ini kuseduh dengan perasaan kehilangan. Seperti yang sudah-sudah. Lagi-lagi aku harus menahan perasaan sesak. Aku selalu bisa mengatasi setiap rusuh diantara kita. Tapi kali ini, aku rasanya ingin menyerah. Mampukah?
1 note · View note
marvinaanan · 5 months
Text
Aku ingin lega dalam menangis. Bahkan jika untuk tenang aku harus menangis setiap hari. Seperti halnya tertawa, aku ingin menangis bukan selalu dianggap emosi negatif. Aku ingin menangis untuk tenang dan lega dalam kacauku tanpa dihakimi dan dipertanyakan melulu mengapa aku cengeng. Karna menangis nyatanya membuatku kuat.
0 notes
marvinaanan · 5 months
Text
Ibu, orang-orang menyuruhku untuk keluar, bermain, dan menetap lebih lama tanpa terburu-buru pulang. Ibu, ku pikir aku akan baik-baik saja, tentu dengan doa mu, kepercayaanmu, dan semua hal-hal baik yang kudapat di rumah sebagai bekal ku bergaul. Tapi ternyata tidak mudah ya Bu. Orang-orang kejam, jahat, dan menyeramkan. Mereka manis-manis dan asyik dari pagi sampai siang. Tapi malam, malam benar-benar berbeda. Aku takut. Aku ingin segera pulang kembali. Rumah memang bukan tempat ternyaman atau menawarkan keseruan bahkan kebahagiaan seperti di luar saat ini. Seberantakan apapun rumah, Bu. Dia adalah tempat paling aman saat ini. Doakan aku ya Bu, semoga aku bisa segera membangun rumahku sendiri.
0 notes
marvinaanan · 6 months
Text
patah sendirian.
Tumblr media
0 notes
marvinaanan · 6 months
Text
Perasaan yg ingin kurasakan adalah
"Aku membutuhkanmu. Apapun itu, aku berusaha datang kepadamu. Sabarlah. Aku sedang berusaha. Kamu adalah prioritasku selanjutnya"
Bukan malah sebaliknya. Perasaan terbuang tak dihargai.
0 notes
marvinaanan · 6 months
Text
Aku sering mencari jawaban lewat tulisan, padahal jelas-jelas jawabannya sudah jelas. Tapi isi kepala yang rumit dan berantakan membuatnya semuanya keruh dan abu.
Hari ini aku ingin tidur lelap dan lega, karena sebelumnya yang terhitung lama. Hidupku kacau. Aku bertemu laki-laki yang memberiku cinta. Tentu saja, cinta itu tidak identik dengan kebahagiaan. Cinta adalah ketergantungan. Ya, aku sangat candu tentang segala tentangnya. Padahal jelas-jelas, hidupku sudah hancur. Semuanya kacau. Hal-hal yang tidak bisa kutoleran, semuanya jadi bersifat fleksibel dan wajar. tapi aku sangat menyanyanginya.
Cerita ini tidak runtut. Semoga yang membaca mampu merangkai maknanya.
Dia dan aku. Jelas jelas kami berbeda. Dia suka pedas aku tidak. Dia suka billyard, aku suka membaca. Dia suka rokok aku tidak. Dia suka es teh aku suka air putih. Dia suka dimanja aku mandiri. Dia dari sumatera aku dari jawa. Dia S1 aku S2. Dia dari keluarga kaya, aku yang biasa-biasa saja. Teman-teman kami sangat berbeda. Didikan kami sangat berbeda. Budaya kami sangat berbeda. Dan yang paling utama, pola pikir kami sangat berbeda. Tapi aku sangat menyanyanginya.
Bukan obrolan yang menyatukan. Akhir-akhir ini lebih banyak pertengkaran. Aku suka emosian. Aku menjadi gampang curiga. Entahlah, emosiku pun juga ikut berantakan. Tapi lagi-lagi sangat menyanyanginya.
Mimpiku masih sangat panjang. Tapi entahlah, rasanya jika kupaksakan bersamanya, tak akan lagi sama. Aku ini sebenernya sangat terluka. Logikaku benar. Hatiku rasanya sudah hilang kendali dan tak tau arah lagi. Semuanya ingin kunikmati dengannya. Aku rindu, ya bilang. Aku sayang, ya datang. Aku mencintainya, ya bilang. Padahal takdir itu adalah benang yang saling terhubung. Yang ku peroleh besok, adalah keputusan dan doaku hari ini. Dari dasar otakku, aku harusnya segera pergi. Kalau hati? Entahlah, rasanya abu-abu. Ragu sekali sebenarnya bersamanya. Bertahan karena cinta rasanya kok ga logis sekali untuk dibawa seumur hidup. Padahal satu persatu konflik dibuka agar mungkin jadi salah satu petunjuk.
0 notes
marvinaanan · 7 months
Text
Sejujurnya. Aku tidak masalah hancur sendiri. Tp yg lebih menyakitkan adalah ketika saat aku hancur, keluargaku lebih hancur.
0 notes
marvinaanan · 9 months
Text
Ketika mencintai bukan lagi soal mengharap kebahagiaan, tapi tentang memahami satu sama lain. Harusnya bahagia juga sih jatuhnya, karna memahami orang yang kita cintai. Tapi ternyata malah lelah.
3 notes · View notes
marvinaanan · 11 months
Photo
Tumblr media
Aku tidak tau, apakah tumblr mampu menjadi tempat aman untukku atau tidak. Namun, sementara ijinkan aku menuliskan rasa yang apa adanya. Bahwa, laki-laki ini kucintai dengan kesadaran dan konsekuensi penuh. Bahwa, laki-laki yang sedang bertumbuh ini, mampu menjadi alasan atas sedih dan senangku. Bahwa, laki-laki yang sedang berproses ini, telah mampu kusebut rumah keduaku. 
Pernah kubilang, aku patah hati dengan sosok ayah. Mencintai menjadi samar dan getir karna kenyataannya mencintai seseorang sangat dekat dengan kekecewaan. Saat ini, hanya saat ini. Kunikmati rasa cinta ini, terhadap laki-laki yang selalu terlihat biasa saja dan tegar. Padahal ku tau pikirannya kini tengah kalud dan riuh. Sabarmu adalah alasanku bertahan. Salah satu bentuk syukurku, entah ini dosa atau bagaimana. Tapi aku menikmati rasa ini, seutuhnya. 
3 notes · View notes
marvinaanan · 1 year
Text
Cinta dan Emosi
Aku sedang berpikir akhir-akhir ini, emosiku begitu labil. Mencintai orang tak lagi menyenangkan karna disampingnya begitu banyak ketidaktenangan, kecemasan, kekhawatiran. Aku benar-benar tidak mengerti, keterikatan emosi dengan seseorang yang bahkan belum ada setengah umur kita mengenalnya namun sudah berasa memiliki.
Bahkan aku ini milik siapa? mengapa aku begitu marah ketika ada seseorang telat memberi kabar, mengapa aku begitu sedih ketika ada seseorang dirundung yang bahkan mungkin saja hidupku lebih menyedihkan. YaTuhan, emosi, perasaan, rasa, semua ini begitu sulit dikendalikan.  
Apa yang sebenarnya aku pasrahkan pada seorang hamba yang bahkan dalam mengemis padaMu begitu payah. 
3 notes · View notes
marvinaanan · 1 year
Text
Kadar cintaMu
Tumblr media
Allah aku berlindung kepadaMu dari perasaan ini. Perasaan cinta. Perasaan mencintai yg selain Engkau. Sederhanakanlah kadarnya. Agar hatiku tak sesakit sebelumnya ketika kecewa.
2 notes · View notes
marvinaanan · 1 year
Photo
Tumblr media
Hujan dan ngantuk seperti sejoli yang tau waktu. Makanya harus ada kopi diantara mereka haha.
Btw, memang hujan itu waktu yang enak buat ngelamun dan merenung ya. Kalian gitu juga ga sih? Diatas motor pake jas hujan kecepatan 30-40 km/jam. Hidup itu memang melelahkan, hal baik dan buruk jadi samar-samar. Terbiasa melakukan nya membuat dua hal tadi menjadi susah dibedakan. Awalnya melakukan hal buruk sekali duakali sangat jelas nampak rasa bersalah dan dosanya. Lama-lama karna terbiasa, menjadi sukar merasakannya. Apa ini ya yg dinamakan hatinya sudah keras karena terlalu banyak dosa? 
Dunia menjadi mentoleransi hal-hal negatif yang seharusnya dijauhi. Tampilan orang-orang tak menjamin hati dan perilaku sebenarnya. Ada yang hobi mengumbar, ada yang cari aman dengan sembunyi. Padahal... 
Padahal siapa yang tau kan? 
1 note · View note
marvinaanan · 1 year
Photo
Tumblr media
Setiap orang ada masanya, dan setiap masa ada orangnya.
Jangan pernah takut kesepian, jangan pernah takut tidak ada teman, apalagi tidak ada gerombolan. Karna dia yang sefrekuensi akan datang kepadamu. Dan kamu akan datang kepada dia. 
13 notes · View notes
marvinaanan · 1 year
Photo
Tumblr media
Agar egois lebih leluasa.
0 notes
marvinaanan · 1 year
Photo
Tumblr media
Pertemanan Diri Sendiri
Dulu, sebelum usiaku menginjak angka dua. Bergaul adalah investasi paling menyenangkan. Banyak tongkrongan, banyak kenalan. Bonusnya menjadi terkenal. Hehe, banyak sapaan saat kesana maupun kesini. 
Lucunya saat itu, Semakin aku banyak menyapa dan tertawa, semakin aku merasa lelah. Sampai rumah, energi terasa terkuras habis. Saat itu, kukenali diri semakin dalam juga. Bahwa, healing ku bukanlah bersama dengan keramaian ramah tamah hahahihi, namun malah sendiri dan menepi. Oh.. jadi ternyata aku introvert ya(?)
Sampai pada usiaku telah menginjak angka dua atau setelahnya, mungkin. Aku menyetujui dari sekian banyak pendapat. Bahwa semakin dewasa, frekuensi pertemanan akan mengecil. Resonansi akan menyempit. Memilih sedikit dari sekian banyak tawaran untuk ngafe. Menjadi ekstrovert dari lingkup pertemanan yang itu itu saja. Namun, mampu membuat kita untuk untuk tampil dengan jujur. 
Level selanjutnya mungkin lebih berat, perjalanan dalam sosial mengantarkan kita akan kenyataan bahwa menjadi palsu bukanlah sebuah kesalahan atau dosa. Namun, semacam tuntutan dan akhirnya menjadi kemampuan wajib dalam berhubungan. Saat, kita handal memilih, memilah dan memakai berbagai topeng. Waktu akan membuka tabirnya, bahwa pada saat tertentu kita akan menampilkan diri asli yang lain pada ia yang kita percaya. Atau tak sengaja kita percayai. Pun sebaliknya, semakin kita dipercaya atau setidaknya sampai orang lelah berpura-pura. Tabiat aslinya akan nampak. 
Tuhan Maha Adil, baik dan buruk adalah selera. Syukur jika ia atau kita mampu menerima sifat menyebalkan dari setiap manusia. Ingat ya, dalam diri setiap manusia selalu ada sifat menyebalkan. Saat kita membenci sifat menyebalkan setiap orang mungkin disisi lain ada orang yang menerima sifat menyebalkan dari kita. Maka, bijak bijaklah dalam membuka diri. 
Level bersosial paling logis adalah saat aku menyadari. Satu-satunya yang bisa diandalkan adalah diri sendiri. Satu-satunya yang lapang menerima adalah diri sendiri. Bahwa, semakin kita tumbuh, semakin timbul rasa sadar bahwa segala yang datang ialah bantuan, stimulan, atau mungkin semacam makanan bagi diri. 
Iya.. diri sendiri.
0 notes
marvinaanan · 1 year
Photo
Tumblr media
Diskusi byk hal with this people. Thank u so much sudah mau menjadi pendengar yang sabar. Memberi nasehat dan sudut pandang dari kaca mata yang sebelumnya sama sekali tak se frame. U gave me a lot. Semoga apa yang telah disimpulkan menjadi penolong dan pembenahan. Sehat dan bahagia selalu yash!
0 notes