Tumgik
#Alquran Lama
rubahlicik · 1 year
Text
Mylog : Sebelum berdoa
Beberapa minggu ke belakang, aink lagi di fase capek capek nya hidup..
Iya, seorang ayah/suami/lelaki juga bisa lelah meski ga fii sabilillah.
Kadang iri sama istri yang kalo mumet bisa ngomel, komplain panjang lebar biar separo bebannya ilang. Ada kebutuhan untuk didengarkan yang mesti disalurkan
Nah, otw menuju 6 tahun menikah aink baru ngeh kalo aink ga pandai komplain, atau menyuarakan problem. Mungkin karena aink liat bapak kali ya yang irit bicara, jadi ketika ada masalah apa gitu, ya diem diem aja.
Trus tadi pagi juga ngobrol sama istri soal anak pertama yang 'baik' ga rewel dan cenderung ga ekspresif, beda sama si bungsu. Aink jadi ovt, apa mungkin dia diem karena bingung menyuarakan kebingungannya?
Kayak aink,.
Aink baru banyak ngobrol ini itu tuh baru pas uda nikah aja, lumayan banget ada istri, bisa nanya ini itu. Meskipun masi sering bengongnya, tapi sekarang aink lebih sering minta pendapat.
Enaknya gimana,
Tips: carilah istri yang bisa mendengarkan, bukan yang cuma minta didengar
Kemarin, pas lagi nyari stok ***** di laptop, aink nemu mp3 lama kajiannya ust.hanan,. Bahasannya tentang menyikapi problema hidup termasuk menyikapi takdir yang ga sesuai harapan.
Gila juga sih, nyari ***** malah nyangkut ke kajian. Subhanallah, akhi, ini petunjuk ilahiah
Ust. hanan ngangkat kisah nabi musa vs firaun. Kebetulan, selain nabi yunus aink juga ngefans sama nabi musa. Kenapa? Karena doa nabi musa dalam alquran tuh banyak. Which means, ujiannya macem2, musuhnya juga elit, ga kaleng kaleng cerita hidupnya. Berdakwah di jaman penyihir lagi hits dan penguasa lokalnya uda berani ngaku ngaku Tuhan. GG emang nabi musa.
Anyway, yang jadi highlight adalah ketika nabi musa disuruh dakwah ke firaun,. Ternyata nabi musa ga minta tongkat sakti yang bisa jadi ular, atau beragam skill ulti yang kelak datang kemudian. Ternyata yang diminta pertama adalah
Tumblr media
Minta lapang dadanya, biar apa?
Biar apa pun yang terjadi ga banyak guncangan jiwanya. Lapang dada bukan berarti ga sedih, tapi bikin kita mampu menerima keadaan.
Beda,
Contoh dada yang ga lapang tuh ada di kisah nabi Yunus. Ketika mentok dakwah, dadanya ga mampu lagi menampung penentangan audiencenya, nabi yunus memilih pergi
Dan ujungnya dimakan ikan,..
Hidup ini emang susah, masalah ada aja dan ga bisa kita kontrol,. Yang diusahakan belum tentu dapet.
Takdir bisa aja ngetroll dengan sama sekali ga ngasih apa yang kita pengen. Padahal uda doa dan ikhtiar maksimal tapi,.
Tumblr media
Cuma dapet hikmahnya aja.
Disinilah pentingnya berlapang dada. Pada sikap manusia, pada Takdir Tuhan dan beragam persoalan yang ga kita punya solusinya.
Kita beruntung jadi umatnya nabi Muhammad,. Risalah uda beres, petunjuk uda lengkap.
Terkait permasalahan hidup, uda dijawab di surat Al Insyirah
Tumblr media
Ampe diulang, biar yakin banget kali yah. Cuman ya aink sebagai manusia kadang suka gegabah ketika baca surat ini.
Ya Allah, kesulitannya nampak dengan jelas, trus kemudahannya sebelah mana?
Ya balik lagi, tetap lapang dada meski belum liat kemudahan dalam himpitan kesulitan. Karena Kesenangan dan kesedihan ga bisa jadi patokan, hidup kita diridhoi Tuhan atau enggak
133 notes · View notes
monicasyarah · 8 months
Text
Saat tubuh dan pikiran kita sedang lelah-lelahnya, rasanya kita menjadi orang yang lebih sensitif: mudah tersinggung, mudah marah, dan sulit untuk berpikir jernih.
Bagaimana tidak? Mulai hari Senin sampai dengan Jumat, mungkin kita banyak melakukan aktivitas dan meluangkan waktu untuk hal-hal di luar diri kita. Sepulangnya dari aktivitas yang melelahkan itu juga rasanya tubuh kita sudah otomatis meminta haknya untuk beristirahat. Mulai hari Senin sampai dengan Jumat, kita melakukan rutinitas berulang yang terkadang menimbulkan kejenuhan pada diri.
Saat semua perasaan itu sudah muncul, sepertinya kita sedang melupakan satu hal yang penting, yaitu meluangkan waktu untuk berbincang dengan diri sendiri. Ambil napas, buang napas. Tanyakan bagaimana perasaan kita hari ini, apa hal yang membuat kita merasa bersyukur hari ini, apa yang membuat kita merasa sedih hari ini, apa yang sedang kita butuhkan, dan lain-lain. Selain itu, ada satu hal penting lainnya, yaitu memerhatikan kebutuhan hati dan iman. Jangan-jangan selama ini ia sedang dilanda kemarau karena sudah lama tidak dihujani oleh ilmu dan Alquran.
Semoga aktivitas duniawi nggak membuat kita lupa mempersiapkan bekal menuju kehidupan setelah kematian. Sudah berlelah-lelah di dunia, masa mau berlelah-lelah juga di akhirat? Semoga kita diberi kemudahan untuk selalu menyertakan Allah dalam setiap aktivitas yang kita lakukan, semoga Allah ridha terhadap kita sehingga semua kelelahan kita di dunia, Allah gantikan dengan kebaikan untuk kita di dunia dan di akhirat. Aamiin ya Rabbal aalamiin. Laa hawla wa laa quwwata illa billaah.
©Caca
22 notes · View notes
ummuruman · 7 months
Text
Hikmah tipis tipis
Kalo kita liat sejarah.
Madinah dulu diapit negara besar nan maju yaitu persia dan romawi.
kalo rasulullah ngejar dari sisi bangunan ga bakalan kekejar dan pasti lama prosesnya.
Kalo rasullah mulai bangun madinah dari harta juga sama, banyakan persia dan romawi kemana2 lah hartanya. Madinah kan cuma kota kecil dulu.
Tapii.. Ternyata rasulullah menemukan benang merahnya . Untuk memajukan kota madinah atas bimbingan wahyu rasulullah fokus di pendidikan , rasulullah saw mendidik para sahabat Dengan alquran(guidance of life)
Pas imannya udah kokoh baru rasulullah arahkan para sahabat diberbagai bidang pekerjaan, step by step. Barulah dihidupkan pelan2 sistem pemerintahan yg di isi oleh org2 yg kokoh imannya. Tinggal nunjuk kamu jadi mentri ini ya kamu jadi mentri itu ya sesuai keahliannya dan kalo ada masalah langsung diskusi, apapun itu.
Mudah memang, kalo iman nya udah berkarakter.
Sayangnya sejarah di sekolah sekolah hari ini sebatas harus hafal apa,dmna,kapan,bagaimana.
Atau dibuat ga asik biar ga ada yg tertarik.
Miris..
Untuk anakku nnti: "Nak,kamu harus tau semua tentang ini. Tentang tahapan dalam belajar. tentang rasul dan Quran.Bahkan tahumu tentang rasulullah harus lebih detail dibanding tahumu tentang ibu dan ayah. Kami hanya beri clue clue nya. Sisanya kamu cari sendiri ya. Biar terbentuk kepribadian,melatih kesabaran juga. Mudah2an iman mu berkarakter
12 notes · View notes
lacikata · 1 year
Text
Warisan.
Beberapa waktu lalu sempat memantau pembahasan seputar waris oleh Mamazi hafidzahullah hasil dari seminar yang beliau ikuti sebelumnya bersama Ust. Nizar Saad Jabal hafidzahullah.
Allah Subhanahu Wata’ala sudah menerangkan di Alquran pembagiannya, tetapi untuk praktik di lapangan tydac semudah itu, ya bagaimana pun kita perlu aktif belajar tentang hal ini; apabila tidak mengerti bisa berkonsultasi dengan ahli faraid atau mengikuti seminar waris akan lebih baik.
Diharapkan dengan kita belajar tentang waris akan terhindar dari mengambil hak orang lain, kecewa atau kesal tidak pada tempatnya (yang banyak terjadi hingga menyebabkan pembunuhan atau penganiayaan), menjalankan hukum-hukum waris sesuai syariat dari Allah Subhanahu Wata’ala.
Harta waris ibarat pedang bermata dua yaitu harta yang paling berkah sekaligus harta yang paling banyak mudaratnya.
“Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka).” (QS. An-Nisa’: 10)
Diselesaikan lebih cepat lebih baik untuk meminimalisasi kerumitan dan keributan di kemudian hari sebab banyak pula kasus di mana ahli waris meninggal pun belum menerima haknya, yang rumit dan ribut kemudian cucu-cucunya.
Sebagaimana pembagiannya pun sudah Allah Subhanahu Wata’ala terangkan di Alquran maka seyogianya seorang Muslim harus menggunakan hukum waris yang sesuai dengan Alquran dan sunah yang sahih; bukan yang lain (yang menyelisihi agama) sehingga bukan tentang ‘semua rida’ melainkan apakah telah dijalankan pembagiannya sesuai syariat?
Harta waris memang hak ahli waris namun pembagiannya adalah hak Allah Subhanahu Wata’ala. Perkara ahli waris A akan menghibahkan bagiannya ke ahli waris B itu sah-sah saja, namun yang terpenting adalah masing-masing ahli waris sudah lebih dulu menerima haknya sesuai pembagian-pembagian yang disyariatkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala berdasarkan statusnya dengan si jenazah yaitu apakah orang tuanya? (ayah, ibu), suami/istrinya?, anak kandungnya? (laki-laki, perempuan) sekalipun orang tua mereka sudah bercerai, dsb agar syariat tetap berjalan dan kita tidak menganggap enteng atau meremehkan hukum yang sudah Allah Subhanahu Wata’ala tetapkan.
Ibarat mau membeli emas baru (emas lama + uang = emas baru/tukar tambah), jual beli yang sudah lumrah terjadi, namun hakikatnya tidak sesuai dengan hukum Islam sebab objeknya adalah emas di mana termasuk barang ribawi dan praktik jual beli yang demikian tidak dibenarkan oleh syariat.
Adapun yang diperbolehkan adalah si pemilik toko harus terlebih dahulu menyerahkan hasil penjualan emas lama, setelah itu kamu membayarkan kembali uang hasil penjualannya dengan tambahan uang lainnya sebagai pembayaran emas baru yang akan kamu beli. Hal demikian bertujuan agar kamu terhindar dari riba yang diharamkan. (konsultasisyariah.com)
Sekalipun tujuannya sama namun ada syariat yang memang sudah ditetapkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala. Apabila sudah Allah Subhanahu Wata’ala firmankan dalam Alquran atau Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sudah bersabda atas suatu perkara, your opinion doesn’t matter, dear. Dahlah ojo ngeyel \(,”)
Dan semua anggota keluarga harus paham hukumnya sehingga tidak merasa terzalimi, “Loh kok aku dapatnya segini?” atau “Anak laki-laki benar-benar ga mau tau atau ga mau bantu orang tua. Jadi yang selama ini ngurus orang tua ya anak-anak perempuan. Kan agak ga adil rasanya anak laki-laki tetap dapat yang lebih besar.”
 “Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian warisan untuk) anak-anakmu. Yaitu bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh setengah (harta yang ditinggalkan). Dan untuk kedua orang tua, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh kedua orang tuanya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar utangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta yang ditinggalkan oleh istri-istrimu, jika mereka tidak mempunyai anak. Jika istri-istrimu itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) sesudah dibayar utangnya. Para istri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu mempunyai anak, maka para istri memperoleh seperdelapan dari harta yang kamu tinggalkan sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat atau (dan) sesudah dibayar utang-utangmu. Jika seseorang mati, baik laki-laki maupun perempuan yang tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, tetapi mempunyai seorang saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau (dan) sesudah dibayar utangnya dengan tidak memberi mudarat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syariat yang benar-benar dari Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun).” (QS. An-Nisa’: 11-12)
Hukum yang sudah Allah Subhanahu Wata’ala syariatkan jangan dilawan oleh akal dan nafsu sebab yang mensyariatkan hukum tersebut adalah Allah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Siapa kita? Hanyalah seorang hamba yang pengetahuannya terbatas.
Harta waris berupa emas, uang, aset seperti properti, motor, mobil atau barang berharga lainnya, piutang dan utang. Apabila si jenazah meninggalkan utang dan hartanya tidak bisa menutup utangnya maka ahli warisnya yang akan membayar sesuai dengan bagian warisnya. Hikmah anak laki-laki mendapat bagian lebih besar sebab tanggung jawabnya pun lebih besar.
Apabila yang ditinggalkan adalah utang maka mereka pula yang membayarkan utangnya paling besar sehingga bagian tidak adilnya di sebelah mana? Pun apabila mereka tidak membayarkan sesuai yang disyariatkan, semua akan dihisab dan kelak yang menghisab adalah hakim yang seadil-adilnya, Allah Subhanahu Wata’ala.
“Dulu sempat kesal banget sama ceceuku Mamazi karena dia selalu buat mamaku sedih, terbebani dan kesusahan karena ulahnya. Sampai abangku bilang, aku harus sabar karena bisa jadi mamaku dapat pahala sabar yang banyak justru dari ceceuku dibanding dari aku atau anak lainnya. Dari situ aku coba yakini diriku sendiri karena aku emang ga tau siapa di antara anak-anak mama yang bisa bawa ke surga kalau aku cuma liat dari kacamata sendiri dan merasa si paling berbakti :’( ternyata emang udah dikasih peringatan di QS. An-Nisa’: 11.”
Banyak cerita serupa dari DM Mamazi di mana tidak terima apabila orang yang mendapat bagian paling banyak nanti justru orang yang tidak peduli dengan orang tuanya, yang paling menyusahkan, yang paling tidak amanah, yang paling tidak bisa mengelola harta, padahal mungkin pahala ibumu paling besar itu tersebab bersabar dengan ujian yang datang dari anaknya. Lagi pula:
Itu adalah haknya, titik.
Itu bukan kamu, titik.
Apa pengaruhnya dengan hidupmu? Apabila dia mendapat bagian harta waris, hidupmu selama ini tidak pakai uang warisan tetap bisa hidup.
Apa pengaruhnya dengan hidupmu? Apabila dia bisa/tidak bisa mengelola harta sebab hartanya adalah urusannya.
Apabila kamu pintar mengelola harta dan dia tidak, sekalipun kamu hanya mendapat 500.000 dan dia mendapat 1M, uangnya bisa langsung habis dan uangmu bisa terus bertambah.
Hidup jangan mengandalkan warisan.
“Kasihan hasil jerih payah ibu bapak bertahun-tahun bisa-bisa dihabis-habisin gitu aja.”  
Apabila memang sudah waktunya habis pasti akan habis dan berarti memang bukan bagianmu untuk menikmatinya.
Nikmati saja apa yang Allah Subhanahu Wata’ala tentukan menjadi bagianmu, jangan memusingkan bagian orang lain.
“(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah kemenangan yang besar.
Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya, dan baginya siksa yang menghinakan.” (QS. An-Nisa’: 13-14)
Dengan demikian, bermain-main dengan harta waris tydac sebercanda itu, “Terserah mau pake hukum yang mana yang penting semua menyetujui.” , “Repot amat kan sama aja saya tau bagian saya sekian yauda saya ikhlasin ke ahli waris yang lain daripada bolak-balik.”
Bhaiqla, bukankah pedoman hidup seorang Muslim adalah Alquran dan sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam? Apabila kita mau semau-maunya (mengubah atau tidak mengamalkannya) ya silakan saja bersiap menanggung risikonya.
Hukum yang sudah Allah Subhanahu Wata’ala tetapkan merupakan syariat-Nya yang membuktikan bahwa ia datang dari sisi Allah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana yang dengannya Allah Subhanahu Wata’ala sudah mewasiatkan wasiat yang berguna, Allah yang Maha Mengetahui apa yang bermanfaat bagi makhluk-Nya lagi Maha Bijaksana dalam syariat yang ditetapkan oleh-Nya.
Demikian ibrah yang bisa diambil dari pembahasan beliau, serta ada beberapa tambahan dari saya. Tulisan ini hanya ibarat kulit arinya saja, sebagaimana beragama harus atas dasar ilmu, tidak ikut-ikutan atau taklid buta maka paling tidak, apabila tidak mengetahuinya, bertanyalah pada ahli ilmu.
Dalam hal ini, apabila tidak mengerti seputar waris, berkonsultasilah dengan ahli faraid atau mengikuti seminar tentangnya akan lebih baik.
26 notes · View notes
hijaupastel · 10 months
Text
ANAK PONDOK
Kadang aku rindu, rindu jadi anak pesantren. Hehe aneh ya. Tapi bener, aku rindu mondok di pesantren.
Waktu itu rasanya aku jauh sekali dari hiruk pikuk dunia, rasanya waktu itu yang aku pikirkan hanya rasa kasihan pada orangtuaku saja jadi aku merasa harus sungguh- sungguh dalam menuntut ilmu.
Aku suka sekali menghafal al-quran, makanya aku dulu sempat menyayangkan kalau hafalan itu bukan hal yang wajib, tapi sunnah saja, yang mau setor silakan, gak juga ga papa. Tapi, aku tetap menghafalnya. Rasanya hafalanku banyak dan cukup mudah, yang sulit adalah menjaga hafalanku.
Menjaga hafalan itu sama dengan menjaga sikap. Kalau banyak maksiat, hafalannya akan memudar. Tapi aku juga manusia, banyak melakukan dosa walau yah gak bisa diwajarkan juga namun sebisa mungkin kita pasti maunya menghindari dosa.
Ya, kenapa aku rindu masa itu?
Masa dimana aku ingin mengejar akhirat walau kurikulumnya masih yang mengejar ijasah duniawi sih. Tapi rasanya aku senang sekali di sana, selain banyaknya problema santri. Yang kusuka adalah aku bisa beribadah dengan maksimal bersama dengan yang lain, belajar alquran setiap hari, berjamaah di setiap solat wajib, sunnah rawatib ga ketinggalan, solat duha setiap hari, solat tahajjud setiap hari, berdzikir sepanjang hari, puasa sunnah pun rajin sekali, sering belajar kitab kuning, mendengar kisah rasul dan para wali yang mengagumkan, dan semua hal positif yang aku rindukan.
Kenapa sekarang aku ga bisa lagi melakukan itu?
Apa sesibuk itu dengan duniaku, dengan anak- anak dan banyaknya pekerjaan rumah yang seringkali aku jadikan alasan, untuk tidak bisa lagi lama- lama berdzikir, untuk jarang berpuasa menahan lapar dan dahaga, untuk bisa baca quran dan bangun malam, dan segala hal yang aku masih ingin mempelajarinya.
Walau yang aku yakini, aku pun sedang beribadah, mendidik anak adalah ibadah, memasak makanan untuk suamiku adalah ibadah, dan yah semakin kita dewasa kita akan mengerti bahwa rindu pada masa lalu itu tak mengapa, karena bagaimanapun, masa sekarang adalah yang terpenting, dan apapun yang kita lakukan bisa bernilai ibadah bila diniatkan begitu.
Wallahualam.
2 notes · View notes
ceritaay · 10 months
Text
Tumblr media
Yang Paling Dikenang #2
Ketika melihat mushola ini, memoriku langsung membuka ingatan tentang Bapak. Ya. Banyak hal yang aku dapatkan dari Bapak melalui mushola ini..
Banyak ku lalui waktuku dari sehatnya, sakitnya, hingga melihat beliau wafat. Ketika sehat beliau sangatlah aktif di mushola. Datang paling awal untuk bersiap adzan dan sholawat setelahnya ( di daerahku disebut 'pujian' ). Yang paling sering adalah Subuh, Maghrib, dan Isya. Hingga hafal betul Bapak sering melantunkan Syi'ir Tanpo Waton oleh Gusdur (coba tonton, banyak nasihat baik di dalamnya) dan Sholawat Jibril. Dulu Bapak bertugas demikian, karena sudah ada yang biasa menjadi imam.
youtube
Setelah 2 imam di daerahku meninggal, Bapak berganti manjadi Imam. Beliau bisa dikatakan sangat gagap dalam membaca Alquran. Mungkin karena jaman dulu hidup beliau sangat keras dalam bekerja, dan tidak diajari maupun disekolahkan ke madrasah oleh orang tuanya. Namun aku melihat beliau gigih dan mau belajar Qur'an karena merasa butuh. Sampai suatu ketika beliau memintaku mengajarkan Qur'an bahkan dari huruf Hijaiyah dan ditempelkan di tembok kamarnya. Namun itu tidak berlangsung lama. Mungkin karena kesibukannya juga dalam bekerja dan mengurus desa. Jadi kita tidak belajar lagi..
Mungkin kalian bertanya, ga bisa baca Qur'an kenapa jadi imam?
Nah mungkin karena beberapa alasan ini. Di daerahku minim sekali anak muda yang mau untuk menjadi imam. Yang tua apalagi. Sedangkan Bapakku, semenjak pulang ibadah haji -entah kapan belajarnya- Beliau jadi hafal doa-doa setelah sholat dan hafalan surat pendeknya juga lumayan. Jadi Bapak memberanikan diri untuk menjadi imam.
Ketika masa-masa sakitnya, kondisi membuatnya tidak mampu menjadi imam lagi. Beliau tidak kuat untuk mengeraskan suara terlalu lama. Adzan, pujian, dan imam digantikan oleh orang lain. Terkadang kakak iparku juga berperan. Walaupun demikian, kondisi itu tidak menjadikan Bapak urung dari masjid. Beliau tetap ke masjid walaupun menjadi makmum.
Puncaknya adalah ketika Idul Fitri terakhir menjelang wafatnya. Tahun 2021. Beliau sedang dalam kondisi yang tidak baik. Sakit jantung yang sudah komplikasi itu membuatnya sering sesak jika berjalan maupun berdiri terlalu lama. Pagi itu Bapak belum memutuskan akan pergi sholat atau tidak. Bahkan hanya diam ketika kami tanya. Dan seperti biasa, Bapak berusaha terlihat kuat sehingga kami memutuskan untuk berangkat terlebih dahulu. Kebetulan mushola tempat kami akan melaksanakan sholat Ied hanya berjarak 3 rumah dari tempat tinggal kami.
Sambil melantunkan takbir, hati ini belum tenang. Berkali-kali melihat ke arah rumah apakah Bapak akan melaksanakan sholat atau tidak. Ketika menjelang sholat akan dimulai. Beliau terlihat berjalan menuju mushola. Entah kenapa hati ini sesak melihatnya. Sungguh malu. Kadang diri ini ketika sakit sedikit saja enggan untuk sholat berjamaah. Astaghfirullah..
Aku memperhatikannya dari shaf akhwat, Beliau sangat effort dan hati-hati, pelan dalam melangkahkan kakinya melewati tangga masjid.
Setelah sholat selesai. Mata ini tak henti mencari Bapak. "Bapak aman gak ya". Berulang kali dalam hati seperti itu. Hingga semua orang bubar Aku masih menunggu dan menghampiri Bapakku yang hendak turun dari tangga masjid. Beliau duduk di pelataran masjid sambil terengah-engah. Beristighfar dan memegang dadanya.
Entahlah, aku adalah tipe orang yang tidak kuat dihadapkan dengan kondisi semacam ini. Air mataku sudah mulai menetes sambil merangkul Bapak yang sedang duduk.
Cukup lama kita duduk untuk menstabilkan kondisi Bapak. Setelah Bapak merasa kuat kembali, kita berjalan menuju rumah. Bapak aku gandeng dan rangkul. Tidak ada satu patahpun kata yang bisa aku ucap sepanjang perjalanan :)
Yaa itulah sepenggal kisah singkat antara Bapak dan mushola. Hal-hal yang saat ini menjadikanku kembali mengingatnya ketika mendengar sholawat yang biasa dilantunkan, ketika momen Idul Fitri, dan momen-momen lainnya..
Apa yang bisa kita ambil dari cerita tadi?
Kita sebagai muslim, Allah berikan nikmat dan amanah yang luar biasa. Kita perlu bersyukur atasnya. Tidak hanya dengan berucap hamdalah, tapi dengan menambah pula keimanan kita melalui ibadah.
Dari Bapak, aku belajar pantang menyerah, bahwa kita sebagai muslim haruslah maksimal dalam beramal. Tidak bisa adzan, ya iqamah. Tak sanggup menjadi imam, ya jadi makmum. Tidak kuat berdiri ya duduk. Jangan jadikan ujian yang Allah berikan kepada kita seperti sakit sebagai alasan untuk mengurangi bahkan bermalas dalam ibadah. Selagi masih bisa diusahakan, tetaplah melakukan yang terbaik untuk menjadi apa yang Allah inginkan.
Hingga menjelang akhir hayatnya, suatu ketika aku tiba-tiba merasa takut jika Beliau meninggalkan sholat karena beberapa kali merasa putus asa. Beliau mengeluh karena sudah banyak berobat dan ikhtiar, tapi masih belum diberi kesembuhan. Namun, hatiku tenang karena sebelum dicabut nyawanya, Bapak ternyata masih menjalankan sholat isya di tengah kondisi sakitnya. Saat itu aku mengintip Beliau yang dengan khusyuk berdoa di atas kursinya. Doa dan sholat terakhirnya. Bapak yang in syaa Allah selalu menjaga sholat semasa hidup, Allah berikan kesanggupan pula menjaga hingga akhir hayatnya. Aku teringat pula tausiyah ustadz Oemar Mita bahwa
Kita akan diwafatkan sesuai dengan kebiasaan kita. Maka jika ingin meninggal dalam keadaan baik, pastikan apa yang menjadi kebiasaan kita, apa yang keluar dari lisan kita, adalah segala hal yang baik. Wallahu alam. Hanya Allah yang Maha Mengetahui..
Mungkin itu sedikit cerita dariku. Seorang anak perempuan yang bangga karena Allah pilih untuk memiliki seorang ayah seperti Bapakku. Salam rindu Pak. Semoga Allah kumpulkan kita lagi di Surga-Nya kelak 💙
5 notes · View notes
ideideidea · 2 years
Text
Seniorku mungkin tak ingat pernah berkata begini
Berapa tahun lalu, aku mengikuti pelatihan pembekalan bagi mentor-mentor di kampus. Pembahasan materinya seputar bagaimana menjadi mentor yang baik bagi para mentee-nya. Di tengah penyampaian materi, pengisi materi bertanya pada para peserta,
"Siapa di sini yang pernah khatam alquran beserta terjemahannya..?"
Semua peserta terdiam, beberapa saling melirik satu sama lain. kemudian ada satu orang yang mengangkat tangan pertanda mengamini pertanyaan dari pemateri.
Semua peserta menoleh kearahku, berhubung aku satu-satunya peserta yang mengangkat tangan itu. Kemudian pemateri melanjutkan pembahasannya tentang perlunya seorang mentor rajin-rajin menggali pemahaman tentang alquran.
Saat semua orang melihatku, mungkin ada beberapa yang berdecak kagum, tapi aku merasa kekaguman itu seharusnya tidak ditujukan kepadaku. Namun kepada seniorku atas ucapan yang mungkin saat ini sudah tidak dia ingat pernah mengucapkannya kepadaku.
Boleh jadi kalau kalimat itu tidak pernah diucapkan, aku hanya akan melengkapi peserta lain yang sama-sama tidak menunjuk tangan.
Setahun sebelumnya, aku bertemu beliau di tempat penitipan barang musholla kampus, beberapa pengurus ldf memang biasa menjadikan tempat itu untuk diskusi santai atau sekedar beristirahat di sela-sela waktu kuliah. dalam satu kesempatan diskusi itu beliau berujar
"coba deh sekali-kali khatamin terjemahannya alquran, rasain sensasinya (dibanding cuma baca bacaan aslinya). Beberapa ada kalimatnya yang sulit dicerna tapi gpp"
Beliau mengucapkan itu tak lama sebelum ramadan, jadi aku coba mempraktekannya saat ramadan selama sebulan penuh. dari yang sebelumnya berusaha mengkhatamkan sebanyak-banyaknya jadi fokus mengkhatamkan beserta terjemahannya. itu pun ngga selesai saat ramadan, baru benar-benar selesai sebulan setelah lebaran.
Memang rasanya menyenangkan selama menjalaninya, apalagi ketika membaca ayat-ayat tentang pertolongan Allah, karunianya, gambaran surga dsb, meskipun ada rasa getir juga ketika membaca ayat-ayat tentang ancaman neraka, adzab kaum terdahulu, atau peringatan atas kemaksiatan dsb.
Setelah selesai khatam, kembali lagi ke sebelumnya karna cuma kuat sekali doang wkwk. dan itu pun setelah itu udah ngga diinget2 lagi sampai tiba waktunya pembekalan mentor itu setahun berikutnya.
Aku tetiba teringat kisah ini hanya coba mengambil pelajaran untuk bagaimana berkata baik tiap waktu kepada siapapun, mana tau salah satunya akan jadi praktek yg serius dan berimbas pahala yang berbalik ke kita. Meskipun bisa jadi kita sudah tidak ingat pernah berkata begitu.
24 notes · View notes
lamyaasfaraini · 1 year
Text
Bittersweet Fore?!
Tumblr media
Bulan lalu suamiku @sagarmatha13 cerita pas jalan pulang liat ada Fore baru buka di daerah DU. Biasanya kan Fore di mall ya, sekarang merambah ke kawasan kampus. Oke, pankapan kita kesana~
Ceritanya kemarin, mau nginep dirumah mertua mau buka puasa disana. Aku dan anakku tidur siang sampe sore lupa belom packing, suamiku keburu plg kerja sekitar set 5. Buru2 lah bahu membahu sama suami, aku packing.. Suami mandiin anak. Akhirnya beres cusss pergi sambil cari takjil ke daerah DU, nyari takjilnya jg buru2. Pengen takoyaki ngga jadi lah takut lama bikinnya, beli aja yg gampil dan cepet. Dahlah akhirnya beneran magrib dijalan tp udah deket rumah. Alhamdulillah..
Beres buka, mama mertua blg mama ngga masak nih buat sahur.. Oke ntar kita beli aja deh. Sambil suami ngajak beli takoyaki yg td dipengenin hehe dia mikirin jugakkk.. Sekitar set 9 malem ke daerah DU lg deket bgt sama rumah mertua, jalanan masih rame dan macet ajaaa.. Beli aja takoyaki sama okonomiyaki street food yg mana aku ngga expect bakalan enak jg tp ya pas di cobain mayan ajalah yaa haha. Trus aku blg ke suami pgn Fore, 1 aja weh buat berdua lg ngga pengen banyak2 sambil penasaran sama store nya. Pas kesana wah luas juga tempatnya baguusss sampe kedalem ada taman kecil gituuu.. Daaaan penuh jg sama yg nongki dan take away. Rasanya pengen ikutan nongki disitu cozy beeeuud tapi udah kemaleman inget anak dan harus beli makanan buat sahur, yahh next ajalah yaa. Pulang pulang di tempat parkir.... *off the record* alhamdulillah pokonya berkah Ramadan, semoga Allah ridhoi.. Aku dan suamiku sepanjang jalan wondering tak henti2.. Huhu :')
Nyampe rumah udah beli ini itu, di makan deh tuh si tako sambil ngopi 1 berdua sama suami, ngga pgn banyak2 memang. Waktunya nidurin anak, sebelumnya solat Isya berjamaah dulu sama suami trus skinkeran tidak lupa, suami mulai rajin lg deh tuh ikutan skinkeran punya istrinya wkwk. Anak udah tidur.. Kita berdua sibuk sama hp masing2, tapi pada akhirnya sambil pillowtalk, sampe jam 1 ngga berasa. Jengjeng! Ngga ngantuk samsek.. Bahaya nih bbrp jam lg kudu sahur. Gabisa tidur beneran, pengen pipis ke toilet ternyata aku mens dong.. Apa itu yg bikin gelisah yah? Tp kata suamiku pasti gara2 Fore nih, yaampun padahal ngga 1 cup ngopi jg ko bisa ngaruh gitu ya, akutuh tipe org yg kalo abis ngopi trus pas jam tidur ya tidur aja alias ngga ngaruh.. Tp skrg lain, kalopun pernah bbrp kali tp ngga sering, kadang kuanggap after ngopi gabisa tidur itu gara2 aku emg overthinking aja. Asliii.. Tidur merem2 doang, nguap udah ratusan kali tp gabisa deep sleep. Suami seperti biasa dalam ngantuknya comforting aku, udah ngusap punggung, pukpukin, usap2 kepala dengan sabarnya segala dia lakuin. Tetep ngga ngaruh.. Suami udah nyenyak aku kebingungan, jam set 3 aku bisikin suami kalo aku ngga tidur dari tadi, dia stengah sadar pelukin aku lanjut usap2 lg. Huhu sayangku makasih yaa mana besok harus kerja tapi tidurnya ngga berkualitas gara2 istrinya. Akhirnya aku play Murotal Alquran pengantar tidur di Spotify.. Calming sekali, ketiduran sih tp lagi2 ngga deep sleep, sampe udah jam sahur, suami sahur aku di kamar trying so hard to sleep :( tidur bentar tp mata ngebuka lg dengan segernya, sampe jam 4 pagi nothing to do tiba2 aku check out beberapa barang di shopee. Huftt.. Habis suami solat subuh, dia blg coba buat tidur lg, berusaha merem namun gabisa nih sampe pagi. Aku beneran menyeraaaaahhhhh hiks hiks, mudah2an hari ini anakku solehah, soalnya kalo aku udah kurang tidur bakalan rudetttt..
Begitulah kisah Bittersweet Fore! Ya bitter ya sweet jg hehe.. Sampe mikir kayanya tanpa disadari pikiranku penuh, walapun ngga mikir yg jelek2 tapi penuh, ada sih sedikit worried dan oke kafeinnya Fore tarik juga kali yah i don't know exactly hahaha
My sweet husband holding my hand to comfort me.. Love youuuu ❤️
Tumblr media
3 notes · View notes
pemintalkata · 2 years
Text
See You when I See You
Bendera kuning terpasang di depan rumah yang dipenuhi suara lantunan ayat suci alquran dan orang-orang yang kebanyakan menggunakan pakaikan bernuansa gelap.
Seorang laki-laki turun dari mobilnya, mengenakan kemeja, celana, dan kacamata berwarna hitam. Ia berjalan menuju sebuah rumah duka.
“Permisi.”
“Satria.” seorang ibu yang wajahnya telah dipenuhi kerutan memeluk lelaki yang baru saja masuk, yang ternyata bernama satria.
“Saya turut berduka cita ya, Bu.”
“Maafin Lili dan Rasyid ya.”
“Iya bu, pasti. Lagipula mereka nggak pernah buat salah sama saya.”
“Keenan, sini nak.”
Ibu tersebut memanggil seorang anak laki-laki yang kira-kira berusia 14 tahun.
“Ya, nek. Ada apa?” laki-laki pemilik nama Keenan dengan mata yang masih terlalu sembab datang menghampiri.
“Ini om Satria, teman mama dan papamu.”
“Halo om, makasih udah datang.”
Satria terpaku melihat Keenan di depannya. Diraihnya wajah Keenan, ia tatap mata indahnya, dan memeluknya erat. “Yang tabah ya, Nan.”
Keenan pun membalas pelukan Satria. “Makasih om.”
Setelahnya, Satria masuk ke dalam rumah. Mendapati jenazah Lili dan Rasyid sahabatnya terbujur kaku tertutup kain kafan, dengan terus meneteskan air mata.
Hampir 16 tahun dan aku ketemu kalian dalam keadaan yang udah beda.
Satria pun duduk di samping jenazah Lili. Membacakan doa untuk keduanya.
Setelah disholatkan, kedua jenazah pun dibawa menuju pemakaman. 
“Ibu masih nggak nyangka Lili dan Rasyid harus pergi dengan cara ini. Meninggalkan Keenan sendirian.”
Lili dan Rasyid mengalami kecelakaan beruntut saat hendak pulang dari luar kota. Merek dinyatakan meninggal di tempat. Mereka meninggalkan putra semata wayangnya, Keenan yang masih berusia 14 tahun.
“Keenan nggak pernah sendirian, Bu.”
“Ibu udah terlalu tua untuk bisa merawat Keenan dalam waktu yang lama.”
“Saya yang akan menjaga Keenan, Bu.”
“Sat.” ibu tersebut menatap wajah Satria lekat.
Satria tersenyum dan memeluk ibu tersebut. “Satria udah janji, bu.”
“Kamu masih mencintai Lili?” dengan terbata-bata ibu itu bertanya pada Satria.
“Selalu Bu, selalu.” jawab Satria mantap
“Satria.” ibu tersebut terisak memeluk Satria.
Satria, Lili, dan Rasyid adalah tiga orang yang bersahabat sejak bangku SMP. Mereka nyaris tidak terpisahakan satu sama lainnya. Hingga pada suatu hari, kira-kira semester 5 di bangku perkuliahan, Satria mengungkapkan perasaannya pada Lili.
“Aku tau kita udah lama temenan, tapi aku nggak bisa terus simpen perasaan ini. Aku sayang sama kamu lebih dari seorang temen sayang sama temennya.”
Lili yang pendengar pernyataan Satria saat itu tertunduk. 
“Sat.”
“Nggak perlu dijawab sekarang kalau kamu belum siap.”
“Bukan, bukan itu.”
“Lalu?”
“Hati aku punya Rasyid.”
Satria yang tidak menyangka jawaban itu juga ikut menunduk lesu. Ya, selama ini Lili terlihat lebih dekat dengan Satria. Kemanapun Satria pergi selalu ada Lili dan sebaliknya. Ia tidak menyangka bahwa perempuan yang begitu ia cintai justru memilih sahabatnya yang lain.
Dan setelah hari kelulusan itu, mereka tidak lagi bertemu. Bahkan saat hari pernikahan Lili dan Rasyid, Satria memilih untuk tidak menghadirinya.
Satria hanya sekali dua mendapat kabar tentang Lili dan Rasyid melalui temannya. Termasuk saat mereka dikaruniai seorang putra yang akhirnya Satria jumpai saat ayah dan ibunya telah tiada.
Anak laki-laki yang fisiknya mirip sekali dengan Rasyid dan memiliki mata yang sama indahnya dengan Lili.
“Saya akan jaga dan menyayangi Keenan sebagaimana saya selalu mencintai Lili seumur hidup saya.”
“Sat, kamu berhak bahagia dengan mencari perempuan lain.”
“Nggak ada yang bisa menggantikan Lili Bu, walaupun yang dia pilih ternyata memang benar cinta sejatinya.”
Mobil akhirnya tiba di pemakaman.
Ibu Lili, Keenan, dan anggota keluarga lain tidak henti-hentinya menangis. Juga Satria yang begitu menyesal karena belum pernah bertemu lagi dengan dua sahabat terbaiknya hanya karena rasa kecewa yang ia rasakan di masa lalu.
Setelah satu per satu pelayat pulang, Satria mendekati Keenan yang masih erat memeluk nisan kedua orang tuanya. 
“Keenan, om Satria di sini buat Keenan ya.” ucap Satria kepada Kenaan lalu memeluk erat Keenan.
Keenan pun membalas pelukan Satria tanpa tau apa maksudnya. Saat ini yang ia tau, laki-laki yang tengah memeluknya adalah sosok baik yang mungkin bisa menemaninya menghadapi hari-hari sulit setelah ditinggal kedua orang tuanya.
Tangis mereka pecah meski nyaris tanpa suara.
Esok Keenan akan tau bahwa Satria adalah laki-laki yang begitu mencintai ibunya. Yang meski tau ibunya tidak memilihnya namun memilih tetap mencintai seterusnya.
11 notes · View notes
tsabita-rinibhr · 1 year
Text
Aku Aqila dan Hikmah hari ini
Malam ini waktu setoranku lebih lama dengan aqila disaat yg lain sudah istirahat Aku masih berusaha menyetornya dengan terbata². Tapi Masya Allah nya anak ini dengan senyumnya sabar banget nungguin aku padahal matanya udah lelah aku lihat. Setelah selesai, maaf yaa Aqila hari ini aku lama banget (krn hafalan tak kunjung lancar²) 🥺.
gak papa kak seruu tauh? Ada perasaan bahagia saat aku nemeni kk. Melihat perjuangan kk. pernah capek g sih kak? Rasanya aku g pernah lihat kk capek wkwk. Ininih yg namanya perjuangan kak semangat yaa kak. Tiba² dia bertanya Kak pernah nangis krn Alquran ?
Pernah dan sering lirihku.
Dia terdiam sambil tersenyum ada yg dipikirkanya entah apa yg sedang dipikrnya krn tidak ada kalimat yang keluar hanya anggukan kepalanya yg aku lirik.
aku izin pamit sebentar untuk mengambil mutabaah dan obat yg kubawa untuknya krn beberapa hari ini aku lihat kondisinya kurang baik.
Kalimat yang keluar darinya adalah Kak rin sekali aja yaa nangisnya jangan sering² hehe. Sering² dimurojaah kak dibawaa setiap sholatnya yaa. Hanya krn hafalan kita belum mutqin bukan berati kita gagalkan, Gak papa kak Alquran itu memang harus diperjuangkan dengan usaha dan pengorbanan. Aqila menceritakan bagaiman perjalananya bersama Alquran, Sambil memegang Alquranku "ini nih bukti perjuanganya kk rini" katanya (krn udah ada lembaran yg sobek ) sambil Aqila Membandingkan Alquranya nanti semakin lama semakin banyak kak sambil tersenyum.
Saat tertatih mengulang ayat demi ayat yang tak kunjung hafal Allah berikan kemudahan pahala sama kk, ada begitu banyak kebaikan disitu, belajar sabar menikmati setiap ayat²Nya, berlama lama dengan quran Allah berkahi hari²nya krna waktu yg dihabiskan terus bersama Alquran.
Gimna murojoah bareng patnernya masih sulit bertemu yaa kk tanya Aqila?. Kak rin Patah hati yg sebenarya adalah saat setiap hari sudah memperjuangakan mati matian hafalanya hilang begitu saja krn tidak dimurojaah atau tidak menghasilan hafalan yg bagus kak.
Aku yang masih sulit mengatur waktu. 24 jam itu rasanya cepat sekali 🥺
Dan ada Perasaan bersalah dari waktu 24 jam yang masih Allah titipkan padaku tapi begitu sedikit sekali waktu yang kuberikan untuk Alquran. Semoga Allah mudahkan untuk memaksimalkan setiap waktu yg masih tersisa.
Sungguh Allah maha baik sekali, nikmat dan privilege yg aku syukuri saat ini adalah saat Allah hadirkan mereka dalam perjalnanku. Hampir setiap hari ada saja yang aku pelajari dari mereka, Allah masih izinkan aku untuk terus belajar, dari rumah ini aku mulai menata kembali qurankun, belajar tahsin, Aqidah, belajar dari adik² yg MasyaAllah ini. tidak ada kata terlambat untuk belajar Quran.
semakin belajar ternyata betapa banyak hal yang tidak aku ketahui. Sungguh limu Allah luas sekali.
Jakarta 9 Maret 23 ditulis saat jam hampir berganti 10 Maret heheh
Tumblr media Tumblr media
2 notes · View notes
negarajiv · 1 year
Text
Pemikiranku di Hadapan Qatar
Tumblr media
Semalam sambil lalu melalui berbagai perbincangan di media, massa maupun sosial, Piala Dunia Qatar dan segala pembahasan mengenainya, menyeruak. Aku bukan seorang penggemar sepakbola, tapi aku bisa saja menikmatinya. Terlebih jika begitu banyak hal yang dapat dipikirkan berkenaan dengan pegelaran sekali dalam empat tahun itu.
Mungkin aku bisa bilang kalau Qatar adalah negara dengan kebudayaan Islam yang kental yang pertama menjadi tuan rumah Piala Dunia. Pegelaran yang aku pikir awalnya identik dengan negara-negara Eropa, atau Barat dalam artian umum. Sehingga anggapanku adalah suatu ketidakmungkinan dalam pegelaran tersebut ada unsur-unsur Islam atau akan terselenggarakan di negara dengan aturan Islam.
Karena anggapan ini, ketika akhirnya pegelaran tersebut terlaksana di Qatar, aku memandang ada semacam benturan peradaban atau kebudayaan. Bagaimana suatu negara "Islam" menggelar perhelatan yang biasanya dirayakan dengan beberapa hal yang bertentangan dengan moral Islam?
Namun Qatar sebenarnya bukan negara yang bisa dibilang negara Islam juga. Meski memang dibangun oleh orang Islam dari bangsa asal Islam; Arab, pada praktik kesehariannya Qatar menampilkan diri sebagai negara dan bangsa yang menghormati nilai-nilai sekularitas. Penghormataan ini tidak lepas dari prespektif bisnis di mana Qatar tidak akan bisa bertahan dalam percaturan perekonomian jika tidak bersikap begitu.
Qatar adalah negara kecil yang sangat bergantung pada sumber daya manusia dari luar. Manusia-manusia unggulnya datang dari Eropa dan Barat, sedangkan manusia-manusia untuk tenaga kasarnya diambil dari saudara-saudara mereka di Timur, termasuk Indonesia, yang orang-orangnya banyak bekerja di sana sebagai pekerja kerah biru.
Karena itu wajar jika Qatar membuka diri dan menampilkan citra yang ramah kepada Barat. Ini semua adalah bisnis. Tidak lama lagi minyak Timur Tengah akan habis dan mereka mencari cara untuk bisa bertahan dengan membuka Pariwisata. Mereka menawarkan penawaran pengalaman eksotis dunia Timur Tengah kepada para ekpatriat Barat. Salah satunya adalah perhelatan ini.
Jadi memang dalam pemikiranku, Piala Dunia ini adalah semata bisnis yang Qatar jalankan demi bisa meningkatkan pendapatan perekonomian mereka.
Namun ternyata Qatar tidak sepenuhnya meninggalkan Islam ketika menjalankan bisnis ini. Suatu hal yang aku rasa aneh karena entah membuatku ingin bersyukur atau malah tertawa karena kontradiksi dan kemunafikannya.
Qatar melarang miras, LGBTQ+, dan beberapa tampilan serta kampanye lain yang menurut mereka bertentangan dengan aturan Islam. Mereka juga menyisipkan lantunan ayat suci Alquran dalam seremoni pembukaan Piala Dunia. Banyak orang yang mengagumi langkah ini dan menganggap ini suatu kemajuan dalam penampilan Islam ke muka dunia.
Sedangkan aku malah merasa aneh. Aku merasa aneh karena aku melihat Islam yang tereduksi begitu besarnya hingga hanya tampak sebagai aturan-aturan simbolis dan malah menjauh dari esensinya sebagai suatu agama yang seharusnya dekat dengan masyarakat, terutama mereka yang tertindas dan terpinggirkan.
Mereka menampilkan Islam dalam sebagai simbol dalam beberapa unsur pegelaran. Tidak lebih. Pada inti yang sebenar-benarnya, pegelaran ini adalah produk Kapitalisme yang tentu saja dengan berbagai cara mengharapkan keuntungan sebesar-besarnya.
Maka dalam pemikiranku, Qatar secara faktual tidak lebih dari alat Kapitalisme untuk menyukseskan agenda utamanya; memberi kekayaan tak terhingga kepada segelintir oligarki pemegang modal utama. Demi memuluskan agenda utama ini, Kapitalisme tidak peduli, dan tentu tidak akan peduli, berapa harga kemanusiaan dan juga dalam hal ini keagamaan Islam yang harus dibayar untuk itu.
Maka Qatar juga tidak terlalu peduli ketika ada ribuan bahkan ratusan ribu orang, yang dengan asumsi bahwa para pekerja kerah biru mereka datang dari negara-negara mayoritas muslim, umat Islam yang tertindas oleh proyek Piala Dunia itu. Ke mana ukhuwwah islamiyyah? Ke mana solidaritas sebagai sesama muslim? Ke mana kesadaran untuk menjalankan tuntunan Rasulullah untuk adil kepada setiap pekerja?
Mereka juga tidak terlalu peduli bahwa lantunan ayat suci Al-Qur'an yang mereka tampilkan di pembukaan itu adalah sebatas sisipan di antara musik-musik lain yang menggema yang pada akhirnya membuat signifikansi ayat tersebut tampak tidak ada apa-apanya dibandingkan, misalnya, penampilan Jung Kook.
Karena memang buruh hanyalah bagian tak seberapa dalam bangunan Kapitalisme. Mereka hanyalah alat yang dapat diganti dengan mudah. Sedangkan pasar Jungkook jauh lebih banyak secara kapitalistik ketimbang Al-Qur'an. Di balik penampilan Jungkook, ada jutaan Army yang siap melakukan apa saja untuk menyaksikan penampilannya itu. Suatu kenyataan yang tentu takkan dilewatkan oleh seorang kapitalis. Sedangkan Al-Qur'an, berapa banyak?
Qatar sudah mengeluarkan modal yang begitu besar. Bahkan katanya yang terbesar sepanjang sejarah. Mereka, dan Kapitalis di belakang mereka, tentu menghendaki agar modal ini berbalik beserta keuntungannya. Apalah arti beberapa aturan ketimbang pundi-pundi kekayaan yang akan mereka dapatkan? Maka tidak heran meski tampak kukuh di awal, kini aturan-aturan islami yang ada di Piala Dunia mulai goyah. Salah satu yang paling kentara adalah konsumsi alkohol.
Apakah Qatar akan berpegang teguh pada aturan Islam yang mereka gaungkan di awal atau malah akan menyerah dan tunduk sepenuhnya pada satu-satunya aturan dalam kapitalisme; permintaan Pasar?
Aku ragu Qatar akan memilih Islam.
3 notes · View notes
suara-muslim · 1 year
Text
*Penyaweran, Aksi Desakralisasi Terhadap Alquran!*
Penulis: A.Mazaya. Z (Penulis Remaja)
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berfungsi sebagai al-huda (petunjuk) yang dibawa Nabi Muhammad saw untuk umat manusia. Setiap muslim mempercayai kebenarannya.
Akan tetapi belum lama ini viral di media sosial, seorang qariah yang disawer dua orang pemuda ketika membaca Al-Qur’an di Pandeglang, Banten (Hidayatullah, 5-01-2022).
Berkaitan tentang ini, Majelis Ulama Indonesia pun turut bicara. K.H. Cholil Nafis, melalui tweet-nya menyampaikan bahwasanya menyawer qari atau qariah merupakan cara yang salah dan tidak menghargai majelis. Bahkan, menurutnya, merupakan perbuatan haram dan melanggar nilai kesopanan.
*Desakralisasi Kitab Suci*
Sesuatu yang terjadi di video viral tersebut, merupakan tindakan yang berseberangan dengan adab mendengarkan Al-Qur’an. Melafalkan kalamullah disetarakan dengan melagukan lagu dangdut. Nilai kesucian kitab suci umat muslim pun menjadi ternoda. Aktivitas ini merupakan bentuk desakralisasi Al-Qur’an.
Kehidupan sekuler sepertinya telah menghancurkan keimanan. Sekularisme sukses membuat umat ini tidak lagi memprioritaskan agama. Standar materi yang khas pada pola pikir kapitalis pun telah meresap di hati kaum muslim. Dimana kebahagiaan sekedar dinilai dengan banyaknya uang. Seperti yang dicontohkan dua pemuda yang menyawer qariah. Saweran itu dianggap sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan bagi qariah. Dua pemuda tadi beranggapan, dengan saweran sang qariah bahagia sebagaimana para biduan.
Jika dibiarkan, aktivitas aneh ini dapat menetap di kalangan kaum muslim. Mereka sudah tidak menganggap Al-Qur’an sebagai kitab suci yang wajib dijaga kesuciannya. Namun, Al-Qur’an menjadi sebatas buku sebagaimana buku lainnya.
Aktivitas seperti ini amat berbahaya. Umat akan terjauhkan dari petunjuk yang lurus. Mereka tidak bakal menjadikannya sebagai pedoman atau petunjuk hidup. Akibatnya, kaum muslimin akan hidup dalam aturan bukan Islam. Parahnya, sisi gelap jahiliyah bisa kembali dan merusak umat muslim.
*Menghormati dan Memuliakan Al-Qur'an*
Islam sesungguhnya telah mengajarkan bagaimana seorang muslim bersikap saat diperdengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an.
Allah SWT berfirman,
Artinya: “Jika dibacakan Al-Qur’an, dengarkanlah (dengan saksama) dan diamlah agar kamu dirahmati.” (QS Al-A’raf: 204)
Berdasarkan ayat di atas, sesungguhnya seorang muslim diperintahkan untuk diam dan mendengarkannya.
Seraya menyimak bacaan Al-Qur’an, dan mencoba untuk memahami dan mentadaburinya, hati akan tenang. Terutama jika memahami isi ayat itu, terdapat kisah luar biasa yang dibawa olehnya. Rasulullah dan para sahabat contohnya, selalu menangis ketika mendengar bacaan ayat suci Al-Qur’an.
Sebagaimana diriwayatkan dalam hadis, “Aku mendatangi Nabi saw dan beliau sedang salat. Dan pada kerongkongannya ada suara seperti suara air di periuk yang mendidih. Yakni, beliau menangis.” (HR At-Tirmidzi, Ahmad, Abu Dawud, dan An-Nasa’i. Hadits ini sanadnya kuat)
*Lingkungan yang Kondusif*
Salah satu cara mencegah desakralisasi Al-Qur’an bertambah luas adalah menciptakan lingkungan yang kondusif atau mendukung. Arti dari lingkungan yang kondusif adalah menyuasanakan lingkungan masyarakat, sekolah atau rumah agar dekat dengan Al-Qur’an.
Tetapi, kedekatan dan pensakralan Al-Qur’an tak cukup hanya dengan meletakkannya di rak, menciumnya, mendengarkan atau menghafal. Tapi wajib memahami isinya dan mencontohnya dalam kehidupan. Karena Al-Qur’an adalah petunjuk hidup. Sebagaimana janji Allah kepada umatnya ketika meneladani Al-Qur’an,
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS Al-Isra: 9).
“Dan Kami turunkan kepadamu Alkitab (Alquran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS An-Nahl: 89)
Ayat-ayat di atas merupakan petunjuk bagi umat manusia, untuk memperlakukan Al-Qur’an dengan cara terbaik.
*Khatimah*
Sepanjang umat ini masih berada pada lingkungan sekularisme dan kapitalisme, kaum muslim tidak akan bisa mensakralkan Al-Qur’an adengan sempurna. Bahkan, mereka akan terus dipengaruhi oleh pemikiran Barat untuk merendahkan Al-Qur’an, hingga terwujud desakralisasi Al-Qur’an dan umat jauh dari kitab sucinya.
Wallahualam.
Tumblr media
3 notes · View notes
itansss · 2 years
Text
Kamu Kuat, Makanya Ujiannya Berat
Kamu pernah sadar gak sih, Allah tuh selalu kasih perantara buat menolong kita saat kita sedang diuji oleh Allah. Ketika kita yakin kalau ujian Allah itu adalah proses pembentukan dan kita yakin kita tidak sendirian, pasti Allah permudah. Sesuai dengan janjinya Allah di dalam AlQuran bahwa setiap kesulitan pasti ada kemudahan. Mereka beriringan di hidup kita. Kalau ada sulitnya, sudah pasti ada mudahnya.
Dan di janji Allah juga tertulis kalau Allah tidak akan uji kita melebihi kemampuan kita. Kalau ujiannya berat udah pasti kita kuat melewatinya. Tetap semangat karena memang manusia ditakdirkan untuk terus diuji agar kita paham bahwa kita hanya seorang hamba dan terus meminta pertolongan hanya pada Allah Yang Maha Menolong.
Tetap tersenyum untuk apapun yang akan terjadi, sedih gapapa banget tapi jangan lama-lama. Kamu enggak perlu khawatir karena Allah Mahabaik. Rencananya jauh lebih indah daripada rencana kamu yang sudah kamu susun seharian tanpa tidur.
9 notes · View notes
yazidahziya · 2 years
Text
Hello! 👋🏻
Lama sekali aku tidak tidak menumpahkan apa yang kupikirkan lewat tulisan. Sepertinya sudah dua tahun berlalu ya.. 
Hmm.. 
kali ini aku pengen cerita sesuatu, topiknya sih memang sensitif di kalangan anak muda melankolia yaitu nikah haha✨😆
Di usia 24an ini, rasanya sudah wajar kalau kita sering menerima undangan pernikahan. Trus cart online shop kita mulai terisi inspirasi gaun kondangan atau stuff2nya yg akan kita beli jikalau nanti kita harus menghadiri pernikahan teman. 
Senang ya melihat teman kita sudah mendapatkan jodohnya. Kelihatannya, kini  lengkap sudah hidupnya bersama pasangannya. Lalu, kita kembali berdialog dengan diri sendiri tentang jodoh. Bertanya-tanya, seperti apa rupa jodohku? Harus seperti apa diriku untuk mendapatkan jodoh yang aku mau? Berapa lama lagi aku harus menunggunya?
Hmm bestie 
Memperbaiki diri agar mendapat jodoh yang baik itu baik. Tetapi, janganlah kita berubah jadi shalih hanya karena ingin dapat jodoh shalih juga. Memang jodoh adalah cerminan diri. Jika kita ingin jodoh yang salih maka kita juga harus sholih. Tapi Ingat, menjadi shalih adalah kewajiban setiap diri. Karena kita semua pasti berjodoh dengan kematian. Bukan hanya dengan manusia.
Setiap diri wajib menyelamatkan diri dari api neraka dengan cara terus menjadi hamba-Nya yg shalih. Kita perlu mengutamakan keselamatan diri sendiri dulu yaitu selamat dari api neraka. 
Iya benar memang kalau doa anak, doa pasangan akan membantu, tapi tetap diri sendirilah yang bisa diandalkan di Yaumul Mahsyar nanti. Semua mempertanggunjawabkan diri masing-masing. Jadi jangan pendekkan tujuan rajin tahajud, belajar Alquran, hanya demi dapat jodoh seorang sholeh atau penghafal qur’an. Tapi niatkan memperbaiki diri agar selamat di akhirat. Jika kamu berubah jadi lebih sholih untuk dapat jodoh, setelah mendapatkannya, berarti perjuangan amalmu hanya sampai disitu bukan? Apakah tidak sia-sia?
Lagipula, tidak semua yang sudah menikah artinya lebih sholih daripada yang belum menikah. Kita tidak tahu, bisa jadi mereka yang masih sendirian justru melakukan ibadah lebih akrab kepada Allah daripada mereka yang sudah menikah. 
Bahkan, menurut Imam Al Ghazali dalam bukunya “Adab an-nikah wa Kasr as-Syahwatin” mengtakan bahwa orang yang sudah menikah justru juga mendapati bahaya ibadah yang lebih besar yaitu lalai beribadah karena sibuk dengan anak, pasangan, dan tuntutan mencari nafkah dengan pekerjaan haram. Tentu, menikah tetap dianjurkan dan kita harus bersabar dan qanaah terhadap apapun yang terjadi di kapal rumah tangga tersebut. Tapi sholih tidak diukur dari sudah menikah atau belum.
See? Menikah bukan akhir bahagia episode cerita hidup. Dia adalah awal kehidupan baru yang tentu haru dan biru. Ah, sepertinya kita sering menonton drama yang tokohnya berakhir bahagia dengan pernikahan ya. Sehingga kita yang belum menikah menjadi sangat tersiksa dan meratapi statusnya yang diklaim “tidak kunjung bahagia”. Padahal menikah atau tidak kita tetap bisa bahagia. (Yoiiih😎✌🏻)
Bagi yang berusaha untuk berkeluarga. Kita akan melewati tahapannya. Memang ada yang lebih dulu atau lebih lama. Tapi suatu saat pasti kita menjejakinya. Untuk yang lebih lama, kita masih bisa merancang masa depan kita lebih matang. Menyiapkan semua kebutuhan untuk hidup di kehidupan baru lebih baik. Entah hidup baru yaitu menikah atau hidup baru yaitu meninggal. Jodoh tidak ada yang tau siapa yang lebih cepat datangnya. Makanya, berubah menjadi orang dan hamba yang baik itu harus selalu dilakukan, tidak menunggu mau menikah atau tidak. 
Untukku dan untukmu juga, 
Jangan merasa rendah diri jika sampai sekarang dirimu belum ada yang menyukai. Kamu tetap berharga di mata Allah. Kamu sama sekali tidak terlihat lebih jelek daripada mereka yang sudah menikah. Kamu juga dewasa meskipun belum pernah menjadi seorang istri atau ibu. Kamu tetap bisa menjadi sosok shalih dan shalihah di levelmu. Tidak melulu shalihah itu taat pada suamimu, atau shalih itu baik pada istrimu, tapi shalih dan shalihah itu juga berbakti kepada orang tuamu😊
Di dalam masa tunggu yang entah tak tahu kapan berakhir, kita, teruslah berkegiatan baik. Sibukkan diri dengan kegiatan positif, manfaatkan masa single ini untuk mencapai apapun yang ingin kamu mau. Sambil terus berikhtiar berdoa mendapatkan jodoh yang sama-sama membuat kita taat kepada-Nya, dan juga perluas lingkaran pertemananmu. Ingat, menikah adalah ibadah sunnah. Jangan sampai kita lebih galau risau memikirkan perkara sunnah ini daripada memikirkan ibadah wajib kita yaitu menjadi hamba yang taat kepada Allah.
Duhai, aku dan teman-temanku. 
Semangatlah terus menjadi terbaik versi dirimu❣️
-Yazidah Ziya-
5 notes · View notes
rumayso · 2 years
Text
Bismillah memulai memperjuangkan
Semoga Allah meridhoi
#pejuang garis dua
H1 Terapi garis dua, metode syukur
1. Alhamdulillah hari ini terbangun dengan sehat walafiat
2. Alhamdulillah masih bergelut dengan rumah, bisa membersihkan dan memasak dengan nyaman tanpa gangguan.
3. Alhamdulillah Hari libur bisa ngobrol dan bercanda bareng suami
4. Alhamdulillah cuaca cerah, masih bisa pergi ngajar TPA lihat senyuman anak-anak TPAq
5. Alhamdulillah bisa bersedekah meskipun cukup seribu rupiah
6. Alhamdulillah bisa setor Alquran walau hanya 7 ayat yg pendek
7. Alhamdulillah bisa silaturahim, walau hanya sekedar menanyakan kabar
8. Alhamdulillah bisa ngaji meskipun hanya beberapa lembar
9.Alhamdulillah atas semangat tanpa pantang menyerah untuk mengikuti terapi-terapuli program hamil
10. Alhamdulillah mampu menulis lagi...
11. Alhamdulillah akhirnya ada pembeli lagi, setelah lama off jualan
12. Alhamdulillah keluhan sakit berkurang
13. Alhamdulillah bisa murajaah dan berdoa
Tetap semangat wahai diri...
Terlalu banyak ternyata yang disyukuri hari ini...
Mari selalu bersyukur tiap hari,
Senyum, sabar, syukur
4 notes · View notes
qiftiyaa · 2 months
Text
apa yang dikejar di Ramadan?
apa ya? (mikir keras)
sepertinya saya kurang menghayati aktivitas di bulan Ramadan. kalaupun diperhatikan, ibadah yang paling kelihatan mencolok adalah mengaji alquran— khataman, dengan teman kuliah secara daring.
teknisnya kami memilih juz yang ingin dibaca melalui daftar secara improptu di aplikasi obrolan sejuta umat. tidak ada ketentuan tiap orang harus ikut atau harus berapa juz yang dibaca. yang penting selama Ramadan, terbaca ke-30 juz. ide ini datang dari teman-teman kuliah. sebenarnya ritme khatam ini tergolong lama sekali (versiku😂🙏) untuk ukuran ngaji bandrek. tapi tidak apa. cause it's easy to maintain—slow pace. semoga ajek.
saya jadi berpikir. grup obrolan ini akan hidup jika ada khataman Ramadan atau ada yang sebar undangan, yang artinya pasti ada orang yang memang willing to make time mengaji alquran khataman bareng di sela-sela kesibukan masing-masing. sehingga beberapa amalan terjalani. mengaji alquran—khataman iya, saling interaksi daring juga iya, dan tidak memberatkan yang punya rutinan sendiri.
selain mengaji, mungkin sesekali kamu bisa coba salat tarawih 1 juz, kalau ada & tidak memberatkan. karena bisa jadi ajang murojaah jika kamu punya hafalan. tidak apa kalau tidak rutin pergi ke masjid yang menyelenggarakan tarawih 1 juz itu.
tidak bermaksud merendahkan siapa khatam berapa kali, siapa paling banyak mengaji, siapa sering itikaf, siapa dapat apa, siapa hafal berapa, dst. yang paling tahu ya diri kita sendiri (kadang saya juga menganut keep it secret untuk urusan amalan). punya capaian amalan pribadi tertentu di Ramadan juga bagus. supaya menjadi kebiasaan setelah Ramadan meninggalkan kita.
sejujurnya, sepengetahuan saya yang bodoh ini, ibadah itu banyak sekali macamnya. ada niat yang tulus, kuat, benar di tiap hal yang kita lakukan. bekerja jika diniatkan ibadah juga bernilai pahala(?) makan jika diniatkan ibadah juga bernilai kebaikan(?). bukan berarti lantas menghakimi oh ini pasti dapat pahala, itu pasti berdosa. siapa kita? malaikat juga bukan. let's be better from time to time (based on our version). seperti ajakan mbak Uti, "jadikan menghayati setiap amalan sebagai ibadah andalan." —termasuk akhlak yang baik @prawitamutia.
2 notes · View notes