Tumgik
#Panitia Kerja
wwwintinewscoid · 10 months
Text
Diperertimbangkan Bentuk Panja PPDB Oleh Komisi X
INTINEWS.CO.ID, NASIONAL – Banyaknya laporan temuan pelanggaran yang dilakukan sejumlah oknum selama penyelenggaraan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) oleh karena itu diperertimbangkan bentuk Panja PPDB oleh Komisi X. Foto, dokumentasi http://www.intinews.co.id Melihat kompleksnya persoalan penerimaan siswa baru, Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf mempertimbangkan membentuk Panitia Kerja…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
yunusaziz · 2 years
Text
Bukan Materi Pra Nikah
Kapan lalu saya secara tidak sengaja terjebak dalam sebuah forum Sekolah Pra Nikah, iya tidak salah, saya terjebak. Soalnya saya bukan termasuk peserta, tapi karena forum hybrid dan di ruangan luring quorum masih sedikit, dari yang awalnya diminta panitia buat jadi 'joki' peserta, malah bablas sampai acara selesai.
Saat itu yang saya ingat, pemateri yang mengisi rangkaian kelas yang sudah berjalan kesekian kali itu membahas tentang 'Persiapan Mental dan Peran Seorang Suami'—(duh bener gitu ngga ya, mana lupa lagi, dahlah.) dengan pemateri seorang dokter yang tentu saja expert di bidangnya.
Kalau pembaca budiman berekspektasi bahwa tulisan ini berisikan summary dari materi itu mending stop sampai disini haha. Karena saya hanya ikut satu sesi saja, padahal ada kaitan dengan materi sebelumnya, daripada bikin rumpang, jadi sumnarynya buat saya sendiri aja~
Lalu apa konteks tulisan ini?
Pada materi yang beliau sampaikan, saya justru ter-highlight satu poin yang secara verbal beliau sampaikan, tetapi mungkin secara spesifik tidak berkaitan dengan tema. Yaitu pada bagaimana wudhu bisa meredam amarah atau emosi buruk seseorang. Bagaimana mekanismenya?
Sebelum kesitu, pasti kita pernah dengar sebuah hadist yang mebgatakan bahwa Rasulullah ketika berwudhu hanya menggunakan satu mud (setengah liter) air saja, artinya sangat sedikit dan berhemat sekali. Misal kita pakai logika kita, artinya pada setiap area yang (minimal) wajib terkena air wudhu tersebut, semua sudah 'terbasuh', dan otomatis sangat sedikit sekali air yang terbagi ke setiap area tersebut.
Hal tersebut tidak akan bisa dilakukan ketika di dalam melaksanakannya dengan terburu-buru, serampangan 'yang penting kena'. Nah disinilah, peranan wudhu dapat meredam stress tersebut, kita coba nikmati betul wudhu tadi, dengan air yang perlahan dan secukupnya keluar, sembari memastikan setiap area sudah memenuhi syarat sah.
Kadang secara tidak sengaja dengan merasa tidak bersalah kita menyalakan kran sampai mentok, air terbuang deras, karena tidak ingin terlalu banyak membuang air alhasil wudhunya jadi sat set sat set yang penting kena. Jadinya buru-buru.
Kalau dikaitkan dengan judul topik, hal ini penting buat dilakukan mau suami atau istri, setelah pulang kerja dengan kondisi lelah, di kantor banyak kejadian nggak mengenakkan dsb alhasil orang rumah ikutan kena amarah, maka coba sebelum masuk rumah wudhu dulu, atau minimal sebelum berinteraksi dengan anak terutama.
Ya gitulah pokoknya, sekian kerandoman siang ini wkwk
86 notes · View notes
suratcinta · 9 months
Text
Aditya
Aku pikir kamu terbuat dari cahaya; seperti malaikat. Kerja-kerja yang kamu lakukan selalu berkaitan dengan cahaya: fotografi dan pencahayaan pada instalasi pameran.
Aku kadang berpikir, barangkali kamu suka membagikan korek api atau kadang menjadi panitia penerbitan matahari. Kamu suka sekali dengan peristiwa matahari terbit. Kamu juga pernah mengajariku bagaimana menghadapi gemuruh petir setelah kilat menyambar.
Kamu datang begitu lembutnya seperti lilin kecil. Tidak pernah dalam gelombang yang besar, yang dapat menyilaukan mata, yang kemudian membuatku selalu waspada.
Kamu pernah berkata padaku ketika kedukaan datang tiap malam, "Kalau malam adalah manusia, barangkali akan aku bunuh ia. Atau setidaknya, kudatangi ia. Kutanya apa maksudnya membuatmu selalu menangis ketika kalian berjumpa."
Pada hari-hariku yang selalu gelap, kamu seperti penerang. Pada hari-hariku yang biru, kamu adalah oranye.
Seperti malaikat pula lah, engkau tak mudah aku rengkuh.
8 notes · View notes
mamadkhalik · 2 years
Text
A B C Dauroh
Nyambung ke tulisan spirit subuh, ada satu cerita ironi yang disebut oleh penulis saat rapat rekrutmen dakwah, para peserta berdialektika sampai malam merumuskan strategi rekrutmen yang jitu, namun terlelap dalam mimpi saat waktu subuh tiba.
Banyak dijumpai juga, saat agenda rekrutmen semacam dauroh, panitia belum memiliki pemahaman akan urgensi progam kerja yang dilakukan. Tak jarang, mereka memposisikan diri sebagai EO, menyusun berbagai indikator keberhasilan, namun melupakan 1 hal yang paling penting, yaitu kekuatan ruh.
Perbincangan meliputi target rekrutmen, followup agenda, muatan materi, dinamika peserta, yang lebih dominan dibanding perhatian terhadap amal harian kader saat pra agenda, hari H, dan pasca agenda.
Kita mengajak orang kepada kebaikan, namun jiwa kita rapuh. Hati masih merasa tak tenang, teknis banyak problem, merasa sudah siap namun masih saja kurang sana-sini.
Menyeru kepada jalan kebaikan, tak cukup dengan teknis yang baik, butuh tenaga besar yang hanya didapat ketika hubungan dengan Allah sangat dekat.
Mari, kita reorientasi lagi, bahwa agenda yang kita tujukan untuk mendekatkan kepadaNya, jangan sampai sia-sia hanya karena nafsu intelektual semata.
#DariDaurohKeDauroh #abcdauroh
38 notes · View notes
misycha · 6 months
Text
Tahun kedua ngerasain Hari Guru ada haflah-nya. Awal-awal loading, karena diikutsertakan di lomba yang sifatnya kelompok tapi, anggota kelompoknya guru-guru dari unit lain, aku sendirian guru SMP, dua dari guru SD, satu dari guru SMK, masih aman, masih perempuan semua. Nggak ada si guru Ubudiyah, nggak ada si penakluk Yerussalem. Bebas bergerak, setidaknya hari ini nggak perlu ada bahan yang bisa di-cie-cie-in. Huft..... orang kayak aku apa nggak bisa diajak serius, ya? Sampe langganan jadi bahan candaan.😂
Dan kelompok 11, itu nomor kelompok yang aku dapat. Entah, ada kausalitas apa manusia satu ini demen banget nomor ganjil. Kapan genapnya sama kamu. Kue yang diterima dari panitia belum apa-apa, turun hujan juga kagak, bagian tengah kue mendelep gitu, longsor di tengah. Jauh bentuknya dari kue-kue di meja lain yang tingkat kebulatannya padat paripurna. Kalau kue kelompok 11 bisa curhat mungkin bakal bilang gini "Panitia, mengapa aku berbeda".
Ok, balik lagi ke lomba, 30 menit durasi yang diberikan panitia. Kue pandan yang warna dasarnya hijau itu akhirnya kami paksa menjadi putih dengan melumuri krim kue putih di permukaan dan setiap sisinya. Meski nggak ada yang faniyah a.k.a ahli seni dan menggambar, empat pasang tangan dari kelompok 11 mendadak punya talenta gambar jaring-jaring diatas permukaan kue dengan krim kue ungu. Langkah selanjutnya agar tidak terlalu terlihat seperti amatiran, permukaan kue ditutul-tutulin krim kue pink untuk setiap sudut jaring, membentuk kuncup bunga yang nggak akan mekar meski disiram se-abad-pun. Pinggrian kue digambarin ombak ala-ala, agar tidak terlalu sepi, disela-selanya diberi kuncup bunga pink lagi. Sentuhan terakhir, menancapkan ornamen-ornamen yang diberikan oleh panitia. Selesai, sebut saja hias kue kami bertema "Jaring Cinta" sebab, dengan sisa waktu yang masih banyak, kerja kelompok yang anti ribet-ribet, no rewel-rewel, bisa menarik perhatian juri untuk memberikan cintanya pada kelompok 11. Emang boleh se-jaring cinta itu? 😂 Dibandingkan sama kue-kue sempurna di meja lain yang ada stroberi-stroberinya, orea-oreo-nya, ada cha-cha-nya, kue longsor di tengah punya kelompok 11 berhasil meraih juara harapan 5. Bukan main meski nggak juara, masih diberi harapan😆. Berharap juara? Nggak, yang penting dari kegiatan haflah ini aku tau, oh, dua guru dari SD namanya Ms Isti dan Ms. Nia, yang dari SMK Ms Atiah bisa diajak kerja sama. Dua orang bawa alat, dua orang yang menyalurkan ide. Mantap.
Happy teacher's day.
5 notes · View notes
putriutamidewi · 1 year
Text
MISI RAHASIA ANDINI
"Aku antar sampai sini ya, Ma. Nanti kalau 15 menit acara mau selesai, langsung telpon aku. Ini aku pergi dulu ke tempat temen kantor cabang. Kebetulan diajak meet up di cafe dekat sini."
"Oke, Paa. Aku sama adek masuk kedalam dulu ya. Hati-hati dijalan Paa!" Andini mencium punggung tangan suaminya, lalu melambaikan tangannya seiring mobil berputar balik.
Andini berjalan 10 langkah ke arah gedung bertingkat 3 yang bertuliskan Jurusan Desain UTC.  Malam itu gedung tempat kuliahnya dulu terlihat lebih menawan. Danau sebelah kampus, dihiasi lampu LED kecil bak resto yang menawarkan intimate dinner. Ada kapal kano kecil yang bisa dipakai untuk menyusuri danau jurusan itu. Seketika memori semasa kuliah terekam ulang. Dulu Andini dan teman sekelompoknya pernah membuat kapal kano berukuran 1x3 meter menggunakan metode modelisasi manual. Benar-benar manual menggunakan tangan. Setiap mengerjakan tugas kapal itu, teman Andini memutar lagu Dewa19. Ya pada tahun 2000 an itu grup Dewa19 memang lagi hits banget.
"ANDINI! HEY Andini Tyas Utari!" Teriak seorang wanita bertubuh gempal, rambut panjang terurai rapi, matanya bersinar indah, meski bukan body goals kebanyakan orang, entah mengapa wanita itu terlihat cantik dan menarik, ia berlari sambil menggendong anak, kurang lebih anaknya sepantaran dengan anak Andini.
"Farah!! Ya Ampun, tambah cantik aja! Ayo masuk bareng!"
"Hayu, Udah lama ya nggak ketemu! Aku penasaran sama kabarmu."
Memasuki selasar gedung yang bertulisan "Temu Alumni Angkatan 2005" mereka disambut oleh panitia yang merupakan mahasiswa baru di tahun 2018. Mereka dipersilahkan untuk duduk di meja bundar dengan 1 kursi yang sudah terisi teman angkatan Andini. Ia sontak berdiri ketika Farah dan Andini menghampiri.
"Farah, Andini! Sini duduk sini, Gimana kabarnya? eh ya ampun tau gitu anakku aku ajak kesini juga," Sapa Nia.
"Baik Ni, kamu apa kabar?" Balas Farah
"Alhamdulillah, baik juga. Eh kamu di Yogya kan Din? berarti nginep ya nanti?" Tanya Nia pada Andini
"Iya, nih Ni. Aku nginep di rumah mertua." Jawab Andini
"Oiya, Lupa. Kamu kan dulu jadian sama mas jurusan sebelah gara-gara proyek kompetisi bareng jurusan sebelah! Masnya asli sini kan ya"
"Hahahah, iyaa. Masih inget aja kamu Ni"
"Kamu gimana sekarang Ni? Kesibukannya apa?" tanya Farah
"Aku sekarang lagi running bisnis online Fa. Agak jauh sama bidang jurusan kita. Dan kamu tau faktanya setelah kita lulus itu kupikir bakalan semakin mudah ya hidup. Ternyata enggak. Kita masih perlu belajar lagi. Kupikir kalau aku lulus aku bisa langsung menjadi desainer produk. Tapi  pada kenyataannya setelah aku apply dan kerja di perusahaan manufaktur aku nggak enjoy menjalaninya. Dan coba deh gais, kalo kalian amati. Berapa persen alumni dari angkatan kita yang menjadi desainer produk? 2% ? Sebagian besar pada switch career. Untuk saat ini aku ibu rumah tangga, Running bisnis baju piyama, sama ngurus anak dan suami. Jangan kira kerja dari rumah malah tambah enak! justru nggak habis-habis masalahnya. Yang paling bikin aku bahagia adalah, aku masih ada pemasukan yang lumayan disamping nafkah suami. Kalo kamu gimana Fa, Ndin sekarang?
"Aku sekarang masih kerja di Pt. P,Ni. Ya masih sama, Cuman naik satu tingkat jadi senior desainer aja. Anakku tak titipin ke daycare dekat kantor, jadi ya gitu. Pinter-pinter gimana delegasi aja. Ini masih mending sudah bisa dititipin. Dulu waktu dia masih bayi aku kudu ambil cuti, sama minta mamaku buat tinggal sama aku dulu buat bantu. Susah jadi single mother,Ni"
"Kalo kamu Ndin?" tanya Nia
"Aku fulltime ibu rumah tangga, Ni. Suamiku sebelum nikah udah bilang, kalau aku harus resign. Katanya dia ga mau aku kerja, dia punya prinsip suami harus memuliakan istri, mencukupi kebutuhannya, sampai tidak memperbolehkan istrinya untuk bekerja biar dirumah saja mengurus anak dan rumah." terang Andini
"Waaaaa, so sweet" respon Farah dan Nia kompak.
"Hebat kamu Ndin. Kamu bisa legowo dan rela melepas pekerjaan demi keluarga. Kalau kamu nggak resign waktu itu mana mungkin aku bisa gantikan posisimu di kantor. Ni, Andin ini sempet satu kantor sama aku dulu. Dia karyawan ideal. Kerjaannya bagus dan rapi, sering dapat promosi naik pangkat. Terus dia bukan karyawan yang dibenci karyawan lain, justru semua pengen deket sama Andini karena dia ga pelit ilmu. Cuman aku benar-benar kaget sewaktu acara syukuran di kantor, Andini pamitan resign. Jujur Ndin, kamu nyesel ga ambil keputusan ini." tanya Farah
Andini tersenyum, belum sempat menjawab, perhatian mereka bertiga teralihkan ke suara MC yang membuka acara.Suasana menjadi riuh. Tak lama kemudian acara dibuka dengan suara alunan musik dari band mahasiswa.
Sepanjang acara dibuka, pikiran Andini berkecamuk. Sesekali ia melihat anaknya dan anak Farah bermain di spot playground yang disediakan dan didampingi panitia. Pikirannya terngiang pertanyaan Farah. Apa dia benar-benar bahagia dengan keputusan menuruti suaminya?
***
Tangis bayi pecah, Andini tebangun kaget. Anaknya haus. Kemudian ia bergegas menggendong anaknya sembari menyambar dispenser susu di dapur.
“Jam 8 baru bangun kamu?” bentak ibu mertua Andini Andini gelagapan, belum sempat menjawab ia disambar lagi. “Kamu ini ya! Udah bangun siang, nggak kerja, cuman ngurus anak aja masih nggak becus! suamimu pergi ke kantor cabang juga nggak tau kan? ya iya lah masih ngebo” Anak andini menyedot botol susu dengan lahap, dan andini masih kaget atas perkataan ibu mertuanya. “Maaf ya bu, Andini lagi capek. Karena tau ada kemungkinan kesiangan, baju dan perlengkapan mas buat dibawa ke kantor juga sudah tak siapin dari malem, bu. Andini engga lalai kan sama suami? Lalu soal enggak kerja, ini atas permintaan mas. Apa mas nggak nyampein ke Ibu?”
“Ada apa ini pagi-pagi ribut?” tanya Ayah mertua Andini. Semuanya terdiam. Ibu mertua Andini melengos dan pergi keluar rumah sambil menyambar keranjang belanja. “Ada apa nak, coba sini cerita,” pinta Ayah mertua Andini dengan lembut. Keduanya duduk di meja dapur, kemudian Andini menceritakan apa yang terjadi. “Ya, dulu memang ibu mertuamu dulu adalah seorang wanita karir. Suamimu waktu kecil kami titipkan ke tempat neneknya. Kami terlalu sibuk bekerja sehingga tiba masa ia TK, dia dibully karena diasuh nenek. Dia dibully katanya dibuang orangtuanya. Waktu itu hanya dia saja yang setiap acara sekolah selalu didampingi nenek. Ketidakhadiran kami malah menciptakan luka untuk anak. Dari situ aku meminta agar ibu mertuamu berhenti bekerja dan mengurus rumah secara penuh. Tentu terjadi pertengkaran yang hebat. Aku tegaskan lagi kepadanya, Apa guna karir gemilang namun seharusnya bertanggung jawab atas anak, malah menjadi lalai. Mungkin ini alasan Masmu melarangmu untuk berhenti bekerja selepas menikah, Nak”
Ibu mertua tiba-tiba masuk kedalam dengan wajah masam. Ia mengambil dompet yang tertinggal di meja dapur. Ternyata ia mendengar semua perkataan suaminya.
“Menyesal aku mas nuruti kamu dulu! Kalau aku tidak menuruti katamu, aku udah naik pangkat jadi wakil direktur!”
Tangis bayi pecah lagi, Anak Andini kegerahan. Sudah waktunya dia dimandikan. Andini pamit ke belakang, untuk memandikan anaknya. Sembari memandikan anaknya, ia merenung. Apa iya berhenti bekerja adalah keputusan yang terbaik? Farah temanku juga menyayangkanku resign, ia ibu bekerja juga sambil mengurus anaknya, mana kerjanya di industri manufaktur tempat kerjaku dulu. Kalau aku tidak resign mungkin aku juga di posisinya sekarang.. Nia juga, dia running bisnis online sambil mengurus anak juga. Sejujurnya aku lebih iri pada Nia. Mana tadi pedes dan nyakitin banget omongan ibu mertua.
***
“Mas, Aku tadi diceritain sama bapak. Bapak cerita kalo kamu dulu dibully waktu TK. Gara-gara dititipin ke Nenek. Itu beneran, Mas?”
Suami Andini memutar setir, dan mengambil jalan putar bali. Jalan yang seharusnya dia belok. Malah terlewat. Kali ini mobil menuju jalan tol Surabaya - Solo.
“Ya, itu juga salah satu alasanku Ma jadi punya prinsip ini. Aku nggak ngebolehin kamu bekerja karena takut anak kita mengalami masa yang buruk seperti aku dulu. Lagian ya Ma, Menurutku “Harta Termahal” keluarga adalah anak. Dan masa depan keluarga adalah masa depan anak. Ini mutlak. Terus kalo ada tanggapan, Istri berpendidikan tinggi apa nggak sayang dirumah aja? So, what …. ?? Justru karena istri yang pintar itulah, yang akan mencerdaskan anak. Masa istri pintar malah untuk membangun usaha orang lain, sementara anak kita dididik dan disayangi oleh orang yang bukan orang tuanya. Itu pilihan yang bodoh, Ma ! Bagiku apakah istri bekerja atau tidak bukanlah pilihan yang sulit. Konsekuensinya sudah sangat jelas. Istri jangan bekerja, jika sudah (akan) hamil, sampai anak tamat SMP atau SMA. Karena uang dan kecukupan finansial bisa  menyusul, tapi masa atau usia emas anak, tidak bisa diulang dan juga tidak bisa ditunda.”
Andini tidak membalas omongan suaminya. Dia sibuk membenarkan posisi duduk anaknya yang sedari tadi banyak tingkah. Sesekali ia melihat jendela mobil. Lampu merah menyala, di seberang ada cafe yang terlihat dipenuhi kawula muda menghadap laptop masing-masing Jaman sekarang, teknologi semakin maju. Pasti ada pekerjaan yang fleksibel baik secara pengerjaan maupun tenggat waktunya. Pendapatanku hanya dari suami, sangat jauh bila dibandingkan sewaktu aku bekerja dulu. Bukannya aku merasa kurang, namun.. Jujur saja, aku merasa tidak bervalue saat ini, Aku perlu mengupgrade diri. Mungkin banyak yang berkata bahwa aku dibayar pahala. Namun entah mengapa aku juga merasa butuh reward berupa materi, Aku ingin bisa seperti Nia Ataupun Farah. Aku harus mencoba bekerja tanpa melalaikan kewajibanku mengurus anak, batin Andini.
Lampu hijau menyala, mobil melintasi zebra cross perlahan. Anak Andini menangis, diraihnya lah sebotol susu yang tinggal seperempat, kemudian ia minumkan ke anaknya,”Bismillahirrahmanirrahim.” Dia pandangi wajah anaknya, yang dia namai Naila Malika Putri yang berarti perempuan yang sukses menjadi ratu. Dengan harapan semoga anaknya menjadi seorang anak perempuan yang sukses sebagaimana seorang ratu diharapkan dia memberi manfaat kepada masyarakat yang banyak. Dan tentunya seperti karakter pemimpin pada umumnya, diperlukan pribadi yang tegas, dan sigap mengambil keputusan. Tidak seperti Andini yang selalu penurut, banyak bimbangnya dan susah mengambil keputusan sendiri. Andini tidak ingin anaknya seperti dia. 
***
“Berangkat dulu ya, Ma. Ada client minta ketemu lebih pagi di kantor. Baik-baik ya Ma. Pamit dulu” “Hati-hati ya,” Andini mencium punggung tangan suaminya.
“Adik, masih tidur?”
“Masih, pules banget.”
“Hati-hati di rumah yaa, kalau ada apa-apa langsung telpon. Berangkat dulu Ma.”
Kesempatan, batin Andini.Ia melihat mobil suaminya menjauh dari pandangannya. Andini bergegas masuk kedalam. Dia langsung meraih vacuum cleaner, ember serta alat pel. Ia mengerjakan segala pekerjaan bersih-bersih rumah dengan cepat. Cepat sekali.
Rumah yang hanya terdengar suara vacuum cleaner terpecah oleh suara tangisan bayi. Saatnya memandikan anakku. “Haloo, adek sudah bangun? Mandi dulu yuk sama mama.” Andini menggendong anaknya menggunakan selendang, lalu bergegas menyiapkan air dan bak mandi untuk anaknya. 
Seperti rutinitas bayi pada umumnya, bangun, mandi, makan, main sebentar, mengantuk dan tidur lagi.
Andini mencuri waktu ketika anaknya tidur. Dia membuka laptop dan lekas meriset pekerjaan apa yang fleksibel serta yang sedang on-demand. Dia juga mengumpulkan portofolio terbaru selepas resign. Barangkali masih bisa terpakai untuk melamar kerja. Kali ini dia membuka akun media sosialnya. Dia memilih jenis platform ini karena persebaran informasi lebih cepat disini.
Matanya berhenti pada suatu konten video yang lewat di beranda akunnya. “Dibuka Program Affiliasi Sefi. Marketplace terbesar abad ini. Cukup copy-paste-share link ini anda akan mendapatkan komisi setiap penjualan dari klik link Anda. Chuan dari rumah, mudah bukan? Gabung sekarang!”
Ini iklan heboh banget. 
Andini mencoba menghubungi Customer Service terkait.
“Halo, selamat siang. Saya tertarik untuk ikut program afiliasi di toko kakak. Boleh minta tolong teknisnya kak?”
“Halo, selamat siang. Sebelumnya dengan ibu siapa ini?”
“Andini ya kak”
“Baik, ibu Andini untuk bergabung menjadi affiliator di toko kami melalui marketplace Sefi cukup mudah. Ibu bisa buat akun di marketplace Sefi dulu. Lalu silahkan isi formulir untuk mendaftar sebagai affiliator. Kemudian ibu tinggal copy-paste  link produk kami ke semua sosial media ibu. Atau ibu bisa buat konten di TicTaec lalu untuk link produknya bisa pakai link Tictaec Shop dari kami. Cukup jelas ibu?”
“Cukup jelas kak, Lalu bagaimana dengan pembagian komisinya kak?”
“Baik untuk pembagian komisi, kami hanya bisa mengikuti sistem dari marketplace ya kak, nanti akan diinfokan lagi. Sudah jelas ibu? Kalau sudah kami akhiri sesinya.”
“Sudah kak, Terimakasih”
Belum sempat meraih laptop lagi, Heningnya rumah terpecah dengan tangis anak Andini. Anaknya terbangun. Lagi-lagi Andini terdistraksi. Kalo gini caranya gimana orang-orang bisa membagi waktu ya.. Sulit aku harus bekerja sambil momong anak, batin Andini
***
tek tek tek tek tek. Dari luar terdengar suara pagar di ketuk-ketuk.
“Paket,” suara lantang kurir yang dinanti menyapa.
“Iyaaa, Sebentar pak.”
“Ibu Andini, Bener ya bu ini paketnya.”
“Iyaa, bener. Makasih banyak pak.”
Produk sample sudah datang, saatnya Andini membuat konten promosi. Produk sampelnya berupa baju anak. Ya Andini mencoba menjadi affiliator produk baju anak. Seperti biasa Andini mencuri waktu dikala anaknya tidur. Bermodalkan ilmu mata kuliah photografi, Andini lekas memulai membuat konten promosi. Dia tata alas foto, ada beberapa aksesoris seperti bunga kering, pinus, kenari kening, dan beberapa properti foto lainnya. Lalu ia letakkan produknya dengan komposisi yang cantik. Semuanya di tata sedemikian rupa di dekat kaca kamarnya. Kebetulan matahari sedang bersahabat. Cerah. Dan hasil foto serta video mentah produknya cukup bagus.
Hanya perlu sedikit keterampilan editing foto dan video melalui handphonenya. Dan jadilah sebuah konten promosi yang aesthetic. Andini menghasilkan 5 konten video dan foto sekali take. Dan seperti biasanya belum sempat memencet tombol post dan tag link produk, susana heningnya rumah terpecah dengan suara tangis anaknya. Anaknya bangun. Kini fokus Andin kembali ke mode ibu rumah tangga.
Begitulah keseharian Andini dalam mencuri waktu, dan tibalah waktu ia rekap bulanan. Astaga, satu bulan ngonten. fyp ada 3, tapi total pemasukan 17 ribu aja? Ternyata menjadi affiliator cukup susah. Aku rindu pekerjaanku yang dulu.
Andini membuka folder lain. Ia temukan portofolio yang sudah dikumpulkan bulan lalu. Apa aku coba apply pekerjaan yang setipe kayak dulu ya?
Andini mencari-cari di platform pencari pekerjaan. Lalu dari sekian lowongan kerja yang tersedia. Tidak ada yang menurutnya cocok. Mungkin Andini akan melanjutkan esok harinya.
***
Masih berlanjut dengan aktivitas yang sama, Andini mencari-cari pekerjaan yang sekiranya tidak jauh dengan pekerjaannya dulu di industri manufaktur. Hari ini dia menemukan lowongan pekerjaan remote sebagai konsultan desain produk. COCOK! Tak pikir panjang hari itu ia memasukkan portofolio dan mengisi formulir pendaftaran onlinenya.
Untuk Apply pekerjaan ini dia tidak berharap banyak. Andini terlihat mau menyerah. Kantung matanya menggembung dan sedikit menghitam. Nampaknya dia benar-benar lelah. Mungkin kali ini adalah terakhir kalinya dia apply pekerjaan. Mengurus rumah, mengurus anak yang masih 14 bulan, serta mengerjakan pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan tidaklah mudah. 
Aku butuh untuk mendelegasikan pekerjaan lain, mungkin.. menyewa suster? tapi jelas sangat beresiko ketahuan sama suamiku. Bagaimana kalau di cafe yang ada penitipan anaknya? hmmm tapi kalau suami mendadak pulang lebih cepat dan mendapati tidak ada orang dirumah? Kalau aku alasan sekali mungkin diterima, bagaimana jika 4x mendapati rumah kosong? Aduh, pusing! susah!
***
Suara vacuum cleaner berhenti, lampu rumah juga ikut mati, kini rumahnya hening kembali, anaknya tidur, tv mati dan ternyata ia dapati kabar ada pemadaman bergilir. Heningnya rumah, terpecah oleh suara dering handphonenya. 
“Assalamualaikum, maaf ini dengan siapa?”
“Selamat siang ibu Andini, saya HR dari CV.X mengabarkan kalau ibu lolos tahap seleksi administrasi untuk posisi  konsultan desain produk di perusahaan kami. Apakah ibu berkenan untuk melakukan sesi wawancara besok pukul 10.00 secara virtual?”
“Ah, iya. Bisa pak.”
“Baik untuk detailnya kami kirimkan lewat email saja ya ibu.”
“Baik”
“Ada yang ingin ditanyakan dulu ibu? kalau tidak ada saya akhiri.”
“Cukup pak, insyaAllah sudah jelas.”
“Baik saya akhiri ya bu, sampai jumpa di sesi interview besok.”
Alhamdulillah
Alhamdulillah
Alhamdulillah
Andini mengucap syukur dengan sangat tulus. Kini dia fokus untuk mempersiapkan interview besok pagi.
Ia menyiapkan plan A dan B. Plan A, dia akan menyiapkan interview di rumah. jikapun anaknya bangun ia akan meminta keringanan untuk interview dengan menggendong anaknya. 
Plan B, jika listrik rumah mati, dan sinyal handphone tidak begitu baik, Andini akan pergi ke cafe yang ada penitipan anaknya. Kalaupun suaminya pulang lebih awal, ia tinggal bilang saja bosen di rumah sendiri.
Dan tibalah hari interview. Listrik rumah mati (lagi). Plan B dijalankan. Ia bergegas membawa anaknya ke tempat cafe yang ada penitipan anaknya. 
Andini tiba di cafe 20 menit sebelum interview dimulai. Ia amati bagian playground dan penitipan anak. Sebenarnya ini bukan cafe biasa. Cafe playground dan workspace serta perpustakaan. Cafe ini sangat untuk dikunjungi keluarga. Andini mengamati betul-betul apakah ada yang berbahaya di sekitaran maupun didalam playground. Ada seluncuran kecil, dan tidak terlalu tinggi. Disebelah seluncuran ada replika rumah pohon mini.
“Permisi bu, ada yang bisa saya bantu?”
“Maaf kak, ini kalau saya titipkan di playground akan ada yang menjaga nggak ya?”
“Kebetulan staff kami sudah ada yang datang bu. Jadi bisa di titipkan yaa.”
“Ibu tinggal saya pandu untuk prosedur selanjutnya.”
Andini kemudian mengikuti arahan pegawai cafe tersebut.
***
Selama interview, semua berjalan lancar. Dan Andini tiba dirumah sebelum suaminya pulang ke rumah. Hari itu tergolong lancar, anaknya pun tidak rewel. Sekarang tinggal menunggu kabar apakah akan diterima atau tidaknya.
***
Satu minggu berlalu, dia belum mendapati kabar apapun. Hari ini Andini beraktifitas seperti biasa. Mengurus rumah dan anak. Kali ini pekerjaan rumah selesai, dan anak Andini tidak tidur siang di jam biasanya. Sewaktu ia bermain bersama anaknya di ruang tengah, Handphone miliknya berbunyi. 
“Halo, Selamat siang.”
“Selamat siang ibu Andini, Saya HR dr CV.X bu. Mau mengabarkan kalau ibu di terima sebagai konsultan desainer produk. Untuk kontrak kerja sudah kami emailkan ya bu. Boleh di cek dulu, apabila ada yang ingin ditanyakan terkait kontrak silahkan kontak via whatsapp ya bu.”
“Baik, Pak. Akan saya cek terlebih dahulu. Terimakasih banyak pak.”
Andini menyambar anaknya lalu mengangkat tinggi-tinggi. Andini kegirangan. Sangat kegirangan. Akhirnya setelah penantian lama. Besok sudah mulai bekerja. Aku harus mengatur jadwalku bagaimana membaginya nanti.
*** Pada jam 9.00 sampai jam 15.00 adalah waktu bekerja Andini. Namun pekerjaannya tidak harus standby penuh depan laptop. Cukup fleksibel, Andini hanya perlu memberikan saran atas desain yang masuk. Serta melayani konsultasi terkait produk yang akan launching. Rata-rata clientnya adalah seorang business owner di UMKM. CV.X sendiri adalah lembaga konsultan khusus desain produk, dan clientnya sudah merambah di pasar global.
Pukul 10.00 ada client yang meminta untuk konsultasi secara virtual. Mengharuskan untuk video call. Saat itu rumah sedang kondusif, hanya bertahan 5 menit sejak konsultasi virtual berlangsung, anak Andini menangis. 
“Mohon maaf, pak. Anak saya bangun, boleh sesi ini saya mengajak anak saya? Namun mohon maaf saya bisanya off-cam.”
“Silahkan ibu. Tidak masalah ya.”
Sesi berlangsung dengan lancar. Andini tersenyum puas sambil menutup laptopnya. Mungkin karena clientnya suportif  dengan working mom, Barangkali ini adalah sesuatu yang diinginkan Andini sejak lama.
Satu bulan berlalu dan saldo rekening Andini bertambah. Gaji sudah dibayar. 
***
3 Bulan berlalu. Pekerjaan Andini lancar. Namun bukan hidup namanya kalo lancar terus nggak ada batu sandungan. Handphone Andini nyala-menyala beruntun di tengah malam. Notif email sambar menyambar. Hari ini dia merestart handphonenya dan lupa mematikan segala notifikasi. Bunyi dan getar bisa disenyapkan, namun notifikasi dengan sinyal lampu LED tetap menyala-nyala sebagai tanda. Disini masalah baru dimulai.
“Ada apa sih Ma, tumben rame notif hp nya.”
“Ngga tau ni Pa, Udah lanjut tidur aja”
Suami Andini menatap curiga. Kok tumben, biasanya nggak pernah notifikasi handphonenya seramai ini, batin Suami Andini.
Pukul 03.00, Suami Andini bangun lalu berjalan mengendap-endap menuju ruang kerja. Diambilah laptop Andini. Dia terkejut, karena laptopnya di password. Tidak kurang akal. Dia membuka akses laptopnya dengan berbagai cara. Dan terbukalah halaman desktop. Dia meluncur ke browser dan dibukalah email Andini. Langsung terbuka, barangkali karena Andini tidak menghapus jejaknya di browser, jadi email langsung terbuka. Barangkali suami Andini sampai bertindak demikian karena memiliki asumsi bahwa istrinya berselingkuh selama ia bekerja. 
Suami Andini menghela nafas panjang, Ia dapati banyak email invoice serta banyak email yang seperti sedang melakukan konsultasi. Suami Andini meskipun kaget bukan kepalang, namun ia lebih tenang karena asumsinya salah. Namun ia masih berwajah masam, karena mendapati istrinya melanggar janji sewaktu sebelum menikah dulu. 
Apa nafkah yang aku berikan kurang, sampai dia bekerja tanpa sepengetahuanku? Kenapa sampai harus diam-diam bekerja? Aku paling tidak suka kalau ada yang disembunyikan. Dia maunya apa sih! Apa dia nggak peka? aku sudah bekerja banting tulang, memuliakan dia, mencukupi kebutuhannya, apa masih kurang?
Keesokan harinya, seperti aktifitas biasa. Andini menyiapkan sarapan. Dibalik pintu dapur, Suami Andini berwajah masam dan bergegas mengambil bekalnya. Andini memasak sambil bersenandung, Namun pandangannya teralihkan ke meja makan. Ia dapati muka suaminya masam, serta sangat tergesa mengambil bekal yang sudah disiapkan.
“Loh, Pa. Kok buru-buru dan gak sarapan?”
“Enggak”
Suami Andini bergegas mengikuti suaminya, meraih tangannya. Namun Suami Andini menghempaskan tangan Andini. Jari telunjuknya menunjuk muka Andini.
“Jangan kira aku nggak tau, apa yang kamu lakuin di belakang ya! Kenapa kamu melanggar kesepakatan pernikahan kita? Jawab Ndin! Apa nafkah dari aku kurang sampai kamu harus bekerja sembunyi-sembunyi? Kamu istri yang nggak patuh!”
“Mas.. Mass!”
Belum sempat menjelaskan, suami Andini berlalu dan membanting pintu mobil di garasi. Saking kerasnya pertengkaran ini dan suara bantingan pintu mobil, anak Andini terbangun. Satu kata untuk situasi pagi itu. Chaos.
***
Waktu sudah menjelang sore. Suami Andini memutuskan untuk tidak pulang ke rumah. Dia tega meninggalkan anak dan istrinya. Nampaknya ia masih kesal, barangkali ia merasa terkhianati. Dia memutuskan untuk menginap di masjid. Masjid itu cukup ramai biasanya, hari ini agak sepi. Diambilah air wudhu, kemudian dia menuju masjid bersiap untuk menanti shalat maghrib. Ketika masuk kedalam ia disapa oleh penjaga masjid yang sedang mempersiapkan peralatan untuk kajian. 
“Mas? Sendirian? Udah lama ya nggak mampir kesini. Gimana kabar?”
“Iya, Alhamdulillah baik Mas. Mau ku bantu?”
“Tidak usah mas, Duduk aja ya Mas, Monggo.”
“Ada kajian apa ini Mas”
“Ini Mas kajian buat akhwat, Pesertanya ibu-ibu. Bahas ini sih mas, muslimah berkarir surga. Misi ya mas mau naruh barang dulu.”
Penjaga masjid itu izin lewat di sampingnya sambil membawa sekotak kabel mikrofon. Dia dan suami Andini terlihat cukup akrab, barangkali karena dahulu suami Andini memang sering ke masjid itu.
Sementara itu,dibalik pembatas diam-diam suami Andini menyimak.  
“Ibu-ibu, disini siapa yang mengalami perasaan stuck tidak berkembang, iri teman-teman lainnya bisa bekerja dan mengurus anak, Ingin kembali ke masa lajang lagi buat berkarir, Pengen balik lagi ke masa masa masih punya penghasilan sendiri, lalu karena sekarang sudah menjadi ibu rumah tangga secara penuh bukannya bahagia tapi malah merasakan kemunduran?”
Jama’ah terdiam.
“Ibu-ibu, itulah yang dinamakan post power syndrome. Gejala yang ibu-ibu alami terjadi pada seseorang dimana penderitanya berada dalam bayang-bayang masa lalunya yang berupa kebesaran, kesuksesan, kekuasaan, kehebatan, keberhasilan, prestasi atau pencapaian besarnya saat dulu. Hingga menyebabkan penderita terjebak pada masa lalu dan sulit menerima dan atau beradaptasi dengan kondisi realita saat ini yang sedang dijalankan.”
Ustadzah melanjutkan.
“Biasanya, Mulai timbul itu keinginan untuk kembali menjadi wanita karir. Ibu-ibu, suaminya diajak ke kajian nggak ni? Apa cuman nganter aja? Besok lagi dibawa ke kajian juga ya. Kalau sekarang ini boleh di rekam terus sampai rumah nanti tunjukin ke suaminya.”
Ustadzah melanjutkan kembali setelah menenggak air mineral.
“Ibu-ibu, Dalam ilmu psikologi itu nyata ya bu. Dan tidak masalah jika seorang ibu juga bekerja. Pada dasarnya setiap individu, termasuk seorang ibu, butuh perasaan berharga dan berdaya. Meskipun banyak yang mengatakan kalau surga ditelapak kakinya, segala pengorbanan menjadi ibu rumah tangga akan dibalas pahala, dalam kenyataannya setiap individu itu butuh keberdayaan secara moral maupun material.”
“Upgrade diri, menjadi berdaya, adalah dua hal yang diinginkan ibu-ibu sekarang ini kan? Gapapa bu, komunikasikan ke suaminya. Memenuhi kewajiban sebagai seorang istri dan ibu, itu baik, tapi jangan lupa untuk mengupayakan diri sendiri.”
Dibalik pembatas jamaah, suami Andini termenung. Apa ini ya yang dirasakan Andini. Dulu sebelum aku menikahinya, dia adalah seorang wanita karir yang tergolong sukses. Apa iya gara-gara prinsip yang aku miliki, malah menjadikannya beban? Dan dia takut buat ngomong sama aku, makanya dia diam-diam bekerja sendiri, batin suami Andini.
“Allahuakbar, Allahuakbar….”
Suara adzan berkumandang, menandakan waktu shalat maghrib sudah tiba, Jamaah mulai masuk masjid satu persatu.
***
Usai shalat maghrib, suami Andini bersujud kembali dengan durasi yang lebih lama. Seolah ia sedang memohon petunjuk dengan sungguh. Selesainya, ia masih belum berubah pikiran kembali kerumah. Ia masih duduk disitu sambil termenung.
Tiba-tiba pundaknya ditepuk oleh penjaga masjid.
“Nunggu Isya sekalian mas?”
“Hehehe Iya.”
“Muram terus mas, ini minum dulu teh anget. Sisa pengajian tadi masih banyak. Minum dulu ya mas. Tak liat kok lagi suntuk.”
“Iya ni mas, masalah rumah.”
“Istri sama anak? ditinggal sendiri? Ada masalah apa mas kalo boleh tau?”
“Jadi gini mas…”
Suami Andini menceritakan masalahnya dengan Andini. 
***
Di lain tempat, Andini dirumah sedang menangis. Karena mendapati suaminya tak kunjung pulang. Ditambah dia masih kepikiran tentang perkataan suaminya tadi pagi.
Di Atas kasur, bersama dengan anaknya dia mencoba untuk lebih tenang sambil menidurkan anaknya. Namun tampaknya tidak bisa.
Akhirnya Andini memberanikan diri untuk mengirim pesan.
Pa, Dimana? Nggak pulang? Pulang ya Pa, Aku perlu bicara  buat jelasin alasan kenapa aku kerja diam-diam. Andini yang salah, Pulang ya Pa..
***
“O, jadi gitu Mas. Wah ya jalan satu-satunya coba Mas bicarain sama istrinya. Dan kalau bisa malam ini pulang ya mas. Sudah bukan remaja lagi. Masak kabur-kaburan.”
Suami Andini mengangguk. Suara adzan berkumandang, tanda masuk waktu isya.
Si penjaga masjid, dan suami Andini bergegas untuk ambil wudhu kembali. Sebelum ke tempat wudhu ia mengecheck tas dan handphonenya di loker penitipan barang. Ia dapati pesan dari Andini. Kemudian ia membalasnya,
Aku pulang agak maleman. Kamu sama Naila tidur duluan saja. Kita bicara besok pagi, mumpung kantorku besok libur. Istirahat dulu aja, jangan berpikiran aneh-aneh.
***
Pagi ini Suami Andini di rumah. Kantornya libur, jadi waktunya lebih leluasa. Anak Andini dititipkan dulu ke penitipan anak.
Ruang makan dipilih untuk duduk bersama. Mereka sepakat kalau sedang bertengkar, apapun yang terjadi, jangan bertengkar di kamar. Mereka memilih untuk menjadikan ruang makan sebagai tempat untuk berdiskusi.
“Jadi, apa yang pengen kamu jelasin?”
“Beberapa bulan yang lalu mas tau kan aku habis temu alumni. Disana aku bertemu teman-teman. Nia, dia ibu rumah tangga juga bisa ngurus online shopnya. Farah, memang dia tidak punya pilihan lain untuk bekerja sambil mengurus anak. Mas tau kan, kalo aku dan farah dulu sekantor. Kalau misal aku nggak resign, mungkin posisi Farah adalah punyaku. Mas aku pengen bisa berdaya, nggak mengandalkan nafkah dari kamu. Kalau ditanya apakah nafkah darimu kurang? Daripada aku menyebutnya kurang, Nafkah darimu itu bukannya kurang, melainkan cukup. Namun aku ingin lebih mas, setidaknya setara dengan gaji bulananku dulu sebelum menikah. Mas, pun kalau aku ga mendapat setara dengan gajiku dulu, aku ingin bekerja untuk mengupgrade diriku sendiri. Jadi mas…”
Andini, belum sempat melanjutkan. Suaranya tercekat. Dia menangis.
Suami Andini memeluknya, dan menepuk-nepuk punggung Andini.
“Maafin Mas ya, Mas baru tau. Kamu ga mau meminta ijin dulu karena takut mas marah ya?”
“Iya mas”
“Maafin ya, kamu udah berapa lama kerja diem-diem?”
“3 Bulan mas”
“Kalau liat apa yang udah kamu lakuin. Dan anak kita masih sehat, tumbuh dengan baik, aku rasa kamu cukup kompeten dalam membagi waktu. Ingat ya Ndin, prioritas utamamu. Dan mengurus rumah, anak dan pekerjaan itu juga mas yakin nggak mudah. Mas, mengijinkan kamu buat bekerja. Dengan syarat kewajiban mengurus rumah dan anak harus tuntas dulu. Kemudian mas hanya ngebolehin buat bekerja secara remote dan pekerjaan-pekerjaan yang fleksibel.”
Bak sinar matahari yang naik sepenggal, wajah Andini yang sedari tadi muram sekarang  telah bersinar kembali. Barangkali pernyataan suaminya menghangatkan hati Andini hingga kini tersalur ke matanya. Matanya berbinar, senyumnya mengembang. Lalu ia peluk suaminya.
“Terimakasih, Mas”
“Kemarin sewaktu aku nggak jadi balik ke rumah, aku sempat berpikir. Sebelum menikah denganku pasti kamu memiliki impian. Lalu setelah aku melamarmu, kemudian niat hati memuliakanmu dengan melarangmu untuk tidak bekerja seusai menikah, ternyata aku membunuh mimpimu. Pencuri. Mulai sekarang mimpimu juga mimpiku, Mimpiku juga mimpimu. Untuk kedepannya jangan ada yang disembunyikan lagi ya. Sebisa mungkin kita selesaikan berdua”
***
Rumah tangga ibarat bahtera. Kapal kayu yang berukuran besar didalamnya membawa yang banyak muatan pula menuju suatu tujuan. Kemanakah tujuan akhir sebuah rumah tangga? Apakah surga yang dituju? Tentu akan tidak mudah dalam perjalanannya. Ada ombak yang menerjang silih berganti, Ada badai di tengah cuaca yang tidak dapat diprediksi, belum lagi kalau barangkali diserang oleh monster laut?  Bagaimana komunikasi antar awak dan nakhoda? Apakah masih satu tujuan? Kisah Misi Rahasia Andini semoga bisa diambil sebagai pelajaran. Keluarga, karir dan komunikasi merupakan 3 peran penting yang harus selalu diusahakan dan dijaga.
12 notes · View notes
shfnlf · 7 months
Text
Cerita tentang Aku dan Pena
Tumblr media
Cie cie.. dari judulnya agak-agak dipaksa estetik gitu ya.
Aslinya, ini cerita gue di akhir tahun 2019 yang berhubungan tentang 'kepenulisan', alias sedikit perjalanan gue lah ya, tentang dunia tulis menulis.
Ya, aslinya gue memang suka menulis. Apapun itu. Dari puisi sampai diary. Hehe, cuma lebih jago nulis diary sih kayaknya. Kalau menulis tentang penelitian or skripsi kayaknya gue mau mundur dulu pelan-pelan deh. Hehehe..
Sebenarnya, setiap orang kan punya minat yang berbeda. Orang yang sama-sama suka membaca belum tentu membaca buku yang sama. Begitulah orang yang suka menulis. Ada yang suka menulis cerita fiksi, ada juga yang suka menulis kisah nyata, seperti gue ini.
Di balik foto ini, ada peristiwa berkesan. Makanya kenapa gue unggah cerita ini di sini. Foto ini merupakan salah satunya foto yang gue punya bersama Ustadzah Leha.
Sekitar akhir bulan Desember 2019, Ustadzah Leha menawari gue tiket acara seminar ini. Berhubung dia saat itu menjadi panitia, maka dia menawari gue tiket acara ini yang lumayan mahal (kayaknya gue nggak bakal beli saat itu).
Kenapa Ustadzah Leha menawari gue tiket?
Ada cerita sebelumnya, sewaktu gue pengabdian di Al-Muhsin. Kami pernah satu kamar (di kamar ustadzah). Beliau adalah kakak kelas gue 3 tahun di Al- Muhsin. Seingat gue, kami pernah sharing-sharing seputar kepenulisan, karena kami memiliki minat yang sama di sana. Gue memang suka membaca juga menulis (entah nulis apa pokoknya nulis aja), begitu pun Ustadzah Leha. Sebetulnya, ada satu lagi, yakni Ustadzah Mimi (Mia). Namun tidak ada di foto ini. Begitulah sekilas cerita kedekatan gue dengan Ustadzah Leha saat itu.
Posisi ketika momen ini terjadi, gue sudah berada di Jogja. Gue sudah berkuliah 1 semester di Ma'had. Tepatnya akhir semester 1. Saat Ustadzah Leha menawari gue tiket seminar ini, gue meminta waktu dulu untuk menerimanya. Karena acaranya di Bandung, jadi gue meminta izin dulu kepada orang tua. Akhirnya orang tua gue membolehkan. Alhamdulillah. Gue langsung pesan tiket kereta untuk ke Bandung.
Di sisi lain, teman gue saat itu (Ela) mengabari bahwa ingin berlibur di Jogja. Ia ingin pergi menginap di kost gue. Akhirnya gue 'iyakan' saja. Namun gue bilang kalau gue harus ke Bandung sekitar 2 hari.
(Sebenernya ini galau banget gaes, karena si Ela main tapi gue tinggal pergi, wkwkwk)
Sebelum hari itu tiba, Ela sampailah di Jogja. Dia istirahat di kost gue. Baru deh, keesokan harinya gue yang pergi. (Maaf ya, Ela)
Gue pergi sendiri naik kereta ke Bandung. Sampai Bandung, gue dijemput sama Budhe yang saat itu tinggal di sana, karena budhe kerja di Bandung. Gue pun menginap di kostnya semalam.
Setelah itu, baru deh esok harinya gue pergi ke gedung tempat seminar ini (Graha Pos). Sampai sana, gue bertemu Ustadzah Leha dengan temannya. Kami sempat berfoto bersama.
Gue sangat menikmati acara seminar tersebut. Para penulis dan calon-calon penulis se-Indonesia kumpul di satu gedung. Senang sekali, walaupun gue belum jadi apa-apa. Baru mau mengumpulkan niat, baru membentuk cita-cita menjadi penulis, hehehe.
Para pengisinya merupakan penulis-penulis hebat Nasional, seperti Tendi Murti, Asma Nadia, dan lainnya. Di sana juga ada stand-stand bazar buku dan sebagainya.
Sepanjang seminar, gue mencatat ilmu yang saat itu disampaikan para pembicara. Yang paling gue ingat, ialah kata-kata yang disampaikan Bunda Asma, "Tiada karya tulis yang sempurna, karena karya tulis yang sempurna hanyalah Al-Qur'an". Betul sekali, bahwa wajar seorang penulis melakukan kesalahan, atau bahkan banyak kekurangan dalam karyanya karena kita manusia.
Kemudian perkataan bahwa "Para penulis adalah mujahid-mujahid pena". Hal itu sangat memotivasi gue. Apalagi ketika disuruh membayangkan bahwa nama-nama kita ada di rak-rak buku best seller.
By the way, gue memang sudah suka banget dengan karya-karya sosok Bunda Asma Nadia. Dari SMP, gue membaca buku-bukunya, hingga mendengar kisah suksesnya menjadi seorang penulis. Bahkan karya-karya beliau banyak yang di-film-kan. Sebenarnya di momen ini, gue sempat berfoto dengan beliau, namun foto itu entah dimana. Hehe.
Setelah acara selesai, gue dan Ustadzah Leha berfoto. Juga bersama temannya yang gue udah nggak ingat lagi siapa namanya.
Tumblr media
Setelah itu kami ke luar pergi makan bakso, lalu jalan-jalan di alun-alun Bandung, kemudian pulang. Ustadzah Leha dijemput temannya dan ingin menginap di sana. Sementara gue langsung pesan tiket kembali ke Jogja diantar oleh Budhe. Lucu sekali, ya. Ustadzah Leha datang dari Lampung, gue dari Jogja, lalu kami bertemu di Bandung setelah sekian lamanya tak bertemu.
Sesampai kembali di kost, gue menemukan Ela habis makan Mie. Yaa Allah.. kasiannya teman gue itu. Hehe.
2 notes · View notes
copiipastee · 1 year
Text
Cerita Tentang 2022 (Season 1)
Bagiku tahun 2022 adalah tahun dimana aku bertemu manusia-manusia yang memberikan positive vibes buat hidup aku. Bertemu orang baru yang benar-benar menjadi sahabat,saudara, keluarga mungkin teman hidup ( we never know). Setelah mengalami beberapa kegagalan di tahun 2021, ternyata 2022 memberi banyak warna buat perjalanan mengakhiri usia 20-an.
Di awal tahun selagi menunggu panggilan kerjaan setelah selesai kontrak dan gagal SKB CPNS di akhir tahun, aku memutuskan menjadi freelance vaksinasi yang masih gencar pada saat itu khususnya vaksin booster. Bulan Februari, saat melihat grup Nusantara Sehat (NS) ada info bahwa Panitia di BBPK Ciloto membutuhkan alumni untuk menjadi Camp Manager (CM) di Pelatihan NS team batch. Wah, ini kesempatan untuk kembali nostalgia dengan suasana pelatihan yang dulu aku pun melakukannya selama 40 hari di tempa oleh para Komandan TNI. Ingat dulu selagi masih jadi peserta, punya niatan bakal datang lagi ke Ciloto entah itu jadi pegawai, peserta pelatihan, mungkin saja jadi mentor. (Aku selalu amaze dengan cara Allah mengabulkan omongan yang sekiranya kita anggap ringan dan tanpa usaha tapi Allah kabulkan-omongan adalah doa- kiranya begiutu)
Pelatihan adek-adek NS sekarang dibagi dua sesi, online dan klasikal. Jadi, kita datang bertatap muka hanya dapat seminggu sampai pelepasan di Ciloto. Akhir Maret adalh awal perjumpaan aku dengan sembilan alumni lainnya yang direkrut. Panitia pelatihan memang membutuhkan 10 orang alumni untuk jadi CM. Selayakanya teman seangkatan, ternyata kita langsung klop meski berasal dari batch yang beda-beda dan langsung bernostalgia seperti kawan yang sudah lama tidak jumpa.
Tumblr media
Mereka adalah orang-orang hebat yang Allah siapkan untuk aku kenali dan temui, kebanyakan berasal dari Sumatra dan Jawa tapi dapat penempatan di Ujung Barat dan Timur Indonesia. Pengalaman mengabdi mereka luar biasa dibandingkan aku. Ada dua Bhayangkari yang selalu menasehati kami yang masih pada jomblo ini dalam hal mencari pasangan tentunya berdasarkan pengalaman mereka. Ada yang sedang menunggu pengumuman Beasiswa Tubel NS dan akhirnya dapat. Ada yang sedang menunggu acc visa kerja buat ke OZ dan akhirnya dapat juga. Ada juga pejuang-pejuang pencari nafkah serta jodoh (sampai saat ini nafkahnya dapat, tapi jodoh belum ada beritanya)
Tumblr media
Dari mereka aku belajar saling tolong menolong, saling mengingatkan akan kebaikan, saling mendoakan, saling suport dan tentunya saling mendoakan. Ah iya, disini juga aku bertemu kawan lama seperjuangan kuliah dulu, bertemu adik tingkat yang sekarang sedang mengabdi di Aceh dan Sulawesi, bertemu adik-adik yang setiap melihat instastory mereka sukses bikin aku balik lagi ke Papua karena masih cakep aja pemandangannya.
Mereka juga mengajarkan aku bahwa meski usia tidak lagi muda, tapi cita-cita, mimpi yang ingin dicapai masih sangat mungkin jika kita berusaha, berdoa dan dapat lingkungan serta pertemanan yang mendukung. Dari mereka juga aku punya mimpi baru, punya tujuan baru juga.
Terima kasih kawan, sudah mewarnai awal tahunku dengan positive vibes dari kalian. See you when i see you. Tahun 2023 kita bertemu ya..
8 notes · View notes
ciaokhou · 10 months
Text
"Bermasyarakat itu emang ga gampang nak" —Abi
Kapan hari pernah diskusi dengan Abi perihal peran kita setelah pasca kampus. Karena selayaknya maratibul amal saja kita nda mungkin terus berkutat dengan diri sendiri, maka bermasyarakat adalah peran selanjutnya yang harus dijalani secara sinergis.
Awal-awal pulang ke rumah setelah lulus, aku masih sulit untuk bisa membaur dengan tetangga-tetangga yang notabene ibu-bapak om-tante. Kurangnya interaksi dengan mereka, dan bahasa jawaku yang masih ancur-ancuran seringkali bikin semakin ga pede. Apalagi tahun-tahun sebelumnya hidupku jarang di rumah dan penuh isolasi:")
Seperti kata Abi di atas, kalau bermasyarakat itu ga mudah. Tiap kita menjalani peran yang berbeda-beda. Entah saat dulu di kampus, di tempat kerja, atau saat di rumah. Kadang mikir sudah capek kerja, kok ya masih harus bersosialisasi dengan warga, haduuuu:") Tapi Abi Ummi getol banget anaknya gaboleh di rumah terus. Diminta ikut karang taruna, panitia qurban, panitia tujuh belasan, kegiatan dawis, klinik lansia, yang mana semua itu belum pernah kami jajal saat dulu masih beramanah di kampus. Walaupun merasa sering ikut kegiatan sosmas kampus, tapi tetep beda banget rasanya waktu udah benar-benar ada di masyarakat. Dan ternyata memang, nda gampang:"
Tapi ga gampang, bukan berarti ga bisa. Walaupun dengan sedikit merasa terpaksa karena titah Abi Ummi, dan masih harus banyak belajar kosakata bahasa jawa krama biar ga selalu jawab nggih nggih aja, tapi ternyata menjadi bagian dalam masyarakat itu cukup menyenangkan. Part ter menyenangkannya adalah, tiba-tiba ga lagi ngerasa kesepian, dan tiba-tiba banyak yang doain kita. Sesimpel 'semoga sukses ya', 'semoga sehat terus', atau 'semoga dapat jodoh yang sholeh ya mbak' wkwkwk cheesy amat tapi bahagia! Selebihnya dari senang-senangnya bermasyarakat tadi, adalah memang perlu banyak bersabar, hehe:") Jadi, ini pun juga bekal kan?
Tumblr media
In frame: bersama bapak ibu klinik lansia selepas jalan-jalan dan bincang-bincang pagi. Walaupun bahasa jawaku masih belepotan tapi aku hepi. Besok kita belajar lagi ya khou! 😁
4 notes · View notes
gladiollsusi · 1 year
Text
Laki-laki baik
Bersama teman kerja yang juga masih single, sering sekali kami ngobrol dengan topik,
“Masih ada gak ya laki laki baik”
“Kayaknya masih ada, tapi udah pada sold out semua”
Lalu setelah itu kami mentertawakan ketidakpastian hidup. Utamanya tentang drama hidup kami. Mbak-mbak yang masih single dan capek ditanyain “kapan nikahnya ?!”
Ternyata hidup punya cara nya untuk menunjukkan jawabannya. Akhirnya aku diberi jawaban ☺️
Minggu lalu saat harus mengikuti pelatihan selama seminggu, ku terjatuh tersungkur di hari ke-3.
Lutut ku luka. Juga memar di kedua lutut. Belum lagi telapak tangan kiri juga lecet.
Rasa pedih dan sakit mengalahkan rasa malu ku ketika terjatuh dihadapkan peserta pelatihan lainnya.
Pengen sekali menangis saat itu karena rasanya sakit sekali. Tapi air mata nya ndak bisa keluar.
Hingga akhirnya ku dapat pertolongan dari panitia penyelenggara pelatihan.
Beliau langsung arahkan ke ambulance supaya lukanya dibersihkan. Kemudian repot repot cari es batu untuk kompres lutut yang sudah mulai bengkak.
Tidak hanya itu, beliau juga ikutan duduk menemani dan ngajak ngobrol ketika ku harus istrahat bentar setelah lukanya dibersihkan dan dipasang elastis verban.
Beliau teman ngobrol yang menyenangkan 🫶
Aku pikir kebaikan beliau hanya sekedar tanggung jawab biasa dari Panitia.
Tapi ternyata, setiap hari hingga hari ke-7 menjelang kepulangan ke tempat kerja, beliau selalu konsisten nyamperin dan menanyakan kondisi. Pagi dan Sore.
“Lukanya bagaimana”
“Masih butuh dicarikan es batu”
“Perban nya masih ada?”
“Bagaimana hari ini, masih sakit?”
“Kalau ada apa apa, segera kabari ya”
Ku sampai takjub dengan beliau. Beliau kok konsisten sekali nanyain tiap hari. Pagi dan Sore.
Teman kerja ku yang juga ikut pelatihan bahkan hanya peduli di hari pertama. Setelah melihat aku masih bisa jalan meski terseok-seok, mereka santai santai aja🥹
Hingga akhirnya di hari terakhir beliau ngobrol begini,
“Syukur ya lukanya sudah mulai sembuh. Saya jadi merasa bersalah karena kamu jatuh”
Hah,
Gimana gimana
Jelas jelas aku jatuh karena kehilangan keseimbangan. Ya iya sih, aku jatuh ketika beliau sedang jadi narasumber.
Huhuhu 🥹
Mendengar penjelasan beliau tadi, mendadak hati ku merasa hangat dan mikir,
“Wah ternyata masih ada laki-laki baik”
Cerita ini pada akhirnya bukan kisah baper-baperan 😊
Pengen sih baper tapi ya gimana ya. Beliau Muslim, saya Kristen.
Kalau baper, aku yang repot 😂.
Mungkin ini cara Tuhan untuk menunjukkan kebijaksanaan Nya bahwa,
“Hei Gladiol, lihat nih. Masih ada laki-laki baik”
Laki-laki baik di kisah ini pada akhirnya berakhir menjadi seseorang yang hanya melintas sekilas dalam perjalanan hidup Gladiol. 🤗
Meski hanya sekilas, ada perasaan hangat dan senyum yang muncul ketika mengingat kebaikan beliau 🫶
Di hari kepulangan ku dari tempat pelatihan, ku tidak sempat mengucapkan Terimakasih untuk semua kebaikan beliau.
Jadi, karena ucapan Terimakasih terbaik adalah mendoakan maka semoga beliau diberi banyak hal hal baik dan kegembiraan dalam hidupnya😊
Oh iya, pada salah satu materi, ada momen ketika beliau disindir-sindir oleh narasumber karena masih jomblo 😂
“Beliau ini masih jomblo, padahal soleh sudah pasti. Mapan. Baik. Ayok siapa yang mau mendaftar”
Semoga beliau segera mendapat jodoh terbaik 🎉
Amin
Dear Mas-Mas Panitia, terimakasih untuk semua kebaikan dan perhatiannya 🫶
Semoga suatu hari nanti ku bisa temukan dan berjodoh dengan another Mas-Mas baik ❤️
17 notes · View notes
metamorf · 1 year
Text
Bagian 2
“Iya, Insyallah Nu, doain ya” aku menjawab dengan setenang mungkin.
Doain gue bisa nyusul elo Nu. Suara hati kecilku berbisik, seolah berharap Wisnu tidak usah mendengar apa yang aku bicarakan.
“Aamin Ya Allah” Wisnu mengadahkan tangan ke langit lalu mengusapnya ke muka mengikuti apa yang tadi aku lakukan. Aku melirik ke arah Wisnu terkekeh kemudian tawa kami berdua menggelegar.
“hahahhahaha”
***
Hari wisuda pun tiba, aku dan keluarga menantikan momen ini. Momen dimana katanya anaknya sudah menjadi sarjana, sarjana muda, karena baru lulusan D3. Aku menikmati seluruh rangkaian acara yang digelar oleh panitia. Satu hal yang pasti, selama menikmati acara ada sekelebat pikiran yang terlintas dikepala. Aku akan kerja dimana? Dan bisa gak ya aku lanjut studiku? Sesuai permintaan Bapak. Tidak banyak juga teman-temanku yang bercerita, sebelum wisuda tiba mereka sudah lebih dulu mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan, hebat sekali pikirku. Sedangkan aku, selama menunggu wisuda aku malah mengikuti kegiatan komunitas diluar kampus. Perasaan insecure mulai menghujam diriku.
Sehari selepas wisuda aku mulai mencoba melamar ke berbagai perusahan yang ada dipusat kota daerahku, satu persatu aku datangi untuk mengirim surat lamaran. Setiap lowongan yang tersebar di media social aku mencoba mengirimkan surat lamaran via pos dan email. Sampai ada teman yang mengabariku, ada lowongan di salah satu perusahaan ternama, di pusat daerah kota tempat tinggalku,  perusahaan itu membutuhkan karyawan baru untuk menggantikan karyawannya yang akan dimutasi ke daerah lain. Tentu saja langsung aku datangi perusahaan itu, aku berpikir ini kesempatanku ketika aku bisa bekerja dipusat kota, kemungkinan aku akan mudah untuk melanjutkan studiku, karena jarak dari pusat kota daerah ke Ibukota cukup dekat.
Tidak menunggu lama, ada kabar tes psikotes di kantor pusat di Ibukota. Tentu saja aku menghadiri tes tersebut, ditemani Ibu. Tes berjalan cukup lancar. Hanya membutuhkan waktu sekitar dua jam aku selesai mengerjakannya. Aku kembali pulang ke rumah dan menunggu pengumuman hasil tes. Dua minggu sudah aku lewati, aku mendapatkan pesan bahwa aku lolos ke tahap tes selanjutnya, yaitu interview.
“Alhamdulillah” ucap batinku
Aku kembali ditemani oleh Ibu ke kantor pusat untuk melakukan tes interview. Sebelum melakukan interview aku diminta untuk mengisi beberapa pertanyaan. Aku menjawab pertanya itu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Seorang wanita tinggi dan besar, rambut ikal diikat satu. Menggunakan baju batik warna merah dan celana hitam, suara langkah sepatu heelsnya terdengar menghampiriku.
“Dela Ardiana”
“Ya, Saya Bu” aku berdiri dari kursi yang aku duduki.
“Ayo masuk” sepertinya ibu itu HRD dikantor ini. Aku berjalan dibelakang mengikuti setiap langkah Ibu itu.
“Silahkan duduk” Ibu itu mempersilahkan aku duduk di kursi kosong yang Ia tunjuk.
“terima kasih bu” aku mengangguk sopan kemudian duduk. Jantungku mulai berdegup kencang, tiba-tiba aku merasakan tidak enak dibagian perut.
Gawat. Respon tubuhku ketika gugup mulai bereaksi. Aku mendumel dalam hati sambil memegangi bagian perut yang bereaksi.
Ibu tersebut memperkenalkan dirinya siapa. Ya, ibu itu seorang HRD dikantor tersebut. Namanya Resa. Usianya sekitar tiga puluh lima tahunan. Setelah diberikan beberapa pertanyaa. Akhirnya sampai di satu pertanyaan yang untuk menjawabnya aku perlu berpikir panjang.
“Kalau ditempatinnya di daerah Matraman apa kamu mau? Perusahaannya memang bukan milik kami.  Tapi tempat kamu bekerja itu tetap punya perusahaan ini, kami mengadakan kerjasama” Ucap Ibu Resa menjelaskan.
“Oh bukan di tempat daerah asal saya Bu?” Aku bertanya heran. Lowongan yang disebar mengatakan bahwa penempatan ditempat daerah asalku.
“Awalnya iya, tapi ada tempat yang lebih membutuhkan karyawan secepatnya.  Bagaimana ?” tanya IBu Resa lagi.
Aku terdiam, menimang-nimang.
“Saya belum bisa jawab Bu, Saya harus diskusikan dulu dengan orang tua Saya” dasar aku yang polos atau bagaimana ya, tiba-tiba terlontar jawaban seperti itu. Aku memang tidak bisa memutuskan, ini interview pertama ku selama aku melamar pekerjaan. Aku tidak mempunyai pengalaman harus menjawab apa ketika ada pertanyaan seperti itu. Dan hal seperti ini belum pernah aku diskusikan ke orangtua.  Kebiasaanku adalah aku harus meminta jawaban dari Bapak. Dan ini ditempatinya di Ibu Kota. Bukan didaerah asal. Aku berpikir lagi pasti orangtuaku tidak mengizinkannya.
Dari jawaban Ibu Resa setelahnya, aku yakin interview selanjutnya aku tidak akan dipanggil kembali. Aku menuju lift turun, keluar dari lift tubuhku gontai tidak semangat, mataku sudah mulai berkaca-kaca dan membuat genangan. Pintu gedung kaca dan tinggi otomatis terbuka ketika aku melewatinya, aku bertemu dengan Ibu, dan bendungan air mata itu pecah tidak kuat menahan pertahanannya.
“Ibuuuu… hiks…hiksss”  Aku menangis terisak-isak. Mengelap air mata yang jatuh menggunakan ujung kerudung.
“kenapa del?” Tanya Ibu heran
Aku menceritakan apa yang terjadi di dalam.
“tempatnya bukan di daerah kita bu, tapi di Ibu kota” aku menjelaskan masih dengan tangis terisak-isak “sepertinya aku gak akan keterima di sini bu” aku tidak bisa menatap mata ibu, kepala menunduk dan kembali mengelap air mata yang jatuh kali ini dengan punggung tangan.
“Yaudah, nggak apa-apa, berarti belum rezekinya” jawab ibu sambil mengelus-elus kepalaku menenangkan. “udah yuk, kita pulang saja del” ajak Ibu menuntunku untuk jalan pulang
Aku masih menangis tersedu-sedu dan mengikuti lnagkah ibu untuk pulang ke rumah.
Dasar anak cengeng. Batinku.
Bersambung….
3 notes · View notes
pergimelaut · 1 year
Text
xv. banyak cerita.
hari ini saya bahagia :D pertama, saya pergi sarapan sama kawan organisasi yang sudah hampir TIGA TAHUN nggak ketemu!
dia pulang bulan maret 2020 lalu pas awal-awal pandemi, dan kalau rapat-rapat organisasi, kami cuma bersua via video call. ada kalanya dalam organisasi itu kami ngevent bersama---dia ketua & saya sekretaris---dan dia melakukan perannya dengan keren banget, hiks :') ada kalanya hari h saya LUPA SAMA SEKALI buat ppt untuk penutupan gara-gara sibuk wara-wiri & baru tidur pagi & apalagi saya dikejar-kejar deadline kerjaan huhuhu dan untungnya dia ngingetin. saya jadi bertanya-tanya apa jangan-jangan emang perlu ada satu panitia yang stand by dari jauh, nggak diperbantukan ke lokasi, untuk kroscek satu per satu kerjaan setiap orang. :')
oke jadi kami sarapan soto. dia ngobrol banyak banget, saya suka dengerin dia cerita. terus saya nemenin dia belanja perabotan rumah tangga, baru terus nganterin dia ke kosannya---sekalian saya tahu di mana kosannya. rada jauh juga ya.
terus yang kedua, saya ... kerja sih wkwk. sebetulnya to-do list saya masih banyak, tapi saya ngerasa bisa menyelesaikan lumayan. lagi pula saya sadar kalau to-do list yang saya bikin semalem sangat sangat ngaco buat saya kelarin dalam satu hari. masa diri saya semalem menargetkan saya bikin 21 hardnews, 1 softnews, 1 daftar pertanyaan, 1 caption, 2 copywriting, dan 1 rekapan?! nggak masuk akal emang.
saya kerjain itu dari siang sampai sore, dan ... ya lumayan sih, kelar 21 hardnews, 1 caption, 2 copywriting, 1 rekapan. minus 1 softnews (ini emang panjang pol sih prosesnya, harus ngetranskrip, ngeframing, baru nulis ...), terus 1 daftar pertanyaan soalnya saya lagi nggak kepikiran buat ngekonsep apa-apa di dalam kepala yang cuma pengin ngetik aja dulu(??).
terus ketiga, saya bantu rewang di rumah ketua RT. XD ini cuma bentar banget sih, nggak kayak ibu-ibu & tetangga lainnya yang dari siang sampai sore, saya cuma mampir habis asar dan habis magrib pulang wkwk. masakan udah jadi, piring-piring udah dicuci, dan saya cuma kebagian ngelap-ngelapin piring & sendok. lumayan sih dateng ketika yang lainnya udah pada capek, jadi saya bisa diem di pojokan sementara yang lain ngobrol-ngobrol sekalian rehat. kalaupun saya ngobrol pun cuma sesekali ... itu pun sama ibu saya sendiri wkwk.
tapi ... piring-piring & gelas-gelas di rumah ketua RT saya beneran BANYAK BANGET. pancinya besar. wajannya besaaaar. saya jadi ingat andreas budi widyanta (yang disapa bung abe) pernah bilang, kurang lebih, "nilai kesejahteraan bagi masyarakat desa itu bukan diukur dari jumlah mobil yang mereka punya, tapi banyaknya piring dan gelas di rumah mereka. karena artinya di sanalah tempat berkumpul---dan kekuatan masyarakat desa itu ya dari solidaritas sosial mereka." saya lupa persisnya gimana heuheu semoga aja mirip. udah lama saya nggak belajar soal desa lagi, apakah ini sebuah pertanda? ;w;
keempat, saya dengan sangat dadakannya (seperti biasa) diajak vidcall-an sama kawan-kawan smp saya. XD ketawa lagi, di-charge lagi. mungkin ini sih yang bikin saya menutup hari dengan bahagia. soalnya capek banget dan ada kesempatan pulihnya. :') saya gabung vidcall sambil nyambi makan malam & keripik wkwk. salah satu dari kawan saya ada yang nyambi makan yogurt. kayak makan bareng. XD
oke sekian. besok senin huft. dan kalau saya punya tenaga, akan saya selesaikan kerjaan saya lainnya.
2 notes · View notes
anisahmahar · 1 year
Text
Seleksi PPIH 2023
Cerita di akhir 2022 kemarin ditutup oleh sebuah perjuangan. Rasanya sudah lama ga belajar untuk suatu seleksi, kompetisi, atau apapun namanya. Kemarin-kemarin, aku akhirnya memaksa diri untuk belajar suatu hal yang baru. Alhamdulillah, masih diberi pengalaman pertama untuk mengikuti seleksi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 2023. Ujian memantaskan agar bisa kembali lagi ke tempat yang aku impikan, menjadi pelayan tamu Allah di Baitullah. Ya Rabb, jika tahun ini adalah rezekiku, bimbinglah hamba, mampukanlah, kuatkanlah dan permudahlah proses ini. Aamiin
Kilas balik di bulan Desember 2022, ada salah satu temanku di CC Farmasi mengajak untuk mengikuti seleksi PPIH ini (info detail dapat diakses di https://daftarin.kemkes.go.id/) Di akhir tahun yang padat agenda, sempat membuatku menyerah saja. Pikirku, mungkin bisa ikut seleksi tahun depan. Tapi Qadarullah, tahap seleksi diperpanjang sampai akhir tahun. Seperti gayung bersambut, aku mencoba untuk minta izin orang tua, mengurus berkas-berkas, dan sebagainya. 
Seluruh rangkaian persiapan ini ku tulis di sini. Siapa tahu bisa bermanfaat untuk teman-teman yang akan mempersiapkan juga di tahun berikutnya. Selamat menyimak :)
Di tahap pertama, masing-masing peserta perlu membuat akun dan mengisi borang online. Aku mendapat ilmu baru soal teknik resize, editing, upload dokumen, dll. Intinya, tahap ini lumayan meningkatkan kesabaran karena harus berulang kali gagal mengunggah dokumen dengan berbagai macam alasan teknis. Yang penting, mohon untuk mengikuti semua detail persyaratan, insyaAllah akan mudah melewati tahap awal ini.
Tahap kedua menjadi tahap yang tak kalah pentingnya. Berkas-berkas seperti surat izin atasan, surat pengalaman kerja, harus segera dilengkapi. Pasalnya proses ini tidak semudah membalikkan telapak tangan. Untuk meminta waktu para atasan dan pejabat insansi tempat kita bekerja, tantangan tiap orang berbeda-beda. Jika tidak segera upload berkas, maka tidak bisa lanjut ke tahap berikutnya yaitu tahap ujian tes wawasan kesehatan haji. Syukur alhamdulillah, di tahap ini aku dimudahkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Atasan dan rekan kerjaku mendukung atas kegiatan yang aku ikuti. 
Tahap terakhir yang bikin dag dig dug, akhirnya datang juga. Sebelum mengikuti ujian online, aku mencari informasi terlebih dahulu dari para pendaftar di berbagai laman sosial media. Sempat belajar sekilas agar tampak lebih siap. Di ujian ini nantinya akan diberi 3 kali kesempatan untuk mencoba, dan akan diambil nilai terbaik, insyaAllah. Tapi tenang, penilaian akhir tidak melulu dari hasil tes wawasan kesehatan haji, ada poin lain yang menjadi pertimbangan seperti usia, kelengkapan berkas, sertifikat keahlian, dll. Kalau sudah rejeki untuk berangkat, maka nilai tes wawasan kesehatan haji rendah/tinggi tidaklah masalah. Semua hanya atas kehendak Allah saja. 
Hari berganti, deadline semakin dekat. Sebelum aku berangkat kerja, ku sempatkan untuk mengikuti ujian ke-1. Alhasil, nilainya masih rata-rata. Itu tandanya aku harus belajar lagi. Di percobaan ujian ke-2, aku juga belajar sekilas. Takut tidak sempat kalau semakin ditunda. Eh, lha kok nilainya lebih jelek daripada sebelumnya. Hehehe. Alhamdulillah masih diberikan kesempatan untuk belajar lagi. 
Di ujian ke-3, aku harus lebih berhati-hati. Lebih teliti dalam memahami setiap soalnya. Tidak boleh asal-asalan menjawab. Aku belajar lebih lama, mengulang-ulang bacaan. Mencatat pasal-pasal, membuka catatan kesehatan, menuliskan jawaban di buku dan membacanya beberapa jam kadang membuat bosan. Tapi aku sadar, harus berupaya semaksimalnya. Dan tsumma alhamdulillah, di ujian terakhir mendapat nilai diatas 80. Setidaknya, itu adalah ikhtiar maksimal yang bisa aku upayakan untuk melewati tahap ini. Mohon doanya, mudah-mudahan ada kabar baik di pengumuman nanti. Aamiin...
Sejak dulu, menunaikan ibadah haji sebelum usia 40 tahun adalah impianku. Memang ada berbagai macam cara untuk bisa segera pergi ke sana. Misalnya, segera membuka tabungan haji, mengikuti program haji furoda, ONH Plus, mendapatkan hadiah, diberangkatkan haji orang lain, dsb. Semoga hal ini menjadi salah satu ikhtiar agar Allah segera memantaskan.
Tahun 2023 tak pantas rasanya jika tidak memasukkan list haji/umroh di daftar impian/resolusi kita. Sebagai umat Islam, semoga kita semua dimudahkan Allah untuk segera menunaikan ibadah haji/umroh. Semoga Allah memampukan kita yang hatinya merasa terpanggil. Aamiin...
Labbaik allahumma labbaik (aku tunduk kepada-Mu setelah ketundukan)
(Sidoarjo, 4 Januari 2023 II Anisah Mahardiani)
6 notes · View notes
chy21 · 1 year
Text
Berjalan bersama 🦋
Versi bahasa gaol🤪🤗
Cerita singkat bersama Orang baik yang di kasih Tuhan, eaa ( sesekali memang harus Beta akui itu biar dia senang😂 ).
Maaf kalau sedikit bucin disini 😂🤪
Laki-laki baik yang beta maksud adalah Ian ( panggilan ini berawal dari beta yang kemudian di ikuti oleh b pung teman-teman bahkan keluarga😍) .
Katong kenal di tahun 2017 di awal masuk kuliah lebih tepatnya pas ospek . Ian bilang kalau dia su perhatikan beta dari pas di barisan kebetulan katong dua kelompok bersebelahan, kenapa selalu dia perhatikan? karna beta kelihatan sangat culas dan paling banyak diam tapi dibuat spesial, sonde pernah dapat bentak dan lain sebagainya di banding yang lain ( sonde sadar kalau waktu itu ada b pung kaka yang juga sebagai panitia ospek '(punya orang dalam memang paling enak' )😂) waktu itu karna memang beta banyak diam dan lebih memilih baomong kalau di ajak, sonde sadar kalau ini laki-laki botak ada perhatikan beta dari sebelah🤣
Ian said : ( "b tiap hari lia, b penasaran ini nona ni memang dasarnya culas atau karmana ko deng orang karam Sa sonde ada senyum2 sadiki ju🤣).
Waktu terus berjalan hari ke hari sebatas penasaran tapi belum ada pembahasan apa-apa.
Namun kemudian rasa penasaran itu akhirnya terjawab saat pembagian kelas, beta deng Ian satu kelas😋
Ian : pas bagi kelas b lia nah ko bisa sama-sama, b dalam hati bae su biar b bisa tau dia karmana.
Saat mulai pembelajaran ada tugas kelompok dan di itu kelompok ada katong dua, dari sini katong mulai berteman, "sering pulang kuliah sama2 ( karna tempat tinggal yang searah ) , kerja tugas selalu sama2 bahkan pulang selalu subuh '(bahasa ibrani memang paling josss🤣).)
Proses perkuliahan terus berlanjut bersamaan dengan katong pung hubungan pertemanan yang semakin akrab, bukan saja beta dengan Ian tapi ada beberapa teman yang juga sama2 deng katong ( bestie 🤣), katong lebih sering duduk dan bercerita menghabiskan waktu di jam-jam istrahat juga saat jam kosong kalau sonde ada dosen🥱, jalan sama2, makan di kantin maupun sharing kisah2 horor antara b deng dia pung masa lalu yang hampir sama 🤣 bedanya dia di patahkan karena orang paspasan, efek dari memulai hubungan dengan soal taruhan ( di tantang) 🥲 'benar2 horor e tapi itu lah yang terjadi 🥲 ada juga beta yang selalu di nomor duakan karna sonde secantik itu🤣 (aih kalah saing 😂😌) intinya katong dua sama-sama di patahkan 🥲(tapi disini sonde bahas itu e,karna semua yang katong temui baik orang-orang di masa-masa yang menurut katong sonde enak sekalipun bahkan kenangan2 lain tentu ada baik dan sonde baik, mungkin saja kita yang belum ditakdirkan untuk sama2 , katong perlu belajar dari semua hal yang pernah katong alami di hari-hari sebelumnya biar jadi pembelajaran untuk kedepannya bisa lebih baik🤩).
Untuk cerita yang hampir sama, katong dua di bantu oleh satu orang baik, orang paling tau tentang katong pung kisah, baik dari carita2 masa lalu, masa PDKT dan sampai pada masa pacaran, paling bisa diandalkan, paling sok kuat kasih bahu untuk beta dan ian sandar 😭 (sayangnya sekarang su susah untuk ketemu ) .
Waktu berjalan cepat dan katong dua memilih untuk pacaran, tapi lagi2 beta yang bertingkah karna waktu itu sepenuhnya belum bisa Terima orang baru 🥱, akhirnya katong dua putus tapi tetap bakawan.
Hari ke hari perasaan tetap sonde bisa bohong😂 katong balikan dan janji kalau sonde mengulangi hal yang sudah2😌, punya komitmen harus bisa pacaran dengan sehat, kenal orang tua biar baru awal; pacaran memang harus terang-terangan biar lebih aman jalaninya ( soal jadi atau tidak serahkan saja di Tuhan, tapi kalau bisa, sama-sama bahagiakan orang tua dulu baru pikir yang lain 🥰) banyak orang selalu bilang kalau pacaran dan tiap Hari sama2 itu cepat bosan tapi katong sonde, malah tiap hari ke perangko sonde tau bosan2🤣 'nah ini yang bikin banyak hati jadi benci katong dua🤣' tapi ian selalu bilang : "yang jalani katong dua, kalau orang lain sonde suka itu pertanda dong iri, dengan begitu semakin buat katong pung hubungan jadi lebih baik 😍 dong benci itu dong pung urusan intinya katong sonde buat apa2 yang bikin kurang di dong pung diri badan jadi, sonde perlu dengar orang, katong dua jalani sesuai deng jalannya saja 🥰" (memang ya kalau ini laki-laki yang omong ular ju agak pusing🤣). Dari sekian banyaknya mahasiswa dan dosen bersyukur banyak yang senang deng katong punya hubungan walaupun ada juga mahasiswa yang emosi sonde tau karna apa 🤣mungkin mau ju dikawal ayang🤣hahaha.
Bahkan sonde sebatas mahasiswa, Orang-orang sekitar ju bahkan ada yang emosi sampe hidup penuh quotes membahayakan untuk katong dua 🤣🥲 ( ayang sih dekat terus jadi banyak yang cemburu kan🤣) .
ian pernah sok dan bilang : "sonde ganteng ma kalau soal bikin nyaman agak susah na, lepas menyesal bertahun-tahun" ( makan puji sekali ya dia😏)🤣🤣🤣 .
Sangat- sangat bersyukur dari banyak lika-liku perjalanan yang terjadi katong dua tetap punya prinsip yang sama, tetap kuat hadapi dengan tulus dan tenang karna dengan begitu katong semakin punya peluang untuk semakin basayang😍, semakin banyak masalah dan semakin banyak yang benci akan jadi pegangan yang paling kuat untuk katong jalani ini hubungan sama2,( intinya jangan dengar dan jalan terus 🤣).
Terlepas dari banyaknya masalah yang katong alami tiap saat katong tetap berjuang, minta di Tuhan kalau bisa wisudah sama2 dan terus kasih kuat katong dua apapun itu.
Dari sini Banyak sekali hal yang Tuhan buat 😭, sampai terkagum-kagum dengan ini proses 😭🦋 karena selalu di kasih kejutan2 yang bahkan sonde pernah terpikirkan sebelumnya, punya banyak sekali tanya di kepala " kok bisa? 😍 (tapi memang ya kalau semua dimulai dengan berjalan bersama Tuhan, minta Tuhan selalu berkati itu sungguh hasilnya sangat indah)
Bersyukur juga karena dari beberapa tempat pelayanan selalu sama2, namun saat PKL harus pisah karna lokasi yang berbeda tapi tetap jam pulang harus bisa sabar biar pulang sama2 begitupun dengan pagi pas jalan ke lokasi PKL ( selalu di antar sampe tempat tujuan baru ian jalan lagi) 🥰 setelah PKL katong PPL, senang karena sama2 lagi, selesai PPL katong berjuang lagi untuk proposal. nah diini momen paling susah beta lupa 🥲; waktu awal2 konsul beta yang duluan bahkan saat b su konsul yang ke 5 kali barulah ian mulai konsul untuk pertama kalinya, waktu itu konsul 1 dosen minimal 8 kali baru dapat acc, tiap hari katong 2 pi pulang kampus hanya untuk konsul, di hari ke4 ian konsul langsung dapat acc, sedangkan beta belum, bahkan beta su konsul lewat dari batas yang di kasih kampus, pulang deng menangis2 sonde Terima, benar-benar kecewa tapi sonde mau kasih salah sapa2 disitu, dengan penuh kecewa beta bilang kenapa orang lain bisa lebih duluan sedangkan dong baru, lah terus beta? begitu banyak sekali alasan yang buat beta itu hari benar-benar marah, karna sonde tega liat beta, ian mencoba untuk kasih tenang dan bilang ''b su acc ju beta belum daftar b tunggu biar katong sama2''😭 karna sonde mau, beta bilang "sonde apa2 daftar Sa duluan beta dari belakang'' tapi tetap dia sonde mau. Besoknya beta dan ian berjuang lagi untuk konsul biar b cepat dapat acc, harus bisa tahan lapar dari pagi sampai sore di temani ian tentunya. 1 hari di jam 2 siang beta tunggu akhirnya dapat ju acc, pulang deng menangis karna begitu bahagianya beta🤣.
Besoknya katong dua siap berkas untuk daftar ujian proposal. Selesai daftar dan lihat undangan, katong dua ujian di hari yang sama, ruang yang sama, bedanya di jam karna katong pung penguji sama🤣. Tapi perjuangan sonde berhenti di situ.
Setelah ujian proposal, katong dua berjuang lagi untuk revisi, penelitian dan lagi2 konsul untuk skripsi 👾 pas skripsi gantian beta yang dimudahkan saat konsul, ian yang dibuat lama lagi 🥲tapi disitu katong tetap sabar tunggu waktu Tuhan 🥰.
Pas ian acc katong dua daftar untuk ujian skripsi di temani kawan dua orang yang juga mau daftar waktu itu. Selesai daftar dan lihat undangan katong dibuat kaget lagi karna ujian skripsi di hari sama, ruang yang sama beda di jam, setelah menunggu akhirnya waktu pun tiba, setelah Beta ujian ian langsung sambung dengan dia pung penguji waktu itu, untuk dosen penguji 1 adalah dosen yang paling katong sayang, paling mengerti katong mahasiswa pung mau2, paling baik dalam segala hal apa le kalau soal membantu (paling jago) bahkan dia juga sangat tau tentang Beta dengan ian pung hubungan 🥰 dia orang yang kalau di tegur dan di ajak baomong selalu bilang ini bapa saksi 🤣🤣🤣 dari banyak nya pertanyaan yang dia kasih ada satu pertanyaan yang jadi penentu ian lulus atau sonde 😅
Bapak dosen said : " Saya bangga dengan kalian berdua, kalian adalah contoh bagi banyak anak2 muda terkhusus di kalangan kampus, berjuang bersama, memiliki tekat yang bagus dan akhirnya hari ini bisa membuktikan kalau kalian luar biasa keren😘 kalian bukan saja sedang menjalani kisah percintaan tapi kalian sedang menunjukan contoh bagi kawan2 yang lain agar bisa berhasil sampai di finis seperti kalian, saling menjaga dan menguatkan satu dengan yang lain untuk hasil akhir yang luar biasa, karena itu apa yang bu mau bilang di maitua Setelah perjalanan yang panjang dia masih setia dan masih sama2 dengan bu sampai hari ini masih saling menopang ??🤣 ( pertanyaan yang agak rumit e😂😂 bahagia bercampur sedih saat dengar jawaban yang ian jawab waktu itu, jawabannya cukup bapak dosen, beta, ian dan beberapa teman yang tau e🤣 takutnya di bilang lebai)😌
Setelah ujian dan sampai pada hari untuk yudisium akhir puji Tuhan masih tetap sama2, yudisium di hari yang sama dan ruang yang sama 🤣 🥰 sekarang kalau duduk selalu pikir dan omong "kok bisa? Tuhan memang sangat baik, minta yang biasa2 malah di kasih yang luar biasa🤝🥰🥰 memang paling the beast 🥰🙏
Selalu bilang Puji Tuhan Dari awal sama-sama, satu kelas, Satu jurusan, satu prodi bahkan saat-saat ujian selalu di kasih yang bersamaan begitupun wisudah, Sekarang hanya bisa berharap semoga Tuhan kawal terus dan berkati biar bisa sama-sama terus sampai kapanpun, bisa kasih senang orang tua dan lain sebagainya😍🤝🥰Amin
Makasih sayang untuk semua kebaikan dan kasih sayang yang selalu beta dapat 🤍🦋✨
Untuk semua yang baca ini cerita maaf kalau terkesan lebai, tapi itu lah yang sebenarnya terjadi 👌
Mungkin bagi teman-teman biasa saja😁, tapi bagi beta ini terlalu sangat menantang, masalah yang datang silih berganti padahal jujur katong bukan sapa2, bukan artis bukan orang kaya hanya orang miskin yang mencoba menjalani kisah dengan cinta yang sederhana tapi tidak menutup kemungkinan kalau selalu ada orang-orang yang sonde suka (hmmmm itulah kalau hidup di dunia🥱) .
Untuk teman-teman yang baca ini cerita dan punya jalan yang sama beta berharap teman-teman bisa lewati itu dengan tenang. Sonde perlu dengar orang untuk atur katong pung hidup kedepan, katong yang jalani dan katong yang seharusnya tau apa yang terbaik untuk itu, Percaya bahwa semua yang katong alami apapun itu kalau katong serahkan semua di Tuhan biar Tuhan yang berkehendak maka semua itu akan terjawab dengan indah🙏 hasil yang bahkan sonde pernah katong duga sebelum-sebelumnya bisa terjadi karena Tuhan berkati.
Bagi teman-teman yang masih berjuang menempuh pendidikan, tetap semangat 🤝 dan jalani dengan bahagia proses yang ada karna waktu yang Tuhan sediakan untuk katong jauh lebih baik dibanding katong pung waktu yang katong paksakan terjadi.
Juga untuk semua yang masih berjuang mencari orang yang pas, jangan patah semangat, yang terbaik Tuhan akan sediakan untuk tubuh yang selalu sabar menanti. Yakinlah bahwa yang di kasih Tuhan jauh lebih baik dari yang katong cari dan harapkan 🥰
Peluk erat untuk Teman-teman yang sedang berjuang dan pantang menyerah🤍 kiranya Tuhan selalu berkati 🦋
Tumblr media
(@chy21)
2 notes · View notes
sebiruhariini · 2 years
Text
These Hectic Weeks
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
2-3 pekan terakhir sedang mode sibuk mengurus acara kaderisasi sekolah. Lingkungan dan orang-orang baru, jadi tantangan bagi diri ini bagaimana mengatur irama kerja kepanitiaan di sekolah.
Diamanahkan sebagai PJ acara, membuat diri ini mengingat-ingat momen semasa di kampus. Bagaimana mengonsep suatu acara, bagaimana mempersiapkan hal teknis, dan lainnya.
Untungnya, aku berada di tim yang menurutku sangat sangat suportif dan inisiatif, terdiri dari 2 siswa dan 2 siswi. Btw terima kasih sudah bersabar atasku dan selama kebersamaan kita ya guys! :D
But, i just wanna share some insights that i learn from this phase :
Aku belajar menyederhanakan ekspektasi = menurunkan ego = menerima keadaan
Dulu, ketika sudah menentukan konsep, aku akan mati-matian memperjuangkan konsep tersebur terealisasi. Bahkan, jika orang lain tidak bisa membuatnya, aku sendiri yang akan turun tangan. Ujungnya? Memaksakan diri. Namun, di fase ini, aku mencoba lebih menerima keadaan. Jikapun tak sejalan dengan konsep awal, aku lebih "oke tak apa-apa". Akan lancar ketika didukung dengan rasionalitas.
Contohnya, ketika closing acara kami mau akan ada panggung di lapangan, ternyata beberapa guru khawatir terkait cuaca di Bogor yang akhir-akhir memang selalu hujan. Akhirnya, karena bantuan diskusi rekan kerja, akupun berani memutuskan it's okay kita akan adakan closing di kelas saja. Pikirku, daripada riweuh ketika hari H saat hujan ketika pakai panggung di lapangan, lebih baik mengurangi kemungkinan keriweuhan tersebut.
Dan, menurunkan ekspektasi disini bukan berarti pesimis. Tapi, tetap optimis akan berjalan sukses walau dengan metode yang berbeda.
Mas'tato'tum
Aku mau berterimakasih kepada anak-anak di timku; anas acit tefat hilma. I know, you guys are really spiritful and so initiative. I know you guys often had meeting without i know it. Walaupun aku tau, hal itu rasanya kurang tepat, tapi aku yakin kalian melakukannya atas dasar kepentingan acara kita. Terima kasih sudah melakukan semampunya sedari awal sampai akhir.
Aku belajar untuk tidak banyak memikirkan "Apa kata orang nanti?"
Karena sadar, diri ini terlalu sering memikirkan pendapat orang lain atas kerja diri, di fase ini aku coba menyingkirkannya. Kerjalah sesuai niat tulusmu, kerjalah sesuai kemampuanmu. Toh, jika ada yang tak suka ataupun menganggapmu keliru, its okay! Tidak ada seorangpun di dunia ini yang bersih tanpa cela dan salah. Its okay to make mistakes, Hil! :)
Perbaiki hubungan dengan Allah, jika ingin segalanya lancar
Aku.. Sebetulnya sangat sangat menunggu momen ini. Dimana sangat berupaya menggantungkan harapku padaNya. Tiap hari berdoa dan memohon untuk senantiasa dilancarkan dan dimampukab memikul beban dan amanah yang diterima. Aku rindu momen itu dan karena agenda inilah, momen itu hadir kembali.
Lagi-lagi, segala aktivitas yang kita lakukan adalah syiar Allah
So, hari terakhir berinisiasi untuk membelikan pizza which is makanan mewah kalau ada acara (mana adaa sebelum-sebelumnya) untuk konsumsi peserta dan panitia. Wkwk. I called it, melihat peluang dana yang lebih dari cukup to end this agenda.
So, that's it. I just wanna say, Allah, jaga aku terus ya!
6 notes · View notes
Text
KEPROTOKOLAN
Oleh : Muhammad Firhan Arkananta
Npm : 2019120022
MK : keprotokolan
program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP UMJ
Pengertian Protokol, Protokoler, dan Keprotokolan. Dalam pengertian luas protokoler adalah seluruh hal yang mengatur pelaksanaan suatu kegiatan baik dalam kedinasan/kantor maupun masyarakat. Secara estimologis istilah protokol dalam bahasa Inggris protocol, bahasa Perancis protocole, bahasa Latin protocoll(um), dan bahasa Yunani protocollon. Awalnya, istilah protokol berarti halaman pertama yang dilekatkan pada sebuah manuskrip atau naskah. Sejalan dengan perkembangan zaman, pengertiannya berkembang semakin luas, yakni keselurahan naskah yang isinya terdiri dari catatan, dokumen persetujuan, perjanjian, dan lain-lain dalam lingkup  secara nasional maupun internasional. Perkembangan selanjutnya, protokol berarti kebiasan-kebiasan dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan formalitas, tata urutan dan etiket diplomatik. Aturan-aturan protokoler ini  menjadi acuan institusi pemerintahan dan berlaku secara universal.
Pengertian menurut UU No. 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan:
Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi Tata Tempat, Tata Upacara, dan Tata Penghormatan sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan, atau masyarakat. 
UU No. 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan. adalah pengganti Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1987 tentang Protokol yang sudah dianggap tidak sesuai dengan zaman.
BAB I KETENTUAN UMUM 
Pasal 1  Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
1. Keprotokolan adalah serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang meliputi Tata Tempat, Tata Upacara, dan Tata Penghormatan sebagai bentuk penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya dalam negara, pemerintahan, atau masyarakat.
2. Acara Kenegaraan adalah acara yang diatur dan dilaksanakan oleh panitia negara secara terpusat, dihadiri oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden, serta Pejabat Negara dan undangan lain.
3. Acara Resmi adalah acara yang diatur dan dilaksanakan oleh pemerintah atau lembaga negara dalam melaksanakan tugas dan fungsi tertentu dan dihadiri oleh Pejabat Negara dan/atau Pejabat Pemerintahan serta undangan lain.
4. Tata Tempat adalah pengaturan tempat bagi Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan negara asing dan/atau organisasi internasional, serta Tokoh Masyarakat Tertentu dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi.
5. Tata Upacara adalah aturan untuk melaksanakan upacara dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi.
6. Tata Penghormatan adalah aturan untuk melaksanakan pemberian hormat bagi Pejabat Negara, Pejabat Pemerintahan, perwakilan Negara asing dan/atau organisasi internasional, dan Tokoh Masyarakat Tertentu dalam Acara Kenegaraan atau Acara Resmi.
7. Pejabat Negara adalah pimpinan dan anggota lembaga negara sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Pejabat Negara yang secara tegas ditentukan dalam Undang-Undang.
8. Pejabat Pemerintahan adalah pejabat yang menduduki jabatan tertentu dalam pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah.
9. Tamu Negara adalah pemimpin negara asing yang berkunjung secara kenegaraan, resmi, kerja, atau pribadi ke negara Indonesia.
10. Tokoh Masyarakat Tertentu adalah tokoh masyarakat yang berdasarkan kedudukan sosialnya mendapat pengaturan Keprotokolan.
11. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
Demikian Pengertian Protokol, Protokoler, dan Keprotokolan serta pengertian hal terkait, menurut UU No. 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan.*
6 notes · View notes