Tumgik
#menulus
victoriasartstyle · 1 year
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
people from my book. Daniella Menulus Brel Kane Hawk Charms Iris Florent Tami Daniel.
2 notes · View notes
by-u · 2 years
Text
Tiba-tiba saja kau memposting foto lelaki yang membersamaimu sekarang, setelah sekian lama kau sembunyikan dan kau tutupi dariku.
Dia tampan, dengan segala beraninya meminangmu, berbeda denganku yang pengecut kala itu.
Dia hebat, dengan segala sederhananya mampu membuat senyummu kembali menulus.
Dia istimewah, karena mempu menembus hatimu dengan gagah, dan mampu menumpas segala ragumu perihal apa itu cinta.
Nampaknya dia yang menjadi tersegalanya bagimu sekarang.
Lancar-lancar nona,
Di depan sana akan selalu ada banyak cobaan yang akan kau hadapi dengan lelakimu, namun jangan khawatir, seiring langkah kaki yang kau tempuh, ada doaku untuk mengiringi segala bahagia dan hal baik untukmu; selalu.
I'm done.
25 notes · View notes
nahusiles · 2 years
Text
Teknik menyusui yang benar pdf files
 TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR PDF FILES >>Download (Telecharger) vk.cc/c7jKeU
  TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR PDF FILES >> Lire en ligne bit.do/fSmfG
            Referensi diunduh dari youtube -- youtube.com/watch?v=GGSZGIIOoW8 , video ini dishare ulang untuk memenuhi tugas kuliah mata kuliah aplikasi tekh Cara melepas mulut bayi yang sedang menyusu dari puting adalah dengan memasukkan jari telunjuk Anda ke mulut bayi yang sedang mengisap. Posisikanlah jari tersebut pada ujung puting dan dengan cepat keluarkan puting Anda dan segeralah memindahkan bayi ke payudara yang lain. Cara ini bisa mencegah puting Anda digigit bayi atau tertarik. Ketika menyusui, Moms harus menerapkan beberapa cara khusus agar bayi dapat mengonsumsi ASI secara optimal. Yuk pelajari bersama berikut ini. Yuk pelajari bersama berikut ini. 0 Product Products 3) Langkah-Langkah Menyusui yang Benar (a) Cuci tangan sebelum dan sesudah menyusui dengan sabun dan air mengalir untuk membersihkan tangan dari kemungkinan adanya kotoran, serta kuman yang dikhawatirkan bisa menempel pada payudara atau bayi. (b) Masase payudara dimulai dari korpus menulu areola sampai teraba lemas/lunak. Pengetahuan: segala sesuatu yang diketahui tentang cara menyusui yang baik dan benar. b. Menyusui: proses fisiologis untuk memberikan nutrisi kepada bayi secara optimal. c. Ibu: Wanita yang sudah menikah dan memiliki anak. d. Teknik menyusui: cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Alat ukur yang Menyusui yang Benar Dari hasil perhitungan uji statistik chi-square dengan derajat kemaknaan 95% hubungan tekhnik menyusui yang benar dengan umur dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5. Hubungan Umur dengan Tekhnik Menyusui yang Benar No Umur Tekhnik Menyusui yang Benar % P Benar Tidak Benar value f % f % 1. Beresiko 16 76,2 5 23,8 21 100
https://www.tumblr.com/nahusiles/697293532817457152/manuel-op%C3%A9ratoire-restaurant, https://www.tumblr.com/nahusiles/697293532817457152/manuel-op%C3%A9ratoire-restaurant, https://www.tumblr.com/nahusiles/697293183179210753/notice-de-montage-piscine-tubulaire-bestway-pdf, https://www.tumblr.com/nahusiles/697292813382090752/sindrome-de-kluver-bucy-pdf-merge, https://www.tumblr.com/nahusiles/697293532817457152/manuel-op%C3%A9ratoire-restaurant.
0 notes
lebensmoode · 4 years
Text
Di titik ini, gue merasa udah beneran bisa maafin dia. Maafin di sini berarti gue sudah mau menegur dia layaknya temen biasa jika ntar suatu hari ntah kapan gak sengaja dijumpai sama semesta.
Dulu gue sempet nulis soal dia yang pernah nelpon gue sore sore. Ini gak pernah terjadi karena biasanya pasti telponan tuh malem. Dan dia cuma mau bilang, kuotanya bentar lagi abis. Dia takut ntar malem gabisa ngabarin dan telponan. Padahal situasinya dia lagi sibuk pindah rumah. Angkatin barang bolak balik. Dari pagi non stop sampe sore. Pasti lelah banget kan.
Trus masih keingetan gue.
Gue bisa tau kalo dia beneran tulus waktu itu. Dia gak boongin gue dengan perasaannya. Kita pisah karena memang itu lah yg terbaik waktu itu.
Gue kalo udah masalah tulus menulus receh hahaha. Auto sendu. Dih haw jahat dikit napa jadi orang. Lha emang lu udah baik banget haw?
Yea it was my ex that i'm talking about. Tentang dia kusudah berlapang dada.
2 notes · View notes
hafvidh · 5 years
Text
Menulis-Menulus
Soal menulis cerita itu memang tidak ada batasnya, namanya juga pergerakan, akan terus berguling menjadi bola salju, mbengkak sesuai dengan kebutuhan, iya memang, kita mengaliri ruas sungai sebab kebutuhan kita, tak perlu mengelak, itu pasti sudah, tinggal dimana letak kewarasan diri untuk mengiyakan, atau sekedar pura-pura iya saja, tohhidup memang soal berpura-pura, pura-pura baik, pura-pura…
View On WordPress
1 note · View note
okuokubil · 4 years
Link
CS 1.6 Yeni Menülü Hile İndir, CS 1.6 Trigger Bot pHackV7 İndir
0 notes
putriaurum · 6 years
Text
Yang Aku Rasakan Tentang Kamu
tulisan ini saya kutip dari buku Lautan Langit milik mas @kurniawangunadi sebagai inspirasi untuk pemmbaca. Dulu aku sangat khawatir tentang pernikahan. Aku khawatir bila aku harus lebih banyak mengalah dan memendam perasaan, khawatir bila laki-laki yang menikah denganku ini ringan tangan, tidak pengertian, tidak bisa mendengarkan, dan aku harus menahan perasaan karena aku takut untuk mengungkapkan. Bahkan laki-laki yang nampak baik mendekatiku, aku tetap khawatir karena bisa jadi ia berbuatt demikian karena sedang melakukan pendekatan denganku. Ibu yang mengetahui kekhawatiranku hanya tersenyum sambil mengusap rambutku. Beliau berusaha menenangkan kekhawatiranku. Andai Ayah masih ada, beliau tentu aku bisa minta tolong beliau tentang hal ini. Setidaknya pengetahuan tentang laki-laki tetapi beliau sudah tiada. Interaksiku terbatas dengan laki-laki. Ibu mengajarkan demikian. Bagaimana aku bisa tahu laki-laki bila hampir tidak pernah berinteraksi dengannya? Bahkan memandang matanya pun aku tidak berani. Aku sering mendengar bagaimana laki-laki begitu kasar kepada perempuan, diberita-berita yang kubaca dan kusaksikan di televisi. Namun, hari ini kekhawatiranku hilang seketika. Bahkan aku sampai tersenyum ketika ia menghapuskan kekhawatiranku di hari pertama kami resmi menjadi sepasang suami istri. Aku selalu mengingat hari itu. Aku tidak tahu laki-laki itu belajar tar mana dan entah bagaimana ia menciptakan cara yang bagiku sangat mengesankan. Malam itu, malam pertama. Ketakutanku memuncak terhadap laki-laki asing dalam hidupku. Aku mempertaruhkan kehidupanku pada laki-laki yang meskipun orang berkata dia laki-laki baik, aku belum percaya sampai bisa membuktikannya sendiri. Malam itu, selepas acara seharian, ia mengajakku salat isya berjamaah, shalat yang mungkin paling banyak doanya dalam malam itu. Kami melanjutkan dengan shalat sunah hingga selesai. Ia melihatku yang diam saja, mungkin terlalu kikuk. Ia tersenyum dan seperti membaca pikiranku. Aku tidak bisa membuka pembicaraan. Ia berdiri dan mengambil kertas dari meja dan spidol besar dilaci. Ia menulus sesuatu di kertas dan menunjukkan padaku. “Mau ngobrol sama aku gak?” Ditulisnya begitu dikertas dan aku tersenyum. Aku mencair. Ia kembali duduk didepanku, seperti tahu betul kekhawatiran-ku, ia membuka pembicaraan. “Sayang, kunci setiap hubungan di alam semesta ini adalah komunikasi. Komunikasi yang baik, entah itu antar manusia ataupun manusia dengan pencipta. Dan hari ini aku ingin kita menciptakan itu. Komunikasi yang baik,” ia diam sejenak. Aku tersenyum dengan panggilannya kepadaku. Ini pertama kalinya ia mengatakannya dan tanpa malu-malu! “Aku sudah memikirkan tentang hal ini jauh hari sebelum menikah. Aku tidak ingin siapa pun yang menjadi istriku takut untuk mengutarakan apa pun yang sedang dipikirkannya, mengutarakan keresahannya, bahkan ketika mengingatkanku. Aku khawatir aku dzalim kepadamu.” Aku duduk menyimak, ia mendekatkan duduknya kepadaku, aku terkaget. Ia memintaku duduk bersila. Ia bersila didepanku dan semakin merapatkan kakinya hingga dengkul kamu bertemu. Kami berjarak rapat sekali. Ini pertama kalinya aku memandang wajahnya dengan sangat teliti. Pertama kali. Sangat dekat dan ia tersenyum. “Aku ingin kita melakukan ini selepas kita shalat malam, setiap hari. Kalaupun kamu sedang berhalangan untuk shalat, kita tetap bisa melakukannya selepas aku shalat.” Aku penasaran dengan apa yang akan ia lakukan. “Mana tanganmu?” ia memintaku menunjukkan telapak tanganku, keduanya. Tiba-tiba ia menggenggam tanganku, tanpa ragu! Aku terkejut dan ia tertawa. Aku ikut tertawa. Jantungku masih berdetak atas sajadah, aku bahkan masih mengenakan mukena. “Tutup mata,” katanya Aku mengikuti instruksinya. Dia juga menutup mata. Hampir sekitar tiga menit tidak ada kata-kata sama sekali. Aku merasakan tangannya yang hangat dan detak jantung yang terasa di pergelangannya yang lembut. “Sayang, tenangkan diri dan rasakan apa pun yang diterima oleh tubuh kita. Entah itu dari dinginnya lantai yang menembus sajadah ini, udara di sekitar kita, hangatnya genggaman tangan kita, detak jantung kita.” Aku kembali konsentrasi dan merasakan semuanya. Rasanya begitu tenang, seperti meditasi. Benar, ini pasti meditasi! Begitu sunyinya bahkan aku bisa mendengarkan hembusan nafasnya. Aku bisa mendengar detak jantungku sendiri. Aku merasakan tangannya semakin hangat dan ketakutanku kepadanya tiba-tiba hilang. “Dalam hitungan kelima, mari buka mata kita,” ujarnya. Hitungan kelima aku membuka mata, aku menyaksikan wajahnya tersenyum. “Sekatang, aku ingin mengatakan apa pun yang aku rasakan tentang kamu hari ini. Kamu siap mendengarkan? Syaratnya, tidak boleh dijawab atau disanggah. Sepakat?” Aku mengangguk. “Yang aku rasakan tentang kamu hari ini, kamu gugup, kamu terlihat begitu takut denganku, aku khawatir kamu ragu-ragu denganku. Aku merasa kamu ingin mengatakan sesuatu kepadaku tapi takut akan sesuatu. Selepas shalat tadi, aku merasa kamu ketakutan. Sekian.” Aku terkejut. Sejujur itu seperti tidak memedulikan bahwa ini hari bahagia. Ia bisa memilij kata-kata yang lebih cinta dari ini. Menyanjungku misalnya. “Giliranmu,” ia tersenyum dan terlihat sinar matanya berubah, berubah begitu penyayang. “Yang aku rasakan tentang kamu hari ini, kamu menyebalkan. Aku takut padamu karena aku khawatir,” kalimat itu tercekat. Aku berhenti dan menangis. Ia membiarkanku menangis. Ia membiarkanku! Tanpa memelukku sama sekali aku berhenti. Ia tersenyum melihatku yang berhenti menangis. Tiba-tiba aku berpikir mengapa tadi aku berharap dipeluk? “Ungkapkan semuanya yang kamu rasakan tentangku.” Ujarnya sambil menguatkan genggaman tangannya seolah mengisyaratkan padaku agar jangan takut mengatakan. Tiba-tiba mulutku lepas mengeluarkan semua kekhawatiranku dahulu. Ia mendengarkan seksama. Aku merasa kekhawatiranku dahulu benar-benar sirna dan kepercayaanku pada laki-laki dihadapanku ini membuncah. Ia tidak menjawab bahkan menyanggah apa pun. Ternyata itu syarat ‘permainan’ kami ini. Selesai itu aku yang bergerak memeluknya tanpa malu-malu meski pertama kali. Aku telah percaya dan mengetahui bahwa kekhawatiranku sama sekali tidak akan terjadi. Aku menangis karena bahagia, bahagia karena laki-laki ini benar-benar hebat dalam pengertian. Sekarang, adalah hari pernikahan kamu yang sekian ratus. Untuk kesekian ratus kali pula selepas shalat malam kami melakukan hal yang sama. Saling mengungkapkan apa yang kami rasakan tentang pasangan kami hari itu. Pernah satu hari aku marah sekali dengannya dan aku mengatakannya malam itu dalam suasana yang sangat tenang. Bagaimana mungkin kamu marah dengan seseorang tapi bisa mengungkapkan kemarahanmu dalam ketenangan? Kami melakukannya. Bahkan ketika aku dianggapnya tidak bertanggung jawab dengan beberapa pekerjaan hari itu, ia mengatakan semuanya dengan jujur dan aku menerimanya dengan tenang. Biasanya, selepas sesi shalat itu, kami tersenyum atau tertawa, kami saling meminta maaf atau mencandai. Dan hingga hari ini kami benar-benar membangun cara komunikasi yang baik. Ia berhasil. Aku tidak pernah khawatir bila ia pergi jauh untuk perkerjaan, kami tidak memiliki prasangka buruk, kami tidak pernah berasumsi, kami saling percaya. Ia kembali membuatku percaya bahwa laki-laki yang baik itu memang ada.
2 notes · View notes
sukasenja · 6 years
Text
Komitmen Menulis
"Menjadi penulis berarti menjadi pemerhati yang baik" begitu yang diutarakan oleh mas @taufikaulia beberapa hari yang lalu dalam mentoring menulis online di grup Zona Menulus Daring. Sebuah kata yang memang patut disandangkan bagi mereka yang suka merangkai kata-kata menjadi kalimat.
Menjadi seorang penulis mungkin menjadi impian banyak orang akhir-akhir ini. Meski dilain pihak masih banyak sekali orang-orang yang awam tentang apa itu menulis. Kadang orang-orang masih banyaj yang terjebak dalam "peraturan" menulis, sehingga mereka tak berani untuk memulai. Menjadi seorang penulis yang bukan sekedar penulis bukanlah hal yang mudah, namun juga bukan hal yang sulit untuk dilakukan. Beberapa macam bentuk pelatihan menulis pernah saya ikuti. Dan dari semuanya saya mendapat sebuah kesimpulan, kamu tidak akan bisa menamai dirimu sebagai penulis jika kamu tidak mulai untuk menulis. Maka tulis lah apapun yang sedang lewat dipikiran mu saat ini. Meski, pada akhirnya kualitas selalu menjadi hal yang diperhatikan orang-orang.
Untuk menjadi seorang penulis yang berkualitas, masih banyak hal yang harus dilakukan. Diantaranya perbanyak membaca, berdiskusi, dan tentunya terus berlatih menulis setiap harinya. Dengannya secara tidak langsung diri akan terus berproses untuk menjadi baik lagi dan mampu menghasilkan tulisan-tulisan yang mengesankan.
Tapi memang untuk menjadi penulis yang konsisten itu tidak mudah, terkadang secara pribadi saya hanya menulis ketika saya ingin. Walhasil, kualitas tulisan saya masih absurd dan tidak terarah. Ini menjadi keresahan besar yang saya alami. Ketika orang bertanya, cita-cita mu menjadi penulis kan? Sudah berapa banyaj tulisan yang kamu tulis? Sudah menerbitkan buku? Berapa jurnal yang terpilih? Berapa bait puisi yang menang juara? Dan masih banyak pertanyaan "horor" lainnya. Seketika saya malu kepada diri saya sendiri. Karena bungkam seribu bahasa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Tapi dengan itu lah saya sadar dan saya mantap untuk berubah.
Menjadi seorang penulis bagi saya adalah menjadi seorang pembelajar. Dimana dengannya setiap hal yang saya tuliskan menggambarkan ekspresi diri saya saat itu. Dan jika setiap proses menulis itu membutuhkan proses eksplorasi diri yang kuat, maka itu bisa menjadi salah satu indikator bahwa saya berpikir. Dan proses berpikir itu lah proses wajib bagi seorang pembelajar. Maka bismillah dengan semangat perubahan saua akan berkomitmen untuk terus menulis. Minimal setiap harinya harus ada satu judul prosa atau puisi yang di pos di blog pribadi tumblr ini, ataupun tulisan refleksi pengalaman-pengalaman seru yang pernah saya lewati. Jika saya melanggar komitmen ini maka hukuman yang saya dapatkan adalah, saya tidak boleh bermain sosial media sehari penuh dan harus membaca buku serta menamatkannya pada hari itu juga. Semoga komitmen ini bisa berjalan baik dengan bimbingan dari para mentor di Zona Menulis Daring ini.
Selamat berproses selamat menjadi pembelajar sejati dan selamat menjadi penulis yang menginspirasi.
Bandung, 19 November 2017
@nabilaghaida
1 note · View note
riojosia88-blog · 7 years
Text
Senin 28 Agustus 2017
Hari ini kami pergi ke KOMSOS KAM di Hayamuruk untuk mengedit video tentang pelatihan terampil menulus. Pada saat itu laptop Teman kami si Weni tidak dia bawa, maka dari itu filenya sementara di pindahkan ke laptop saya. Albert mencoba mengerjakan sebagian videonya di hari kedua, dan saya dan weni mencari backsound untuk mengedit video tersebut.  
0 notes
by-u · 2 years
Text
Aku hanya ingin tau, bolehkan?
Tuan seperti apa yang berhasil membuat mu jatuh cinta lagi, nona? Aku penasaran dengan perangainya, seperti apa dia sehingga ia mampu membuat senyummu kembali menulus?
Aku hanya ingin tau, bolehkan?
Tuan yang bagaimana yang bisa membuatmu lebih bahagia dibandingkan denganku dulu? Sedang aku masih berkutat dengan asa perihal melupa masa lalu, bergeming diantara sunyi, membiasakan diri terbunuh sepi.
Aku hanya ingin tau, bolehkan?
Siapa pemilik cintamu sekarang?
Siapa orang yang sering kau hubungi saat kenyataan berbuat jalang padamu?
Siapa tuan yang kala malam kau beri berjuta puisi rindumu?
Siapa tuan yang tekun kau beri ucapan selamat pagi untuk mengawali hari?
Dan siapa dia yang selalu menjadi semogamu di tiap sujud panjangmu?
Siapapun dia, Katakan padanya bahwa jangan sampai menggores luka di hatimu.
Karena ia tak pernah tau bukan? bahwa aku juga ingin berada di posisinya, mendekap segala pelukmu, mencair segala amarahmu, menjadi pulang yang nyaman bagi tubuhmu, juga seseorang yang kau buatkan secarik puisi ataupun sajak-sajak asmara.
Sudah.
Cukup itu saja.
111 notes · View notes
riojosia88-blog · 7 years
Text
Selasa 22 Agutus 2017
         Mulai dari tanggal 22 – 23 Agustus 2017 kami akan mengikuti “Pelatihan Terampil Menulis”. Hari ini adalah hari pertama Saya “Pelatihan Terampil Menulis”. Sebelum kami berangkat, Kami anak PKL kemarin berjanji di “KOMSOS KAM” tiba di sekolah pukul 07.30 pagi untuk berangkat dengan memesan “Mobil GRAB”. Setelah Saya tiba di sekolah sekitar pukul 07.43 pagi, saya melihat Wini di Depan “CFC” simpang Sekolah, dia adalah teman PKL Saya di “KOMSOS KAM”. Kemudian beberapa menit kemudian sekitar pukul 07.52 Kami melihat angkot “108” yang Berhenti di Simpang Sekolah ternyata itu adalah temen PKL kami Si Kristo. Kemudian Kristo menghampiri Kami dan Bertanya “Mana Si Albert?”. Saya dan Weni menjawab “Albertnya Belum Datang”. Kemudian Sekitar Pukul 08.00 Pagi kami melihat angkot “46” yang berhenti di Simpang Sekolah ternyata itu adalah si Albert. Weni marah-marah kepada Albert Karena Telat datang, dan tidak menepati Janji sesuai dengan janji kami di KOMSOS KAM kemarin.
Kemudian Si Kristo langsung saja memesan “Mobil GRAB”, beberapa menit Kemudian Mobilnya sudah datang, Kristo langsung mengonfirmasi/menanyakan ke supir “GRAB” kalau itu adalah “Mobil GRAB” pesanan kami. Setelah Kristo menanyakan ke Supir tersebut, ternyata benar itu Mobil GRAB pesanan kami. Kemudian Kristo menyuruh kami untuk naik ke dalam Mobil tersebut. Diperjalanan, Kami di tanya Supir GRAB tersebut di mana alamat/tempat yang ingin kami tuju, Kristo menjawab “Kami kurang tau Pak, soalnya kami tidak ingat arah jalannya. Kemudian Supir Grab tersebut, pelan pelan membawa Mobil kedalam gang agar Kristo dapat mengingat jalan ke lokasi tersebut. Ternyata Kristo tidak ingat sama sekali tempat Tersebut. Kemudian dari pada merepotkan Pak Supir tersebut, kami pun berhenti di dalam suatu Komplek Bougenvill.
Setelah kami berhenti, kami duduk duduk di pohon yang sudah di tebang. Saya Menyuruh si Weni untuk Bertanya Kepada Pak Ananta Bangun, untuk memberi tahu kalau kita sudah sampai di Komplek Bougenvill. Beberapa menit kemudian, Bapak itu lewat dengan menggunakan sepeda motornya. Kemudian Bapak itu Menunjukkan lokasinya kepada kami, ternyata lokasinya tidak jauh dari tempat kami duduk tadi. Kemudian Bapak itu langung masuk ke dalam dengan menggunakan Sepeda Motornya. Kami pun mengikuti Bapak itu dari Belakang dengan Berjalan Kaki. Setelah Kami melewati Gerbang. Kami tidak Melihat Bapak itu lagi. Kami pun Bertanya Kepada Abang-abang yang ada di Tempat Tersebut kepadanya. Kata Abang itu Bapak itu di Rumah yang Banyak Anjing disana. Kemudian kami langsung ke Tempat Pak Ananta yang Sedang duduk di Teras Rumah itu. Setelah itu Kami duduk-duduk di depan Teras tersebut tidak terlalu lama, karena “Pelatihan Terampil Menulis” segera di mulai.
      Keudian Kami Masuk Kedalam ruang Studi di sana juga ada Kakak calon propostulan suster SSY. Kami di bimbing oleh Pak Ananta Bangun Sekaligus Pembimbing PKL dan Pelatihan Terampil Menulis. Pertama Kami di suruh untuk berkenalan dan menulus nama kami di lakban dan di tempel ke baju layaknya seperti papan nama. Saya adalah orang pertama yang di Suruh oleh Sang Penulis untuk Memperkenalkan diri Saya. Saya di situ sangat gugup, karena saya adalah orang pertama untuk berbicara kepada orang yang belum pernah saya lihat atau temui maupun berbicara kepada orang tersebut. Setelah Saya selesai berkenalan, Saya di suruh Pak Ananta untuk Menempelkan “Jadwal Pelatihan Terampil Menulis”, setelah itu saya duduk di tempat duduk saya yang telah di sediakan, Kemudian Si Penul Bercerita sambil Bercanda agar kami tidak suntuk di dalam Ruangan Studi tersebut. Beberapa menit Kemudian Si Penulis Memberikan kami selembar Kertas Perorang untuk Menggar Alam, Setelah Kami Menggambar Alam. Kemudian, Kami di suruh menggambar wajah teman kami yang ada di sebelah kami, disebelah saya itu adalah Albert Teman PKL Saya, Saya membuat sketsa wajahnya sangat jelek/tidak mirip. Setelah itu, ada beberapa Permainan yang di beikan Si Penulis kepada kami anak PKL dan Kakak-Kakak calon propostulan suter SSY seperti, Permainan Melipat tangan dengan memutar pergelangan tangan kami lagi agar teman yang ada pada gambar kami tadi untuk menunjukkan jari kami yang jarus di gerakkan, banyak Kakak-Kakak calon propostulan yang sangat Kegirangan dan Tertawa Terbahak bahak, Menurut Saya Permainan ini bertujuan untuk melatih konsentrasi kami. Setelah itu sekitar pukul 10.00 pagi, kami semua disuruh untuk pergi ke ruangan makan, untuk menikmati snak/cemilan. Sekitar pukul 11.00 kami masuk ke rungan studi kembali untuk melanjutkan aktifitas kami, di sana Pak Ananta, menerangkan hal atau permainan yang akan diikutii oleh 20 orang calon dan di tambah 1 orang teman kami dari PKL KOMSOS KAM, yaitu Weni.
0 notes