Tumgik
#pengakuandosa
dandylysscious · 2 years
Photo
Tumblr media
✝️ "Forgive me Father for I have sinned" ✝️ 🙏 #pengakuandosa #everykneeshallbow #everytongueconfess #alleluya (at St. Yakobus Catholic Church Citraland) https://www.instagram.com/dandylysscious/p/CXbQLg-vnLr/?utm_medium=tumblr
0 notes
faridafarano7 · 6 years
Photo
Tumblr media
Opo mek aku sing ndelok wong iki terus ngeres? 😂 . . . #teamloki #tomhiddleston #tomhiddles #loki #ngeres #ngeresmaksimal #tolongpootuhan #ampunpak #pengakuandosa (at Kono Adoh Numpak Becak Kopling)
0 notes
agungpranawa · 7 years
Text
Pendaftaran Sesal
Sepertinya nanti aku akan sangat menyesal ketika matahari pagi terbit pada tanggal 1 Januari 2018.
Yeah, karena aku telah melewatkan dan menyia-nyiakan waktu yang mana harusnya target untuk minimal satu single lagu BANDOSO selesai dan sudah diluncurkan ke publik. Aku nantinya yang merasa paling menyesal diantara teman-teman band yang lain. Dengan anugerah dan sumber daya yang kumiliki (ciyeeee..), belum ada aksi yang signifikan untuk berbuah menjadi album, padahal pencanangan programnya seudah sejak akhir 2016.
Memang aku sendiri mengakui tidak sepenuhnya punya banyak waktu luang, tapi diantara teman band yang lain waktuku termasuk yang paling longgar. Belum ada beban untuk harus Family Time, Quality Time with Kids, atau Time-Time yang lain, adanya cuma Dolan Time with Konco-Konco. Dan tanpa terasa sekarang sudah berada di bulan ke-sepuluh tahun 2017, kalau dihitung dari 2016 ini adalah sepuluh bulan yang sia-sia, harus ada penjadwalan ulang terhadap kegiatan dan prioritas. 
Baiklah, masih ada waktu 2 bulan efektif untuk kejar 1 Januari 2018. Ada beberapa hal yang harus ditertibkan dalam perjalanan hidupku, pertama MALAS. Rasa malas ini yang kudu dibabat habis, karena aku mengenal diriku yang pastinya tau banget seberapa besar kadar kemalasanku, yang rasanya besarnya sudah sampai pada stadium Manahan. 
Guru saya berkata di sebuah forum: Kepada diri sendiri harus kejam dan kepada orang lain lemah lembutlah. Kadang terpikir apa perlu aku nyimpan potongan video kata-kata Guru saya itu, jadi kalau pas diserang malas langsung nyetel video itu. Rasane ben koyo disengeni langsung heuheuheu..  
Kalau kata tagar komunitas pertemanan sehatnya Dian Sastro yang sering nongol di Instagram pas doi jogging itu, #JanganKasihKendor. Yah begitulah... Awalnya dimulai dengan sangat bersemangat seperti nyala api yang sedang membakar kertas hasil ujian akhir yang nilainya D, begitu sekali kasih kendor sehari dua hari tanpa terasa malasnya sudah manjing berminggu-minggu, tak terasa akhirnya selapanan, bahkan sampai nyewu pula.. na’udzubillah.
Dan yang perlu ditertibkan lagi dalam perjalanan menjadi legenda ini adalah PRIORITAS, kegiatan mana yang prioritas kegiatan mana yang tidak. Menjadi dewasa adalah kesanggupan untuk memilih dan mengutamakan yang PRIORITAS.
Dari segala kegiatanku yang ndak jelas sampai yang jelas-jelas kelihatan mata. Sepertinya rilis single maupun untuk full album untuk band ini mulai sekarang harus masuk klasemen 3 besar penentuan prioritas pribadiku diantara kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial lainnya. Kalau untuk kegiatan sosial yang lain itu, ketidak hadiranku perannya bisa dihandle sama teman yang lain, tapi kalau untuk urusan album band ini kudu terjun langsung, itupun kalau tidak diserang malas seperti poin sebelumnya lho ya.
Kalau tidak salah seperti kata Kasino Warkop (atau kata siapa ya, lupa): Penyesalan itu letaknya di belakang, kalau di depan namanya pendaftaran. Kalaupun itu toh nanti pada hari pertama 2018 belum ada rilisan single terpublish dan tulisan ini sepertinya menjadi pengakuan dosa yang sedang mendaftar untuk tidak menyesal-menyesal banget lah..  
0 notes
ichanonymous · 7 years
Text
Seminggu di NTU (part1)
Hampir seminggu di NTU, perkuliahan bakalan dimulai hari senin tanggal 9 Januari ini. Tapi bahan bacaan udah banyak aja, dan rasanya pusing juga udah lama ga banyak baca tulisan-tulisan berat dalam bahasa Inggris. Biasanya cuma baca quote-quote baper, lol.
Seminggu di NTU, saya ngalamin hal positif banyak banget, tapi sekarang saya pengen cerita minusnya dulu, dimana bisa membuktikan bahwa dalam beberapa hal Indonesia is da besssst.
Jadi di sini saya tinggal di hall yang baru selesai dibangun. Semua furniturnya baru. Nyaman dan cukup luas. Saya sekamar dengan orang Bangladesh. Ada plus minusnya sih. Plus nya saya bisa belajar sedikit banyak soal kultur mereka dan membiasakan ngomong bahasa inggris lagi (setelah sekian lama gak dipake, lol), juga dapet cemilan-cemilan gratis haha. Minusnya ya, sebagai orang yang lebih seneng menyendiri, saya kadang ngerasa terganggu, WC kering sering becek, dan lainnya. Saya bukan orang yang sangat bersih dan tertata sih, tapi rasanya keganggu juga liat orang lain mirip saya (haha) di sekitaran saya, terlebih kita belum terlalu deket.
Soal makanan, di sini makanan halal dan non halal itu bisa dibilang 1 banding 6, cukup susah dan gak seenak makanan di Indonesia tentunya, (padahal masih termasuk ASEAN loh ini). Di hari pertama makan di kantin hall saya, saya makan makanan non-halal, #pengakuandosa. Ini karena gak sengaja dan atas dasar ketidaktahuan loh ya. Ternyata yang halal itu mangkok piringnya ijo dan yang non-halal itu kuning (ini berlaku di kantin bawah hall saya loh ya, gak tau di kantin yang lain). Lagian ya biasanya si penjual bakal bilang kalo yang di jualnya gak halal karena tau saya berkerudung, eh pas si ibu itu kayanya lagi gak konsen deh karena banyak banget yang beli akhirnya ngasih saya semangkok laksa itu, yang pas besoknya saya mau beli lagi si ibu itu bilang ini gak halal. Nah loh, kok kemaren ibu gak bilang sih, saya marah tuh tapi dalam hati. Langsung dah tuh efek psikologis atau sugesti gitu kali ya, besoknya saya langsung diare. #istighfar
Masakannya aneh-aneh kalo menurut saya. Dibilangnya nama makanannya soto, nasi padang, nasi goreng, tapi rasanya gak mirip sama sekali. Rempah-rempahnya keterlaluan dan gak seimbang, maklum sih saya beda selera ama kokinya yang dari indihe-melayu itu. Bayangin aja, kayu manis segede jempol kaki ada di mangkok soto, sereh segede pulpen, bawang putih segede nanahaon tuh gak dipotong, cuma digeprek cemplung doang, daun jeruk nipis udah kaya daun binahong gedenya. Dan porsi makanannya buset dah, lebih dari porsi mamang becak di Garut T,T. Minta seperempat porsi, udah kenyang banget. Seperempat porsi itu harganya tetep, sayang banget kan. Mending masak sendiri lah pokoknya.
Tapi masak sendiri juga lumayan modalnya. Ember aja di sini bisa nyampe 9.9 dollar, kaliin lah 9.200an rupiah, bisa dibayangin segimana mahalnya. Semua barang itu dipaknya dalam ukuran super gede, jadi kita ga bisa beli cuma dikit. Macam tisu gulung aja kudu beli paling sedikit 10 gulung, ga ada yang dua atau 3 gulung gitu. Jadi sekali belanja pasti boros banget. Iya kalo hidup berkeluarga, kalo olangan kaya saya begini kan nambru juga tuh barang-barang. Jadi di sini tuh segalanya mahal dan segalanya berukuran super besar, sementara saya liliput imut-imut polos kesepian, haha.
Masih soal belanja, di sini belanja jadi takes time dua kali lipat karena saya harus baca dan memastikan dengan teliti kehalalannya. Gak semua mie, susu dan cemilan ada label halalnya, jadi ya gitu deh kudu dibacain satu-satu.
Paling disayangkan di sini tuh ga ada mesjid, ga ada adzan. Gak kebayang deh kalo saya laki-laki harus jum’atan nyari mesjid kudu naik bis. Kudu on terus hp ngecekin udah masuk waktu solat apa belum. Hikmahnya sih ya saya jadi makin sering inget solat karena takut waktu solatnya keburu abis hehe.
Dan di sini seperti diketahui bersama, #beuhbahasanyaah, jamnya lebih 1 jam dari jam di indonesia. Waktu solatnya juga begitu. Jadi subuh itu sekitaran jam 6. Lumayan bingung tuh, jam 7 udah berasa malem padahal baru maghrib. Bangun jam 5 mau shalat subuh padahal belum subuh. Apalagi yang pada sekolah di eropa gitu ya, pusing tuh adaptasinya.
Baru segitu sih hal yang kurang mengena di hati di sini, mungkin karena masih adaptasi juga, semoga gak akan bertambah ya hal-hal gak menyenangkannya, cukup segitu aja.
0 notes
felixjuno · 8 years
Photo
Tumblr media
“Dia menunggumu untuk kembali ke pelukan-Nya.”
http://ncronline.org/feature-series/francis-comic-strip
0 notes
ellyptyas · 9 years
Text
TheSecondDay : Pengakuan Dosa
Hai kamu buku sakti mandraguna. Apa kabar kamu hari ini? Mungkin ibarat bayi kamu sekarang masih ada di dunia ghaib. Masih ada di langit dan menunggu Allah SWT menurunkan perintah agar kamu dilahirkan di dunia. Masih butuh banyak episode dalam kehidupan ku agar kamu cepat dilahirkan ke dunia, dan menjadi “anak” termanis yang pernah aku buat. “Anak” yang akan memberikan kenang – kenangan pada almamaterku. Tapi semoga kamu masih betah menungguku ya, nak. Insya Allah tahun kelahiranmu ada di tahun 2016, amiin.
Oke hari ini adalah hari kedua aku menceritakan buku sakti mandraguna. Buku yang huruf judul depannya “S” belakangnya “I” dan terdiri dari 7 huruf. Hari ini aku tak menemui Sang Guru Besar yang menawan hati (atau menawan perasaan yang membuatku galau semalaman). Pagi ini aku memutuskan tak berangkat satu mata kuliah yang seharusnya dijadwalkan berangkat 07.30 WIB. Karena hatiku masih tak karuan bahkan untuk bangun pagi dan merasakan dinginnya air di pagi hari yang mengguyurku ke seluruh tubuh. Akhirnya setelah mendirikan sholat shubuh, tubuh ini hanya menggelepar di atas kasur seperti ikan yang baru merasakan daratan tanah. Perasaan pasrah, bimbang, pikiran mengacau kemana – mana seolah menyesali semua takdir yang terjadi dalam hidup. Lalu aku membalik pikiranku, bukankah takdir memang sudah digariskan oleh Allah SWT bahkan sebelum aku lahir atau mungkin sebelum semua dunia ini terbentuk. Aku tak ingin menyesal seperti orang bodoh, yang cuma menangisi keputusan di masa lalu. Aku seorang wanita dewasa yang sudah menginjak umur kepala 2, lebih tepatnya umur 20 tahun dan akhir tahun aku berumur 21 tahun. Bukankah itu ukuran umur yang seharusnya mengerti dengan jelas konsekuensi dan resiko yang diambil dari setiap keputusan yang diambil? Ya aku harus tahu itu, logika yang sedang bersembunyi dalam kepalaku akhirnya berkata. Ini hidupku, tak boleh ada yang mencampuri atau bahkan diriku sendiri yang telah membuat pilihan tak boleh menyesali dan berharap waktu akan berulang. “Sangat kekanak – kanakan” begitulah kata kawanku yang saat itu duduk di sampingku. Kawanku ini bukan orang biasa, walaupun tak mempunyai kekuatan superhero. Kami sudah berkawan dari kami mulai duduk di bangku kuliah, bahkan mungkin hingga kami memakai topi wisuda atau setelahnya kami akan tetap berkawan (selama – lamanya). Biar alay kayak di dongeng – dongeng. Tapi walaupun kami berbeda  karakter (atau bisa dibilang sangat berlawanan ibarat dia api aku mungkin cuma  air hangat yang suam – suam kuku). Dia menggebu – gebu ibarat petasan dia itu seperti petasan yang suaranya menggelegar kemana – mana dan banyak dinyalakan saat tahun baru, tapi aku cuma petasan 10 ribu yang nyalanya hanya bertahan tak sampai 10 menit. Dan sama sekali tak  ada suaranya, mungkin sedikit bunti “zzzzzz” kecil. Ya kalian bisa membayangkanlah seperti apa bunyinya.
Kata kawanku lagi “Kamu itu mencintai kata – kata (mungkin maksudnya sastra) tapi mengawini kimia”. Kalian pernah nonton film bollywood “Three Idiots”? Film ini diperankan salah satunya oleh Amir Khan. Walaupun kalian mungkin bukan pencinta bollywood, tapi setidaknya pasti pernah mendengar namanya (kalau yang belum pernah, kalian  “CUPU  abiiss”, haha nggak bercanda J).  Di film ini, Amir Khan sebagai tokoh utama mengatakan pada salah satu pemain yang juga berperan sebagai teman kuliahnya, begini “Kau itu menyukai fotografi tapi mengawini mesin”. Begitulah kira – kira yang dikatakan oleh Amir Khan. Dan sekarang kasus yang hampir mirip terjadi padaku. Aku baru menemukan cintaku pada dunia sastra, walaupun aku baru merasakan cinta itu diam – diam tumbuh subur di alam bawah sadarku. Tapi logika ku selalu menyatakan aku cinta kimia makanya aku menikahi kimia. Dan sekarang meskipun aku tahu aku salah mencintai, tapi aku ingin memperbaiki kesalahanku. Aku ingin menyelesaikan apa yang telah aku mulai. Aku ingin meminta maaf karena salah mengawini, sekarang dengan segala daya upaya aku ingin proses mengakhirinya dengan cara yang indah. Aku ingin (ya walaupun masih ingin) Kimia akan menjadi ilmu yang bermanfaat dan bisa kuterapkan dalam dunia tulis menulis (yang akhir – akhir ini baru kujumpai perasaanku padanya).
Aku menulis ini semua tak bermaksud untuk mengeluh atau bahkan pamer. Aku hanya ingin (sekali lagi) meluapkan apa yang di dada dan menuangkan apa yang terlintas di otak. Aku cuma ingin menjadi manusia yang jujur akan apa yang aku inginkan. Aku sadar takdirlah yang telah membawaku sampai ke titik ini, dan takdir pulalah yang akan mengakhiri semuanya dengan indah (Insya Allah).
Hari ini aku menyadari wahai buku saktiku, bahwa aku harus berusaha sangat keras untuk menerbitkanmu. Aku disini sudah lama mencintaimu, tapi ternyata cinta pertamaku bukanlah  kamu. Biarkanlah aku mengakhiri belajar denganmu, dengan seuntai harap bahwa denganmu dan bersamamu kita akan sama – sama membuktikan ke orang banyak bahwa aku bisa membawamu menjadi jati diriku sesungguhnya dan membuat kedua orang tuaku tersenyum bangga. Maaf kalau tulisanku hari ini semakin tak jelas, karena aku ingin alam semesta bersama seisinya mendukung niat baikku ini bahwa dengan sebuah ilmu yang telah kupilih dari awal kuliah adalah ilmu yang membawaku ke sebuah titik kulminasi tertinggi kebanggaan, kebahagiaan, keharuan, dan pencapaian tertinggi dalam hidupku.
Semoga kalian yang membaca memang mengawini hal atau ilmu yang kalian benar – benar suka. Karena mengawini yang bukan cinta pertamamu sungguh susah untuk memulai mencintai dari awal lagi.
Sekian pengakuan dosaku pada buku sakti. Semoga kau tak malu atas pengakuan dosaku. Karena mungkin ini sudah lama mengendap dalam dada.  Semoga kau lekas terbit ya dengan namaku di cover depanmu, wahai buku yang judul depannya “S” belakangnya “I” dan terdiri dari 7 huruf.
 Hai Buku berjudul depannya “S” belakangnya “I”  terdiri dari 7 huruf.
S K R I P S I
Hari ini adalah hari keduaku menulis tentangmu.
Semoga kau (skripsi) tak sungkan untuk ku ceritakan.
Salam cinta dan sayang untukmu.
1 note · View note
belovedtias · 10 years
Quote
Musuh terbesar itu bukan orang lain tp diri kita sendiri ternyata, sungguh berat memang ya book ...
0 notes
nona-laras · 13 years
Text
Loser Chef
Pengakuan Dosa pasal I :
Saya nggak pernah bisa lama-lama di dapur selain untuk merampok isi kulkas untuk ditimbun di kamar.
.
Pengakuan Dosa pasal II :
Nggak bisa ngebedain ini daun apa dan itu daun apa. Bumbu yang saya kenal cuma bubuk instant plus saus botolan.
.
Pengakuan Dosa pasal III : 
Dan... only God knows, dimana saya pesan kue lebaran setoples yang saya kirim ke Mama-mu dan saya labeli 'buatan saya'.
.
"Selamat makan!"
Di atas piringmu ada telur dadar ditabur keju cheddar.
dan susu strawberry segar, dari minimarket seberang jalan.
.
"Terima kasih untuk rasa sayang yang tidak pernah memudar,
walaupun wajan saya dan lidahmu hanya kenal telur dadar.
Tertanda, akan kursus masak bulan depan."
4 notes · View notes