Tumgik
#sahabatrasulullah
rashalid · 3 years
Photo
Tumblr media
Ketika Rasulullah shalallahu 'alaihi wa salam menyeru orang-orang untuk memeluk Islam, Sa’id bin Zaid segera memenuhi panggilan beliau, menjadi pelopor orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan kerasulan Nabi Muhammad SAW. Sa’id masuk Islam tidak seorang diri. Dia bersyahadat bersama istrinya, Fatimah binti Khathab, adik perempuan Umar bin Khathab. Karena pemuda Quraisy ini masuk Islam, dia disakiti dan dianiaya, dipaksa oleh kaumnya supaya kembali kepada agama mereka. Mereka berdualah yang telah menyebabkan Umar bin Khathab masuk Islam. Sa’id bin Zaid bin Amr bin Nufail membaktikan segenap daya dan tenaganya yang muda untuk berkhidmat kepada Islam. Di antara prestasinya yang paling menakjubkan ialah apa yang tercatat dalam Perang Yarmuk. Sejenak kita dengarkan Sa'id mengisahkan pengalamannya. “Ketika terjadi Perang Yarmuk, pasukan kami semuanya berjumlah 24.000 orang tentara. Sedangkan tentara Romawi yang kami hadapi berjumlah 120.000 tentara. Musuh bergerak ke arah kami dengan langkah-langkah yang mantap bagaikan sebuah bukit yang digerakkan tangan-tangan tersembunyi," tutur Sa'id. Follow Kami Ya ✔️ @rashalidherbal Follow Kami Ya ✔️ @rashalidherbal Follow Kami Ya ✔️ @rashalidherbal ============== #saidbinzaid #sahabatsaidbinzaid #sahabatrasul #sahabatrosul #sahabatrasulullah #10sahabatdijaminmasuksurga #10sahabatyangdijaminmasuksurga #10sahabatnabi #10sahabatdijaminsyurga #kisahsahabatrasulullah #kisahsahabatrosul #kisahsahabatdijaminmasuksurga #kisahsahabatnabi #kisahsahabatrasul #kisahsahabat #kisahmuslim #sirahsahabatnabi #sirahsahabatrasulullah #sirahsahabat #sirahsahabatrasul #sirahnabawiyah #sirah #sirahnabi #sirahnabawiah #sirahnabawi (di Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia) https://www.instagram.com/p/CJnWMI6FXw8/?igshid=s4bipm8xe53f
0 notes
astrdalv · 7 years
Text
Tinta Emas : Amar ibn yasir
Sesungguhnya Allah memaafkan apa yang terbersit dalam hati umatnya yang digoda oleh syetan selama hatinya tidak meng-iya-kan, belum melakukannya/mengucapkannya, dan apa yang mereka dipaksa olehnya.
ayah dan ibunya(sumaiyah) dibunuh oleh Abu Jahal saat Amar masih kecil -+ umur 8 tahun ketakutan, di siksa oleh abu jahal.
Abu Jahal : “saya tidak akan bunuh kau langsung, saya akan siksa sampai habis semua kulitmu, sampai kau kesakitan luar biasa, baru kau mati tersiksa, kalau kau tidak kufur pada risalah Nabi Muhammad.”
maka Amar berkata : “Baiklah, apa yang kau mau wahai Abu Jahal.”
Abu Jahal : “katakan bahwa kau kufur pada risalah kenabian Muhammad.”
Amar : “saya kufur pada risalah Nabi Muhammad.”
setelah itu, abu jahal masih tidak puas, tak lama dari itu lewat unta betina.
“saya tidak akan lepaskan kau, kecuali kau katakan unta ini tuhanku.” Abu Jahal berkata, kemudian Amar berkata “unta ini tuhanku” baru kemudian amar dilepas.
selepas terlepas dari siksaan Abu Jahal, Amar menyesal, kenapa berkata seperti itu, kenapa tak biarkan disiksa saja sampai mati. Terbebanilah hati Amar.
lalu Amar datang menemui Nabi Muhammad.
Amar : “ya Rasulullah, telah datang padaku Abu Jahal memintaku untuk berkata begini dan begitu, karna saya takut di bunuh.”
Rasulullah : “wahai Amar, kalau seandainya datang kembali kepadamu besok, ucapkan perkataan yang sama, selama memang bukan hatimu yang meng-iya-kan/mengimaninya.”
Amar ibn yasir, 8 tahun (saat itu) luar biasa keimanannya.
VIvie Dari buku “ashhabi Rasulillah” ditulis oleh “syeikh mahmud”
6 notes · View notes
atozbi-com · 4 years
Text
Abdullah Bin Abdullah Bin Ubay Bermohon Ini Kepada Rasulullah
Tokoh Kafir Quraish yang sangat terkenal salah satunya adalah Abdullah bin Ubay. Memiliki anak yang bernama Abdullah Bin Abdullah, dimana anaknya tersebut memluk dan sangat cinta Islam dan Rasulullah Nabi Muhammad SAW. Beritaku.Id, Kisah Islami - Abdulloh Bin Ubay adalah sosok pemimpin kafir quraish yang nyaris jadi Raja di Madinah. Namun karena kedatangan Rasulullah maka semua rencan atersebut menjadi kacau balau. Baca juga: 170 Urutan Sahabiyah dan Sahabat Nabi Muhammad SAW Tidak ada niatan secara langsung Rasulullah menggagalkan mahkota Raja Abdulloh Bin Ubay menjadi Raja di Madinah. Haja saja kedatangannya membuat penduduk Madinah lebih mengidolakan Muhammad. Dan menjadikannya sebagai peminpin di Madinah ketika Hijrah tersebut. Hal terbalik atau berbeda dengan Abdullah Bin Ubay, dengan hadirnya Rasulullah bersama para Muhajirin. Jabatan tersebut lepas darinya yang membuatnya sangat benci dengan Nabi. Walaupun Abdulloh Bin Ubay sebenarnya juga ikut memeluk Islam. Sesampainya di Madina, ada kelompok yang dipimpin oleh Banu Musthaliq, bersiap untuk memerangi kaum muslimim dibawah pimpinan Al Harits Bin Abu Dhirar. Rasulullah memimpin pasukan untuk mendatangai kaum Banu Musthaliq, dan dalam pasukan diantaranya adalah Abdulloh Bin Ubay. Dia punya misi tersembunyi, yakni membuat pasukan muslimin kalah. Dan berharap dia dapat mengusir Rasulullah dari tanah Madinah. Abdullah Bin Ubay memberikan label Nabi Muhammad dan Muhajirin sebagai orang-orang terhina. Read the full article
0 notes
anaaisy · 8 years
Photo
Tumblr media
(via Hati) Termasuk yg manakah hatimu?
0 notes
dewiemy · 8 years
Quote
Bila kita merasa letih karena berbuat kebaikan, maka sesungguhnya keletihan itu akan hilang dan kebaikan akan kekal. Bila kita bersenang-senang dengan dosa, maka kesenangan itu akan hilang dan dosa yang akan kekal.
Umar ibn Khattab
1 note · View note
manggahijau · 9 years
Text
Who are you?
"Sometimes people with the worst past create the best future." - Ibn Umar al Khattab
Mungkin kerana kita sering baca kisah-kisah sahabat di sekolah utk menjawab peperiksaan, ia seolah menjadi skema jawapan dan tidak lebih dari itu. Seharusnya kita lebih memahami bahawa masa silam seseorang itu tidak menentukan masa depannya. Seperti Umar berubah dari budaya Arab jahiliah yg membunuh anak perempuannya sendiri hingga menjadi insan yg merendah hati dan terkenal sebagai pemimpin yg adil dan tegas. 
Banyak lagi contoh lain yg boleh kita ambil ibrah seperti kisah Ikramah bin Abu Jahal, Amru bin Ash dan banyak lagi. Sedih sekali kalau markah di kertas sahaja apa yg kita dapat dari 11 tahun di bangku sekolah rendah dan menengah.
0 notes
bibahawaliyah · 10 years
Photo
Tumblr media
Kisah Cinta Ali bin Abi Thalib dan Fathimah Az-Zahra
Ada rahasia terdalam di hati Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah. Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya. Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya. Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta. Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya.
Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ‘Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya! Maka gadis cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka’bah. Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali. Mengagumkan!Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi. Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah. Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali.ross putihIa merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakar. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakar lebih utama, mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ‘Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi. Lihatlah bagaimana Abu Bakar menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ‘Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya. Lihatlah juga bagaimana Abu Bakr berda’wah. Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakar; ‘Utsman, ‘Abdurrahman ibn ‘Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab.. Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ‘Ali.
Lihatlah berapa banyak budak Muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakar; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ‘Abdullah ibn Mas’ud.. Dan siapa budak yang dibebaskan ‘Ali? Dari sisi finansial, Abu Bakar sang saudagar, insya Allah lebih bisa membahagiakan Fathimah.
‘Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin. “Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ‘Ali.
“Aku mengutamakan Abu Bakar atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.”
Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan. Ia adalah keberanian, atau pengorbanan
Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu.
Lamaran Abu Bakr ditolak. Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri. Ah, ujian itu rupanya belum berakhir. Setelah Abu Bakr mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa, seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum Muslimin berani tegak mengangkat muka, seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh- musuh Allah bertekuk lutut.
‘Umar ibn Al Khaththab. Ya, Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah. ‘Umar memang masuk Islam belakangan, sekitar 3 tahun setelah ‘Ali dan Abu Bakar. Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya? Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman? Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ‘Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin? Dan lebih dari itu, ‘Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata, “Aku datang bersama Abu Bakar dan ‘Umar, aku keluar bersama Abu Bakr dan ‘Umar, aku masuk bersama Abu Bakr dan ‘Umar..”
Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah. Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ‘Umar melakukannya. ‘Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi.
‘Umar telah berangkat sebelumnya. Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah. “Wahai Quraisy”, katanya. “Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ‘Umar di balik bukit ini!” ‘Umar adalah lelaki pemberani. ‘Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah. Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak. ‘Umar jauh lebih layak. Dan ‘Ali ridha.
Cinta tak pernah meminta untuk menanti Ia mengambil kesempatan Itulah keberanian Atau mempersilakan Yang ini pengorbanan Maka ‘Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran ‘Umar juga ditolak.
Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi? Yang seperti ‘Utsman sang miliarderkah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah? Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah? Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri.
Di antara Muhajirin hanya ‘Abdurrahman ibn ‘Auf yang setara dengan mereka. Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka? Sa’d ibn Mu’adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu? Atau Sa’d ibn ‘Ubaidah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?
“Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan. “Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi.. “
“Aku?”, tanyanya tak yakin.
“Ya. Engkau wahai saudaraku!”
“Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”
“Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”
‘Ali pun menghadap Sang Nabi. Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah. Ya, menikahi. Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap? Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap? Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang.
“Engkau pemuda sejati wahai ‘Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan. Pemuda yang siap bertanggungjawab atas cintanya. Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan- pilihannya. Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya. Lamarannya berjawab, “Ahlan wa sahlan!” Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi.
Dan ia pun bingung. Apa maksudnya? Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan. Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko. Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan.
“Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”
“Entahlah..”
“Apa maksudmu?”
“Menurut kalian apakah ‘Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!”
“Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka,
“Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua! Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya !”
Dan ‘Ali pun menikahi Fathimah. Dengan menggadaikan baju besinya. Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan ke kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya. Itu hutang.
Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ‘Umar, dan Fathimah. Dengan keberanian untuk menikah. Sekarang. Bukan janji-janji dan nanti-nanti.
‘Ali adalah gentleman sejati. Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!” Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggung jawab. Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ‘Ali. Ia mempersilakan. Atau mengambil kesempatan. Yang pertama adalah pengorbanan. Yang kedua adalah keberanian.
Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi, dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari (setelah mereka menikah) Fathimah berkata kepada ‘Ali, “Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali jatuh cinta pada seorang pemuda”
‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau manikah denganku? dan Siapakah pemuda itu?”
Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu” ini merupakan sisi ROMANTIS dari hubungan mereka berdua.
Kemudian Nabi saw bersabda: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memerintahkan aku untuk menikahkan Fatimah puteri Khadijah dengan Ali bin Abi Thalib, maka saksikanlah sesungguhnya aku telah menikahkannya dengan maskawin empat ratus Fidhdhah (dalam nilai perak), dan Ali ridha (menerima) mahar tersebut.”
Kemudian Rasulullah saw. mendoakan keduanya:
“Semoga Allah mengumpulkan kesempurnaan kalian berdua, membahagiakan kesungguhan kalian berdua, memberkahi kalian berdua, dan mengeluarkan dari kalian berdua kebajikan yang banyak.” (kitab Ar-Riyadh An-Nadhrah 2:183, bab4)
0 notes
rashalid · 4 years
Photo
Tumblr media
Setelah Abu Bakar ra wafat pada tahun 634, Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu ditunjuk untuk menggantikannya sebagai khalifah kedua dalam Islam. Masa kekhalifahannya mulai pada Jumadil Akhir tahun 13 Hijriyah atau 23 Agustus 634 hingga 3 November 644 (10 tahun, 72 hari). Masa kekhalifahannya merupakan masa yang gemilang bagi perkembangan dan kemajuan Islam, banyak sekali prestasi yang telah diraih. Prestasi yang dicapai meliputi banyak bidang, seperti dalam bidang perluasan wilayah, penataan administrasi negara, bidang perekonomian, keamanan dan ketertiban masyarakat, dan sebagai nya. Untuk mengungkapkan prestasi yang cemerlang dan sangat mengagumkan tersebut, bahkan ada yang mengatakan bahwa Umar bin Khattab adalah sebagai pendiri Negara Islam. Dalam masa pemerintahannya, Umar telah melakukan usaha-usaha yang memperkuat kedudukan agama Islam. Umar radhiyallahu‘anhu juga dikatakan sebagai pelopor perundang- undangan dalam negara Islam. membentuk badan-badan pemerintahan, dewan-dewan negara, mengatur peradilan dan administrasi, membentuk lembaga keuangan (bait al-mal), dan prestasi lainnya. Selama masa kekhalifahannya Islam mendapatkan kemajuannya yang luar biasa. Islam mengambil alih Mesopotamia dan Persia, Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium). Selama kekhalifahannya banyak pertempuran besar yang terjadi, seperti pada tahun 637, setelah pengepungan yang lama terhadap Yerusalem, pasukan Islam akhirnya mengambil alih kota tersebut. Umar diberikan kunci untuk memasuki kota oleh pendeta Sophronius. Pada sekitar tahun ke 17 Hijriah, tahun ke-empat kekhalifahannya, Umar mengeluarkan keputusan bahwa penanggalan Islam hendaknya mulai dihitung saat peristiwa hijrah. ====================== Follow Kami Ya ✔️ @rashalidherbal Follow Kami Ya ✔️ @rashalidherbal Follow Kami Ya ✔️ @rashalidherbal #umarbinkhattab #amirulmukminin #amirul #umarbinkhatab #khalifahumar #khalifahkedua #sahabatrasul #sahabatrasulullah #sirahsahabat #sirahsahabatnabi #sirahsahabatnabiﷺ #sirahsahabatmulia #sirahsahabatumarbinkhattab #sirahsahabatrasul #sirahsahabatrasullullah #teladanrasul #teladanrosul #teladanrasulullah #kisah #kisahmuslim (di Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia) https://www.instagram.com/p/CGzWG7DDYY7/?igshid=1n6gtn4wqf6kn
1 note · View note
astrdalv · 7 years
Text
Tinta Emas : Bilal pengikut Muhammad SAW
Bilal didera siksaan kejam sebab keislamannya, ia digiring tuannya Umayah ibn khalaf. Ia digiring ke padang pasir tengah hari, dada nya ditindih batu besar, lalu kemudian di injak umayah diatasnya. Umayah berkata "kau akan seperti ini sampai mati"lanjut umayah "kecuali kau mengingkari Muhammad dan kembali menyembah Lata dan Uzza" Bilal begitu tersiksa , namun dengan tegar, ia berkata "ahad! Ahad! Allah Tuhanku". Terkadang umayah memberikan bilal ke anak - anak lalu kemudian agar disiksa, diarak ke lembah - lembah Mekkah, sementara Bilal teguh dengan "ahad! Ahad!" Bilal juga pernah menyiksa Bilal dipadang pasir dengan menyeretnya,ditampari, di jemur di padang pasir dibawah terik matahari kemudian menindih perutnya. Melihat apa yang dilakukan Umayah pada bilal, Abu Bakar mendatangi Umayah seraya berkata "apakah kau akan menyiksanya sampai mati ?" Abu Bakar membuat penawaran pada Umayah untuk menukar Bilal dengan budaknya yang lain, yang memiliki keyakinan yang sama dengan Umayah, Umayah setuju. Abu bakar mendapatkan bilal, merawatnya dan mengobati luka - lukanya, lalu dibebaskan dari status budak. Setelah merdeka, Bilal hampir bersama Rasulullah dan Abu bakar. Suatu ketika, Rasulullah pernah berkata kepada Bilal,"aku pernah masuk surga. Disana, aku mendengar langkah - langkah kaki" Bilal menyeru "siapa dia?" Tiba tiba terdengar jawaban "Bilal". Luar biasa, saat itu bilal masih hidup tapi langkah kakinya sudah disurga, tauhid yang tinggi, keyakinan pada Allah tak perlu surut, semoga Allah ridho untuk mempertemukanku dengan Rasulullah, Abu bakar, Bilal dan para sahabat lain, disurga. Aamiin. Astrid alvianti Solo, 15 April 2017
1 note · View note
atozbi-com · 4 years
Text
Sahabat Bertemu Allah SWT, Abdullah bin Amr: Syuhada Uhud
Kisah seorang sahabat yang bertemu dengan Allah SWT, Seorang syuhada pada perang Uhud. Yang mendapatkan Ridha bertemu Allah SWT Beritaku.Id, Kisah Islami – Siapa yang akan menolak jika bertemu Allah SWT. Bahkan ini menjadi impian bagi semua muslim. Tidak ada kenikmatan lebih daripada kenikmatan ketika berhadapan lagsung dengan Allah SWT. Dia adalah Abdullah bin Amr bin Haram  dengan nama lain Abu Jabir bin Abdullah Merupakan salah seorang sahabat nabi Muhammad SAW. Masuk dalam 170 Urutan Sahabiyah dan Sahabat Nabi Muhammad SAW Dalam baiat ‘aqabah yang dilakukan. Ia berikan predikat oleh Nabi Muhammad SAW sebagai atas nama kaum Bani Salamah, sebagai salah satu suku di Arab saudi. Sahabat Yang Bertemu Langsung dnegan Allah SWT Semenjak berbait, maka ia kemudian selalu bersama Rasulullah hampir sepanjang waktu. Dan dia mengorbankan seluruh materi yang dimilikinya untuk kepentingan Islam. Dia sebagai sahabat yang dikemudian hari bisa menatap atau bertemu langsung dengan Sang Khalid. Kisah Sahabat Rasul Bertemu Dengan Allah SWT Perang yang memiliki banyak kisah adalah Badar Kubra. Dimana Abdullah bin Amr di daulat menjadi Ahlul Badr. Read the full article
0 notes
atozbi-com · 4 years
Text
Cinta Atiqah dan Abdullah Bin Abu Bakar Yang Dalam
Perjuangan Abdullah Bin Abu Bakr dalam Islam, sebagai Intel Rasulullah Tidak Bisa di Pisahkan Dengan Cinta Atiqah, Yang Di selaminya. Beritaku.Id, Kisah Islami - Kenapa disebut Hijriah? Sebab tahun tersebut merupakan tahun Hijrah sebagai kesepakatan umat muslim menjadi sebuah peristiwa penting  bagi umat muslim. Hijrah dari Mekkah ke Madinah, adalah peristiwa yang sangat menankutkan dan menantang bahaya. Rasulullah yang membawa pesan kebenaran Allah SWT mendapat tantangan dari kaum kafir quraisy. Dalam proses tersebut, terdapat beberapa sahabat yang memberikan kontribusi besar terhadap Rasulullah. Tidak hanya sekedar dukungan doa tapi juga sampai pada dukungan fisik secara langsung untuk melindungi Rasul Allah tersebut. Tatkala Rasulullah berada menuju Madinah, maka ada yang diberi tugas spy atau memantau. Jika TNI maka dijadikan intel. CIA kayak gitulah. Baca juga : 170 Urutan Sahabiyah dan Sahabat Nabi Muhammad SAW Abdullah dan Abu Bakar As-Sidqiq Adalah Abdullah Bin Abu Bakar. Anak dari Khalifah 1 kelak tersebut. Bertugas melakukan pengintaian dengan melihat dan mendengarkan semua pembicaraan pembesar Mekkah seharian. Yang ditarget dari pengintaian tersebut adalah Pemesar Mekkah bahas apa tentang Rasulullah dan Abu Bakar As-Siddiq. Selama seharian dari pagi sampai sore Abdullah Bin Abu Bakar memasang mata dan telinganya. Read the full article
0 notes