Hujan
Sesaat termenung karena tak lagi bisa berharap
Hasrat disambung makna rasa tak dianggap
Sempat dikepung pesona kuasa tak bisa menolak
Dekat digantung suasana bahasa menjebak
Hujan di malam itu mengusik bicara dalam sunyi
Dingin tatapan melirik ke kanan tersembunyi
Hangat obrolan tersenyum ke kiri tak berbunyi
Sesaat kedekatan sebelum berhenti bernyanyi
Perlahan menerima dia bukan lagi siapa-siapa
Terdiam dalam kecewa karena tak bisa apa-apa
Tenggelam dalam tawa seolah tak ada apa-apa
Lupakan kenangan yang masih ada di mana-mana
Orang ketiga dibela karena hati tersandera?
Sudah lama rela dikhianati tanpa pernah jera
Apa dia jadi alasan untuk hilangkan perasaan?
Meski rasa nyaman terus ada setelah pertengkaran
9 notes
·
View notes
Utuh
Sulitnya dari Januari ke menjangkau Desember terlewati
Sakitnya Desember menjelang Januari 'kan terobati
Apakah ada hati yang terbuka?
Ataukah ada lagi yang 'kan terluka?
Luka lama mungkin bisa sembuh
Tapi hati yang sama tak lagi bisa utuh
Jalan mana lagi yang harus ditempuh?
Untuk sekali saja hati ini bisa kembali teguh?
Ke mana lagi nyaman ini 'kan pulang
Kalau datangnya tak diundang
Perginya pun tak dikenang
Wahai yang selalu bisa tenang?
Tersangkut tapi tak dijemput
Terpaut tak ada yang mengikut
Jika semua telah direbut
Apa lagi yang 'kan direnggut?
1 note
·
View note
Sementara
Setiap kali mengeluh justru membawa teduh
Berkali-kali gaduh malah jadi semakin teguh
Sikapi air mata jatuh dengan sungguh acuh
Sanggupi bersyair dengan hati yang runtuh
Kenapa menghilang saat rasa tak berimbang?
Harapan berkembang tapi hanya mengambang
Betapa lelah hati yang tak pernah menyerah
Kenangan jadi hadiah yang tak pernah mudah
Cerita berakhir tak jadikan ini derita terakhir
Karena tak terpikir kata maaf mendadak hadir
Goresan rindu mulai kembali terukir dari pinggir
Kemana ragu usai sesali dilema yang mengalir?
Sedih ditahan senyum yang tak bisa dicegah
Perih ditunda sebelum luka bertambah parah
Jika hati dipelihara untuk nyaman sementara
Apa lagi cara untuk bahagia tanpa sandiwara?
14 notes
·
View notes
Hikmat
Suatu kali amarah ini begitu melimpah
Tetap saja kepedulian yang terus tumpah
Seberapa pun rasa ini begitu dalam dikuras
Segera luka terhapus hilang tanpa bekas
Jika suatu waktu bibir berada di pinggir
Bukan berarti sindir amatir telah berakhir
Di saat suasana dilansir mulai mencair
Kenikmatan disinyalir tak 'kan tersingkir?
Bawalah jiwa lelah yang telah terbelah
Tinggallah di hati yang pecah dengan betah
Hargailah dia yang sangat hikmat dalam derita
Bahagialah dia yang selalu kuat dalam duka cita
0 notes
Gerimis
Kisah romantis di hari gerimis berakhir sadis
Tatapan kikis harapan egois lebih dramatis
Duduk manis benamkan suasana jadi traumatis
Senyum tipis sembunyikan tangis yang berlapis
Tenggelam dalam kenyamanan yang tak ingin dilupakan
Terpejam kelam kenangan dingin yang menghangatkan
Terlambat malam ingatkan pagi yang membahagiakan
Terharu salam bunyikan suara sepi dalam kesendirian
Jalan panjang untuk batalkan sebuah cerita pisah
Melaju kencang bahayakan sebuah berita indah
Berapa banyak masalah terselesaikan sudah
Ada apa di balik hubungan yang tak pernah mudah?
3 notes
·
View notes
3 notes
·
View notes
Rumah
Kenapa tiba di rumah melamun?
Seolah lama tertidur dan baru terbangun
Seorang diri tekun pun tertegun
Apa karena sebuah omongan yang beracun?
Mereka sangat terlihat anggun
Kata-kata yang manis mulai melantun
Tangan lembut menuntun sambil berayun
Tapi kenapa ada yang meminta ampun?
Tolong kejujuran yang tertimbun
Dorong keluguan tak terhimpun
Lorong kelucuan telah tersusun
Gerbong kesedihan ledak beruntun
Pernahkah saling akur?
Salahkah berpaling tegur?
Apa semua ini sudah hancur?
Apa lagi yang ingin diatur?
1 note
·
View note
Sayang
Sehabis berpandang-pandang
Berlanjut bersenang-senang
Di malam yang tak 'kan dikenang
Namun sering ingin diulang
Saling lirik diiring sentuh
Saling balik pura-pura acuh
Yang satu peluh tanpa keluh
Yang satunya ampuh tanpa aduh
Di suatu malam yang panjang
Hanya ada satu kereta pulang
Sebelum rasa ini hilang
Dia beranikan bilang
Aku: sayang ;)
0 notes
Lara
Lara kenapa tidak pernah bersuara?
Lama bersandiwara tidak berpura-pura
Berlain kata tidak akan bermain rasa
Berjanji setia tidak berputus asa
Siasat hambat dendam terpelihara
Sempat dirawat hangat asmara
Akibat mereka juga punya asa
Berdebat kuat menghapus rasa?
Salin sebuah arti bertuah jalin hati
Jamin sungguh bakti taat bersimpati
Berhati-hati di antara dua mimpi
Sanggupi banyak harapan yang berapi-api
1 note
·
View note
Ikhlas
Dahulu di malam itu begitu harum
Tak tersenyum sebelum dicium
Terasa sangat sejuk selama dipeluk
Setelahnya bercerita semalam suntuk
Cinta suami terus menerus bersemi
Karena semua yang istri alami
Takdir menginginkan ini
Sampai akhir hayat ditemani
Berusaha agar sempat pamit
Di stadium akhir suatu penyakit
Dengan lembut genggaman tangan tak lepas
Perlahan maut menjemput dengan lekas
Kebahagiaan ini berada di puncak bias
Karena kesedihan yang tak ada kias
Seandainya hati ini telah ikhlas
Tuhan pun juga ingin diri ini ikut terbebas
1 note
·
View note
Gugup
Bukan karena langit memandang teringat diri-Nya
Bukan karena bumi terbentang tak 'kan lupa diri-Nya
Hanya karena "Kun" diri-Nya ditanya
Apakah Engkau sudah ada yang punya?
Engkau yang selalu ada sudah lebih dari cukup
Menerima dan memberi pun aku tak sanggup
Tapi ridho-Mu tak pernah tertutup
Aku gagap dan gugup tapi iman ini tak 'kan redup
1 note
·
View note
Bagaimana
Bersiap menyambut tanggal yang sama
Di setiap dilema ada karena bersama
Apa sudah berpisah lama?
Masih tertinggal rasa yang sama?
Rasa tersampaikan meski pesan tak terkirimkan
Kenangan terlupakan meski kesan diceritakan
Bincang diulang dengan sayang
Tapi sayang dibuang dengan bayang
Perasaan mungkin hilang tapi terus ingin pulang?
Luka dirawat berharap perih berkurang
Suka sesaat diharap sedih dan bimbang
Terlihat senang di belakang tak pernah tenang?
Engkau masih terus di sana
Bahkan tak pernah ke mana-mana
Aku pun juga sangat ingin ke sana
Bertanya kita ini bagaimana?
1 note
·
View note
Tega
Di saat jiwa terpukul berharap dirangkul
Tertawa menolak sebuah doa terkabul
Tersenyum karena sudah tahu betul
Ada puisi bersimpul tak berjudul
Diri ini tidak pantas tapi tak dilepas
Jadi prioritas tapi selalu terhempas
Jika semua ini tidak melewati batas
Apa sedang berada di atas pentas?
Diasuh dengan bersimpuh kala butuh
Gaduh tersuguh penuh seraya patuh
Terus saja mengayuh tanpa keluh
Terjatuh setelah berlabuh dan berpeluh
Seakan rasa ini tak berhingga
Biarkan diri ini terus berjaga
Diri ini tidak berharga
Atau memang begitu tega?
17 notes
·
View notes
Satu
Tak bisa kuingat
Pergi begitu cepat
Sempat dekat
Untuk sesaat
Hadirku mengganggu
Namun terus kau tunggu
Hatimu tersakiti
Tetap kau tulus menanti
Rasa ini untuk satu orang
Dari dulu hingga sekarang
Tak pernah hilang
Dan tak akan berkurang
Aku tak meninggalkanmu
Kenapa aku menginginkanmu?
Mauku terus bersamamu
Kenapa semua ini semu?
15 notes
·
View notes
Biar
Terdengar sebuah lagu yang diputar
Tiba-tiba ingat rasa yang tak pudar
Di waktu berusaha keras 'tuk tegar
Hanya temu sebentar dan berakhir biar
Kenang indah yang tak mudah
Senang sudah yang tak ubah
Sedih gundah yang tak salah
Pergi 'tuk lupa sekejap
Kembali tak juga dianggap
Masih sendiri dan terus berharap
Kamu: Di mana hati ini menetap?
1 note
·
View note
Andai
Sepulang jalan berdua
Masih tetap ingin bersua
Diulang ingatan bersama
Serasa berada di sana
Pergi tanpa kata-kata
Kembali membuat tak bisa apa-apa
Pergi lagi hingga tak ingin apa-apa
Kembali lagi seperti tak terjadi apa-apa
Suasana damai dirusak oleh abai
Disapa terbuai masih bertikai
Merana dibelai terpana berandai
Lupa hubungan yang sudah usai
Wahai harapan yang sedang dirangkai
Belai sampai dengan air mata yang berderai
Gapai seorang mempelai malang terbengkalai
Lambai bahagia terurai tanpa pernah dimulai
1 note
·
View note
Aku
Jika berdiri membuatmu lelah dan gemetar
Tenang ada pundak 'tuk bersandar sebentar
Bahkan sekalipun diam membuatmu gusar
Ada yang sabar membuatmu berhati besar
Sekilas namun berkelas
Sepintas langsung pantas
Segelas 'tuk suatu yang jelas
Malam di jam sebelas 'tuk rasa yang berbalas
Banyak cerita diungkap
Bahkan sedikit-sedikit rasa mulai terucap
Nyamannya mulai membuat tidur lelap
Dalam mimpi pun mulai bercakap
Apakah ada aku walau sekejap?
1 note
·
View note