Sehabis tarawih, di masjid-masjid atau mushalla-mushalla sering menyelenggarakan tadarusan, yaitu pembacaan Al-Qur’an biasanya hingga hampir tengah malam. Pembacaan ini tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa saja, namun juga anak-anak. Kegiatan tadarusan ini, terkadang dilakukan secara bergantian, yaitu seorang membaca dan yang lain menyimak, atau seorang membaca, tanpa ada yang menyimak, namun…
Barely Legal Teen Jemma Valentine Wants Big Fat Cock Up Her Creamy Pussy
Wild car sex for naked homosexual boyz
Stripped teen girl gets drilled sideways and doggy fashion
BBC breeding in UK
Jimena Baron y sus tetas
FULL SCENE - Janice Griffith Takes Leigh Raven's Anal Virginity
White milf sucking first bbc
Asian Cutie Mila Jade Gets Impaled And Creamed
Cynara Headscissor Demolition Squeeze Head
Blond firefighter gets fucked in her miami home
Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma berkata bahwa ketika Nabi ﷺ melakukan Puasa Asyura (10 Muharram) dan memerintahkan kaum Muslimin untuk melakukannya, pada saat itu ada yang berkata,
#buku Ṣhoum AL-Aśrôr AL-Maqôṣhidul Aṣh-Ṣhoum
صَوْمُ اَلْأَسْرَارُ اَلْمَقَاصِدُ اَلصَّوْمُ
Tuntunan Lengkap Puasa dari Sang Ḥujjatul Iślâm dan Śulṭhônul ʿUlâma
Penulis AL-Imâm AL-Ḥujjatul AL-Iślâm Šyaroful AL-Aʿimmah Abū Ḥâmid Muḥammad bin Muḥammad bin Muḥammad Aṭh-Ṭhūśī Zainūddīn An-Naiśâbūrī AL-Fâqīh Aṣh-Ṣhūfī Ašy-Šyâfiʿī AL-Ašyʿarī AL-Ġhozâlī Goddaśallôhu Śirrohu Roḥimahullôh/Imâm AL-Ġhozâlī
اَلْأِمَامُ اَلْحُجَّةُ اَلْأِسْلَامِ شَرَفُ اَلْأَئِمَّةٌ أَبُوْ اَلْحَامِدِ مُحَمَّدُ بِنْ مُحَمَّدُ بِنْ مُحَمَّدُ اَلطُّوْسِيُّ زَيۡنُاالدِّيۡنُ اَلنَّيۡسَابُوْرِيُّ اَلْفَقِيۡهُ اَلصُّوْفِيُّ اَلشَّافِعِيُّ اَلْأَشْعَرِيُّ اَلْغَزَّالِيُّ قَدَّسَ ٱللّٰهُ سِرَّهُ رَحِمَهُ ٱللّٰهُ/أِمَامُ اَلْغَزَّالِيُّ
Ašy-Šyaikhul Śulṭhônul AL-ʿUlâma ʿIzzuddīn ʿAbdul ʿAzīz bin ʿAbduś Śalâm bin ʿAbī AL-Qôśim bin AL-Ḥaśan bin Muḥammad/ Šyaikh ʿIzzuddīn bin ʿAbduś Śalâm
اَلشَّيۡخُ الْسُلْطَانُ اَلْعُلَمَاءَ عِزُّ الدِّيۡنِ بِنْ عَبْدُ الْعَزِيۡزٌ بِنْ عَبْدُ السَّلَامِ بِنْ أَبِيۡ اَلْقَاسِمِ بِنْ اَلْحَسَنِ بِنْ مُحَمَّدُ/شَيۡخُ عِزُّ الدِّيۡنِ بِنْ عَبْدُ السَّلَامِ
Ukuran 2 x 13 x 19 Cm
Tebal 300 Halaman (BW)
Berat 350 Gram
Sampul Soft Cover
ISBN 978-623-7327-67-7
Penerbit @turos_pustaka
Cetakan Pertama, Maret 2021
Agen Reseller @mulyatin10 물야띤 مُلْيَتٍ
Harga Rp85Ribu/$85
Sinopsis
Tiap kali terjadi Peristiwa Baru dalam Kehidupan ʿUmmah memunculkan Permasalahan Fiqīh Baru mendesak untuk dijawab
ʿIlmu Fiqīh harus terus berkembang seiring bergulirnya Kehidupan Umat ʿIślâm termasuk tentang Puasa
Buku Puasa Hadir sebagai Tuntunan Lengkap berbagai masalah Fiqih Kontemporer seputar Puasa disusun berdasarkan Rujukan Karya Para ʿUlâma
Selain Uraian penuh Hikmah dari Kitâb ʿAśrôr Aṣh-Ṣhoum (Rahasia Puasa) dari Imâm AL-Ġhozâlī dan AL-Maqôṣhidul Aṣh-Ṣhoum (Haluan Puasa) dari Šyaikh ʿIzzuddīn bin ʿAbduś Śalâm
اَلْأَسْرَا اَلصَّوْمِ وَ اَلْمَقَاصِدُ اَلصَّوْمِ
Dilengkapi 30 Tanya Jawab Terkini, tak membahas Puasa dari Ḥukum Fiqīh Iślâm tapi Aspek Spiritual Taṣhowuf
Sang Ḥujjatul Iślâm mendedah Sisi Ruhani terkandung dibalik Rahasia Puasa sedangkan Śulṭhônul ʿUlâma Taṣhowuf menyoroti Aspek Ḥukum Iślâm Puasa Landasan Manṣhuṣh Naṣhu AL-Qurʿân & Śunnah Nabī, Kolaborasi sangat Dahsyat dari 2 ʿUlâma Hebat
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa 8 Ṯṡamâniyatun Dżūlḥijjah Tarwiyah dan 9 Tiśʿatun Dżūlḥijjah ʿArofah 1444 ʿAL-Fun Wa ʿArbaʿatun Wa Miʿatun Wa ʿArbaʿatun Wa ʿArbaʿūna Hijrīyah/27 Śabʿatun Wa ʿIšyrūna 28 Ṯṡamâniyatun Wa ʿIšyrūna Yūniyū 2023 ʿAL-Fân Ṯṡalâṯṡatun ʿIšyrūna Masīhī
٨ ثَمَانِيَةٌ ذُوْالْحِجَّةُ تَرْوِيَةٌ وَ ٩ تِسْعَةٌ ذُوْالْحِجَّةُ عَرَفَةٌ
١٤٤٤ أَلْفٌ وَأَرْبَعَةٌ وَمِائَةٌ وَأَرْبَعَةٌ وَأَرْبَعُوْنَ هِجْرِيَّةُ ٢٧ سَبْعَةٌ وَعِشْرُوْنَ ٢٨ ثَمَانِيَةٌ وَعِشْرُوْنَ يُوْنِيُوْ ٢٠٢٣ أَلْفَانِ وَثَلَاثَةٌ وَعِشْرُوْنَ مَسِيْحِيَّ
Šyahru ʿĪdul ʿAḍhḥa AL-Ḥajji AL-Qurbân Dżūlḥijjah
شَهْرُ عِيْدُ الْعَضْحَ اَلْحَجِّ ذُوْالْحِجَّةُ
Semoga ʿAmalīah ʿIbâdâh Ṣhoum
عَمَلِيَّةِ عِبَادَاةُ صَوْمُ
ʿUmmah AL-ʿIślâm
أُمَّةٌ اَلْأِسْلَامِ
Diterima Allâh ﷻ Śubḥânahu Wa Taʿâlâ
اَللّٰهُ سُبْحٰانَهُ وَ تَعَالَيﷻ
ʿAzza Wa Jalla (Maha Perkasa dan Mulia)
عَزَّ وَجَلَّ
Tuhan Yang Maha Segala-galanya ke Pintu Surga Aṣh-Ṣhoum
اَلصَّوْمِ
Mohon Maaf Lahir dan Batin
Semoga selalu tetaplah menjaga Kesehatan Jasmani dan Rūḥani
رُوْحَانِ
Walʿafiat bisa Silahturahmi
Selalu tetaplah menjaga Protokol Kesehatan
Umurnya Panjang
Banyak Rezeki yang ada di Langit dan di Bumi
Dimudahkan segala Urusan
Semoga Para Pemimpin Seluruh Dunia lebih mencintai Perdamaian sehingga Rakyat Bahagia Dunia hingga Akhirat nanti
Terima Kasih atas Perhatian Anda
Salam hangat dari Ibu Rusmini, Mba Mulyatin & Mas Abdul Rachim
Alḥamdulillâhir Robbil ʿÂlamīn
اَلْحَمْدُ ِللّٰهِ رَبِّ اْلعَا لَمِيْنَ
Wabillâhit Taufīq Wal Hidâyah
وَبِاللّٰهِ التَّوْفِيْقُ وَالْهِدَايَةُ
Waśśalâmmuʿalaikum Waroḥmatullôhi Wabarokâtuh
وَالسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ
Bismillah… Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam kepada Rasulullah -shallallahu ‘alayhi wa alihi wasallam-, keluarganya, sahabatnya, dan orang- orang yang mengikutinya. Wa ba’du.
Ke hadapan anda wahai saudara-saudaraku fatwa-fatwa Syaikh Al-Allamah Al-Muhaddits Al-Fahhamah Muqbil bin Hadi al-Wadi’i seputar shaum. Yang dirangkum dari kitab Qam’u Al-Mu’anid dan Ijabatu As-Sail dan Nashaih…
No matter how high your degree is, how rich your prosperity is, how successful your world is, how cool your life is, remember that you are still belong to Allaah, you are just a slave of Allaah. Don't be arrogant! Be generous n grateful! Allaah always know and see. We are still the same.
"And do not turn your nose up to people, nor walk pridefully upon the earth. Surely Allah does not like whoever is arrogant, boastful.." (QS Lukman:18)
"..arrogance is rejecting Truth and looking down on people" (HR. Moslem)
How do we know that our shalat, shaum, zakat, and all of amaal are accepted? praise and thanks to Allaah for the countless blessing, health, opportunity, and everything.
Tadi pas di jalan apa pas di rumah ya… asa kepikiran mau nulis sesuatu. Eh tapi begitu di depan keyboard lupa.
OH! Itu si tweet tentang gimana “prestasi akademis nggak penting, yang penting itu networking, makanya banyak-banyak bergaul yang luas.” https://x.com/kozirama/status/1773108262411415994?s=20
Wow, kalimat di atas itu sangat penuh dengan… entitlement. Betul-betul orang yang entitled aja yang bisa ngomong kaya gitu: yang udah tahu gimana cara networking, dan orang itu mungkin juga memang sudah terlahir di suatu established network, baik dari keluarga atau lingkungan yang udah lumayan “bagus”.
Gimana kalau aku adalah anak dari desa terpencil di luar Pulau Jawa yang ayah-ibuku petani dan kalaupun networking dan bergaul jauh banget, lingkungan jejaringku paling mentok cuma sampai kabupaten kota aja. Itu juga karena ada anaknya kepala desa yang berhasil SEKOLAH TINGGI sampai lulus D3 dan akhirnya keterima jadi PNS di Kantor Bupati.
Itu masih mending. Gimana kalau di desa ini semua orang mikir sama kayak orang itu dan GAK SEKOLAH?? Karena mikirnya “ya gak penting prestasi akademis, yang penting bergaul aja”.
HHHHHHH.
Emosi sendiri ngetiknya (ini masih jam 2pm jadi masih panjang perjalanan shaum aku). Tapi betulan pas baca itu aku yang “HAH. Gimana. Orang ini gak pernah baca kalau pendidikan itu salah satu medium paling ampuh untuk naik kelas ekonomi apa gimana.”
Aku pun bukan salah satu pemuja pendidikan/prestasi akademis yah. Ku salah satu yang percaya: “belajar itu bisa dilakukan di mana aja, gak harus dengan degree”. Dan akupun nggak sepenuhnya kontra dengan komentar si orang itu: ku bisa sampai sini jujur karena network, bukan karena prestasi akademis. Tapi gimana aku bisa punya network yang resourceful ini, jalur masuknya dari prestasi akademis. Aku Alhamdulillah dikasih Allah rejeki untuk bisa bersekolah di sekolah bagus. Ini aku bakalan kayak telepon rusak karena udah berkali-kali ngomong ini, tapi gimana ku bisa sampai di Oxford aja sesederhana network SMA-ku. Kalau aku gak masuk SMA-ku yang dulu itu, gaakan aku punya teman-teman yang lagi ambil PhD duluan di Oxford dengan beasiswa Jardine. Ga akan aku tahu informasi tentang beasiswa ini. Ga akan aku ngebayangin dan mikir “oh bisa ya orang Indo biasa-biasa saja seperti saya ini ambil PhD di Oxford dengan beasiswa”.
Yang paling kutakutin adalah gimana orang-orang (terutama generasi muda aka gen z yang sudah mengkhawatirkan dari defaultnya ini) jadi mikir “ah apa gunanya belajar, ujung-ujungnya yang bakal berguna adalah orang dalam juga”, apalagi setelah melihat tweet orang ini dan juga Jokowi-Gibran. Betul-betul semua yang terjadi belakangan di pemilu kemarin, MK, bansos, impactnya SEGEDE ITU ke… ethical and moral devaluation (jujur ini istilah apa aku ngarang).
Ku sangat khawatir dengan gimana kita sebagai nation udah berusaha naikin skor integritas, semua seleksi udah dibuat se-merit based mungkin: LPDP, seleksi ASN, masuk PTN (ya walaupun in practice masih ada nepotisme di sana-sini, tapi at least effortnya udah ada lah ya). Terus yaudah hancur begitu aja dengan orang-orang rakus dan tamak ini yang abusing their power IN FRONT OF OUR SALAD.
Hhhhhhh. Udah sih gitu aja ranting-nya. Ku awalnya mau bahas hubungan kalau punya “prestasi akademis” akan ningkatin confidence dan bargaining power juga di network tersebut, tapi jadi panjang, beda bahasan soalnya. Intinya, kalau kita pintar dan punya specific set of skills yang orang lain gak punya, skill ini bakal berguna di networking. Jadi gak cuma bisa bergaul luas juga, tapi networknya jadi berguna dan working for us.
Paling gampang, biar gak banding-bandingin orang, ku membandingkan diriku sendiri 2019 pre-Oxford vs 2024. Sekarang ku merasa lebih pede kalau ngomong di forum manapun (termasuk di sosmed) karena aku merasa punya better agency, better credibility. Sekarang, kalau ketemu pejabat aku bisa yang “Boleh, Pak, nanti saya bantu kalau butuh konsultasi dengan saya sebagai expert, tim Bapak bisa hubungi saya aja, ini kontak saya ya Pak.” Dulu mah boro-boro ngomong sama pejabat, opportunity buat ketemu aja dikit banget. Palingan ya nonton beliau aja di depan podium, saya di belakang. Sekarang betulan yang bisa makan semeja bareng, bahas strategi negara bareng (buset siapa saya). Kalau bukan karena “prestasi akademis” yang bikin ku bisa di tempat yang lebih better sehingga network-ku juga lebih bagus, apa dong itu.
Udah itu dulu aja sebelum meledak ini kepala. Sebetulnya masih kesel banget sih. Masih ada part “gimana kalau orangnya socially awkward, punya mental health/disability yang bikin dia gabisa networking conventionally?” dan masih banyak “gimana kalo- gimana kalo” lainnya. Tapi satu hal yang kusadari, terlepas dari keabsurdan debat kusirnya, twitter ini sebetulnya tempat yang sangat bagus untuk thinking exercise. Terutama buat aku yang ternyata lebih menyala dan jalan otak buat nulisnya kalau sifatnya reaktif kayak gini lol.
Yaudah intinya lagi: PENDIDIKAN SETARA FOR ALL. Ku masih percaya sekali pendidikan itu salah satu metode paling efektif untuk mengeluarkan kita dari kemiskinan. Noni for Menteri Pendidikan gaknih (gak deh, takut, si Nadiem udah banyak yang cursing juga karena Merdeka-belajar-nya yang menurutku personally juga terlalu muluk & ideal).
dini hari aku merenungi, sembari memasak masakan sahur pertama ini. Alhamdulillah masih diberi usia untuk menikmati ramadhan tahun ini.
saat masak sahur tadi, aku terus mengingat-ingat kembali, apa yang selalu dilakukan mama tiap hari di waktu sahur sedari dulu. mama yang selalu bangun lebih dulu dari kami, menyiapkan sahur riweuh ngurus ini dan itu. tanpa absen sekalipun, mama tetap tenang dengan sabarnya mama menikmati dan menjalani perannya, meski jika diingat-ingat kadang ada saja dari kami yang kadang mengesalkan karena susah untuk dibangunkan kalo mau sahur.
Meski shaum pertama ini aku sedang berhalangan berpuasa, aku tetap harus bangun dan menyiapkan sahur. berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya jika sedang halangan menyiapkan masakan buat sendiri dikosan biasanya bisa lebih nyantai. kali ini berbeda, halangan ataupun tidak, aku tetap harus bangun lebih awal menyiapkan masakan untuk sahur. tidak untuk diriku tapi juga untuk pa suami, yaa tahun ini peranku bertambah menjadi seorang istri.
iya, kali ini aku merenungi. aku mulai merasakan dititik dimana aku tak boleh absen untuk menyiapkan sahur tiap hari. lalu pikiranku menjelma 'oh ini yang selalu mama rasakan tiap hari, hebatnya melawan nafsu yang kalo dipikir yaudahlah mungkin kalo cuma mikirin perut sendiri gausah repot-repot nyiapin ini itu sealakadarnya aja yg bikin kenyang sendiri, tapi yaa kan ternyata tidak hanya untuk diri sendiri.' benar sekali, mungkin tiada yang bisa mengganti letihnya mama tiap hari dari dulu tapi pahalanya mengalir tanpa henti sampai nanti. dan, sekarang giliran ku menjalani nya.
Mah, semoga Allah kuatkan dan sehatkan mama selalu. meski tidak bersamaku. Dan mah, kini aku mulai belajar menjadi kuat seperti dirimu. Mah, doakan aku bisa menjalani peran ini dengan sebaik-baiknya ya. Aku banyak belajar dari mama, ya aku tidak diarahkan tapi aku melihat bagaimana mama melakukannya.
Peranku kian bertambah, semoga Allah bersamai Allah kuatkan ku untuk terus menjalani peran sebagai istri yang diridhoi suami dan Allah ridhoi. 🤍
Banyak yang bilang "bersyukur masih dikasih ujian berarti Tuhan inget sama kamu daripada dicuekin Tuhan."
Ada juga yang bilang "ujianmu adalah untuk menghapus dosa-dosamu" dosa aku besar banget? bahkan mungkin tidak termaafkan ya sampe sering banget ujian datang.
Atau "semua ini agar kamu bergantung hanya kepada Tuhan. Bukan makhluk. "
Endingnya " Tuhan ga kasih ujian di luar batas kemampuan hambaNya."
Susah banget nerima itu karena kebiasaan sendiri adalah membandingkan
Ko aku udah ini itu hasilnya beda ama si itu.
Ko si itu gampang banget aku ko susah
Aku loh dah nerima ikhlas tapi ujiannya terus diulang.
Aku ko sedih terus.
Ga tau caranya berdamai dengan diri sendiri.
Sosmed dah aku tinggalin ga pernah iri sama pencapaian temen2 lain
Tapi kenapa aku merasa ga damai
Mo bilang karena membandingkan dengan saudara kandung sendiri? Yang ga bisa kita tutup mata atau pura2 ga liat. Cape !! Fokus kesana ngga tapi jadi pikiran.
Sebenarnya aku belum nemu hikmah apa yang harus diambil dari semua ujian ini. Endingnya malah marah sama Tuhan. Otak aku malah konslet karena kebanyakan ujian.
Mungkin masalahnya disini. Marah sama Tuhan saat semua ga sesuai keinginan.
Berdamai dengan Tuhan, ikuti saja Dia jangan banyak protes.
TUHAN tau caranya ngurusin ciptaanNya. Carilah tahu Tawakal itu kek mana, ga usah sibuk nyari jalan keluar Tuhan janjiin Dia yang bukain jalan keluar.
Maka kalau hidupmu empet ga usah maksa. Tawakal aja.
Tujuan hidup kita adalah perbanyak amalan shaleh yang nanti dihisab saat datangnya ujian. Mau masuk pintu surga genre apa? Genre tahajud, shaum, sedekah, bakti ama orang tua.
Aku sakit ga sebanding takutnya pas anak harus masuk RS.
Ya Allah sembuhkan lah MENTAL AKU dan penyakit fisikku.aamiin YRA
Hatiku yakin lebaran hari ini. Tapi ku sendiri disini. Semuanya lebaran esok hari. Jadi ya ikut menggenapkan shaum tigapuluh hari. Karena lokasi sholat ied hari ini jauh dari rumah ± 30km.
Semoga tahun depan bisa lebaran dengan pendamping hidup yang se frekuensi. Biar nggak sendiri 🥲🥲🥲
Setiap tahun, CBE mengadakan event yg bernama Family Festival. Ini adalah parade kumpulan keluarga yg mempresentasikan masing-masing project unik keluarga dan juga visi misinya.
Dokumentasi pertama kalinya supertabi ikutan Family Festival (2023)
Kami adalah contoh home team yg masih mencari jati diri tentang core kami. Sebagai ADHDers yg impulsif, saya dan suami punya banyak ide kegiatan.
Mulai dari bangun bisnis keluarga, berkebun, ngompos, bikin produk2 fermentasi seperti yogurt dan kombucha, Home Cafe (cooking class), outing, camping, Fun Math, English time, Book and Tea (Literasi), angkat barbel, olah vokal, sepedaan bareng, renang bareng, ngaji bareng, nonton bareng, menggambar bareng, sampe bobok bareng (halah, yg terakhir pake ditulis sagala wkwk). Pokoknya semua ke-random-an ini kita jalanin bersama :))
Walaupun banyak Family Project yg kami buat, tapi ga semuanya istiqomah. Setidaknya dgn trial error ini kami jadi lebih mengenal karakter keluarga kami. Macam "oh ini cocok, ini ga cocok. Oh ini digas, ini direm dulu."
Kegiatan yg masih eksis dan konsisten sampe sekarang: bisnis keluarga, Ramadan camp tiap taun (itikaf bareng bocil2 + anak orang), fun math, english time, home cafe (experiment berbagai resep kopi), ngaji bareng.
Kegiatan yg udah berjalan tapi ngerjainnya masih moody-moody-an: Olahraga (angkat barbel, renang, sepedaan), shaum sunnah, side project bisnis (maen microstock), mengelola aset digital (Blog, Youtube, Tiktok, Instagram Supertabi)
Kegiatan yg kami suka banget hasilnya tapi males bikinnya: produk fermentasi, cooking class (baking)
Kegiatan baru mulai dan masih meraba2: Berkebun, komposting, ternak ikan.
Kegiatan literasi cuma cocok utk saya dan Tabina. Tp ga cocok buat suami. Sore2 saya dan anak gadis suka baca buku favorit bareng sambil ngeteh dan dengerin lagu bangsawan misal seriosa :))
Kegiatan crafting cocok buat suami, tabina & babang, tp kurang di saya.
Kegiatan yg saya dan anak2 suka, tapi suami ga mau ikut praktek: Olah Vokal wkwkwk. Btw olah vokal tu bukan karena kita pengen jadi artis atau ikut opera. Tapi karena kami merasa butuh memperbaiki artikulasi dan bukaan rahang. Sangat berguna buat saya praktek tahsin, melafalkan huruf hijaiyah ga boleh miring2. Dan sangat berguna utk Tabina yg tiap presentasi di depan kelas suaranya keciiil, siga chipmunk :)
But it's ok kita tetep lanjutin.
Dari semuanya,
Ada jg project yg hanya berlangsung 1x dan ga bisa diulangin: Hijrah ke Soreang: Beli rumah, renov, bikin desain rumah sendiri dgn software Adobe Illustrator (Saya lupa cara pake Autocad T_T). Ini adalah project ter-epicnya supertabi sih. Penuh pengorbanan dan kesabaran. Tp saya jadi berpikir bisa2 aja diulangin kok. Sering2 aja rombak rumah. Hahaha.
Seiring berjalannya waktu, project2 ini akan terus bertambah, atau mengerucut, sesuai kebutuhan dan keunikan masing2 anggota keluarga kami. Saat ini memang masih random sih, tapi tujuannya memang utk memperkenalkan ragam kegiatan utk anak2 kami. Akan ada waktunya dimana project ini diinisiasi oleh anak, dan mereka sendiri yg menjadi project leadernya. Kami gantian jadi supporter :)
3. Describe the spiritual benefits of fasting and how they affect your daily life
Sejujurnya ya selama 20+ tahun menjalani Ramadan, aku baru bener-bener bertanya kenapa kita harus puasa (selain bahwa ya, itu diperintahkan Allah swt dalam Al-Quran), kira-kira 4 tahun lalu. Thanks to Google, I stumbled upon some videos and articles dan ada satu kalimat yang membekas banget bagiku, bahwa ya tujuan kita berpuasa selama bulan Ramadan adalah untuk mendapatkan heightened awareness of Allah.
Tadi nyari dulu di Youtube dan nemu video ini:
youtube
Bagus deh ybs membahas bedanya makna shaum dan shiyam di QS Al-Baqarah 2:183. Penggunaan kata shiyam - turunan jamak dari kata shaum - itu maksudnya adalah kita tidak hanya diperintahkan untuk berpuasa tapi juga untuk melakukan lebih dari yang diminta dan berpikir mengenai puasamu. Perbedaannya, ya kalau shaum itu tidak makan, minum, menahan diri dari hawa nafsu, sedangkan shiyam adalah untuk melakukan semua itu sambil berkontemplasi, sambil berpikir.
Dan itulah bagaimana kita bisa mencapai ketaqwaan yang lebih tinggi.
Semakin dewasa, aku ingin semakin lebih menghargai Islam sebagai sebuah agama dengan pandangan yang lebih kritis. Kritis, meaning to go beyond and do my own research, and to accept it because I truly believe in its teachings. Kalau selama ini ya baca buku agama dan dengerin aja orang tua dan guru ngaji bilang bahwa gaboleh ini, gaboleh itu, maka sejak beberapa tahun lalu aku mulai banyak googling dengan keyword macam ‘what is the meaning of ramadan?’ ‘what is the meaning of eid al adha?’ ‘why do we fast?’ ‘why do we pray?’ ‘is it mandatory to wear hijab?’ dan lain sebagainya. Dan jawaban-jawaban yang kutemukan sih semuanya memuaskan dan membuatku makin appreciate Islam.
Suka banget sama konten-konten Youtube dari para ustaz/ustaza dari Barat yang menjelaskan ajaran Islam secara logis, yang berangkat dari why. Wajar banget bagi manusia untuk mempertanyakan, dan pertanyaan itu ya harus dijawab dengan sebaik-baiknya. Because it needs to make sense.
Kalo ditanya apa manfaat spiritual dari berpuasa untuk kehidupanku sehari-hari, ya... lebih ke meningkatkan ketaqwaan aja, jadi lebih mindful dalam berkata dan bersikap, dan juga tentunya untuk selalu bersyukur karena alhamdulillah sudah diberikan nikmat Allah untuk terlahir sebagai seorang muslim dan tumbuh di keluarga yang religius tapi tidak keras, dan juga di lingkungan yang insyaAllah mendukung untuk selalu menjadi manusia yang lebih baik :)