Tumgik
meutiacitraa · 3 months
Text
terkadang sesuatu yang ditunggu- tunggu, malah tak kunjung ada temu
pun sesuatu yang dinanti- nanti hadirnya, malah tak kunjung ada sua
namun, darimana parameter tak kunjung ada temu dan tak kunjung ada sua itu? nyatanya pemikiran diri sendirilah yang mencipta hal itu
bagaimana jika diubah saja, tentang yang tak kunjung ada temu pun tak kunjung ada sua menjadi belum tepat waktunya ada temu juga belum tepat waktunya ada sua
karena bukankan di dunia ini, kita memang tak akan pernah tau kepastian suatu hal sebelum memang suatu hal itu terjadi?
0 notes
meutiacitraa · 5 months
Text
Dimana letak kecewa?
Saat menempatkan harap tidak pada tempatnya, meletakkan pada manusia contohnya :)
2 notes · View notes
meutiacitraa · 6 months
Text
[Tentang Harap]
Para sahabat Rosul itu hijrah dari mekah ke madinah, bukan hanya kehilangan pekerjaan tapi kehilangan semua, apakah mereka hancur? tidak, karena ketika mereka kehilangan semua, mereka tidak kehilangan harapan kepada Allah.
Sebabak belurnya orang dalam masalah kehidupan, maka dia insyaAllah akan tetap berjalan tegap selama dia masih punya harapan kepada Allah.
Jangan pernah kehilangan harapan kepada Allah, karena itu adalah kekuatan.
[Ust. Nuzul Dzikri dalam Video Kajian Serial Kitab Tadzkiratus Saami' Wal Mutakallim Fii Adabil 'Alim Wal Muta'alim ke 154. "Harapan itu Selalu Ada, Saudaraku"]
0 notes
meutiacitraa · 8 months
Text
[Tentang Koas #1]
Setelah melewati banyak minggu dari 4/13 stase. Pun setelah melewati banyak perjumpaan.
Lagi- lagi kembali mengagumi tentang ke-Maha Baik-an Allah yang selalu memberikan petunjuk untuk dapat melihat dari sisi lain pada tiap interaksi dengan ciptaan-Nya.
Ya, kali ini tentang perjumpaan dan interaksi
Benar memang jika tak ada sebuah perjumpaan yang kebetulan, karena selalu saja ada ibroh yang bisa diambil di dalamnya, entah kebaikan yang bisa dicontoh atau keburukan yang harus dihindari. Pun juga benar tentang sebuah kalimat yang sederhana namun ternyata maknanya dalam, bahwa manusia ibarat sebuah buku yang dengannya bisa kita tertipu oleh sampulnya atau malah dibuat berdecak kagum oleh isinya. Kali ini tentang yang kedua, sampulnya biasa saja, tidak mengagumkan dan tidak pula menipu, namun isinya sungguh membuat kagum. Lisannya tak banyak kata, namun nyatanya hasil yang bersuara. Diamnya biasa saja, namun sungguh bisa menempatkan diri dengan siapa ia berinteraksi. Dan masi banyak biasa-biasa lainnya yang ternyata memberikan kekaguman bagi orang lain. Tak berhenti sampai di situ, namun kebaikan- kebaikannya yang mungkin juga biasa saja, namun sangat bisa untuk dirasakan oleh sesamanya Ternyata benar ya, sikap dan kebaikan sesederhana apapun saat dikerjakan dengan hati, pasti juga kan sampai ke hati. Dan ternyata ada yang lebih utama dari sekedar melibatkan hati, adalah niat karena Allah, karena bukankah apapun yang sudah diniatkan dan disandarkan kepada Rabb Semesta, niscaya akan terpancar pada sikap saat berinteraksi dengan makhluk-Nya?
Sekarang jadi lebih paham, kebaikan sekecil dan sesederhana apapun itu, jika ikhlas karena Allah dan melibatkan hati di dalamnya, ternyata se bisa itu dirasakan oleh orang lain ya :)🤍
0 notes
meutiacitraa · 10 months
Text
[Kali ini perihal rasa]
Ya, perihal melepas apa yang mesti dilepas, pun mengikhlaskan apa yang mesti diikhlaskan.
Karena, bukankah apa yang menjadi milik kita tak akan ke mana, dan yang menjadi jalan kita, pasti kan sampai jua?
1 note · View note
meutiacitraa · 1 year
Text
[Sebab]
Jika mengalah tak selalu tersebab kalah, dan menjauh tak selalu tersebab jenuh, maka setiap pergi tak selalu tersebab benci, kan?
3 notes · View notes
meutiacitraa · 2 years
Text
[Ibroh #1]
Tumblr media
Jika ternyata nantinya Allah takdirkan kota ini hanya sebagai tempat singgah di masa kuliah dan bukan sebagai tempat menetap kedepannya, maka satu hal yang akan sangat dirindukan dan berat untuk meninggalkan kota ini adalah mudahnya bermajelis ilmu bersama para ustadz yang masyaAllah dalam menyampaikan ilmunya, tidak ada satu perkataan yang keluar melainkan hanya qala Allah qala Rosulullah🌷
0 notes
meutiacitraa · 2 years
Text
[Tentang Kecewa]
Perihal kecewa. Entah yang mengecewakan, atau yang dikecewakan
Namun yang pasti, oleh 1 sebab yang sama, karena harap pada manusia, kan?
Nyatanya, bukan salah pada subjek manusianya, tapi justru pada penempatan rasa harap yang tidak pada tempatnya, meski sekecil apapun itu
Sebab, sesuatu yang tidak diletakkan sesuai tempatnya memang akan selalu melahirkan kekecewaan, kan?
Pun sama dengan harap, bukan pada manusia memang letak penyandarannya, namun cukup pada Allah azza wa jalla, Dzat paling sempurna yang tak kan pernah memberikan rasa kecewa
7 notes · View notes