Tumgik
#Tahun Hijriyah
punteuet · 2 years
Text
Bacaan Doa Awal Bulan Safar Lengkap
Bacaan Doa Awal Bulan Safar Lengkap
Ahmadalfajri.com – Bacaan Doa Awal Bulan Safar Lengkap Selamat datang kepada seluruh pengunjung setia di blog sederhana kami ini. Pada artikel kali ini, kami akan membagikan sebuah informasi ilmiah tentang bacaan doa pada awal bulan. Artikel ini sangat penting untuk dibaca Karena kita akan mulai memasuki bulan Safar. Ada dua bacaan doa yang diajarkan oleh Rasulullah untuk dibaca pada saat…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
Text
Sejarah Penetapan Bulan Muharram sebagai Awal Tahun Hijriyah
Sejarah Penetapan Bulan Muharram sebagai Awal Tahun Hijriyah
tebuireng.co- Bulan Muharram adalah bulan yang istimewa karena menjadi salah satu bulan haram yaitu bulan yang mana di dalamnya terdapat larangan tindakan menzalimi diri sendiri, orang lain, hingga larangan berperang. Ibnu Jarir bahkan menyebut tidak diperbolehkan bagi seorangpun untuk membunuh seseorang meskipun dia bertemu dengan para pembunuh bapak atau pun anaknya. Sebagaimana dalam firman…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
artikeldakwah · 2 years
Text
Khutbah Jumat Singkat: Hikmah Sejarah Penetapan Tahun Baru Hijriyah
[PDF] Khutbah Jumat Singkat Judul: Hikmah Sejarah Penetapan Awal Tahun Baru Hijriyah
Khutbah Jumat SingkatHikmah Sejarah Penetapan Tahun Baru Hijriyah Pemateri: Sodiq Fajar *) Link download file PDF untuk print ada di akhir tulisan اَلْحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ، الَّذِيْ خَلَقَ السِّنِيْنَ وَالْأَيَّامَ وَجَعَلَ الشُّهُوْرَ عِنْدَهُ اِثْنَا عَشَرَ شَهْرًا، وَهِيَ الْأَشْهُرُ الْهِجْرِيَّةُ الَّتِيْ نَعْرِفُهَا وَنَعْلَمُهَا وَنَعِيْشُهَا فِيْ…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
risalahmuslim · 1 year
Photo
Tumblr media
▶️ Tahun Lahir Imam Mazhab Dan Imam Hadits ◀️⠀ ㅤㅤ⠀ Kenapa para Imam Mazhab seperti Imam Malik tidak memakai hadits Sahih Bukhari dan Sahih Muslim yang katanya merupakan 2 kitab hadits tersahih?⠀ ㅤㅤ⠀ Untuk tahu jawabannya, kita harus paham sejarah. Paham biografi tokoh-tokoh tersebut.⠀ ㅤㅤ⠀ ㅤㅤ 💡 Imam Malik lahir tahun 93 Hijriyah.⠀ Sementara Imam Bukhari lahir tahun 196 H dan Imam Muslim lahir tahun 204 H.⠀ Artinya Imam Malik sudah ada 103 tahun sebelum Imam Bukhari lahir.⠀ ㅤㅤ⠀ Apakah hadits para Imam Mazhab lebih lemah dari Sahih Bukhari dan Sahih Muslim?⠀ ㅤㅤ⠀ Justru sebaliknya.⠀ Lebih kuat karena mereka lebih awal lahir daripada Imam Hadits tersebut.⠀ ㅤㅤ⠀ Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,⠀ ㅤㅤ⠀ ㅤㅤ⠀ خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِيْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ⠀ ㅤㅤ⠀ ㅤㅤ⠀ 📗 “Sebaik-baik manusia adalah pada kurunku (Sahabat), kemudian yang sesudahnya (Tabi’in), kemudian yang sesudahnya (Tabi’ut Tabi’in).”⠀ — HR. Al-Bukhari no. 2652 dan Muslim no. 2533 ㅤ https://instagr.am/p/CqRt_-lMffP/
17 notes · View notes
in-syirah · 1 year
Text
Page 12 of 365
Tentang kita yang terkadang meremehkan kebaikan-kebaikan di sekitar kita, adakah kita pernah berpikir bahwa bisa jadi lewat kebaikan yang diremehkan itulah, hati kita bisa menjadi lebih lembut? Atau mungkin lewat kebaikan yang diremehkan itulah bisa mengantarkan kita jadi pribadi yang lebih baik?
Wallaahu a'lam. Segalanya hanya Allaah Ta'ala yang mengetahui. Jika ada peluang dan kesempatan berbuat baik, mengapa harus dilewatkan begitu saja? Bukankah kebaikan-kebaikan besar yang bisa kita lakukan itu berawal dari kebaikan-kebaikan kecil?
Membangun kebiasaan yang baik, akan membuat diri kita semakin terbiasa dengan kebaikan dan mencintai banyak kebaikan. Bi idznillaah.
Berapa banyak orang-orang yang pernah melewatkan kebaikan-kebaikan di depannya, sampai akhirnya Allaah menarik hatinya untuk belajar mengenal kebaikan-kebaikan yang pernah dilewatkannya begitu saja, Allaah memberi kemudahan dan kebaikan bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Maka, berusahalah untuk mendapatkan kebaikan dan kemudahan dari-Nya. Masyaa Allaah Tabarakallaah.
Page 12 of 365. Hanyalah sekadar angka, berbenah jadi baik bukan berarti berpatokan pada kalender masehi ataupun hijriyah. Diri yang benar-benar menginginkan perubahan baik pada dirinya, maka dia membiasakan hal-hal baik dalam hari-harinya, tanpa perlu menunda, tanpa perlu menunggu awal tahun itu datang.
Page 12 of 365. Sudahkah kita belajar untuk meluangkan waktu belajar agama? merutinkan dzikir pagi petang? menambah dan murajaan hapalan Qur'an? memperbanyak jumlah infaq harian ataupun pekanan yang kita keluarkan? memperbanyak syukur daripada keluh? belajar untuk tidak menunda? sudahkah hari kita diisi dengan hal yang produktif, memperbanyak ilmu—keterampilan? melatih diri untuk lebih peka dengan lingkungan dan orang-orang sekitar? menebar kebaikan dan kasih sayang kepada yang membutuhkan?
Dan masih banyak lagi proses pembenahan diri yang bisa kita tanyakan pada diri kita, (apakah kita sudah melakukannya?) Semoga Allaah Ta'ala ridhai dan mudahkan proses bertumbuh kita menjadi lebih baik—menjadi hamba yang dicintai-Nya juga dicintai orang-orang yang ada di bumi-Nya. Aamiin yaa Rabbi, yaa Mujiibassailin.
Page 12 of 365. Belum terlambat untuk berbenah, belum terlambat untuk memulai, belum terlambat untuk menjadi baik, selama Allaah Ta'ala masih menitipkan nadi yang berdenyut dalam tubuh kita, memberikan kesempatan yang kesekian kalinya. Mulailah berbenah jadi baik, jangan lagi menunda, walaupun pelan-pelan asalkan kita tetap melangkah maju. Hamasah lillaah.
—note to self
30 notes · View notes
auliasalsabilamp · 11 months
Text
Pentingnya Tabayyun
Tumblr media
Screenshot chat dari Fadhil yang berisi pendapatnya tentang amalan sunnah yang tidak memiliki sumber yang jelas atau valid.
Semalam aku mendapat masukkan dari salah satu temanku di kampus, namanya Fadhil. Dia adalah teman satu jurusanku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom.
Aku mengunggah sebuah story di instagram yang berisikan amalan sunnah yang bisa dilakukan di akhir bulan hijriyah. Semalam adalah malam pergantian tahun dalam kalender Islam. Ada beberapa amalan sunnah yang dianjurkan oleh para ulama, antara lain: Membaca Surat Yasin 3x, Membaca doa awal tahun, Membaca Ayat Kursi 360x, Tafaulan Minum Susu Putih, dan Berpuasa. Dari beberapa amalan sunnah tersebut, ternyata ada amalan yang sumber hadistnya tidak jelas atau valid. Amalan di anjurkannya minum susu putih termasuk salah satu amalan yang sumber hadistnya tidak valid.
Alhamdulillah dari kejadian semalam, aku jadi belajar pentingnya tabayyun sebelum kita akan mengeshare suatu informasi di sosial media. Betul kata Fadhil "Sulit memang untuk memfilter antara yang beneran baik dan benar dengan yang baik tapi belum tentu benar".
Tumblr media
Screenshot lanjutan chat dari Fadhil yang berisi pendapatnya tentang amalan sunnah yang tidak memiliki sumber yang jelas atau valid.
Hikmah lain dari kejadian ini adalah kita sebagai ummat muslim tidak boleh taklid buta pada tokoh tertentu, karena jika kita mendapatkan informasi dari suatu tokoh tertentu sekalipun dia seorang ulama terkenal, tetap hal pertama yang harus dilakukan adalah tabayyun atas informasi yang disampaikan oleh tokoh tersebut. Karena bisa jadi pendapat tokoh tersebut salah tapi dia menganggap pendapat dirinya benar. Jadi sebetulnya untuk mengetahui benar atau tidaknya suatu informasi kita harus pintar-pintar dalam memfilternya.
Hal yang aku syukuri dari kejadian ini adalah alhamdulillah Allah mudahkan aku untuk memiliki teman-teman yang saleh. Teman-teman yang saling mengingatkan dalam kebaikan dan ketaatan kepada Allah. Semoga Allah mudahkan kita untuk diberikan pertolongan agar memiliki teman-teman yang memiliki sifat shaleh dan tidak bosan-bosan mengingatkan kita ketika melakukan suatu kesalahan atau maksiat, aamiin.
Semoga aku dan teman-teman juga Allah mudahkan untuk semangat dalam belajar ilmu Agama Islam. Semoga Allah memberikan pertolongan kepada kita agar dimudahkan dalam mencari kebenaran dalam berIslam dan semoga Allah mudahkan kita dalam mengamalkannya, aamiin.
Bandung, 19 Juli 2023 | 1 Muharram 1445 H.
5 notes · View notes
ummunya2f · 11 months
Text
💧
Hidup tak mengenal siaran tunda, sementara kematian terus mengejarmu. Bagaimana bekalmu?
.
_...bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat);_ (Al-Hasyr/59: 18)
.
Selamat Tahun Baru Islam 1445 Hijriyah
2 notes · View notes
ruanguntukku · 11 months
Text
Menjelang idul adha tahun ini, aku kembali mendapatkan sebuah pelajaran yang sangat berharga.
Kembali diingatkan tentang hakikat kehidupan dunia yang sementara.
Kembali disadarkan bahwa senyaman apapun kita berada di sebuah tempat, pada akhirnya kita harus meninggalkan tempat tersebut menuju jalan lain yang telah Allah siapkan untuk kita.
Kenyamanan adalah sebuah hal yang diimpikan oleh banyak orang, yang dianggap sebagai pembuka dari banyak kebaikan-kebaikan yang hendak diupayakan.
Namun, kita lupa bahwa dari kenyamanan itu pulalah kita seringkali menjadi lalai.
Kenyamanan yang seakan menjadi magnet yang terus menarik kita untuk selalu berada di titik yang sama.
Kita begitu yakin bahwa rasa nyaman ini akan bertahan selamanya, sehingga kita enggan memikirkan kemungkinan terburuk yang akan terjadi.
Ketika kita akhirnya dihantam oleh realitas barulah kita tersadar.
Selama ini kita telah dimabuk kepayang oleh candu-candu kehidupan.
Lupa bahwa hakikatnya kita hanyalah seorang musafir yang sedang berteduh sejenak sebelum melanjutkan perjalanan.
Tidak siap ketika harus kembali menapaki jalan terjal yang menanti di depan sana.
Senyaman apapun kita berada di sebuah rumah, tetap saja rumah itu akan kita tinggalkan.
Semewah apapun rumah yang kita tinggali tetap saja ketenangan tidak serta-merta hadir di dalamnya.
Riuhnya ujian kehidupan seringkali menjadikan kemewahan, kenyamanan dan keamanan itu tidak lagi terasa nyata.
Ada saatnya kita harus tunduk dengan ketetapan meski terpaksa. Kembali melihat ke dalam diri sendiri, berkaca dan menata hati.
Kembali lagi harus bersiap menyambut takdir yang membuat kita bersedih dan kecewa. Persoalan itu bukan pada bergilirnya takdir baik dan buruk, tapi persoalan itu selalu ada pada cara kita menyikapi dan menerimanya.
Apakah kita akan melambungkan amarah, ataukah sepenuhnya bisa lapang dan berserah?
Allah, Dialah al-Lathif. Maha Lembutnya Allah, tapi seringkali kita berburuk sangka atas lembutnya penjagaan yang menghampiri.
Ada rasa seakan dikhianati atau dizalimi oleh Dzat yang Maha Pengasih, padahal Dia tidak pernah menzalimi makhluk-Nya sedikitpun. Itu semua karena kita begitu naif dan bodoh, sehingga mudah sekali menolak kasih sayang dan penjagaan-Nya dengan memilih lebih percaya kepada prasangka dan pola pikir kita semata.
—SNA, Ruang Untukku #113
Kamis, 29-06-2023 | 00.41
Venetie Van Java,
Hari Idul Adha 1444 Hijriyah
4 notes · View notes
undanisa-blog · 11 months
Text
Menelisik Kejayaan dan Kemunduran Daulah Abbasiyah
Tumblr media
Dalam perspektif sejarah, pendidikan Islam pernah mengalami masa kejayaan. Masa kejayaan pendidikan Islam merupakan satu periode dimana pendidikan Islam berkembang pesat yang ditandai dengan berkembangnya lembaga pendidikan Islam dan madrasah (sekolah-sekolah) formal serta universitas-universitas dalam berbagai pusat kebudayaan Islam. Lembaga-lembaga pendidikan sangat dominan pengaruhnya dalam membentuk pola kehidupan dan pola budaya umat Islam.
Berbagai ilmu pengetahuan yang berkembang melalui lembaga pendidikan itu menghasilkan pembentukan dan pengembangan berbagai macam aspek budaya umat Islam. Pada masa kejayaan ini, pendidikan Islam merupakan jawaban terhadap tantangan perkembangan dan kemajuan kebudayaan Islam. kebudayaan Islam telah berkembang dengan cepat sehingga mengungguli dan bahkan menjadi puncak budaya umat manusia pada masa itu.
Bila ditelisik ke belakang, Peradaban Islam mulai dibangun oleh Nabi Muhammad, ketika berhasil merumuskan piagam Madinah.  Kemudian dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin (Abu Bakar, Umar bin Khatab, Ustman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib) sistem yang dikembangkan pada saat itu adalah sistem demokrasi, dimana pucuk pimpinan dipilih musyawarah oleh beberapa orang yang ditunjuk oleh kaum muslimin atau khalifah sebelumnya. Pada masa itu umat islam telah mencapai pusat kemuliaan. Baik dalam bidang pendidikan, ekonomi, peradaban dan kekuasaan.
Dinasti Abbasiyah merupakan dinasti islam yang paling berhasil dalam mengembangkan peradaban islam. Pemerintah dinasti ini sangat peduli dalam upaya pengembangan fasilitas untuk kepentingan tersebut, pengembangan pusa-pusat riset dan terjemah seperti baitul hikam, majelis munadzarah, dan pusat studi lainnya.   
Tak   heran   jika   dinasti   ini   dikenang   sebagai   dinasti   yangmembawa peran penting dalam peradaban agama Islam. Dalam makalah ini akan dibahas tentang sejarah berdirinya Abbasiyah, pemerintah dinasti Abbasiyah, masa kejayaan dinasti Abbasiyah.
A. Sejarah Dinasti Abbasiyah
Setelah Dinasti Umayyah runtuh, pada tahun 1300 Hijriyah, mulailah Abu Al Abbasiyah bergelar As Saffah mendirikan negara lslam di Khurasan yang merupakan batu pertama berdirinya Khilafah lslamiyah terbesar, yaitu Dinasti Abbasiyah. Karakteristik pemerintahan yang diwarnai corak keislaman tersebut menorehkan prestasi luar biasa yang dicatat oleh tinta emas sepanjang sejarah manusia.
Abbasiyah ini diambil dari nenek moyangnya Al Abbas bin ‘Abdul Mutalib bin Hasyim, paman Rasulullah.  Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abu Al Abbas As Saffah dan sekaligus sebagai khalifah pertama. As Saffah artinya sang penumpah darah, yang kemudian menjadi julukannya. Julukan itu merupakan pertanda buruk karena dinasti yang baru muncul ini mengisyaratkan bahwa mereka lebih mengutamakan kekuatan dalam menjalankan kebajikannya. Dari 750 M hingga 1258 M, penerus Abu Al Abbas memegang pemerintahan meskipun mereka tidak selalu berkuasa. Orang Abbasiyah mengklaim dirinya sebagai pengusung konsep sejati kekhalifahan, yaitu gagasan negara teokrasi, yang menggantikan pemerintahan sekuler (mulk) dinasti Umayyah. 
 Sebagai ciri khas keagamaan dalam istana kerajaannya, dalam berbagai kesempatan seremonial, seperti ketika dinobatkan sebagai khalifah dan pada shalat Jum’at, khalifah mengenakan jubah (burdah) yang pernah dikenakan oleh saudara sepupunya, Nabi Muhammad. Akan tetapi, masa pemerintahannya begitu singkat. As Saffah meninggal karena penyakit cacar air keika berusia 30 tahun.
 Abu Ja’far, yang mendapat julukan Al Manshur adalah khalifah terbesar dinasti Abbasiyah, meskipun bukan seorang muslim yang saleh. Dialah sebenarnya, bukan As Saffah, yang benar-benar membangun dinasti baru itu. Seluruh khalifah yang berjumlah 35 orang berasal dari garis keturunannya.
 Kekuasaan dinasti Abbasiyah berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, yaitu selama lima abad. Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial dan budaya. Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan politik itu, para sejarawan biasanya membagi masa pemerintah Bani Abbasiyah menjadi lima periode.
1. Periode pertama (132 H/750 M s/d 232 H/847 M), disebut periode pengaruh Persia Pertama.
2. Periode kedua (232 H/847 M s/d 334 H/945 M), disebut periode pengaruh Turki pertama.
3. Periode ketiga (334 H/945 M s/d 447 H/1105 M), masa kekuasaan dinasti Buwaihi dalam pemerintah Khalifah Abbasiyah. Periode ini disebut pengaruh periode kedua.
4. Periode keempat (447 H/1105 M s/d 590 H/1195 M), masa kekuasaan dinasti Saljuk yang biasa disebut dengan masa pengaruh Turki kedua.
5. Periode kelima (590 H/1195 M s/d 656 H/1258 M), masa khalifah bebas dari pegaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di Baghdad. 
Dinasti Abbasiyah, seperti halnya dengan dinasti lain dalam sejarah Islam, mencapai masa kejayaan politik dan intelektual mereka setelah didirikan. Kekhalifahan Baghdad yang didirikan oleh As Saffah dan Al Manshur mencapai masa keemasannya antara masa khalifah ketiga, Al Mahdi dan khalifah kesembilan, Al Wastiq, dan lebih khusus lagi pada masa Harun Ar Rasyid dan anaknya, Al Ma’mun. Hal ini karena pada masa kedua khalifah yang hebat itulah, dinasti Abbasiyah memiliki kesan baik dalam ingatan politik, dan menjadi dinasti paling terkenal dalam sejarah Islam. Seorang penulis antologi, Ats Tsa’alabi menyatakan, dari para khalifah Abbasiyah, “Sang Pembuka” adalah Al Manshur, “Sang Penengah” adalah Al Ma’mun, dan “Sang Penutup” adalah Al Mu’tadhid adalah benar. 
B. Pemerintahan pada Masa Dinasti Abbasiyah
Dalam pemerintahan dinasti Abbasiyah, kepala negara adalah khalifah, yang setidaknya dalam teori memegang semua kekuasaan. Ia dapat melimpahkan otoritas sipilnya kepada seorang wazir, otoritas pengadilan kepada seorang hakim (qadhi), dan otoritas militer kepada seorang jendral (amir), namun khalifah tetap menjadi pengambil keputusan akhir dalam semua urusan pemerintah. Dalam melaksanakan fungsi dan tugas pemerintahnya khalifah Baghdad mengikuti pola administrasi persia. Penolakan masyarakat terhadap pemerintah sekuler Umayyah dimanfaatkan Abbasiyah dengan menampilkan diri sebagai pemerintahan imamah, yang menekankan karakteristik dan kewajiban religius. 
 Pemerintah kepemimpinan secara turun-menurun seperti yang dilakukan pada masa Umayyah yang diikuti oleh dinasti Abbasiyah, beserta dampak buruknya. Khalifah yang sedang berkuasa akan menunjuk penggantinya seorang anak, atau saudaranya yang menurutnya paling tepat. Khalifah dibantu oleh pejabat rumah tangga istana yang bertugas memperkenalkan utusan dan pejabat yang akan mengunjungi khalifah. Ada juga seorang eksekutor yang menjadi tokoh penting istana yang bertugas dibawah tanah istana, yakni tempat penyiksaan.
Ada beberapa biro dalam pemerintahan Abbasiyah, biro pajak, biro arsib menagani semua surat-surat resmi, dokumen politik serta instruksi dan ketetapan khalifah, dewan penyelidik atau semacam pengadilan tingkat banding pengadilan tinggi, departemen kepolisian dan pos. 
Kekuatan militer dinasti Abbasiyah terdiri atas pasukan infantri yang bersenjata tembok, pedang dan persisai, pasukan panah dan pasukan kavaleri yang mengenakan pelindung kepala dan dada serta bersenjatakan tembok panjang. Peradaban dan kebudayaan islam tumbuh karean dinasti Abbasiyah lebih menekankan pembinaan peradaban dan kebudayaan islam dari pada pelunasan wilayah. 
Dunia Islam pada waktu itu dalam keadaan maju, jaya, makmur, sebaliknya, dunia Barat masih dalam keadaan gelap gulita dan primitif. Dunia Islam telah sibuk mengadakan penyelidikan di laboratorium dan observator, dunia Barat masih dengan jampi-jampi dan dewa-dewa. Hal ini disebabkan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad telah menimbulkan dorongan untuk menumbuhkan suatu kebudayaan baru yakni kebudayaan Islam. 
 Dalam sejarah pemerintahan Bani Abbasiyah tercatat ada 38 khalifah yang menjabat, salah satu diantranya yaitu Khalifah Al Wastiq. Pada pemerintahan dinasti Abbasiyah di atas, masa keemasan hanya berlangsung sampai khalifah Al Wastiq. Para khalifah benar-benar tokoh yang sangat kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Kemakmuran masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam. Namun, setelah periode ini berakhir, pemerintah bani Abbasiyah mulai menurun dalam bidang politik, meskipun filsafat dan ilmu pengetahuan terus berkembang. 
 C. Kemajuan pada Masa dinasti Abbasiyah
Sebagai sebuah dinasti, kekhalifahan Bani Abbasiyah yang berkuasa lebih dari lima abad, telah banyak memberikan sumbangan positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam. Dari sekitar 37 orang khalifah yang pernah berkuasa, terdapat beberapa orang khalifah yang benar-benar memiliki kepedulian untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, serta berbagai bidang lainnya, sebagai berikut:
1. BIDANG SOSIAL BUDAYA
Kemajuan dalam bidang sosial budaya diantaranya adalah terjadinya proses akulturasi dan asimilasi masyarakat. Keadaan sosial masyarakat yang majemuk itu membawa dampak positif dalam perkembangan dan kemajuan peradaban Islam pada masa ini. Karena dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki, dapat dipergunakan untuk memajukan bidang-bidang sosial budaya lainnya yang kemudian menjadi lambang bagi kemajuan bidang sosial budaya dan ilmu pengetahuan lainnya.
Dalam kemajuan ilmu pengetahuan sosial budaya yang ada pada masa kekhalifahan dinasti Abbasiyah adalah seni bangunan dan arsitektur, baik untuk bangunan istana, masjid, bangunan kota dan lain sebagainya. Seni asitektur yang dipakai dalam pembangunan istana dan kota-kota, seperti pada istana Qashrul Dzahabi, dan Qashrul Khuldi, sementara bangunan kota seperti pembangunan kota Baghdad, Samarra dan lain-lainnya.
Kemajuan juga terjadi pada bidang sastra bahasa dan seni musik. Pada masa inilah lahir seorang sastrawan dan budayawan terkenal, seperti Abu Nawas, Abu Athahiyah, Al Mutanabby, Abdullah bin Muqaffa dan lain-lainnya. Karya buah pikiran mereka masih dapat dibaca hingga kini, seperti kitab Kalilah wa Dimna dan lain sebagainya. Sementara tokoh terkenal dalam bidang musik yang kini karyanya juga masih dipakai adalah Yunus bin Sulaiman, Khalil bin Ahmad, pencipta teori musik Islam, Al farabi dan lain-lainnya.
2. BIDANG POLITIK DAN MILITER
Di antara perbedaan karakteristik yang sangat mancolok antara pemerintahan dinasti Umayyah dengan dinasti Abbasiyah, terletak pada orientasi kebijakan yang dikeluarkannya. Pemerintahan dinasti Umayyah orientasi kebijakan yang dikeluarkannya selalu pada upaya perluasan wilayah kekuasaan. Sementara pemerintahan dinasti Bani Abbasiyah, lebih memfokuskan diri pada upaya pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam, sehingga masa pemerintahan ini dikenal sebagai masa keemasan peradaban Islam. Meskipun begitu, usaha untuk mempertahankan wilayah kekuasaan tetap merupakan hal penting yang harus dilakukan. Untuk itu, pemerintahan dinasti Bani Abbasiyah memperbaharui sistem politik pemerintahan dan tatanan kemiliteran. Agar semua kebijakan militer terkoordinasi dan berjalan dengan baik, maka pemerintah dinasti Abbasiyah membentuk departemen pertahanan dan keamanan, yang disebut Diwanul Jundi. Departemen inilah yamg mengatur semua yang berkaitan dengan kemiliteran dan pertahanan keamanan.
3. BIDANG ILMU PENGETAHUAN
Keberahasilan umat Islam pada masa pemerintahan dinasti Abbasiyah dalam pengembangan ilmu pengetahuan sains dan peradaban Islam secara menyeluruh, tidak terlepas dari berbagai faktor yang mendukung. Di antaranya adalah kebijakan politik pemerintah Bani Abbasiyah terhadap masyarakat non Arab (Mawali), yang memiliki tradisi intelektual dan budaya riset yang sudah lama melingkupi kehidupan mereka. Mereka diberikan fasilitas berupa materi atau finansial dan tempat untuk terus melakukan berbagai kajian ilmu pengetahuan malalui bahan-bahan rujukan yang pernah ditulis atau dikaji oleh masyarakat sebelumnya.
Dengan demikian, banyak bermunculan banyak ahli dalam bidang ilmu pengetahaun, seperti Filsafat,filusuf yang terkenal saat itu antara lain adalah Al Kindi (185-260 H/ 801-873 M). Abu Nasr al-faraby, (258-339 H / 870-950 M) dan lain-lain. Kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban islam juga terjadi pada bidangilmu sejarah, ilmu bumi, astronomi dan sebagainya. Diantara sejarawan muslim yang pertama yang terkenal yang hidup pada masa ini adalah Muhammad bin Ishaq (152 H / 768 M)
4. BIDANG KEAGAMAAN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam ini, khususnya kemajuan dalam bidang ilmu agama, tidak lepas dari peran serta para ulama dan pemerintah yang memberi dukungan kuat, baik dukungan moral, material dan finansial, kepada para ulama. Perhatian yang serius dari pemerintah ini membuat para ulama yang ingin mengembangkan ilmu ini mendapat motivasi yang kuat, sehingga mereka berusaha keras untuk mengembangkan dan memajukan ilmu pengetahuan dan perdaban Islam. Diantara ilmu pengetahuan agama Islam yang berkembang dan maju adalah ilmu hadist, ilmu tafsir, ilmu fiqih dan tasawuf.
D. Kemunduran Dinasti  Abbasiyah
Banyak para ahli sejarah mengungkapkan teori-teori mereka mengenai faktor-faktor kemunduran dinasti Abbasiyah, dalam tulisan ini penulis mengambil dua tokoh yaitu, William Montgomery Watt dan Badri Yatim. Menurut William Montgomery Watt, ada beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran Islam pada masa Abbasiyah, yaitu: luasnya wilayah kekuasaan Dinasti Abbasiyah, ketergantungan dengan tentara bayaran, dan kemerosotan ekonomi.
 Sedangkan menurut Badri Yatim, penyebab kemunduran dinasti Abbasiyah meliputi dua faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal. Dari segi faktor internal yaitu: Pertama, persaingan antar bangsa. Kedua, kemunduran di bidang ekonomi bersamaan dengan kemunduran di bidang politik. Ketiga, konflflik keagamaan. Sementara faktor eksternal yang menyebabkan Dinasti Abbasiyah lemah dan akhirnya hancur. Faktor-faktor eksternal itu, yakni: Pertama, terjadinya Perang Salib. Perang Salib yang berlangsung beberapa gelombang banyak menelan korban. Konsentrasi dan perhatian pemerintahan Abbasiyah terpecah belah untuk menghadapi tentara Salib, sehingga memunculkan kelemahan-kelemahan. Kedua, serangan tentara Mongol ke wilayah kekuasaan Islam menyebabkan kekuatan Islam menjadi lemah.
2 notes · View notes
punteuet · 2 years
Text
Fakta Fakta Penting Tahun Baru Islam
Fakta Fakta Penting Tahun Baru Islam
Ahmadalfajri.com – Fakta Fakta Penting Tahun Baru Islam Selamat datang kepada seluruh pengunjung setia di blog sederhana kami ini. Pada artikel kali ini, kami akan membagikan sebuah informasi ilmiah tentang fakta-fakta mengenai tahun baru Islam. Artikel ini kami kutip dari sebuah situs yang beralamat di: AlJazeera Tahun baru Islam atau lebih dikenal dengan tahun Hijriah ditandai dengan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
mutiarafirdaus · 2 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
1 Muharram 1444 H
Hari ini sudah memasuki tanggal 1 Muharram. Hari dimana semarak momen hijrah bergema dan ragam doa dilangitkan agar bisa menjemput aneka takdir baik sepanjang tahunnya.
Juga momen kilas balik perjalanan setahun kebelakang dalam menjalani peran sebagai seorang hamba. Tahun Baru, baik itu Masehi maupun Hijriyah selalu menjadi momentum untuk aku kembali mengaca.
Merefleksikan kembali hal-hal yang membuat tegap berdiri. Atau aneka peristiwa yang membuat melaju dan tak peduli keraguan orang-orang di kanan kiri. Juga tentang ragam manusia yang baru ditemui.
Tahun 1443, kuakui bukan tahun yang baik-baik saja. Begitu bergejolak dan diwarnai aneka drama. Namun banyak juga lintasan kenangan yang mencipta sumringah bahagia. Atau tentang momen dimana raung tangis menggema. Juga tentang tempat-tempat yang baru dijumpa.
Dan atas semua hari-hari yang telah dilalui, kasih sayang Allah dan lindunganNya sangat kurasa.
Allah, terimakasih atas bilangan waktu yang telah kulalui hingga hari ini. Hiburan yang Engkau berikan. Teman yang Engkau dekatkan. Pelajaran yang Engkau datangkan. Juga seluruh kasih sayang yang telah Engkau curahkan
Maaf ya Allah, banyak sekali dendam yang masih kupelihara. Banyak sekali janji yang belum ditepati dan hanya menjadi penghias retorika. Banyak sekali keluh kesah atas kondisi yang menimpa.
Banyak sekali nominal rupiah yang kuhamburkan tak jelas penyalurannya. Banyak sekali ayat Quran yang belum terulang semua. Dan banyak sekali waktu yang terbuang percuma.
Hari ini, di tahun ini. Aku ingin memeluk dan menerima semua takdir kehidupan yang telah Engkau ciptakan. Karena kuyakin tidaklah semua ini terjadi kecuali karena kasih sayangMu yang begitu besar.
Aku ingin undur diri dari merutuki peran yang saat ini kulakoni. Aku ingin melanjutkan perjalanan dengan langkah yang semakin tegap dan senyum yang senantiasa terkembang.
Aku ingin senantiasa melangitkan prasangka baik atas segala ketetapanMu ya Rabb. Aku ingin mencintai perjalanan ini. Menyusurinya tanpa keterpaksaan atau dibawah bayang-bayang ancaman. 
Bersungguh-sungguh dalam memainkan peran dan kelak bisa berpulang dan menemuiMu dengan penuh keridhaan.
Maaf karena terlalu lama aku menyadari betapa apik skenario hidup yang telah Engkau susun, ya Rabb. Maaf karena terlalu jauh aku melenceng dari jalur yang telah Engkau siapkan. Maaf karena begitu sumbang narasi taubatku setiap malam, tersebab ketika pagi datang kuulangi lagi ragam kesalahan.
1 Muharram 1444 H, mari ciptakan karya kebaikan yang kelak mampu mewarnai zaman. Berkolaborasi dengan orang-orang, dan terus belajar agar bisa menjadi suluh bagi masyarakat sekitar.
Ingat selalu, bahwa ragam kebaikan yang dikerjakan karena mengharapkan ridha Allah maka manfaatnya akan senantiasa berkobar. 
Ya Rabb, tolong tata urusan kami, lindungi dan jangan biarkan sesiapapun mengganggu gugat keistiqomahan, semangat, dan hidayah yang telah Engkau berikan pada kami..
15 notes · View notes
ceritapahariini · 1 year
Text
Idul Fitri 1444 Hijriyah
Selamat hari raya idul Fitri semoga kebahagiaan dan suka cita sampai juga pada yang membaca.
Semoga amalan kita di bulan Ramadhan di terima oleh Allah dan kita selalu dalam kebaikan hingga diizinkan lagi bertemu dengan bulan Ramadhan di tahun-tahun berikutnya dengan iman dan ketaqwaan yg lebih baik.
❤️❤️❤️
6 notes · View notes
dreaminsummernight · 1 year
Text
menanti hilal: perbedaan rukyat dan hisab
belum lama ini jagat media sosial terutama twitter ramai memperbincangkan perbedaan waktu hari raya idul fitri. sebenarnya perbedaan seperti ini sudah sering terjadi bahkan hampir setiap tahun. namun entah kenapa diskursus ini menjadi sedikit memanas ketika salah seorang pengguna twitter membuat cuitan tentang “toleransi” yang menurutku malah terkesan intoleran. alhasil berbagai komentar ramai menanggapi cuitan tersebut.
pada dasarnya, perbedaan ini hanyalah tentang metode penentuan hilal (bulan sabit baru) yang digunakan. ada dua metode yang digunakan dalam penentuan awal hijriyah. yang pertama adalah rukyat dan yang kedua adalah hisab.
mengutip situs resmi majelis ulama indonesia (mui), rukyat dalam bahasa arab artinya melihat. melihat yang dimaksud adalah melihat hilal baik menggunakan mata secara langsung maupun melalui teropong untuk memastikan adanya bulan baru. pengamatan hilal dilakukan setelah maghrib pada akhir bulan hijriyah dengan ketinggian hilal minimum 2 derajat.
sedangkan hisab secara bahasa berarti menghitung. dengan menggunakan metode ini, penentuan bulan hijriyah didasarkan pada perhitungan matematis dan astronomis untuk menentukan sudah adanya hilal atau belum. jadi metode ini tidak mengharuskan untuk melihat hilal secara langsung, tetapi dapat ditentukan melalui perhitungan.
penentuan hari besar seperti ini (ramadhan, idul fitri dan Idul adha) selalu didominasi oleh dua ormas terbesar di Indonesia yaitu nadhlatul ulama (nu) dan muhammadiyah. biasanya nu menggunakan metode rukyat sedangkan muhammadiyah menggunakan metode hisab.
alasan nu menggunakan metode rukyat karena metode inilah yang digunakan nabi dan para sahabat dalam menentukan awal waktu. metode hisab memang tidak digunakan pada zaman nabi karena ilmu pengetahuan dan teknologi baru berkembang 300 tahun setelahnya.
mengutip situs resmi muhammadiyah, berikut beberapa alasan muhammadiyah menggunakan metode hisab:
1. semangat al quran adalah penggunaan hisab.
2. hadits-hadits yang memerintahkan rukyat adalah perintah berillat.
3. rukyat bukan ibadah, melainkan sarana.
4. rukyat tidak bisa digunakan untuk membuat kalender unifikatif.
5. rukyat tidak dapat meramalkan tanggal jauh hari kedepan.
6. rukyat tidak bisa menyatukan awal bulan islam secara global.
7. jangkauan rukyat terbatas.
8. rukyat menimbulkan masalah dalam pelaksaan puasa arafah.
9. faktor alam seperti cuaca.
apapun metodenya, kita semua adalah saudara seiman. untuk semua semua saudara muslim yang berlebaran hari ini atau besok, aku ucapkan selamat hari raya idul fitri. taqabbalallahu minna wa minkum shiyamana wa shiyamakum. minal aidzin wal faizin. mohon maaf lahir dan batin. selamat makan opor dan berkumpul bersama keluarga.
2 notes · View notes
dillangit · 1 year
Text
Sudah masuk ke 4 Ramadhan 1444 Hijriyah
22 tahun lalu gadis itu lahir...
Barakallah fii umrik.
Senantiasa menjadi baik yaa, semoga dimudahkan dan dilancarkan segala niat baiknya, Rosyidatul Alyah
🤍🤍
Tumblr media
2 notes · View notes
zahrarizqip · 1 year
Text
MENYAPIH
2 tahunnya masih 17 Maret, tapi perintah menyapih 2 tahun menurut Al-Quran ngikut kalender Hijriyah yaitu 4 Sya'ban (26 Februari). Jadilah mulai belajar menyapih dari sekarang.
Pekan pertama (20-26 Februari 2023): menyapih dari bangun tidur pagi sampai sore. Malam sebelum tidur tetap nyusu.
Hari ke-1: slogan hari ini adalah
"Lebih baik tidak tidur siang daripada harus tidur tanpa nyusu."
Dan yaaa memang dia benar-benar tidak tidur siang hari ini :')
Hari ke-2: awalnya berencana gak berangkat tahsin, karena jamnya bebarengan dengan jam tidur Haidar. Sedangkan dia lagi belajar sapih di pagi hari. Udah ngebayangin macem-macem, takut bakalan rewel dkk, tapi juga eman-eman kalau harus bolos halaqah. Akhirnya tetep berangkat. Siapa sangka, setelah di luar ruangan gak mau digendong-gendong, diajak masuk ke ruangan lagi, dengerin materi ustadzah malah sambil terkantuk-kantuk. Dielus dikit langsung tidur. Masya Allah. Bener-bener bisa diajak kerjasama.
Hari ke-3: udah ngebayangin, bakalan gak tidur siang lagi nih kayanya, kaya hari pertama. Pagi diajak main ke taman. Siang temen-temen Haidar pada main ke rumah. Sore diajak mobilan sambil anter paket. Lah kok sambil berdiri di jok sambil terkantuk-kantuk wkwk masih ingat betul gimana ekspresinya. Akhirnya coba didudukin & bener aja tidur pulas.
Hari ke-4: lagi-lagi tidur sewaktu tahsin. Bedanya, hari ini agak rebyek. Harus keluar-masuk ruangan karena Haidar lumayan rewel walaupun akhirnya tidur juga.
Hari ke-5: sepulang kajian Anahafidz, jemput Mas Sidqi yang pulang dinas. Eh lah kok di perjalanan bisa-bisanya tidur sambil berdiri, yang akhirnya lama-lama dibantu duduk cari posisi nyaman. Wkwk ada-ada aja.
Hari ke-6: mau tidur siang setelah digendong jarik sambil dipuk-puk sama Mas Sidqi. Padahal selama ini, aku belum pernah berhasil nidurin sambil gendong tanpa nyusu begitu :')
Hari ke-7: masih sama, di waktu tidur siangnya belum mau tiduran sambil dipuk-puk. Maunya digendong. Coba ku gendong, eh lama-lama ketiduran. Alhamdulillah, lega banget rasanya kalau berhasil. Yaaa walaupun masih sambil digendong.
Gapapa deh, pelan-pelan ya Mas Haidar. Ibu tau, gak mudah berpisah dengan sesuatu yang bikin nyaman selama 2 tahun ini. Tapi Mas Haidar pasti tau kan, kalau Allah sudah perintahkan, ya kita harus jalankan❤
5 notes · View notes
tenminutes · 2 years
Text
Kitab "Rasāil fī I'jāzil Qur'an"
Mengulas kitab yang ditulis oleh para ulama dahulu jauh lebih rumit ketimbang kitab ulama akhir-akhir ini. Sebelum masuk soal itu, dikatakan ulama mutaqaddimin itu ketika tahun wafatnya kurang dari 650 Hijriyah. Adapun selebihnya ia dikatakan mutakhirin.
Jikalau untuk menelaah kitab ulama mutakhirin dibutuhkan disiplin ilmu nahwu, mantik, dan balaghoh, namun untuk memahami kitab-kitab yang ditulis oleh ulama mutaqaddimin lebih dari sekedar itu. Untuk paham kitab tadi seseorang diharuskan memiliki kemampuan yang memadai sesuai disiplin ilmu kitab tersebut.
Misal nih, kitab yang kuanggap babon, yaitu kitab Tsalātsah Rasāil fī I'jāzil-Qur'ān. Sebuah kitab turats yang menghimpun tiga tulisan pendek 3 ulama besar dalam khazanah Islam. Mereka adalah Imam Khattabi, Imam Abdul Qahir Al Jurjani, dan Imam Ar Rummani. Tulisan pendek menurut mereka tapi begitu panjang dibaca dan dipahami menurut kita.
Di dalam kitab tersebut mereka semua membahas tentang sisi kemukjizatan Al-Qur'an. Imam Khattabi misalnya, ulama pakar sastra, bahasa, dan hadis itu menuliskan sebuah risalah tentang mu'jizat Al Qur'an dengan judul, "Bayan fī I'jāzil-Qur'ān". Yang kedua, Imam Ar Rummani, ulama pakar nahwu, teologi, dan penganut mu'tazilah tersebut juga datang dengan karyanya, "Nukat fi I'jāzil Qur'an". Dan kitab Rasāil tadi ditutup dengan tulisan Imam pencetus ilmu balaghah, Abdul Qahir Al-Jurjani. Beliau datang dengan tulisannya "Ar-Risālah Asy-Syāfiyah fil-I'jāz".
Dan ketiga tulisan yang dihimpun dalam satu kitab tersebut di dalamnya banyak sekali dijumpai istilah-istilah dalam disiplin ilmu balaghah. Dari kata majaz, ittisā', balīgh, dan banyak kata-kata lain yang menurut pakar balaghah Dr. Ibrahim Hudhud tidak sekedar membutuhkan kamus, tapi juga arahan dari guru yang memiliki keahlian khusus dalam disiplin itu.
Disini saya sedikit nyerah. Bukan menyerah untuk berusaha, tapi nyerah mengangkat tangan, mengakui bahwa keahlian ulama-ulama terdahulu itu di atas rata-rata. Bagaimana tidak, di zaman ini banyak dari kita yang masih mendebatkan soal keabsahan atau tidaknya majaz dalam Al-Qur'an, tapi beratus yang tahun lalu sudah dibahas lebih jauh dari itu. Mereka fokus membahas sisi mana Al-Qur'an itu dikatakan mukjizat, baik bahasanya, maknanya, keteraturannya, hikmahnya, dan lain-lain.
Kata Dr. Ibrahim Hudhud bahwa siapapun yang menolak majaz dan takwil itu golongan orang tidak tahu, harus dan sangat harus untuk terus belajar dengan guru.
Nah itu lah sedikit obrolan ringan soal kitab Rasāil fi I'jāzil Qur'an. Intinya kitab itu adalah kitab turats yang sukar dipahami kecuali si pembaca memiliki disiplin ilmu balaghah yng mencukupi dan harus dibimbing khusus oleh pakarnya.
Wallahu a'lam bish-shawāb.
Dan kami kembalikan kepada pemilik ilmu, Allah subhanallah wa taala Yang Maha Mengetahui.
2 notes · View notes