Tumgik
alyoem · 2 years
Text
#LessWasteLiving to Save Our Earth!🌍♻️
❝ Ternyata permasalahan plastik ngga hanya 'butuh ratusan tahun untuk terurai.'
Beberapa waktu ke belakang, seringkali posting di instagram tentang aktivitas minim sampah, contohnya saat jajan pakai wadah sendiri, setor sampah, belanja dengan sistem isi ulang, dan lainnya, dengan tujuan meningkatkan kesadaran orang-orang di sekelilingku terkait dampak sampah terhadap lingkungan (tsaaah😅)
Tapiii.. sepertinya jarang sharing tentang "kenapa sih harus memulai hidup minim sampah (sedikit demi sedikit)?"
karena semua hal dimulai dari niat dan tujuan. ditambah lagi, untuk konsisten melakukan suatu hal juga perlu alasan yang kuat. so here are my 'why':
Tumblr media
Apa ini? bukit? gunung? bukan, ini tumpukan sampah. let's zoom in:
Tumblr media
Apa perasaan kalian saat melihat foto ini? perasaanku campur aduk: sedih, kesel, jijik, geregetan, dan bingung mungkin... Ngga mau berlama-lama melihat foto ini karena ngga mau merasakan perasaan-perasaan itu.
Tapi, kita lihat atau ngga, kita merasakan kondisi tumpukan sampah itu atau ngga, mereka tetap ada di sana, dan seiring berjalannya waktu TPA semakin penuh. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume sampah yang terangkut di DKI Jakarta mencapai 7.233,82 ton per hari pada tahun 2021😱 kalau kita melihat ke masa depan, misalnya 5 tahun lagi, jika jumlah sampah yang masuk ke TPA setiap harinya masih sama, maka TPA akan penuh. Lalu, apa yang mungkin terjadi? TPA longsor, pencemaran air dan lingkungan sekitar yang semakin parah, sampah di TPS tertunda diangkut, penyebaran penyakit, dan lainnya. Maka, sebelum hal-hal itu terjadi, kita bisa mencegahnya mulai dari sekarang.
'why' yang kedua:
Semua orang pasti tau kalau plastik butuh ratusan bahkan ribuan tahun untuk terurai. Tapi sebelum terurai, dia ngga diem aja. Plastik yang dibuang dan terkena panas sinar matahari bisa mengeluarkan gas metana dan karbondioksida. Bukan hanya plastik, sampah organik yang terperangkap di dalam plastik pun bisa mengeluarkan gas metana yang lebih berbahaya, bahkan sampai menimbulkan ledakan seperti yang terjadi di TPA Leuwigajah tahun 2005. (semoga hal seperti ini ngga terjadi lagi ygy, Aamiin).
Nah, gas yang dikeluarkan itu berdampak pada perubahan iklim dan peningkatan suhu bumi yang kita rasakan sekarang. kalau lagi panas, panaaas banget. kalau hujan, dereees banget. Ternyata bukan hanya emisi karbon dari kendaraan aja yang bikin panas, sampah juga punya peran di situ. Tapiii bisa kita kurangi sedikit demi sedikit.
'why' yang ketiga:
Berdasarkan berbagai sumber yang kubaca, ternyata plastik terbuat dari minyak bumi. Semakin banyak plastik yang diproduksi, maka semakin banyak juga minyak bumi yang dibutuhkan. Artinya, semua kemasan sekali pakai yang kita gunakan sudah memberikan dampak pada lingkungan bahkan sejak proses pengambilan bahan baku dari alam. Hingga sampai ke tangan konsumen, kemasan itu melewati proses produksi dan distribusi yang panjang.
Hal yang menyakitkan (dan menyedihkan sejujurnya), adalah ketika sampai ke tangan konsumen, kemasan sekali pakai hanya dipakai dalam durasi yang sangat sebentar. Bahkan, seringkali hanya jadi perantara dari penjual ke piring di rumah😭 selesai dipakai, langsung dibuang dan menimbulkan kerusakan lingkungan yang ngga main-main.
Padahal, oh, padahal... kalau kita beli langsung ke toko dan takeaway dengan wadah sendiri, justru lebih praktis karena saat sampai di rumah bisa langsung dikonsumsi tanpa harus dipindahkan ke wadah dulu. Beda cerita kalau pesan dengan ojek online. Langkah kecil yang bisa dilakukan, paling tidak menolak alat makan atau sedotan. Apalagi saat di rumah, kan ada sendok sendiri😄 setelah itu kemasannya bisa disetorkan ke waste manager atau bank sampah terdekat.
Saat ini, sudah mulai muncul solusi untuk mengurangi sampah dari pesan makan online, yaitu dengan sistem pinjam wadah. Sistem ini memang belum digunakan oleh banyak orang karena baru sedikit sekali merchant yang bekerja sama. Tapi kita semua berharap ada perkembangan ke arah yang lebih baik terkait semua permasalahan sampah ini😊 dan setiap individu bisa berkontribusi membawa perubahan. caranya?
Tumblr media
Refuse: ngga butuh? tolak!
Reduce: mengurangi sampah dengan bawa wadah sendiri saat jajan, menolak alat makan atau sedotan, bawa tas belanja sendiri, dan lainnya. intinya, pakai apa yang ada untuk mengurangi sampah.
Reuse: #StopSekaliPakai. kemasan yang sudah selesai dipakai bisa digunakan ulang di rumah. misal, gelas plastik dijadikan sebagai pot tanaman atau tempat alat tulis, wadah makan digunakan kembali untuk pembelian selanjutnya, dan lainnya. untuk sampah organik, bisa dijadikan eco-enzym. "ah nanti numpuk di rumah." solusinya: kembali ke poin pertama😃
Recycle: setor sampah ke waste manager agar tidak berakhir di TPA. tapi, proses daur ulang juga berdampak bagi lingkungan karena menggunakan listrik dan menghasilkan residu.
Rot: sampah organik masuk ke komposter untuk dijadikan pupuk.
note: sebelum menuju ke poin 4 dan 5, pastikan kita sudah mengusahakan poin 1-3.
terakhir, kita semua sedang belajar dan ngga ada perubahan besar yang tidak dimulai dengan langkah kecil. maka, apapun langkah baik yang kamu lakukan, sekecil apapun itu, pasti berdampak. semoga istiqomah!✨🌍😊 #BersamaKitaBisa (tsaaah)
sumber referensi:
sumber foto:
https://metro.tempo.co/read/1244500/national-geographic-sebut-tpst-bantargebang-terbesar-di-dunia
https://news.detik.com/berita/d-5731837/kontrak-tpst-bantargebang-dengan-bekasi-berakhir-oktober-ini-kata-wagub-dki
https://talkintrashwithuhn.com/2019/10/18/lets-get-wasteless/
13 notes · View notes
alyoem · 2 years
Text
Everything Starts from the End
Balik lagi bersama..... ✨insight dari Moment to Recharge✨ tapi yah, sejujurly ini saking banyaknya insight, aku teh bingung mau nulis apa. Tapiiii (lagi), ada satu pertanyaan yang terlontar ketika dengerin materi dari Teh Sherly.
"sebenarnya selama ini saya sibuk atau produktif?"
Sibuk dan produktif sama-sama beraktivitas, tapi di balik aktivitasnya lah yang berbeda. Apa tujuannya? kenapa kamu ngelakuin aktivitas-aktivitas itu? apa yang mau kamu capai?
Orang yang sibuk ngga punya target. Oleh karena itu, dia melakukan sesuatu bisa jadi karena ikut-ikutan tren, atau hanya karena disuruh. Ketika tren berubah, maka berubah juga haluannya. Bingung. Ke mana ini arahnya?
Sedangkan orang yang produktif melakukan sesuatu mengarah pada target. Fokus mengejar target. Kalau tren berubah, bodo amat. Toh, dia punya garis yang jelas untuk diikuti.
Dengan demikian, maka hasil jangka panjang antara sibuk dan produktif jelas jauh berbeda. Jadi, kamu yang mana?
duarrr💥 oke, saatnya merefleksikan diri lebih jauh.
Mumpung lagi Bulan Ramadhan, momentum memperbaiki diri, momentum meng-install habit baru pada diri kita. Kita berharap jadi orang yang produktif, orang yang jelas tujuannya apa. Berhasil atau tidaknya, justru ditentukan di 10 hari terakhir Ramadhan.
Amalan ditentukan oleh akhirnya. Everything starts from the end.
supaya Ramadhan berakhir dengan baik, maka kita harus merencanakan akhir itu. mau seperti apa? apa target yang mau dicapai?
setelah Ramadhan terlewati, karakter apa yang mau kamu tanamkan dalam diri? habit apa yang mau dipupuk terus-menerus?
Ramadhan adalah awalan untuk tujuan jangka panjang. Sebagai seorang muslim, kita meyakini adanya kehidupan setelah kematian. Maka, tujuan semua usaha kita di Ramadhan ini tentunya ngga hanya untuk menjadi manusia yang lebih baik di dunia, tapi juga untuk mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya kelak.
Tujuan itu lah yang membuat kita fokus. Kita bisa mengesampingkan hal-hal yang yang tidak mendekatkan kita pada tujuan. Tujuan itu pula yang menjadi alasan kuat kenapa kita berjuang. Tujuan yang mahal, tujuan yang besar, maka mahal dan besar pula hal yang harus kita korbankan, jiwa dan raga.
Sejak awal, Islam hadir bukan untuk menjadi rata-rata, melainkan menjadi di atas rata-rata.
Pernah disebutkan juga di kelas sebelumnya oleh Teh Karin, "Allah ngga menciptakan kita untuk menjadi manusia biasa-biasa aja, tapi Allah menciptakan kita untuk melihat siapa yang paling baik amalannya."
Untuk menjadi manusia luar biasa, manusia di atas rata-rata, tentu butuh proses panjang yang melelahkan. Tapi, ini lah dunia. sebuah tempat singgah untuk mempersiapkan perbekalan. Sebuah kendaraan yang harus terus-menerus dijaga dan diperbaiki agar bisa sampai ke tujuan dengan selamat. Maka, berlelah-letihlah dalam mempersiapkan bekal, menjaga, dan memperbaiki diri agar tujuan kita tercapai. The after-life goals.
Terakhir, mengutip sebuah quotes yang juga disebutkan oleh Teh Sherly dalam sesinya:
“Watch your thoughts, they become your words; watch your words, they become your actions; watch your actions, they become your habits; watch your habits, they become your character; watch your character, it becomes your destiny.”
Semua berawal dari akhir, dan mindset kita memiliki peran paling besar dalam prosesnya.
____________
Kelas Ramadhan Maksimal: Moment to Recharge #5
"Life Design" oleh Teh Sherly Annavita Rahmi.
1 note · View note
alyoem · 2 years
Text
Bersyukur: Menerima dan Mengaktualisasi
"Apakah manusia mengetahui, siapa sesungguhnya diri mereka? untuk apa mereka diciptakan?"
Tulisan kali ini masih nyambung dengan tulisan sebelumnya (karena series MtR yang sama😁)
Tulisan sebelumnya, tentang peran manusia (atau lebih spesifik lagi, peran kita sebagai muslimah). Tapi sebelum mengetahui peran apa yang akan kita jalani dalam kehidupan ini, kita perlu mengenal diri kita dulu secara lebih mendalam.
Untuk apa mengenal diri sendiri?
Karena semua hal, butuh ilmu. Butuh pengetahuan.
Mau masak, kita harus tau bahan apa aja yang diperlukan. Alat ini untuk apa, alat itu untuk apa. Tujuannya agar proses memasak berjalan dengan efektif dan efisien.
Tentu saja, menjalani peran dalam hidup jauh lebih kompleks daripada memasak. Artinya, banyak sekali ilmu yang harus kita pelajari, dan salah satu yang utama yaitu mengenal diri kita. Mengenal diri agar bisa memaksimalkan peran yang Allah kasih.
Emang apa aja peran yang Allah kasih?
"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: 'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi'....." (Q.S Al-Baqarah:30)
"Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." (Q.S Az-Zariyat:56)
Khalifah di muka bumi dan hamba Allah. Berat ya? hmm.. mungkin dalam menjalani peran ini, Allah selipkan ujian untuk kita. Tapi tenang aja!
لَا يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Sesuai dengan kapasitasnya, sesuai dengan kemampuannya.
Nah, balik lagi. Untuk menjalani peran-peran tersebut, kita harus mengenal diri kita sendiri. Gimana caranya? yaitu dengan mengenal Tuhan kita. Mengenal Allah azza wa jalla.
Orang yang ingat dengan Allah dan mengenal-Nya, maka Allah akan buat ia mengenal dirinya sendiri. Begitupun sebaliknya, orang yang lupa dengan Allah, Allah jadikan ia lupa dengan dirinya sendiri.
Mengapa demikian? karena Allah yang menciptakan kita, maka Allah yang paling paham akan diri kita. Apalagi, hal pertama yg diajarkan oleh agama kita adalah tauhid, mengesakan Allah, kenali Tuhanmu, kemudian mengimani-Nya dengan hati, lisan, dan perbuatan.
Apa kaitannya mengenali Allah dan diri sendiri dengan menjalani peran dalam hidup?
Ketika kita mengenal Allah, maka kita mengetahui bahwa Allah menciptakan manusia dalam keadaan fitrah, dengan tujuan menjadikan manusia makhluk yang mulia, khalifah di muka bumi. Dengan tujuan mulia tersebut, seharusnya kita menyadari bahwa setiap ujian yang Allah berikan, Allah mencoba membantu kita menggali potensi diri. Maka, daripada mengeluhkan ujian-ujian tersebut, ngedumel, marah, dan sebagainya, coba kita renungkan pertanyaan-pertanyaan ini:
"apa alasan di balik ujian ini?"
"apa garis merah yang menghubungkan antara ujian-ujian ini?"
"Apa hikmah yang coba Allah ajarkan lewat ujian ini?"
Pada akhirnya, kita harus menemukan maksud baik Allah di balik setiap ujian-Nya. Kita coba memetik pelajaran, sekaligus mengaktualisasi diri. "ini loh, Allah mau kamu jadi orang yang terus bertransformasi menjadi lebih baik!"
Allah tau banget, ini cara terbaik untuk kita, ini momen terbaik untuk kita, dan ini pelajaran terbaik untuk kita. Makanya, adalah hal yang salah (sekaligus sombong) ketika kita bilang, "yang paling tau diriku, ya aku!". Tidak kawan, Allah knows you more than you do.
Pun orang yang sombong, biasanya tidak mau menerima kritik dan masukan dari orang lain. Padahal, orang lain bisa menjadi cermin bagi kita. Orang lain bisa melihat blindspot yang luput dari pandangan kita. Bisakah kita melihat punggung kita sendiri?
Setelah mengenal diri, maka kita menerima diri kita. Kita bersyukur kepada Allah, kita menghargai segala karunia yang Allah berikan untuk kita dan senantiasa mengaktualisasi diri sebagai bentuk rasa syukur tersebut.
❝ Orang yang punya konsep diri tidak larut ditelan realitas, dia bukan orang yang larut dalam perubahan, tapi dia akan menciptakan perubahan! ❞
____________________
Kelas Ramadhan Maksimal: Moment to Recharge #4
"Mengenali Diri" oleh Bang Adriano Rusfi
1 note · View note
alyoem · 2 years
Text
Memuliakan Diri dengan Memaksimalkan Peran
"kita itu bukan lemah, cuma kurang bersungguh-sungguh aja."
Satu lagi sesi reminder, yang membuatku menyadari betapa Allah begitu memuliakan hamba-Nya, melalui untaian 'semangat' yang Ia sampaikan lewat Al-Qur'an. Di beberapa ayat Al-Qur'an, Allah menyebutkan bahwa sebaik-baik hamba adalah yang paling bertakwa kepada Allah dan yang paling baik amalnya. Berarti, kita ngga perlu membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain dari segi karir, keuangan, penampilan, pendidikan, dan hal duniawi lainnya. Karena sesungguhnya, yang penting di mata Allah adalah ketakwaan, dan hal ini tidak bisa kita bandingkan dengan orang lain. Siapa yang tau level ketakwaan seseorang selain Allah?
Artinya, fokus, fokus, fokus, untuk menggapai ridho Allah dan menjadi sebaik-baiknya hamba. Pun Allah menyebutkan dalam Q.S Az-Zariyat ayat 56 "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku."
Kerja untuk ibadah, belajar untuk ibadah, berkontribusi dalam A untuk beribadah, berperan dalam B untuk beribadah, dan seterusnya. Allah juga menyuruh kita untuk senantiasa memaksimalkan peran atau amanah yang sedang kita emban. Kita ngga bisa jadi orang biasa-biasa aja. Kalau kata Teh Karin, "ngga ada tuh ayatnya, 'Allah ciptakan kamu untuk menjadi manusia biasa-biasa aja, untuk menjadi remah-remah rempeyek, untuk jadi bubuk-bubuk oreo, untuk jadi butiran debu (Ya Allah Teh😅). Tapi Allah menciptakan kita, untuk menguji siapa yang paling ahsan amalnya."
Jadi, ngga ada tuh: cuma jadi Ibu Rumah Tangga, cuma jadi ini, cuma jadi itu. Karena di setiap peran yang kita ambil, di setiap amanah yang kita emban, Allah juga menyuruh kita untuk terus menuntut ilmu dan mengamalkannya. Ini adalah perjalanan yang panjang dan penuh cobaan. Perjalanan yang panjang, berarti selalu ada yang bisa dipelajari sampai ajal menjemput.
Makanya, pernah ngga sih, ngerasa stres karena kita ngga banyak melakukan hal dalam sehari? loh kok bisa? justru karena gabut, waktu terlewat dengan sia-sia, kita jadi stres sendiri dan penuh penyesalan. kenapa gitu? Kata Teh Karin lagi:
"Bahagianya manusia itu ketika bisa banyak beramal baik."
Wah, pantesan ya.. Melakukan hal baik ataupun buruk (atau sia-sia) sama-sama capek, tapi lelah karena produktif dengan hal baik itu membuat kita bahagia. Itu lah fitrah manusia yang Allah ciptakan.
MasyaAllah... takjub dengan bagaimana Allah memuliakan hamba-Nya.
________
Kelas Ramadhan Maksimal: Moment to Recharge #3
"Peran-Peran Muslimah" oleh Teh Karina Hakman.
8 notes · View notes