Tumgik
intaaanid · 3 months
Text
Tumblr media
Bahkan karakter diri seringkali tergerus karena harus berusaha menyesuaikan sistem. Atau setidaknya, kebanyakan orang akan menyesuaikan dengan karakter orang-orang di sekitarnya.
Memaklumi semua hal yang terjadi, dengan dalih demi kedamaian bersama. Padahal bertahan atau mencukupkan diri pada lingkungan tersebut tak ada bedanya. Tak menghilangkan ada yang tidak beres dengan sistem yang ada.
Kecenderungan dalam organisasi untuk memaklumi setiap anggotanya yang minim kontribusi bahkan sangat jauh dari standard tupoksi amanah yang dipegang, menjadi warisan turun menurun, berasa menjadi sebuah kesalahan besar ketika ada anggota yang keluar/dikeluarkan, yang bisa jadi kebanyakan berpikir akan merusak citra kaderisasi.
Justru sebenarnya letak keberhasilan kaderisasi jika dapat menghasilkan pribadi yang unggul, setidaknya sesuai dengan standard-standard minimum yang dijadikan acuan untuk naik tingkat. So, Keberhasilan kaderisasi, bukan terletak pada bertahannya anggota-anggota pasif.
Baiklah anggap saja memang itulah budaya yang sudah mengakar, lantas apa yang harus kita perbuat? Memang terkadang menjadi PR tersendiri mengapa sebagian kader bisa jadi sangat militansi dan sebagian lainnya justru dibawah garis minimun.
0 notes
intaaanid · 3 months
Text
Mari menyelami hikmah ketauhidan melalui secuil insight dari buku Al Hikam Karya Ibnu Atha'illah ~
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
intaaanid · 3 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Teruntuk kamu yang memiliki banyak kebingungan mengekspresikan emosi, maka sadarilah bahwa itu wajar terjadi! Teruslah berproses dalam menyembuhkannya.
Nggak perlu menyalahkan diri sendiri! Hal itu ada andil orangtuamu yang cukup besar dalam membentuk pribadimu.
Sadarilah bahwa pola asuh orang tuamu memang perlu diperbaiki pada bagian-bagian yang menimbulkan luka bagimu. Bagian lainnya lagi silakan jadikan tauladan untuk diimplementasikan kembali.
0 notes
intaaanid · 3 months
Text
Kecerdasan dan Kebahagiaan dari Perspektif Neurosains
Insight by Pak Ryu Hassan & Pak Gita Wirjawan : https://youtu.be/iFghbhtpcUI?si=P34UXzvYHo-KfmlM
DISCLAIMER : Untuk setiap yang beragama, perlu belajar lebih terkait Aqidah Ketauhidan sebelum menonton podcast ini ~
Kecerdasan : bagaimana individu mmpertahankan keberlangsungan hidupnya. Makin cerdas emosi, makin bahagia, makin rasional. Emosi terlalu sering membajak rasionalitas hidup kita. Orang yang bahagia akan lebih produktif, meskipun terlihat santai. 
Orang yang tidak cerdas secara emosi akan kesulitan bekerjasama. Dan akan semakin sulit menghasilkan sesuatu yang efektif dan efisien.
Manner does matter itu adalah hasil evolusi kognitive. Kita mengembangkan bahasa sehingga kita bisa bekerjasama meskipun kita tidak saling suka. Direktur boleh aja benci sama anak buahnya, anak buahnya juga boleh aja benci, tp faktanya di hadapan orang lain harus selalu menerapkan manner.
Itulah mengapa manner disebut fiksi. Tidak selamanya sesuai dengan isi hati. Tetapi itu penting. Bahkan kadang dibilang munafik. Karena pada dasarnya manusia tidak bisa selalu dalam keadaan stabil moodnya, sehingga terkadang saat lagi kurang stabil moodnya akan berakibat pula mudahnya memberikan penilaian buruk terhadap orang lain. Dan itu tidak akan bertahan lama, melainkan selalu hilang muncul selama perjalanan hidup kita. 
Pemimpin tidak akan jadi pemimpin tanpa adanya fiksi.  Perlu diciptakan fiksi untuk mengikat kelompok dan menciptakan trust terhadap pemimpin. Tidak selamanya yang diucapkan benar tetapi selagi tidak menimbulkan mudharat, bahkan justru jadi penyemangat untuk merealisasikan tujuan bersama, itu justru penting. Yang dimaksud fiksi disini adalah semisal ada kalimat, "Ketua kita pinter banget loh negosiasinya". Satu aja orang yang kedudukannya satu tingkat lebih tinggi dari kita mengucapkan hal demikian akan mempengaruhi psikologis kita dalam memandang pemimpin. 
Cognitive Immunity : Bahwa kemampuan kita membedakan fiksi dan fakta memiliki gap yang makin melebar. Hal ini disebabkan oleh ilmu pengetahuan yang makin banyak. Sehingga orang yang tau banyak dan orang yang tau sedikit perbedaannya akan jauh lebih terlihat. 
Selama ini manusia cenderung diajarkan untuk berkompetisi. Namun ternyata konsep berkompetisi sesungguhnya justru menghasilkan pribadi yang jauh dari kata bahagia dan menurunkan tingkat produktifitas. Maka pentingnya manusia untuk melawan entropi ini dengan menekankan aspek kerjasama sejak kecil. Saat anak mulai bisa memegang barang dan bisa duduk, maka saat itu pula dimulai membiasakan untuk makan dengan memegang sendok sendiri dan di meja makan.
Kebahagiaan dalam komunitas tidak akan bisa tercapai ketika salah seorang masuk ke urusan pribadi orang lain. Variabel utama masyarakat bahagia itu tidak saling rese urusan pribadi, tapi saling peduli dalam urusan sosial. 
Sebenarnya bisa saja kita memaksimalkan potensi keilmuan untuk menciptakan alat yang bisa mentrasnfer isi kepala seseorang ke orang lain. Tapi sayangnya, tiap orang pasti punya privasi. Sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan.
Sejatinya kita melakukan aktivitas apapun itu adalah dalam rangka untuk menunda kematian. Seperti halnya bernafas, kita mau bernafas karena kita masih ingin hidup. Seperti halnya makan, kita makan karena masih ingin hidup. Seperti halnya kita bekerja, kita berkerja karena masih ingin membeli kebutuhan untuk dapat melangsungkan hidup.
Kita hidup di zaman yang mana informasi lebih banyak dibanding pengetahuan. Pengetahuan lebih banyak dibanding kebijaksanaan. 
Derajat entropi dunia ini akan terus meningkat. Kita tidak bisa menahan lajunya perkembangan pengetahuan. Maka dari itu, kita tidak selalu bisa memegang value. Yang lebih tepat adalah harus memahami konsekuensi dari setiap keputusan.  
Kalau hobimu ngasih nasehat, suka menggebu membicarakan suatu hal yang menurutmu inspiring, jangan dekat-dekat dengan orang depresi. Why? Ya makin depresi dia.
Sekarang ini, banyak sekali hal terlihat luar biasa. Sesungguhnya itulah kekuatan marketing. Fiksi yang diciptakan membuat adanya ilmu marketing itu. Pada akhirnya tujuan marketing adalah emosional. Semakin dapat menyentuh sisi emosional seseorang, suatu hal akan terlihat luar biasa bagi orang tersebut.
Tidak ada Artificial Inntelegencia yang bisa dikalahkan oleh keakuratan manusia, tapi sebaliknya, tidak ada komputer yang bisa mengalahkan wisdomnya manusia. Maka idealnya, manusia dan AI bekerjasama agar menghasilkan kebaikan yang lebih banyak bagi manusia. 
Tubuh kita terdiri dari biologi, kimia, fisika, jadi tubuh kita terdiri dari bahan-bahan alam yang bekerja berdasarkan hukum alam. Tidak ada tahayyul dalam tubuh kita.
Jika kita menyadari segala sesuatu bekerja berdasarkan hukum alam, maka hidup kita akan lebih bahagia. Karena apapun yang terjadi sebenarnya bukan kendali kita. Sebab akibat yang tercipta adalah respon alami tubuh kita. Misalpun manusia mampu menjelaskan sedemikian rupa kenapa ini bisa terjadi, kenapa itu bisa terjadi, itu hanyalah teori yang dibuat manusia sendiri, padahal faktanya tubuh kitalah yang memiliki respon otomatis atas hukum alam yang ada.
#endgame
0 notes
intaaanid · 3 months
Text
[Sungguh Membingungkan.....]
Tak jarang manusia terjebak dalam hubungan yang membingungkan. Hingga terciptalah konsep berpikir yang membingungkan pula. Batas antara salah dan benar begitu samar. 
Self esteem rendah adalah impact dari adanya hubungan ini. Terkesan afirmasi positif yang tercipta begitu tinggi bukan karena dirinya luar biasa. Melainkan tingginya kebutuhan akan adanya energi positif berlebih sebagai upaya netralisir banyaknya energi negatif yang terserap.
Jelas, tak semua orang dapat memahaminya. Abstrak. Memang akan semelelahkan itu. Orang-orang yang terjebak di dalamnya selalu menganggap rumit segala hal. Peremehan berkelanjutan adalah sebab semua ini terjadi.
Terlebih jika pelaku ialah orang terdekat. Akan makin banyak  yang tak bisa memahami apapun yang kamu lakukan. Terus menerus berada dalam lembah manipulatif tentu akan menciptakan jarak yang kian hari kian jauh dari dirimu yang sebenarnya. Yap, benar. Satu kata yg tepat untuk mempresentasikannya adalah manipulatif. 
Hingga tibalah masa dimana kamu tak bisa melihat dirimu sendiri. Semua yang kamu lakukan pada akhirnya atas kendali sang pelaku. Jika tak berani memutus hubungan dengannya, semua ini akan makin menyiksa. Dan akan terus lebih menyiksa jika sudah sampai berakibat jauhnya ikatan dengan Allah Rabb Semesta Alam. 
Ternyata Allah sudah memperkirakan berbagai hal yang memungkinkan terjadi pada hambaNya. Teruntuk para korban manipulatif, mari kita lihat QS Al Mujadalah : 22.
"Engkau (Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu adalah bapaknya, anaknya, saudaranya atau keluarganya...."
Jelas tersebut bahwa bahkan hubungan darah sedekat apapun bukanlah sebab timbulnya saling berkasih sayang kelak di Akhirat. Oleh karena itu kamu tak perlu terus menerus menjelaskan kepada semua orang apa yang sebenarnya terjadi, percuma saja. Jadilah kuat untuk dirimu sendiri. Bertanggung jawablah terhadap kebahagiaan dirimu sendiri. Dan pegang erat orang yang membuatmu bahagia. Terutama dengan orang-orang yang mendekatkanmu denganNya.
Terakhir, doakan. Tak berkurang nikmat cinta yang telah kau dapat hanya karena mendoakan orang yang tak sejalan denganmu. Justru untaian doa baik yang terpanjat akan berbalik pada diri sendiri.
0 notes
intaaanid · 6 months
Text
Allah memang maha adil.
Berbagai luka yang ada perlahan Allah pulihkan lewat suami hebatku. Perlahan Allah tunjukkan bukti nyata bahwa sabar akan membuahkan hasil.
Tapi, jika disuruh memilih, barangkali aku akan memilih berada di posisi ini saat sedang sendiri. Sehingga justru aku yang dapat berperan sebagai pembawa cahaya bukan yang membutuhkan cahaya.
Smoga Allah mudahkan diriku untuk Ridha terhadap apapun yang sedang dan telah terjadi ataupun yang akan terjadi di masa depan.
(Q.S. Al Fajr : 27 - 30)...
Hai Jiwa yang tenang! Aku merindukanmu.
Aku mendambakan menjalani kehidupan yang penuh dengan optimisme. Yang senantiasa percaya bahwa tidak ada yang tidak mungkin dari sebuah kemustahilan.
Hai Jiwa yang tenang! Aku merindukanmu.
Aku mendambakan menjalani kehidupan yang penuh dengan keridhaan. Yang tidak langsung bertumpah air mata ketika mengingat perkataan dan perbuatan orang lain yang menyakitkan.
Dan bismillah... kelak saat masa itu datang kembali, tolong jangan cabut nikmat penuh cinta ini. Kondisi yang baru aku rasakan sejak 31 Maret 2022. Mudahkan kami mengkolaborasikan semua nikmat yang ada dengan seoptimal mungkin. Merasakan perasaan aman dan nyaman dicintai dengan cara yang tepat. Dan dapat mengekspresikan sepenuhnya rasa mencintai.
0 notes
intaaanid · 9 months
Text
Jiwa yang special itu adalah ketika yang datang adalah hal-hal yang melelahkan, namun bagi dirinya justru melalui hal-hal yang melelahkan itu, ia sedang berproses, sedang dibentuk menjadi sesuatu yang baru dan pasti baik.
Ia tau serangkaian kejadian yang sedang terjadi padanya akhir-akhir ini adalah bentuk terkabulnya doa untuk menjadi seseorang yang baik.
@terusberanjak
320 notes · View notes
intaaanid · 9 months
Text
Setiap ada masalah, sejak dulu selalu diajarkan untuk tidak mengatakan, “Allah, aku punya masalah besar” tapi harus mengatakan, “Wahai masalah, aku punya Allah yang Maha Besar”. Semakin kesini, saya semakin yakin bahwa kalimat itu punya kekuatan besar; mengafirmasi sisi positif pada diri kita, menjadi booster bagi hati yang melemah, memberi pengingat bahwa selama kita masih beriman maka Allah akan menjamin hidup kita.
Semakin dimaknai, kalimat “Wahai masalah, aku punya Allah yang Maha Besar” akhirnya tak lagi menjadi pemanis belaka, tapi ia menjelma menjadi api yang mengobarkan semangat yang sempat terputus sebab dinamika hidup yang kita lalui. Tangis kita sebab kesulitan hidup berubah menjadi tangis sebab keyakinan Allahu Ma’ana semakin memeluk relung hati kita.
Akhirnya saya mulai paham mengapa guru saya mengajarkan kalimat itu pada saya, ia kalimat sederhana, tapi istimewa.
270 notes · View notes
intaaanid · 9 months
Text
Hanya karena kamu berbeda,
bukan berarti kamu salah
Tiap orang itu Allah ciptakan unik
Sepaket dengan permasalahan kompleks yang berbeda-beda
Sebaik-baik manusia memang yang pandai mengambil hikmah,
Tapi proses pencarian hikmah tak saat itu juga muncul,
Nyatanya butuh jeda waktu untuk pulih,
dan gak semua orang dapat memahami itu
Bukan tanpa sebab Allah ciptakan manusia dg permasalahan yg berbeda, barangkali itulah maksud Allah agar kita bisa saling menguatkan
Kata "Seharusnya" yang terus dijadikan label diri, menuntut manusia untuk selalu tampil sempurna
Ternyata, kamu lupa, bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna,
jadi untuk apalagi mencari kesempurnaan?
Saat kamu melakukan kesalahan, itu perbuatanmu yang salah, dan saat itu saja, bukan berarti kamu salah
"Saya melakukan kesalahan" dengan "Saya salah" adalah dua hal yang berbeda
"Saya melakukan kesalahan" mengindikasikan diri melakukan suatu kesalahan dalam suatu waktu tertentu
"Saya salah" mengindikasikan diri selalu melakukan kesalahan tanpa ada hal benar sedikitpun
Hanya karena 1 orang menganggapmu salah, bukan berarti seluruh dunia menganggapmu salah
Hanya karena kamu gak dianggap berguna oleh orang yang kamu suka, bukan berarti kamu gak berguna bagi orang yang menyukaimu
Hanya karena kamu merasa butuh energi, bukan berarti kamu tak pantas untuk berbagi energi
Barangkali, energi yang kamu bagikan saat kamu sendiri membutuhkannya adalah energi terampuh untuk saling membuat hidup kita lebih bermakna
Barangkali, saat kamu berbagi dengan niat yang tulus justru jadi sarana untuk mengisi energi diri
3 notes · View notes
intaaanid · 10 months
Text
Kamu merasa hampa? Merasa kehilangan makna hidup dan kebahagiaan? Jangan-jangan kamu belum mengenal betul definisi Fitrah dalam dirimu.
Karena sesungguhnya makna diri, kebahagiaan, dan tugas langit atau misi hidup kita telah Allah karuniakan dalam Fitrah yang dibawah sejak lahir.
Tugas kitalah merawat Fitrah itu dengan sebaik-baiknya dan memandunya dengan kitabullah sehingga menjadi kehidupan yang berbahagia dan pada puncaknya menemukan alasan kehadiran kita di dunia yang harus dituntaskan sampai akhir hayat,
sehingga tercapailah maksud Allah menciptakan kita untuk beribadah, dan tercapailah juga peran Khalifah Allah di muka bumi.
Ada ayat yang sangat familiar
...إِنَّ اللهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ...
Artinya : “...Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri...” [Q.S. Ar - Ra'd : 11]
Ternyata asbabun Nuzul ayat tersebut adalah menjelaskan bahwasannya makna perubahan dalam Islam bukanlah menuju yang baru, tetapi menuju kepada fitrahnya.
Sekitar tahun 1990an, Havard University mengadakan riset terhadap 19 lulusan terbaiknya. Riset dilaksanakan selama 15 tahun. Saat dipublish, ternyata mengejutkan. Terdapat 10 orang yang menyebabkan perusahaan bangkrut karena manipulasi keuangan. Dan dari 9 orang itu sebagian merusak alam dengan melakukan eksploitasi besar-besaran, dan sebagiannya lagi melakukan bunuh diri.
Hal itu menandakan bahwa orang-orang yang jenius di kampus tidak menjamin dunia/peradaban lebih baik.
Ketika ditarik garis besarnya, maka bisa dikatakan riset tadi menyimpulkan bahwa dari 19 orang itu terbagi menjadi 3 kluster.
1. Tidak Beradab pada Masyarakat
2. Tidak Beradab pada Alam
3. Tidak Beradab pada Diri
Mengapa hal itu bisa terjadi?Karena sistem pendidikan modern hanya melahirkan "Human Thinking (Cerdas Berpikir)" dan "Human Doing (Terampil). Tapi tidak melahirkan "Human Being (Insan Kamil)".
Apa itu Human Being? Atau dalam Islam kita Sebut Insan Kamil?
Insan Kamil adalah manusia yang tumbuh paripurna sesuai dengan fitrah penciptaannya.
Kita ambil contoh, salah seorang Sahabat Nabi.
Yaitu Usamah bin Zaid RA (615 - 673 M)
• Ditarbiyah sejak lahir oleh Rasul
• Sahabat muda saat Rasulullah sudah tua
• 14 tahun dinikahkan oleh Rasul
• 16 tahun menjadi panglima perang Tabuk
Kenapa yang ditunjuk jadi panglima perang bukan senior-seniornya? Padahal ada Khalid bin Walid juga disitu.
Ternyata hal itu terjadi karena Rasul ingin menunjukkan pada dunia bahwa itulah sebenarnya definisi Pendidikan.
Kalau Kata Ibnu Khaldun, Pendidikan yang benar adalah mengantarkan anak dari Fitrahnya, dipandu dengan Kitabullah, Lalu mencapai yang disebut Peran Peradaban.
Oleh karenanya, bertahun-tahun setelah itu, muncul orang-orang hebat sepanjang sejarah untuk melanjutkan model pendidikan Rasul. Dan terbukti tercetak berbagai Pemuda Islam yang sudah tampil di Kontes Peradaban.
Seperti:
Imam Syafi'i (767 - 820 M)
• 11 Tahun : Jadi Mahasiswa
• 14 Tahun : Kehabisan Dosen
• 16 Tahun : Jadi Mufti (Ahli Fatwa)
Muhammad bin Musa Al Khawarizmi (780 - 850 M)
• 18 Tahun : Penemu Aljabar & Guru Besar MTK
• 10 Tahun : Menciptakan Rumus ABC
Abu Hamid Muhammad Al Ghazali (1058 - 1111 M)
• Belajar Fiqih secara mendalam sejak remaja
• 19 Tahun : Merantau ke berbagai negeri untuk mendalami pengetahuan
• Ada 50 lebih karya masterpiece yang masih dibaca oleh orang sampai saat ini
Muhammad Al Fatih (1432 - 1481 M)
• 21 Tahun : Menaklukkan Konstantinopel
• Usia Belasan : Mulai memimpin pasukan perang (Melanjutkan kepemimpinan ayah dan kakeknya)
Sentot Alibasya (1807 - 1855 M)
• 17 Tahun : Jadi Panglima Perang saat Perang Diponegoro
• Kata Alibasya dalam namanya adalah Gelar militer tertinggi yang diadopsi oleh pangeran Diponegoro dari angkatan perang turki.
Hasan Al Banna (1906 - 1949 M)
• 21 Tahun : Mendirikan Ikhwanul Muslimin di Mesir (1928 M) yang memiliki member 20 ribu orang aktif. Gak kayak followers IG biasanya loh ya, ini bener-bener anggota aktif.
• 16 Tahun : Mulai pergerakan
Mohammad Natsir (1908 - 1993 M)
• 15 Tahun : Ketua Jong Islamiten Bond (1928 - 1930 M)
Lalu bagaimana dengan anak-anak sekarang? Kebanyakan lambat dewasanya. Pendidikan jaman sekarang diromantisasi melalui revolusi Industri dan orientasi Bisnis.
Sehingga menghasilkan manusia yang sibuk bekerja tapi tidak sanggup memegang peran dalam Peradaban.
1 note · View note
intaaanid · 10 months
Text
a love letter to my future children...
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
intaaanid · 11 months
Text
how to maintain a tahajjud routine
Tumblr media Tumblr media
trying to wake up for tahajjud + fajr is something that i've been trying to do consistently, especially as it's winter and the days are shorter. this can be hard with my uni studies/lectures and other commitments when I just want to sleep for longer and not wake up. however, these are some things that help me form a routine:
sleep early this means that you're getting enough sleep to not be as tired when you wake up. try and go to sleep around the same time every night so that when you do wake up for tahajjud, your body adjusts over time to this new routine. i tried to be asleep by 11pm and my body naturally started to wake me up around 5-5:30am because of this, alhamdulillah.
setting multiple alarms i am that girl who will wake up her whole house with alarms before it even wakes her up. if i want to wake up at 5:45, i set them for 5:40, 5:45, 5:50, 6:00 and eventually i get tired of snoozing them all and just get out of bed.
repeating 'prayer is better than sleep' in my head sometimes it is so tempting to say 'i'll get up in 5 minutes...' and then that 5 minutes turn into 2 hours. when having the urge to say this to myself and close my eyes, i try and battle it by repeating that phrase in my head which reminds me the blessings of salat and helps me get out of bed.
waking up 30 minutes before fajr by the time i finish praying tahajjud, it is fajr time and i get to complete the first prayer on time as well. this will make it feel easier as you're not waking up in the middle of the night and then going back to sleep and missing fajr or having to wake up for it again - you get to pray both around the same time.
doing something after fajr before a nap sometimes it's hard to go back to sleep after fajr on the days where I start university late/it's the weekend but i still want some rest. i started to do some reading after fajr to make me sleepy so that in an hour or two, i'd go back to sleep for another 2 hours and wake up feeling well rested and continue with the rest of the day. i'm always the most productive on these days. of course, it depends on your life schedule and what is going on in your life as well.
reading about the blessings of tahajjud understanding this makes me want to pray tahajjud even more as i know the benefits and beauty of waking up in the middle of the night when everyone else is asleep and Allah has descended to the lowest heaven in the third part of the night. it makes me want to wake up and be close to Him.
these are just what work for me. if these do not work for you, try and see what does and Insha’Allah you will form your own routine. may Allah make it easy for us all, Ameen.
2K notes · View notes
intaaanid · 11 months
Text
Jangan takut untuk mencintai diri sendiri. Ada peribahasa Afrika yang mengatakan:
“Jika tidak ada musuh di dalam diri, musuh yang ada di luar diri tidak dapat melukai kita.”
Jika Anda mencintai diri sendiri (termasuk kekurangannya), Anda telah berhasil membangun benteng diri yang tidak ditembus oleh siapa pun.
0 notes
intaaanid · 11 months
Text
Menangani Kecemasan & Stres Pada Anak | dr. Fazia, Sp.KJ.
Sebenarnya anak anak ada tumbuh kembang yg harus dipelajari.
Ada fase fase yg harus dilewati. Usia 1-3 th : toilet training + bahasanya berkembang, kita gak boleh mengekang, tetap lembut, kasar pada anak justru menghasilkan anak yang keras kepala,
kalau bisanya pas anak udah mulai banyak omong seorang ibu malah bilang "km banyak bet ngomong, brisik tau, pusing pala bunda" itu akan buat anak berpikir kalau dia gak boleh ngomong, efeknya gak akan bisa mengungkapkan perasaan, ketika ada masalah gak akan ngomong,
3-5 th mulai eksplorasi dunia mulai banyak tanya dan ketika kita hambat maka efeknya akan jadi anak kurang inisiatif kurang ide, gampang terpengaruh oleh org lain, gampang mengiyakani putusan org lain, krn ide idenya selalu dikekang,
Ketika dia ingin bergaul, tp ortunya gak ngebolehin, nah bakal jd anak pemalu, ngurung diri, pendiam, itu salah satu penyebab stres anak ya pola asuh ortu, kalau ortu terlalu otoriter si anak tidak pernah punya hak untuk menyampaikan pendapat.
Tp kalau orang tua terlalu memanjakan, si anak g pernah diajarkan hidup susah-rasa sedih-rasa kecewa, ketika dia dewasa dia pasti akan mengalami masalah kan, karena dr kecil gak diberi tau cara memvalidasi rasa dan problem solving, ya malah bisa jd depresi, bahkan penyalahgunaan zat.
Ketika sering berteriak ke anak hingga anak merasa tertekan maka jatuhnya ujung-ujungnya ke keluhan fisik. Maka dari itu salah satu ciri anak stres adalah nyeri di perut dan nyeri di kepada atau bahkan ada banyak keluhan fisik ternyata saat dicek medis tidak ada masalah.
1 note · View note
intaaanid · 11 months
Text
Arti Syukur
Apa itu syukur? Syukur : Upaya menggunakan semua nikmat yang Allah titipkan sesuai dengan apa yang Allah inginkan dalam rangka mendekatkan diri kepada Alah STW.
Anak itu titipan/bukan? Apa keinginan Allah terhadap anak itu? (Q.S. Al A’raf : 189 diujung ayat).
"...Kemudian ketika dia merasa berat, keduanya (suami istri) berdoa kepada Allah, Tuhan Mereka (seraya berkata), “Jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami akan selalu bersyukur."
Setiap ortu menginginkan anak yg shaleh, tp apa betul setiap ibu yang dititipkan anak benar benar mensyukuri nikmat titipanNya?
• Disekolahkan dimana?
• Kenal Allah tidak?
• Diajarkan shalat tidak?
• Diberikan pakaian yg menutup aurat tidak?
Ingat definisi syukur tadi, katanya disyukuri sampai diaqiqahkan, dibuatkan pengajian macem-macem, sampai baligh eh malah dikasi pakaian terbuka disekolahkan ke tempat yg gak kenal Allah,
Les bahasa les mathematics les les lainnya emg bagus, tp kalau gak buat lebih kenal dengan Allah, gimana syukurnya (?)
Kenal Allah gak cuma sekadar memulai sesuatu dengan basmallah ya, penanaman aqidahnya harus kuat tentang esensi keterkaitan setiap ilmu dengan bukti kemahakuasaan Allah.
Tiap pakaian akan dihisab. Ada gak pakaian yg blm dipakai untuk ibadah (?) Tas bagus bagus hanya untuk kondangan (?) Pernah ga dipakai ke pengajian (?) Yg dipakai saat shalat (Mukena) sama Alah justru seadanya?
Manusia sering meminta kedamaian, tp ketika diberikan sebuah nikmat tidak menggunakan nikmat itu untuk sesuatu yang membuat ia merasa damai. Karena itu mari kita lihat kembali apa aja si sebenarnya nikmat Allah yang sudah dititipkan ke kita, mari baca Surat Ali Imran : 35 - 37.
"(Ingatlah), ketika istri Imran berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, agar (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui."'
Maka ketika melahirkannya, dia berkata, "Ya Tuhanku, aku telah melahirkan anak perempuan." Padahal Allah lebih tahu apa yang dia lahirkan, dan laki-laki tidak sama dengan perempuan. "Dan aku memberinya nama Maryam, dan aku mohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari (gangguan) setan yang terkutuk.""
"Maka Dia (Allah) menerimanya dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemuinya di mihrab (kamar khusus ibadah), dia dapati makanan di sisinya. Dia berkata, "Wahai Maryam! Dari mana ini engkau peroleh?" Dia (Maryam) menjawab, "Itu dari Allah." Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan."
Insight from Kajian Ustadz Adi Hidayat, L.C., M.A.
0 notes
intaaanid · 11 months
Text
"Sebenarnya tidak ada yang memintamu menjadi sempurna, kamu sendiri yang memilih menjadi sempurna karena menurutmu itu satu-satunya cara agar orang lain menyukaimu"
- Buku Kembali Pulih karya Jackson Mackenzie
0 notes
intaaanid · 11 months
Text
At your lowest, you realize a lot. Di hari-hari duka itulah kita akan menyadari banyak pelajaran.
Dan benarlah kata Buya Hamka, kelak hari penuh derai air mata inilah yang akan kita tertawai dengan bangga di masa jaya; lega, karena telah berhasil melalui; tanpa kabur dan lari.
10 Mei 2023
469 notes · View notes