Tumgik
mfarrasm · 5 years
Text
Buka Mata : Inflasi
Beberapa hari yang lalu, ketika mengajar, mendapati hal yang menarik. Kala itu, adik ajar izin permisi untuk jajan siomay.
“Gak ikut jajan?” tanya saya kepada adik ajar yang tidak ikut jajan. “Gak ah, mahal.” kata adik ajar itu. “Memangnya, bawa uang berapa?” “Dua ribu, A.” “Memangnya gak cukup ya dua ribu beli siomay?” “Cukup, tapi cuman dapat setengah…”
Di sinilah saya kaget. Jaman SD dulu, beli siomay dua ribu dapat lima. Eh sekarang hanya dapat setengah. Bukan setengah porsi, tapi setengah siomay!
Beginilah kenyataannya. Hampir setiap tahun harga kebutuhan pokok naik—mengakibatkan harga jajanan ikut naik. Lantas, bisa tidak ya sekali-kali harga kebutuhan pokok itu tidak naik—atau bahkan mengalami penurunan?
Namun sayangnya, selagi uang yang dipakai adalah uang fiat (dolar, rupiah, euro, real, dll), maka akan sangat kecil kemungkinannya.  
Mengapa demikian?
Dalam rezim uang fiat dunia pasca Nixon Shock 1971, harga barang-barang kebutuhan pokok di tingkat dunia hampir selalu dalam situasi naik.
Ketika ekonomi dunia sedang membaik, terjadi peningkatan kebutuhan yang tidak selalu bisa diikuti oleh peningkatan supply secara proporsional. Hal ini mengakibatkan harga-harga menjadi naik.
Sebaliknya, ketika ekonomi sedang memburuk, pemerintah-pemerintah dunia cenderung mencetak uang secara berlebihan untuk mencegah ekonomi terpuruk lebih lanjut. Maka terjadilah inflasi—nilai uang jadi kurang berarti.
Maka, bagaimana solusinya?
Goat & Gold Investment—Kambing dan emas atau Dinar yang sangat erat dengan syariah Islam. Di sinilah lagi-lagi saya dibuat kagum oleh Islam. 
Kambing dan Dinar seringkali digunakan dalam pelaksanaan hukum syariah. Misalnya ketika pergi haji. Bila suami dengan istri melakukan hubungan sebelum tahallul, maka dikenakan denda menyembelih 7 ekor kambing atau 1 ekor unta. Adapun dinar menjadi standar nisab zakat, nisab pencuri, uang darah, dsb.
Hebatnya, harga kambing standar qurban bertahan di sekitar 1 Dinar selama lebih dari 1400 tahun. Karena kambing dan Dinar merupakan bagian tidak terpisahkan dari syariat agama, maka pasti keberadaannya dijamin oleh yang membuat syariat itu sendiri sampai akhir zaman.
Selain itu, Dinar tidak pernah kehilangan nilai atau daya beli; appresiasi nilainya mampu mengalahkan inflasi hampir 3 kali angka inflasi. Dinar menjadi proteksi asset yang sangat efektif untuk melindungi daya beli.
Walau demikian, Dinar tidak menjadi growing asset yang sesungguhnya. Satu Dinar tetap satu Dinar bila disimpan berapa lama pun. Ia tidak beranak dan daya belinya tetap setara dengan satu ekor kambing.
Di sisi lain, kambing setiap tahun beranak. Sekali beranak bahkan tidak hanya satu, kadang dua bahkan ada yang sampai empat. Inilah growing asset! 
Di sinilah kita menemui fakta bahwa memelihara kambing seperti yang dilakukan oleh para nabi ternyata tetap relevan sampai zaman modern sekarang. Dengan kambing kita lawan inflasi.
===
Dan akhirnya, ditutup dengan penawaran kembali :)
alhamdulillah, saat ini @agriquran tengah mendapat amanah mengelola 91 ekor saudaranya kambing—alias domba, he he. Di antara plan ke depan adalah membuka program investasi. Bila berkenan, memohon doanya untuk kelancaran dan keberkahan.
Untuk saat ini, kami menawarkan program kerjasama. Bila ada yang tertarik untuk develop unit usaha berbasis produk turunan domba, boleh sekali berkabar. Silahkan hubungi kami di [email protected]. Barangkali ada kolaborasi yang bisa kita kerjakan bersama.
Yuk kita berperan di pentas perekonomian. Beramal jama’i agar bisa berdaulat.
29 notes · View notes
mfarrasm · 5 years
Text
Domba Challenge
Alkisah A dan B berada di tengah hutan. Mereka saling berbincang.
A: “Seandainya tiba-tiba harimau datang menerkam kita, apa yang akan kamu lakukan?”
B: “Aku akan berlari kencang hingga di depanmu.”
A: “Eh, mengapa hanya ingin berlari di depanku?”
B: “Karena kalau aku dapat lari di depanmu, harimau akan cukup puas menerkammu. Harimau tidak perlu lagi mengejarku..."
Kini, giliran B yang bertanya
B: “Kalau kamu, apa yang akan kamu lakukan?”
A: “Kalau aku, aku akan mengajakmu bersama-sama menghadapi harimau. Kita padukan punggung-punggung kita, karena harimau hanya akan menerkam dari belakang. Kita bisa bersama-sama menghadapinya. Harimau tidak akan berani menerkam kita…"
Bila diharfiahkan dalam teori ekonomi, maka A adalah ekonomi syariah dan b adalah ekonomi kapitalis. Mengapa demikian?
Dalam prinsip ekonomi syariah ada istilah lha dharara wa la dhirara, tidak membahayakan diri sendiri dan tidak pula membahayakan orang lain. Sedangkan dalam ekonomi kapitalis menganut prinsip survival of the fittest, tidak mengapa orang lain dalam bahaya asal dirinya sendiri selamat.
Hari ini, kita bisa melihat bagaimana prinsip survival of the fittest meraja rela—kapitalisme global. Contohnya adalah bisnis retail kebutuhan sehari-hari. Hanya didominasi oleh satu atau dua brand saja. Hal ini mengakibatkan jutaan manusia dalam negeri ini kesulitan bersaing dengan serbuan produk-produk raksasa yang kebanyakan datang dari luar.
Lantas bagaimana kita melawan kekuatan kapitalisme global? Ternyata, jawabannya ada pada surah Al-Baqarah ayat 275 dan 276; dengan jual beli dan sedekah. Dimana derajat sedekah paling tinggi adalah sedekah jariyah. Dan para ulama termasuk Imam An-Nawawi sepakat bahwa sedekah jariyah adalah wakaf.
Dan sebagaimana jawaban A; kita harus menyatukan punggung-punggung kita. 
===
Alhamdulillah, saat ini kita di @agriquran tengah mengelola domba dengan skema wakaf produktif.
Tumblr media
Kita percaya bahwa domba penuh dengan nilai-nilai positif. Sebagaimana seluruh nabi menggembalakan domba, dan dalam pelaksnaan syariat Islam dipotong begitu banyak domba.
InsyaAllah, akan dikembangkan unit-unit usaha dengan basis produk turunan domba (pemanfaatan daging, bulu, dsb).
Bila Anda atau bersama tim tertarik, memiliki passion untuk berjuang, memiliki ide yang siap dieksekusi, insyaAllah kami akan fasilitasi backup kebutuhan domba. Silahkan hubungi kami di [email protected]
Mari bersama satukan punggung-punggung kita. Bersama kokohkan perekonomian umat.
14 notes · View notes
mfarrasm · 5 years
Text
Kuttab
Alhamdulillah, betapa bersyukur atas aktivitas-aktivitas saat ini. Di antaranya adalah membersamai Kuttab Al-Fatih. Berikhtiar hadirkan pendidikan gratis yang ditopang melalui unit-unit bisnis dengan skema wakaf produktif.
Tentang Kuttab, apa temen2 pernah dengar sebelumnya? Mohon izin sharing ya. Semoga bisa bermanfaat
Tumblr media
Kuttab secara terminologi adalah tempat anak-anak untuk belajar membaca, menulis dan menghafal Al-Qur’an. Ia merupakan pusat pengajaran paling tua di kalangan kaum muslimin yang berhasil melahirkan orang2 besar dan mengantarkan umat menuju zaman kegemilangan.
Contoh tokoh besar yang mengenyam pendidikan di Kuttab: Ibnu Firnas sang penemu pesawat terbang, Ibnu Sina sang bapak kedokteran, Imam Syafi’i sang ulama mahsyur yang menjadi rujukan
Kuttab muncul pertama kali di zaman Nabi ﷺ , kemudian menyebar ke berbagai negeri seiring dengan tersebarnya agama Islam. Dimana kuttab ialah embrio madrasah atau sekolah. Bahkan di kemudian hari menjadi embrio universitas, seperti universitas pertama di dunia! Jauh sebelum Harvard, Cambridge, atau Oxforfd.
Universitas tertua dan pertama di dunia lahir dari peradaban Islam. Ialah Universitas Al-Qarawiyyin di Fes, Maroko. Pendirinya seorang muslimah, bernama Fatimah Al-Fihri. Di antara yang pernah mengenyam pendidikan di sana bahkan cendikiawan Nasrani dan Yahudi, seperti Nicolas Cleynaerts, tokoh Belgia; Golius, tokoh Belanda; Leo Africanus; Rabbi Mosse ben Maimon, dan Paus Silvester II
Tumblr media
Kembali tentang Kuttab. Catatan sejarah tentang Kuttab masih tersimpan dengan rapi, rujukan dan aplikasi lapangan tersusun dengan sempurna. Bahkan kurikulumnya pun disebutkan tanpa ada yang tertutupi. Namun sayangnya, Kuttab belakangan hilang dari dunia Islam. Barangkali inilah mengapa terjadi degradasi pada banyak hal dalam tubuh umat.
Namun alhamdulillah, kini kuttab mulai lahir kembali. Diinisiasi oleh Ust. Budi Ashari, Lc yang alumni Universitas Islam Madinah dengan kepakarannya sejarah islam, bersama  rekan-rekan lainnya dengan modal keyakinan, berharap kebeseran-Nya
Menariknya, kurikulum Kuttab hanya berkosentrasi pada dua kurikulum utama. Ialah kurikulum Iman dan kurikulum Al-Qur’an. Sistem pendidikan yang dibangun menekankan pentingnya; (1) Iman sebelum Al-Qur’an, (2) Adab sebelum Ilmu. Inspirasinya dari hadits Rasulullah ﷺ
Dari Jundub bin Abdillah berkata: Dulu kami adalah anak-anak kecil yang sudah cukup kuat bersama Rasulullah ﷺ. Maka kami pun mempelajari iman sebelum Al-Qur’an, kemudian kami mempelajari Al-Qur’an (setelah itu). Maka semakin bertambahlah iman kami. Sementara kalian hari ini, kalian mempelajari Al-Qur’an sebelum iman. (HR. Ibnu Majah)
Tumblr media
Banyak kisah tentang anak-anak Kuttab. Berkali-kali saya dibuat nangis ketika diceritakan kisah tentang mereka.
Seperti ada anak yang ketika setoran surah An-Naba tiba-tiba berhenti di ayat ke-20. Ia tiba-tiba menangis tersedu karena memahami dan mengimani maknanya.
Atau ada anak yang belum baligh menyampaikan ingin segera meninggal. Ia bilang takut berbuat dosa bila sudah baligh. Ia  bilang takut dengan adzab Allah, sekaligus rindu kepada Allah dan Rasulullah ﷺ. Dan tak lama setelah itu, benar saja ia dipanggil oleh Allah.
Tumblr media
Dan alhamdulillah, dari wasilah Kuttab lahirlah @agriquran, sebuah wadah kolaborasi yang di antara cita-citanya adalah melahirkan pengusaha sekelas Utsman bin Affan. Meretas unit-unit bisnis yang berorientasi kepada umat dengan skema wakaf produktif. Dimana di antara penyalurannya adalah untuk pendidikan.
Dan insyaAllah pada ramadhan tahun ini @agriquran akan mengadakan AgriQuran Camp, yaitu kegiatan dauroh Al-Qur’an sekaligus belajar pertanian Islam di Kuttab Al-Fatih Purwakarta. Informasi lebih lanjut insyaAllah akan di-update di kanal instagram @agriquran. Nantikan! :D
12 notes · View notes
mfarrasm · 6 years
Text
Pencapaian
Hari ini, alhamdulillah berkesempatan ikut diskusi yang sangat apik. Pengisinya ada tiga; Kang Elvandi alumni Al-Azhar Kairo dan Manchester Univ, Bang Faldo ex Ketua BEM UI dan alumni Imperial College London, serta Uda Yusuf ex Presiden KM ITB dan alumni Erasmus Univ. Rotterdam.
Jujur, dibuat kagum oleh akang-akangnya. Banyak setruman inspirasi yang didapatkan. Mulai dari people power, social movement, hingga studi di luar negeri.
Munculah keinginan untuk bisa seperti beliau-beliau. Keren, masih muda, berdaya, menggerakan sesama! Studi di luar negeri, pimpinan organisasi, dan banyak prestasi lainnya. Hingga menggebu-gebulah, muncul keinginan-keinginan untuk sebuah pencapaian.
Namun MasyaAllah, pas barusan maghrib buka Al-Qur'an, alhamdulillah pas sekali yang dibaca Surat Al-Hadid ayat 20.
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu."
Jleb. Berasa ditegor.. Apa sih niatan meraih pencapaian? Untuk keren-kerenan? Untuk bangga-banggaan?
Dan alhamdulillah, berlanjut di ayat 21
"Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar."
Sehingga barangkali, menjadi prestatif dan berdampak adalah salah satu jalan untuk peroleh ampunan dan surga-Nya.
Sebagaimana nasehat KH. Ahmad Dahlan, orang yang beragama adalah orang yang melahirkan amal. Sehingga barangkali berprestasi adalah buah amal dari ibadah.
Kan bahaya juga kalau kita tidak berprestasi dan tidak berdampak bagi sesama.. Khawatirnya, kita tidak benar-benar beragama jika demikian..
Dan terkahir, teringat nasehat Imam Ghazali,
“Dan kapankah bayang-bayang ranting bisa lurus jika rantingnya bengkok?”
Bagaimana mungkin bayangan akan lurus jika ranting atau pohonnya bengkok??
Maksud dari pohon adalah iman/batin/hati/niat/ jiwa. Sedangkan bayangan adalah perbuatan atau pencapaian kita yang nampak telihat..
Sehingga jika ingin lebih berprestasi, hayuk kita tata dan perbaiki terus hati kita. Wallahu'alam..
31 notes · View notes
mfarrasm · 6 years
Text
Islam Tidak Redup, Tapi Tertutup
Sebuah cerita lalu yang belum sempat tertuliskan. Mencoba dituliskan dengan harapan dapat menjadi pembelajaran.
***
Cerita ini bermula dari diskusi ringan saat berada di Benteng Salahuddin Al-Ayyubi di Kairo. Bangunan kokoh nan gagah bersejarah itu mendorong kami untuk mencoba berdiskusi ringan.
“Saat di Eropa aku ketemu dengan traveler. Dia bilang menyaksikan banyak hal terpuji di negara-negara Eropa. Seperti karakter, kerapihan dan keindahan lainnya. Tapi ketika mengunjungi negeri-negeri Islam, justru tidak dia temukan hal-hal yang demikian. Melainkan kebalikannya," ujar seorang kawan
Resah mendengarnya. Tapi bagaimana lagi, apa yang dikatakannya barangkali benar adanya. Karena baru beberapa hari sebelumnya, kami sendiri mengalami hal yang kurang menyenangkan di Kairo, sebuah kota peradaban Islam.
Paspor kami ditahan oleh petugas bandara yang ternyata hanya bahan candaan, dan karenanya kami jadi ketinggalan sholat Jum’at. Trolly ditendang oleh orang setempat karena ia tak sabar menunggu antrian. Atau kondisi jalanan yang semeraut, tak jarang kotor dan baunya tak sedap. Hal-hal yang menurutku sepatutnya tidak terjadi di negeri yang merupakan tempat dimana Islam banyak diajarkan seperti di Mesir.
***
Ada kesenjangan serius antara ajaran Islam yang luhur, dengan perilaku umat Islam. Kalau kata Syaikh Muhammad Abduh - sosok pembaharu Islam Abad 20, “Al-Islamu mahjubun bil muslimin,” Islam tertutup oleh umat Islam.
Ketika itu, Syaikh Muhammad Abduh ditanya oleh murid-muridnya dari Paris yang sampai rela pergi ke Kairo demi memenuhi kerinduan kepada gurunda. Lantas, murid-murid beliau kecewa setelah melihat kondisi Mesir.
“Kami berharap mendapatkan contoh Islam yang hidup di Mesir ini, Syaikh. Tapi sungguh jauh dari yang kami harapkan. Kami hampir-hampir tidak menemukan Islam dipraktikan di sini? Mana ajaran Islam yang indah, Islam yang luhur seperti yang Syaikh ajarkan kepada kami di Paris saat dulu?”
Lezatnya iman yang mereka rasakan kini terbentur dengan kenyataan riil umat Islam yang jauh dari ajaran Islam. Bibir Syaikh Muhammad Abduh kelu. Ulama besar itu tidak kuasa menjawab pertanyaan murid-murid terkasihnya. Kedua mata beliau basah. Ada kesedihan luar biasa menyusup ke dalam hatinya.
Dan tak perlu jauh-jauh.. Mari kita tengok pijakan sendiri. Bagaimana kabar negeri yang berjuluk the biggest muslim population in the world? Negeri kita sendiri..
Maaf, rasanya kita masih perlu banyak beristighfar.. Cahaya keindahan Islam tertutupi oleh perilaku pemeluknya yang tidak mencerminkan ajaran Islam. Dan kita jadi mengenal sebuah kalimat yang cukup terkenal. “Islam is perfect but I am not. If i make a mistake, blame it on me, not on my religion.”
Sehingga kita perlu berjuang. Agar minimal kita sendiri tidak menjadi jenis umat Islam yang menjadi penghalang terpancarnya cahaya Islam. Kalau kata Aa Gym, ada dua pilihan bagi kita. Menjadi biang masalah, atau pemberi solusi. Entah sebenarnya kita telah menjadi manusia jenis mana.
Kini tidak heran jika masih saja ada yang antipati dengan Islam. Barangkali, itu karena kesalahan kita juga, tidak mencerminkan Islam.. Kita yang membaca Al-Qur'an, tapi tidak kita 'hadirkan' dalam kehidupan.. Seperti di QS. Al-Baqarah ayat 44, atau yang terkenal di QS. Ash-Shaff ayat 2 dan 3.
Maka kita tidak perlu muluk-muluk menyampaikan keindahan Islam kepada semua orang yang masih saja salah paham atau antipati kepada Islam. Cukup sampaikan akhlak Islam, serta kualitas kita sebagai seorang yang dididik oleh Islam.
"The real dawah to Islam is the character of a Muslim" (Nouman Ali Khan)
#catatanperbaikan
15 notes · View notes
mfarrasm · 6 years
Text
Bergizi 😃👍🏻
Tariq Tak Pernah Membakar Kapalnya
@edgarhamas
Sering kan kita mendengar Tariq bin Ziyad?
Itu lho, pembebas Spanyol yang melegenda. Sejarawan Eropa kala dulu sampai kini mengabadikannya sebagai “pembakar kapal.“ Memimpin 5-7 ribu prajurit, Thariq bin Ziyad bersama pasukannya berangkat dari Afrika Utara menyeberangi Selat Gibraltar menuju semenanjung Iberia. Kapal-kapal berlabuh indah nan gagah.
Yang terkenal dalam peristiwa hebat ini, katanya, adalah sesampainya pasukan muslimin di daratan Andalusia untuk pertamakali, Tariq bin Ziyad malah membakar kapal-kapalnya. Kemudian dengan lantang ia berkata, "wahai pasukanku! lautan ada di belakangmu, dan musuh ada di depanmu! Tak ada pilihan lain selain berjuang!”
Tumblr media
Pernah dengar yang kaya di atas, kan?
Namun, pernahkah kamu mempertanyakan, mengapa untuk berjihad dan berjuang di jalan Allah, Tariq bin Ziyad harus membakar kapalnya?
Ternyata dan ternyata, riwayat sejarah tentang pembakaran kapal sama sekali tidak ada dalam literatur sejarawan muslim di masanya. Kisah itu malah diabadikan para sejarawan Eropa. Sesuatu yang ganjil, bukan? Iya.
Mengapa? Para sejarawan Eropa ini tentunya akan menulis sejarah dengan logika yang nyambung dengan sudut pandang mereka. Logika yang tak percaya dengan kekuatan iman dan pertolongan Allah.
Contohnya; dalam logika manusia yang tak beriman, yang lemah pasti kalah oleh yang kuat, yang sedikit pasti kalah oleh yang banyak, yang punya harta pasti lebih hebat dari yang sederhana saja.
Dan ketika Tariq bin Ziyad serta pasukannya sampai di Andalusia, kemudian dengan sangat mengejutkan bisa memenangkan pertempuran Guadalete (dalam bahasa Arab وادي برباط) antara 7000 muslimin melawan 50-100 ribu tentara katolik, para sejarawan dibuat bingung, “kok bisa?!”
Tumblr media
Akhirnya, dibuatlah satu mitos sejarah bahwa “Tariq menyengaja membakar kapalnya, agar ia bisa memaksa pasukannya berperang. Jadi, wajar saja pasukan itu menang, karena mereka tak punya pilihan lain, dan dipaksa oleh panglima mereka.”
Faktanya, Tariq bin Ziyad tak pernah menyuruh untuk membakar kapal pasukannya sendiri. Sebab pertama, itu mubazir. Kedua, Islam tidak pernah mengajarkan pemaksaan dalam berjuang. Penjelasan ini ada dalam Kitab ’Ihraq Tariq li As Sufun Wahm Am Haqiqah’ dan tulisan-tulisan Sejarawan Muslim kontemporer yang berhasil membedah mitos-mitos sejarah seperti Dr Raghib Sirjani dan Jihad Turbani.
Mitos pembakaran kapal dihembuskan oleh sejarawan Eropa masa lalu, untuk menutupi ketakjuban mereka, “bagaimana bisa sedikit pasukan menang?” Diciptakan sebuah pernyataan seakan-akan “wajar pasukan muslim menang, mereka dipaksa oleh Tariq dengan kejam tanpa boleh mundur selangkahpun.“
Wajar saja mereka bergeleng kepala.
Bayangkan, pertama, pasukan Muslim adalah pendatang di sana, kurang paham geografi dibanding bangsa Spanyol, bagaimana bisa menang? Kedua, dengan jumlah 5-7 ribu pasukan, ‘kok’ bisa menang melawan ratusan ribu pasukan kristen kala itu? “Tidak wajar”, kata sebagian sejarawan.
Oleh karena itulah mereka sengaja mencari-cari logika agar kekalahan mereka dapat diterima oleh akal pikiran. Dibuatlah kisah palsu itu. Mereka tak paham bahwa sejatinya pola pikir kaum Muslimin berbeda, “betapa banyak pasukan kecil mengalahkan pasukan besar dengan izin Allah?” (buka QS Al Baqarah ayat 249)
Pada akhirnya, terbebaslah tanah Andalusia. Karir peradaban Islam bermula disana tahun 711 M hingga 1492 M, 800 tahun lamanya. Mari menyibak rahasia sejarah. Darinya kita akan menangkap permata hikmah tiada tara, gelora kebenaran yang menyala-nyala.
Wallahu a'lam.
870 notes · View notes
mfarrasm · 6 years
Text
Waktu Dunia
Betapa hidup kita di dunia hanya sesaat. Ada akhirat yang kekal. Al-Qur’an menyebutkan, lama satu hari di akhirat sama seperti seribu tahun di dunia.
“Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS. As-Sajdah [32]: 5)
Sebagai umat Rasulullah ﷺ,  rata-rata usia kita di dunia ialah 63 tahun saja. Maka hitungan-hitungan sederhananya:
63 tahun x 1 hari akhirat/1.000 tahun dunia = 0,063 hari.
Kemudian, jika kita kalkulasikan ke dalam jam:
0,063 hari x 24 jam = ± 1,5 jam.
Lama hidup kita di dunia ialah ± 1,5 jam hitungan akhirat. Belum dikurang waktu tidur. Belum dikurang waktu bersantai.  
Apa saja yang sudah kita perbuat di dunia. Bagaimana kabar bekal untuk negeri akhirat yang panjang bahkan kekal.
23 notes · View notes
mfarrasm · 6 years
Text
Taufik-Nya
Kebahagiaan itu hadir begitu saja tatkala Allah menyelimuti kita dengan taufik-Nya.
Mampu melakukan amal baik sekecil apa pun, itu adalah taufik dari Allah.
Tanpa taufik-Nya, bahkan membaca basmalah pun kita tak akan bisa.
Semoga tetap dalam kerendahan hati, dan terus membersamai sahaja.
242 notes · View notes
mfarrasm · 6 years
Text
Menipu Allah
Seberapa sering kita menipu Allah. Mengerjakan amal yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, namun yang diharapkan adalah selain Allah.
Diantara hal-hal yang membuat hati kita bingung, yang mengganggu keteguhan dan ketenangan, adalah ambisi agar bisa dikenal dan diperhatikan orang-orang.  
“Dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan” (QS. Ali-Imran [3]: 188)
“Barangsiapa berlaku riya, maka Allah akan bersikap riya kepadanya, dan barangsiapa menginginkan kemahsyuran maka Allah pun akan memamerkan kemahsyuran-Nya kepadanya.” (Al-Hadits)
Syaikh Abdullah Ibnul Mubarak pernah berwasiat, berapa banyak amal yang kecil menjadi besar nilainya karena niat. Dan berapa banyak amal besar menjadi kecil nilainya karena niat.
Jangan menipu Allah. Orang-orang sekitar bahkan diri sendiri bisa tertipu. Tapi Allah tidak bisa kita tipu.
22 notes · View notes
mfarrasm · 6 years
Text
Nasehat Diri: Kegigihan
Kita dapati betapa banyak orang-orang di luar sana memiliki kegigihan, ketangguhan, ketabahan, dan ambisi yang amat menakjubkan. Banyak juga di antara mereka adalah orang-orang yang benci kepada Islam.
Golda Meir, Perdana Menteri keempat Israel, ia berkisah bahwa dalam salah satu fase hidupnya, ia pernah bekerja selama 16 jam setiap harinya. Meir melakukannya demi memperjuangkan prinsip-prisnip dan pola pikirnya yang padahal bertentangan dengan Islam.
Hingga ia berhasil menjadi salah satu dari ke-24 deklarator berdirinya negara Israel. Kemudian menjadi dalang terbakarnya Masjid Al-Aqsha pada 1969. 
Terbakarlah kiblat pertama umat Islam. Mimbar Shalahuddin Al-Ayyubi tak sempat diselamatkan. Hangus bersama kobaran api yang melahap Masjid Umar, mihrab Zakariya, Maqam Arbain, tiga koridor masjid, dan kubah kayu dalam masjid.
Bahkan, kegigihan orang-orang yang tidak senang kepada Islam telah ada sejak masa Rasulullah ﷺ. Walid bin Mughirah, Umayyah bin Khallaf, juga Al-‘Ash bin Wa’il sampai rela membelanjakan harta mereka untuk menghalangi tersebarnya Islam.
“Mereka akan menafkahkan harta itu, namun perbuatannya itu kelak menjadi sesalan bagi mereka dan mereka akan dikalahkan (QS. Al-Anfal [8]: 36)
Hey, ketika mereka gigih melawan Islam, kenapa kita masih saja banyak terdiam? Lama lelap dalam tidur, terlena bersama hiburan, atau lalai oleh kesenangan.
Sangat kurang pantas jika kita sedikit-sedikit berkeluh-kesah menyalahkan diskriminasi, konsipirasi, atau sejenisnya sebagai dalang kemunduran Islam.
Ayolah. Bela Islam dari hal-hal yang paling mungkin kita jangkau. Kita lawan itu semua dengan menunjukkan bahwa Islam itu luhur dan berkualitas.
Jika orang-orang tertidur semalaman, cukupilah dirimu dengan terbangun di sepertiga malam. Jika orang-orang mengerjakan tugas atau pekerjaan sampai sepekan, cukupilah dirimu untuk selesai lebih cepat. Karena jika bisa cepat berkualitas, kenapa harus mengulur-ulur waktu?  Kondisi dunia saat ini adalah kenyataan bahwa tantangan Islam begitu besar.
Kau tak perlu muluk-muluk menyampaikan keindahan Islam kepada semua orang yang masih saja salah paham atau bahkan membenci Islam. Cukup sampaikan akhlak Islam dan kualitas kau sebagai seorang yang dididik oleh Islam.
337 notes · View notes
mfarrasm · 6 years
Text
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih. Kasih sayang-Nya mahaluas tidak terbatas ruang dan waktu. Di mana pun, kapan pun, dan kepada siapa pun.
Kehidupan penuh kebahagiaan, selama kita mau mengingat rahmat Allah, kasih sayang Allah, karunia Allah, dan ampunan Allah yang Mahaluas. 
Jika mengalami musibah, ada Allah sebaik-baik penghibur. Jika dalam bahagia, ada Allah sebaik-baik pengingat agar kita tidak lalai terjerumus ke dalam kesedihan.
Secara fitrah, kesenangan seorang hamba terletak pada ketenangan bersama Tuhannya, Allah.
“Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya” (QS. At-Taubah: 40) 
“Maka Allah menurunkan ketenangan kepada mereka (orang-orang beriman)” (QS. Al-Fath:18)
 “Maka Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman” (QS. Al-Fath: 26) 
Lantas, kenapa berlarut-larut dalam kesedihan?
8 notes · View notes
mfarrasm · 6 years
Text
Ust. Hilman Rosyad
“Bapaknya Baro bang,”
Persis sebelum dzuhur, sebuah pesan masuk ke Direct Message Instagram. Sebuah pesan dari salah seorang adik kelas di kampus. Pesan yang ternyata diawali dengan sebuah broadcast-an.
“Innalillahi wainna lillahi Roji��un... Telah meninggal dunia Ustadz Hilman Rosyad pagi ini jam 10... Mudah2an Husnul Khatimah... Aamiin”
Seketika langsung gemetarlah membacanya.. Langsung mengingat ketika terakhir menyaksikan beliau.. Ust. Hilman Rosyad
Jujur, sebelumnya tidak banyak tahu mengenai beliau. Hanya pernah sekilas melihat kultwit-kultwitnya di media sosial.
Jujur, mulai banyak mencari tahu tentang Ust. Hilman Rosyad adalah ketika salah seorang anak beliau, yaitu Baro bergabung ke dalam organisasi yang sama di kampus. Mencari tahu yang harapannya bisa menjadi sarana untuk mengakrabkan diri. Mengerat ukhuwah.
Dan setelah dicari tahu, barulah ngeh.. Ternyata Ust. Hilman ialah da’i yang akrab dan telah cukup dikenal masyarakat. Di tengah kesibukan beliau menjadi anggota dewan, beliau masih menyempatkan diri untuk mengisi pengajian dari masjid ke masjid. Spesialisasinya ialah Aqidah, hadits tafsir Qur’an, dan tadzkiyatun nafs.
Pernah kami mendapat kabar dari Baro bahwa beberapa tahun terakhir ini penyakit menyerang Ust. Hilman Rosyad. Namun, penyakit yang menghinggapi tidak mengurangi semangat dan kecintaan beliau terhadap dakwah Islam.
Ketika itu saya sendiri menyaksikan, dalam acara World Qur’an Hour di masjid Pusdai Jawa Barat, kaget melihat Ust. Hilman Rosyad berada di sana. Hal yang mengagetkan adalah karena sebelumnya Baro mengabari bahwa Ust. Hilman sedang sakit bahkan keluar masuk rumah sakit. "Apa sudah sembuh?" Begitu gumam saya dalam hati.
Dan ketika Ust. Hilman dipersilahkan untuk naik ke panggung, ternyata Ust. Hilman masih sakit. Namun masyaAllah, beliau menutupi hal tersebut dengan sebuah senyuman ikhlas. Dan saat beliau memberi taujih, beliau menyampaikannya dengan lantang, lugas, dan penuh penghayatan..
Sungguh banyak sumbangsih yang telah Ust. Hilman dedikasikan untuk umat. Termasuk nasyid-nasyid beliau bersama grupnya - Shoutul Harokah yang seringkali menyuntik ghirah dakwah, terkhusus bagi anak-anak kampus macam kita.
Sungguh, syair pada nasyid-nasyid beliau amat menggugah semangat. Mengajarkan kita untuk tulus berjuang dalam membangun umat.
Lagi-lagi, kita berduka kehilangan sosok da’i yang paripurna. Dan sudah sepatutnya kita pun ikut berduka atas diri kita sendiri. Karena entah telah sejauh mana khidmat kita untuk umat.
Karena senang rasanya bisa meninggal dalam kondisi seperti beliau. Telah banyak yang diberikan, sehingga banyak yang mendoakan.
Semoga amal ibadah Ust. Hilman Rosyad diterima di sisi Allah dan ditempatkan di tempat paling mulia di sisi-Nya.
"Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki..
..mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati."
(QS. Ali Imran: 169-170)
12 notes · View notes
mfarrasm · 6 years
Text
Keluarga Allah
Allah mengangkat derajat Ahlul Qur'an (mereka yang aktif berinteraksi dengan Al-Qur'an) sebagai keluarga Allah.
"Sesungguhnya di antara manusia terdapat keluarga Allah. "Siapakah mereka, wahai Rasulullah?" Tanya para sahabat. Rasulullah menjawab, "Alhlul-Qur'an, mereka adalah keluarga Allah dan orang pilihannya." (HR. Ibnu Maajah)
Kata keluarga pada hadits di atas menunjukkan adanya kedekatan yang spesial antara manusia dengan Allah, ketika ia dekat dengan Al-Qur'an.
Kedekatan melambangkan adanya cinta, dan cinta akan menjadi sumber motivasi dalam kehidupan. Cinta akan memudahkan manusia melaksanakan apa-apa yang Allah suka, dan menjauhi apa-apa yang Allah tidak suka.
Mereka yang terus berusaha menjadi keluarga Allah dengan mendekatkan dirinya melalui Al-Qur'an, sepatutnya menjalaninya dengan kebahagiaan. Sebab Al-Qur'an adalah rekreasi bagi orang yang beriman.
---
nb. diadaptasi dari kitab Tarbiyah Syakhsiyah Qur'aniyah karya Ust. Abdul Aziz Abdur Rauf Al-Hafidz, Lc
9 notes · View notes
mfarrasm · 6 years
Text
Ikhlas.. semoga ikhlas dapat senantiasa kita upayakan. Ketika yang menjadi tujuan hanyalah ridha-Nya. Ketika dipuji segera mengingat-Nya. Ketika dikritik segera tafakur karena itu adalah pesan dari-Nya.
Karena bagi yang ikhlas, pujian dan kritikan adalah sama. Sama-sama sarana taqarrub atau mendekat kepada-Nya. Karena jika tidak ikhlas, hidup jadi rentan.. jika tidak dipuji jadi tidak semangat, jika dicaci jadi patah semangat..
Belajar ikhlas. Ikhlas, ikhlas.
9 notes · View notes
mfarrasm · 6 years
Text
Resolusi
Kita berlomba-lomba untuk membuat resolusi di tahun baru ini. Ada yang menampilkannya, ada juga yang menyembunyikannya.
Resolusi erat kaitannya dengan perbaikan atau hijrah. Dimana hijrah erat kaitannya dengan tindakan atau amalan. Dimana amalan erat kaitannya dengan niatan.
Semoga setiap resolusi yang kita tetapkan bersumber dari niatan-niatan yang benar. Dimana dengannya, semoga menghadirkan ridha-Nya.
***
"Sesungguhnya amal perbuatan itu disertai niat dan setiap orang mendapat balasan amal sesuai dengan niatnya..
..Barangsiapa yang berhijrah hanya karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya..
..Barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang ia harapkan atau karena wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya itu menuju yang ia inginkan”.
(Muttafaq'alaih)
8 notes · View notes
mfarrasm · 7 years
Text
Selalu kagum dengan sosok-sosok Ayah. Mereka berangkat pagi-pagi mencari rezeki, kemudian pulang malam bahkan tak jarang dini hari.
Hari demi hari diisi dengan bekerja, untuk menghidupi keluarga.
Seperti sore ini, kembali dibuat kagum oleh sosok-sosok Ayah. Menyaksikan seorang Bapak yang tengah berada pada aktivitasnya bekerja.
Pekerjaan Bapak ini sederhana saja, namun amat sering membantu kita, yakni sebagai driver Ojek Online.
Saya kagum dengan Bapak tersebut. Di tengah padatnya hari, ia sempatkan menyepi mencari masjid terdekat.
Adzan yang baru berkumandang tak mau ia lewatkan. Memastikan diri untuk bisa sholat pada barisan terdepan.
Padahal, bisa saja orderan penumpang akan banyak datang. Karena saat itu adalah jam-jam pulang. Tapi sang Bapak tidak menghiraukan, ia tetap mengedepankan kewajiban.
Sehingga ketika mencari rezeki, hal yang perlu diutamakan adalah interaksi kita dengan Sang Pemberi Rezeki.
Karena apalah arti harta atau tahta jika ia justru menjauhkan kita dari Sang Pencipta.
Seperti sang Bapak, semoga kelak kita pun dapat meneladaninya. Menjadi Bapak yang siap berjuang untuk keluarganya. Menjadi Bapak yang tidak lupa dengan Tuhan-nya
"Sesungguhnya Allah senang melihat hamba-Nya yang bersusah payah dalam mencari rezeki yang halal" (HR. Ad-Dailami).
9 notes · View notes
mfarrasm · 7 years
Text
Seminar Hasil Penelitian
Ada cerita saat kemarin seminar hasil penelitian..
Dahulukan Allah, biar kemudian Allah yang menjamin urusan kita. Kurang lebih begitulah pepatah yang sering kita dengar.
Dan kemarin, ketika seminar hasil penelitian, ternyata hal tersebut tidak menjadi kata semata. Ternyata benar2 nyata..
Kemarin, jadwal seminar hasil penelitian adalah pukul tiga petang. Tapi kemudian, ada pemberitahuan.
"Sebelum seminar, ruangannya dipakai kuliah. Paling, nanti mulainya jam tiga-an ya"
Begitulah informasi yang didapatkan dari petugas di fakultas. Maka kesempatan ini jangan disiakan. Ashar-an dulu. Dahulukan Allah.
Kemudian, yang perlu dilakukan selanjutnya adalah komunikasi dengan dosen pembimbing.
Awalnya agak takut bin gengsi juga untuk minta izin sholat. Tapi ternyata..
"Gpp. Yg pnting peserta memenuhi syarat ya. Start jam 3.30. Kalau kurang cancel soalnya"
Alhamdulillah dosen mengerti dan mengizinkan. Ternyata, kekhawatiran akan dimarahi hanya bayang2 ketakutan saja. Boleh jadi, itulah was-was dari setan.
Sore tiba. Sekitar lima belas menit sebelum pukul tiga, adzan Ashar berkumandang. Langit mendung dan gemuruh menyambar, pertanda akan turun hujan.
Kekhawatiran pun datang. Nanti kalau hujan, siapa yang datang ke seminar? Karena kalau kurang dari syarat maka seminar batal.
---
Selepas sholat Ashar, seorang kawan yg akan hadir pada seminar menyapa,
"Siapa dosen moderatornya?"
Deg. Saya kelupaan tidak mempersiapkannya lebih awal.
Terkait ini, saya sempat mencari tahu siapa yang akan menjadi dosen moderatornya, tapi ketika dicek hasilnya nihil.
Maka bergegaslah kami menuju ruangan seminar. Sudah hampir pukul tiga lebih seperemat juga.
Sesaat ketika masuk ruang kelas.. Deg. Benar2 tak terbayangkan.
Kelas sudah ramai. Bahkan, sudah ada dosen pembimbing dan dosen moderator juga.
Padahal, etikanya mahasiswa yg akan seminar seharusnya bersiap duluan di kelas. Kemudian baru peserta seminar dan dosen2 masuk ruangan. Eh tapi ini kebalikan...
Sehingga bersama ini, saya ingin meminta maaf kepada teman2 yg kemarin hadir di awal, atau teman2 yg hadir pukul 3.30 kemudian tidak bisa masuk ruangan karena seminar sdh mulai.. mohon maaf.
Dan saya mengucapkan terima kasih juga kepada teman2 yg kemarin dgn sukarela membantu persiapan saat di kelas. Menangkap wajah saya yg terlihat kebingungan, kemudian dengan cekatan menawarkan bantuan. Terima kasih..
Dan masyaAllah, kejadian tak terduga ternyata tidak hanya sampai situ saja...
Seminar berlangsung dengan amat lancar, berlangsung sekitar setengah jam. Dan di akhir, Alhamdulillah kami mendapat apresiasi positif dari dosen. Tidak banyak revisi juga..
Eh tapi ternyata...
Setelah selesai seminar, saya buka HP, kemudian buka Whatsapp. Ternyata, ada pesan yang masuk jam tiga kurang. Itu dari dosen pembimbing dan belum saya baca..
"Jadinya jam 3 saja. Moderatornya bisanya jam 3. Jam 3.30 dia harus jemput anak"
Deg. Ternyata ini yg jadi alasan kenapa tadi seminarnya bisa ramai duluan.. kenapa seminarnya bisa amat lancar..
Jadi gaenak juga..
Sehingga kemudian saya meminta maaf kepada dosen, meminta maaf karena baru membuka pesan.
Alhamdulillah, dosen dapat berkenan. Eh tapi kemudian, dosen justru memberi kabar..
"Selasa depan jam 10 sidang saja. Jadi skrg bisa minta form sidang"
Deg. Disitu saya makin senang tak kepalang.. ternyata sudah bisa sidang..
Karena normalnya, jeda dari seminar ke sidang adalah 2-4 pekan.. bahkan boleh jadi berbulan2.. sungguh..
Lahaula Walakuwata Illabillah..
"Bawa semua persoalan dan hajat kita kepada Allah, rayu dan dekati Dia. Bawa ke masjid, come to Allah, talk to Allah. Sebagaimana kita sabar dan gigih dalam mengetuk pintu manusia, harusnya sama Allah lebih sabar dan lebih gigih lagi" (Ust. Yusuf Mansur)
Dan insyaAllah, sidang saya ini akan berlangsung esok pagi. Bersama tulisan ini, jika berkenan, saya ingin meminta doa dari teman2 sekalian..
Karena entahlah, apa yg lebih baik dari sebuah doa. Dengannya, semoga Allah hadir dan ridha atas segala urusan kita. Semoga berkenan 🙏🏻
13 notes · View notes