Tumgik
rrizki · 11 years
Text
Efosi
Orang bilang sehat itu mahal, saya bilang justru sakit yang mahal. Sama seperti ketika orang bilang kepercayaan itu mahal, saya bilang justru ketidakpercayaan yang mahal. Cukup kerjakan yang iya-iya saja dan menghindari yang tidak-tidak; maka sehat dan kepercayaan sama-sama bisa dicapai. Tapi ketika sakit atau ketidakpercayaan menghampiri, wah itu baru repot. Mengembalikannya sangat susah. Apalagi mengembalikan ketidakpercayaan. Secara individu saja susah, bagaimana kalau secara nasional?
Makin hari ini makin banyak saja kekacauan di dalam sistem. Semua orang mulai memaksakan kehendaknya sendiri. Padahal sudah seyogyanya sistem berada disitu untuk mengatur orang-orang di dalamnya. Sebagai contoh, di dalam lingkup kehidupan mahasiswa di kampus gue, banyak organisasi yang mendahulukan sesuatu dikerjakan; baru kemudian peraturan ditegakkan. Alasannya simpel, "'Kan tidak ada yang melarang? Jadi tidak apa jika dikerjakan. Sekarang kok tidak ada aturannya? Jadi mari kita buat." Luar biasa. (baidewei ini bukan ofensif dan menunjuk satu organisasi loh, hal ini terdapat di beberapa organisasi termasuk yang gue jalanin #klarifikasidulu)
Kata Ayah, hal ini bisa terjadi karena ada contohnya. Iya sih. Saat ini di tingkat Universitas (saya) saja ada lebih dari 4 orang Dekan yang belum mau turun jabatan. Padahal jelas-jelas masa kerjanya sudah habis. Alasannya karena masih belum punya Rektor. Alahmak.
Lebih jauh lagi, ternyata di tingkat Nasional lebih parah lagi. Yah memang gue juga ngga bisa ngebuktiin sih kayak apa aja, tapi yang pasti pencontohannya juga tidak lebih baik. Nggak usah jauh-jauh, buka koran hari ini (kapanpun kalian baca tulisan ini), pasti ada aja berita soal korupsi. Itu contoh mudah aja. Contoh yang sulit juga banyak. Coba longok satu saja kantor pemerintah, apapun, di jam yang seharusnya mereka sudah mulai bekerja. Apakah lengkap semua pasukan sudah di kantor? Taruhan, pasti banyak yang bolos, atau terlambat. Hal-hal se-dasar kedisiplinanpun saat ini sudah lagi tidak ada contohnya.
Dampaknya luar biasa besar dan dalam. Selain kerusakan moral yang terasa bahkan sampai tingkat mahasiswa tadi (sebagai contoh, sekali lagi), tumbuh jugalah ketidakpercayaan. Suatu harga mahal yang harus dibayar bangsa ini atas kebobrokan moral pemimpinnya.
Malam kemarin saya pulang dengan taksi putih. Pengemudinya seorang Jawa Tengah, tinggal di daerah yang gue cukup kenal memang (bahkan) bukan kompleks perumahan kelas menengah. Omongannya keras dan kasar. Bahasa yang digunakan memang tidak kasar, akan tetapi beberapa kali Sang Pengemudi menggurui dan memotong pembicaraan gue. Sang Pengemudi juga berkali-kali melanggar peraturan lalu lintas, yang ketika ditanyakan dengan santai menjawab sudah tidak percaya lagi dan tidak perduli lagi dengan polisi. Waduh. Jujur aja gue takut loh di titik itu. Satu orang aja udah bisa berpikir begini, begimana kalo ada ribuan orang lain yang sama pemikirannya?  Pertanyaan itu nggak lama terjawab. Segera muncul berita tentang demo ini itu terutama soal kenaikan harga BBM dimana-mana. Disini gue ngga akan melakukan kajian buat program itu ya, tetapi dari aksi-aksi yang terjadi selama 2 hari ini udah cukup menggambarkanlah apa pandangan masyarakat terhadap pemerintah - tidak percaya.
Obrolan dengan Sang Pengemudi jujur saja tidak banyak berkembang, tapi cukup nancep lah dikepala gue. Satu hal unik yang pernah dia lontarkan adalah "halah mending nonton bola." Disini makin miris rasanya. Orang kecil seperti bapak ini melarikan diri dari masalah duniawi dengan sepak bola; yang, kalau semua pintar mencari sumber berita, sudah barang jelas bahwa sepak bola di Indonesia itu cacat. Bukan permainannya, bukan masalah gaji pemainnya, tapi bahwa mulai dari regulator sampai pemainnya banyak yang korup. Masalah pengaturan skor adalah yang paling utama. Bisa dimainkan oleh wasit, maupun pemain itu sendiri. Sekarang coba saja bayangkan apa jadinya jika hiburan yang selama ini dielu-elukan orang, ternyata juga alat untuk oknum tertentu. There will be a chaos here.
Gue sangat sadar bahwa dalam waktu dekat chaos '98 akan segera terjadi kembali. Entah siapa yang diserang, akan tetapi ketidakpercayaan masyarakat akan pemerintah Indonesia memang sudah kronis. Perlahan, namun dengan pasti mengikis nilai-nilai sosial dan moral. Dan di saat chaos itu terjadi, entah gue ada dimana. Menjadi pagar border-kah, atau dibalik meja bermalam meneropong jalan raya - persis seperti yang dulu dilakoni oleh Ayah gue.
0 notes
rrizki · 11 years
Text
Eltekabe (Elbekate? Sama aja lah)
Tumblr media
We are one-tied broomsticks. We are eleven individuals bound by the destiny. Separated we are vulnerable, but together we strong. Being useful as one is our greatest achievement.
We are a picture made from pieces of puzzle. Every piece is unique, nevertheless every piece completes each other. People might see our differences, but we can really make something when we are together.
We are dots of paint over the palette. Every dots has its own color. Every dots belongs to its own place. We know where to put every color in its own place, in purpose to make something beautiful.
We never had free time, we used it for sharing our day - happiest, worst, birth. We love eat, we love snacks, we love being around each other, every individual loves expressing their own personal feeling to each other.
We are family. We are Group 2.
Gue seneng banget bisa membagi satu tahun ini bersama kelompok 2. Jujur aja, ini adalah kelompok pertama gue yang rasanya hubungannya cukup intim satu sama lain. Hari ini gue sangat sadar gue sayang banget sama kelompok ini. Ngga perduli sama sekali meskipun gue juga tau pasti setiap individu juga bisa merasa nggak nyaman disini - setiap orang juga pasti punya preferensi teman hidupnya. Gue pun juga nggak pernah menganggap kelompok ini sebagai tempat cerita atau curhat. Tapi gue yakin, nggak cuma secara akademis, semua orang di kelompok ini tetep akan selalu jagain gue; apapun yang terjadi sama gue :") (geer ya? sebodo)
1 note · View note
rrizki · 11 years
Quote
Doctor's job is to cure sometimes, to relieve often, to comfort always.
Lampson B. Academic Medicine 2007;82(11):1112-3
0 notes
rrizki · 11 years
Text
Doctors Job
Well, hari ini banyak belajar nih di pleno pagi ini. Soalnya ketemu sama dosen-dosen yang kelakuannya udah super klinis. Setiap jawaban dari peserta pleno, entah dari pihak presentan maupun oponen, pasti langsung ditanggapi dan akan dikasih pertanyaan tambahan. Wuah seru deh.
  Tambahannya tiba-tiba sang dosen berpendapat mengenai profilaksis kanker dengan masektomi, seperti Angelina Jolie, yang sebenernya mengurangi risiko kanker sampai 90%; tetapi percuma karena masih ada sisa 10%nya. Tambah lagi sang dokter kembali becerita tentang kemungkinan penggunaan teknologi kedokteran di masa depan yang memungkinkan pasien ngga perlu ketemu dengan dokternya, dan bisa diperkirakan kami mahasiswa yang baru akan lulus ini akan sangat sulit mendapatkan pasien.
  Duh, jadi inget presentasi Prof Menaldi zaman tingkat satu. Dikutip dari jurnal oleh Lampson: “Doctors job is to cure sometimes, to relieve often, to comfort always.” Somehow, gue yakin sejawat gue nantinya bakal berpikir sama kayak gue. Bahwa semua orang ketika udah menjadi dokter, pasti pemikirannya bukan buat diri sendiri lagi, tapi buat orang lain, buat masyarakat, buat Indonesia. Nggak akan penting lagi jumlah pasien yang diterima, apalagi jumlah uang yang diterima. Rasa comfort, atau kenyamanan, yang ditunjukkan oleh pasien; pasti ngga akan kebayar dengan uang berapapun. Dan seperti yang Angelina Jolie kerjakan, itu sebenernya sudah sangat menggambarkan apa yang diinginkan masyarakat – harapan untuk tetap hidup sehat. Inti dari kata-kata itu bukanlah sehat, atau hidup, melainkan harapan. Pasien jauh lebih butuh harapan, terutama disaat-saat terburuknya. Kalau tidak, buat apa ada dokter yang mau mengobati pasien kanker stadium akhir? Berdasarkan teori manapun harapan hidup pasien kanker staidium akhir tidak akan mencapai lebih dari 10%. Tetapi, justru 10% itulah yang dibutuhkan oleh pasien.
  Maka, mohon maaf bapak dokter, saya sangat tidak setuju dengan pendapat bapak. Kali ini, saya akan tetap berpendirian bahwa tugas seorang dokter untuk menyembuhkan hanyalah formalitas, melainkan lebih kepada menenangkan pasien, bahkan lebih utamanya adalah membuat pasien merasa nyaman. Dalam hal ini, kenyamanan yang dicari oleh pasien adalah melalui harapan yang diberikan oleh dokternya, dan tentu saja disertai dengan adanya usaha keras oleh dokter untuk membantu pasien mencapai kesembuhannya. Tidak penting berapa jumlah pasien itu, yang penting bagi dokter adalah justru tercapainya kesehatan di dunia.
2 notes · View notes
rrizki · 11 years
Text
Tiba-tiba Random Part II
Sayangnya situ nggak lihat, cobaan itu datangnya bukan yang sekarang. Tapi justru dari dulu. NGEH! #kasihidung
0 notes
rrizki · 11 years
Text
Tiba-tiba Random Part I
Mungkin kita terlalu berisik, teriak-teriak sarkastik, menelanjangi, atau apapun itu namanya. Sehingga dia merasa bahwa ini adalah cobaan yang berat, dan harus dihadapi bersama-sama. Sesungguhnya, Allah SWT tidak akan memberikan cobaan yang tidak mampu kita terima.
0 notes
rrizki · 11 years
Text
Rimba
Selamat datang di negeri sejuta umat. Negeri kepulauan nusantara dimana pohon kelapa tumbuh di sepanjang pesisir pantai. Pergilah ke tengah pulau dan akan kau dapatkan gunung-gunung tinggi menjulang, dibalut pepohonan dengan udara sejuk dan lembab yang khas. Jangan lupa sempatkan diri untuk mampir ke pinggir pulau dan temukanlah pasir putih tak berujung, menemani debur ombak yang senantiasa menyapu kaki-kaki kecil yang melintas di dekatnya.
Namun janganlah kau sekali-kali pergi ke tengah kota. Kata orang, "jangankah surga dunia, neraka dunia pun ada". Ya, di kota inilah lahir siasat. Di sinilah kamu tidak lagi akan mengenali hal baik dan buruk. Setiap apa yang terjadi, maka ada maksud di belakangnya; tanpa bisa dinilai baik buruknya. Di negeri ini, tidak cuma di hutan, tetapi juga di kota, hanya berlaku satu hukum. HUKUM RIMBA. Yang kuat, dialah yang menang.
Manfaatkanlah apapun kekuatanmu itu. Jikalau uangmu banyak, hamburkanlah kepada orang lain, maka menghamba lah mereka. Jikalau lagakmu banyak, datanglah kepada orang berduit; cekik orang yang mengganggunya, dan cekik orang berduit itu, sekaligus; maka makmurlah kamu di dunia ini. Jikalau pandaimu banyak, berstrategilah dengan kedua orang tadi, maka kamu akan selamat dan tidak dikutakkutik - sekalipun kamu tidak akan sukses sukses amat.
Negara ini mendeklarasikan diri sebagai negara hukum. Nyatanya hukum pun tidak dapat berdiri ketika pengaturnya ada di dekatnya. Negara ini mendeklarasikan diri sebagai negara dengan Ketuhanan Yang Maha Esa. Nyatanya atas nama agama semua saling sikat. Tak kuat aku kalau harus bahas rimba ini lama-lama. Muak sudah. Marilah kita coba duduk manis saja, menikmati lakon yang dimainkan dalang dalang negeri ini. Persetan dengan semua kelakar. Semoga Allah SWT memberikan rahmatnya dan menyelamatkan kita semua, baik di dunia hingga ke akhirat.
0 notes
rrizki · 11 years
Photo
Tumblr media
560 notes · View notes
rrizki · 11 years
Link
mangats rhe :"
Belakangan ini, bidang kesehatan di Indonesia jadi sorotan publik nomor satu (sebelum adanya kasus Cak Subur). Sebagai mahasiswi preklinik, jujur sedih dengernya. Rasanya kayak, cita-cita lo buat jadi dokter dikikis pelan-pelan. Ga ada jaminan untuk dokter di daerah, kepercayaan masyarakat di...
6 notes · View notes
rrizki · 11 years
Text
Be Greatful, Doc
Makin tua, makin banyak baca, makin keliatan ternyata dunia ini itu sebenernya dikuasai oleh banyak banget kelompok-kelompok tertentu, yang tentu saja melakukan sesuatu untuk kepentingan tertentu - yang sayangnya, seringkali tidak memperdulikan bahkan merugikan nasib orang lain. Di titik ini, rasanya bangga milih menapaki profesi ini. Sebagai dokter, bebas memilih dan tidak terikat dengan kepentingan tertentu, bahkan sebenernya tujuan yang dipelihara itu mulia - buat orang lain. Atau at least kalo misalnya terpaksa kejebur juga, dokter bisa nyelamatin diri sendiri dan keluarganya :)
0 notes
rrizki · 11 years
Text
Home Alone #Day1
11pm: I found a rat inside this house. I'm not really alone.
day long: went out for many things to do, finished everything, came home on time. what a day :)
8pm: I swear I heard the rat! My maid told me that he couldn't find any today. We should do something tomorrow.
0 notes
rrizki · 11 years
Photo
wow
Tumblr media
309 notes · View notes
rrizki · 11 years
Text
Rumah dan Empunya
Baru dapet inspirasi dari vitelina. Ternyata hubungan itu emang seperti rumah dan yang punya yah. Tinggal pilih mau jadi yang mana. Rumah adalah orang yang dengan setia tetap menunggu kepulangan empunyah. Rumah akan berdiri kokoh meskipun diluar badai menerjang, setia melindungi empunya. Sementara empunya, meskipun selalu memiliki tujuan diluar, tetapi akan selalu kembali lagi ke rumah. Ia akan selalu merasa nyaman di rumah, dan untuknya ia akan selalu membuat rumah menjadi hal yang paling nyaman buat dia. Ia akan merawat rumah, dan memastikannya tetap kuat.
Sekarang, kamu ada di pihak yang mana? :)
0 notes
rrizki · 11 years
Photo
Tumblr media
104 notes · View notes
rrizki · 11 years
Photo
I'm gonna make a list of place I'd like to see! Starting with this! Stavangers Swords Monument @ Norway
Tumblr media
19 notes · View notes
rrizki · 11 years
Photo
HAHAHAHAHA
Tumblr media
Roy Suryo
2 notes · View notes
rrizki · 11 years
Photo
the best!
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
And finally, is Cesar the best right back you’ve ever played with?
1K notes · View notes