Tumgik
suratdariniskala · 1 month
Text
🌷
in moments of doubt,
i hope you can remember that you are worthy of every single good thing in your life, and more.
the negative thoughts will try to make it seem otherwise but you truly are amazing and special. believe in yourself ✨
129 notes · View notes
suratdariniskala · 2 months
Text
Betapa bahagianya diri seseorang yang menutup harinya dengan penuh syukur kepada Rabbnya, dan dengan hati yang penuh maaf; memaafkan setiap salah dari siapapun itu.
Dan menjadi tenanglah malamnya, tanpa perlu batinnya tersiksa dengan rasa benci kepada siapapun, tanpa perlu dirinya menjadi orang yang lupa akan nikmat Allaah.
Masya Allaah, tetaplah belajar memaafkan siapapun dan bersyukur atas nikmat yang Allaah masih karuniakan kepada kita.
—Note to self
62 notes · View notes
suratdariniskala · 2 years
Photo
Tumblr media
وَمِنْ رَّحْمَتِهٖ جَعَلَ لَكُمُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوْا فِيْهِ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ Artinya: Dan adalah karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, agar kamu beristirahat pada malam hari dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya. (Al-Qasas ayat 73)
Instagram: @another.niskala | 
8 notes · View notes
suratdariniskala · 2 years
Photo
Tumblr media
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (Q.S Ibrahim: 7) Instagram: @another.niskala | 
1 note · View note
suratdariniskala · 2 years
Quote
Untukmu yang hari ini patah raga dan hatinya, yang pincang angan dan citanya, dunia boleh bertingkah semaunya, tapi jangan lupakan bahwa Tuhan menjanjikan obat untuk semua luka dan sakit dari patahnya hari ini. Sabar, semuanya akan usai sebentar lagi, sabarlah sedikit lagi.
Kamu boleh menangis oleh dunia yang menghimpitmu, tapi jangan terlalu lama dan justru mengurung diri. Sebab, sesiap kamu bangun dan kembali melanjutkan hidup, maka secepat itu pula pertolongan dan bantuan akan datang. Sabar, ya :’)
@jndmmsyhd 
(via jndmmsyhd)
884 notes · View notes
suratdariniskala · 2 years
Text
Keutamaan membaca dua ayat terakhir surah Al Baqarah
Bagaimanapun lelahnya harimu, jangan lupakan membaca dua ayat terakhir surah Al-Baqarah sebelum terlelap di malam hari.
Allah Ta'ala berfirman:
اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَاۤ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَ الْمُؤْمِنُوْنَ ۗ كُلٌّ اٰمَنَ بِا للّٰهِ وَمَلٰٓئِكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ ۗ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهٖ ۗ وَقَا لُوْا سَمِعْنَا وَاَ طَعْنَا غُفْرَا نَكَ رَبَّنَا وَاِ لَيْكَ الْمَصِيْرُ
"Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya. Dan mereka berkata, Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali." (QS. Al-Baqarah : 285)
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَاۤ اِنْ نَّسِيْنَاۤ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَاۤ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَا قَةَ لَنَا بِهٖ ۚ وَا عْفُ عَنَّا ۗ وَا غْفِرْ لَنَا ۗ وَا رْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰٮنَا فَا نْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir." (QS. Al-Baqarah : 286)
Membaca dua ayat terakhir dari surah Al-Baqarah, mengingatkanmu untuk kesekian kalinya, bahwa bagaimanapun lelahnya hari yang kamu jalani, dan keadaan apapun yang Allah tetapkan untukmu, adalah sesuatu yang terbaik dan Allaah telah pertimbangkan bahwa yang demikian telah sesuai dengan kesanggupanmu menurutNya. Percayalah.
Disebutkan dalam hadis dari Abu Mas’ud Al-Badri radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَرَأَ بِالآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِى لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ
“Siapa yang membaca dua ayat terakhir dari surah Al-Baqarah pada malam hari, maka ia akan diberi kecukupan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis di atas menunjukkan tentang keutamaan membaca dua ayat terakhir dari surah Al-Baqarah.
Al-Qadhi ‘Iyadh menyatakan bahwa makna hadis bisa jadi dengan membaca dua ayat terakhir surah Al-Baqarah akan mencukupkan dari shalat malam. Atau orang yang membacanya dinilai menggantungkan hatinya pada Al-Qur’an. Atau bisa pula maknanya terlindungi dari gangguan setan dengan membaca ayat tersebut. Atau bisa jadi dengan membaca dua ayat tersebut akan mendapatkan pahala yang besar karena di dalamnya ada pelajaran tentang keimanan, kepasrahan diri, penghambaan pada Allah dan berisi pula doa kebaikan dunia dan akhirat. (Ikmal Al-Mu’allim, 3: 176, dinukil dari Kunuz Riyadhis Sholihin, 13: 83).
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin menjelaskan tentang keutamaan dua ayat tersebut ketika dibaca di malam hari, “Ketahuilah, kedua ayat ini jika dibaca di malam hari, maka akan diberi kecukupan. Yang dimaksud diberi kecukupan di sini adalah dijaga dan diperintahkan oleh Allah, juga diperhatikan dalam doa karena dalam ayat tersebut terdapat doa untuk maslahat dunia dan akhirat.” (Ahkam Al-Qur’an Al-Karim, 2: 540-541).
Note : sebagian tulisan bersumber dari web rumaisho.com
193 notes · View notes
suratdariniskala · 3 years
Text
Sudah lama ya?
sudah lama ya, kamu beristirahat?
sudah lama ya, kamu berdiam diri?
sudah lama ya, kamu mengasingkan diri?
sudah lama  ya, kamu terluka?
sudah lama ya, kamu menangis dalam hening?
sudah lama ya, kamu punya dunia sendiri?
sudah lama ya, tidak ada yang mendengarkan penuhnya kepala ini.
0 notes
suratdariniskala · 4 years
Text
Menumpuk di Istana
Ketika aku sedang meminta pertolongan kepada diriku, aku mulai mencari tulisan ciamik yang bisa menamparku. Aku sedang tidak baik-baik saja, aku sedang lupa bagaimana rasanya menjadi bahagia -
Aku pun mulai mencari tulisan daring yang bisa menstabilkan emosiku, dari yang berbentuk visual hingga sekadar tulisan ala taman surga. Tetapi, percuma saja - tulisan itu tidak menjadikanku orang yang baik-baik saja.
Hingga, pada akhirnya aku mengerti; yang hanya dibutuhkan oleh diriku ialah bagaimana perasaan ini bisa tumpah seperti air yang sedang mengalir di sungai. Bukan, seperti daun yang tinggal pada tempatnya, dan menunggu angin untuk menjatuhkannya.
Jika sedih, tumpahkanlah sedihmu. Seperti, saat kamu sedang merasakan rasa bahagia yang nikmat. Jika bahagia, apresiasikanlah rasa bahagiamu. Jangan tunda perasaanmu menumpuk di Istanamu.
Nyatanya, kita butuh masih banyak belajar untuk memahami perasaan kita. Masih perlu banyak “pemantik” untuk mengerti apa yang kita butuhkan. Yang terpenting, peluklah dirimu sepenuhnya, di dalam proses belajar yang mendewasakan itu.
9 notes · View notes
suratdariniskala · 4 years
Text
there will always be other chances. at jobs, at educational progress, at relationships, at friendships. if you messed up at something, it’s not the end of the world. you’ll always have new opportunities in all areas of life.
13K notes · View notes
suratdariniskala · 4 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
“ Can you remember who you were, before the world told you who you should be? ”
— Charles Bukowski (The Post Office)
31K notes · View notes
suratdariniskala · 4 years
Text
Tumblr media
Perempuan itu seperti anak kecil yang merepotkan. Dan ketika ia sudah tak merepotkanmu lagi, ketahuilah bahwa ada orang lain yang telah memberinya keindahan.
- Nizar Qabbani -
179 notes · View notes
suratdariniskala · 4 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
447 notes · View notes
suratdariniskala · 4 years
Text
i am braver and stronger and wiser today than i was yesterday and no matter when i read this i know it will be true
(cc, 2019)
540 notes · View notes
suratdariniskala · 4 years
Text
How to level up your affirmations
Yes, affirmations can be a great tool. However, you have to know how to use them correctly. Mindless repeating leads nowhere. There are some things you must do to activate your affirmations. Remember that your affirmations have to enter the subconscious mind.
Always state your affirmations in the present tense. Don’t use I’m going to or I will, use words that refer to the present moment. Also, avoid I want. Instead, use statements such as I have, or even better I am.
Activate positive emotions.  Emotion is energy in emotion. Emotion is what creates your reality, so every affirmation must be connected with an appropriate feeling. If you say I love and am loved, but you don’t feel like you’re surrounded by love, this affirmation is not going to have much impact on your life.
Record your affirmations and listen to them on repeat. Hearing your own voice repeating the affirmations will help convince your subconscious mind that it is the truth, that it is the current reality. Also, listen to your affirmations while drifting off to sleep. This is the time of the theta brainwaves, and during this state, the subconscious mind is like a sponge and absorbs everything easier. 
Say your affirmations in front of the mirror. Sounds weird, I know, but there is a direct connection between you and your subconscious mind whenever you do this. Make sure to look directly into your eyes and be confident.
Write them out in a journal. Make a habit of rewriting your affirmations every morning. This will help your subconscious to remember them automatically. The subconscious mind is like a computer, so you just have to create a new program.
Repeat them in your head. When you’re driving, running, cooking, etc. use this time to your advantage. We often harm ourselves with negative self-talk during our everyday activities, so being conscious of your affirmations is going to help you control your thinking patterns.
And that’s it, just remember that it is going to be a gradual process. It usually takes about 21- 60 days to reprogram your mind and create new beliefs. But trust me, it’s worth it!
3K notes · View notes
suratdariniskala · 4 years
Text
Orang tuamu tidak mau mengerti?
Ketika standar sukses dinggap sama oleh kebanyakan orang. Seringkali anggapan bahwa kamu berbeda, malah menjatuhkanmu yang sedang berproses di jalan yang betul-betul kamu inginkan.
Dalam hal apapun kita selalu ingin lebih. Ingin lebih sukses, ingin lebih sempurna. Padahal kesalahan, keterlamabatan, dan kegagalan juga merupakan bagian dari proses.
Ketika kamu membutuhkan dukungan dari orang tuamu, terkadang ucapan ketidakpercayaan mereka sendiri malah menjatuhkan mimpimu.
“Emangnya kamu gak bisa kaya dia?”. “Hallah kok kamu bisanya cuma segitu!”. “Lihat tuh kakakmu, lihat temanmu, mereka sudah mandiri, mereka sudah sukses”. “Kamu ngapain, kerjanya engga jelas, hasilnya mana?”.
Akhirnya kamu memberi jarak dengan orang tuamu sendiri. Kamu pikir untuk apa menjelaskan ke ke mereka, sedang mereka sendiri tidak mau tahu dengan mimpimu.
Kamu sedih dan merasa semakin tidak diinginkan. Kamu merasa hidupmu sia-sia dan perjuanganmu tidak berarti apa-apa bagi mereka.
Sampai-sampai kamu menutup diri dan tidak mau lagi untuk menjelaskan keinginanmu kepada mereka.
Kamu lupa bahwa setiap orang tua menginginkan anaknya baik-baik saja. Setiap orang tua begitu sedih ketika anaknya tertinggal dari yang lain. Mereka Cuma ingin kamu hidup normal seperti yang lain. Mereka tidak mau mendengar orang lain membicarakan dan menjelek-jelekanmu.
Bisa jadi ketika kamu tertinggal, orang tuamu merasa gagal memberikan yang terbaik untukmu. Mereka sedih tidak bisa mendidikmu dengan baik.
Hal-hal yang kamu pikir membuatmu bahagia, belum tentu sama dengan hal-hal yang orang tuamu pikir dapat membuatmu bahagia. 
Mereka bukan tidak mau mengerti mimpimu. Hanya saja memang mereka belum paham ke mana arah dan tujuanmu.
Mereka khawatir dengan pilihanmu. Mereka terlalu takut kamu tidak baik-baik saja dengan jalan yang kamu pilih.
Mereka sangat membutuhkan penjelasanmu. Mereka benar-benar tidak mengerti, dan berharap kamu mau lebih bersabar memberikan pengertian kepada mereka. 
Mereka ingin melihat lebih jelas bagaimana gambaran dari mimpi-mimpimu.
Meski terkadang mereka memang terburu-buru bertanya bagaimana hasilnya, apa saja yang sudah kamu dapatkan. Semuanya tidak lain karena mereka begitu menyanyangimu, mereka hanya takut kamu tidak mendapatkan apa-apa dari jerihpayahmu.
Maukah kamu menjelaskannya sekali lagi, lebih sabar lagi, hingga mereka mengerti semua yang kamu inginkan?
—ibnufir
430 notes · View notes
suratdariniskala · 4 years
Text
Bukan karena kamu mudah menyerah
"Keras kepalalah pada mimpimu, dan menyerahlah pada sesuatu yang kamu tidak tahu tujuannya."
Apa yang membuat kamu mudah menyerah bukan karena kamu tidak memiliki cukup motivasi untuk mencapainya. Bukan karena kamu pemalas, bukan karena kamu payah, dan bukan karena kamu lemah.
Tetapi karena kamu tidak memiliki gambaran jelas tentang tujuanmu. Kamu tidak memiliki hasrat untuk menuntaskannya.
Kejarlah apa dan siapa yang kamu cintai, lalu tinggalkan sesuatu yang membuatmu merasa tidak berharga ketika melakukannya.
Saat kamu berhenti mengupayakan sesuatu yang tidak mungkin kamu capai, saat itu kamu punya kesempatan untuk fokus pada hal kecil yang membawamu lebih dekat dengan mimpimu.
Kamu tidak perlu melakukan segala hal. Tidak perlu menjadi hebat yang disukai semua orang, karena itu sangat mustahil.
Cukup prioritaskan hal-hal yang memang sudah ada dalam daftar tujuanmu.
—ibnufir
705 notes · View notes
suratdariniskala · 4 years
Note
Assalamu'alaykum wr wb. Kak, saya seneng baca Q&A kakak dan saya jadi terbesit juga ingin bertanya. Saya mhs semester 13, skripsi masih Bab 1 dan mandek sampai sekarang. Saya ingin berhenti kuliah. Alasannya, karena saya saya trauma pergi ke kampus bertemu dengan orang-orang dan teringat kejadian tertentu yang membuat saya down, dan karena saya sudah tidak ada niat serta kemauan untuk menyelesaikan kuliah. Kalo dari saya sendiri, saya sudah bulat dengan keputusan ini. Bagaimana menurut kakak?
Waalaykumsalam warahmatullahi wabarakatuh Anon
maaf agak panjang ya anon, insyaallah dengan membaca ini 2 menit , bisa menjadi sebuah pandangan terhadap sikap yang harus kamu lakukan terkait skripsimu.
KAMU MAU MENYERAH DALAM SKRIPSI? SAMA, SAYA JUGA PERNAH.
Wahai anon, bukan cuman dirimu yang pernah merasa seperti itu, saya juga merasakan hal seperti ini. Dan banyak alasan yang membuat saya juga sempat ingin berhenti kuliah.
Yang pertama, dari awal kuliah, saya sudah salah jurusan. Dulu, saya milih jurusan pertama FTTM ITB, pilihan ketiga adalah FITB ITB, dan saya asal milih saja di pilihan keduanya. Saya memilih SITH karena namanya keren. Dan setelah masuk, ternyata jurusannya adalah biologi. Dan biologi, adalah mata pelajaran yang sangat tidak kuasai, bahkan semasa SMA, itu adalah mata pelajaran yang selalu tidak lulus KKM, dari kelas 1 hingga kelas 3 akhir.
Lalu, ketika pemilihan dosen pembimbing, akhirnya saya terlempar. Saya ingin melakukan penelitian tentang pengaruh pakan ikan yang terbuat dari serangga. Alih-alih mendapatkan dosen yang paham tentang pertumbuhan ikan, saya terlempar dan mendapatkan dosen ahli serangga. Dan ketika saya ajukan kepada dosbing saya, beliau menolak, karena tidak memahami ikan. Dan saya? Saya malah tidak memahami serangga. Saya tidak tahu mau TA apa.
Lalu, karena salah dosbing, saya jadi sempat enggan mengerjakan TA. Saya banyak menunda-nunda. Dan salah satu alasan menunda saya, adalah karena saya mendapatkan pekerjaan pada tingkat akhir, yakni diterima di sebuah perusahaan gas sebagai penyelenggara training. Kalau mau diadu gaji, bahkan gaji saya jauh diatas rata-rata seorang lulusan S1. Hal ini juga yang menjadikan saya agak malas meneruskan TA, dengan dalih “Untuk apa lulus kuliah? Kan kuliah cari uang. Sedangkan saya sudah bisa menghasilkan uang.”
—HIDAYAH UNTUK LULUS
Setelah 1 tahun menjalani kehidupan yang menyenangkan tersebut, ada sebuah kejadian yang membuat saya tersentuh. Salah seorang saudara saya yang juga sedang berkuliah, dia tiba-tiba mengundurkan diri dari kuliahnya, tanpa memberitahu orangtuanya.
Alasannya sederhana, dia tidak kuat menghadapi kuliahnya. Dia bilang kuliah terlalu berat baginya. Namun, setelah saya tanya lagi, ternyata kesalahannya terjadi pada dirinya sendiri.
Ia seringkali bermain games hingga larut pagi, jika tidak, ia seringkali menonton film-film yang ia download sehingga menjelang subuh. Karena perilakunya tersebut, ia seringkali melewatkan subuhnya, dan juga melewatkan kuliah paginya jam 7. Karena itu, ia berdalih bahwa ia tidak sanggup menghadapi kuliahnya.
Pertanyaannya, siapa yang sebenarnya menciptakan kondisi yang sulit tersebut? Apakah lingkungannya, atau sebetulnya kesalahan sendiri?
Dan setelah itu, orangtua dari saudara saya, selalu menyesali perbuatan tersebut. Karena uang kuliah yang sudah dikeluarkan selama ini, hanya menjadi uang yang tidak bermanfaat bagi keluarga, hanya hilang dan menjadi biaya pembangunan untuk kampus tersebut.
Uang mungkin bisa diganti, tapi rasa percaya dari orangtua, itu yang agak sulit diganti. Uang mungkin bisa diganti, tapi waktu yang sudah digunakan, itu yang tak bisa dibeli. Uang mungkin bisa dicari, tapi rasa kecewa dari orangtua, tidak bisa diperbaiki.
Maka setelah kejadian itu, saya langsung merenungi satu hal.
SAYA HARUS LULUS!
MENYELESAIKAN SKRIPSI
Akhirnya, setelah 1 tahun saya tidak mengontak dosbing saya, saya memberanika diri menghubungi dosen saya. Menceritakan kisah saya, dan memohon bantuan agar dibimbing dengan baik. *fyi, dosen saya itu dosen yang killer dan super tegas.
2 kali saya melakukan penelitian besar, dan 2 kali pula saya harus ganti judul. Banyak hal yang bagi saya begitu berat. Mulai dari belajar dasar ilmu serangga, membaca penelitian, melakukan penelitian, belum lagi rekan-rekan saya yang sudah lulus sehingga saya banyak bergaul dengan adik kelas yang kadang membuat saya malu, belum lagi harus mengurus ribuan kecoak dengan baunya yang menyengat sebagai bahan penelitian saya. 
Ya, ini berat, ini berat, tapi memang hal ini terjadi juga karena kelalaian saya pribadi di masa lalu, maka saya harus bertanggung jawab untuk menyelesaikan ini. Selalu, ketika down, saya membuat motivasi sendiri agar terus semangat, dan bagi saya, membawa orangtua saya bisa masuk ke gedung Sabuga (tempat wisuda anak ITB), melihat anaknya dipanggil menggunakan toga, adalah motivasi terbesar untuk menyelesaikan Skripsi ini.
Saya pun minta cuti pada tempat saya kerja untuk bisa menjalani TA saya. Untungnya, mereka mau mengizinkan hal tersebut. Hal yang unik adalah, ketika bos saya bertanya “Mau cuti sampe kapan?”, lalu saya jawab “Sampai lulus”, dan bos saya tertawa sambil berkata “Yaudah, cepetan. Jangan lama-lama”. 
Ya, memang berat, tidak mudah, sepintar apapun orangnya, mengerjakan skripsi itu sulit, seperti memindahkan gunung besar. Bisa dikerjakan, tapi harus dijalani secara perlahan. Kenapa sulit? Karena di skripsi lah, kita belajar untuk menyelesaikan permasalahan kita sendiri.
Tapi luar biasanya, ketika kita niat mengerjakan skripsi, maka akan datang kemudahan juga yang tidak kita duga. Mulai dari, teman-teman saya yang sudah lulus, sering bertanya dan membantu memberikan penjelasan, selain itu dosen bimbing saya juga memberikan jurnal-jurnal yang mudah dipahami, dan banyak kejadian lainnya.
Dan akhirnya, setelah 1,5 tahun saya mengerjakan TA, dan berbagai kasus yang ada (dan sempat menghebohkan 1 fakultas dengan kaburnya ratusan kecoak dari kandang), akhirnya saya menyelesaikan skripsi saya.
JANGAN MENYERAH, KAU SUDAH MELIHAT GARIS FINISH
Wahai anon, dan juga seluruh jagat tumblr yang kini sedang dilanda kegalauan karena skripsi, saran saya adalah selesaikan skripsimu secepat mungkin. Ini bukan masalah menunda skripsi adalah menunda hari nikah, atau menunda skripsi menunda hari resepsi, bukan, bukan tentang itu. Jauh lebih bermakna, skripsi adalah sebuah pertanyaan kecil yang jawabannya berdampak besar bagi hidup, “Mampukah kamu melewati ujian ini?”
ketika kamu datang dengan berbagai alasan, ada banyak orang yang datang dengan ratusan alasan namun akhirnya menyelesaikannya. Ketika kamu datang dengan ratusan alasan, ada banyak orang yang datang dengan ribuan alasan namun akhirnya menyelesaikannya.
Selesaikan, selesaikan skripsimu, jangan merasa “ah gapapa”, karena ketika kamu masuk jurusanmu, tempat kuliahmu sekarang, ada 1 orang yang berhasil kamu singkirkan, dan bisa jadi ketika mereka gagal masuk, mereka sedih dan tidak bisa dihibur dengan kata-kata “ah gapapa”.
Kini kamu tingkat akhir, sudah sedikit lagi, kamu sudah melihat garis finish, sudah nampak garis membentang yang harus kamu lewati, yang jika kamu melewatinya kamu bisa tidur-tiduran, kamu bisa beristirahat, kamu bisa melakukan apapun yang kamu mau, tinggal sedikit lagi. Namun memang, jalan ini lebih menanjak dari biasanya, tapi itu tidak jadi masalah, karena garis finish sudah di depan mata. Lari lagi sedikit lagi, agar teman-temanmu bisa bahagia, agar keluargamu bisa bahagia, dan yang terpenting agar kamu bisa bahagia.
Jangan, jangan pernah berfikir mundur ketika kamu sudah dekat dengan garis finish. Jika kamu berfikir untuk mundur, coba fikirkan kembali “Kenapa aku ikut berlari selama dan sepanjang ini di jalan ini sejak awal?”
Jangan jadikan Bill Gates, Mark Zuckenberg, dan berbagai tokoh lainnya, sebagai alasan untuk keluar dari kuliahmu. Mereka keluar, karena mereka mengerjakan mimpi-mimpi yang besar. Sedangkan kita, banyak yang keluar, hanya karena tidak bisa menghadapi permasalahan skripsi tersebut.
Apakah skripsi saya sempurna? Tidak. Tapi, skripsi saya, selesai. Dan skripsi yang selesai, jauh lebih baik dari skripsi yang sempurna.
Saya, dengan berbagai alasan, bisa menyelesaikan skripsi. Maka, begitu juga dengan semua orang yang ada di dunia ini. Pasti bisa, kamu juga.
Semangat anon, mari kerjakan skripsi mu. Jika kamu punya waktu untuk mengeluhkan skripsi mu, maka kamu juga punya waktu untuk mengerjakan skripsi mu.
Teruntuk seluruh jagat tumblr yang sedang dilanda galau skripsi.
ada yang mau share pengalaman juga? Silahkan guys.
477 notes · View notes