#TLM 170 | Explore Tumblr Posts and Blogs

zuhriang · 7 years

Text

Say Hello for Goodbye

Rabu, 4 Januari 2017. Adzan maghrib berkumandang. Semangat yang mulai luntur kembali membara tanda adanya keikhlasan diantara kami untuk lebih bertaqwa. Sepulang menerima pelajaran di kelas, mayoritas diantara kami melakukan pembersihan sebelum makan malam. Waktu yang cukup tenang untuk rehat sejenak dari aktivitas.

After dinner, kebiasaan kami adalah berbaris menuju masjid untuk melaksanakan Shalat Isya’ dilanjutkan kultum dan bersalam-salaman antar siswa dan pelatih. Malam itu kultum disampaikan oleh Mas Kasyfur dari Kelas ES-B. Salah satu orang yang baru aku ajak kenalan sekitar seminggu yang lalu di meja makan, dan menjadi lebih akrab karena kita duduk dalam satu meja untuk beberapa kali makan selanjutnya. Ada dua poin yang disampaikan beliau di awal, Poin pertama adalah apresiasi beliau mengenai isi dan penyampaian kultum hari sebelumnya yang oleh Mas Arrizki. Selanjutnya, kultum malam itu adalah kultum terakhir yang diikuti oleh seluruh siswa muslim dari 170 siswa diklat, karena sebagian dari mereka akan dipindahtugaskan ke Udiklat Bogor. Disana mereka akan dididik dan dilatih sebagai generasi penerus Satuan Pengawas Internal (SPI) atau Auditor Internal PLN, termasuk beliau sendiri. “Selanjutnya adalah tugas saya disini untuk memberikan kultum. Dua hal tersebut membuat saya depresi.” Kalimat tersebut membuat jamaah bersedih sekaligus sedikit tertawa.

Seketika di apel malam itu Ketua Senat meminta izin untuk memberikan pengumuman. Kupikir pengumuman dari beliau adalah seperti biasa, “Bagi kesenatan, diharap kumpul setelah apel malam di depan ruang makan.” Namun faktanya, “Orang-orang yang saya panggil harap maju ke depan.” Keadaan mulai tenang diliputi rasa was-was. Satu per-satu orang dipanggil. Mba Ratri, partner saya di kesenatan sebagai divisi kebersihan; Bang Cahyo yang selalu semangat, ramah dan sangat easy going sebagai divisi keamanan; Kak Dita yang pada akhirnya terpisahkan oleh jarak dengan Kak Ema; Kak Arni-pun dengan Kak Ara; Mas Lanang; Mas Aji; hingga akhirnya Mas Joyo sebagai divisi kerohanian islam yang dipanggil nomor empat puluh alias terakhir dengan riuh kesedihan paling keras. Kesemua dari 40 orang yang terpilih sungguh memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap TLM Academy 56. Saya sebagai salah satu orang yang cukup emosional malam itu cukup terkejut, senang, bangga, dan persentase terbesar adalah sedih.

170 orang. Pada awalnya kami dituntut untuk mengenal satu dengan yang lainnya dalam waktu satu minggu. Berbagai macam cara pun dilakukan, bertemu dimanapun dengan siapapun kami memperkenalkan diri dan mengajak kenal. Meskipun beberapadetik kemudian lupa dan tanya kembali, tapi itulah kehidupan kami sesungguhnya. Baris berbaris mulai dari barisan carut marut hingga langkah berderap kompak satu menyesuaikan dengan yang lainnya. Game mengurutkan abjad dan menghafalkan sekian puluh nama siswa dalam satu kelompok yang diacak dalam 5 menit. Malam tahun baru yang kami habiskan dengan membentuk formasi dan selanjutnya bersih-bersih ruang aula untuk para pengurus kesenatan. Kenal dalam sekejap, perpisahanpun harus kami hadapi dalam beberapa kejapan kemudian.

Jujur, satu hal yang memotivasi saya untuk terus berjuang dalam proses pendidikan dan pelatihan ini adalah mereka. Kawan-kawan dari berbagai penjuru dengan latar belakang yang berbeda. Dengan menadi apa adanya mereka, dengan segala peraturan yang ada, mereka ajak satu dengan yang lainnya menjadi orang yang penuh integritas. Ketika saya tertegun hingga menitikkan airmata dalam shalat untuk pertama kalinya mendengar lantunan ayatyang sungguh merdu dari imam yang saat itu dilantunkan oleh divisi kerohanian islam. Ketika saya, Radik, dan Nurwid tertidur sebelum apel malam dan digedor-gedor dari luar, dibukanya pintu kamar mandi yang tak terkunci oleh Kak Ramdan (yang saat itu belum kenal) dan ternyata ada seorang kawan sekamar saya yang sedang membuang hajatnya, dan berujung pada push up 40 kali didepan pelatih Panca dan para siswa, 5 menit kemudian apel selesai, good job. Ketika berbincang-bincang di perjalanan menuju Udiklat dari hotel dengan Mas Lanang mengenai pengalaman KKN nya yang memorable. Ketika saya dan partner disindir pelatih mengenai kinerja divisi kebersihan yang terkadang entah apa, yang selanjutnya membuat saya dan Mba Ratri semakin akrab. Serta sekian sekian cerita dan pengalaman yang sungguh membuat saya semangat dan merasa bahwa saya dikelilingi oleh orang-orang berkualitas. Saya merasa memiliki keluarga disini, sungguh. Saya amat bersyukur.

Malam itu pelatih jaga adalah Pelatih Arik Tatang dan Pelatih Abdul Karim. Keadaan semakin menjadi haru ketika waka senat memberikan pesan dan kesan sambil terseguk dan menitikkan airmata. Suara lugas dan bodi gagahnya sejenak terkalahkan oleh kelembutan hati seorang Adryan. Pada intinya beliau mengapresiasi kerja keras kami dalam menyusun rasa solidaritas, kedisiplinan, keceriaan, dan kepatuhan pada aturan yang berlaku. Daya emosionalnya pula yang membuatnya berkata, “Saya sebagai ketua senat berpesan …..”, sedetik atmosfer sedih dan haru berubah menjadi canda dan tawa atas kesalahannya dalam pengucapak kata.

Sebelum apel ditutup, accidentally Mas Joyo mengambil alih barisan 39 orang disampingnya. “Kepada, PLN 56, Hormaaaaat Grak!!”, dan seketika kami, 130 orang yang berbaris dihadapannya, berdiri. Sungguh dramatis, tapi ini nyata terjadi.

Terakhir ketika apel telah selesai, kami dipersilakan menyalami satu-persatu ke-40 generasi penerus amazing tersebut. Disitu kami runtuh. Tetes airmata membasahi pelupuk pipi, para kawan-kawan yang sudah kami anggap sebagai kakak dan sahabat memberi pesan perpisahan melalui jabatan dan pelukan yang sungguh tulus dan sangat menyentuh. Malam itu sungguh malam yang haru. Lagu “Kemesraan” pun dilantunkan sebelum kami dibubarkan menuju ke penginapan masing-masing. Keesokan harinya kami melakukan foto angkatan.

Besar harapan saya agar kita dapat mengemban amanah untuk bersama-sama mengabdi untuk bangsa, melakukan yang terbaik untuk rumah tercinta (PLN), dan tentunya keep in touch. Menuju PLN Maju, Modern, dan Mandiri, Jayalah Angkatan 56!

Tulus, sangat tulus. Mohon maaf jika lebay.

ZA.

#farewell #solidarity #pln56

0 notes