Tumgik
#Tio Tau
mikaikaika · 1 year
Text
CHAYANNE MY BELOVED
Tumblr media Tumblr media
4K notes · View notes
220922memos · 4 months
Text
kebenaran perempuan gila.
hai, gue gatau kita kenapa. setiap kita berhubungan pasti akhirnya berantem. habis break seminggu besokannya lgsg brantem. emang gue salah ya? salah ya gue jujur ke elo? crita ke elo? harusnya gue gk crita ttg tio ya? lo lebih baik gue gak kasih tau?
gk paham gue, bisa bisanya lo nanya "kamu main sama siapa semalem?" lo pikir gue lonte yang kalo sange dikit langsung vcs sm laki laki temen gue? lo bisa bisanya mikir gue begitu? gila sih, padahal selama ini gue selalu jujur ke elo.
jangan merasa jadi yang paling tersakiti ya, orang gue gk ngapa2in.
elo tuh klo gue jujur, malah jdi bahan ovt. org mah bersyukur gw jujur ke elo! ini malah begini. nanya nya nadanya gaenak, nuduh nya di tutupin dengan alesan "aku cuman nanya". bacot! toh kemarennya gue telfonan sama elo! kek gatau wifi gw aja.
gue benci elo, gue nyesel ketemu elo!
tp makasih untuk segalanya; hal hal yang udah kamu lakuin untuk bikin aku seneng. aku berterimakasih. di satu sisi kamu orang yang paling sayang aku, tp juga yg paling nyakitin. disini aku udah gabisa pacaran sama kamu lagi, kalo berantem pas LDR ngaruh bgt ke mood kerja gue. maaf dan makasih
se benci bencinya aku sama kamu, aku juga sayang banget sama kamu. tapi aku dh gakuat LDR sama kamu.
semangat kerjanya, sehat-sehat.
0 notes
beginilahaku · 6 months
Text
Yang tenang ya, belahan jiwaku, nikolas..
Kalo perasaanmu ke aku udah beda, aku seneng banget karena artinya Tuhan udah kasih kamu itu sekarang. Berbahagia lah dengan jalanmu yang baru nik. Tapi semoga km ga lupa sama hubungan kita ya. Semoga ada hal baik yang bisa km ambil dr aku, dan semoga kamu bisa bener2 jujur sama perasaan kamu dan bisa menyampaikan kejujuran itu juga ke orang lain.
Kamu jangan sedih terus dan jangan mbulet dalam kesedihan. Kadang kita emang perlu impulsif dan peka sama insting kita. Gak harus dikonsepkan atau takut salah semuanya. Mengalir aja.. termasuk pertemuan kita kemarin, kan? Tujuanku sebetulnya bertemu kamu adalah untuk memastikan kamu melalui mataku sendiri. Aku pingin liat matamu. Dan ternyata tujuanku cukup tercapai. Aku masih liat niko yang dulu, cak no, mas niko yang kukenal, dengan beberapa sikap baru. Yang mana itu juga akibat dari pukulan2 cobaan kita selama ini dan akhir2 ini. Yang aku adalah andil terbesarnya.
Sudah terlalu banyak kesedihan yang kamu lalui. Aku malah seneng kalo kamu bisa jujur dengan perasaan kamu. Jangan ngerasa bersalah sm aku karena perasaan kita sekarang mungkin beda. Kalo emg itu yang kamu rasain, jujur o. Aku yakin aku juga nanti akan ada di proses itu. Jd kayak yg kamu selalu bilang ke aku juga, jangan ngerasa bersalah, jangan nyalahin takdir, sikap, perasaan, tindakan, karena semua aku yakin kita digerakkan Tuhan. Apalagi kamu.
Selamat bahagia mas niko ku.. dari perasaan lama ke perasaan baru. sehat dan bahagia selalu ya. Aku gak kemana2 dari kamu, sama kayak aku tau km gak akan kemana2. Aku selalu sayang dan cinta. Perasaan sayang dan cinta yang sama dari dulu.. dan sampai nanti akan aku jaga, untuk belajar dengan keadaan.
Catatan: lagu yang selalu tak putar kalo lagi inget kita. 1. Sabda Rindu by Tio Pakusadewo. Suaranya mirip kamu. Sangaaat nenangin.
2. Belahan Jiwa by Julie Estelle.
Dan 2 film yang aku gambarkan tentang aku.
1. Surat dari Praha
2. One Night Stand (bagian orang tuanya)
1 note · View note
sagaratira · 11 months
Text
saya baru tau kalo sesak bisa disandingkan dengan kata rindu, setelah saya mengenal kamu
saya jadi mikir, jiwa kamu itu terbentuk dari apa ya? sampai saya ingin lari dan memelukmu walaupun semu
rindu, rindu, rindu
lari ke pelukanmu saja saya tidak mampu
0 notes
skycholate · 2 years
Text
Keisha keluar kamar dan memandang pintu kamar mama nya yang berada tepat di samping kamar dirinya. Sudah sekitar 10 menit ia memandang pintu itu, isi kepala nya sangat kacau, ia seperti di hantui oleh pikiran yang tidak masuk akal, karena rasa penasaran sudah tak bisa ia tahan, akhirnya Keisha mulai memegang gagang pintu nya tetapi ia belum berani membuka karena takut ketahuan mama nya. 5 menit ia memegang gagang pintu itu dengan pikiran yang kosong, dengan sedikit keraguan akhirnya ia membuka pintu itu.
KREKK...
Pintu terbuka, pada saat ia ingin masuk tiba-tiba ada yang menepuk pundak nya dari belakang.
DEGG...
Seketika jantung nya berdetak kencang, tubuh nya diam di tempat dan tidak berani menghadap belakang.
"Mau ngapain non?" tanya mas Tio.
Keisha membalikkan tubuh nya dan melihat mas Tio yang tiba-tiba ada di belakang diri nya.
"Ih mas Tio bikin kaget aja!" decak sebal Keisha.
"Kok mas Tio bisa masuk?" tanya Keisha heran.
"Tadi saya dikasih kunci cadangan sama nyonya, soalnya mau ambil berkas," jawab mas Tio.
"Non ngapain ada di depan kamar nyonya?" tanya balik mas Tio pada Keisha.
"E-eh a-anu t-tadi tiba-tiba pintu nya kebuka, terus aku mau tutup," jawab Keisha yang berusaha tegar agar tidak terlihat berbohong.
"Yaudah mas langsung aja masuk ke kamar mama, aku masuk ke kamar dulu." ucap Keisha yang langsung masuk ke kamar nya.
Mas Tio menatap kamar Keisha dengan tatapan yang tajam, ia langsung telpon bos nya memberi tau keadaan sebenarnya.
0 notes
hasyasnisa · 2 years
Text
Ngebiarin tio nunggu beberapa lama buat aku nangis dulu. Tio ga tau aku nangis sih, malah udahnya disangka bindeng karna cuacanya lagi gaenak hm bagus memang, edisi tio gapeka part 9818292827
Tio tau overthinkingnya aku ga cukup dengan diyakinin doang, ga tau juga harusnya dengan apa. Terus ngerasa ga adil kalo minta tio bikin aku ngerasa baik baik aja, it's my battle tho.
Jadi terimakasih ya bii, karna kasih aku ijin dan tetep nemenin untuk cari tau cukupku dimana
Tumblr media
0 notes
ismahaha · 2 years
Text
Ulah; Saling Suka, Saling Pendam.
Januari 2021
Tio terlalu gengsi, baru saja kemarin ia mengirim CVnya ke Ustadnya untuk disampaikan segera ke teman perempuannya itu, malah langsung minta agar ditahan.
"Nanti sajalah Ustad," pintanya.
"Ah, tak jelas lagi kamu, Yo," Ustad Jun sepertinya mulai bosan dengan tingkah Tio. Padahal Tio sudah meminta izin ke Abi nya kalau akan menikahi Tari, teman baiknya.
"Loh, emang dia mau sama kamu?" walau Abi selalu menanyakan hal yang sama.
.....
Desember 2020
"Uda tua kita rupanya, ya," Tio mengirim pesan ke Tari, setelah selesai membahas tentang masalah masing-masing.
"Iya. Bosen,"
"Tar, kalau semisal aku nikahin kamu aja gimana? Gak bosen apa temenan terus," Tio mengirim pesan tanpa basa-basi.
"Aku lebih bosen sama omongan kamu yang begini, nih Yo. Uda sering ya kamu becandain aku kaya gini,"
"Loh Tar, kok marah," Tio mengirimi pesan lagi. Ternyata Tari sudah tak aktif whatsapp.
.....
Juni 2021
Tio hadir bersama Jali, teman baiknya. Ia mengenakan batik pemberian Tari setahun yang lalu, yang katanya hadiah karena diterima kerja di perusahaan impiannya.
Ia amati dengan tajam raut wajah Tari yang sangat bahagia itu, Yudi, lelaki yang sekarang bersanding di sebelah Tari pun ia amati dengan tajam.
"Mangkannya jangan kebanyakan gengsi," kata Ustadnya, yang hadir juga bersama istrinya. Tio hanya diam, ingin menangis tapi gengsi. Ia diam, menikmati daging rendang itu pun rasanya tak nikmat lagi.
"Nangis aja boy, biar aku videoin kaya orang-orang," ujar Kali sambil membuka kameranya.
"Tar, beneran sedih loh ini," Dar! Tio menangis. Tumpah secara merata, karena air matanya mungkin sejak tadi sudah tertumpuk. Kali terus membuat video. Ia ikut menangis pula. Ustad mengetahui hal itu langsung datang ke arah Tio yang saat ini sudah jadi sorotan beberapa orang.
"Dek, jadi laki-laki itu jangan maju mundur. Inilah akibatnya," nasihat Ustad, Tio makin menangis pula.
"Gini rupanya rasanya ditinggal nikah," Tio menunduk, menyesali.
.....
Mei 2021
"Tio teman terbaikku, makasi waktunya. Udah cukup di sini aja kamu jagain aku. Aku uda ada nih yang mau jaga aku. Hehe.
Ohiya, kamu sering kan becandain aku ajak nikah? Kamu juga tau aku sering bilang iya aku mau. Tapi kamu ingat gak kamu sering juga bilang kalau kamu becanda. Lucunya aku berharap itu beneran. Haha. Maaf ya udah pernah se berharap itu.
Ohiya, terima kasih uda kenalkan aku sama Ustadzah Kiki, aku jadi lebih paham sama agama ini."
Sejak pesan itu dikirim, Tio sudah menyesal. Tapi pun masih malu mengakui kalau ia sebenarnya sudah menyiapkan CV nya lewat suami Ustadzah Kiki.
Nasib, jodoh siapa yang tau.
#tautannarablog5
#ngeblog6
1 note · View note
febribi · 2 years
Text
Yogyakarta, 2021
*Semua temen-temen online yang ngeliat Febri ngomongin Jogja mulu: 
“Berisik banget ya lo gue liat-liat, iya2 tau ke Jogja”
Sebelum ke Jogja tuh w sempet bikin semacam *itinerary*, yang dibikinnya juga semalem sebelum berangkat karena banyak banget kerjaan yang mesti dikelarin sebelum liburan. Sempet lihat-lihat beberapa selebgram, pengen tau tempat hits apa di jogja secara 2 udah 2 tahun gak kesana dan bisa dibilang udah 5-6 tahun gak tinggal di sana. Akhirnya jadi tuh itinerary asal-asalan. 
Namun, 
Setelah sampai sana kita lebih ngikutin naluri pengen kemana dan pengen makan apa. List tempat makan yang dipengenin kurang lebih: 
1. SS 
2. Angkringan 
3. Tio Ciu 
4. Koki Joni
5. Mangut lele Bu Is (ini gak kesampean)
6. Jejamuran 
7. Soto Pak Ngadiran/Pak Marto 
7 daftar di atas ini kuliner yang sama kek 10 tahun yang lalu, pas jaman kuliah. Gak ada yang berubah. Dan ternyata tetep happy-happy aja makan di situ. Habis makan tuh kayak beneran happy dan puas gitu. 
Setelah dipikir2, ini lumayan merefleksikan diri w sendiri yang betah di zona nyaman dan males eksplor. Yang sebenernya gak papa juga kali ya (?). Balik ke konteks lagi, jogja bisa dinikmati dengan cara yang beda-beda jg sih :))
3 notes · View notes
hermeneutas · 3 years
Text
O Básico do Básico de Grego Antigo
Texto original por @sisterofiris disponível aqui!
Nota: essa postagem contém as informações da postagem original mais o adicional de um reblog posterior, ambos disponíveis no link acima. Além disso, foram feitas adaptações para facilitar o entendimento de falantes de português brasileiro./ This post contains both the original post as well as the reblog with additional information, which were all combined into a single post here so that it is easier to understand. We also had to make changes in the pronunciation bits so as to make it understandable for Portuguese speakers.
Alfabeto e Pronúncia
A pronúncia que uso é a pronúncia reconstruída do Grego Antigo que aprendi na faculdade. É basicamente a mesma que Grego Moderno, exceto por algumas diferenças na pronúncia de certas letras. Há uma certa discussão sobre como era de fato a pronúncia do Grego Antigo, então é possível que outros que tenham estudado a língua discordem de mim aqui.
Α, α: alpha, corresponde ao A em português, como em árvore.
Β, β: beta, corresponde ao B em português e é pronunciado do mesmo modo.
Γ, γ: gamma, corresponde ao G em português, como em gato ou guerreiro, nunca como em gelo. Na frente de κ, μ, ν, ξ, ou χ, ou no caso de aparecer duas vezes seguido, será pronunciado como ng, como em ninguém. Portanto, na palavra ἀγήραος (eterno, sempre jovem) teremos a pronúncia a-gue-ra-os, mas na palavra ἄγγελος (mensageiro), teremos a pronúncia ang-e-loss.
Δ, δ: delta, corresponde ao D em português, e é pronunciado como em dado, só que um pouco mais dental: tente dizer d colocando a língua atrás dos dentes. Não ocorre a pronúncia dj, como em verdade (comum em várias regiões do Brasil).
Ε, ε: epsilon, corresponde ao Ê fechado do português, como na palavra português. É uma vogal curta.
Ζ, ζ: zeta, corresponde ao Z do português. Pronunciada como “dz”. Algumas pessoas pronunciam como “ts” ou “z”.
Η, η: eta, corresponde ao É aberto do português, como em ré. É uma vogal longa.
Θ, θ: theta, não possui equivalente no português. A pronúncia é a mesma to ”th” em inglês como em “think”.
Ι, ι: iota, corresponde ao I em português. Pronúncia como em isso.
Κ, κ: kappa, corresponde ao K em português ou inglês e possui a mesma pronúncia.
Λ, λ: lambda, corresponde ao L em português, como em língua. É pronunciado de modo dental, como no caso do delta. Não é pronunciado como u ao final de sílabas, como em final.
Μ, μ: mu, corresponde ao M em português e possui a mesma pronúncia.
Ν, ν: nu, corresponde ao N em português e possui a mesma pronúncia.
Ξ, ξ: xi, corresponde ao X em português, como em táxi.
Ο, ο: omikron, corresponde ao Ô fechado em português, como em avô. É uma vogal curta.
Π, π: pi, corresponde a 3,14159 e ao P em português. Pronunciado como “três vírgula um quatro um cinco nove“, ou apenas p.  
Ρ, ρ: rho, corresponde ao R em meio de palavra em português, como em arara. É um r vibrante, tal como no grego moderno ou no espanhol.  
Σ, σ, ς: sigma, corresponde ao S ou SS em português, pronunciada como em pássaro. A letra sigma é especial pois possui duas formas: ς só é usada no final da palavra, e σ é usada em todos os outros casos(ex: κοσμος).
Τ, τ: tau, corresponde ao T em português, sendo apenas mais dental (como no caso do delta e do lambda). Não é pronunciado como tch como em tio.
Υ, υ: upsilon, corresponde ao U em português. A pronúncia é como um i, mas mais fechado, com os lábios arredondados (como o “u” em francês).
Φ, φ: phi, não possui equivalente em português. A pronúncia é igual a um “f”.
Χ, χ: khi, não possui equivalente em português. A pronúncia é como em ch ao final do nome Bach, em alemão; também parecido com o som de r em início de palavra como em rato, mas um pouco mais fraco. Tente rosnar como um tigre, meio agressivo e meio irritado, e provavelmente você vai chegar lá.
Ψ, ψ: psi, não possui equivalente em português. A pronúncia é  “ps” como em psicologia, mas sem vogais no meio, como se estivesse chamando um gato.
Ω, ω: omega, corresponde ao Ó aberto em português, como em ótimo. É uma vogal longa.
Algumas vogas são longas, outras são curtas. Isso foi mencionado brevemente acima, mas vamos resumir: ε, ι, ο, e υ são curtas, enquanto  η e ω são longas. α pode ser curto ou longo a depender do contexto e acentuação.  
Grego Antigo também possui ditongos, quando duas letras produzem um único som (como em ou). Os ditongos são:
αι: pronúncia igual a ai em português.
ει: pronúncia igual a ei em português.  
οι: pronúncia igual a oi em português.
αυ: pronúncia igual a au em português.
ευ: pronúncia igual a eu em português
ου: pronúncia igual a u em português.
Outro fenômeno que ocorre é o iota subscrito. É um pequeno iota abaixo de outra vogal (longa), como em:  ᾳ, ῃ, ῳ. Originalmente, esses eram ditongos αι, ηι, ωι. Algumas edições de textos (por exemplo, Les Belles Lettres) ainda utilizam essa grafia, mas na maior parte do tempo você verá o iota subscrito, e não ao lado da letra. Esses ditongos eram pronunciados tais como os ditongos acima, com a diferença de que a primeira vogal era longa. Com o passar do tempo, o iota deixou de ser pronunciado, de modo que ᾳ  passou a ser pronunciado como α, ῃ como η e ῳ como ω. Eu aprendi a pronúncia mais antiga, na qual o iota é pronunciado, mas você pode optar por pronunciá-lo (Grego mais antigo) ou não (Grego mais recente).
Aqui uma frase como exemplo:
Παιδευω την αρχαιην ελληνικην γλωσσην μετα σιστεροφιρις.
Significa: Estou aprendendo a língua grega antiga com sisterofiris. Tente ler em voz alta usando a pronúncia que vimos até agora!
Só que tem um pequeno problema na frase acima: acentuação.
Acentuação
Grego Antigo, ao contrário do Moderno, possui muitos acentos. Existem dois tipos de acento: acentos tonais, que indicam a sílaba tônica da palavra, e aspirações, que indicam se haverá aspiração, isto é, um som de h, no início da palavra*.
Quando utilizando letras maiúsculas, os acentos aparecem antes da letra, (exemplo: Ά). Nos outros casos, eles aparecem em cima da letra (exemplo: ά). Os acentos só aparecem em vogais, com exceção do  ρ, que sempre vai apresentar espírito rude (aspiração) no início de uma palavra.
ἁ indica uma pronúncia aspirada, como em “ha”.
ἀ indica uma pronúncia normal, não aspirada, como em “a”.
ά é um acento agudo. Isso significa que essa sílaba é tônica. Sua entonação deve subir, como se fosse o final de uma pergunta.
ὰ é um acento grave. Ninguém sabe como era pronunciado. Ignore-o.
ᾶ é um acento circunflexo. Significa que a sílaba é longa e tônica. A sua entonação deve descer.
Outro acento existente é o trema: ¨, que também vai na vogal. O trema apenas aparece em ditongos para mostrar que as vogais devem ser pronunciadas separadamente, como em um hiato. Por exemplo  αι se pronuncia como ai, mas  αϊ  se pronuncia como aí.  Essa é a diferença entre εἶμι, EI-mi (eu sou) e   Ἀτρεΐδης, A-tre-Í-des, filho de Atreus (pontos extras se você o conhece!).
As aspirações/espíritos só são usados no início de uma palavra. Então por exemplo, a pronúncia aspirada em Tom Hanks ficaria normal, mas o h em Rihanna já não estaria presente, e seria Rianna.  
É possível ter qualquer combinação de aspiração e acento tonal em uma letra. Isso significa que você pode se deparar com letras como: ἂ, ἇ, ἅ. No entanto, só é possível ter um tipo de acento tonal e de aspiração em determinada letra.  
Via de regra, só é possível ter um acento tonal por palavra, mas há exceções. Algumas palavras bem curtas não chegam a apresentar acentos tonais. 
Por fim, em ditongos, o acento é sempre escrito na segunda letra. Se você encontrar um ditongo com um acento na primeira letra e outro na segunda, não se trata de um ditongo de verdade, mas sim de um hiato e cada vogal é pronunciada separadamente.
Sabendo tudo isso, vamos reescrever a frase:
Παιδεύω τὴν ἀρχαίην ἑλληνικήν γλώσσην μετα σιστεροφίρις.
Mas pera, tem mais!
Pontuação:
Existem quatro tipos diferentes de pontuação em Grego Antigo: o ponto de interrogação, o ponto-vírgula/dois pontos, a vírgula e o ponto final.
; é o ponto de interrogação. Eu sei, é confuso. Em uma frase, seria:  Παιδεύω τὴν ἀρχαίην ἑλληνικήν γλώσσην μετα σιστεροφίρις; Estou aprendendo a língua grega antiga com sisterofiris?
˙é bem pequeno, mas é tanto ponto-vírgula quanto dois pontos. Παιδεύω τὴν ἀρχαίην ἑλληνικήν γλώσσην μετα σιστεροφίρις˙ και…Estou aprendendo a língua grega antiga com sisterofiris; e…  Ou Estou aprendendo a língua grega antiga com sisterofiris: e…
, é a vírgula. Funciona como nas outras línguas.  
. é o ponto final. Como com a vírgula, funciona do mesmo modo que em outras línguas.  
Infelizmente, não existe ponto de exclamação e Grego Antigo, então não tem como ficar animadíssimo e dizer: Estou aprendendo a língua grega antiga com sisterofiris!
*Em português, também chamamos o acento que marca aspiração de espírito rude, e o acento que marca ausência de aspiração de espírito brando.
24 notes · View notes
ladyofnofucks · 3 years
Text
Laser
“Udah jam 12!!” Seruan kelewat girang itu menambah semarak kelasku yang baru berakhir. Suasana tambah rusuh ketika laptop buru-buru diangsurkan, dihubungkan ke proyektor kelas.
“Tethring, woy! Buset, mahal-mahal gua bayar UKT sinyal WiFi jelek banget, dah!” Tio, kawanku yang sibuk mengatur laptop menggerutu. Seseorang sigap menanggapi, yang lain menyeret tubuh mendekati layar. Sebaliknya, aku mundur, sebenarnya lebih memilih keluar kelas, kalau saja temanku Wulan tidak melirikku tajam-tajam dari sudut jauh ruangan.
“Apa kata orang, Ra, kalo lo keluar tiba-tiba gitu? Gimana pun, kan, dia masih temen lo!” saat itu, ditatapnya aku lamat-lamat. “Lagi pula, ini udah sebulan. Lo yakin ga mau tau kabar dia?”
Percakapan minggu lalu itu berulang, sementara aplikasi Skype yang dinyalakan mulai loading di layar proyektor. Ah, Wulan. Di antara semua orang di sini, dia-lah yang seharusnya paling tahu betapa aku ingin tahu keadaan anak itu. Kalau saja sebulan yang lalu aku tidak terlalu terbawa emosi dan berujung meninggalkan pernyataan berbuntut drama panjang ini, yang menyebabkan aku dan laki-laki yang akan kami hubungi ini putus kontak sampai saat ini.
Aplikasi itu selesai loading, dan layar proyektor kini dipenuhi oleh close up wajah seorang laki-laki, binar matanya masih seterang waktu ia bercanda denganku sebulan lalu, ikalnya agak gondrong sekarang, namun tertata rapih seperti biasa. Senyumnya bersemangat, kelewat girang—seperti biasa.
“Guys!!!” Dia menyapa nyaris berteriak, dan disambut sapaan balik nyaris sama riuhnya, “Ridwan!!!!”
“Kan, lu semua pasti kangen!” pernyataan dia yang ini disambut cemooh.
“Munduran, dong, pegang hapenya, males gua liat muka lu!” seorang temanku berteriak, “Pengen liat gua jam tujuh pagi di Venesia kayak gimana!”
“Ga seindah senyum gua pokoknya!”
Aku terpaksa setuju. Senyum yang kukejar di tengah terik Agustus lalu, ke bandara dengan angkutan umum berute super ribet karena uangku sudah kadung habis untuk membelikannya kado perpisahan. Ketika sampai, ia sedang bertukar tawa dengan teman-temanku yang lain, lima belas menit sebelum keberangkatan. Wulan yang telah sampai lebih dulu mengomel pendek kepadaku, lalu entah bagaimana mengatur agar kami punya waktu berdua.
“Rid,” aku menyapa, agak terlalu kaku untuk ukuranku biasanya.
“Eh, Ara. Kirain ga datang,” “Eh, ga mungkin lah ya. Nanti kangen pasti kalo ga melepas gua buat yang terakhir kali!”
Anak ini memang pandai benar menguji kesabaranku, “Najis! Nyesel gua dateng!”
“Jangan gitu, dong,” dia tertawa. “Gua pamit, ya, Ra. Maafin gua kalo ada salah.”
Darahku beku saat itu, “Lu ga balik?”
“Tuh, kan, takut kehilangan!” dia tertawa kurang ajar, “Cuma satu semester, kan gua udah bilang. Tapi ini kan di negeri orang, kita ga tau apa yang bakal terjadi. Iya ga?” “Makanya kalo misalnya gua ada utang ke lu, sok ditagih.”
“Utang lu bentuknya utang budi semua, Rid. Ntar aja di hari akhir gua tagih,” jawabku sekenanya. “Hm, terus kesalahan lo banyak banget. Mustahil gua maafin, deh kayaknya.”
“Jahatnyaaa,” dia merajuk. Gantian aku yang tertawa. “Gua maafin kalo lo balik bawa oleh-oleh, deh!”
“Bisa diatur! Mau apa sih lo emangnya?”
Aku hanya butuh dia kembali, dan semuanya jadi sama lagi, sebenarnya. Namun yang terlontar dari mulutku adalah hal yang sama sekali berbeda, “Lo ke Italia, mah, bawa oleh-olehnya calon istri, iya gak?” kupalsukan sebuah tawa. “Cewek Italia, kan, cantik-cantik!”
Di luar dugaan, dia tidak bergabung dalam tawaku, tersenyum tipis, nyaris melamun, “Calon istri mah gua tinggal di Depok, Ra. Kan tempat pulang.”
Ah, tentu saja. Perempuan dalam semua puisinya. Aku masih belum tahu siapa gadis beruntung ini, tentu saja. Hanya saja, dalam sajaknya, dikatakan matanya seindah kejora. Senyumnya seteduh hujan. Dan dia merindukannya, sebagaimana aku akan merindukan laki-laki ini. Rasa penasaranku selama berbulan-bulan padam, berganti pasrah. Mengetahui gadis itu, gadis yang ia buatkan sajak sementara aku membuatkan sajak untuknya, hanya akan menambah kesedihanku.
Aku telan rasa perih menahan tangis yang sudah mencapai kerongkongan, “Yah, gua tau pasti cewek beruntung itu udah ngasih kado perpisahan yang bagus,” sekalian mengalihkan pandangan, aku merogoh tas, mencari sebuah laser yang sudah kubungkus rapih, hasil menabung sebulan sejak aku tahu dia memenangkan kesempatan pertukaran peajar bergengsi ini. “Tapi, nih, kebetulan gua lagi kaya.” Lagi-lagi kusisipkan tawa, “dijaga, ya.”
Dia tergagap mengucapkan terima kasih, “Ra—“
Aku memotongnya, “Udah, ah, gua pen balik. Hati-hati di Venesia.”
“Lu juga,” “tapi, Ra—“
“Juga apaan? Hati-hati? Kan gua ga kemana-mana, di Depok aja?”
“Lu ga kemana-mana aja bisa kenapa-napa!”
Aku membuka mulut, bersiap membalas, tapi dia memotong, “Denger dulu, dong! Kebiasaan, deh, lu!”
Aku mendengus, “apaan?”
“Menurut lo...” jarang sekali aku melihat jagoan debat ini tergagap, “menurut lo, cewek ini... dia ngerasa dirinya beruntung ga?”
Kesabaranku habis sudah, “Jelas, lah! Dia bukan gua!” menelan ludah, aku melanjutkan sebelum dia bersuara lagi, “Kalo dia emang spesial, kenapa lu ga tanya sendiri? Gua bahkan ga kenal dia.”
Yang terjadi kemudian adalah aku pulang tanpa kata lain, beruraian air mata. Begitu terus hingga seminggu ke depan, membayangkan betapa beruntungnya gadis itu, betapa sialnya aku, betapa aku kesal padanya yang memuja gadis itu dalam puisinya, saat aku memujanya dalam puisiku.
Tak masalah. Semuanya selesai sekarang. Dia mungkin bahkan telah lupa.
Dengan ketabahan baru, aku mengangkat wajahku, menatap layar.
Di layar proyektor kini bukan lagi wajahnya, tiga orang laki-laki seumurnya, berwajah Indonesia—pastinya teman senegaranya—menyapa sama hebohnya, “Halo temen-temennya Ridwan!”
Yang lain senang-senang saja dengan perubahan itu. “Eh, kita mau nanya, dong!”
“Nanya apa, tuh?” koor teman-temanku menjawab.
“Ridwan punya pacar, ya, di Indonesia?”
Belasan tanggapan dikatakan bersamaan, kebanyakan isinya menghujat, “Bohong! Dia jomblo, kok, dari kampung halaman!”
“Masa sih?” “Dia bilang punya, lho. Katanya pacarnya yang ngasih hadiah ke dia, pelit banget kalo dipinjem hadiahnya!”
Aku mengernyitkan dahi, dan rasa penasaranku diwakilkan Wulan, “Hadiah apa?”
Salah satu dari ketiga teman Ridwan diam-diam menjulurkan tangan ke belakang, menjangkau tasnya, kemudian menarik sesuatu dari dalamnya, “Nih, hadiahnya! Ga boleh ada yang make sama sekali buat presentasi, pelit banget sumpah!”
Di layar, Ridwan berseru panik, berusaha menjangkau benda itu dari genggaman temannya, menjauhkannya dari kamera—
Terlambat. Aku telah melihatnya dan membeku. Sebuah laser pointer Logitech hitam teracung di layar, hasil menabungku selama sebulan penuh. Seluruh suara memudar menjadi latar belakang, seruan teman-temanku yang penasaran siapa pemberi kado itu.
Ridwan menoleh cepat ke arah kamera, matanya terkunci pada tatapanku, seolah aku berada di hadapannya.
Dua detik kemudian, panggilan video dimatikan paksa diiringi teriakan tidak terima teman-temanku yang lain.
Aku terduduk lemas di belakang, terdiam.
4 notes · View notes
nhadiyati · 3 years
Text
Belajar Nyetir
Photo ini diambil lagi nungguin mama belanja. Sebuah selebrasi karena berhasil bonceng beliau (udah kayak motor aja bonceng) yang tidak diakhiri dengan kata-kata “mama gak mau disetirin lagi” kayak ketika pas nyetir lebaran kemarin hhe, tapi komentarnya tetep masih sama ntah yang terlalu laju atau mepet. Jadi inilah moment selebrasi saya dalam tulisan. 
Tumblr media
Komentar yang membuat saya agak ragu untuk nyetirin orang, total yang udah pernah saya setirin itu rahmi kaprodi saya (ini beneran iseng banget karena pulang sore papasan dan jarak kosnya doi dekat), kak dwinta (jalan-jalan ama kak deli dan pulang kearah tiban, doi sabar banget sama keajaiban setiran saya), dan rani teman nongkrong yang sabar banget jadi guide saya (percaya gak percaya ukhti satu ini bawanya land cruiser dan seinget saya itu manual, jadi saya suka becanda sama mama kalau kami pulang malam gak perlu kuatir karena mobilnya bikin orang g mau mendekat hhe), sama ponakan saya (insiden jatuhnya adzriel disini yang sekarang mereka masih ogah untuk saya setirin). Dan inilah cerita saya dan kemudi setir
Saya belajar nyetir diawal januari 2021 sebagai bagian resolusi dan satu dari beberapa hal bahwa saya ingin sibuk. Keputusan yang sangat tidak disesalkan (dari sekian hal yang saya ambil diawal januari secara impulsif yakni personal trainer untuk olahraga, les ielts, dan nyetir, kata kak dwinta nyetir yang paling menghasilkan wkwkw). Nama Trainer saya Pak Tio, sedangkan LPKM (Lembaga Pelatihan Keterampilan Mengemudi) yang saya pilih adalah Viktori Mandiri (profil lengkap dan detail alamat dapat diakses disini atau disini) dan sekarang tiap ada yang tanya masalah belajar mengemudi saya selalu rekomen LPK ini hhe karena asli Pak Tio itu sabar banget sama saya dan harganya juga cukup affordable.
Gak pernah terpikir sekalipun untuk bawa mobil sendiri, dari dulu sudah diminta atau diledekin oleh keluarga besar saya selalu bilang “mobil saya banyak itu warna biru (busway/transbatam)” atau “bagi-bagi rezeki, kasian gojek/grab nanti kehilangan pelanggan”. Alasan aslinya saya sadar diri dengan kemampuan matematis dan spasial dalam otak saya untuk memperkirakan itu amat teramat sangat buruk, ketimbang membahayakan pengemudi jalan lain lebih baik saya duduk nyaman di kursi penumpang. 
Lalu datanglah moment januari yang ingin sibuk, ditambah saya yang menyadari orang tua saya semakin tua. Selama ini kalau kekantor dulu diantar bapak naik motor atau mobil, terus pulang juga nginfo karena kalau bisa dijemput terutama malam, jadi kok saya agak gak tega hhe ditambah juga kalau nongkrong juga jadi terbatas *loh. Termotivasi biar saya bisa mengantarkan mereka kala diperlukan (walau mama baru tadi mau disetirin, dan parkir mundur masuk rumah masih dibantu bapak) Akhirnya saya ambil paket 8 Jam + SIM di harga Rp.1.550.000.
Belajar dengan instruktur menyenangkan membuat menyetir jadi aktivitas healing buat saya, apalagi setelah sesi ke 4 udah boleh main/stel musik sendiri. Oh ya di LPK Viktori Mandiri ini mereka menerima antar jemput jadi saya sekalian belajar pada saat itu pulang kantor. Selama belajar ada dua hal yang baru saya sadari : 1) ternyata mobil untuk latihan itu beda (saya sempat kuatir kalau nabrak harus ganti mobil mereka) dimana sudah ada stiker terang banget disegala sisi agar pengguna jalan maklum (saya kepikiran masang stiker yang bertulis “hati-hati pengemudi baru” haha) sama dikursi penumpang depan itu sudah dimodif jadi ada remnya juga. 2) paham jalan itu perlu banget, selama nyetir itu saya baru mulai ngetir jalan di batam (heloo saya amat sangat terlambat untuk orang yang lahir dan besar dibatam), alhasil sampai sekarang kebeberapa daerah saya masih pakai google maps atau nyasar.
Masalah awas dengan sekitar tipsnya adalah melihat jauh kedepan jangan fokus kestir, memperkirakan badan mobil kita dengan sudut yang ada didekat jendela dashboard kita, terus cobalah lirik spion sesekali (ini yang diakui trainer saya memang agak tricky hhe saya kalau lagi lirik spion stir suka kemana-mana awalnya). Terus kalau gak pede lagi papasan ama mobil lain dijalan 2 arah, berhenti aja dulu atau memelan. Oh ya ini juga pengetahuan newbie saya jadi spion kanan dan kiri itu sudutnya bisa diatur jadi kalau mau parkir atur aja agak kebawah biar keliatan garisnya. 
Parkir, sampai selesai sesi 8 jam saya masih gak bisa parkir. rencana awal ingin belajar secara setengah-setengah yakni automatik+manual batal ketika saya menyentuh sesi parkir dan memuat saya mual, sesi parkir beneran membuat saya pasrah dan sempat gak pengen nerusin belajar mobil, kalau dipikir-pikir parkir juga yang bikin saya gak pengen belajar mobil. Oh ya, selain parkir ada u-turn yang susah buat dijalanin. Akhirnya sampai sekarang untuk parkir saya masih suka liat video ini  terus sama mikir kalau mau keluar kekanan kalau parkir seri berarti setirnya kekiri (saya benar-benar takjub kejadian adzriel dari klinik 1 kami bisa keluar dengan selamat saat parkir seri haha).
Proses pengurusan SIM berlangsung cepat karena udah ada rekomendasi dari LPK dan ternyata sekarang itu jadi syarat wajib. Eh, btw saya baru tau selama saya belajar menyetir mobil dengan tulisan LPK atau ada stiker gitu dilarang masuk ke mall untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan hhe. Pas dikantor saya juga mobilnya langsung disuruh menepi ke yang tidak banyak orangnya.
Dari januari selesai belajar dan punya SIM saya gak langsung bawa mobil karena sejatinya Surat Izin Mama lebih sulit diperoleh daripada Surat Izin Mengemudi, dan saya gak enak kalau mobil mama harus baret. Sempat hunting-hunting mobil bekas keluaran 2000an seperti nisan cefiro dkk untuk dibeli karena sesuai budget (minjem mama gak kebanyakan) akhirnya malah didorong oleh Bapak untuk beli mobil baru saja sekalian, alhasil setelah diskusi saya mengiyakan mengambil mobil baru meskipun atas nama saya tapi saya minta yang bawa adalah bapak/mama dan mobil yaris yang lama jadi saya yang bawa hehe dengan alasan 1) bapak/mama lebih enak dengan mobil baru, 2) mobil barunya calya jadi bodinya panjang dan saya gak biasa (semenjak selesai les, saya dilatih dengan bapak disebelah pakai mobil yaris), 3) eman kalau mobil barunya kebaret, 
Tumblr media
24 Mei 2021 saya resmi bawa mobil sendiri, semingggu pertama aktivitas membawa mobil aktivitas yang saya lakukan adalah memberikan laporan keberangkatan dan juga kepulangan digurp keluarga (wkwkw rajinnya ngalah2in pas dulu minta dijemput untuk menjamin keselamatan bersama antara saya dan mobil). Perjalanan jauh pertama adalah ke BCS, perjalan malam pertama yang saya lalui adalah ke kelong baba dan setelah dari rumah gaby didaerah ocarina saya baru tau bedanya lampu sorot, lampu depan, dan lampu jauh wkwkwkw (jadi selain belajar cara nyetir, kamu perlu belajar juga fitur-fitur yang ada disekitaran dashboard mu hhe). 
untuk catatan korban jiwa alhamdulilah masih 0, tapi korban tak berjiwa bolehlah dibuat list. Buat yang mau belajar mobil jangan sampai ini menghentikan kalian, korban tak berjiwa terutama mobil kalian memang hak tak terhindarkan dan jangan buru-buru langsung kebengkel hehe eman duit. dan ada kejadian menarik pas itu bapak nabrak tembok saat mundur, ternyata bengkoknya dengan sedikit usaha bisa balik dengan disiram air panas dan ternyata lumayan  banyak video yang beredar kayak demikian, salah satunya ini 
Jadi korban pertama saya adalah spion motor tetangga kak rani yang ketekuk kebentur spion saya (pembelaan saya diparkir terlalu makan jalan), bodi mobil bagian kanan/kemudi yang naik kepembatas jalan saat u-turn wkwkw untungnya jalan sepi kalau gak mungkin saya udah viral dengan tag mobil melompat (saya akui keberanian saya abis ini masih bisa mampir walau ntah gimana bentuk parkir di atm), pintu sebelah kiri penumpang depan yang kena pagar depan kantor (sekarang kantor jadi buka lebar-lebar dua pintu hahaha), pembatas jalan kantor yang bentuknya kerucut warna oren karena saya pas itu lagi ngusirin nyamuk (maaf pak satpam yang harus rapiin lagi itu pembatas jalan), salah parkir di BCS jadi nabrak mobil pembawa barang dan penyok dikit (masih keinget baiknya si bapak yang biang gpp dan bantu saya parkir malah), terakhir adalah pot tanaman tetangga saya yang tumbang + retak (saya gak tau apakah tetangga saya tau pelakunya saya karena pas saya mau minta maaf ke rumahnya eh orangnya gak keluar-keluar saya malah digalakkin ama anjingnya) karena potnya ada dibagian jalan dan jalan pas itu malam agak sempit karena perbaikan parit. Saya baru sadar diakhir paragraf banyak juga cerita korban tak berjiwa saya. Akhir tulisan, kalau saya aja bisa untuk menyetir sendiri. Maka, 100% saya yakin selama mau latihan, yang baca tulisan saya juga pasti bisa nyetir lebih jago dari saya atau bahkan sudah lebih jago dari saya :D.
Sekian, dari penyetir amatir yang masih terus belajar. 
2 notes · View notes
swargarohana · 3 years
Text
bukan kawan, bukan juga lawan: aparat keparat dan sebuah perjanjian.
“Gi, ono sing arep ketemu kowe.”
“Sopo, e?” Dengan alis berkerut, ia lantas menghampiri kawannya. Tio nampak... gelisah. Giri tahu pria itu tidak sedang mabuk atau high, jadi ia paham betul bahwa kecemasannya tidak datang dari obat-obatan.
Bandung, 2019.
Perkataan itu seketika menyita perhatian Giri. Laporan keuangan yang tengah ia baca terlupakan di saat itu juga, sebab nada suara Tio menyiratkan sesuatu yang mendesak. Sedikit mengganggunya, sebenarnya, karena Giri tak pernah mendengar nada bicara Tio yang seperti itu.
Selangkah lebih dekat dengan Tio dan Giri menyadari apa yang membuat pria itu begitu tidak nyaman.
“Sore, Mas.” Ada seorang pria yang berdiri tepat di belakang Tio, senyum lebar hiasi wajahnya. Tubuh pria itu besar dengan postur tegap, dan caranya berdiri di balik tubuh Tio membuat langkah Giri terhenti seketika. “Kita masuk dulu aja, ngga enak dilihat tetangga.”
“Masuk dulu, Gi,” tambah Tio cepat, sekelebat panik di wajahnya membuat Giri anggukkan kepala, kembali melangkah memasuki rumah. Saat pintu berayun menutup, Giri melihat benda yang membuat Tio panik setengah mati; sebuah senjata api, pistol 9mm yang Giri pernah lihat ada pada seorang polisi. 
“Di sini ngga ada tetangga, Mas,” Giri berkata pelan, menatap pria asing itu dengan mata memicing, “‘kan ini di tengah kebun, di gunung.” 
Pria itu hanya tersenyum, mendudukkan diri di kursi makan. Pistol ia letakkan di meja, masih dalam jangkauan tangan, dan Giri merutuki diri sendiri dalam hati sebab ia tak mendengarkan usulan Eddy untuk menginvestasikan uangnya pada senjata api. Ah, sepertinya ia perlu lebih sering menuruti perkataan sang kawan, kalau ia selamat dari kejadian malam ini.
Tangannya secara otomatis meraih Tio yang mematung di dekat pintu, menariknya mendekat dan jauh dari pria itu. “Mas ada perlu apa sama saya?”
“Begini, Mas,” pria itu memulai, “oh, perkenalkan, saya Bimasena. Biasa dipanggil Bima.” Ia mengulurkan tangan yang lantas Giri sambut dengan hati-hati, penuh kecurigaan.
“Denger-denger, Mas ada kerja sampingan, ya?” Bima memulai, mata berbinar saat ia menatap Giri. “Mas terkenal, lho, di kalangan polisi.”
“Oh, ya?” Giri menelengkan kepala, bergeser di tempatnya berdiri agar menutupi Tio yang masih terdiam. “Sepertinya karena saya memang dijadikan pemasok utama banyak restoran dan juga ekspor━“
“Bukan yang seperti itu, Mas,” potong Bima masih dengan nada suara ringan, tersenyum tenang. “Saya tahu Mas paham apa maksud dari ucapan saya. Bisnis sampingan Anda, Mas."
Bimasena menyebalkan, hanya ada pikiran tersebut di benak Giri ketika ia mendengarkan pria tersebut berbicara. Meski nada bicaranya terkesan menyenangkan, tetapi muncul keinginan untuk melayangkan tinju ke arah wajah Bimasena setiap pria itu angkat bicara.
Berpura-pura bodoh adalah jalan terbaik di situasi seperti ini. “Ah, bisnis sampingan saya. Mas mau jadi pelanggan?”
Tak ia duga, Bimasena justru menganggukkan kepala dengan senyuman lebar di wajahnya. “Benar, Mas. Atasan saya mencari, ah, barang yang Mas punyai.” Melihat setitik kebingungan di raut wajah Giri, Bimasena hanya tertawa. “Maklum, orang tua, Mas. Butuh banyak yang, hm, bisa bikin tenang.”
"Kalau saya ngga mau, gimana?” celetuk Giri tanpa pikir panjang, sedikit memicingkan mata. Segalanya terkesan sangat mencurigakan saat ini, dan sulit bagi Giri untuk percaya pada pria asing itu, tidak peduli betapa sopan tutur katanya. “Mau menangkap saya, gitu?"
“Ngga ada yang bisa menangkap Mas,” desah Bimasena, ada perubahan di nada bicaranya. Giri tak pandai membaca raut wajah orang ataupun gerak-gerik perilakunya, sehingga ia hanya bisa memandangi Bimasena dengan tatapan kosong. “Ngga ada yang mau.”
“Kamu ‘kan kerja sama informasi sensitif kepunyaan pemerintah, Gi,” bisik Tio di belakang Giri, “eman, paling. Ngga banyak orang seperti kamu.”
“Itu yang ingin kami tawarkan ke Mas,” Bimasena memotong ucapan Tio, tersenyum ketika Tio melemparkan pandang penuh kekesalan ke arah pria itu. "Perlindungan buat Mas dan usaha Mas."
"Dan teman-teman saya," tambah Giri cepat. Bimasena terdiam selama beberapa saat, melirik ke arah Tio sembari mempertimbangkan ucapan Giri.
"Dan teman-teman Mas," ucap Bimasena pada akhirnya, diiringi dengan anggukan kepala. Dalam diam, tangannya meraih pistol yang Giri lupa ada di dalam jangkauan tangan pria itu. "Bagaimana? Jadi Mas ada back-up dari, ah, kami."
Dengan mata terpaku pada senjata api dalam genggaman Bimasena, Giri bergumam pelan. "Kaya kita ada pilihan lain aja."
"Trimo wae, Gi," bisik Tio lagi, "kapan meneh ono tawaran koyo ngene?"
"Opo ngenteni Eddy sik?"
"Ah, deknen ra bakal setuju. Polisi lho, cuk. 'Kan kowe reti dewe—"
Ah, Eddy. Kawan Giri yang satu itu memang memiliki masalah dengan aparat keamanan. Bahkan Giri harus beberapa kali menahannya agar tak cari perkara dengan polisi. Giri menghela napas, mengusap wajahnya dan—
"Baaaaaang." Tiba-tiba, pintu terbuka dan berayun dengan kasar, mengejutkan mereka bertiga. "Gue bawa makanan, nih—"
Mengerjap karena terkejut, Giri melemparkan pandangan cepat ke arah Bimasena yang turut mematung karena kaget. "Eddy, lo—"
"Oit. 'Nape, Bang?" Pemilik langkah berat itu memasuki ruang tengah, menenteng satu kantung plastik hitam yang pasti berisi makanan. Tatapan Eddy jatuh pada pria asing yang ada di antara mereka sebelum ia menatap Giri dengan mata memicing. "Siapa 'tuh, Bang?"
"Pelanggan baru," ujar Giri dengan cepat, kirimkan gestur kepada Eddy untuk mendekat.
Bimasena tersenyum samar, mengamati gerak-gerik Eddy dengan lekat. "Bima, Mas. Salam kenal."
Eddy mengabaikan ucapan Bimasena dan melewati pria itu sambil lalu, menuju Giri. “Makan dulu, Bang. Kesukaan lo, nih: nasi padang. Punya Bang Tio juga ada di kresek.” 
Tanpa menatap Bimasena sama sekali, Eddy justru menunjuk ke arah pria itu dari balik bahunya. “Dia ngancem lo, Bang?” tanyanya kepada Giri dengan santai, tanpa ada perubahan pada nada bicara. “Perlu gue hajar, ngga?”
“Ngga usah,” sahut Giri lagi, menangkap raut wajah Bimasena yang tegang dan pistol dalam genggamannya. “Urusan kita bentar lagi kelar, kok. Iya, ‘kan?”
“Mas—“ Bimasena memulai, namun Giri mengangkat tangannya untuk menghentikan pria itu sebelum ia bisa berbicara lebih lanjut.
“Saya terima tawaran Mas,” ucap Giri, pandangan beralih dari senjata api dalam genggaman Bimasena ke wajah pria itu, “dan akan saya tagih tawaran Mas di masa depan.”
Bimasena yang sedari tadi menatap Eddy dengan tajam hanya menganggukkan kepala. “Setiap tanggal 1 saya akan ke sini untuk ambil barangnya,” ujarnya dengan senyum miring, menyingkirkan pistol dalam genggamannya. “500 gram untuk satu bulan mungkin cukup bagi bos saya.”
Dengan itu, Bimasena menghela napas sebelum mengulurkan tangan ke arah Giri. “Senang berbisnis dengan Mas. Semoga, ah, semuanya lancar.”
Masih penuh kehati-hatian, Giri menerima uluran tangan Bimasena. Suka atau tidak, Bimasena adalah pelanggan barunya. Tidak ada salahnya untuk bersikap sopan saat ini. “Saya tunggu kedatangannya, Mas.”
Selepas kepergian Bimasena, rasa sesak yang sedari tadi melanda Giri lenyap begitu saja. “Bajingan—“
Eddy menganggukkan kepala, perlahan membuka bungkusan nasi padang yang ia bawa. “Setuju, Bang.”
Tio mendengus ke dalam bungkusan nasi padangnya, namun Giri hanya melirik ke arah pria itu. “Piye?”
“Polisi,” jawab Eddy, mengedikkan bahunya, “emang bajingan. Gue pernah liat ‘tuh orang, kayanya. Terkenal, kok. Yang nangkepin temen-temen gue ‘kan dia sama timnya.”
“Ed—”
“Gue percaya lo, Bang,” Eddy memotong ucapannya dengan mulut penuh nasi dan gulai daging. Ia menelan dengan susah payah sebelum menambahkan, “gue emang ngga suka polisi, tapi gue yakin lo tau apa yang lo lakuin.”
Belum genap 6 bulan Eddy bekerja dengannya, namun kepercayaan yang pria itu berikan padanya membuat Giri heran; ada sedikit perasaan terbebani yang muncul kala mendengar ucapan pria itu sebab kepercayaan adalah sesuatu yang mahal.
“Sappy,” Tio bergumam, memutar mata, sebelum menyendokkan nasi ke dalam mulutnya. Namun saat Giri menatapnya, pria itu hanya menyeringai samar dengan pipi menggembung.
“Keminggris,” balas Giri, turut bergabung dengan mereka di meja makan. Ia meraih nasi bungkus miliknya di dalam kantung plastik hitam. “Kita kudu lebih hati-hati. Lo butuh pistol, Ed? Nanti gue beliin.”
Mata Eddy yang berbinar membuat Giri seketika merasa telah melakukan kesalahan besar. “Beneran, Bang? Pistol? Mau!”
“Tapi—“ Giri mengangkat tangan untuk menghentikan sorak sorai Eddy, “tapi, lo kudu jagain Tio, biar ngga kejadian lagi kaya tadi.”
Seruan kembar dan berbagai protes serta umpatan dari kedua rekan kerja sekaligus kawannya membuat Giri terbahak keras meski pikirannya masih tertuju pada Bimasena. Entah apa yang pria itu inginkan darinya. Akan ada saat yang tepat untuk mencari tahu semuanya, namun...
Nanti, semua akan terungkap pada waktunya.
1 note · View note
ilyfadd · 4 years
Text
Sharing FILOS
Nama Lengkap: Angelique Angie Intan
Asal Daerah: Makassar
Fun Facts:
- Kalau presentasi nge-rap tapi jelas (Kak Icha)
- Malaikat (Kak Madelyn)
- Lahir tahun 2002 (Kak Jonathan)
- Harusnya masuk HI20 (Kak Shanti)
- Penyanyi Top Global (Kak Tio)
- Jago bikin puisi (Kak Je)
- Dia perempuan dan sekolah di sekolah yang bagus banget. Sekolahnya mungkin terbagus se-provinsi (Kak Afkar)
- Dari Makassar (Kak Samuel)
- Ada wajah bule & nama western (Kak Keiko)
- Suara merdu (Kak Mizanul)
- Pake behel & rambut panjang (Kak Yemima)
- Tim Turki (Kak Wisnu)
- Tim Perancis (Kak Florell)
- Sexybrain tapi menggemaskan (Kak Salsa)
- Bukan anak Jawa (Kak Finda)
- Bayiii (Kak Savira)
- Adek Kecill (Kak Sasha)
- Paling bayiii (Kak Vale)
Waktu pertama kali disuruh cari fun fact filos, aku langsung cari dan dalam 5 hari langsung ketemu yeayyyyy. Ada fun facts yang berseberangan jadi sempet pusing juga hehe. Tapi gapapa akhirnya ketemu mamiku dan ternyata satu frekuensi sama aku. Btw, aku sama mamiku lebih tua aku sebulan hehe (sstt)
Tumblr media
Pertama kali sharing filos waktu acara IRFEST dan itu bareng-bareng sama yang lainnya juga. Disitu bahasannya lebih random sih. Awalnya perkenalan dulu biar kenal gitu hehe, terus bahas kampus, rasanya kuliah di HI UNAIR itu gimana, bahas tugas juga. Sempet juga waktu sharing filos kami bahas skincare sama behel hehe. Terus transport ke kampus gimana. Seru banget sih waktu itu.
Tumblr media
Nah, waktu pertemuan kedua, masih sama sih pembahasannya tapi lebih banyak ke bercandanya hehe. Kami ngobrolin makanan yang enak sama kantin mana yang murah di kampus, dan ternyata disini aku menemukan persamaanku lagi sama mamiku (sama-sama gak bisa naik sepeda hehe). Selain itu, kita juga sharing-sharing, cerita-cerita, nge-spill anak wkwk, terus streaming lagunya Blackpink yang Ice Cream. Bahas wirausaha usaha juga sih sama dikasih tau kalau di UNAIR banyak juga kok beasiswa buat usaha. Overall seru banget sih, kami jadi lebih kenal satu sama lain, lebih deket juga.
Kak angie itu friendly banget, suka bantuin aku kalau lagi bingung ngejurnal apalagi lahir di tahun yang sama kayak aku jadinya lebih kayak temen. Aku berharap buat ke depannya bisa lebih deket lagi sama mamiku, lebih akrab, siapa tau bisa curhat-curhat gituu. To be honest, sumpah ya seneng banget bisa dapet filos kek mamiku buaikkkk polll, cantik lagi jadi insecure wkwk ❤❤❤
3 notes · View notes
zranovita · 4 years
Text
•USA
-Nama lengkap: Shafira Noor Malita
-Nama panggilan: Shaf
-Ttl: Banjarmasin, 11 januari 2003
-Asal daerah: Banjarmasin
-Pesan: i hope your life full of joy, shine, and happinesss. SEMANGAT KULIAHHNYAA!
-Nama lengkap: Connie Aderiana Dekrita br Sembiring
-Nama Panggilan: Connie
-Asal Daerah: Batam
-TTL: Batam, 22 September 2002
-Pesan: semangat IRFEST dan kuliahnya ezraaa, see you pas offline✨
-Nama lengkap caliel: Syadza Hasna Azzahra
-Nama panggilan: Sasha
-Ttl: Surabaya, 20 Juni 2001
-Asal daerah: Surabaya
-Pesan: Semangat kuliahnyaa, semoga sukses selaluu✨
-Nama lengkap caliel: M Ditya Satrianto
-Nama panggilan: Tio
-Ttl: Surabaya, 20 Mei 2001
-Asal daerah: Australia
-Pesan: Semangat buat irfest sm ospeknya ezraaa sukses di hi 20 yaaa
•New Zealand
-Nama lengkap: Maydina Nuril Aulia
-Nama Panggilan: May
-Asal Daerah: Bondowoso
-Ttl: Jember, 18 Mei 2002
-Pesan: semoga kita semakin dekat dan kenal walaupun terpisah jarak terus waktu sudah offline nanti gak canggung canggungan
-Nama lengkap: Amelia Putri Sukmawati
-Nama panggilan: amel, ameng
-Ttl: Jakarta, 31 Juli 2002
-Asal daerah: Tangsel
-Pesan: Haii semoga semuanya berjalan lancar ya, semoga kita sempet ada waktu ketemu! Semangat. ✨
-Nama lengkap caliel: Berliana Oktafiani Nugroho Putri
-Nama panggilan: Berliana
-Ttl: Bojonegoro, 12 oktober 2000
-Asal daerah: Bojonegoro
-Pesan: yg rajin ya kalo ngerjain tugas kuliah, semangatt smg lancar kuliah nya ❤️
-Nama lengkap caliel: Nur Muhammad Syahid
-Nama panggilan: Syahid
-Ttl: Bekasi, 10 Juli 2001
-Asal daerah: Gresik
-Pesan: Semangatt teruss di IRFEST dan HI.nyaa....ntar gaboleh banyak sambat yaaa pas kuliah!!!😂
•Canada
-Nama lengkap: Audrey Indriani Muchtadin
-Nama Panggilan: Audrey
-Asal Daerah: Jakarta
-Ttl: Jakarta, 11 September 2003
-Pesan: semoga kita bs lbh deket lg yaa ezra, semangat!!
-Nama lengkap: Najla Ardhia Maharani
-Nama Panggilan: Najla
-Asal Daerah: Bandarlampung
-Ttl: Bandarlampung, 17 September 2002
-Pesan: semoga bisa berteman baik ya ezraa sampai ketemu di surabayaa
-Nama lengkap caliel: Samuel Elisa
-Nama panggilan: Samuel
-Ttl: Jombang, 11 Juni 2000
-Asal daerah: Jombang
-Pesan: 1 Tes 5:17. Semangat IRFESTnya!!! Yok bisa yok
-Nama lengkap caliel: Nareswari Wahyu Fianda
-Nama panggilan: Finda
-Ttl: Bontang, 15 Oktober 2001
-Asal daerah: Kaltim
-Pesan: Pesannya selamat bergabung di hi, semangat jalanin perkuliahannya yaaa !!
•Vanuatu
-Nama lengkap: Fayza Miryam Mahatma -Nama panggilan: Aysaa
-Ttl: Banjarmasin, 29 Desember 2002
-Asal Daerah: Surabaya, Jawa Timur
-Pesan: Jangan lupa kenalan lagi kalo udah kuliah offline ! Jangan sungkan, aku nggak ngigit 🤩👌
-Nama lengkap: Ash Syifa Triananda Putri
-Nama Panggilan: Syifa
-Asal Daerah: Bekasi
-Ttl: Bekasi, 31 Mei 2002
-Pesan: Semoga makin akrab yaa kedepannya!!
-Nama lengkap caliel: Diba Eriestantia
-Nama panggilan: Diba
-Ttl: Riau, 15 Mei 2001
-Asal daerah: Riau
-Pesan: jangan begadang nanti muncul dark circle
-Nama lengkap caliel: Andi Dwi Prasetyo
-Nama panggilan: Andi
-Ttl: Kediri, 5 Desember 1999
-Asal daerah: Kediri
-Pesan: Yang betah ya di HI lalu jangan lupa buat terus nikmatin seluruh prosesnya. Semangaatt 🥳🥳🥳
•Maldives
-Nama lengkap: Salsabila Mutiara Cantika Putri
-Nama panggilan: Lala
-Ttl: Batang,7 September 2001
-Asal daerah: Batang
-Pesan : Semangat selalu yaa kuliahnya...selalu jaga kesehatan
-Nama lengkap : Indana Mala Agatha
-Nama panggilan : ndot
-Ttl : Surabaya, 11 Mei 2002
-Asal daerah : Surabaya
-Pesan : haiiii ezra!!! maukah kamu menjadi temanku??? harus mau ya pokoknya, meskipun kita baru kenal tapi aku mau kamu sehat" terus ya biar bisa ketemu offline kita biar bisa temenan dan kenalan langsung!!! semangattt dan lancar terus ya kuliahnya!! salam cinta dari aku💜💜💜
-Nama lengkap: Fahdiyah putri Maharani
-Nama panggilan: Fahdiyah
-Ttl : Sidoarjo, 13 juli 2002
-Asal daerah: Sidoarjo
-Pesan: you can if you think you can
-Nama lengkap caliel: Mizanul Amal
-Nama panggilan: Izan
-Ttl: Surabaya, 24 Maret 2000
-Asal daerah: Surabaya
-Pesan: Ttp dijagaa semanga yaa awal2 masuk kuliah karena tugas ospek nya juga cukup banyak tp dibawa enjoy aja selama prosesnyaa
-Nama lengkap caliel: Dorothea Anjani Dawolo
-Nama panggilan: Anjani
-Ttl: Malang, 24 September 2001
-Asal daerah: Bali
-Pesan: aku saranin aja deh, smt 1 kejar ipk 4 ya, smt paling gampang soalna wkwkw
•Netherlands
-Nama lengkap: Michelle Natania Listy
-Nama Panggilan: Michelle
-Asal daerah: Jakarta
-Ttl: Tangerang, 17 April 2002
-Pesan: semogaa kita semakin kenal yaa hehe! Semangat kuliahnya and always stay safe yaa 😉
-Nama lengkap: Benedicta Elanda Kirana Nugraha
-Nama Panggilan: Bene
-Asal Daerah: Sidoarjo
-Ttl: Surabaya, 3 Mei 2002
-Pesan: do good and good will come to you, semangat kuliah online nya ya ezra!
-Nama : Made Ayu Septia Pujayanti
-Nama panggilan: Ani
-Ttl : Denpasar, 29 September 2002
-Asal daerah : Tabanan, Bali
-Pesan : semoga HI kedepannya semakin solid dan saling merangkul satu sama lain, tetep semangat🤗🤗, untuk Ezra jangan kapok ngajarin ani ya🥺❤️
Netherland
-Nama lengkap caliel: Ida Bagus Dama Wisnumurti Palguna
-Nama panggilan: Wisnu
-Ttl: Denpasar, 5 April 2001
-Asal daerah: Bali
-Pesan: Selamat udah diterima di HI Unair yaa ezraa!!, dari nanya nanya di ig sampe udah masuk sinii harus terus dijaga semangatnya yaa!! Perjalanan seruu didepan mataa, semoga perjalanan di HI Unair terus seru, menyenangkan, dan terus berprestasi yaa!!
-Nama lengkap caliel: Savira Nur Aisyah
-Nama panggilan: Savira
-Ttl: Surabaya, 31 Maret 2001
-Asal daerah: Surabaya
-Pesan: Hai ezra, seneng bisa kenal ezraaa, jaga kesehatan ya dan semangat kuliahnyaa
•Norway
-Nama lengkap: Devi Yuni Ekasari
-Nama Panggilan: Devi
-Asal Daerah: Jombang
-Ttl: Jombang, 24 Juni 2001
-Pesan: jaga kesehatan dan semangat terus yaa
-Nama lengkap: Kaniraras Nugrahandinu
-Nama Panggilan: Raras
-Asal Daerah: Trenggalek
-Ttl: Trenggalek, 23 April 2002
-Pesan: SEMANGAT KULIAH ONLINE NYA EZRAAAAAA... SEE YOU SOOOOOOOOOOON
-Nama lengkap caliel : Nadiah Robbi Rodliyya
-Nama panggilan : Narob
-Ttl : Teenggalek, 22 Juli 2001
-Asal daerah : Malang
-Pesan : this too shall pass so keep strong 💪
-Nama lengkap caliel: Afkar Annibros M.
-Nama panggilan: Afkar
-Ttl: Semarang, 25 Februari 2001
-Asal daerah: Jakarta
-Pesan: semangat kuliah onlinenya. Ini baru awal
•Findland
-Nama lengkap: Rakhmi Ayu Handayani Rosady
-Nama Panggilan: Rara
-Asal Daerah: Gresik
-Ttl: Bandung, 28 Juli 2002
-Pesan: Semoga kita bisa lebih akrab lagiii 🤗 semangat besok kuliahnyaaaa 🤗 jangan lupa bangun pagiii dan sukses terus kedepannya 🤗🥰
-Nama lengkap: Nohan Rembulan Wahyu Wandira
-Nama panggilan: Nohan/noi
-Ttl: Demak, 28 November 2001
-Asal daerah: Demak
-Pesan: let's get to know each other more, semangat irfestnya ezraa!!
-Nama lengkap caliel: Madelyn Nora Abidin
-Nama panggilan: Madelyn / Nora
-Ttl: Kediri, 14 Oktober 2001
-Asal daerah: Kediri
-Pesan: Nikmatin setiap proses IRFEST yaaa soalnya nanti bakal banyak kenangannya. Terus selama kuliah di hi nanti jangan nyerah. Kalo mungkin nanti kamu ngerasa jenuh bosen apa stress tetep inget2 mimpi kamu apa knp sampek milih hi. Harus komit dan bertanggung jawab sama pilihannyaa dongsss. Okkayyy ... Semangattttt
-Nama lengkap caliel: Belva Dzaky Aulia
-Nama panggilan: Belva
-Ttl: Wonogiri, 31 Mei 2001
-Asal daerah: Wonogiri
-Pesan: Ezra semangat ya kuliahnya, jangab pernah bosen di HI, jangan lupain aku ya 🥺🥺, oiya jangan lupa belajar geografi biar tau di mana wonogiri 😁😁👍👍
4 notes · View notes
dedeee · 4 years
Text
Sharing Filos
Nama : Wan Muhammad Irfan
Panggilan : Kak Wan
Asal : Medan
Funfact :
Medan Satoe
Pernah jualan risol mayo sama aku🤭 - kak cepi
Dia dulunya anak UGM - Kak Febi
Dikelas aktifff - Kak Tio
Mantan anak teknik - Kak Reine
Clue nyaaa doi aktif di organisasi + jadi Panitia UFO - Kak Yudha
Awalnya kakak” banyak yang bilang kalau clue saya jelas sekaliiii. Akhirnya saya berfikir “pasti dari medan” dan saya kepikiran buat tanya anak hi20 yg dari medan ternyata dia tidak tau juga😭🙏🏻. Akhirnya setelah mengumpulkan beberapa funfact saya masih tetap bingunggg. Lalu saya mengeluarkan kekuatan stalking saya dan B00M bertemu ig kak wan yang untungnya mengepost foto masa sekolahnya dan lokasinya di Medan😭saya menangis saya bahagia saya ingin terbang😫. Akhirnya saya mencoba untuk berkenalan dengan kak Wan lewat dm. Kagum saya filos saya banyak yang mengatakan aktif dikelas dan organisasi. Semoga saya bisa mencontoh kak Wan ya Allah amiinn😞🙏🏻. Lalu akhirnya saya dan kak Wan bersama teman saya dan filosnya Zoom bersamaa tapi ternyata fotonya tidak tersimpan😞. Ternyata saat zoom kak Wan orangnya baik sekaliiii, saya jd sungkan🥺. Semoga saya bisa mencontoh kak Wan, salam kenal kakak Wan jangan bosan dengan saya ya kak. Mohon bimbingannya kakaaaa😭🙏🏻
1 note · View note
hasyasnisa · 2 years
Text
dipikir-pikir, 4 taun pacaran gapernah ada masalah cemburu. sekalinya cemburu beneran kek kemaren bingung harus gimana ngadepinnya
padahal aku orangnya objektif, ga subjektif kalo soal kaya gitu
kalo pun ada yg perlu aku permasalahin ya aku fine-fine aja sama orangnya, toh yang bisa aku benci kan sifatnya bukan orangnya juga
Jadi ya kalo aku ga suka nih sama sifat cewe itu yang perhatian ke tio kaya kemarin, ga bikin aku ngerasa harus larang tio temenan sama cewenya. Aku tetep ingin tio jadi cowo yg punya manner sama siapapun orangnya.
mungkin karna aku ga suka dilarang untuk jaga batasan baik aku ke temen cowoku hanya karna harus jaga perasaan tio. yang perlu aku lakuin tuh mastiin tio percaya dulu sama aku, tio harus tau aku hatinya buat siapa. aku baik sama orang juga ga ada niatan mau punya cowo 2,3,4.
itu juga jadi alasan diantara kita ga ada yang cemburu. 
ga ada yg tau ngadepin cemburu gimana.
padahal kita bisa saling validasi perasaan, tapi aku ga bisa kalo cemburu. karna toleransi aku harusnya udah setinggi langit. kalo masih cemburu juga, ada yang salah berarti sama yakinnya aku ke tio. tio juga kalo cemburu kayanya cuma bisa diem aja ampe lupa sama perasaannya sendiri.
ini buat ngejelasin semua obrolan tentang tio beberapa hari ini. wkwk. kayanya aku bikin status setengah-setengah gitu.
aku tuh kaget banget karna setauku cewenya bodo amat, malah tionya yang sksd. eh ternyata cewenya perhatian juga, aku ga prepare sama sekali liat cewenya bersimpati sama tio, dia ga masuk di list aku kalo sifat dia care sama tio.... padahal sebelumnya tio makan bedua sama cewe ini dan aku biasa aja, aku malah seneng kalo tio punya temen sefrekuensi disana..
kaget karna aku seakan simpen biodata yg salah soal cewe ini. jadinya malah aku yang kerasa ga tau hubungan dia sejauh apa. malah aku yang ngerasa ga kenal tio. malah aku yang merasa jadi third-wheelnya tio juga.
Ada teori yang kepatahin lagi di otak aku dan malah balikin semua episode Desember 2015, sebelum sama tio. Sakitnya kaya ditabok ulang aja gitu. takutnya sekujur badan kerasa banget.
tapi udah bilang sama tio, setrauma apapun aku soal itu, jangan jadiin alasan untuk ga baik ke cewenya ato kesiapapun. tio ga boleh ngelakuin hal pake alasan “demi hasya ga sakit hati lagi”.
ini tuh Satrio yang lagi diobrolin, yg kalo aku unsent chat aja riweh banget.
3 hari belakang pure aku yang ga siap sama skenarionya, disaat bahkan hari sebelumnya aku kangen berat sama tio. kangen banget abis diomongin sama temen-temen anak 22 juga, walopun ngomonginnya jaman tio nembak temenku di pantai kuta, saat aku ga kenal dia. ngomongin gimana tio treat temenku, tapi disakiti juga akhirnya. bikin aku kangen tio.
gitu deh triggernya.
4 notes · View notes