Tumgik
#Tradisi Hindu
hotnesia · 15 days
Text
Tradisi Unik Muslim Cham: Mengapa Mereka Tak Shalat & Puasa di Bulan Ramadan?
Di tengah mayoritas Muslim dunia yang menunaikan ibadah puasa dan shalat lima waktu di bulan Ramadan, terdapat komunitas Muslim Cham di Vietnam dan Kamboja yang memiliki tradisi berbeda. Bagi mereka, Ramadan bukan tentang menahan lapar dan haus, serta mendirikan shalat lima waktu. Komunitas Muslim Cham, yang diperkirakan berjumlah sekitar 200.000 jiwa di Vietnam dan 70.000 jiwa di Kamboja,…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
saifbd2047 · 4 days
Text
Dewi Hindu
Maat adalah personifikasi kebenaran, kebenaran, realitas, keaslian, kejujuran dan kebenaran. Dia juga merupakan esensi Tuhan dan Ciptaan.
Dia menemani Ra di Barque-Nya ketika Dia pertama kali muncul ke alam semesta. Maat adalah prinsip keteraturan – dasar dari segala sesuatu.
Maat mencakup ajaran Karma dan Reinkarnasi. Memahami prinsip-prinsip ini membebaskan seseorang dari siklus penderitaan dan kesakitan dalam kehidupan manusia.
Chinnamasta Devi
Chinnamasta Devi, juga dikenal sebagai Chhinnamastika dan Prachanda Chandika adalah salah satu dari sepuluh Mahavidya (dewi misterius) dari tradisi esoterik Tantra. Dia adalah aspek ganas dari Bunda Ilahi. Dia digambarkan telanjang dan meminum darah yang mengalir dari kepalanya yang terpenggal.
Dia selalu digambarkan menginjak-injak Kamdev dan Rati. Ini melambangkan kekuatan untuk menekan hasrat seksual. Dia menyerap dan menyublimkan semua suka, duka, harapan dan kekecewaan hidup. Hal ini dia lakukan tanpa melupakan hakikat keilahiannya. Dia adalah simbol kepahlawanan dan pengendalian diri spiritual. Dia adalah perwujudan energi spiritual dan kebangkitan kundalini.
Durga
Durga adalah Dewi pejuang yang tak kenal takut dan tak terkalahkan yang menghancurkan kejahatan dan merupakan pelindung semuanya. Dia sering terlihat menunggangi singa dan memegang banyak senjata. Dia adalah tokoh sentral Shaktisme, sebuah aliran sesat Hindu yang berpusat pada dewi.
Devi Mahatmya menyatakan bahwa Durga adalah pelindung dharma (kebenaran dan tatanan kosmis). Dia mengambil bentuk yang berbeda untuk menjaga keseimbangan ini.
Tidak seperti kebanyakan dewa, dia bukanlah gadis remaja – dia diciptakan sebagai kekuatan. Kecantikannya tidak menggoda, melainkan memikat. Trishulnya adalah simbol melampaui tiga guna atau kualitas: tamas (ketumpulan dan kelembaman), rajas, dan sattva (kemurnian, cahaya, harmoni, dan kecerdasan). Kombinasi ini membuatnya mampu melawan apapun yang ditemuinya.
Saraswati
Dewi Saraswati adalah perwujudan ilmu dan kebijaksanaan. Dia dikenal dengan banyak nama dan julukan, masing-masing menonjolkan aspek keilahiannya. Bharati menekankan hubungannya dengan kefasihan dan ucapan, Vidya menekankan perannya sebagai pemberi pengetahuan, Sharada menyoroti hubungannya dengan musim gugur dan pematangan kecerdasan, dan Brahmi menunjuk pada kebersamaannya dengan Dewa Brahma.
Dia digambarkan dengan veena-nya, alat musik. Dia adalah guru para Gandharva, musisi surgawi yang menciptakan lagu-lagu yang mempesona.
Dalam narasi mitologi, dia memiliki kemampuan untuk menaklukkan binatang buas menakutkan yang diciptakan oleh mata ketiga Dewa Siwa, sehingga mencegah kehancuran global.
Ganesa
Ganesha adalah salah satu dewa yang paling dihormati dalam agama Hindu. Kualitas dan simbolismenya yang unik menjadikannya sosok tercinta yang melampaui batas budaya dan agama.
Bentuk gabungan Ganesha, dengan tubuh manusia dan kepala gajah, melambangkan kesatuan dan keselarasan unsur-unsur yang tampak kontras. Gadingnya yang patah menunjukkan bahwa kita harus menerima dualitas kehidupan dan menemukan kegembiraan baik dalam tantangan maupun berkah.
Ia sering digambarkan dengan tali dan tongkat di tangannya, simbol kekuatan untuk menangkap dan mengendalikan keinginan negatif. Ia juga digambarkan mengendarai seekor tikus, yang melambangkan kerendahan hati dan kemampuan mengendalikan ego. Untuk lebih jelasnya silakan kunjungi matahitam login
Wisnu
Wisnu adalah salah satu dari tiga dewa yang membentuk trinitas suci agama Hindu bersama dengan Brahma dan Siwa. Dia dianggap sebagai pemelihara dan penjaga ketertiban, dan dia turun ke bumi dalam berbagai inkarnasi (avatar) untuk melawan iblis dan menjaga keharmonisan kosmis.
Wisnu digambarkan dalam wujud babi hutan atau singa dan juga sebagai ikan berkepala banyak Matsya. Yang terakhir mewakili permohonan orang bijak Manu agar seekor ikan tidak tumbuh terlalu besar untuk dimakan monster. Teratai di tangan Wisnu melambangkan kekasihnya, Lakshmi. Dialah yang mengaktifkan kekuatan kreatif Wisnu.
Siwa
Dewa Siwa, yang dikenal sebagai Adiyogi atau Ardhanarishvara, mewakili keseimbangan yang berlawanan. Ia sering ditampilkan dalam pose yoga, atau digambarkan sebagai dewa meditasi dan asketisme. Siwa seringkali berkulit putih (dari bhasma atau abu pembakaran yang menutupi tubuhnya), dengan tenggorokan biru (melambangkan racun yang muncul selama pengadukan lautan kosmik), dan dia memakai simpul rambut kusut, tengkorak menghiasi tubuhnya. leher (salah satu dari lima kepala Brahma yang dipotong Siwa) dan kalung ular.
Ia juga kadang-kadang ditampilkan berkeliaran di tempat kremasi, mengolesi tubuhnya dengan abu dan menari di dalam api. Dia dikaitkan dengan Lingga – simbol falus batu yang dihormati di kuil Hindu.
0 notes
sarimulya · 1 month
Text
ciri ciri suku DAYAK di KALIMANTAN
Tumblr media
Ciri khas Suku Dayak dapat diamati dari hasil budaya yang masih dapat diamati hingga saat ini. Bentuk budaya tersebut meliputi rumah, pakaian, senjata, bahasa, kepercayaan, dan tradisi.polagacor Rumah adat khas Suku Dayak berbentuk rumah panggung dengan bahan kayu yang disebut Rumah Betang. Rumah Betang dihuni oleh beberapa keluarga sebagai bentuk kebersamaan dalam hidup yang dijunjung oleh Suku Dayak. Pakaian adat Suku Dayak untuk pria disebut King Baba, sementara untuk wanita disebut King Bibinge. slottgacor Ciri khas pakaian adat Suku Dayak tersebut adalah hiasan sulaman dengan motif khas Dayak serta hiasan kepala berupa tajuk bulu tantawan dan tajuk bulu arue yang diselipkan dari bulu burung enggang. Selain itu ada juga senjata khas yang kerap dipergunakan dalam tradisi Suku Dayak yaitu mandau.kartugg Masyarakat Suku Dayak berkomunikasi dengan bahasa daerah yang berbeda-beda dalam percakapan sehari-hari. Suku Dayak memiliki kepercayaan yang disebut Kaharingan. Walau begitu, kini masyarakat Dayak sudah banyak yang menganut agama seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha.kartugg
0 notes
musikunderground · 2 months
Text
KRISHNACORE FROM NYHC "SHELTER"
Shelter adalah sebuah band hardcore punk/krishnacore yang terbentuk pada awal 1990-an oleh mantan vokalis Youth of Today, Ray Cappo. Mereka mencampurkan elemen-elemen musik hardcore punk dengan filosofi dan ajaran agama Hindu, khususnya dalam tradisi bhakti yoga. Berikut beberapa poin untuk mengenal lebih dalam Shelter: Krishnacore: Salah satu aspek yang paling menonjol dari Shelter adalah…
Tumblr media
View On WordPress
1 note · View note
ejharawk · 3 months
Text
10 wangsit dari tepi sungai Cileuleuy
Tumblr media
Diyakini sebagai salah satu agama asli masyarakat di tatar Sunda, para penghayat kepercayaan Budi Daya mengharapkan perlakuan yang setara dengan para penganut agama lain di Indonesia.
Sejak Nusantara terbentuk dan berpenghuni berabad-abad silam, para penghayat kepercayaan Budi Daya di Kampung Cicalung, Lembang, Jawa Barat, meyakini nenek moyang mereka yang mendiami tatar Sunda telah mengakui eksistensi Tuhan Yang Maha Esa.
Keyakinan tersebut bisa dilacak dalam penyebutan Tuhan melalui penggunaan bahasa Sunda kuno dari era pra-Hindu, sebelum dipengaruhi bahasa Sanskerta, Arab, dan bahasa-bahasa asing lainnya.
Beberapa sebutan untuk Sang Pencipta adalah Hyang (Tuhan, yang diagungkan), Hyang Manon (Yang Maha Tunggal), Sang Hyang Kersa (Yang Maha Kuasa), dan Si Ijunajati Nistemen (Maha Pencipta).
Karenanya, Engkus Ruswana (62) selaku Ketua Organisasi Penghayat Budi Daya menolak tegas jika mereka dianggap sebagai penganut animisme dan dinamisme.
"Istilah itu sebenarnya didengungkan oleh para antropolog Barat untuk melecehkan agama nenek moyang kita. Karena mereka tidak memahami upacara ritual yang dilakukan, dipikirnya itu upacara menyembah roh halus dan kekuatan gaib," kata Engkus.
Keyakinan yang sempat terkikis dan menghilang tersebut kemudian diwartakan kembali oleh Mei Kartawinata setelah menerima Dasa Wasita atau 10 Wangsit. Kejadian turunnya wangsit berlangsung di tepi Sungai Cileuleuy, Kampung Cimerta, Subang, pada 17 September 1927.
Mei Kartawinata (1 Mei 1897 - 11 Februari 1967) menyebut hasil penggaliannya terhadap ajaran leluhur di Bumi Parahyangan dengan istilah pamendak alias temuan terhadap kepercayaan para leluhur.
Walaupun menolak disebut sebagai sinkritisme, Engkus tidak menampik jika ajaran Budi Daya banyak bersinggungan dengan budaya dan tradisi masyarakat Sunda.
Ini terlihat dari inti ajaran Budi Daya yang mengajarkan konsep cara pandang hidup orang Sunda bernama "Tri Tangtu". Isinya tentang wawasan atau tuntunan menyangkut diri manusia sebagai makhluk pribadi, sosial bermasyarakat, dan ber-Tuhan.
Ada banyak nama yang disematkan untuk ajaran Mei Kartawinata. Di luar Aliran Kebatinan Perjalanan (AKP), Agama Perjalanan, dan Agama Buhun, orang-orang mengenalnya sebagai Agama Traju Trisna, Agama Pancasila, Agama Petrap, Agama Sunda, Ilmu Sejati, Permai, atau Jawa-Jawi Mulya.
Mereka yang hendak melecehkannya cukup menyebutnya "Agama Kuring".
Dalam bahasa Indonesia, Kuring adalah kosakata untuk "Aku" atau "Saya". Prosekusi label "Agama Kuring" mengarah pada usaha mendiskreditkan pemeluk agama ini sebagai penganut agama semau gue.
Tumblr media
Agama-agama leluhur orang Sunda sangat menghormati alam sebagai pusat kosmologi adat dan kepercayaan paling signifikan.
Bagi para penghayat, alam semesta adalah tempat belajar dan menghayati segala keteraturan. Gunung, lembah, air, api, tanah, angin, dan segala mahluk hidup menjalankan kodratnya untuk kepentingan dan kesejahteraan umat manusia.
Karenanya, Mei Kartawinata meletakkan alam sebagai "kitab suci". Alam adalah kumpulan tulisan Tuhan yang tidak bisa dibuat oleh manusia, berlaku universal, dapat dipelajari oleh semua makhluk tanpa membedakan usia, agama, bangsa, ras maupun gender.
Dalam prosesnya, Mei Kartawinata mendirikan wadah untuk menampung para pengikut atau penghayat ajarannya yang namanya kerap berubah-ubah.
Pertama membentuk Perhimpunan Rakyat Indonesia Kemanusia'an sehingga ajarannya disebut Kemanusa'an. Setelah Indonesia merdeka dan bersiap melangsungkan pemilihan umum pertama, Mei ikut mendirikan Persatuan Rakyat Marhaen Indonesia (Permai).
Usai pelaksanaan Pemilu 1955, nama tersebut berubah menjadi Organisasi Perjalanan alias Lalampahan.
Sepeninggal Mei Kartawinata, terjadi konflik internal yang membuat anggota terpecah menjadi beberapa organisasi yang melahirkan AKP, Budi Daya, dan Aji Dipa. Tidak ada perbedaan esensial antar tiga organisasi ini karena sumber ajarannya sama.
Menurut keterangan Engkus, Budi Daya sebagai organisasi terbentuk sejak 1980. "Pada era 1950-an ketika ramai pemberontakan DI/TII, kami juga disebut Agama Buhun, Agama Pancasila, dan Agama Kuring," imbuh Engkus.
Pertemuan kami dengan Engkus yang selalu terlihat mengenakan totopong (ikat kepala khas Sunda) berlangsung di Bale Pasekawan Waruga Jati, Kampung Cicalung, Lembang, Jawa Barat (3/3/2018).
Rute menuju kampung tersebut adalah jalan selebar tiga meter yang diwarnai tanjakan dan turunan. Sejauh mata memandang, terlihat bebukitan dan hamparan tanah yang ditanami beragam jenis sayur-sayuran, seperti terong ungu, brokoli, cabe rawit dan kriting, sawi putih, buncis, labu, timun, dan selada.
Bagi warga penghayat di Kampung Cicalung yang berjumlah 78 orang, Bale Pasekawan bukanlah rumah ibadah, tapi tempat pertemuan atau berkumpul alias ngariung dalam bahasa Sunda.
Tempat yang jadi pusat kegiatan para penghayat Budi Daya ini diresmikan pada 17 Mei 2012 oleh Bupati Bandung Barat H. Abubakar.
Luas Bale Pasewakan 1.400 meter persegi yang terdiri dari dua bangunan utama. Ada aula seluas 9 x 11 meter persegi dan panggung seluas 48 meter persegi.
Selain jadi tempat mengajarkan pelajaran Budi Daya sebagai pengganti pelajaran agama di sekolah bagi siswa SD, SMP, dan SMA penghayat kepercayaan, gedung ini kerap pula menampilkan pentas kesenian, seperti degung, jaipongan, salendroan, dan wayang.
Tumblr media
Tidak heran jika terdapat alat musik tradisional seperti gendang, gong, dan gamelan di dalam Bale. Mereka yang ingin memanfaatkan Bale tidak harus para penghayat Budi Daya.
"Asal kegiatannya untuk kemaslahatan warga desa. Bukan kegiatan untuk politik praktis macam kampanye," tutur Ondo (52), salah satu penghayat saat kami temui di Kampung Cibedug yang berjarak sekitar 6,9 kilometer dari Cicalung.
Di kampung itu, terdapat Bale Pasewakan Rasa Jati yang usianya lebih tua karena berdiri sejak 1951. "Dulu bentuknya hanya gubuk bambu. Lama-kelamaan menjadi bangunan permanen seperti sekarang," jelas Ondo.
Adapun kegiatan yang sering berlangsung di Bale Pasewakan, antara lain peringatan turunnya wangsit kepada Mei Kartawinata pada 17 September, tahun baru dalam sistem kalender Jawa (1 Sura), dan renungan malam 1 Juni yang bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila.
Menganut kepercayaan yang diyakini milik nenek moyang di negeri ini ternyata tak semudah membalik telapak tangan.
Berbagai perlakuan diskriminasi dari masyarakat telah mereka rasakan. Apesnya lagi, negara turut melanggengkannya melalui berbagai peraturan yang mengikat secara yuridis, alih-alih memenuhi hak para penghayat kepercayaan sebagai sesama warga negara.
Misalnya kejadian yang dialami Asep Setia Pujanegara (47) ketika menikahi Rela Susanti (41) pada 23 Agustus 2001.
Kukuh ingin melaksanakan pernikahan seturut keyakinan penghayat, pernikahan mereka tidak mengantongi Akta Pernikahan dari Kantor Catatan Sipil.
Merasa haknya sebagai warga negara tidak dipenuhi, Asep mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Bandung.
Gugatan pasutri ini kemudian disetujui PTUN tertanggal 25 April 2002. Perkawinan yang dilangsungkan dengan cara adat Sunda itu dapat dicatatkan di Kantor Badan Kependudukan dan Catatan Sipil (BKCS) Kabupaten Bandung.
Pun demikian, Mahkamah Agung tetap bergeming. Asep bersama istri harus menunggu hingga terbitnya Undang-Undang No. 23 tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan.
Hal itu membuat akta kelahiran anak pertama mereka hanya bisa mencantumkan nama ibu dan tidak memiliki hubungan hukum keperdataan dengan ayahnya. Dengan demikian, buah cinta pasangan ini dianggap sebagai anak yang dilahirkan di luar perkawinan.
Pada saat UU Adminduk disahkan, terjadi lagi problem teknis dalam pelaksanaan. Nama ayah hanya ditambahkan dalam catatan pinggir yang dituliskan di bagian belakang alih-alih pembaruan akta lahir.
"Alasannya menurut saya sih tidak masuk akal. Karena masalah nomor registrasi tidak boleh ganda," ujar Asep yang menjabat sebagai penanggung jawab pendidikan bagi warga penghayat kepercayaan Budi Daya.
Padahal menurut Engkus, nomor registrasi tak perlu diperbarui. "Cukup lembaran blangko akta kelahirannya saja yang dibuat baru dengan menambahkan nama ayah bersanding dengan ibu."
Tumblr media
Engkus juga pernah jadi korban diskriminasi saat ibundanya meninggal di Desa Panjalu, Ciamis, Jawa Barat. Warga sekitar menolak jenazah almarhumah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) karena dianggap tidak beragama.
"Kata mereka, 'Ini khusus kuburan orang beragama, yang tidak beragama tidak boleh.' Setelah melalui rapat desa, diputuskan jenazah harus disalatkan, baru boleh dikuburkan," kenangnya.
Diskriminasi di sektor pendidikan berlangsung lebih lama lagi. Keturunan para penghayat kepercayaan dipaksa memilih pelajaran agama yang diakui negara.
Regenerasi penghayat jadi terhambat karena kebanyakan anak-anak tidak mengikuti penghayat kepercayaan orang tuanya.
Siswa penghayat kepercayaan juga kerap menjadi sasaran perundungan di sekolah dalam bentuk verbal. Akibatnya siswa bersangkutan meminta pindah sekolah karena tidak tahan jadi sasaran bully.
Setelah sekian lama berjuang, mulai 2016 keluar keputusan Kemdikbud yang menyatakan bahwa murid-murid penghayat kepercayaan mendapatkan pelajaran rohani sesuai kepercayaannya.
Berhubung tidak semua sekolah memiliki guru agama dari kalangan penghayat --karena teknis dan kurikulumnya masih dibahas, beberapa siswa dikembalikan ke organisasi atau komunitas penghayat kepercayaan untuk mendapatkan pelajaran keagamaan.
Asep salah satu yang mengabdikan diri sebagai guru pengajar penghayat kepercayaan. "Untuk sementara saya mengajarkan mata pelajaran untuk semua jenjang pendidikan dari SD hingga SMA. Pelajaran biasanya berlangsung setiap hari Minggu di Bale ini. Panduannya sudah ada. Sisanya saya gabung dengan buku-buku karya Pak Mei Kartawinata."
Seiring dikabulkannya gugatan uji materi Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Administrasi Kependudukan perihal Penganut Kepercayaan oleh Mahkamah Konsitusi (7/11/2017), Engkus berharap tidak lagi ada perbedaan dan diskriminasi terhadap warga penghayat kepercayaan.
"Kita semua punya hak yang sama sebagai warga negara Indonesia. Selama ini penghayat kepercayaan selalu dianggap lebih rendah. Hak-hak pelayanan sosial untuk kami selalu terkebiri," katanya.
Padahal, kata Engkus, jika berkaca pada sejarah, perlakuan semacam itu sebenarnya dilakukan oleh penjajah untuk merendahkan bangsa kita.
0 notes
baliportalnews · 4 months
Text
FPMHD Universitas Udayana Gelar Diskusi Akhir Tahun
Tumblr media
BALIPORTALNEWS.COM, DENPASAR - Forum Persaudaraan Mahasiswa Hindu Dharma (FPMHD) Universitas Udayana menggelar acara Diskusi Akhir Tahun (DAT) pada Sabtu (23/12/2023) lalu, yang membahas mengenai permasalahan-permasalahan terkait agama, sosial, dan budaya yang terjadi khususnya di Bali. Pada tahun ini, DAT FPMHD-Unud mengangkat tema ‘Krematorium: Modernisasi Upacara Ngaben bagi masyarakat Hindu di Bali’. Tema ini diangkat dari keresahan masyarakat terhadap modernisasi tradisi Ngaben ke Krematorium. Krematorium menjadi salah satu topik yang marak dibicarakan karena menimbulkan pro dan kontra. Krematorium awalnya dibuat untuk meringankan beban masyarakat dalam melaksanakan upacara Ngaben karena upacara Ngaben di Krematorium relatif lebih murah dan efisien. Krematorium memanfaatkan jasa industri, semua keperluan yang diperlukan disediakan oleh pihak pengelola, mulai dari banten hingga yang memimpin upacara. Krematorium bersifat praktis, tidak berpatokan pada dewasa ayu atau hari baik di Bali, sehingga dapat dilaksanakan kapan saja. Dengan berbagai faktor pendorong, masyarakat Bali mulai mengenal Krematorium, sehingga mengakibatkan pergeseran pelaksanaan Ngaben ke sistem Krematorium. Menurut pendapat narasumber yakni Hari Harsananda, S.Ag., M.Ag., selaku Dosen Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa, menyatakan bahwa dari segi keagamaan, ngaben pada umumnya dengan ngaben di Krematorium dari segi rangkaian upacara sama dan memiliki makna yang sama yakni untuk mengembalikan unsur Panca Maha Bhuta. “Hal yang membedakan antara ngaben dan kremasi hanya pada manajemen pelaksanaan, waktu pelaksanaan, dan tempat pelaksanaan,” jelas Hari Harsananda. Salah satu aspek yang mencolok adalah adanya Krematorium modern yang menggantikan metode tradisional dalam proses pemakaman. Modernisasi ini membawa perubahan signifikan dalam pelaksanaan upacara Ngaben. Krematorium disebut sebagai jalan keluar bagi masyarakat dibidang ekonomi, tetapi masyarakat tidak menyadari perubahan sosial yang terjadi dengan adanya Krematorium. Pelaksanaan Ngaben di Krematorium dipersiapkan dan dilaksanakan oleh pihak pengelola. Masyarakat terkait tidak menggarap bersama-sama upacara tersebut, sehingga dapat mengurangi esensi menyama braya di Bali. Dengan adanya Krematorium menjadi suatu dilema bagi umat Hindu khususnya di Bali, karena dianggap dapat merusak awig-awig desa pakraman. Menurut narasumber di bidang sosial yakni I Gde Anom Prawira Suta, S.T., M.T., selaku ketua DPD KNPI Kota Denpasar menyatakan bahwa, pelaksanaan kremasi boleh saja dilaksanakan namun dengan alasan yang mendesak seperti tidak mendapatkan hari baik atau dewasa ayu. Namun, apabila seseorang sudah berada di suatu wilayah atau desa, maka wajib melaksanakan awig-awig atau adat yang sudah terjadi secara turun-menurun. “Jangan sampai upacara ngaben punah, karena tradisi tersebut telah diwariskan dan perlu dilestarikan,” tambah Anom Prawira Suta. Diskusi Akhir Tahun yang merupakan program kerja Bidang Advokasi FPMHD-Unud diharapkan dapat meningkatkan daya berpikir kritis terhadap suatu permasalahan keagamaan dan sosial budaya di kalangan mahasiswa Hindu baik di dalam, maupun luar Universitas Udayana.(bpn) Read the full article
0 notes
sharembn · 4 months
Text
Tradisi Perang Topat Menggambarkan Kerukunan Umat Beragama di dalam Lombok
merahbirunews.com – Mataram – Lombok dihuni oleh warga yang berbeda suku kemudian agama, namun mereka miliki cara untuk menjaga kerukunan. Salah satu cara itu adalah tradisi Perang Topat. Tradisi ini dilaksanakan oleh dua suku dan juga agama, yakni suku Sasak yang tersebut beragama Islam juga suku Bali penganut agama Hindu. Event ini menggambarkan kerukunan warga yang tersebut memeluk agama Islam…
View On WordPress
0 notes
produsenbajumuslim · 5 months
Text
Merayakan Kesan Manis Akhir Tahun: Tradisi dan Cerita Liburan di Akhir Tahun
Akhir tahun merupakan momen yang dinantikan oleh banyak orang di seluruh dunia. Liburan ini bukan hanya sebuah perayaan penutup tahun, tetapi juga saat untuk merenung, merayakan kebersamaan, dan membangun kenangan indah bersama keluarga dan teman-teman. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi tradisi dan cerita liburan di akhir tahun yang membuatnya menjadi periode yang begitu spesial.
1. Tradisi Perayaan Tahun Baru:
Tahun Baru adalah salah satu momen puncak liburan akhir tahun yang dirayakan secara global. Di berbagai negara, orang-orang merayakannya dengan pesta kembang api, acara musik, dan kumpul bersama keluarga. Tradisi seperti menyanyikan lagu-lagu khas tahun baru, memberikan ucapan selamat, dan membuat resolusi untuk tahun mendatang menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan ini.
2. Makanan Khas Liburan:
Makanan khas liburan juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perayaan akhir tahun. Di berbagai negara, ada tradisi khusus makanan yang hanya muncul saat musim liburan tiba. Misalnya, di Amerika Serikat, kalkun panggang menjadi hidangan utama di meja makan saat Thanksgiving, sementara di negara-negara Eropa, hidangan khas Natal seperti pudding Natal atau stollen menjadi favorit.
3. Perjalanan Liburan:
Banyak orang memanfaatkan liburan akhir tahun untuk melakukan perjalanan. Baik itu pulang kampung, pergi berlibur ke destinasi eksotis, atau sekadar menjelajahi kota-kota terdekat, perjalanan liburan memberikan kesempatan untuk merayakan keberagaman budaya dan menemukan keindahan dunia. Destinasi populer seperti pegunungan bersalju atau pantai tropis menjadi tujuan yang diminati.
4. Ritual dan Upacara Keagamaan:
Bagi mereka yang memiliki keyakinan keagamaan, akhir tahun juga merupakan waktu untuk merayakan ritual dan upacara keagamaan. Misalnya, umat Kristiani merayakan Natal dengan perayaan gereja, umat Islam merayakan Maulid Nabi, dan umat Hindu dapat merayakan perayaan Galungan dan Kuningan.
5. Aktivitas Kreatif dan Hobi:
Tumblr media
Sebagian orang memilih untuk merayakan akhir tahun dengan mengembangkan aktivitas kreatif dan hobi. Mulai dari membuat dekorasi Natal, membuat kerajinan tangan, hingga mengejar hobi seperti fotografi atau menulis, liburan akhir tahun memberikan waktu luang yang berharga untuk mengeksplorasi potensi kreatif dan hobi pribadi.
6. Merayakan Bersama Keluarga dan Teman:
Liburan akhir tahun juga dikenal sebagai waktu untuk merayakan kebersamaan dengan keluarga dan teman-teman. Berkumpul di sekitar meja makan, berbagi cerita, dan tertawa bersama menciptakan kenangan yang tak terlupakan. Kegiatan seperti pertukaran hadiah, bermain permainan tradisional, atau sekadar bercengkrama di depan perapian juga menjadi momen spesial.
7. Merencanakan Tahun Baru:
Saat tahun baru semakin mendekat, banyak orang mulai merencanakan tujuan dan harapan untuk tahun yang akan datang. Resolusi tahun baru menjadi tradisi umum, di mana orang menetapkan tujuan untuk meningkatkan diri dan mencapai hal-hal baru. Hal ini menciptakan semangat positif dan antusiasme menyambut awal tahun yang baru.
Liburan akhir tahun bukan hanya waktu untuk bersantai, tetapi juga saat untuk merayakan kehidupan, merenung, dan membangun kenangan. Melalui berbagai tradisi dan cerita yang menghiasi liburan ini, manusia menunjukkan kemampuannya untuk menghargai waktu bersama dan menyambut masa depan dengan semangat yang penuh harapan.                           
0 notes
akriko · 5 months
Text
Gambar Ogoh-ogoh ini dibuat dengan bantuan teknologi AI yakni dengan apliaksi Bing. Ogoh-ogoh merupakan budaya atau tradisi umat Hindu Bali sebelum Nyepi atau disebut juga pengerupukan.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
0 notes
turisiancom · 5 months
Text
TURISIAN.com - Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) di Jawa Timur memancarkan keindahan yang memukau. Dan, kini mendapat pengakuan sebagai Taman Nasional Terindah Dunia 2023. Atau The World's Most Beautiful National Parks versi Bounce. Sebuah platform layanan perjalanan berbasis di San Fransisco, California, Amerika Serikat (AS). Dalam peringkat yang prestisius ini, Bromo berhasil merebut posisi ketiga, setelah Kruger National Park di Afrika Selatan sebagai juara. Dan Lençóis Maranhenses National Park di Brasil sebagai runner-up. Penilaian dari Bounce didasarkan pada sejumlah faktor. Termasuk jumlah postingan Instagram, penayangan TikTok, ulasan daring, dan pencarian kata kunci di Google sepanjang tahun 2023. BACA JUGA: Kunjungan Wisatawan ke Gunung Bromo Masih Drop, Ini Angkanya Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, merasa bersyukur dan bahagia atas pencapaian luar biasa ini. Dalam keterangannya, ia menyampaikan rasa syukurnya atas pencapaian prestasi tersebut. "Allhamdulillah. Selain Kawah Ijen yang Juni 2023 lalu ditetapkan sebagai Unesco Global Park, Jawa Timur juga punya Bromo yang keindahannya juga diakui dunia," kata Khofifah. "Syukur alhamdulillah tiada terhingga atas besarnya anugerah Allah SWT di Bumi Majapahit ini," sambungnya. Bromo, dengan lanskap uniknya, berhasil mendahului taman-taman nasional lainnya seperti Taman Hutan Nasional Zhangjiajie di China dan Taman Nasional Fuji Hakone Izu di Jepang. BACA JUGA: Aturan Baru Bagi Wisatawan yang datang Ke Gunung Bromo Gunung Kursi Oleh sebab itu Khofifah menekankan kecantikan alam Bromo yang memukau. Diantaranya,  Gunung Batok, Gunung Watangan, Gunung Widodaren, Gunung Kursi, padang savana, dan lautan pasir. Termasuk, bukit-bukit yang membentuk dinding Kaldera Tengger. Di sisi selatan, megah berdiri Gunung Semeru dengan puncaknya Mahameru. "Selain keindahan alam, Kawasan Bromo yang didiami Suku Tengger juga menjanjikan wisata budaya yang tidak kalah menariknya. Di sana ada berbagai kearifan lokal budaya yang unik dan masih menjaga tradisi leluhur," papar Khofifah. Pesona Bromo Tengger Semeru bukan hanya terlihat dalam keindahan alamnya, tetapi juga dalam kehidupan Suku Tengger yang mendiami kawasan tersebut. BACA JUGA: Asyiiik, Kawasan Gunung Bromo Dibuka Kembali, Ini Tanggalnya Dengan mayoritas beragama Hindu dan menggunakan dialek Jawa Tengger, suku ini menjadi bagian tak terpisahkan dari pesona budaya Bromo. Gubernur Khofifah bahkan memberikan pesan khusus kepada para traveler yang belum menyambangi Bromo. "Yang belum pernah ke Bromo, ayo datang dan nikmati kepingan surga ini. Seumur hidup, paling tidak harus pernah datang ke Bromo," pintanya. BACA JUGA: Pengunjung Gunung Bromo Turun Dratis akibat Dampak Karhutla Dalam penilaian Bounce, Bromo Tengger Semeru berhasil mencuri perhatian dunia dengan lebih dari satu miliar penayangan di TikTok dan lebih dari 930 ribu postingan di Instagram dalam satu tahun terakhir. Tidak hanya itu, taman nasional ini juga mendapat ulasan sangat baik dengan rating 4,8 bintang. Bromo Tengger Semeru benar-benar menjadi keajaiban alam yang patut dikunjungi oleh setiap pelancong. Khususnya, mereka yang mencari pengalaman luar biasa di tengah keindahan alam yang memukau. ***
0 notes
blogareta2 · 7 months
Text
Denny JA :Menemukan Kekayaan Budaya: Melalui Agama-Agama yang Menginspirasi dan Menyentuh Hati
   Denny JA atau yang akrab dipanggil dengan Kang Denny merupakan seorang penceramah dan juga tokoh agama yang sangat dikenal di Indonesia. Ia lahir di Cianjur, Jawa Barat pada tahun 1954. Kang Denny termasuk sosok yang mengagumkan, karena selama kariernya sebagai penceramah ia tidak hanya dicintai oleh umat Islam saja melainkan juga oleh umat yang beragama lainnya.    Denny ja memiliki cara tersendiri dalam mengajarkan agama. Ia selalu menekankan pentingnya menghormati perbedaan dan agar semua agama yang ada di Indonesia dapat hidup berdampingan dengan damai. Beliau sangat bangga dengan adanya keberagaman agama dan budaya di Indonesia, karena menurutnya itu adalah kekayaan yang harus dijaga dan dijalin dengan baik.    Kang Denny menemukan kekayaan budaya Indonesia melalui agama-agama yang menginspirasi dan menyentuh hati. Ia memiliki pemikiran bahwa setiap agama memiliki ciri khas serta kelebihan-kelebihan yang dapat diambil yang membawa ke relung hati masing-masing individu.    Agama Islam yang ditekuninya memberikan pemahaman bahwa manusia harus selalu berinteraksi dengan sesama, serta harus menghormati perbedaan. Dalam Islam, terdapat nilai-nilai yang sangat tinggi mengenai rasa kebersamaan dan persaudaraan. Nilai inilah yang kemudian menjadi dasar dalam hubungannya dengan umat agama lainnya.    Selain Islam, Kang Denny juga banyak belajar dari agama-agama lain, seperti Hindu, Buddha, Kristen dan Kong Hu Cu. Ia menyadari bahwa setiap agama merupakan bagian dari tradisi budaya yang sangat kaya dan memiliki nilai yang tinggi. Sebagai sedikit contohnya, Denny sangat kagum dengan nila-nilai filosofis yang terkandung dalam kepercayaan Kong Hu Cu, di mana ia menemukan nilai kebersamaan di antara sesama warga negara yang harus dijaga dan diharmoniskan.    Kang Denny mengajarkan bahwa terdapat banyak cara dalam merayakan perbedaan budaya yang ada di Indonesia. Ia menekankan pentingnya selalu menghargai dan menghormati perbedaan, baik itu dari segi agama, adat, maupun suku. Menurutnya, keberagaman merupakan kekayaan yang harus diwarisi kepada generasi muda agar mereka dapat memahami bahwa perbedaan itu sangat natural dan harus dihargai.    Salah satu cara dalam menghargai keberagaman tersebut adalah dengan berdialog dan bertukar pengalaman. Denny percaya bahwa dialog adalah kunci dalam menjalin persaudaraan, sehingga permasalahan apapun dapat diatasi dengan damai.    Selain berdialog, Kang Denny juga aktif dalam melakukan kegiatan sosial yang beragam. Ia memahami bahwa agama adalah tentang cinta dan kasih sayang yang harus diperjuangkan dalam bentuk nyata. Oleh karena itu, beliau seringkali mengajak umatnya untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang melibatkan masyarakat luas, seperti berbagi dengan yang membutuhkan serta mengajak anak-anak untuk mendapat pendidikan.    Kang Denny juga merasa terhormat untuk menjadi salah satu tokoh yang dipilih oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk mewakili Indonesia dalam forum internasional yang diadakan di Korea Selatan pada tahun 2018. Ia menyampaikan bahwa keberagaman merupakan kekayaan yang harus dijunjung tinggi, karena hal ini akan memberikan keuntungan bagi Indonesia dalam berbagai bidang.    Sebagai kesimpulan, Kang Denny ja merupakan tokoh agama yang sangat inspiratif bagi banyak orang. Ia mengajarkan bahwa keberagaman agama dan budaya harus dijalin dengan baik, dan bahwa maaf-memaafkan serta saling pengertian merupakan prinsip utama dalam menjalin hubungan yang damai. Semua ini dapat dicapai dengan cara berdialog, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, serta melihat setiap perbedaan sebagai kekayaan yang harus dijaga dengan baik.
Cek Selengkapnya: Denny JA :Menemukan Kekayaan Budaya: Melalui Agama-Agama yang Menginspirasi dan Menyentuh Hati
0 notes
bryanwir · 7 months
Text
Denny JA: Membuka Pintu Kebijaksanaan melalui Tradisi Agama
Dalam perkembangan zaman yang serba modern ini, terkadang kita melupakan akar budaya dan tradisi yang telah membentuk identitas kita sebagai bangsa. Namun, ada tokoh yang berusaha untuk membangkitkan kembali nilai-nilai kearifan lokal, salah satunya adalah Denny ja. Beliau telah berhasil membuka pintu kebijaksanaan melalui tradisi agama di Indonesia.
Denny ja dikenal sebagai seorang intelektual yang memiliki wawasan luas dan kepekaan terhadap perkembangan sosial di Indonesia. Ia menyadari pentingnya menjaga keberagaman dan menjalin harmoni antarumat beragama. Dalam melakukan hal tersebut, Denny JA menganggap bahwa kebijaksanaan yang terkandung dalam tradisi agama dapat menjadi landasan yang kuat.
Tradisi agama di Indonesia sangatlah kaya dan beragam. Dalam masyarakat Indonesia, terdapat berbagai keyakinan dan agama yang dianut seperti Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan lain-lain. Denny JA mengakui keberagaman ini sebagai kekayaan yang harus dilestarikan. Ia percaya bahwa melalui pemahaman yang lebih mendalam terhadap tradisi agama, kita dapat menemukan solusi dan kebijaksanaan dalam menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi bangsa ini.
Satu contoh nyata dari upaya Denny JA dalam membuka pintu kebijaksanaan melalui tradisi agama adalah melalui program dialog antaragama yang beliau inisiasi. Melalui dialog ini, berbagai pemuka agama dan tokoh masyarakat dari latar belakang yang beragam dapat saling bertukar pikiran dan pemahaman tentang nilai-nilai keagamaan yang mendasari tradisi masing-masing. Denny JA melihat bahwa melalui dialog yang terbuka dan saling menghargai, kita dapat membangun pemahaman yang lebih baik antarumat beragama, sehingga tercipta keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat.
Selain itu, Denny JA juga menekankan pentingnya pendidikan agama yang berkualitas. Ia meyakini bahwa pendidikan agama yang benar dan inklusif dapat membentuk generasi muda yang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang nilai-nilai keagamaan dan dapat menghormati perbedaan. Dalam hal ini, Denny JA berupaya untuk menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga pendidikan agama untuk mengembangkan kurikulum yang relevan dan mendukung pembentukan karakter yang baik.
Tidak hanya itu, Denny JA juga memiliki peran penting dalam mengkampanyekan toleransi agama dan mengatasi berbagai bentuk intoleransi yang muncul di masyarakat. Ia menyadari bahwa konflik yang berbasis agama dapat menghancurkan hubungan sosial dan menghambat perkembangan bangsa. Oleh karena itu, melalui kebijaksanaan yang diambil dari tradisi agama, Denny JA berupaya untuk mendorong masyarakat Indonesia untuk saling menghormati dan menerima perbedaan agama sebagai kekayaan.
Dalam perjalanan panjangnya, Denny JA telah berhasil membuka pintu kebijaksanaan melalui tradisi agama di Indonesia. Melalui berbagai inisiatif dan kerjasama, ia terus berupaya untuk mempromosikan nilai-nilai kearifan lokal dan menghargai perbedaan dalam masyarakat. Denny JA juga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk menjaga dan menghargai warisan budaya dan tradisi agama yang kita miliki.
Kesimpulannya, Denny JA merupakan sosok yang telah membuka pintu kebijaksanaan melalui tradisi agama di Indonesia. Ia menyadari pentingnya menjaga keberagaman dan membangun pemahaman yang lebih baik antarumat beragama. Melalui inisiatif dialog antaragama, pendidikan agama berkualitas, dan advokasi toleransi agama, Denny JA telah memberikan kontribusi yang berarti dalam membangun masyarakat yang harmonis dan inklusif.
Cek Selengkapnya: Denny JA: Membuka Pintu Kebijaksanaan melalui Tradisi Agama
0 notes
zamilahblog · 7 months
Text
Denny JA: Agama sebagai Pemersatu Tradisi Budaya: Memperkaya Batin Manusia Dunia
Agama selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Namun, bagi sebagian besar orang, agama diyakini hanya sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan spiritual semata. Padahal, agama juga memiliki peran sangat penting dalam menjaga keberagaman budaya. Dalam pandangan Denny JA, agama dapat menjadi pemersatu tradisi budaya dan memperkaya batin manusia dunia. Dalam banyak tradisi keagamaan, banyak nilai-nilai sosial dan moral yang diajarkan. Agama menjadi landasan bagi kepercayaan masyarakat dan membentuk budaya dalam masyarakat. Sebagai contoh, di Indonesia terdapat berbagai macam agama, seperti Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Meskipun berbeda dalam hal keyakinan, tetapi nilai-nilai sosial dan moral yang diajarkan selalu sama, seperti persaudaraan, kebersamaan, dan toleransi. Dalam konteks Indonesia, agama juga memiliki peran penting dalam menjaga keberagaman suku dan budaya di Nusantara. Indonesia kaya akan budaya yang beragam dengan keberadaan lebih dari 300 suku yang tersebar di seluruh pulau-pulau di Indonesia. Agama menjadi salah satu pengikat dalam menjaga keberagaman ini dengan menumbuhkan rasa kebersamaan dan toleransi antarsuku. Denny ja percaya bahwa agama dapat menjadi pemersatu tradisi budaya. Setiap agama memiliki ajaran yang unik, seperti tempat suci atau ritual yang khas. Hal ini menjadi sarana untuk mengenalkan budaya suatu daerah kepada orang lain. Dalam hal ini, orang dapat belajar dan menghargai keunikan budaya suatu daerah dan menghormati keberagaman. Jadi, agama dapat menjadi sarana untuk menyatukan dan memperkaya budaya di Indonesia. Kesatuan yang tercipta melalui agama juga memiliki dampak positif pada kesejahteraan masyarakat. Agama menjadi sarana untuk membentuk pendidikan moral dan sosial. Dengan demikian, agama juga dapat menjadi instrumen untuk mengurangi tindak kekerasan dan melestarikan nilai-nilai positif dalam masyarakat. Namun, panutan Denny ja juga menyoroti pentingnya memahami perbedaan dalam agama. Banyaknya agama yang ada di Indonesia memang menjadi suatu keunikan, tetapi juga dapat menjadi sumber konflik jika ketidakpahaman terhadap agama lain terjadi. Oleh karena itu, kebijakan toleransi harus ditumbuhkan untuk memastikan keberadaan pluralisme dalam masyarakat. Dalam pandangan Denny JA, agama juga dapat memperkaya batin manusia dunia. Dalam kehidupan modern yang semakin kompleks, manusia cenderung fokus pada peningkatan kualitas hidup melalui teknologi dan materi. Namun, seringkali aspek spiritual diabaikan. Agama dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan ini. Dengan kembali mengakui pemahaman agama tentang keberadaan manusia dan tujuan hidup, manusia dapat memperoleh keseimbangan dalam hidup. Hal ini ditandai dengan manusia memiliki rasa hormat, integritas, empati, solidaritas, tanggung jawab, keberanian, kesetiaan, keadilan sosial, dan sifat lain yang mengakar pada tradisi budaya agama. Selain meningkatkan kualitas hidup secara individual, pemahaman agama juga dapat menumbuhkan rasa solidaritas dan kebersamaan di seluruh dunia. Kesimpulannya, agama memiliki peran yang sangat penting dalam upaya mempertahankan keberagaman budaya. Agama dapat menjadi pemersatu tradisi budaya di Indonesia dan memperkaya batin manusia dunia. Namun, untuk memastikan keberadaan pluralisme dan keseimbangan dalam hidup, kita perlu merujuk pada aspek positif agama dan memahami perbedaannya. Dengan cara ini, kita dapat memastikan bahwa agama terus menjadi sarana untuk membentuk masyarakat yang harmonis. 
Cek Selengkapnya: Denny JA :Agama sebagai Pemersatu Tradisi Budaya: Memperkaya Batin Manusia Dunia
0 notes
byysaa · 7 months
Text
Denny JA: Membangun Kebijaksanaan Batin dengan Menghargai Tradisi Agama
Dalam dunia yang semakin kompleks dan berubah dengan cepat ini, pemahaman kita tentang kebijaksanaan batin menjadi semakin penting. Bagaimana kita dapat membangun kebijaksanaan batin? Salah satu kunci pentingnya adalah dengan menghargai tradisi agama yang ada di masyarakat kita. Dalam hal ini, sosok Denny ja, seorang tokoh masyarakat Indonesia, telah menunjukkan bagaimana kita dapat membangun kebijaksanaan batin dengan menghormati tradisi agama.
Denny ja adalah seorang intelektual, cendekiawan, dan juga pemimpin pendapat yang dikenal luas di Indonesia. Ia adalah seorang yang sangat peduli terhadap perkembangan sosial, budaya, dan politik di Indonesia. Salah satu aspek yang menjadi perhatian utama Denny JA adalah kebijaksanaan batin. Baginya, kebijaksanaan batin adalah kunci untuk membangun masyarakat yang harmonis dan sejahtera.
Salah satu cara Denny JA membangun kebijaksanaan batin adalah dengan menghargai tradisi agama. Indonesia adalah negara yang memiliki beragam tradisi agama, seperti Islam, Kristen, Hindu, Budha, dan agama-agama tradisional. Denny JA percaya bahwa setiap tradisi agama memiliki nilai-nilai yang berharga dan dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.
Dalam pandangan Denny JA, menghargai tradisi agama tidak hanya berarti menghormati keyakinan orang lain, tetapi juga berarti mempelajari dan memahami nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi tersebut. Denny JA sering kali mengadakan dialog antar agama, diskusi, dan seminar yang bertujuan untuk memperdalam pemahaman tentang agama-agama yang ada di Indonesia.
Dalam setiap kesempatan, Denny JA selalu menekankan pentingnya toleransi dan kerukunan antarumat beragama. Ia berpendapat bahwa keberagaman agama adalah kekayaan budaya bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dipertahankan. Denny JA juga mengajak masyarakat untuk saling menghormati dan bekerja sama dalam membangun masyarakat yang berlandaskan kebijaksanaan batin.
Selain itu, Denny JA juga memperjuangkan kebijakan publik yang mengakomodasi kebutuhan spiritual masyarakat. Ia mendukung adanya kebijakan yang memastikan kebebasan beragama dan melindungi hak-hak minoritas agama. Menurutnya, kebijakan yang memperhatikan aspek spiritual masyarakat akan berkontribusi pada keharmonisan dan keadilan sosial.
Denny JA juga berperan aktif dalam mempromosikan dialog antara agama dan ilmu pengetahuan. Ia meyakini bahwa kedua hal ini tidak saling bertentangan, melainkan saling melengkapi. Dalam dialog ini, Denny JA mendorong agar agama-agama di Indonesia dapat mengambil inspirasi dari ilmu pengetahuan modern, sementara ilmu pengetahuan juga dapat memperkaya pemahaman kita tentang dimensi spiritual manusia.
Melalui upayanya yang gigih dan berkelanjutan, Denny JA telah memainkan peran penting dalam membangun kebijaksanaan batin dengan menghargai tradisi agama di Indonesia. Ia telah menjadi teladan bagi banyak orang dalam menciptakan kerukunan antarumat beragama dan memperdalam pemahaman tentang nilai-nilai kehidupan yang lebih mendalam.
Dalam kesimpulannya, Denny JA telah membuktikan bahwa membangun kebijaksanaan batin dengan menghargai tradisi agama adalah langkah penting dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan sejahtera. Melalui dialog antar agama, penghormatan, dan pemahaman yang lebih mendalam, kita dapat memperkuat keberagaman agama di Indonesia dan menjalin kerukunan yang abadi.
Cek Selengkapnya: Denny JA: Membangun Kebijaksanaan Batin dengan Menghargai Tradisi Agama
0 notes
bryanos12 · 7 months
Text
Denny JA: Kekayaan Tradisi Agama: Sumber Inspirasi untuk Kekayaan Batin Manusia
Agama telah menjadi bagian integral dari kehidupan manusia sejak zaman kuno. Di Indonesia, negara dengan keragaman budaya dan agama yang kaya, tradisi agama memiliki peran yang tidak dapat dipisahkan dalam membentuk kekayaan batin manusia. Dalam pandangan Denny ja, sosok yang terkenal sebagai tokoh intelektual dan aktivis sosial Indonesia, tradisi agama bukan hanya sekadar aturan dan ritual, melainkan sumber inspirasi yang melimpah untuk memperkaya batin manusia.
Denny ja memandang bahwa tradisi agama mengandung nilai-nilai moral dan kebijaksanaan yang dapat membentuk karakter dan memperkaya batin manusia. Ia berpendapat bahwa pemahaman mendalam tentang tradisi agama dapat membantu manusia mencapai kebahagiaan dan keselarasan dalam hidupnya. Dalam pandangannya, kekayaan batin manusia tidak hanya terletak pada harta materi, melainkan juga pada kebijaksanaan spiritual yang dapat ditemukan melalui tradisi agama.
Sebagai contoh, tradisi agama seperti kepercayaan Hindu di Bali memiliki filosofi Tri Hita Karana yang mengajarkan keselarasan antara manusia, alam, dan Tuhan. Konsep ini mendorong kesadaran akan pentingnya menjaga keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari. Denny JA percaya bahwa pemahaman akan nilai-nilai ini menjadikan manusia lebih peka terhadap lingkungan dan sesama, sehingga menciptakan kekayaan batin yang melimpah.
Selain itu, tradisi agama juga menawarkan panduan moral yang dapat membentuk karakter manusia. Agama-agama seperti Islam, Kristen, dan Buddha, memiliki ajaran moral yang mendalam. Dari nilai-nilai seperti kejujuran, kasih sayang, keadilan, dan pengampunan, manusia dapat membangun kekayaan batin yang berhubungan dengan hubungan interpersonal yang baik dan kehidupan yang bermakna.
Denny JA juga menyoroti pentingnya praktik spiritual dalam tradisi agama. Meditasi, doa, atau kontemplasi adalah contoh praktik spiritual yang ada dalam berbagai agama. Menurut Denny JA, praktik-praktik ini memiliki kekuatan untuk menghubungkan manusia dengan batin yang lebih dalam dan mendorong refleksi diri yang mendalam. Melalui praktik spiritual ini, manusia dapat menemukan ketenangan, kebijaksanaan, dan kekayaan batin yang melimpah.
Namun demikian, Denny JA juga menggarisbawahi pentingnya kesederhanaan dalam menjalankan tradisi agama. Ia menekankan bahwa kekayaan batin tidak hanya tergantung pada ritual yang ekstensif atau pengetahuan yang luas tentang agama, tetapi lebih kepada cara kita menghidupkan nilai-nilai agama tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Kekayaan batin terletak dalam kejujuran, integritas, dan kepedulian kita terhadap sesama.
Dalam pandangan Denny JA, tradisi agama adalah harta karun yang tak ternilai bagi kekayaan batin manusia. Dengan memahami dan menghidupkan nilai-nilai agama, manusia dapat mencapai kebahagiaan, harmoni, dan kebijaksanaan dalam hidupnya. Tradisi agama bukanlah belenggu atau keterbatasan, melainkan sumber inspirasi dan arahan yang membimbing manusia menuju kekayaan batin yang sejati.
Sebagai kesimpulan, tradisi agama memiliki peran yang penting dalam membentuk kekayaan batin manusia. Dalam pandangan Denny JA, tradisi agama adalah sumber inspirasi yang melimpah untuk mencapai kebahagiaan, harmoni, dan kebijaksanaan dalam hidup.
Cek Selengkapnya: Denny JA: Kekayaan Tradisi Agama: Sumber Inspirasi untuk Kekayaan Batin Manusia
0 notes
aksarabumilangit · 7 months
Text
Agama sebagai Tradisi Berharga: Denny JA Mengulas Kekayaan Kultural
Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya dan keanekaragaman agama. Setiap agama memiliki budaya dan tradisi yang unik dan menarik. Denny JA, seorang intelektual dan budayawan Indonesia, mengulas tentang kekayaan kultural Indonesia berdasarkan agama yang ada di nusantara. Denny ja mengatakan bahwa agama adalah tradisi berharga dalam kehidupan manusia di Indonesia. Agama memberikan nilai-nilai moral dan etika, serta menjadi pemicu untuk memperkuat tali persaudaraan dan menghormati keragaman. Oleh karena itu, agama tidak hanya dipahami sebagai rukun iman, tetapi juga sebagai pedoman yang turut membangun dan memperkukuh ideologi bangsa Indonesia. Agama Buddha, misalnya, merupakan salah satu agama tertua di Indonesia. Denny ja menyatakan bahwa agama Buddha memiliki nilai-nilai yang sangat penuh kasih sayang dan kebijaksanaan. Tradisi Buddha telah memberikan kontribusi besar pada kebudayaan Indonesia melalui seni ukir, seni lukis, serta arsitektur yang khas. Menara Buddha Vihara Dharma Bhakti yang terletak di Jakarta Utara, merupakan salah satu bangunan Buddha tertua di Indonesia dan menjadi salah satu ikon kebudayaan Indonesia. Sementara itu, agama Hindu menjadi kekuatan sosial dan agama yang khas bagi masyarakat Bali. Denny JA menyebutkan bahwa agama Hindu telah memberikan dampak yang positif pada kehidupan spiritual dan budaya di Bali. Aspek keagamaan Hindu yang sangat dikenal di Indonesia adalah upacara keagamaan, termasuk upacara Kelebon dan Odalan. Selain itu, seni wayang kulit dan tari Kecak merupakan bentuk seni yang sangat terkenal dari tradisi Hindu Bali. Agama Islam juga memberikan kontribusi yang signifikan pada kebudayaan Indonesia. Denny JA mengatakan bahwa agama Islam telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Indonesia sejak abad ke-13. Bentuk kebudayaan Islam yang terkenal di Indonesia adalah seni ukir kayu dan seni ukir batu yang khas. Belum lagi Masjid Istiqlal di Jakarta, merupakan salah satu bangunan Islam terbesar dan terindah di dunia. Tentu saja, agama Kristen juga tidak ketinggalan dalam memberikan kontribusi pada kebudayaan Indonesia. Denny JA menyatakan bahwa agama Kristen telah menjadi bagian penting dari sejarah Indonesia. Gereja Blenduk di Semarang, merupakan gereja tertua di Indonesia dan menjadi salah satu ikon kebudayaan bagi warga Indonesia. Selain itu, musik rohani Kristen juga telah banyak memberikan kontribusi pada kebudayaan Indonesia. Kekayaan kultural Indonesia dapat ditemukan dalam berbagai bentuk budaya dan tradisi yang ada di nusantara. Denny JA mengungkapkan bahwa, meskipun agama berbeda-beda, tetapi semua agama memiliki nilai-nilai moral dan etika yang sama, seperti kepercayaan pada Tuhan, keberpihakan pada kebenaran dan kebaikan, serta penghargaan pada kehidupan dan alam. Oleh karena itu, perbedaan agama tidak boleh dipandang sebagai alasan untuk merusak persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Denny JA menyarankan agar kita memahami dan menghargai keberagaman dan keanekaragaman agama dan bahasa di Indonesia, serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan hidup menghargai perbedaan agama dan budaya. Hal ini dapat dilakukan dengan mempelajari dan mempraktikkan nilai-nilai agama secara bijak dan harmonis, serta dengan saling menghormati dan memahami hak-hak bersama yang ada di antara kita sebagai warga Indonesia. Dalam mengakhiri ulasannya, Denny JA menyoroti bahwa kekayaan kultural Indonesia adalah harta yang sangat berharga dan perlu disadari dan dijaga keberadaannya oleh semua warga negara Indonesia. Kita harus senantiasa mengembangkan solidaritas sosial dan persatuan di antara kita, selalu berupaya memperkuat tali persaudaraan dan menghargai keragaman untuk mewujudkan cita-cita negara Indonesia yang damai, sejahtera, dan berkeadilan bagi semua warga negaranya. 
Cek Selengkapnya: Agama sebagai Tradisi Berharga: Denny JA Mengulas Kekayaan Kultural
0 notes