Tumgik
#anakpondok
hermavvan-blog · 1 year
Photo
Tumblr media
• CONGRATULATIONS • Your photo was chosen for us to repost ------------------------------------------ The best photo from IG @jho_tingting • • • • • • IQRA’ IQRA’ #belejarmengaji #alquran #tajwidcinta #tahsin #anakpondok #anakpesantren #islam #human #humaninterest #canon #photosop ------------------------------------------ Jangan lupa follow dan tag @_humaninterest di foto / video yang kamu upload. Gunakan hastag #_humaninterest Bila ada kritik atau saran silahkan tulis di kolom komentar atau DM mimin ------------------------------------------ https://www.instagram.com/p/CpFDxAuyffr/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
yulianti-rh · 2 years
Text
Aku salah, yang bikin candu itu bukan saja buku tapi senyum mereka dan kebersamaan dengan mereka.
Sama mereka aku harus menjelma banyak karakter, Musyrifah, Guru/Ustadzah, Ibu, Kaka, Sahabat/teman.
Sama mereka juga tiba-tiba aku dituntut bukan sekedar menjadi guru dan orang tua, tapi kadang juga harus jadi detektif, jadi pengacara, jadi hakim hhhhaaa satu profesi musyrifah merangkap menjadi banyak profesi.
Sama mereka aku sering deep talk malam-malam sehabis setoran, mendengarkan keluh kesah mereka tentang beberapa kejadian. Walau aku harus membuang-buang waktu, tapi sangat menyenangkan mendengarkan cerita yang seringnya terulang-ulang 😅
Nikmati hari ini yaa, besok-besok kalau tugasku selesai aku bisa membuka album lama, mengenang kalian dengan baik.
Anak-anakku ingat yaa, yang mahal itu kebersamaan kita. Jadi jangan diisi dengan pertengkaran, saudara harus saling merangkul untuk janji masa depan yang lebih baik, oke 😁👌
Asrama 2, asrama ceria.
15 Oktober 2022
#pondokpesantren #pondok #pesantren #pesantrenstory #anakpondok #anakpesantren #santriwati #santri
2 notes · View notes
asqinajah · 2 years
Text
Tumblr media
"AKU BISA!"
Sebuah kalimat yang sepertinya saat masa SMP selalu bertengger dimanapun; bisa lulus UN dengan nilai sekian, bisa nyelesaikan hafalan sekian juz, bisa melewati berbagai ujian yang ada di depan mata. Kala itu, rasanya tak begitu mencemaskan apabila gagal menjalani sesuatu (meski nyatanya aku sering gagal kalau mengikuti lomba di luar pondok, tapi yasudah wkwk). Akan tetapi, menatap dan melangkah menuju tujuan yang sudah dipatri di awal lah yang menjadi fokus diri. Ya, masa-masa SMP bagiku adalah masa yang mungkin bisa dibilang tidak terlalu banyak memiliki kenangan spesial dengan kawan-kawan, tapi justru di masa itulah rasanya menjadi masa paling produktif dalam hidupku sejauh ini. Dimulai dari tujuan tertinggi yang dimiliki saat itu adalah sangat mulia -bagiku-, yang kemudian mempengaruhi hampir semua aspek kehidupanku yang lain. Dulu aku anak pondok di sebuah kota kecil. Pondok yang memiliki fokus untuk menghafal al-qur'an, tapi tak ketinggalan pula untuk mempelajari pelajaran-pelajaran umum baik IPA, IPS maupun bahasa. Kala itu, bisa dibilang pondok dengan model demikian masih tak banyak. Kalau fokus menghafal alquran, biasanya tidak unggul di pelajaran umum, begitupula sebaliknya. Dan tentu saja mimpi besar pondok kami untuk melahirkan anak-anak yang seimbang aspek agama maupun pelajaran, tentu saja secara tidak langsung 'menuntut' anak-anak didiknya untuk 'belajar lebih'. Dan demikianlah kehidupan kami yang bisa dibilang tidak ringan, tapi sebab mimpi dari pondok kami juga menjadi mimpi kami, semua yang berat itu sama sekali tidak terasa. Baiklah, kalau hendak merekam masa lalu perihal kehidupan di SMP dahulu rasanya akan sangat panjang, jadi mari kembali pada cerita dari halaman alquran di atas, alquran yang aku gunakan untuk menghafal sejak masa itu. Aku dahulu anak pindahan, pindah di tahun pertama semester kedua. Pindah dari sebuah pondok yang jelas lebih kaya fasilitas, ke pondok yang masih bau kencur, baru tahun ketiga. Alasannya? Karena kawan terdekatku saat SD berada di pondok baruku itu, dan selama satu semester awal, dia sudah mengulang dua juz akhir alquran, plus menambah hafalannya hingga surat Al Baqarah, barangkali sekitar ayat 80an. Sedangkan aku... Memang, pondok yang aku tempati pertama bukanlah spesialis dalam alquran, tapi ada ekstrakulikuler menghafal alquran yang sayangnya baru aktif di tengah semester. Daaan, dalam kurun waktu satu semester, aku belum menyelesaikan murojaah juz 30 yang sudah kudapatkan saat SD. Aku pun merasa sangat tertinggal jauh dengan kawanku, dan tentu saja hal ini menjadi salah satu motivasi terbesar untuk pindah. Singkatnya, baru di tahun kedua -saat SMP- lah aku baru bisa menambah hafalan, dan secara logika tentu saja aku tidak bisa mengejar ketertinggalanku dengan kawan-kawan satu angkatan untuk meraih target hafal 15 juz. Tapi, sayangnya ini bukan tentang logika saja, tapi tentang niat yang baik, mimpi, tekad, kerja keras dan tentu saja atas ijin Allah. Aku ingat sekali, jaman SMP adalah jaman paling produktif dimana jam tangan yang hampir tak pernah aku lepas memang dipergunakan semaksimal mungkin. Hampir tiap pekerjaan selalu aku target seberapa lama akan selesai. Misalnya -yang paling aku ingat-, mencuci pakaian, biasanya berkisar antara 5-15 menit (dan ya, aku memang sangat cepat bila mencuci baju, wkwk), atau menghafalkan satu halaman yang kala itu memakan waktu sekitar setengah jam, dan lain sebagainya. Belum lagi saat liburan, aku sangat ingat satu tekad yang kala itu selalu aku pegang: "Kalau yang lainnya sedang lalai dan berleha-leha, maka aku tidak". Dan ya, jadilah aku yang membawa seperempat sampai tiga perempat hafalan baru saat kembali ke pondok dari liburan. Dan, atas ijin Allah lah aku kemudian bisa mengejar target hafal 15 juz saat SMP -meski untuk masalah kualitas tentu sangat harus lah diasah lagi-.
"Kalau yang lainnya sedang lalai dan berleha-leha, maka aku tidak,"
Dan ya, apa yang aku ceritakan hanyalah secuil kisahku di masa lalu. Tentang bagian dari 'aku' dahulu yang masih aku kagumi sampai sekarang. 'Aku' yang banyak ku belajar darinya, sebab begitu beratnya hari ini untuk menjadi orang yang demikian. Dan juga, aku yakin bahwa teman-temanku yang lain punya kisah perjuangannya sendiri, yang lebih hebat, yang lebih mengesankan; yang tidak aku ketahui (NB: aku memiliki teman yang bahkan menyelesaikan hafalan 30 juznya dalam kurun waktu dua tahun :')) Terakhir, hidup dengan al-quran memang banyak sekali melahirkan kebaikan, juga keberkahan yang tentu saja memudahkan berbagai urusan; baik di kehidupan ini maupun nanti. Sebab kata baginda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: "Sebaik-baik kalian adalah yang mempelari Al quran dan mengajarkannya". Semoga cerita ini bisa jadi kenangan, dan juga pengingat diri agar terus hidup dengan alquran, juga agar tak berhenti bermimpi, bertekad, bekerja keras dan sepenuhnya mencari ridha Allah sepanjang hidup. Wallahu a'lam.
---
So, is this my first writing in 2022? Oke, aku sudah lama menghilang sepertinya~. Welcome back to the world of the blue dashboard, myself! :)
(19/01/22)
26 notes · View notes
fajaryangdiciptakan · 3 years
Text
Hal yang dirindu
Aku bertanya-tanya kira-kira hal apa yang paling aku rindukan ketika di perantauan adalah Sholat berjamaah dan tidak takut namanya bangun kesiangan. MasyaAllah.
Dan aku seharusnya juga sadar bahwa setiap masa harusnya cobaanya barbeda.
Dulu dipondok hal yang paling menantang adalah diri sendiri, egoisme. Dan sekarang berlahan bisa lebih paham diri sendiri. Alhamdullilah.
Kemudian, seharusnya sekarang aku tidak boleh takut lagi dengan hal-hal sepele seperti itu, karena setiap masalah pasti ada solusinya.
So pasti kamu yang tinggal di asrama pondok mungkin merasakan yang aku rasakan/rindukan, atau mungkin ada yang malah bosen dengan peraturan?
18 april 2021
3 notes · View notes
hampers-cirebon · 2 years
Photo
Tumblr media
Alhamdulillah... Buat camilan di pondok pesantren pas banget. Bakal nagih dech... #camilanjadul #kulinerjogja #gunungkidul #anakpondok #murahmeriah #khascirebon #fivelcirebon https://www.instagram.com/p/CVwIsSgBGep/?utm_medium=tumblr
0 notes
sidekor · 4 years
Photo
Tumblr media
Selamat pagi.. yuk senyum.. 😊😊😊 Sedekah itu bukan cuma harta. Bahkan senyum juga juga sedekah. Semoga hari ini kita lebih bahagia. #sedekahdenyum #katamutiara #motivasipagi #inspirasipagi #ramadhanpagi #sidekor #senyummanis #sedekah #senyum #bahasaarab #anakpondok #alumnipondok #bahagia #harta #pagihari #kamispagi #suasanapagi Credit to @mahfudzot_ https://www.instagram.com/p/B_3UPmoDamm/?igshid=cybjo21wbwly
0 notes
artorojo · 5 years
Photo
Tumblr media
BUKAN SALAH ANDA JIKA TERLAHIR MISKIN. ITU SALAH ORANG TUA ANDA. DAN ADALAH SALAH ANDA, JIKA ANAK ANDA TERLAHIR SEBAGAI ORANG MISKIN! Masih mau mengulangi kesalahan orang tua Anda? Tidak? Maka dapatkan pelatihan usaha dari orang yang sudah SUKSES sejak lahir! Background beliau: Pemilik 6 Pabrik Pipa Terbesar di Indonesia. Anda bisa dapat mentoring, coaching, pelatihan usaha GRATIS! Sangat bagus untuk Anda yang mau melejitkan pendapatan. WA 0817-0398-7240. #anak #anakanakku #anakbaju #anakkurus #anakgaulkekinianhits #anakpondok #quotesanak #rejekianak #anakrawamangun (at Siwalankerto - Kutisari) https://www.instagram.com/p/BxgKAlZhAME/?igshid=gl8i1wpkqcqg
0 notes
sarimeuraxa-blog1 · 7 years
Photo
Tumblr media
Haii uni seperguruan @lina_yulidtri masih ingat gk wajah culun kita duyuu 😅😂 ------------------------------------------ #anaksilat #tapaksuci #persirah #ipsi #anakpondok #banggajadisantri (di Pesantren Ar Raudhatul Hasanah)
0 notes
dwi2yulianto-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
MALEM MINGGUAN BERKAH #santri #ngaji #quran #anakpondok #pesantren #mbsyogyakarta #ppmmbsyogyakarta #jogja (di Pondok Pesantren MBS Jogjakarta)
0 notes
onnymega-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
Ada yang Nanya Apa paytren Bisnis yg Halal? Syar'i? Salah satu Alasan Saya Aktif di Paytren ya karena Paytren tidak Melanggar aturan2 islam, Apalagi Ownernya Ust Yusuf Mansur selalu berusaha Mendekatkan semua Mitranya untuk dekat dengan Ibadah. Ust Yusuf Mansur dalam membangun Paytren tidak sendirian, beliau dibantu pemerintah, para ustadz, dan pakar2 ekonomi syariah yg jauh lebih faham dr kita... Diantaranya : 1. Prof. Dr. Syafii Antonio, MEc - Ketua (Rektor) STIE Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tazkia Bogor - Cendekiawan Muslim - Pakar Keuangan dan Perbankan Syariah di Indonesia bahkan Dunia - Penulis buku2 tentang Syariah, Leadership dan Manajemen 2. Dr. Irfan Syauki Beik - Kepala Pusat Studi bisnis dan syariah IPB Bogor - KaProg Fakultas Ekonomi Syariah IPB, - Dewan Syariah Nasional Mereka berdua saat ini sebagai Komisaris PAYTREN sebagai dewan syariah Paytren... PAYTREN sudah menyesuaikan ke FATWA MUI no 75 tentang sistem penjualan langsung berjenjang Syariah PAYTREN juga sudah mendapat dukungan atau izin dr Pemerintah terkait seperti Kemendag, BKPM dan APLI. Bahkan TRENI sudah menjadi anggota APLI. APLI adalah lembaga yg menaungi MLM Legal di Indonesia. Dengan menjadi anggota APLI artinya MLM tsb terhindar dr unsur money game (haram), scam, penipuan dll... Sampai saat ini Paytren merupakan perusahaan Micro Payment yang bisa ikut membantu meningkatkan Perekonomian Mitra mitranya. Info daftar dan bimbingan WA/SMS : 085296589257 ##paytrenlombok #paytren #uym #yusupmansyur #bisnis #istimewa ##paytreneres #paytrenindonesia #indonesia #berjamaah #santri #pengajian #pesantren #anakpondok #khasanah
0 notes
penabirumungil-blog · 7 years
Text
Story of My Life : When I'm sick and trying to do it (3)
Akan ku jelaskan mengapa aku gengsi untuk lanjut ke sekolah B.
Sekolah B ini sekolah swasta yang berbasis pesantren, ada TK sampai SMA. Kebetulan, di jenjang SMA nya fokus pada pelajaran IPS dan agama, bahasa arab. So pasti gak ada IPA kan? Jadi yang cita-citanya jadi dokter, salah alamat kalau masuk kesini.
Aku yang bosan dengan suasana yang itu-itu saja selama 3 tahun, pengen coba cari sekolah lain yang fokus di IPA. Maka jatuhlah pilihanku pada sekolah A itu, yang berbasis boarding school.
Satu hal lagi alasanku kenapa aku gak mau di sekolah B, yaitu adanya peraturan wajib ngabdi di tahun terakhir. Yap, yang harusnya SMA tiga tahun kelar, eh malah nambah lagi setahun buat ngabdi. Pikirku waktu itu, “gak asyik banget deh, buang-buang waktu setahun aja.. mendingan buat kuliah”
Yes that’s reason why. Ujung-ujungnya aku balik lagi ke sekolah B. And I try to enjoy it. Awalnya memang sih gak betah, tapi seiring berjalannya waktu aku mulai bisa menyesuaikan diri. Bahkan di tahun kedua, aku menjadi salah satu pengurus inti OSIS disana dalam masa periode dua tahun. Sungguh benar-benar Maha Kuasa Allah yang telah menguatkan langkah dan tekadku sampai saat itu.
Aku mulai menikmati semua kesibukan di sekolah ini. Aku melakukannya dengan senang hati, sempurna lupa tentang ego dan ambisiku di sekolah A. Aku sudah bahagia disini, aku mendapatkan hampir semua yang aku inginkan selama ini. Tapi ternyata kebahagiaan itu tak berlangsung lama, ketika akhirnya aku jatuh sakit untuk yang kedua kalinya. Sakit yang membuatku merasa kehilangan semangat untuk hidup. (lebay ah wkwk)
Tahun ketiga aku berada di sekolah itu, akhir 2014. Perutku mulai nyeri lagi, kadang demam, diare dan mual juga. Berkali-kali bolak-balik ke dokter tapi tetep aja gak sembuh-sembuh. Bener-bener gak berasa ngefek obatnya. Ibaratnya obat itu sebagai pereda nyeri sementara aja, bukan penyembuh. Sakitku ini gak cuma sekali dua kali, bahkan berminggu-minggu sampai akhir bulan Januari 2015. Hingga akhirnya aku pun diizinkan pulang, periksa di rumah.
Sebenernya waktu diperiksa, dokter bilang kalau aku sakit asam lambung. Tapi yang bikin heran, kok gak sembuh-sembuh? Terus pas periksa di rumah, tanya ke temen Ibua yang dokter, bilangnya juga asam lambung. Tapi makin hari juga gak ada perkembangan yang berarti. Dari situlah aku dan Ibu mulai merasa bahwa ada yang tidak beres dari sakitku ini.
Awal Februari, aku dibawa ke sebuah klinik terapi akupresur (semacam akupuntur tapi tanpa jarum). Aku jelaskan semua tentang sakitku selama ini. Dari diagnosa beliau, ternyata aku mengalami infeksi di usus halus dan usus besar. Belakangan, aku baru tahu bahwa maksud beliau adalah kanker usus, yang kebetulan waktu itu sudah masuk stadium 2.
Memang belum di USG sih waktu itu, soalnya aku orangnya penakut dan gampang baper waktu itu. Lah ya, cuma dikasih tahu kalau sakitnya infeksi usus aja, udah pesimis bisa sembuh atau nggak, bisa balik ke pondok atau enggak, bisa ikut ujian akhir tahun ini atau nggak. Pokoknya saat itu aku sedih banget, nangis berhari-hari dan yang ada di pikiran tuh negatif semua. Gimana mau lihat hasil USG nya coba kalau kayak gitu?
Nah, mulai dari sini cerita tentang seorang vegetarian bermula. Terapisku ternyata seorang vegetarian sejak masa mudanya, kurang lebih sekarang sudah 34 tahun menjadi seorang vegetarian. Beliau menerapkan pola makan sehat tidak hanya untuk dirinya, tapi juga para pasien yang berobat disitu. Sederhana aja sih sebenernya, mulai jam 7 pagi sampai jam 12 siang itu hanya makan buah. Di atas jam 12 siang sampai jam 7 malam hanya makan sayur dan lauk, ditambah karbohidrat yang berasal dari jagung, ubi jalar atau singkong. Dan satu lagi, mengurangi nasi. Bahkan kalau bisa tidak makan sama sekali. Akhirnya aku pun mencoba pola makan tersebut, mencoba untuk mulai suka sayur dan buah. Istilah lebih tepatnya, memaksakan diri untuk suka, haha. Karena sebenernya aku ini gak suka sayur waktu sebelum sakit.
Oh ya, kalau untuk menjauhi nasi sih, aku gak merasa keberatan, soalnya semenjak aku sakit lama di pondok, aku jadi males makan nasi, karena yang ada di persepsiku, nasi justru bikin perutku sakit. Selama minggu-minggu terakhir aku sakit, aku lebih sering makan bubur. Jadi pas dibilangin suruh jauhin nasi, aku malah seneng, yaa karena persepsi itu tadi. Dan persepsi itulah yang membuatku bertahan tidak makan nasi sampai sekarang, hehe.
Jangan tanya gimana pas awal-awal makan dengan pola makan yang seperti ini. Bosen, laper terus, haha. Tapi biidznillah alhamdulillah perutnya mulai mendingan. Karena perutku tidak lagi mencerna zat yang aneh-aneh dan sulit dicerna. Memang sih, tujuan dari pola makan sehat seperti ini adalah meringankan kerja sistem pencernaan, karena buah dan sayur mudah diserap dan dicerna oleh tubuh. Dan pola makan ini sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah. Jadi ibaratnya dengan pola makan sehat kayak gini, kita dapet bonus juga yaitu melaksanakan sunnah beliau, hehe. :)
Gak jarang juga aku tergoda sama makanan yang ada di meja makan. Ya kue lah, roti, jajanan gitu lah. Tapi karena masih awal-awal banget dan dalam pengawasan ketat, akhirnya aku bisa kebal dengan berbagai godaan makanan itu, demi kesembuhan juga sih sebenernya. Iyalah, aku pengen cepet sembuh biar bisa segera balik ke pondok dan ikut ujian akhir.
#storyofmylife #anakpondok #santri #vegetarian
1 note · View note
rohmiir-blog · 9 years
Text
Perbedaan diantara kita
Kalo sekolah umum, tawuran itu sama sekolah lain, maennya kekerasan fisik sama alat tajam dan bertengah ke polisi~
kalo di pondok cewe -biasanya-, tawuran itu sama angkatan lain, maennya kekerasan hati juga fikiran, adu mulut, labrak, dan hal cewe lainnya dan berujung ke ustadzah sekitar ~
0 notes
penabirumungil-blog · 7 years
Text
Story of My Life : Yes, It's my choice! (2)
Sebenarnya saat aku survei ke sekolah A, aku merasa asing, serasa salah tempat jika aku berada disana. Entah kenapa, aku tidak bisa menjelaskan. Tapi jika dibatalkan, aku mau sekolah dimana?
Di sisi lain, aku tidak mau bersekolah di sekolah B. Aku gengsi, aku tidak mau disana lagi. Aku ingin IPA, tidak lagi bahasa arab. Apalagi kalau sekolahnya 4 tahun, buang-buang waktu saja, pikirku. Jadi, aku benar-benar berpikir keras tentang ini.
Tak lama setelah hari itu, aku jatuh sakit. Demam, mual dan muntah berhari-hari. Sampai pada saat tes masuk ke sekolah B, aku memutuskan untuk tes susulan karena sakitku ini.
Alhamdulillah aku bisa mengerjakan tes dengan lancar, walau tidak yakin dengan hasilnya karena tidak belajar sebelumnya. Kondisiku yang sempat membaik, kembali memburuk hingga sembilan hari kemudian.
Di antara sembilan hari itu, aku sempat kejang-kejang hingga akhirnya dilarikan ke rumah sakit. Namun anehnya, diagnosa dokter menyatakan bahwa aku hanya tidak kuat menahan sakit perut saja, bukan penyakit yang serius. Aku pun pulang ke rumah, tidak jadi opname disana.
Malam itu, aku dibawa ke rumah sakit yang berbeda dengan kondisi yang masih buruk, bahkan ada indikasi aku sakit usus buntu, setelah kaki kananku ternyata sakit jika diangkat. Antara sadar dan tidak sadar dan terus menangis, aku sempat mendengar dokter berkata bahwa aku hanya sakit perut biasa. Aku sempat jengkel waktu itu.
Aku jatuh tertidur setelah lelah menangis sejak sore. Hingga akhirnya, tepat tengah malam, dokter membangunkanku untuk masuk ke ruang operasi.
Tengah malam itu, 16 Juni 2012. Aku masuk ruang operasi karena sakit usus buntu. Operasi itu berlangsung selama beberapa jam, hingga akhirnya aku siuman tepat saat adzan shubuh berkumandang.
Ternyata, Ibuku masuk juga ke ruang operasi. Ususku pecah, sudah termasuk parah. Bahkan dokter sempat berkata pada Ibu, “Alhamdulillah anak Ibu malam ini sudah dibawa kesini, kalau terlambat sampai besok pagi saja, sudah beda lagi ceritanya…”
Singkat cerita, tibalah saat dimana aku harus memutuskan, apakah sekolah A atau B. Kebetulan sudah keluar pengumuman dari sekolah B, yang menyatakan bahwa aku diterima disana.
Awalnya aku bingung, namun rasa gengsi itu telah terbuang jauh-jauh. Sakit ini ibaratnya jadi petunjuk, bahwa yang terbaik untukku adalah sekolah B. Selain jaraknya yang lebih dekat dengan rumah, ternyata aku lebih mantap disana. Seketika lupa bahwa dulu gengsinya minta ampun, ngotot minta disana padahal biayanya tidak sedikit. Setelah semua prosedur beres dan tinggal masuk, malah akhirnya nggak jadi disana.
Ah, kalau ingat itu, rasanya nyesek di dada, merasa bersalah banget sama Bapak dan Ibu. T_T
Dan pada akhirnya, aku mengambil sebuah keputusan penting yang mengubah orientasi hidupku. Ya, aku mantap memilih bersekolah di sekolah B, yang nantinya disana aku akan memperdalam bahasa arab selama 4 tahun. Dalam hati, aku tak henti mengucap syukur dan berterimakasih kepada Ibu Guru yang telah mengajakku berpikir ulang tentang nasa depanku.
Dan disanalah semua cerita tentang vegetarian bermula. Saat aku jatuh sakit untuk yang kedua kalinya kemudian aku memutuskan untuk menjadi seorang vegetarian.
#storyofmylife #anakpondok #santri #vegetarian
1 note · View note
penabirumungil-blog · 7 years
Text
Story of My Life : Prologue (1)
Ini kisah nyata tentang seorang perempuan yang kini berusia 20 tahun. Sebut saja namanya Fira. Semoga dapat diambil hikmahnya. ——— Kisah ini bermula beberapa tahun yang lalu, ketika aku tamat SMP. Aku frustasi ketika melihat nilai ujian akhirku yang ternyata sangat jauh dari perkiraan. Aku yang awalnya sangat semangat dan percaya diri, saat itu juga luruh. Aku menangis, merutuk diri sendiri, malu dengan nilai yang tertera di ijazahku nanti.
“Aku tidak mau masuk ke sekolah itu dengan nilai yang jelek! Aku malu..” kataku pada Ibu, yang berkali-kali mengusap kerudungku dengan lembut, bilang bahwa yang penting aku sudah berusaha sebaik mungkin.
Aku melihat temanku yang mendaftar ke sekolah yang sama. Lihatlah, dia yang nilainya tak sebagus aku pun, sama sekali tidak menangis. Hei, apakah memang aku yang terlalu lebay?
Ah, study oriented memang. Saat itu aku baru tahu, bahwa di (calon) SMA ku nanti, nilai ijazah tidak terlalu dipermasalahkan, bahkan yang mendaftar disana otomatis pasti diterima. Tapi aku masih bebal dan malu dengan nilaiku ini.
Hingga akhirnya seorang guru perempuan menghampiriku. Beliau adalah guru teladanku, juga teman baik ibuku dulu saat kuliah. Beliau duduk di sampingku, berusaha menenangkanku.
“Sudah Fira, jangan nangis lagi. Yang penting Fira sudah berusaha sebaik-baiknya, dan ini berarti yang terbaik dari Allah. Fira harus terima dengan lapang dada.”
Aku diam mendengarkan, tapi aku tidak bisa berhenti menangis.
“Coba sekarang dipikir lagi baik-baik ya.. Kira-kira apa yang nanti Fira dapat jika bersekolah di sekolah A, apakah nanti Fira bisa meraih apa yang Fira cita-citakan disana. Atau disini, sekolah B, yang justru bisa menjadi jembatan bagi teralisasikannya cita-citamu.”
Aku mulai berhenti menangis, mencoba mencerna kalimat beliau. Aku mulai mencoba mengangkat kepala.
“Coba sekarang Ibu tanya, fokus ilmu apa yang ingin Fira dapatkan di SMA nanti? Apakah nanti Fira akan mendapatkan itu di sekolah A?”
Aku menjawab dengan lirih, aku ingin memperdalam bahasa arab. Tapi di sekolah A bukan fokus ilmu itu yang diperdalam nantinya.
“Jujur, Ibu masih ingin kamu disini nak, di sekolah B. Jika kamu nanti berubah pikiran, kamu bisa mendaftar ke sekolah ini mulai hari ini. Tesnya masih beberapa hari lagi.”
Aku hanya bisa terdiam dan mengangguk. Meski bingung, aku memutuskan untuk mendaftar. Aku harus pulang hari itu juga. Hari itu, semuanya terasa suram bagiku.
#storyofmylife #anakpondok #santri #vegetarian
1 note · View note