Tumgik
tyasnastiti14 · 8 years
Text
#yasinNY (2): Blend to the City (part 1)
Being far-far away from home. It must be appeared some feelings, like insecure, or worry about how much money left on my debit card so that I can make withdraw with it. Well, that happened in New York, last year. Saya berangkat untuk mengikuti short course selama dua bulan di sebuah kota baru yang super glamour dan susah ditemukan nasi bungkus. I have to admit, that was quite hard. But, with some help and the touch of creativity, akhirnya I made it.
New York, bukan suatu kota yang mudah dan murah untuk dikunjungi. Dari harga bikin VISA yang mencapai $160 aja sudah kebayang that this city will absorb your money. Apalagi buat yang hobi belanja, sebaiknya ya disiapkan budgetnya daripada harus kehabisan uang makan ditengah perjalanan. Post saya kali ini, ingin bahas how to survive in NY and how to travel in effective way. Saya ingin berbagi nih tentang sedikit-banyak pengalaman saya berkunjung ke Syracuse dan New York city, tentang berapa harga sekali makan, rute subway yang lebih njelimet dari benang mbulet, dan footages apa aja yang layak untuk dikunjungi jika hanya punya waktu less than a week, plus how to manage your financial while in New York. Plus, a lil bit Quick Tips, hopes will help you who wants to travel to NY as well.
Tumblr media
Di depan American Museum of Natural History (Tempat Shooting Film Night at The Museum)
Tumblr media
Brooklyn Bridge
Tumblr media
Mandatory selfie in NY-Liberty statue-not in NYC, tho, It’s in Ellis Island
Well, here is some of my not-too-interesting experiences to share with.
Looking for Financial Support.
Perjalanan saya ke NY tahun lalu bisa dibilang super immediate. Saya mengetahui bahwa saya lolos sebagai perwakilan ITB untuk ikut Student Sandbox di Syracuse University, New York, baru sekitar 4 bulan sebelum keberangkatan. Padahal menurut berbagai sumber, saya harus cari flight arrangement minimal 6 bulan sebelum keberangkatan supaya dapat harga yang kalem dan wajar. Belum lagi urus visa US yang konon katanya super ribet dan super lama. Dan yang paling memusingkan adalah harus cari sponsor untuk support financial saya selama di NY karena pihak ITB dan Syracuse cuma kasih saya uang pendidikan short course aja, sedangkan untuk transport dan living cost belum di support. Kliyengan lah saya harus cari sponsor untuk bisa berangkat ke NY. Sempet ragu, karena tinggal 4 bulan lagi dan harus gercep-gerak cepat.
Looking for financial support is really crucial. If I fail, means that I can’t go anywhere. Hehehe. The first thing you have to do is to calculate how much money  you need. Kasaran aja. Bisa dikira-kira sesuai kebutuhan. At that time, I made a simple calculation untuk rent cost while staying at NY for 8 weeks, flight cost CGK-JFK-CGK, local transport, daily need, and of course shopping and entertainment cost.
Rent cost for 8 weeks             = $800
Flight                                       = $1300
Local transport                        = $200 (subway, bus, etc)
Daily need                               = $1,250 (eat, snacks, college properties, etc)
Shopping and entertainment = $500 (less or more) :p
TOTAL                                     = $4,050
Yup, you will find a really high price to live in NY for 8 weeks or two months. Maka dari itu, thinking about financial support is really important. Terlebih kalau berangkat ke NY untuk kuliah namun hanya mendapat beasiswa parsial. Ya, mau tidak mau, saya harus berjuang untuk dapat financial support agar dapat membantu meringankan keuangan pribadi yang akan keluar. Setelah dapat kalkulasi singkat, the next thing to do is making a proposal. A quick tips, here. I believe that no one nor a company wants to give you that freaking full accommodation. So, my suggestion is to making your proposal into some parts. You can design your custom proposal for each target. For example, kalau ada beberapa kandidat donatur yang ingin disasar, jangan semuanya ditodong angka $4,050. Yang ada, perusahaan itu akan stres dan bete sama permintaan proposal kita. Coba tinjau dari segi perkiraan kemampuan masing-masing donatur. Ada proposal yang hanya meminta flight cost, ada yang hanya meminta biaya hidup, dan ada proposal yang hanya meminta daily need cost. Jangan sampai meminta budgeting untuk shopping dan entertainment ke donatur ya. It’s not wise and also not important. Saya pribadi, menyiapkan biaya shopping dan entertainment menggunakan uang tabungan saya sendiri. Bisa juga, preparing credit card untuk shopping selama di NY. Simple, and you can pay it later (hati-hati dengan biaya tambahan dan bunganya yaaa, dan yang pasti tetap sesuaikan dengan limit dan kemampuan membayar). For me, penting juga untuk menjelaskan benefit apa yang bisa kita beri jika mendapatkan dana sponsor. Biasanya, ini untuk donatur yang mengatasnamakan perusahaan. Kalau perorangan sih, biasanya nggak perlu memberikan benefit lain selain terimakasih sebesar-besarnyaaaa :)
Preparing the Details.
Akhirnya melalui berbagai proses yang super njelimet dan memusingkan, saya dapat beberapa sponsor yang bisa membantu perjalanan saya ke New York. Terimakasih untuk semua donatur dan sponsor yang membantu. Super exciteddddd dan super nggak sabar untuk bertemu The Times Square. But the next thing to do is preparing the details. Saya orang yang cukup detail terhadap beberapa hal, kecuali kalau sedang dikejar deadline. :p but untuk urusan travelling dan planning, saya nggak mau mbleset. Oleh karena itu, detail-detail kecil bakal dicatet supaya nggak luput dari penglihatan. Salah satunya adalah untuk bikin visa US, atau disebut visa B1-B2. Visa ini sebenernya cukup muda untuk diajukan, karena semua proses awalnya hanya by online. Tapi, trik dan printilannya cukup banyak. Quick tips, ketika interview di embassy, jangan lupa untuk membawa kebutuhan travelling seperti: bukti booking flight arrangement, rekaman buku tabungan, alamat tinggal selama di NY, dan surat undangan/invitation letter dari institusi yang mengadakan acara. Berbekal itu semua, InsyaAllah, staff embassy akan dengan mudah memberi visa.
Visa B1-B2 yang normal biasanya berlaku 5 tahun. Visa tersebut berlaku untuk yang ingin berkunjung ke Amerika dengan waktu yang tidak relatif lama (maksimal 6 bulan). But in my case, I got only 6 months usa visa that I can use. Nggak tahu kenapa, tapi kayaknya staff embassy ngepasin sama jangka waktu belajar saya di NY. But, it’s okay, dia (staff embassy) bilangnya sih gampang banget untuk next time application. Okay deh.. the next thing that I did is making notes for my luggages. Well, this is the hardest paaaart. Quick tips, bikin list tentang barang apa aja yang mau dibawa. Bisa dibagi part-part, seperti: apparel, food and beverage, electronic and devices, dan lain-lain seperti gambar berikut.
Tumblr media
My super long list to go..
Kalau sudah punya list, it will be easier, trust me. Untuk kros cek nya, tinggal centang aja barang yang sudah disiapkan. Beres deh. Dengan membuat list, barang-barang jadi lebih terorganisir dan bisa lebih hemat juga karena nggak terlalu sering beli barang baru disana. Sesimpel kayak kaos kaki, charger, colokan listrik universal, dan mie instan.
Stay Open Mind
My activities in NY is separated into 2 things, short study in Syracuse University and short trip in NYC (before back home). Untuk kegiatan di Syracuse sih, saya nggak terlalu repot mikir karena hamper setiap hari kita ada kegiatan (kuliah, mentoring, kunjungan, dll). Program Student Sandbox pada dasarnya adalah program business incubation. Mereka membantu bisnis-bisnis/starts up untuk berkembang dan menetas lebih kuat di pasaran. Berbagai metode dalam short course ini adalah workshop dan pitching. Seru banget deh. The most happiest thing for me is making new connection. How amazed to see people at my age who create most sophisticated smartphone app or website. Yah, ala-ala Sillicon Valey gitu deh. Ujungnya, program kita akan berlanjut pada pitching dihadapan audiences dan investor.
Tumblr media
my cubicle to work in Student Sandbox
Tumblr media
stay positive and emptying the glass, people said
Tumblr media
my booth for klastik. Yess, i can’t bring my real shoes because of overload :’(
Ketika di NY, saya sama sekali nggak menyangka bahwa akan dapat berbagai experience baru yang belum pernah saya temui sebelumnya. Pengalaman-pengalaman ini sukses bikin saya merubah habit buruk saya. Seperti ketika makan di kantin kampus, semua piring dan gelas dikembalikan ke tempat cuci dan dipisah-pisah sesuai materialnya. Misal yang plastik dengan yang plastik, yang terbuat dari logam juga diletakkan di tempat yang logam. Bahkan, makan di McDonald pun, semua orang langsung membuang sampahnya dan mengembalikan tray makannya ditempatnya. It’s kinda different yaa.. kalau di Indonesia, selalu ada OB yang siap membuang sampah-sampah bekas. Well, sekarang kebiasaan ini kebawa banget di saya. Setiap ke resto fast food di Indo, saya langsung buang sampah dan mengembalikan tray. Sampai-sampai OB nya bilang, “Nggak usah mba, saya aja…”. Well, I just send him a smile.
Kalau dipikir-pikir, I have learned a lot in New York. Termasuk learn how to respect other privacy. Di tempat yang super multi kultural seperti NY, akan sangat banyak hal-hal yang mencolok dan tentunya memiliki perbedaan pandangan dengan negara asal. US dikenal sebagai negara yang sangat demokratis, oleh karena itu kebebasan hak asasi manusia sangat dijunjung tinggi. But, trust me, NY people is really helpful and care. Meskipun saya berjilbab, beberapa kali mereka menyapa saya dan menawarkan bantuan. Oiya, bantuan disini, memang agak perlu hati-hati sih. Tetap lihat-lihat bagaimana orang yang menawarkan. But in my case, people in there were always answered my question if I ask to them. They’re really nice, actually. Quick tips, download dictionary apps in your smartphone will be really helpful. Plus, it’s better to always read or understand about how cultural works in our new place. Bagi saya yang masih suka ngaret ketika melakukan berbagai hal, ternyata menyulitkan saya ketika harus tinggal di NY yang penuh dengan orang-orang on time dan stick to the schedule. Mereka bisa lho makan spaghetti sambil jalan atau sambil nunggu subway hanya untuk save the time. Well, I learned some new things, tho.
(to be continued….)
1 note · View note
tyasnastiti14 · 9 years
Text
#yasinNY (1): What’s up Cuse?
Tinggal jauh dari keluarga memang merupakan sebuah tantangan tersendiri, Tapi saya menyebutnya latihan kemandirian. Mungkin bisa juga disebut metamorfosa kedewasaan. Iya, bagaimana tidak, baru di usia ke-23 saya merasakan merantau seutuhnya. Ketika saya memutuskan untuk mengambil studi master di Institut Teknologi Bandung, akhirnya saya menjadi anak kos. Jauh dari orang tua, jauh dari.... comfort zone. But, trust me, it is being a better life of all. Dan kabar baiknya, barusan saja saya pulang dari merantau yang super jauuuuh. Super jauh, bisa disebut belahan bumi lainnya dari Indonesia. Saya baru saja menyelesaikan short course saya di Syracuse University, New York di Unites States of America. Posting kali ini bakal super panjang dan bakal dibuat beberapa part. Just wanna share about a very nice experience in my life. Semoga menikmati post saya kali ini, ya..
Well, after so many trials before, saya lolos untuk sebuah beasiswa biaya pendidikan untuk program short course di Syracuse University, New York. It is literally after so many trials. Karena saya sudah cukup sering mencoba beasiswa serupa namun belum ada yang berhasil lolos. Kali ini saya bisa dibilang beruntung dan programnya juga sangat cocok dengan minat saya yakni mengenai Business Incubator. Syarat pesertanya pun harus memiliki bisnis yang sudah berjalan atau at least sudah memiliki proposal usaha. Well, kapan lagi saya bisa ikut short course tentang bisnis yang tentunya bisa bermanfaat untuk bisnis saya, Klastik Footwear. Tanpa ragu, saya menyanggupi untuk ikut kegiatan yang akan dilaksanakan selama 2 bulan di Amerika Serikat tersebut. Ketika itu, pikiran saya bukan hanya excited karena akan mengikuti program short course yang keren, tapi karena akhirnya mimpi terbesar saya bisa tercapai untuk menginjakkan kaki di negeri Paman Sam, khususnya New York. Selama ini, New York selalu menjadi mimpi terbesar, top of my list, yang selama ini saya bayang-bayangkan. At that time, i just can't believe that I finally can experience New York.
Tumblr media
New York, I’m coming!
Bisa dibilang kalau perjalanan ini jadi perjalanan terjauh yang pernah saya alami. Untuk menuju ke New York, saya harus menempuh 22 jam flight. I know that was scary and exciting in one. Tips 1, kalau mau perjalanan pesawat lama: pakai baju yang senyaman mungkin, bawa neck pillow, dan usahakan bawa beberapa alat penyelamat kebosanan, seperti: buku, mp3 player, atau iPad buat mainan. Well, untuk poin terakhir saya nggak terlalu gusar sih, karena pesawat-pesawat jarak jauh biasanya sudah difasilitasi berbagai hiburan yang lengkap seperti film, musik, tv, games, dan lain sebagainya. Bahkan maskapai yang saya naiki (Emirates Airline) juga menyediakan koneksi wifi. Biasanya free untuk 1 MB, sisanya bisa beli pakai visa atau mastercard. Eh, saya punya tips kalau nggak mau bayar, (haha), karena untuk dapat free wifi kita perlu log in pakai email, jadi ketika free internetnya habis, silahkan log in lagi pakai email lain. :p alhasil silahkan menikmati wifi gratis selama persediaan akun email masih ada. Hehehe. Daan, tips satu lagi dari saya, meskipun di pesawat bakal dapat headset, it was more comfortable to use our own headset. Headset kita bisa kok dipakai di pesawat. Biasanya di pesawat colokan headsetnya kan yang duo tuh, nah ketika nyolokkin headset milik kita yang cuma colokkan tunggal, bisa dimasukkan ke salah satu colokkan headset pesawat tapi ngga usah terlalu dalam masukinnya. Agak longgar-longgar. Voila! You can use your own headset di pesawat dengan suara yang lebih jernih dan oke.
Well, singkat cerita perjalanan 22 jam berjalan super comfort dengan semua fasilitas asik dari Emirates Airline. Dan untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di bandara John F. Kennedy, New York. Saya sampai sekitar pukul 20:45 dengan 1 koper besar, 1 tas sedang dengan roda, 1 tas backpack, dan 1 tas sling back. Well, that was super heavy dan rempong. But, i have to stay for almost 8 weeks, so what do you expect?. Plus, saya bukan orang yang jago backpacker, so ya... Twas super uneasy. Tujuan saya dan dua travelmates saya ketika itu masih jauh. Saya memang sudah sampai New York, tapi tujuan utama saya adalah Syracuse. Ya, I know, some of you must be asking, where the hell is Syracuse?. Me too, anw at first. Syracuse, sebuah kota kecil, letaknya masih di New York state, tapi di area upstate New York. Dekat dengan Butallo yang berbatasan dengan Canada. Dari New York city, saya mendapat info bahwa kita bisa naik bus Greyhound atau Mega bus dari Port Authority, 42nd street. Lama perjalanannya 5 jam. (Ffiuuh) perjalanan masih jauh. Beres sama urusan migrasi, saya segera keluar bandara dan mencari cara menuju Port Authority. Jadi Port Authority itu semacam terminal besar di pusat kota New York, super close with persimpangan Times Square. Disana ada semua bis yang menghubungkan NYC dengan kota-kota sekitar. Tips 2, jika ingin pergi ke tempat yang super jauh dari rumah, usahakan untuk browsing terlebih dahulu tentang macam-macam jenis transportasi yang bisa diakses, cari rutenya, harganya, dan juga plan B nya. Maybe some of you berjiwa petualang dan ingin let it flow ajaaa, but trust me, you can't do that in NYC. you have to super-super prepared. Nah, dari persiapan inilah saya tahu bahwa dari JFK saya bisa naik local bus yang super murah menuju Port Authority. Super murah jika dibandingkan harus naik yellow cab atau taksi. Dengan local bus, tiketnya per orang adalah $16 sedangkan untuk naik taksi, bisa mencapai $75 - $100 tergantung traffic. Tapi namanya juga bukan di negara sendiri, dengan persiapan yang bisa dibilang cukup siap pun, saya masih celingak-celinguk disana. Super bingung mau ke arah mana. Koneksi internet pun nggak ada, mau tanya orang masih segan. Sialnya, bus Greyhound terakhir yang berangkat ke Syracuse adalah pukul 00:15. Ketika itu, waktu sudah menunjukkan pukul 21:50. Damn! Ini mana sempat?. Dari JFK menuju Port Authority kurang lebih 90 menit. Sempat hopeless dan terpikirlah ide gila untuk bermalam di terminal jika memang saya telat naik bus.
Didepan JFK, saya celingak-celinguk. Mencari dimana keberadaan local bus yang katanya bisa langsung ditemui didepan pintu keluar JFK. PANIK. Waktu sudah melebihi pukul 22:00 dan si local bus itu belum terlihat sama sekali. Tiba-tiba ada seorang laki-laki paruh baya mendekat, "Hey, where are you going? Are you waiting for the bus, it will come in 16 minutes".
Dia tidak seperti orang mencurigakan. Dan dia tersenyum.
"We're actually need to catch a greyhound bus to Syracuse at 00:15, do you think we have enough times to catch it? Also, i don't know where Port authority is..," jawabku yang super hopeless.
"The bus will take you to the Port authority. It will be last stop. I think you have enough time, it's not so far from here."
Fiiuuuh thank God. Super melegakan mendengar ucapan si bapak. And it was actually surprised me that I already found a very good American to speak with. Awalnya saya ragu untuk ajak ngobrol orang sekitar karena saya sempat dengar bahwa American super cuek dan kurang ramah. But, it is totally wrong. They are really helpful dan informatif. Good point for New Yorker.
Tumblr media
My very first meeting with Times Square!
Akhirnya sekitar 80 menit kemudian, saya sampai di Port Authority. Dan ternyata letaknya bener-bener persis dideket Times Square, di ujung nya persimpangan Times Square lebih tepatnya. Meskipun saya harus mengejar bis yang sekitar 25 menit lagi harus berangkat, tetep saya usahakan mengabadikan New York city. Kelar foto-foto didepan terminal bentar, saya lanjut beli tiket Greyhound $36 dan bersiap untuk melanjutkan perjalanan ke Syracuse. Tips 2, credit card is a thing when you go abroad. Hampir smua tempat beli tiket menyediakan mesin otomatis yang bisa melakukan pembayaran hanya dekat kartu. So, it will be easirer than having a queue in a cashier. Didalam bus, saya ngantuk berat, tapi ternyata saya nggak bisa tidur karena didalam bus ada wifinya. SCREAAAM!. Akhirnya saya bisa kontak keluarga dan sahabat di Indonesia bahwa saya sudah sampai New York. Mana di Indonesia waktu itu lagi siang hari jadi pada chatting seru dan cerita-cerita tentang pengalaman flight yang super seru.
Saya sampai di Syracuse pukul 04:30 pagi buta. Berharap mendengar adzan subuh tapi ternyata tidak ada. Hehe. Kota Syracuse pagi hari super sepi dan dingin. Saya cek aplikasi weather, dan ternyata cuaca hari itu masih late spring, 11 derajat celcius. Untung sudah berbekal jaket jeans tebel, but my nose is still running, tho. Saya dan dua travelmates saya adalah 3 orang dari 24 mahasiswa ITB yang menjadi partisipan program short course ini. Oiya, nama programnya adalah Student Sandbox. Program ini merupakan program Syracuse University untuk meningkatkan jumlah lulusan yang akan berprofesi sebagai entrepreneur. Kalau ada yang ingin tahu lebih tentang program ini, coba cek official websitenya di http://syracusestudentsandbox.syr.edu  Saya dan dua travelmates (Clara dan Kinan) adalah batch paling terakhir yang datang. Kami bener-bener datang mepet ketika hari pertama program dimulai. Sehingga, semua teman-teman lain sudah pada nunggu di apartment yang kami sewa. Yup, selama  7 minggu di Syracuse, saya punya semacam rumah kontrakan, atau biasa disebut apartemen disini. Kami menyewa apartemen dengan 11 kamar. Untuk 7 mnggu biaya sewanya adalah $625 per kamar plus biaya deposit $125 per kamar juga. Fungsi dari biaya deposit ini adalah untuk menjamin barang-barang properti di apartemen jika terjadi kerusakan dan akan dikembalikan di akhir waktu sewa. Hampir semua sewa apartemen di USA bakal pakai biaya deposit, terutama yang apartemennya sudah full furnished. Tips 3, jika berencana untuk having long stay di USA, harus cari apartemen dari jauh hari. Juga, harus sudah book dan bayar down payment supaya ketika sampai sudah aman. Saya dan teman-teman sempat super galau ketika hunting apartemen. Saya harus bener-bener cek satu web ke web lain untuk comparing harga, situasi lingkungan, jarak lokasi apartemen ke kampus, dan pastinya apartemen yang real dan bukan abal-abal. Guys, that was tiring. Super was-was karena takut ditipu dan ini itu karena kami hanya bisa berinteraksi via email. Fortunately, kami mendapat LO yang super baik dari pihak Syracuse University. LO kami, named Braden Croy, yang merangkap sebagai mentor bersedia untuk mengecek apartemen yang hendak kami sewa beserta semua fasilitasnya. Sekaligus, Braden juga yang menjadi guarantor kami kepada penyewa apartemen. Super helpful.
Karena teman-teman yang lain sudah menunggu di apartemen, akhirnya saya segera menuju ke apartemen yang beralamatkan 216 Westcoot street dengan menggunakan taksi. Taksi dari Syracuse terminal menuju ke 216 Westcott street kurang lebih menghabiskan $20. Sampai juga ke apartemen yang super mungil but look so homy. Apartemen yang kami sewa memiliki dua lantai, lantai 1 berisi 5 kamar dan lantai 2 berisi 6 kamar. Saya dan 5 orang lainnya memilih kamar di lantai 2. Kondisi rumah nya standar tapi sudah full furnished. Isinya antara lain: living room, dapur yang super fancy, kamar mandi, ruang laundry, kamar kecil, juga kasur, meja belajar, dan lemari di setiap kamar. Apartemen kami juga dilengkapi dengan wifi, tapi biasanya instalasinya makan waktu sekitar 1 minggu setelah kedatangan. Karena bakal tinggal berminggu-minggu disini, saya berusaha menata kamar senyaman mungkin. Nah Tips 4, buat yang bakal ngekos lama di luar negeri, pastikan untuk membawa barang-barang yang bakal susah ditemui di negara lain, misal: sambal, makanan kering, bumbu rempah, dan lain sebagainya. Yah, at least, buat persediaan makan 1-3 hari sebelum tahu dimana bisa beli pasokan makanan. Meskipun saya waktu itu baru sampai pagi buta jam 4:30, tapi saya nggak langsung istirahat melainkan langsung menata kamar. Yep, untungnya juga nggak jetlag, jadi bisa langsung beraktivitas. Karena menjadi rombongan terakhir yang tiba, saya harus pasrah aja dapat kamar yang mana aja. Yang lain sudah pada ditempati, saya dapat kamar paling pojok yang super panjang, tapi Alhamdulillah bisa comfortable habis kamarnya ditata sana-sini.
Acara hari itu adalah orientasi kegiatan di kampus. Acara bakal berlangsung pukul 10 pagi. Yah, mau nggak mau saya nggak sempat tidur deh. Bener-bener, habis datang, langsung beres-beres kamar, mandi, dan siap-siap ke kampus. Dalam hati, saya berpikir, today is gonna be FUN!. It’s time to exploring Cuse (a short call for Syracuse).
Tumblr media
Kamar kos di Syracuse :)
Tumblr media
216 Westcott
Will write more about Cuse and NY in the next post. 
Cheerio,
@tyasnastiti14
0 notes
tyasnastiti14 · 9 years
Text
Checked off my Bucket List
I have a bucket list. Yes, bucket list. Sebuah list tentang apa yang kita inginkan. Usually, people write it in their journal, board, or in a piece of paper. Sama seperti bucket list pada umumnya, saya menulis bucket list saya dengan sistem numbering. Well, make it short, salah satu isi bucket list saya adalah to untuk pergi ke New York, USA. I just forgot how can i’m in love with New York, especially New York city. Waktu itu, saya suka banget sama film sex and the city. Entah kenapa since i watch that movie, jadi pengiin banget someday bisa ke New York city. Actually, I’m in love with Times Square. Persimpangan jalan di area Manhattan, New York city, yang menjadi tempat berkumpul warga kota New York. Dimana Times Square merupakan sebuah tempat informasi dan promosi berbagai brand dunia. I really want to go there!!!
New York city (NYC) is always being my one of bucket list. I’ve been dreaming about NYC since forever!!. Saya penasaran banget sama NYC yang konon katanya sangat moderen, fashionable, dan never sleep. So, i put a list says: “will definitely go to NYC before 35″ on my bucket list. Dan mimpi itu terus berlanjut. Mulai dari kuliah sarjana, hingga memulai karir sebagai entrepreneur, bahkan hingga sekarang melanjutkan studi S2. Tapi, belum juga ada jalan untuk mewujudkan mimpi itu. Sudah beberapa kali mencoba mewujudkannya dengan ikut beberapa kegiatan forum internasional atau pertukaran pelajar, tapi kesempatan itu belum berpihak pada saya. Hingga pada akhirnya, teman saya berkata sebuah kalimat, singkat, tapi menancap kuat pada benak saya. Begini kira-kira kalimatnya, “Yas, percaya deh, suatu hari nanti, lo bakal ke NYC karna bisnis lo. Yakin gue. Udah, lo gausah bingung mikir the way to go there, lo fokus aja develop bisnis lo biar makin bagus.”
Begitu katanya. Singkat dan membuat saya bangun dari mimpi panjang itu. Mungkin selama ini saya bermimpi terlalu lama tentang bagaimana bisa ke NYC, namun saya belum melakukan apa-apa. Ya! saya harus fokus terhadap apa yang sudah saya mulai, bukan meleng kanan-kiri karena haus mata. Apalagi, Ibu saya selalu berpesan, “rejeki nggak akan tertukar.” Jadi, jika memang rejeki itu rejeki saya, maka saya pasti akan kesana.
Setelah hampir 3 tahun Klastik berjalan, kesempatan itu akhirnya datang. Semua yang dikatakan teman saya benar. I finally will go to NY! will actually live in there for developing my business in Syracuse University!. Kesempatan itu datang begitu cepat, menantang, dan tidak diduga. Dari teman, saya tahu bahwa ITB mencari 25 mahasiswa untuk dikirim sebagai delegasi ITB dalam program Student Sandbox di Syracuse University, New York. Programnya merupakan bisnis inkubator, yaitu program percepatan laju bisnis dengan pelatihan dan mentoring. Semua partisipan wajib punya bisnis agar bisa berangkat dan menjadi peserta. Damn! this is finally happening. Melalui beberapa seleksi, akhirnya saya berhasil menjadi salah satu peserta Student Sandbox 2015, di Syracuse University for this summer. 
I can’t say anything than Alhamdulillah, because, i know that God’s arrangement is the way better than my arrangement. And know i have checked off my very biggest list on my bucket list. Start by now, i will never stop to dream big. Because, I believe, it will happen. What we need to do is just to believe.
ps. Well, i am sure that I will write more about the program and about Syracuse in the next post. :)
cheerio,
tyasnastiti
Tumblr media
made a photo with the famous yellow bus at Syracuse, New York. Welcome to New York! It’s been waiting for you!!
1 note · View note
tyasnastiti14 · 9 years
Text
Next Chapter (Part 2-end)
Finally, trying so hard to update my tumblr. Because of sok sibuk, alhasil cuma bisa dilirik-lirik aja nih tumblr-nya. Seperti yang saya tulis di posting sebelumnya (http://tyasnastiti.com/post/85271236680/next-chapter-part-1), saya akhirnya memutuskan untuk menulis chapter 2. Lalu apa menariknya?
Nggak ada menarik-menariknya sih, cuma mau bilang aja kalau sekarang saya punya tempat tinggal baru. Finally, my life path sends me to Bandung, Jawa Barat, to go to school again. Yup. Such a hard choice at first, but right now, I'm totally glad to be here.
"Terus gimana bisnis sepatu yang lo bangga-bangga-in itu?? masak lo tinggal dan nggak lo lanjutin lagi?." Ya, itu kebanyakan reaksi orang-orang terdekat mendengar kabar saya akan melanjutkan studi S2 di ITB, Bandung. Hehe tenannng, Klastik Footwear akan tetap jalan dan terus jalan meski saya pergi kemanapun. Like what I said before, I will put my trust on my baby business. I am sure that it will be big someday. Serta, saya punya business partner yang hebat juga kok di Surabaya. We will keep in touch and work from far. Never mind, I promise that Klastik Footwear will be big. :) *pinkypromise*
So, now, i've been living in Bandung for almost 4 months. Short story, I'm in love with this city. I love the weather, I love the food, I love the people, I love the chance, I love everything. Siapa sangka saya yang selama hampir 23 tahun tinggal di Surabaya dan nggak pernah jauh dari orang tua, sekarang tinggal sendiri. Cari makan sendiri, kadang masak sendiri. Cuci baju sendiri (hehe nggak ding, ada bibi di kos yang nyuciin), but almost of all I did it by myself. Gimana rasanya? SO MUCH FUN!. Dan di Bandung juga banyak hal baru yang saya pelajari, terutama dalam bisnis juga. Bandung adalah salah satu kota dengan kegiatan industri yang sangat banyak didalamnya. Khususnya, Industri Kreatif. Banyak sekali workshop produk-produk kreatif disini. Bahkan, bahan baku yang sebelumnya sering kita import dari luar, justru diproduksi di Bandung. 
For that I feel blessed. Terimakasih Tuhan, sudah memberikan saya pengalaman hidup untuk tinggal di Bandung. Saya belum tahu next phase nya mau kemana, yang jelas menyelesaikan studi master Desain di ITB sambil berdagang sepatu menjadi prioritas utama sekarang. Kemudian, entah kemana Allah akan menempatkan kaki saya untuk berpijak, biarkan menjadi kejutan. But I do love your surprises, God. KEEP SURPRISING ME!
ps: Sure, I'll write a lil more about Bandung etc, next time. :)
Tumblr media
this photo taken by Putri Setyarini on Pasar Seni ITB 2014. Saya mencoba salah satu jam batik dari Batiklicious. A lot of interesting local brands over here. YOU SHOULD COME TO BANDUNG, ANW!
cheerio!
Tyas Nastiti
0 notes
tyasnastiti14 · 10 years
Audio
One Last Cry by Brian Mcknight
covered by Tyas Nastiti, Music instrument by Mikey Dalisay
My shattered dreams and broken heart Are mending on the shelf I saw you holding hands Standing close to someone else Now I sit all alone Wishing all my feeling was gone
I gave my best to you, nothing for me to do But have one last cry
One last cry, before I leave it all behind I've gotta put you outta my mind this time Stop living a lie I guess I'm down to my last cry, cry
I was here, you were there Guess we never could agree While the sun shines on you I need some love to rain on me Still I sit all alone Wishing all my feeling was gone
Gotta get over you, nothing for me to do But have one last cry
One last cry, before I leave it all behind I've gotta put you outta my mind this time Stop living a lie I know I've gotta be strong 'Cause round me life goes on and on and on And on
my soundcloud: www.soundcloud.com/tyasnastiti 
1 note · View note
tyasnastiti14 · 10 years
Text
Next Chapter (Part 1)
Tepat setelah wisuda, Bapak dan Ibu mengajak bicara lebih dalam mengenai "what's next". Actually, saya masih sedikit mengawang ketika itu. Dalam artian memikirkan apa jawaban tentang rencana kedepan saya yang saya yakin, dalam waktu dekat, akan ditanyakan bapak-ibu. Bapak orangnya keras. Bagi bapak, anak-anaknya yang sudah dewasa (tidak tergantung umur) harus bisa hidup mandiri. Versi lebaynya, bapak pengin anak-anaknya punya banyak duit dan bisa hidup berkecukupan tapi dengan usahanya sendiri. Kalau ibu, sedikit beda. Ibu ingin kehidupan anak-anaknya berguna dan bermanfaat. Selebihnya, ibu berpikir semua pekerjaan adalah hal yang baik asalkan kita bisa mengambil nilai-nilai manfaatnya. Tapi, ibu sedikit mendorong saya untuk mengabdi kepada negara dengan menjadi Pegawai Negeri Sipil. Ketika itu, saya tidak sreg dengan permintaan itu.
Jujur saja, sekitar 3 sampai 7 hari setelah wisuda, saya berada pada posisi air mengambang yang tidak mengalir. Bingung. Bagaimana mengungkapkan ke bapak ibu kalau saya tidak sedang berambisi mencari pekerjaan di perusahaan. Sedangkan saya sendiri melihat beberapa teman sudah settle dengan kerjaannya di perusahaan besar milik negara atau swasta asing. Beberapa bahkan sudah one step ahead dengan melanjutkan studi masternya. Saya kok masih belum tahu mau bawa diri ini kemana. Bapak-Ibu mulai gelisah.
Tapi ketika itu, saya punya suatu bisnis yang bernama Klastik Footwear. Sebuah bisnis kecil dengan pemasukan yang sederhana dan hasil yang tidak sebanding dengan kerjanya, tapi saya sangaaat suka mengerjakannya. Setiap hari, saya seperti termotivasi untuk menjadikan bisnis ini besar dan berkembang. Misi saya bukan sekedar uang, tapi mengenalkan budaya dan tradisi Indonesia, memperkerjakan pengrajin lokal, dan menaikkan level produk lokal di mata dunia. Hal ini  saya sebut pekerjaan. Dan ini adalah "next chapter of my life".
Ketika itu, saya yakin perubahan itu akan datang. Perubahan menjadi seorang yang lebih sukses dan produk saya akan menjadi produk favorit semua orang. Saya optimis. Terlalu optimis mungkin bisa dibilang. Tapi, yang belum saya telaah adalah, perubahan itu tidak datang dalam 1 sampai 2 tahun. Perubahan menuju kesuksesan itu perlu proses. Setiap hari saya belajar untuk mempelajari proses itu. Menjalankan bisnis itu ibarat sekolah lagi. Tepatnya Sekolah Menengah Atas. Setiap bulan, anggap saja ada ujian akhir bulan, kalau nilainya diatas 70, bulan depannya harus ditingkatkan lagi supaya bisa 100. Tapi, kalau nilainya cuma 40, minggu depannya harus remidial.
Pemikiran ini saya jabarkan ke pada Bapak-Ibu. Reaksinya macam-macam. Ada yang meninggikan alis kemudian bergumam, "kamu terlalu PD, nak". Ada yang berkata optimis, "Yaudah, kamu butuh modal tambahan kah? berapa?." Tapi saya jadikan reaksi-reaksi mereka sebagai sebuah motivasi. Beberapa tahun lagi, pak, bu, InsyaAllah saya akan buktikan pemikiran dan bisnis ini akan cukup membuat bapak-ibu mengangguk dan tersenyum.
Sampai sekarang saya terus bersyukur, mungkin Allah menyuruh saya untuk belajar. Belajar berbisnis sekaligus belajar menghargai sesama. Saya bersyukur juga bersama dengan saya, Allah mendampingkan saya dengan sahabat-sahabat yang mau terus bersama-sama membangun Klastik Footwear. Mereka yang tidak kalah optimisnya dengan saya juga turut andil atas eksisnya Klastik Footwear hingga kini. Tulisan ini semata-mata saya buat untuk menguatkan kembali motivasi saya ketika nanti saya tidak cukup kuat melanjutkan, saya akan membaca kembali tulisan saya ini. Setidaknya, saya malu kalau saya menyerah.
(Di sebuah Keda Kopi, Terminal 3, Bandara Soekarno-Hatta)
Cheerio,
Tyasnastiti
Tumblr media
kantor Klastik Footwear, basecamp di rumah Alifta Ainin, salah satu Co-Founder Klastik Footwerar.
8 notes · View notes
tyasnastiti14 · 10 years
Video
youtube
This is the recap of my @klastikshoes when it was at Indonesia Fashion Week Exhibition, JCC, Februari 2014.
Enjoy and keep support local brand. Visit my shoes collection at www.klastikfootwear.com
Cheerio,
Tyasnastiti
4 notes · View notes
tyasnastiti14 · 10 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
It's a #collaborethnic by Klastik Footwear X L'mira Ethnique
Enjoy the collection at www.klastikfootwear.com
cheerio,
Tyasnastiti
1 note · View note
tyasnastiti14 · 10 years
Text
Refleksi 23 tahun dan perjalanannya
Setiap hari bahkan setiap jam dan detik, saya selalu mencoba untuk berpikir dan mencari makna dari kehidupan yang telah dan akan saya jalani.  Sebisa mungkin, seharusnya, hidup ini bermakna. Baik untuk diri sendiri dan orang lain. Kebanyakan orang mungkin memaknai sebuah perjalanan hidup dengan beberapa pertanyaan seperti: sejauh mana ilmu yang didapat?, sudah sampai manakah perjalanan cintanya?, seberapa banyakkah materi yang sudah dihasilkan?. Well then, Saya punya misi jauh lebih besar daripada sekadar itu.
23 tahun. Bukan umur yang lagi harus merengek dan memaksa orang tua untuk meminta sesuatu yang saya inginkan. Bukan juga umur yang pantas untuk berdiam diri dirumah alias nganggur. 23 tahun. Saatnya saya produktif. Menjadikan kertas kosong menjadi uang. Menciptakan sebuah lapangan kerja besar bagi beberapa orang yang membutuhkan. Menjadikan sebuah produk yang sebelumnya tidak berharga menjadi sebuah produk dengan nilai jual yang tinggi. Menjadikan sebuah pemikiran menjadi aktifitas nyata. Menjadikan sebuah mimpi menjadi kenyataan.
23 tahun. Bagi saya bukan lagi umur yang muda. Banyak yang seharusnya saya bisa lakukan. Miris rasanya melihat buku catatan saya dan harus mengakui bahwa masih banyak yang belum diraih di 2013 hanya karena saya malas bangun pagi, egois, tidak mau kepanasan, tidak mau berusaha lebih, mementingkan kepentingan pribadi, yang akhirnya berujung pada ide yang tidak terlaksana.
23 tahun. Masih banyak hal yang harus saya perbaiki. Masih banyak mimpi yang belum diraih. Masih banyak misi yang belum dilaksanakan. Masih banyak tantangan yang harus dipecahkan.
23 tahun. Saya harus 100x lebih dari tahun sebelumnya. Menyukai hal yang saya lakukan. Melakukan hal yang saya sukai. Menerima kenyataan dengan lapang dada. Menjadi pemimpin yang berjiwa satria. Menjadi ketua yang bijaksana. Memberi manfaat bagi sekitar. dan berbakti pada orang tua.
HAPPY FACING 2014.
cheerio,
Tyasnastiti
4 notes · View notes
tyasnastiti14 · 11 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Klastik new Lookbook
Special thanks to:
@firjaunfarisf | @aliftakartiko | @irawanardy
@alzan_aldara (MUA) | @rumahgayabutik (woman wardrobe) | @erstenjahr (man wardrobe) | @robbykrisnu (volunteer photography)
@normansutan | @chintyasf | @ayas
xoxo,
@yasnastiti
0 notes
tyasnastiti14 · 11 years
Video
This is the recap of my recent event at LOOKATS MARKET in Paris Van Java Bandung. Me and my partner, Alifta, found a lot of local brands that have a very great quality and credibility. What we thought is: Our hometown should build their own too. We really want to show you that we are, as Indonesian, has capability to create and sell our creativity, even more, our brand. I will start it by loving and wearing local brand as my daily outfit.
So, you? don't you want to contribute in this big project??
xoxo,
@yasnastiti
0 notes
tyasnastiti14 · 11 years
Text
Officially -,ST
Like, some years ago, I finally decided my self to enter Visual Communication Design of ITS Surabaya. I don't even know or probably think about future at that time, but I am pretty sure I can be someone more than usual college student. I'm such a dreamer in the beginning of my college life. Playing with some true friends and even with fake friends (I guess this is what oh so life to be called :P). I found a lot of people (which are good or bad). I found some opportunities to reaching my dreams. I found someone, and then I got my heart broken and fall in love again, and got broken again :') and I hope the ending will be love again. I found many lessons learned, especially in my journey to be an adult. And finally, I found my life as an entrepreneur.
I'm happy though, and proudly said, that I'm officially graduated.
I thank all people who involved in my journey. Who good, who loved, who loving, who hate, who teach, who underestimate, who proud, who support, who help, who care, and who did everything for me.
I guess this isn't the end. I'm ready to the other part of my journey!
Tumblr media
0 notes
tyasnastiti14 · 11 years
Text
I planned
Alhamdulillah, pagi ini setelah selesai sahur, saya belum ngantuk (padahal habis minum 1 butir insidal). Well, God, wanna say, Thankyou for this incredible life You gave. I'm such a blessed.
Nggak tahu kenapa semenjak bulan lalu, setiap bangun pagi, bawaannya kepikiran sesuatu. Aneh. Kepikiran sesuatu yang belum terjadi. Tapi kepikiran aja. Gimana ya?. Kepikiran banget sih. I guess this is what people called life after young. Well, it maybe my teenage soul has disappear. And everything I'm gonna do feels like.... do I need to do that?
Setiap kali bangun, dan masih melihat wajah kedua orang tua, jujur itu menyenangkan. Tapi, di usia dua puluh ****** ini, hal seperti itu justru jadi kegalauan. Sepertinya, saya terlalu teracuni film-film barat yang sering nampilin film anak remaja pasca kuliah sudah hidup mandiri, di apartemen sendiri, bareng pasangannya. Eng ing eng. I exactly think the same. Selama berbulan-bulan ini. Galau karena masih tinggal sama orang tua.
Setiap hari buka sosial media, pasti dapat 1 berita baru bagus, entah ada teman yang diterima master di belahan negeri mana atau ada undangan pernikahan teman seangkatan. :') Waktu tanya sama salah seorang teman, "Kenapa sih kok saya galau ngelihat begituan?", dia jawab, "Galaunya karena apa? iri??"," tanya dia lagi. Saya jawab, "Karena saya masih disini-sini aja, tinggal dirumah orang tua, makan pakai duit orang tua, dikit-dikit dibiayain orang tua."
Dia diem.
Terus tiba-tiba dia bilang ke saya, "itu artinya kamu sudah dewasa, Yas."
Kedewasaan seseorang memang nggak bisa diukur. Oleh apapun. Saya belum merasa dewasa, tapi saya ingin belajar menjadi dewasa. Salah satunya dengan belajar bersabar untuk menanti waktu yang tepat dan waktu yang direstui Allah untuk bisa mendapat dan menjalani kehidupan, yang saya sebut, life-after-young.
I may have planned. But I can't do the exact what I planned. God has planned. And He's the best of planners.
Bismillahirohmanirrohim.
Selamat menjalan ibadah puasa. Kurang 17 hari.
cheerio,
@yasnastiti
1 note · View note
tyasnastiti14 · 11 years
Text
Klastik Footwear on Trans 7 (Program Brownies)
1 note · View note
tyasnastiti14 · 11 years
Text
Its #throwback
Akibat sebentar lagi lulus (yaiy, finally!). Saya ingin share tentang sebuah tulisan, yang saya tulis sendiri, namun di publikasikan oleh sebuat website menjadi sebuah tulisan yang meceritakan mengenai sedikit perjalanan saya saat kuliah. Well, I hope this posting will remind me to keep my words, dreams, and wishes until future comes.
Tyas Nastiti membangun bisnis Klastik Shoes dari PKM
interviewed on: Facebook Sang Juara
rewritten by: www.kampusnews.com
Sejak masuk menjadi mahasiswa desain ITS Surabaya,  klastik shoes memang sudah lama menjadi passion saya.
Tyas Nastiti adalah founder klastik footwear yang baru-baru ini telah memenangkan wirausaha muda mandiri 2013 untuk kategori mahasiswa bidang kreatif. Dalam satu kesempatan seminar online, tyas nastiti berbagi  cerita sukses tentang klastik footwear.
Bisa ceritakan tentang tyas nastiti & klastikshoes?
Saya mahasiswa semester akhir desain komunikasi visual di ITS Surabaya. @klastikshoes ini adalah bisnis yang sedang saya jalani bersama teman-teman. Pada awal memulai klastikshoes dari program kreativitas mahasiswa (PKM) pada bulan September 2011. Dari situ kami mendapatkan dana hibah untuk modal awal usaha, jadi memang  bisnis ini masih terbilang baru banget.  alasan kami membuat sepatu batik ini karena di Surabaya, ada banyak pengrajin sepatu  dan pengrajin ini rata-rata mengerjakan sepatu replika dari merek tertentu. Sepatu-sepatu replika ini kualitasnya juga hampir sama bagusnya dengan produk asli dan dari situ, kami akhirnya punya ide, kenapa  nggak bikin  produk sendiri, dengan desain  sendiri, dilabelin brand  kami sendiri.  Akhirnya, tercetuslah klastikshoes brand lokal yang berkualitas dengan ciri khas batik. dan alhamdullilah dapat kesempatan  bisa menang di Wirausaha Muda Mandiri. Ini awal yang baik untuk klastikshoes bisa go nasional.
Katanya pernah ikut event mahasiswa berprestasi nasional?
Alhamdulillah, tahun 2012 lalu, saya mendapat kepercayaan dari kampus tercinta, ITS, untuk menjadi duta di ajang Mahasiswa Berprestasi Nasional (Mawapres). Tapi sayangnya belum pernah lolos di 3 besar. Kompetisi mawapres sendiri memang lebih seperti personal project yang dibuat oleh mahasiswa dalam bentuk Karya Ilmiah. Selain itu juga dilihat kemampuan dasar seperti IPK, kegiatan intra dan ekstra, dan psikologi. Seru sekali, tapi sayang nih, kayaknya temen dikampus saya masih banyak belum tahu tentang kompetisi National Outstanding Student, ini nama kerennya Mawapres Nasional. Padahal kompetisinya prestise banget dan yang seru bisa kenal mawapres se Indonesia yang sangat menginspirasi
Ada tips untuk yang mau mulai berbisnis?
Basic utama untuk memulai bisnis adalah “Produce/Serve What People Needs” jadi intinya: bisnis yang baik dan bisa sustain adalah bisnis yang menjawab kebutuhan masyarakat . Coba berangkat dari pertanyaan,  “Produk / Jasa apa yang dibutuhkan masyarakat” combine itu dengan passion/kegemaran kita untuk menjadi peluang bisnis. Misal nih, saya melihat kok anak muda jaman sekarang  nggak begitu suka pakai batik, akhirnya batik jadi  menurun pamornya. Dari situ, saya melihat harus ada redesain dalam produk2 batik yang ada di pasaran.
Saya penggemar sepatu. Kemudian saya melihat prospek usaha sepatu yang cukup besar. Apalagi, pasar sepatu di Indonesia malah dikuasi 50% lebih oleh merek asing. Nah dari situ, saya mencoba mencetuskan bisnis sepatu  dengan desain moderen menggunakan nuansa kain tradisional seperti batik/tenun dan jadilah bisnis Klastik Footwear. Oia, bisnis yang akan membuatmu dengan riang gembira menjalankannya adalah bisnis yang sesuai passionmu. Kalau namanya sudah passion, pasti jungkir balik dikerjain juga.
Pengen mulai bisnis, tapi ga ada modal gimana?
Kalau mau mulai bisnis, jangan khawatir sama modal ya! apalagi yang masih mahasiswa, itu dana2 hibah begitu banyak berkeliaran, ayo dimanfaatkan. Saya sudah membuktikan kalau Klastik Footwear  adalah bisnis jebolan PKM didanai 2012 yang nggak lolos PIMNAS. Tapi saya dan teman2 ingin bisnis tersebut sustain dan bermanfaat bagi sekitar, akhirnya kami terus coba untuk mengembangkan hingga kini. Dan yang terpenting, saya enjoy sekali dengan bisnis sepatu, karena memang suka sepatu.
Contohnya pemodalan yang paling tenar ya PKM (Program Kreativitas Mahasiswa) jangan bilang kamu nggak tau Ada juga PMW, atau lomba2 bisnis dari lembaga pemerintah atau BUMN. Buanyaaak deh pokoknya. Tapi yang jadi sedikit kalau kita ketinggalan informasi. hehehe dengan join grup2 kaya Sang Juara ini pasti kamu nggak akan ketinggalan informasi kok. Sering-sering update saja Kang Ik, kalau rejeki, pasti salah satunya nyantol jadi modal usaha.
Apa pesan tyas supaya bisa berprestasi di akademik dan bisnis?
Untuk bisa berprestasi dan sukses  yang saya yakini  adalah Lakukan semuanya  dengan niat tulus untuk membawa manfaat bagi sekitar dan  orang lain. Jangan pernah menanam mindset  seperti “susah “,  “gimana caranya, saya belum pernah”,  atau “Ga bisa bagi waktu”. Coba hilangkan itu semua, dan mulai  mengerjakan.
Saya ingat Pepatah Roosevelt  yang paling oke,  “It’s better to light a small candle than curse the  darkness”. So, please be that candle! And light the others".  Tapi ingat, setelah kamu mencapainya, tetap satu prinsip yang  dipegang: low profile , karena itu yang bakal membuat rezeki  kita terus mengalir.
0 notes
tyasnastiti14 · 11 years
Audio
Guitar and bass : Okka Eka (@okaGundul) Vocal : Tyas Nastiti Have my first collabs with my big bro. He was my tutor for playing guitar. This one is our fav song since forever, so I hope it would turn on something in your heart. (halaaah)
Untitled by: Maliq n D'essentials
ketika, kurasakan sudah ada ruang di hatiku yang kau sentuh dan ketika, ku sadari sudah tak selalu indah cinta yang ada dihatiku mungkin memang, ku yang harus mengerti bila ku bukan yang ingin kau miliki salahkah ku bila kau lah yang ada di hatiku adakah ku singgah di hatimu, mungkinkah kau rindukan adaku adakah ku sedikit di hatimu bila kah ku mengganggu harimu, mungkin kau tak inginkan adaku akankah ku sedikit di hatimu bila memang, ku yang harus mengerti mengapa cintamu tak dapat ku miliki salahkah ku bila kau lah yang ada di hatiku kau yang ada, di hatiku bila cinta kita tak kan tercipta ku hanya sekedar ingin tuk mengerti adakah diriku, oh singgah di hatimu dan bilakah kau tau, kau yang ada, di hatiku kau yang ada, di hatiku adakah ku, di hatimu
0 notes
tyasnastiti14 · 11 years
Audio
Guitar and voc by @tyasnastiti
Covering my current fav track from Bruno Mars, tittle Talking To The Moon.
0 notes