Tumgik
#mendidikanak
yunitasakinatur · 2 years
Text
Mengoptimalkan otak
Helo, Ahad 2 Oktober kemarin ikut kelas “Mengoptimalkan otak anak” Karena satu dan lain hal, terima kasih kpd org yg menciptakan teknologi screen recorder, meskipun ku ga tahu cara setting begimana suara dr zoom bisa ikut terekam juga (alhamdulillah), setidaknya dari slide yg disampaikan pembicara bisa disalin. Dan ini salinannya! sebelum memulai, ku akan mengingatkan diriku dan dirimu untuk menanam niat
Bismillah, 
Bayi terlahir dg neuron yg kurang lebih sama dg orang dewasa. Jumlahnya 86 miliar. doi.org/10.3389/neuro.09.031.2009 . Selama perkembangannya mengalami synaptic tuning & pruning. Setiap harinya terbentuk jutaan koneksi baru. Jalur yang semakin diulang akan semakin menguat dan besar. Ketika sebagian skill sering dipakai, yang lain jarang dipakai akhirnya ada synapsis yg dipangkas.
Fakta lain, ada pada video What if I only had half brain?
Apakah manusia terlahir sebagai mahluk sosial? Bayi tidak terlahir dg core social knowledge. Social skill nya didapat dr berinteraksi dg caregiver nya. Social skill nya didapat karena allostatis dependency nya. doi.org/10.1038/x41562.018
The role of parenting: brain wiring to be social. Pada dasarnya bayi tidak mengetahui konsep, bentuk, & rasa susu. Yang terjadi dalam tubuhnya adl jika ia kekurangan makan/minum maka gula darahnya turun, kemudian mengeluarkan kortisol. Yg kemudian membuatnya menangis. Ia menangis bukan karena ingin susu, tapi krn interoception di dlm tubuhnya merasa feel bad/pain, kemudian dia menangis. Saat bayi menangis, ini merupakan alarm & penanda untuk orang tua, agar segera memenuhi allostatis balance (kebutuhan fisiologisnya). Saat asi masuk tubuh, blood sugar naik, kemudian feel good disebabkan krn dopamine realized. Nah, perlahan terbentuklah memori ttg ibu (suara, wajah, wanginya dsb) susu, yang menjadi sumber penenang bayi.
The Role of Parenting Bayi yg sering ditinggal oleh caregivernya (allostatis regulator) kadar kortisolnya meningkat. Anak yg dititipkan di daycare / pengasuh yg membuatnya tidak nyaman & terlalu mengontrol -> cortisol nya tinggi. Tapi jika ada caregivernya yg bisa “menggantikan” peran orang tuanya secara memadai, cortisolnya relatif normal. doi.org/10.1016/s0306-4530(99)00009 . 
Membiarkan bayi yg menangis? Seringkali sulit dihindari, membiarkan mereka dg alasan kesibukan orang tua. Menginggalkan bayi menangis terlalu lama berlebihan, tanpa ada allostatis regulator yg menenangkannya akan membuat kortisolnya keluar berlebihan. Ketika kortisol naik hingga berlebihan menyebabkan penyusutan pada; orbitofrontal cortex, medial prefrontal cortex, anterior cingulate cortex, yg mana menjadi pemicu pengendalian rasa takut yg dibuat oleh amygdala.
Memaksa bayi/anak untuk berhenti menangis? Bayi/anak akan belajar menahan emosinya, agression/emotion toward in self cortisol nya tdk tersalurkan, tumbuh menjadi pribadi yg pendendam. Allostatic load nya tinggi, rentan terhadap penyakit (including depression) *iya kamu ga salah baca, termasuk disini ancaman depresi.
Feral cat vs domestic cat. Kucing liar senantiasa waspada terhadap kucing lain, terutama ketika urusannya dg makanan. Karena dia tumbuh di lingkungan yg keras HPA Axis nya overactive. Apakah buruk? Tidak. Without stress response mereka tidak akan bisa bertahan hidup di dunia yg keras & penuh persaingan.
Stress as modern disease. Stress, potrait of a killer https://youtu.be/eYG0ZuTv5rs in the animal world that face immediate threat, stress system important, even necessary for survival. But in social world of human, dimana threat kita (manusia) lebih kepada ‘penolakan’ ‘pengucilan’ ‘tidak disukai’ ‘diomongin di belakang’ ‘tertekan dg atasan’ ‘takut ketemu dg dosen bimbingan’, ancaman-ancaman itu tidak hilang begitu saja. Seperti lepasnya seekor zebra dr terkaman singa. Ia terus berputar dlm benak kita. Iya benar, mbulet, mblunder. Kesimpulannya, stress pada tingkat tertentu bagus untuk tubuh! Tapi jika berlebihan (chronic stress) akan berdampak buruk pada bayi. Setiap orang tua, perlu tahu cara yg tepat untuk meregulasi emosi anaknya sendiri. Tidak ada acuan pasti (standar) dlm mengukur apakah ada/sedang/stress berat/moderat. -- dan perlu diketahui juga untuk kita (sbg org dewasa) untuk menghandle stress diri sendiri agak tidak terjebak dlm  (chronic stress. In Syaa Allah akan saya coba bahas di kesempatan selanjutnya, doain yah.
But in social world of human, dimana threat kita (manusia) lebih kepada ‘penolakan’ ‘pengucilan’ ‘tidak disukai’ ‘diomongin di belakang’ ‘tertekan dg atasan’ ‘takut ketemu dg dosen bimbingan’, ancaman-ancaman itu tidak hilang begitu saja. Seperti lepasnya seekor zebra dr terkaman singa. Ia terus berputar dlm benak kita. Iya benar, mbulet, mblunder.
Creating socipath; orbifrontal cortex, prefrontal cortex, anterior cingulate gyrus, cerebral cortex, hypothalamus, hippocampus, amydgala. OFC atau  orbifrontal cortex berkaitan dg kemampuan membaca emosi orang lain. OFC terbentuk saat post-natal, melalui interaksi touch smile, soothes dan play tidak bisa sendiri. Orang yg mengalami kerusakan pada OFC, punya kecenderungan sociopatic/acquired sociopathy. Bayangkan jika masa anak-anak bagian OFC tidak terbentu secara sempurna krn lebih sering melihat screen daripada wajah orang. Maka semakin kesini semakin banyak anak muda yg cerdas tapi tidak memiliki kepekaan sosial.
Alexythimia. Jika orang tua tidak mengajarkan anak dlm mengidentifikasi perasaan & emosinya, Bagaimana mungkin anak akan mengenali emosinya sendiri? Anak jd merasakan perasaan yg aneh dlm tubuhnya tanpa mendiferensiasi perubahan-perubahan emosi. Kecenderungan alexythimia = difficulty in expressing as well as experiencing feelings. Padahal mengidentifikasi emosi & perasaan sendiri adl kunci untuk bisa meregulasi emosi. Inability to regulate emotion -->> vulnerability to depression. (dari penelitian Timing of early life stress & the development of brain-related capacities in social neuroscience. The murder of James https://youtu.be/TrkQe4tyJnQ
Mengidentifikasi emosi & perasaan sendiri adl kunci untuk bisa meregulasi emosi. Inability to regulate emotion -->> vulnerability to depression.
Shame. Rasa malu berperan penting untuk prefensi/pencegahan perilaku maladaptif. Anak-anak menghasilkan kortisol sebagai respons terhadap wajah orang tua. Menanamkan rasa malu itu penting, bagian dari alhayau minal iman. Karena kalau individu tdk memiliki rasa malu dia akan misbehave tidak sadar akan posisinya di mata orang lain. Tapi perlu juga debriefing agar rasa malu tidak mendominasi perasaan. Jangan sampai overdosis rasa malu. 
Negative experience Kadang ada orang tua yg memperlakukan anak sedemikian rupa, hingga tida terpapar pengalaman negatif, dengan alasan kasih sayang. Padahal kortisol release disebabkan dari pengalaman negatif. Sepatutnya anak berkenalan dg pengalaman negatif secara moderat dan tidak berlebihan. Pengalaman konflik dg teman, pengalaman dimarahi tetangga dst. Anak yg dibesarkan terisolasi di dlm rumah, kepekaan sosialnya cenderung kurang. Tumbuh sbg anak yg tidak paham rambu-rambu sosial. Case anak yg terbiasa dg gadget, orbitofrontal cortex nya tidak berkembang. Semakin sering berinteraksi dg gadget di masa kecil, semakin berkembang skill social & emotional cuesnya. (*tambahan dr aku, mungkin lebih pasnya terpapar gadget kali yah, krn tidak sedikit juga video-video interaktif untuk anak-anak akhir-akhir ini, tetap saja perlu pengawasan dan bimbingan caregiver nya ygy) doi.org/10.1002/hbm.21251
Kisah Ka’ab bin Malik pada Perang Tabuk (ini aku ketinggalan, aku ga nangkep maksudnya pembicara begimana, maafkan ya)
Memukul anak? Meta analisis 2002 Elisabeth T Gershoff Univ Texas Austin, physical punishment memiliki 1 dampak baik + 10 dampak buruk. Dampak baiknya adl langsung manut/nurut. Dampak buruknya; tidak ada internalisasi moral, kecenderungan agresi, anisocial behavior  criminality, disrupt parent-child relationship dll. NOTE menghukum anak tidak dalam kondisi emosi. Kalau kita melakukan dalam keadaan emosi, berarti kita tidak benar-benar melakukannya untuk kebaikan anak, melainkan ego sendiri. Memberikan intervensi pada anak, semata-mata dalam rangka kebaikan anak. Sehingga kadang kita bisa saja memberikan apresiasi ataupun hukuman, tidak bergantung kepada mood kita.
“Kalau takut dibenci murid, jangan jadi guru!” (KH. Imam Zarkasyi). “Kalau takut dibenci anak, jangan jadi bapak!” “Keras dalam mendidik, bukan berarti kekerasan dalam pendidikan!
HOW TO BE A PARENT Lebih baik keras atau lembut? Lembut, memberikan kasih sayang semaksimal mungkin. Tapi perlu berhati-hati kalau terlalu lunak, dimanja. Atas nama kasih sayang, segala fasilitas diberi. PERLU ADA SHAME, ANGER DAN PENANAMAN RASA TAKUT (yg udah di bahas dr poin-poin diatas tadi ya ttg rasa malu, marah dan rasa takut). Tapi yang perlu dicatat, jangan sampai hal-hal itu mnjd mendominasi emosi anak. Jika berlebihan, emosi negatif yg senderung tumbuh. PUN JIKA SETELAH PENGHUKUMAN, KITA PERLU MEMBERIKAN PELUKAN, JELASKAN ATAU BERI PENGERTIAN BAHW HUKUMAN ITU SENDIRI ADL BAGIAN DR KASIH SAYANG. *)Hal ini agar menjadikan kita sbg orang tua yg asertif dan sampai ‘pesannya’ kepada anak.
Terlalu keras kepada anak-->> membuat self-esteem rendah, bisa tumbuh menjadi pribadi yg emosional, pendendam, vulnerable to depression. Terlalu kendor pada anak -->> bisa membuat anak tidak paham norma-norma sosial, sosial cuesm less empathy, kurang adab dan tidak sopan santun.
Alakulihal, DOA : adalah puncak dari segala teori parenting!
--------
Demikian~ terima kasih sudah membaca sampai akhir! 
Bagaimanapun tujuan saja, kalau nulis salinan webinar ya seperti biasanya. Agar bisa saya akses dengan mudah ya wankawan. Semoga bisa bermanfaat buatku dan buat kamu juga^^. Sekalian, kemarin sobi aku ikutan kelas ini, qodarullah lagi di rumah mertuanya dan agak syulit sinyal, jadilah ini sekalian hadiah buatnya, krn dia minta catetanku haha. Kemarin kondisinya lagi hamidun gede, nunggu HPL, skrg udah lahir, cakep bgt dah ponakan ku yg baru lahir ini. Doakan supaya dia bisa menjadi anak yg sholih dan mushlih ya wankawan!
Di Jakarta, 21.09 iya bener dikosan. Alhamdulillah ada tempat neduh! 19 Oktober 2022 cuaca akhir-akhir ini rada-rada bikin sumeng ygy, stay health! sehat jiwa raga ya kamu! 
7 notes · View notes
adreayuga · 1 year
Text
Melatih Kedisiplinan pada si Kecil
1-2 tahun : Ajarkan si kecil untuk meletakan pakaian kotor ketempatnya dan biasakan si kecil untuk merapikan mainannya sendiri setelah selesai bermain.
2-3 tahun : Si keccil sudah bisa diajarkan untuk membereskan bantal dan gulingnya setelah si kecil bangun tidur.
4-5 tahun : Biasakan si kecil untuk melakukan pekerjaan rumah yang lebih rumit seperti menyiram tanaman atau menggantungkan pakaian.
6-10 tahun : Semakin si kecil dewasa, maka ia sudah biasa membantu pekerjaan rumah seperti menyapu lantai atau menyiapkan bekal sendiri.
2 notes · View notes
baliportalnews · 10 months
Text
4 Cara Mendidik Anak Yang Tepat Agar Mandiri
Tumblr media
BALIPORTALNEWS.COM, JAKARTA - Salah satu tujuan utama setiap orang tua dalam mendidik anak–anaknya adalah membantu mereka menjadi mandiri. Namun, hal itu nyatanya tidak selalu mudah untuk dicapai karena anak terkadang kesulitan untuk bertanggung jawab. Bahkan orangtua juga terkadang kesulitan melepaskan kontrol. Bagi beberapa orangtua mungkin merasa terdorong untuk selalu Membantu Si Kecil dalam segala hal, termasuk memakaikan mereka baju hingga mengikatkan tali sepatunya. Sebenarnya hal itu tidak selalu baik untuk perkembangan anak. Lantas, bagaimana cara mendidik anak yang tepat agar mandiri? Simak penjelasan berikut ini ! - Melibatkan Anak Dalam Pekerjaan Rumah Cara pertama mendidik anak yang tepat agar mandiri adalah dengan melibatkan Si Kecil dalam pekerjaan rumah. Tugas–tugas yang bisa dikerjakan anak tidak harus yang berat, namun disesuaikan dengan usianya. Contohnya, mencuci piring atau membersihkan lantai. Selain itu, anak juga sudah bisa diajarkan untuk membantu merapikan meja dan kamarnya sendiri. Dengan melibatkan anak untuk melakukan pekerjaan rumah, maka berarti orang tua telah memberikan rasa tanggung jawab pada anak dan meningkatkan kepercayaan dirinya. Sebab, Si Kecil menyadari bahwa tugas rumah yang dilakukannya akan bermanfaat bagi keluarganya. - Membiarkan Anak Melakukan Kesalahan Sejatinya, memberi kesempatan anak untuk berbuat salah akan mengajarkan mereka bagaimana cara agar berhasil dalam kehidupan di masa mendatang. Saat Si Kecil berbuat salah, maka berikan dukungan dan dorongan pada anak untuk merenung dan mencari solusi mengatasinya. Bunda juga bisa mengajak anak berdiskusi untuk membantu mereka terhindar dari kesalahan di kemudian hari. Karena kesalahan bisa dilihat sebagai kesempatan untuk anak belajar. - Memberi Anak Pilihan Cara lain yang bisa Bunda lakukan demi mengajarkan anak agar mandiri adalah dengan memberi mereka pilihan dan membuatnya mengambil keputusan yang tepat. Daripada menerapkan peraturan atas segala hal atau terus menerus memberikan jawaban ya atau tidak terhadap pemintaan anak, alangkahbaiknya Bunda memberi anak opsi untuk memilih. Sebagai contoh, saat anak pulang sekolah, maka Bunda bisa bertanya padanya “Setelah pulang sekolah apa yang mau kamu lakukan? Tidur siang atau bermain bersama teman – teman?.” Dengan memberikan kesempatan anak untuk memilih dan membuat keputusan sendiri, maka Si Kecil bisa belajar untuk berpikir secara mandiri dan mengalami akibat dari keputusannya sendiri. - Melatih Anak Mengemban Tanggung Jawab Cara mendidik anak yang tepat berikutnya agar mandiri adalah dengan melatihnya bertanggung jawab. Misalnya, Bunda bisa memberikan tanggung jawab kepada anak untuk menjaga kamar tidurnya agar tetap rapi dan bersih. Dengan demikian, anak harus bisa membereskan mainannya sendiri, meletakkan pakaian kotor di keranjang cucian, dan lain sebagainya. Namun, perlu Bunda perhatikan bahwa tidak boleh terlalu menuntut pada anak, seperti contohnya memaksanya untuk melakukan pekerjaan berat saat anak merasa lelah sebelum tidur. Kemudian, saat ingin mengingatkan anak atas tugasnya, maka Bunda bisa memintanya untuk melakukannya sembari menyanyikan lagu bersama agar aktivitas menjadi menyenangkan. (*/bpn) Read the full article
0 notes
syam1974 · 2 years
Photo
Tumblr media
dr.aisyahdahlanofficial Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Semoga Bermanfaat Jangan lupa Tap Love dan Follow @dr.aisyahdahlanofficial Yang sabar ya bun merawat dan mendidik anak, percayalah waktu ini akan cepat berlalu dan mungkin akan menjadi waktu yang kita rindukan Inspired by : @ayyunazzila7 Yuk follow @dr.aisyahdahlanofficial biar ayah dan bunda makin banyak mendapatkan informasi seputar si kecil. . . repost @dr.aisyahdahlanofficial #ilmuparenting #motherandbabyindonesia #komunitasparenting #tipsbayi #bundapintarindonesia #tipsmengasuhanak #tipshaibunda #mendidikanak #anakpinter #tumbuhkembanganak #anaksolehbunda #islamiparentingindonesia #anakaktif #balitacerdas #generasiindonesia #orangtuabelajar #anakayahbunda #tipsbunda #parentinginfo DM For Credit Or Removal https://www.instagram.com/p/ChOxGPkhkMT/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
Photo
Tumblr media
﷽ 📝 DO'A AGAR DIBERIKAN KETURUNAN YANG SHALIH
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ
“Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang shalih” (QS. ash-Shaffat: 100)
https://daaralatsarindonesia.com/doa-agar-diberikan-keturunan-yang-shalih-2/
➡️ FOLLOW US Instagram.com/dai_school t.me/dai_school facebook.com/daischoolbandung -------------- ➡️ INFO PPDB bit.ly/PPDBDAI
#anakshalih #anakshalihah #parentingislami #pondokpesantren #parentingnabawiyah #islamicparenting #bukuanak #islamiparentingindonesia #pendidikananak #doa #anakcerdas #ayahhebat #pesantrensunnah #boardingschool #orangtuahebat #parentinganak #parenting #bukuislami #sekolahsd #anakpintar #parentingislam #PPDB #parentingmuslim #ilmuparenting #sekolahislam #tahfidz #mendidikanak #sekolahsunnah #dakwahsunnah #doaorangtua
0 notes
hanamaulida · 2 years
Text
Punya PR baru setelah "berhasil" bikin anak mudah tersentuh hatinya ketika melihat orang lain yang kesusahan.
Bukan sekedar berujar kasihan, lalu membantu (baik secara materi atau doa).
Tapi juga memberikan pemahaman tentang "ada hak orang lain didalam rezeki yang Allah titipkan pada kita, Nak".
Apakah ini terlalu berat untuk disampaikan pada anak usia 3 tahun? Belum tahu.
Yang jelas, saya akan mencobanya. Mengingat beberapa kali pernah saya mencoba menjelaskan sesuatu yang saya kira tdk akan dia pahami, tapi ternyata dia paham (tdk sekedar ingat).
Semoga Allah mudahkan.
17 notes · View notes
syspro1 · 2 years
Photo
Tumblr media
Parenting . Hmm.. IQ, EQ, AQ, dan SQ penting semua 🤔 . Pict from @talkparenting ⁣#anakcerdas #keluargaku #keluarga #mendidikanak #parentinganak #parentingislami #parentingislam #duniaanak #bahagia #anakku #anaksholeh #sayanganak #anak #iq #eq #aq #sq #quotient https://www.instagram.com/p/CasquCShM4sW9rc1gawcuh_OoWOuuiJHvkNNhE0/?utm_medium=tumblr
4 notes · View notes
edelwis2793 · 2 years
Photo
Tumblr media
Mengisi ember akan berhenti saat ember itu penuh. Tapi saat menyalakan api, maka api itu bisa membesar juga mempengaruhi sekitarnya, Pernah baca di bukunya Jim Trelease yang didalamnya membahas bahwa masa depan anak akan tetap cerah selagi dia mau terus menerus membaca. Semangat saat menempuh pendidikan seharusnya tidak terhenti ketika lulus, bahkan semestinya mengobarkan api semangat untuk terus belajar sesuai dengan minatnya ❤️ #parentinganak #mendidikanak #sekolah #pendidikan #qoutes #parent #parentlife #semangathidup #belajarparenting #parentingislami https://www.instagram.com/p/CZrbaAkh0ix/?utm_medium=tumblr
2 notes · View notes
afidatuldn · 3 years
Text
#childhood : Buku Bacaan
Kita awali dengan kata mutiara ini
“Buku adalah jendela ilmu”
Nyatanya itu benar, bahkan Imam Syafi’i pun mengatakan: “Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya. Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat. Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang, setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja.” (Diwan Asy-Syafi’i) Jadi buku adalah kumpulan ilmu yang ‘diikat’ sehingga kita (generasi berikutnya) mendapatkan banyak ilmu walau pemilik ilmu sudah tiada.
Kedua aku tanya ke kalian Masih ingatkah buku pertama yang kalian baca waktu kecil ?
Aku benar-benar ingat buku bacaan yang dibawa ibuku pulang. Beberapa judul yang aku ingat sekali adalah 1. Adhitya Tidak Mau Potong Rambut : menceritakan tentang seorang anak yang tidak mau potong rambut, dan akhirnya mau potong rambut karena dia terlihat seperti perempuan. Dia ditawari seragam rok oleh pegawai toko hahaha 2. Mawar : cerita tentang proses mawar itu tumbuh dan bermanfaat walau dia berduri.  3. Ibuku Penjahit : menceritakan tentang anak seorang penjahit yang selalu membantu ibunya dan suatu hari dia tidak sengaja merusakan pesanan baju. Namun karena dia mengakui kesalahan dan meminta maaf dia tidak dimarahi oleh pelanggan ibunya.  Ibuku seorang guru TK dan membuka bimbel belajar membaca. Jadi banyak buku anak-anak saat itu. Entah itu disengaja oleh ibuku agar aku rajin membaca atau tidak aku belum mengklarifikasinya, insyaAllah aku coba klarifikasi ke beliau nanti hehe. Selain buku bacaan ibuku juga berlangganan koran Jawa Pos dan majalah Jayabaya.Walau hanya seminggu sekali, setiap hari minggu.  Pada umumnya orang desa tidak melakukan hal itu. Terkadang pun aku dibelikan majalah bekas, walau bekas itu berkesan sekali hingga saat ini. 
Nyatanya itu menjadikanku suka membaca, open minded,  melatihku untuk penasaran. Bersyukur sekali orang tua ku melakukan hal itu saat aku kecil. Jadi stimulus waktu anak-anak sangatlah membentuk karakter dimasa depan. 
Thanks a lot pak buk, sorry for my late appreciate of this kind of love. I don’t realize that.  Surabaya 11 Agustus 2021 Aku yang sedang berjabat tangan dengan inner child ku
3 notes · View notes
umar30 · 4 years
Photo
Tumblr media
[Mendidik] Mendidik anak ada ilmunya. Ada kaidah, aturan dan tuntunannya. Salah dalam tahap ini saat si anak kecil dapat berimbas pada tumbuh kembang kepribadiannya. Di sisi lain ia juga seni dan keahlian. Setiap orang memiliki kekhasan walau memakai metode yang sama. Salah satu kesalahan yang biasa dilakukan orang tua adalah memaksakan kehendak atau pernyataan kepada anaknya tanpa membuka ruang diskusi dan tanya jawab. Dengan dalih kewajiban si anak untuk berbakti kepada mereka. Sebabnya beragam, bisa karena kepribadian si orang tua yang kuat dan sulit diganggu gugat, atau juga karena rasa malas menjawab tanya jawab anaknya. Atau kadang juga penyebabnya ialah kasih sayang berlebih hingga takut si anak akan merasakan sakit atas hal yang diperbuatnya. Akibatnya anak akan merasa bahwa mencoba hal baru, bertanya dan berdiskusi ialah perilaku yang mengganggu dan membuat risih orang tua mereka. Maka ketika nilai ini tertanam di dasar pikiran mereka sejak kecil maka akan menimbulkan pengaruh kurang baik dalam kepribadiannya. Seperti kurangnya kepercayaan diri dalam mengungkapkan isi hati dan pikiran, lemahnya semangat untuk berdiskusi untuk mencari pemahaman utuh dan lain sebagainya. Padahal Allah sudah menciptakan manusia beserta ruhnya untuk mencari pemahaman, yang dengannya ia dapat menyingkap hal yang ia tidak ketahui sebelumnya. Meski terkadang rasa takut, kasih sayang, atau trauma menjadikan orang tua lebih memilih kenyamanan bagi anaknya ketimbang memberi mereka pengalaman dan pemahaman baru. Tapi disitulah seninya. Semoga Allah selalu membimbing kita dengan hidayah dan taufikNya, aamiin. #mendidik #mendidikanak https://www.instagram.com/p/CFnit5EsAus/?igshid=wb3fiquy2zki
18 notes · View notes
alzenakidsmoslem · 3 years
Text
Terlaris, WA 0811–2348–683, Gamis Muslim Anak Alzena Kids Daily Square Pink.
Tumblr media
Assalamualaikum
Gamis cantik ini merupakan gamis harian, yang cocok dipakai untuk pergi ke sekolah TPA pengajian, bermain bersama teman-teman atau aktivitas luar rumah lainnya. bahannya menyerap keringat, karena terbuat dari bahan katun 100% jadi nyaman dipakai seharian. Dengan motif kotak-kotaknya dipadukan dengan hiasan yang ditempel di dada menambah cantik anak-anak bunda.
Langsung di Order ya bun ...
Info dan Order bisa WA / SMS ke 0811-2348-683
Kami menyediakan baju muslim beraneka dengan warna lembut, yang banyak diminati anak-anak. ingin lihat koleksi lainnya .... 
Klik aja https://linktr.ee/alzena.kidsmoslem
3 notes · View notes
frasa-in · 4 years
Text
Tumblr media
[Memahami Cara Ulama Terdidik]
Dear sisters, Mungkin setelah banyak membaca dan mengikuti kajian, kita suka bertanya-tanya. Betapa banyak contoh ulama yang karyanya jauh melampaui kita meski dengan usia yg masih belia. Bagaimanakah cara belajar para ulama terdahulu, bagaimana mereka dididik oleh orang tua dan guru-guru mereka? Hingga bisa melahirkan manusia-manusia terbaik sepanjang masa pada zaman itu.
Supaya kita bisa ikut meneladani agar bisa seperti mereka atau...
Bila kamu adalah seorang ibu maupun calon ibu. Kamu ingin memberikan pola asuh dan pola didik yang terbaik dari mencontoh manusia-manusia terbaik. Manusia yang ilmu dan manfaatnya tetap abadi bahkan hingga melintasi zaman. Sementara, kelas-kelas parenting yang tersaji di depan mata sangat jarang mengangkat sudut pandang ini. Bagaimana mendidik diri dan anak-anak kita menjadi manusia-manusia terbaik sebagaimana ulama terdahulu dididik dan mendidik generasi setelahnya.
COMING SOON!
Kelas Tarbiyatul Aulad: Memahami Cara Ulama Terdahulu Terdidik dan Mendidik
Kitab Pegangan Pembelajaran : Tarbiyatul Aulad Fil Islam karya Dr. Abdullah Nashih Ulwan dan Ayyuhal Walad karya Imam Al Ghazali
Jangan sampai kamu melewatkan kesempatan belajar ini. Kalau terlewat entah kesempatannya akan datang kapan lagi.
Stay tune! Info update kelas frasa di instagram frasa ya..
IG : instagram.com/frasa.in
Komunitas Frasa -Perempuan Ilmu dan Rasa-
6 notes · View notes
andinavika · 5 years
Text
Mendidik Fitrah Keimanan
Oleh Ustadz Harry Santosa
Fitrah adalah Islamic Concept of Human Nature (konsep Islam ttg Asal Mula Kejadian Manusia).
*Sejak lahir manusia telah membawa pokok kebaikan (innate goodness) yang sangat cukup untuk menjalani peran peradaban spesifiknya dalam rangka mencapai maksud penciptaan untuk Beribadah (Hamba Allah) dan untuk menjadi Khalifah Allah di muka bumi.*
Diantara aspek fitrah adalah kecenderungan manusia untuk beriman atau bertuhan, yang disebut fitrah keimanan.
Fitrah keimanan bahkan telah diinstal sejak di alam rahiem (QS 7:172) dalam bentuk persaksian Allah sebagai Robb (kholiqon-pencipta, roziqon-pemberi rezqi, malikan-pemilik/pemelihara dstnya).
Instalasi persaksian ini kemudian muncul dalam kenyataan bahwa tiap bayi lahir menangis. Para ulama mengatakan bahwa bayi menangis karena "seeking Allah" atau mencari Allah, dalam hal ini adalah Robb.
Itulah mengapa menyusui diwajibkan karena sebagai bentuk penguatan dan perawatan syahadah Rubbubiyatullah.
Dalam pemberian ASI, sang bayi merasakan adanya Zat yang memberi rizqi, melindungi, merawat, menyayangi dstnya.
Perihal syahadah Rubbubiyatullah ini juga nampak pada perihidup bangsa bangsa, bahwa tiada satu sukupun di muka bumi yang tidak ada tempat untuk sujud kepada Tuhan.
Atheisme sendiri baru dikenal manusia pada Abad 18an sebagai bentuk penolakan terhadap penindasan Raja Diktator dan Gereja. AlQuran bahkan menyebut bahwa Kafir Quraisy sekalipun mengakui Tauhid Rubbubiyatullah. "Jika ditanyakan kpd mereka siapa yang menciptakan langit dan bumi, maka mereka menjawab Allah".
Karenanya dalam hadits ttg Fitrah, dikatakan bahwa _*"setiap anak lahir dalam keadaan fitrah, orangtuanyalah yang merubahnya menjadi Yahudi, Nasrani atau Majusi"*_ , namun dalam hadits ini tidak dikatakan merubahnya menjadi Muslim.
Mengapa?
Karena setiap bayi sudah lahir dalam keadaan Islam.
🌿 *Lalu bagaimana Mendidik Fitrah Keimanan?*
Mendidik fitrah keimanan, tentu bertahap sesuai tahapan usia.
🌸 *Usia 0-2 tahun.*
Ini tahap penguatan fitrah keimanan dengan memberikan ASI secara eksklusif, menghadirkan hati, perhatian, sentuhan, pandangan dsbnya ketika menyusui. Inilah tahap penguatan awal Tauhid Rubbubiyatullah.
*🌸Usia 3-6 tahun.*
Ini tahap merawat fitrah keimanan dengan membangun imaji imaji keindahan ttg Allah, ttg Rasulullah SAW, ttg Islam dan kebaikan lainnya sehingga melahirkan kesan dan cinta yang mendalam. Cinta sebelum Islam, Iman sebelum Amal.
*Dilarang merusak imaji imaji anak di usia ini ttg indahnya alHaq*. Para ulama meminta untuk menunda menceritakan ttg neraka, perang akhir zaman, Dajjal, qiyamat dstnya, sampai benar benar fitrahnya kuat di usia 7 tahun ke atas.
*Dilarang mendidik adab dengan memaksa, menyakitkan hatinya,* dstnya, agar tidak malah membenci adab.
Namun upayakanlah adab berkesan indah. Jadi tahap ini sepenuhnya full cinta namun tidak memperturutkan yang tidak baik.
Ceritakanlah hal hal indah yang membuat ananda sangat tergugah, berkesan mendalam dan antusias pada kebenaran. Suasanakanlah keshalihan dalam setiap momen dan kesempatan tanpa terasa dan formal.
Ini tahap emas untuk mengenalkan Allah, Rasulullah SAW dan kebaikan kebaikan Islam. Anak sedang pada puncak imaji dan abstraksinya, alam bawah sadarnya masih terbuka lebar, maka mengenalkan apapun ttg kebaikan apalagi dengan cara berkesan akan masuk ke dalam alam bawah sadarnya dan menguatkan fitrahnya. Penting mengkontekskan semua peristiwa baik dengan Allah dalam setiap kesempatan.
*Teladankan kebaikan tanpa pasang target untuk segera diikuti.* Hindari semua bentuk formal dan penerapan disiplin yang membuatnya jadi membenci kebaikan itu sendiri.
*Ingat bahwa sholat baru diperintah saat usia 7 tahun, jadi di bawah 7 tahun sholat diimajikan indah bukan dipaksa tertib gerakan, tertib bacaan, tertib waktu.*
Misalnya penting setiap azan berkumandang, wajah bunda menjadi sumringah dan tersenyum seindah mungkin, bahkan memeluk dan mengucapkan kata kata indah di telinga ananda.
Dahulukan amar ma'ruf daripada nahi munkar. Misalnya jika ananda naik ke atas meja, katakan saja "nak meja untuk makan, kaki untuk ke masjid atau ke taman" daripada panik dan menyebut keburukan.
Diharapkan pada fase ini anak sudah antusias mengenal dan menyebut nama Allah di usia 3 tahun. Nanti di usia 7 tahun, diharapkan ketika kita mengatakan, _"nak, sholat itu diperintah oleh Allah lho..."_ maka ananda menerima perintah Sholat dengan suka cita.
```Usia 0-6 tahun adalah masa emas bagi mendidik fitrah keimanan, dengan menguatkan konsep Allah sbg Robb, melalui imaji imaji indah yang melahirkan kecintaan kpd Allah, Rasulullah SAW, Islam.```
Metodenya adalah keteladanan dan suasana keshalihan yang berkesan mendalam.
*🌸Usia 7-10 tahun.*
Ini adalah tahap menumbuhkan dan menyadarkan Tauhid Mulkiyatullah.
Pada tahap ini ananda sedang sangat kritis (fitrah belajar dan bernalar pada puncaknya), mereka juga mulai bergeser dari ego sentris ke sosio sentris, mereka mulai memahami adanya keteraturan di alam dan di kehidupan.
Inilah tahap yang tepat untuk menumbuhkan dan menyadarkan bahwa Allah-lah Sang Maha Pengatur, Sang Maha Pembuat Hukum, Zat Yang harus ditaaati.
Fitrah keimanannya ditumbuhkan dengan membaca alam dan mentadaburi keteraturan ciptaan Allah di alam semesta.
Fitrah keimanan tumbuh baik dengan menginteraksikannya pada kenyataan adanya keteraturan yang indah dan sempurna alam semesta. Keimanannnya mulai berbunga menjadi keinginan kuat memahami keteraturan itu dan mencintai Sang Maha Pengaturnya. Keimanan tidak bisa lagi lewat kisah kisah menjelang tidur, namun harus dialami langsung dengan interaksi di alam.
*🌸Usia 11-14 tahun.*
Ini tahap mendidik fitrah keimanan untuk Tauhid Uluhiyatullah. Metodenya adalah mengokohkan fitrah keimanan melalui ujian ujian kehidupan sehingga mennjadi kebutuhan. Iman itu perlu diuji bukan lagi dikisahkan atau diinteraksikan, tetapi melalui beban beban kehidupan dalam batas kesanggupannya. Ingat bahwa fitrah keimanan bukan bicara seberapa banyak ilmu agama yang direkam di benak, namun bicara seberapa banyak anak mengokohkan keimananannya melalui cinta yang mendalam pada alHaq.
Pada tahap ini, memberikan anak kesempatan untuk merantau yang tidak terlalu jauh, berbisnis kecil kecilan, memberi investasi, memagangkan pada maestro, melibatkan pada aktifitas dakwah dll. Maka kita akan lihat, bagaimana fitrah keimanannya diuji dalam kehidupan.
Rasulullah SAW memulai magang berdagang bersama pamannya dan merantau ke Syams sejak usia 11-12 tahun. Maka kita lihat Rasulullah SAW piawai di dakwah dan piawai di pasar.
Dalam ujian ujian kehidupan itu mereka akan menyadari butuhnya sholat malam, butuhnya panduan alQuran dan alHadits, butuhnya memperbaiki misi hidup sesuai yang Allah kehendaki dstnya.
*🌸> 15 tahun.*
Peran Peradaban atas Tumbuhnya Fitrah Keimanan
Fitrah Keimanan yang tumbuh paripurna akan berujung kepada peran peradaban berupa ghairah dan antusias Menyeru Kepada Tauhidullah. Inilah adab tertinggi kepada Allah sebagaimana yang ditugaskan kepada para Nabiyullah Alaihimusalaam sepanjang sejarah.
*Salam Pendidikan Peradaban*
#fitrahbasededucation
#pendidikanberbasisfitrah dan akhlak
275 notes · View notes
miadiandra · 4 years
Text
500_
Parenting
________________
Allah berkehendak bagi kita untuk menemukan peran hidupnya untuk mencapai maksud serta tujuan penciptaan sejati yang Dia ciptakan bagi kita dan anak kita lalu mempersembahkannya kembali kepada-Nya dengan memberikan sebesar-besar manfaat dan rahmat bagi semesta.
Menjalin peran atau misi dapat dimulai dengan menggali dan menemukanya pada karunia Allah berupa Fitrah-Nya kemudian dipadu oleh sistem hidup agar manusia tidak menyimpan selama menjalani kehidupannya pada ruang dan waktu yang telah ditentukan-Nya, yaitu bumi dan kehidupan diatasnya.
Misi penciptaan manusia sesungguhnya telah terinstall dalam fitrah kita sebagai manusia, telah diletakkanNya pada fitrah alam dibelahan bumi dimana kita dan anak kita ditakdirkan lahir, telah disiapkanNya dalam fitrah waktu kehidupan pada masyarakat dan zaman tertentu disuatu rentang kehidupan dan usia kita dan anak kita dihadirkan, dan dipanduNya dalam hukum di dalam kitabullah.
Maka didiklah diri kita dan diri anak-anak kita sesuai fitrah penciptaanNya. Itu semua,tidak lain adalah agar kita dan anak anak kita hidup dalam makna sejati yang kekal selamanya.
Kegalauan, keobsesian, kepesimisan, kelebayan, kepanikan, kegilaan dalam mendidik generasi adalah karena terputusnya tujuan mendidik dengan misi kehidupan dan tujuan keberadaan serta diadakan dirinya di muka bumi. Mereka sesungguhnya tidak menyakini eksistensi fitrah penciptaan.
Sumber ; buku FBE_harrysantosa
1 note · View note
enhuza · 5 years
Text
Tentang Mengapresiasi
Kurang lebih sudah 4 tahun aku memperhatikan perilaku anak-anak di kelas, yang setiap hari memulai pembelajaran dengan tilawah bersama.
Suatu hari ku amati saat mereka tilawah, biasalah ya namanya semangat pasti naik turun. Dari hari ke harinya, kadang mereka semangat tilawah kadang loyo sampai tidak mengeluarkan suara.
Iseng-iseng ku bereksperimen (ciailaaah..). Suatu hari saat mereka sedang tidak semangat tilawah ditunjukkan dengan suara yang lemas, ekpresi yang ngantuk, dan segala drama anak SD di pagi hari. Haha. Ku ingatkan mereka dengan instruksi semacam “ayoo, semangat yaa tilawahnya.., keluarkan suaranyaa.” dan kalimat-kalimat instruksi lainnya.
Coba tebak apa kemudian yang terjadi setelah itu? Ternyata kalimat-kalimat itu tidak mempan untuk mereka. Haha. Mereka tetap tidak menunjukkan semangatnya, ada sih yang menjadi lebih semangat tapi sebagian besarnya masih butuh effort lebih untuk menyemangati.
Saat berikutnya, ku coba dengan strategi yang lain dengan cara memberi pujian dan apresiasi. Misal saat mereka tilawah dan suaranya lemas, tapi ada satu orang diantara mereka yang semangat nan lantang ku beri pujian bacaan anak tersebut, lalu kuberi pujian juga anak-anak lain yang juga semakin lantang suaranya. Terus seperti itu sampai ajaibnya setiap diberi apresiasi semangat mereka terlihat jauh lebih baik. Suaranya tidak lagi melemas, ekspresinya tak lagi mengantuk, dan segala perkembangan mereka yang semakin baik. Tidak seperti saat ku berikan intruksi di hari-hari sebelumnya.
Waw.
Sebegitu berpengaruhnya memang mengapresiasi itu, maasya Allah.
***
Qaddarallah, bersamaan dengan sedang ku baca bukunya mbak Okina Fitriana yang jadi buruan emak-emak itu, Enlightening Parenting judulnya. Katanya, seringkali orang tua abai memuji hal-hal kecil yang sehari-hari dilakukan anak, menganggap hal itu “sudah seharusnya”, meski kecil meski sangat sederhana, meski itu hanya sekedar senyuman saat kita berbicara dengannya, membaca doa setelah makan, atau sekedar menutup keran air. Padahal bermula dari hal-hal kecil yang sudah baik inilah muncul dorongan untuk melakukan hal-hal baik lainnya yang sama atau lebih besar, jika dihargai.
Tapi kita juga perlu hati-hati saat memuji/mengapresiasi. Sebab kata Rasulullah, orang yang memuji secara berlebihan seperti memotong leher saudaranya sendiri.
Disinilah pentingnya belajar cara memuji yang baik yang insya allah bukan malah membuat anak menjadi besar kepala.
Kalo menurut mbak Oki, memuji/mengapresiasi itu tetap ada batasannya. Salah empat diantaranya yaitu :
Memuji perilaku, usaha dan sikap. Bukan orangnya. Hal ini dapat membuat anak merasa yakin bahwa ia mempunya kendali atas perilakunya. Perilaku adalah hasil usaha, bukan sesuatu yang melekat, bersifat genetik, dan tidak bisa diubah.
Menyatakan konsekwensi positif dari perilaku, usaha dan sikap anak. Hal ini akan mengajarkan kepadanya untuk memahami sebab akibat dari sebuah perbuatan, pilihlah konsekuensi yang kasat mata dan bukan berupa janji.
Pujian yang dinyatakan dengan kalimat sederhana memberikan pesan yang jelas, perilaku apa yang diharapkan dan tidak berlebihan.
Menanamkan keimanan menumbuhkan keyakinan bahwa perbuatan baiknya bukan sekedar untuk menyenangkan orang lain, termasuk orang tuanya sendiri, tetapi sebagai manifestasi tujuan penciptaan manusia.
Poin ke empat yang paling jleb sih menurutku. Bagaimana pentingnya mengenalkan anak sejak dini akan tugas yang sesungguhnya saat ia mulai dilahirkan di dunia, memasuki masa aqil baligh yang secara otomatis tentu akan menjalankan tugas-tugasnya sebagai manusia sejati. Sebagai mana tujuan hakikat penciptaan manusia sesungguhnya.
Mungkin, mungkin tidak akan ada lagi anak yang baru sadar peran dan tugasnya sebagai manusia sesungguhnya di usia 17 tahun atau bahkan 20tahun lebih, sedangkan ia sudah baligh di usia 9-15 tahun. Betapa terlambatnya. :(
***
Sanggahan : Cara sepertu ini bisa jadi tidak berlaku di semua anak ya, karena parenting itu unik. Beberapa teori tidak bisa diterapkan pada semua, tapi kor pendidikan islam tetap akan berlaku bagi semua. Bisa jadi putra putri mu lebih cocok dengan intruksi, atau cara yang lainnya. Tapi tulisan ini hanya memberikan gambaran kasus tentang seni mengapresiasi yang akan mentransfer afirmasi positif pada diri anak. Sekian.
 Bandung, 16/11/19
Enhuza~
2 notes · View notes
Photo
Tumblr media
﷽ 📝 PENDIDIKAN BERAWAL DARI RUMAH
Berkata al-Allamah Ibnu Baadis rahimahullah,
‏” البيت هو المدرسة الأولى والمصنع الأصلي لتكوين الرجال ، وتديّن الأم هو أساس حفظ الدّين والخلق “‏
“Rumah adalah sekolah pertama dan Wadah inti dalam membentuk generasi muda, sedangkan kesalehan Ibu merupakan dasar yang paling pokok dalam penjagaan agama dan akhlak.”
(al-Atsar 4/201)
https://daaralatsarindonesia.com/sesungguhnya-pendidikan-itu-berawal-dari-rumah/
➡️ FOLLOW US Instagram.com/dai_school t.me/dai_school facebook.com/daischoolbandung -------------- ➡️ INFO PPDB bit.ly/PPDBDAI
#anakshalih #anakshalihah #parentingislami #pondokpesantren #parentingnabawiyah #islamicparenting #bukuanak #islamiparentingindonesia #pendidikananak #doa #anakcerdas #ayahhebat #pesantrensunnah #boardingschool #orangtuahebat #parentinganak #parenting #bukuislami #sekolahsd #anakpintar #parentingislam #PPDB #parentingmuslim #ilmuparenting #sekolahislam #tahfidz #mendidikanak #sekolahsunnah #dakwahsunnah #doaorangtua
0 notes