Tumgik
rhmasp · 1 year
Photo
Tumblr media
Terkadang masalah yang bertubi-tubi membuat kita ingin menyerah . . . . ___________ 🌸Save dan share sertakan kredit ⚠️No crope/edit 🍓@dysna_art #muslimahproduktif#muslimquotes#islamicquotes#hijrahquotes#motivasi#reminders#istiqomahhijrah#pengingatdiri#dakwahtauhid#digitalillustration#procreate#procreateart #artbydysna Lama : #muslimahproduktif#muslimquotes#islamicquotes#hijrahquotes#motivasi#reminders#istiqomahhijrah#manhajsalafy#kajiansunnah#sunnahreminders#pengingatdiri#manhajsalafushalih#dakwahtauhid#digitalillustration#procreate#procreateart #artbydysna https://www.instagram.com/p/CoheRZeSGX2/?igshid=NGJjMDIxMWI=
8 notes · View notes
rhmasp · 1 year
Text
Aku ingin menulis lagi
Menyuarakan suara yang tak bisa bersuara. Bercerita kepada manusia tak selalu melegakan. Katanya “jangan disimpan sendiri, berceritalah untuk meringankan”. Nyatanya sering kali menjadi semakin berat dan menyesakkan dada.
Aku ingin menulis lagi. Menjadikan cerita menjadi bait puisi atau prosa. Meski tidak bersuara, ia melatihku untuk jujur tentang rasa.
Menulis melatih imaji. Mempertajam kepekaan atas rasa yang ada pada diri sendiri. Menyelami relung diri sendiri.
Aku ingin menulis lagi.
0 notes
rhmasp · 3 years
Text
Terkadang kita sama sekali tidak butuh permintaan maaf seseorang, akan tetapi hanya mengharap ia mau berubah ke arah lebih baik setelah salahnya.
2 notes · View notes
rhmasp · 3 years
Text
Memang seharusnya manusia tidak bergantung kepada sesama manusia. Karena keduanya sama-sama diciptakan lemah.
Dan tempat bergantung yang paling benar adalah Rabb, Pencipta seluruh makhluk. Sang Maha Kuat sekaligus Maha Kasih.
~Allah bersamamu. Selalu~
1 note · View note
rhmasp · 3 years
Text
Tidak pernah mudah
Seorang gadis akhirnya mengakhiri masa lajangnya. Menjemput pinangan seorang lelaki. Memilih jalan hidup dengan gelar baru sebagai "istri".
Ketika seorang gadis menjatuhkan pilihannya. Jangan dikira itu hal yang mudah.
Tanpa kamu ketahui, mungkin buliran air matanya telah tumpah di tengah malam gulita. Memikirkan apakah betul lelaki itulah pilihan Sang Rabb yang telah dituliskan bahkan sebelum ia terlahir ke dunia.
Memikirkan pengabdian panjang yang pasti akan dihiasi tawa dan air mata.
Merenungkan nasib kedua orang tuanya yang sebentar lagi ia tinggalkan.
Mungkin juga hal-hal rumit -khas perempuan- yang tidak akan pernah kamu mengerti. Tapi ia merasakannya.
Pada akhirnya, ia sampai pada sebuah keputusan besar. Keputusan yang akan mengubah 180° kehidupannya.
Mengubah sumber ridho dan surga-Nya.
Mengubah 'kepada siapa ia harus lebih berbakti'.
Ia telah mengorbankan kebebasannya. Mengorbankan belaian orang tua yang sangat ia sayangi.
Jangan dikira itu mudah. Kamu mungkin tidak tau seberapa beratnya hal itu.
Ia menanam harap. Kepadamu. Iya, kamulah lelaki itu.
Tentang hari-hari yang indah tanpa air mata sia-sia.
Tentang dekapan lembut pengganti orang tua.
Kamu mungkin tidak tau, dahulu, kala ia masih remaja. Setiap badai kuat yang menghantam hatinya. Saat hidup menamparnya begitu keras. Satu-satunya rumah yang ia dapat singgahi adalah Sang Rabb dan orang tuanya.
Meski tidak semuanya, beberapa hal ia pilih untuk disimpan sendiri. Sampai disini, kuharap kamu tau bahwa perempuanmu cukup kuat.
Orang tua tidak mengata-ngatainya cengeng ketika air mata berharganya jatuh.
Dan kini, ia menjadi milikmu. Seutuhnya.
Kamu tau, ia bermimpi hatimu bisa menjadi rumahnya. Rumah barunya. Meski dengan bentuk dan tatanan yang berbeda.
Ia ingin sekali hanya pulang ke hatimu sebagai rumah saat hidup menamparnya begitu keras. Saat hujan dan badai di luar sana.
Karena....yaaa...saat ini,
orang tua sudah tidak bisa menjadi sepenuhnya rumah. Bahkan beberapa hal hanya bisa kalian simpan berdua.
Tidak ada orang lain, tidak satupun.
Tugasmu, lapangkan hatimu. Karena hatimu kini tidak lagi kamu huni sendiri. Ada dia, yang tidak sekuat dirimu ingin ikut tinggal disana. Bolehkah?
Aku harap kalian selalu baik-baik saja.
Setidaknya jika tidak selalu baik, selalu ada permaafan dan kelapangan saat terjadi perselisihan. Aku tau, bahtera baru tidak pernah mudah.
Untuk kalian, semoga selalu semangat berbenah.
~Allah bersama kalian. Selalu~
17 notes · View notes
rhmasp · 3 years
Text
Untukmu, bersyukurlah.
Untukmu yang memiliki masa kecil yang indah dan wah.
Untukmu yang setiap keinginannya selalu dijawab dengan "Ya" oleh orang tuamu.
Untukmu yang tidak perlu merengek kala meminta sesuatu, sebab orang tuamu punya segalanya.
Mungkin sesekali orang tuamu memintamu menabung untuk mewujudkan keinginanmu. Tapi itu hanya bentuk latihan agar kamu terbiasa "berusaha" bukan karena orang tuamu kekurangan secara materi.
Bersyukurlah.
Kukatakan sekali lagi, bersyukurlah.
Karena diluar dirimu, banyak anak-anak yang tidak seberuntung kamu.
Banyak anak-anak yang tidak tau bagaimana rasanya makan enak, sekolah tidak memusingkan biaya, baju-baju bagus kekinian, rumah bagus tanpa perlu takut genteng bocor dan ambruk sewaktu-waktu.
Allah melebihkanmu dalam hal ini. Bersyukurlah.
Jangan sampai nikmat ini disia-siakan dan menjadi jalan kesombongan.
0 notes
rhmasp · 3 years
Text
Teringat nasihat seorang ustad yang semoga Allah merahmati beliau. Beliau pernah berkata dalam salah satu ceramah.
"Perempuan itu panjang perasaan dan pendek akal. Sedangkan laki-laki panjang akal dan pendek perasaan."
Sungguh tidak ada yang salah dari kodrat tersebut dan segala puji bagi Allah yang telah menciptakannya. Namun pada saat sudah menikah, dimana dua makhluk yang berbeda secara kodrat ini disatukan dalam ikatan suci dan perjanjian agung, kesemua kodrat itu haruslah diadaptasikan pada masing-masing pribadi.
Perempuan tidak boleh lagi terlalu panjang perasaan sehingga tidak mengedepankan akal. Di sisi lain, laki-laki diminta mempertimbangkan perasaan selain akal.
Diantara hikmahnya adalah agar rumah tangga berjalan dengan percekcokan kecil yang dapat diminimalisir.
🌻BarakaAllaahu fiikum🌻
0 notes
rhmasp · 3 years
Text
Allah tidak menghakimimu
Pernah suatu hari hatiku rasanya dihantam badai berkali-kali. Disertai hujan yang sedemikian derasnya. Petir menyambar disertai kilat yang menyayat. Mendung begitu pekat diatas kepalaku.
Aku dihujani air dari langit-Mu. Awalnya hanya gemercik. Namun semakin lama rasanya seperti jarum yang ditusuk ke seluruh tubuhku. Sakit, ku akui itu teramat sakit.
Satu hal yang kupikirkan saat itu. Aku ingin segera pulang ke rumah. Menghampar sajadah. Menyambut peluk-Mu yang sedemikian kurindu.
Rabb ku, terimalah aku. Banyak kepiluan yang tak mungkin aku adukan kepada siapapun kecuali Engkau.
Rabb ku, terimalah aku. Satu-satunya dzat yang dapat kupercayai saat tiada satupun makhluk yang bisa kupercayai.
Rabb ku, betapa Engkau selalu mengiring damai setelah semua ku keluhkan pada-Mu.
Betapa Engkau tidak menghakimiku sedikit pun. Sekeliru apapun aku. Sebertumpuk apapun dosaku.
Ya Rabb ku, betapa aku merindu pertemuan kita.
Izinkanlah aku menjadi salah satu hamba yang kelak dapat melihat wajahmu.
0 notes
rhmasp · 3 years
Text
Adukan saja semuanya pada sang Maha Kasih. Satu-satunya dzat yang membuat tenang saat rasanya kamu sudah putus harapan.
0 notes
rhmasp · 3 years
Text
Laki-laki itu harus lebih baik dalam beragama, karena hakikatnya perempuan ini menyesuaikan.
- Ustadz Syafiq Riza Basalamah hafidzahullaah
87 notes · View notes
rhmasp · 3 years
Text
Setinggi apapun ilmunya seorang perempuan, tetap saja maunya dibimbing bukan membimbing.
Untuk ikhwan, selain kerja keras teruslah menuntut ilmu agama. Sebab wanita tak selalu luluh karena uang.
— Tulisan seseorang yang semoga Allah senantiasa menjaganya
78 notes · View notes
rhmasp · 3 years
Text
Setiap wanita punya air matanya sendiri. Setiap wanita punya ujiannya sendiri. Namun, setiap wanita punya jalan surganya sendiri.
BarakaAllaahu fiikum
21 notes · View notes
rhmasp · 3 years
Text
Dear Shalihah ,,,
Dunia ini terlalu keras jika kita hanya mengandalkan kecantikan saja tanpa berbekal ilmu agama. Memang sudah menjadi tabiat kita wanita menyukai keindahan dan kecantikan, akan tetapi di dunia selain berwajah menawan kita juga dituntut untuk menjadi wanita shalihah.
Ketika hanya kecantikan saja yg kita utamakan, kita hanya akan disibukkan dengan pilihan baju, pilhan lipstik, pilihan sepatu, tanpa memikirkan apakah ibadah kita benar² diterima oleh Allaah, mempercantik diri di hadapan Allaah lebih utama ketimbang mempercantik diri di hadapan manusia.
Dari sekarang kita tidak hanya bermuka cantik tapi juga berpikiran cantik. Memikirkan bagaimana kita bisa istiqomah, bagaimana bisa sholat tepat waktu, bagaimana menjadi wanita dan istri sholehah, dan juga bagaimana Allaah ridho. Sangat merugi jika kita setiap harinya hanya memikirkan dunia, sedangkan akhirat hanya kita pikirkan saat waktu sholat saja.
Dear Shalihah,,,
Sering² bermuhasabah diri, sudah berapa banyak waktu yg kita habiskan untuk dunia, dan sudah seberapa banyak kita menyirami diri dengan berbekal ilmu agama. Jangan sampai kita bergelar sarjana, akan tetapi mengajarkan Tauhid kepada anak² kita saja masih kebingungan. Mulai lah berpikiran cantik, dengan berpikir bagaimana kita bisa mencetak anak² yang shalih dan shalihah demi mengharap Ridho dan Pahala Allaah.
BarakaAllaahu fiikum
83 notes · View notes
rhmasp · 3 years
Text
Padahal dari semua yang mengingini, cuma kamu yang kuperkenankan membersamai.
Padahal dari semua yang mengetuk, cuma kamu yang aku izinkan masuk.
2K notes · View notes
rhmasp · 3 years
Text
Mas, tak peduli di hadapan banyak tatapan mata tampak begitu kuat dan tak menunjukkan kelemahannya, perempuanmu ini tetaplah perempuan.
Memilih sepi sebagai waktu terbaik untuk menitihkan air mata.
Mempercayakan kerapuhannya pada pundakmu, pundak yang ia pilih menjadi sandaran terbaik.
Percayalah, ia tak sedang main-main kala menjatuhkan pilihan padamu.
Maka untukmu, jagalah kepercayaan itu.
Mas,
Mas, kalau nanti perempuanmu ini meminta pendapatmu tentang pilihan-pilihannya, tapi pendapatmu tidak menjadi keputusannya, ketahuilah, pada dasarnya sejak awal ia sudah menetapkan pilihannya, dan bertanya padamu adalah caranya meminta validasi dan dukunganmu untuk segala pilihannya.
Mas, kalau nanti kaudapati perempuanmu ini menangis, peluk saja. Kau tentu saja boleh bertanya, Mas. Tapi tolong tahan pertanyaanmu sampai ia lebih tenang. Saat menangis, perempuanmu ini hanya butuh ditemani.
Mas, kalau nanti perempuanmu ini cerewet sekali, bercerita tentang banyak hal yang ia alami atau sekadar imajinasinya, dengarkan saja, masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri pun tak apa, Mas. Ia hanya perlu mengeluarkan tiga ribu kata per hari demi menjaga kewarasan dirinya.
Mas, kalau nanti kautemukan tulisan-tulisan milik perempuanmu ini, perihal patah dan sedih, tidak perlu risau. Belum tentu ia menulis tentangmu. Ia hanya pandai memosisikan diri menjadi orang lain. Tapi kau juga harus tahu, Mas, kau adalah subjek terbanyak untuk tulisannya. Kau subjek favoritnya.
Mas, kalau nanti perempuanmu ini terlihat kekanak-kanakkan, sungguh hanya padamu ia begitu. Ia perempuan mandiri dan tangguh tapi di hadapanmu hampir semua pertahanannya dilepaskan. Ia percaya padamu seperti ia percaya ayahnya.
1K notes · View notes
rhmasp · 3 years
Text
Pikiran tidak akan Mungkin Lupa Apa yang Hati Ingat.
Hidup itu, “Never ending learning.”
“Bila kamu tidak tahan lelahnya belajar, maka kamu harus tahan menanggung perihnya kebodohan.” - Imam Syafi'i rahimahullah.
Beberapa waktu lalu tertarik mengikuti Kulwap dengan mengusung topik: “Mendidik Anak Gerbang Awal Mendidik Diri Sendiri.”
Sebelum pemaparan materi oleh narsum Umm Khaulah M حَفِظَهُ اللهُ, moderator sudah terlebih dahulu membagikan materi berupa file pdf kepada para peserta.
Betapa banyak anak yang dikelilingi oleh fasilitas yang serba ada namun sejatinya jiwanya kosong, rapuh, hampa dari sentuhan kasih sayang.
Berapa kali kita khilaf mungkin sampai membentak, marah dengan mereka, karena kita sebagai orang dewasa menuntut anak-anak untuk mengerti diri kita.
Wahai orang tua, jika Anda tahu bagaimana hancurnya hati anak-anak kita ketika mereka mendengar bentakan dari mulut kita? Mungkin sepele, mereka hanya bertanya “Ini apa Ummi?”, “Itu apa Bunda?”, “Kenapa bisa gitu?”, namun seketika hati mereka hancur berkeping-keping ketika Anda memilih untuk membentak atau tak menghiraukannya.
Bagai paku yang telah dipukul palu. Mungkin kita bisa meminta maaf pada anak setiap malam sebelum tidur, dan melihat mereka kembali ceria seperti biasa. Namun, paku yang berhasil kita cabut tadi tentunya masih meninggalkan bekas. Begitulah dengan hati anak-anak kita.
Menanggapi materi di atas,
Q: Mengenai luka batin, seperti: akibat dibentak, dimarahi, dikritik, disalahkan, tersakiti oleh kata-kata, diremehkan, diabaikan, sehingga emosi tersebut terendap tidak tersalurkan dengan baik dan terekam di bawah alam sadarnya. Seberapa pengaruh hal ini? Padahal mereka masih anak-anak dan kadang belum paham terhadap apa yang dia rasakan.
A: Pengaruhnya sebenarnya cukup besar ya, dari rusaknya sel-sel otak anak yang mungkin tadinya mau bersambungan di dalam otaknya, putus rusak karena 1 bentakan. Dan di sini brain stem (batang otak) mereka jadi aktif. Ketika bagian dari otak ini dipicu, perilaku reaktif terjadi. Anak belum paham dengan apa yang dia rasakan semisal dia lagi kesal, sedih, takut dll itu perlu adanya penerimaan perasaan mereka dari kita orang tuanya. Kita labelling ke mereka di saat mereka sedih/menangis/senang. Contohnya misal: “Maaf ya, Ummi belum izinkan. Ummi tahu kamu sedih, tapi maaf ya tetap belum diizinkan.” Udah stop sampe situ, gapapa mereka nangis, kita terima aja perasaannya, nanti seiring waktu dia akan paham “Oh ini namanya sedih, gak enak ya, tapi Ummi sudah minta maaf kok sama aku, artinya Ummi bisa terima aku apa adanya.” (Ini bahasa dewasanya kitalah). Oiya jangan bilang anak-anak itu belum paham ya. Mereka paham tapi sudut pandang cara memahaminya tidak sekompleks kita orang dewasa. Anak-anak adalah manusia yang paling peka.
Q: Apakah anak yang sering dibentak dampaknya akan terbawa hingga dewasa?
A: Seumur hidup. Dan kalau tidak diputus mata rantai kekerasan verbal/fisik, dia akan meneruskannya kembali ke anak cucunya. Na’udzu billah min dzalik.
Meski secara pribadi belum menjadi orang tua, hal di atas tentu pernah dialami oleh setiap anak. Hal yang nantinya menjadi kesadaran bagi diri sendiri dalam mendidik anak yaitu mendidik tanpa meninggalkan kenangan yang buruk. Karena pikiran tidak akan mungkin lupa apa yang hati ingat. Hati-hati.
Dalam praktiknya mungkin tidak semudah itu, karenanya dibutuhkan ilmu yang mumpuni, kesabaran, keikhlasan, iringan doa yang kuat serta kesalehan kedua orang tuanya.
Selamat berproses :)
345 notes · View notes
rhmasp · 4 years
Text
Semesta tau saatnya..
Beberapa hal dalam hidup terlihat teramat menyebalkan dari luarnya. Betah sekali membuat kita merasa menjadi manusia paling tersiksa, paling menderita, paling sengsara.
Beberapa kisah manusia diluar sana terlihat amat sempurna di mata kita. Hidup tanpa beban, tidak pernah tersandung ujian, bahagia selalu menyelimutinya.
Katanya Allah Maha Adil, tapi kenapa rasanya aku ingin bahagia saja mustahil?
Mari kita upamakan.
Dear, bersabarlah dengan kesabaran yang baik. Mungkin saja Allah sedang mempersiapkan sesuatu yang teramat indah untukmu.
Ada dua orang nelayan yang sedang berlayar mencari tangkapan hasil laut.
Nelayan pertama bertujuan mencari ikan, selang tak sampai senja menyapanya ia telah mendapatkan hasil tangkapan ikan berkilo-kilo. Hal tersebut berlangsung hampir setiap hari. Nelayan pertama rutin menjual ikan hasil tangkapannya ke pasar untuk dibeli oleh tengkulak-tengkulak dengan harga terjangkau.
Sementara nelayan kedua, ia berniat mencari kerang mutiara di lautan lepas. Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun tak kunjung ia mendapati apa yang ia cari. Hampir habis kesabarannya menanti dengan tangan kosong, menatap matahari berganti rembulan tanpa terlihat takdir baik tengah berjalan hendak menyapanya.
Seiring berjalan waktu, nelayan pertama telah berhasil mengumpulkan uang hasil penjualan ikan nya dalam jumlah banyak. Cukup untuk membeli sebuah perahu dan membayar seorang pegawai untuk mengumpulkan pundi-pundi rupiah.
Nelayan kedua pun tidak menyerah untuk berusaha. Ia selami lautan dan menyisirnya dengan keyakinan bahwa ia pasti bisa mendapatkan mutiara itu.
Hingga pada suatu petang, ketika matanya telah memerah sebab terlalu lama menyelam, ia dapati sebuah cangkang kerang mutiara yang ia cari-cari selama ini. Tak tanggung-tanggung, bukan hanya satu melainkan lima kerang sekaligus. Ia bergegas membawanya ke daratan dan membawanya ke pengepul mutiara.
Padahal ia hanya berharap mutiara itu dihargai setara dengan kebutuhan keluarganya. Namun ia mendapat harga berkali-kali lipat. Tak pernah terbayangkan ia akan memiliki uang sebanyak itu
Inilah buah dari kesabaran dan prasangka baik kepada pencipta.
Ketika Allah mengatakan
"Ini ketetapan terindah untukmu"
Siapalah yang dapat mengelaknya?
Tumblr media
2 notes · View notes