Tumgik
#sospol
sofiaflorina2021 · 1 year
Photo
Tumblr media
Old concrete signboard of Faculty of Social and Political Sciences of Sam Ratulangi University, Bahu Sub-district, Malalayang District, Manado, North Sulawesi, Indonesia. This photo was taken on Friday, 11 November, 2022 at 14:06 with Samsung Galaxy A10s. https://www.instagram.com/p/CnMyd6VyoVm/
0 notes
bantennewscoid-blog · 6 months
Text
Nurrotul Uyun Berbagi Ilmu ke Mahasiswa Sospol Untirta
CILEGON – Wakil Ketua II DPRD Cilegon, Nurrotul Uyun mengupas perihal kriteria gaya kepemimpinan aktor politik saat dirinya menjadi narasumber dalam seminar nasional yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Sospol) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta). “Bagaimana kepemimpinan seorang aktor politik itu memiliki berbagai kriteria.…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
geishastatistika · 6 months
Text
Tumblr media
Konsultan Analis Data Penelitian Skripsitesis Disertasi, Ekonomi Bisnis Pendidikan SosPol Matematika WA 8976567867 Eviews Python RStudio PLS Amos
1 note · View note
baladalayanganputus · 9 months
Text
Art-Suka
RIP Mas Nirwan
Sebuah pesan personal di akun Twitterku. Dua belas tahun lalu. “Mampir-mampirlah lagi ke Proklamasi,” sebuah ajakan dari Mas Nirwan, salah satu penggiat di Freedom Institute. Maka aku cukup berduka ketika berbagai berita mengabarkan meninggalnya Nirwan Ahmad Arsuka.
Salah satu yang teringat dari Cikini tentu Jalan Proklamasi Nomor 41. Di tahun terakhir kuliah, mungkin tiga kali seminggu menyambanginya. Dua kali seminggu, bersama Farid, mengikuti diskusi Forum Kebebasan. Ngalor-ngidul dari soal ekonomi hingga ateisme. Di akhir pekan sering pula disempatkan untuk sekadar membaca. Kalau ada uang jajan sisa memfotokopi buku yang ingin betul dimiliki. Buku Hayek, The Road to Serfdom, dan Rothbard, Power and Market, seingatku difotokopi di sana. Memang tidak sebaik kualitas Cano namun buku yang terpajang hanya dapat dibawa keluar dalam bentuk reproduksi yang sialnya cuma bisa menggunakan mesin cetak milik perpustakaan Freedom Institute itu. 
Ini tentang Mas Nirwan. Lulusan teknik nuklir yang kemudian menikmati kemewahan ngendon di Proklamasi 41. Membaca segala macam tema dengan rakus dan menulisnya dalam esai-esai gurih. Gus Ulil dan Mas Luthfi tidak begitu akrab walaupun pernah saling mengikuti di Twitter dan Facebook. Om Celi terlalu angker. Tapi Mas Nirwan tampaknya cukup tertarik denganku dan Farid masa itu. Mungkin dia aneh ada dua anak UI, fakultas hukum pula, yang berhimpun dengan mahasiswa lain yang ambil jurusal sospol atau filsafat dari UIN dan Paramadina. 
Maka ketika dia meminta ide soal forum apa yang dapat menjadi terusan guyub Forum Kebebasan angkatan kami, ideku dan Farid yang cukup menarik minatnya. Membuat sebuah klub jazz yang tidak hanya merutinkan pentas kecil-kecilan saban kumpul tapi juga membicarakan jazz sebagai musik pembebasan. Dan memang itu benar-benar terealisasi dalam berbagai seri diskusi Jazz dan Kebebasan yang diasuh Mas Nirwan dan almarhum Beben Jazz.
Teringat kembali ajakan dari Mas Nirwan itu. Apa daya, saat itu tengah jadi ‘budak belian’ di firma hukum sehingga beberapa niat untuk ke Proklamsi 41 tidak pernah terjadi lagi. Belakangan mengikutinya sibuk menggagas Pustaka Bergerak. Sebuah gerakan literasi yang mendorong setiap orang untuk membuat perpustakaan di manapun bahkan di pinggir jalan dengan sepeda motor. Semoga jadi ladang amalmu, Mas.
Mas Nirwan, Nusantara-nya Vlekke versi KPG memang seperti katamu padaku: diterjemahkan secara tidak liberal. Utang rasaku padamu untuk bermain-main dengan teks asing dan menyadurnya kembali sesuka hatiku. Seliberal mungkin. Selamat jalan, Mas Nirwan.
1 note · View note
cocotangaje · 1 year
Text
28 Februari 2023
Again, gue banyak banget unek-unek. Gue akan mengawalinya dengan gue sekesel itu dapet kopi yang pake gula disaat gue udah ngomong GULANYA DIPISAH YA.
Ini lebih bikin emosi daripada belum ngopi pagi.
Gue sebenci itu sama aftertaste asem dari GULA yang kecampur sama kopi. Mau komplen udah gue minum kopinya.
Keburu males.
Jadinya gue cuma misuh pribadi aja daritadi.
Besides, gue merasa hidup gue udah mulai cukup menyenangkan. Satu hal yang pasti dari magang di agensi ini adalah... gue gak cocok jadi content creator rekrutan perusahaan. Karena gue lebih nyaman ngonten sendirian, tanpa diatur, dan suka-suka. Untuk pekerjaan, gue jauh bisa diajak kompromi ketika gue mengerjakan hal-hal teknis. Mungkin kedepannya gue akan serius di bidang video editing sama motion graphic aja. Ini juga gue lagi nabung buat upgrade RAM laptop dan biaya sertifikasi video editor di udemy.
Kenapa?
Selain tidak diatur, susah juga ternyata meyakinkan orang yang gak pernah relate sama yang gue alami. Gue juga makin paham bahwa pembawaan serius dan kaku gue sepertinya susah banget buat gue ubah. Bukan guenya gak mau berkembang, melainkan gue melihat jalan lain yang bisa gue tempuh buat tempat gue tumbuh tanpa harus berusaha keras menjadi sesuatu yang gue suka. Gue mulai meyakini bahwa bukan bagian gue untuk jadi lentur dan santai ke orang.
Gue lebih suka riset, menulis, atau ya itu tadi, editing. Pekerjaan yang emang gak mengharuskan gue membujuk banyak manusia dan membuat gue harus menghadapi penolakan. Bukan gue anti penolakan, tapi gue selalu berusaha semaksimal mungkin meminimalisir diri gue mendapatkan penolakan itu. Karena yah, ditolak atas sesuatu yang tolak ukurnya selera rasanya bukan mematahkan gue, justru menumbuhkan rasa pengen cabut dari lingkungan itu.
Sebelum gue keterima magang, gue kira tadinya gue akan oke-oke aja mengerjakan pekerjaan apapun selama gue menerima upah darisana. Bahkan gue nyaris mengambil posisi sales kalo emang waktu itu gue ikut interview lanjutan setelah gue keterima magang di agensi tempat gue sekarang. Gue pikir, ‘toh anggep aja acting’. Tapi ya acting peran yang sama tiap hari dengan struggle yang beda-beda membuat gue rasanya justru menciptakan diri gue yang baru lagi, yang mana gue sangat menghindari hal itu sekarang. Tanpa pekerjaanpun versi diri gue udah banyak, gue gak mau harus nambah lagi satu dan ngedevelop dia dari nol lagi. Gue lebih memilih buat upgrade versi diri gue yang udah ada sekarang aja.
Hmm... apalagi ya? Gue hari ini juga abis ikut creative class-nya editor dan tim kreatif kantor gue, kak Tiara. Ternyata selain dia pernah kerja di narasi, dia juga pernah nganggur setahun waktu dulu awal pandemi. Btw gue juga masih harus ngerjain designnya humaniora.talks buat diupload nanti. Belum juga gue harus mulai posting linked in dan rapihin cv serta apply-apply lagi ke banyak tempat.
Gue pengen lanjut sekolah lagi, di media tentu saja. Tapi di HI atau bidang sospol juga gapapa sih. Gue akan mulai menulis dan riset lagi. Gue perlu ngatur tenaga dan energi gue lagi.
Menyebalkan banget ya sejak orang yang gue kenal nemu tumblr gue ini rasanya gue kayak pencitraan banget sekarang kalo cerita. Hahahhahha.
0 notes
jookiesjogja · 1 year
Text
Tumblr media
UNIVERSITIT NEGERI GADJAH MADA
Tidak seperti sekarang, perkuliahan di UGM awalnya dilaksanakan tidak terpusat di satu lokasi. Namun, tersebar di sejumlah tempat di kompleks Keraton Yogyakarta, Ngasem, Mangkubumen, Kadipaten, dan Jetis. Ada beberapa fakta unik yang barangkali mahasiswa UGM era sekarang tidak mengetahuinya.
Di Kampus Kadipaten, kamar kereta disulap menjadi poliklinik, kamar penjaga menjadi laboratorium bakteriologi, kamar pelayan menjadi laboratorium kimia, dan kandang kuda menjadi rumah sakit. Sitihinggil dan Pagelaran dirombak menjadi aula, ruang kuliah, dan kantor Fakultas HESP.
Sitihinggil pun disulap menjadi ruang kuliah yang bisa menampung 1.000 mahasiswa. Mahasiswa harus berebut tempat duduk depan agar bisa melihat tulisan dosen di papan tulis. Tidak heran jika mereka rela datang sebelum jam 6 pagi; padahal kuliah baru dimulai pukul 8 pagi. Mahasiswa teknik yang berjumlah total 337 orang, Sebagian dari mereka terpaksa harus mengikuti perkuliahan dengan berdiri di luar ruangan dan mengintip dari jendela karena ruang kuliah tidak bisa menampung mereka. Sedangkan Fakultas Sospol, kuliah dan ujian dibuat bergilir mulai jam 7 pagi hingga 8 malam.
Barulah di tahun 1951 UGM mulai membangun kampus di Bulaksumur (lokasi sekarang) dan secara bertahap bisa pindah di tahun 1970-an.
Luar biasa, perjuangan mahasiswa tempo dulu memang tidak bisa dilupakan. Seperti mantan, eh 😜
Sumber : arsip.ugm.ac.id
0 notes
Text
Bincang Santai Namun Hangat Bersama Seorang Pegiat dan Pelestari Budaya
Bincang Santai Namun Hangat Bersama Seorang Pegiat dan Pelestari Budaya
RELASIPUBLIK.OR.ID, BANDARLAMPUNG || Siapa yang tidak mengenal Pria yang lahir 11 Desember 1961 ini, Dia adalah seorang Purnawirawan perwira tinggi Polri yang terakhir menjabat sebagai Analis Kebijakan Utama bidang Sospol Sahli Kapolri. Ike Edwin lulusan Akpol 1985 ini berpengalaman dalam bidang serse , Brimob, Jabatan terakhir jenderal bintang dua ini adalah Staf Ahli Sosial Politik…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
lampung7com · 2 years
Text
Bincang Santai Namun Hangat Bersama Seorang Pegiat dan Pelestari Budaya
Bincang Santai Namun Hangat Bersama Seorang Pegiat dan Pelestari Budaya
LAMPUNG7COM | Siapa yang tidak mengenal Pria yang lahir 11 Desember 1961 ini, Dia adalah seorang Purnawirawan perwira tinggi Polri yang terakhir menjabat sebagai Analis Kebijakan Utama bidang Sospol Sahli Kapolri. Ike Edwin lulusan Akpol 1985 ini berpengalaman dalam bidang serse , Brimob, Jabatan terakhir jenderal bintang dua ini adalah Staf Ahli Sosial Politik Kapolri. Lampung7.com berkesempatan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
kurakuray · 2 years
Text
Bagaimana perjalanan hari ini? Alhamdulillah.
Untuk pertama kalinya ke desa yang waw perjalanannya. Tapi menyenangkan sekali. Kunjungan pertama ke sebuah rumah yang diberi sebutan TepiKota, letaknya di sebuah desa yang aku pun baru pertama kali mendengarnya. Kalau nyasar jangan ditanya lagi. Mapnya ngarahin ke sebuah jalan yangmana jalannya buntu, lah mau gimana coba? Motoran sekian jam, panas-panasan ditambah macet karena ini hari weekend. Kalau ditanya pilih motoran atau kereta? Tentu jawabannya tergantung tempat yang ingin di kunjungi.
Sampai di TepiKota mah capeknya hilang. Rumahnya, lingkungannya, alamnya, masyaa Allah. Rumah TepiKota ini khas jogja banget: ornamennya, tata ruangan dan isinya. Lingkungan dan alamnya jangan ditanya lagi. Ada sungai dan banyak tanaman memenuhi lingkungan rumah. (Lupa motoin rumah tampak depan, samping, dan belakang. :'( ) Lihat tempat ini langsung keinget mamah dan bapak, tempat idaman mereka banget nih. Hidup di desa, beternak dan menanam.
Waktu ngobrol dengan mas yudha (mas yudha dosen sospol UGM) yang sepanjang ngobrol bahasannya isu pedesaan, kota, budaya dan lain-lain;
Mas mau netap di jogja?,"tanyaku.
Netap untuk saat ini atau hari tua nih? Kalau netap, saat ini di jogja. Tapi kalau hari tua pengennya di Kulon Progo. Nyaman.,"jawab mas yudha.
Uwaw
Jujur, ide TepiKota ini menarik banget. Salut. Hari ini juga kita dihidangkan Nase' Kaldu Kacang Ijo ala TepiKota. Ini hidangan yang biasa disuguhkan orang madura. Makan makanan madura pertama kali waktu PB di UNDIP Semarang, dimasakin dan dibawain makanan kalau mba ais pulang dari madura. Masakan mba ais mah nggak diragukan lagi, tapi yang paling disukai adalah kerupuk madura (lupa namanya) pakai petis. Huhu sukaa banget.
Usut punya usut, kenapa tempat ini selalu menghidangkan makanan timur ialah karena pasangan suami istri ini (istri dari jogja dan suami dari madura) ingin menyajikan masakan rumah yang biasa di makan oleh sang suami di madura. Ditambah lagi dulunya mereka adalah sahabat kantor di bali (yang satu areanya seni dan satu lagi arsitektur) sehingga menciptakan suasana rumah yang ternyata kurang lebih seperti projek tradisional yang pernah dikerjakan, termasuk hidangannya (tradisional, non msg, sehat). Menarik yah.
Supaya tempat ini bukan hanya sekedar rumah tapi juga memberikan kebermanfaatan hadirlah TepiKota yang membuka pintunya bagi mereka yang ingin bersilaturahmi.
Arsitektur, seni, kebudayaan, kebun dan peternakan (alam) : TepiKota
Next? Pengen belajar ke BumiLangit yang tidak kalah serunya.
Discl: gambar tengah, pada tiang yang ku sentuh, kayunya berasal dari kayu nangka yang sudah bertahan 4 generasi. Katanya kalau jogsel itu rumah-rumahnya biasanya menggunakan kayu nangka, sedangkan jogut menggunakan kayu jati.
Tumblr media
Yogyakarta, 22 Mei 2022
1 note · View note
sofiaflorina2021 · 1 year
Photo
Tumblr media
Concrete Signboard of Faculty of Social and Political Sciences of Sam Ratulangi University, Bahu Sub-district, Malalayang District, Manado, North Sulawesi, Indonesia. These photos were taken on Friday, 11 November, 2022 at 15:14 with Samsung Galaxy A10s.
0 notes
seslimeram · 4 years
Text
Sesli Meram #134 - Karşı Radyo (02.06.2020)
Tumblr media
"gezi başkaldırısı sırasında birbirini tanıdığını / artık bir diğerinin değil herkesin birbirini duyduğu zikredilen bir menzil bahsi ortaya atılmışken ol yedi sene sonra şu yukarıdaki hallerle bir ortaklık, yaşatan bir vatan söz konusu edilebilir mi? bunca cerahatin altında kalakalan yer bir ülke olabilir mi? nefes alamıyorum meseli bugün amerika’dan, japonya’ya, fransa’dan bakur kürdistan’ına, şu ülke denilen alanda her gün var edildiği bir zeminde sözler açık değil midir? hala mı görünmez, hala ve hala mı anlaşılmazdır, yaşamak, eşit, adil ve özgürce! meselemizdir.”
podcast image credit: fery corsten - blue print x oska x behance
https://archive.org/details/karsi-radyo-sesli-meram-02-haziran-2020
1 note · View note
azzahrahanifah · 5 years
Text
Harapan dan Kepedulian
Permasalahan pelik yang terjadi di Indonesia terkadang terasa sangat rumit dan berbelit. Tak tahu di mana ujungnya, di tanah sebelah mana akarnya. Tak sedikit orang yang akhirnya memutuskan untuk tidak ambil pusing dan menghindar dari benang kusut masalah tersebut. Seakan permasalahan negara ini hanya milik pemerintah.
Ketika orang-orang tersulut semangat pertarungan untuk mengarungi kehidupan di zaman yang serba bebas ini, berapa banyak orang yang masih peduli terhadap negara? Tanpa dasar nasionalisme yang kuat, apalah arti sebuah negara? Bagaimana jika globalisasi ternyata bukan hanya meruntuhkan batas-batas negara, melainkan meruntuhkan pula kesadaran rakyat akan negaranya sendiri? Bagaimana ketika para petinggi negara hanya menjadikan negara sebagai alat untuk mempertahankan hidup dan kepentingan masing-masing? Indonesia kehilangan rakyat yang peduli satu sama lain. Indonesia butuh rakyat yang sadar akan semangat persatuan. Rakyat yang mengesampingkan kepentingan pribadi untuk mengabdi membangun bangsa kembali.
Membangun bangsa. Tidak dapat lepas daripadanya perihal menumbuhkan harapan dan kepedulian. Di bidang sosial, kita harus menumbuhkan harapan masyarakat kecil yang sibuk berjuang menghidupi keluarganya, tanpa sempat berpikir tentang cita-cita besar, apalagi negaranya. Kita harus membantu membangun anak-anak mereka, anak-anak bangsa yang haus akan pengetahuan tentang dunia di luar lingkungannya. Mereka butuh dikenalkan pada kesempatan dan potensi mereka sebagai anak bangsa. Mereka harus tumbuh dengan cita-cita dan keyakinan bahwa mereka mampu. Mereka harus bangkit melawan keadaan sulit. Bukan dengan membuangnya tetapi menyimpannya, sampai mereka perlahan menjadi sukses dan dipandang, sebagai pengingat bahwa kesuksesan mereka merupakan panggilan dari orang-orang yang bernasib seperti mereka dahulu. Semua itu dimulai dari mendidik. Menanamkan kasih sayang kepada sesama, menyadarkan tentang perlunya cinta tanah air, yang dahulu diperjuangkan pahlawan kita demi berhaknya kita sekarang berjuang hidup di atasnya.
Membangun bangsa tidak dapat lepas daripada memancing kembali kepedulian orang-orang kota, pengusaha-pengusaha kaya, serta petinggi-petinggi negara yang barangkali tenggelam di antara kesibukan mereka berjuang demi memenuhi taraf hidup keluarganya yang kian meningkat. Tanpa sadar bahwa di ujung perumahan megah mereka tergeletak gubuk-gubuk seadanya, tanpa peduli di balik pagar tinggi mereka terdapat anak kecil yang terpaksa tidur di gerobak orang tuanya. Orang-orang itu mungkin berpikir bahwa kehidupan yang mereka nikmati adalah hasil jerih payah mereka pribadi, tak peduli bahwa meski tak langsung, asupan mereka sehari-hari bergantung pada petani miskin di suatu belahan desa yang sumber nafkahnya bahkan terancam dirampas oleh kolega orang-orang itu sendiri. Kepedulian mereka tentunya akan sangat berarti bagi kemajuan bangsa yang tidak dinilai dari seberapa pesat pertumbuhan ekonominya. Karena apalah arti pendapatan negara yang tidak diiringi kemakmuran rakyatnya? Kepedulian masyarakat menengah ke atas akan sangat membantu kelangsungan hidup masyarakat kecil.
Mahasiswa, sebagai pengabdi masyarakat yang juga calon penerus negara haruslah memiliki kesadaran untuk turut membangun bangsa. Jiwa pengabdi dapat terbentuk dengan mengasah kepedulian terhadap permasalahan bangsa, juga dengan kesadaran untuk bergerak menghadapi permasalahan tersebut. Namun semangat mengabdi untuk Indonesia, seiring dengan bertambahnya usia, akan terkikis oleh kepentingan-kepentingan individu. Mahasiswa si pengabdi masyarakat, ketika telah lulus menjadi sarjana dan memasuki dunia kerja, sering kali dihadapkan pada realitas yang menuntutnya untuk melepas satu persatu idealisme yang dahulu ia junjung.
Karena itulah di samping memiliki kesadaran pribadi akan perlunya mengabdi demi kelangsungan negeri ini, kita juga perlu memiliki komunitas dengan semangat yang sama. Komunitas yang akan selalu mengingatkan akan cita-cita mulia, Indonesia sejahtera.
Azzahra, 2 Desember 2016
Esai bertema “Kenapa Sosial Politik” dalam Sekolah Kepemimpinan dan Pengabdian BEM FH UI 2016
Tumblr media
1 note · View note
sajian-bagus · 4 years
Link
Terlahir dengan nama lengkap Muammar Mohammed Abu Minyar Gaddafi, Muammar Gaddafi, Muammar Qaddafi atau Muammar Khadafi merupakan tokoh revolusioner Libya yang juga seorang politisi ternama sekaligus presiden di negeri tersebut. Sebelum akhirnya dia tewas terbunuh di sebuah tempat di kota kelahirannya, Sirte pada tanggal 20 Oktober 2011 lalu, Khadafi menjadi tokoh yang dinilai sangat berbahaya, kontroversial dan musuh utama negara-negara Eropa, khususnya Amerika Serikat. Walaupun dianggap berbahaya dan menjadi public enemy bagi sebagian besar rakyat Libya, namun Khadafi sendiri memiliki kehebatan-kehebatan yang jarang dimiliki oleh para pemimpin lain di seluruh dunia. Apakah kehebatan-kehebatan yang dimiliki Khadafi tersebut? Simak penjelasannya berikut. 1.Membebaskan biaya pendidikan dan kesehatan Walaupun dianggap sebagai pemimpin bertangan besi dan mengungkung kebebasan warganya, namun Khadafi memiliki aturan yang wajib dipatuhi dan dijalankan oleh setiap warga, khususnya para pegawai di pemerintahannya untuk membuat masyarakat Libya merasa nyaman. Salah satu peraturan yang cukup membuat dirinya mendapatkan hati di sebagian masyarakat Libya adalah dengan membebaskan biaya pendidikan dan kesehatan. Bahkan menurut kabar, program kesehatan di Libya merupakan yang terbaik di daratan Timur Tengah dan Afrika. Tidak hanya itu, warganya yang ingin bersekolah ke luar negeri, maka semua biaya akan ditanggung pemerintah. 2. Great Man-made River Saat memimpin Libya, Khadafi memiliki ide untuk membuat saluran irigasi terbaik dan terbesar di seluruh dunia. Ternyata, ide tersebut tidak hanya sebatas angan-angan saja karena pada akhirnya dia berhasil membuatnya dan sistem irigasi ciptaannya dinyatakan sebagai proyek irigasi terbesar di dunia dengan julukan Great Man-made River. Fungsi dari proyek irigasi besar ini untuk memberikan pengairan yang layak ke seluruh penjuru negeri di mana rata-rata negara-negara di Timur Tengah kesulitan masalah air. 3. Hadiah rumah gratis bagi warga Libya yang ingin bertani Sebuah ide brilian untuk tidak terlalu bergantung pada negara luar untuk masalah sumber bahan pokok yang diterapkan Khadafi adalah pemberian hadiah rumah gratis kepada siapa saja warga Libya yang ingin bertani. Tidak hanya memberikan hadiah rumah saja, pemerintahan di bawah Khadafi juga akan memberikan lahan dan persediaan bibit secara gratis kepada para petani tanpa memungut biaya sewa sampai kapanpun. 4. Biaya persalinan gratis ditambah hadiah uang Ketika seorang wanita Libya melahirkan, maka tidak hanya akan mendapatkan perawatan secara gratis di seluruh rumah sakit di negara tersebut, pemerintah juga akan memberikan hadiah sebesar USD 5000 atau sekitar Rp 66,7 juta lebih kepadanya dan sang jabang bayi. 5. Listrik gratis Banyak negara-negara di dunia yang memasang tarif listrik kepada setiap warga yang menggunakannya, namun hal tersebut tidak dialami oleh masyarakat di Libya saat Khadafi memimpin. Khadafi memiliki aturan untuk menghapuskan biaya listrik dan mempersilakan setiap warga di Libya menggunakannya secara gratis. 6. Bahan bakar murah Walaupun tidak seperti listrik yang digratiskan untuk siapa saja, Khadafi membuat peraturan untuk memangkas harga bahan bakar di negaranya sehingga masyarakat Libya dapat membeli BBM untuk kendaraannya dengan sangat murah. Bahkan, pada era kepemimpinannya, harga BBM tergolong flat dari tahun ke tahun dengan harga hanya USD 0,14 atau sekitar Rp 1.869,84 per liternya. 7. ’Menghapus’ pengemis dan gelandangan Jika dikatakan tidak ada orang miskin maka terlalu naif untuk berujar seperti itu, namun di era pemerintahan Khadafi, tidak ada seorang pun di Libya yang menjadi pengemis dan gelandangan. Khadafi memberikan siapa saja warganya sebuah rumah tinggal secara gratis. Bahkan kabarnya, jika ada warga di Libya yang setelah lulus dari sekolah atau kuliahnya namun tidak juga mendapatkan pekerjaan, maka pemerintah akan memberikan santunan berupa uang tunai sesuai tingkat pendidikan atau pendidikan yang dienyamnya sampai orang yang bersangkutan mendapatkan pekerjaan. 8. Program pemberian hadiah bagi warganya yang menikah Kehebatan lain dari seorang Khadafi yang tidak dimiliki pemimpin lain di dunia adalah pemberian hadiah sebesar USD 60 ribu atau sekitar Rp 80,1 juta sebagai modal awal kepada pasangan yang hendak berumahtangga. Uang tersebut merupakan hadiah dari pemerintah kepada warganya. 9. Respek terhadap kemajuan penyebaran agama Islam Walaupun banyak tudingan bahwa Khadafi kerap menangkap dan membunuh orang-orang Islam yang tidak sepaham dengannya, namun jarang ada yang berhasil membuktikan hal tersebut secara pasti. Justru Khadafi membentuk suatu lembaga yang bernama World Islamic Call Society yang bertujuan untuk membina generasi muda dan memberikan bantuan kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Selain itu, dia juga mendirikan banyak masjid di banyak negara, termasuk salah satunya di Indonesia, yaitu Masjid Muammar Qaddafy Sentul, Bogor, Jawa Barat yang terletak di area komplek perumahan Islam Az Zikra. Sayangnya, setelah Khadafi terbunuh, masyarakat Libya protes atas penggunaan nama di masjid tersebut dan akhirnya Masjid Muammar Qaddafy Sentul diganti menjadi Masjid Umar al-Mukhtar. 10. Tidak mau berhutang ke asing Mungkin banyak negara di seluruh dunia yang masih terlilit hutang ke negara lain atau ke Bank Dunia, namun Libya yang memiliki tingkat kesejahteraan tinggi di Timur Tengah dan Afrika saat dipimpin Khadafi justru menjadi negara yang tidak mempunyai hutang satupun ke pihak lain. Di era kepemimpinannya, Khadafi yang sejak awal tidak senang dengan Amerika Serikat dan sekutunya, menolak untuk mendapatkan kucuran dana. Bahkan, Khadafi juga membuat banyak negara tergantung ke Libya karena negara tersebut kaya akan minyak.
0 notes
Photo
Tumblr media
Siap-siap . Saat ini perekonomian dunia mulai melambat. Di Jerman, krisis ekonomi sudah di depan mata, disusul banyak negara lain. Di kawasan Asia, banyak industri tutup, dan sebagian dipindahkan ke negara lain. Industri salah satu ban akan ditutup di Indonesia dan diprediksi dalam 5 tahun ke depan, banyak orang dirumahkan dan digantikan oleh mesin . AI atau robot dan aplikasi akan menggantikan banyak tenaga kerja khususnya blue colar (dan white colar di beberapa segmen tertentu) yang tidak atau kurang memiliki skill yang cukup. Jika tidak ada skill yang punya nilai, kita sedang dalam bahaya. Belum lagi attitude yang di "ambang batas" . Ini semua tidak hanya terjadi di Indonesia tapi dunia. Pertanyaannya adalah apakah kita siap menghadapi zaman baru yang semakin kompetitive? Jika kita tidak belajar dan menambah skill, bisa-bisa kita terkena imbas perubahan zaman. Yang lebih sadis lagi, tidak ada harga untuk medioker. Artinya, kita harus benar-benar ahli atau benar-benar rajin meningkatkan skill jika ingin bertahan bahkan berkembang . Masalahnya banyak orang tidak tahu apa yang harus dikembangkan karena tidak kenal diri, tidak tahu potensi atau bakatnya, dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Itu sebabnya Luxdei hadir untuk menjembatani kebutuhan yang ada. Indonesia sendiri sebenarnya punya peluang, tapi kendalanya adalah tenaga kerja kita yang tidak skillful dan kondisi sosial politik yang mudah digoreng dengan hoax dan isu murahan . Yuk kita bangun untuk Indonesia yang lebih baik. . #krisisekonomi #pengangguran #ai #luxdei #luxdeiconsulting #luxdeitraining #hoax #medioker #tantangan #sospol #ahli #skillful #peluang #sudahsiap #bluecollar #whitecollar https://www.instagram.com/p/B3jCnlfBJcg/?igshid=72m82r8dxoy4
0 notes
ralaksmana · 3 years
Text
Dunia Kini
“If u have to address the current situation in the world, how u express it? like whats ur perspective? Bebas, mau dari sudut pandang Sospol, Ekonomi, Technology, Culture, Mental Health or anything. If you think Tech matters enough than lainnya dimasa sekarang (misalnya). Then why?”
Pertanyaan yang tiba-tiba muncul secara random di notifikasi pesan beberapa sore yang lalu. Sempat ingin langsung respon, tapi ku kira akan jadi diskusi yang panjang, sedangkan ada pekerjaan yang aku sudah janji menyelesaikannya sejak berminggu-minggu sebelumnya.
Beberapa hari berselang, aku kembali pada pertanyaan yang sama. Pertanyaan yang belum sempat ku sampaikan jawabannya. Supaya lengkap juga utuh, ku kira sebaiknya ditulis saja. Supaya banyak diantara kamu yang baca bisa kasih timpalan barang kali ada yang kurang tepat. Selain untuk menjawab pertanyaan yang tadi, tulisan ini dibuat dalam rangka memaksa diri untuk kembali menulis. Bukan Cuma untuk mengisi halaman yang tampak kosong, tapi untuk memindahkan isi kepala yang udah sesak seperti mau meledak. Seperti apa yang diminta seseorang beberapa waktu yang lalu.
Soal pertanyaan bagaimana dunia kini, sebenarnya adalah pertanyaan yang sama yang pernah muncul di kepala beberapa waktu belakangan. Pertanyaan yang ku kira juga sudah terjawab dengan sendirinya di sela-sela waktu saat hidup berjalan setelahnya. Jawaban yang kemudian membuat ku yakin sekaligus maklum dengan apa-apa yang terjadi belakangan. Jawaban yang mulanya ku yakini hanya untuk diri ku sendiri. Namun, sepertinya perkiraan ku bisa jadi ga tepat setelah tahu ada orang lain mempertanyakan hal yang sama. Bahkan mungkin kamu juga. Oleh karenanya, ku coba bagikan jawaban yang ku maksud. Barangkali bisa juga menjawab pertanyaan serupa yang mungkin saja tumbuh di dalam pikiran mu dan juga pikiran-pikiran orang yang lain.
Belakangan, bertubi-tubi muncul hal-hal ga menyenangkan di sekitar kita. Wabah penyakit, banjir bandang, tanah longsor, gunung meletus, bentrokan kelompok, korupsi yang ga udah-udah dan masih banyak hal menyedihkan lainnya. Semuanya terasa sangat dekat dengan kita, seperti mengepung hari-hari yang kita jalani.
Semuanya terjadi secara cepat, bertubi-tubi tanpa jeda yang pasti. Di saat yang sama, kita seperti tak siap menghadapinya. Hanya kesedihan yang kita punya untuk menyambut kehadiran mereka. Serangan mendadak dipadu dengan pertahanan yang lemah adalah perpaduan yang sempurna untuk membuat diri terlilit dalam kesulitan.
Dalam kondisi seperti itu, kemudian bersemayamlah energi-energi negatif di dalam diri kita. Bersenyawa dengan perasaan, tumbuh merambat mengisi rongga-rongga kosong di dalamnya. Pelik. Dunia yang sangat pelik bagi kita yang kecil dan tidak berdaya ini. Rasanya kesulitan ini sangat pekat. Gelap dan legam seperti langit sore sebelum hujan lebat di bulan Januari.
Di titik itu, aku menemukan ketidakberdayaan menjadi satu-satunya yang ada di dalam diri. Ketidakmampuan melawan keadaan yang sulit dan nelangsa ini. Setiap hari aku harus menghadapi kenyataan bahwa kasus positif covid terus meningkat, angka kematian juga sejalan, nakes kewalahan, rumah sakit sesak dengan antrian. Membayangkannya saja dada ku ikutan sesak. Belum selesai covid ditangani, muncul banjir bandang serentak di beberapa wilayah. Hujan yang belakangan lebat jadi alasan. Gempa muncul di beberapa titik, disusul gunung Merapi meletus. Dilengkapi dengan kanal-kanal berita utama yang diisi oleh cerita pejabat public yang menyunat dana bansos, atau bentrok antar LSM yang berebut proyek, atau kisah pasangan menikah yang saling membunuh karena depresi terhimpit ekonomi, atau masih banyak beriita-berita lain yang sangat mengangkat emosi.
Semuanya mengalir deras setiap detik melalui kanal-kanal sosial yang aku sendiri membukanya. Semuanya terhubung langsung dan dikonsumsi setiap saat aku membuka gadget dan notifikasi di dalamnya. Segala informasi serta kejadian dijejalkan kepada pikiran yang tentu saja terbatas kemampuannya. Sadar atau tidak, semua informasi yang ditangkap akhirnya diproses di dalam diri. Hasil pemrosesan informasi itu kemudian membuat perasaan kita reflek memberikan respon terhadapnya. Respon yang muncul tentu saja bisa kita duga. Karena informasi yang masuk adalah berkaitan dengan masalah yang tidak menyenangkan bahkan cenderung menyedihkan, maka perasaan kita akan memberikan reaksi yang serupa. Akhirnya, kita merasakan hati yang nelangsa atas hal tersebut.
Hidup memang sudah banyak sedihnya, ditambah lagi banyak sekali informasi-informasi menyedihkan. Apa semua ini ga kelewatan Ya Tuhan? Masalah sebanyak ini harus dihadapi sama manusia yang ga berdaya macem aku gini? Seketika berhenti bertanya, seketika itu pula jawabannya muncul.
Ya, kita adalah manusa yang sangat lemah dan tidak berdaya dibanding dunia dan seisinya. Hal sederhana yang sering kali kita lupa. Sering kita merasa bahwa di dalam hidup kita harus menghadapi semua hal yang ada di hadapan kita. Bahkan tidak jarang kita mencampuri urusan-urusan lain di luar kemampuan kita. Kita ingin turut andil dalam segala masalah yang terlihat mata, meski hanya untuk sekedar menambahkan komentar.
Sifat dasar manusia memang yang katanya mahluk social, sehingga kalua ada urusan yang terkaiit social/orang lain/lingkungan lain bawaannya pengen ikutan aja. Sifat dasar yang kemudian diamplifikasi dengan fasilitan jaringan internet dan kanal media social. Perpaduan yang sempurna untuk membuat FOMO tumbuh subur di dalam diri kita.
Lalu apa hubungannya dengan kekacauan dunia yang terjadi belakangan?
Bagi yang meyakini, segala kisah yang terjadi di dalam hidup, termasuk di dalamnya segala kekacauan yang akan berujung pada kebinasaan dunia adalah sebuah keniscayaan. Semuanya niscaya terjadi cepat atau lambat, hanya soal waktu. Kehancuran dunia yang memang sudah digariskan karena ulah manusia, yaitu kita sendiri. Manusialah yang sudah digariskan menjadi mahluk yang binasa atas perilakunya sendiri.
Nyata dan kasat mata. Bagaimana kita membuang sampah sembarangan, menggunduli hutan, mengasut, membangun berita bohong, dan masih banyak perilaku lain yang seringkali hanya demi keuntungan sendiri. Dampaknya? Bisa kita lihat dan rasakan sendiri kekacauan yang terjadi.
Kehancuran dunia yang memang sejak awal adalah keniscayaan. Suka atau tidak, dipikirkan atau tidak, itu akan tetap terjadi. Kita yang menjalani hidup di atasnya, tidak bisa mempercepat maupun memperlambat kejadiannya barang sedetikpun. Sehingga segala kerusakan yang terjadi akibat ulah manusia adalah bagian dari kisah yang telah digariskan.
Sebagai manusia yang aku yakin kamu ga berkontribusi pada kerusakan itu, kamu cuma punya kartu “yaudah lah mau gimana lagi.”    
Kenicayaan tentang kehancuran dunia adalah satu hal. Manusia yang berbuat kerusakaan di dunia adalah hal yang lain. Keduanya saling terkait satu sama lain dalam satu garis yang tegas adanya.
Meskipun kamu bukan bagian dari manusia yang keji itu, kamu tetap akan menjadi manusia yang merasakan akibat dari ulah mereka. Dengan kata lain, kesulitan yang bisa terjadi karena ulah manusia juga niscaya akan kamu alami dan mungkin ga bisa kamu hindari kedatangannya. Keniscayaan yang memang menyedihkan, tapi apa boleh buat.
Hal yang bisa kita lakukan terhadap keniscayaan yang dimaksud adalah, mempersiapkan diri. Kita perlu menjadikan diri kita sosok yang siap untuk menghadapi segala sesuatu yang buruk. Ketika kesulitan menghadang, kesiapan kita akan menolong diri kita dari kesengsaraan yang mungkin mengikuti setelahnya.
Selain bersiap diri, hal lain yang bisa kita lakukan adalah sadar diri. Kita perlu sepenuhnya sadar bahwa kita adalah manusia yang sangat terbatas kemampuannya. Dibanding seisi alam, kita hanyalah partikel kecil yang diberi kesempatan hidup di semesta yang luas. Dengan menyadari keterbatasan, naluri kita akan mengarahkan diri kita hanya kepada hal-hal yang sekiranya mampu kita hadapi. Sebaliknya, naluri kita akan membawa diri kita untuk menjauhi hal-hal yang sekiranya di luar kemampuan kita. Seperti pesan dari para stoa, ketenangan hidup manusia bisa dibangun ketika manusia hanya menjalani apa-apa yang memang di dalam kendalinya.
Hal penting lain yang perlu dilakukan adalah, disconnect. Dunia maya dengan segala macam isinya sangat mempengaruhi kehidupan kita di dunia nyata. Tidak sedikit dari kita yang bisa merasa depresi atas hal-hal yang kita temui di dunia maya meskipun itu bukan masalah yang terkait langsung dengan kita sendiri. Sejak era internet terjadi, seseorang yang terhubung kepadanya dapat mengakses jutaan informasi yang di dalamnya termasuk manifestasi dari berbagai bentuk kebaikan dan keburukan yang bercampur-baur. Sedangkan tidak semua orang mampu mengolah informasi sebanyak itu dengan baik dan benar. Internet adalah dunia yang ga bisa kita kendalikan, sehingga jikalau kita memaksakan diri untuk terus terhubung kepadanya, bisa habislah kita. Hal yang bisa kita lakukan adalah mengendalikan diri sendiri dengan cara memutuskan diri dari internet.
Kembali pada pertanyaan, bagaimana kondisi dunia saat ini?
Jawabannya adalah ga baik-baik aja. Buruk bahkan, semakin hari semakin dekat dengan kehancuran.
Lalu, gimana cara supaya kita bisa bertahan dan menjalani hidup sampai akhir sesuai dengan garis takdir?
Ga tau, kita ada di masing-masing jalan kehidupan, maka kita akan menghadapi masalah yang masing-masing berbeda. Satu hal yang pasti dan penting, agar kita bisa menjalani hidup dengan segala kerumitannya, kita harus menjadi manusia yang waras dan selalu siap menghadapi kemungkinan terburuk.
Caranya?
Sadar diri. Kenali diri kamu, kamu mau apa, bisa apa dan harus gimana. Ukur diri sendiri. Supaya bisa menghadapi apa yang menghadang di jalan hiidup mu. Kalo sekiranya mampu ya hadapi, kalo ga mampu ya hindari, carii jalan lain. Dengan begitu, mudah-mudahan kita bisa bertahan hingga akhir hayat.
Apa yang paling penting untuk kamu di masa sekarang?
Sehat lahir & batin akan selalu cukup untuk kamu kapanpun. Kesehatan mu yang utama. Dengan menjadi pribadi yang sehat, kamu bisa lebih unggul dalam berbagai keadaan. Keputusan yang kamu ambil di dalam hidup akan senantiasa rasional. Pun ketika masalah menghadang, kamu akan menjadi personal yang mampu menciptakan solusi. Mudah-mudahan.
So, stay healthy. Stay alive, gimana pun sulitnya hidup. Lagian kamu ga sendiri, ga cuma dunia mu yang lagi susah, dunia kita semua juga. Kalo emang kerasa berat banget, istirahat. Pasrah. Nanti juga ada yang nolongin.
RL #210130
Tumblr media
4 notes · View notes
egazulfar · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
u : yang penting akhlak e : ew ! u : dan kepedulian thd masyarakat e : ghiroh ya? u : #panjangumurperlawanan u : serem hal ini udah mendarah daging, takut e : iya kacau, kasian kan makanya harus nyari yang paham juga, kalau ga roaming ntar
sedikit kutipan di atas adalah salah satu pola pembicaraan kita berdua akhir-akhir ini. saya, dan Audhina Nur Afifah alumni Desain Interior ITB 2012 (bisa dilihat di foto, dia yang pake jilbab krem). pertanyaan kenapa kita bisa jadi sedeket ini padahal sebelumnya selama 3,5 tahun di kampus ga pernah interaksi sama sekali, harusnya terjawab sudah.  kita, sama-sama perempuan 2012 yang harus menjadi kakak perempuan untuk bayi-bayi bungsu itu. kita, sama-sama tau bahwa hidup itu ga semudah karena uang jajan ada, kasur empuk nyaman buat tidur, dan makan enak hingga kenyang. kita, sama-sama ngerti sospol itu susahnya banyak, masalahnya banyak, musuhnya banyak, ekspektasi terhadapnya banyak.
satu tahun kemarin menjadi puncak pendidikan yang saya terima di kampus, melibatkan semua indra tangkap saat belajar, yang awalnya bukan satu hal yang saya kenal baik, hanya menjadi sebuah minat yang kabur. tapi sekarang, simsalabimnya hal tersebut telah menjadi kebiasaan dan pola berfikir. menyisakan rasa sayang pada orang-orang yang telah menemani keseluruhan naik turun proses belajar tahun kemarin, dan bagaimana rasa tersebut membuat saya tidak bisa sebegitu mudah meninggalkan adik-adik yang memang sekarang melanjutkan apa yang telah dimulai tahun kemarin. mungkin hanya Audhina yang paham. kenapa saya begini begitu, pada adik-adik itu, kepada orang-orang itu.  
Selamat hari kebangkitan nasional, sospol ! (mohon maaf spam foto)
Bandung, 20 Mei 2017
7 notes · View notes