Tumgik
wahyuwsdhwn · 9 months
Text
Tumblr media
Sebagian orang sudah terlelap dalam mimpinya. Dibalik malam yang sunyi sebagian lagi —entah dipinggiran atau ditengah kota baru saja berkutat untuk memulai aktivitas, yap. Pasar.
Salah satu tempat favorit untuk menepi sekedar beristirahat selagi dalam perjalanan menuju pulang —setelah selepas seharian berkutat dengan mesin-mesin di pabrik. Biasanya aku menepi di salah satu warung untuk memesan kopi pahit, menyecap beberapa macam jajanan pasar yang tersediakan sembari melihat sang pemilik warung meracik kopi pahitku —menuang teko berisi air panas perlahan dan mulai mengaduk, suara benturan halus antara sendok dengan cangkir terdengar menari ditelingaku. Ahh, entah kenapa aku suka dengan adegan sang tuan meracik kopi sampai menghidangkannya didepanku —kepulan asap kopi pahit dan aromanya.
Suasana perlahan semakin ramai. Lalu lalang kendaraan truk-truk muatan sayur mayur berjejer-jejer datang silih berganti. Beberapa pedagang mulai menyiapkan dagangan mereka sembari mengoceh dengan teman di kiri kanannya. Pembeli yang mulai berdatangan —menawar barang yang akan dibelinya tak luput juga diiringi suara gelak tawa canda mereka. Juga ada satu dua beberapa orang melipir mengisi asupan perut yang kosong di tengah malam hitam. Ahh, suasana pasar yang cukup bikin rindu.
Hal yang paling bikin candu adalah ketika lamunan-lamunanku atas suasana didepan bersamaan dengan keluarnya kepulan asap kretek —mendengar tawa dan senyum mereka seketika masalah-masalah yang seharian mendera di otak berangsur surut terganti dengan bayangan-bayangan jelas didepan akan bebrayan, keceriaan, ketulusan, dan semangat dalam menjalani hidup.
Setiap orang memiliki cara menjalani hidup pada porsi masing-masing. Bukan siapa yang paling unggul diantara yang lain. Tetapi siapa yang paling mengenal dirinya sendiri.
Tidak mudah memang mengenal diri sendiri, Tapi nyatanya memang itulah jalan satu-satunya yang harus kita tempuh —sampai Tuhan berkata, "Sudah waktunya, yokk" bersimpuhlah kita diKaki-Nya.
1 note · View note
wahyuwsdhwn · 10 months
Text
Awal Keberangkatan
Malam hitam yang sunyi namun riuh rendah isi kepala. Diam-diam terlintas pertanyaan -apakah ada yang ingin terlahir didunia? mungkin, semua manusia memilih tidak terlahir di dunia. Namun, sebelum terlahir di dunia kita mempunyai perjanjian dengan Tuhan. Perjanjian seperti apa? Kenapa kita tidak mengingatnya? Apakah kita dibikin lupa? aahh sudahlah, seperti kebiasaan manusia, LUPA.
Mustahil memang, tak satupun manusia dapat mengingatnya setelah ia terlahir. Nyatanya kita tau-tau sudah terlahir dan siap atau tidak kita harus menjalani kehidupan di dunia sampai pada batas waktu yang ditentukan. Namun, ketika sudah mulai menjalani hidup perlahan-lahan pertanyaan-pertanyaan muncul. Hal yang paling mendasar terlintas adalah -
Apa yang kau cari dalam hidup?
1 note · View note
wahyuwsdhwn · 10 months
Text
kekerdilan dan kebodohan semakin membuat tidak berdaya.
1 note · View note
wahyuwsdhwn · 11 months
Text
Penyesalan
"Penyesalan selalu belakangan". Dulu ketika mendengar hal itu seperti angin lalu atau hal yang biasa saja. Namun, setelah mengalami baru benar-benar menyadari sesadar-sadarnya. Sudah terlambat. Klise memang tapi memang itu yang berlaku.
Waktu tidak bisa diputar kembali, semua berjalan menggilas waktu demi waktu tanpa bisa dibantah. Sudahi, tancapkan niat dan harapan mendatang. Tegakkan kepala -melangkah tegas meskipun perlahan, Kepalkan tangan keatas -tinju harapan yang melemah, Pejamkan mata -haturkan doa melangit.
1 note · View note
wahyuwsdhwn · 2 years
Text
Tumblr media
Cukup menarik perhatianku ketika awal melihat sebuah gabungan gambar berbeda seperti yang tertera di atas, sebuah potongan gambar kejadian nyata dan salah satu serial anime yang cukup banyak penggemar (one piece). Begitu banyak teori-teori muncul yang dibuat oleh penggemar sekedar iseng atau bahkan ada yang sampai riset dengan berbagai sudut pandang -cukup menarik untuk dibahas di sela-sela obrolan ringan di warung-warung hingga di tongkrongan. Seperti halnya beberapa karakter dan tempat dalam serial one piece diambil dari dunia nyata. Mengacu pada gambar di atas pertemuan Reverie x G20 memunculkan potongan-potongan imajinasi, dengan adanya kemiripan di dunia nyata. Lalu, Bagaimana jika dalam one piece adanya Pasukan Revolusioner apakah dalam dunia nyata ada? Lantas Siapa saja sosok yang pantas jika dalam dunia nyata?
Saya meyakini di tiap-tiap Negara dalam kelompok-kelompok kecil ada semacam gerakan seeprti Pasukan Revolusioner, secara sembunyi-sembunyi maupun terbuka. Gerakan yang menolak atas tindakan ketidakadilan. Tujuan mereka jelas -menentang tindakan pemerintahan atau para penguasa yang melakukan penindasan dan korupsi. Kita bisa menemukan hal itu pada para Tokoh seperti Che Guevara, Wiji Tukul, Marsinah, Munir, dll. Perjuangan semangat mereka akan terus tumbuh dan bersemai. Salah satu kutipan yang cukup terkenal dan paling aku sukai, "Kebenaran akan terus Hidup".
Tumbuh, Mekar, dan Mewangi. Panjang umur hal-hal baik 🌻
6 notes · View notes
wahyuwsdhwn · 2 years
Text
Tumblr media
Harapan
Pagi tadi, ditemani deru suara desing kereta api. Mata disuguhkan sebuah penglihatan songsong-an matahari temaram yang hangat mulai menampakkan sinarnya. Berhenti di salah stasiun, aku terpaku ketika sinar bulat itu diantara sela sela daun pepohonan pisang. Aneh, karena ada dorongan tentang sebuah Harapan.
Ya, harapan akan sesuatu hal apapun itu sekecil apapun itu juga, akan selalu ada dan terus ada kehidupan berlanjut semestinya. Masalah silih berganti, masuk-keluar, ada-tiada, dan seterusnya. Selama masih Hidup Asa akan tetap ada.
0 notes
wahyuwsdhwn · 4 years
Text
Tumblr media
Aktivasi Kampung Halaman
Dulu sewaktu masih remaja ketika melihat berita atau mendengar beberapa orang tidak bisa mudik ke kampung halaman begitu penasaran atas gejolak batin mereka yang timbul karena terpaksa oleh keadaan yang menimpa, seperti misalnya harus bertugas dengan pekerjaan yang memang harus dijalani dan tidak bisa menghindar atau faktor lain yang otomatis menunda kerinduan pulang ke kampung halaman atas keseluruhan ingatan juga pengalaman di kampung halaman yang melekat dalam kesadaran semasa perjalanan kehidupannya.
Pada akhirnya untuk kali ini — di tahun ini, aku mengambil pembelajaran atau mendapat jawaban atas pertanyaan beberapa tahun lalu dan bisa merasakan lewat pengalaman langsung pergolakan batin mereka, meskipun karena terpaksa dihadapkan dengan kondisi sekarang yang berlangsung juga tidak bisa disamaratakan persis jika dibandingkan sesuai pertanyaan masa lalu karena semua memiliki kadar masing-masing dan tidak sepenuhnya sama.
Ketika jam menunjukkan pukul tertentu seperti biasa sudah tertanam di alam bawah sadar bahwa sudah waktunya untuk harus pergi ke warung kopi untuk bisa memenuhi lidah atau rasa kopi yang khas juga bisa bertemu orang-orang baru, mengobrol, mendengar canda tawa khas para orang-orang tua dan lipatan-lipatan fenomena apa yang menjadi budaya cangkruk'an, apalagi mengingat kali ini momentum begitu terasa berbeda karena terdengar di sudut-sudut masjid sekeliling menggemakan takbir yang terasa menyentuh sisi rahasia dalam setiap diri.
Kala itu ada momen cukup menarik perhatian, ketika mengobrol dengan seseorang sesama perantauan yang mengalami hal sama tidak bisa mudik bahkan sudah beberapa bulan lebih lama belum bisa pulang ditambah faktor lain yang berbeda — seperti usia yang terpaut lebih diatasku dan juga ia memiliki keluarga.
Entahlah, tidak bisa kubayangkan pergolakan batinnya. Jika dalam ukuran —tidak ada bandingan apa-apa yang aku alami dengan keseluruhan apa yang jadi pergolakan batinnya, seperti saat ia bercerita mengenai tingkah kelucuan si kecil dalam masa pertumbuhan yang pasti dibalik senyum yang terpatri saat itu terkandung kerinduan atas keseluruhan ingatan juga pengalaman kampung halaman, terutama kebersamaan romantisme keluarga. Semoga akumulasi do'a yang terpanjat dari setiap keluarga bahkan siapapun yang menginginkan perubahan —lekas membaik dalam kasih sayang-Nya.
1 note · View note
wahyuwsdhwn · 4 years
Text
Tumblr media
Jarak
Kita menemui di setiap sudut dimanapun dihimbau menerapkan jarak. Terserah benar-benar diterapkan secara menyeluruh atau tidak, tetapi tetap sekian waktu akan ada kesempatan untuk tidak berjarak seperti dalam ketentuan yang berlaku. Karena sejatinya setiap apapun secara naluriah tidak berjarak atau bahkan semuanya menyatu dalam satu keseimbangan.
Jarak hanya diperlukan sebagai momentun atas penglihatan dengan segala kompleksitas menyeluruh dari berbagai sudut pandang, resolusi pandang, dan juga resolusi pandang. Mengambil sisi pandang antara baik-buruk hitam-putih benar-salah, ketajaman atas suatu pemetaan kondisi, dan juga jarak analisa jangka pendek - jangka menengah dan jangka panjang.
Ibaratnya, bukan hanya menanam dan menuai apa yang diperoleh esok hari atau beberapa bulan ke depan melainkan seperti menanam sebuah pohon jati yang baru bisa dinikmati di masa mendatang lewat anak cucu kita. Tidak akan ada yang sia-sia atas perjuangan perjalanan sekecil apapun apa yang ditempuh dengan kesabaran dan keteguhan total di ruang waktu yang tergelar.
0 notes
wahyuwsdhwn · 4 years
Text
Tumblr media
Kegembiraan di Persimpangan Jalan
Temaram fajar masih menyisakan semburat merah-jingga sebelum semuanya menenggelam menjadi gemerlap hitam bertabur titik-titik cahaya langit. Suasana saat itu —siluet anak-anak kecil berpadu mesra dengan riuh rendah suara riang tertawa, lugu juga menggembirakan bersamaan dengan lukisan cakrawala di jauh sana menambah keindahan kala petang hinggap.
Akan banyak hal lainnya lagi yang belum terlihat juga disadari di sekitar. Entah mungkin atau tidak mungkin, akan selalu ada sepersekian persen potensi di sekitar yang juga bisa merupakan bagian dalam diri — lewat momentum saat itu juga bersamaan dengan kilasan ingatan memori masa silam sewaktu di kampung halaman dan sekelebat pemantik bayangan masa depan, atau setiap kejadian terkandung keseluruhan perpaduan antara menerima ikhlas yang terjadi di masa kini, masa depan juga pengalaman pembelajaran dari masa silam. dan semua itu selayaknya akan selalu mengisi celah dalam setiap waktu pada masing-masing entitas hidup.
2 notes · View notes
wahyuwsdhwn · 4 years
Text
Tumblr media
Kebesaran, Kekerdilan (spasi) Kelembutan
Akan ada ruang kosong atau "jeda" mengenai kesadaran Kebesaran atau Kekerdilan. Saat berada di dataran rendah, misalnya ketika sedang mengendarai motor maupun sedang duduk diam di teras melihat sekeliling terutama alam, ia begitu tertarik akan kesadaran mengenai Kebesaran gunung. Sementara ketika seseorang mendaki gunung hingga saat mencapai puncak, ia berada dalam kesadaran betapa kecilnya kita sebagai makhluk. Seringkali luput atau terlalu cepat untuk berhenti pada satu titik, padahal hidup terus mengalir juga bergetar tidak pernah berhenti pada satu waktu.
Kemudian akan muncul berjejer pertanyaan, Apa yang dimaksud Kebesaran itu juga Kekerdilan? Apakah hanya memakai ukuran kasat mata dengan seberapa besar atau kecilnya sesuatu itu?atau Apakah Kebesaran juga Kekerdilan begitu dinamis, tergantung kesadaran merespon dari sudut pandang, jarak pandang, resolusi pandang juga didukung oleh nuansa atau momentum saat itu?
Lalu, Bagaimana ketika seseorang yang tak sengaja hanya melihat sebuah daun yang jatuh terhembus angin atau sebuah ombak menerjang hingga ke pesisir menyeret pasir-pasir bersama olang-aling buih yang kembali menyatu dengan air laut —yang bisa saja satu dari beberapa buih masih bisa terlihat dan belum hancur merupakan begitu Kebesaran terkandung dalam sesuatu yang sangat kecil.
Sungguh kompleks dan akan begitu berjejer pertanyaan dialektika lain yang akan muncul juga tak akan pernah bisa dipastikan benar-benar, entah diambil dari ukuran besar ke kecil kilometer, meter, centimeter milimeter, mikro, nano hingga paling kecil atau dari ukuran kecil ke besar dari kilo byte(kb), mega byte(mb), giga byte(gb), tera byte(tb) hingga paling besar.
Hingga kesempatan "jeda sejenak" melahirkan kesempatan berdialektika akan kebesaran juga kekerdilan bahkan tidak bisa dibatasi oleh apapun kecuali kedaulatan masing-masing diri yang lebih tau akan batasnya. Seringkali yang tampak besar akan terpeleset oleh hal-hal kecil yang mendasar atau hal-hal yang kecil mendasar akan berdampak besar di kemudian hari.
Seperti perjalanan sederhana, memutar guyuran air kran pada wastafel tempat pencucian piring, membersihkan sisa-sisa bekas makan hingga bersih dan meninggalkan sekumpulan tetesan air—tetes demi tetes air yang jernih membekas lembut di tepian piring hingga kering dan hening tanpa terdengar kembali tetesannya.
0 notes
wahyuwsdhwn · 4 years
Text
Covid-19 #2
Kita tahu atau sedikitnya mengerti bahwa ada segelintir orang yang menguasai peta jalannya keberlangsungan peradaban dengan berbagai macam fakta kejadian 'janggal' yang sudah dan sedang terjadi. Namun, bukan berarti mereka benar-benar bisa menguasai kehidupan sepenuhnya atas keberlangsungan peradaban atau sedikitnya secuil kehidupan ini. Entah, Tuhan membiarkan atau mengijinkan untuk terjadi agar bisa diambil sebagai pelajaran atau proses pengambilan makna dari sekecil kejadian apapun.
3 notes · View notes
wahyuwsdhwn · 4 years
Note
Defenisi move on? #jawabannyalangsungakupost:)
Sesimple terus berjalan melangkah tanpa henti, tidak usah berpegang pada berhasil atau tidak, terwujud atau tidak, setiap langkah sudah menjadi bagian cerita yang berharga bagi diri sendiri terlebih bisa bermakna bagi sekitar
0 notes
wahyuwsdhwn · 4 years
Text
Covid-19 #1
Di tengah situasi kecemasan dan ketakutan yang hampir menyeluruh, masing-masing mengaktifkan alarm kewaspadaan terhadap dirinya sendiri maupun sekitarnya. Tidak hanya takut terserang atau tertular tapi juga mungkin sebagian perlu untuk merasa kecil dan tidak berdaya atas hentakan peringatan dari Tuhan dengan kejadian adanya makhluk yang amat kecil bahkan tidak terlihat oleh kasat mata. Seolah-olah diperingatkan untuk mengingat kepada 'sangkan paran' kehidupan, belajar kembali di tengah arus peradaban yang serba cepat, instan, praktis efektif dan efisien. Mungkin saatnya berfikir ulang atau belajar dengan berhati-hati juga lebih sabar mengenai keputusan apapun terhadap peradaban yang sedang dijalani agar apapun yang dibangun, dibuat, di-ijtihadi harus sampai kembali kepada-Nya?
1 note · View note
wahyuwsdhwn · 4 years
Text
16;48
dan akhirnya, apa yang pantas disombongkan?
Alam dalam kesadaran tumbuh punbersujud kepada-Nya
Entah..
Daun daun itu bergoyang atas hembusan angin
Ataukah mungkin, Angin bergoyang melahirkan hembusan angin
Dialektika kanan-kiri, atas-bawah
yang menimbulkan sebab-akibat
dan tak ada kemungkinan yg lain
selain mengakui segala penciptaan-Nya
0 notes
wahyuwsdhwn · 4 years
Text
Bidang Abstrak
Bergaris bidang tak beraturan yang seadanya —melewati tahap evolusi menuju manifestasi wujud. Tahapan demi tahapan mengalami atau dipaksa menghadapi kenyataan yang terus berubah layaknya air mengalir juga bergelombang tidak berhenti bergerak dari hulu hingga ke hilir. Bermuara dimana saja ke ke sungai yang lebih besar, danau, laut, bahkan samudra tak bertepi. Ahh, tapi tunggu, dalam bentuk atau wujud yang seperti apa ketika berhenti di hilir, apakah masih berupa air atau berubah menjadi buih-buih ombak atau bisa saja berupa gelombang yang tak kasat mata dan tak berwujud?
Entahlah, tak masalah menjadi berwujud bentuk atau tidak, tersebutkan dengan kata atau tidak. Yang terpenting penghayatan atas perjalanan mengalami hulu ke hilir dengan bekal pengetahuan yang terus berkembang akan menemukan titik makna dengan sendirinya yang tiada urusan tinggi rendah, kiri kanan, atas bawah, sempit luas, dan berderet penyempitan makna lainnya. Biarkan, biarkan laku bergerak seadanya atas kealpaan sebagai manusia seutuhnya.
1 note · View note
wahyuwsdhwn · 4 years
Text
Begitu banyak sampah dalam diri. Sesering mungkin menyulut api —membakar ego sampai menjadi abu. Biarkan terurai oleh tanah kerendahan hati.
1 note · View note
wahyuwsdhwn · 4 years
Text
Terasakan pengalaman perjalanan hidup setapak demi setapak, penuh ketidakberdayaan pada titik-titik penjuru arah. Kelabilan situasi pada kiri-kanan atas-bawah dengan rasa amarah terkadang terasa tidak adil.
well, kegelapan tak akan selamanya menghampiri selama selalu ada celah dalam diri menggapai sinar cahaya.
Pada fase-fase berikutnya perlahan tanamkan keyakinan total atas pijakan kaki dengan bekal kesadaran tanah di kerendahan yang akan selalu menumbuhkan benih-benih impian masing-masing jiwa.
0 notes