Tumgik
ylkptr · 3 years
Text
Selamat Ulang Tahun dan Tahun Baru?
"Kalau kamu tau bahwa tahun itu adalah tahun berakhirnya usiamu, masihkah kamu (dan orang-orang yang menyayangimu) sanggup bersenang-senang, mengucapkan selamat menyambut kedatangannya?"
Pertanyaan ini berdiam di kepalaku hampir setahun lamanya. Ingin menulis tapi terus khawatir jika terbaca seperti seseorang yang sedang #menyindir, bukan seperti seseorang yang sedang #merenung. Makin berusaha meluruskan niat malah makin kepikiran perasaan banyak orang. Padahal juga belum tentu mereka akan berbeda pandangan? Belum tentu juga orang yang berbeda pandangan akan merasa seperti diserang? Kalau ada yang berbeda pandangan serahkan saja mereka kepada Allah, karena taufik untuk mencari tau dan menerima kebenaran itu kan kepunyaan Allah? Sehalus dan selembut apapun cara memberitahu kalau Allah tidak menghendaki mereka menerima ya pasti tidak akan diterima? Kalau ada yang menerima itu juga pasti bukan karena yang menyampaikan pandai berkata-kata, tapi semata-mata karena Allah memang menghendaki mereka menerima, ya kan?
Perang batin selalu terjadi setiap kali berniat #merenung soal riba, musik, ulang tahun dan apapun kebiasaan banyak orang yang dulu juga menjadi kebiasaanku, kesenanganku. Sampai teringat nasehat indah dari ustadz (hafizhahullah), "teruslah menulis kebaikan karena tulisan yang baik adalah usia kedua yang terus berlanjut setelah berakhirnya usia pertama dengan kematian", kira-kira begitu.
Jadi intinya merayakan ulang tahun itu gak boleh? Meskipun buat acara syukuran di panti asuhan, gak pake lilin, terus didoakan 'barakallahu fii umrik' gak boleh juga?? Ada banyak artikel dan video penjelasan para ulama yang membahas tegas soal ini. Sebelum mencari tau segala sesuatu baiknya mohon kepada Allah lebih dulu agar kita diberi petunjuk untuk mengetahui kebenaran, menerima, dan mengamalkannya dengan hati yang lapang.
Semoga setiap kebaikan yang tumpah lewat tulisan yang kita baca, Allah catatkan sebagai amal kebaikan yang terus mengalir meskipun penulisnya telah tiada.
1 note · View note
ylkptr · 3 years
Text
Berguru.
Kita hidup di zaman dimana mendapatkan biografi dan rekam jejak seorang ahli ilmu adalah perkara mudah, cukup dengan membuka mesin pencari - ketik kata kunci - lalu telusuri. Sekaligus zaman dimana ulama-ulama yang tegas mempertahankan ajaran Nabi shalallahu alaihi wassalam dituduh sebagai Wahabi. Sedangkan yang pandai berbicara dijadikan guru hanya karena indahnya tutur kata, tidak masalah meski Syiah -barangkali hanya masalalu dan sudah dapat hidayah(?). Naudzubillah.ㅤㅤ
Bukankah ketika ingin memahami atau menguasai sesuatu kita akan memilih berguru kepada pakar yang bisa 'menurunkan' kita sebuah 'kepandaian', daripada belajar dengan seseorang yang bahasanya meyakinkan dan arahannya mudah dijalankan tapi hanya membuat kita jadi tidak mengerti apa-apa?
Nasehat bisa kita terima dari siapa saja, sekalipun dari anak kecil yang belum lancar membaca atau dari orang tua yang tidak pernah sekolah, tapi ilmu yang bermanfaat hanya akan kita dapatkan dari orang yang benar-benar menguasainya.
3 notes · View notes
ylkptr · 3 years
Text
Sosial Sebatas Media
hari-hari ini adalah keramaian di dunia maya. Ungkapan duka cita di grup whatsapp, teman banyak yang tidak sempat melayat, serta doa yang lebih banyak diketik daripada dibaca.
Dan foto-foto semasa hidup yang tersebar sebagai tanda kehilangan, adakah yang peduli soal pertanggungjawaban si mayit kepada Rabbnya tentang aurat dan lekuk tubuh yang masih dipandangi lelaki ajnabi?
Beruntunglah orang-orang dahulu yang wajahnya bahkan tidak ada di album keluarga, tapi kisah kebaikannya membekas lama melebihi usia anak cucu mereka. Merekapun selamat dari jerat panjang sosial media di yaumul hisab.
Semoga Allah menjaga kita dari segala yang kita takuti dan telah berusaha kita hindari.
0 notes
ylkptr · 3 years
Text
Musafir
Sudah terlalu lama melupakan kampung halaman. Sekarang aku tengah berada di perjalanan pulang, tujuan ku adalah kembali dengan selamat dan bertemu dengan yang paling mencintai ku. Merasa masih punya banyak waktu, aku tidak terlalu buru-buru.ㅤㅤㅤ
Di persimpangan dua jalan yang membingungkan, aku memutuskan untuk mengikuti jalan yang cukup landai dan orang-orang lebih ramai, jadi bisa sedikit santai-santai. Setelah beberapa lama berkendara, aku melihat lubang-lubang yang bisa menjatuhkan dan menenggelamkan seperti jebakan.
Benar saja, banyak orang tergelincir berjatuhan lalu tenggelam. Beberapa diantaranya berhasil menghindar dan tetap melanjutkan perjalanan, namun mereka seperti orang-orang kuat yang mengerti medan dan punya banyak pengalaman.
Ku lihat diriku, tidak ada kekuatan dan pengalaman yang bisa ku andalkan untuk menghindari bahaya itu. Perjalanan belum terlalu jauh, semoga masih ada waktu untuk menempuh jalan yang lebih dekat dengan keselamatan.ㅤ
Setelah meminta pertolongan kepada Dzat yang paling mencintai ku, aku berbalik kembali ke persimpangan.
Bismillah, ku ikuti jalan yang nampak tenang membosankan. Tidak ada pemandangan yang menyegarkan mata, dimana-mana hanya rambu-rambu dan peringatan agar pengendara lebih waspada. Namun berada disini telah menentramkan hati ku. Meski tidak ada jaminan selamat sampai tujuan, tapi Rabbul 'alamin sudah mengatur segala sesuatu untuk membuat ku sampai disini dengan rasa aman. Aku berlindung kepada-Nya dari kerikil dan segala sesuatu yang menggelincirkanku di tengah jalan.
Semoga Allah menunjukkan kepada ku dan kamu semua jalan yang lurus.
0 notes
ylkptr · 3 years
Text
Kita hari ini adalah bagian dari do'a orang-orang yang mungkin pernah kita buat begitu sedih atau sangat gembira di masa lalu. "Allahu yahdiik", do'a mereka menembus langit lalu mengenai kita di bumi.
@ylkptr
0 notes
ylkptr · 3 years
Text
Tak Kenal Maka Tak Taat
Kalau sedang mencari harta memangnya siapa yang ingat soal berlebihan? Rasanya selalu kurang meskipun sudah cukup. Tapi kalau untuk belajar agama banyak yang merasa berlebihan, padahal dibilang cukup juga masih kurang.
Banyak yang ketakutan mengenali agama sendiri gara-gara sering dihantui cerita tentang orang kaya raya yang tiba-tiba jatuh miskin dan hidup melarat setelah belajar agama, pergi meninggalkan keluarga begitu saja, lalu menghilang entah kemana.
Padahal orang yang mereka bicarakan itu hanya sedang berusaha membersihkan hartanya dari apa yang Allah larang. "Agama keturunan" yang baru mereka pelajari mensyariatkan bahwa, mobil bahkan rumah mewah yang cicilannya berbunga harus dijual untuk melunasi hutang. Dan sisa penjualannya ternyata hanya cukup untuk membeli rumah kecil, bahkan mungkin hanya cukup untuk membayar kontrakan setiap bulan. Dikira melupakan keluarga padahal bisa jadi keluarga lah yang tidak berbesar hati menerima keputusannya, lalu mengusirnya dari kampung halaman karena sudah tidak lagi membanggakan.
Bukankah Allah memberi hidayah kepada siapa yang Dia kehendaki? Kita sering mendengar itu, tapi untuk menerimanya saja tidak mampu. Berdebat dan mencela rasanya lebih ringan daripada membayangkan beratnya beban jika harus taat. Kalau mengikuti syariat kita belum siap, belajarlah untuk menerima. Dan berdoalah untuk diberi kemudahan untuk patuh kepada-Nya.
Mengetahui kebenaran disaat harta belum berlimpah itu biasanya lebih mudah. Karena semakin dalam tenggelam akan semakin berat naik ke permukaan, apalagi kalau tidak bisa berenang. Kalau Allah yang Maha Baik sudah menghendaki kita selamat, cepat atau lambat kita pasti dibuat luluh mengikuti syariat.
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberi kita taufik untuk menerima kebenaran dan istiqamah mengikutinya hingga akhir hayat.
Padang, 14 Jumadil Akhir 1442 H
0 notes
ylkptr · 3 years
Text
Berlebihan.
Aku bertemu dengan diriku yang dulu, dia bilang "Jangan berlebih-lebihan beragama, biasa-biasa aja..". Aku hanya tersenyum, maklum. Diriku yang dulu bahkan belum mengerti bedanya cukup dengan kurang.
0 notes
ylkptr · 3 years
Text
"Ada yang sering merasa takut saat menangisi dosa, lega setelah memohon ampun dengan derai air mata, kemudian menjadi pemberani saat kembali melakukannya.
Bukankah kita terlalu bernyali untuk berani kepada Pencipta sendiri?"
- ylkptr
0 notes
ylkptr · 3 years
Text
Wajah Asing di Ponsel Genggam
Namanya tercatat sebagai salah satu korban kecelakaan besar. Semasa hidupnya dia tidak suka memperlihatkan diri dan keluarganya kepada 'orang asing', dia mengunci rapat sosial medianya dan membukakannya hanya untuk keluarga dan teman dekat saja.
Setelah kabar kematiannya tersebar, karib kerabat berikut teman dekat berlomba-lomba memperkenalkannya kepada semua orang. Orang-orang menatap wajahnya dari ponsel genggam, mereka mengaku berduka kemudian mencari tau tentang keluarga yang ditinggalkan, mengucapkan belasungkawa lalu kembali menjalani kehidupannya yang masih menyenangkan. Dari sekian banyak yang mengirim emoticon sedih dan berlinang air mata, semoga ada yang benar-benar sempat mengirimkan do'a.
Sementara pemilik wajah asing itu sedang dalam pertanggung jawaban besar menghadapi Rabb-Nya, kamu bahkan tidak berani membayangkan jika wajah yang tersebar itu adalah wajahmu sendiri.
0 notes
ylkptr · 3 years
Text
Budak Khianat
Kita kadang merasa sudah cukup beribadah dengan solat, zakat, puasa,haji tapi sering lupa bahwa ibadah itu bukan hanya melaksanakan perintah tapi juga meninggalkan larangan. Rasanya ibadah sudah kencang tapi tetap saja melakukan yang haram. Padahal kita diperintahkan untuk mentauhidkan Allah dan meninggalkan kesyirikan, itu makna syahadat kita.
Kenapa Allah mengampuni semua dosa baik itu berzina sampai seribu kali, atau membununuh seratus ribu orang, tapi Allah tidak mengampuni orang yang berbuat syirik walaupun hanya satu kali lalu meninggal sebelum bertaubat?
Allah memberi kita syahwat (kecondongan) kepada lawan jenis, kepada harta, dan juga kekuasaan. Tapi Allah tidak memberi kita syahwat untuk berbuat syirik. Perumpamaannya seperti seseorang yang membeli budak dari hartanya, lalu ia membawa budak itu ke rumahnya dan memberi tahu "ini rumah ku, ini pekerjaan yang harus kau kerjakan, dan hasilnya kau berikan kepadaku". Lalu budak itupun bekerja, tapi hasilnya ia berikan kepada orang lain.
Siapa diantara kita yang mau budaknya seperti itu?
Dirangkum dari Kajian
Ustadz Syafiq Riza Basalamah - Ketika Nabi Yahya Berceramah di Masjidil Aqsho
Banyak yang merasa tidak berbuat syirik tapi ia melingkarkan besi penangkal di tangan mungil bayinya, lengkap dengan bawang putih sebagai aksesoris di bajunya. Katanya sudah biasa, turun temurun dari orang tua. Naudzubillah.
Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam bersabda:
Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau akan mendapati-Nya di hadapanmu. Jika engkau mau meminta, mintalah kepada Allah. Jika engkau mau meminta pertolongan, mintalah kepada Allah. Ketahuilah apabila semua umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu dengan sesuatu, maka mereka tidak bisa memberikan manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu. Dan seandainya mereka pun berkumpul untuk menimpakan bahaya kepadamu dengan sesuatu, maka mereka tidak dapat membahayakanmu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena-pena (pencatat takdir) telah diangkat dan lembaran-lembaran (catatan takdir) telah kering.’” (HR. Tirmidzi, dan ia berkata bahwa hadits ini hasan shahih).
0 notes
ylkptr · 3 years
Text
Semoga Menjadi Pertimbangan
Sore itu pas kajian ada yang tanya, "Ustadz, seminggu yg lalu ayah saya meninggal. Saya rindu sekali, bolehkah saya berdoa agar kami bertemu di mimpi?".
Ustadz menjawab, "Apa gunanya bertemu di mimpi? Berdoalah agar bisa bertemu kembali di akhirat, di surgaNya. Kehilangan orang yang disayangi dunia ini memang menyedihkan, tapi akan sangat menyedihkan lagi kalau kita tidak bisa bertemu di akhirat. Selama masih ada kesempatan ingatkan kepada keluarga tentang tauhid, dan jauhi berbuat syirik. Karena itu adalah satu-satunya dosa yang akan membuat kita kekal di neraka, abadi selama-lamanya.".
Kita tidak tau akan "kembali" dalam keadaan seperti apa. Tidak sedikit orang beriman yang menemui Rabbnya dalam keadaaan masih menyembah 'tuhan' yang lain. Naudzubillahi min Dzalik. Berusahalah kenali dan tinggalkan syirik. Jangan mengaku sayang tanpa berbuat apa-apa, dakwahkan pelan-pelan.
Pertimbangankanlah baik-baik. Aku sedang berusaha dan mengaku sayang kepadamu, saudaraku.
0 notes
ylkptr · 4 years
Text
Anak Baru
Penuh semangat pertama kali ikut kajian dan datang sendirian. Sudah sampai malah ingin pulang. Setelah tiga kali putar balik di depan parkiran, akhirnya berani masuk karna hati kecil berteriak kencang "jangan biarkan syaitan menang!".
Dengan jilbab menutup dada seadanya, rok gantung "tujuh perlapan" warna terang, dan atasan yang panjangnya tidak lebih sepinggang, sepasang kaki melangkah pura-pura tenang. Duduk paling belakang.
Dan seorang akhwat menyodorkan tangan, dikira mau kenalan ternyata ingin mengucapkan salam, "assalamualaykum" :))
Di dalam masjid ada hijab yang membatasi laki-laki dengan perempuan, hanya terdengar suara ustadz. Dan sekelilingku sibuk mencatat. Tidak terlihat pandangan mata yang menatapku seperti anak baru kajian. Aku kembali percaya diri dan akan datang lagi pekan depan.
Padang, 26 Muharram 1439 H.
0 notes
ylkptr · 4 years
Text
Duduk di pengajian.
Sebagian orang telah dilembutkan hatinya sedemikian rupa. Tanpa cerita drama kakinya ringan melangkah begitu saja menuju Rabbnya. Motivator pertamanya hanya nasehat agama dari sosial media, atau didikan turun temurun dari "keluarga beragama". Sebagian yang lain, keras hatinya dilembutkan dengan teguran. Kemudian barulah ringan langkahnya untuk mengenal siapa yang menciptakannya, dan kepada siapa dia akan pulang.
@yuliaekp
1 note · View note
ylkptr · 4 years
Text
(P)indah Pada Waktunya
Beberapa tahun lalu, aku memperhatikan berubahnya seorang teman. Dibalik postingan-postingan dakwah, aku melihat dia begitu cinta kepada Rasulullah. Sekilas hatiku bertanya, "Apa rasanya mencintai Rasulullah? Sedang kepada Allah saja hatiku masih biasa-biasa saja."
Siapa sangka hanya dalam hitungan bulan Allah langsung mengambil alih perhatianku dari semua orang, tidak terkecuali orang tua dan adikku satu-satunya. Aku berbalik arah dan hanya ingin mengejar Dia sekencang-kencangnya. Semudah itu kah hidayah? Tidak. Seorang berhati batu seperti ku akan sulit meninggalkan kesenangan, kecuali peringatan keras telah menghadapkan wajahnya pada kematian.
November 2017, ujian dimulai. Ku pikir derita tidak akan lama lalu semua akan kembali seperti semula. Hingga Desember 2018 aku merasakan sesuatu semakin berat di tubuhku. Dibalik teguran atas dosa-dosa yang entah berapa banyaknya, ku sadari hukuman riba di dunia mungkin sedang ku terima, dan apa yang terjadi telah memudahkanku untuk melepaskan gelimangnya.
Di sela-sela waktu yang lapang kakiku mulai ringan mendatangi majelis ilmu. Biidznillah, Desember 2019 keadaan terus membaik hingga ku dapatkan kesembuhan sebagai bonusnya. Dan pertanyaan terjawab, dengan rahmat-Nya Allah mengenalkanku kepada sunnah. Di jalan ini lah Rabb-ku memberitahu bagaimana rasanya mencintai Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam.
Setiap kita akan diberi tawaran untuk merasakan (p)indah, entah dengan teguran atau hati yang begitu saja dilapangkan. Mau ambil sekarang atau tunggu sampai terasa dekatnya kematian, silahkan. Sedikit pun Dia tidak akan dirugikan.
0 notes
ylkptr · 6 years
Text
Surat Cinta
Kepada yang memberi harap saat aku nyaris berputus asa.
Kepada yang membentangkan peluk ketika air mata jatuh-jatuh saja.
Kepada yang selalu misterius menjawab tanda tanya di kepala.
Kepada yang mudah cemburu meski dipalingkan sedikit saja.
Kepada yang sering menyelamatkan dari peristiwa pengancam nyawa.
Kepada yang paling penyayang dari semua penyayang.
Kepada Allah-ku,
terimakasih...
Dari aku yang manja.
(yang rajin menulis saat kecintaannya kepada makhluk sering tertumpah).
____________________________ .
***
Bukan mengumbar, aku tidak mau Allah-ku cemburu.
2 notes · View notes
ylkptr · 6 years
Text
Kepada: Diriku yang Sombong
Sebelum surat ini selesai aku ingin kita sepakat bahwa apa yang tertulis dan kamu baca saat ini adalah bentuk kepedulian ku kepada mu, diriku sendiri.
Aku punya banyak pertanyaan yang harus kamu jawab saat pikiranmu sedang jernih nanti. Dan semoga ini bisa mengingatkan mu (lebih cepat) saat hatimu sedang kusut (lagi).
Jadi,
seberapa sering kamu merasa dirimu lebih baik dari seseorang yang mendapatkan apa yang tidak kamu dapatkan
Seberapa sering kamu berpikir buruk atas pikiran orang lain yang tidak sejalan dengan pikiranmu?
Seberapa sering kamu berbuat sesuatu tanpa melibatkan Pencipta mu, merasa telah berkali-kali berhasil melakukannya hingga lupa memulai dengan do'a?
Seberapa sering kamu berpikir bahwa permintaanmu lebih baik bagi mu daripada apa yang akan diberikan-Nya untuk mu?
Aku hampir malu membuat pertanyaan yang ku ketahui akan membuatmu lebih malu setelah menjawabnya.
Salam sayang.
Padang, 10 Februari 2018.
Dari aku, dirimu yang sombong.
2 notes · View notes
ylkptr · 7 years
Text
Sebaik-baiknya Perayu
Allah itu sebaik-baiknya perayu. Selalu punya banyak cara untuk mendekati hati hamba-hambaNya. Saat hati merasa gagah, Allah menyelipkan beberapa masalah. Biar sering mengadu, biar selalu rindu. Saat hati mulai dekat dan ingin bertaubat, Allah menghadiahkan banyak solusi. Biar pandai bersyukur, biar lebih tafakur. Sayangnya hati yang kembali percaya diri lebih mudah menjauhi, mendekat sesekali, lama-lama lupa lagi. Sedih nggak sih digituin? Iya. Tapi Allah itu pemaaf yang memberi kesempatan berkali-kali, bukan pendendam yang akan menyumpahi sampai mati.
0 notes