Tumgik
#kepemimpinan
laksmi2001 · 2 years
Text
Ketika berada dalam suatu kelompok atau forum, apa sikap terbaik yang kamu pilih ketika dihadapkan dengan berbagai macam pendapat orang lain ketika tengah memutuskan atau menyepakati suatu hal? Apakah kamu berani menyuarakan pendapat versimu sendiri atau menjadi pihak yang netral dalam memandang semua pendapat yang dilontarkan? Atau diam saja menunggu keputusan berhasil disepakati?
Apapun jawabanmu, tidak ada yang salah. Semua tergantung pilihan masing - masing. Tapi di sini, izinkan aku tuk mengajakmu berpikir mengenai 'bagaimana kalau kita menjadi pihak yang netral saja terlebih dahulu?' Sampai sini dulu deh, pasti kamu mengernyitkan dahi, "Lhoh kok cuma jadi netral² aja sih? Kok gak punya keberpihakan sih?"
Jangan salah, netral tidak serendah itu. Coba kita lihat definisi netral menurut kbbi, netral artinya tidak berpihak. Oke, menurutku, untuk kita bisa memberikan pendapat yang obyektif dan rasional, kita perlu dalam kondisi yang netral, entah pikiran kita atau pun perasaan kita. Ketika kita bisa netral dalam memandang sesuatu, kita akan lebih mudah untuk melihat dengan logika dan nalar, bukan berdasar pendapat yang paling kuat dan dominan, pun jika pendapat itu berasal dari orang yang kita percayai. Ketika kita bisa mengondisikan pikiran dan perasaan kita dalam kondisi netral, kita akan lebih mudah mengenali, mana pendapat orang lain yang memang untuk kepentingan umum dan mana yang hanya untuk kepentingan pribadi. Kita juga akan lebih mudah untuk memakai segala sudut pandang, pun jika itu pendapat dari orang yang kita tidak sukai sekalipun.
Netral yang ingin aku tekankan di sini adalah bagaimana kemampuan kita dalam menilai sesuatu itu dengan pikiran yang jernih dulu, tanpa adanya dorongan dari pihak tertentu, tanpa adanya rasa sungkan kepada orang yang kita percayai dalam forum itu, dan tanpa ada ego yang menyertai. Apa jadinya kalau baru awal saja kita sudah berambisi bagaimana supaya pendapatku diterima, bagaimana aku speak up agar ideku ini terlihat memukau, dan sederet keinginan lain yang sebenarnya itu hanyalah ego yang dibungkus dengan "berani speak up menyuarakan pendapat".
Netral yang aku tekankan juga tidak untuk semua keadaan. Pada awalnya kita memang perlu netral, tetapi kemudian kita juga perlu berani mengambil pilihan, membuat keputusan. Tentu pilihan ini lagi- lagi jangan sampai berdasarkan kecenderungan kita pada siapa yang berpendapat/siapa yg usul/siapa yang ngasih ide, tetapi lebih ke seberapa penting dan bekerjanya ide tersebut jika dieksekusi. Ingat, kita harus tetap tegas memilih atau membuat keputusan. Namun, ketika proses menentukan pilihan itu, kita perlu mengondisikan pikiran dan perasaan kita dalam keadaan netral.
13 notes · View notes
aseprohmandarsblog · 2 months
Text
0 notes
hidayatuna · 4 months
Text
 Ulama dan Penguasa
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Setelah diangkat menjadi khalifah, Abu Ja’far al Manshur mendapat informasi yang tidak menyenangkan tentang tiga orang ulama besar di masa itu yakni Ibnu Abi Dzi’b, Malik bin Anas dan Ibnu Sam’an. Karena itu, secara tiba-tiba ia mengundang mereka datang ke istana di malam hari. Dari ketiga orang itu yang terakhir datang adalah Imam Malik. Saat ia datang, ia melihat…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
herihp · 5 months
Text
Kehebatan Pemimpin
Sebagai seorang pemimpin, terkadang kita merasa perlu untuk memiliki semua jawaban dan ide yang brilian untuk mengatasi setiap masalah yang dihadapi oleh tim. Namun, sebenarnya peran seorang pemimpin bukanlah untuk menciptakan semua ide hebat tersebut. Sebaliknya, peran seorang pemimpin adalah menciptakan lingkungan di mana ide-ide hebat dapat terjadi.Hal ini berarti bahwa sebagai pemimpin, kita…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
dinaest · 6 months
Text
Apa pendapat anda dengan pendeta?
Apakah pendeta itu harus membahagiakan semua orang dan memuaskan semua keinginan. Nyatanya, ini gak bisa. Saya 12 tahun jadi pendeta. Dan saya sadar gak akan bisa menyenangkan umat selalu. Saya harus menolak di tengah tuntutan yang banyak dan raut kesal dan kecewa membuat saya mempertanyakan diri dan kecukupan saya.
Saya rasa ini yang membuat banyak pendeta depresi. Akhirnya kami jadi kejar mengejar. Siapa yang paling dicintai dan disukai. Ada teman saya yang 24 jam ada buat jemaat. Bahkan dia sudah ada di pagi buta buat jemaat. Tp ada juga teman saya yang santuy, dia asik aja datang belakangan pas pesta jemaat dan tetep bisa ketawa.
Ini bikin saya belajar sesuatu. Bahwa jemaat seringkali berharap terlalu tinggi dari pendeta karena pendeta sendiri beberapa ada yang kesusahan merasa cukup. Menaruh tuntutan terlalu tinggi pada dirinya sendiri. Dan ini semua adalah siklus kepemimpinan yang salah yang mengakar dari zaman ke zaman.
Sejak lama, saya sudah mengenal dan belajar bahwa konsep teologi hamba Allah sudah tak lagi relevan. Dosen STFT Jakarta, Joas Adiprasetya pernah mengkritik bahwa relasi stereotype sebagai hamba hanya akan meniadikan pastor atau pendeta yang menyamar jadi hamba malah kemudian menjadi tuan terselubung dalam relasi. Sehingga rentan menindas dan menyingkirkan. Akhirnya stigma hamba jadi keliatan bagus di luar tapi sangat oligarkis di dalam. Si pendeta keliatan mengayomi tapi sebenarnya menguasai dan gak ingin dibantah. Lalu berjalan sendirian mengalahkan yang lain.
Saya melihat ada dua tipe pendeta gak bahagia model begini. Dia memanfaatkan umat demi kepentingannya. Berucap semua bagi umat padahal ingin mencari keuntungan. Entah uang atau fasilitas. Tipe kedua berucap bahwa umat adalah segala galanya dan bicara soal kasih di mana mana tapi kehilangan suara kenabian dan daya didik. Umat nya jadi umat yang gampang tersipu dan terayu, suka dipuji, besar kepala dan akhirnya berantem sendiri. Sering mereka ga sadar sudah dibawa kaya gini sama pemimpinnnya.
Tulisan saya ini bukannya sinis dan nyinyir. Ada rekan pendeta yang saya kritik bilang saya sinis dan iri tp enggak kok. Saya cuman kuatir dengan masa depan gereja dan umat kalau para pendetanya gak bertobat.
Penting menjadi seorang pendeta yang mengenal dirinya sendiri. Yang sadar bahwa dia bukan temannya dan dia bisa menerima dirinya sendiri. Apa adanya dengan masa lalu dan kekurangannya. Sehingga dia gak tumbuh jadi pendeta yang memanfaatkan umat untuk menutupi dan memuaskan dirinya.
Penting jadi pendeta yang mensyukuri keluarga dan temannya. Ada pendeta yang bilang jemaat segalanya tapi akhirnya jadi annoying banget karena keluarganya berantakan. Ada juga yang kotbah soal sahabat tapi setiap sahabatnya bikin apa apa dianya malah nyinyir dan ngetawain mencibir. Ada yang ngerasa dia lebih tua jadi harus dihormati sama yunior2nya. Oh my God! Emangnya kita ini apaan guys!
Semua drama ini akan bikin umat jadi nelangsa. Makanya saya suka berdiam diri aja dan masuk pada diri saya. Melakukan mindfullness alias meditasi. Saya mencoba mendengarkan Allah dan berdiam diri. Gak mau terpengaruh hiruk pikuk dunia dan menemukan bahwa makna bahagia jadi pendeta sesungguhnya sudah ada dalam diri dan hati kita masing masing.
Makna bahagia itu ada dalam Kristus yang mencintai kita dan memberi limpahan cinta sehingga kita bisa terus mencinta. Maka saya terus berefleksi apakah semua pengabdian dan pelayanan ini membawa saya lebih bahagia, tulus dan jujur dalam mengasihi Dia atau sebaliknya menjadi topeng lekat yang membuat saya lelah dan terkuras. Dan dunia pun terus berputar. Saya tetap menyeruput kopi dan bermeditasi.
Saya ingat di jemaat ada umat yang hatinya tulus dan mengabdi. Bukankah kita malu sebagai pendeta berantem sana sini berjuang memjadi yang terbaik dan terpopuler. Maka saya gak mau ngoyo. Semampu dan secukup saya. Saya bukan Allah. Dan umat diberi kesempatan menolong saya mewujudkan persekutuan yang sehat, tulus dan bersyukur.
Udah ah
0 notes
naqibia · 8 months
Text
Adanya seorang pemimpin merupakan fitrah manusia di muka bumi. Pemimpin memiliki wewenang untuk mengatur jalannya hukum yang berlaku di tengah warganya. Maka dari itu, baik atau buruk suatu bangsa sebagian besar tergantung dari pemimpinnya, bisakah ia memimpin dengan bijak atau justru sebaliknya.
0 notes
kbanews · 8 months
Text
Pagelaran Wayang Kulit, PKS: Lakon Parikesit Simbol Perubahan dan Regenerasi Kepemimpinan
JAKARTA | KBA – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar pagelaran wayang kulit di Kantor  Dewan Pimpinan Pusat (DPP)  Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Jl TB Simatupang, Jakarta Selatan, Minggu malam, 27 Agustus 2023. Ki KRT H Lebdo Nagoro Anom Suryoto dan putranya Ki Bayu Aji dihadirkan sebagai dalang dalam pagelaran wayang kulit tersebut. Mengangkat tema ‘Parikesit Jumeneng Ratu’, lakon wayang…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
aseprohmandar · 8 months
Text
Gotube
Doel Sumbang @Budak Angon
youtube
Budak Angon Manusia Sang Sunda Unggulan
1 note · View note
meng-u-las · 10 months
Text
Superstar vs Superteam
Tumblr media
Photo by Hannah Busing on Unsplash
Terinspirasi dari artikel di harian kompas yang berjudul "Ada Bintang di Dalam Perusahaan Anda" yang ditulis oleh Andreas Maryoto dan diterbitkan pada tanggal 8 Juni 2023. Artikel tersebut membahas fenomena perebutan talenta yang sempat terjadi di dunia kerja, khususnya perebutan talenta digital, dimana kebanyakan perusahaan yang memiliki modal yang banyak biasanya bisa mendapatkan yang mereka inginkan dengan mudah, berbeda dengan yang terjadi dengan perusahaan yang memiliki modal terbatas, dimana seringkali mereka tersisih dari persaingan perebutan talenta tersebut, namun dengan sudut pandang yang tepat, sesungguhnya untuk mencapai keberhasilan perusahaan, sebetulnya bukan superstar yang dibutuhkan melainkan superteam dimana setiap individunya dapat saling bekerja sama dan saling menghargai, hal yang unik terjadi dalam sebuah pertandingan sepakbola di sebuah perusahaan, dimana terdapat tim yang diisi oleh para karyawan yang "Pandai" bermain bola dan ada tim yang terdiri dari pemain yang biasa saja akan tetapi dengan kekompakan yang kuat dan sikap saling mendukung antar pemainnya, mereka dapat memenangkan kompetisi sepakbola tersebut.
Hal yang saya coba ingin bahas disini, dalam perjalanan karir, mungkin kita akan menghadapi sebuah organisasi yang begitu menjunjung tinggi prestasi tiap individunya, tidak jarang manajemen bisa berbuat "kejam" dengan memangkas para karyawan yang berada di posisi performa terbawah, dari sisi karyawan, menghadapi peristiwa tersebut tentu sangat tidak nyaman, karena setiap hari atau setiap saat, pekerjaan itu seperti sebuah kompetisi hidup-mati, dan dari sana bisa melahirkan budaya politik yang semakin memperkeruh suasana, karena setiap orang merasa posisinya selalu terancam, sehingga daripada dirinya menjadi korban, lebih baik orang lain yang menjadi korban. Dari keadaan yang buruk tersebut, akan semakin banyak karyawan yang menerapkan asas, asal bapak senang, dengan menampilkan hal-hal yang diinginkan oleh manajemen, serta menghalalkan segala cara untuk mendapatkan posisi terbaik dan menutupi hal-hal buruk yang mungkin sedang terjadi, hingga pada akhirnya perusahaan bukan berjalan kearah kebaikan, tapi semakin menggali kearah keruntuhan. Dalam kondisi perusahaan seperti itu, individu yang tidak banyak bersuara, biasanya yang sering menjadi korban, segala jerih payahnya tidak jarang diaku-akui oleh mereka yang lebih banyak terlihat oleh manajemen, semata-mata agar mereka mendapatkan penghargaan dan posisinya aman.
Praktik toxic tersebut bisa hadir pada saat para manajer begitu mengagungkan individu atau karyawan yang "terlihat" bersinar, padahal sebuah perusahaan sebetulnya tidak hanya terdiri dari satu bagian saja atau seorang individu saja, melainkan terdapat banyak orang lain yang turut andil dalam kesuksesan perusahaan tersebut. Disinilah peran dari seorang pimpinan perusahaan menjadi sangat penting, bagaimana bisa menggerakkan setiap anggota tim agar bisa saling percaya satu dengan yang lainnya dan senantiasa merasa dihargai, serta senantiasa membuka ruang-ruang agar setiap individu yang ada bisa bersuara atau didengarkan. Terkadang memang tidak semua memiliki andil atau tanggung jawab yang sama besarnya, tapi dengan budaya saling menghargai yang diterapkan, setiap individu bisa belajar untuk melihat segala sesuatu bukan hanya dari sudut pandang hasil saja, melainkan melihat segala sesuatu dari proses bekerja bersama.
Mengemban tugas menjadi seorang pemimpin memang tidak pernah mudah, seperti kutipan berikut "Semakin Tinggi Pohon Semakin Kencang Angin Menerpa", begitu pula semakin tinggi posisi dalam suatu organisasi, sering kali kita tergoda dengan kesuksesan instan, dimana cara paling mudah adalah menghargai dengan berlebih individu yang berprestasi dan menjadikan pecundang mereka yang kurang berprestasi serta hanya mementingkan hasil tanpa perduli setiap proses, tujuannya adalah memberikan kesan kita sebagai pemimpin telah berhasil membawa organisasi tersebut menjadi "lebih sukses", para pemegang saham bisa menikmati keuntungan, padahal tanpa sadar organisasi tersebut sudah bergerak kearah yang salah dan didalamnya tumbuh budaya toxic yang tidak diinginkan oleh semuanya. Jalan lain yang sulit adalah mereka yang memiliki amanah sebagai pemimpin, merangkul setiap individu di dalam organisasinya, memberikan penghargaan sekecil apapun tanggung jawab yang diemban dan tidak memiliki mentalitas instan, karena sebuah gedung tidak pernah bisa dibangun dalam satu malam saja, semua memiliki proses, dan membangun semangat kolaborasi antar bagiannya, karena tentu setiap individu dan bagian memiliki kelebihannya masing-masing, alhasil pemimpin yang cenderung lebih sabar dan berorientasi pada proses akan mendapatkan organisasinya bertumbuh secara organik dan kepuasan setiap individunya meningkat.
Maka kembali ke topik awal, baik sebagai seorang pemimpin ataupun individu, tidak perlu khawatir jikalau saat ini kita tidak memiliki kemewahan menghadirkan talenta-talenta termahal atau untuk individu kita belum berada di organisasi terbaik di industri, sesungguhnya kesuksesan bisa dimulai dari apa yang dimiliki saat ini, dimulai dari pola pikir yang tepat untuk menghargai setiap individu yang terlibat, sehingga kesuksesan kita menjadi kesuksesan bersama. Semoga tulisan saya bermanfaat.
0 notes
ysalma · 1 year
Text
Mengenal Arti Stoicism, Filosofi Kepemimpinan Bebas Stres
Pada zaman yang serba kompetitif sangat perlu mengenal arti stoicism, filosofi Yunani kuno agar bisa menjadi individu dengan kepemimpinan berkualitas yang bebas stres dan tidak panikan, khususnya bagi yang sedang menjalankan bisnis.
Arti stoicism adalah prinsip hidup menyelaraskan diri dengan alam agar kehidupan bahagia, terbebas dari stres, galau dan rasa gak guna saat gagal. Tepatnya, arti stoicism adalah filosofi teras yang membuat manusia sadar saat bersosialisasi sebagai makhluk hidup dengan menerima sepenuhnya apa yang mampu dikontrol dan yang tidak dapat dikendalikan oleh dirinya. Para stoic beranggapan bahwa apa…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
cleogia · 1 year
Text
Keberanian Di mata Filsuf Yunani
Perang menjadi ajang menguji keberanian seseorang. Para filsuf kerap mengaitkan keberanian seseorang dalam peperangan Umurnya baru 15 tahun namun keberaniannya tidak terukur. Siang itu, di kedinginan Swat Valley, Pakistan, Malala Yousafzai, saat itu baru saja pulang dari sebuah sekolah dengan menumpang sebuah bus. Tiba-tiba seorang pria naik ke dalam bus dan meminta remaja ini menyebutkan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
hidayatuna · 1 year
Text
Bagaimana Al-Qur'an Memaknai Term Kepemimpinan?
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Sebagai seorang pemimpin, manusia dituntut untuk mampu memimpin dan memiliki jiwa kepemimpinan atas dirinya sendiri dan orang yang berada dalam tanggung jawabnya. Term kepemimpinan yang telah dipakai hampir di seluruh aspek kehidupan manusia. Sebagai muslim, menggunakan term ini hendaknya sesuai dengan basis keagamaan yang tak lainAl-Qur’an dan sunah. Pada kesempatan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
metalextra · 1 year
Text
Feri Sun Ferry Services Company akan operasikan feri hibrida bertenaga baterai dan solar panel di Hong Kong
Dua kapal feri hybrid berlambung ganda, berujung ganda dengan baterai onboard dan teknologi tenaga surya akan diklasifikasikan oleh badan klasifikasi Bureau Veritas sebelum melayani jalur transportasi air di Hong Kong, China. Operator feri Sun Ferry Services Company akan mengerahkan dua feri ujung ganda hibrida baru di Hong Kong, yang dilengkapi dengan teknologi baterai dan tenaga…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
debullsid · 1 year
Photo
Tumblr media
Politik Sosial & Kepemimpinan wanita. . . Price : Rp 2.500 https://linktr.ee/KatalogDebulls WhatsApp : 0858-8822-7308 . . . #ebook #buku #book #majalah #komik #novel #emegazine #digital #makalah #skripsi #scribd #literasi #sastra #wattpad #politik #politiksosial #kepemimpinan #pemimpin #wanita #pemimpinwanita #ebookdebulls #debulls (di STEKPI_kalibata) https://www.instagram.com/p/Cp0J2NbJUKn/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
infoseminar · 1 year
Photo
Tumblr media
Info Seminar Effective Leadership Skill. Jadwal Training Effective Leadership Skill 2023 online dan offline class. Pelatihan Effective Leadership Skill tersedia public training dan in house training. Info seminar training lengkap: WA: 0851-0197-2488 Jadwal training lengkap: https://www.informasi-seminar.com #trainingleadership #seminarleadership #leadershipskill #leadership #kepemimpinan #skill #leaders #infoseminar #informasiseminar #jadwaltraining #jadwalpelatihan #jadwalseminar #infotraining #informasitraining #publictraining #inhousetraining (di Jakarta) https://www.instagram.com/p/CorRQfApTBa/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
kbanews · 9 months
Text
Prinsip Kepemimpinan yang Efektif
Dalam perjalanan saya baru-baru ini dari Missouri ke New York, tanpa sengaja saya membaca majalah AA (American Airlines) yang tersimpan di counter bandara. Saya memang selalu mencari bacaan ringan ketika dalam perjalanan. Baik itu dari majalah-majalah gratis atau sekalian membeli di toko buku bandara. Seringkali buku-buku yang baru terbit lebih duluan terpajang di bandara-bandara sebagai…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes