Tumgik
aiyustarlight · 3 months
Text
Kamu
Adalah kamu, salah satu sumber ketenanganku. Sumber bahagiaku. Muara senyumku. Muara tawaku.
Berada di sampingmu, merupakan anugerah bagiku. Tempat favoritku. Kediaman lelahku. Sandaran ternyamanku.
Walau sekali waktu, kamu bisa jadi asal dari tangisku. Muasal dari sedihku. Akar dari rasa jengkelku. Musabab dari rasa gusarku.
Namun, kamu tetaplah rumah terindah dan tersayang bagiku. Kuharap bukan hanya sampai akhir nafasku. Akan tetapi hingga surga menyambutku dan kamu. Aamiin...
(Yuree, 280124)
0 notes
aiyustarlight · 4 months
Text
Berhenti Posting
Entahlah, beberapa hari terakhir ini rasanya enggan untuk sekedar posting apapun baik story maupun feeds. Terutama tentang kehidupan pribadi. Semisal, jalan-jalan kemana, makan dimana, sedang bersama keluarga atau teman, sudah melakukan kegiatan apa.
Rasanya selalu muncul pertanyaan, "Buat apa sih? Pentingkah? Bermanfaatkah? Apa yang kamu cari? Perhatian atau Validasi?"
Walau kadang sesekali akhirnya posting sesuatu, hanya untuk mengabarkan, "I'm here and I'm still alive!". Namun, itu juga sering tidak bertahan lebih dari 24 jam. Karena berpikir itu aneh, atau takut jadi penyakit 'ain. Dan seringnya tidak membuat batin tentram ketika memposting hal apapun tentang diri. Akhirnya, aku coba untuk jeda dari posting apapun. Ternyata rasanya damai juga ya. Rasanya lebih bahagia ketika aku bisa menikmati suatu momen tanpa harus posting apapun. Ah, semoga bisa begini terus lebih lama.
(Yuree, 060124)
2 notes · View notes
aiyustarlight · 4 months
Text
Rumah-Nya
Entahlah, tapi aku merasa nyaman saat pertama kali datang ke rumah-Nya. Seakan aku pernah tinggal disana. Seakan aku sedang kembali ke kampung halaman. Seakan kedatanganku kesana sudah dinantikan. Melalui perantara do'a serta tangisan. Aku merasa Allah memelukku lebih erat saat disana. Dan aku enggan melepaskan pelukan-Nya. Aku ingin lebih lama menghabiskan waktu dengan-Nya. Aku ingin tinggal lebih lama di rumah-Nya. Bercerita banyak tentang luka dan duka yang kusimpan di pedalaman atma. Ah, kemarin terlalu singkat. Semoga aku bisa kembali ke rumah-Nya dengan segera. Menuntaskan rindu untuk bersimpuh dalam peluk-Nya, bersama keluarga kecil yang merupakan amanah-Nya.
(Yuree, 030124)
1 note · View note
aiyustarlight · 5 months
Text
Do'a Gadis Kecil
Tepat di bawah jutaan partikel air hujan yang membasahi setiap inchi pori-porinya, gadis kecil itu terlihat menggerakkan bibirnya seraya memanjatkan barisan do'a dengan suara yang lemah
Wahai pemilik semesta yang Maha Mendengar. Aku tahu, Engkau mampu mendengarkan setiap do'a yang aku lisankan maupun yang aku sembunyikan. Sungguh aku tidak meminta banyak, selain tolong jangan membuatku jauh dari Al-Qur'an walau sehari pun. Jangan buat aku lupa dalam merutinkan tahajjud serta dhuha-ku. Jangan buat aku lalai dengan keindahan dunia yang palsu. Bantu aku duhai Ya Rahman, agar tak sedetikpun aku lupa untuk mengingatmu di setiap aktivitasku. Bantu aku wahai Ya Rahim supaya aku bisa selalu membiasakan shalat di awal waktu. Sesungguhnya aku hanya hamba yang benar-benar lemah tanpa kuasa-Mu. Semoga Engkau memperkenankan do'a-do'aku...
Begitulah dia mengakhiri do'anya dengan mata yang basah.
(Yuree, 051223)
0 notes
aiyustarlight · 5 months
Text
Memaafkan
Terkadang, mulut kita bisa dengan mudah mengucapkan bahwa kita sudah memaafkan kesalahan seseorang. Sementara hati masih terasa sakit dan memori masih terus mengingat betapa menyakitkannya kesalahan orang tersebut kepada kita. Kadang bisa memicu kembali sebuah tangisan. Kadang tertutupi dengan candaan. Kadang tertutupi dengan senyuman. Kadang terselingi dengan kilasan. Namun, satu yang pasti. Memaafkan itu tak semudah kelihatannya. Tersebab kesalahan itu telah mencederai rasa kepercayaan dan ketulusan yang terpupuk begitu dalam. Ya, kurang lebih mungkin sama seperti memperbaiki cermin yang sudah pecah. Memang fungsinya masih tetap sama untuk bercermin, namun pantulannya tidak lagi bisa sesempurna sebelumnya.
(Yuree, 251123)
0 notes
aiyustarlight · 6 months
Text
"Mungkin, yang kita butuhkan sekarang adalah keberanian untuk dibenci. Namun, karena kita ingin dicintai dan ingin diakui, kita mengiris jiwa kita dengan pisau agar terlihat indah di mata orang lain. Karena itulah, kita selalu merasa sakit dan tak bahagia."
-Lee Da Eun, Daily Dose of Sunshine-
(Yuree, 081123)
1 note · View note
aiyustarlight · 9 months
Text
Mama
Akhir-akhir ini aku sering memperhatikan. Betapa banyak uban yang mulai bertumbuhan, dari tiap helai rambut seseorang yang telah melahirkan dan membesarkanku hingga bertemu dengan sang pasangan.
Tentu mulai ada rasa khawatir yang bermunculan. Di samping puluhan do'a yang kupanjatkan. Semoga sehat dan kuat selalu duhai mama kesayangan. Semoga aku tidak banyak menyusahkan, dan untuk selanjutnya bisa lebih membahagiakan.
Dariku,
Salah satu putri kesayangan.
(Yuree, 270723)
2 notes · View notes
aiyustarlight · 10 months
Text
Ada kalanya...
Ada kalanya kesedihan pernah menyapa kita. Menghantarkan kita pada tangis dan airmata. Memaksa kita terkurung dalam situasi yang di luar rencana. Mengunci kita dalam ruangan yang sesak hingga tak berdaya.
Pada saat itulah, keimanan kita sedang diperiksa. Akankah percaya ataupun tidak percaya. Bahwa tak selamanya kesedihan itu singgah pada jiwa. Ianya akan pergi menjemput bahagia.
Ya, ada kebahagiaan yang sedang menanti di depan sana. Akan ada kesenangan yang membuatmu terbebas dari belenggu kepedihannya. Akan datang kebaikan yang membuat terharu akan wujudnya.
Hanya tinggal perbanyak sabar serta do'a yang mesti dipanjatkan. Supaya Allah kuatkan iman dan badan. Supaya Allah mudahkan perjalanan. Supaya Allah lekas sampaikan kembali pada kebahagiaan yang dinantikan.
(Yuree, 160723)
1 note · View note
aiyustarlight · 1 year
Text
Kepolosan, Ketulusan dan Kekecewaan
Ada kalanya kepolosan membuat seseorang dengan mudah menceritakan banyak hal yang dia senangi ataupun yang dia tangisi.
Ada kalanya ketulusan membuat seseorang lebih mudah untuk mempercayai dan memaklumi.
Dan rupanya perpaduan antara kepolosan serta ketulusan itu bisa menghantarkan seseorang pada kekecewaan yang kemudian disesali.
(Yuree, 160523)
5 notes · View notes
aiyustarlight · 1 year
Text
Berkata dan Berdoa
Seseorang pernah bilang padaku, bahwa perkataan orang lain itu tidak bisa kita kontrol, sedangkan perasaan kita bisa kita kontrol. Namun, pada kenyataannya seringkali sulit mengendalikan perasaan akibat dari perkataan orang lain. Ada saja yang berkata tanpa mau memahami atau memberi empati terhadap kondisi. Ada saja yang berkata, tanpa mau mempedulikan situasi. Kalaupun sulit untuk mengontrol kata-kata yang kurang baik atau cenderung menyakiti pendengarnya, bukankah masih bisa berdo'a yang baik-baik sehingga perasaan pendengarnya tetap terjaga? Bukankah dengan memanjatkan do'a akan memberikan pengharapan dan memberikan penghiburan bagi pendengarnya?
(Yuree, 081222)
3 notes · View notes
aiyustarlight · 1 year
Text
Pengobat
Saat sakit (red: secara fisik) seringkali aku bingung kira-kira harus pilih obat mana yang tepat. Beda gejala beda pula jenis obat. Pun jika sudah ketemu obat yang tepat, belum tentu juga akan cocok dan langsung sehat.
Begitu pula saat batin dirasa terluka dan sakit. Kadang gamang sekali harus dengan cara apa untuk mengobatinya. Mungkin menyantap makanan yang disuka, berbincang dengan teman dekat, berjalan-jalan ke luar rumah sejenak bisa sedikit melupakan sakitnya. Namun, ketika di rumah ternyata rasa sakit itu masih tersisa. Sampai akhirnya, dicobalah membaca Alquran walau hanya beberapa lembar. Dan ternyata cukup membuat hati menjadi lebih tenang dan menghentikan airmata yang menetes perlahan-lahan.
(Yuree, 021222)
1 note · View note
aiyustarlight · 1 year
Text
Hujan
Beberapa hari ini sering turun hujan. Kumpulan partikel airnya membuat tiap langkah tertahan. Terjebak lebih lama pada situasi yang menjemukan. Ya, terjebak dalam sebuah ruangan. Menanti hujannya mereda agar tidak kebasahan. Menanti tanpa tahu kepastian. Ajaibnya kadang membuat ruang luka kembali terbuka. Tiba-tiba menyebabkan kenangan lama bangun dari tidurnya. Memaksa sembuh untuk kembali sakit adanya. Meminta damai untuk menjadi kacau keadaannya. Aneh, bagaimana bisa hujan memporak-porandakan pedalaman atma? Padahal hujan hanyalah air yang dapat membasuh permukaan kulit manusia. Bagaimana bisa hujan menyentuh gersangnya jiwa? Bagaimana bisa hujan dapat membangunkan duka? Tolong berikan jawabannya segera!
(Yuree, 281122)
0 notes
aiyustarlight · 1 year
Text
Teman
Hai, apa kabar? Sudah lama rasanya tidak bertemu teman. Bagaimana harimu? Kuharap menyenangkan.
Rasanya prioritas dan kesibukan membuat kita sejenak terlupa kalau kita memang punya teman. Teman yang dulu sering bermain bersama-sama. Teman yang dulu sering berbagi cerita. Teman yang dulu selalu ada. Teman yang dulu berpetualang bersama. Teman yang dulu berjuang bersama-sama.
Sekarang wujudnya hanya sebatas kenangan dalam gallery saja. Hanya sebatas postingan di media sosial saja. Hanya sebatas status di akun wa atau ig saja. Hanya sebatas obrolan sekilas dalam chat saja.
Karena apa? Waktu untuk bertemu juga terbatas karena sudah punya prioritas. Mobilitas yang juga berbatas. Peran kehidupan baru yang memiliki pembatas.
Kenyataan yang menyesakkan, tapi begitulah fase kehidupan. Namun, sebaik-baiknya teman tentunya akan menularkan energi untuk berbuat kebaikan. Akan memberikan sokongan dan dukungan. Akan tetap mendo'akan di kejauhan. Walau raga tak bisa selalu berpapasan.
(Yuree, 171122)
0 notes
aiyustarlight · 2 years
Text
Penghasilan Sendiri
Tadinya aku pikir jika punya penghasilan sendiri aku bisa bebas untuk membelanjakannya semauku. Membeli barang ini dan itu sesuai dengan keinginanku. Mentraktir siapapun yang dekat denganku. Bisa check out semua wish list di akun olshop-ku.
Namun, pada kenyataannya tidak begitu. Setelah tahu bahwa rasanya sulit untuk berjuang dalam memperoleh penghasilan sendiri, aku malah begitu ragu. Ragu untuk membeli ini dan itu. Ragu untuk men-checkout keranjang belanja di aplikasi marketing place kepunyaanku. Bahkan semakin malas untuk sekadar mengecek flash sale yang berseliweran disitu.
Semua hasrat itu seketika menghilang, ketika paham bahwa untuk mendapatkannya saja harus baku hantam antara kesehatan mental dengan kesehatan fisikku. Rasanya terlalu sayang untuk dibelanjakan sesuatu yang memang bukan kebutuhanku, walau sebenarnya keinginanku jauh lebih banyak daripada itu.
(Yuree, 181022)
1 note · View note
aiyustarlight · 2 years
Text
Semampunya
Seseorang pernah bercerita padaku, katanya beruntung ya orang yang berpenghasilan diatas rata-rata, karena bisa sedekah lebih banyak kepada yang membutuhkan dan juga bisa membantu finansial orang tua atau saudara kandungnya.
Kemudian suatu waktu aku pernah juga mendengar perkataan seorang ustadz, katanya tidak perlu iri dengan orang diatasmu yang mampu bersedekah dengan nilai berjuta-juta, karena memang begitulah kemampuan mereka. Bersedekahlah sesuai dengan kemampuanmu tidak perlu memaksakan. Karena pasti Allah akan tetap memperhitungkannya sebagai amal jariyah tidak peduli besar atau kecil. Bukankah Allah Maha Melihat akan segala niat yang ada di hatimu?
(Yuree, 091022)
1 note · View note
aiyustarlight · 2 years
Text
Serba Salah Wanita
Wanita, yang ketika berkarir dikatakan menelantarkan anak dan hanya mengejar dunia saja. Yang jika menjadi ibu rumah tangga disebutkan tak berdaya dan hanya mengemis nafkah dari pasangannya.
Dan memang hal benar yang bisa dilakukan seorang wanita hanyalah berhenti mendengarkan dan mempedulikan tentang perkataan orang. Sebab perkataan orang itu diluar kontrol kita, sedangkan perasaan dan pikiran diri itulah yang kita mesti kontrol.
(Yuree, 160822)
1 note · View note
aiyustarlight · 2 years
Text
Sempurna
Ya, begitulah hidup di era digital. Hampir semua lini mengandalkan aplikasi digital. Termasuk dalam hal komunikasi dan interaksi di media sosial.
Hampir tiap kalangan, baik yang muda atau yang tua sudah mulai melek akan berbagai platform media sosial. Entah untuk membagikan informasi yang sifatnya umum atau bahkan khusus, entah berbagi mengenai figur publik atau bisa jadi mengenai kehidupan pribadi.
Hal inilah terkadang membuat orang memandang hidup orang lain terlihat begitu sempurna. Dan berujung pada sikap membandingkan kehidupan sendiri yang dirasa jauh dari kata sempurna.
Padahal sejatinya kehidupan di dunia ini memang dirancang tidak sempurna. Masing-masing memiliki ujiannya yang berbeda-beda. Selaras dengan arti dari surat Al-Baqarah ayat 155:
Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.
Sudah tertera jelas pada ayat tersebut bahwa tiap-tiap insan akan diuji dengan ujian yang berbeda. Sebab itulah tak ada yang namanya kehidupan sempurna. Apalagi jika hanya dilihat dari postingan sosial media saja yang cenderung tentang senang dan bahagia saja. Ya, kita tak pernah tahu keaslian situasi dan kondisi yang dialami orang lain dibaliknya.
Seperti dalam sebuah kutipan terkenal juga dikatakan bahwa
Nobody is perfect
Karena memang begitulah kenyataannya. Hidup di dunia bukan dirancang untuk menjadi seseorang yang sempurna, tapi mungkin untuk bisa saling menyempurnakan ketidaksempurnaan orang lain. Tidakkah melelahkan terus memaksakan diri untuk menjadi yang sempurna?
(Yuree, 030722)
0 notes