Tumgik
#alwarist
blogalloh · 1 year
Text
Ya Alloh Engkau “Maha Pewaris” Dan Aku Hanya Hamba Yang Kau Jadikan Ulama’ #Dakwah #Islam
Tumblr media
Diantara Nama-nama Allah Yang Agung adalah al-Warits (Yang Maha Pewaris). Suatu konsekwensi logis, bila seorang manusia meninggal dunia, maka segala hartanya akan jatuh menjadi milik ahli warisnya. Begitu juga dunia apabila qiyamat, seluruh makhluq binasa dan ketika itu yang menjadi pewaris Agung adalah Allah Taala. Pada hari binasanya seluruh makhluq Allah berfirman: لمن الملك اليوم ؟ Artinya: “Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?” (Q.S. Al-Mu’minun: 16) Ya Alloh Engkau “Maha Pewaris” Dan Aku Hanya Hamba Yang Kau Jadikan Ulama’ Kemana para penguasa yang selama hidupnya sombong, kemana fir’aun, namruz dan rombongannya bukankah mereka selama hidupnya mengaku sebagai tuhan? Kemana mereka tidak menjawab.  40 tahun kemudian Allah Taala menjawab: لله الواحد القهار Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. Dialah pemilik hakiki, manusia dan makhluq lainnya hanyalah sebagai tamu dan penerima pinjaman, yang namanya tamu satu saat akan permisi dan orang meminjam satu saat akan ditagih pinjamannya. Oleh karena itu, setelah manusia dan makhluq serta alam semesta hancur dan binasa semuanya kembali kepada Allah Taala sebagai Pewaris Agung Yang kekal Abadi. Mengamalkan Asmaul Husna (al-Warist) Seseorang yang ingin mengamalkan dan melekatkan makna nama al-Warist pada dirinya, hendaknya ia mewarisi kebaikan-kebaikan yang ditinggalkan oleh para pendahulunya dari kalangan orang shaleh dan para ulama, baik sifat, perbuatan dan perkataan mereka. Keutamaan Berdzikir Dengan Menyebut (Ya Warits) Syaikh al-Muhib Yusuf Bin Ismail Nabhaniy mengatakan dalam kitab Saadatud Darain halaman 575: “para ulama telah menguji-coba, siapa saja yang memperbanyak membaca Ya Warits 1000 kali di waktu antara maghrib dan isya, maka dengan izin Allah Taala segala gundah, galau, bête, nyengkal, gremet, mumet, eneg puyeng, bingung bakal hilang.” Memperbanyak wirid “Ya Warits” menjadi pelipur segala lara. Bahwa segala kesulitan dan kegundahan akan Allah ganti dengan kesenangan dan ketenangan. Doa Syaikh Ahmad Dardir al-Maliki al-Khalwatiy: ويا وارث ورﱢثنا علما وحكمة Ya Waarits, Warritsna Ilman wa hikmatan artinya: Ya Allah yang Maha Pewaris berikanlah kami ilmu dan hikmah sumber : https://yayasanalmuafah.wordpress.com/2013/06/04/keutamaan-asmaul-husna-al-warits-pelipur-lara/ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Ya Alloh Engkau “Maha Pewaris” Dan Aku Hanya Hamba Yang Kau Jadikan Ulama’
0 notes
blogalloh · 1 year
Text
Alhamdulillah Alloh Wali Umat Rosululloh. Bukan Mati Yang Memisahkan Pernikahan, Tapi Surga Yang Mempertemukan Suami-Istri Karna Ridho Alloh Selamanya. #Dakwah #Islam
Tumblr media
Ijab Kabul bahasa Arab merupakan salah satu teks yang dapat anda baca dalam prosesi akad nikah. Namun jika pihak-pihak yang akan melakukan prosesi tersebut merasa kesulitan dan tidak memungkinkan untuk membacanya dalam bahasa Arab, maka Ijab Kabul juga dapat dibaca menggunakan bahasa yang dikuasainya, salah satunya adalah Bahasa Indonesia.Hal ini sesuai dengan menurut pendapat mayoritas ulama, yang dilansir dari situs myquran.org, yang menyebutkan bagi orang yang tidak mampu memakai Bahasa Arab dalam Ijab Kabul diperbolehkan menggunakan selain Bahasa Arab dan pernikahan dihukumi sah. Adapun bacaan ijab Kabul dalam Bahasa Arab dan Indonesia adalah sebagai berikut. Alhamdulillah Alloh Wali Umat Rosululloh. Bukan Mati Yang Memisahkan Pernikahan, Tapi Surga Yang Mempertemukan Suami-Istri Karna Ridho Alloh Selamanya. Bacaan Ijab Kabul Bahasa Arab Ijab dalam bahasa Arab diucapkan seperti berikut: أنكحتك وزوجتك مخطوبتك بنتي…. علىالمهر…. حالا Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti (Nama pengantin perempuan) alal mahri (maha/ mas kawin) hallan Artinya: "Aku nikahkan engkau, dan aku kawinkan engkau dengan pinanganmu, puteriku (Nama pengantin perempuan) dengan mahar (Mahar/ mas kawin) dibayar tunai". Kabul dalam bahasa Arab, قبلت نكاحها وتزويجها على المهر المذكور ورضيت بهى والله ولي التوفيق Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq Artinya: "Saya terima nikah dan kawinnya dengan mahar yang telah disebutkan, dan aku rela dengan hal itu. Dan semoga Allah selalu memberikan anugerah". Bacaan Ijab Kabul Bahasa Indonesia Ijab dalam bahasa Indonesia; “Saudara/Ananda (Nama pengantin laki-laki) bin (Nama ayah pengantin laki-laki) Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan anak saya yang bernama (Nama pengantin perempuan) dengan maskawinnya berupa (Mahar/mas kawin), Tunai.”Kabul dalam bahasa Indonesia; “Saya terima nikahnya dan kawinnya (Nama pengantin perempuan) binti (Nama ayah pengantin perempuan) dengan maskawinnya yang tersebut, tunai.”Demikianlah bacaan ijab Kabul dalam bahasa Arab dan bahasa Indonesia yang dapat and abaca saat prosesi akad nikah. Semoga bermanfaat! (RYFA) sumber : https://kumparan.com/berita-terkini/ijab-kabul-bahasa-arab-dan-bahasa-indonesia-1uvkS9bPFOK/full بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Wali Umat Rosululloh. Bukan Mati Yang Memisahkan Pernikahan, Tapi Surga Yang Mempertemukan Suami-Istri Karna Ridho Alloh Selamanya.
0 notes
blogalloh · 1 year
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Keberuntungan. Suami Yang Beruntung Ialah Yang Menikah Dengan Bidadari Yang Menjadikannya Lebih Dekat Dengan Alloh. Begitu Pula Sebaliknya. #Dakwah #Islam
Tumblr media
“Sesungguhnya dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah” (HR. Muslim no. 1467). 31 Sifat Dan Ciri Wanita Sholehah Dalam Islam Lengkap Untuk para istri maupun calon seorang istri yang shalihah, hendaknya mengetahui apa yang disukai oleh suaminya, banyak sifat dan ciri-ciri wanita shalihah yang sangat didambakan oleh para suami. Tentunya semua yang dilakukan tidak terlepas dari ajaran-ajaran agama. Perlunya pengetahuan tentang hakikat sebagai seorang istri itu sangat penting agar dalam menjalani biduk rumah tangga berjalan dengan penuh keharmonisan, sakinah, mawaddah wa rohmah. Tidak hanya istri, suami pun harus mengetahui hakikatnya sebagai seorang suami, pemimpin rumah tangga dan imam yang baik bagi keluarganya. Alhamdulillah Alloh Maha Keberuntungan. Suami Yang Beruntung Ialah Yang Menikah Dengan Bidadari Yang Menjadikannya Lebih Dekat Dengan Alloh. Begitu Pula Sebaliknya. Sifat Dan Ciri-Ciri Wanita Sholehah Sebagai seorang pria sholih atau suami yang sholih, tentu menginginkan wanitanya memiliki sifat-sifat baik yang mampu menentramkan hati suami dan membawa keberkahan dalam keluarga yang akan dibangunnya. Berikut ada beberapa sifat dan ciri-ciri wanita sholehah dambaan pria shalih sesuai ajaran agama islam, antara lain: 1. Wanita yang taat dan bertaqwa kepada Allah SWT dan paham agama. تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ: لِمَـالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِيْنِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ Yang artinya “Wanita dinikahi karena empat faktor yaitu karena hartanya, nasabnya, kecantikannya dan karena agamanya. Maka dapatkanlah wanita yang taat beragama niscaya kamu akan beruntung” (HR. Al-Bukhari no. 5090 dan Muslim no. 1466). Rasulullah SAW mengancam dan melarang laki-laki menikahi perempuan bukan karena agamanya. “Jangan kalian mengawini wanita karena kecantikannya, bisa jadi kecantikannya akan membuatnya sombong. Dan jangan pula karena hartanya, bisa jadi kekayaannya membuat dia melawan, tetapi kawinilah wanita karena agamanya. Sesungguhnya hamba sahaya yang hitam lagi pesek namun beragama itu lebih baik.”(HR Ibnu Majah) Bekal yang sangat diutamakan adalah paham tentang ajaran-ajaran agama, bisa membaca dan melantunkan ayat-ayat Al-qur’an yang bisa menjadi dasar untuk dapat mewujudkan rumah tangganya dengan pondasi yang kokoh guna menyiapkan generasi Islam yang diridhoi-Nya. 2. Wanita yang bisa mengaji atau mambaca ayat Al-Qur’an. Sangat penting bagi wanita untuk pandai melantunkan dan membaca ayat al-qur’an dan lebih bagus lagi hafal ayat al-qur’an karena selain pahalanya membacanya yang luar biasa, Al-Qur’an merupakan salah satu mukjizat yang Allah jamin kemurniannya. Ada banyak kemuliaan dan kebaikan didalamnya salah satunya adalah Al-Qur’an dapat merangsang perkembangan otak anak dan meningkatkan intelegensinya, ketika mengandung hendaknya sering-sering membacakan ayat-ayat al-qur’an, agar kelak generasi yang dilahirkan menjadi cerdas dan berakhlak budiman. 3. Mampu menjaga aib dan rahasia suami. Tidak suka membeberkan aib suami kepada siapapun. Istri yang baik akan selalu menjaga rahasia suaminya, karena itu merupakan aib bagi suaminya. 4. Wanita yang berakhlakul karimah. Senantiasa selalu menjaga tutur bahasanya, santun dalam berbicara, lembut perangainya dan berprilaku sopan terhadap suaminya. 5. Tidak mudah marah pada suami. Bersifat legowo dan mudah untuk memaafkan disetiap kesalahannya. 6. Selalu menyenangkan hati suaminya. Selalu ceria dan romantis dihadapannya akan membuatnya senang dan mendamaikan hati. 7. Memberi perhatian pada suami. dari hal sekecil apapun seperti menyiapkan pakaian untuknya, membersihkan tempat tidurnya, membelai keningnya, memberi senyuman, mencium tangannya ketika salah satu darinya hendak pergi. 8. Menerima dan menghargai sekecil apapun yang suami berikan. Bersyukur atas apa yang dia usahakan untuk membahagiakan kamu, walau dengan ses
uatu yang tidak berharga sekalipun. 9. Taat pada perintah suami. Apapun yang diperintahkan oleh suami selagi bukan dalam hal maksiat ataupun dosa, kita wajib mematuhinya. 10. Bersolek hanya untuk suami dan tidak berlebihan dalam bersolek. Pria mana yang tidak menginginkan wanitanya cantik dan rapih, selain enak dipandang juga bisa memberikan kenyamanan serta aura positif. Jika melihat istrinya bau dekil dan kumel tentu akan membuat suami tidak nyaman berada didekatnya. Ga ada ruginya kan melakukan hal seperti itu, agar suami betah di rumah ?? 11. Tidak suka keluar rumah jika tidak ada keperluan dan seizin suami. Wanita sholihah itu selalu menjaga dirinya, bukan pergi keluar rumah berkumpul diluar rumah dengan menggunjing dan ngerumpi ga jelas. Jika sudah berumah tangga hendaknya mengetahui kapasitasnya sebagai seorang istri juga ibu bagi anak-anak. 12. Wanita yang tidak pecemburu. Cemburu memang tanda cinta, tapi jangan jadi wanita pecemburu. Cemburu yang fatal bisa membakar keutuhan rumah tangga. Berikanlah kepercayaan dan saling setia pada pasangan. 13. Penuh kasih sayang. Akan sangat berharga ketika pasangan memiliki sifat yang penuh kasih sayang, karena sifat ini sangat dibutuhkan agar ketentraman jiwa terpenuhi. 14. Wanita yang tidak pemalas. Bagaimana tugas rumah bisa terselesaikan jika seorang istri malas-malasan?, karena begitu banyaknya tugas seorang istri dari mulai mencuci pakaian, piring, memasak, menyiapkan makanan, menyapu, nyetrika, membersihkan ruangan dari debu dan kotoran, membersihkan barang-barang, sampai menata rapi ruangan yang ada di dalam rumah, semua itu adalah tugas wanita, so…jadilah wanita yang ga pemalas Ok… supaya makin disayang suami. 15. Manjakanlah suami. Ketika suami sedang berada di rumah, janganlah menyibukkan diri dengan melakukan ibadah-ibadah sunnah yang bisa menghalangi suaminya untuk istimta’ (bernikmat-nikmat) dengannya, kecuali bila suami mengizinkan. Jika sudah berumah tangga, istri adalah ladang bagi suaminya, dan disitulah ladang pahala bagi keduanya. seperti dikatakan dalam sebuah hadits: Yang artinya: “Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya“. (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026) 16. Melayani suami dengan penuh keihkhlasan. Jangan pasang muka cemberut, dahi mengkerut dan bibir manyun ya…, supaya Allah tidak melaknatmu. Jangan pula menolak ajakan suami untuk bersenang-senang dengannya, karena Allah sangat tidak menyukai hal itu. 17. Menjaga kehormatan dan harta suami. Baik ketika suami sedang tidak berada di rumah maupun sedang berada di rumah. Karena kehormatan dan harta suami adalah kehormatan dan hartanya istri. 18. Tidak suka membantah perkataan suami. Terkecuali perkataannya salah dan menyesatkan. Jika tidak menyukai, maka bicarakanlah dengan lembut tanpa ada kekerasan dan menimbulkan pertengkaran. 19. Mampu menghibur suami ketika sedang bersedih atau tertimpa masalah. Jangan memperkeruh masalah dan keadaan. Buatlah hatinya menjadi tenang. 20. Wanita yang cerdas. Istri yang cerdas adalah dambaan semua pria, karena mereka ingin anak-anaknya terlahir dari wanita yang cerdas, agar mampu merawat, membimbing dan mendidik putra-putrinya kelak dengan berbagai asupan pendidikan dan berakhlak mulia. 21. Bisa menjaga diri. Dalam artian mampu menjaga pandangannya dari fitnah dunia. 22. Wanita yang mempunyai sifat keibuan. Sifat keibuan seorang wanita didukung oleh dua hal yaitu rasa cinta dan kelembutan rasa. Rasa cintanya yang begitu besar karenanya besar pula pengorbanannya demi putra-putrinya. Kelembutan rasa yang dimilikinya membuat putra-putrinya lebih dekat dan hangat dalam dekapannya. Suami pasti bangga memiliki seorang istri yang dapat dipercaya dalam mengurusi anak-anaknya kelak. 23. Wanita yang pandai membagi waktu Wanita muslimah selalu bisa menjaga wa
ktunya supaya tidak terbuang dengan sia-sia, disiang hari ataupun malam harinya. Maka dengan seperti itu, dapat terhindar dari ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), dicaci dan hal lainya yang tidak ada gunanya. 24. Wanita yang tetap setia mendampingi sang suami Pada saat suaminya sedang didalam rumah (tidak pergi keluar atau safar), seorang wanita menyibukkan diri dengan melaksanaka ibadah sunnah yang bisa menghalangi suaminya untuk istimta’ (bernikmat-nikmat dengannya seperti berpuasa, kecual jika suaminya menginzinkan. Sesuai sabda Rasulullah Shallahllahu’alaihi wa sallam yaitu: “Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya”. (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026) 25. Wanita yang pandai bersyukur Seorang istri yang sholehah ialah wanita yang pandai bersyukur atas pemberian dan kebaikan suaminy, tidak melupakan kebaikannya, karena Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur.” Ada yang bertanya kepada beliau: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: “Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.” (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907) 26. Wanita yang selalu menjaga auratnya Bisa disebut sebagai wanita yang sholehah apabila ia pandai dalam menjaga auratnya. Salah satu kewajiban untuk seorang muslimah yakni dengan menutup aurat dan menjaga dengan sebaik-baiknya. 27. Wanita yang meayani suami dengan ikhlas Seorang istri tidak boleh atau jangan pernah sekali-kali menolak ajak suami untuk bersenang-senang, karena Allah akan melaknatnya. Selalu memberikan pelayanan yang menyenangkan supaya sang suami semakin mencainya adalah kewajiban. 28. Wanita yang senantiasa beristighfar Wanita yang sholehah didalam hatinya tertanam rasa takut kepada Allah apabila melakukan suatu kesalahan atau perbuatan yang dilarang dan dibenci oleh Allah. Sehingga wanita sholehah senantiasa menjaga diri dengan selalu beristighfar dan memohon ampun kepada Allah SWT 29. Wanita yang memiliki sikap sederhana Wanita yang sholehah mempunyai iman yang sempurna, menjadikan mereka tidak akan tergoda dengan kemewahan dunia. Mereka senantiasa hidup sederhana dan selalu mensyukuri akan nikmat yang sudah Allah berikan untuknya. 30. Wanita yang berpedoman terhadap Al-Quran dan Al-Hadits Al-quran dan Hadist merupakan pedoman hidup setiap umat Islam, tak terkecuali juga untuk wanita muslimah. Dengan berpegang teguh kepada Al-quran dan Hadits, maka akan merasakan ketenangan dan ketentraman dan juga mendapatkan syafaatnya di hari kiamat (yaumil kiyamah). 31. Mendahulukan kepentingan suami Wanita yang sudah menjadi istri selalu mendahulukan kepentingan suaminya daripada kepentingan dirinya. Selain itu dia taat dan melayani apa yang diperintahkan oleh sang suami, selama perintah tersebutnya tidak bertentangan dengan syariat agama. Jika memiliki istri sholehah seperti itu, insyaAllah kehidupan keluarga yang dibinanya akan selalu dalam limpahan keberkahan dari Allah, sakinah, mawaddah wa rohmah serta dapat melahirkan putra-putri yang shalih shalihah serta menjadi penyejuk mata. Aamiin. Demikian artikel yang saya tulis tentang Wanita Sholehah : 31 Sifat Dan Ciri Dalam Islam Lengkap. Semoga kita yang belum mendapat pasangan hidup akan mendapatkan pasangan yang Allah ridhoi dengan karakter yang kita dambakan dan menjadi penyejuk mata untuk kehidupan kelak hingga kesurgaNya, dan bagi yang sudah berkeluarga bisa jadi cerminan untuk hidup lebih tertata dengan kaidah-kaidah yang telah ditentukan, agar selalu bahagia dan menjadi keluarga yang sakinah,
mawaddah wa rohmah selamanya. Aamiin. sumber : https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/03/wanita-sholehah.html بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Maha Keberuntungan. Suami Yang Beruntung Ialah Yang Menikah Dengan Bidadari Yang Menjadikannya Lebih Dekat Dengan Alloh. Begitu Pula Sebaliknya.
0 notes
blogalloh · 1 year
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Memuliakan Istri. Ajak Bidadari Masuk Surga Dari Pintu Mana Saja Dengan Mentaati Suami Karna Alloh. #Dakwah #Islam
Tumblr media
Di antara keutamaan istri yang taat pada suami adalah akan dijamin masuk surga. Ini menunjukkan kewajiban besar istri pada suami adalah mentaati perintahnya. Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Alhamdulillah Alloh Maha Memuliakan Istri. Ajak Bidadari Masuk Surga Dari Pintu Mana Saja Dengan Mentaati Suami Karna Alloh. أَيُّمَا امْرَأَةٍ مَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَنْهَا رَاضٍ دَخَلَتِ الْجَنَّةَ “Wanita mana saja yang meninggal dunia lantas suaminya ridha padanya, maka ia akan masuk surga.” (HR. Tirmidzi no. 1161 dan Ibnu Majah no. 1854. Abu Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan). Yang dimaksudkan dengan hadits di atas adalah jika seorang wanita beriman itu meninggal dunia lantas ia benar-benar memperhatikan kewajiban terhadap suaminya sampai suami tersebut ridha dengannya, maka ia dijamin masuk surga. Bisa juga makna hadits tersebut adalah adanya pengampunan dosa atau Allah meridhainya. (Lihat Nuzhatul Muttaqin karya Prof. Dr. Musthofa Al Bugho, hal. 149). Begitu pula ada hadits dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ “Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih) Dengan ketaatan seorang istri, maka akan langgeng dan terus harmonis hubungan kedua pasangan. Hal ini akan sangat membantu untuk kehidupan dunia dan akhirat. Islam pun memuji istri yang taat pada suaminya. Bahkan istri yang taat suami itulah yang dianggap wanita terbaik. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih) Sebagian istri saat ini melupakan keutamaan taat pada suami. Sampai-sampai menganggap ia harus lebih daripada suami sehingga dialah yang mesti ditaati karena karirnya lebih tinggi dan titelnya lebih mentereng. Wallahul musta’an. Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah. — Selesai disusun di Darush Sholihin, 4 Safar 1436 H Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Muslim.Or.Id Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/23592-istri-yang-taat-suami-dijamin-surga.html بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Maha Memuliakan Istri. Ajak Bidada
0 notes
blogalloh · 1 year
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Beri Kenyamanan. Ajak Sampaikan Kata Terima Kasih & Mohon Maaf Ke Bidadari Kita. Cemburu Tanda Cinta. #Dakwah #Islam
Tumblr media
Cemburu dalam bahasa Arab disebut dengan ghairah yang secara bahasa diartikan: berubahnya suasana hati dan bangkitnya amarah karena berbagi sesuatu yang bersifat privasi. Cemburu merupakan watak alamiah yang diberikan Allah pada diri manusia, dan akan muncul ketika ada orang lain yang turut bersama mengusik miliknya, dan perasaan tersebut muncul dengan sendirinya. Alhamdulillah Alloh Maha Beri Kenyamanan. Ajak Sampaikan Kata Terima Kasih & Mohon Maaf Ke Bidadari Kita. Cemburu Tanda Cinta. Banyak jenis cemburu yang diperbolehkan dalam syariat, salah satunya adalah cemburu dalam rumah tangga, bisa saja cemburu ini muncul dari seorang suami atau dari seorang istri. Pasangan yang tidak memiliki rasa cemburu secara proporsional tidak dianggap baik, karena itulah Nabi menyebut dirinya sebagai orang yang pencemburu melebihi sahabat Sa’ad. Cemburu dari seorang suami berguna untuk menjaga nasab agar tidak terjadi percampuran. Sebab itulah dikatakan, setiap umat diberi rasa cemburu pada kaum laki-lakinya, dan diberi shiyanah (terpelihara) pada kaum wanitanya. Istri juga boleh cemburu pada suaminya selama tidak sampai mengucapkan kata-kata kotor dan membangkang pada suami. Seorang istri tidak mungkin terbebas dari rasa cemburu, karena cemburu adalah watak manusiawi. Sebagai contoh adalah istri-istri Nabi, bagaimana sesekali mereka saling cemburu antara satu dengan yang lain. Berikut beberapa riwayat tentang cemburu istri-istri Nabi: Cemburu Aisyah pada Khadijah. Dari Hisyam dari bapaknya dari Aisyah RA. berkata: “Tidaklah aku cemburu kepada istri-istri Nabi SAW. sebagaimana kecemburuanku terhadap Khadijah, padahal aku belum pernah melihatnya. Ini karena Nabi sering menyebut-nyebutnya (memuji dan menyanjungnya), dan terkadang Nabi menyembelih kambing, memotong-motong bagian dagingnya, lantas mengirimkannya pada saudara-saudara Khadijah. Suatu saat aku berkata kepada beliau, “Seolah-olah tidak ada wanita di dunia ini selain Khadijah.” Maka Nabi menjawab: “Khadijah itu begini (sifatnya) dan begini (keistimewaannya) dan dari dialah aku mempunyai anak.” (HR. Bukhari) Dari Hisyam dari bapaknya dari Aisyah RA. berkata: “Halah binti Khuwailid, saudara perempuan Khadijah memohon izin (isti’dzan) masuk menemui Rasulullah SAW. Seketika Rasul teringat dengan isti’dzan Khadijah, beliau berubah tampak senang karenanya, dan bersabda, “Ya Allah! Jadikanlah dia Halah”. Aku (Aisyah) langsung cemburu dan berkata, “Apa yang engkau ingat dari wanita tua dari bangsa Qurasy itu, yang telah memerah kedua sudut mulutnya (: giginya telah tanggal dan yang tersisa hanyalah gusi merah), yang telah meninggal pada masa lampau, dan Allah telah memberi ganti dirimu dengan orang yang lebih baik dari pada dirinya.” (HR. Bukhari) Cemburu Aisyah pada Shafiyah. Ibnu Hajar dalam al-Ishabah fi Ma’rifatis Shahabah meriwayatkan dari Atha’ bin Yasar, berkata, “Ketika Rasulullah SAW. datang dari Khaibar, dan Shafiyah ikut bersama beliau, kemudian disuruh tinggal sementara di rumah Haritsah bin Nu’man. Para wanita Anshar mendengar berita itu, lantas mereka datang ke rumah Haritsah untuk melihat kecantikan Shafiyah. Aisyah kemudian juga datang ke rumah itu dengan bercadar, setelah Aisyah keluar, Nabi SAW juga keluar mengikuti Aisyah, lalu bertanya, “Bagaimana perempuan yang engkau lihat itu Aisyah?” Aisyah menjawab, “Aku melihat seorang wanita Yahudi.” Nabi lalu menasehati, “Jangan berkata seperti itu, sungguh dia telah masuk Islam dan Islamnya juga baik.” Cemburu Zainab pada Shafiyah Dari Aisyah RA.: Dalam sebuah perjalanan Rasulullah, unta Shafiyah mendadak sakit, sementara unta Zainab ada yang tersisa. Maka Rasulullah SAW bersabda pada Zainab, “Unta Shafiyah sakit, aku minta engkau memberi dia seekor dari untamu.” Zainab menjawab, “Apa aku harus memberi wanita Yahudi itu?”. Karena kejadian itu, Nabi tidak mendatangi Zainab pada bulan Dzul Hijjah dan Muharram; dua bulan atau bahkan tiga bulan. (HR. Ahma
d). Cemburu Istri-Istri Nabi pada Shafiyah Dari Zaid bin Aslam semua istri Nabi berkumpul di dekat beliau saat sakit menjelang wafat. Shafiyah berkata, “Aku ingin sakit yang engkau rasakan juga ikut aku rasakan.” Istri-istri Nabi saling mengedipkan mata. Nabi kemudian melarang mereka dan mengatakan bahwa Shafiyah tidak berdusta. Cemburu Istri-Istri Nabi pada Aisyah Dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya dari Aisyah: Istri-istri Rasulullah terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah Aisyah, Hafshah, Shafiyah dan Saudah. Kelompok kedua adalah Ummu Salamah dan istri-istri yang lain. Kaum muslimin tahu betapa cintanya Rasulullah SAW pada Aisyah, sehingga ketika mereka memiliki harta yang ingin dihadiahkan kepada Rasul, mereka mengundurnya sampai Rasulullah tiba pada giliran bermalam di rumah Aisyah, baru kemudian pemilik hadiah itu mengirimkan hadiahnya untuk Rasul ke rumah Aisyah. Kelompok Ummu Salamah kemudian berkata pada Ummu Salamah, “Berbicaralah pada Rasullah SAW agar beliau memberi tahu orang-orang, agar siapa saja yan ingin memberikan hadiah kepada Rasul hendaknya memberikan hadiah itu di mana pun Rasulu bermalam di rumah istri-istrinya.” Perihal tersebut kemudian disampaikan Ummu Salamah pada Rasul sebanyak tiga kali, sampai pada akhirnya Rasul bersabda, “Janganlah engkau menyakitiku perihal Aisyah, sesungguhnya wahyu tidak turun padaku pada saat aku berada di dalam jubah seorang wanita, kecuali Aisyah.” Ummu Salamah lalu berkata, “Aku bertaubat pada Allah dari menyakiti dirimu wahai Rasulallah.” (HR. Bukhari) Diceritakan dari Anas ia berkata: Nabi sedang berada di rumah salah satu istrinya, kemudian salah seorang dari istri-istri yang lain mengirimkan makanan dalam mangkuk, kemudian istri tersebut memukul tangan pelayan itu hingga mangkuk di tangannya jatuh dan pecah. Nabi kemudian mengumpulkan serpihan-serpihan mangkuk dan memasukkan makanan itu ke dalamnya. Kemudian bersabda, “Ibumu sedang cemburu”. (HR. Bukhari). Demikianlah rasa cemburu istri-istri Nabi, walaupun demikian rasa cemburu itu tidak menghalangi mereka untuk menjadi pribadi-pribadi yang hebat. Di antara mereka ada wanita-wanita yang ahli puasa, ahli ibadah malam, periwayat beribu-ribu hadis Nabi, ahli agama yang menjadi rujukan umat dan lain sebagainya. Allah berfirman, “..boleh jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu…” (Q.S. Al-Baqarah [02] : 216) sumber : https://bincangsyariah.com/khazanah/istri-istri-nabi-yang-pernah-cemburu-satu-sama-lain/ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Maha Beri Kenyamanan. Ajak Sampaikan Kata Terima Kasih & Mohon Maaf Ke Bidadari Kita. Cemburu Tanda Cinta.
1 note · View note
blogalloh · 1 year
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Beri Ketenangan. Pijatlah Bidadarimu Jika Ia Seperti Khodijah. #Dakwah #Islam
Tumblr media
Tahukan Anda siapa Khadijah itu? Khadijah merupakan istri Nabi SAW pertama yang memiliki kiprah yang sangat luar biasa baik di dalam kehidupan Nabi SAW maupun perjuangannya untuk menegakan agama Allah SWT pada masa itu. Ada beberapa keutamaan Khadijah istri Rasulullah SAW yang mana menjadikannya seorang wanita yang begitu dicintai oleh Allah SWT karena keagungan dan kemuliaan semasa hidupnya: Alhamdulillah Alloh Maha Beri Ketenangan. Pijatlah Bidadarimu Jika Ia Seperti Khodijah. Khadijah Adalah Wanita Terbaik di Dunia dan di Akhirat Menurut Ali Radiallahu’anhu, Rasulullah SAW pernah bersabda: “Wanita terbaik yang ada di dunia dan di akhirat kelak adalah Maryam Putri Imran dan Khadijah istri pertamnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Selain itu dalam hadist Ibnu Abbas Radiallahu’anhu, Rasulullah SAW pernah bersabda: “Wanita-wanita yang paling utama yang akan masuk surga ialah Khadijah binti Khuwailid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti Imran, dan Asiyah binti Muzahim (istri Firaun).” (HR. Ahmad). Khadijah Adalah Wanita yang Sangat Diagungkan dan Dimuliakan Oleh Allah Sebagai istri pertama Rasulullah SAW yang selalu mendampingi susah maupun senang dalam kehidupan Rasul. Khadijah disebut-sebut sebagai wanita yang baik menurut islam yang sangat diagungkan dan dimuliakan oleh Allah SWT yang mana Ia akan dijamin masuk surganya Allah dan telah dipersiapkan sebuah rumah yang berasal dari emas dan perak sebagai tempat hunianya kelak. Khadijah Adalah Wanita Pertama yang Diajarkan Islam Oleh Rasulullah SAW Keutamaan dari istri pertama Nabi SAW ini adalah Beliau merupakan wanita pertama yang diajarkan islam oleh Baginda Rasulullah SAW. Menurut Qatadah, Az-Zuhri, Ibnu Ishaq, Abdullah bin Muhammad bin ‘Aqil menyatakan: “Khadijah adalah orang pertama yang beriman kepada Allah SAW (dari laki-laki dan perempuan) dan tidak ada yang menyatakan selain itu.” Selain itu menurut Imam Adz-Dzahabi juga menyatakan: “Khadijah adalah Ummul Mukminin yaitu orang yang pertama kali beriman kepada Allah SWT atas ajaran Rasulullah SAW dan telah membenarkan sebelum yang lainnya.” (Siyar A’lam An-Nubala). Wanita Pertama yang Sholat Bersama Rasulullah SAW Dalam semasa hidupnya Khadijah yang selalu mendampingi Rasulullah SAW ini juga dinyatakan sebagai wanita yang pertama kali sholat bersama Rasulullah SAW. Dimana pada saat ini Rasulullah mengajarkan Khadijah untuk berwudhu dan menunaikan sholat sunnah bersama beliau. Pada masa tersebut sholat 5 waktu belum diberlakukan, sehingga hanya sholat sunnah yang dikerjakan oleh Beliau semasa hidupnya. Karena Beliau wafat sebelum kejadian isya’ Mi’raj. Khadijah Membantu Dakwah Rasulullah SAW Khadijah merupakan wanita (istri Rasul) yang membantunya berdakwah untuk meluruskan agama islam yang telah diperintahkan oleh Allah SWT. Beliau telah membantu Rasulullah SAW saat menerima wahyu pertama dari Allah SWT di Goa Hiro. Dan Beliaulah yang senantiasa memberikan kekuatan dan semangat kepada Rasulullah dengan memberikan ketenangan atas apa yang terjadi pada masa itu. Baca juga menganai keutamaan memuliakan istri. Khadijah Pernah mendapatkan Salam dari Allah SWT dan Malaikat Jibril Dari hadist Abu Hurairah Radiyallahu’anhu, ia bertaka: “Pada suatu waktu ketika malaikat Jibril mendatangi Rasulullah SAW sambil berkata, Wahai Rasulullah ini dia Khadijah. Ia datang kepadamu dengan membawa wadah berisikan lauk pauk di dalamnya serta makanan dan minuman. Apabila Ia datang kepadamu maka sampaikan kepadanya salam dari Allah SWT dan dariku kepadanya. Selain itu beritahukan kepadanya bahwa Allah telah mempersiapkan rumah untunya di surga yang terbuat dari emas dan perak yang di dalamnya tidak ada kebisingan dan kepayahan lainnya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Khadijah Adalah Ummul Mukmin yang Telah Dijamin Masuk Surga Peran Khadijah yang begitu besar bagi kehidupan Rasulullah dalam menyebar luaskan ajaran islam sesuai yang telah diperintahkan
oleh Allah SWT. Khadijah juga tercatat sebagai Ummul Mukmin yaitu orang yang pertama kali beriman kepada Allah SWT atas ajaran Rasulullah SAW dan telah membenarkan sebelum yang lainnya. Dan Allah SWT telah menjanjikan kepadanya sebagai wanita yang dirindukan surga bersama Rasulullah SAW kelak. Khadijah Akan Mendapatkan Rumah di Surga Kelak Seperti ciri-ciri wanita penghuni surga, Khadijah merupakan wanita pertama yang tercatat sebagai Ummul Mukmin yang mana telah dijanjikan oleh Allah SWT untuk masuk ke surganya Allah bersama Baginda Rasul. Dan Allah SWT juga telah mempersiapkan sebuah rumah surga yang terbuat dari emas dan perak yang telah disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikannya kepada Khadijah. Memiliki Sanjungan yang Sangat Luar Biasa Dari keutamaan Aisyah  Radiallahu’anha, ia berkata: “Sungguh aku tidak cemburu kepada seorang wanita pun kecuali rasa cemburuku kepada Khadijah. Dia telah wafat 3 tahun sebelum Rasulullah SAW menikahiku. Kecemburuanku ini bukan tanpa sebab, melainkan aku pernah mendengar bahwa Rasulullah SAW selalu menyebut-nyebut dia (Khadijah). Dan Rabbnya pun juga telah menyuruh kepada Rasulullah untuk memberikan kabar gembira kepada Khadijah tentang rumah surga yang terbuat dari emas dan perak yang telah dipersiapkan untuknya kelak. Ditambah ketika Rasulullah SAW menyembih seekor kambing, maka Beliau pun akan membagikannya kepada para sahabat-sahabat Khadijah.” (HR. Muslim). Kerabat dan Sahabat-Sahabat Khadijah Juga Mendapatkan Penghormatan dari Rasulullah SAW Setelah Khadijah wafatm penghormatan masih saja dilakukan oleh Rasulullah SAW. Yang mana tatkala Beliau (Rasulullah SAW) menyembelih seekor kambing dan Beliau memotong-motongnya menjadi beberapa bagian untuk dibagikan kepada para sahabat-sahabat Khadijah. Hal inilah yang menjadi bentuk penghormatan dari Rasulullah SAW kepada para sahabat Khadijah hingga Beliau wafat. Wanita yang Sangat Dicintai Rasulullah SAW Ketika Rasulullah SAW bercerita tentang Khadijah, Beliau selalu menyanjung istri pertamanya tersebut seperti halnya cara Rasulullah menyayangi istri. Hingga memicu kecemburuan Aisyah istri Rasul dan Ia sempat berkata: “ Terlalu sering Engkau menyanjung-nyanjungnya, ia adalah seorang wanita tua yang mana Allah SWT telah menggantikannya buatmu seorang wanita yang lebih baik darinya.” Rasulullah SAW pun menjawab: “Allah SWT tidak menggantikan dia dengan seorang wanita pun yang lebih baik darinya. Ia adalah wanita yang telah beriman kepadaku tatkala orang-orang kafir masih memusuhiku, Ia adalah wanita yang membenarkanku tatkala orang-orang mendustakanku, Ia adalah wanita yang membantuku dengan harta yang dimilikinya tatkala orang tidak mau membantuku dengan harta yang dimilikinya. Dan Allah SWT telah menganugrahkan dirinya seorang anak-anak yang mana Allah SWT tidak menganugrahkan kepadaku anak-anak dari wanita (istriku) yang lain.” (HR. Ahmad). Wanita Shidiq Diantara Mukmin Wanita Dimasa hidupnya Khadijah dikenal sebagai seorang wanita yang begitu jujur (Shidiq). Bahkan dari kejujuran yang dimilikinya, ia mendapatkan sanjungan yang luar biasa dari Rasulullah SAW hingga Beliau tidak pernah sedikit pun melupakan apa yang telah diperbuat Khadijah semasa hidupnya. Dan hal ini yang selalu diceritakan Baginda Rasul kepada para sahabat-sahabatnya. Memberikan Keturunan Kepada Nabi SAW Dari istri-istri Rasulullah SAW hanya Khadijah dan Maria Al-Qibtiyalah yang memberikan keturunan kepadanya. Namun dari keturunan Khadijahlah anak-anak Rasulullah terus tumbuh hingga dewasa. Dan yang berasal dari keturunan Maria Al-Qibtiyah hanya seorang putra yang bernama Ibrahim dan ia wafat sewaktu masih kecil. Sedangkan dari Khadijah, Rasulullah mendapatkan 2 putra dan 4 putri yang mana 2 diantara putra Rasulullah dan Khadijah juga meninggal di waktu kecilnya. Dan lainnya adalah Zainab, Ummu Kultsum, Ruqayyah, dan Fatimah dan keempatnya menjadi pembela agama A
llah SWT. Istri Nabi SAW yang Lebih Dulu Meninggal Dunia Khadijah dikenal sebagai istri pertama Rasulullah SAW yang mana memiliki usia lebih tua dibandingkan Baginda Nabi SAW. Meskipun Nabi memiliki beberapa istri, namun Khadijahlah istri pertama Nabi yang telah lebih dulu meninggal dunia. Baru 3 tahun setelah kepergian Khadijah, Nabi menikah kembali dengan seorang wanita bernama Aisyah. Kuburan Khadijah Adalah yang Pertama Kali Disinggahi Oleh Nabi SAW Ketika Berada di Mekkah Sebagai seorang istri yang begitu dicintai oleh Nabi SAW, tidak heran rasanya jika rasa cinta tersebut tetap tumbuh hingga masa kepergian Khadijah. Dimana sewaktu Nabi SAW bertandang ke negara Mekkah, tempat pertama yang disinggahinya adalah makam dari Khadijah yang berada di Makkah. Hal ini membuktikan begitu luar biasanya Khadijah dalam kehidupan Nabi SAW hingga akhir hayatnya. Untuk itu Rasulullah SWA selalu memrintahkan untuk mencari sosok istri terbaik seperti kriteria calon istri menurut islam dan ciri-ciri istri shalehah. Dari pembahasan mengenai keutamaan Khadijah istri Rasulullah SAW di atas, maka banyak pelajaran yang dapat kita petik dari seorang Khadijah. Dimana semasa hidupnya, ia memiliki peran yang cukup besar bagi kehidupan Rasulullah dimasa penyebaran agama islam waktu itu. Semoga pembahasan ini memberikan manfaat kepada kita semua tentang apa yang telah ditanamkan Khadijah semasa hidupnya. sumber : https://dalamislam.com/info-islami/keutamaan-khadijah-istri-rasulullah Ada beberapa keutamaan Khadijah sehingga dari sini dapat diketahui bagaimanakah keutamaan istri nabi yang pertama ini. Pertama: Khadijah adalah yang pertama kali beriman dan yang pertama kali diajarkan wudhu dan shalat bersama Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Inilah keistimewaan Khadijah dibanding dengan istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lainnnya (ummahatul mukminin). Jika tidak ada lagi keistimewaan selain ini, tentu sudahlah cukup menunjukkan kemuliaan Khadijah. Berarti keistimewaan Khadijah dari sisi ini adalah: Ini yang paling utama, beriman pada Allah dan membenarkan ajaran Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Berwudhu yang bisa menghapus dosa. Shalat yang merupakan rukun Islam yang paling utama setelah dua kalimat syahadat. Khadijah yang pertama kali shalat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan saat itu yang dilaksanakan baru shalat sunnah karena Khadijah meninggal dunia sebelum diwajibkannya shalat lima waktu (ia meninggal sebelum Isra’ Mi’raj, pen.) Qatadah, Az-Zuhri, ‘Abdullah bin Muhammad bin ‘Aqil, Ibnu Ishaq menyatakan, “Khadijah adalah orang yang pertama beriman kepada Allah dari laki-laki maupun perempuan dan tidak ada yang menyatakan selain itu.” Ibnul Atsir menyatakan, “Khadijah adalah yang Allah tetapkan masuk Islam pertama kali, tidak ada laki-laki maupun perempuan yang mendahuluinya.” Dinukil dari Ummahat Al-Mukminin, hlm. 174. Imam Adz-Dzahabi menyatakan pula, “Khadijah Ummul Mukminin adalah orang yang pertama kali beriman pada (ajaran) Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam dan membenarkannya sebelum yang lainnya.” (Siyar A’lam An-Nubala’, 2:109) Kedua: Khadijah membantu dakwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lihatlah bagaimanakah Khadijah membantu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saat beliau menerima wahyu pertama di Goa Hira. Sebelum diberikan wahyu pun, Khadijah sudah membantu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Juga ia menguatkan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan memberikan ketenangan ketika beliau mendapatkan mimpi dan memberatkan diri beliau. Khadijah juga shalat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika masih disyariatkan sembunyi-sembunyi. Aisyah radhiyallahu ‘anha pernah menceritakan, كَانَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- إِذَا ذَكَرَ خَدِيجَةَ أَثْنَى عَلَيْهَا فَأَحْسَنَ الثَّنَاءَ – قَالَتْ – فَغِرْتُ يَوْماً فَقُلْتُ مَا أَكْثَرَ مَا تَذْكُرُهَا حَمْرَاءَ الشِّدْقِ قَدْ أَبْدَلَكَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِ
هَا خَيْراً مِنْهَا. قَالَ « مَا أَبْدَلَنِى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ خَيْراً مِنْهَا قَدْ آمَنَتْ بِى إِذْ كَفَرَ بِى النَّاسُ وَصَدَّقَتْنِى إِذْ كَذَّبَنِى النَّاسُ وَوَاسَتْنِى بِمَالِهَا إِذْ حَرَمَنِى النَّاسُ وَرَزَقَنِى اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَلَدَهَا إِذْ حَرَمَنِى أَوْلاَدَ النِّسَاءِ » Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika menceritakan Khadijah pasti ia selalu menyanjungnya dengan sanjungan yang indah. Aisyah berkata, “Pada suatu hari aku cemburu.” Ia berkata, “Terlalu sering engkau menyebut-nyebutnya, ia seorang wanita yang sudah tua. Padahal Allah telah menggantikannya buatmu dengan wanita yang lebih baik darinya.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu menyampaikan, “Allah tidak menggantikannya dengan seorang wanita pun yang lebih baik darinya. Ia telah beriman kepadaku tatkala orang-orang kafir kepadaku, ia telah membenarkan aku tatkala orang-orang mendustakan aku, ia telah membantuku dengan hartanya tatkala orang-orang menahan hartanya tidak membantuku, dan Allah telah menganugerahkan darinya anak-anak tatkala Allah tidak menganugerahkan kepadaku anak-anak dari wanita-wanita yang lain.” (HR. Ahmad, 6:117. Syaikh Syuaib Al-Arnauth menyatakan bahwa hadits ini shahih.) Ketiga: Khadijah pernah mendapatkan salam dari Allah dan Jibril ‘alaihis salam. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, أَتَى جِبْرِيلُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ هَذِهِ خَدِيجَةُ قَدْ أَتَتْكَ مَعَهَا إِنَاءٌ فِيهِ إِدَامٌ أَوْ طَعَامٌ أَوْ شَرَابٌ فَإِذَا هِيَ أَتَتْكَ فَاقْرَأْ عَلَيْهَا السَّلَامَ مِنْ رَبِّهَا عَزَّ وَجَلَّ وَمِنِّي وَبَشِّرْهَا بِبَيْتٍ فِي الْجَنَّةِ مِنْ قَصَبٍ لَا صَخَبَ فِيهِ وَلَا نَصَبَ “Pada suatu ketika Jibril pernah datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sambil berkata, ‘Wahai Rasulullah, ini dia Khadijah. Ia datang kepada engkau dengan membawa wadah berisi lauk pauk, atau makanan atau minuman.’ ‘Apabila ia datang kepada engkau, maka sampaikanlah salam dari Allah dan dariku kepadanya. Selain itu, beritahukan pula kepadanya bahwa rumahnya di surga terbuat dari emas dan perak, yang di sana tidak ada kebisingan dan kepayahan di dalamnya.’” (HR. Bukhari, no. 3820 dan Muslim, no. 2432) Keempat: Khadijah akan mendapatkan rumah di surga. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Abu Hurairah di atas. Imam Nawawi rahimahullah menyatakan bahwa menurut Khattabi dan selainnay rumah yang dimaksudkan adalah istana. Lihat Syarh Shahih Muslim, 1:178. Kelima: Khadijah adalah wanita terbaik di dunia dan akhirat. Dari ‘Ali radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, خَيْرُ نِسَائِهَا مَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ ، وَخَيْرُ نِسَائِهَا خَدِيجَةُ “Wanita terbaik yang pernah ada ialah Maryam putri Imran dan Khadijah.” (HR. Bukhari, no. 3432 dan Muslim, no. 2430). Makna yang paling nampak antara Maryam dan Khadijah adalah wanita terbaik di masanya masing-masing. Demikianlah disebutkan oleh Imam Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim, 15:176. Dalam hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, أَفْضَلُ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ خَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ وَفَاطِمَةُ بِنْتُ مُحَمَّدٍ وَآسِيَةُ بِنْتُ مُزَاحِمٍ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ وَمَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ “Wanita-wanita yang paling utama sebagai penduduk surga adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Asiyah binti Muzahim (istri Fir’aun) dan Maryam binti ‘Imran.” (HR. Ahmad, 1:293. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth menyatakan bahwa sanad hadits ini shahih.) Keenam: Banyak sanjungan yang diberikan untuk Khadijah. Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, مَا غِرْتُ عَلَى امْرَأَةٍ مَا غِرْتُ عَلَى خَدِيجَةَ وَلَقَدْ هَلَكَتْ قَبْلَ أَنْ يَتَزَوَّجَنِى بِثَلاَثِ سِنِينَ لِمَا كُنْتُ أَسْمَعُهُ يَذْكُرُهَا وَلَقَدْ أَمَرَهُ رَبُّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ يُبَشِّرَهَا بِبَيْتٍ مِنْ قَصَبٍ فِى الْجَنَّةِ وَإِنْ كَانَ لَيَذْبَحُ الشَّاةَ ثُمَّ يُهْدِيهَا إِلَى خَلاَئِلِهَا “Aku tidak cemburu pada seorang wanita
pun melebihi kecemburuanku pada Khadijah. Sungguh dia telah wafat tiga tahun sebelum Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahiku. Kecemburuanku disebabkan aku pernah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut-nyebut dia (Khadijah). Rabbnya pun menyuruh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk memberikan kabar gembira kepadanya (Khadijah) bahwa ia mendapatkan rumah di surga yang terbuat dari perhiasan. Ditambah lagi apabila beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menyembelih kambing lalu beliau akan menghadiahkan sahabat-sahabat Khadijah.” (HR. Muslim, no. 2435) Al-Qadhiy ‘Iyadh rahimahullah mengatakan, “Pendapatku, kecemburuan ‘Aisyah yang demikian karena usianya yang masih belia dan baru baligh. Mungkin juga itu muncul ketika beliau radhiyallahu ‘anha belum baligh.” (Syarh Shahih Muslim, 15:179) Ketujuh: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masih memberikan penghormatan pada kerabat dan sahabat-sahabat dari Khadijah. Aisyah menyatakan bahwa ia tidak pernah punya rasa cemburu pada wanita selain pada Khadijah. Padahal Aisyah belum pernah melihat Khadijah. Cemburunya dikarenakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu menyebut-nyebut Khadijah. Terkadang kalau beliau menyembelih kambing, beliau memotong-motongnya lalu beliau kirim kepada sahabat-sahabat Khadijah. Aisyah radhiyallahu ‘anha pun pernah berkata pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, كَأَنَّهَ لَمْ يَكُنْ فِي الدُّنْيَا امْرَأَةٌ إِلاَّ خَدِيْجَةُ؟ فَيَقُوْلُ: إِنَّهَا كَانَتْ وَكَانَتْ وَكَانَ لِي مِنْهَا وَلَدٌ “Seakan-akan di dunia ini tidak ada wanita selain Khadijah.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Khadijah itu begini dan begitu, dan aku mendapatkan anak darinya.” (HR. Bukhari, no. 3818) Semoga jadi pelajaran berharga mengenai keutamaan Khadijah di atas. Semoga para wanita bisa menjadikannya sebagai teladan. Referensi: Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim. Cetakan pertama, Tahun 1433 H. Yahya bin Syarf An-Nawawi. Penerbit Dar Ibnu Hazm. Siyar A’lam An-Nubala’. Cetakan pertama, Tahun 1435 H. Imam Muhammad bin Ahmad bin ‘Utsman Adz-Dzahabi. Penerbit Muassasah Ar-Risalah. Ummahat Al-Mukminin. Cetakan pertama, Tahun 1431 H. Dr. Muhammad bin Sulaiman. Penerbit Dar Ibnu Hazm. Sumber https://rumaysho.com/16638-faedah-sirah-nabi-keutamaan-khadijah.html بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Maha Beri Ketenangan. Pijatlah Bidadarimu Jika Ia Seperti Khodijah.
0 notes
blogalloh · 1 year
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Beri Kesenangan.. Rajin Bermain & Mandilah Bersama Dengan Para Bidadarimu, Seperti Rosululloh & Aisyah. #Dakwah #Islam
Tumblr media
BELIAU adalah Ummul Mukminin Ummu Abdillah Aisyah binti Abu Bakr, Shiddiqah binti Shiddiqul Akbar, istri tercinta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau lahir empat tahun setelah diangkatnya Muhammad menjadi seorang Nabi. Beliau adalah salah satu wanita yang memiliki banyak kemuliaan dan keutamaan. Berikut kemuliaan Aisyah. Alhamdulillah Alloh Maha Beri Kesenangan.. Rajin Bermain & Mandilah Bersama Dengan Para Bidadarimu, Seperti Rosululloh & Aisyah. 1. Beliau adalah satu-satunya istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dinikahi tatkala gadis, berbeda dengan istri-istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain karena mereka dinikahi tatkala janda. Aisyah sendiri pernah mengatakan, “Aku telah diberi sembilan perkara yang tidak diberikan kepada seorang pun setelah Maryam. Jibril telah menunjukkan gambarku tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diperintah untuk menikahiku, beliau menikahiku tatkala aku masih gadis dan tidaklah beliau menikahi seorang gadis kecuali diriku, beliau meninggal dunia sedang kepalanya berada dalam dekapanku serta beliau dikuburkan di rumahku, para malaikat menaungi rumahku. Al-Quran turun sedang aku dan beliau berada dalam satu selimut, aku adalah putri kekasih dan sahabat terdekatnhya, pembelaan kesucianku turun dari atas langit, aku dilhairkan dari dua orang tua yang baik, aku dijanjikan dengna ampunan dan rezeki yang mulia.” (Lihat al-Hujjah Fi Bayan Mahajjah (2/398)) 2. Beliau adalah orang yang paling dicintai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari kalangan wanita. Suatu ketika Amr bin al-Ash bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling engkau cintai?” Beliau menjawab, “Aisyah.” “Dari kalangan laki-laki?” tanya Amr. Beliau menjawab, “Bapaknya.” (HR. Bukhari (3662) dan Muslim (2384)) Maka pantaskah kita membenci apalagi mencela orang yang paling dicintai oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam? Mencela Aisyah berarti mencela, menyakiti hati, dan mencoreng kehormatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Na’udzubillah. 3. Aisyah adalah wanita yang paling alim daripada wanita lainnya. Berkata az-Zuhri, “Apabila ilmu Aisyah dikumpulkan dengna ilmu seluruh para wanita lain, maka ilmu Aisyah lebih utama.” (Lihat Al-Mustadrak Imam Hakim (4/11)) Berkata Atha’, “Aisyah adalah wanita yang paling faqih dan pendapat-pendapatnya adalah pendapat yang paling membawa kemaslahatan untuk umum.” (Lihat al-Mustadrok Imam Hakim (4/11)) Berkata Ibnu Abdil Barr, “Aisyah adalah satu-satunya wanita di zamannya yang memiliki kelebihan dalam tiga bidang ilmu: ilmu fiqih, ilmu kesehetan, dan ilmu syair.” 4. Para pembesar sahabat apabila menjumpai ketidakpahaman dalam masalah agama, maka mereka datang kepada Aisyah dan menanyakannya hingga Aisyah menyebutkan jawabannya. Berkata Abu Musa al-Asy’ari, “Tidaklah kami kebingungan tentang suatu hadits lalu kami bertanya kepada Aisyah, kecuali kami mendapatkan jawaban dari sisinya.” (Lihat Shahih Sunan at-Tirmidzi (3044)) 5. Tatkala istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam diberi pilihan untuk tetap bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengna kehidupan apa adanya, atau diceraikan dan akan mendapatkan dunia, maka Aisyah adalah orang pertama yang menyatakan tetap bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bagaimanapun kondisi beliau sehingga istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain mengikuti pilihan-pilihannya. 6. Syari’at tayammum disyari’atkan karena sebab beliau, yaitu tatkala manusia mencarikan kalungnya yang hilang di suatu tempat hingga datang waktu Shalat namun mereka tidak menjumpai air hingga disyari’atkanlah tayammum. Berkata Usaid bin Khudair, “Itu adalah awal keberkahan bagi kalian wahai keluarga Abu Bakr.” (HR. Bukhari (334)) 7. Aisyah adalah wanita yang dibela kesuciannya dari langit ketujuh. Prahara tuduhan zina yang dilontarkan orang-
orang munafik untuk menjatuhkan martabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lewat istri beliau telah tumbang dengan turunnya 16 ayat secara berurutan yang akan senantiasa dibaca hingga hari kiamat. Allah Subhanahu wa Ta’ala mempersaksikan kesucian Aisyah dan menjanjikannya dengan ampunan dan rezeki yang baik. Namun, karena ketawadhu’annya (kerendahan hatinya), Aisyah mengatakan, “Sesungguhnya perkara yang menimpaku atas diriku itu lebih hina bila sampai Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tetnangku melalui wahyu yang akan senantiasa dibaca.” (HR. Bukhari (4141)) Oleh karenanya, apabila Masruq meriwayatkan hadits dari Aisyah, beliau selalu mengatakan, “Telah bercerita kepadaku Shiddiqoh binti Shiddiq, wanita yang suci dan disucikan.” 8. Barang siapa yang menuduh beliau telah berzina maka dia kafir, karena Al-Quran telah turun dan menyucikan dirinya, berbeda dengan istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain. 9. Dengan sebab beliau Allah Subhanahu wa Ta’ala mensyari’atkan hukuman cambuk bagi orang yang menuduh wanita muhShanat (yang menjaga diri) berzina, tanpa bukti yang dibenarkan syari’at. 10. Tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sakit, Beliau memilih tinggal di rumah Aisyah dan akhirnya Beliau pun meninggal dunia dalam dekapan Aisyah. Berkata Abu Wafa’ Ibnu Aqil, “Lihatlah bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memilih untuk tinggal di rumah Aisyah tatkala sakit dan memilih bapaknya (Abu Bakr) untuk menggantikannya mengimami manusia, namun mengapa keutamaan agung semacam ini bisa terlupakan oleh hati orang-orang Rafidhah padahal hampir-hampir saja keutamaan ini tidak luput sampaipun oleh binatang, bagaimana dengan mereka?” [] Sumber: Kisah Muslim sumber : https://www.islampos.com/10-kemuliaan-aisyah-yang-perlu-anda-ketahui-70555/  Aisyah adalah putri Abu Bakar ash-Shiddiq. Kedua insan mulia itu sama-sama mendapatkan tempat yang istimewa dalam hati Rasulullah Muhammad SAW. Suatu ketika, Amr bin Ash bertanya kepada beliau, "Siapakah manusia yang paling engkau cintai?" "Aisyah," jawab Nabi SAW. "Dan dari kalangan laki-laki?" "Ayahnya! (Abu Bakar ash-Shiddiq)," jawab beliau. Aisyah memang istimewa. Menurut kalangan sejarawan, ada setidaknya sembilan perkara yang tidak diterima oleh perempuan lain setelah Maryam binti Imran (ibunda Nabi Isa AS) tetapi hanya diterima Aisyah. Pertama, Malaikat Jibril membawa bayangannya dalam mimpi Rasulullah SAW. Inilah yang memulakan pernikahan Rasul SAW dengan putri Abu Bakar itu. Setelah kematian istri Khadijah, Nabi SAW didatangi Malaikat Jibril, yang memberitahukan kepadanya mengenai Aisyah. Kejadian ini dituturkan kembali oleh Rasulullah SAW kepada istrinya itu. "Aku bermimpi selama tiga malam. Malaikat datang kepadaku dengan membawa gambarmu dalam sepotong kain sutra seraya berkata, ‘Inilah istrimu.’ Lalu, aku buka kain penutup wajahmu, ternyata itu adalah gambarmu. Saat itu aku bergumam, jika ini kehendak Allah, maka pasti terlaksana" (Muttafaq ‘alaih). Rasul meminang Aisyah yang saat itu masih berumur tujuh tahun. Ketika perempuan mulia itu telah mencapai umur sembilan tahun, maka Rasul menikahinya. Kedua, di antara semua istri Rasulullah SAW, dialah satu-satunya perempuan yang dinikahi dalam keadan perawan. Ketiga, Rasulullah SAW wafat saat kepala beliau berada di pangkuan Aisyah. Keempat, jenazah Nabi SAW dikebumikan di dalam kamarnya bersama Aisyah. Kelima, malaikat-malaikat selalu melindungi rumah Aisyah. Keenam, Aisyah merupakan putri khalifah, yakni sepeninggalan Rasulullah SAW. Ketujuh, Allah SWT-lah yang langsung membersihkan namanya sehingga dirinya terbebas dari fitnah keji. Wahyu dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW membuat nama Aisyah bersih dari segala tudingan. Kedelapan, Aisyah diciptakan Allah SWT dalam rupa yang baik dan dari keturunan yang baik pula. Kesembilan, Allah SWT menjanjikan ampunan dan rezeki bagi Aisyah sejak dirinya menjadi istri Rasulullah SAW, baik di dunia maupun akhirat.
Nabi SAW bersabda, "Orang yang mulia dari kalangan laki-laki banyak, tetapi yang mulia dari kalangan perempuan hanyalah Maryam binti Imran; dan Asiyah, istri Fir’aun. Dan keutamaan Aisyah atas semua wanita seperti keutamaan tsarid atas segala makanan” (HR Bukhari). Aisyah wafat pada usia 66 tahun (riwayat lain menyebut usia 85 tahun). Saat menghembuskan nafas terakhir, Aisyah sedang menunaikan shalat witir pada malam 27 Ramadhan. sumber : https://www.republika.co.id/berita/qa8460458/sembilan-keistimewaan-aisyah-istri-nabi Wanita yang jujur, setia, tulus, pencemburu, dan terhormat adalah Aisyah binti Abu Bakar ash-Shiddiq Aisyah sering dipanggil dengan sebutan “ Humaira” sebab beliau memiliki paras cantik dan berkulit putih. Beliau juga termasuk wanita cerdas dimana setidaknya telah meriwayatkan 1.210 hadits, yang kemudian sebanyak 174 hadits disepakati Imam Bukhari dan 54 hadits disepakati Imam Muslim. Rasulullah SAW menikahi Aisyah setelah Khadijah wafat. Aisyah merupakan istri ketiga Rasulullah SAW setelah Khadijah dan Saudah binti Zam’ah.   Aisyah merupakan sosok perempuan yang menjadi dambaan dan tauladan seluruh umat manusia di dunia. Bagaimana sikap mulia Aisyah terhadao Rasulullah, sehingga menjadikannya wanita yang sangat dicintainya hingga akhir hayat. Berikut beberapa akhlak istri Rasulullah SAW yang patut ditiru oleh Muslimah. 1. Setia Sikap istri Rasulullah sebagai kunci rumah tangga yang bahagia adalah kesetiaan. Saat itu Rasulullah SAW memberikan Aisyah, istri Rasulullah sebuah pilihan, apakah beliau ingin tetap bersama Rasulullah dengan kehidupan yang sederhana atau bercerai dan mendapatkan dunia. Maka jawaban Aisyah adalah beliau memilih tetap bersama Rasulullah SAW apapun kondisinya sehingga hal ini yang membuat istri-Aisyah istri Rasulullah SAW yang lain mengikuti pilihan Aisyah istri Rasulullah. 2. Taat Kepada Suami Sikap selanjutnya yang patut diteladani adalah taat kepada suami. Seperti yang kita tahu, ridha Allah bagi istri ada pada suami. Oleh karena itu, Aisyah istri Rasulullah senantiasa melaksanakan pekerjaan rumah tangga pada pagi hari. Aisyah melakukannya tanpa sedikitpun mengeluh. 3. Betah di Rumah Rumah adalah sebaik-baik tempat untuk wanita berlindung dari bahaya dan fitnah. Wahai wanita muslimah, Allah SWT telah memerintahkan kepada istri Rasulullah SAW. Allah SWT berfirman, “ Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu.” (QS. Al-Ahzab [33]: 33) Syaikh Abdurrahman as-Sa’di berkata, Wanita hendaknya tinggal di rumah agar lebih selamat dan kehormatan dirinya terjaga, dan bila keluar tidak berhias diri atau tercium aromanya sebagaimana wanita jahiliah yang tidak mengenal syari’at Islam. Ini semua dalam rangka membendung kejahatan yang menimpa kepada wanita dan penyebabnya.” (Tafsir al-Karimur Rahman, 1:663) Saat seorang wanita betah berada di rumah, maka itu sangat membantu pekerjaan rumah, mendidik anak, dan dapat menghibur suami saat hendak pergi dan pulang. 4. Pandai Menghibur Suami Istri Rasulullah SAW pernah menentramkan Rasulullah dari rasa takut, saat malaikat Jibril mendatangi Rasulullah untuk menyampaikan wahyu yang pertama kalinya. Sikap ini perlu diteladani oleh istri muslimah yang sayang kepada suami. Hendaknya pandai meghibur suami pada saat dilanda kesedihan. Baik karena musibah yang menimpa atau kesulitan yang dihadapinya, atau kekurangan harta, sehingga kehidupan rumah tangga tetap baik dan sejahtera. 5. Tidak Menentang Suami Aisyah istri Rasulullah adalah sosok istri yang tidak pernah sekalipun menentang perintah Rasulullah SAW selama sembilan tahun mereka menjalani rumah tangga. Seperti halnya ketika ada sesuatu yang menganggu perasaan Rasulullah SAW, maka dengan menggunakan isyarat saja, Aisyah istri Rasulullah pasti langsung menghindari dan menyingkirkannya. 6. Tenang Ketika Marah Cepat marah dan emosi merupakan salah satu sifat yang datang dari setan. Sebagai seorang muslim, hendaknya kita menahan amarah. Aisyah istri Rasulullah SAW memiliki hati yang lembut, hangat, set
ia, dan penuh cinta kepada suaminya. Tak hanya itu, Aisyah juga menebar kedamaian. Rasulullah pernah mengatakan kepada Aisyah istri Rasulullah, “ Sungguh aku mengetahui marah dan lapangmu saat kamu tenang” 7. Selalu Merawat Suami Dikala Sakit Saat Rasulullah SAW sedang sakit, beliau memilih rumah Aisyah istri Rasulullah untuk menetap hingga beliau meninggal. Sebagai seorang istri sudah tentu Aisyah istri Rasulullah menjaga Rasulullah SAW dengan baik dan merawatnya hingga sembuh. Hingga pada suatu ketika, Rasulullah SAW meninggal di pangkuan Aisyah istri Rasulullah. Abu Wafa’ Ibnu Aqil mengatakan, “ Lihat Rasulullah SAW memilih tinggal di rumah Aisyah istri Rasulullah saat sedang sakit dan memilih bapak Aisyah istri Rasulullah untuk menggantikan beliau mengimami manusia, namun masih saja orang-orang Rafidhah melupakan keutamaan agung tersebut” 8. Istri yang Cerdas dan Berilmu Aisyah istri Rasulullah adalah sosok wanita cerdas. Beliau selalu membagikan ilmunya dengan Rasulullah SAW. Bahkan ribuan hadits Rasulullah yang membicarakan seputar hukum, wahyu, perilaku dan lainnya banyak bersumber dari Aisyahistri Rasulullah sendiri. Urwah bin Zubair pernah mengatakan, “ Aku tidak pernah melihat seseorang pun yang pandai tentang ilmu fiqih, kedokteran dan orasi melebihi Aisyah istri Rasulullah.” Kecerdasam Aisyah istri Rasulullah adalah bagaikan spons yangmampu menyerap ilmu dari Rasulullah SAW dan para sahabat. 9. Istri yang Memiliki Keteguhan Jiwa Aisyah istri Rasulullahjuga merupakan istri yang memiliki sikap quwwah atau keteguhan jiwa yang sangat besar dalam membela kebenaran. Hal ini bisa kita lihat saat masyarakat berani mempertanyakan kesucian Aisyah istri Rasulullah saat beliau pulang dari Perang Bani Musthaliq. Hal ini sempat menggoyahkan kepercayaan Rasulullah kepada Aisyah istri Rasulullah, namun sikap Aisyah istri Rasulullah kepada suaminya adalah tetap berpegang teguh dengan kebenaran. Allah SWT kemudian membenarkan kesucian Aisyah istri Rasulullah dalam Al-Quran surah An-Nur ayat 12. Aisyah istri Rasulullah berkata, “ Sesungguhnya sesuatu yang menimpaku lebih hina bila sampai Allah SWT berfirman tentangku melalui wahyu yang akan dibaca” (HR. Bukhari 4141). Sikap keteguhan Aisyah istri Rasulullah inilah yang kemudian kembali memperkuat kepercayaan Rasulullah SAW terhadap beliau. 10. Sering Manja dan Pencemburu Ummul Mu’minin Aisyah istri Rasulullah adalah salah satu istri Nabi Muhammad SAW yang memiliki sifat manja dan pencemburu kepada suami. Bukan karena beliau satu-satunya yang dinikahi Rasulullah SAW ketika masih belia, namun karena Rasulullah SAW juga suka jika istrinya bersikap manja dan suka mencemburui beliau. 11. Sikap Keibuan Kepada Suami Selain memiliki sifat manja dan pencemburu, Aisyah istri Rasulullah adalah sosok istri yang memiliki sifat keibuan. Maka tidak heran, walaupun dinikahi Rasulullah SAW di usia yang masih sangat belia, namun Aisyah istri Rasulullah menjadi tempat yang nyaman dan dekapan yang hangat bagi suaminya. Selain sifat keibuan ini diberikan Aisyah istri Rasulullah kepada Rasulullah, beliau juga sering mengasuh, mendidik dan mengajar ilmu Allah kepada anak-anak kecil di sekitar rumah beliau. Beliau adalah salah satu rujukan para sahabat terkemuka dan sumber dari berbagai persoalan bidang ilmu pengetahuan, agama, Al-Quran dan As-Sunnah. 12. Cintanya Tulus dan Mendalam Selain kecerdasan Aisyah istri Rasulullah yang begitu luar biasa, sikap beliau sebagai seorang istri kepada Rasulullah SAW juga tidak dapat dikesampingkan. Beliau memiliki cinta yang tulus dan begitu mendalam kepada Rasulullah SAW. 13. Istri yang Jujur Di masa hidupnya istri Rasulullah dikenal sebagai seorang wanita yang begitu jujur (Shidiq). Bahkan dari kejujuran yang dimilikinya, ia mendapatkan sanjungan yang luar biasa dari Rasulullah SAW hingga Beliau tidak pernah sedikit pun melupakan apa yang telah diperbuat istri Rasulullah semasa hidupnya. Dan hal ini yang selalu diceritakan Baginda Rasul kepada para sahabat-sahabatnya. 14. B
aik dan Murah Hati Aisyah mewarisi sifat yang merupakan permata mahal dalam dirinya ini dari sang ayahanda yang selalu mendidiknya dengan akhlak ini. Saudarinya Asma' binti Abi Bakar ash-Shiddiq juga memiliki sifat yang sama. Abdullah ibn Zubair berkata, " aku tidak pernah melihat dua orang perempuan yang lebih baik daripada Aisyah dan Asma'. Kebaikan masing-masing berbeda. Aisyah orangnya suka mengumpulkan sesuatu, dan setelah terkumpul baru,dia membagikannya. Sedangkan Asma' tidak pernah menyimpan sesuatu sampai esok hari." 15. Banyak Beribadah Aisyah sangat tekun beribadah. Waktunya penuh diisi dengan zikir dan tasbih. Shalat Dhuha, shalat malam, shalat fajar serta membaca Alquran selalu dikerjakannya. Setiap kali Aisyah membaca ayat yang mengandung ancaman, beliau berdoa kepada Allah dan meminta perlindungan kepada-Nya, dan setiap membaca ayat yang mengandung kabar gembira, beliau berdoa kepada Allah dan meminta-Nya agar dianugerahi hal itu. Aisyah berpuasa sepanjang hari, termasuk puasa pada hari Arafah. Ketika itu beliau sedang berpuasa. Kemudian Abdurrahman berkata " berbukalah!" Aisyah menjawab, " berbuka? Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, 'puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa setahun sebelumnya'."  (Musnad Ahmad, 6/128, No. 25014. Majmu' az-Zawa'id, al-Haitsami, 3/189. At-Targhib wa at-Tarthib, al-Mundziri, 2/68, No. 1518). 16. Menjaga Diri Dari Hal-Hal Remeh Aisyah pernah mendengar kabar bahwa keluarganya memiliki permainan dadu di rumahnya. Dia langsung berkirim surat kepada mereka dan berkata, " jika kalian tidak membuangnya keluar, maka aku akan mengeluarkan kalian dari rumahku." Aisyah mengecam mereka karena hal itu. 17. Wanita yang Dermawan Kisah kedermawanan Aisyah terhadap kaum fakir tidak diragukan lagi. Sering suatu ketika Aisyah hanya memiliki sepotong roti dan ada seorang pengemis datang kepadanya, maka Aisyah memberikan roti itu. Demikian manakala ada sebiji kurma di tangannya, Aisyah tak ragu untuk memberi kepada siapa yang lebih membutuhkan. 18. Menjaga Kehormatan Aisyah sangat memperhatikan masalah hijab dan jilbab. Walau di depan seorang yang buta sekalipun bahkan di depan orang yang sudah mati (kuburan), Aisyah tetap menjaga komitmen ini. Di depan seorang tabi'i buta Ishak, Aisyah menjawab ketika ditanya apakah ia berjilbab, " meskipun engkau tidak melihatku, aku bisa melihatmu." Katanya. Aisyah berkata, " aku masuk ke bilikku, di mana Rasulullah dan ayahku dikubur, tanpa harus mengenakan hijab, Karena keduanya adalah suami dan ayahku. Namun setelah Umar dikuburkan di situ, demi Allah, aku tidak masuk ke situ kecuali dengan berhijab, sebab aku malu kepada Umar r.a." 19. Menjaga Diri Dari Ghibah Salah satu sifatnya adalah tidak mau membicarakan kejelekan orang lain. Ribuan riwayat yang bersumber dari Aisyah, tidak satupun berisikan pelecehan atau penghinaan terhadap seseorang. 20. Perawan Beliau adalah satu-satunya istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dinikahi tatkala gadis, berbeda dengan istri-istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang lain karena mereka dinikahi tatkala janda. Aisyah sendiri pernah mengatakan, “ Aku telah diberi sembilan perkara yang tidak diberikan kepada seorang pun setelah Maryam. Jibril telah menunjukkan gambarku tatkala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diperintah untuk menikahiku, beliau menikahiku tatkala aku masih gadis dan tidaklah beliau menikahi seorang gadis kecuali diriku, beliau meninggal dunia sedang kepalanya berada dalam dekapanku serta beliau dikuburkan di rumahku, para malaikat menaungi rumahku, Al-Quran turun sedang aku dan beliau berada dalam satu selimut, aku adalah putri kekasih dan sahabat terdekatnhya, pembelaan kesucianku turun dari atas langit, aku dilhairkan dari dua orang tua yang baik, aku dijanjikan dengna ampunan dan rezeki yang mulia.” (Lihat al-Hujjah Fi Bayan Mahajjah (2/398)) sumber : https://www.dream.co.id/your-story/20-sikap-mulia-aisyah-yang-menjadikan-rasulullah-sangat-me
ncintainya-200508q.html بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Maha Beri Kesenangan.. Rajin Bermain & Mandilah Bersama Dengan Para Bidadarimu, Seperti Rosululloh & Aisyah.
0 notes
blogalloh · 1 year
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Beri Keselamatan. Jauhi Semua Syirik Selama Hidup, Insya Alloh Rumah Tangga Selamat Dunia Akhirat. #Dakwah #Islam
Tumblr media
Quran Surat Qaf Ayat 13 وَعَادٌ وَفِرْعَوْنُ وَإِخْوَٰنُ لُوطٍ Arab-Latin: Wa 'āduw wa fir'aunu wa ikhwānu lụṭ Terjemah Arti: Dan kaum Aad, kaum Fir'aun dan kaum Luth, Alhamdulillah Alloh Maha Beri Keselamatan. Jauhi Semua Syirik Selama Hidup, Insya Alloh Rumah Tangga Selamat Dunia Akhirat. Tafsir Quran Surat Qaf Ayat 13 12-14. Sebelum orang-orang musyrik dari Quraisy, kaum Nuh,-orang yang mendiami sumur, kaum Tsamud, Ad, Fir’aun, kaum Luth, penduduk Aikah kaum Syu’aib dan kaum Tubba’ al-Himyari. Mereka semuanya mendustakan utusan-utusan Allah kepada mereka, maka menjadi pasti ancaman Allah atas mereka yang sebelumnya Dia ancamkan karena kekafiran mereka. Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia 13. Kaum 'Ād, Fir'aun dan kaum nabi Lūṭ juga telah mendustakan. Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram) 13. وَإِخْوٰنُ لُوطٍ (dan kaum Luth) Yakni kaum yang kepada mereka diutus nabi Luth, yang merupakan menduduk kota Sodom dan Umurah yang terletak di negeri Palestina. Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah 13. Begitu juga Kaum ‘Aad yang merupakan kaumnya nabi Hud, Fir’aun yang menjadi raja Mesir dan kaumnya, dan kaum nabi Luth, mereka itu mendustakan hari kebangkitan Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah Begitu juga kaum Ad yang mendustakan nabi mereka Hud, begitu juga Firaun yang mendustakan beserta kaumnya, Musa. Begitu juga kaum Nabi Luth yang mendustakan mereka. An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi 12-14. Orang-orang dari kalangan beberapa umat sebelum mereka telah mendustakan para rasul mereka yang mulia dan para nabi mereka yang agung seperti Nabi Nuh yang didustakan oleh kaumnya, kaum Tsamud yang mendustakan Nabi Shalih, kaum ‘Ad yang mendustakan Nabi Hud, kaum nabi Luth yang mendustakannya, kaum Aikah yang mendustakan Nabi Syu’aib, kaum Tubba’ (para raja Yaman yang pada masa lalu sebelum Islam) juga mendustakan para rasul yang diutus oleh Allah kepada mereka, hanya saja Allah tidak memberitahukan kepada kita siapakah para rasul yang diutus ke kaum Tubba’ itu dan siapakah Tubba’ itu, karena –wallahu a’lam- hal itu sudah masyhur di kalangan bangsa Arab, khususnya peristiwa-peristiwa besar seperti ini. Mereka semua mendustakan para rasul yang diutus oleh Allah kepada mereka sehingga mereka pantas menerima ancaman serta hukuman dari Allah. Kalian wahai orang-orang yang mendustakan Rasulullah, tidaklah lebih baik dari mereka, para rasul mereka juga tidak lebih mulia di sisi Allah dari rasul kalian. Untuk itu waspadalah terhadap kejahatan mereka agar kalian tidak tertimpa azab yang menimpa mereka. Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H Dan demikian juga kaum 'ad, yakni kaum nabi hud, kaum fir'aun, yang ditenggelamkan dalam laut, dan kaum lut, yang diporakporandakan pemukiman mereka akibat merajalelanya homoseksual di kalangan mereka, 14. Dan (juga) penduduk aikah, yaitu kaum nabi syu'aib, serta kaum tubba', yaitu penduduk negeri yaman, juga dibinasakan Allah. Semua-Nya telah mendustakan rasul-rasul maka berlakulah ancaman-ku atas mereka. Referensi: https://tafsirweb.com/9819-quran-surat-qaf-ayat-13.html بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Maha Beri Keselamatan.
Jauhi Semua Syirik Selama Hidup, Insya Alloh Rumah Tangga Selamat Dunia Akhirat.
0 notes
blogalloh · 1 year
Text
Alhamdulillah Maha Rahmat Alloh Tiada Batas. Jika Aku Tidak Layak Mendapatkan Rahmat Alloh, Rahmat Alloh Selalu Layak Bersamaku. #Dakwah #Islam
Tumblr media
Sering kita mendengar keluhan diantara sesama, tentang hati yang mudah berputus asa. Padahal, kekuatan hati adalah satu yang begitu besar menghindar dari keputus asaan. Memang tidak bisa dihindari secara langsung menghindari kegelisaan semacam itu. Namun perlu diingat putus asa sangat merendahkan kita bahkan bisa diganjar dosa. Alhamdulillah Maha Rahmat Alloh Tiada Batas. Jika Aku Tidak Layak Mendapatkan Rahmat Alloh, Rahmat Alloh Selalu Layak Bersamaku. Allah saja berfirman;“Dan janganlah berputus asa dari rahmat Allah! Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (QS. Yusuf: 87) Begitu jelas apa yang dikemukakan Allah dalam Firman-Nya dalam kita bermuamalah dalam kehidupan sehar-hari.  Seberat apapun beban hidup yang ditanggung, sebesar apapun ujian yang dicobakan kepadan, harus bersabar dan tidak mengambil jalan pintas. Putus asa adalah sebuah kemunkaran. Ingat bahwa Allah tidak pernah salah dalam memberikan ujian. “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al Baqarah: 286). Dengan keyakinan bahwa Allah mengetahui kadar kesanggupan setiap hambaNya, seorang mukmin akan selalu optimis dan percaya bahwa bersama kesulitan pasti ada kemudahan. Berbeda dengan orang yang tak beriman pada Allah, putus asa merupakan karakter mereka, kaum kafir sudah pasti tak meyakini bahwa pertolongan Allah itu dekat, dengan demikian mereka akan diliputi rasa takut dan pesimistis. “Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa sesuatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa. Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rezeki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman.” (QS. Ar Rum: 36-37) Ingatlah, bahwa banyak jalan yang bisa ditempuh dalam hidup ini untuk menghindar dari penderitaan.  Allah dan Rasulullah telah memberikan garis batas yang jelas. Dalam setiap ujian sesungguhnya ada kemudahan yang ingin Allah berikan, maka tetaplah optimis hingga menemukan kemudahan yang dijanjikanNya Sesungguhnya Allah tak pernah berdusta, Allah tak mungkin mengingkari janjiNya, hanya saja diri kitalah yang sering tak sabaran menanti kepastianNya. “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (QS. Al Baqarah: 185)Banyak ujian yang berakhir dengan sebuah nilai yang tinggi.  Tahanlah hingga kita mengetahui makna di balik setiap ujianNya, semua kesulitan kita hanya akan menjadi success story yang terasa manis dan luar biasa. Rasulullah pun memberikan ibarat agar dalam berbagai poermasalahan hidup, hendaklah seseorang bisa berjuang hingga batas waktu yang tak pernah berujung hingga maut menjemput. Sakit rasanya ujian, penderitaan yang berkepanjangan, atau kesulitan yang seolah tak berujung? Tetaplah bertahan hingga batas akhir. Karena kesabaran itu tidak pernah berakhir. Betapa banyak keajaiban datang bagi orang yang tak menyerah dan tak berputus asa, Betapa banyak keajaiban datang bagi orang yang tak menyerah dan tak berputus asa,maka janganlah sampai Allah mengharamkan surga bagi kita karena kita tergesa-gesa mendahului takdirNya. “Dahulu ada seorang laki-laki mengalami luka-luka, lalu dia bunuh diri. Allah berfirman, “Hamba-Ku ini tergesa-gesa dengan dirinya, maka Aku haramkan surga untuknya.” (HR. Bukhari). Bayangkan, hanya karena ketidak sabaran dan terburu-buru mengambil kesimpulan hingga menderita selamanya baik di dunia maupun diakhirat. Yakinilah bahwa Allah Maha Pengampun dan Penyayang, dosa dan kesalahan sebesar apapun takkan melampaui luas ampunanNya “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah menga
mpuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar: 53) Jangan pernah menyerah dan berputus asa karena pertolongan Allah itu dekat, nikmati setiap kesulitan sebagai perjuangan yang mengantar kita menuju puncak tertinggi kesuksesan hidup. Tidak ada orang istimewa yang lahir dari kemudahan-kemudahan, setiap manusia memiliki porsi ujian dan tanggungjawabnya masing-masing, maka lakukanlah yang terbaik serta bertahanlah dengan kemampuan maksimal hingga maut menjemput. Sungguh, tak boleh ada kata putus asa bagi hamba Allah yang beriman. Yakinlah Allah segera turunkan pertolongan yang dijanjikanNya pada hidup kita.(*) sumber : https://rri.co.id/palembang/1720-hikmah/940177/jangan-berputus-asa-dari-rahmat-allah بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Maha Rahmat Alloh Tiada Batas. Jika Aku Tidak Layak Mendapatkan Rahmat Alloh, Rahmat Alloh Selalu Layak Bersamaku.
0 notes
blogalloh · 1 year
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Tinggi & Sempurna. Ajak Umat Untuk Beriman Hanya Kepada Alloh Yang Maha Tinggi Dan Merendah Diri Di Antara MakhlukNya. Insya Alloh Bebas Dari Iblis Yang Hanya Mengganggu Dari 4 Arah. #Dakwah #Islam
Tumblr media
Tawadhu’ adalah sifat yang amat mulia, namun sedikit orang yang memilikinya. Ketika orang sudah memiliki gelar yang mentereng, berilmu tinggi, memiliki harta yang mulia, sedikit yang memiliki sifat kerendahan hati, alias tawadhu’. Padahal kita seharusnya seperti ilmu padi, yaitu “kian berisi, kian merunduk”. Alhamdulillah Alloh Maha Tinggi & Sempurna. Ajak Umat Untuk Beriman Hanya Kepada Alloh Yang Maha Tinggi Dan Merendah Diri Di Antara MakhlukNya. Insya Alloh Bebas Dari Iblis Yang Hanya Mengganggu Dari 4 Arah. Memahami Tawadhu’ Tawadhu’ adalah ridho jika dianggap mempunyai kedudukan lebih rendah dari yang sepantasnya. Tawadhu’ merupakan sikap pertengahan antara sombong dan melecehkan diri. Sombong berarti mengangkat diri terlalu tinggi hingga lebih dari yang semestinya. Sedangkan melecehkan yang dimaksud adalah menempatkan diri terlalu rendah sehingga sampai pada pelecehan hak (Lihat Adz Dzari’ah ila Makarim Asy Syari’ah, Ar Roghib Al Ash-fahani, 299). Ibnu Hajar berkata, “Tawadhu’ adalah menampakkan diri lebih rendah pada orang yang ingin mengagungkannya. Ada pula yang mengatakan bahwa tawadhu’ adalah memuliakan orang yang lebih mulia darinya.” (Fathul Bari, 11: 341) Keutamaan Sifat Tawadhu’ Pertama: Sebab mendapatkan kemuliaan di dunia dan akhirat. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ “Sedekah tidaklah mengurangi harta. Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya. Dan juga tidaklah seseorang memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati) karena Allah melainkan Allah akan meninggikannya.” (HR. Muslim no. 2588). Yang dimaksudkan di sini, Allah akan meninggikan derajatnya di dunia maupun di akhirat. Di dunia, orang akan menganggapnya mulia, Allah pun akan memuliakan dirinya di tengah-tengah manusia, dan kedudukannya akhirnya semakin mulia. Sedangkan di akhirat, Allah akan memberinya pahala dan meninggikan derajatnya karena sifat tawadhu’nya di dunia (Lihat Al Minhaj Syarh Shahih Muslim,  16: 142) Tawadhu’ juga merupakan akhlak mulia dari para nabi ‘alaihimush sholaatu wa salaam. Lihatlah Nabi Musa ‘alaihis salam melakukan pekerjaan rendahan, memantu memberi minum pada hewan ternak dalam rangka menolong dua orang wanita yang ayahnya sudah tua renta. Lihat pula Nabi Daud ‘alaihis salam makan dari hasil kerja keras tangannya sendiri. Nabi Zakariya dulunya seorang tukang kayu. Sifat tawadhu’ Nabi Isa ditunjukkan dalam perkataannya, وَبَرًّا بِوَالِدَتِي وَلَمْ يَجْعَلْنِي جَبَّارًا شَقِيًّا “Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.” (QS. Maryam: 32). Lihatlah sifat mulia para nabi tersebut. Karena sifat tawadhu’, mereka menjadi mulia di dunia dan di akhirat. Kedua: Sebab adil, disayangi, dicintai di tengah-tengah manusia. Orang tentu saja akan semakin menyayangi orang yang rendah hati dan tidak menyombongkan diri. Itulah yang terdapat pada sisi Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, وَإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَىَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلاَ يَبْغِى أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ “Dan sesungguhnya Allah mewahyukan padaku untuk memiliki sifat tawadhu’. Janganlah seseorang menyombongkan diri (berbangga diri) dan melampaui batas  pada yang lain.” (HR. Muslim no. 2865). Mencontoh Sifat Tawadhu’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Allah Ta’ala berfirman, لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآَخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab: 21) Lihatlah Nabi shallal
lahu ‘alaihi wa sallam masih memberi salam pada anak kecil dan yang lebih rendah kedudukan di bawah beliau. Anas berkata, أن النبي صلى الله عليه و سلم كان يزور الأنصار ويسلم على صبيانهم ويمسح رؤوسهم “Sungguh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berkunjung ke orang-orang Anshor. Lantas beliau memberi salam kepada anak kecil mereka dan mengusap kepala mereka.” (HR. Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya no. 459. Sanad hadits ini shahih kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth) Subhanallah … Ini sifat yang sungguh mulia yang jarang kita temukan saat ini. Sangat sedikit orang yang mau memberi salam kepada orang yang lebih rendah derajatnya dari dirinya. Boleh jadi orang tersebut lebih mulia di sisi Allah karena takwa yang ia miliki. Coba lihat lagi bagaimana keseharian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumahnya. Beliau membantu istrinya. Bahkan jika sendalnya putus atau bajunya sobek, beliau menjahit dan memperbaikinya sendiri. Ini beliau lakukan di balik kesibukan beliau untuk berdakwah dan mengurus umat. عَنْ عُرْوَةَ قَالَ قُلْتُ لِعَائِشَةَ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِيْنَ أي شَيْءٌ كَانَ يَصْنَعُ رَسُوْلُ اللهِ  صلى الله عليه وسلم إِذَا كَانَ عِنْدَكِ؟ قَالَتْ: “مَا يَفْعَلُ أَحَدُكُمْ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ يَخْصِفُ نَعْلَهُ وَيُخِيْطُ ثَوْبَهُ وَيَرْفَعُ دَلْوَهُ” Urwah bertanya kepada ‘Aisyah, “Wahai Ummul Mukminin, apakah yang dikerjakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tatkala bersamamu (di rumahmu)?” Aisyah menjawab, “Beliau melakukan seperti apa yang dilakukan salah seorang dari kalian jika sedang membantu istrinya. Beliau mengesol sandalnya, menjahit bajunya dan mengangkat air di ember.” (HR. Ahmad 6: 167 dan Ibnu Hibban dalam kitab shahihnya no. 5676. Sanad hadits ini shahih kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth). Lihatlah beda dengan kita yang lebih senang menunggu istri untuk memperbaiki atau memerintahkan pembantu untuk mengerjakannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tanpa rasa malu membantu pekerjaan istrinya. ‘Aisyah pernah ditanya tentang apa yang dikerjakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berada di rumah. Lalu ‘Aisyah menjawab, كَانَ يَكُونُ فِي مِهْنَةِ أَهْلِهِ تَعْنِي خِدْمَةَ أَهْلِهِ فَإِذَا حَضَرَتْ الصَّلَاةُ خَرَجَ إِلَى الصَّلَاةِ “Beliau selalu membantu pekerjaan keluarganya, dan jika datang waktu shalat maka beliau keluar untuk melaksanakan shalat.” (HR. Bukhari no. 676). Beda dengan kita yang mungkin agak sungkan membersihkan popok anak, menemani anak ketika istri sibuk di dapur, atau mungkin membantu mencuci pakaian. Nasehat Para Ulama Tentang Tawadhu’ قال الحسن رحمه الله: هل تدرون ما التواضع؟ التواضع: أن تخرج من منزلك فلا تلقى مسلماً إلا رأيت له عليك فضلاً . Al Hasan Al Bashri berkata, “Tahukah kalian apa itu tawadhu’? Tawadhu’ adalah engkau keluar dari kediamanmu lantas engkau bertemu seorang muslim. Kemudian engkau merasa bahwa ia lebih mulia darimu.” يقول  الشافعي: « أرفع الناس قدرا : من لا يرى قدره ، وأكبر الناس فضلا : من لا يرى فضله » Imam Asy Syafi’i berkata, “Orang yang paling tinggi kedudukannya adalah orang yang tidak pernah menampakkan kedudukannya. Dan orang yang paling mulia adalah orang yang tidak pernah menampakkan kemuliannya.” (Syu’abul Iman, Al Baihaqi, 6: 304) يقول بشر بن الحارث: “ما رأيتُ أحسنَ من غنيّ جالسٍ بين يدَي فقير”. Basyr bin Al Harits berkata, “Aku tidaklah pernah melihat orang kaya yang duduk di tengah-tengah orang fakir.” Yang bisa melakukan demikian tentu yang memiliki sifat tawadhu’. قال عبد الله بن المبارك: “رأسُ التواضعِ أن تضَع نفسَك عند من هو دونك في نعمةِ الله حتى تعلِمَه أن ليس لك بدنياك عليه فضل [أخرجه البيهقي في الشعب (6/298)]. ‘Abdullah bin Al Mubarrok berkata, “Puncak dari tawadhu’ adalah engkau meletakkan dirimu di bawah orang yang lebih rendah darimu dalam nikmat Allah, sampai-sampai engkau memberitahukannya bahwa engkau tidaklah semulia dirinya.” (Syu’abul Iman, Al Baihaqi, 6: 298) قال سفيان بن عيينة: من كانت معصيته في شهوة فارج له التوبة فإن آدم عليه السلام عصى مشتهياً فاستغفر فغفر له، فإذا كان
ت معصيته من كبر فاخش عليه اللعنة. فإن إبليس عصى مستكبراً فلعن. Sufyan bin ‘Uyainah berkata, “Siapa yang maksiatnya karena syahwat, maka taubat akan membebaskan dirinya. Buktinya saja Nabi Adam ‘alaihis salam bermaksiat karena nafsu syahwatnya, lalu ia bersitighfar (memohon ampun pada Allah), Allah pun akhirnya mengampuninya. Namun, jika siapa yang maksiatnya karena sifat sombong (lawan dari tawadhu’), khawatirlah karena laknat Allah akan menimpanya. Ingatlah bahwa Iblis itu bermaksiat karena sombong (takabbur), lantas Allah pun melaknatnya.” قال أبو بكر الصديق: وجدنا الكرم في التقوى ، والغنى في اليقين ، والشرف في التواضع. Abu Bakr Ash Shiddiq berkata, “Kami dapati kemuliaan itu datang dari sifat takwa, qona’ah (merasa cukup) muncul karena yakin (pada apa yang ada di sisi Allah), dan kedudukan mulia didapati dari sifat tawadhu’.” قال عروة بن الورد :التواضع أحد مصائد الشرف، وكل نعمة محسود عليها إلا التواضع. ‘Urwah bin Al Warid berkata, “Tawadhu’ adalah salah satu jalan menuju kemuliaan. Setiap nikmat pasti ada yang merasa iri kecuali pada sifat tawadhu’.” قال يحيى بن معين :ما رأيت مثل أحمد بن حنبل!! صحبناه خمسين سنة ما افتخر علينا بشيء مما كان عليه من الصلاح والخير Yahya bin Ma’in berkata, “Aku tidaklah pernah melihat orang semisal Imam Ahmad! Aku telah bersahabat dengan beliau selama 50 tahun, namun beliau sama sekali tidak pernah menyombongkan diri terhadap kebaikan yang ia miliki.” قال زياد النمري :الزاهد بغير تواضع .. كالشجرة التي لا تثمر Ziyad An Numari berkata, “Orang yang zuhud namun tidak memiliki sifat tawadhu adalah seperti pohon yang tidak berbuah.”[1] Ya Allah, muliakanlah kami dengan sifat tawadhu’ dan jauhkanlah kami dari sifat sombong. اللّهُمَّ اهْدِنِى لأَحْسَنِ الأَخْلاَقِ لاَ يَهْدِى لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ “Allahummah-diinii li-ahsanil akhlaaqi, laa yahdi li-ahsaniha illa anta (Ya Allah, tunjukilah padaku akhlaq yang baik. Tidak ada yang dapat menunjuki pada baiknya akhlaq tersebut kecuali Engkau)” (HR. Muslim no. 771). Wallahu waliyyut taufiq. @ Ummul Hamam, Riyadh KSA 19 Dzulhijjah 1432 H www.rumaysho.com [1] Perkataan-perkataan ulama di atas, penulis nukil dari http://www.saaid.net/mktarat/alalm/30.htm dan http://www.wejhah.com/vb/showthread.php?t=7375 Sumber https://rumaysho.com/2056-memiliki-sifat-tawadhu.html بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Maha Tinggi & Sempurna. Ajak Umat Untuk Beriman Hanya Kepada Alloh Yang Maha Tinggi Dan Merendah Diri Di Antara MakhlukNya. Insya Alloh Bebas Dari Iblis Yang Hanya Mengganggu Dari 4 Arah.
0 notes
blogalloh · 1 year
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Pelindung Abadi. Alloh Selalu Menyelamatkan KesayanganNya Dengan Skenario Yang Indah & Mudah. #Dakwah #Islam
Tumblr media
Saya mendapat kiriman tulisan inspiratif di bawah ini dari sahabat saya. Entah siapa yang menulisnya, saya hanya mengedit beberapa kata. Menyentuh dan menyadarkan. Layak untuk dibaca, selamat menikmati. Ada seorang tukang tahu, detiap hari ia menjual dagangannya ke pasar. Untuk sampai ke pasar, ia harus naik kendaraan umum (angkot) langganannya. Alhamdulillah Alloh Maha Pelindung Abadi. Alloh Selalu Menyelamatkan KesayanganNya Dengan Skenario Yang Indah & Mudah. Dan untuk sampai ke jalan raya, ia harus melewati pematang sawah. Setiap pagi ia selalu berdoa kepada Allah swt agar dagangannya laris. Begitulah setiap hari, sebelum berangkat, ia selalu berdoa terlebih dahulu dan pulang sore hari. Dagangannya selalu laris manis. Suatu hari, ketika ia melewati sawah menuju jalan raya untuk naik angkot langganannya, entah kenapa tiba-tiba ia terpeleset tercebur ke sawah. Semua dagangannya jatuh ke sawah, rusak dan hancur berantakan! Jangankan untung, modal pun buntung! Mengeluh ia kepada Allah, bahkan “menyalahkan” Allah, mengapa ia diberi cobaan seperti ini? Padahal ia selalu berdoa setiap pagi. Akhirnya ia pun pulang tidak jadi berdagang. Tapi dua jam kemudian ia mendengar kabar, bahwa angkot langganannya yg setiap hari ia naiki, pagi itu jatuh ke dalam jurang. Semua penumpangnya tewas! Hanya ia satu2nya calon penumpang yg selamat, “gara- gara” tahu nya jatuh ke sawah, sehingga ia tidak jadi berdagang dan membawa pulang tahu-tahunya yg sdh rusak tadi. Sore harinya, ada seorang peternak bebek mencari dia dan hendak membeli tahu untuk makanan bebek, namun anehnya peternak bebek itu mencari tahu yg rusak/hancur karena hanya untuk campuran makann bebek saja. Spontan bapak itu menangis bahagia karena tahunya yg rusak dibeli semua oleh peternak bebek itu.. Ternyata, doa tidak harus dikabulkan sesuai permintaan, tapi terkadang diganti oleh Allah swt dengan sesuatu yg jauh lebih baik daripada yg diminta. Allah Maha Tahu kebutuhan kita, dibandingkan diri kita sendiri. Karena itu, janganlah jemu berdoa, juga jangan menggerutu, apalagi mengutuk! “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang manusia tidak mengetahui” (Q.S Al Baqarah: 216). Jika Allah menjawab doamu, Ia sedang menambahkan imanmu. Jika Ia menundanya, Ia sedang menambahkan kesabaranmu. Jika Ia tidak menjawab doamu, Ia sedang mempersiapkan yang terbaik untukmu. Demikian tulisan yang dikirim oleh sahabat saya, semoga penulis aslinya mendapat kiriman kebaikan dari menyebarnya tulisan ini. Salam SuksesMulia Jamil Azzaini sumber : https://www.jamilazzaini.com/rencana-allah-swt-pasti-yang-terbaik/ Perjalanan kehidupan manusia tidaklah selalu sesuai diharapkan, terkadang seorang manusia harus melewati jalan terjal setelah beberapa waktu menikmati jalan yang landai. Hari-harinya pun penuh warna, terkadang gembira namun sewaktu-waktu ia dihampiri rasa sedih, duka dan nestapa, inilah tabiat kehidupan. Tak ada yang dapat mengelak dari kenyataan ini, Allah berfirman: لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي كَبَدٍ “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” (QS. Al-Balad: 4). Di antara kesedihan yang banyak menimpa manusia adalah kondisi dimana seseorang mendapatkan sesuatu yang tidak diharapkannya. Banyak orang yang berusaha menggapai sesuatu yang kelihatannya baik, ia mati-matian mendapatkannya dan mengorbankan apapun yang ia miliki demi terwujudnya impian itu. Tetapi tanpa disadari hal itu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Ketika hal seperti ini terjadi, tak sedikit orang yang menyalahkan pihak lain, bahkan Allah, Rabb yang mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya pun tak luput untuk disalahkan. Orang-orang seperti ini, hendaknya mengingat sebuah firman Allah: وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ
لَا تَعْلَمُونَ “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216). Ayat ini merupakan kaidah yang agung, kaidah yang memiliki hubungan erat dengan salah satu prinsip keimanan, yaitu iman kepada qadha dan qadar. Musibah-musibah yang menimpa manusia semuanya telah dicatat oleh Allah lima puluh ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Meletakkan ayat di atas sebagai pedoman hidup akan membuat hati ini tenang, nyaman dan jauh dari keresahan. Andai kita mau kembali melihat lembaran-lembaran sejarah di dalam Al-Qur’an, membuka mata tuk mengamati realita yang ada, niscaya kita akan menemukan pelajaran-pelajaran dan bukti yang sangat banyak. Bukti yang menunjukkan bahwa keputusan Allah adalah yang terbaik, di antaranya adalah: Kisah ibunda Nabi Musa ‘alaihissalam yang menghanyutkan anaknya di atas laut. Lihatlah, kecemasan dan ketakutan yang luar biasa menginggapi saat mengetahui anaknya berada di tangan keluarga raja Fir’aun. Tetapi, tanpa diduga tragedi itu berbuah manis di kemudian hari. Perhatikan pula dengan seksama kisah hidup Nabi Yusuf ‘alaihissalam, maka kamu akan menemukan bahwa kaidah ini cukup menggambarkan drama mengharukan antara Nabi Yusuf dan sang ayah, Nabi Ya’qub ‘alaihimassalam. Lihatlah kisah bocah laki-laki yang dibunuh oleh Nabi Khidir ‘alaihissalam atas perintah langsung dari Allah. Apa yang dilakukan oleh Nabi Khidir itu membuat Nabi Musa ‘alahissalam bertanya-tanya, maka Nabi Khidir pun memberikan jawaban yang kata-katanya diabadikan di dalam al-Qur’an.وَأَمَّا الْغُلَامُ فَكَانَ أَبَوَاهُ مُؤْمِنَيْنِ فَخَشِينَا أَنْ يُرْهِقَهُمَا طُغْيَانًا وَكُفْرًا (80) فَأَرَدْنَا أَنْ يُبْدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيْرًا مِنْهُ زَكَاةً وَأَقْرَبَ رُحْمًا (81)“Dan adapun anak muda itu, maka keduanya adalah orang-orang mukmin, dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada ibu bapaknya).” (QS.Al-Kahfi: 80-81). Renungkan pula kisah Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha yang ditinggal wafat oleh suaminya Abu Salamah radhiyallahu ‘anhu. Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tiada seorang muslim yang ditimpa musibah, lalu ia mengucapkan doa yang diperintahkan oleh Allah:إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي، وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا، إِلَّا أَخْلَفَ اللهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا‘Sesungguhnya kami milik Allah dan kami akan kembali kepada-Nya. Ya Allah, limpahkan pahala kepadaku atas musibah yang menimpaku dan berikanlah gantinya yang lebih baik.’Kecuali Allah akan member gantinya yang lebih baik.’ Ummu Salamah berkata, Ketika Abu Salamah meninggal dunia aka bertanya,’Siapa di antara seorang mu’min yang lebih baik dari Abu Salamah?! Siapakah penghuni rumah yang pertama kali hijrah kepada Rasulullah?! Kemudian aku mengucapkan doa di atas. Lalu Allah menggantikannya dengan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda. (HR. Muslim no. 918). Demikianlah Ummu Salamah menjalankan apa yang diperintahkan untuk dilakukan saat menerima musibah; bersabar, membaca istirja’ (kalimat inna lillahi wa inna ilaihi raji’un) dan mengucapkan doa di atas, maka Allah menggantinya dengan yang terbaik, yang tidak ia bayangkan sebelumnya. Inti dari semua ini adalah sebagaimana yang dinyatakan oleh seorang penyair, عَلَى الْمَرْءِ أَنْ يَسْعَى إِلَى الْخَيْرِ جُهْدَهُ وَلَيْسَ عَلَيْهِ أَنْ تَتِمَّ الْمَقَاصِدُ Seseorang seharusnya berusaha sekuat tenaganya mendapatkan kebaikan Tetapi, ia tidak akan bisa menetapkan keberhasilannya Segala sesuatu yang terjadi pada seorang muslim dan hal tersebut tidak sesuai dari apa yang dihara
pkannya adalah salah satu bentuk kasih sayang-Nya. Ujian itu hadir dengan tujuan menuntut mereka menuju kesempurnaan diri dan kesempurnaan kenikmatan-Nya. Jangan buru-buru mencela musibah yang Allah berikan, yakinlah ketetapan Allah adalah yang terbaik. Allah juga berfirman: فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا “Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa’: 19). Wallahu A’lam. *** Referensi: Qawa’id Quraniyyah 50 Qa’idatan Quraniyyatan Fin Nafsi wal Hayat. Cetakan ketiga, tahun 1433 H. Dr. Umar bin Abdullah Muqbil. Markaz Tadabbur. Riyadh. Akhukum Noviyardi Amarullah Tarmizi STAI Ali bin Abi Thalib Surabaya 28 Jumadal Ula 1437 / 8 Maret 2016 Artikel Muslim.or.id Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/27649-ketetapan-allah-adalah-yang-terbaik.html بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Maha Pelindung Abadi. Alloh Selalu Menyelamatkan KesayanganNya Dengan Skenario Yang Indah & Mudah.
0 notes
blogalloh · 1 year
Text
Alhamdulillah Alloh Selalu Menemani Kita. Kenalilah Semua Dosa & Kekurangan Diri Kita Sendiri, Akan Memudahkan Mengenal Kesempurnaan Alloh Yang Maha Baik Abadi. #Dakwah #Islam
Tumblr media
Pertanyaan ini mungkin jarang sekali kita dengar. Bahkan, bagi banyak orang akan terasa aneh dan terkesan tidak penting. Padahal, mengenal Allah dengan benar (baca: ma’rifatullah) merupakan sumber ketentraman hidup di dunia maupun di akherat. Orang yang tidak mengenal Allah, niscaya tidak akan mengenal kemaslahatan dirinya, melanggar hak-hak orang lain, menzalimi dirinya sendiri, dan menebarkan kerusakan di atas muka bumi tanpa sedikitpun mengenal rasa malu. Alhamdulillah Alloh Selalu Menemani Kita. Kenalilah Semua Dosa & Kekurangan Diri Kita Sendiri, Akan Memudahkan Mengenal Kesempurnaan Alloh Yang Maha Baik Abadi. Berikut ini, sebagian ciri-ciri atau indikasi dari al-Qur’an dan as-Sunnah serta keterangan para ulama salaf yang dapat kita jadikan sebagai pedoman dalam menjawab pertanyaan di atas: Pertama; Orang Yang Mengenal Allah Merasa Takut Kepada-Nya Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya yang merasa takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya adalah orang-orang yang berilmu saja.” (QS. Fathir: 28) Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “…Ibnu Mas’ud pernah mengatakan, ‘Cukuplah rasa takut kepada Allah sebagai bukti keilmuan.’ Kurangnya rasa takut kepada Allah itu muncul akibat kurangnya pengenalan/ma’rifah yang dimiliki seorang hamba kepada-Nya. Oleh sebab itu, orang yang paling mengenal Allah ialah yang paling takut kepada Allah di antara mereka. Barangsiapa yang mengenal Allah, niscaya akan menebal rasa malu kepada-Nya, semakin dalam rasa takut kepada-Nya, dan semakin kuat cinta kepada-Nya. Semakin pengenalan itu bertambah, maka semakin bertambah pula rasa malu, takut dan cinta tersebut….” (Thariq al-Hijratain, dinukil dari adh-Dhau’ al-Munir ‘ala at-Tafsir [5/97]) Kedua; Orang Yang Mengenal Allah Mencurigai Dirinya Sendiri Ibnu Abi Mulaikah -salah seorang tabi’in- berkata, “Aku telah bertemu dengan tiga puluhan orang Shahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan mereka semua merasa sangat takut kalau-kalau dirinya tertimpa kemunafikan.” (HR. Bukhari secara mu’allaq). Suatu ketika, ada seseorang yang berkata kepada asy-Sya’bi, “Wahai sang alim/ahli ilmu.” Maka beliau menjawab, “Kami ini bukan ulama. Sebenarnya orang yang alim itu adalah orang yang senantiasa merasa takut kepada Allah.” (dinukil dari adh-Dhau’ al-Munir ‘ala at-Tafsir [5/98]) Ketiga; Orang Yang Mengenal Allah Mengawasi Gerak-Gerik Hatinya Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “..Begitu pula hati yang telah disibukkan dengan kecintaan kepada selain Allah, keinginan terhadapnya, rindu dan merasa tentram dengannya, maka tidak akan mungkin baginya untuk disibukkan dengan kecintaan kepada Allah, keinginan, rasa cinta dan kerinduan untuk bertemu dengan-Nya kecuali dengan mengosongkan hati tersebut dari ketergantungan terhadap selain-Nya. Lisan juga tidak akan mungkin digerakkan untuk mengingat-Nya dan anggota badan pun tidak akan bisa tunduk berkhidmat kepada-Nya kecuali apabila ia dibersihkan dari mengingat dan berkhidmat kepada selain-Nya. Apabila hati telah terpenuhi dengan kesibukan dengan makhluk atau ilmu-ilmu yang tidak bermanfaat maka tidak akan tersisa lagi padanya ruang untuk menyibukkan diri dengan Allah serta mengenal nama-nama, sifat-sifat dan hukum-hukum-Nya…” (al-Fawa’id, hal. 31-32) Keempat;  Orang Yang Mengenal Allah Selalu Mengingat Akherat Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, maka akan Kami sempurnakan baginya balasan amalnya di sana dan mereka tak sedikitpun dirugikan. Mereka itulah orang-orang yang tidak mendapatkan apa-apa di akherat kecuali neraka dan lenyaplah apa yang mereka perbuat serta sia-sia apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Huud: 15-16) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersegeralah dalam melakukan amal-amal, sebelum datangnya fitnah-fitnah (ujian dan malapetaka) bagaikan potongan-potongan malam yang g
elap gulita, sehingga membuat seorang yang di pagi hari beriman namun di sore harinya menjadi kafir, atau sore harinya beriman namun di pagi harinya menjadi kafir, dia menjual agamanya demi mendapatkan kesenangan duniawi semata.” (HR. Muslim) Kelima; Orang Yang Mengenal Allah Tidak Tertipu Oleh Harta Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya perbendaharaan dunia. Akan tetapi kekayaan yang sebenarnya adalah rasa cukup di dalam hati.” (HR. Bukhari). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Seandainya anak Adam itu memiliki dua lembah emas niscaya dia akan mencari yang ketiga. Dan tidak akan mengenyangkan rongga/perut anak Adam selain tanah. Dan Allah akan menerima taubat siapa pun yang mau bertaubat.” (HR. Bukhari) Keenam; Orang Yang Mengenal Allah Akan Merasakan Manisnya Iman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada tiga perkara, barangsiapa memilikinya maka dia akan merasakan manisnya iman…” Di antaranya, “Allah dan rasul-Nya lebih dicintainya daripada segala sesuatu selain keduanya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Akan bisa merasakan lezatnya iman orang-orang yang ridha kepada Rabbnya, ridha Islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai rasul.” (HR. Muslim). Ketujuh; Orang Yang Mengenal Allah Tulus Beribadah Kepada-Nya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya setiap amal itu dinilai berdasarkan niatnya. Dan setiap orang hanya akan meraih balasan sebatas apa yang dia niatkan. Maka barangsiapa yang hijrahnya [tulus] karena Allah dan Rasul-Nya niscaya hijrahnya itu akan sampai kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena [perkara] dunia yang ingin dia gapai atau perempuan yang ingin dia nikahi, itu artinya hijrahnya akan dibalas sebatas apa yang dia inginkan saja.” (HR. Bukhari dan Muslim). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, tidak juga harta kalian. Akan tetapi yang dipandang adalah hati dan amal kalian.” (HR. Muslim). Ibnu Mubarak rahimahullah mengingatkan, “Betapa banyak amalan kecil yang menjadi besar karena niat. Dan betapa banyak amalan besar menjadi kecil gara-gara niat.” (Jami’ al-’Ulum wal Hikam oleh Ibnu Rajab). Demikianlah, sebagian ciri-ciri orang yang benar-benar mengenal Allah. Semoga Allah memberikan taufik kepada kita untuk termasuk dalam golongan mereka. Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin. Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi Artikel www.muslim.or.id Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/5876-apakah-anda-sudah-mengenal-allah.html بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Selalu Menemani Kita. Kenalilah Semua Dosa & Kekurangan Diri Kita Sendiri, Akan Memudahkan Mengenal Kesempurnaan Alloh Yang Maha Baik Abadi.
0 notes
blogalloh · 1 year
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Melipatgandakan Kebaikan. Ajak Umat Untuk Meminimalkan Dokumentasi Ibadah & Kebaikan. Jauhi Riya. #Dakwah #Islam
Tumblr media
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Apa kabar saudaraku? Semoga Allah SWT senantiasa menganugerahi kita kesehatan yng prima sehingga kita dapat beribadah kepada-Nya dan beramal saleh dengan baik pula hanya menngharap rida-Nya. Amin! Alhamdulillah Alloh Maha Melipatgandakan Kebaikan. Ajak Umat Untuk Meminimalkan Dokumentasi Ibadah & Kebaikan. Jauhi Riya. Allah SWT berfirman, لَا شَرِيكَ لَهُ ۖ وَبِذَٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ * قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ “Katakanlah (Muhammad), ‘Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam, tidak ada sekutu bagi-Nya Demikianlah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (muslim).’” (QS Al-An‘am: 162–163) Ayat surah Al-An‘am: 162–163 merupakan pernyataan sikap muslim bahwa Allah SWT kita imani ketunggalan-Nya yang tidak ada sekutu dengan yang lain. Selain itu, perintah Allah berupa kewajiban salat dilaksanakan serta hidup dan mati hanyalah untuk Allah SWT. Dengan kata lain, ibadah, hidup, dan mati kita diserahkan secara total kepada Allah SWT. Penyerahan kepada Allah SWT dilakukan dengan tulus hanya mengharapkan rida-Nya. Itulah hakikat ikhlas beribadah dan beramal. Ibadah yang kita lakukan sangat ditentukan oleh keikhlasan kita beramal. Sebagaimana komintmen muslim di dalam ayat tersebut, kita melakukan salat tidak lain hanya karena Allah SWT. Bahkan, bukan hanya salat—tentu ibadah yang lain juga–, melainkan hidup yang kita jalani dan kematian yang ditunggu kedatangannya kita pasrahkan kepada Allah SWT. Semua kita terima dengan ikhlas dan tidak mengharapkan yang lain dan dari siapa pun, kecuali rida-Nya. Keikhlasan merupakan prasyarat beramal yang tidak dapat diabaikan. Keikhlasan akan menentukan baik dan tidaknya amal seseorang, bernilai atau tidaknya ibadah seorang hamba di hadapan Allah SWT. Keikhlasan itu merupakan sikap batin yang hanya kita dan Allah yang mengetahuinya. Orang lain hanya dapat menyetahuinya dari gejala dan ciri-ciri seseorang yang berbuat suatu amal ibadah. Dalam mengibadahi Allah SWT, sesorang dituntut untuk berlaku ikhlas. Bukankah kita beribadah kepada Allah SWT itu hanya semata-mata mengabdi kepada-Nya. Kita tidak mengikutkan yang lain dalam beribadah. Allah SWT memerintahkan kita untuk ikhlas, sebagimana firman-Nya, وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ۚ وَذَٰلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ “Padahal, mereka hanya diperintahkan menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar). (QS Al Bayyinah: 5) Agama Islam mencakupi seluruh aspek kehidupan manusia, baik secara perseorangan, masyarakat, bahkan negara dan pemerintahan. Aspek kehidupan yang kita jalani tidak akan ada nilainya, salat yang kita lakukan setiap hari, puasa yang kita kerjakan, zakat yang kita bayarkan, umrah dan haji yang kita tunaikan, pergaualan di dalam keluarga dan masayarakat yang kita jalani, pekerjaan dan usaha yang kita tekuni untuk mendapatkan rezeki Allah SWT, dan sebagainya jika tidak dilakukan dengan ikhlas kepada-Nya. Padahal, apa pun yang kita kerjakan pasti kita harapkan bernilai di mata Allah. Tidak ada di antara kita yang menginginkan pekerjaan kita sia-sia dan tidak bermanfaat bagi diri kita. Untuk apa kita menghabiskan waktu dan tenaga untuk bekerja dan beramal sementara pekerjaan dan amal kita dianggap sia-sia oleh Allah SWT. Jika kita bekerja di kantor atau tempat usaha, pasti kita menginginkan ada keuntungan yang kita peroleh. Di kantor kita mengharapkan gaji dan tunjangan pekerjaan (kinerja) agar kehidupan kita dan keluarga lebih baik dan sejahtera. Bahkan, kita mengharapkan lagi ada bonus dari pekerjaan kita itu. Untuk mendapatkan itu, mungkinkah kita bekerja asal-asalan, tidak
serius, tidak sepenuh hati, dan tidak tulus? Jika ada orang yang bekerja seperti itu, dia hanya menghabiskan waktu dan melakukan rutinitas tanpa ada keinginan agar lebih baik. Rasanya, orang yang sadar bahwa kehidupannya itu akan sukses dari pekerjaan yang ditekuninya. Ketekunan tidak mungkin tanpa ada kesungguhan. Orang yang bersungguh-sungguh dengan perasaan hati yang tulus itulah yang disebut ikhlas bekerja. Yakinlah orang seperti itu akan lebih berhasil daripada orang yang hanya sekadar menunaikan pekerjaan dan tugas tidak sepenuh hati dan tidak ikhlas. Dalam beragama pun seseorang dituntut untuk berbuat dengan ikhlas. Tanpa ada keikhlasan, perbuatan atau amal yang dilakukan akan menjadi sia-sia. Maukan kita banyak beramal, tetapi amal kita itu tidak berarti apa-apa? Amal yang kita lakukan dianggap sia-sia oleh Allah SWT. Memang kita tidak dapat melihat hasil amal kita itu apakah diterima Allah SWT atau diangap sia-sia saja? Itu perbedaannya kita bekerja di kantor atau di mana pun dengan beramal saleh. Perbedaannya terletak dari langsung terlihat atau tidaknya hasil pekerjaan kita itu. Jika di kantor atau tempat kerja sesorang dapat bekerja dengan baik dan mendapat penghargaan dari hasil kerjanya, mengapa beramal yang hasil dan ganjarannya akan kita terima pada saat kita sudah pensiun di dunia ini? Kita tidak dapat melihatnya, tetapi kita meyakini ada ganjarannya yang akan kita terima. Mari kita camkan bahwa beragama itu harus dilakukan dengan ikhlas sebagaimana firman Allah SWT, إِنَّا أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ فَاعْبُدِ اللَّهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّينَ * أَلَا لِلَّهِ الدِّينُ الْخَالِصُ وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِ يَخْتَلِفُونَ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ “Sesungguhnya Kami menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran. Maka, sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama hanya kepada-Nya. Ingatlah, hanya milik Allah agama yang murni (bersih dari syirik). Orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia (mereka berkata), ‘Kami tidak menyembah mereka, kecuali dengan harapan agar mereka mendekatkan kami kepada Allah sedekat-dekatnya.’ Sesungguhnya Allah akan memberi putusan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada pendusta lagi sangat ingkar. (QS Az-Zumar: 2–3) Karena ikhlas itu merupakan cara kerja hati, kita harus meluruskan niat dalam beragama, beribadah, dan beramal saleh. Soalnya, apa pun yang kita lakukan bergantung pada niat kita. Jika kita menginginkan kehidupan dunia yang baik, pasti niat kita harus kita luruskan. Begitu pula jika kita mengingikan kehidupan akkirat yang lebih baik, niat pun harus kita murnikan. Rasulullah saw. pernah bersabda, إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَلِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيه “Perbuatan itu hanya bergantung pada niat dan setiap orang akan mendapatkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, hijrahnya akan menuju kepada Allah dan Rasulullah-Nya dan siapa yang hijrahnya untuk mendapatkan keduniaan atau untuk seorang wanita yang akan dinikahinya, hijrahnya akan mendapatkan apa yang dia niatkan.” (HR Bukhari No. 54 dan Muslim No.1907 dari Umar bin Khattab) Dalam bekerja dan beramal niat sangat memegang peranan penting. Pekerjaan dunia jika tidak diniatkan karena Allah SWT tidak ada njlainya di sisi Allah SWT. Namun, pekerjaan yang sifatnya duniawi akan bernilai ukhrawi jika diniatkan karena Allah SWT. Konteks hadis tersebut memang berbicara tentang hijrah, tetapi semangat niat di dalamnya mencakup segala apa yang kita lakukan, baik yang terkait dengan kehidupan duniawi maupun ukhrawi.
Jika sesuatu yang kita niatkan dalam hidup ini karena mencari rida Allah SWT dan mengikuti sunah Rasul-Nya, pekerjaan atau amal kita akan bernilai ibadah yang tentu bernilai di sisi Allah SWT. Namun, jika perbuatan atau amal kita hanya diniatkan untuk mencari kesenangan dunia, seperti ingin mendapatkan harta (rampasan dalam peperangan) atau wanita yang ingin dinikahi, nilainya tidak lebih dari perolehan harta dan wanita itu. Ibnu Taimiyah menjelaskan pengertian hadis tentang hijrah itu secara teks hadis adalah bepergian dari satu tempat ke tempat lain. Bepergian adalah ungkapan yang masih umum sehingga sangat bergantung pada niat pelakunya. Bisa jadi seseorang bepergian untuk hal yang wajib, seperti berhaji atau berjihad, dan bisa jadi bepergian untuk hal yang haram, seperti bepergian untuk merampok, bepergian untuk keluar dari jamaah kaum muslimin, kaburnya budak dari tuannya, dan perginya wanita yang dalam keadaan nusyuz (durhaka pada suami). (Majmu’ Al-Fatawa 18/253-254). Karena niat itu penting, suatu amal tidak akan diterima sebagai suatu kebaikan. Rasulullah saw. bersabda, إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبَلُ مِنَ العَمَلِ إِلاَّ مَا كَانَ لَهُ خَالِصاً وَ ابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ “Sesungguhnya Allah tidak menerima amal perbuatan, kecuali yang ikhlas dan dimaksudkan (dengan amal perbuatan itu) mencari wajah Allah. (HR Nasa-i, VI/25) Agar kita menjadi orang ikhlas, ada beberapa hal yang dapat dilakukan hal-hal berikut. Pertama, benarkan keyakinan kita bahwa pengabdian itu hanya ditujukan kepada Allah SWT. Tidak ada lain yang patut kita ibadahi selain Allah SWT. Jauhkan syirik yang akan merusak ibadah dan amal kita serta hadapkan hati kita hanya kepada Allah SWT. “Siapa yang mengharap perjumpaan dengan Tuhannya hendaklah mengerjakan amal yang saleh dan janganlah mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Tuhannya.” (QS Al-Kahfi: 110) Kedua, jauhkan perasaan bahwa setiap amal dan kebaikan kita ingin dihargai atau dipuji orang. Apabila di dalam hati kita muncul perasan demikian, istigfar kepada Allah dan tata kembali niat agar bernilai ikhlas. Keiskhlasan itu tidak menuntut pujian orang dalam beramal karena pujian orang lain yang kita harapkan itu justru akan menggugurkan niat ikhlas kita. Bulatkan hati bahwa yang akan membalas amal kita itu tidak lain hanya Allah SWT. Ketiga, beramallah dengan sungguh-sungguh tanpa memilih-milih bentuk amal, baik amal yang wajib maupun yang sunah, baik besar maupun yang kecil, seperti memungut duri atau kulit pisang di jalan. Tidak lain di dalam hati kita hanya kebaikan dan kemanfaatan untuk diri kita dan orang lain dan mencari rida Allah SWT yang terjauh dari ria. Ali bin Abi Thalib r.a. berkata, “Orang yang ria memiliki beberapa ciri: malas jika sendirian dan rajin jika di hadapan banyak orang. Dia makin bergairah dalam beramal jika dipuji dan makin berkurang jika dicela.” Keempat, timbulkan dalam hati agar senang dan bahagia melihat orang lain beroleh nikmat dan keberuntungan. Kegalauan dan kejengkelan yang muncul di dalam hati ketika saudara, teman, tetangga, mitra bisnis, bahkan orang yang memusuhi kita mendapatkan rezeki dan keberhasilan dalam suatu hal akan menghapus keikhlasan kita. Sebaliknya, perasaan senang dan hati bahagia melihat ada orang yang mendapat keuntungan atau keberhasilan itulah hati yang tulus. Hadis riwayat Ahmad penting dijadikan bekal dalam menumbuhkan syukur, baik yang kita miliki atau dimiliki dan dirasakan orang lain, “Siapa yang tidak bersyukur terhadap yang sedikit tidak pula akan bersyukur terhadap yang banyak dan siapa yang tidak bersyukur terhadap orang lain tidak pula bersyukur kepada Allah SWT.” Kelima, jujurlah kepada diri kita dan akuilah bahwa kita masih banyak kekurangannya, baik beribadah, beramal, dan bermuamalah. Dengan adanya perasaan kurang itu, kita akan berusaha menambah amal dan kebaikan sehingga di sisi Allah kita termasuk orang berlomba-lomba mengapai rida Allah dan melakukan kebaikan, sebag
aimana firman Allah dalam QS Al-Baqarah ayat 195, “… dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” Keenam, menerima setiap tugas dan posisi yang diberikan kepada kita tanpa berpikir yang paling baik dan menguntungkan bagi diri kita. Orang yang biasa diberi posisi sebagai pejabat manakala suatu ketika diberi posisi bukan pejabat harus menerimanya dengan senang hati. Penolakan tugas dan posisi yang tidak kita inginkan dan tidak menguntungkan, baik secara materi maupun nonmateri, merupakan sifat yang jauh dari ikhlas. Ketujuh, tunjukkanlah cinta dan marah itu karena Allah. Cinta kita kepada sesuatu tidak lain yang kita harapkan adalah keridaan-Nya. Sebaliknya, jika kita tidak senang terhadap sesuatu, ketidaksenangan itu karena Allah SWT. Cinta dan marah harus ditempatkan pada posisi yang tepat dan sesuai dengan aturan Allah SWT. Senang terhadap sesuatu karena ada nilai duniawinya tentu jauh dari keikhlasan. Begitu pula kebencian yang didasarkan dorongan nafsu tentu jauh dari rida Ilahi. Hadis riwayat Thabrani dapat dijadikan rambu-rambunya, yakni “Ikatan iman yang paling kuat adalah loyalitas karena Allah dan antipati karena Allah serta cinta dan benci karena Allah.” Kedelapan, usahakan kebaikan kita tidak diketahui orang lain. Kalaupun diketahui orang lain, jangan hal itu menimbulkan ria di dalam hati. Kalau perlu, pegang teguh metafora yang dikemukan Rasulullah saw. dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim dalam bersedekah, yakni “Seseorang yang mengeluarkan sedekah, lalu disembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya.” Hal itu dilakukan untuk menjaga hati agar niat menjadi ikhlas. Dalam melaksanakan ajaran Islam dan beribadah kepada Allah SWT, kita berupaya melakukan yang terbaik agar ibadah dan semua amal sebagai pelaksanaan ajaran Islam itu memiliki nilai yang terbaik pula disisi Allah SWT. Ibadah yang kita laksanakan dan amal saleh yang kita lakukan akan bernilai jika kita tujukan untuk mencari rida Allah SWT. Keridaan itu akan diperoleh dengan keikhlasan beribadal dan beramal. Oleh karena itu, ikhlas akan menentukan baik dan buruknya ibadah kita serta diterima atau tidaknya amal kita. Wallahul-muawafiq ila aqwamith-thariq. واَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Tangerang, 26 Juni 2020 sumber : https://dalamislam.com/info-islami/cara-membuat-hati-ikhlas بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Maha Melipatgandakan Kebaikan. Ajak Umat Untuk Meminimalkan Dokumentasi Ibadah & Kebaikan. Jauhi Riya.
1 note · View note
blogalloh · 1 year
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Sayang & Lembut. Berdakwahlah Dengan Sayang & Lemah Lembut. Bahkan Kita Tidak Sebaik Nabi Musa Dan Tidak Seburuk Fir’aun, Alloh Tetap Mendakwahi Fir’aun Dengan Cara Yang Baik #Dakwah #Islam
Tumblr media
Allah Subhanahu Wata’ala (SWT) berfirman: ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ “Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah (lemah lembut) dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An-Nahl: 125) Alhamdulillah Alloh Maha Sayang & Lembut. Berdakwahlah Dengan Sayang & Lemah Lembut. Bahkan Kita Tidak Sebaik Nabi Musa Dan Tidak Seburuk Fir’aun, Alloh Tetap Mendakwahi Fir’aun Dengan Cara Yang Baik Allah SWT berfirman: فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّهِ لِنتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لاَنفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu.”  (QS. Ali Imran: 159) Dari ‘Aisyah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam (SAW) telah bersabda: يَا عَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ وَيُعْطِي عَلَى الرِّفْقِ مَا لَا يُعْطِي عَلَى الْعُنْفِ وَمَا لَا يُعْطِي عَلَى مَا سِوَاهُ “Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah itu Maha Lembut, Dia mencintai sikap lemah lembut. Allah memberikan pada sikap lemah lembut sesuatu yang tidak Dia berikan pada sikap yang keras dan juga akan memberikan apa-apa yang tidak diberikan pada sikap lainnya.”  (Hadits Riwayat (HR). Al-Bukhari no. 6024 dan Muslim no. 2165) Dari ‘Aisyah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau telah bersabda: إِنَّ الرِّفْقَ لَا يَكُونُ فِي شَيْءٍ إِلَّا زَانَهُ وَلَا يُنْزَعُ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا شَانَهُ “Sesungguhnya sifat lemah lembut itu tidak berada pada sesuatu melainkan dia akan menghiasinya (dengan kebaikan). Sebaliknya, tidaklah sifat itu dicabut dari sesuatu, melainkan dia akan membuatnya menjadi buruk.”  (HR. Muslim no. 2594) Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata: قَامَ أَعْرَابِيٌّ فَبَالَ فِي الْمَسْجِدِ فَتَنَاوَلَهُ النَّاسُ فَقَالَ لَهُمْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَعُوهُ وَهَرِيقُوا عَلَى بَوْلِهِ سَجْلًا مِنْ مَاءٍ أَوْ ذَنُوبًا مِنْ مَاءٍ فَإِنَّمَا بُعِثْتُمْ مُيَسِّرِينَ وَلَمْ تُبْعَثُوا مُعَسِّرِينَ “Seorang ‘Arab badui berdiri dan kencing di masjid. Maka para sahabat ingin mengusirnya. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda kepada mereka, “Biarkanlah dia dan siramlah bekas kencingnya dengan setimba air -atau dengan setimba besar air-. Sesungguhnya kalian diutus untuk memberi kemudahan dan tidak diutus untuk memberi kesusahan.” (HR. Al-Bukhari no. 323) Penjelasan: Ar-Rifq adalah sifat lemah lembut di dalam berkata dan bertindak serta memilih untuk melakukan cara yang paling mudah. (Fathul Bari syarh Shahih Al Bukhari) Sudah sepantasnya bagi seorang muslim untuk berhias dengan sifat yang sangat mulia tersebut, karena ia merupakan bagian dari sifat-sifat yang dicintai oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Dengannya pula merupakan sebab seseorang dapat meraih berbagai kunci kebaikan dan keutamaan. Sebaliknya, orang yang tidak memiliki sifat lemah lembut, maka ia tidak akan bisa meraih berbagai kebaikan dan keutamaan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan hal ini kepada ‘Aisyah-istri beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam: إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الأَمْرِ كُلِّهِ “Sesungguhnya Allah adalah Dzat Yang Maha Lembut yang mencintai kelembutan dalam seluruh perkara.”  (HR.Bukhari dan Muslim) Sebagaimana disebutkan pula dalam sebuah hadits: مَنْ يُحْرَمْ الرِّفْقَ يُحْرَمْ الْخَيْرَ “Orang yang dijauhkan dari sifat lemah lembut, maka ia dijauhkan dari kebaikan.” (HR.Muslim) Penulis: Syeikh Ahmad Al-Mishri sumber : http://dmi.or.id/sikap-lemah-lembut-dalam-berdakwah/ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa
‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Maha Sayang & Lembut. Berdakwahlah Dengan Sayang & Lemah Lembut. Bahkan Kita Tidak Sebaik Nabi Musa Dan Tidak Seburuk Fir’aun, Alloh Tetap Mendakwahi Fir’aun Dengan Cara Yang Baik
0 notes
blogalloh · 1 year
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Penyelamat Umat. Rosululloh Pernah Uzlah Menyendiri Untuk Menyelamatkan AgamaNya, Dan Memikirkan Solusi Kebaikan Umat Di Dunia Akhirat. #Dakwah #Islam
Tumblr media
Mungkin pengakuan Indira Kalistha bukan seseorang yang awal berikrar menjadi pribadi yang introvert. Youtuber itu sempat viral karena tak memakai prosedur kesehatan di tengah-tengah wabah pandemi COVID-19. Karena itulah, ia menerima banyak kritikan dari publik. Alhamdulillah Alloh Maha Penyelamat Umat. Rosululloh Pernah Uzlah Menyendiri Untuk Menyelamatkan AgamaNya, Dan Memikirkan Solusi Kebaikan Umat Di Dunia Akhirat. Mengenai introvert, apa sih definisinya?. Kebanyakan tidak ada yang tahu definisi dari introvert. Sehingga, kita hanya sekedar tahu istilah tanpa mencari tahu lebih dalam lagi. Apa kita tahu siapa penggagas teori introvert ini?. Istilah introvert dan ekstrovert digagas oleh seorang psikolog analitis dari Swiss, yakni Carl Gustav Jung. Dialah pelopor gagasan menjelajahi kehidupan batin untuk lebih memahami perilaku seseorang. Dalam bukunya yang berjudul Psychologische Typen, Jung juga mengelompokkan tipe kepribadian introvert dan ekstrovert. Introvert merupakan kepribadian seseorang dengan ciri suka menyendiri, pendiam, tidak mau terlibat dengan dunia objektif, minat dan perhatiannya cenderung fokus dalam pikiran dan pengalamannya sendiri. Dari beberapa ciri introvert diatas, dapat kita lihat kepribadian ini sangatlah individu, cenderung menarik diri dari kontak sosial. Namun, tahukah anda bahwa Rasulullah Saw. juga memiliki kepribadian yang diistilahkan oleh Jung ini?. Padahal Allah Swt. berfirman dalam Alquran surah al-Ḥujurāt ayat 13: يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.” [Q.S. al-Ḥujurāt: 13] Ayat diatas adalah dalil bahwa umat Islam harus memiliki kepekaan sosial. Saling kenal mengenal antar suku, etnis, dan agama. Tanpa ada sekat perbedaan warna kulit, asal, maupun akidahnya. Konstruksi Pribadi Introvert Nabi Muhammad Saw. Rasulullah Saw. memiliki dua kepribadian, ekstrovert dan introvert. Sudah tidak dipungkiri bahwa Nabi Saw. berkepribadian ekstrovert, yakni hatinya terbuka dengan siapapun, ramah, suka berteman, mudah menyesuaikan diri dan luwes. Tapi, pada artikel kali ini mari kita lihat juga pribadi Nabi Saw. dari sisi introvert. Artikel yang ditulis oleh Wahyu berjudul “Tokoh Dunia Yang Introvert”  mengungkap bahwa kesederhanaan Nabi Saw. turut membentuk pribadi yang introvert. Pakar parenting ini menjelaskan, sebagai pemimpin umat Islam, Nabi Saw. tidak hidup dengan bergelimang harta, tinggal di rumah yang sekedar beratapkan jerami, jarang memakan makanan yang beliau anggap nikmat yaitu madu, susu, dan lengan kambing. Gaya hidup yang demikian itu dapat dikatakan sangat sederhana. Konstruksi pribadi introvert Nabi Saw. yang lain ketika masih kecil sedang menggembala kambing. Beliau mentadabburi alam sambil menggembala kambing. Berlanjut ketika Nabi Saw. menginjak usia remaja, saat menemani sang paman Abu Thalib untuk berdagang. Beliau sesudah melayani pembeli, tidak ikut berkumpul dengan pedagang-pedagang yang lainnya. Nabi Muhammad Saw. lebih suka menyendiri. Kemudian ketika Nabi Saw. melakukan kesendirian dalam gua Hira’. Sampai diturunkan olehnya “Wahyu Allah” melalui malaikat Jibril. Lewat aktivitas-aktivitas insan individu diatas dapat dikatakan bahwa Nabi Saw. sebagai pribadi yang introvert. Oh iya, jangan salah melegitimasi jika tipe orang yang introvert itu memang suka menyendiri, anti-sosial, dan pendiam. Kita lihat saja teladan dari Nabi Muhammad Saw. bahwa di sisi lain, Nabi Saw. merupakan sosok yang berkepribadian introvert juga sangat luwes, bergaul dengan siapa saja, serta menjadi pemimpin umat Islam seluruh dunia. sumber : https://pelatihanparenting.com/tokoh-dunia-yang-introvert/ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ
الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Maha Penyelamat Umat. Rosululloh Pernah Uzlah Menyendiri Untuk Menyelamatkan AgamaNya, Dan Memikirkan Solusi Kebaikan Umat Di Dunia Akhirat.
0 notes
blogalloh · 1 year
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Penyayang Setiap CiptaanNya. Sayangilah Ciptaan Alloh, Jangan Pernah Menyia-nyiakan CiptaanNya. #Dakwah #Islam
Tumblr media
Manusia diciptakan oleh Allah di muka bumi ini sebagai khalifah. Manusia diwajibkan berhubungan baik dengan seluruh makhluk yang ada di bumi. Allah SWT dalam firman-Nya juga telah menjelaskan bahwa manusia harus memakmurkan bumi. Alhamdulillah Alloh Maha Penyayang Setiap CiptaanNya. Sayangilah Ciptaan Alloh, Jangan Pernah Menyia-nyiakan CiptaanNya. "Allah telah menjelaskan dalam Alquran, bahwa manusia sebagai khalifah harus memakmurkan bumi," kata Wasekjen MIUMI Ustaz Fahmi Salim kepada Republika, Selasa (22/3). Ustaz Fahmi Salim mengatakan, yang dimaksud memakmurkan tersebut yaitu bertambahnya keberkahan dan bertambahnya sesuatu yang bermanfaat. Sesuatu yang disebut makmur tersebut juga harus berdayaguna, berkembang, dan berkelanjutan. "Manusia sebagai khalifah harus mengelola bumi dan segala isinya dengan baik agar bisa bermanfaat untuk generasi berikutnya," ucap dia. Dalam menjaga lingkungan hidup, kata Ustaz Fahmi, Nabi SAW juga telah  mengingatkan umatnya agar selalu menjaga keseimbangan alam, dengan tidak mengotori atau membuat alam ini rusak. Menurut dia, Nabi mencontohkan ini dari hal terkecil, seperti melarang umatnya untuk buang air kecil di tempat air yang tidak tergerak atau di lubang yang ada binantangnya. "Artinya, kencing di sembarang tempat itu tidak boleh. Itu kan bertentangan dengan adab dan etika. Itu dari hal terkecil saja seperti itu,"ujar dia. Menurut dia, terdapat banyak hadis yang menunjukkan larangan kepada manusia agar tidak membabi buta dalam memangkas tumbuh-tumbuhan, pohon-pohonan, dan membakar ladang. Nabi mengisyaratkan agar setiap umat Islam untuk menjaga keseimbangan alam ini. Ustaz Fahmi mengatakan, dalam surah Ar-Rum ayat 41 Allah SWT juga telah menjelaskan bahwa kerusakan di muka bumi ini, baik di daratan maupun di lautan itu terjadi karena ulah tangan manusia.  "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS ar-Rum [30]: 41) Menurut dia, kerusakan tersebut saat ini dilakukan secara sistematis dan dilakukan oleh akal atau nafsu manusia untuk menguasai, mengekspoitasi, dan merusak bumi. Tidak hanya itu, kata dia, ayat sebelum dan sesudah ayat tersebut perlu juga dicermati. Ayat sebelum ar-Rum ayat 41 berbicara tentang zakat dan riba. "Itu menarik, bahwa ekspolitasi manusia di muka bumi ini seringkali menyebabkan kerusakan karena praktek ekonomi yang eksploitatif seperti halnya riba," kata dia. Kemudian, ayat setelahnya juga menyatakan cara untuk memperbaiki bumi yang rusak oleh tangan-tangan manusia ini dua resepnya. Pertama manusia harus merenungkan ciptaaan Allah dan mengambil pelajaran dari siksaan yang telah menimpa kaum-kaum sebelumnya. Kedua, lanjut dia, manusia juga harus meluruskan fitrahnya sesuai dengan agama. Fitrah tersebut maknanya cukup luas yatu fitrah berekonomi, fitrah sosiologi, politik, dan fitrah budaya, yang harus dikembalikan kepada ketentuan Allah SWT. Ia mengatakan,tindakan merusak alam tentunya termasuk bagian dari dosa karena maksiat. Berdasarkan  ayat-ayat Alquran, jika melanggar aturan perintah Allah tentang lingkungan atau alam semesta maka tentunya akan terjatuh kepada dosa, yang bisa menjadi dosa pribadi dan juga dosa kolektif. "Kalau yang menjalanankan perusakan itu berjalan sistematis, seperti korporasi atau negara yang mensponsori perusakan tersebut, maka itu adalah dosa kolektif tentunya," ujar dia. Di tempat berbeda, Presiden Yayasan Al Fatih Kafaah Nusantara (AFKN), Ustaz Fadhlan Gharamatan mengatakan Allah SWT dalam berbagai ayat Alquran telah mengingatkan kepada manusia dalam firman-Nya tentang ""Menanam". Menanam tersebut, kata dia, mempunyai pengertian menjaga atau menata. Menurut Ustaz Fadhlan, Alquran telah  memberikan pengetahuan kepada manusia atau penduduk bumi agar selalu menjaga dan menata alam ini, sehingga dapat berdampak positif kepada selur
uh yang ada di bumi. "Mereka menanamnya atau menatanya, maka hasilnya adalah dikembalikan kepada mereka untuk hidup memanfaatkan alam itu," kata dia. Ia mengatakan, jika manusia tidak menanam atau tidak menata sama saja dengan merusak, dan pada akhirnya akan berbuat kezaliman."Benar kata nabi, kalau kau mau sukses menata kehidupan ini, maka peganglah wasiat yang namanya Alquran dan sunah, agar kamu bisa berjalan sesuai dengan keinginan Allah," jelas dia. Menurut dia, manusia menanam pohon-pohon tersebut agar bisa berzikir kepada Allah SWT, sehingga terciptalah kemakmuran. Manusia sebagai khalifah harus selalu memberikan keteladanan karena merupakan wakil dari Allah, yang dapat menempatkan sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang Allah, agar semua orang mendapatkan kemakmurann, tidak hanya untuk manusia saja. "Tanggung jawab manusia khalifah itu bagaimana menata alam ini, terjaga agar anak cucu dari khaliffah ini hidup," kata dia. Hal yang sama diungkapkan Ustaz Erick Yusuf, bahwa kalimat rahmat lil alamain  dalam Alquran berarti mencakup secara keseluruhan. Ustadz Erick menjelaskan Alquran bukan diperuntukkan untu manusia saja tapi juga untuk untuk alam dan isinya. Menurut dia, manusia, alam, tumbuhan, dan hewan, semuanya itu bagaikan suatu harmonisasi, yang saling melengkapi. Apalagi, kata dia, tidak ada yang Allah ciptakan di dunia dengan sia-sia. Jadi kalau kita merenungkan alam ini, kita akan melihat seluruh ciptaan Allah yang saling berkaitan. "Itu hakikat hubungan manusia dengan alam. Dan kalau manusia ingin mendapatkan pahala, berkah dan  ingin berkah ladang amal, maka harus berhubungan baik dengan alam, bukan hanya dengan manusia," jelas dia. Menurut dia, apapun yang datang dari Allah adalah pasti yang baik-baik. Jangan sampai berfikir bahwa banjir, dan hujan Itu Allah yang datangkan tersebut untuk membuat kita sengsara, tapi karena alam tersebut telah dirusak oleh tangan manusia sendiri atas isin Allah. "Jadi intinya adalah, secara penafsiran, tidak ada sesuatu yang buruk yang dilakukan atau buat oleh Allah untuk makhluknya, tapi sesuatu yang buruk itu karena perbuatan kita sendiri," ucap dia. c39 ed: Hafidz Muftisany sumber : https://www.republika.co.id/berita/o4jik71/menjaga-bumi-sebagai-khalifah بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Maha Penyayang Setiap CiptaanNya. Sayangilah Ciptaan Alloh, Jangan Pernah Menyia-nyiakan CiptaanNya.
0 notes