Tumgik
#rosululloh
blogalloh · 1 year
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Sayang & Maha Menerima Tobat. Aku Jadi Kesayangan Alloh Saat Tobat Dari "Mencela Rosululloh Dan Sahabat-Sahabat Beliau" #Dakwah #Islam
Tumblr media
Para sahabat –radhiyallahu ’anhum ajma’in– mendapatkan kemuliaan karena bertemu langsung dengan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam. Mereka memiliki kesempurnaan cinta dan pengagungan yang mengungguli manusia lainnya. Belum ada dan tidak akan pernah ada orang-orang sesudah para sahabat ini yang menyamai cinta mereka. [Pertama] Ali bin Abi Tholib –radhiyallahu ’anhu– pernah ditanya, ”Bagaimana cinta kalian kepada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam?” Ia menjawab, ”Demi Allah, beliau lebih kami cintai daripada harta, anak-anak, ayah, dan ibu kami serta kami juga lebih mencintai beliau daripada air dingin pada saat dahaga.” Alhamdulillah Alloh Maha Sayang & Maha Menerima Tobat. Aku Jadi Kesayangan Alloh Saat Tobat Dari "Mencela Rosululloh Dan Sahabat-Sahabat Beliau" [Kedua] Abu Sufyan bin Harb –saat ia masih kafir- pernah bertanya kepada Zaid bin ad-Datsinah –radhiyallahu ’anhu-, (ketika dia dikeluarkan penduduk Mekkah dari al-Haram untuk dibunuh dan dia menjadi tawanan mereka): ”Katakanlah, demi Allah, wahai Zaid! Apakah kamu suka apabila Muhammad sekarang menggantikan kedudukanmu lalu kami memukul lehernya, sedangkan kamu berada di tengah keluargamu?” Dia menjawab,”Demi Allah, aku tidak rela bila Muhammad sekarang berada di tempatnya saat ini terkena sebuah duri yang menyakitinya, sedangkan aku duduk di tengah keluargaku.” Abu Sufyan berkata, ”Aku tidak pernah melihat seorang pun yang mencintai seseorang seperti kecintaan para sahabat Muhammad kepada Muhammad.” [Ketiga] Dari Anas bin Malik –radhiyallahu ’anhu-, dia menuturkan, “Tatkala perang Uhud, para penduduk Madinah melarikan diri sambil berteriak, ’Muhammad terbunuh’ sehingga banyak teriakan di penjuru Madinah, maka keluarlah seorang perempuan dari Anshar dengan berikat pinggang. Kemudian ia diberi kabar mengenai kematian anak, ayah, suami, dan saudaranya. Saya tidak tahu siapakah di antara mereka yang terbunuh terlebih dahulu. Ketika perempuan ini melewati salah seorang dari mereka, ia bertanya, ”Siapakah yang mati ini?” Mereka menjawab, ”Ayahmu, saudaramu, suami, anakmu!” Namun dia malah bertanya, ”Apa yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam?” Mereka menjawab, ”Majulah ke depan.” Setelah sampai kepada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam, ia memegang ujung baju beliau kemudian mengatakan, ”Ayah dan ibuku sebagai tebusanmu, wahai Rasulullah. Aku tidak peduli, asal engkau selamat dari orang yang jahat.”[1] Dalam sebuah riwayat, ia mengatakan,”Setiap musibah terasa ringan setelah melihatmu selamat.”[2] [Keempat] Amr bin al-Ash –radhiyallahu ’anhu– berkata, ”Tidak ada seorang pun yang lebih aku cintai daripada Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan tidak ada yang lebih mulia di mataku dibandingkan beliau. Aku tidak mampu menatap beliau demi mengagungkannya. Seandainya aku ditanya, tentang sifat-sifat beliau, tentu aku tidak sanggup menyebutkannya, karena aku tidak pernah menatap beliau dengan pandangan yang tajam.” [Kelima] Di antara keinginan menggebu-gebu para sahabat –radhiyallahu ’alaihim ajma’in- untuk memuliakan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam dan tidak menyakiti beliau ialah perkataan Anas bin Malik: ”Sungguh, pintu-pintu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam dahulu diketuk dengan kuku[3].” Tatkala turun firman Allah Ta’ala: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلَا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تَشْعُرُونَ “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari.” (QS. Al Hujurat: 2) Ibnu az-Zubair berkata, ”Umar tidak pernah memperdengarkan suarany
a kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sesudah turun ayat ini, kecuali bila ingin meminta penjelasan pada beliau.”[4] Sementara Tsabit bin Qais, orang yang suaranya sangat keras, pernah mengeraskan suaranya di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu dia duduk di rumahnya dengan kepala tertunduk karena dirinya merasa sebagai ahli neraka dengan sebab kerasnya suara tersebut, sehingga Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan kabar gembira kepadanya dengan surga.[5] [6] Lihatlah bagaimana teladan dari para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam memuliakan beliau! Sudah sepantasnya kita bisa meneladani hal ini. Ketika beliau telah wafat, maka bentuk pengagungan kita adalah dengan memuliakan hadits beliau dan memperjuangkannya dari berbagai bentuk penyimpangan. Hanya Allah yang beri taufik. Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal Artikel http://muslim.or.id Wisma MTI, Siang hari, 28 Jumada Tsaniyah 1428 [1] HR. Ath-Thabrani dalam al-Ausath, dan disebutkan dalam Majma’ Az Zawa’id, al-Haitsami, dan ia menyebutkan bahwa para perawinya terpercaya kecuali satu orang yang tidak dikenalnya. [2] HR. Ibnu Hisyam dalam as Sirah; diriwayatkan pula oleh Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wan Nihayah. [3] Hal ini karena pengagungan sahabat pada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. (-ed) [4] Al Bukhari [5] Lihat Al Bukhari [6] Bab ini diringkas dari Huququn Nabi bainal Ijlal wal Ikhlal, hal.70-73. Bisa pula dilihat pada edisi terjemahan berjudul ‘Setetes Air Mata Cinta’, hal.90-94, penerbit Darul Haq. Sumber https://rumaysho.com/865-teladan-sahabat-dalam-mencintai-nabi.html Ini salah satu prinsip Ahlus Sunnah wal Jamaah, kita tidak boleh mencela sahabat Nabi. Imam Al-Muzani rahimahullah berkata, وَنُخْلِصُ لِكُلِّ رَجُلٍ مِنْهُمْ مِنَ المحَبَّةِ بِقَدْرِ الَّذِي أَوْجَبَ لَهُمْ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنَ التَّفْضِيْلِ , ثُمَّ لِسَائِرِ أَصْحَابِهِ مِنْ بَعْدِهِمْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ أَجْمَعِيْنَ وَيُقَالُ بِفَضْلِهِمْ وَيُذْكَرُوْنَ بِمَحَاسِنِ أَفْعَالِهِمْ , وَنُمْسِكُ عَنِ الخَوْضِ فِيْمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ , فَهُمْ خِيَارُ أَهْلِ الأَرْضِ بَعْدَ نَبِيِّهِمْ اِرْتَضَاهُمُ اللهُ لِنَبِيِّهِ وَجَعَلَهُمْ أَنْصَارًا لِدِيْنِهِ فَهُمْ أَئِمَّةُ الدِّيْنِ وَأَعْلاَمُ المسْلِمِيْنَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ أَجْمَعِيْنَ Kita pun diperintahkan untuk mencintai mereka dengan kadar yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tetapkan karena keutamaan yang ada pada mereka. Kemudian sahabat yang lain selain itu. Semoga Allah meridai mereka semua. Keutamaan dan kebaikan perbuatan mereka disebut-sebut. Kita tahan diri dari membicarakan perselisihan di antara mereka. Karena mereka adalah sebaik-baik manusia di muka bumi sepeninggal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah rida kepada mereka karena nabi-Nya. Allah menjadikan mereka penolong untuk agama ini. Mereka adalah para imam dalam agama ini. Mereka yang paling berilmu di antara kaum muslimin. Semoga Allah meridai mereka semuanya.Daftar Isibuka Keyakinan Tentang Sahabat dalam Penjelasan Imam Al-Muzani Pertama: Wajib setiap muslim mencintai para sahabat Nabi karena mereka telah membantu agama ini dan telah berjuang terlebih dahulu, juga karena mereka telah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terlebih dahulu dan mendengar hadits-hadits dari beliau. Walaupun dalam mencintai para sahabat tergantung keutamaan dan kemuliaan mereka. Mencintai sahabat adalah bagian dari iman, sedangkan membenci sahabat adalah bagian dari kemunafikan. Sebagaimana hadits yang menyebutkan, آيَةُ الإِيْمَانِ حُبُّ الأنْصَارِ، وَآيَةُ النِّفَاقِ بُغْضُ الأنْصَارِ “Di antara tanda iman adalah mencintai Anshar. Di antara tanda kemunafikan adalah membenci Anshar.” (HR. Bukhari, no. 16) Dalam hadits disebutkan, لاَ يُحِبُّهُمْ إِلَّا مُؤْمِنٌ ، وَلاَ يُبغِضُهُم إِلَّا مُنَافِقٌ ، مَنْ أَحَبَّهُمْ فَأَحبَّهُ اللَّهُ ، ومَنْ أَبْغَضَهُمْ فَأَبْغَضَهُ
اللَّهُ “Tidaklah mencintai para sahabat kecuali mukmin. Tidaklah membenci mereka kecuali munafik. Siapa yang mencintai para sahabat, maka Allah mencintai mereka. Siapa yang membenci para sahabat, maka Allah membenci mereka.” (HR. Muslim, no. 75) Kedua: Menyebut kebaikan dan keutamaan para sahabat Nabi. Sampai-sampai ulama salaf itu begitu semangat dalam mengumpulkan keutamaan para sahabat dalam hadits maupun tulisan-tulisan mereka supaya kaum muslimin mengetahui keutamaan para sahabat tadi. Ketiga: Menahan diri dari perselisihan yang terjadi di antara para sahabat. Dalam hadits disebutkan, إِذَا ذُكِرَ أَصْحَابِي فَأَمْسِكُوْا “Jika para sahabatku disebut-sebut (selain dari pujian), maka tahanlah diri.” (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, no. 1427 dan disahihkan oleh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 34) Karena ahli bid’ah sibuk membicarakan perselisihan antara para sahabat Nabi dengan membawa kisah-kisah dan hikayat yang dusta. Catatan: Adapun berita sahih tentang perselisihan para sahabat itu amatlah sedikit. Namun ingat, karena para sahabat Nabi, mereka adalah ahli ijtihad. Jika keliru, akan dimaafkan dan diberi pahala. Jika benar, maka akan mendapatkan dua pahala. Dalam hadits disebutkan, إِذَا حَكَمَ الحَاكِمُ فَاجْتَهَدَ فَأَصَابَ، فَلَهُ أَجْرَانِ، وَإِذَا حَكَمَ فَاجْتَهَد فَأَخْطَأَ، فَلَهُ أَجْرٌ “Jika seorang hakim berhukum, lalu ia berijtihad, kemudian benar, maka baginya dua pahala. Namun, jika ia keliru dalam ijtihadnya, maka baginya satu pahala.” (HR. Muslim, no. 1617) Kenapa tiga hal tadi kita lakukan pada para sahabat Nabi? Imam Al-Muzani rahimahullah berkata, “Karena mereka adalah sebaik-baik manusia di muka bumi sepeninggal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah rida kepada mereka karena nabi-Nya. Allah menjadikan mereka penolong untuk agama ini. Mereka adalah para imam dalam agama ini. Mereka yang paling berilmu di antara kaum muslimin. Semoga Allah meridai mereka semuanya.” Merenungkan Sifat Mulia Para Sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Sifat mulia para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam termaktub dalam ayat berikut setelah Allah memuji Rasul-Nya yang mulia. Allah Ta’ala berfirman, مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآَزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya, maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Fath: 29). Mula-mula ayat ini berisi pujian Allah Ta’ala kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau tidak diragukan lagi adalah benar. Lalu beliau dipuji sebagai utusan Allah, di mana pujian ini mencakup semua sifat yang mulia. Kemudian setelah itu, barulah datang pujian kepada sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apa saja pujian bagi para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam? Pertama: Mereka keras terhadap
orang kafir, tetapi begitu penyayang terhadap sesama mereka yang berimansebagaimana disebutkan dalam ayat di atas, وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ “Dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka.” Pujian seperti itu terdapat pula dalam ayat lainnya, فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ “Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir.” (QS. Al-Maidah: 54). Inilah sifat yang semestinya dimiliki oleh orang beriman. Mereka keras dan berlepas diri dari orang kafir dan mereka berbuat baik terhadap orang-orang beriman. Mereka bermuka masam di depan orang kafir dan bermuka ceria di hadapan saudara mereka yang beriman. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قَاتِلُوا الَّذِينَ يَلُونَكُمْ مِنَ الْكُفَّارِ وَلْيَجِدُوا فِيكُمْ غِلْظَةً “Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.” (QS. At-Taubah: 123). Dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu. ‘anhuma, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِى تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal kasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan, maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam.” (HR. Muslim, no. 2586). Dari Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ ، يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا “Seorang mukmin dengan mukmin yang lain seperti sebuah bangunan yang bagian-bagiannya saling menguatkan satu dan lainnya.” (HR. Bukhari, no. 6026 dan Muslim, no. 2585). Kedua: Para sahabat nabi adalah orang yang gemar beramal saleh, juga memperbanyak shalat dan shalat adalah sebaik-baik amalan. Ketiga: Mereka dikenal ikhlas dalam beramal dan selalu mengharapkan pahala di sisi Allah, yaitu balasan surga. Kedua sifat ini disebutkan dalam ayat di atas, تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا “Kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya” Keempat: Mereka terkenal khusyuk dan tawadhu’. Itulah yang disebutkan dalam ayat, سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ “Tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.” Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan bahwa yang dimaksud adalah tanda yang baik. Mujahid dan ulama tafsir lainnya mengatakan bahwa yang dimaksud adalah khusyuk dan tawadhu’. Ulama pakar tafsir lainnya, yaitu As-Sudi berkata bahwa yang dimaksud adalah shalat telah membaguskan wajah mereka. Sebagian salaf berkata, مَنْ كَثُرَتْ صَلاَتُهُ بِاللَّيْلِ حَسُنَ وَجْهُهُ بِالنَّهَارِ “Siapa yang banyak shalatnya pada malam hari, maka akan berserilah wajahnya pada siang hari.” Sebagian mereka pula berkata, إِنَّ لِلْحَسَنَةِ نُوْرًا فِي القَلْبِ، وَضِيَاءً فِي الوَجْهِ، وَسَعَةً فِي الرِّزْقِ، وَمَحَبَّةً فِي قُلُوْبِ النَّاسِ. “Setiap kebaikan akan memancarkan cahaya di hati dan menampakkan sinar di wajah, begitu pula akan melapangkan rezeki dan semakin membuat hati manusia tertarik padanya.” Karena baiknya hati, hal itu akan dibuktikan dalam amalan lahiriyah. Sebagaimana kata ‘Umar bin Al-Khaththab, مَنْ أَصْلَحَ سَرِيْرَتَهُ أَصْلَحَ اللهُ عَلاَنِيَتَهُ. “Siapa yang baik hatinya, maka Allah pun akan memperbaiki lahiriyahnya.” Niat para sahabat radhiyallahu ‘anhum 
dan amal baik mereka adalah murni hanya untuk Allah. Sehingga siapa saja yang memandang mereka, maka akan terheran dengan tanda kebaikan dan jalan hidup mereka. Demikian kata Ibnu Katsir rahimahullah dalam tafsirnya. Kelima: Para sahabat dipuji oleh umat sebelum Islam dan mereka adalah sebaik-baik umat. Imam Malik rahimahullah berkata bahwa telah sampai pada beliau, jika kaum Nashrani melihat para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menaklukkan Syam, mereka berkata, “Demi Allah, mereka sungguh lebih baik dari Hawariyyin (pengikut setia Nabi ‘Isa ‘alaihis salam), sebagaimana yang sampai pada kami.” Kaum Nashrani telah membenarkan hal ini. Ini menunjukkan bahwa umat Islam adalah umat yang dalam anggapan umat-umat sebelum Islam sebagaimana termaktub dalam kitab-kitab mereka. Umat Islam yang paling mulia dan utama adalah para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, dalam ayat yang kita bahas di atas disebutkan, ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآَزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ “Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya.” Ibnu Katsir rahimahullah berkata, “Demikianlah sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka menguatkan, mendukung dan menolong Nabinya shallallahu ‘alaihi wa sallam, juga mereka selalu bersamanya sebagaimana tunas yang selalu menyertai tanaman.” Tunas itulah ibarat para sahabat dan tanaman itulah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam panutan mereka. Kafirnya Orang yang Mencela Sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Setelah disebutkan sifat-sifat mulai para sahabat, kemudian Allah menyebutkan sifat mereka yang selalu menolong Nabi mereka shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana halnya tunas pada tanaman, lalu disebutkan, يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ “Tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir.” Sebagaimana dalam salah satu riwayat dari Imam Malik rahimahullah, beliau mengafirkan Rafidhah (Syi’ah) di mana mereka menaruh kebencian pada para sahabat. Imam Malik berkata, لِأَنَّهُمْ يُغِيْظُوْنَهُمْ، وَمَنْ غَاظَ الصَّحَابَةَ فَهُوَ كَافِرٌ لِهَذِهِ الآيَةِ “Karena para sahabat membuat hati mereka jengkel. Siapa yang jengkel (murka) pada para sahabat, maka ia kafir berdasarkan ayat ini.” Sekelompok ulama sependapat dengan Imam Malik dalam hal ini. Juga banyak hadits yang menunjukkan keutamaan para sahabat dan larangan mencela mereka sebagai pendukung. Cukup dengan pujian dan rida Allah atas mereka sebagaimana terbukti dalam ayat ini. Pujian Tinggi pada Para Sahabat Di akhir ayat, Allah menyebutkan pujian tinggi pada para sahabat, وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا “Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.” Siapa saja yang mengikuti para sahabat dalam sifat mulia mereka, ia akan mendapatkan keutamaan demikian. Ya Allah, berilah kami petunjuk untuk mengikuti jejak mulia para sahabat dan moga kami menjadi orang-orang yang mencintai mereka. Kami tutup tulisan ini dengan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, لاَ تَسُبُّوا أَصْحَابِى ، فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلاَ نَصِيفَهُ “Janganlah kalian mencela sahabatku. Seandainya salah seorang di antara kalian menginfakkan emas semisal gunung Uhud, maka itu tidak bisa menandingi satu mud infak sahabat, bahkan tidak pula separuhnya.” (HR. Bukhari, no. 3673 dan Muslim, no. 2540). Wallahu waliyyut taufiq was sadaad. Referensi:
Syarh As-Sunnah. Cetakan kedua, Tahun 1432 H. Imam Al-Muzani. Ta’liq: Dr. Jamal ‘Azzun. Penerbit Maktabah Dar Al-Minhaj. Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim. Cetakan pertama, Tahun 1431 H. Ibnu Katsir. Tahqiq: Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. 6:699-701. — Diselesaikan di @ Darush Sholihin, 14 Februari 2021 (3 Rajab 1442 H) Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal Artikel Rumasyho.Com Sumber https://rumaysho.com/27164-syarhus-sunnah-tak-boleh-mencela-sahabat-nabi.html بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Maha Sayang & Maha Menerima Tobat. Aku Jadi Kesayangan Alloh Saat Tobat Dari "Mencela Rosululloh Dan Sahabat-Sahabat Beliau"
0 notes
tobathebat · 2 years
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Baik Mengampuni Semua Dosa Setiap Umat Rosululloh. Rosululloh Adalah Imam Terbaik Kita Umat Manusia, Alloh Memberikan Catatan Kita Dari Kanan Penuh Cinta & Kasih Sayang. #Dakwah #Islam
Alhamdulillah Alloh Maha Baik Mengampuni Semua Dosa Setiap Umat Rosululloh. Rosululloh Adalah Imam Terbaik Kita Umat Manusia, Alloh Memberikan Catatan Kita Dari Kanan Penuh Cinta & Kasih Sayang. #Dakwah #Islam
Quran Surat Al-Isra Ayat 71
يَوْمَ نَدْعُوا۟ كُلَّ أُنَاسٍۭ بِإِمَٰمِهِمْ ۖ فَمَنْ أُوتِىَ كِتَٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦ فَأُو۟لَٰٓئِكَ يَقْرَءُونَ كِتَٰبَهُمْ وَلَا يُظْلَمُونَ فَتِيلًا
Arab-Latin: Yauma nad’ụ kulla unāsim biimāmihim, fa man ụtiya kitābahụ biyamīnihī fa ulāika yaqra`ụna kitābahum wa lā yuẓlamụna fatīlā Terjemah Arti: (Ingatlah) suatu hari (yang di hari itu) Kami panggil tiap umat dengan pemimpinnya; dan barangsiapa yang diberikan kitab amalannya di tangan kanannya maka mereka ini akan membaca kitabnya itu, dan mereka tidak dianiaya sedikitpun.
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
Text
*KEKUFURAN BERHUKUM DENGAN HUKUM BUATAN MANUSIA*
Ikhwany fiellah rohimakumulloh,
Alloh ta'ala menciptakan jin dan manusia supaya mereka hanya beribadah kepadaNya saja dan meninggalkan segala bentuk peribadahan kepada selainNya (meninggalkan segala bentuk kesyirikan atau segala jenis thogut).
*_"Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali supaya mereka beribadah kepadaKu "._*
[ Adz-Dzariyat: 56 ]
*_"Dan sungguh telah Kami utus pada tiap tiap umat seorang Rosul (yang menyeru), ' Ibadahilah Alloh saja dan jauhi thogut "._*
[ An-Nahl: 36 ]
Dan Alloh 'azza wa jalla mengutus para rosul kepada umat manusia untuk mengajari mereka, dan menurunkan bersama para rosul; al Kitab, untuk menghukumi segala perkara manusia dengan benar dan adil.
*_"Dan (Alloh) menurunkan bersama para Nabi-Al Kitab dengan (membawa) kebenaran untuk menghukumi diantara manusia pada apa yang mereka perselisihkan"._*
[ Al Baqoroh: 213 ]
*_" ...Dan jika kalian menghukumi maka hukumilah dengan adil"._*
[ An-Nisa' : 58 ]
Membuat hukum adalah hak rububiyah Alloh subhanah, hak Alloh sebagai Robb ; pencipta, pemilik dan penguasa jagad raya ini.Karena itulah DIA pula yang berhak mengatur, membuat UU /hukum untuk alam semesta ini.Dialah Alloh 'azza wa jalla yang berhak menghukumi segala perkara/ perselisihan diantara manusia.Alloh Ta'ala berkata,
*_" Tiadalah hukum (hak memutuskan) kecuali milik Alloh dan (Dia) memerintahkan janganlah kalian beribadah kecuali hanya kepadaNya"._*
(Yusuf:40).
Alloh juga berkata,
*_" Dan DIA tidak menyertakan seorangpun dalam hukumnya "._*
[ Al Kahfi: 26 ]
Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam berkata,
*_" Sesungguhnya Dialah(Alloh) Sang Hakim(Pemberi putusan),dan hanya kepadaNyalah hukum (keputusan) dikembalikan"._*
[ HR Abu Dawud,An Nasa'i,Shohih ]
Jadi, jelas bahwa hak membuat hukum (legislasi/tasyri') adalah milik Alloh ta'ala.Alloh-lah sang musyarri'(legislator) , bukan manusia, entah raja, penguasa, presiden, ketua adat, anggota legislatif atau parlemen (DPR) atau siapapun selain Alloh.Dan Alloh tidak bekerja sama dengan seorangpun dalam menetapkan hukum.Justru manusia apabila memutuskan suatu perkara harus merujuk kepada Alloh (Kitabulloh) dan RosulNya (AsSunnah), sebagaimana yang diperintahkan Alloh,
*_"....maka, jika kalian berselisih tentang sesuatu kembalikanlah (keputusannya) kepada Alloh dan RosulNya jika kalian beriman kepada Alloh dan hari akhir...."_*
[ An- Nisa': 59 ]
Dan Alloh ta'ala juga berkata,
*_" Dan hukumilah (perkara) diantara mereka dengan apa yang Alloh turunkan (Kitabulloh & As Sunnah) dan jangan ikuti hawa nafsu mereka..."._*
[ Al Maidah: 49 ]
Juga di surat-surat: al
Maidah: 48, al A'rof: 3, al Qoshos: 85, dll .Jadi, dlm memutuskan haruslah merujuk wahyu bukan merujuk hukum hasil godokan hawa nafsu-akal pemikiran para anggota parlemen (legislatif), kepala suku, atau siapapun selain Alloh dan RosulNya.
Karena itulah, hukum selain hukum Alloh (hasil pemikiran manusia) dikatakan sebagai hukum jahiliah.
*_" Apakah hukum jahiliah yang mereka cari ? Dan siapakah yang lebih baik hukumnya daripada (hukum) Alloh bagi orang yang yakin ? "._*
[ Al Maidah: 50 ]
Dan orang yang mengaku mukmin tapi berhakim kepada selain Alloh dan RosulNya dijuluki sebagai *'berhakim kepada thogut'* , padahal kita diperintah tuk kufuri thogut.Hukum selain hukum Alloh adalah hukum thoghut.
Alloh Ta'ala berkata,
*_" Tidakkah kau perhatikan (wahai Muhammad) kepada orang yang mengaku beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan yang diturunkan sebelummu ? Mereka hendak berhakim kepada thogut padahal sungguh mereka telah diperintah mengkufuri (thogut) itu. Dan setan menginginkan untuk menyesatkan mereka dengan kesesatan yang sejauh-jauhnya "._*
[ An-Nisa' : 60 ]
Juga Alloh ta'ala berkata,
*_" Maka tidak, dan demi Robbmu (Muhammad Saw) mereka tidak beriman hingga mereka berhakim kepadamu dlm semua perkara yg terjadi diantara mereka ,kemudian tak ada keberatan dlm diri mereka terhadap apa yg engkau putuskan dan menerima dgn selapang-lapangnya"._*
[ An Nisa': 65 ]
Diayat ini, Mufassir jelaskan , bahwa seorang muslim tidak dianggab beriman oleh Alloh sampai dia mau berhakim dengan (syariat) Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam, tidak keberatan thd syariat yg dibawanya dan harus menerimanya dengan ikhlas.Seandainya kita sudah berhakim dengan syariat Alloh ta'ala tapi dalam hati kita ada rasa tidak senang dengannya atau tidak ikhlas menerimanya, maka inipun masih dianggap tidak beriman.Jadi, ketiga-tiganya harus ada; berhakim, dada lapang, menerima dgn seikhlas-ikhlasnya.Barulah kita dianggab sebagai mukmin.Maka, orang mukmin yang meninggalkan syariat (hukum) Alloh, malah pilih syariat/hukum / UU / pedoman berbangsa /aturan hasil pemikiran manusia, digolongkan sebagai orang-orang yang kafir.Alloh juga berkata diujung ayat 44 surat Al Maidah,
*_" Barang siapa yang tidak berhukum (memutuskan) dengan apa yang Alloh turunkan (al Qur-an dan Assunnah), maka mereka itulah orang-orang yang kafir."_*
Orang atau sekelompok orang atau sebuah bangsa yang meninggalkan syariat Alloh ta'ala dan lebih suka pakai UU buatan manusia (Qowanin wadh'iyyah), melanggar "pasal berlapis" yang menjerumuskannya pada kekafiran sehingga keluar dari iman.Mengapa demikian? Perhatikan yang berikut ini:
*_1. MELANGGAR TAUHID RUBUBIYAH_*
Sebagaimana diterangkan dimuka bahwa membuat hukum adalah hak Alloh ta'ala sebagai Robb, sebagai penguasa dan pemilik alam semesta ini.Maka, orang yang mengklaim sebagai pembuat hukum (legislatif/musyarri') yang kemudian diundangkan untuk menghukumi manusia, berarti telah berlaku sebagai tandingan Alloh atau pesaing Alloh atau telah berlaku/mengangkat diri sbg robb-robb selain Alloh, sehingga jatuhlah ia pada syirik rububiyah.Ini syirik akbar yang pelakunya keluar dari iman (kafir).Inilah kenapa Fir'aun dikatakan telah mengaku sebagai tuhan (robb),karena ia telah main kuasa dgn membuat peraturan seenak akalnya untuk menghukumi rakyatnya.Demikian juga fir'aun-fir'aun (penguasa) masa kini baik dinegeri-negeri mayoritas muslim atau yang bukan, telah mengangkat diri sebagai Robb selain Alloh subhaanah dengan memberlakukan UU buatan hasil olah pikir manusia untuk menggantikan hukum Alloh, tak terkecuali negeri ini.
*_2. MELANGGAR TAUHID ULUHIYAH (TAUHID IBADAH)_*
"AthTho'ah" adalah ibadah.
Menunaikan sholat, shiyam, haji adalah bagian dari mentaati perintah Alloh 'azza wa jalla atau ibadah pada Alloh ta'ala.Begitu pula menerapkan hukum Alloh berarti mentaati Alloh atau ibadah pada Alloh.Mentaati hukum Alloh adalah ibadah, yaitu ibadah pada pembuatnya, Alloh 'azza wa jalla.Demikian juga setuju / mendukung /mentaati hukum buatan yang menggantikan hukum Alloh juga ibadah, yaitu ibadah pada selain Alloh (para pembuat hukum).Maka, yang berbuat demikian telah jatuh pada syirik uluhiyah.Ini syirik akbar yang mengeluarkan pelakunya dari iman.Demikian juga para pembuat hukumnya telah berlaku sebagai ilah selain Alloh suhaanah, karena minta ditaati hukum-hukum yang dibuatnya.Ketaatan adalah hak uluhiyah Alloh (hak Alloh sebagai ilah).Maka, jatuhlah ia pada syirik uluhiyah.Syirik besar yang mengeluarkan pelakunya dari iman.
*_3.MERENDAHKAN ALLOH TA'ALA_*
Menganggab hukum buatan lebih baik dari hukum/UU Alloh.Syariat Alloh ta'ala dianggab tidak cocok dengan zaman atau ketinggalan zaman.Atau dianggab gak sesuai di Indonesia,dan lain perkataan yang merendahkan syariat Alloh.Ini berarti merendahkan Alloh, mensifati Alloh subhaanah punya kekurangan.Hal ini jelas kekafiran.
*_4.BERPALING DARI AGAMA ATAU MEMBANGKANG TERHADAP ALLOH 'AZZA WA JALLA._*
Alloh ta'ala perintahkan untuk berhakim kepadaNya tetapi malah pilih hukum selainNya.Alloh perintahkan berhukum dengan Kitabulloh dan Sunnah Nabinya namun malah pilih hukum KUHP ,UUD 45, Pancasilatta dan UU yang dibuat anggota DPR, dsb.Ini berpaling dari Addien (Islam) dan pembangkangan terhadap Alloh 'azza wa jalla.Seandainya kita membangkang perintah sholat, kita kufur.Begitu pula apabila kita membangkang perintah berhukum dengan syariatNya, kitapun kufur. Iblis laknatulloh membangkang satu perintah, dia sudah dikafirkan Alloh.Kalau menolak syariatNya, berapa ayat/perintah yang kita bangkangi? Kalau sudah begini, pantaskah kita mengaku sebagai mukmin?
Masih banyak poin-poin kekufuran bila kita tinggalkan UU/hukum Alloh ta'ala.
Ayat-ayat Alloh ta'ala telah terang benderang yang memeritahkan kita berhukum kepada Alloh dan RosulNya dan kekufuran bagi yang menolaknya.
Tinggal pilihan kita,mau tunduk pada Alloh 'azza wa jalla atau tunduk pada selainNya?
*# Al Bulury*
Di salin dari abu Haris granada
2 notes · View notes
tiawidianti · 9 months
Text
Overthinking
Tia kamu lagi kalah banget kan? Lagi kalah sama setan yang ngambil alih diri kamu, ngegiring fikiran kamu, bawa opini kamu ke fikiran yang belum tentu sesuai sama apa yang kamu fikirin
Tia tau banget koo awalnya kamu hawatir karna secemburu itu kan? Tapi cemburu kamu udah kelewat batas sampe jadi hasad, ya Alloh takut banget. Sampe kamu mutusin buat ng cut off komunikasi sama akar masalahnya, tpi kamu malah overthinking sama fikiran dia ke kamu, malah berasa punya musuhh, malah jadi ga tenang ginii. Tapii kalo ngehubungin lagi malah takut banget jadi racun lagi buat hati malah ngeganggu fokus kamu, kemaren juga awalnya gitu kan karna cemburu jadi hasad sama orang jadi serba iri, serba takut jadi insecure, padahal sebelumnya kamu udah berhasil selflove tiii.
Tau koo iya tauu lagi jauh banget kan sama Alloh, lagi sering banget ngecewain Rosululloh. Tapi tiii kamu ngerasa Alloh berpaling, Alloh lagi ga senyum ke kamu, kamu salah besarr. Inget kata tasowuf apa, Alloh itu sesuai prasangka hambanya, tii Alloh itu maha pengampun, tii kamu milik Alloh, jiwa kamu milik Alloh, fikiran kmau diri kamu semuanyaa, maka ti kamu ga punya kendali apaapa. Coba sadar kamu ngejauhin dia karna apa, karna kamu takut dia jadi alat setan buat ngegoda kamu jauh dari Alloh kan? Bikin kamu jadi lemah sama diri kamu sendiri kan? Iyaa kalo gitu kita bertahan yaa. Tia sebagaimana hati kamu milik Alloh dia juga milik Alloh, kalau ngejauhin dia karna Alloh semoga Alloh jaga hatinya dan hatimu dalam lindungan Alloh. Jangan hawatir ada Alloh. Kalau dalam fikiran seriuh ini, perang sedahsyat ini kamu ga balik ke Alloh mau balik ke siapa? Alloh ga pernah ko marah ke kamu tia, Alloh itu maha pengampun. Rosululloh juga ngerasain derita batin kamu, beliau maha lemah lembut. Tiaa kalo salah yuu minta maaf, taubatt. Selama kamu masih bisa sujud, masih dikasih kesempatan ngaji, masih ada dalam lingkup2 kebaikan Alloh masih sangat sayang ke tia. Beberapa salah juga karna Alloh sayang ke tia, buat ingetin tia biar ga ngerasa punya power buat ngendaliin diri sendiri.
Tii urusan perasaan coba inget2 lagi, kalo emng suatu hari harus baik2 pasti baik2 lagi ko, liat tia sama yang udah2 yang paseanya sehebat apa tapi nyatanya kalo harus baik lagi maka Alloh baikan ko. Doain aja dia tii doain, sapa dia lewat doa. Gapapa kamu fokus ke diri kamu, ke tujuan kamu, mati kan? Iyaa tujuan utama kita itu mati, maka sebelum mati jadilan sebaikbaiknya mausia yang bermanfaat buat banyak orang, jadilah murid yang taat dihadapan guru, jadilah anak yang berbakti di hadapan orang tua, jadilah teman yang baik di hadapan semua orang.
Inget tiii janga ngerasa baik, jangan ngerasa keren, jangan ngerasa hebat, jangan iri sama kecantikan orang, jangan iri sama kehebatan orang, wajar koo tpi lebih baik lagi buat fokus aja ke diri sendiri. Toh dengan apapu keadaan fisik kamu ga akan bikin jodoh jadi ketuker, ga akan bikin hati salah ngejatuhin diri. Kalaupun harus tertariknya seseorang yang kmu suka ke orng lain yang jadi fokus perhatian kmu soal fisik, ya gapapa itu kan orang lain. Inget tiii ga ada yang berhak buat nyakitin kamu dan seenaknya ke diri kamu berkali2, inget tiii dia juga ga peduli seberapa sakitnya kamu hari itu, jangan dendam tpi jadiin pelajaran kamu ga salah ko buat ng cut off hari ini. Semoga gusti Alloh jaga dia selalu, dikasih kelancaran rizki, ketenangan, kebahagiaan dan segala hal baik yang nimpa dia. Kalo inget lagi, overthinking lagi doa aja yaa doain dia, tulis jugaa.
Inget jauhin orang karna Alloh, jangan takut pemilik hati kita sama2 Alloh.
Rckl, 25 juli 2023
2 notes · View notes
duniasoputra · 1 year
Text
Tumblr media
02.
Keliling Dunia Jalur Membaca
"Kenapa kau suka membaca?" tanya temanku beberapa waktu yang lalu.
Aku tak tahu pasti mengapa suka membaca. Yang pasti pertanyaan itu selalu ku jawab dengan "Aku kan jarang keluar rumah. Tak pernah sempat juga untuk pergi ke tempat indah. Satu-satunya hal yang bisa kulakukan hanyalah membaca. Setidaknya aku bisa mengetahui dunia luar dengan tenggelam didalamnya."
Haha. Aku tahu itu jawaban yang agak naif. Tapi, begitulah faktanya. Bagiku, membaca buku seperti sedang menjelajahi waktu. Dan buku sebagai mesin waktunya.
Jika ingin tahu masa lalu, buku sejarah yang kubuka.
Jika ingin menjelajahi pemikiran para filsuf zaman dulu, buku filsafat jawabannya.
Jika ingin mengetahui kisah orang-orang hebat, buku biografi dengan segala ketebalannya.
Jika ingin pergi ke dunia paralel dan mimpi, novel fantasi jadi rujukannya.
Jika ingin hidup tenang dan bahagia, kitab suci Al-qur'an solusinya.
Tapi, mengetahui identitas penulis juga sangat penting, karena kata guruku "Bahasa mencerminkan kepribadian seseorang". Kata-kata juga bisa memengaruhi pikiranmu.
Dahulu Alloh subhaanahu wata'ala memerintahkan Rosululloh shollallohu 'alaihi wassalam untuk membaca ketika beliau sedang kehilangan arah. Berdiam diri di Gua Hira, mencari keheningan di tengah ramainya masyarakat jahiliyah.
Tuhan memerintahkan
"iqro!"
"iqro!"
"iqro!"
Menarik bukan? firman pertama yang Alloh perintahkan adalah perihal membaca. Padahal Rosululloh sempat kebingungan dan bertanya-tanya "Apa yang harus dibaca?"
Tapi, bukan ruang lingkupku untuk menjelaskan lebih jauh tentang firman Tuhan yang pertama itu.
Yang ingin ku katakan adalah ketika pikiran kau sedang kalut, riuh, berisik tak karuan. Cobalah untuk menyepi, menyendiri didalam keheningan. Bacalah sesuatu, apapun bacaannya yang penting positif dan bisa mengalihkan pikiran yang sedang diselimuti kegelisahan.
Bagusnya, kau mengambil Al-Qur'an yang tersimpan rapi diatas rak bukumu. Perlahan, sedikit-sedikit serapi maknanya. Tenggelamlah didalamnya.
Selamat menikmati ketenangan.
Kau akan temukan jawaban.
Malam, 02 Januari 2023
4 notes · View notes
puasakeutamaanya · 1 month
Text
https://www.facebook.com/share/BzpusxgDubgNuQDL/?mibextid=oFDknk
Shalat Tarawih Bagi yang Kerja Malam Hari
Dalam acara Fatawa Ramadhan di Radio Al Quran Saudi, seseorang bertanya kepada Syaikh Prof. Dr. Sa'ad bin Turki Al Khotslan:
Ya Syaikh, saya bekerja sebagai penjaga toko. Apakah saya boleh shalat tarawih berjamaah dengan meninggalkan tugas saya?
Dijawab oleh Syaikh:
Kerja menjaga toko adalah kewajiban anda, sedangkan shalat tarawih hukumnya adalah sunnah.
Sesuatu yang wajib harus didahulukan dari yang sunnah.
Lakukan pekerjaaan anda menjaga toko, setelah selesai, anda bisa shalat tarawih sendirian di rumah.
---
Pertanyaan dan jawaban disiarkan langsung dari Radio Idzaatul Quran Riyadh, 100 MHz pada Selasa, 18 Oktober 2024.
➖➖➖➖
TAMBAHAN:
🌍🌸 HAL SHOLAT TARAWIH BERJAMA'AH ATAU BERSENDIRI DAN BERAPA JUMLAH ROKA'ATNYA 🌿
🔹Pertanyaan:
Saya shalat tarawih di rumah krn ingin 11 rakaat, mesjid di kompleks, 23 rakaat.
Lalu saya tidur dulu, kemudian bangun menjelang Sahur untuk shalat Tahajjud.
Bagaimana ini, boleh kah?
💠 Jawaban singkat:
Sholat Sunnah apapun itu, minimal 2 roka'at. Lalu jika malam, rangkaian sholat Sunnah itu, ditutup dengan roka'at ganjil/Witr, yang minimal 1 roka'at. Sesuai nasihat di banyak Hadits.
Total roka'atnya, terserah anda. Rosuululloh shollallohu 'alaihi wa sallam biasa mengerjakannya 11 roka'at, kadang 9 roka'at, kadang 13 roka'at. Misalnya anda lakukan 17 roka'at atau 27 roka'at atau 37 atau 7 roka'at pun, dsb.; silakan saja. Ini sholat Sunnah. Bukan Wajib/Fardhu.
Asalkan dilakukan dengan ikhlash, khusyu', thuma'ninah, tartilan, dsb., tentunya.
Manakala di bulan Romadhon, Sholat Sunnah Malam Hari (atau Sholatul Lail/Qiyamul Lail) lalu oleh Madzhab Syafi'iyyaah, menjadi biasa disebut sebagai: Sholatut Tarawih.
Yang intinya adalah sholat Sunnah Sholatul Lail yang ditutup dengan roka'at Witr.
Sekali lagi, Rosuululloh shollallohu 'alaihi wa sallam biasa mengerjakannya 11 roka'at, kadang 9 roka'at, kadang 13 roka'at.
Dan juga kadang dengan berjama'ah, lebih sering bersendiri.
Baik di bulan Romadhon maupun di luar Romadhon.
Dan jika tidak mampu membaca surah-surah yang panjang (+), maka bacalah yang pendek-pendek.
Yang penting mencapai derajat Ihsaan (*), thuma'ninah, khusyu', dan memahami serta melaksanakan isi surah-surah itu.
(*) Bulan ujian Puasa Romadhon juga sarana mencapai derajat Ihsaan.
(+) Anda boleh memegang mushaf saat sholat dan membacaya, jika tak hafal surahnya.
Anda juga boleh saja tidak langsung melakukannya setelah sholat fardhu Isyaa'.
Dapat saja anda tunda dulu seluruhnya untuk nanti dikerjakan setelah tengah malam hingga menjelang Subuh.
Atau anda kerjakan sebagian langsung setelah sholat Isyaa', dan sebagian lain, berjeda, dilanjutkan nanti menjelang Subuh.
Dan macam-macam cara lain.
Hadits:
🌸 "Allaah ‘Azza wa Jalla mewajibkan puasa Romadhon dan aku mensunahkan sholat malam harinya (qiyamul lail). Barangsiapa berpuasa dan sholat malam dengan mengharapkan pahala (keridhoan) Allaah, maka dia keluar dari dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya."
(HR. Ahmad, Ibnu Majah. Al Bazzar, Abu Ya’la dan Abu Hurairoh)
🌿 Mengenai Sholatul Lail atau Qiyamul Lail atau Tarawih berjama'ah selama bulan ujian Romadhon:
🌸 Hadits dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
“Pada malam 23 Romadhon, kami bersama Rosululloh - shollallohu ‘alaihi wa sallam - menegakkan sholat sunnah (tarawih) hingga sepertiga malam pertama."
"Kemudian pada malam 25 Romadhon, kami bersama beliau menegakkan sholat sunnah (tarawih) hingga separuh malam."
"Dan pada malam 27 Romadhon, kami mengerjakan shalat sunnah (tarawih) hingga kami menyangka tidak akan mendapat al-falah. (An-Nu’man bin Tsabit berkata, kami menyebut Sahur dengan sebutan al-falah).”
(HR. Ahmad)
Hadits ini menunjukkan bahwa Rosululloh - shollallohu ‘alaihi wa sallam - pernah mengerjakan sholat sunnah tarawih secara berjama'ah dengan para sahabat nabi, di Masjid Nabawi.
🌸 Hadits dari Tsa’labah bin Abu Malik rodhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
“Pada suatu malam di bulan Romadhon, Rosululloh (shollallohu ‘alaihi wa sallam) keluar menuju masjid. Beliau mendapati para Shahabat sedang sholat di salah satu sisi masjid. Maka Rosululloh (shollallohu ‘alaihi wa sallam) bertanya: ‘Apa yang mereka lakukan?’
Salah seorang sahabat menjawab: ‘Wahai Rosululloh. Mereka adalah para sahabat, tidak ada di tengah-tengah mereka yang penghafal al-Qur’aan. Maka Ubay bin Ka’ab membacakan al-Qur’aan kepada mereka, lalu mereka pun sholat bersamanya.’
Maka Nabi - shollallohu ‘alaihi wa sallam - bersabda: ‘Mereka telah berbuat baik atau mereka telah berbuat sesuatu yang benar.’
Tsa’labah pun mengatakan: ‘Nabi tidak membenci apa yang diperbuat oleh para sahabat tersebut."
(HR. Al-Bazzar)
Hadits ini menunjukkan bahwa Rosululloh - shollallohu ‘alaihi wa sallam - menyetujui dan memuji perbuatan para Shahabat yang mengerjakan sholat tarawih secara berjama'ah dengan para Shahabat lain di masjid.
🌸 Namun, pada malam keempat, beliau tidak keluar lagi untuk sholat berjamaah. Ketika ditanya, apa alasan beliau, beliau bersabda:
“لَمْ أَخْرُجْ وَقَدْ نَوَيْتُ أَنْ أُصَلِّيَ مَعَكُمْ ثُمَّ خَشِيتُ أَنْ تُفْتَرَضَ عَلَيْكُمْ”
“Aku tidak keluar dan padahal aku berniat untuk sholat bersama kalian. Kemudian aku khawatir jika sholat itu diwajibkan atas kalian.”
(HR. Bukhori dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa Rosululloh - shollallohu ‘alaihi wa sallam - menghendaki agar sholat tarawih tetap menjadi sunnah dan tidak menjadi wajib. Beliau juga menghendaki agar umatnya tidak merasa berat dan bosan dalam mengerjakannya.
Dan lebih utama, bersama Imaam.
🌸 Dari Abu Dzar, Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam pernah mengumpulkan keluarga dan para Shaabatnya. Lalu beliau bersabda:
“Siapa yang sholat bersama imaam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyam satu malam penuh.”
(HR Ahmad, An Nasai, Ibnu Majah, Tirmidzi)
Sholat sunnah malam bulan Romadhon/tarawih berjama'ah ini kemudian dilanjutkan oleh para Shahabat Nabi pada masa manajemen pemerintahan khilafah Abu Bakr, Umar bin Khattab, Utsman dan Ali rodhiyallahu ‘anhum.
Beliau, Umar, melihat bahwa para Shahabat Nabi - rodhiyallohu 'anhum - melakukan sholat tarawih itu, secara terpisah-pisah.
🌿 Maka beliau berkata:
“لَوْ جَمَعْتُ هَؤُلَاءِ عَلَى قِرَاءَةِ رَجُلٍ وَاحِدٍ لَكَانَ خَيْرًا”
“Seandainya aku mengumpulkan mereka semua di bawah bacaan satu orang saja, pasti lebih baik.”
(HR. Bukhori)
Maka beliau pun mengumpulkan mereka di bawah imamah Ubay bin Ka’ab rodhiyallohu ‘anhu.
Dan kebiasaan sejak zaman Rosululloh - shollallohu 'alaihi wa sallam - itu pun berlanjut sampai sekarang.
Dan perlu digaris bawahi, bahwa Sholatul Lail demikian, pun, tak patut berhenti di atau hanya dilaksanakan di bulan Romadhon saja. Jika memang anda mampu (dan dengan khusyu', tartilan, thuma'ninah, dst.). Karena Rosululloh - shollallohu 'alaihi wa sallam - melakukan sholat Sunnah Malam (Sholatul Lail), baik di bulan Romadhon maupun di luar/bukan bulan Romadhon.
Demikian.
Wallohua'lam. Wastaghfirulloh. Walhamdulillaah.
- Catatan ATM (Abu Taqi Mayestino).
🌍🌸🌿
0 notes
Text
Kisaran 2022 ku mengenal beliau Ni Putu Frida Padmi Hartanti sebagai keturunan Bali yang lahir dan tumbuh di Magelang. Seorang mualaf yang Alloh lebih sayang dengan bukti mengundang beliau duluan untuk sampai ke roudhoh Haromain (Makkah Madinah). Betapa diri ini sangat ingin hingga suatu maghrib ada kesempatan ikut walimatushafar ada kisah tentang salam kepada Baginda Rosululloh. *اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه وسلم* ..umroh dan haji adalah takdir dan rizqi minalloh😭...rasanya yaRobb...mudah-mudahan kami ditakdirkan memenuhi undanganmu yaa....syelamat mbak pida kau beruntung sangat dah sampai sana.
Pergantian Novemberkah menuju Desemberkah
17 Jumadal Tsani 1445H (1 Desember 2023)
0 notes
mistikuscinta · 5 months
Text
youtube
Cara Sholat Seperti Rosululloh sholat
1 note · View note
arundayare · 7 months
Video
youtube
Peristiwa yang Terjadi Sebelum Lahirnya Rosululloh - Awal Terbentangnya ...
0 notes
blogalloh · 1 year
Text
Alhamdulillah Merahmati Nabi Muhammad, Keluarga, Sahabat & Umatnya Dengan Sholawat Salam Barokah & Akhlaq Mulia #dakwah #islam
Tumblr media
Pengertian Sholawat Sholawat secara bahasa merupakan bentuk jamak dari sholla yang artinya doa. Secara istilah, sholawat merupakan doa dan pujian untuk Nabi. Sholawat ada tiga macam. Pertama, sholawat dari Allah. Kedua, sholawat dari malaikat. Ketiga, sholawat dari manusia atau umatnya. Menurut Ibnu Katsir, sholawat dari Allah artinya adalah pemberian rahmat dan kemuliaan. Jika dari malaikat, artinya adalah memohonkan ampunan. Dan jika dari umatnya artinya adalah doa agar beliau dilimpahi rahmat dan kemuliaan. Alhamdulillah Merahmati Nabi Muhammad, Keluarga, Sahabat & Umatnya Dengan Sholawat Salam Barokah & Akhlaq Mulia Imam Nawawi menjelaskan bahwa sholawat dari Allah berarti menambah kemuliaan. Ada pula ulama yang menjelaskan bahwa Allah bersholawat kepada Nabi Muhammad artinya Allah memujinya di hadapan malaikat-malaikat-Nya. Keutamaan Sholawat Nabi Membaca sholawat Nabi memiliki banyak keutamaan. Di antaranya: 1. Perintah Allah Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan hambaNya untuk bersholawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dia berfirman: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا “Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al Ahzab: 56) 2. Allah bersholawat untuk Nabi Muhammad Berbeda dengan perintah lainnya yang Allah memerintahkan saja, sholawat ini luar biasa. Dia memerintahkan sekaligus melakukannya juga. Sebagaimana surat Al Ahzab ayat 56 di atas. Dan seperti penjelasan sebelumnya, Allah bersholawat untuk Nabi Muhammad maknanya Dia memuliakannya di depan para malaikat dan memberinya rahmat. 3. Malaikat bersholawat untuk Nabi Muhammad Sebagaimana ayat 56 dari Surat Al Ahzab di atas, para malaikat juga bersholawat untuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Yang artinya, malaikat memohonkan ampunan untuk beliau. 4. Siapa bersholawat satu kali, Allah membalasnya 10 kali Di antara keutamaan sholawat, siapa yang bersholawat kepada Nabi Muhammad sekali, Allah bersholawat kepadanya 10 kali. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: مَنْ صَلَّى عَلَىَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا “Barangsiapa bersholawat kepadaku satu kali, niscaya Allah bersholawat kepadanya sepuluh kali” (HR. Muslim) Sholawat dari Allah ini artinya adalah pemberian kebaikan. Sebagaimana hadits lain: مَنْ صَلَّى عَلَىَّ مَرَّةً وَاحِدَةً كَتَبَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُ بِهَا عَشْرَ حَسَنَاتٍ “Barangsiapa bersholawat kepadaku satu kali, niscaya Allah Azza wa Jalla mencatat untuknya sepuluh kebaikan” (HR. Ahmad) 5. Bersholawat satu kali, dihapus 10 dosa Keutamaan lainnya yang sangat luar biasa, siapa yang bersholawat satu kali, Allah akan menghapus sepuluh dosanya. مَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ وَحَطَّ عَنْهُ عَشْرَ خَطِيئَاتٍ “Barangsiapa bersholawat kepadaku satu kali, niscaya Allah bersholawat kepadanya sepuluh sholawat dan menghapus darinya sepuluh dosa” (HR. Ahmad) 6. Bersholawat satu kali, diangkat 10 derajat مَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشْرُ خَطِيئَاتٍ وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ “Barangsiapa bersholawat kepadaku satu kali, niscaya Allah bersholawat kepadanya sepuluh sholawat, menghapus darinya sepuluh dosa dan mengangkat derajatnya sepuluh derajat.” (HR. An Nasa’i) 7. Mendapat syafaat Rasulullah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam akan memberikan syafa’at kepada umatnya di akhirat nanti. Siapakah yang paling berhak dengan syafaa itu? Yang paling berhak adalah yang paling banyak bersholawat kepada beliau. أَوْلَى النَّاسِ بِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً “Orang yang paling berhak mendapatkan syafa’atku di hari kiamat adalah orang yang
paling banyak bersholawat kepadaku” (HR. Tirmidzi) 8. Menjadi orang paling dekat dengan Nabi Orang yang memperbanyak sholawat juga akan semakin dekat kedudukannya dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. أَكْثِرُوا عَلَىَّ مِنَ الصَّلاَةِ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ فَإِنَّ صَلاَةَ أُمَّتِى تُعْرَضُ عَلَىَّ فِى كُلِّ يَوْمِ جُمُعَةٍ ، فَمَنْ كَانَ أَكْثَرَهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً كَانَ أَقْرَبَهُمْ مِنِّى مَنْزِلَةً “Perbanyaklah bersholawat kepadaku pada hari Jumat, karena sesungguhnya sholawat umatku diperlihatkan kepadaku pada setiap hari Jumat. Siapa saja yang paling banyak sholawatnya, maka ia menjadi orang yang paling dekat kedudukanya dariku.” (HR. Baihaqi) 9. Memudahkan terkabulnya doa Doa memiliki syarat dan adab agar dikabulkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di antara adab berdoa agar lebih dikabulkan Allah adalah bersholawat kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi waallam. كل دعاء محجوب حتى يصلي على محمد “Setiap doa akan terhalang hingga diucapkan sholawat kepada Muhammad” (HR. Thabrani) 10. Dimasukkan ke dalam surga Orang yang banyak membaca sholawat akan dimudahkan untuk masuk surga. Sebaliknya, orang yang disebut nama Nabi Muhammad namun tidak bersholawat kepada beliau, orang itu akan disimpangkan dari jalan surga. مَنْ ذُكِرْتُ عِنْدَهُ فَخَطِئَ الصَّلاةَ عَلَيَّ ، خَطِئَ طَرِيقَ الْجَنَّةِ “Barangsiapa yang aku disebutkan di sisinya lalu ia tidak mengucapkan sholawat kepadaku, maka ia akan disimpangkan dari jalan surga.” (HR. Thabrani) Hakikat Sholawat Di antara misionaris ada yang berupaya untuk menyebarkan syubhat terkait sholawat. Mereka mengatakan kepada umat Islam terutama yang masih awam, “Kalian bersholawat meminta agar Nabi Muhammad mendapat keselamatan, berarti belum ada jaminan keselamatan. Jika Nabi saja belum ada jaminan keselamatan, bagaimana mungkin bisa memberikan jaminan keselamatan kepada kalian?” Hal seperti itu adalah syubhat yang mereka lontarkan. Agar umat Islam yang masih awam menjadi ragu-ragu dengan agamanya. Mereka tidak tahu atau pura-pura tidak tahu bahwa hakikat sholawat bukanlah karena Nabi Muhammad belum mendapat jaminan keselamatan lantas didoakan agar selamat. Namun seperti telah dijelaskan di atas, sholawat itu adalah doa agar beliau dilimpahi rahmat dan kemuliaan. Beliau pasti mendapat keselamatan. Beliau pasti mendapat rahmat. Beliau pasti mendapat kemuliaan. Sebab beliau adalah hamba Allah yang paling dicintai-Nya. Namun, kitalah umat yang membutuhkan keselamatan dan rahmat sehingga dengan bersholawat kepada beliau, kita dibalas Allah dengan sholawat dalam arti diselamatkan, diampuni dosa kita dan diangkat derajat kita. Ibaratnya, kemuliaan Rasulullah adalah sebuah wadah yang telah penuh sempurna. Ketika kita bersholawat, kita menuangkan air ke wadah tersebut dan jatuhnya kepada kita. Kita bersholawat kepada beliau, kebaikan dan hasilnya kembali kepada kita. Bacaan Sholawat Nabi Bacaan sholawat Nabi banyak macamnya. Ada yang pendek, ada yang panjang. Jadi tidak harus kita membaca sholawat yang panjang-panjang, khususnya jika kita orang awam yang memiliki banyak kesibukan. Bacaan sholawat yang pendek pun bisa kita amalkan. Berikut ini adalah contoh-contoh bacaan sholawat: 1. Sholawat ketika mendengar nama Nabi Muhammad disebut صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ “Semoga shalawat dan salam dari Allah atasnya (Rasulullah)” atau اَللَْهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ “Ya Allah limpahkanlah sholawat kepadanya” 2. Sholawat paling ringkas صَلَّى اللَّهُ عَلَى مُحَمَّدٍ “Semoga shalawat dari Allah atas (Nabi) Muhammad” 3. Sholawat ringkas untuk beliau dan keluarganya اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ “Ya Allah, berikanlah rahmat-Mu kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad” 4. Sholawat Ibrahimiyah Sholawat Ibrahimiyah ini diajarkan Rasulullah sendiri dan diriwayatkan Imam Bukhari. Sholawat ini juga menjadi bagian dari bacaan sholat, yakni sholawat
saat tasyahud. Disebut sholawat ibrahimiyah karena dalam sholawat ini tidak hanya bersholawat kepada Rasulullah Muhammad dan keluarganya tetapi juga untuk Nabi Ibrahim dan keluarganya. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ صَلَّيْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللَّهُمَّ باَرِكْ عَلىَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِ مُحَمَّدٍ كَماَ باَرَكْتَ عَلىَ إِبْرَاهِيْمَ وَعَلىَ آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنـَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, berilah keberkahan kepada Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan keberkahan kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Masih banyak bacaan sholawat lain, baik dalam hadits maupun yang disusun oleh para ulama. Semoga kita semua dimudahkan Allah untuk membiasakan bersholawat dan kelak mendapat syafaat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah] sumber : https://bersamadakwah.net/sholawat-nabi/ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Merahmati Nabi Muhammad, Keluarga, Sahabat & Umatnya Dengan Sholawat Salam Barokah & Akhlaq Mulia
0 notes
tobathebat · 2 years
Text
Alhamdulillah Karna Maha Rahmat Alloh, Tiap Umat Rosululloh Masuk Surga Selamanya. #Dakwah #Islam
Alhamdulillah Karna Maha Rahmat Alloh, Tiap Umat Rosululloh Masuk Surga Selamanya. #Dakwah #Islam
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ , إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ “Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri”. (QS. Al-Qiyamah: 22-23).
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
Text
0 notes
Text
*POKOK DIENUL ISLAM*
Semua perkara timbangannya adalah Tauhid. Untuk menentukan seorang muslim apakah ia diatas iman atau syirik maka timbangannya adalah Tauhid. Islam adalah tauhid. Meninggalkan tauhid maka ia bukan Islam.Karena kalimat tauhid itulah para ulama' tauhid mendefinisikan Islam dengan :
الْاِسْلَامُ هُوَ : الْاِسْتِسْلَامُ لِلّٰهِ بِالتَّوْحِيْدِ وَ الْاِنْقِيَادُ لَهُ بِالطَّاعَةِ وَ الْبَرَءَةُ مِنَ الشِّرْكِ وَ اَهْلِهِ
*_"Islam adalah berserah diri kepada Alloh dengan mentauhidkanNya, tunduk kepadaNya dengan mentaatiNya dan berlepas diri dari syirk beserta para pelakunya"._*
[ Matan Ushul At-Tsalaatsah, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab ]
Defininisi tersebut tersimpul dalam kalimat tauhid *_Laa ilaaha illalloh_*, tiada yg berhak diibadahi kecuali Alloh ta'ala, berlepas diri dari segala bentuk kesyirikan beserta pelakunya dan mentauhidkan Alloh 'azza wa jalla saja.
◾Jadi, pokok Dienul Islam adalah :
▪️ *Berlepas diri, menjauhi, memusuhi dan membenci segala bentuk kesyirikan beserta pelakunya.*
▪️ *Mentauhidkan Alloh ta'ala dan berloyalitas kepada para ahlinya (para muwahidin) dan mengkafirkan orang yang meninggalkan tauhid (pelaku syirik/kufr akbar).*
Karena itulah wajib bagi seorang muslim untuk *_berlepas diri dari segala kesyirikan beserta pelakunya_* dan *_mentauhidkan Alloh ta'ala (menghamba kepadaNya saja), serta bermuwalah terhadap ahlu tauhid._*
Sebagaimana dikatakan dan dilakukan nabi Ibrohim 'alaihissalam terhadap kaumnya yang pengusung kesyirikan,
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي اِبْرَاهِيْمَ وَ الَّذِيْنَ مَعَهُ اِذْ قَالُوْا لِقَوْمِهِمْ اِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَ مِمَّا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ. كَفَرْنَا بِكُمْ وَ بَدَا بَيْنَنَا وَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَآءُ ابَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللّٰهِ وَحْدَهُ....
*_....Sesungguhnya kami berlepas diri (baroah) dari kalian dan dari apa yang kalian ibadahi selain Alloh. Kami ingkari (kekafiran) kalian dan nampaklah antara kami dan kalian permusuhan ('adaawah) dan kebencian (baghdho') selamanya hingga kalian mengimani Alloh saja (mentauhidkan Alloh)..."._*
[ Al Mumtahanah : 4 ]
Maka, wajib bagi muslimin untuk berlepas diri dari pelaku atau pengusung kesyirikan (kekafiran) dan berlepas diri dari segala kesyirikannya, memposisikannya sebagai musuh dan membencinya hinga mereka kembali kepada tauhidulloh.
Seluruh para Nabi dan Rosul bersikap demikian.Begitu pula Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam dan para sahabat rodhiyallohu 'anhum. Mereka baroah terhadap kesyirikan kaumnya dan baroah dari para pengusungnya.Rosululloh dan para sahabat baroah terhadap keyakinan, tradisi dan sistem syirik kaumnya.Tidak mentoleransi atau basi-basi terhadap kesyirikan tersebut bahkan mereka memusuhinya dan membencinya.
Kesyirikan masa kini begitu dahsyatnya.Merebak dan menggurita, membelit sebagian besar manusia.Dari syirik kubur, syirik ideologi bikinan akal, syirik hukum buatan manusia, dsb. Wajib kita berlepas diri darinya, memusuhi dan membencinya.Tidak basa-basi terhadapnya, tidak menghargai atau menghormatinya, tidak menolongnya dan tidak membantu keeksisannya .
Itulah tuntutan tauhid, baroah dari segala bentuk kesyirikan dan hanya mentauhidkan Alloh ta'ala. Inilah pokok dien Islam yang dengannya seorang berstatus mukmin secara hakiki.
Islam adalah tauhid. Meninggalkan tauhid maka ia musyrik, keluar dari Islam. *LAA Iaaha illalloh !*.
Wallohu a'lam.
Copy abu Haris granada
2 notes · View notes
tiawidianti · 1 year
Text
Patah
Dear tia,
Aku tau kmu amat berantakan. Bingung kenapa bisa se sesak ini?
Kamu begitu, selalu begitu. Dengan dalih yang sama kamu sehobi itu ngelukain diri kamu sendiri. Iya tia, ngerti perasaan kamu emng gabisa di jelasin ke siapa2. Bahkan pada orangnya saja kamu bingung harus bilang apa. Apa dia ngerti kalau kamu patah hati? Apa yang terjadi juga atas ulah kamu sendiri.
Gapapa tia, aku ngerti aku faham tau bangett perasaan kamu. Kalo kamu gabisa cerita ke orag lain sini cerita ajaa, peluk hangat buat kamu yang sedang sepatah ini. Kamu gapernah nemuin orang se aneh dia di dunia ini, random, ngeselin, tapi nyambung, iyaa aku sadar dari awal tapi malah mengalun perasaan sampe sejauh ini. Ku kira akan baik2 aja tapi nyatanya sepatah ini yaa.
Hari ini mungkin titik equivalen yang terjadi. Kamu menyadari jatuh cinta dan patah hati di detik yang sama. Parah yaa. Gapapa ngerti ko, ngerti banget, dan patah hati kamu wajarr bangett wajarr tiii, sini peluk, ayo nangiss.
Tapi tia, jangan lama2 yaa anak baik. Siapa dia? Separah itu bikin kamu patah hati, jangan berlarut2 yaa, kita belajar biasa aja. Toh dia belum tentu jodoh, kalau bukan jodoh udah pasti harus ditinggalkan juga, udah pasti dia bareng orang lain juga, jangan terlalu jauh berfikir yaa tii.
Yang kamu takutin dia bahagia dan nyaman senyaman dia ke kamu atau kamu ke dia. Itu yang bikin kamu ovt kan, ya pasti sakit tii, tapi gapapa kamu pasti dapat bahagia lain yang lagi nunggu kamu. Fokus ke diri kamu sendiri yuu. Tia kuat tiii kamu gapernah loh sealay ini dan kealayan kamu di ekspresiin lagi, wkwkw tia tiaa ai kamu jatuh cinta yaa tia, kamu tuh cemburu kann, hehe iyaa aku tau kamu cemburu gapaa ko wajar cewe tuh kalo udah cemburu emang gitu tii. Kalo dia gangerti gapapa udah gausah dipikirin apaan siih yang penting kan udah nulis disini yaa, mesi kata buya jangan nulis dimana2 kalo ada rasa nnti ada yang baca. Yaa disini kan sepi gapapa yaaa.
Tia emut kan saur hikam kumha, bahkan pas kmu macet di jalan aja kamu tetep santai, karna ya emng takdir Alloh harusnya hari itu kamu macet. Apalagi perkara sebesar hati, sejauh apapun kamu menghindari ya hari ini harus gini ya kan? Dann jangann pernah berfikir semua sakit ini karna Alloh benci pada tia, karna Alloh ga sayang sama tia, engga ti engga ini karna Alloh mau hati tia sadar ada Alloh ti, ada kanjeng Rosul.
Tiii tia berobat kemana mana, ke majelis malem2 walaupun lagi sakit kan? Besoknya maksain lagi mesi ga cukup tidur? Semua karna apa ti? Karena tia pengen nyari obat, hatinya udah berasa keras bangett kan. Nah tii ini obatnya tia ini, coba tia rasain ada Alloh kan, tanpa Alloh tia mau pegangan ke siapa ti. Sholehah uih ka Alloh nyaa, udah gapapa kamu emng gatau malu, jangan malu2 buat balik ke Rosululloh, kanjeng rosul itu baikk banget, beliau pasti menerima kamu yang udah kotot babak belur gajelas ini tiii. Rosululloh sayang banget ke tia, inget kan tia gimana kanjeng Rosul hari itu? Jangan suudzon ke Alloh ke Rosululloh yaa.
Tia ini juga bikin kamu sadar kalau hati kamu sejauh ini dari Alloh, udah ya ti tiis aja belajar yuu bisa sabar ya tii. Banyak hal penting yang mesti kamu kerjain tia. Ayo kalo inget istigfaf ya sholawat, jangan lupa doain dia yang baik2.
Ada aku, ada Rosululloh, ada Alloh yang sayang banget ke tia.
Peluk tiii.
13 Mei 2023
2 notes · View notes
citacintacerita · 11 months
Text
Ada tulisan di Facebook. Bagus banget. Ngga mau kehilangan rasanya. Fiqhnya dapet, leadershipnya banyak, adab dan akhlak berlimpah, bumbu romantisnya oke, halaall.
Allahumma sholli wa sallim ala sayyidina wa habibina Muhammad wa ala alihi wa dzurriyatihi wa shohbihi ajmain
Copas dari; https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=pfbid027qGa2ufgCyY87p4WAyKB7NJhhLM25BN1iCAWyG7NAg6ukmzM36Tczb6Ncdoc2yL4l&id=100004302244939&sfnsn=wiwspmo&mibextid=VhDh1V
Here we go; bismillah!
Berikut adalah kisah cinta Putri Sulung Rosululloh Sayyidah Zainab dengan Abul Ash putra Sayyidah Halah adik Sayyidah Khodijah istri Rosululloh.
Kanthongumur terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Mungkin ada yang kurang pas. Nanti bisa dikoreksi. Saya membaca kisah ini, dan menitikkan air mata saat membaca kisah Rosululloh melihat kalung Khodijah yang dijadikan sebagai tebusan.
Dari sini linknya:
https://youtu.be/TBxoLqqq9wE
Abul Ash bin Al-Robi datang kepada Nabi Muhammad sebelum masa kenabian. Abul Ash berkata: "Aku ingin melamar Zainab putri-mu yang paling dewasa".
(Ini adalah bentuk adab)
Nabi Muhammad bersabda: "Aku tidak akan menerima lamaranmu, sebelum aku meminta kesediaannya".
(Ini adalah tanggung jawab wali)
Nabi Muhammad kemudian menemui Zainab dan bersabda: "Putra bibimu (sepupumu) datang kepadaku, ia menyebut namamu. Apakah kamu bersedia untuk dijadikan sebagai istrinya?".
Zainab pun memerah wajahnya dan tersenyum, tanda bahwa ia menerima.
(Inilah bentuk rasa malu)
Nabi Muhammad pun kemudian menikahkan Zainab dengan Abul Ash. Dan dimulailah kisah cinta keduanya, sehingga keduanya diberikan putra bernama Ali dan putri bernama Umamah.
Setelah beberapa waktu, terjadilah suatu permasalahan keluarga. Nabi Muhammad diangkat sebagai Nabi. Sedangkan saat itu, Abul Ash sedang dalam bepergian. Dan ketika pulang, ia mendapatkan istrinya telah beriman.
(Permasalahan tentang aqidah)
Zainab berkata kepada Abul Ash: "Saya memiliki kabar besar untukmu".
Abul Ash kemudian berdiri meninggalkan Zainab. Zainab terkejut dan mengikuti Abul Ash.
Zainab berkata: "Ayahku telah diutus menjadi Rosul dan aku beriman kepadanya".
Abul Ash berkata: "Mengapa engkau tidak mengabariku terlebih dahulu?".
Zainab berkata: "Tidak mungkin aku mendustakan ayahku, dan ayahku bukanlah pendusta. Ayahku orang jujur dan dipercaya".
"Bukan hanya aku sendiri yang beriman. Ibuku (Khodijah), saudara-saudaraku, putra pamanmu Ali bin Abi Tholib, putra bibimu Utsman bin Affan dan temanmu Abu Bakar pun telah beriman". Lanjut Zainab.
Abul Ash berkata: "Sungguh aku tidak mau bila orang-orang berkata bahwa aku mengkhianati kaumku, mengkufuri nenek moyangku karena mencari kerelaan istriku. Sungguh ayahmu bukanlah orang yang patut dicurigai. Apakah kamu tidak mau menerima alasanku?".
Zainab berkata: "Bila aku tidak menerima alasanmu, siapa lagi orang yang mau menerima alasanmu?. Aku adalah istrimu. Aku akan berusaha menolongmu untuk jalan yang benar dengan semua kemampuanku".
(Saling memahami antara suami dan istri)
Dan ucapan Zainab ini dibuktikan dengan kesabaran selama dua puluh tahun.
Abul Ash masih terus dalam kekufurannya.
Dan saat menjelang hijrah ke Madinah, Zainab berkata kepada Nabi: "Wahai Rosululloh, apakah engkau mengizinkan diriku untuk tetap bersama suamiku di Makkah?".
(Bentuk cinta yang dalam seorang isteri kepada suami, tanpa menyakiti perasaan orang tua)
Rosululloh memberikan izin kepada Zainab untuk tinggal bersama sang suami di Makkah. Sampai pada saat kejadian perang badar, Abul Ash pun berperang di barisan orang-orang kafir Quraisy. Suaminya berperang melawan ayahnya.
Zainab berkata: "Ya ALLOH, saya khawatir kalau anakku menjadi yatim. Aku pun khawatir kehilangan ayahku".
(Kebimbangan dan kebingungan)
Setelah perang usai, Abul Ash menjadi tawanan perang. Dan kabar ini pun sampai ke rumah Zainab.
Zainab bertanya: "Apa yang terjadi terhadap ayahku?".
"Kemenangan diperoleh kaum muslimin".
Zainab lantas bersujud syukur kepada ALLOH atas kemenangan yang diperoleh ayahnya. Zainab lantas menanyakan kabar suaminya.
Dan setelah mengetahui kabar bahwa suaminya ditawan, Zainab berkata: "Aku akan mengirimkan tebusan untuk suamiku".
Zainab tidak memiliki sesuatu yang berharga untuk dijadikan sebagai tebusan kecuali kalung yang dulu diberikan oleh Khodijah sang bunda kepada Zainab.
Akhirnya, Zainab mencopot kalungnya dan menitipkan kalung itu kepada saudara kandung Abul Ash untuk diberikan kepada Rosululloh sebagai tebusan suaminya.
Saat itu Rosululloh sedang duduk-duduk. Beliau sedang memeriksa tawanan dan tebusan perang. Dan saat melihat kalung Khodijah, beliau bertanya: "Ini tebusan untuk siapa?".
Para sahabat menjawab: "Tebusan untuk Abul Ash".
Rosululloh pun lantas menangis, kemudian bersabda: "Ini adalah kalung Khodijah".
Rosululloh bersabda: "Wahai sahabatku, orang ini (Abul Ash) tidaklah kami mencelanya selama ia sebagai menantuku. Apakah boleh saya melepaskan dirinya dari tawanan?".
(Inilah bentuk keadilan)
Rosululloh bersabda: Apakah kalian menerima jika kalung Khodijah ini dikembalikan kepada Zainab?".
(Tawadhu seorang pemimpin)
Para sahabat menjawab: "Ya boleh, wahai Rosululloh".
(Adab dari prajurit)
Rosululloh memberikan kalung itu kepada Abul Ash dan bersabda: "Katakanlah kepada Zainab: Janganlah kamu hilangkan kalung Khodijah ini".
(Kepercayaan mertua kepada menantunya walaupun sang menantu masih dalam keadaan kafir)
"Wahai Abul Ash, aku akan berkata rahasia kepadamu!". Rosululloh bersama Abul Ash kemudian berjalan menjauh dari sahabat.
"Wahai Abul Ash, sesungguhnya ALLOH memerintahkan kepadaku untuk memisahkan wanita muslimah dari lelaki kafir. Maukah dirimu mengembalikan Zainab kepadaku?".
Abul Ash berkata: "Baik".
(Benar-benar sebagai lelaki)
Setelah itu Abul Ash kembali ke Makkah. Di Makkah Zainab telah menunggunya di pintu kota Makkah.
Setelah melihat istrinya, Abul Ash berkata: "Aku akan pergi".
Zainab bertanya: "Pergi kemana?".
Abul Ash berkata: "Bukan aku yang akan pergi. Tetapi engkaulah yang akan pergi dan kembali kepada ayahmu".
(Bentuk penepatan janji)
Zainab bertanya: "Karena apa?".
Abul Ash menjawab: "Ayahmu memisahkan aku dengan dirimu. Pulanglah kepada ayahmu!".
Zainab bertanya: "Apakah engkau mau menemaniku dan masuk islam?"
Abul Ash menjawab: "Tidak".
Zainab kemudian pergi ke Madinah dengan membawa putra dan putrinya.
(Taat)
Setelah beberapa tahun berlalu, Abul Ash pergi berdagang ke Syam bersama kafilah. Saat melewati sekitar Madinah, rombongan dagang itu dihadang oleh para sahabat. Ia kemudian dibawa oleh para sahabat ke Madinah.
Sesampainya di Madinah, Abul Ash meminta izin kepada sahabat untuk menemui Zainab. Ia datang ke rumah Zainab saat menjelang fajar dan mengetuk pintu rumah Zainab.
(Keberanian dan kemantapan seorang laki-laki)
Setelah Zainab melihat Abul Ash, Zainab berkata: "Apakah engkau datang sebagai orang Islam?".
(Harapan seorang istri)
Abul Ash berkata: "Aku datang sebagai orang yang melarikan diri".
Zainab berkata: "Maukah engkau masuk islam?".
(Usaha sungguh-sungguh seorang wanita untuk kebaikan lelaki)
Abul Ash masih berkata: "Tidak".
Zainab berkata: "Janganlah takut, selamat datang sepupuku. Selamat datang ayah anak-anakku".
Sesaat setelah Rosululloh selesai sholat subuh, tiba-tiba dari pojok masjid terdengar suara berkata: "Aku melindungi Abul Ash".
Rosululloh bersabda kepada para sahabat: "Apakah kalian mendengar apa yang aku dengar?".
Para sahabat menjawab: "Iya, wahai Rosululloh".
Zainab berkata kepada Rosululloh: "Wahai Rosululloh, Abul Ash walaupun jauh, ia adalah sepupuku, walaupun dekat, ia adalah ayah dari anak-anakku, dan ia berada dalam lindunganku".
Rosululloh diam sejenak, kemudian bersabda: "Abul Ash, tidaklah kami mencelanya saat ia sebagai menantuku. Ia telah berkata dan membuktikan kejujuran perkataannya. Ia telah berjanji kepadaku, dan menepati janjinya kepadaku".
"Bila kalian menerima permintaanku untuk mengembalikan hartanya kepadanya, dan membiarkannya pulang ke negaranya. Dan ini aku harapkan. Tetapi bila kalian tidak mau menerima permintaanku, aku tidak akan mencela kalian. Karena ini hak kalian". Dawuh Rosululloh.
Para sahabat menjawab: "Kami kembalikan hartanya kepadanya wahai Rosululloh".
(Ini gambaran musyawarah)
Rosululloh kemudian berjalan ke rumah Zainab bersabda: "Aku lindungi orang yang engkau lindungi wahai Zainab".
"Muliakan Abul Ash. Karena ia adalah sepupumu dan ayah dari anak-anakmu. Tetapi ia tidak boleh mendekatimu, karena ia tidak halal untukmu". Lanjut Rosululloh.
(Bentuk belas kasih tanpa melanggar syariat)
Zainab menjawab: "Baik Wahai Rosululloh".
(Taat)
Zainab berkata kepada Abul Ash: "Apakah perpisahan kita terasa berat untukmu?". "Apakah engkau mau masuk islam dan tinggal bersama di sini?".
(Cinta dan harapan)
Abul Ash menjawab: "Tidak".
Abul Ash kemudian mengambil harta dagangannya dan kembali ke Makkah.
Sesampainya di Makkah, Abul Ash berkata: "Wahai penduduk Makkah, ini adalah uang milik kalian. Masihkah ada sisa tanggungan yang dibebankan kepadaku?".
(Amanah)
"Semoga engkau dibalas dengan baik, dan engkau sudah memenuhi tanggunganmu dengan baik". Jawab penduduk Makkah.
Abul Ash kemudian berkata: Asyhadu An Laa Ilaaha Illallohu Wa-Asyhadu Anna Muhammadar Rosululloh".
Setelah itu, Abul Ash datang ke Madinah. Abul Ash sampai di Madinah menjelang pagi hari, kemudian menghadap kepada Rosululloh dan berkata: "Wahai Rosululloh, kemarin engkau melindungi diriku, dan sekarang aku datang dengan mengucapkan: "Asyhadu An Laa Ilaaha Illallohu Wa-Asyhadu Anna Muhammadar Rosululloh".
Abul Ash berkata: "Wahai Rosululloh, bolehkah saya kembali lagi kepada Zainab?".
(Cinta yang dalam)
Rosululloh kemudian membawa Abul Ash ke rumah Zainab. Setelah mengetuk pintu, Rosululloh bersabda: "Wahai Zainab, sepupumu datang kepadaku dan meminta izin kepadaku untuk kembali kepadamu, apakah engkau menerimanya?".
Zainab tersipu malu dan tersenyum menerima kembali Abul Ash sebagai suaminya.
Setelah kejadian ini, setahun kemudian Zainab meninggal dunia. Abul Ash menangis sedih karena ditinggal wafat Zainab. Rosululloh pun membelai Abul Ash dan menenangkannya.
Abul Ash berkata: "Wahai Rosululloh, sekarang aku tidak mampu bertahan hidup tanpa didampingi oleh Zainab".
Dan Abul Ash pun wafat menyusul istrinya setahun kemudian.
Mbah Maimoen sering menyebutkan:
نعم الرجل أبو العاص تزوج بنت الرسول ولم يحب غيرها
Ya ALLOH....
1 note · View note
harisanusi · 1 year
Text
Ketika Rasulullah Merindu
Pada suatu ketika, Rosululloh SAW bertanya kepada para sahabat, “Siapakah yang paling luar biasa imannya?” Para sahabat menjawab, “Malaikat, ya Rosululloh.” Balas Rosululloh, “Sudah tentulah malaikat luar biasa imannya, karena mereka senantiasa di sisi Alloh SWT..” Kemudian para sahabat, menjawab lagi, “Para Nabi, ya Rosululloh.” Rosululloh berkata, “Para Nabi sudah tentu hebat imannya, karena…
View On WordPress
1 note · View note