Tumgik
#koass
kaktus-tajam · 3 months
Text
“Lebih baik saya yang sakit, daripada anak saya, Dok. Saya nggak tega.”
Ujar seorang ibu di bangsal anak.
Selalu seperti itu. Ibu..
31 notes · View notes
sleepingangelmusic · 1 year
Video
youtube
IK Mutlimedia UNO SYNTH PRO (Analog Synth) & Korg KAOSS PAD Jam/ The SOU...
0 notes
kayyishwr · 10 months
Note
Assalamualaikum mas, maaf izin tanya
Bagaimana cara mas kayyis membagi waktu membaca buku, koass, kajian dan lain sebagainya?
Kalau boleh juga, nyuwun rekomendasi buku yang baik untuk bisa membagi waktu dan menangguhkan kepribadian dengan baik nggih
Semoga mas diberikan kebaikan selalu nggih dan keberkahan setiap langkahnya
Waalaikumussalam
Positioning dan Timing
Klo lagi koass yo koass, tapi klo pas koass agak senggang, dan semua tugas sudah selesai bisa curi waktu buat baca buku atau nonton video kajian
jadi kuncinya tau sedang dimana, sedang ngapain, dan usahakan semuanya sudah beres
dan balik lagi ke kebutuhan
jujur aku pernah di fase jarang baca buku, karena tak pikir waktunya lebih baik untuk istirahat atau makan wkwk
pernah juga kelewat kajian, lagi-lagi waktunya diprioritaskan buat yang lain
tapi pas lagi senggang senggangnya, klo ada kesempatan dan Allah kasih itu, yo gaskeun wae
jadi balik lagi ke diri sendiri, apakah kelewat ga baca buku itu dosa? Apakah kelewat ga ikut kajian itu dosa? Apakah ketiduran padahal harus belajar itu dosa?
nah ini Allah yang Maha Tahu, setidaknya kita sudah niatkan, sudah usahakan, toh hari ini tidur untuk menghindari maksiat lebih utama 👍🫣
33 notes · View notes
ciaokhou · 8 months
Text
"If it's hard for you, don't be afraid to show it's hard"
Itu kata-kata Mba Ney, psikolog aku di sesi konseling kami yang pertama sekian bulan lalu. Tapi, tulisan ini bukan tentang konseling kami hari itu. Ini tentang hal lain.
Ceritanya, hari ini ada pasien bapak usia 60 sekian, datang ke Poli Umum mengeluh ada benjolan di leher yang ukurannya hampir sebesar kepalan tanganku. Kukatakan padanya waktu itu kalau beliau harus dirujuk ke Spesialis Bedah. Tapi si Bapak menolak. Sudah ku jelaskan resiko-resikonya, tapi beliau tetap tidak mau dirujuk. Akhirnya kupanggil masuk anaknya ke dalam ruangan, untuk bantu meyakinkan si Bapak. Pertanyaan pertamaku waktu itu ke anaknya:
"Sudah berapa lama Mba, Bapak ada benjolan di leher?"
Si Mba yang sebelumnya main HP seperti ga ngeh sama pertanyaanku. Kuulang lagi, tapi dia juga masih kelihatan bingung. Si Bapak mendesah. Ngeliat ke aku, terus bilang:
"Gatau dia Dok. Baru tau tadi pagi"
Aku ga ngerti, memang ga serumah? Kukonfirmasi maksudnya gimana ke si Bapak, lalu beliau berdecak setelah sekilas melirik ke anaknya, yang masih juga melihat HPnya.
"Dia sibuk sama hidupnya sendiri. Gapernah tau kondisi saya"
Dan si Anak ini, dibilang begitu malah cengengesan. Padahal kutaksir usianya sudah cukup dewasa, mungkin se usiaku. And she was normal, bukan seseorang dengan special condition. Long story short, si Bapak pulang. Tetap tidak mau dirujuk.
Kata-kata si Bapak terakhir tadi, seperti ditujukan ke aku. Dan aku melihat si Mba yang gatau apa-apa tentang kondisi Bapaknya ini, seakan bercermin pada diri sendiri. Jangan-jangan, aku pun juga gatau kondisi Ummi Abi selama ini —padahal kami serumah. Aku terlalu sibuk sama dunia, karena berusaha ngelupain banyak hal dengan kesana kemari di luar rumah.
Ummi kemarin bilang ke aku:
"Ummi tau kamu selama ini nyembunyiin semua perasaan kamu dengan kerja terus kan Kak"
Aku nangis setelah itu. Karena ternyata benar terkaan Ummi tadi, dan kesadaran kalau aku masih belum juga bisa memaafkan diri sendiri.
Tadi pagi aku baca tulisan di tumblr tentang core value. Lalu sadar, ternyata selama ini aku gatau core valueku apa. Apa yang bikin aku semangat bangun pagi, apa yang mau kukejar, aku gatau. Terus balik lagi menyalahkan hal-hal yang sudah terlewat. Gitu2 lagi.
Minggu-minggu ini, lagi banyak mempertanyakan tentang diri sendiri. Selama ini aku selalu ikut maunya Ummi Abi, sampai-sampai sekarang aku gatau sebenernya aku maunya apa. Aku gabisa jawab kalau ditanya mau lanjut apa dan kemana habis ini.
Kangen masa sekolah. Seenggaknya waktu itu aku punya satu tujuan; lulus. Se nyebelin dan secapek apapun dunia koass, aku tetap berangkat dengan semangat walau di motor suka nangis meratapi hidup, haha. Aku, mau sekolah lagi. Tapi........ banyak banget tapinya. Bye~
Engga tau ini ada hikmahnya apa ngga. Kadang aku ngerasa harus ngeluarin apa yang ada di kepala satu-satu, biar ga migrain. Kaya kata-kata Mba Ney di atas. Aku gamau takut lagi mengakui kalau semua ini berat, dan aku capek ya Allah:(
Jadi terima kasih ya sudah baca sampai akhir. Semoga kamu yang baca ini, tau apa yang mau kamu kejar, tau apa alasan kamu ngelakuin banyak hal dalam hidupmu. Besok pagi waktu kamu bangun, kamu bakal semangat memulai hari dan bersyukur atas nikmat yang Allah kasih. Gausa minta kuat terus, capek tau. Minta Allah kasih mudah aja. Biar mau kuat atau engga, kita tetap bisa jalanin dunia yang tipu-tipu ini dengan baik, —dan tentunya benar.
Last, aku mau ulang lagi mantra yang selalu kuingat:
"You're young. You don't know what the future has in store. You will rally, and you will be happy again"
Gnight gewd people:)
18 notes · View notes
nadyagifary · 6 days
Text
Esensi Refer at
Tumblr media Tumblr media
Tumblr media
"Sebenarnya, apa sih esensi penugasan referat?"
Penugasan yang udah lazim di kalangan koass ini jadi tantangan sendiri untuk diselesaikan. "Sudah panjang, sambil ngantuk - ngantuk ngerjainnya, saat di presentasikan pun juga kayak mendongeng rekan koass lain. Toh ujungnya, materi ujian banyak keluar dari materi kuliah konsulen"
Tapi setelah mendapatkan memahami 6 stase kebelakang, anggapan-anggapan itu sudah hilang
Esensi terbesar dari sebuah referat adalah untuk menilai
"Seberapa banyak yang engkau baca dan menuliskan apa yang engkau pahami"
Jangan hanya menyelesaikannya agar gugur kewajibannnya untuk melengkapi syarat ujian, tapi guru kita (yang kita hormati sebagai konsulen) akan melihat keseriusan kita dalam mengerjakannya. Tentu bukan untuk paham atau tidaknya pada saat ini, tapi untuk nanti. Ketika kita sudah dilantik menjadi seorang decision-maker di faskes-faskes kecil itu, di tempat pertama penerima orang sakit atau bisa disebut sebagai ujung tanduk sebuah rumah sakit.
Kalau kita menuliskannya secara asal-asalan, copy-paste sana sini, juga berantakan, pasti tidak akan ada sesuatu yang 'kita bawa pulang'. Maka berusahalah sebaik mungkin untuk mengerjakan juga memahami apa yang sedang disusun, minimal ya menguasai judul referatnya sendiri. Pasti suatu saat akan bermanfaat untuk diri sendiri. Karena yang dilihat adalah adab dalam berilmu juga memuliakan ilmu dengan cara terbaik. Fungsinya dipresentasikan adalah untuk menyamakan pemahaman apa yang kita baca dengan para ahli (konsulen), agar tidak salah paham. Juga sebagai sarana menyebarluaskan hasil yang kita baca.
Ingat, semua ilmu itu milik Allah dan begitu luasnya ilmu Allah, sampai dengan ilmu kedokteran pun hanyalah satu tetes dari samudera ilmu Nya. Jadi, rendahkan hati untuk itu yah. Jangan lupa menghormati para guru kita selaku perantara ilmu Allah.
Kesimpulannya, referat adalah tolak ukur untuk menilai, seberapa dalam bacaan kita, seberapa luas keseriusan kita dalam menimba ilmu, juga seberapa kebermanfaatan ilmu yang kita bisa terangkan ke orang lain.
Jadi, jangan ragu membaca yah!
4 notes · View notes
idonthinkboutu · 1 year
Text
Perjanjian 17.30
Paling lucu dari momen ini adalah, selain untuk merayakan ulang tahun jessi sekaligus perpisahan dengan abang kakak ppds namun juga timbul perjanjian yang entah mengapa membuat saya hanya bisa geleng-geleng kepala. Berawal dari iseng menanyakan siapa pacar, dan dijodohkan oleh teman sejawat maka muncullah percakapan ini
“Jadi gimana, nikah sama abang mau?” “Hahh?” “Ingat ya, jam 17.30 ya, perjanjian antara abang & aisyah, kalau dalam 3 tahun kedepan aisyah masih belum menikah maka aisyah nikahnya sama abang ya, tapi jika dalam 3 tahun ini ada yang melamar aisyah dan aisyah suka maka tidak mengapa” “Wah kalau waktunya 3 tahun lagi keknya aisyah udah keburu dilamar orang deh bang. Kenapa harus 3 tahun coba?” “Ya abang selesai ppds 3 tahun lagi insyaaAllah. Abang gak mau berhubungan sama koas selagi abang masih ppds”
“yakan aisyah selesai koass awal januari tahun depan”
“Abangkan masih sekolah, selesai dalam 3 tahun lagi insyaaAllah”
“Ya kalau Aisyah keburu dilamar orang?”
“Ya makanya, kita buat perjanjian, kalau 3 tahun lagi aisyah belum menikah, aisyah nikahnya sama abang ya, tapi kalau dalam 3 tahun ini aisyah ada yang lamar dan aisyah suka maka tidak mengapa aisyah menikah”
“Tidak mengapa tidak mengapa, sebenarnya abang mau nikah gak sih sama aisyah?”
“Mau, tapi 3 tahun lagi setelah abang selesai pendidikan spesialis. Kalau aisyah jodoh abang pasti ya jadi, kalau nggak ya nggak”
dan saat itu teman sejawat lainnya ikut nimbrung dengan perjanjian yang disepakati sebelah pihak itu.
“Aisyah gak janji ya bakal masih single, kalau ada yang lamar aisyah, bukan salah aisyah buat nikah ya”
“Iya aisyaaaah”
“kalau aisyah duluan dilamar, aisyah bakal nikah duluan ya” ini aku sambil menjauh duduk dari abang itu. Lemes banbet muncungnya bilang iya iya.
“Iyaaa, mana hpmu”
dan aku si paling bodoh langsung main kasih aja hpnya, sorry dorry aku paling gak bisa ngambek lama-lama “kita follow follow ig ya, rutin kabar kabaran, udah save nomor abang kan?” aku cuman menggangguk saja.
Dalam hati aku masih terheran-heran. kok bisaaaa??? Kok bisaaa sih?
perasaan selama 4 minggu bersama, abang ini tidak nampak tertarik kepadaku, bahkan ia lebih sering berhubungan dengan temanku. Kek gak mungkin banget dia sukaaaa.
5 notes · View notes
53bintang · 2 years
Text
Karena dimimpiin sama @kribikskentang sampai 2 kali, malam ini sebelum tidur jadi buka laptop scroll foto2 zaman baheula.. Berharap bisa bertemu juga, meski di mimpi 😄
Tapi ga banyak foto2 kita berdua tersimpan.. cuma ada beberapa saat awal masuk koass, sumpah dokter dan wisuda.
Dulu sempat mikir, kenapa orang2 hobi banget foto2. Ternyata kenangan memang ga bisa di ulang, tapi memori dalam bentuk gambar masih bisa dilihat kembali sebagai pelepas rindu.
2 notes · View notes
furosemid · 8 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Dear, dhimas aji. Terimakasih sudah mau membersamai sampe titik iniii ya. Awalnya bakal ngira gabisa aku sampai di titik ini. Terimakasih udah selalu nemenin dan gaaak pernah sama sekali ninggalin aku waktu masih berproses. Terimakasih masih mau banyak pol ngalah kena mood yg jelek selama masih koass 😂. Ah i love u banget! MasyaAllah. Semoga besok anak anak kita bangga dan ngerasa keren ya soalnya mama papa nya kerjaan nya keren, masyaAllah. Ngetik nya sambil salting dikit. I miss you, always sayang.
0 notes
someone-in-struggle · 9 months
Text
Tumblr media
Patah hati pertama di tahun ini
Post imunisasi DPT HiB.
Throwback : Waktu koass bikin leaflet bersama dg Sp.A, dikasih materi mslah Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI). Intinya efek samping yg ditimbulkan stelah imunisasi dalam rangka meningkatkan daya tahan tubuh bayi.
Terapinya pun yg diperlukan beri Paracetamol, terapi suportif, lapor bila masih bergejala > 48jam. Begitu mudahnya mengedukasi pasien, apalagi saat vaksinasi covid kemaren.
"anak nya pintar ya ga nangis lama"
Aman saja pikirku saat imunisasi.
----
19.39 menjelang isya
39'6 C.
Tampak rewel, sudah diberi pct sesuai dosis. Masih saja demam.
1 rumah panik, terutama ibunya. Qadarullah, pas lagi jaga lagi.
"Nyusu ga mau,diolesin bawang oleh nenek, ga tidur sepanjang malam"
Astaghfirullah. Lama-lama sekolah ternyata pakai cara tradisional.
Sedih. Kecewa. Marah. Perasaan yg timbul setelah jadi Ayah, kalau bisa penyakit ditransfer, transfer lah ke Ayah.
Tumblr media
Alhamdulillah setelah ketemu, berangsur turun dan celoteh lagi.
"kangen bapaknya itu"
Akupun cuman tertawa. Tidak berapa lama menggendong, semerbak bau bawang.
Hmmm.
Terbersit pikiran untuk tidak akan ke rumah Amt lagi. Setelah dipikir-pikir lagi, mereka niatnya baik, tapi caranya yg salah.
0 notes
kaktus-tajam · 4 months
Text
List Kegagalanku di Tahun 2023
Di luar arus umumnya, aku ingin berbagi kegagalan apa saja yang ditakdirkan di tahun 2023. Hehe. Panjang.
Januari
Tentunya skenario mengawali tahun baru dengan sakit.. tidak pernah ada dalam bayanganku.
Bukan. Bukan karena harus dirawat inap selama 6 hari dengan 3 dokter spesialis, sampai harus izin ganti jaga IGD karena masih berstatus dokter internsip. Bukan karena diagnosisnya cukup langka jadi ragam tes harus dilakukan. Bukan.
Agaknya aku lebih ingin menggarisbawahi bahwa 6 hari itu mengubah persepsiku tentang 24 tahun hidupku.
Dan kegagalan pertamaku adalah sempat menyalahkan diri, bahkan.. sempat mempertanyakan Allah: kenapa aku?
Sikap kontraproduktif.
Ternyata manusia memang tempatnya mengeluh, tempatnya ketidaktahuan ya.
Siapa sangka, sakitku itu justru membawa banyak keberkahan di kemudian hari. Membuka pintu-pintu unik yang belum pernah terbayangkan sebelumnya.
Februari
Kegagalan keduaku adalah gagal mengkomunikasikan dengan baik terkait pekerjaanku sebagai asisten penelitian.
Akhirnya aku memutuskan resign dari pekerjaan sampinganku untuk fokus ke internsip dan pemulihan sakit. Di momen ini aku malu, karena rasanya gagal membina hubungan baik dengan dosen. Gagal pula manajemen diri dan waktu dengan baik. Sampai bertanya-tanya, kok bisa ya saat S1 dan koass kuat? Apa tidak pernah diuji sedemikian fisikku dan mentalku?
Tapi justru di titik ini aku belajar, suatu pelajaran penting. Ingatkah kisah tentang contoh mastatha’tum seorang syaikh, yang berlari sampai pingsan?
Di sini Allah sedang mengingatkan pertanyaanku ke seorang ustadz 2018 silam: bagaimana kita mengetahui batas kita dalam mastatha’tum ustadz?
Maret
Aku gagal menyelesaikan amanahku di komunitas yang kuikuti dengan baik. Adabku nampaknya perlu ditilik kembali.
Aku tidak bisa ikut rihlah dan menyelesaikan tugas akhirku di kelas tersebut. Pasalnya, setelah ke beberapa dokter di Indonesia, akhirnya orang tua membawaku ke Singapura untuk check up. Dan seperti cerita-cerita yang sering viral di sosial media, dokter di sana berbeda pendapat dengan dokter di Indonesia.
Aku dinyatakan berstatus “saat ini Anda sehat, tapi perlu pengawasan.” Suatu diagnosis abu-abu. Tidak dapat tegak, tapi juga tidak dapat dieksklusi. Menarik.
Siapa sangka, sebagai dokter aku justru jadi pelaku health tourism sebagai pasien? Ayah dan ibu berkata: kelak perjalanan ini pasti akan bermanfaat bagi kamu. Aamiin.
Oh ya di sisi lain, aku merasa gagal juga membuat orang tuaku bangga. Jadi sedih karena merepotkan. Terharu karena melihat sedemikian khawatirnya mereka.
April
Ternyata dalam bab ber-Qur’an pun, aku gagal mencapai target. Aku tertinggal jauh.
Kebanyakan alasan. Kebanyakan bermalas-malasan. Jaga lah, capek lah, badan sakit lah.
Tapi Allah kasih rezeki berupa Ramadhan. Dan Allah karuniakan rasa di hati: bagaimana kalau ini Ramadhan terakhirku? Itikaf terakhirku?
Rasa yang membuat bulan mulia itu begitu sulit dilepas. Alhamdulillah. Semoga kita tidak termasuk dari mereka yang mahjura terhadap Al-Qur’an.
Di kegagalan ini aku belajar tentang adab izin ke Allah: bahwa keikhlasan pun perlu diminta, keistiqomahan pun perlu diminta.. dan ternyata Qur’an memang jadi obat terbaik untuk sakitku.
Mungkin memang sebenarnya jiwaku ini yang banyak penyakitnya, ya.
Mei
Laju hidupku berubah ketika internsip periode rumah sakit selesai dan beralih ke puskesmas. Layaknya testimoni teman-teman, periode puskesmas akan lebih luang dan tidak melelahkan (dan membuat naik berat badan).
Tapi aku gagal menaikkan berat badan. Haha (naik sih, tapi turun lagi)
Memang tiga hari setelah pindah stase dari RS aku tidak nafsu makan. Aku hanya banyak menangis dan mencoba alihkan pikiran dengan game kucing. Haha.
Kenapa? Aku merasa gagal manajemen code blue dengan baik, di jaga malam terakhirku. Aku kehilangan seorang pasienku. Innalillahi wa inna ilaihi raajiun. Kepergiannya, kelak menjadi kebaikan bagiku (dan untuk almarhum lah, aku dedikasikan sertifikat ACLS-ku). Terima kasih Pak, semoga Allah lapangkan kuburmu. Al fatihah.
Juni
Lagi-lagi gagal untuk mengelola stress. Haha. Di bulan Juni aku mendaftar tes TOEFL iBT. Setelah memantapkan hati mendaftar LPDP. Tentunya belajarnya H-10 karena mepet. Akhirnya gejala sakit kemarin muncul lagi. Duh, Hab.
Sedih juga, karena gagal mendapat nilai yang kutargetkan, kurang 4 poin.
Tapi alhamdulillah, memenuhi syarat. Walau ujian sambil merasakan macam-macam gejala efek samping obat.
Juli
Gagal mengumpulkan berkas LPDP sebelum deadline.
Terbukti benar kata Ibu, perjalanan sakitku dari Januari membawa hikmah. Itulah yang menjadi kisah latar belakang di esai kontribusi, yang seakan Allah tunjukkan: ini nih my calling.
Tapi aku mengulur waktu, dan akhirnya baru mengumpulkan berkas di beberapa jam sebelum tenggat. Di mobil. Saat aku perjalanan dari Jakarta ke Jogja. Haha. Terbayang betapa tingginya adrenalin malam itu.
Agustus
Gagal juara 1 di lomba yang kuikuti.
Sakitku.. selain menghantarkanku untuk daftar S2 (ketimbang langsung PPDS/ kerja), juga menghantarkanku untuk mencoba banyak hal untuk menambah pengalaman di CV untuk persyaratan S2.
Termasuk ingin ikut berbagai mentorship dan lomba. Aku gagal daftar mentorship dan training Cochrane. Tapi aku akhirnya memberanikan diri mengikuti MIT Hacking Medicine di Bali.
Alhamdulillah, walau gagal juara 1, mendapat juara 3 dan mendapat pengalaman yang jauh lebih berharga dari piala itu sendiri. Oh ya dan mendapat teman-teman internasional juga.
September
Gagal rasanya ketika sempat ditegur konsulen karena scientific poster ku perlu berulang kali revisi.
Pengalaman pertama mengirimkan case report
Lalu kelelahan setelah lomba. Dan akhirnya September penuh dengan bolak-balik check up kembali.
Aku pun gagal manajemen emosi ketika harus sulit mengurus rujukan ke RS dan mengorbankan banyak hal.. lalu ketika di sana.. diperlakukan kurang sesuai ekspektasi oleh dokter.
Ternyata kekecewaan itu menjadi pengingat terbaik: oh ya, kalau jadi dokter, jangan seperti ini ke pasien.
Oktober
Gagal pakai software asli non-bajakan untuk mini project di Puskesmas. Huhu.
Ketika mini project, aku berkali-kali gagal menganalisis data. Bahkan beberapa jam menjelang presentasi, aku baru menyadari kesalahan krusial yang membuatku mengulang seluruh pekerjaanku haha. Panik.
Akhirnya aku refleksi dan istighfar, mungkin ini akibat SPSS bajakan. Jadi tidak berkah. Teringat peristiwa serupa saat skripsi, akhirnya menggunakan free trial (yang legal) baru berhasil.
November
Gagal menulis rutin di Tumblr. Gagal mengajar Quranic Arabic sampai tuntas.
Nampaknya bulan November merupakan bulan yang butuh ruhiyah yang lebih kuat. Segala persiapan S2, perpisahan, pindah kembali ke Jakarta setelah internsip, adaptasi hidup bersama orang tua lagi..
Dan aku rasa futur iman-ku, terbukti dari writer’s block yang cukup lama. Pun semangat mengajar juga redup. Meng-sedihkan diri ini.
Oh ya tapi ternyata tentang kegagalanku di Maret.. Allah masih menurunkan rahmat-Nya dan mengizinkan aku ikut kembali komunitas tersebut kembali. Menebus kesalahanku yang lalu. Ya Allah. Alhamdulillah. Semoga diridhai Allah dan guru-guru kami.
Desember
Dan kurasa kegagalan terbesarku adalah sempat merasa kehilangan arah. Kehilangan diri yang dulu.
Aku ingat ketika pertama kali dengar diagnosisku, duniaku seperti dalam kondisi pause. Aku takut bercita-cita. Aku takut menulis mimpiku lagi. Aku takut membuat rencana.
Di akhir tahun ini, akhirnya aku beranikan diri menulis kembali: cita-cita, rencana, dan mimpi. Dan yang utama, cita-cita bersama Al-Qur’an.
Guru kami berkata: untuk Al-Qur’an, jangan pernah takut bermimpi
Maka aku coba kembali, tertatih-tatih sekali pun. Dan ternyata dengan memberanikan diri merapikan rencana ziyadah, murajaah, tilawah, tadabbur.. menghidupkan kembali semangat diri untuk cita-cita yang lain.
Allahummarhamna bil Qur’an..
..Sepertinya masih banyak. Kegagalan-kegagalanku.
Tapi dengan segala kegagalan, aku bersyukur Ditipkan pelajaran bersamanya.
Dan bukankah itu kesuksesan? Ketika segala tinggi dan rendahmu, menghantar kepada syukur dan sabar ke Allah.
Semoga dimampukan ya, Hab.
Selamat mensyukuri “kegagalan”, semoga Allah takdirkan setelah dosa ada taubat, setelah kegagalan ada pelajaran.
-h.a.
Kalau kamu juga berbagi kegagalanmu, sertakan #perjalanankegagalan ya, siapa tau kita saling menemukan bahwa kita semua memang hanya manusia biasa
80 notes · View notes
lilycarmel · 11 months
Text
never felt so alone
dulu selalu gue agung-agungkan prinsip gue
"no matter how close i am with my firend, still, i prefer have some space and time to be alone"
gak suka kalo kamar berdua,
gak suka ngumpul-ngumpul sama orang yang gak deket,
gak pernah keberatan untuk ngabisin weekend di kos buat nonton film, gofood, nulis, baca webtoon, dan apapun secara leluasa.
tapi di sisi lain, gue juga pernah punya kehidupan di mana jam 9 baru keluar dan jam 4 subuh baru balik,
keluar hampir tiap malem, entah makan malem, ato nonton film yang kita baru tonton trailernya saat itu juga,
modal "yuk?", langsung sampe puncak,
bahkan kalo gatau mau kemana, cukup muter-muter bintaro sampe jam 12 malem.
saat itu gue gak pernah ngerasa capek karena gue ngelakuinnya sama orang-orang terdekat gue. dan mereka adalah safe place gue.
sampe akhirnya koass, semua makin ngejauh.
orang-orang yang jadi safe place gue, berubah jadi orang yang bikin gue nangis paling deres.
gak ada bedanya antara weekday maupun weekend, sama-sama sepi
di saat waktu ada, uang ada, temennya yang gak ada.
rasanya sekarang gue kemakan sama prinsip gue sendiri.
"i wish i can go back to those days"
orang bilang ini salah satu proses "dewasa"
rasanya sepi. banget.
0 notes
rzkyptr · 1 year
Text
Tumblr media
‘As long as there is life, there is hope’
Kurang lebih gitu artinya.
Hari ini iseng-iseng bikin korean calligraphy…
Ternyata asik banget.
Udah mirip kayak di judul2 drakor belum? 🤣
Dulu pas koass, khususnya pas jaga IGD di salah satu rumah sakit di Tangerang, ku hampir selalu ngisi waktu luang dengan bikin handwriting 😂 tapi baru kali ini nyoba korean calligraphy.
Emang perlu banyak latihan lagi sih.
Tapi percobaan pertama wajib diabadikan hihi.
Selamat menulis 🤗
0 notes
putrikaguya · 1 year
Text
Abis liat video adek koass yang nahan kesabaran di tempat parkir trus disalahin ibu-ibu yg videoin dan si ibu merasa spt paling tersakiti, eaa.
Singkat cerita setelah dikonfirmasi, adek koass di tempat parkir sebelum video di klakson klakson sama pasien ini yang maksa mau masuk mobilnya tapi tempatnya kurang. Ga lama adek koass samperin mobil ibu ini karna kesel diklaksonin mulu (iyalah mau profesi apapun juga kalau diginiin kesel sih).
Pas adek koass nyamperin dan posisi klimaks si ibu videoin. Asli kesel nontonnya karna adek koass sendirian gada yg bantuin, sedangkan si suami ibu ini sampe nunjuk nunjuk ke depan mukanya dan mereka nanya nama kamu siapa? Langsung di kasitau "ini nama saya"
Jujur aku salut sama keberanian adek koass, tapi keberanian nya malah jadi masalah, dia dikasi sangsi etika karna ngebela dirinya. Manusia mentang mentang lebih tua suka ngerasa lebih bener, coba kalau kayak di drama "Beef", dibalas dendamnya sampai 10 episode.
1 note · View note
nadyagifary · 6 months
Text
Tumblr media
Memaksimalkan peran yang semoga Allah ridha dengan itu
Belajar sambil belajar yang lainnya
Belajar dengan ilmu, belajar dengan hidup
"Koass adalah cara belajar terbaik untuk melihat kehidupan, melihat kematian, melihat takdir, melihat segala pelajaran yang Allah tetapkan alurnya dengan kebaikan,"
"Beruntungnya ia, sebagai salah satu bukti cinta Allah yang menghadirkan bentuk pelajaran itu"
"Semoga lelahmu Lillah, semoga kesabaranmu panjang, semoga ikhlasmu dalam, dan rasa syukurmu mampu engkau pupuk dalam di dalamnya"
"Semoga doa doa itu, ikhtiar itu, dan asa mu untuk membagi waktu antara belajar, menghafalkan Al-Qur'an, membaca buku, liqo, jogging berlatih memasak, menulis jurnal, dan aktivitas yang menunjang masa depanmu, bisa menjadi permata indah yang Allah jaga yah"
"aamiin"
Dari aku yang masih tertatih - tatih untuk belajar,
Berusaha untuk terus memaknai setiap apa yang terjadi dalam kehidupan,
Berusaha untuk belajar membaca tentang apa yang terjadi dalam hidup,
Berusaha untuk terus membagi waktu membaca buku, mengikuti kajian, berkumpul dengan orang orang baik di sela sela kesibukan yang masyaAllah sangat dinanti-nanti ceritanya kelak,
Semangat. Semoga Allah mudahkan selalu jalannya. Semoga Allah berikan keberkahan tiap detiknya, sebuah perlajanan yang kita niatkan untuk beribadah, bukan hanya untuk memperoleh ilmu, namun juga memperoleh pemaknaannya, bersyukur dengan nikmat dan bersabar dengan ujian, melatih hati, mengasah diri, memberikan solusi.
Dan semoga engkau menjadi ibu terbaik nantinya yang bisa menceritakan cerita indah ini ke anak anak mu kelak,
"Dulu, ummi waktu koas ....."
"Adek, ingat kata ummi ya nak, ummi dulu waktu koas ...."
"Ummi dulu pernah mengalaminya waktu koas nak, kalau ...."
masyaAllah, semoga cita cita itu tersampaikan pula, menjadi seorang madrasatul ula, menjadi seorang ibu terbaik dengan ilmu, ilmu akhirat maupun ilmu dunia, mengasah dengan kasih sayang, merawat dengan ilmu. ah masyaAllah indahnya.
Cita citanya bukan lagi menjadi dokter, tapi menjadi ibu terbaik, aamiin
4 notes · View notes
ciaokhou · 1 year
Text
#talkwithpillow
"Kamu tuh jadi perempuan gausah sekolah tinggi-tinggi dulu, karir juga biasa aja. Nikah dulu yang penting. Kalau kelamaan, nanti cowo-cowo pada takut lho" —seorang Budhe di luar sana.
Waktu diomongin kaya gitu pertama kali, aku baru koass. Jadi jawabannya masih ku hehehe-in aja sambil ketawa-ketawa. Tapi terus ketemu lagi, ternyata beliau masih se-peduli itu dan mengutarakan hal yang sama kalau mendingan aku gausah ngapa-ngapain dulu, tapi nikah dulu. Huhu, rasanya mixed feeling banget. Pen kujawab nge-gasss aja, tapi takut durhaka:(
Waktu baru lulus S1 juga aku mikirnya tuh gitu Budhe. Kaya, semua yang jadi target hidup aku bakal kumulai dengan nikah dulu. So anything can happen in my life, tapi aku harus nikah dulu. Kaya gate besarnya yang harus aku lalui pertama tuh ya nikah. Pokonya nikah dulu nih, baru nanti aku sekolah lagi. Nikah dulu, baru nanti aku ambil sertifikasi. Nikah dulu, baru nanti aku kerja di kota ini atau kota itu. Tapi ternyata skenarionya Allah tuh ga gitu i Budhe, hehe:) Jadi daripada aku 'menunggu' dalam ketidaktauan, aku akhirnya menata ulang lagi target-target itu. Ya, ga semua hal harus dimulai dengan nikah dulu. Kalau pun udah nikah, kayanya semua target-target itu tetap harus di tata ulang kembali:)
Budhe, kadang tuh cerita hidup tiap orang kan beda-beda ya. Ada yang Allah uji dengan kemudahan sampe bener-bener mudaaah banget hidupnnya; kuliah—lulus—kerja—nikah—punya anak—sekolah lagi—punya anak lagi:) kaya semudah itu sampai-sampai Budhe gaada gitu celah untuk nanyain all this mandatory question ke dia. Tapi, ada juga loh Budhe yang ceritanya ga kaya gitu. Ada yang harus bangkit berkali-kali dulu, pelan-pelan jalannya, pelan-pelan sembuhnya, terus mencoba lagi semua dari awal.
Nanti nih Budhe, kalau besok Allah kasih kesempatan aku buat nikah, aku yakin dia laki-laki paling berani sedunia. Lagian lagi, kayanya aku tuh ga senakutin itu deh Budhe. Budhe kayanya tuh, yang lebih nakutin XD hehehe canda, salam damay🫰🏻
1 note · View note
intanaprilisa · 2 years
Text
Bu DSA, yang paling cantik.
Kalau ketemu dan ngobrol dan tentiran dengan bu DSA itu jadi ingat tentang kejujuran. Menjadi orang yang Allah berikan nikmat lebih berupa kesempatan belajar lebih jauh, atau jabatan lebih tinggi ternyata semakin sulit godaan kejujurannya.
Kalau anak TK, paling godaannya ga jujur ketika makan ciki sembunyi-sembunyi padahal gaboleh emaknya. Kalau anak kuliah lain lagi.. Banyak godaan untuk nggak jujur mengerjakan tugas, padahalnanti berpengaruh ke kinerjanya di masa depan. Apalagi jadi mahasiswa kedokteran, mantap sekali godaan memalsukan hasil anam PF laporan biar sesuai sama teorinya :'))
Alhamdulillah, di stase bedah Allah pertemukan dengan residen BS paling cantik alias cewek sendiri antara bapak-bapak residen BS. Bu Dewi Sartika (DSA) , namanya.
Ibunya baik, tegas, detail, pengalaman jadi dokter garda terdepan di pedalaman dan di puskesmas 9 tahun lamanya. Makanya kalau bimbingan sering bilang "ayo dek keburu mati pasienmu kalo begini dek, kamu ini garda terdepan di IGD lho dek".
Plusnya lagi, ibunya jujur. Dan mengajarkan kejujuran MaasyaaAllah. Selalu menuntut kita jujur apakah sudah periksa dan anam pasien dengan sebaik mungkin bukan cuma copy paste punya residen, hehehe. Ibunya juga dapat mengomel dengan jujur ke koass 🙃🙏
"Kalau kamu nemu pasien aneh terus diomelin, pasti inget tuh sampe nanti-nanti"
Maaf ya bu Dewi, di hadapan ibu yang menginspirasi akan kejujuran saya malah jawab sudah di bedah 1 bulan pas ibu tanya "kamu dah di bedah berapa lama tho dek" karena saya salah jawab pertanyaan, padahal sudah di bedah 1 bulan lebih 2 minggu 4 hari 🥲
Semoga Allah ampuni saya ya Bu 😭
Semangat dan excitednya Bu Dewi kalau pas ngajak koas visit pasien dan menjelaskan dari A ke Z juga bikin saya tertrigger untuk lebih tigarius lagi belakarnya, karena melihat pasien yang perbaikan saat Allah titipkan ikhtiar melalui tangan kita, rasanya bisa semembahagiakan itu ternyata.
Terimakasih bu atas inspirasinya untuk jadi dokter umum garda terdepan yang baik.. Kita kan nggak pernah tahu kalau ke depannya inspirasi itu bisa tumbuh jadi menginspirasi saya biar daftar ke KSM yang sama dan jadi residen cewek paling cantik ya bu...
Semarang, 22 September 2022
0 notes