Tumgik
#Larangan membunuh jiwa
Text
SURAH AL BAQARAH AYAT 190 - 193
190. Dan perangilah kalian di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian,"
Perangilah di jalan Allah untuk meninggikan agamaNya orang-orang yang memerangi musuh-musuh yang kafir kepada Allah, yang berniat memerangi Islam dan para pemeluknya. Sebagaimana mereka memerangi kalian, maka perangilah mereka oleh kalian.
Disebutkan "di jalan Allah" adalah untuk mendorong mereka berbuat ikhlas dan larangan ikut berperang ketika terjadi fitnah antara kaum muslimin, kerana hal itu bukan "fii sabilillah".
Perintah berperang di jalan Allah dimulai setelah Rasulullah s.a.w. hijrah ke Madinah, ketika kaum muslimin memiliki kekuatan. Allah memerintahkan demikian setelah sebelumnya mereka diperintahkan menahan diri.
Ayat ini merupakan ayat perang pertama yang diturunkan di Madinah. Setelah ayat ini diturunkan, maka Rasulullah s.a.w. memerangi orang-orang yang memerangi dirinya dan membiarkan orang-orang yang tidak memeranginya, hingga turun surah Bara’ah (At Taubah).
"dan janganlah kalian melampaui batas, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas."
Berangkatlah kalian memerangi mereka dengan menyebut asma Allah. Tetapi janganlah kalian bersikap melampaui batas dalam hal ini dengan melakukan hal-hal yang dilarang dalam perang seperti mencincang musuh (menyiksa) dan ghulul (curang atau khianat dalam ghanimah).
Janganlah kalian membunuh orang yang tidak halal dibunuh seperti wanita, kanak-kanak, orang gila, para rahib dan pendeta-pendeta yang ada di dalam gereja-gerejanya, orang lanjut usia dan orang lemah yang tidak ikut berperang.
Janganlah kalian membunuh haiwan, memotong dan membakar pohon yang bukan kerana maslahat bagi kaum muslim. Janganlah kalian memulai peperangan. Janganlah kalian menghukum mereka dengan memaksa mereka melakukan kerja-kerja yang tidak layak bagi mereka.
Sesungguhnya Allah akan murka hingga hari kiamat terhadap orang-orang yang melampaui batas.
"191. Dan bunuhlah mereka di mana saja kalian jumpai mereka,"
Bunuhlah mereka di mana saja kalian jumpai mereka, baik dalam jihad difa' (membela diri) maupun jihad fath (penaklukkan negeri di bawah pimpinan imam kaum muslimin).
"dan usirlah mereka di mana saja mereka mengusir kalian;"
Mereka itu telah mengusir kalian dari Mekah. Maka kalian usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian sebagai pembalasan yang setimpal.
"dan fitnah lebih keras dari pembunuhan,"
Jihad itu terdapat risiko melayangnya banyak jiwa, terbunuhnya ramai kaum lelaki, tetapi fitnah itu lebih kejam dan lebih dahsyat mafsadat atau bahayanya daripada pembunuhan, lebih kejam daripada peperangan yang terjadi di tanah haram.
Fitnah di sini bermaksud kafir kepada Allah, mempersekutukanNya, dan menghalang-halangi jalan Allah. Termasuk juga mengusir kaum muslim dari kampung halamannya, merampas harta mereka, menyakiti mereka dan mengganggu kebebasan mereka beragama atau mengamalkan Islam.
Dari ayat ini keluar ka'idah fiqh iaitu, dilakukan mafsadat yang ringan untuk menolak mafsadat lebih besar.
"dan janganlah kalian memerangi mereka di Masjidil Haram,"
Janganlah kalian memerangi mereka di Masjidil Haram sebagai penghormatan kepada Masjidil Haram.
Di dalam kitab Sahihain disebutkan, "Sesungguhnya kota ini telah disucikan Allah sejak Dia menciptakan langit dan bumi, maka dia tetap suci kerana disucikan Allah sampai hari kiamat dan tidak pernah dihalalkan kecuali sesaat untukku di waktu siang hari, dia tetap suci kerana disucikan Allah sampai hari kiamat; pepohonannya tidak boleh ditebang, rerumputannya tidak boleh dicabut. Jika ada seseorang membolehkan kerana alasan Rasulullah s.a.w. pernah melakukan perang padanya, maka katakanlah oleh kalian bahawa sesungguhnya Allah hanya mengizinkan bagi RasulNya dan Dia tidak mengizinkan bagi kalian."
Peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah s.a.w. terhadap penduduknya adalah ketika hari kemenangan atas kota Mekah. Beliau s.a.w. membukanya dengan paksa dan sebahagian dari kaum lelaki di antara mereka ada yang terbunuh di Khandamah.
Menurut pendapat yang lain, Nabi s.a.w. membuka kota Mekah secara damai. Beliau s.a.w. bersabda, "Barang siapa yang menutup pintunya, maka dia aman; dan barang siapa yang masuk ke dalam Masjidil Haram, maka dia aman; dan barang siapa yang memasuki rumah Abu Sufyan, maka dia aman."
"kecuali mereka memerangi kalian di dalamnya. Maka jika mereka memerangi kalian, maka perangilah mereka."
Jika mereka yang mula memerangi kalian di Masjidil Haram, maka belalah diri kalian dan bunuhlah mereka.
"Demikianlah balasan orang-orang yang kafir."
Pembunuhan dan pengusiran itu adalah balasan bagi orang-orang kafir.
"192. Maka jika mereka berhenti, maka sungguh Allah Maha Pengampun Maha Penyayang."
Kemudian jika mereka berhenti dari kekafiran, memusuhi dan memerangi kalian, dan mereka menyerah mahu masuk Islam dan bertaubat, maka sesungguhnya Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka.
Walaupun mereka sebelumnya kafir, syirik dan memerangi kaum muslim di Tanah Suci Allah, sesungguhnya tiada suatu dosa besar pun dianggap berat oleh Allah bila Dia mengampuni orang yang bertaubat darinya dan kembali ke jalanNya.
"193. Dan perangilah mereka, hingga tidak ada lagi fitnah"
Perangilah orang-orang kafir itu sehingga tidak ada lagi syirik (mempersekutukan Allah) dan penindasan ke atas kaum muslim. Ketika Islam menjadi majoriti, maka tidak ada fitnah lagi.
"dan menjadi agama bagi Allah."
Perangilah orang-orang kafir itu sehingga agama, penyembahan dan ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah belaka, sehingga hanya agama Allah menang, kelihatan, tinggi dan tidak ada lagi yang menghalanginya. Inilah tujuan utama peperangan, bukan untuk menumpahkan darah dan mengambil harta mereka.
"Maka jika mereka berhenti, maka tidak ada permusuhan kecuali atas orang-orang yang zalim."
'Udwan di sini bermaksud membalas dan memerangi. Jika mereka berhenti dari kekafiran, kesyirikan dan memusuhi kalian, dan mereka masuk Islam, maka cegahlah diri kalian dari mereka. Orang-orang yang memerangi mereka sesudah itu adalah orang yang zalim.
Atau maksudnya, apabila mereka berhenti memusuhi kalian, bererti kalian telah bebas dari gangguan perbuatan aniaya mereka, iaitu kemusyrikan mereka, maka tidak ada permusuhan lagi terhadap mereka sesudah itu.
Kecuali terhadap orang-orang yang tetap kafir, tidak mahu mengucapkan kalimah 'Laa ilaha illallah' lagi memusuhi kalian. Tidak ada perang lagi kecuali terhadap orang yang memulainya.
4 notes · View notes
gsatriaandika · 5 years
Quote
Talbis Iblis
Iblis: “Wahai Adam, makanlah buah yang dilarang Allah itu!” Kira-kira apa reaksi nabi Adam ‘alaihissalam jikalau Iblis mengajaknya memakan buah terlarang dengan redaksi seperti diatas? Bisa kita pastikan nabi Adam akan menolak ajakan ataupun bisikan Iblis itu. Namun bagaimana jika redaksionalnya diubah menjadi seperti ini:
“Wahai Adam, betapa bahagianya engkau di surga. Engkau makhluk yang lebih dimuliakan Allah daripada para malaikat. Engkau pun di izinkan Allah tinggal untuk bersenang-senang di surga.
Tapi aku punya sebuah rahasia yang tidak kamu ketahui. Aku dan para malaikat tahu rahasia itu, sementara engkau tidak. Kami tahu karena Allah menciptakan kami lebih dulu daripada engkau, dan Allah juga memberitahu kami rencana penciptaanmu. Karena rasa sayangku padamu, sekarang aku akan memberitahu engkau rahasia itu demi kebaikanmu.
Ketahuilah wahai Adam, engkau tidak akan seterusnya bersenang-senang di surga. Engkau akan segera diturunkan ke bumi. Engkau diberi tugas beribadah kepada Allah dan dibatasi umurmu. Engkau diciptakan dari tanah, sehingga engkau akan merasakan lapar, haus, letih, bosan, mengantuk dan tidur. Tidak seperti aku yang diciptakan dari api, dan para malaikat yang diciptakan dari cahaya, yang bergerak cepat dan sanggup menyembah Allah siang-malam tanpa merasa lelah. 
Pada saat engkau di bumi, maka semua kenikmatan yang ingin kamu dapatkan harus kamu raih dengan perjuangan. Engkau harus bercocok tanam, merawatnya, menjaganya dari hama, memanennya, membersihkannya, baru bisa memasaknya. Ingin makan daging engkau harus berburu. Ingin minum air segar engkau harus menggali dan mencari. Yang jelas kehidupanmu tidak akan seenak sekarang.
Dan ada hal yang tidak engkau ketahui. Di surga ini ada satu pohon yang jika engkau makan, maka engkau akan hidup kekal dalam kenikmatan dan kerajaan yang tidak pernah sirna. Itulah Syajaratul Khuldi (pohon kekekalan). Ini rahasia yang tidak engkau ketahui wahai Adam. Demi Allah, aku benar-benar tulus, dan aku adalah termasuk yang memberi nasihat kepada kamu berdua.”
. . Demikian, ketika Iblis ‘mengolah’ kata-katanya dengan sedemikian halus, logis, terdengar intelek, maka gagasan sesatnya masuk pada pikiran nabi Adam ‘alaihissalam. Inilah di antara Talbis Iblis itu. Mengolah kata-kata untuk membungkus gagasan sesat agar dapat diterima oleh akal.
Banyak contoh lain di zaman sekarang yang sama dengan “Talbis Iblis” di atas, dua diantaranya kita mendapati syariat Poligami (bagi yang mampu) diingkari, dan juga zina dihalalkan sejelas-jelasnya melalui sebuah disertasi:  “Hubungan intim di luar nikah tidak melanggar hukum Islam. Dalam Al-Qur’an tidak ada definisi zina dan hanya disebut larangan berzina. Hubungan intim diluar nikah dibolehkan, yaitu yang dilandasi persetujuan atau kesepakatan.” . .
Sungguh benar sabda nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam,  لَيَكُوْنَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوامٌ يَسْتَحِلُّوْنَ الْحِرَ وَالْحَرِيْرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعازِفَ “Kelak akan ada sekelompok kaum dari umatku yang akan menghalalkan zina, kain sutra (bagi lelaki), khamr, dan alat-alat musik.” (HR. Al-Bukhari no. 5590) Semoga kita bukan bagian dari kaum yang Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam gambarkan. Sudah menjadi ijma’ bahwa hubungan diluar nikah (zina) adalah hukumnya haram. Zina adalah dosa besar dan termasuk akbarul kabair (dosa-dosa besar yang terbesar) setelah dosa syirik dan membunuh. Allah Azza wa Jalla berfirman: وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا “Dan orang-orang yang tidak beribadah kepada tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya).” (QS. Al-Furqan :68)
.
. Maka berhati-hatilah dengan yang sifatnya mengolah kata-kata menjadi keindahan retorika yang seakan benar, namun sebenarnya menyesatkan. Perhatikan akhirnya mengajak kemana. Lalu ukur dengan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi disertai penjelasan para Ulama Rabbani untuk menilainya. Wallahu waliyyut taufiq was sadaad.
163 notes · View notes
dyahcahya · 4 years
Text
Fiqih Munakahat
An-Nikah makna asalnya Nakaha adalah menggauli. Dalam islam diperkenalkan istilah abdun-nikah atau akad yang menjadikan an-nikah itu halal. Yang menjadikan an-nikah ini dirodhoi Allah, legal.
Makna nikah menurut syariat adalah ikatan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan melalui ijab qobul dengan wali perempuan tersebut dengan disertai pembayaran mahar dan di saksikan oleh 2 saksi yang hadir.
Nikah adalah satu syariat yang pokok, karena merupakan jawaban dari maqashidus syariah dharuriyah (tujuan diturunkannya syariat) secara primer, Dharuriyatu hams:
1. Hifdzun Din, menjaga agama. Mengapa hukum murtad itu didalam islam sangat keras.
2. Hifdzun Nafz, menjaga jiwa. Larangan membunuh, hukum qisas yaitu memberikan hak kepada keluarga korban untuk meminta hukuman mati kepada pembunuh.
3.  Hifdun Nazl, menjaga keturunan dan kelangsungan (nikah). Allah melarang adanya kekejian.
4.  Hifdzun Aql, menjaga akal.
5.  Hifdzun Maal, menjaga harta.
Terdapat keutamaan pernikahan, diantaranya: 
o  Nikah adalah akad pertama yang dikenalkan Allah pada manusia (Nabi Adam dan Ibu Hawa di surga).
o  Pernikahan ditekankan menjadi salah satu bagian dari sunah Rasulullah SAW. Meninggalkan pernikahan karena ibadah saja ditegur oleh Rasul, apalagi meninggalkan pernikahan untuk kemaksiatan.
o  Anjuran menikah kepada kalian yang memiliki kemampuan: secara seksual, kemampuan memberi mahar, dan kemampuan menafkahi.
Sesuai Hadist Rasulullah SAW:
"Barangsiapa di antara kalian sudah memiliki kemampuan, segeralah menikah, karena menikah dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang belum sanggup menikah, berpuasalah, karena puasa akan menjadi benteng baginya."
 QS An-Nur 33:
“Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)nya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya…”
  Umar bin Khatab pernah berpendapat bahwa bujangan itu menjadi beban bagi masyarakat.
Hukum asal pernikahan adalah sunah dan sunah muakadah (sunah yang ditekankan). Hukum tersebut bisa berubah sesuai dengan keadaan dari yang bersangkutan:
1. Wajib, kepada orang yang memiliki kemampuan yang bila tidak segera menikah dikhawatirkan akan jatuh kedalam dosa.
2. Sunah, kepada orang yang memiliki kemampuan tetapi tidak khawatirkan akan jatuh kedalam dosa.
3. Makruh, pernikahan dapat membuat dia kesulitan. Belum mampu menyediakan mahar dan nafkah.
4. Haram, kepada orang yang jika menikah akan menimbulkan mudharat (membahayakan orang lain), missal: memiliki penyakit HIV+, penyakit mental tertentu.
Hikmah penikahan?
QS. Ar-Rum 21: 
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”
Hikmahnya adalah
(1) Supaya dapat menjaga kesucian diri dengan kehadiran pasangan (Sakinah); (2) Untuk membangun ikatan lahir batin, menafikkan segala sesuatu kecuali yang telah dihalalkan baginya; (3) Supaya kamu cenderung kepadanya (bukan aku, kamu, tetapi kita). Berisi tentang kompromi-kompromi dengan pasangan; (4) Merasakan ketentraman saat bersama. Dan saling mendoakan saat terpisah); (5) Mawaddah. Cinta, mampu memaksimalkan potensi-potensinya sehingga dapat berkontribusi dalam perjuangan. (6) Rahmah. Memberi tidak mengharap kembali, memaafkan sebelum diminta.
  #TAARUF
Saling mengenal satu sama lain. Kami jadikan kalian bersuku-suku supaya kalian mengenal satu sama lain. Ukhuwah cinta karena Allah SWT.
Dalam sebuah taaruf dijalankan sesyar’i mungkin, hendaknya terdapat pendamping (pendamping itu suami-istri) supaya mampu menjaga agar tidak ada pelanggaran syariat. Tidak ada berduaan, tidak ada bersentuhan kulit, tidak ada pembicaraan yang melampaui batas. Biasanya taaruf diawali dengan saling menulis biodata selengkapnya, melalui kedua perantara tersebut biodata ditukar untuk dibaca masing-masing (apakah menemukan kecocokan dalam kriteria-kriteria yang ada), dilanjutkan dengan pertemuan untuk mengklarifikasi atas apa yang telah ditulis.
Dalam taaruf diperbolehkan untuk nadzor: lihatlah kepadanya supaya kamu punya alasan yang kuat/ lebih untuk menambah keyakinan untuk menikahinya dan agar tidak kecewa. Batasan nadzor yaitu anggota tubuh yang biasa terlihat darinya (wajah & telapak tangan).
Taaruf itu proses yang masih bebas (dilanjutkan atau dicut) tetapi bukan untuk bermain-main atau coba-coba sehingga harus serius.
  #KHITBAH
Ungkapan seorang laki-laki kepada laki-laki yang lain yang merupakan wali dari seorang perempuan yang akan dinikahi. Khitbah belum ada status hukum tetapi khitbah adalah penanda keseriusan untuk sampai ijab qabul. Tidak ada perubahan hukum pada saat khitbah (tetap bukan mahram sehingga tetap wajib menjaga adab-adab pergaulan)
#AKAD NIKAH
Sebuah akad suci, Allah menyebutnya dalam QS An-Nisa: 21 bahwa ijab qabul adalah Misaqan Ghalidza yang merupakan sebuah perjanjian agung/ berat, yang sejajar dengan misaqan ghalidza antara Allah dengan para Rasul Ulul Azmi (QS. Al-Ahzab: 7) dan perjanjian Allah dengan bani israil (QS. An-Nisa: 54). Semakin seseorang menjujung tinggi kesucian pernikahan maka semakin besar berkah yang akan dia rasakan dari pernikahan tersebut.
Menghormati ikatan pernikahan sangat penting. Perlu dipahami mengapa Rasulullah SAW menyebut pernikahan sebagai separuh agama “Ketika seseorang menikah maka sempurnalah separuh agamanya, hendaklah ia bertakwa kepada Allah pada separuh sisanya”. Nikah itu disebut separuh Din karena ujian keimanan dan menutup pintu syahwat.
Akad nikah diucapkan dengan ijab qobul dengan wali dan dihadiri 2 saksi yang adil. Syarat wali yaitu mempunyai hak karena hubungan darah dan pernikahan. Saksi dipersyaratkan saksi yang adil, bukan saksi yang fasik dan melakukan kemaksiatan secara terang-terangan atau orang yang diketahui pernah memberikan kesaksian palsu di pengadilan.
Wallahualam Bissawab
Ust. Salim A Fillah (18102020)
2 notes · View notes
diatrimikaputra · 4 years
Text
Bab 1 Tauhid [Hakikat dan Kedudukannya]
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ -٥٦
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah 1 kepada-Ku.”
(Adz –Dzariyat: 56 )
 وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّـهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
“Dan sungguh Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), ‘Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah thaghut 2 itu.”
(An – Nahl: 36).
 وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَا أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا ﴿٢٣﴾ وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْ��َةِ وَقُل رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan, dan ucapkanlah, ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”
(Al – Isra’: 23-24).
 وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
“Sembahlah Allah dan janganlah kalian mensekutukanNya dengan sesuatu apapun (berbuat syirik).”3
(An-Nisa’ : 36).
 قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ ۖ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا ۖ وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُم مِّنْ إِمْلَاقٍ ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ ۖ وَلَا تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ ۖ وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّـهُ إِلَّا بِالْحَقِّ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ ﴿١٥١﴾
وَلَا تَقْرَبُوا مَالَ الْيَتِيمِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ حَتَّىٰ يَبْلُغَ أَشُدَّهُ ۖ وَأَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيزَانَ بِالْقِسْطِ ۖ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۖ وَإِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبَىٰ ۖ وَبِعَهْدِ اللَّـهِ أَوْفُوا ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ ﴿١٥٢﴾ وَأَنَّ هَـٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Katakanlah, ‘Marilah kubacakan apa yang diharamkan atasmu oleh Tuhanmu, yaitu: Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu pun dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang tuamu, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberi rizki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah         (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar.’ Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya). Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat, dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah ia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.”
(Al  An’am: 151-153).
 Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata, “Barang siapa yang ingin melihat wasiat Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam, yang tertera di atasnya  cincin stempel milik beliau, maka hendaklah dia membaca firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, ‘Katakanlah ( Muhammad ), ‘Marilah kubacakan apa yang diharamkan kepadamu oleh Tuhanmu, yaitu janganlah kamu berbuat syirik sedikitpun kepadaNya..., dan seterusnya, sampipada FirmanNya, ‘Dan (kubaakan),  ‘Sungguh inilah jalanKu berada dalam keadaan lurus...’ dan seterusnya.”4
 Mu’adz bin Jabal radhiallahu ‘anhu menuturkan,
(( كُنْتُ رَدِيْفَ النَّبِيِّ r عَلَى حِمَارٍ، فَقَالَ لِيْ: يَا مُعَاذُ، أَتَدْرِيْ مَا حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ، وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ؟ قُلْتُ: اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ، قَالَ: حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوْهُ وَلاَ يُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا، وَحَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ أَنْ لاَ يُعَذِّبَ مَنْ لاَ يُشْرِكْ بِهِ شَيْئًا، قُلْتُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَفَلاَ أُبَشِّرُ النَّاسَ؟ قَالَ: (( لاَ تُبَشِّرْهُمْ فَيَتَّكِلُوْا ))
“Aku pernah diboncengkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas seekor keledai. Lalu beliau bersabda kepadaku, ‘Hai Muadz, tahukah kamu apakah hak Allah yang wajib dipenuhi oleh para hamba-Nya dan apa hak para hamba yang pasti dipenuhi oleh Allah?’ Aku menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.’ Beliaupun bersabda, ‘Hak Allah yang wajib dipenuhi oleh para hamba-Nya ialah supaya mereka beribadah kepadaNya saja dan tidak berbuat syirik sedikit pun kepadaNya; sedangkan hak para hamba yang pasti dipenuhi oleh Allah adalah bahwa Allah tidak akan menyiksa orang yang tidak berbuat syirik sedikit pun kepadaNya.’ Aku bertanya,’Ya Rasulullah, tidak perlukah aku menyampaikan kabar gembira ini kepada orang-orang?’ Beliau menjawab, ‘Janganlah kamu menyampaikan kabar gembira ini kepada mereka, sehingga mereka nanti akan bersikap menyandarkan diri.”
(Hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim dalam shahih mereka).
 Kandungan bab ini:
1.       Hikmah diciptakannya jin dan manusia oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
2.       Ibadah adalah hakikat tauhid, karena pertentangan yang terjadi [antara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan kaum musyrikin] adalah dalam masalah tauhid ini.
3.       Barangsiapa yang belum melaksanakan tauhid ini, maka ia belum beribadah (menghamba) kepada Allah. Disinilah letak pengertian firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَلَا أَنتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ
“Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.” (Al Kafirun: 3).
4.       Hikmah diutusnya para Rasul, [ialah: Untuk menyerukan tauhid, dan melarang syirik].
5.       Pengutusan Rasul telah mencakup seluruh umat.
6.       Bahwa ajaran/ tuntunan para Nabi adalah satu, [yaitu tauhid (pemurnian ibadah kepada Allah)].
7.       Masalah besar, yaitu: Bahwa ibadah kepada Allah tidak akan dapat terwujud kecuali dengan mengingkari thaghut. Dan inilah pengertian Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللَّـهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انفِصَامَ لَهَا
“Barangsiapa ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia  telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat.” 
(Al Baqarah: 256).
8.       Pengertian thaghut bersifat umum, meliputi setiap yang diagungkan selain Allah.
9.       Ketiga ayat muhkamat yang terdapat dalam surat Al An’am menurut kaum salaf, mempunyai kedudukan yang penting, karen di dalamnya terkandung sepuluh masalah, yang pertama adalah larangan berbuat syirik.
10.    Ayat-ayat muhkamat yang terdapat dalam surat al Isra’, mengandung delapan belas masalah, dimulai dengan firman Allah,
لَّا تَجْعَلْ مَعَ اللَّـهِ إِلَـٰهًا آخَرَ فَتَقْعُدَ مَذْمُومًا مَّخْذُولًا
“Janganlah kamu adakan tuhan yang lain di samping Allah, agar kamu tidak menjadi  tercela dan tidak ditinggalkan (Allah).” 
( Al  Isra’: 22).
Dan diakhiri dengan Firman-Nya,
وَلَا تَجْعَلْ مَعَ اللَّـهِ إِلَـٰهًا آخَرَ فَتُلْقَىٰ فِي جَهَنَّمَ مَلُومًا مَّدْحُورًا
“Dan janganlah kamu mengadakan tuhan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah).” 
(Al  Isra’: 39).
Serta Allah mengingatkan kita akan pentingnya masalah-masalah ini dengan Firman-Nya,
ذَٰلِكَ مِمَّا أَوْحَىٰ إِلَيْكَ رَبُّكَ مِنَ الْحِكْمَةِ
“Itulah sebagian hikmah yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu.” 
(Al Isra’: 39).
11.    Ayat dalam surat An–Nisa’, disebutkan di dalamnya sepuluh hak, yang pertama yaitu sebagaiman Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
وَاعْبُدُوا اللَّـهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukanNya dengan sesuatu pun.” 
(An Nisa’: 36 ).
12.    Perlu diingat wasiat Rasulullah di saat akhir hayat beliau.
13.    Mengetahui hak-hak Allah yang wajib kita laksanakan.
14.    Mengetahui hak para hamba yang pasti akan dipenuhiNya apabila mereka melaksanakan hakNya terhadap mereka.
15.    Bahwa masalah ini tidak diketahui oleh sebagian besar para sahabat.5
16.    Boleh merahasiakan ilmu pengetahuan masalah ini untuk maslahat.
17.    Dianjurkan untuk menyampaikan  kepada sesama Muslim suatu berita yang menggembirakannya.
18.    Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merasa khawatir terhadap sikap menyandarkan diri kepada keluasan rahmat Allah.
19.    Jawaban (yang disyariatkn) bagi orang yang ditanya, sedangkan dia tidak tahu, adalah: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.
20.    Boleh menyampaikan ilmu kepada orang-orang tertentu, tanpa yang lain.
21.    Kerendahan hati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena ketika menunggang keledai, beliau mau memboncengkan orang lain di belakangnya.
22.    Boleh memboncengkan seseorang di atas binatang, jika binatang itu kuat.
23.    Keutamaan Mu’adz bin Jabal.
24.    Bahwa tauhid mempunyai kedudukan yang sangat mendasar.
Keterangan :
1 Ibadah, ialah penghambaan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan menaati segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Dan ini hakikat agama Islam, karena Islam maknanya ialah menyerahkan diri kepada Allah semata-mata yang disertai dengan kepatuhan mutlak kepadaNya dengan penuh rasa rendah diri dan cinta.
Ibadah juga segala perkataan dan perbuatan, baik lahir maupun batin, yang dicintai dan diridhai Allah. Dan suatu amal diterima oleh Allah sebgai suatu ibadah apabila diniati dengan ikhlas, semata-mata karena Allah, dan mengikuti tuntunan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.
2 Thaghut ialah, setiap yang diagungkan -selain Allah- dengan disembah, ditaati, atau dipatuhi, baik yang diagungkan ini berupa batu, manusia, ataupun setan.
Menjauhi thaghut: Mengingkarinya; membencinya; tidak mau menyembah dan memujanya baik dalam bentuk dan dengan cara apapun.
3 Berbuat syirik; memperlakukan sesuatu -selain Allah- sama dengan Allah dalam hal yang merupakan hak khusus bagiNya.
4 Atsar ini diriwayatkan at-Tirmidzi, Ibnu al-Mundzir dan Ibnu Abi Hatim.
5 Tidak diketaui oleh sebagian besar para Sahabat, karena Rasulullah menyuruh Mu’adz agar tidak memberitahukannya kepada mereka, dengan alasan beliau khawatir kalau mereka nanti akan bersikap menyandarkan diri kepada keluasan rahmat Allah sehingga tidak mau berlomba-lomba dalam mengerjakan amal shalih. Maka Mu’adz pun tidak memberitahukan msalah tersebut kecuali di akhir hayatnya dengan rasa berdosa (kalau beliau wafat sebelum menyampaikannya). Oleh sebab itu, di masa hidup Mu’adz masalah ini tidak diketahui oleh kebanyakan sahabat.
Sumber :
Kitab Tauhid, Karya Syaikh Muhammad at-Tamimi. Hal 1-7 (Penerbit Darul Haq)
2 notes · View notes
murerach · 4 years
Text
CORONA, SKEPTISME DAN UPAYA PEMERINTAH ACEH BESAR
Selama ribuan tahun dan hingga hari ini wabah atau penyakit menular masih saja menjadi musuh terburuk kemanusiaan. Pada dekade 1330, wabah paling terkenal yang dinamai maut hitam (black death) meletup di suatu tempat di Asia timur atau tengah, ketika bakteri penumpang kutu Yersinia pestis mulai menginfeksi manusia yang di gigit kutu yang di tulari oleh tikus dan kutu. Wabah dengan cepat menyebar ke seluruh Asia, Eropa, dan Afrika utara dan hanya dalam waktu kurang dari dua tahun antara 75 juta sampai 200 juta orang meninggal dunia dan populasi manusia ter-entaskan dari 3,7 juta jiwa menjadi 2,2 juta jiwa setelah serangan epidemi tersebut.
Bukan hanya itu saja, wabah wabah yang lebih dahsyat juga tercatat dalam kepingan sejarah kontemporer. Pada 5 Maret 1520 seorang budak Afrika bernama Francisco de Egula tidak menyadari dalam tubuhnya membawa bom biologis bernama (smallpox) yang sewaktu waktu bisa saja meledak. Virus itu mulai berbiak cepat dalam tubuhnya, akhrinya meletup keluar dari kulitnya dalam ruam ruam mengerikan dan mulai menularkan kepada orang di sekitarnya, imbasnya pada rentang tahun 1520 sebelum virus smallpox yang hari ini kita sebut sebagai cacar mampu membunuh 8 juta jiwa penduduk meksiko. Di balik 2 virus diatas, kemanuisan harus masih berjuang melawan virus lainnya seperti flu spanyol, HIV, AIDS, MERS dan lainnya.
Pada abad ke 18 pejabat atau pemerintahan tidak berdaya menghentikan penyebaran virus virus yang menggerogoti kemanusian saat itu, ditambah lagi pengetahuan dan teknologi tidak secaggih saat ini, selain menyelenggarakan doa-doa dan memohon ampun kepada tuhan mereka tidak tahu apa yang mesti dilakukan untuk menghentikan penyebaran virus apalagi untuk menyembuhkan korbannya. Para dokter kehilangan esensi ilmiahnya, mereka menyarankan berdoa, memohon ampun dan menyarankan cara cara klenik yang secara hakikat tidak pernah padan dengan kaidah sains.
Pandemi Covid 19 bisa saja membawa kita kembali ke zaman zaman sebelumya dan sah sah saja orang ingin melihat permasalahan Covid 19 ini melalui sudut pandang bagaimana. Dengan segala hal konspiratif terkait Corona banyak spekulasi yang terjadi mulai dari virus buatan cina, hegemoni pasar Amerika, program Illuminati bahkan sampai ke tahap proyek pemerintah.
Sebetulnya kalau pun ingin kita cermati lebih dalam, segala spekulasi terhadap virus ini adalah kecenderungan dari sikap skeptisme. Rasa ketidak percayaan inilah yang membuat permasalahan Covid ini mejadi artifisial di kalangan masyarakat dan menyebabkan meningkatnya kasus positif di daerah Aceh Besar. Sikap skeptis seperti yang menganggap bahwa corona itu tidak ada sehingga menghilangkan rasa kehati-hatian masyarakat untuk tidak terjangkit virus tersebut, mulai dari tidak mematuhi instruksi pemerintah, protokol kesehatan dan larangan berpergian keluar daerah, ini semua akibat dari sikap abai dari kita sendiri.
Menurut data terbaru dari www/covid19.go.id yang di keluarkan tanggal 22 Juli 2020 seluruh Kabupaten/Kota yang ada di provinsi Aceh di bagi menjadi 4 kategori tingkat resiko, yaitu M = Risiko tinggi, O = Risiko sedang, K = Risiko rendah dan H = Tidak terdampak. Parahnya, Aceh Besar keluar sebagai satu satunya daerah di provinsi Aceh yang di predikatkan M yaitu risiko tinggi sedangkan Banda Aceh mendapat O atau berisiko sedang, selebihnya 21 kabupaten kota lainnya di bagi menjadi dua kategori yaitu K dan H. Tentu ini bukan penghargaan bagi Kabupaten Aceh Besar dan patut di jadikan perhatian bersama, apa di karenakan virus ini tidak tampak sehingga dianggap tiada, kalau seandainya virus ini di wujudkan sebagai sekelompok singa ganas dan lapar tentu tidak ada satu orangpun yang berani keluar dari rumah mereka, padahal resiko yang di tawarkan akan sama, kematian.
Seharusnya masayarakat dan pemerintah bisa kooperatif dan jalan bersama untuk mengentaskan intesitas penyebaran Covid 19 di Aceh Besar dan tentu akan terasa lebih mudah dalam tahap penerapannya, karena sejauh apapun upaya pemerintah seindah apapun kebijakan sekonkret apapun keputusan dari pemerintah tidak akan berarti apa apa ketika tidak dihiraukan dengan bijaksana oleh masyarakat, yang kita butuhkan hari ini adalah kolektivitas dari seluruh elemen. Pemerintah Aceh Besar hari ini sudah mempersiapkan SWAB TEST untuk 2000 masyarakat Aceh Besar demi memetakan tingkat penulran Covid 19, walaupun tidak mencakup keseluruhan masyarakat, mirisnya masih ada saja stigma stigma negatif terkait hal itu, ada yang beranggapan tidak ingin melakukan SWAB TEST karena takut terinfeksi dan pelbagai alasan lainnya, barang tentu upaya ini akan berkahir sia-sia.
Inilah yang penulis maksud bukan tidak mungkin kita akan kembali ke zaman abad 18, persepsi semacam ini adalah kemunduran dalam konteks berfikir dan sudah wajar untuk ditinggalkan. Hampir seluruh mereka bersandar kepada hal hal klenik seperti dewa dewa untuk berharap kesehetan, kejayaan dan kemakmuran, bahkan kehancuran sekalipun. Sebagai contoh, penyakit virus cacar yang terjadi di masyarakat maya di Semenanjung Yukatan meyakini bahwa tiga dewa jahat Ekpetz, Uzannkak dan sojakak terbang di malam hari untuk menulari orang-orang dengan penyakit cacar, kemudian masayarakat Aztec menyebutnya sebagai ulah dewa Tezcatlipoca dan Xipotetec, atau mungkin sihir hitam orang kulit putih untuk menyebarkan penyakit kepada mereka. Mungkin di era sekarang ini kita akan tersenyum malu ketika membaca ataupun mendengar cerita semacam ini, karna itulah hari ini kita di sebut Sebagai Homo Sapiens (makhluk berpikir). Kita adalah manusia Rasional yang mengutamakan Rasio (akal) sebagai kajian teoritis dan mampu memilih kebenaran memalui pikiran kita sendiri, jadi akan terlihat aneh ketika kita melihat krisis kesehatan yang disebabkan Virus Corona Desease 2019 dengan skeptis, dengan banyaknya korban terinfeksi dan meninggal di seluruh segmentasi dunia sudah menjadi bukti , terlepas apakah ini semua sebagai Konspirasi Global ataupun tidak, kita manusia yang ber-akal sepatutnya menghindari dari infeksi dan penyebaran virus ini sebagai salah satu bentuk ikhtiar kita kepada Allah SWT.
Salah satu Ikhtiar yang bisa kita lakukan adalah dalam momentum idhul adha kali ini, pada esensinya lebaran adalah hari kemenangan dan silaturahmi umat Islam di seluruh penjuru dunia. Pada praktiknya kita akan berkunjung kerumah kerabat dan bercengkrama lebih intens dari biasanya, seperti jabat tangan, berpelukan, bahkan berpapasan pipi kiri dan kanan yang namun dalam kondisi Covid 19 kita tetap harus mena’ati protokol kesehatan yang berlaku untuk kemaslahatan kita bersama, jangan sampai pada dasarnya mengharapkan ridha Allah SWT malah menjadi Mudharat bagi orang di sekitar kita. Sejauh ini data Covid 19 di Aceh Besar melalui Sekretariat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus (Covid 19) Kabupaten Aceh Besar per tanggal 27 Juli 2020, Akumulasi kasus tercatat 51 lab positif, 4 meninggal dunia dan 28 pasien di nyatakan sembuh.
4 notes · View notes
abiriaarumiani · 5 years
Text
Apakah belajar Bahasa Arab itu penting?
Tumblr media
Bismillah, saya tergerak menuliskan ini setelah membaca ig-s @gsatriaandika , dan sesungguhnya Allah Yang Paling Tahu apakah saya menjawab ini bersebab ingin mendapatkan give away yang beliau adakan atau bukan. Namun membacanya, “...apakah belajar bahasa arab itu penting,” membuat saya tertegun, dan ingin turut menjawabnya.
“Apakah belajar bahasa arab itu penting?” Dan jika boleh, maka akan saya sandingkan dengan pertanyaan, “apakah belajar bahasa inggris itu penting?”
Sebuah pertanyaan yang senada namun nilai jwabannya berbeda.
“Apakah belajar bahasa inggris itu penting?” Ya. Tentu saja. Bagaimana mungkin tidak? Bahasa inggris sudah menjadi bahasa internasional untuk berkomunikasi, standar syarat masuk perguruan tinggi, pertukaran pelajar luar negri bahkan mendaftar pekerjaan di berbagai instansi.
Bahkan pernah seorang kawan berujar kepada saya, “Ah, andai saja saat itu saya tahu,” dalam sekali rasanya. “..saya akan belajar bahasa inggris dengan sungguh-sungguh.”
Maa syaa Allah, ...ah andai saja kita tahu!
“Bahasa arab,” demikian Ibnu Katsir Rahimahullahu menjelaskan, “...adalah bahasa yang paling fasih, paling jelas, paling luas, dan paling banyak pengungkapan makna yang dapat menenangkan jiwa. Oleh karena itu, kitab yang paling mulia ini (Al-Qur’an) diturunkan dengan bahasa yang paling mulia (yaitu bahasa Arab).”
Maka, jika bahasa inggris adalah bahasa yang digenggam tangan untuk menjelajahi dunia—dalam benak saya, bahasa Arab adalah bahasa yang paling mulia. Bahasa Al-Qur’an. Bahasa yang didalamnya Allah berfirman menunjukkan kasih sayang serta larangan kepada makhluq-Nya.
‎“ياعبادي” Yaa ‘ibaadii..
“Hai hamba-hambaKu,..” bukankah itu yang tertulis didalam terjemahan Kitab mulia, Al-Qur’an?
Terdengar seruan biasa di dalam bahasa indonesia, akan tetapi taukah kita? Itu adalah panggilan cinta Allah kepada hamba-Nya yang bermaksiat kepada-Nya. Dan Allah, menyeru mereka untuk kembali kepada-Nya. Dengan ampunan yang luar biasa. Karena apa? Karena Allah mencintai kita! Maa syaa Allah! :”
“Perhatikanlah kemuliaan dan ke-Kariim-an ini,” Tukas Al-hasan Al-Basri rahimahullahu, “...mereka telah membunuh kekasih-kekasihNya. Akan tetapi Allah menyeru mereka untuk bertobat dan memohon ampun kepada-Nya.”
Tidak bergetarkah? Sesuatu yang tersembunyi di dalam dada ini...
Dahulu, beberapa tahun yang lalu, saat masih duduk di bangku sekolah dasar—Pertanyaan ini begitu membuat jiwa terusik. Tentang,
“Bagaimana seseorang bisa menangis ketika ia sedang melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an?”
“Bagaimana seseorang bisa menangis ketika ia sedang mendengarkan bacaan sang Imam?”
Ternyata, ia memahami apa yang Allah katakan. Ia memahami suatu kalimat yang begitu agung namun tidak terdefinisikan oleh bantuan terjemahan. Maa syaa Allah! Yang disana ada cinta, ada kasih, ada kerinduan, kisah menyejarah, pembelajaran, aturan, peringatan, ancaman, serta ampunan. Tidakkah engkau ingin merasakannya, rimbun teduh jiwa-jiwa yang memahami? :”
Sungguh, bagaimana mungkin kita tahu betapa Allah mencintai kita jika kita tidak tahu apa yang Allah katakan di dalam Al-Qur’an. Bagaimana mungkin kita tahu betapa Allah mengasihi hamba-Nya, jika kita tidak memahami kalimat indah-Nya.
Bahasa arab ini, dengannya kita telah membuka gerbang agama islam. Dengannya kita mampu menyelam, menelaah, menyimak, mengambil pelajaran, memahami, menundukkan—dan, bahkan perbendaharaan kalimat manusia ini takkan mampu menjabarkan betapa luasnya ia (bahasa arab) dalam kemuliaan.
Tabarakallah! Maka bagi seorang muslim, mempelajarinya adalah wajib. Sebagaimana yang dikatakan Imam Asy-syafi’i rahimahullahu Ta’ala, “Wajib atas setiap muslim untuk mempelajari bahasa Arab sekuat kemampuannya. Sehingga dia bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah Ta’ala dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, dan dengannya dia bisa membaca kitabullah,..”
“Al-‘ilmu bit ta’allum,..” Sabda manusia paling mulia; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa ilmu itu di dapat dengan belajar. Dan belajar adalah jalan cahaya, jalan menguntai untaian hikmah-Nya.
Bahasa Arab, layaknya jalan yang benderang, tak ada batas usia; muda ataupun tua sebagai penghalang. Mari, kita bertauladan kepada Nabi Sulaiman; yang meskipun harta dan kekuasaan tergenggam di tangan, kepada semut dan hud-hud ia bersedia belajar.”
Maka saya akan menyematkan nasihat yang terucap dari lisan Al-Faruq, ‘Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu, “Pelajarilah bahasa Arab, karena sesungguhnya bahasa Arab itu termasuk bagian dari agama kalian.”
_
@aviliaarmiani | Jakarta 2019
211 notes · View notes
melawanlupa · 5 years
Text
Orhan Pamuk dan Pengembala Unta di Gurun Australia
Tumblr media
Daftar Kandungan
Orhan Pamuk dan keheningan musim salju
Pengembala unta di gurun Australia
Makan masa bertahun juga rupanya nak menghabiskan baca buku tentang seorang wartawan dan penyair sunyi di kota kecil di perbatasan Turki, Kars. Bahasanya puitis dan saya semacam orang angau tak lepas menggaris kata di setiap selakkan buku. Ka yang pada mulanya hilang magis menulis puisi ketika terbuang ke Frankfrut, Jerman kembali mengayam kata lewat musim salju apabila bertemu dengan Ipek, perempuan yang dicintainya. Tapi ini bukan novel cinta. Ini novel orang-orang tidak beres bergelut dalam peperangan, konflik besar antar-agama dan wabak sekularisme yang menular ke dada aparat penguasa. Membaca kesan pergelutan Ka di Kars ini mengingatkan saya tentang pertemuan dengan laki-laki pengembala unta lewat 60an sewaktu berbasikal di gurun Australia. Juga tentang lelaki bernama Endo yang menangis mengenang masa lalu.
i. Orhan Pamuk dan keheningan musim salju
Di buku Salju, Ka pada mulanya memberi alasan bahawa dia datang ke Kars untuk mencari bahan tentang skandal bunuh diri di kalangan pelajar perempuan berjilbab. Waktu itu larangan memakai jilbab diruang awam dilaksanakan. Ramai yang terpaksa ikut perintah sampaikan perempuan-perempuan itu memakai rambut palsu untuk menutup aurat demi kelangsungan hidup. Ramai juga yang melawan hingga berani menggantung diri. Kata Luarzdi (semacam ketua politik partai agama kiri di Kars), mereka yang membunuh diri itu bukan perempuan beriman. Necip dan Fazli juga mengatakan perempuan-perempuan itu penganut atheist seperti Ka. Berkata-kata lah seluruh masyarakat kepada Ka tanpa dia sedar dia telah termasuk ke dalam kemelut pergolakkan di Kars.
Sebenarnya propaganda larangan memakai jilbab itu melarat sehingga terwujud drama pentas yang diadakan di Teater Nasional. Ka diundang untuk membuat persembahan pembukaan dengan membacakan puisi. Ditulis oleh Serdar Bey dalam korannya bahawa Atartuk juga akan menghadiri drama pentas tentang sandiwara perempuan berjilbab hitam yang pada akhirnya (perempuan itu) membuka lalu membakar jilbab. Drama pentas kontroversi itu menggeserkan lagi pergolakkan di antara partai kanan dan kiri. Rentetan itu berlaku kekecohan dan aksi tembak menembak berlaku sehinggakan Necip turut terkorban apabila peluru liar tembus ke mata kanannya. Malam igauan. Ramai yang mati sia-sia. Luarzdi telah dipersalahkan dan meleret-leretlah jalan ceritanya. Mungkin sebab inilah saya menjadi muak dengan cerita Ka dan buku diletak tepi. Setahun kemudian saya membuka lagi cerita Salju dan ternyata kali kedua membaca Salju memberikan impak berbeza.
ii. Pengembala unta di gurun Australia
Saya pernah berjalan-jalan membuang asa dengan seorang gadis kelahiran Czech Republik di lereng bukit menghadap Gunung Bromo. Kami saling bertukar cerita tentang Brexit, Perang Dunia Ke-2 dan kebodohan pemusik genre remix yang meletak beat ke dalam lagu folk kanak-kanak nasrani yang sedang berbaris untuk dibakar hidup-hidup. Dia bertanya bagaimana kesan Perang Dunia ke-2 terhadap masyarakat saya? Saya menjawab — di Malaysia kami terkesan dengan kejahatan Jepun dan kekejaman komunis. Seperti Brain dan Endo yang terkesan dengan peperangan yang membunuh keluarganya atau Ka yang mati kesunyian akibat pasca-peperangan.
“Peperangan hanya mensia-siakan manusia.” - Brain
Nak dijadikan cerita di suatu petang yang celaka, di gurun Australia, saya tidak larat lagi kayuh membelah angin. Barang di tas sudah berterabur, minyak tumpah, skru handlebar mulai mengendur, sakit perut, dan bermacam-macam lagi masalah tertimpa-timpa sehingga akhirnya saya keluarkan tangan untuk menahan truk besar (baca: hitchhike). Inilah bibit-bibit saya berkenalan dengan Brain. Dia memberikan ruang untuk saya dan basikal tumpang. Menariknya tentang Brian di setiap jalan yang kami tempuh dia akan berkata “Kau lihat di ufuk timur sana. 200 kilo meter dari sini...” atau “Kau nampak satu-satunya pokok disana?” tangannya akan menuding ke arah tempat yang dikatakan. Lalu disambung fakta-fakta tentang orang aboriginal dan unta liar. Topik unta liar ini membawa kepada cerita-cerita Perang Dunia ke-2. Keluarga Brian ada terlibat dalam peperangan itu. Waktu dia bercerita, perwatakan budimannya berubah menjadi tegas dan berpendirian. Dia berkata bersungguh-sungguh bahawa peperangan hanya mensia-siakan manusia. Begitu juga dengan lelaki bernama Endo yang saya ketemu beberapa puluh kilometer setelah meninggalkan Alice Spring. Kami bush camp bersama-sama dan topik perang dunia pun terpancul. Terkadang dia berhenti dan mengesat air mata waktu bercerita tentang sejarah hitamnya di zaman peperangan.
Peristiwa bertemu Brain dan Endo ini membuatkan saya lebih faham dan senang berimaginasi tentang Salju, sebuah buku yang mempunyai wacana penting di abad ini. Salju memperlihatkan peperangan telah mengakibatkan sebuah kota Kars yang kaya-raya pada suatu masa dahulu menjadi tempat termiskin akibat pergaduhan yang seharusnya tidak perlu dibesar-besarkan. Kesannya berlarutan dan terhimpun di jiwa-jiwa tak bersalah. Untuk Brain dan Endo, terima kasih muncul dalam perjalanan saya.
3 notes · View notes
ngaji · 5 years
Text
Dosa-Dosa Besar: Persaksian Palsu, Sumpah Palsu, Menggangu Tetangga
Dosa-Dosa Besar: Persaksian Palsu, Sumpah Palsu, Menggangu Tetangga
Dosa-Dosa Besar: Persaksian Palsu, Sumpah Palsu, Menggangu Tetangga adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam dengan pembahasan Kitab الدروس المهمة لعامة الأمة (pelajaran-pelajaran penting untuk segenap umat). Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr pada 20 Syawwal 1440 H / 24 Juni 2019 M.
Penerjemah: Ustadz Iqbal Gunawan, M.A.
View On WordPress
0 notes
xatskee · 2 years
Photo
Tumblr media
#QuoteOfTheDay (20220201): “Jalani hidup dengan mekar seutuhnya.” (Elizabeth Murray) Maksud ungkapan di atas terjabarkan dalam 120 kiat praktis untuk mendalami passion, kreativitas dan persaudaraan di dalam buku Living Life in Full Bloom, yang ia tulis sendiri. Ia mengajak agar kita bisa hidup bagai bunga yang bermekaran penuh di musim semi, dengan harapan dan tujuan, dengan imajinasi dan visi, namun tetap menghargai alam, jiwa, dan hubungan manusia satu sama lain. Islam pun menyuruh kita bertebaran di muka bumi untuk menyempurnakan ikhtiar dalam mencari nafkah (QS. 62:10), namun jangan menimbulkan kerusakan, “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik.” (QS. 7: 56). Bahkan di dalam kondisi perang sekali pun Rasulullah ﷺ menghargai jiwa dan alam. Ada larangan membunuh wanita dan anak-anak (HR. Muslim: 3280), menyiksa tawanan (HR. Ahmad: 3452) dan sembarang menebang pohon (HR. Al-Bukhari: 3957). #Live #life #full #bloom #hope #purpose #imagination #vision #respect #nature #soul #relationship #HappySpringFestival Telegram Channel https://t.me/xQoTD https://www.instagram.com/p/CZaJU0YhwZ-/?utm_medium=tumblr
0 notes
amiiie · 3 years
Text
Senin, 14 Desember 2020
Ruang Lingkup Mauizoh Hasanah
Diantara ruang lingkup metode mauidzhoh hasanah, diantaranya:
1) Nasihat
2) Tabsyir Wa Tandzir
3) Wasiat
4) Kisah
1. Nasihat
a. Pengertian Nasehat
Kata nasihat berasal dari bahasa arab, dari kata kerja “Nashaha” yang berarti khalasha yaitu murni dan bersih dari segala kotoran, juga berarti “khata” yaitu penjahit. Dan dikatakan bahwa kata nasihat berasal dari kata Nashaha arjulahu tsaubahu (Orang itu menjahit pakaiannya) apabila dia menjahitnya, maka mereka mengumpamakan perbuatan penasehat yang selalu menginginkan kebaikan orang yang dinasehatinya dengan jalan memperbaiki pakaiannya yang robek. Sebagian ahli ilmu berkata nasihat adalah perhatian hati terhadap yang dinasehati siapapun dia. Nasihat adalah saru cara dari al-mauidzhah al-hasanah yang bertujuan mengingatkan bahwa segala perbuatan pasti ada sangsi dan akibat.
Al-Asfahani memberikan pemahaman terhadap term tersebut dengan makna al-mauidzhoh merupakan tindakan mengingatkan seseorang dengan baik dan lemah lembut agar dapat melunakan hatinya. Dan apabila ditarik suatu pemahaman bahwa al-mauidzhoh hasanah merupakan salah satu manhaj dalam dakwah untuk mengajak kejalan Allah dengan cara menggunakan nasihat.
Secara terminology Nasihat adalah memerintah atau melarang atau menganjurkan yang dibarengi dengan motivasi dan ancaman. Pengertian nasihat dalam Kamus Bahasa Indonesia Balai Pustaka adalah memberikanpetunjuk kepada jalan yang benar. Juga berarti mengatakan sesuatu yang benar dengan cara melunakan hati. Nasihat harus berkesan dalam jiwa atau mengikat jiwa dengan keimanan dan petunjuk.
b. Nasihat Dalam Perspektif Al-Qur’an
Perintah saling menasehati ini dapat kita lihat pada beberapa ayat al-Qur’an diantaranya: Dalam Surah al-Ashr ayat 1-3. Al-haq dari segi bahasa berarti sesuatu yang mantap tidak berubah apapun yang terjadi. Allah adalah al-haq karena tidak mengalami perubahan. Nilai-nilai agama juga adalah al-haq. Seperti Nabi Mengatakan :
agama itu adalah nasihat. Allah SWT. Adalah al-haq, karena itu sebagian para pakar tafsir, memahami kata al-haq dalam ayat ini dengan arti yakni bahwa manusia hendaknya saling ingat mengingatkan tentang keberadaan, kekuasaan, keesaan Allah serta sifat-sifat lain-Nya. Hal-hal yang diwasiatkan dalam al-Qur’an antara lain adalah :
1) Pelaksanaan agama, bersatu padu, tidak bercerai berai.
2) Bertaqwa kepada-Nya. (Q.S. An-Nisa : 13)
3) Berbuat baik kepada orang tua, khususnya kepada ibu. (Q.S. Luqman : 1 )
4) Beberapa perincian ajaran agama seperti : pembagian harta warisan (Q.S. An-Nisa : 11), Sholat dan zakat.
5) Sepuluh hal yang disebutkan dalam surah al-An’am ayat 151-153 yaitu :
1. Jangan mempersekutukan-Nya
2. Berbuat baik kepada ibu-bapak,
3. Jangan membunuh anak,
4. Jangan mendekati zinah.
5. Jangan membunuh kecuali dengan cara yang syah dan dibenarkan,
6. Jangan menyalah gunakan harta anak yatim
7. Menyempurnakan timbangan
8. Menyempurnakan takaran
9. Percakapan atau sikap hendaklah secara benar dan adil,
10. Memenuhi perjanjian yang dikuatkan atas nama Allah.
2. Tabsyir wa Tandzir
Adapun tabsyir dalam istilah dakwah adalah penyampaian dakwah yang berisi kabar-kabar yang menggembirakan bagi orang-orang yang mengikuti dakwah. Di dalam al-Qur’an, kata tabsyir banyak disebutkan, menurut Muhammad Abdul Baqi’ kata tabsyir atau mubasyir disebutkan selama 18 kali. Dari sekian banyak tabsyir, semuanya diartikan dengan “kabar gembira atau berita pahala”, hanya saja bentuk berita gembiranya beragam, antara lain kabar gembira dengan syariat Islam, kabar gembira dengan datangnya Rasul, kabar gembira tentang akan turunya al-Qur’an dan kabar gembira tentang syurga. Dalam kontek dakwah, sesungguhnya bentuk kabar gembira tidak harus menggunakan kata tabsyir, tetapi apa saja yang bisa membawa rasa gembira bagi orang yang mendengarnya sehingga bisa dijadikan motivasi untuk meningkatkan beribadah dan amal shaleh. Kata tandzir atau indzar secara bahasa berasal dari kata na-dza-ra menurut Ahmad bin faris adalah suatu kata yang menunjukan untuk penakutan (takhwif)
Adapun tandzir menurut istilah dakwah adalah penyampaian dakwah di mana isinya berupa peringatan terhadap manusia tentang adanyakehidupan akhirat dengan segala konsekuensinya. Menurut pemakalah tandzir adalah ungkapan yanga mengandung unsur peringatan kepada orang yang tidak beriman atau kepada orang yang melakukan perbuatan dosa atau hanya untuk tindakan preventif agar tidak terjerumus pada perbuatan dosa dengan dengan bentuk ancaman berupa siksaan di hari kiamat. Di dalam al-Qur’an istilah tandzir biasanya dilawankan dengan kata tabsyir (QS. AL-Baqarah : 19, al-Maidah : 19)
3. Wasiat
a. Pengertian Wasiat
Pengertian wasiat secara etimologi berasal dari bahasa arab, terambil dari kata Washa-Washiya-Wasihiatan, yang berarti “pesan penting berhubungan dengan sesuatu hal.Pendapat lain mengatakan kata wasiat terambil dari kata Washa-Washiayyatan, yang berarti : berpesan kepada seseoang yang bermuatan pesan moral.
Secara terminology ada beberapa yang akan dikemukakan berikut ini :
- Wasiat : Sekumpulan kata-kata yang berupa peringatan, support dan perbaikan”.
- Wasiat : Pelajaran tentang amar ma’ruf nahi mungkar atau berisi anjuran berbuat baik dan ancaman berbuat jahat.
- Wasiat : Pesan kepada seseorang untuk melaksanakan sesuatu sesudah orang berwasiat meninggal disampaikan kepada seseorang.
- Wasiat : Ucapan yang mengandung perintah tentang sesuatu yang bermanfaat dan mencakup kebaikan yang banyak. Berdasarkan definisi di atas maka wasiat dapat dibagi pada dua katagori, yaitu :
1) Wasiat orang masih hidup kepada orang hidup, yaitu berupa ucapan, pelajaran, arahan tentang sesuatu.)
2) Wasiat orang yang telah meninggal (ketika menjelang ajalnya tiba) kepada orang masih hidup berupa ucapan atau berupa harta benda atau warisan.
Oleh karena itu, pengertian wasiat dalam konteks dakwah adalah : Ucapan berupa arahan (taujih) kepada orang lain (mad’u) terhadap sesuatu yang belum dan akan terjadi (amran sayaqa Mua’yan).
b. Materi Wasiat
Ketepatan memberikan materi wasiat juga tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan. Materi wasiat yang diberikan kepada objek dakwah adalah materi wasiat berdasarkan al-Qur’an dan al-Hadits, maka materi wasiat dapat dikatagorikan sebagai berikut :
1) Materi secara umum
Materi secara umum adalah materi yang berupaya menggiring mad’u
menuju ketakwaan, yang pada giliranya mampu berorientasi hidup
bersih. Hal ini berdasarkan pada QS. : an-Nisa : 1 dan 131 dan al-ahzab : 1.
2) Materi secara khusus
Materi secara khusus wasiat berdasarkan QS. Al-hasr : 3. Wasiat ini
menurut para musafir diperuntukan bagi umat masa lalu dan umat
masa sekarang.
Diantara Materi wasiat itu adalah:
1. Larangan menyekutukan Allah
2. Berbuat baik kepada kedua orang tua
3. Larangan menghilangkan nyawa orang lain
4. Larangan berbuat keji baik terang-terangan maupun tersembunyi
5. Larangan menggunakan harta anak yatim dengan jalan yang tidak benar
6. Perintah menepati janji
7. Perintah berkata dengan baik
8. Perintah bersabar
9. Perintah menegakkan kebenaran
10. Perintah saling menyayangi
Perlu diperhatikan dalam penyampaikan materi tersebut harus menyentuh akal dan perasaan. Seorang da’i harus menggugah daya nalar mad’u dan menggugah daya ingat untuk selalu berbuat kebaikan. Begitu juga seorang da’i harus mampu menajamkan perasaan mad’u untuk selalu istiqomah dalam menjalani perintah Allah.
4. Kisah
a. Pengertian Kisah
Pengertian kisah Secara epistimologis lafadz qashash merupakan bentuk jamak dari kata Qishah, lafazh ini merupakan bentuk masdar dari dari kata qassa yaqussu. Dari lafazh qashash berarti menceritakan. lafazh qashash mengandung arti menelusuri/mengikuti jejak. Makna qashash dalam sebagian besar ayat-ayat berartikan kisah atau cerita, sedangkan ayat-ayat yang berbicara menggunakan lafazh qashash ternyata juga muncul dalam konteks cerita atau kisah tentang nabi musa as.
Secara terminologis qashash/kisah berarti :
1. Menurut Abdul Karim al-Khatib, kisah-kisah al-Qur’an adalah berita al-Qur’an tentang umat terdahulu.
2. Kisah-kisah dalam al-Qur’an yang menceritakan ihwal umat-umat terdahulu dan nabi-nabi mereka serta peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau, masa kini dan masa yang akan datang.
b. Macam-macam kisah
Al- Qur’an bagi umat Islam merupakan petunjuk untuk orang-orang yang bertakwa dan juga sebagai sebuah pedoman hidup, ajaran-ajaran yang dikemukakan dalam berbagai bentuk seperti perintah, larangan dan lain-lain dikemukakan secara langsung maupun tidak langsung. Bentuk ajaran langsung dapat dilihat dari ayat-ayat perintah atau larangan sedang yang tidak langsung dapat dilihat dari besarnya bagian al-Qur’an yang dikemukakan dalam bentuk kisah.
Dalam bentuk kisah yang bermacam-macam maka para ahli mengklasifikasikan muatan kisah-kisah dalam al-Qur’an. Manna Khalil al-Qatthan membagi kisah-kisah al-Qur’an ke dalam tiga bentuk :
1. Kisah para nabi menyangkut dakwah mereka dan tahapan-tahapan serta perkembangannya, mukjizat mereka, posisi para penentang, akibat orang-orang yang percaya dan yang mendustakan mereka dan lain-lain.
2. Kisah peristiwa-peristiwa masa lalu dan pribadi-pribadi yang tidak diketahui secara pasti apakah mereka nabi atau bukan, misalnya kisah Thalut vs jalut.
3. Kisah peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah SAW. Seperti perang badar, uhud khandak dan lain-lain.
Dalam hal serupa dikemukakan oleh Abd. Djalil tentang pembagian kisah sebagai berikut:
➢ Qashash jika ditinjau dari segi waktu
Ditinjau dari segi waktu terjadinya peristiwa yang diceritakan
dalam al-Qur’an ada tiga macam :
1) Kisah hal-hal gaib pada masa lalu, yaitu kisah yang menceritakan kejadian-kejadian gaib yang sudah tidak bisa ditangkap panca indra, dan terjadi dimasa lampau, seperti kisah-kisah para nabi.
2) Kisah hal-hal yang gaib pada masa kini, yaitu kisah yang menerangkan hal-hal yang gaib pada masa sekarang (meski sudah ada sejak dahulu dan masih akan tetap ada sampai pada masa yang akan datang), dan yang mengingkap rahasia orang-orang munafik.
3) Kisah hal-hal yang gaib pada masa yang akan datang yang belum pernah terjadi pada waktu turunya al-Qur’an, kemudian peristiwa itu betul-betul terjadi.
➢ Qashash ditinjau dari segi materi
- Kisah para nabi, mukjizat mereka, fase-fase dakwah mereka dan pemenang serta pengikut mereka.
- Kisah orang-orang yang belum tentu nabi dan kelompok-kelompok manusia tertentu, seperti kisah Lukmanul Hakim, Ashabul Kahfi dan lain-lain.
0 notes
ayashofiaa · 4 years
Text
Tumblr media
〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️
📍Hidup manusia hanya sekedar hidup saja pasti ada tantangannya / ujian, tantangan yang sifatnya umum dialami oleh seluruh manusia baik yang beriman maupun tidak beriman.
اِنَّا خَلَقْنَا الْاِ نْسَا نَ مِنْ نُّطْفَةٍ اَمْشَا جٍ ۖ نَّبْتَلِيْهِ فَجَعَلْنٰهُ سَمِيْعًۢا بَصِيْرًا
"Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat."
(QS. Al-Insan 76: Ayat 2)
➿ apalagi manusia yang beriman, pasti akan semakin diuji untuk membuktikan keimanannya, menjadi ahlul quran keluarga Allah swt tentu dinamikanya lebih variatif.
وَمَاۤ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَّسُوْلٍ وَّلَا نَبِيٍّ اِلَّاۤ اِذَا تَمَنّٰۤى اَلْقَى الشَّيْطٰنُ فِيْۤ اُمْنِيَّتِهٖ ۚ فَيَنْسَخُ اللّٰهُ مَا يُلْقِى الشَّيْطٰنُ ثُمَّ يُحْكِمُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ ۗ وَا للّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ ۙ 
"Dan Kami tidak mengutus seorang rasul dan tidak (pula) seorang nabi sebelum engkau (Muhammad), melainkan apabila dia mempunyai suatu keinginan, setan pun memasukkan godaan-godaan ke dalam keinginannya itu. Tetapi Allah menghilangkan apa yang dimasukkan setan itu. dan Allah akan menguatkan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana,"
(QS. Al-Hajj 22: Ayat 52).
🍃 1. Tantangan pertama ahlul Quran adalah upaya kita mengalahkan syaithan. Ada 3 kondisi syaithan akan terus mengganggu kehidupan manusia
- Saat sakaratul Maut
- Saat bertemu dengan pasangan hidupnya
- Saat manusia itu ingin membaca Al Qur'an.
فَاِ ذَا قَرَأْتَ الْقُرْاٰ نَ فَا سْتَعِذْ بِا للّٰهِ مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ
"Maka apabila engkau (Muhammad) hendak membaca Al-Qur'an, mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk."
(QS. An-Nahl 16: Ayat 98).
🍃 2. Syifatul Asasiah (sifat-sifat dasar manusia). Manusia diciptakan bersifat lemah, keluhkesah, ngantukan, bosen, mudah jenuh. Sifat asasiah yang tidak dikelola dengan baik akan menjadi musibah.
يُرِيْدُ اللّٰهُ اَنْ يُّخَفِّفَ عَنْكُمْ ۚ وَخُلِقَ الْاِ نْسَا نُ ضَعِيْفًا
"Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, karena manusia diciptakan (bersifat) lemah."
(QS. An-Nisa' 4: Ayat 28).
Solusinya adalah perlunya seorang guru, guru yang menjadi perantara dari Allah agar terciptanya kondisi tsabat (teguh), istiqomah, tersampaikannya hidayah.
➿ Kisah sahabat Rabi' bin Sulaiman muridnya Imam Syafi'i begitu tawadu'nya terhadap guru, sampai menunjukkan sikap jika gurunya belum memulai makan atau minum maka Rabi' tidak akan pernah menyentuh makanan/minuman itu.
➿ Umar bin Khattab : "Bertawadu'lah kepada gurumu maka Allah akan menunjukkan hidayah untukmu".
🍃 3. Bi'ah Al Khobisah (Lingkungan tidak mendukung). Tantangan ini bukan permanen bisa dikiati. Kembali pada diri sendiri lagi.
➿Abu Jahl, Abu Lahab, Abdullah bin Ubay tinggal ditempat yang sangat kondusif, dekat dengan Rasulullah dan sahabat karena tidak terhidayahi lingkungan sekondusif apapun tidak akan berpengaruh.
➿ seperti halnya dulu Markaz Quran Indonesia banyak ketidakmungkinan, awal berdiri tanah milik non muslim, belum ada hafidz/hafidzah. Alhamdulillah atas izin Allah lahirlah puluhan hafidz/hafidzah, menjadi ujung tombak dakwah Quran di Indonesia, menjadi muharrik hampir diseluruh Indonesia.
➿ Solusi point 3 ini : "Berfikirlah semua yang ditakdirkan Allah di tempatkan di lingkungan kondusif ataupun tidak kondusif itu rezeki kebaikan untuk kehidupan kita".
🍃 4. Apresiasi lemah dari masyarakat.
Kondisi masyarakat dari dulu lebih menghargai kehidupan dunia daripada AlQuran, guru ilmu lain lebih d apresiasi daripada guru quran. Tantangan yang sifatnya pandangan manusia.
➿ Apresiasi bukan jaminan terciptanya ahlul Quran, disisi Allah ahlul Quran jauh lebih bertsaqofah, jauh bermartabat.
5. 🍃 Tantangan yang sifatnya waqi' (paham kebenarannya).
Ahlul Quran tidak otomatis terhidayahi, banyak Ahlul Quran paham Quran, paham tafsir, tetapi jiwanya berada pada kondisi batil, melakukan insilah (menyimpang).
➿ Arrajal bin Unfuwah penghafal quran, guru qurannya para sahabat tetapi pada akhirnya ia membela nabi palsu, memberikan banyak propaganda mengajak banyak orang untuk munafik.
➿ Abdurrahman bin Muljam, penghafal Quran, tetapi ia lah yang membunuh Ali bin Abi Thalib.
Sepanjang zaman akan selalu ada ahlul Quran yang menyimpang, solusi point ini adalah selama tujuan kita Allahu Ghoyatuna (Allah tujuan kami) sifat menyimpang tidak akan pernah ada apapun kondisinya. Bersama Quran karena cinta dn keimanan kepada Allah SWT.
🍃 6. Juz'iyatul taamul (bersama Quran tidak totalitas) "yang penting lancar" "yang penting setor". Kondisi kondisi seperti inilah justru kadang syaithan hadir memengaruhi.
➿ Quran ini menjadikan kita (syumuliyatul taamul) dengan Alquran kita dapat semuanya. Bersama Quran adalah sarana semakin dekat dengan Allah, bersama Quran adalah tujuan kita untuk beribadah, bersama Quran adalah sarana mendidik jiwa, sarana membersihkan jiwa. Bersama Quran menjadikan kita semakin fasih membacanya, lancar setorannya, semakin menikmati murojaahnya.
7. 🍃 Tidak akan pernah bersatu antara keimanan dan kemaksiatan, mulai males dipaksa lagi. Mulai ngantuk, kuat kuatan dengan kantuknya.
➿ Kisah Abu Darda' : saat kondisi dingin di negeri Syam (berbeda dengan dingin Magelang yang masih bisa ternikmati). Abu Darda' setiap qiyamullail ia memakai baju sangat tipis dengan begitu dingin itu menembus tulang dan tidak mungkin dia mengantuk dan tidur. Abu Darda' dikenal dengan sosok yang Mukabadah (kondisi yang lebih besar dari Mujahadah "sungguh-sungguh").
تَتَجَا فٰى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَا جِعِ يَدْعُوْنَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَّطَمَعًا ۖ وَّمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ
"Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka."
(QS. As-Sajdah 32: Ayat 16).
 وَ اللّٰهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَّاب
〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️〰️
_29.11.20, 06.00 WIB_
Nasihat Ustadz Riyadhus Shalihin
1 note · View note
rmolid · 4 years
Text
0 notes
abdulloh-ibnu-suna · 4 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Diantara cara Islam Memerdekakan budak adalah melalui Zakat untuk memerdekakan hamba sahaya(budak), sehingga para sahabat rodiallohu anhum, tabi'in, dan tabi'ut tabi'in rahimahullohu ta'alaa serta umat muslim rohimahulloh setelahnya berlomba-lomba memerdakan hamba sahaya(budak) hingga akhirnya hamba sahaya(budak) saat ini sudah jarang bahkan bisa dikatakan tidak ada lagi karena telah dimerdekakan.
Kemudian Islam memiliki beberapa sebab kemerdekaan seorang budak, baik merdeka secara terpaksa atau merdeka secara ikhtiari. Jalan merdeka secara paksa adalah.
1. Barang siapa melukai tubuh budaknya maka ia wajib membebaskan budaknya tersebut. Sebagaimana dalam sebuah hadits yang mengisahkan adanya seorang tuan yang memotong hidung budaknya, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada budak itu.
اذْهَبْ فَأَنْتَ حُرٌّ فَقَالَ يَا رَسُولَ الهِن فَمَوْلَى مَنْ أَنَا ؟ قَالَ : مَوْلَى اللهِ وَ رَسُوْلِهِ
Pergilah engkau karena sekarang engkau orang yang merdeka, maka budak itu berkata: “Ya Rasulullah saya ini maula (budak) siapa”, Beliau menjawab : “Maula Allah dan RasulNya. [Hasan diriwayatkan oleh Ahmad II/182 dan lafaz ini adalah lafaz dari Ahmad. Juga diriwayatkan oleh Abu Daud No. 4519, Ibnu Majah No. 2680, Ahmad II/225. Semakna dengan lafaz diatas juga diriwayatkan oleh Baihaqi VIII/36]
2. Seorang budak dimiliki oleh beberapa orang, lalu salah seorang pemilik membebaskan bagiannya, maka pemilik tadi harus membebaskan bagian sekutunya secara paksa. Sebagaimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.
مَنْ أَعْتَقَ شِرْكًا لَهُ فِي مَمْلُوكٍ وَجَبَ عَلَيْهِ أَنْ يُعْتِقَ كُلَّهُ
Barangsiapa membebaskan bagiannya dari seorang budak, maka ia wajib membebaskan seluruhnya. [Diriwayatkan oleh Bukhari No. 2503. Lihat Fathul Baari juz 5 hal. 137 ]
Dalam hal ini perlu ada rincian yang memerlukan pembahasan tersendiri.
3. Barang siapa memiliki budak yang ternyata masih kerabat dekatnya (mahramnya) maka wajib atas pemiliknya untuk membebaskan secara terpaksa. Berdasarkan hadits :
مَنْ مَلَكَ ذَا رَحِمٍ مَحْرَمٍ فَهُوَ حُرٌّ
Barang siapa memiliki budak yang termasuk kerabatnya bahkan mahromnya maka budak itu merdeka. [Hadits tersebut termasuk hadits dhaiful isnad shahihul matan (sanadnya dha’if, tetapi maknanya/isinya shahih-red). Hadits dengan lafadz di atas diriwayatkan oleh Abu Daud No. 3949, Tirmizi 1365, Ahmad V/15 dan 20, Ath-Thayalisi No. 910, Ath-Thobrani dalam al-Kabir juz 7 No. 5852, Hakim II/214 dan Baihaqi X/289. Lihat penjelasan kedhaifannya dalam Ghaitsul Makdud no. 972. Namun hadits ini memiliki syahid yang diriwayatkan oleh Tirmizi III/289 secara mu’allaq dan dimaushulkan oleh Nasa’i dalam al’Itqu sebagaimana tersebut di dalam al-Athrof V/451, Ibnu Majah No. 2525 dan Baihaqi X/289 dan sanad syahid dishahihkan oleh Syeikh Abu Ishaq al-Huwaini dalam Gahitsul Makdud no. 972, Lihat juga Irwa’ul Ghalil juz 6 hal. 169-171 no. 1746. Lihat juga Shahih Sunan Abu Daud No. 3342 dan 3949, Shahih Ibnu Maajah No. 2046 dan 2047 dan Miskatul Mashobih (tahqiq al-Bani) No. 3393. Hadits dengan lafaz ini juga diriwayatkan dari Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu secara mauquf namun sanadnya dhaif. Lihat Dhaif Sunan Abu Daud no. 850]
Inilah sebab-sebab secara terpaksa yang menghilangkan hak milik tuan terhadap budaknya. Sebab-sebab terpaksa ini di syari’atkan karena adanya rahasia syar’iyah dan pengaruh khusus sehingga syari’at tidak menjadikannya sebagai sebab pilihan atau sebab yang bisa dirujuk/di batalkan.
Disamping mendorong untuk membebaskan budak, syari’at juga menjadikan pembebasan budak sebagai kafarah pertama untuk selamat dari dosa-dosa, pembebasan budak sebagai alternatif pertama untuk kafarah bersetubuh di siang bulan Ramadlan, zhihar (seorang suami mengatakan kepada istrinya bahwa punggungnya seperti punggung ibunya, yakni suami tidak mau menggauli istrinya-red) dan membunuh secara tidak sengaja.
ISLAM AGAMA KEMULIAAN, KEAGUNGAN DAN KEADILAN.
Setelah keterangan diatas, bagaimana mungkin orang-orang Barat atau orang yang kebarat-baratan mencela sikap Islam terhadap masalah perbudakan. Kemudian mereka membuka mulut lebar-lebar seraya meneriakkan kemerdekaan dan hak asasi manusia, sedangkan merekalah yang memperbudak rakyat dan menghinakan banyak bangsa. Mereka memperbudak bangsa lain di tengah-tengah bangsa itu sendiri, merampas harta benda dan menghalalkan negeri untuk dijajah. Mereka mengangkat kepala untuk meneriakkan HAM, sedangkan mereka sendiri menyikapi golongan masyarakat di dalam negeri mereka lebih rendah dari pada cara bergaul dengan budak.
Dimanakah keadilan Islam dibandingkan dengan sikap orang-orang Amerika terhadap orang-orang Negro dengan adanya larangan masuk sekolah, menjabat atau bekerja sebagai pegawai negeri. Seolah-olah mereka menganggap orang-orang Negro sama dengan hewan.
Dan dimanakah “Ihsan” dan rasa santun Islam dibandingkan dengan tindakan orang-orang Barat kepada para tahanan yang kini masih terdapat di dalam penjara yang gelap, padang belantara dan tempat-tempat yang tidak dikenal (di pembuangan)
Dimanakah negeri Isam yang penuh cinta kasih sayang yang memberikan keadilan kepada seluruh penduduknya dari berbagai jenis strata sosial, agama dan ras sebagai bangsa dalam hak dan kewajiban, bila dibandingkan dengan perbuatan kriminil orang-orang Prancis terhadap manusia-manusia merdeka di Aljazair (dahulu Aljazair dijajah Prancis), di tengah-tengah negeri mereka sendiri dan di tengah-tengah bangsa mereka sendiri. Nyatalah sudah bahwa tuduhan yang mereka kumandangkan adalah tuduhan palsu/batil.
Setelah keterangan ini, apakah belum tiba saatnya bagi para reformis dan pecinta kedamaian untuk membuka mata mereka kemudian kembali kepada ajaran Islam dengan penuh perenungan dan kesadaran, sehingga mereka menjadi sadar akan kebahagiaan manusia dalam ajaran Islam, baik untuk saat ini atau masa yang akan datang.
TAMBAHAN
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata dalam Syarh al-Aqidah al Washithiyah juz 1 hal 229-230 takhrij Sa’ad bin Fawwaz ash Shomil cet. II Dar Ibnu Jauzi : “Disini kami wajib mengingatkan perbuatan sebagian orang yang menggantikan (istilah) keadilan dengan dengan persamaan. Ini merupakan kesalahan, keadilan tidak boleh dikatakan persamaan, karena kata persamaan terkadang menuntut adanya persamaan antara dua hal yang seharusnya dibedakan.
Karena seruan yang tidak adil ini (ajakan kepada persamaan) mereka berkata: “Apakah perbedaan laki-laki dengan perempuan? Samakanlah laki-laki dengan perempuan!”. Sampai-sampai orang-orang Komunis mengatakan: “Apakah perbedaan antara pemerintah dengan rakyat, tidak mungkin orang bisa menguasai orang lain meskipun orang tua dengan anak, orang tua tidak mungkin mempunyai kekuasaan terhadap anak”, demikian seterusnya!
Akan tetapi jika kita mengatakan “keadilan” yang maknanya memberikan hak kepada setiap orang yang memiliki hak tersebut, niscaya hilanglah bahaya (dari istilah persamaan) ini dan (kalimat yang) diungkapkan akan menjadi selamat dari makna yang batil. Karena itu selamanya tidak ada di dalam al-Qur’an ayat yang berbunyi : “Sesungguhnya Allah memerintahkan persamaan”. Tetapi yang ada adalah :
إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ
Sesungguhnya Allah memerintahkan keadilan. [An-Nahl :90]
��َإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ
Dan jika engkau menghukumi manusia maka hukumilah dengan adil. [An-Nisa’ : 58]
Maka orang yang mengatakan “Islam adalah agama persamaan” telah salah, akan tetapi yang benar adalah “Islam adalah agama keadilan”, yang bermakna: menyamakan perkara yang sama dan memisahkan perkara yang berbeda. Jika yang dia maksudkan dengan persamaan adalah makna keadilan di atas tetapi dia menggunakan istilah persamaan, maka orang ini salah dalam memilih kata/istilah walaupun yang dimaksudkan benar.
Karena ini mayoritas ayat al-Qur’an meniadakan persamaan seperti :
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لاَ يَعْلَمُونَ
Katakanlah: “Adakah orang yang mengetahui sama dengan orang tidak mengetahui? [Az-Zumar : 9]
هَلْ يَسْتَوِي اْلأَعْمَى وَالْبَصِيرُ أَمْ هَلْ تَسْتَوِي الظُّلُمَاتُ وَالنُّورُ
Adakah orang yang buta sama dengan orang yang melihat ? ataukah kegelapan-kegelapan sama dengan sebuah cahaya ? [Ar-Ra’d : 16]
لاَ يَسْتَوِي مِنكُم مَّنْ أَنفَقَ مِن قَبْلِ الْفَتْحِ وَقَاتَلَ أُولاَئِكَ أَعْظَمُ دَرَجَةً مِنَ الَّذِينَ أَنفَقُوا مِن بَعْدُ وَقَاتَلُوا
Tidaklah sama orang yang berinfaq dan berperang sebelum datangnya kemenangan (fathu Makkah), mereka lebih besar derajatnya dari pada orang yang berinfaq dan berperang sesudah kemenangan kemenangan (Fathu Makkah). [Al-Hadid : 10]
لاَ يَسْتَوِي الْقَاعِدُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ غَيْرُ أُوْلِى الضَّرَرِ وَالْمُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللهِ
Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (tidak turut berperang ) yang tidak memiliki udzur dengan orang yang berjihad di jalan Allah. [An-Nisa: 95]
Dan selamanya tidak ada satu huruf pun dalam al-Qur’an yang memerintahkan persamaan, yang ada hanyalah ayat yang memerintahkan keadilan, dan kata keadilan lebih diterima oleh jiwa.
Saya mengingatkan hal ini, supaya omongan kita tidak seperti ocehan beo, karena sebagian manusia meniru ucapan orang lain tanpa perenungan, tanpa dipikirkan apa isinya, siapa yang membuatnya dan apa maksud kata tersebut menurut orang yang membuatnya.
Syaikh Abu Bakar al-Jazairy berkata dalam Minhajul Muslim hal. 459 : “Jika ada orang yang bertanya : Mengapa Islam tidak mewajibkan pembebasan budak, sehingga seorang muslim tidak memiliki alternatif lain dalam hal ini?
Jawabannya : Sesungguhnya Islam datang pada saat perbudakan telah tersebar dimana-mana, karena itu tidaklah pantas bagi syari’at Islam yang adil, yang yang menjaga jiwa, harta dan kehormatan seseorang manusia untuk mewajibkan kepada manusia agar membuang harta mereka secara sekaligus. Sebagaimana juga, banyak budak yang tidak layak untuk dimerdekakan, seperti anak-anak kecil, para wanita, dan sebagian kaum laki-laki yang belum mampu mengurusi diri mereka sendiri dikarenakan ketidak mampuan mereka untuk bekerja dan dikarenakan ketidak tahuan mereka tentang cara mencari penghidupan. Maka (lebih baik) mereka tetap tinggal bersama tuannya yang muslim yang memberi mereka makanan seperti yang dimakan tuannya, memberi mereka pakaian seperti yang dipakai tuannya, dan tidak membebani mereka pekerjaan yang tidak sanggup mereka kerjakan. Ini semua adalah beribu-ribu derajat lebih baik dari pada hidup merdeka, jauh dari rumah yang memberi mereka kasih sayang dan jauh dari perbuatan baik kepada mereka untuk kemudian menuju tempat yang menyengsarakan laksana neraka jahim”.
KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas penerjemah menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Perbudakan saat ini masih diakui oleh Islam.
2. Syarat untuk diperbudaknya seorang manusia adalah :
(a) Kafir (non Muslim)
(b) Menjadi tawanan kaum muslimin
(c) Ditawan karena peperangan
(d) Panglima perang muslim tidak memberikan alternatif lain kepada orang tersebut.
3. Islam menilai seorang budak sebagai saudara bagi tuannya.
4. Disisi lain, Islam mengusahakan kemerdekaan seorang budak dengan beberapa jalan, baik secara paksa maupun sukarela atau sebagai kafarah (penebus) dosa.
0 notes
kerahlekung · 4 years
Text
Lantik kluster penyamun & kawaq untuk pantau GLC...
Lantik kluster penyamun & kawaq untuk pantau GLC....
Bila dapat kat dia, alasannya MP-MP nak memantau. Kita lantik pengerusi GLC ini utk bangunkan GLC bukan makan gaji dan elaun sekadar jadi tukang pantau. Ingat mandor estate ke? Dr. Mohd Zuhdi Marsuki, meh sini ana ajar enta dunia korporat. Yang memantau syarikat korporat termasuk GLC bukan Pengerusi GLC. Yang memantau ialah auditors. Setiap GLC telah melantik Group Internal Auditor dan External Auditor mcm KPMG, EY, PWC dan sebagainya.  Bukan kerja Pengerusi GLC nak pantau syarikat ni. Balun duit syarikat lagi ada. Kalau tak reti sehabuk bab korporat, pegi tipu walaun PAS cukup laa. Pehe dop? - Ariff Kadir Al-Katami Dulu bukan main lebai berkokok kononnya GLC ini elok diserahkan kpd golongan teknokrat dan profesional bukan orang politik. Sekarang, apa jadi? Senyap sepi bila dpt jawatan.
Alohhh laaa lebai kelarah oiii..nk menipu kelentong pun,gunalah logik akal sikit..Nak pantau GLC tu,kalau reti?Apa ilmu yg geng2 bengap kamu ada berkaitan dgn GLC yg nk dipantau?Ilmu tunggu Gaji dan Elaun?Bongok tu biarlah bertebing.. Nak pantau konon..Habis tu yg ranap segala GLC di Kelantan ngeri geng2 kamu tu,hasil drp geng2 kamu pantau kot? a. Komplek Perkayuan Kelantan yg bina sejak 26hb Jan 1979,tp skrg dah tergadai..siapa yg pantau? b. Hotel Perdana di KB,siapa yg jual? c. Perdana Resort,PMBK Sawit,Rumah Sri Kelantan,Tanah Lembah Sireh dan Tanah PMBK,di mana srkg?Siapa yg pantau semua itu?Semuanya di negeri Kelantan..Takkan Dap juga yg pantau dan tadbir? d. Cukup2lah jual kelentong dan auta merata tempat..Kamu ingat semua org kamu blh tipu? Terdedah segala pembohongan dan hipokrasi yang cuba disembunyikan selama lima tahun kebelakangan ini. - f/bk
Jangan bermain2 semasa PKP...
Tak sampai hati nak share video sekumpulan anak-anak yang dikepung anggota polis sebab keluar dan berlonggok waktu PKP. Kalau siar mungkin memalukan mak bapa, tapi video itu sangat cute pada aku. Anak-anak kampung memang cute, mereka suka bermain, suka ikut kawan-kawan dan kadangkala akan pergi jauh dari rumah mereka. Itulah kebebasan mereka dalam dunia mereka yang menyambah pengalaman masa kanak-kanak. Cara brader polis itu menggempaq mereka juga sangat lembut dan berkasih sayang. Polis bukannya nak bertindak pun, cuma gertak supaya mereka cuak, lagipun anak-anak kampung mana reti bab wabak, covid19, perintah kawalan pergerakan dan sebagainya. Dalam jiwa dan keinginan mereka hanya untuk bermain dan berkumpul dengan kawan-kawan. Sewajarnya inilah masa yang amat sesuai untuk para ibu bapa rapat dengan anak mereka, menerangkan secara mudah apa itu wabak, kenapa kerajaan halang keluar melepak dan pendekatan agama bagaimana menghadapi suasana wabak. Anak-anak aku walaupun dah akil baligh dan telah bekerja, hal pertama aku cakap ialah apa saranan dan larangan Nabi ketika wabak menyerang, kenapa larangan solat jemaah ketika hujan lebat dan semasa wabak. Lepas mereka faham, aku lihat anak aku tak ada lagi fikir McD, lepak KFC, pergi mall untuk shopping dan sebagainya. Balik ke anak-anak tadi, aku terharu dan sebak juga bila brader polis tu borong semua kueh kipap yang salah seorang anak-anak itu buat jualan. Nampak jelas, polis dan masyarakat berpisah tiada. Jika tersasar mereka mendidik yang tidak tahu asas undang-undang dan peraturan dan berikan petunjuk supaya patuhi perintah pihak kerajaan. Memang bertugas di kawasan kampung atau di bandar, cabarannya berbeza. Namun kemesraan anggota polis dan orang awam menjadi pemangkin untuk kita daulatkan negara kita untuk patuhi undang-undang. Selamat bertugas kepada barisan hadapan polis, tentera dan pasukan beruniform lainnya. Semoga terhindar dari terkena wabak membunuh sekarang ini. - Abg Aim
A return to the dark days of UMNO...
The Covid-19 pandemic has not stopped backdoor Prime Minister Muhyiddin Yassin from continuing his relentless quest to consolidate power by pushing out appointees of the former government in key agencies and GLCs and replacing them with his own supporters. To some extent, this is understandable; Pakatan Harapan did the same. What is shocking, however, is the way these appointments are being dished out and the calibre of the people who are being appointed. The power play has become so blatant that all Perikatan Nasional members of parliament are now set to be appointed heads of GLCs or other agencies (according to media reports quoting Takiyuddin Hassan, minister in the Prime Minister’s Department). Clearly, Muhyiddin is throwing all caution to the wind in a frenzied effort to secure the support of his MPs before parliament reconvenes; he’s purchasing their loyalty with high-paying patronage appointments. It is the most crude, unscrupulous and blatant abuse of power we’ve ever seen. What is equally troubling is that Muhyiddin is putting some of the key but troubled agencies into the hands of political appointees who are simply not up to the task of providing the kind of leadership that these agencies desperately need. Take, for example, the appointment of Machang MP and former deputy minister of rural and regional development, Ahmad Jazlan Yaakub, as chairperson of FELDA. He replaces the highly respected, experienced and apolitical Bakke Salleh who was seen by industry players as a steady hand at the helm of an agency with serious legacy issues. In making the appointment, officials said that Jazlan’s “experience would help to boost the sustainable development of the palm oil industry.” Really? What exactly is his experience? 
A lifelong UMNO political hack, Jazlan’s career has been distinguished only by its mediocrity though he did briefly make headlines when he complained that there were too many homosexuals in Kelantan (as reported in the Star, 3rd March 2017). And now he gets to play a lead role in one of the country’s most important sectors for which he will be paid handsomely, of course. With more than 5.9 million hectares under cultivation and smallholders contributing 40% of the country’s oil palm production, it is a sector that affects the lives of thousands of people. Many will no doubt remember that it was UMNO cronies who made a complete mess of FELDA the last time they helmed the agency, leaving taxpayers to foot the bill for all the corruption, profligacy and mismanagement that occurred. If there’s one thing the FELDA fiasco should have taught us, it is the absolute folly of putting politicians in charge of such agencies. It is a lesson that Muhyiddin now seems willing to put aside for the sake of political expediency. Astonishingly, Takiyuddin sought to justify the appointment of MPs to head GLCs with the mindboggling argument that they are “all qualified” by virtue of being MPs. Being elected an MP doesn’t suddenly make a person wise, highly qualified and capable of helming  important economic portfolios.
The asinine ideas of some of these parliamentarians – flying cars, black shoes, spoonfuls of palm oil, air suam, Doraemon and Tik-Tok, to name a few – should at least tell us something about their leadership abilities. Besides, going by the trials now underway, some of the most corrupt people in the country are also parliamentarians. At a time when the nation is faced with both a grave health crisis and growing economic challenges, at a time when we need the brightest and the best to be in charge, we have the great misfortune of having a cabinet of self-serving, power-hungry deadbeats  and doraemons, and now, clueless political hacks heading up GLCs and key agencies. Muhyiddin and his coalition of double-dealers brought down the government we elected; now they are jeopardising the nation’s economic future as well with these ill-advised and reckless appointments. There should be no doubt that we are now fully returned to the dark days of the UMNO era. As soon as the pandemic is over, it will be incumbent on us all to mobilize once more in a great struggle to oust this backdoor government at the next election. - Dennis Ignatius 
“Government that cares for 
you and its MPs too”...
Aabout a week ago Focus Malaysia reported that more Perikatan Nasional MPs would be offered plum chairmanships of government linked companies (GLCs) as Prime Minister Muhyiddin Yassin endeavours to strengthen his grip on power ahead of any eventualities when Parliament is finally convened. A number of high profile sackings and resignations at GLCs seem to point towards this plan being in motion, although Pakatan Harapan leaders have assured Muhyiddin there will be no motion of confidence tabled when the Dewan Rakyat convenes. Instead they call for the sitting to be expedited to validate the stimulus packages announced by the government and to consolidate non-partisan efforts in the face of the economic and health crisis forced upon the nation by Covid 19. As the days went by, PAS began congratulating some of its MPs who had received appointments. Yesterday, PAS secretary general Takiyuddin Hassan confirmed that all PAS MPs who were not appointed as ministers, deputy ministers or special envoys, would be handed charimanships of GLCs, stating that they were all qualified as they were members of parliament. This contradicts PAS’ stand when Pakatan Harapan was inpower.
We received a list, which was spread over Whatsapp, of Umno and Bersatu MPs who were expected to helm GLCs. Some of them seemed to be confirmed, such as Sabak Bernam MP Fasiah Mohd Fakeh’s appointment to chair the Social Security Organisation (SOCSO or Perkeso in BM), although Malaysiakini did report some compliance issues in this appointment. Ahmad Jazlan Yaakub’s appointment as MPOB chairman corresponded with the purported list, after former chairman Zakri Khir tendered his resignation.  Excerpts from the FocusM report here: The Malaysian Reserve reported on April 3 that Dr Nungsari Radhi stepped down from Khazanah Research Institute. Nungsari is also Malaysian Aviation Commission executive chairman. Other leadership changes include the termination of Datuk Noripah Kamso as Bank Rakyat chairman on April 3. Her contract was due to expire only in December this year. On April 1, Malay Mail reported that Datuk Noor Farida Mohd Ariffin had been removed as Human Resource Development Fund (HRDF) chairman. Her entire board was sacked, too. Noor Farida had been replaced by Datuk Nelson Renganathan, the chairman of Regent International School and former MIC Youth chief.  News portal Free Malaysia Today also reported today that Mohamad Nageeb Ahmad Abdul Wahab’s job as Felcra chairman was also hanging in the balance. – April 7, 2020 And yesterday,, reports surfaced about the potential of Pengerang MP Azalina Othman Said set to replace DAP’s Teluk Intan MP Nga Kor Ming as the deputy speaker of the Dewan Rakyat, also as stated in the list circulating via Whatsapp. Among other interesting predictions set by the list is the number one sought after GLC post, that of the Petronas chairman, vacant following the resignation of Hassan Merican last month in the wake of Perikatan’s political coup, which the list alleges is to be filled by Gua Musang MP and Umno veteran Tan Sri Razaleigh Hamzah.
Among the high-profile appointments alleged by the circulating list is that of Arau MP Shahidan Kassim to head Felda Global Ventures (FGV), the international arm of the Federal Land Development Authority (FELDA), which itself is alleged to be set to be headed by Besut MP and former Higher Education Minister Idris Jusoh. Talk is that Umno stalwart and former Kedah Menteri Besar Mahdzir Khalid is set ot be the Telekom Malaysia chairman, and this also corresponds with the list of allegations circulating on Whatsapp.
Other allegations made by the list are that about Tanjung Karang MP Noh Omar to head shipping giant MISC, while the bigger allegation made is about UMNO deputy president Mohamad Hassan to head Tenaga Nasional Berhad (TNB), seen more to consolidate Umno’s support, as Tok Mat is not an MP, but Rantau assemblyman. Another allegation concerns Tabung Haji, the bodies mired by yet unresolved controversy, which is alleged set to be headed by Sabah Bersatu chief Hajiji Mohd Nor, the Sulaman assemblyman, who is another non-MP made part of the list of allegations.
Interestingly, these appointments are set to come after Muhyiddin announced the stimulus package for Covid 19, which included relief packages for citizens affected financially by the Movement Control Order (MCO), with the first phase of monetary aid disbursed last week. “I know that this is not a government that you elected, but I want you to know that this is a government that cares about you,” Muhyiddin announced after detailing the length and breadth of the aid to be disbursed to the people, although the execution of the GLC power consolidation plan seems to have been executed with as much urgency.  With chairmanships running on monthly wages in the tens of thousands or more, Perikatan Nasional MPs have no reason to question how much more Muhyiddin cares about them either.–talkedabout.org
Sketsa kerajaan tebuk atap Penyamun Nasional (PNipu) lepas buat 
u-turn kantoi dengan kebebalan menteri rambut stail longkang.
Tumblr media
cheers.
Sumber asal: Lantik kluster penyamun & kawaq untuk pantau GLC... Baca selebihnya di Lantik kluster penyamun & kawaq untuk pantau GLC...
0 notes
Photo
Tumblr media
*KALENDER HARIAN* 🗓 *Sabtu* *3 Sya'ban 1441 H* *28 Maret 2020 M* 📖 *Hadits Pilihan* *Syarah Riyadhush Shalihin* (Karya Imam An-Nawawi, Syarah: Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali) *Bab 74: _Al-Hilmu_ (Sabar Tidak Cepat Marah), _Al-Anat_ (Kehati-hatian), _Ar-Rifqu_ (Kelembutan)* *Hadits No. 640* وعن أبي يعلَى شدَّاد بن أَوسٍ رضي اللَّه عنه ، عن رسول اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قال : « إِنَّ اللَّه كَتَبَ الإِحسَان على كُلِّ شَيءٍ ، فإِذا قَتلتُم فَأَحسِنُوا القِتْلَةَ وَإِذَا ذَبحْتُم فَأَحْسِنُوا الذِّبْحة وليُحِدَّ أَحَدُكُم شَفْرتَه وَليُرِحْ ذَبيحَتَهُ » رواه مسلم Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus _radhiyallahu ‘anhu_, dari Rasulullah _shallallahu ‘alaihi wasallam_, bahwasanya beliau bersabda: *“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan perlakuan baik terhadap segala sesuatu. Oleh karena itu, jika kalian membunuh maka lakukanlah dengan baik, dan jika kalian menyembelih maka sembelihlah dengan baik. Dan hendaklah salah seorang di antara kalian mempertajam pisaunya dan membuat tenang (nyaman) binatang yang disembelihnya.”* (HR. Muslim) *Kandungan Hadits* 1. Keharusan berbuat baik kepada setiap makhluk, berlemah lembut kepadanya dan mengasihinya. 2. Kewajiban agar menekuni setiap pekerjaan, tetapi segala sesuatu itu sesuai dengan porsinya. Jadi, semua kewajiban lahiriah dan batiniah dilaksanakan dengan penuh kesempurnaan, serta berbagai larangan pun dihindari dengan sebaik-baiknya. 3. Keharusan untuk segera menghilangkan jiwa pada binatang yang boleh dibunuh dengan cara yang paling mudah. Oleh karena itu, tidak diperbolehkan menyiksa binatang di saat menyembelihnya, serta tidak boleh juga memutilasi mayat orang kafir. Karena, Nabi _shallallahu 'alaihi wasallam_ pernah melarang keras umatnya dari kejahatan mutilasi, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari di dalam hadits Abdullah bin Yazid _radhiyallahu 'anhu_. 📡 *Informasi YAJI* #Yuk Bantu Sukseskan Program Dompet Peduli Masjid *WAKAF PEMBEBASAN TANAH SD HAFIZH AL QURBAH.* SD Hafizh Al Qurbah adalah sekolah dasar penghafal Al Qur’an binaan Yayasan Amal Jariyah Indonesia. *Total Donasi :* Kebutuhan 1000 m² Rp 200.000,- / meter 🤝🏻 Bagi Anda yang ingin berpartisipasi untuk menyukseskan *Program * https://www.instagram.com/p/B-QsyQbA9bQ/?igshid=1aw1kyi4m1b0k
0 notes
Text
Benarkah Orang yang Beriman kepada Tuhan Tidak Peduli tentang Keluarga Mereka?
youtube
Benarkah Orang yang Beriman kepada Tuhan Tidak Peduli tentang Keluarga Mereka?
                                               2019-06-18  30
Mu Xinping (Istri Pengerja Departemen Pekerjaan Front Bersatu kota praja): Xiaoyi, Xiaorui. Aku ingin bicara dengan kalian. Aku setuju percaya Tuhan itu baik. Membantu ke jalan yang benar. Jadi, karena tahu kalian percaya Tuhan, aku lega; tak perlu cemas kalian tersesat. Tetapi kubaca dokumen pemerintah yang memperingatkan, ada umat Tuhan Yang Mahakuasa meninggalkan keluarganya demi menginjil. 
Beberapa bahkan tak menikah seumur hidup. Dokumen itu juga menyebut pemerintah akan menahan sekelompok umat Tuhan Yang Mahakuasa, dan membunuh yang lain! membunuh bukan masalah. Dan sesuatu seperti, "Tentara tak akan ditarik…", sebelum "larangan dicabut." Banyak umat Tuhan Yang Mahakuasa dipenjara, dilukai, dibuat cacat. Beberapa umat kehilangan pekerjaan bahkan keluarga mereka hancur. Kabarnya, menanggapi semua ini, umat itu tidak peduli pada keluarganya. Xiaoyi, Xiaorui, apa menurut kalian ini benar? Aku harus mengatakan ini, kalian tidak boleh menolak pernikahan, atau meninggalkan keluarga. Jika iman kalian seperti ini, kumohon, jangan percaya pada Tuhan Yang Mahakuasa, tolong ingat itu.
Zheng Rui (Seorang Kristen): Ibu tahu iman menuntun ke jalan yang benar, itu bagus! Jika Ibu paham penampakan dan pekerjaan Tuhan bagi keselamatan manusia, Ibu juga akan percaya dan mengikuti Tuhan. Tuhan Yesus berkata: "Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, Tidak ada orang yang meninggalkan rumahnya, atau orangtuanya, atau saudaranya laki-laki, atau istrinya atau anaknya karena kerajaan Tuhan, yang tidak akan menerima kembali berlipat ganda di masa kini dan di zaman yang akan datang ia akan menerima hidup kekal" (Lukas 18:29-30).
Zheng Yi (Seorang Kristen): Dia juga berkata, "Dan siapa yang tidak memikul salibnya, dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Ia yang mempertahankan nyawanya, akan kehilangan nyawanya, dan ia yang kehilangan nyawanya karena Aku, akan mendapatkannya" (Matius 10:38-39).
Zheng Rui: Betul, Bu. Jika Ibu membaca perkataan Tuhan Yesus, Ibu akan tahu seperti apa umat Tuhan Yesus sebenarnya. Pengikut seperti inilah yang paling dibenci PKT. Bu, apa Ibu tahu alasan mereka mengikuti-Nya begini?
Mereka mengikuti Tuhan begini demi kebenaran, hidup, dan Tuhan. Mereka meninggalkan kemegahan dan kekayaan dunia, tak mendambakan kenikmatan daging, bersedia menanggung kesulitan, untuk menginjil dan menjadi saksi untuk Tuhan. Mereka begitu luhur! Tuhan memuji orang-orang seperti itu. Jika begitu, mengapa PKT membenci, memfitnah, dan mengecam mereka? Mengapa mereka ditahan dan dihukum mati? PKT mengatakan, "Tentara tidak akan ditarik sebelum larangan dicabut." Apa ini bukan kejahatan melawan Surga? Dan menentang Tuhan? Menurutku, apa yang dilakukan PKT pada umat Tuhan ini adalah tindakan kriminal dan berdosa. Tindakan kolot. Bu, Ibu harus paham bedanya.
Zheng Yi: Bu, umat Tuhan menginjil, dan menjadi saksi bagi Tuhan agar orang lain dapat diselamatkan Tuhan. Ibu lihat sendiri, dunia semakin gelap dan jahat. Manusia semakin rusak. Mereka mendukung kejahatan dan membenci kebenaran. Mereka mengikuti arus dunia yang jahat, pesta pora dan foya-foya, menikmati hiburan dosa, bahkan terang-terangan menyangkal, menentang, dan bertindak melawan Tuhan. Bu, dunia ini begitu jahat dan manusia begitu rusak, bukankah seharusnya binasa dari dulu? Alkitab menubuatkan bencana di akhir zaman. Kita harus kembali pada Tuhan Yang Mahakuasa, terima penyucian dan keselamatan dari-Nya, atau akan binasa oleh malapetaka. Sekarang malapetaka tak terhindarkan; manusia menghadapi penghancuran total. Dengan mengungkapkan kebenaran di akhir zaman, inkarnasi Tuhan Yang Mahakuasa sudah memulai pekerjaan-Nya, untuk menghakimi dan menyucikan manusia agar dapat diselamatkan dari dosa, dibawa ke Kerajaan Tuhan. Menurutmu, bukankah ini kabar gembira? Tuhan datang menyelamatkan manusia. Bukankah itu kasih Tuhan? Jika manusia ingin diselamatkan, hanya ada satu cara sekarang. Yaitu menerima penghakiman Tuhan Yang Mahakuasa dan disucikan dari kerusakan, hingga selamat dari malapetaka dengan perlindungan Tuhan. Umat Tuhan Yang Mahakuasa paham keinginan Tuhan untuk menyelamatkan manusia. Mereka rela korbankan kenyamanan hidup, dan lawan penganiayaan PKT, untuk berkhotbah dan bersaksi atas Injil Kerajaan Tuhan Yang Mahakuasa. Orang beriman menanggung semua agar lebih banyak yang bertahan hidup melalui penyelamatan Tuhan. Ini melakukan kehendak Tuhan, Bu! Sama seperti Tuhan Yesus katakan, "Pergilah ke seluruh dunia, dan beritakan Injil kepada semua makhluk" (Markus 16:15). Tuhan Yang Mahakuasa berkata: "Sebagai anggota umat manusia dan orang Kristen yang taat, kitalah yang bertanggung jawab dan wajib untuk mempersembahkan pikiran dan tubuh kita untuk memenuhi amanat Tuhan, sebab seluruh keberadaan kita berasal dari Tuhan dan kita ada berkat kedaulatan Tuhan. Apabila pikiran dan tubuh kita bukan dipersembahkan untuk amanat Tuhan dan bukan untuk perjuangan kebenaran bagi umat manusia, maka jiwa kita tidak akan layak bagi mereka yang telah menjadi martir demi amanat Tuhan, bahkan lebih tidak layak lagi bagi Tuhan, yang telah menyediakan segalanya untuk kita" (Firman Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia). Ibu, Ayah, apa kalian pikir umat Tuhan Yang Mahakuasa tak menyadari risiko menginjil? Jika berpikir begitu, kalian salah. Menginjil itu kehendak Surga dan umat. Tindakan bermoral dan luhur! Tetapi PKT mengkhianati kehendak Surga dan umat, dengan mengecam kebajikan orang Kristen dan penganiayaan brutal. Sejumlah besar orang Kristen jadi telantar dan tuna wisma. Banyak yang ditangkap dan dipenjarakan, sebagian lagi dianiaya sampai mati! Pemerintah PKT mengakibatkan kehancuran begitu banyak keluarga Kristen. Namun pemerintah mengatakan iman pada Tuhanlah yang membawa kehancuran keluarga mereka. Bukankah ini terang-terangan menyimpangkan fakta? Andai PKT tidak menangkapi umat Kristen, situasinya pasti berbeda. Bukankah PKT yang berdosa karena menganiaya orang Kristen? Tidak ada yang salah dengan memercayai Tuhan. Banyak orang di seluruh dunia percaya Tuhan dan keluarga mereka tetap utuh. Bukan begitu? Ada orang bodoh yang masih diperdaya rumor tak masuk akal PKT. Mereka tidak menyalahkan PKT yang menganiaya orang Kristen, justru menyalahkan orang Kristen karena percaya Tuhan. Bukankah ini tolol dan konyol? Ibu, Ayah, harus bisa memahami kebenaran. Jangan percaya rumor PKT yang tak masuk akal.
Mu Xinping: Sekarang setelah mendengar kalian, aku paham. PKT memenjarakan banyak umat Tuhan, membunuh dan menghancurkan begitu banyak keluarga, tapi malah menyalahkan korban, dan berkata merekalah yang sesat karena mempercayai Tuhan. Ini jelas penyimpangan fakta! Pemerintah Tiongkok sungguh keji dan kejam. Umat Tuhan lebih memilih menanggung penganiayaan pemerintah, dan berkhotbah injil untuk menyelamatkan orang lain. Sangat mengagumkan. Mereka sungguh berjiwa luhur!
dari naskah film "Pendidikan Cuci Otak Komunis Di Rumah"
0 notes