Tumgik
chanifainun-blog · 7 years
Text
—Namamu— Peluh bercucuran dari jidat dan pelipisku. Aku menyekanya lagi. Barangkali ini kedua puluh kalinya sapu tangan lorengku basah oleh keringatku. Tapi, sial. Aku masih belum mampu membuat barang satu kalimatpun. Aku melotot. Kupandangi sobekan kertas di mejaku. Pinsilku kugenggam lebih erat lagi. "Jangkrik!", umpatku. Lagi-lagi aku tak mampu menulis. Pening mulai menggerogoti isi kepalaku. Panas menjalar ke sekujur badanku. Aku sendiri tak tega melihat keadaanku. "Istirahatlah. Jangan kau paksa. Kau bisa tumbang". Aku berjingkat. Kaget bukan kepalang. Tiba-tiba suara itu berbisik pelan di telingaku. "Tenanglah. Aku sudah terlatih untuk kalah", aku menimpalinya. Kulayangkan pula senyum setengah terpaksa. Baiklah. Akan kucoba lagi. Permukaan kertas dan pinsilku mulai beradu. Denyit tak beraturan mulai memekik. Aku mengernyitkan dahi. "Ahai! Satu kalimatku telah jadi!" Aku girang bukan main. Kulihat sekali lagi, memastikan. "AKU RINDU" Sial! Aku lupa menaruh objek dalam kalimatku. Yang seharusnya itu namamu. 12 Juli 2017
10 notes · View notes
chanifainun-blog · 7 years
Text
Pagi-pagi sekali tadi, saat saya masih tidur dngan pulsnya, tersebab malam yang kurang saya gunakan untuk tidur, tiba-tiba HP saya berdering, pertanda ada telepon masuk. Tapi dengan nomor yang tidak saya kenal. Dengan malas saya mengangkatnya. Saya seperti pernah kenal dengan suara di seberang sambungan telepon ini.  Dengan kantuk yang bergelantungan di kelopak mata, saya sapa, "assalamualaikum, siapa ya? Ah, sial. Dia tidak menjawab. Saya malas menunggu. Saya tutup teleponnya demi melayani kantuk yang semakin memaksa.  Beberapa menit setelahnya, HP kembali berdering. Ah, mengganggu saja. Dengan malas pula saya angkat, ternyata dia adalah teman saya yang sekarang berada di Gorontalo demi prasyarat kelulusan kuliah.  Jujur, saya kangen dia. Lama tidak meneguk kopi bersama. Dia masih sama. Cerewet sekali. Sangat cerewet. Dengan semangat dia meminta saya mempersiapkan perlengkapan untuk mewujudkan wacana-wacana yang telah dibangun sebelumnya, dari satu warung kopi ke warung kopi yang lain. Ah, iya. Hal itu telah lama terbengkalai karena kesibukan masing-masing. "Ya, akan saya persiapkan sampai kamu kembali ke Jogja lagi". Kemudian dia bertanya, "penggalan-penggalan katamu kok bagus-bagus, apa kamu sedang ada masalah?" Hah? Apa ketika ada masalah akan otomatis membuat tulisan tertulis begitu saja? Memang saya sering merasa punya masalah-masalah yang saya tulis akhirnya. Apalagi dalam masalah percintaan saya adalah pecundang. Saya tidak mahir sama sekali! Sama sekali tidak mahir. Sehingga menjerumuskan saya dalam kubangan kebimbangan dan gamang (bahasa kekiniannya, galau). Sejenak terdiam, lalu saya jawab pertanyaannya itu, "wah, tidak tidak. Saya ndak ada masalah sama sekali. Entah saya merasa kudu seperti itu. Di masa liburan seperti ini, tidak lagi dikungkung oleh rutinitas-rutinitas fisik dan mobilitas" Obrolanpun terputus dikarenakan operator penyedia layanan telekomunikasi yang berbeda.
0 notes
chanifainun-blog · 7 years
Text
Ingus
Ingus; nomina yang merupakan morfom bebas. Analisis kajian sintaksis menyimpulkannya sebagai lendir. Biasa keluar saat flu.
Ingusan; afiks -an dengan bermakna “akibat” telah merubah nomina menjadi adjektiva dalam satuan arti “ki” di kbbi.
Anak ingusan; kajian semantik memberi kesimpulan bahwa umumnya ia menggemaskan. Pada titik tertentu ia sangat menjengkelkan.
Semarang, 24-06-2017
1 note · View note
chanifainun-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
Yesus lahir dalam kesederhanaan, dan sebagian umatnya merayakan dalam pesta yang mewah, mubadzir dan banyak biaya. Pun islam, puasa yang seharusnya menahan, dipuncaki lebaran yang boros membuang-buang uang. Momen spiritual yang seharusnya membuat banyak umat merenung ke dalam, malah menjadi ajang hedonis, belanja besar-besaran. Para Nabi mengajarkan kesederhanaan, agar kelak bisa menikmati kelebihan di surga. Umatnya tak sabar, sibuk bangun surga di bumi, dan tak serius mengejar surga di kelak kemudian hari. Sementara aku sibuk ngeles, tak penting surga, yang penting ridha Tuhan saja, baik di sini atau di sana nanti. Sebuah kalimat yang seolah terdengar bijaksana, sebagai topeng penutup karena malas ibadah dan tak pernah berlaku bermanfaat. Mau ketemu ridha Tuhan darimana, kalau yang aku lakukan hanya kesombongan dan selalu merasa paling benar. (Fanpage Facebook: Anda Bertanya Kiai Jarkoni Asal Menjawab) #selamat_berbelanja #semoga_selalu_bisa_menikmati_delusi_beragama
0 notes
chanifainun-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
Pada akhirnya, kemana lagi kita akan mudik? #mudik #lebaran #2017
0 notes
chanifainun-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
Setiap jiwa membawa potensi masing-masing. Tidak memandang usia, setiap jiwa membawa keistimewaannya masing-masing. لكل شخص مزية. Adik saya memahami Anime Naruto dengan caranya sendiri, salah satunya memahami Hokage Minato, ayah Naruto. #mosi #knowledge #اعتراف #naruto #minato
0 notes
chanifainun-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
14 April 2017 FATALIS Aku ingin menulis puisi. Namun kata-kataku telah sumbang karena dibungkam. Aku ingin berteriak membaca puisi. Namun suaraku terah parau tersebab saat-saat yang terisi igau. Aku ingin berjalan mencari puisi. Namun langkahku terserempang onak-benalu, kerikil-bebatuan. Aku ingin membungkuk memungut puisi. Namun cecerannya teramat sukar terurai bercampur najis. Aku ingin diam memandang puisi. Namun pandanganku kosong terhalang pekat kabut 'medhon'. Lalu, aku hanya bisa duduk mengikat lutut,  memindai jempol kaki, menyangga dagu. Tak ada puisi, tak ada elegi. #sastra #puisi #fatalis
0 notes
chanifainun-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
-Hal Yang Lumrah- Seperti malam yang mencintai gulitanya. Seperti jurang yang mencintai curamnya. Seperti palung yang mencintai dalamnya. _ Alkisah, seorang pemuda begitu memusuhi malam. Saat malam menjelang, ia mengumpat-meradang sejadi-jadinya. Seperti hari-hari yang lalu, malam selalu memaksanya terlelap. Yang ditakutinya, dalam lelap ia terus disambangi sesosok makhluk yang ingin ia hindari. Bukan karena benci, namun ia teramat mencintai. _ Kau tak harus bersusah payah untuk membuat, Malam menjadi gulita. Jurang menjadi curam. Palung menjadi dalam. Akan tetapi, Tiada simpul kau bentuk tanpa menghubungkan kedua ujungnya. Tiada kemah menegak tanpa kau hujamkan pasak. Tiada layar terkembang tanpa kau tegakkan tiang pancang. _ Di suatu senja yang merah, nampak seorang pemuda yang meringis kesakitan di samping tenda kemahnya. Lalu ia teringat seseorang pernah berkata, "sakit yang dirasa oleh hati lebih menyiksa dari pada luka lepuh dari sengatan panas api". Seketika ia ingin membuktikannya. Bergegaslah ia ke api unggun yang nyalanya sedang membara. Dijulurkanlah tangannya. Heran, ia tak merasakan sakit di tangan. Lalu ia ceburkan dirinya di dalam kobaran. Namun nahas, ia meregang nyawa dalam kobaran api. Membawa sejuta penasaran dan satu barel sakit oleh hati. _ Hasrat dalam dirimu itu dipengaruhi oleh stimulus orang-orang di sekitarmu. Dan, Tiada tutur santun kau dapat tanpa kau tampakkan budi nilai adat istiadat. Tiada senyum simpul kau lihat tanpa kau semai perangai berakhlak luhur. Tiada kemarahan kau terima tanpa kau tebar ranjau kedzaliman. ______ |Sepanjang langkah, 3-18 April 2017| #puisi #sastra #elegi #balada #ode #satire #surealis #naturalis
0 notes
chanifainun-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
-TUAN-TUAN YANG TERHORM(KEPAR)AT, SAYA KISAHKAN PADA ANDA- ____________ Syahdan. Dikisahkan di sebuah nagari yang dilihat sangat makmur kisah tuan-tuannya. Pertumbuhan ekonomi yang tiada kurang angka tiap tahunnya.  Akan tetapi, jauh di sekat kisah indah itu, ada kisah pilu. Saya kisahkan ini ke hadirat tuan-tuan sekalian. "Bapak, saya butuh uang saku untuk bekal sekolah", kata Mas. "Sepeda Mas juga butuh ke bengkel pak", lanjutnya. "Ibu, adik sepatunya sudah menganga seperti minta makan. Teman-teman selalu menertawai adik, bu". Lanjut adiknya. "Pak, Bu, Mbak harus membeli buku-buku sekolah. Kata guru wajib dibelinya". kata Mbaknya. "SPP Mbak juga belum terbayar, bu". imbuh Mbaknya. Dihelanya nafas Bapak. Diusapnya punggung Bapak oleh Ibu. "Mas, adik, Mbak, bapak sudah tidak bekerja. Ibu juga sudah sering sakit-sakitan. Tak kuasa ibu bekerja. Ladang bapak sudah dijual saat kenaikan kelas kalian. Kalian yang sabar dulu. Semoga bapak lekas dapat kerjaan". kata ibu lirih (untuk tidak menyebut sedih). Rumah itu mendadak sepi, dingin, senyap.  Amboi. Terharu saya tuan-tuan sekalian. Sepertinya akan tetap sama saja tuan. Anda tak mendengarnya. Disibukkan oleh tawa gurau melengking tuan, yang memekakkan telinga tuan sekalian.  Sampai kapanpun, tuan tak akan dengar keluarga itu. Juga keluarga serupa lainnya. Tinja mereka tak mau keluar tuan. Karena tiada yang bisa dimakan.  Tak seperti tinja tuan, yang tinjanya belepotan sampai ke muka (Krapyak, 4 Maret 2017) __________ #monolog #dialog #puisi #sastra #ode #balada #romance #satire #elegi #bising #mati
0 notes
chanifainun-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
-AKU HANYA INGIN MENULIS NAMAMU- ___________ Aku hanya ingin menulis namamu di banyak lembar buku catatanku. Aku tidak berkata bahwa ini karena aku mencintaimu. Biar kau maknai sendiri apa maksudku. Karena, aku hanya ingin menulis namamu di banyak lembar buku catatanku. Sapardi Djoko bilang; "aku ingin mencintaimu dengan sederhana." Tapi tidak olehku. 'Sederhana' itu mengawan tinggi. Tingginya pun berbeda olehku dan olehmu. Karena, aku hanya ingin menulis namamu di banyak lembar buku catatanku. Rendra bilang; "engkau adalah putri duyung tawananku." Tapi tidak bagiku. Aku hanya sudra yang kau pun tahu tidak mungkin kutawan ningrat sepertimu. Karena, aku hanya ingin menulis namamu di banyak lembar buku catatanku. Temanku bilang; "aku tak mau mencintai kata, gambar juga suara." Tapi tidak olehku. Toh kita tidak lagi mengumbar kata, tidak lagi menyimpan gambar, juga tidak lagi mengalunkan suara. Karena, aku hanya ingin menulis namamu di banyak lembar buku catatanku. Gus Mus bilang; "kau dan aku, dua sosok dua tubuh, namun satu jiwa." Tapi tidak kau dan aku. Tidak pernah pasti kita satu jiwa. Atau mungkin, itu sesaat dulu. Lalu, aku hanya ingin menulis namamu di banyak lembar buku catatanku. Kau dan aku, hanyalah kau dan aku. Tidak satu, tidak dua, juga tidak satu-satu. Akhirnya, aku hanya akan menulis namamu di banyak lembar buku catatanku. __________ (Alun-alun Demak Bintoro, 00:32, 25 Maret 2017) #aku #hanya #ingin #menulis #namamu #akuhanyainginmenulisnamamu #monolog #dialog #puisi #sastra #ode #balada #romance #satire #elegi #sapardidjokodamono #wsrendra #gusmus #alunalundemak #aslisemarang (di Alun Alun Simpang Enam Demak)
0 notes
chanifainun-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
Salah satu aspek yang diajarkan dan dinilai dalam sekolah adalah afeksi. Bagaimana kepedulian itu dibangun, disamping aspek kognitif dan psikomotor. Sebagai implementasi dari aspek afektif dan kognitif dinilai melalui aspek psikomotor. Sebagian tokoh menilai aspek afektif dibangun dari kognitif tingkat tinggi. Namun, bagi saya afektif yang mencakup perasaan, emosi dan kepedulian lebih urgen dibanding pengetahuan kognitif. Proses pengajaran dan pendidikan ini berlangsung sekian tahun masa sekolah. Secara konsep, terhadap sistematisasi ini, kita sangat hafal betul mungkin. Sebagaimana contoh pada ilustrasi kejadian sosial ini: Anda sangat peduli dengan binatang. Kita contohkan saja kelinci. Sekian tahun anda rawat kelinci tersebut sepenuh hati. Anda tempatkan ia di satu kandang yang hanya cukup untuk satu ekor. Kemudian, di tengah jalan anda menemukan kelinci lain yang tersesat dan terbengkalai. Dengan modal kepedulian anda, anda pungut kelinci tersebut lalu anda bawa ke rumah. Lalu anda kebingungan. Disinilah kecerdasan afektif anda sedang diuji. Di satu sisi anda hanya memiliki satu kandang kecil dan telah ditempati, di sisi lain anda juga telah memungut kelinci lain. Berbekal pengetahuan yang telah anda dapatkan, langkah apa yang akan anda ambil? Menyingkirkan kelinci lama anda begitu saja, tanpa anda bekali keterampilan? Atau anda memaksakan untuk berbagi kandang, dengan konsekuensi pakan dan tempat yang terbatas? Dalam ilustrali lain, Widji Thukul mengimplementasikan fungsi afeksinya dalam puisi: Kucing, Ikan Asin dan Aku seekor kucing kurus menggondol ikan asin laukku untuk siang ini aku meloncat kuraih pisau biar kubacok dia biar mampus! ia tak lari tapi mendongak menatapku tajam mendadak lunglai tanganku aku melihat diriku sendiri lalu kami berbagi kuberi ia kepalanya (batal nyawa melayang) aku hidup ia hidup kami sama-sama makan Sebagai aspek utama dari ketiga aspek yang diajarkan dan dinilai di sekolah, kecerdasan afektif tidak semudah di lembar soal. _ Sumber Gambar: http://mybiologismart.blogspot.co.id/2016/01/pengertian-kognitifafektif-dan.html?m=1 #afekrif #kognitif #psikomotor #citacita #semuaorang #bisa #sekolah #widjithukul #puisi #sastra
0 notes
chanifainun-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
Simpan saja noktah-noktah yang sedianya kau ukir itu! Kau tak butuh retorika yang mengawang setinggi langit untuk bersatunya hatimu. Sungguh, kau hanya butuh memahami dua sifat untuk menyatukannya dalam kerangka dihibrida. 12:4:17 _____ #puisi #sastra #monohibrid #dihibrid #hibrid #noktah #retorika
0 notes
chanifainun-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
Beberapa hari ini aku tak pernah tidur malam. Entah. Aku tak tahu mengapa. Selalu saja ada rasa yang bergelanyut, meneror diri dan otakku hingga merangsek masuk memengaruhi kalbuku. Mungkin ini cerita tentang seseorang, yang kalah dan limbung di medan laga. Mungkin juga cerita tentang Gatot Kaca yang kehilangan pusaka Kutang Onto Kusumo-nya, hingga Sang Prabu tak mampu bangkit dan kehilangan wibawanya. Atau mungkin lebih tepat kisah Rama yang merutuki nasibnya, kehilangan Dewi Sinta yang diculik oleh Rahwana, sang raja Alengka Dirja. Ah. Tak tahulah apa itu. Yang pasti, aku sedang ingin menghabiskan lintingan tembakauku bersama seduhan kopi pahit yang dihadiahkan temanku. ____ #gatotkaca #ontokusumo #rama #sinta #rahwana #balada #surealis
0 notes
chanifainun-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
Teruntuk Sahabatku Tercinta, Chanif Ainun Naim ____ -GAMANG- Malam dingin ini kuterabas untuk bisa pulang. Bersama obrolan yang entah bermakna atau tidak. Denganmu berboncengan susuri pekatnya Jogjakarta. Aku yang nyetir, kau di belakang duduk manis. Dengan terkadang ingatkan jalanku. Sampaiku di kamarku, kau di kamarmu. Aku tidk tau lagi kau ngapain. Berpisah sudah kita malam ini. Kudapati nasi sisa katering jatahku.  Tak usah kutunggu lama, sikat... Dalam makanku, kuteringat kata-katamu. Kurenungi sejenak kata-kata yang sejrnak usik akal pikirku. Layakkah kita bersyukur tuk diri sendiri? Padahal banyak orang yang lebih tak beruntung.  Layakkah kubersyukur? Ketika aku bisa makan, belum tentu orang di luar sana sudah makan. Layakkah kubersyukur? Ketika aku bisa mengecap bangku kuliah? Banyak orang yang ingin kuliah, namun terbentur masalah klasik; ekonomi. Layakkah aku bersyukur? Untuk apa yang kuasa berikan kepadaku. Layakkah aku bersyukur? Untuk ketidakberuntungan yang ditimpakan pada selainku. Dalam hening malam, kutulis puisi ini, untukmu. Bersama akal pikirku yang terus-menerus harus dibuat pasrah oleh realita dunia fana. _ |Krapyak, 4 April 2017, 01:24| Dari Sahabat Tercintamu, @irfan825 _____ #sahabat #cinta #puisi #ode #sekolah #syukur #makan
0 notes
chanifainun-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
-Suplemen Pagi Yang Membuat Ingin Muntah- _ Pagi tadi, saya menemukan sebuah video yang sangat 'bajingan'. Judulnya adalah perbedaan Bapak yang kaya dengan Bapak yang miskin dalam memberi pengetahuan kepada anak dalam bekerja. Garis besarnya adalah seperti ini, kebanyakan orang miskin semakin miskin dan orang kaya semakin kaya disebabkan karena perbedaan pengetahuan tentang pekerjaan yang ditanamkan oleh kedua bapaknya. Dikatakan bahwa selama ini orang miskin tetap miskin karena kesalahan persepsi mereka di dalam memandang sebuah pekerjaan dan uang. Dengan kata lain, ikutilah cara orang yang bapaknya kaya dalam memandang pekerjaan dan memperlakukan uang. Di akhir-akhir video disebutkan bagaimana cara agar cepat kaya yang selama ini dilakukan oleh anaknya bapak kaya, salah satunya, cara mengelabuhi hukum pajak. Saya tidak habis pikir saja. Dengan entengnya berkata demikian itu. Tidak tahu apa petani-petani buruh penggarap sawah orang bekerjanya siang malam. Sering lembur nyirami tanamaannya saat tengah malam. Berebut air irigasi. Kadang sampai pisuh-pisuhan dengan tetangganya demi menggarap sawah yang bukan miliknya, dan setiap orang yang dengan kejinya digolongkan sebagai orang miskin. Saya tegaskan, mereka bekerja keras. Tidak pernah sekalipun mereka bermalas-malasan. Bisanya mereka ya seperti itu. Ha yo mbok jangan diam-diam menyebut mereka 'kurang giat', 'kurang etos kerja' dll. Saya hanya bisa misuh dan menyebut kata 'asu' berkali-kali. Sekali lagi mengatakan mereka tidak mau bekerja keras, sini, tak kepruk ndasmu! _ #petani #buruh #cap #miskin #bersabarlah
0 notes
chanifainun-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
"Mbok kamu ini jangan 'kekudung welulang macan'." __ Hidup ini kompleks. Kompleks bentuknya, pembentuknya dan kembangannya. Jika histori kehidupan itu adalah dialektik, ndak secara jelas dialektik antara apa dengan apa, siapa dengan siapa dan bagaimana dengan bagaimana yang berjalan kontinu dan konstan. Paradoks berkelindan di dalam diri kita, orang di lingkungan kita plural, budayanya multikultural. Ndak selamanya protagonis sepanjang perjalanannya jadi protagonis. Di depanmu, masing-masing orang jadi protagonis, subyek otonom, sekaligus jadi antagonis, the other.  Jangan kamu pikir protagonis adalah pasti baik. Ia hanya pemeran utama, bisa baik sekaligus biadab. Antagonis hanya didatangkan biar hidupmu ndak kaku. Masa iya kamu yang jadi pemenang terus. Kamu ya butuh antagonis, dan ia ndak selalu biadab seperti yang digambarkan siaran tivi rumah dan kosmu. Lalu, kamu hanya harus tau saja, jangan 'kekudung welulang macan'. Kamu bukan siapa-siapa. Ndak lebih unggul dari yang lainnya. ___ #hidup #life #protagonis #antagonis #kompleks
0 notes
chanifainun-blog · 7 years
Photo
Tumblr media
(Hariku Masih Sama) Orang-orang bilang, hari ini adalah hari bahagiaku. Aku tak yakin. Semestinya memang aku sudah harus bahagia menjalani hari tanpamu. Tidak hanya utuk hari ini. Bahkan di hari-hari yang lain. Kau tak tahu betapa aku harus sekuat tenaga menahan bulir-bulir ini.  Tentang rindu, tentang cemburu; dan hanya sendiri. Dengan perasaan tak berdosa, kau tanyakan perihal kebahagiaanku(?) Bahkan di hari istemewaku ini, aku tetap harus bertemu pahit-pahit yang kemarin juga menghampiriku. Sebagaimana kemarin, tatap yang kuinginkan, masih tidak berpihak kepadaku. Dan, kau tahu? Kemarin adalah saat-saat yang lebih menakutkan, melebihi hari ini.  Sudahlah. Aku malas bercerita ini. Biar saja kusimpan dukaku tentangmu, sendiri.  Seperti kemarin, dan seterusnya. 4-5-17 ____ #puisi #sastra #elegi #sendiri #alone #balada #satire #ironi
0 notes