Tumgik
#Obat Psikosomatis
suatuharinanti · 2 years
Text
Ketika kecil, mungkin diriku atau lebih banyak anak-anak lainnya banyak diajarkan tentang meraih kesuksesan, cemerlang dengan prestasi, mudah mengerjakan ujian dan mendapat peringkat, bekerja dengan gaji yang baik, bekerja di perusahaan ternama, bermanfaat untuk orang lain. Tapi, apakah kita juga diajarkan perihal, "Nanti kalau dewasa ya.. kadang pas gaji masuk, tiba-tiba tinggal dikit. Nanti kalau kamu dewasa ada kegagalan yang lebih banyak nyeseknya ya. Nanti kalau dewasa kerjaan banyak, masalah keluarga banyak, hahaha. Nanti kalau dewasa terjebak dalam ingin meraih impian atau memenuhi kebutuhan. Nanti kalau dewasa, bahkan yang terdekat tidak selalu ada."
Dewasa.
Beberapa minggu (bulan mungkin) aku merasa rasanya ingin muntah lebih sering (artinya karena rasanya banyak bayang-bayang dan pikiranku berisik jadi aku ingin muntah) dan terbukti ketika lagi nggak baik-baik saja rasa mual itu datang. Tidak hanya itu, psikosomatis lain adalah gatal-gatal yang panas dan kadang bingung datangnya karena apa. Tapi aku menyadari bahwa ada yang tidak baik dengan diriku. Begitu juga saat tidur, rasanya amat sangat jarang aku benar-benar tidur dengan nyenyak, oh pernah! Saat minum obat alergi, setelahnya aku benar-benar dipenuhi dengan mimpi-mimpi yang menurutku menganggu.
Bahkan, saat itu sulit sekali untuk bangun dari tempat tidur, pikiran berisik dan aku sangat ingin benar-benar terlepas. Rasanya seperti berada di dalam gua yang sangat gelap, serta kehilangan arah untuk berpijak. Aku tidak menyangka kalau menjadi dewasa rintangannya seperti ini. Tentu, proses ini sangat menyakitkan dan sulit. Mungkin juga nanti aku akan berkata, bahwa aku beruntung bisa ada di situasi ini. Di sisiku, aku ingin sekali melepaskan pakaian penghalang dalam diriku, berusaha untuk menjadi seseorang yang menerima diri apa adanya. Tapi pola ini tentu sulit, bahkan untuk menganalisis, "Apa yang sebenarnya kamu rasakan" aku pun menjadi ragu.
Memberikan jawaban atas solusi memang mudah, tetapi yang tersulit adalah menjadi pendengar yang baik bagi seseorang. Yap, aku memahami bahwa menjadi pendengar yang baik tentu sulit.
Kepada diriku, yuk semangat untuk pulih dari segala luka
4 notes · View notes
top100k · 6 months
Text
Tumblr media
Mengatasi nyeri sendi pada lutut quatro ➡ https://kahgo.ru/etWd5ac
🔔 BIOTRIN MEMULIHKAN PERSENDIAN ANDA - DENGAN FORMULA SHEA BUTTER
Berdasarkan ekstrak Shea Butter.
- Mempercepat proses rehabilitasi sendi.
Bagaimana kondisi persendianmu sekarang?
- Sendi berderak keras saat bergerak .
- Bengkak atau kemerahan tempat-tempat tertentu .
- Sendi bengkak .
Ada komplikasi dengan nyeri sendi.
- Dalam beberapa kasus sulit bahkan berjalan karena nyeri akut.
Biotrin memulihkan persendian Anda - dengan formula Shea Butter.
- Berkeliling menjadi lebih mudah berkat meningkatkan sirkulasi darah di persendian .
Mengapa shea butter salah satunya ekstrak paling efektif untuk pengobatan penyakit sendi?
Di Afrika, pohon shea dianggap sakral. Mengumpulkan buah dari pohon shea telah menjadi ritual kuno selama ribuan tahun. Wanita Afrika memanen buah pertama dan menggunakan lemak mereka untuk menyembuhkan luka, radang, cedera sendi dan ligamen.
Bahan Alami Biotrin membantu memperbaiki kondisi persendian.
- Tokoferil asetat Meminimalkan waktu pemulihan.
Secara efektif mengobati trombosis, mengurangi peradangan dan nyeri sendi.
Wawancara eksklusif dengan profesor legendaris yang berhasil menciptakan keajaiban. Selamat pagi, Dr. Name. Pertama, ceritakan sedikit tentang diri Anda. Tablet untuk sendi 3 tahun. Saya lahir dan belajar di Jakarta. Mengobati nyeri sendi alami xray. Hingga 2009 saya bekerja sebagai ahli ortopedi di rumah sakit setempat. Pengobatan pmk dengan formalin. Apa yang terjadi? Selama 2 tahun, kami telah mencoba segalanya untuk menyembuhkan istri saya: fisioterapi, olah raga khusus, berbagai vitamin dan suplemen makanan (kondroitin, glukosamin, dan sebagainya), gel, salep. Obat tradisional untuk persendian cina buat. Tapi itu semua sia-sia. Mengatasi nyeri sendi pada lutut jurnal. Saya menyalahkan diri sendiri untuk semuanya, karena saya sendiri adalah seorang dokter, tetapi saya tidak dapat membantu istri saya. Tablet untuk sendi fungsi lesung. Lalu saya mulai bertanya-tanya apakah ada pengobatan alternatif untuk penyakit persendian? Ketika dokter mengatakan bahwa istri saya tidak dapat berjalan normal lagi, saya tidak dapat berdiri di sampingnya. Meredakan nyeri sendi zina fischer. Saya mulai mempelajari berbagai materi tentang penyakit ini, termasuk fisiologi, psikosomatis, dan biokimia. Refleksi nyeri lutut. Tanduk rusa-ramuan unik yang didapat dari tanduk rusa merah. Mengatasi nyeri sendi pada lutut 4 jari. Ini memulai proses regenerasi sel dan dengan cepat memperbaiki sendi yang terkena. Cara menghilangkan radang sendi 1 minggu. Bisa ular - telah lama dianggap sebagai pereda nyeri alami paling kuat dan efek anti peradangan Pada zaman kuno, raja, duta besar, dan pemimpin militer menggunakan ramuan alami tersebut. Obat untuk persendian viu. Ini adalah fakta sejarah yang didokumentasikan. Ibuprofen untuk nyeri sendi 90.
Mengatasi nyeri sendi pada lutut quatro #Mengatasi #nyeri #sendi #pada #lutut #quatro
0 notes
18couchypotato · 2 years
Text
Kerap kali kita mengabaikan betapa nikmatnya hidup, betapa menjadi sehat adalah sebuah nikmat yang luar biasa. Saya sendiripun kerap mengabaikan hal-hal yang penting dalam hidup hingga baru bisa menyadari ketika hal tersebut sudah hilang atau pergi.
Hari ini, sudah genap 218 hari sejak pertama kali saya terdiagnosa memiliki autoimun. Hidup yang awalnya baik-baik saja, jadi sedikit berantakan dan harus memikirkan banyak hal. Walaupun perubahan di tubuh sebetulnya sudah saya rasakan sejak bertahun tahun yang lalu, namun ketika pertama kali mendengar vonis dari dokter dan harus menjalani terapi, keluhan-keluhan yang ada rasanya kian terasa memberat. "Psikosomatis," ujarnya.
Pada awalnya, hampir setiap malam saya ditakutkan oleh segala kemungkinan-kemungkinan. Tidak bisa menjalani hari-hari dengan produktif karena nyeri, ditolak kerja karena tidak lulus persyaratan sehat fisik, menjadi lumpuh, dan segala kemungkinan lainnya.
Momen terburuk yang saya rasakan adalah ketika obat yang beberapa waktu sebelumnya menjadi penyelamat bagi saya, tiba-tiba mendadak menjadi boomerang. Tubuh saya mendadak mengalami hipersensitivitas. Seketika saya menjelma menjadi monster, wajah saya bengkak, memerah dan muncul luka layaknya luka bakar. Sayapun nyaris kehilangan pengelihatan saya.
Namun, Allah maha baik. Semuanya seakan sudah diatur sedemikian rupa supaya saya lebih mudah melewati semuanya dan menyelamatkan saya. Saya juga dipertemukan dengan manusia-manusia berhati malaikat yang tak henti memberikan dukungan dan semangat. Alhamdulillah.
Saya menyadari bahwasanya dengan mengetahui vonis ini tentunya merupakan sebuah hal baik bagi saya. Setidaknya saya mengetahuinya lebih awal sebelum keadaannya kian memburuk. Saya bisa mencari tahu lebih jauh, mengontrol, dan melakukan hal-hal yang bisa meningkatkan kualitas hidup saya. Alhamdulillah.
Saat ini mungkin saya sudah bisa berdamai. Saya sudah bisa menerima. Saya coba membangun mindset positif, salah satunya dengan membuat tulisan ini hehe. Ketika kita sudah bisa menerima dan berdamai pada suatu keadaan, maka akan menjadi lebih mudah bagi kita untuk lebih bahagia.
Untuk semua orang yang membaca ini, terima kasih sudah meluangkan waktu untuk mendengarkan saya berbicara dengan diri sendiri. Semoga kalian bahagia dan sehat selalu.
-Depok, 26 Juni 2022-
1 note · View note
agl-kidz · 2 years
Text
Tumblr media
PROFESIONAL, Call 0895-3600-47385, Psikosomatik Pada Remaja Bunda Lucy
Klik https://wa.me/62895360047385, Psikosomatis Berat, Sembuh Dari Psikosomatis, Obat Psikosomatis, Contoh Psikosomatis, Cara Meneymbuhkan Psikosomatik Tanpa ObatBunda Lucy Trauma CenterPTB Duren Sawit Blok D3/1KlenderJakarta Timur(Dekat Sekolahan SDIT Ar-rahma)http://psikologindonesia.comhttps://g.page/r/CZUcygKgl_UzEAg/reviewhttps://g.page/r/CT98JtEHC7zUEAg/review#psychosomaticfitnessabq #psychosomaticgeneration #psychosomaticgoesviral2k16 #psychosomaticgroundwork #psychosomatichealth #psychosomatichairstylist #psychosomatichelpyou #psychosomatichealer #psychosomaticillnesses #psychosomaticien
0 notes
egle-kd · 2 years
Text
Tumblr media
AMPUH, Call 0878-7604-0136, Psikosomatis Gejala Bunda Lucy
Klik https://wa.me/087876040136, Psikosomatis Gejala,Psikosomatis Gangguan Fisik,Gejala Psikosomatis Akut,Psikosomatis Gatal,Psikosomatis Gerd
Bunda Lucy Trauma Center PTB Duren Sawit Blok D3/1 Klender Jakarta Timur (Dekat Sekolahan SDIT Arrahma)
psychosomaticdiseases #psychosomaticdisease #psychosomaticdieseses #psychosomaticenergetics #psychosomaticexperience #psychosomaticexpress #psychosomaticexpert #psychosomaticenergeticshelps #psychosomaticfitmovement #psychosomaticfunfact
0 notes
mynameisfate · 2 years
Text
Penerimaan itu Proses
(disclaimer: sebenarnya aku bingung sih mau kasih judul apa, karena aku rasa latar belakang utama aku pengen nulis adalah aku yang masih punya stigma terhadap diriku sendiri. sebuah disclaimer yang cukup panjang yha bund haha lol)
Well, selama aku dirawat inap di Bangsal Psikiatri, aku belajar banyak hal sih. SO abundant that I do not know how to start telling you all. Regardless with my past trauma, I learn a lot about how to deal with such situation that makes me feel uneasy or not pleasure at times. But what blow my mind (even till now) is how my therapist help me to deal with the stigma I put on my own self.
Speaking of stigma, it's really not easy for me, I think. Having mental illness is never easy to cope. Capeknya luar biasa. Sekalinya pikiran mulai jenuh, I tend to be in a depression phase. Sedih yang luar biasa, burn out yang bikin aku mentok, serangan sesak napas padahal saluran pernapasanku baik-baik saja. Lalu jika sudah begitu, aku cuma bisa menangis sampe rasanya napas tu mau habis.
Capek yang aku rasakan dengan diagnosa Bipolar adalah aku ngerasa fisik aku baik-baik saja dimana ga ada luka fisik atau keluhan fisik yang membuat aku harus mengkonsumsi obat terus-terusan. Inilah yang membuat aku malas minum obat dan sudah 3 bulan kemarin aku tidak minum obat yang dikolaborasikan dengan aku yang sama sekali tidak kontrol ke psikiater. Well ya so I end up getting hospitalized recently.
Rasa capek itu aku rasa yang membuat stigma pada diriku muncul kembali. Sebelumnya, aku merasa teman-temanku yang lain, saat bekerja memiliki beban yang sama, but why on earth they look just fine ??? While, me, sekalinya capek, psikosomatis muncul, depresi mulai menyerang, pikiran self-harm mulai menyapa. Lucky me, I did not do self-harm. I had just taught about it strongly before I was hospitalized.
Aku juga menyadari, stigma yang muncul ini malah terasa lebih severe. Because I have ever won this battle, but now I'm struggling again and I feel like a loser, and so the shame on me feels a lot more difficult to beat. Iya, aku merasa malu. Malu lagi, lebih tepatnya (yang sebelumnya ketika aku menjadi speaker di beberapa acara tentang mental illness, aku pernah bangga dengan disorder yang aku miliki). I remember, so long ago I told people with mental illness not to be shame with their diagnoses. Because we are not defined by our diagnoses. Tapi sekarang gema suara itu seolah meredup. Timbul tenggelam. Antara ya dan tidak. Antara benar dan salah. Sebuah dualisme yang sangat relatif.
Lalu, selama menjalani psikoterapi yang cukup intens di bangsal, perlahan aku mulai bisa merubah mindset yang selama ini seolah bertengger dalam kepalaku menjadi keyakinan tak tergoyahkan. Aku mulai membuka hatiku untuk menerima diriku, diriku yang apa adanya. Diriku yang memang didiagnosa Bipolar Disorder, tapi aku bukanlah diagnosaku. Sulit memang untuk dimengerti. Gema suara yang seolah meredup itu sejatinya benar adanya. Hanya saja aku selalu saja denial mencari seribu alasan untuk menyalahkan takdir dengan menolak keyakinan itu. Aku masih sering menyalahkan takdir, mengapa diantara ribuan miliar manusia di muka bumi, aku harus menjadi salah satu yang didiagnosa Bipolar. Aku menutup pintu pikiran pada perspektif lain di mana jika aku mencoba menengok jalan hidupku melalui perspektif ini, aku akan lebih mudah dalam menerima diri atas diagnosaku. Perspektif itu ialah bahwa setiap manusia itu unik. Entah dia memiliki diagnosa penyakit fisik ataupun penyakit mental. Entah dia manusia yang sehat ataupun manusia yang gampang sakit. Keunikan itu pun berdasarkan banyak macam. In my cases, it's kinda of imbalance substance inside my neurotransmitter (I forget whether endorphine, serothonin, dopamine, or etc) so that sometimes I might act abnormally --too much happiness or too much sadness-- that I can't bear anylonger. So I guess, it's been my nature causing me having bipolar.
In other words, I can't choose any destiny come across my way. But I believe, God will strengthen me so that I could be the best of me struggling with bipolar. It means that I could choose the way I act (though too often it's hard to do, right?), regardless how hard the obstacle I've been through.
Closure : bingung mau kasih penutupan kek mana, too much blabbering yang ga saling nyambung antar paragraf kan, wkwk. But the point is, accepting is a process. It is a lifelong journey and a forever learning. ------------------------------- For I am not my diagnosed. True, I was diagnosed as having bipolar disorder. But I am not defined by my disorder. I am defined by me as human being. I am me, a girl on her twenties having big dream for her carreer. I am me, who is willingly to struggle to apply scholarships abroad for my master degree. I am me, a little girl on the inside wishing her journey will make her bigger, slowly but as sure as the sun shines every morning. I am me, Usna Aning Yulianti. :))
3 notes · View notes
ceritaanak99-blog · 3 years
Text
Long Story
Aku takut dianggap berlebihan atau melebihkan atas apa yang kurasa.
Terlihat biasa saja memang, tapi percayalah ini sangat mengganggu keseharian dan pikiranku, hampir setiap hari berjuang dengan perasan dan pemikiran yang tidak mengenakan ini.
Hidup dalam keluarga yang sering marah dan bernada tinggi. Figur ibu dengan sifat yang selalu membuat aku kesal, marah dan sakit hati. Tidak mau mengakui kesalahan dan terus merasa dirinya menjadi korban. Bukan aku saja yang merasakan, tapi semua anggota keluarga lain pun menganggap seperti itu. Tapi kami hanya diam, tidak bisa melawan. Karena kami tau itu akan sia-sia dan akan menjadi pertengkaran hebat. Banyak kejadian yang membuatku tidak nyaman, terlalu panjang jika ku tulis semuanya.
Dibesarkan dengan seperti itu, entah ada hubungannya atau tidak. Semua saudara termasuk aku memiliki sifat tempramen, mudah marah dan meninggikan suara. Di keluarga sering kali bilang aku adalah orang paling “galak”. Akupun mengakui, aku tidak mengelak. Sikap itu terkadang bisa aku kontrol dan bisa tidak terkontrol. Itu juga menjadi salah satu hal yang membuat aku overthinking. Aku tidak mau tumbuh dengan sikap seperti itu, aku selalu takut akan seperti sifat ibu tanpa aku sadari. Karena ku tidak ingin menyakiti orang-orang sekitarku dan calon keluarga kecilku kelak. Aku tidak mau mereka mengalami hal yang aku alami, tidak enak rasanya.
Sejak remaja aku selalu bertengkar dengan ibu. Masalah spele yang menjadi besar, aku belum bisa mengontrol emosi ditambah sifat ibu yang seperti itu, tentu semuanya akan meledak lah sudah. Saat ini pun masih, hanya intensitasnya berkurang seiring kedewasaanku bertambah. Saat remaja, aku sering kabur dari rumah. Namun cara kaburku berbeda, aku tidak secara terang-terangan mengatakan ingin kabur. Kabur ku adalah dengan cara bermain kerumah teman, pergi ke supermarket, pergi ke rumah lainnya hanya untuk menyendiri.
Hingga tiba ada suatu kejadian, yang membuat satu keluarga berselisih paham dan emosi. Aku merasa di salahkan atas kejadian tersebut. Aku memutuskan untuk tidak berkomunikasi selama hampir 1 bulan lebih dengan keluarga ku. Ntah apa motivasiku, tapi aku menganggap aku lebih baik diam tidak berbicara walau kami tinggal serumah. Orang tuaku yang tidak tahan atas sikapku, mereka meminta maaf tetapi memaksaku untuk meminta maaf dan memaklumi atas kejadian tersebut. Lama sudah waktu berlalu, karena ada suatu hal, itu membuatku terpaksa untuk memulai berbicara kepada mereka. Akhirnya aku putuskan untuk menyudahi semua ini. Namun aku masih trauma atas kejadian itu, dan tempat nya. Setiap aku melihat tempat makan itu aku selalu teringat dan selalu menghindari tempat tersebut lagi. Sebisa mungkin aku tidak berhubungan dengan tempat itu.
Banyak hal yang aku lewati, termasuk keadaan terpuruk ku yang tidak masuk jurusan yang diinginkan akibat janji palsu dari orang tua. Selama satu tahun pertama kuliah aku jalani dengan terpaksa. Hampir setiap malam aku menangis, menyesali dan bertanya-tanya. Menghindari semua perkumpulan teman-teman, agar tidak ditanyakan persoalan kuliah dan iri melihat orang lain. Kini aku menjalani nya hingga lulus, karena sudah terlanjur masuk. Mungkin aku tidak sampai memberanikan diri untuk memilih keluar kuliah, prestasiku baik, lulus tepat waktu. Tapi percayalah hari-hari ku berat melewati semua ini. Ditambah dengan beban fikiran dari hal lain.
Kemudian, aku menjadi seseorang yang mudah tersinggung, emosi, sedih dan menangis. Tiba suatu saat aku pun mengulangi hal yang sama, yaitu tidak berkomunikasi dengan orang tua hingga tiga bulan. Ketika aku di rumah, beban mental dan pikiranku lebih banyak. Aku sering menangis setiap akan tidur, mudah tersinggung akan hal spele. Ketika aku berada di kosan juga merasakan hal yang sama, namun menurutku lebih rendah dari pada dirumah. Di kehidupan kosan dan perkuliahan aku pun memiliki kebisaan yang menurutku itu sudah tidak normal. Aku terkadang tiba-tiba menarik diri dari perkumpulan, tidak mau bertemu dengan orang lain, selalu takut akan pndangn orang lain kepadaku, takut dipermalukan. Hingga kebiasaanku yang menyukai gelap di kosanku di sebut “aneh” oleh temanku. Karena aku dianggap tidak normal dengan kebiasaanku yang tidak suka menyalakan lampu walupum di malam hari. Memang, aku tidak suka cahaya terlalu terang, kerumunan orang dan suara berisik. Hal itu membuat aku tidak nyaman sama sekali, rasanya ingin pergi jauh-jauh dari tempat seperti itu.
Saat pandemi tiba, aku menjalani online class. Aku harus berdiam di rumah, tidak di tempat kosanku. Mungkin itu membuatku stress dan terbebani dengan metode pembelajaran baru, tugas yang menumpuk dan kondisi rumah seperti yang diceritakan di atas. Entah ini berhubungan atau tidak, rambutku menjadi rontok parah dan tidak normal. Rambut mulai menipis, berjatuhan dimana-mana. Bukan hanya aku yang menyadari, orang rumah pun sadar dan menyuruhku ke dokter spesialis untuk diobati. Selain itu, entah dari kapan, dari dulu aku sering kali muncul memar di tangan atau kaki selama beberapa hari kemudian hilang. Setelah aku mengamati, memar itu akan muncul ketika aku dalam keadaan cape atau stress. Dan pastinya saat pandemi itu, memar itu muncul. Tidak hanya itu, aku coba menyibukan diri dengan mengikuti kepanitiaan secara online. Ketika hendak rapat online melalui whatsapp, aku ingin berkata sesuatu dalam forum tersebut, tiba-tiba jantungku berdegup kencang, tanganku bergetar hampir menjatuhkan handphone tersebut dan bibir serta gigiku juga bergetar seperti orang yang menggigil. Berbicara pun aku tidak bisa. Kejadian itu berlangsung beberapa detik, cukup lama. Setelahnya aku kaget dan heran, dengan semua kejadian itu. Tidak biasanya aku mengalami hal itu, rasanya seperti ada penykit berat dalm tubuh. Setelah aku mencari-cari, hal tersebut bisa termasuk serangan panik. Terlepas iya atau tidak nya, itulah yang ku raskan.
Aku tidak tau apakah ini berhubungn tau tidak. Ketika ku akan menghadapi sidang akhir profesi, aku tidak merasakan gugup atau takut. Namun beberapa hari setelah menyelesaikan sidang, aku yang tidak punya penyakit magh, Tiba-tiba mendapatkan serangan magh dengan gejala muntah parah dan sakit yang tak kunjung hilang. Hingga akhirnya aku dibwa ke UGD rumah sakit tengah malam dan mendapatkan obat injeksi. Aku menganggap, itu karena makanan yang aku makan sebelumnya. Tetapi aku juga menjadi ragu, karena itu semua adalah makanan yang biasa aku makan. Hingga kakaku seorang dokter mengatakan bawa aku terkena stress karena sidang, dan dia tidak sama sekali mempermasalahkan makanku. Karena dia tau aku tidak punya riwayat maagh. Setelah sembuh aku mencoba memakan makanan yang aku makan sebelumnya. Dan tidak terjadi serangan apapun. Aku tidak tau apakah itu bagian dari psikosomatis atau bukan.
Kini, aku kembali di rumah untuk sementara. Kebisaanku yang sering menangis sendirian dan overthinking tentu masih ada. Dan tentunya ibuku masih dengan sikap yang sama. Pada akhirnya kedua orang tuaku bertengkar hebat, bukan karena aku lagi. Tapi karena bapaku berusaha melawan yang dari dulu tidak pernah melawan ibuku sama sekali. Mendengarnya membuat aku ingin menangis, berpura-pura tidak peduli dan diam di kamar. Hingga pada situasi kembali normal, dengan kondisi keluargaku yang begitu. Aku merasa aku bertambah tidak baik-baik saja. Aku merasa lebih sensitif dan emosional. Pikiran mencoba untuk mati makin sering muncul, namun tidak sampai melakukan atau mencobanya. Selain itu, ketika aku tersinggung atau menyesali perbuatan atau perkataan yang telah aku perbuat dan terucap. Aku selalu ingin menangis dan dada terasa pengap. Jika sudah tidak kuat menahan aku langsung lari ke kamar atau kamar mandi untuk menangis. Di tempat itu aku berusaha menenangkan diri, nafasku mulai pendek-pendek dan menangis. ENtah kenapa, Jika aku terlalu kesal atau menyesali sesuatu, aku ingin menyiksa diri memukul kepala dengan tangan, mencengkram tangan atau kaki dengn kuat, menekan-nekankan kuku pada jari-jari tangan, menggaruk kepala dengan keras dan menjenggut nya. Setelah itu aku akan merasa sedih untuk beberapa saat, dan kembali normal. Namun itu akan berulang ketika aku mulai sakit hati atau menyesal kembali.
Tidak ada tempat atau orang yang bisa aku ajak cerita. Semakin tua aku menyadari semua orang juga mempunyai masalahnya sendiri, sebaiknya aku tidak usah membebani mereka dengan cerita konyolku. Hanya ada satu orang yang aku beritahu secara garis besar atas apa yang aku alami, yaitu pasanganku sendiri. Namun, aku merasa itu tidak cukup. Meskipu dia begitu terbuka dan menerima segala keluh kesahku. Namun aku merasa tidak enak karena tau dia memikul beban dan penderitaan jauh lebih berat dibandingkanku. Sehingga aku membatasi diri untuk bercerita detail atas apa yang aku alami atau rasakan. Seringkali aku mencari aplikasi atau media-media lain untuk menjadi teman ceritaku. Semua itu pernah aku lakukan, walau itu bercerita dengan chattingpada aplikasi yang dibalas otomatis oleh “robot”.
Sampai pada tahap, mencoba dua kali untuk berkonsul dengan psikolog berbeda secara online. Sebelum mengalami keadaan yang lebih mengganggu aku putuskan konsul pada Psikolog pertama, aku mendapatkan respon yang baik. Ramah dan tidak memojokanku sama sekali. Tidak ada diagnosa khusus atas apa yang aku alami, hanya aku diduga merasakan cemas dan overthinking lalu disarankan untuk melalukan butterfly hug.
Waktu telah berlalu, keadaan tidak membaik. Perasaan dan emosiku semakin tidak karuan dan sensitif. Aku putuskan untuk konsul ke psikolog, tetapi berbeda orang. Ketika membuka pertanyaan mengenai keluh kesahku. Aku selalu bingung untuk menjawab, aku hanya memberikan penjelasan sedikit atas apa yang aku alami. Namun respon psikolog tersebut tidak mengenakan bagiku, aku merasa orang yang bodoh dan konyol untuk memulai konsul pada psikolog. Semua dianggap normal dan biasa saja bagi beliau. Aku tidak menyalahkan, mungkin memang itu yang terjadi. Namun aku merasa sedang tidak baik baik saja, aku bukan diriku yang sebenarnya saat itu. Akhirnya aku putuskan untuk tidak melanjutkan sesi konseling online tersebut tanpa basa-basi dan mengabaikan room chat konseling tersebut. Hingga saat ini aku masih belum ada niatan untuk kembali berkonsul pada psikologi.
2 notes · View notes
ciwwww · 3 years
Text
#rewind2020 versi aku diawali dengan perasaan takut. cemas, menunggu hasil diagnosa sakitku waktu itu. qodarullaah awal tahun menjadi momen terberat dalam hidupku. harus mengalami sakit yang gak pernah terbayang sebelumnya. rasa penyesalan juga hadir sama kuatnya. menyesali tidak teratur makan, abai banget sama sinyal-sinyal yang dikasih tubuh.
masih terasa hancurnya waktu itu. ± setengah tahun bolak-balik medical check up. dan menjalani pengobatan. setiap hari harus merasakan efek obat yang bikin mual gak karuan.
pada bulan-bulan pertama aku juga harus mengonsumsi obat tambahan untuk eksim yang tetiba timbul menyerang tubuh tanpa ampun setiap malam harinya. mungkin psikosomatis(?)
tujuh bulan kemudian aku dinyatakan sembuh.
tujuh bulan yang terasa sangat lama bagiku.
dunia -aku, lebih tepatnya- seperti terhenti. membeku.
sampai saat ini aku masih belajar menerima, ikhlas, berlapang, dan kuat. bagian tersulit adalah belajar untuk berani kembali. berani melangkah, bermimpi, berdaya. aku takut patah lagi.
teruntuk diriku,
terima kasih ya, tidak pernah redup meski temaram.
terima kasih terus menemani belajar meski tertatih. terima kasih selalu percaya bahwa Rabb kita tidak pernah meninggalkan tidak pula membenci.
sekarang mari kita lakukan kembali semaksimal mungkin yang kita bisa.
semoga 2021 banyak kabar baik yang kita terima. dan semua pembelajaran kita, bisa kita aplikasikan untuk ujian selanjutnya, biidznillaah.
6 notes · View notes
annisaauliarch · 4 years
Text
Tumblr media
14 mei 2020
apa yang kalian pikirkan tentang MENTAL ILLNESS ?
sakit jiwa ? gila ? stres ? sinting ? aneh ? sedih banget rasanya , selalu ngerasa sendiri nggak ada yang support dan kayak di asingkan . aku juga pengen hidup normal kayak kalian , AKU NGGAK GILA . aku masih bisa mikir kok 4 x 4 = 16 , coba tanya sama orang gila apa dia bisa ngejawab itu ?
tolong hilangin stigma negatif tentang kami , gada yang mau seperti kami . tapi allah kasih kepercayaan ini kepada kami karna kami di anggap mampu untuk melewatinya . aku bangga sama diriku sendiri karna aku mampu bertahan selama 6 tahun ini . ngelawan rasa tidak berharga , ngelawan rasa tidak di hargai , ngelawan rasa pengen mati , ngelawan rasa di benci nggak segampang yang kalian pikirkan . ibarat kata hidupku kayak roller coaster . emosiku nggak stabil , mood ku kacau . siapa sih yang pengen ngalami kayak gitu ? NGGAK ADA . tapi ini ada di aku semua , lantas aku harus apa ? menyerah dengan keadaan ? aku tekatkan hari ini aku harus sembuh tahun ini . la haulla walla quwata illa billah •
JUDGE ME ALL YOU WANT BUT SORRY IM STILL GOING TO BE ME •
aku ngetik ini dalam keadaan emosi stabil , nanti beda cerita kalo aku ngetik di keadaan mood / emosi yang lagi jelek . isinya pasti lebih mengenaskan dari pada ini .
aku pengen cerita , jadi awalnya aku itu sakit tahun 2014 waktu masih di bandung . di saat itu aku pusing seminggu lebih , aku harus ke RS immanuel , di sana aku di bilang chepalgia kronis , dari situ aku di rujuk ke spesiakis saraf dll . sampai akhirnya aku harus CT SCAN dokter 1 bilang aku CMV , dokter ke 2 bilang aku kejang otot , dokter 3 bilang aku psikosomatis terus di kasih obat beberapa antidepresan (dari psikiater) , dokter ke 4 stop obat ku dari psikiater dan beliau ngeliat hasil CT scan ku ternyata hormon kortisol ku tinggi banget . akhirnya aku di kasih saran buat ke psikolog dan hypnosis .
selang beberapa lama aku rutin berobat ternyata aku kambuh lagi , dengan beberapa pemicu . akhirnya aku putusin buat balik ke psikolog tapi udah beda orang yaaaah , di psikolog ini aku cerita smua keluah kesahku . dia mengibaratkan dirinya TONG SAMPAH , setiap aku ada emosi ntah positif atau negatif aku suruh cerita ke dia biar dia tau progress ku seperti apa .
mba aprilia bilang bakal selalu ada buat aku sampe aku sembuh total , dia yang bakal ngedampingi aku smapai aku mempunyai hidup yang berkualitas dan menemukan tujuan hidupku 😋
aku dulu orang yang ceria banget , banyak kawan , seneng bergaul 😅 aku harus jadi orang seperti itu lagi . doain yaaa aku bisa sembuh seperti sedia kala 😍
jaga mental kalian , aku share ini tujuannya ingin berbagi dan berusaha menghapus stigma negatif tentang mental illness . AKU NGGAK GILA !
aku sekuat hati ngelawan rasa nggak percaya diri , ngelawan rasa nggak berharga , ngelawan rasa ingin mati , aku nggaj punya tujuan hidup , di depan masih gelap belum ada cahaya sedikitpun . bantu aku yaa ingatkan aku ketika aku lose control dengan emosiku .
aku sayang kalian , jaga mental kalian yaa jangan sampai seperti aku 🌸
3 notes · View notes
naailahana · 4 years
Text
Healthy Quarantine Journal: A One Month Throwback
Selamat datang di series terbaru; Healthy Quarantine Journal! Sebuah jurnal harian kecil-kecilan, membahas apa saja terkait ‘sehat’ selama karantina menuju Ramadan, yang dikemas dengan ringan. Bisa sehat fisik, mental, atau pun sosial. Diinisiasi bersama beberapa teman, dengan harapan bisa membagi kebermanfaatan serta saling mengambil hikmah dari kegiatan masing-masing selama 'liburan'. Siapapun yang mau join dan memakai embel-embel nama series nya, silakan~ Jangan lupa hashtag-nya; #PemanasanRamadhan. Biar gampang dicari dan memudahkan baca hikmah tulisan-tulisan lain, ya ‘kan. Yuk, ikutan!
Yak, bismillah. Mari kita mulai jurnal pertama ini dengan angka. Jika aku tidak salah menghitung hari, maka hari ini adalah tepat hari ke-34 ku di rumah. Banyak juga, ya.
Aku ingat betul, waktu itu, hari Jumat 13 Maret 2020 adalah pulang ke rumah pertama setelah memulai semester enam di Januari 2020. Memang baru sempat dan sengaja pulang, karena pekan berikutnya jadwal agak longgar. Biasa, UTS. Ujian dijadwalkan hanya hari Kamis, jadi kalau Jumat pulang, Sabtu sampai Rabu depannya kosong. Lumayan kan, mending pulang.
Jadi hari itu, dengan hanya bawa laptop dan beberapa buku, aku langsung meluncur ke terminal segera setelah lab selesai. Nggak pake balik dulu ke kosan, apalagi pamitan ke bi Iroh dan warga A3 lainnya. Langsung cus; harus ambis, takut tidak kebagian bis, sekaligus takut macet, wkwk.
Singkat cerita, setelah menunggu hampir satu jam, datang juga itu bis jurusan Bogor. Alhamdulillah masih dapat duduk, meski sebenarnya kondisi bis saat itu cukup penuh. Tidak lama setelahnya sepertinya mudah ditebak; aku kehilangan kesadaran. Tertidur, haha. Mungkin memang karena pekan-pekan sebelumnya lagi sangat hectic, jadi selama perjalanan hingga sampai di destinasi akhir betul-betul isinya cuma tidur-bangun-tidur-bangun aja:))
Tujuan pulang ke rumah sejak awal adalah obat rindu, sekaligus belajar persiapan UTS dengan tenang.
Rupanya.., Allah takdirkan untuk di rumah lebih lama.
Selanjutnya, semua terjadi begitu saja. Sangat cepat dan tanpa diduga. Dua atau tiga hari setelah di rumah, muncul berita kampus-kampus sebelah diliburkan. Lalu ada edaran rektorat, yang kemudian dikonfirmasi dengan pemberitahuan fakultas. Ternyata betul, segala bentuk perkuliahan mulai pekan itu akan didaringkan. Termasuk UTS yang sebelumnya telah dijadwalkan. Bahkan kabar terakhir segala per-online-an ini akan berlanjut sampai Juni, sampai semester ini berakhir.
Wow. Kaget, jelas. Aku betul-betul tidak prepare untuk itu. Buku-buku hardcopy yang sejujurnya memang tidak setiap hari dibuka -tapi sangat membantu dalam proses belajar, tidak kubawa. Tidak bawa baju ganti sehelai pun, kamar kosan ditinggal seadanya, laundry-an terakhir belum diambil. Bahkan aku lupa, buah apelku tertinggal di meja. Bayangkan apel yang ditinggal sejak Maret hingga Juni... apa kabarnya nanti? :(
Jangankan aku. Pihak fakultas pun aku yakin sangat kerepotan. Minggu pertama kebijakan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) diterapkan, tidak ada perkuliahan satu pun. Sistem belum siap, dosen-dosen juga belum siap. UTS diundur, sampai waktu yang tidak tau kapan, setidaknya saat itu. Semua jadi membingungkan. Tutorial online mungkin masih bisa dibayangkan. Tapi Lab Activity dan Skills Lab? Belum lagi kalau nanti ujian osce atau soca, gimana ceritanya?
Tapi yasudahlah, life must go on. Mau tidak mau, aku harus belajar menyesuaikan diri. Belum lagi keharusan belajar di rumah dengan jangka waktu yang lama rupanya menjadi tantangan tersendiri, karena selama ini rumah identik dengan liburan, maka vibes liburannya sangat terasa.
Menghadapi kekacauan wabah ini, aku juga mencoba beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang sama sekali baru dengan menjadi benar-benar haus akan informasi. Setiap ada waktu senggang, semua berita yang ada kaitannya dengan COVID-19 aku baca dan aku tonton. Dari berita lokal sampai internasional. Aku ikuti dan aku ingat-ingat perkembangan statistik kasus positif di Indonesia sambil mengira-ngira, kira-kira besok nambah berapa ya.
Dalam sehari, aku bahkan sering sekali me-refresh situs resmi yang dirilis John Hopkins University yang meng-update kasus ini secara real-time dalam skala global. Indonesia di ranking berapa. Kemudian aku bandingkan negara satu dengan negara lainnya, mana yang paling banyak dan mana yang terlihat paling kuat bersaing.
Tidak ketinggalan jurnal-jurnal, aku jadi rajin buka jurnal karena cek-cek informasi yang beredar, bener nggak sih. Sampai saat ada tugas esai dari fakultas terkait pandemi ini, aku semangat banget ngerjainnya. Padahal teman-teman banyak yang protes, tumben betul ada tugas esai begini. Bahkan aku mencoba membandingkan wabah ini dengan wabah-wabah dunia sebelumnya. Aku tonton video-video sejarah dan video-video dokumenter SARS, MERS, Ebola, Cholera, bahkan Spanish flu.
Tidak ketinggalan video-video Ted dan ceramah-ceramah yang ada kaitannya dengan wabah. Juga pembahasan berbagai sistem penanganan wabah di berbagai negara. Sampai-sampai saat ada iklan online free course tentang COVID-19 dari London School of Hygiene and Tropical Medicine, aku daftar tanpa pikir panjang.
Hingga pada akhirnya..., I’m full of informations. Too full.
Kebayang ngga sih, aku excited dalam mempelajari segalanya karena merasa I can relate to the topics. Bahasan di dalamnya; kemunculan penyakit, natural history of the disease, transmisi, deteksi, manajemen penyakit, vaksin, tenaga medis, tenaga kesehatan, dan seterusnya.
Sampai tidak sadar bahwa di saat yang bersamaan sebetulnya aku malah menanam benih-benih ketakutan dan kekhawatiran yang berlebihan dalam diri.
Karena tidak ada kawan diskusi langsung selain keluarga, aku jadi kritikus nomor 1 di rumah. Mengungkapkan kritik apa saja yang menurutku kurang pas, pada orang-orang rumah. Yang sebetulnya hanya menambah kekhawatiran orang-orang rumah, karena malah menambah bahasan lain, seperti hoaks-hoaks menyebalkan, sampai teori-teori konspirasi.
Sampai pernah pada suatu malam kekhawatiran-kekhawatiranku tertumpah pada @asmashilah dan @maibatubara7, wkwk maaf dan terima kasih buaji dan asmong sudah mau diganggu. Semuaanya aku ceritakan; betapa semuanya semakin membuat takut saja, hingga betapa sistem kesehatan nasional kita masih banyak yang harus dibenahi. Bahkan sistem kesehatan global.
Belum lagi beragam realitas tantangan tenaga medis dan tenaga kesehatan yang sedang dihadapi saat ini, semuanya terasa begitu dekat. Tidak jarang kuliah-kuliah online kami diisi oleh dokter-dokter langsung dari ruangan praktik, lengkap dengan sneli-nya. Bahkan dosen pembimbing skripsiku, beliau-beliau itulah yang berkutat di lab dengan pemeriksaan PCR untuk konfirmasi diagnosis covid itu. Sampelnya numpuk, sedang sarananya segitu-gitu aja. Sampai larut malam pun masih di lab. Sangat merepresentasikan gambaran tantangan kehidupan tenaga medis, ya yang seperti itu.
Aku kemudian jadi banyak berpikir dan khawatir tentang banyak hal. Kalau begini gimana, kalau begitu gimana. Sampai kemudian.., capek sendiri.
Tidak tau tepatnya kapan, aku menyadari perlahan aku mulai membatasi diri dari informasi. Tontonan mulai bergeser ke video yang lebih memotivasi dan lebih menyegarkan, seperti Yaqeen Institute, video-video Ted selain pembahasan outbreaks, serunya mengikuti pembuatan aquaspace dari hari ke hari, sampai video masak-masak. Buku bacaan mulai kembali bertambah, sampai jadi lebih sering dengan keluarga dan ‘main’ ke depan rumah.
Oiya, dan ini juga yang bikin lumayan ‘seneng’; aku mulai mencari cara bagaimana melakukan aksi nyata sebagai wujud dari mencoba bagian dari solusi. Yang ini sepertinya juga akan panjang, jadi mungkin di jurnal yang lain?
Pada akhirnya, aku sampai pada kesimpulan bahwa memang segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik. Ya seperti yang mayoritas kita sudah tau; makan berlebihan nggak baik, tidur berlebihan nggak baik, bercanda berlebihan nggak baik, termasuk disini baca-baca berita berlebihan juga nggak baik.
Butuh update informasi ya cari seperlunya, nggak perlu kalap. Informasi berlebihan malah membuat tidak tenang dan nggak bisa berpikir jernih, justru berpotensi berdampak negatif pada diri. Salah-salah malah bisa menimbulkan gejala psikosomatis; kondisi psikis yang mempengaruhi timbulnya gejala fisik.
Alhamdulillah sekarang aku sudah merasa jauh lebih baik, dibanding masa awal-awal karantina dulu. Meski sebenarnya kekhawatiran itu tetap ada, tapi aku sudah memutuskan untuk tidak memberinya ‘makan’ terlalu banyak, karena sungguh masih sangaaattt banyak hal yang lebih layak diberi ‘makan’.
Begitulah, perasaanku di awal-awal masa karantina ini *ceilah, perasaan. Masih banyak banget sebetulnya hal yang pengen aku share di segmen yang sangat menarik ini, jadi tunggu kita ketemu lagi di hari-hari selanjutnya, ya!
Bogor, 16 April 2020 14.49
3 notes · View notes
Photo
Tumblr media
SERVICE PROFESIONAL, Call 0857-3361-3146, Mengatasi Emosi Tidak Stabil
KLIK https://wa.me/6285733613146, Cara Mengatasi Mandul Secara Alami Tambak Gresik, Terapi Cara Menghilangkan Gagap Ujung Pangkah Gresik, Cara Mengobati Disfungsi Ereksi Karena Psikologis Wringinanom Gresik, Cara Menghilangkan Rasa Penyesalan Yang Mendalam Babat Lamongan, Cara Menyembuhkan Psikosomatis Tanpa Obat Bluluk Lamongan
Pusat Hipnoterapi Klinis Radyasa TDC (Training - Developing - Consulting) Jl Berlian No 58 PPS Gresik (Utara Terminal Bunder)
#HipnoterapiManfaatBrondongLamongan, #HipnoterapiMurahDeketLamongan, #HipnoterapiTinggiBadanGlagahLamongan, #HipnoterapiRemajaKalitengahLamongan, #HipnoterapiJarakJauhKarangbinangunLamongan, #HipnoterapiUntukBayiKaranggenengLamongan, #HipnoterapiDietKembangbahuLamongan, #HipnoterapiBiayaKedungpringLamongan, #HipnoterapiOtakLamongan, #HipnoterapiMandiriLarenLamongan Hipnoterapi Kecemasan Sugio Lamongan, Hipnoterapi Ibu Hamil Sukodadi Lamongan, Hipnoterapi Rokok Sukorame Lamongan, Hipnoterapi Asam Lambung Tikung Lamongan, Hipnoterapi Kesejahteraan Turi Lamongan, Hipnoterapi Pada Ibu Hamil Asemrowo Surabaya, Hipnoterapi Alam Bawah Sadar Benowo Surabaya, Hipnoterapi Insomnia Lakarsantri Surabaya, Hipnoterapi Klinis Pakal Surabaya, Hipnoterapi Merokok Sambikerep Surabaya
1 note · View note
nindymuljana · 4 years
Text
PSIKOSOMATIS
Mau sharing sedikit tentang mental illness (anxiety disorder) yang udah aku alami dari beberapa tahun silam bahkan sampai sekarang, walaupun sudah tidak separah dulu lagi
Bukannya bangga atau mau pamer, cuma pengen sharing aja, gimana struggle nya pada masa itu dan apa yang harus dilakukan.
Jadi tahun 2013 aku didiagnosa psikosomatis oleh dokter. Apa itu psikosomatis?
Yang aku kutip dari artikel alodokter, gangguan psikosomatis adalah penyakit yang melibatkan pikiran dan tubuh, di mana pikiran memengaruhi tubuh hingga penyakit muncul atau menjadi bertambah parah. Istilah gangguan psikosomatis digunakan untuk menyatakan keluhan fisik yang diduga disebabkan atau diperparah oleh faktor psikis atau mental, seperti stres dan rasa cemas.
Sebenernya gangguan ini sudah ada dari tahun 2011, dari 2011-2013 sering keluar masuk UGD tapi cuma dibilang sakit maag, lambung, masuk angin padahal rasanya kaya lagi sekarat. Sampe akhirnya 2013 aku ketemu sama dokter yang tepat, dan beliau mendiagnosa bahwa aku sakit psikosomatis.
Apa aja yang aku rasain waktu gangguan itu datang?
Yang aku rasa yaitu jantung berdebar sangat kencang kadang melambat dan benar-benar sakit rasanya, sesak napas (sesak napas ini berawal dari kecemasan/kepanikan yang berlebihan, sehingga oksigen tidak sampe ke otak), dan yang pastinya rasa ketakutan yang luar biasa.
Setiap gangguan ini datang rasanya seperti sekarat, kematian sudah di depan mata. Cuma bisa nangis, istigfar dan dalam keadaan kaya sekarat itu tetep sambil ngebatin "Aku belom nikaaaaaah" 😂.
Nah di tahun 2013 aku mulai terapi pengobatan dari dokter yaitu minum obat antidepressan sampai tahun 2015. Sempet ganti-ganti obat dan dosisnya sampai nemuin yang tepat.
Minum obat yang bener-bener diminum setiap hari, pagi dan malam. Ya, aku depresi pada saat itu. Ada kesedihan yang mendalam dan hidup dalam tekanan yang kadang ga aku sadari dan akhirnya menumpuk karena tidak segera diobati/cari jalan keluarnya.
Apa yang membuat merasa cemas dan merasa tidak nyaman?
Sesuatu yang luas (pantai, melewati sawah), sesuatu yang sempit, ketinggian (jembatan, gunung, naik pesawat, flyover, underpass), keramaian, dan takut kematian. Disitu aku merasa kecil.
Yang terjadi saat masa pengobatan
Ditahun 2013 emang yang paling parah. Di bulan pertama pengobatan, setiap mau tidur malam selalu nangis karena di otak kerasa sakit. Kalo secara medis syaraf tegang di otak, ibaratnya nih otak diiket kenceng pake karet gelang nasi bungkus, kebayang dong sakitnya kaya gimana. Tidur juga karena kecapekan sendiri nangis-nangis dan efek obat yang baru bekerja buat syaraf yang tegang tadi jadi rileks lagi.
Kadang syaraf tegang di otak ini kambuh kalo aku lagi ada pikiran dan sangat memikirkannya, jadi ga setiap mau tidur aja waktu itu. Dan dalam case ini kadang masih berlanjut sampe sekarang.
Kurangnya konsentrasi, diajak ngomong kadang ga fokus / ga nyambung, gampang kesemutan, tremor, lebih sensitif, emosian, cepat merasa lelah, apa-apa jadi takut bahkan perjuangan banget buat berangkat ke kampus. Setiap hari selalu di antar jemput. Tapi alhamdulillah nya nilai semesteran nyaris sempurna walaupun konsentrasinya berkurang hihihi
Setelah beberapa bulan feel better mencoba berangkat kuliah sendirian naik motor. Dan apa yang terjadi? Tiba-tiba ketakutan di tengah jalan dan hampir hilang kesadaran, akhirnya berhenti dan telfon orang rumah sambil nangis-nangis minta dijemput. Kejadian kaya gitu udah berulang kali, sampai akhirnya nyerah dan tetap diantar jemput.
Sampai dititik aku udah capek gini terus, aku ga mau hidup dalam ketakutan yang dibuat sendiri. Aku mulai memberanikan diri lagi untuk berangkat kuliah sendiri. Aku ketakutan karena pikiran terlalu fokus dengan ketakutan itu sendiri, jadi saat diperjalanan selalu makan permen karet karena mengunyah permen karet bisa mengalihkan pikiran dan sambil mendengarkan lagu pakai headset (yang ini jangan tiru karena berbahaya). Dan itu berhasil, walaupun sampai kampus udah dalam keadaan lemas.
Yang aku ingat obat pagi berbentuk tablet bulat kecil banget tapi diminum setengahnya aja, sekecil itu aja bisa bikin tidur selama 14 jam dan obat malamnya berbentuk kapsul. Mungkin efek dari obat waktu itu badan kurus sekali, saking kurusnya mata jadi kelihatan cekung. Bahkan dari dosen, ibu kantin, temen notice, sampai tanya berulang kali "Kok kamu kurusan?" dan beberapa hari kemudian tanya lagi seperti itu.
Semua itu cukup menganggu aktivitas. Banyak drama sebelum melakukan aktivitas, dari berangkat kuliah, berangkat kerja part time, ataupun hanya main. Berat, but life must go on and yeah I can do it.
Secara garis besar apa aja usaha yang udah aku lakukan untuk sembuh.
Berobat
Melawan rasa takut. Misalnya aku takut lewat underpass, ya dicoba aja lewat underpass. Dilakukan berulang kali sampai merasa I'm okay with this.
Berusaha untuk selalu berpikir positif dan bahagia. Contohnya waktu naik motor dan udah merasa takut biasanya aku langsung mikirin hal-hal yang menyenangkan, misal "sampai rumah mau makan eskrim" atau "sampai rumah aku mau chat sama (gebetan) ah" wkwkwk.
Menyibukkan diri sendiri. Waktu itu aku melamar kerja part time di Starbucks, mengikuti komunitas solo runner walaupun cuma sekali aja wkwk, dan olahraga lainnya.
Solo traveling, karena saat pergi sendirian kamu hanya bisa mengandalkan dirimu sendiri. Karena mindset nya kalau pergi sama temen / keluarga pasti ditolongin kalau lagi kambuh.
Semua orang pasti pernah merasakan stress atau pun frustasi, yang bahaya itu jika dibiarkan akan menjadi depresi.
Jadi kalau kamu merasa ada yang salah dengan jiwa/psikis kamu, jangan kamu biarkan atau dipendam sendirian masalahmu. Kamu bisa mengurangi beban dengan bercerita dengan teman atau keluarga. Kalaupun kamu tidak bisa menceritakannya dengan mereka, kamu bisa datang ke psikolog. Datang ke psikolog/psikiater bukan berarti kamu gila kaya orang-orang yang dijalan ga pakai baju, jadi jangan takut ataupun malu dateng ke psikolog/psikiater.
Dan jika ada orang disekitar kamu yang memiliki mental illness, berikan support kamu karena itu sangat berharga sekali bagi penyintas. Pernah waktu itu aku dikatain gila, sakit pikiran yang dibuat sendiri, ibadahnya kurang blablabla... Kata-kata itu malah nambah bikin drop, karena yang kita harapkan hanya ingin dimengerti dan diberi dukungan untuk sembuh.
Sampai saat ini sakitku belum 100% sembuh, mungkin masih ada 10% lagi yang tertinggal.
Sekarang hanya berusaha untuk hidup bahagia, meminimalis kan stres, tidak memikirkan terus menerus hal-hal tidak penting
Semangat untuk kalian yang sedang berjuang, jangan pernah merasa sendiri 💞
PS: Lagu nya Isyana ini menurutku cocok untuk self-healing song buat orang yang sedang sedih, terpuruk, merasa gagal. Tetap semangat dalam menghadapi cobaan dan bangkitlah dari kesedihanmu.
040320
2 notes · View notes
top100k · 6 months
Text
Tumblr media
Meredakan nyeri sendi zina nya 👉👉👉 https://kahgo.ru/JKtClav
⭐ BIOTRIN MEMULIHKAN PERSENDIAN ANDA - DENGAN FORMULA SHEA BUTTER
Penghapusan nyeri dan artritis
- Membantu Meredakan Nyeri Berdenyut dan Bengkak.
Anda harus memperhatikan jika mengalami gejala-gejala tersebut.
- Persendiannya tegang pagi .
- Nyeri dengan osteoartritis saat cuaca berubah .
- Rasa sakit di persendian .
Ada komplikasi dengan nyeri sendi.
- Sering sakit jangan berikan istirahat untuk tidur normal.
Biotrin memulihkan persendian Anda - dengan formula Shea Butter.
- Menghilangkan rasa sakit dari hari pertama .
Mengapa shea butter salah satunya ekstrak paling efektif untuk pengobatan penyakit sendi?
Di Afrika, pohon shea dianggap sakral. Tanaman ini tumbuh secara alami. Teknologi modern telah meningkatkan sifat minyak legendaris ini, membuatnya lebih bersih dan disimpan dalam konsentrasi maksimum.
Bahan Alami Biotrin membantu memperbaiki kondisi persendian.
- Tokoferil asetat Meminimalkan waktu pemulihan.
Secara efektif mengobati trombosis, mengurangi peradangan dan nyeri sendi.
Wawancara eksklusif dengan profesor legendaris yang berhasil menciptakan keajaiban. Selamat pagi, Dr. Name. Pertama, ceritakan sedikit tentang diri Anda. Halo, saya Dokter Agung Wirawan. Bagaimana untuk menyembuhkan osteoarthitis dari sendi bahu. Tapi kemudian saya terpaksa meninggalkan praktik medis. Obat untuk sakit lutut. Apa yang terjadi? Selama 2 tahun, kami telah mencoba segalanya untuk menyembuhkan istri saya: fisioterapi, olah raga khusus, berbagai vitamin dan suplemen makanan (kondroitin, glukosamin, dan sebagainya), gel, salep. Obat tradisional untuk persendian xenia. Tapi itu semua sia-sia. Tablet untuk sendi kelentukan persediaan. Metode tradisional tidak berhasil. Meredakan nyeri sendi dan otot. Penelitian saya telah menunjukkan bahwa ada, dan sangat efektif. Cara menghilangkan sakit sendi di kaki. Bisakah Anda memberi tahu kami lebih banyak tentang penelitian Anda? Saya mulai mempelajari berbagai materi tentang penyakit ini, termasuk fisiologi, psikosomatis, dan biokimia. Mengobati nyeri sendi alami engkel. Pada Desember 2009, saya bisa mengetahui bahwa dengan bantuan kombinasi bahan tertentu, Anda bisa mendapatkan obat yang bisa memulihkan jaringan tulang rawan di tingkat sel. Obat herbal lutut sakit. Bisa ular - telah lama dianggap sebagai pereda nyeri alami paling kuat dan efek anti peradangan Efeknya begitu kuat sehingga memungkinkan untuk benar-benar menyembuhkan mereka setelah cedera serius dan penyakit lainnya. Salep untuk infeksi sendi virus. Tapi bahan-bahan ini tidak tersedia di Indonesia. Tablet untuk sendi kelentukan foto.
Meredakan nyeri sendi zina nya #Meredakan #nyeri #sendi #zina #nya
0 notes
yourmajestcee · 5 years
Text
Psikosomatis Berikut Ini Beberapa Gejalanya
Apa itu psikosomatik? Psikosomatik adalah gangguan psikologis yang dapat menyebabkan gangguan fisik. Dalam dunia medis, penyakit psikomatik disebabkan oleh pikiran negatif atau masalah emosional seperti stres, depresi, kekecewaan dan masalah lainnya.
Psikosomatik dan Hubungan dengan Kesehatan
Psikosomatik sendiri terdiri dari dua kata, pikiran (psyche) dan tubuh (soma). Psikosomatis secara harfiah didefinisikan sebagai penyakit yang melibatkan pikiran dan tubuh. Ini terjadi sedemikian rupa sehingga fungsi fisiologis tubuh dipengaruhi oleh ketegangan psikologis yang menyebabkan penyakit atau memperburuk penyakit yang sudah ada sebelumnya dalam diri seseorang.
Perlu diingat bahwa pikiran dapat menyebabkan gejala fisik. Misalnya, ketika seseorang takut atau cemas, itu dapat memacu detak jantung yang cepat, jantung berdebar, merasa sakit, gemetar (gemetar), berkeringat, mulut kering, nyeri dada, dan sakit kepala. Gejala-gejala fisik ini melalui saraf otak mengirimkan impuls-impuls ini ke berbagai bagian tubuh, dan pelepasan adrenalin ke dalam aliran darah. Hal ini tidak jarang ditemui ungkap konselor biro psikologi jogja di Yogyakarta selama melayani.
Tumblr media
Apa saja gejala psikomatik yang biasanya muncul? Berikut 4 tanda yang bisa Anda kenali, termasuk :
1. Sakit perut
Kehilangan nafsu makan, mual, diare atau muntah adalah fitur umum dari penderita psikosomatik. Sebagian besar mengalami rasa sakit di perut bagian atas, tetapi jika diperiksa oleh dokter, tidak ada masalah serius yang ditemukan.
2. Sakit kepala
Ketika seseorang mengalami kecemasan, biasanya memengaruhi sisi emosional dan fisik. Ini berakibat sakit kepala berulang.
3. Panik
Seseorang yang mengalami kecemasan dan panik akan mengalami berbagai gejala psikosomatik yang kompleks, seperti kesulitan bernapas, jantung berdetak, nyeri dada, pusing dan berkeringat. Orang dengan gangguan panik ini berpotensi mengalami agorafobia, yang ditakuti tempat ramai karena mereka tidak nyaman dengan serangan panik.
4. Kelelahan
Tekanan kuat akan membuat seseorang mengalami kelelahan ekstrem. Ini akan mengakibatkan seseorang mengalami kesulitan berkonsentrasi, mudah mengantuk dan pelupa.
Penyebab psikosomatis
Penyebab pasti untuk penyakit psikosomatik tidak diketahui. Sebuah penelitian mengungkapkan, bahwa gangguan fisik yang terkait dengan tekanan mental disebabkan oleh hiperaktif impuls saraf yang dikirim dari otak ke bagian tubuh lain, kemudian menyebabkan sekresi adrenalin ke dalam darah yang menyebabkan kecemasan. Kondisi ini dapat dipicu oleh berbagai faktor:
Genetika
Beberapa studi menunjukkan bahwa penyimpangan genetik aneh pada individu dapat berubah menjadi penyebab langsung penyakit psikosomatik.
Kondisi biologis tidak teratur
Perubahan metabolisme glukosa, kadar asam serum dalam serum, sebenarnya dapat menyebabkan penyakit psikosomatis.
Efek stres
Orang-orang yang mengalami peristiwa stres seperti trauma, pelecehan, sakit kronis, ketakutan, depresi, kemarahan, rasa bersalah, rasa tidak aman, dan situasi sulit lainnya juga rentan terhadap gangguan psikosomatik.
Situasi keluarga
Tidak adanya orang tua, perilaku orang tua terhadap anak-anak, dan kurangnya hubungan keluarga yang baik juga merupakan asal dari gangguan psikosomatis.
Selain itu, beberapa kondisi medis dapat timbul karena ketegangan mental, seperti:
Hipertensi: Beberapa faktor pemicu psikologis seperti keadaan emosi negatif, sering stres, dan faktor sosial seperti status ekonomi dan peristiwa kehidupan memiliki hubungan tidak langsung dengan tingkat tekanan darah. Arteriosklerosis terkait dengan penyakit jantung: Penelitian telah menyimpulkan bahwa perkembangan penyakit jantung koroner berkorelasi dengan beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan depresi, kecemasan, dan stres. Masalah pernapasan: Terlepas dari berbagai pengaruh etiologis, stres emosional adalah faktor pemicu utama yang terkait dengan induksi asma bronkial.
Masalah gastrointestinal: Pembentukan tukak peptik berkaitan dengan peristiwa kehidupan yang membuat seseorang stres Penyakit tertentu terbukti diperburuk oleh kondisi mental seseorang. Kondisi penyakit akan sering kambuh atau menjadi lebih parah ketika penderitanya stres. Meski begitu, tanda perubahan fisik pada penyakit psikosomatis tidak terlihat, dan seringkali tidak terdeteksi oleh dokter. Namun bagi penderita, psikosomatik adalah gangguan yang sangat nyata dirasakan.
Cara Mengatasi Penyakit Psikosomatik
Pada dasarnya gangguan psikosomatis adalah kecemasan dan depresi. Penampilan psikosomatik ditandai dengan gangguan pada sistem organ yang dipengaruhi oleh sistem saraf otonom. Mereka yang menderita psikosomatik akan menemukan bahwa rasa sakit yang mereka alami tidak berhubungan dengan penyakit tertentu.
Kenapa ini terjadi? Karena psikosomatik adalah keluhan fisik yang didasarkan pada adanya proses psikologis yang berkaitan dengan mekanisme adaptasi stres dalam sistem otak, terutama pada hipotalamus-hipofisis adrenal dan sistem sumbu hipotalamus.
Namun, setiap penyakit memiliki pengobatannya sendiri. Dalam kasus penyakit psikosomatik itu dapat diatasi dengan beberapa cara. Berikut ini adalah perawatan untuk gangguan psikosomatis umum:
Perawatan psikoterapi
Hubungan antara kondisi psikologis seseorang dan penyakit fisik sangat dekat dengan memungkinkan interaksi di antara keduanya. Masalah yang menyebabkan seseorang datang ke dokter terkait dengan kondisi psikologisnya dapat terkait dengan dua hal: berkaitan dengan masa lalu pasien atau berkaitan dengan kondisi yang sedang dialami. Bahkan, bisa juga disebabkan oleh kombinasi dari dua masalah ini.
Perawatan fisik
Perawatan ini hanya dikhususkan untuk faktor fisik yang memengaruhi suatu penyakit. Meski begitu, ketika Anda sudah tahu sumber masalah yang menyebabkan penyakit, itu bisa menimbulkan pertanyaan di benak Anda "bagaimana penyakit itu mempengaruhi tubuh?". Ini sering memperburuk penyakit psikosomatik itu sendiri.
Perawatan psikofarmakoterapi
Meskipun perawatan psikofarmasi lebih intensif dalam menangani gangguan psikosomatis dibandingkan dengan obat lokal lainnya, perawatan psikofarmasi umumnya tidak mempengaruhi faktor etiologisnya.
Kelompok obat-obatan psikofarmasi yang banyak digunakan adalah antidepresan, obat penenang dan obat tidur. Perlu diingat, penggunaan ini perlu pengawasan ketat karena dapat menimbulkan efek samping seperti gangguan mental dan fisik.
Pada akhirnya, jika Anda mengalami gejala psikosomatis seperti dijelaskan di atas, segera konsultasikan dengan dokter atau konsultasikan dengan lembaga psikologi jogja di Yogyakarta. Anda tidak perlu khawatir, psikosomatik adalah penyakit yang bisa sembuh ketika kondisi mental Anda membaik.
1 note · View note
milefan48 · 2 years
Text
hipnoterapi jogja terbaik di jogja yogyakarta 1
Hipnoterapi terbaik - Banyak dalam menganggap hipnoterapi ataupun terapi hipnotis adalah cara yang dipakai oleh para ahli terapi dengan menggunakan bantuan jin / setan. Benarkah misalnya itu? Ada sedikit fakta yang dipelintirkan oleh sebagian jamaah awam sehingga bukti tersebut kabur serta yang terdengar hanyalah mitos belaka. Keliru jika menganggap metode terapi ini memakai makluk ghoib contohnya jin atau shetan. obahtentrem can also dikatakan bahwa hipnoterapi itu sihir Hipnotis sebenarnya suatu metode terapi yang diterapkan oleh seorang tenaga ahli hipnoterapi buat membuat seseorang berposisi dalam keadaan rileks dan tenang. Indonesia berguna agar jamaah tersebut bisa lebih fokus dengan pikirannya sendiri dan merespons sugesti yang diberikan. More information klik: OMAH TENTREM Apa saja yang bisa di tangani hipnoterapi? Depresi atau stress berat, surve menunjukkan 75 % dari datangnya suatu penyakit ialah diawali dari beban pikiran yang ngakl terpecahkan atau kaga ketemu jalan keluarnya. Semua orang pernah stress, namun muncul perbedaan dari fase penyebab stress ini, selain itu tingkat ketahanan stress tiap individu juga mempengaruhinya. Namun jika stress anda sudah mempengaruhi kesehatan fisik. maka tersebut yg disebut depresi. Insomnia atau pelik tidur, juga penybab utamanya adalah ganjalan pikiran yg kaga ketemu jalan keluarnya, dia baru dapat tidur kalau sudah minum obat. Memangkas berat badan, dengan tidak diet, dan tanpa obat (hipno-slimming). Psikosomatis adalah semua penyakit yang disebabkan sebab pikiran. termasuk didalamnya adalah sakit maag akut. Fobia / rasa takut yang berlebihan, misalnya: takut ketinggian, takut kegelapan, takut melihat / memegang binatang terpilih, tidak mau makan makanan tertentu. Anxiety Disorder: Rasa cemas yang berlebihan. Gak percaya diri atau minder dalam berhadapan situasi tertentu, meskipun dari tingkat pendidikan dan jabatannya, dia berada di stage atas. Penyakit Kanker: sel jaringan tubuh yang tumbuh tak normal dan terus membelah diri oleh cepat dan tidak terkendali. Secara medis sampai sekarang kaga ditemukan penyebab pasti penyakit kanker. Mendukung penyembuhan sakit HIV Membantu penyembuhan Diabetes tanpa obat kemudian tanpa ramuan, dalam secara medis tergantung obat. Membantu penyembuhan Glaukoma dan Tiroid dengan teknik pernafasan Kolesterol Tinggi, kadar lemak yang terdapat pada dalam darah berlebih, yang disebabkan dikarenakan banyak ngemil goreng-gorengan, makanan yg kriuk� hasil dr goreng� an Bipolar, mempunyai kepribadian double Meredakan rasa marah, dendam, sebel, kecewa bersama seseorang. Merasa cemas atau ketakutan sama sekali tanpa alasan. Melupakan vulgo lalu / pengalaman buruk.. Tidak mampu menahan kencing / mengompol di sewaktu tidur. Panic Attack (Serangan Panik), Tiba-tiba merasakan ketakutan, cemas kemudian panik tanpa sebab. Suka menggigit kuku atau mencabuti bulu dan rambut sendiri. Pingin berhenti merokok Suka main video games yang berlebihan OCD, Bolak-balik memeriksa kunci pintu rumah, mobil atau melakukan sesuatu yg diulang-ulang. Takut terkena penyakit, sering terbayang penyakit ataupun kematian. Schizophrenia, apa aja gejalanya. Selama penderita masih bisa diajak komunikasi dengan laju, semua gangguan mental bisa disembuhkan.. Sering ketakutan atau kecurigaan bahwa orang yang lain berencana untuk mencelakakan dirinya. Merasa dirinya selalu dalam bahaya. Amnesia, tidak tahu jati dirinya, tidak memahami anggota keluarga. Kecemasan, tegang, grogi, atau tidak bisa konsentrasi saat menghdapi instant penting. Membantu menaikkan IQ, konsentrasi, daya ingat, dan kreativitas. Melepaskan mental block, bisa berpikir jauh positif. Meningkatkan kemampuan public speaking. Mengingat kembali memori yang terlupakan.. Menambah nafsu makan tanpa obat, tanpa jamu, meluas berat badan. Frigiditas dan kesulitan orgasme. bagi wanita. Sakit Maag akut, dalam disebabkan banyak nalar. Membantu masalah gagap dan grogi waktu bicara. Patah Hati. Terkadang cinta membawa bahagia, Namun dapat juga membuat jamaah patah hati justru sakit hati, umumnya untuk mengatasi hal ini terasa susah. bahkan terkadang hal tersebut membuat kehidupan anda semakin terpuruk, terasa semakin sakit, ketika anda mengingatnya Trauma, selalu terbayang pengalaman buruk, lantaran pengalaman traumatis yang negatif, akan tetap tersimpan dalam memori Anda. Latah: Bicara diluar kontrol waktu kaget. Impotensi kemudian ejakulasi dini non-organis. Hypno-birthing, kontraksi jaman persalinan tidak merasa sakit, kepanikan lalu ketegangan berubah akhirnya menjadi kebahagiaan.. Anti Aging, Memperlambat penuaan ( Awet Muda ), regenerasi kulit terluar manusia sekitar 28 hari berganti, di dalam saat regenerasi sel-sel kulit dibuat berlimpah muda dari sebelumnya. Alergi makanan tertentu. Kebiasaan mencuri ( kleptomania ), Uzur kontrol impuls yg menghasilkan dorongan ngakl tertahankan untuk mencuri. Supaya tidak doyan makan makanan tertentu. Supaya mau makan makanan tertentu yg sebelumnya tidak disukai. Sebenarnya masih banyak lagi masalah? perkara lain yang sanggup disembuhkan dengan hpnoterapi Silahkan Ibu/Bapak kunjungi tempat kami. Selengkapnya klik: HIPNOTERAPI JOGJA
1 note · View note
egle-kd · 2 years
Text
Tumblr media
LUAR BIASA, Call 0878-7604-0136, Psikosomatis Pada Anak Bunda Lucy
Klik https://wa.me/087876040136, Psikosomatis Berbahaya,Psikosomatis Mata Buram,Psikosomatis Maag,Psikosomatis Mudah Lelah,Psikosomatis Mual
Bunda Lucy Trauma Center PTB Duren Sawit Blok D3/1 Klender Jakarta Timur (Dekat Sekolahan SDIT Arrahma)
psikosomatikler #psikosomatikmutlukuk #psikosomatiknedenler #psikosomatikokulu #psikosomatikpsikoterapi #psikosomatikproblemler #psikosomatikterapi #psikosomatiktedavi #psikosomatikwelness#psikosomatisindonesia
0 notes