Curhat Session : Pengalaman (Gagal) Tes Kedinasan
Bismillahirrahmanirrahim
Buat post kali ini sedikit serius semi curhat gapapa lah ya hehe. Jadi aku mau cerita sedikit pengalaman dari sudut pandang aku sendiri tentang tahapan tes kedinasan yang tahapannya banyak (iykwim) dan lebih ditekankan pada tahapan-tahapan tesnya, bukan instansinya. Kenapa fokus ke tahapannya? Karena biar sekiranya kita mau nyoba di salah satu sekolah kedinasan apapun itu, ada gambaran di tahapannya walaupun antara sekolah kedinasan yang satu dengan yang lain pasti ada perbedaannya. Dan satu lagi, di post ini nggak ada tips nya, tapiii… lebih ke saran dari pengalaman pribadi percobaan nekadku ini. Kenapa nggak ada tips? Karena tips sudah sering dibahas oleh blogger atau vlogger di luar sana dan menurutku sebagian besar intinya sama dan karena aku nggak keterima hahaha. Oke nggak lucu. Mungkin setelah ini bakal memunculkan thought “halah nggak keterima we” dalam benak pembaca (kalo ada yang baca). Tapi, monggo kalo ada manfaatnya boleh lah diambil.
But first, sebelum mendaftar di sekolah kedinasan yang kita inginkan, pastikan bahwa kita masuk kualifikasi persyaratan pendaftar pada calon sekolah kedinasan yang akan kita daftar, misalnya harus lulusan SMA jurusan IPA, dan sebagainya. Ini penting sekali sobatque.
1. TKD
Jadiii, seperti tes sekolah kedinasan pada umumnya, ada TKD atau Tes Kompetensi Dasar. Tau kan ya apa itu TKD? Curhat dikit nih, pas mau ke tahap ini, aku binguung banget soalnya baru nyiapin bahan belajar H-8 wankawan. B a y a n g k a n. Jangan ditiru sodara-sodara karena bakal keteteran. Siapkan jauh-jauh hari, terus bahas latihan soal bareng teman yang ikutan les tes sekolah kedinasan, karena kalo TKD ini hampir semua (atau bahkan semua) sekolah kedinasan bakal pakai kan ya.
Lanjut ke sistematikanya, sodara-sodara! Sebelum tes ini, sesuai dengan jadwal sesinya, kita nunggu antrean untuk dipanggil giliran. Nah, di ruang tunggu itu ada layar yang menampilkan skor tes para peserta yang lagi ngerjain. Jadi kita juga tau tuh siapa aja yang lolos buat tes tersebut. Setelah dipanggil buat tes, peserta yang akan masuk ke ruangan tes akan digrepe aka body checking oleh petugas. Kalo nggak salah ingat, alat tulis yang dibawa ke dalam ruangan juga cuma terbatas. Suasananya hampir seperti UNBK. Santai iya, tapi deg-degan lebih :“) karena hasil lolos atau tidaknya ditentukan saat itu juga guis.
2. Tes Akademik
Di tahapan tes ini, karena mata pelajaran di setiap instansi sekolah kedinasan beda-beda, suasananya kayak ngerjain try out. Nah materi belajarnya dari mana? Kurang lebih materi tes ini insyaallah sudah pernah dipelajari di bangku SMA wankawan. Atau biasanya juga ada materi yang berkaitan dengan sekolah kedinasan tersebut. Dan jarak tes akademik ini biasanya nggak jauh dari TKD. Kira-kira sehari atau dua hari. Jadi sebaiknya belajar tes akademik jauh-jauh hari sebelum TKD dibarengin belajar UN atau SBM insyaallah sudah cukup.
3. Tes Psikologi
Waini, tes paling bikin capek hati, badan, dan pikiran wkwk. Tapi serius loh wankawan, ini tes dengan durasi terlama. Berangkat jam 7 pagi, pulang jam 6 sore. Manteb ga tuh?
Di tes psikologi ini, macam tesnya cukup banyak dan bisa dipelajari di buku latihan tes psikologi seperti yang ada di buku ini.
Seingatku ada tes wartegg, tes menggambar orang dan pohon, tes pauli, tes CT/MI, dan tes anamnesa kesehatan (sebenernya banyak banget tapi aku lupa). Untuk tes wartegg, tes menggambar, dan tes pauli harus sering latihan juga, atau lebih baik lagi bisa konsultasi dengan para ahli di bidang psikologi. Oiya, di beberapa instansi sekolah kedinasan ada yang pakai tes pauli dan ada juga yang pakai tes kraepplin. Awalnya kukira mereka berdua ini sama tapi ternyata serupa tapi tak sama loh. Kalo tes pauli dikerjakan vertikal dari atas ke bawah, nah kalo tes kraepplin itu sebaliknya yaitu vertikal dari bawah ke atas, kurang lebihnya begitu (cmiiw). Kalo tes CT/MI, yang dimana aku dulu nggak punya gambaran sama sekali ini tes apaan, ternyata di tes ini pertanyaannya umumnya terkait dengan pendapat kita mengenai isu-isu di lingkungan sekitar kita dan seputar keluarga. Katanya orang-orang yang ngasih tips, jawaban kita harus kritis. Di tes sekolah kedinasan yang aku ikuti, kalo nggak salah hasil tes ini bakal dipakai buat pertanyaan di tahap tes wawancara. Kenapa? Karena katanya untuk menguji konsistensi jawaban kita. Terakhir, tes anamnesa kesehatan. Nggak perlu pusing-pusing kok untuk menjawab pertanyaan ini. Tinggal isi sesuai dengan keadaan kesehatan kita.
4. Tes Wawancara
Ini nih tes yang paling aku segani. Dulu aku takut banget sama yang namanya tes wawancara. Kalo sekarang? Hahaha jangan tanya, jawabannya kurang lebih masih sama.
Di tes wawancara, judge a book by its cover mungkin sangat berlaku karena penampilan dan cara berjalan itu diperhatikan buanget dan yang diperlukan dalam menjawab pertanyaan interviewers adalah kejujuran, it’s okay kalo memang kita sadar diri kita belum ideal, but jangan sampai bohong, apalagi ketauan bohong ya nggak? Siriusli. Gerak-gerikmu diawasi sobat! Terutama pas wawancara dengan psikolog. Wkwk.
Dalam tes yang aku ikuti ini ada tiga pos wawancara yaitu akademik, CT/MI, dan psikologi. Di bagian akademik, bakal dikasih pertanyaan terkait pelajaran yang disenangi dan hal akademik lainnya. Dan satu lagi, bakal dikomporin buat memantapkan keyakinan kenapa pantas diterima di sekolah kedinasan itu. Kalo bagian CT/MI, sebenernya di sini pertanyaan ter-nggak penting bakal ditanyain. Masih seputar keluarga kita, kegiatan kita, dan tentang jawaban dari tes CT/MI di tahap sebelumnya. Tapi, ada juga temenku yang ditanyain, "udah pernah pacaran?” See? Nggak penting banget. Wkwk. Dan terakhir, tes psikologi. Di sini, pewawancara lebih mengeksplor apa yang ada di dalam diri kita dan sebesar apa motivasi kita.
5. Tes Kebugaran dan Kesehatan
Di tahapan ini kudu kuat lari pokoknya. Harus sering-sering latihan tapi latihannya jangan ndadak. H-1 tes misalnya. Kalo gitu mah, prepare yourself untuk kebobrokan badanmu. Paling enggak, dari awal latihan ada progres, makin banyak jaraknya dan dengan waktu yang enggak lama. Daaan, jangan lupa push up atau knee up buat para wanita, sit up, dan plank. Katanya kalo sering plank bisa bikin ringan pas sit up, katanya. Wkwk.
Waktu tes, yang diuji pertama kali adalah lari. Dilanjut dengan pull up untuk para pria dan chinning untuk para wanita. Kemudian ada sit up lalu push up. Sepengamatanku dari hasil ngekepoin temen-temen dapet berapa aja tiap tesnya, menurutku banyak sedikitnya yang kita dapet nggak terlalu ngaruh untuk hasil lolos enggaknya. Kalo di instansi ini lo ya, belum tau yang lain gimana hehe. Habis tes kebugaran ada tes kesehatan jiwa yang jumlah pertanyaannya sekitar 500 dan harus dijawab jujur. Tapi tenang, pertanyaannya ezpz kok.
Lanjut ke tes kesehatan. Well, ini tes ternano-nano setelah tes psikologi. Bagian tesnya juga banyak banget. Ada tes darah, tes urin, cek gigi, tes mata (termasuk tes buta warna), cek telinga, EKG yang alatnya serem banget but isoke, rontgen, obsgyn, dan ambeien. Tes kesehatan tidak kutulis secara detail karena ya memang tesnya seperti medical check up pada umumnya. Bisa dibilang ini tes paling enak karena dapat sarapan dan makan siang yang juga enak wkw. Tapi sedih juga sih, karena punya kemungkinan bakal pisah dan bakal jarang ketemu sama temen seperjuangan selama seleksi dari awal. Hue.
6. Pantukhir
Yak sayangnya, perjuanganku telah berakhir sebelum tahap ini. Tapi katanya ini mirip kayak tes wawancara tapi cuma bentar. Gatau juga sih hehe.
Oke segitu dulu aja deh, takut kelamaan ntar malah menjamur di draf. Alhamdulillah, masih dikasih kesempatan buat mencoba tes kedinasan yang sakjose hokya hokya. Makasih juga buat temen-temen yang sudah mendukungku dari awal. Seperti, si Zahra yang mampu dan mau merahasiakan niatku daftar di sini. Bobby, Yusuf, Anom, dan Ais teman seperjuangan tes kedinasan. Si Memed yang sering menyemangatin. Nesti yang ngajarin TKD. Nana yang rela pulang jam 11 malem buat ngajarin tes akademik padahal udah H-1. Mbak Tyas yang juga teman sharing dan support. Lu'lu’ yang udah ngetutorialin wawancara. Raihan yang ngasih tips berupa motivasi biar kuat lari tapi akhirnya aku tetap tidak kuat lari. Temen-temen saingan, Mbak Ai, Kholifah, Claudia, Assri, Irum, Farah, dan Fendy. Terutama dan yang utama, bapak ibuk yang udah mendoakan dan selalu support atas bawah depan belakang kanan kiri, terimakasih telah berbesar hati. Dan mas sodara jauh, tidak lupa kuucapkan terimakasih atas tips, gambaran, dan semangatnya. Uwu.
P.S. bonus sketsa timeline
4 notes
·
View notes