Tumgik
#mereka menghafal al-Qur’an
imkswndi · 1 year
Text
Tumblr media Tumblr media
Seorang pengajar Al-Quran di sebuah masjid mengisahkan:
📌 Seorang anak kecil mendatangiku. Dia ingin mendaftar di halaqah Al-Qur’an yang aku bina. Aku menanyainya: "apa kamu hafal beberapa ayat Al-Qur’an?" "iya" “coba sekarang bacakan aku beberapa surat di juz amma ya." dia pun membacanya.
“Apa kamu hafal surat tabarak (Al-Mulk-red)?” "iya." Aku pun kagum dgn hafalannya pada usia yg masih belia ini.
“apa kamu hafal An-Nahl?" "iya"
Bertambah kekagumanku padanya. kemudian aku ,tanyakan tentang surat-surat panjang. "apa kamu hafal Al-Baqarah?" "iya" dia membacanya dan tak salah sedikitpun. Meleleh hatiku semakin kagum.
"ananda, apa engkau hafal Al-Qur’an seluruhnya?" "iya”
سبحان الله masyaAllah Aku memintanya untuk datang besok bersama ayah sebagai walinya. aku berpikir bagaimana mungkin seorang ayah mampu menjadikan anaknya seperti ini?
Esoknga, ia datang bersama ayahnya. Kulihat penampilan sang ayah sepertinya tidak melazimi sunnah dan bukan penghafal.
Ayahnya menuturkan kepadaku: "apakah anda kagum? Aku akan menghentikan. kekagumanmu dan kuceritakan bahwa dibalik layar kesuksesan anak ini ada seorang wanita dengan kekuatan seribu lelaki. Dialah ibunya.
Aku ceritakan kabar gembira bahwa aku punya 3 anak dan semuanya adalah penghafal Al-Qur’an. Anakku yang terakhir berumur 4 thn namun sudah menghafal Juz Amma.
Dulu ibunya, ketika mendidik mereka berbicara, dia memulainya dengan mengajarkan alquran kepada mereka. mengajarkan mereka berbicara yaitu dengan Al-Qur’an.
Ibunya juga menumbuhkan kompetisi sehat. Siapa yang menghafal duluan, dia akan bebas memili makan malam di malam itu. Siapa yang duluan muraja'ah dialah yang akan memilih kemana kita akan rihlah saat libur mingguan.
Siapa yang mengkhatam duluan, dialah yang akan memilih kemana kita berpergian saat libur panjang. Inilah metode ibunya."
Ternyata beginilah wanita mulia, ketika ia sholehah maka sholeh lah pula sebuah rumah tangga.
Penulis oleh Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, MSc
Bagaimanakah seseorang bisa mendapatkan anak yang shalih? Ternyata semua itu berawal bukan sedari mendidik anak ketika telah lahir. Namun faktor utama adalah pada istri yang shalihah. Karena istri adalah madrasah awal di rumah.
Kalau suami salah memilih atau membina istri menjadi baik, maka keadaan anakmu ikut serba salah. Kalau suami menyerahkan pada istri yang shalihah, anaknya jelas ikut shalih. Karena yang sehari-hari bertemu dengan anak di rumah adalah ibunya.
Orang Arab mengatakan, ‎الأُمُّ هِيَ المَدْرَسَةُ الأَوْلَى فِي حَيَاةِ كُلِّ إِنْسَانِ "Ibu adalah sekolah pertama bagi kehidupan setiap insan.” Sumber https://rumaysho.com/12520-berawal-dari-istri-shalihah.html
🔁 instagram.com/ummusza/
4 notes · View notes
suara-muslim · 1 year
Text
*Penyaweran, Aksi Desakralisasi Terhadap Alquran!*
Penulis: A.Mazaya. Z (Penulis Remaja)
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berfungsi sebagai al-huda (petunjuk) yang dibawa Nabi Muhammad saw untuk umat manusia. Setiap muslim mempercayai kebenarannya.
Akan tetapi belum lama ini viral di media sosial, seorang qariah yang disawer dua orang pemuda ketika membaca Al-Qur’an di Pandeglang, Banten (Hidayatullah, 5-01-2022).
Berkaitan tentang ini, Majelis Ulama Indonesia pun turut bicara. K.H. Cholil Nafis, melalui tweet-nya menyampaikan bahwasanya menyawer qari atau qariah merupakan cara yang salah dan tidak menghargai majelis. Bahkan, menurutnya, merupakan perbuatan haram dan melanggar nilai kesopanan.
*Desakralisasi Kitab Suci*
Sesuatu yang terjadi di video viral tersebut, merupakan tindakan yang berseberangan dengan adab mendengarkan Al-Qur’an. Melafalkan kalamullah disetarakan dengan melagukan lagu dangdut. Nilai kesucian kitab suci umat muslim pun menjadi ternoda. Aktivitas ini merupakan bentuk desakralisasi Al-Qur’an.
Kehidupan sekuler sepertinya telah menghancurkan keimanan. Sekularisme sukses membuat umat ini tidak lagi memprioritaskan agama. Standar materi yang khas pada pola pikir kapitalis pun telah meresap di hati kaum muslim. Dimana kebahagiaan sekedar dinilai dengan banyaknya uang. Seperti yang dicontohkan dua pemuda yang menyawer qariah. Saweran itu dianggap sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan bagi qariah. Dua pemuda tadi beranggapan, dengan saweran sang qariah bahagia sebagaimana para biduan.
Jika dibiarkan, aktivitas aneh ini dapat menetap di kalangan kaum muslim. Mereka sudah tidak menganggap Al-Qur’an sebagai kitab suci yang wajib dijaga kesuciannya. Namun, Al-Qur’an menjadi sebatas buku sebagaimana buku lainnya.
Aktivitas seperti ini amat berbahaya. Umat akan terjauhkan dari petunjuk yang lurus. Mereka tidak bakal menjadikannya sebagai pedoman atau petunjuk hidup. Akibatnya, kaum muslimin akan hidup dalam aturan bukan Islam. Parahnya, sisi gelap jahiliyah bisa kembali dan merusak umat muslim.
*Menghormati dan Memuliakan Al-Qur'an*
Islam sesungguhnya telah mengajarkan bagaimana seorang muslim bersikap saat diperdengarkan lantunan ayat suci Al-Qur’an.
Allah SWT berfirman,
Artinya: “Jika dibacakan Al-Qur’an, dengarkanlah (dengan saksama) dan diamlah agar kamu dirahmati.” (QS Al-A’raf: 204)
Berdasarkan ayat di atas, sesungguhnya seorang muslim diperintahkan untuk diam dan mendengarkannya.
Seraya menyimak bacaan Al-Qur’an, dan mencoba untuk memahami dan mentadaburinya, hati akan tenang. Terutama jika memahami isi ayat itu, terdapat kisah luar biasa yang dibawa olehnya. Rasulullah dan para sahabat contohnya, selalu menangis ketika mendengar bacaan ayat suci Al-Qur’an.
Sebagaimana diriwayatkan dalam hadis, “Aku mendatangi Nabi saw dan beliau sedang salat. Dan pada kerongkongannya ada suara seperti suara air di periuk yang mendidih. Yakni, beliau menangis.” (HR At-Tirmidzi, Ahmad, Abu Dawud, dan An-Nasa’i. Hadits ini sanadnya kuat)
*Lingkungan yang Kondusif*
Salah satu cara mencegah desakralisasi Al-Qur’an bertambah luas adalah menciptakan lingkungan yang kondusif atau mendukung. Arti dari lingkungan yang kondusif adalah menyuasanakan lingkungan masyarakat, sekolah atau rumah agar dekat dengan Al-Qur’an.
Tetapi, kedekatan dan pensakralan Al-Qur’an tak cukup hanya dengan meletakkannya di rak, menciumnya, mendengarkan atau menghafal. Tapi wajib memahami isinya dan mencontohnya dalam kehidupan. Karena Al-Qur’an adalah petunjuk hidup. Sebagaimana janji Allah kepada umatnya ketika meneladani Al-Qur’an,
“Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS Al-Isra: 9).
“Dan Kami turunkan kepadamu Alkitab (Alquran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri.” (QS An-Nahl: 89)
Ayat-ayat di atas merupakan petunjuk bagi umat manusia, untuk memperlakukan Al-Qur’an dengan cara terbaik.
*Khatimah*
Sepanjang umat ini masih berada pada lingkungan sekularisme dan kapitalisme, kaum muslim tidak akan bisa mensakralkan Al-Qur’an adengan sempurna. Bahkan, mereka akan terus dipengaruhi oleh pemikiran Barat untuk merendahkan Al-Qur’an, hingga terwujud desakralisasi Al-Qur’an dan umat jauh dari kitab sucinya.
Wallahualam.
Tumblr media
3 notes · View notes
Text
Profesional, Call 0877-7624-3139, Belajar Baca Quran Surabaya Pitera Academy, Belajar Baca Quran Cepat Surabaya Pitera Academy, Belajar Baca Quran Online Surabaya Pitera Academy, Belajar Baca Quran Pemula Surabaya Pitera Academy, Belajar Baca Quran Untuk Pemula Surabaya Pitera Academy,
KLIK https://wa.me/6287776243139, Belajar Baca Quran Metode Ummi Surabaya Pitera Academy, Belajar Baca Quran Metode Qiroati Surabaya Pitera Academy, Belajar Baca Quran Lansia Surabaya Pitera Academy, Belajar Baca Quran Metode Tilawati Surabaya Pitera Academy, Belajar Cepat Baca Quran Surabaya Pitera Academy,
Syekhul Islam Imam An-Nawawi dalam kitabnya, Riyaadhus-Shaalihiin, membuat bab khusus tentang Keutamaan Membaca Al-Qur'an, di antaranya:
Bahwa orang yang mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an merupakan sebaik-baik manusia.
Dari Usman bin Affan ra, Rasulullah saw. bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Tirmidzi);
Bahkan untuk mereka yang belum lancar dalam membaca dan mengkhatamkan Al-Qur’an, akan tetap mendapat pahala.
Rasulullah bersabda, “Dan orang yang membaca Al-Qur’an, sedang ia masih terbata-bata lagi berat dalam membacanya, maka ia akan mendapatkan dua pahala.” (HR. Bukhari Muslim);
Karenanya, Pitera Academy hadir menawarkan solusi bagi kuam muslimin yang hendak mempelajari cara membaca Al qur'an, sehingga keutamaan - keutamaan di atas bisa diperoleh. dengan bantuan profesional maka harapan itu akan mudah tercapai.
Serta dapatkan bonus spesial pada pendaftaran bulan ini :
FREE pemetaan potensi genetik untuk 1 keluarga plus konsultasi dan bonus tips terbaik menghafal Al qur'an berdasarkan potensi genetiknya (seharga Rp.850.000 per orang).
Potongan harga sampai 10% dari produk pitera group (Pitera Store, Pitera Consulting, Pitera Event Organizer)
Inspira Cipta Sejahtera (Pitera) Academy
Puri Permata Sari Blok D No.8 RT. 01, RW. 18 Ds. Petiken Kec. Driyorejo Kab. Gresik
(dekat musholla Baitul Amanah)
belajarbacaquran, #belajarbacaqurandengantajwid, #belajarbacaquranonline, #belajarbacaquransendiri, #belajarbacaquranalquran, #belajarbacaquranpraktis, #belajartajwid, #belajartajwidmudah, #belajartajwiditumudah, #belajartajwidonline, #belajartajwidcarasantai
2 notes · View notes
rumahzakat-cilegon · 4 months
Text
Tumblr media
Anifah Syauli, Anak Juara Korwil Kramatwatu, Mengalami Perkembangan Positif Berkat Program Beasiswa
Dalam upaya pemberdayaan anak juara di wilayah binaan, Rumah Zakat melalui program beasiswa berhasil membantu Anifah Syauli, atau yang akrab dipanggil Ifah, sejak usia duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) hingga kelas 10 SMA. Anifah sendiri merupakan salah satu Anak Juara dari wilayah binaan Kramatwatu_Wanayasa.
Anifah, yang berusia 16 tahun, tinggal bersama kedua orang tuanya di Kp. Gegeneng, Desa Suka Dalem, Kec. Waringinkurung, Kab. Serang. Ayahnya, Bapak Nasihin, bekerja sebagai tukang kuli bangunan, sementara ibunya, Ibu Sarwiti, mengelola sebuah warung kecil-kecilan di rumah mereka.
Dalam perjalanan pendidikannya, Anifah selalu berhasil menempati peringkat 3 besar di sekolahnya sejak SD hingga saat ini. Dukungan beasiswa dari Rumah Zakat telah memberikan dampak positif yang signifikan bagi perjalanan Anifah. Dia mengakui bahwa setelah mengikuti program pembinaan, terjadi perubahan positif dalam dirinya. Salah satunya, dari seorang yang pernah kurang semangat dalam menghafal Al-Qur'an, kini Nifah sudah mampu menghatamkan hafalan Al-Qur’an Juz 30 dan juga doa-doa harian yang telah menjadi target dari program Rumah Zakat. Anifah memiliki impian besar untuk menjadi seorang dokter. .
Dalam ungkapannya, Anifah mengucapkan terima kasih kepada Rumah Zakat dan para donatur atas kesempatan yang diberikan kepadanya. "Saya Anifah Syauli, anak juara dari korwil Kramatwatu, ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak Rumah Zakat yang telah memperkenankan saya mengikuti pembinaan di sini. Saya juga ucapkan banyak terima kasih kepada para donatur yang telah memberi saya beasiswa. Saya senang bisa menjadi bagian dari Rumah Zakat dan sangat terbantu dengan beasiswa yang diberikan kepada saya. Terima kasih. Harapan saya, semoga Rumah Zakat terus berkembang lebih baik lagi untuk ke depannya dan dapat membantu lebih banyak orang. Semoga para donatur dilimpahkan rezekinya, dilancarkan usahanya, selalu dalam keadaan sehat wal afiat, selalu dalam lindungan Allah SWT, serta mendapat berkah dalam hidupnya. Aamiin ya Rabbal Alamiin."
Dukungan dari Rumah Zakat tidak hanya memberikan harapan baru bagi Anifah tetapi juga mendorongnya untuk terus maju dan mengejar cita-citanya dalam mewujudkan impian menjadi seorang dokter yang bermanfaat bagi banyak orang.
RumahZakat
PembinaanAnakJuara
BeasiswaAnakJuara
Kramatwatu_Wanayasa
Januari2024
0 notes
catatanbalqis · 1 year
Text
My Qur’an Journey
Sejak kecil, lantunan ayat suci Al-Qur’an bukan yang asing bagiku. Memasuki bangku taman kanak-kanak, aku sudah mulai menghafal surat pendek di Juz 30, layaknya balita lainnya. Bedanya, aku melalui semua hal ini melalui pendidikan formal, sekolah, bukan TPA.
Keluargaku memiliki cukup privilese untuk mengundang guru mengaji ke rumah. Bersama kakak-kakakku, kami rutin menyetorkan hafalan di musholla rumah. Teringat dahulu begitu sulit menghafalkan Surah Al-Falaq, terbolak-balik tiap frasa dan ayatnya. Saat Ramadhan tiba, kami dipaksa terjaga setiap habis shubuh untuk membaca satu juz bersama. Bergantian membaca satu halaman demi halaman. Bagiku yang saat itu belum begitu lancar membaca Al-Qur’an, ini bukan hal menyenangkan. Tak jarang aku menjadi sebal dan menitikkan air mata ketika giliranku tiba. 
Memasuki bangku SD, aku cukup unggul dibanding teman-temanku. Walaupun masih belia, aku paham betul bahwa saat itu kelompok tahfidzku merupakan kelompok unggulan. Kala itu, setiap muridnya ditargetkan untuk menyelesaikan hingga 5 juz. Target semata. Karena tidak banyak yang berhasil mencapainya, aku salah satunya.
Berpindah ke bangku sekolah menengah, aku berhasil menyetorkan sepertiga Al-Qur’an dalam 8 hari, 1 kali duduk tiap juznya. Capaian yang hingga saat ini belum berhasil ku ulang. Setelah itu, grafik pertambahan hafalan qur’anku cukup landai, tak banyak ayat tambahan yang ku hafal. Namun, di masa-masa itulah justru aku belajar.
15 tahun menghafal Al-Qur’an sebagai formalitas, aku baru mendapatkan kenikmatan dan kesenangan setelahnya. Adalah sebuah Karantina Tahfidz di daerah Kuningan. Aku berhasil menyetorkan belasan juz dalam belasan hari. Hari-hari inilah yang membuatku sadar betapa menyenangkannya menghafal ayat-ayat suci ini. Waktu berjalan, aku semakin menikmati pertemuan dengan Ahlul Qur’an. Tak ada satupun Ramadhan aku habiskan tanpa bertemu mereka. Berpindah dari satu pesantren tahfidz ke pesantren lainnya.
Adalah senior sekaligus ustadzahku, yang menyadarkan bahwa kualitas tahsinku 0 besar. Teringat jelas bagaimana beliau berulang kali membenarkan ghunnah dan mad thabi’i. Sesuatu yang teorinya sudah aku pelajari dari bangku SD. Berpindah ke tempat lain, aku bertemu ustadzah yang jauh lebih strict dari itu. Di hari pertama setoran, Ia meninggalkan banyak sekali lingkaran di qur’anku. Hafalannya sih lancar, namun banyak sekali tajwid-tajwid yang tidak dibaca dengan baik. Menyadari hal ini, akupun memutuskan untuk vacuum dari dunia ziyadah dan fokus memperbaiki tahsin.
Dari perjalanan ini, satu hal besar yang aku pelajari adalah: selalu ada ruang perbaikan. Selalu ada hal yang bisa diperbaiki dari segala usaha kita. Dalam hal akhirat, selalu ada niat yang bisa diluruskan. Bahkan tugas seorang hafidz pun sama besarnya dengan mereka yang baru mulai menghafal Al-Qur’an. Semoga Allah karuniai kita kemampuan untuk terus belajar dan memperbaiki diri.
0 notes
ainunnajib08 · 1 year
Text
Metode Baca Al Qur'an Yanbu'a
Tumblr media
Metode yanbu’a adalah suatu metode baca tulis dan menghafal Al-Qur’an, untuk membacanya santri tidak boleh mengeja, membaca langsung dengan cepat, tepat, lancar dan tidak putus-putus disesuaikan dengan kaidah makharijul huruf. Timbulnya “Yanbu’a” adalah usulan dan dorongan Alumni Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an, supaya mereka selalu ada hubungan dengan pondok disamping usulan dari masyarakat luas juga dari lembaga pendidikan Ma’arif serta Muslimat terutama dari cabang kudus dan Jepara. Penyusuan Metode Yanbu’a diprakarsai oleh tiga tokoh pengasuh Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an putra KH. Arwani Amin Al-Kudsy (Alm) yang bernama: KH. M. Ulin Nuha Arwani, KH. Ulil Albab Arwani dan KH. Manshur Maskan (Alm) dan tokoh lain diantaranya: KH. Sya’roni Ahmadi (Kudus), dan KH. Amin Sholeh (Jepara), Ma’muzMuzayyin (Kajen Pati), KH. Sirojuddin (Kudus) dan KH. Busyro (Kudus) beliau adalah Mutakhorrijin Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an yang tergabung dalam majelis “Nuzulis Sakinah” Kudus. Cara pembelajaran Yanbu’a yaitu (1) Musyafahah yaitu guru membaca terlebih dahulu kemudian santri menirukan. Dengan cara ini guru dapat menerapkan membaca huruf dengan benar melalui lidahnya. Sedangkan santri akan dapat melihat dan menyaksikan langsung praktek keluarnya huruf dari lidah guru yang ditirukannya. (2) Ardhul Qira’ah yaitu santri membaca di depan guru sedangkan guru menyimak dengan baik. Sering juga cara ini disebut dengan sorogan. Dengan cara ini akan memudahkan guru untuk mengetahui dan membenarkan bacaan santri yang keliru. (3) Pengulangan yaitu guru mengulang-ilang bacaan, sedangkan santri menirukannya kata per kata atau kalimat per kalimat, juga secara berulang-ulang hingga terampil dan benar. Dari berbagai sistem penyampaian materi belajar Al-Qur’an yang ada saat ini, semuanya mengedepankan penyampaian materi belajar yang memudahkan siswa dalam menerima pesan pembelajaran, khususnya pembelajaran Al-Qur’an. Akan tetapi kebanyakan lembaga pendidikan Al-Qur’an yang ada tidak meninggalkan teori musyafahah sebagai sistem paling bagus dalam mencapai hasil yang maksimal. Hal ini tidak lepas dari penyampaian materi yang begitu simple yakni siswa menirukan secara langsung apa-apa yang dibaca oleh guru secara perlahan melalui lidahnya, kemudian guru juga dapat mengoreksi secara langsung baik makharijul huru, tajwid atau lainya, sehingga siswa dapat secara benar membaca Al-Qur’an.
1 note · View note
rifkinuryanto · 1 year
Text
Kecepatan.
cepat » ke.ce.pat.an
n waktu yang digunakan untuk menempuh jarak tertentu
Dengan kemajuan teknologi sekarang dimana semua serba cepat, informasi bergulir dalam kedipan mata, kita beradaptasi. Aku tahu susahnya hidup di dunia “maya” karena segala macamnya terjadi secara cepat, kita akan senantiasa mendengar mereka yang bicara “Aku sudah lulus tahun ini karena akselerasi. Aku sudah punya penghasilan belasan juta sebelum umur 25 tahun. Aku sudah bisa bepergian dari sudut bumi yang satu ke yang lain dalam hitungan hari” atau sesederhana gaya hidup “Hari ini aku sudah menghabiskan 3 buku novel dan 4 karya ilmiah. Aku sudah menghabiskan materi A-Z tuntas dan sangat siap untuk ujian hari esok. Aku mampu menghafal satu halaman Al-Qur’an setiap harinya juga mengkhatamkan bacaan di setiap minggunya. Aku memiliki jadwal yang padat setiap hari bahkan harus mengurangi waktu tidur karena harus melakukan banyak hal sekaligus” dan seterusnya. Atau mungkin kamu yang diberikan saran “coba kamu baca buku abc-z deh, recommended. Coba kamu kerja di A, atau magang di B. Coba kamu lihat informasi A-Z. Coba kamu buat yang kaya gini. Coba kamu ikuti langkah si A-Z.”
Ada perbedaan antara tahu dan mengerti. Kamu mungkin tahu sesuatu namun belum mengerti sepenuhnya, kamu tahu satu buku tapi belum paham intisarinya, hidup tak melulu soal kita yang menyerap ratusan informasi dalam sekali duduk, hidup juga tidak menuntut kita untuk bersegera dalam semua hal, lagipula siapa yang menciptakan tuntutan sebanyak itu? Kita punya porsi masing-masing, kita punya informasi masing-masing, ada langkah yang harus ditempuh dari yang tadinya tahu menjadi mengerti, dari yang tadinya mengerti menjadi ahli. Langkah yang biasa kita sebut dengan proses. Dari semua ungkapan, dari semua pencapaian yang tersebar di media sosial, kita mana tahu proses dibelakangnya, pun itu bukan urusan kita.
Kiranya, lebih baik berfokus pada apa yang mau kita kerjakan dan apa yang sedang kita butuhkan, memperhatikan kualitas dan proses lebih utama ketimbang berpikir melulu soal tujuan dan mimpi. Melalui proses kita beranjak, lewat halang rintang kita bertumbuh juga berkembang. Siapa yang peduli pada proses yang kamu lakukan? Melangkah adalah tentang kamu kepada dirimu sendiri, juga hidup, adalah tentang kamu yang menyelamatkan diri sendiri, bukan orang lain.
30-03-2023 | 17 | Berbuka dengan yang ada
1 note · View note
Text
بِسْـــــم اللّٰــــــهِ الرَّحْمٰــــــــنِ الرَحِيْـــــــــــــمِ
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Faedah Hadits Hari ini:
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: "قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-: 'إِنَّ لِلَّهِ أَهْلِينَ مِنَ النَّاسِ” قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، مَنْ هُمْ؟
قَالَ: “هُمْ أَهْلُ الْقُرْآنِ، أَهْلُ اللَّهِ وَخَاصَّتُهُ'."
Dari Anas bin Malik -rodhiyalloohu 'anhu-, Ia Berkata: "Rosuululloohu ﷺ Bersabda: 'Sesungguhnya Alloohu ﷻ Mempunyai Banyak Ahli (Keluarga) Dari Kalangan Manusia'.
Para Sahabat Bertanya; “Wahai Rosuulallooh, Siapakah Mereka?”. Beliau ﷺ Bersabda: 'Ahli Qur`an Adalah Ahli Alloohu تعالى Dan Orang-Orang Khusus-Nya'.” (HR. Ibnu Majah, no. 215; Ahmad, no. 12279, 12292, 13542. Dishohihkan oleh Syaikh al-Albaaniy Didalam Shohih Al-Jami’, no. 2165, 2528 dan Didalam Shohih At-Targhib, no. 1432. Dan dihasankan oleh Syaikh Syu’aib al-Arnauth Didalam Takhrij Musnad Ahmad)
SIAPAKAH KELUARGA ALLOOHU تعالى
Siapakah Yang Dimaksud Ahlul Qur’an dan Ahlullooh (Keluarga Alloohu تعالى) atau Hamba-hamba Khusus-Nya Dalam Sabda Nabi Muhammad ﷺ Diatas?
Simak Penjelasan Syaikh Sholih al-Fauzan –hafizhohullloh– Berikut:
“Yang Dimaksud Ahlul Qur’an, Bukan Orang Yang Sekedar Menghafal dan Membacanya Saja. Ahlul Qur’an (Sejati) adalah Yang Mengamalkannya, Meskipun Ia Belum Hafal Qur’an. Orang-orang Yang Mengamalkan Al-Qur’an; Menjalankan Perintah dan Menjauhi Larangan, serta Tidak Melanggar Batasan-batasan Yang Digariskan Al-Qur’an, Mereka Itulah yang dimaksud Ahlul Qur’an, Keluarga Alloohu ﷻ serta Orang-Orang Pilihan-Nya. Merekalah Hamba Alloohu ﷻ Yang Paling Istimewa.
Adapun Orang Yang Hafal Al-Qur’an, Membaguskan Bacaan Qur’an-nya, Membaca Setiap Hurufnya Dengan Baik. Namun Jika Ia Menyepelekan Batasan-batasan Yang Digariskan Al-Qur’an, Ia Bukan Termasuk Dari Ahlul Qur’an. Tidak Pula Termasuk dari Orang-Orang Khususnya Alloohu ﷻ.
Jadi Ahlul Qur’an adalah Orang Yang Berpedoman Dengan Al-Qur’an (Dalam Gerak-gerik Kehidupannya), Ia Tidak Menjadikan Selain Al-Qur’an Sebagai Panutan. Mereka Mengambil Fiqih, Hukum-hukum Dari Al-Qur’an, serta Menjadikannya Sebagai Pedoman Dalam Beragama..”.
(Sumber: Syarah Risalah Al-‘Ubudiyyah halaman: 64. Dar Ibnul Jauzi, Cetakan pertama; th 1435 H.)
FAWAID HADITS:
Ada Beberapa Faedah Yang Bisa Kita Ambil Dari Hadits Ini, antara lain:
1. Diantara Metode Nabi Muhammad ﷺ Didalam Menyampaikan Ilmu kepada Para Sahabat, Dengan Menyampaikan Kalimat Yang Menarik Perhatian Mereka, Sehingga Mereka Bertanya dan Siap Menerima Ilmu.
2. Alloohu ﷻ Mempunyai Ahli (Keluarga) dari Kalangan Manusia. Syaikh Syu’aib al-Arnauth Berkata, “Ahli (Keluarga) Alloohu تعالى yaitu: Wali-wali-Nya (Kekasih-kekasih-Nya), Orang-Orang Yang Mendapatkan Kekhususan Dari-Nya”. (Takhrij Musnad Ahmad, 19/297)
3. Ahli Al-Qur’an adalah Ahli (Keluarga) Alloohu ﷻ. Syaikh Syu’aib al-Arnauth Berkata, “Ahli Al-Qur’an yaitu: Orang-Orang Yang Menjaga Al-Qur’an, Mereka Membacanya Diwaktu-waktu Malam, dan Ujung-ujung Siang (yaitu Pagi dan Sore)”. (Takhrij Musnad Ahmad, 19/297). Syaikh Muhammad Fuad Abdul Baqi Berkata, “Ahli Al-Qur’an yaitu: Orang-Orang Yang Menghafal Al-Qur’an dan Mengamalkannya”. (Catatan Kaki Sunan Ibnu Majah, no. 215)
4. Keutamaan Menyibukkan Diri Dengan Al-Qur’an, yaitu Dengan Membacanya, Menghafalnya, Mempelajarinya, Memahaminya, Meyakininya, Mengamalkannya, dan Mengajarkannya Kepada Orang Lain.
Inilah Sedikit Penjelasan Tentang Hadits Yang Agung Ini. Semoga Alloohu تعالى Selalu Memudahkan Kita Untuk Melaksanakan Keta'atan dan Menjauhi Kemaksiatan. Dan Selalu Membimbing Kita Diatas Jalan Kebenaran Menuju Surga-Nya Yang Penuh Kenikmatan.
والله تعالى أعلم بالصواب،
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين.
Semoga Bermanfa'at.
Mohon Ta’awunnya untuk Menyebarkan Dakwah Tauhid Dan Sunnah Ini. Semoga Menjadi Sebab Hidayah Bagi Orang Lain Dan Sebagai Pemberat Timbangan Kebaikan Kita Di Akhirat Kelak, In Syaa Alloohu تعالى.
Tumblr media
0 notes
blogalloh · 1 year
Text
Menjadikan Khatam Al Qur’an Sebagai Ibadah Dengan Membacanya Saat Sholat. #Dakwah #Islam
Tumblr media
Al-Quran adalah kitab pedoman dan petunjuk yang mesti dihafal, dipelajari dan diamalkan kandungannya oleh umat islam. Sebagaimana diisyaratkan dalam banyak ayat Al-Quran, diantaranya: إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا (9) “Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al Isra’: 9) Menjadikan Khatam Al Qur’an Sebagai Ibadah Dengan Membacanya Saat Sholat. Dengan menghafal dan membawanya dalam dada, maka seseorang telah menutupi celah kewajiban kifayah yang diembankan oleh Allah ta’ala atas umat ini untuk menjaga Kitab Suci-Nya, dan ia berhak menyandang gelar sebagai salah satu penjaga Al-Quran: إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ (9) [الحجر: 9] “Sesungguhnya Kami menurunkan al-Dzikra (Al-Quran), dan sesungguhnya Kami sungguh akan menjaganya” (QS Al Hijr : 13). Allah ta’ala telah menjaga Kitab Suci Al-Quran lewat dua cara: tulisan mushaf dan dada para penghafal Al-Quran. Namun penjagaan yang paling kokoh adalah lewat dada-dada para penghafal dan pengkajinya, karena mushaf-mushaf Al-Quran bisa saja punah dari masa kemasa atau dari suatu negeri tertentu dengan faktor peperangan atau faktor lainnya sebagaimana yang terjadi pada beberapa negeri islam dizaman penjajahan Uni Sovyet saat mushaf-mushaf dibakar, namun sebagian anak-anak umat islam masih tetap bisa menghafal Al-Quran lewat kekuatan daya ingat para penghafal yang menyimpan ayat-ayat Al-Quran dalam dada mereka. Ketahuilah bahwa sekedar Allah menitipkan penjagaan Al-Quran ini pada seorang muslim untuk selalu ia hafal, kaji dan amalkan, maka Dia telah mengistimewakan dirinya dengan satu keistimewaan yang tidak bisa ditandingi oleh keutamaan apapun, sebagaimana dalam firman-Nya: ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا [فاطر: 32] “…Lalu Kami mewariskan Kitab ini (Al-Quran) terhadap orang-orang yang terpilih dari hamba-hamba Kami…” (QS Fathir: 32 ). Walaupun hamba-hamba terpilih yang ada dalam ayat ini adalah kaum muslimin secara umum, namun para penghafal dan para pengkaji Al-Quran lah yang paling utama masuk dalam golongan hamba-hamba terpilih tersebut. Dalam hadis, Rasulullah shallallahu’alaihi waallam bersabda: “إن لله أهلين من الناس. قالوا: يا رسول الله، من هم؟ قال: “هم أهل القرآن، أهل الله وخاصَّته” “Sesungguhnya Allah memilki kerabat dari kalangan manusia”, para sahabat bertanya: “Siapakah mereka?”, beliau menjawab: “Ahli Al-Quran, merekalah kerabat Allah dan orang-orang istimewa disisi-Nya” (hasan, HR Ibnu Majah: 215, dan Ahmad: 1127). Oleh karena itu, bukan suatu hal aneh bila Allah ta’ala menetapkan mereka sebagai manusia-manusia terbaik, sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam: «خيركم من تعلم القرآن وعلمه» “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya”. (HR Bukhari: 5027). Juga dalam sabdanya: إن الله يرفع بهذا الكتاب أقواما، ويضع به آخرين “Sesungguhnya dengan Kitab inilah (Al-Quran), Allah mengangkat derajat suatu kaum dan merendahkan derajat selain mereka”. (HR Muslim: 817). Diantara sekian banyak keutamaan Al-Quran adalah adanya syafaat dari Al-Quran itu sendiri di akhirat kelak terhadap orang-orang yang menghafalnya, mengkajinya dan mengamalkan kandungannya, sebagaimana dalam hadis: الصيام والقرآن يشفعان للعبد يوم القيامة “Puasa dan Al-Quran akan memberikan syafaat pada seorang hamba dihari kiamat kelak”. (HR Ahmad:6626, dan al-Hakim: 1/554, hasan li ghairihi). Diantara sekian jenis syafaat Al-Quran tersebut adalah : 1.Al-Quran sebagai pemberi syafaat untuk masuk surga. Dalam hadis shahih Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: اقرءوا القرآن فإنه يأتي يوم القيامة شفيعا لأصحابه، اقرءوا الزهراوين البقرة، وسورة آل عمران، فإنهما تأتيان يوم القيامة كأنهما غمامتان، أو كأنهما غيايتان، أو كأنهما فرقان من طير صواف، تحاجان عن أصحابهما
“Bacalah Al-Qur’an karena Al-Quran akan datang pada hari kiamat nanti sebagai pemberi syafaat bagi yang membacanya (dengan tadabbur dan mengamalkannya). Bacalah al-Zahrawain (dua cahaya) yaitu surat Al-Baqarah dan Ali ‘Imran karena keduanya datang pada hari kiamat nanti seperti dua awan atau seperti dua cahaya sinar matahari atau seperti dua ekor burung yang membentangkan sayapnya, keduanya akan menjadi pembela bagi yang rajin membaca dua surat tersebut.” (HR. Muslim: 1910). Syaikh Faishal al-Mubarak rahimahullah menjelaskan: “Hadis ini merupakan motivasi dan perintah agar kita terus membaca Al-Quran, dan bahwasanya ia memberikan syafaat bagi penjaganya yaitu orang-orang yang selalu membacanya, berpegang teguh dengan kandungannya, melaksanakan perintahnya, dan menjauhi larangannya”. (Tathriz Riyadh al-Shalihih: 579). Al-‘Allamah AbdurRauf al-Munawi rahimahullah menjelaskan bahwa orang yang hanya membaca atau menghafal ayat-ayatnya tanpa mempedulikan aplikasi kandungannya maka ia tidak dianggap sebagai penjaga Al-Quran yang berhak mendapatkan syafaatnya. (Faidh al-Qadir Syarh al-Jaami’ al-Shaghir: 2/66). 2.Al-Quran sebagai pengangkat derajat dalam surga. Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: يقالُ لصاحبِ القرآن: اقرَأ وارتَقِ، ورتِّل كما كُنْتَ ترتِّل في الدُنيا، فإن منزِلَكَ عندَ آخرِ آية تقرؤها “Dikatakan pada orang yang menjadi penjaga Al-Qur’an: bacalah dengan tartil sebagaimana engkau dulu sewaktu di dunia membacanya dengan tartil, karena sesungguhnya kedudukanmu (tingginya derajatmu disurga) adalah tergantung pada akhir ayat yang engkau baca”. (shahih, HR Abu Daud: 1464 dan Tirmidzi: 3141). Para ulama rahimahumullah menyatakan bahwa setiap seseorang membaca satu ayat, maka ia akan dinaikkan satu tingkatan surga hingga ia berhenti pada ayat terakhir hafalannya. Aisyah radhiyallahu’anha berkata: “Sesungguhnya jumlah tingkatan surga itu sebanyak jumlah ayat Al-Quran, dan tidak ada satupun penghuni surga yang lebih utama (tinggi tingkatannya) daripada pembaca Al-Quran”. (Mushannaf Ibnu Abi Syaibah: 29952, hasan). 3.Al-Quran menghindarkan penjaganya dari adanya hisab / penghitungan amalan yang buruk. Dalam Mushannaf Ibnu Abi Syaibah (29955, dengan sanad shahih), Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma berkata: “Siapa yang membaca Al-Quran dan mengikuti petunjuknya, maka Allah akan memberinya hidayah didunia, dan melindunginya dari buruknya hisab amalan dihari kiamat kelak, karena Allah telah berfirman: “Maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku maka ia tidak akan sesat (didunia) dan sengsara (diakhirat)”, (QS Thaha: 123)”. Dalam tafsir ayat ini, Imam Ibnu ‘Aasyur rahimahullah berkata: “Firman-Nya dalam ayat ini “maka ia tidak akan sesat” bermakna bahwa bila seseorang mengikuti petunjuk yang berasal dari Allah yang diturunkan lewat lisan Rasul-Nya maka ia akan diselamatkan dari adanya kesesatan didunia ini … adapun makna “tidak akan sengsara” adalah tidak mendapatkan kesengsaraan diakhirat nanti sebab bila ia telah selamat dari kesesatan didunia ini, maka dengan serta merta ia juga akan selamat dari kesengsaraan diakhirat kelak”. (Tafsir al-Tahrir wa al-Tanwir: 16/330-331, ringkasan). 4.Kedua orangtua penjaga Al-Quran mendapatkan syafaat kemuliaan diakhirat kelak. Dalam hadis disebutkan: “Barangsiapa membaca Al-Qur’an dan mengamalkan apa yang terkandung di dalamnya, maka kedua orang tuanya akan dipakaikan mahkota pada hari kiamat yang cahayanya lebih terang daripada cahaya matahari seandainya berada dirumah-rumah kalian di dunia ini. Maka bagaimana menurut perkiraan kalian mengenai (ganjaran pahala) orang yang mengamalkannya?” (HR Abu Daud: 1453, hasan li ghairihi). Hadis ini menjelaskan secara gamblang bahwa keutamaan ini hanya didapatkan oleh kedua orangtua penjaga Al-Quran yang membaca atau menghafal dan mengamalkannya. Syaikh Abdul’Aziz al-Rajihi hafidzhahullah berkata: “Para penjaga Al-Quran adalah orang-orang yang mengamalkan kandungannya meskipun mereka tidak menghafalnya diluar kepala, sebab
itu barangsiapa yang membaca Al-Quran dan mengamalkan kandungannya maka ia sudah termasuk kerabat Allah secara khusus baik ia menghafalnya diluar kepala atau tidak, namun bila ia menghafalnya maka tentunya sangat utama, dan bila ia tidak menghafalnya dan hanya selalu membacanya lewat mushaf dengan selalu mengamalkan kandungannya, maka ia termasuk dalam golongan penjaga Al-Quran”. (Syarah Sunan Ibnu Majah: pel.14/5). Inilah beberapa jenis syafaat Al-Quran terhadap para penjaganya diakhirat kelak, semoga kita semua termasuk dalam golongan yang diberikan syafaat olehnya dihadapan Allah ta’ala kelak, aamiin. Oleh Ustadz Maulana La Eda, Lc.Sumber dari: https://wahdah.or.id/empat-syafaat-al-quran/ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Menjadikan Khatam Al Qur’an Sebagai Ibadah Dengan Membacanya Saat Sholat.
1 note · View note
dtpeduli-lampung · 1 year
Photo
Tumblr media
Alhamdulillah! Santri Pondok Pesantren di Pekanbaru dan Bengkalis, Riau, kini bisa belajar dan menghafal Al-Qur’an lebih nyaman. Ruang kelas baru dan asrama baru, program kemaslahatan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) sudah mulai dimanfaatkan. Peresmian dan serah terima dilaksanakan pada Kamis (23/2) di Pondok Pesantren Baitul Qur’an, Pekanbaru. Semoga, kehadiran ruang kelas baru dan asrama ini menambah semangat anak-anak negeri untuk menggapai cita-cita mereka. www.dtpeduli.org https://www.instagram.com/p/CpGjrhPyuh5/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
ifqi · 1 year
Text
Karakteristik peserta didik yang berbeda-beda menjadi alasan untuk dibuatnya tips untuk menghadapinya dengan tujuan agar pembelajaran tetap berjalan efektif. Berikut adalah tips menghadapi karakteristik peserta didik berdasarkan profiling peserta didik:
1. Etnik : Meningkatkan nilai toleransi adanya perbedaan etnik dengan cara guru memberikan pengawasan dan himbauan untuk saling menghargai perbedaan.
2. Kultural: melaksanakan kegiatan yang memperkuat nilai kultur budaya Indonesia seperti menerapkan 5S (senyum, sapa, salam, sopan santun) dan berbagai kegiatankeagamaan seperti menghafal asmaulhusna, membaca al-qur’an, hafalan surat pendek, kegiatan renungan bagi non muslim, dan lain sebagainya.
3. Sosial Ekonomi: Memperlakukan peserta didik dengan sama tidak membedakan sosial ekonomi mereka, misalnya semua peserta didik mendapatkan hak yang sama seperti fasilitas buku, ruang belajar, dan lain sebagainya.
4. Minat Belajar: Dalam menghadapi perbedaan minat belajar siswa yang beragam, guru dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan missal dengan menyisipkan ice-breaking.
5. Kognitif: Usia SMP adalah usia Operasional Formal, hampir seluruh peserta didik sedang ditahap tersebut. Dengan usia yang rata-rata sama tiap angkatannya. Sehingga tidak begitu menimbulkan perbedaan yang mencolok apakah ada yang jauh lebih tua atau jauh lebih muda.
6. Kemampuan Awal: Kemampuan awal peserta didik berbeda-beda. Untuk peserta didik kelas 7 pada mata pelajaran bahasa Inggris bisa disebut rending-sedang, karena sebelumnya mereka tidak diajarkan bahasa inggris saat sekolah dasar dan akibat pandemi selama dua tahun. Upaya untuk mengatasinya adalah guru memberikan pembelajaran dari yang paling sederhana ke kompleks.
7. Gaya belajar : Perbedaan gaya belajar pasti terjadi di setiap rombongan belajar, namun usia SMP kebanyakan memiliki gaya belajar Visual Auditori. Hal tersebut mengharuskan guru untuk berkreasi dalam menyampaikan pembelajaran menggunakan gambar dan video.
8. Motivasi Belajar: Perbedaan motivasi belajar peserta didik menjadi tantangan bagi guru untuk dapat menyamaratakan motivasi dengan cara membuat pembelajaran yang interaktif dan tidak membosankan dengan dukungan fasilitas yang baik dan nyaman supaya peserta didik semangat untuk mengikuti pembelajaran.
9. Perkembangan emosi: peserta didik usia SMP memiliki perkembangan emosi yang labil. Mereka cenderung ekspresif namun sesekali bisa jadi sanagt pendiam. Usia mereka adalah usia ingin mencoba berbagai hal. Cara mengatasinya yakni dengan pendekatan guru secara personal dan dengan bantuan BK.
10. Perkembangan moral: Setiap peserta didik memeiliki keragaman karakteristik baik dalam hal moral. Oleh karena itu untuk membentuk moral yang baik, guru perlu menjadi contoh yang baik untuk peserta didik. Guru juga harus mengontrol peserta didik supaya mereka tetap berperilaku yang baik sesuai norma-norma yang berlaku disekolah dan masyarakat.
0 notes
mardamind · 1 year
Text
Hari ke-18
Obsesi saja tak pernah cukup kecuali dibarengi dengan keberanian untuk menderita mencapai mimpi tersebut. Sebagaimana kata passion yang berasal dari bahasa latin yang artinya penderitaan. Jadi, hanya orang yang berani menderitalah yang bisa menemukan passion-nya.
Jika kau temukan orang yang kerjanya tidur pagi dan banyak makan lalu malamnya begadang main judi dan dia berkata aku ingin mengejar passion, maka curigailah dia itu orang senewen.
***
Aku ingin jadi orang yang “tidak bisa disebutkan namanya satu-persatu.”
Menjadi satu dari bagian orang yang tidak dikenal sosoknya, namun yang diketahui hanya kontribusinya. Aku pernah melihat tulisan itu, oh ya, di suatu kajian ekslusif. Hebat ya, orang itu, kontribusinya pada dakwah memberikan fasilitas yang baik, namun pesertanya sendiri tidak mengenal siapakah mereka yang telah bermurah hati menyumbangkan sebagian hartanya itu?
***
Tiada penghargaan tertinggi bagi seorang penghafal Qur’an selain hati yang istiqomah murojaah.
Banyak tersedia di luar sana cara-cara menghafal Al-Quran; metode 30 hari, metode menghafal semudah senyuman, dan lain-lain. Beragam metode ada semua, mungkin yang belum ada metode menghafal semudah membalikkan telapak tangan, karena memang itu tidak akan pernah terjadi.
Namun jangan pernah lupakan bahwa secanggih apa pun metode menghafal yang kalian pakai, tidak ada metode yang lebih baik dari satu cara: MUROJAAH.
Tumblr media
0 notes
fiahlthfh · 2 years
Text
Malu.
Berulang kali malu pada diri sendiri, malu melihat realita teman-teman yang bisa wisuda tahfidz tanpa tampak kapan mereka murajaah nya? 
Tertampar juga berulang kali, sudah sejauh ini tapi masih saja merasa sibuk sehingga Al-Qur’an tak dapat didekati sedekat-dekatnya. Wahai diri, kamu kemana aja?
Malu aku Ya Allah, malu pada engkau yang selalu membuka pintu untuk bisa berteman dekat dengan Al-Qur’an tapi tak jua aku raih dengan cepat.
Malu aku ya Rabb, berulang kali menangis ingin dekat tapi lagi-lagi jatuh dalam lubang yang sama. Ku tata lagi, tapi masih saja begitu. 
Ya Rabb, ampuni aku yang ketika menghafal kulupakan niat karena Mu, yang ketika sudah hafal merasa aman saja dengan hafalan yang ada , lalu lupa mengulangnya. 
0 notes
rahmad8885 · 2 years
Text
📖 *7 SYARAT LAA ILAAHA ILLALLAH*
❅ https://t.me/MuliaDenganSunnah
❗Ketahuilah saudaraku, semoga Allah memberi anda taufiq dalam ketaatan, bahwa kalimat “Laa ilaaha illallah” tidaklah diterima dari orang yang mengucapkannya kecuali ia menunaikan haknya dan kewajibannya serta memenuhi syarat-syarat yang dijelaskan dalam Al Qur’an dan As Sunnah. Yaitu 7 syarat yang penting untuk diketahui oleh setiap Muslim dan penting untuk mengamalkannya. Betapa banyak orang awam yang jika mereka berkumpul lalu ditanya mengenai syarat-syarat ini, mereka tidak mengetahuinya. Dan betapa banyak juga orang yang sudah menghafal syarat-syarat ini, namun ia lepaskan seperti lepasnya anak panah, ia terjerumus dalam hal-hal yang bertentangan dengan syarat-syarat tersebut. Maka yang diharapkan adalah ilmu dan amal secara bersamaan, agar seseorang menjadi pengucap “Laa ilaaha illallah” yang sejati dan jujur dalam mengucapkannya. Dan menjadi seorang ahli tauhid yang sejati pula. Dan sungguh taufiq itu hanya di tangan Allah semata.
👤 Dan salafus shalih terdahulu telah mengisyaratkan pentingnya syarat-syarat “Laa ilaaha illallah” dan wajibnya berpegang teguh padanya. Di antara perkataan mereka:
🎙 Riwayat dari Al Hasan Al Bashri rahimahullah, ketika ia ditanya: “orang-orang mengatakan bahwa barangsiapa yang mengucapkan Laa ilaaha illallah pasti akan masuk surga”. Al Hasan berkata:
من قال « لا إله إلا الله » فأدَّى حقها وفرضها دخل الجنة
“barangsiapa yang mengucapkan Laa ilaaha illallah, lalu menunaikan hak dan kewajibannya (konsekuensinya), pasti akan masuk surga“
🎙 Al Hasan pernah berkata kepada Al Farazdaq, ketika ia menguburkan istrinya:
ما أعددتَ لهذا اليوم ؟ قال : شهادة أن لا إله إلا الله منذ سبعين سنة، فقال الحسن : “نعم العدة لكن لـِ « لا إله إلا الله » شروطاً ؛ فإياك وقذف المحصنات
“apa yang engkau persiapkan untuk hari ini (hari kematianmu kelak)? Al Farazdaq berkata: syahadat Laa ilaaha illallah sejak 70 tahun yang lalu. Lalu Al Hasan berkata: iya benar, itulah bekal. Namun Laa ilaaha illallah memiliki syarat-syarat. Maka hendaknya engkau jauhi perbuatan menuduh zina wanita yang baik-baik“
🎙 Wahab bin Munabbih ditanya, “bukanlah kunci surga itu adalah Laa ilaaha illallah?”, ia menjawab:
بلى ؛ ولكن ما من مفتاح إلا له أسنان ، فإن أتيت بمفتاح له أسنان فُتح لك ، وإلا لم يُفتح لك ” ، يشير بالأسنان إلى شروط «لا إله إلا الله» الواجب التزامها على كل مكلف
“iya benar, namun setiap kunci itu pasti ada giginya. Jika engkau datang membawa kunci yang memiliki gigi, maka akan terbuka. Namun jika tidak ada giginya, maka tidak akan terbuka“.
🎓 Beliau mengisyaratkan gigi dari kunci untuk memaksudkan syarat-syarat Laa ilaaha illallah yang wajib dipegang teguh oleh setiap mukallaf.
✏ Dan syarat-syarat Laa ilaaha illallah ada 7 seperti sudah disebutkan, yaitu
➡1. Al Ilmu (mengilmui), dalam menafikan dan menetapkan. Kebalikannya adalah Al Jahl (kebodohan).
➡2. Al Yaqin (meyakini), kebalikannya adalah Asy Syak dan Ar Rayb (keraguan).
➡3. Al Ikhlash (ikhlas), kebalikannya adalah Asy Syirku (syirik) dan Ar Riya’ (riya).
➡4. Ash Shidqu (membenarkan), kebalikannya adalah Al Kadzabu (mendustakan).
➡5. Al Mahabbah (mencintai), kebalikannya adalah Al Karhu (membenci).
➡6. Al Inqiyadu (menaati), kebalikannya adalah At Tarku (tidak taat).
➡7. Al Qabulu (menerima), kebalikannya adalah Ar Raddu (menolak).
🌍Sumber : https://muslim.or.id/22183-syarat-laa-ilaaha-illallah.html
✒ 𝑬𝒅𝒊𝒕𝒐𝒓 : 𝑨𝒅𝒎𝒊𝒏 AsySyamil.com
📡 𝐑𝐚𝐢𝐡 𝐚𝐦𝐚𝐥 𝐬𝐡𝐚𝐥𝐢𝐡 𝐝𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐲𝐞𝐛𝐚𝐫𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐫𝐢𝐦𝐚𝐧 𝐢𝐧𝐢 , 𝐬𝐞𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐦𝐚𝐧𝐟𝐚𝐚𝐭.
•═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════•
🖋📖 𝙈𝙐𝙇𝙄𝘼 𝘿𝙀𝙉𝙂𝘼𝙉 𝙎𝙐𝙉𝙉𝘼𝙃 📖🖋
🌐 https://t.me/MuliaDenganSunnah
🗳 http://bit.ly/Asy-SyamilcomDonasi
🅾 bit.ly/AsySyamilYoutubeChannel
🔄 https://t.me/RisalahSunnah
👥 https://bit.ly/JoinGrupKami
💠️ 𝐅𝐁 : https://goo.gl/tJdKZY
🛰 𝐀𝐩𝐩 : bit.ly/AsySyamilApp
📱 𝐀𝐝𝐦𝐢𝐧 : 081381173870
0 notes
ainunjariyahs-blog · 2 years
Text
part terbaik dalam sejarah perjalanan hidup
Tumblr media
kini kuceritakan perjlananku bersama mereka, yang merupakan part terbaik, terindah sepanjang perjalanan hidupku di kota Malang.
jika malang adalah sebuah luka dan di malang juga aku menemukan obatnya. perkenalkan mereka adalah sebagian orang-orang hebat yang mengisi hari-hari ku, mereka adalah santri Rumah Tahfidz Bustanul Qur’an, berserta ustadz ustadzah dan MasyaAllah luarbiasa.
Allah pertemukan aku dengan mereka bukan tanpa tujuan, tepat saat aku dalam keadaan tidak baik-baik saja, seakan dunia terhenti, hati tercabik cabik, iman menurun drastis hingga ibadah terasa hambar tak berbekas. saat aku tak mempercayai siapapun saat itu pula aku tergerak untuk lebih mendekat dengan Allah. tepat pada penghujung 2020 aku tergabung bersama mereka, keluarga besar Rumah Tahfidz Bustanul Qur’an.
disini aku temui banyak pelajaran, pengalaman dan hal yang lain.bersama mereka yang banyak mengukir kisah dan kenangan bersama. seakan aku menemukan keluarga yang selama ini aku cari. keluarga perantauan yang sama-sama berjuang menuntut ilmu tidak hanya di perkuliahan namun di sebuah tempat yang bernama pondok pesantren. hebat bukan ? mereka adalah manusia-manusia sibuk yang sibuknya bermanfaat, setiap aktivitasnya berkah, setiap hari tak pernah absen untuk melantunkan kalam-Nya, menghafal ayat demi ayat Al-Qur’an yang mungkin itu tak mudah, namun mereka mampu berjuang meski banyak rintangan dan tantangan.
aku bingung bercerita apa lagi mengenai mereka, yang jelas aku bersyukur banget punya mereka, terkadang terlintas bagaimana jika aku harus meninggalkan mereka ?
tetapi setiap perjalanan pasti ada yang meninggalkan dan yang ditinggalkan, semoga ukhuwah slalu terjaga hingga nanti ke jannah.
terimakasih sudah menciptakan kenangan, terimakasih sudah berjuang.
0 notes
asdcxcvsdf · 2 years
Text
Sadar, Sabar, Syukur
In The Name Of Ar Rahman
By: Malika Azkadina
“Kenapa rasa iri selalu muncul ketika aku melihat orang lain mendapat nikmat yang lebih baik dariku? Aku takut jika aku menjadi orang yang kufur nikmat, Ra. Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana agar aku tidak mudah iri dan hasad kepada temanku? Astagfirullahal adzhim.” Ucap Malika sesenggukan sembari mengusap air matanya.
Ammara hanya diam dengan terus mengelus punggungnya. Ia tahu. Sejak awal masuk di bangku perkuliahan jurusan tafsir Al-Qur’an, Malika selalu berusaha untuk memahami dan mengejar ketertinggalan dalam berbagai ilmu, terutama ilmu agama. Namun, entah mengapa semua itu sulit untuk ia pahami.
Sistem perkuliahan di kampus menuntut mereka untuk bisa menghafal Al-Qur’an 30 juz. Mayoritas teman-teman mereka pun sudah banyak yang khatam sebelum masuk ke dunia perkuliahan. Termasuk Ammara Zalsabila, sahabatnya. Ia telah hafal Al-Qur’an sejak usia 15 tahun.
“Aku sudah berusaha untuk selalu sabar, Ra. Tapi, mengapa nikmat itu tidak datang padaku? Aku harus mewujudkan impian dan harapan kedua orang tuaku. Aku tidak mau hal itu tertunda. Aku juga khawatir hal itu tidak akan terwujud ketika ajal menjemputku.” Lanjut Malika dengan suara lirih yang terdengar seperti bisikan.
“Ma, dengarkan aku. Saat ini, tugasmu adalah harus terus bersabar dan berusaha semaksimal mungkin, masalah hasil biarlah Allah yang menentukan. Urusan nikmat itu hanya Allah yang paling berhak menentukan. Percayalah. Yakinlah. Dia lebih tau apa yang kita butuhkan. Mintalah kepada Allah untuk menambah porsi kesabaran demi hati dan jiwamu. Aku tahu bagaimana gelisahnya kamu ketika tidak mencapai target hafalan per semester. Aku paham bagaimana rasanya menjadi orang yang merasa kurang membawa menafaat bagi orang lain, bahkan minder dengan kehebatan juga kelebihan mereka. Aku pun pernah diposisimu, Ma. Tapi, iri tidaklah menyelesaikan masalah. Bahkan dampaknya sangatlah buruk. Ia dapat mengikis keyakinanmu terhadap nikmat yang telah Allah anugerahkan. Setiap orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Hal itu wajar, Ma. Lumrah. 2 hal itu ada ditujukan untuk saling melengkapi bukan untuk saling menyelisihi, apalagi menjadikannya sebagai ajang untuk berlomba-lomba menentukan siapa yang paling hebat. Apakah kamu masih ingat dengan apa yang disampaikan Ustadz Afif ketika kajian ahad pagi kemarin?”
“Iya, Ra. Aku masih ingat. Kata Ustadz Afif, seorang hamba tidak akan diuji oleh RabbNya diluar batas kemampuan hambaNya, dan orang yang dipilih itulah yang paling dapat menyelesaikan ujian yang diberikan. Salah satunya ketika kita diberi ujian berupa kesulitan dalam menghafal Al-Qur’an, disitulah sebenarnya Allah ingin dosa-dosa dan kemaksiatan yang pernah kita lakukan dimasa lalu dapat terhapus. Allah ingin mendengar bacaan Al-Qur’an kita lebih banyak dari biasa yang kita baca. Allah pun dengan sifat Maha Pemurahnya ingin memberi pahala berkali-kali lipat kepada kita atas usaha yang kita lakukan dalam menghafal Al-Qur’an.”
“Masyaallah. Betul sekali. Tanggung jawab penghafal Al-Qur’an itu besar, Ma. Karena apabila hafalan yang kita hafalkan itu hilang, maka kita di cap sebagai orang yang tidak amanah, sebab kita tidak bisa menjaga amanah berupa nikmat Al-Qur’an dengan sebaik mungkin. Ingat, tidak semua orang bisa mendapatkan nikmat ini. Ada orang yang mungkin hafal Al-Qur’an 30 juz lancar, paham maknanya, dan paham tafsirnya, namun apakah hatinya diberi petunjuk oleh Allah untuk beriman kepadaNya? Tidak, Ma. Maka, sudah seharusnya kita selalu berdoa meminta petunjuk kepada Allah agar selalu ditetapkan di jalan yang lurus, jalan yang ditempuh oleh para generasi terbaik dan shalafush sholih. Nah, pertanyaannya apakah kamu sudah siap dengan segala konsekuensi yang ada?”
“Aku harus siap dengan segala konsekuensinya, Ra. Aku tahu tanggung jawab itu berat. Tapi, semua itu harus aku hadapi. Karena menjadi penghafal Al-Qur’an adalah harapan kedua orang tuaku juga harapanku. Harapan yang harus diperjuangkan selama aku masih diberi kesempatan untuk beramal. Dan lagi aku adalah anak tunggal. Mereka hanya dapat menaruh harapan padaku, berharap semoga aku dapat menjadi wasilah untuk menjadi keluarga Allah di dunia dan di surga kelak.”
Ammara tersenyum mendengar pengakuan Malika. Sebenarnya ia tak perlu terlalu banyak menasehati, karena tanpa Malika sadari, pengetahuan nya sangatlah luas, ia dapat menemukan solusi sendiri ketika ada masalah yang menimpanya. Namun, karena penyakit ‘minder’nya itulah yang membuatnya sulit untuk berkembang.
“Jadi, apa yang harus kamu lakukan sekarang?”
“Banyak bersyukur?”
“Nah, itu tau. Kamu itu hebat, Malika. Hanya saja kamu kurang percaya diri dan takut untuk memulai hal baru. Jadi, mulai sekarang kamu harus bisa merubah mindset kamu dengan kata-kata positif yang bisa membangun diri kamu.”
“Seperti yang dikatakan oleh Ustadz Syihab itu, kan? Bahwa kita adalah kumpulan kata-kata?”
“Benar. Apalagi?”
“Apapun masalah kita, ambil hikmahnya.”
“Oke. Ada lagi?”
“Oh iya, Ustadz Afif juga pernah menyampaikan bahwa kita tidak boleh hasad kepada teman kita, sehingga kita menjadi penghambat mereka untuk mengembangkan potensinya. Karena apapun yang didapatkan oleh teman-teman kita, semuanya adalah karunia dari Allah, bukan sebab dia kaya, cerdas, ataupun bertahta. Apabila Allah sudah berkehendak untuk mengambilnya, maka Dia akan mencabutnya tanpa sisa.”
“Dan tidak boleh membenci orang yang memiliki kelebihan dibanding kita. Setuju?”
“Setuju, dong.”
“Jadi, Ra…”
“Iya?”
“Bantu aku untuk terus berjuang ya, Ra.”
“Inshaallah. Pasti. Selama aku mampu untuk membantu, akan aku bantu.”
“Aku harus berjuang mewujudkan harapan yang sudah kumulai dari awal. Aku bertekad untuk meyelesaikan apa yang sudah aku mulai. Jadilah pemanduku, Ra”
Ammara hanya mengangguk ta’zhim dan memeluk Malika dengan penuh pengertian, layaknya seorang sahabat yang sudah lama tidak bertemu.
1 note · View note